Upload
tranhuong
View
213
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ELEKTRONIK
KARTU TANDA PENDUDUK (e KTP)
(Studi Kasus di Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjungpinang).
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial padaUniversitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang
Oleh :
RAJA SHAH ABU BAKARNIM : 090563201049
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARAFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)TANJUNGPINANG
2013
A B S T R A K
Skripsi ini membahas tentang Implementasi Kebijakan Elektronik KartuTanda Penduduk (e KTP) pada Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjungpinang.Indikator yang dapat di lihat dalam proses Implementasi Kebijakan ini meliputiKomunikasi, Sumber-sumber, Kecenderungan-kecenderungan dan StrukturBirokrasi.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Implementasi Kebijakantersebut dalam menangani masalah kesejahteraan masyarakat dan pembangunandalam hal ini salah satu manfaat dari Elektronik Kartu Tanda Penduduk (e KTP)yaitu mencegah penyalahgunaan dokumen kependudukan akan tetapi terdapatbeberapa kendala diantaranya dikarenakan di Kecamatan Bukit Bestari KotaTanjungpinang merupakan salah satu diantara empat kecamatan daerah yangterpadat, kemudian dari pada itu terikat dengan desakan pemerintah pusat yangberdasarkan Peraturan Presiden No:126/2012 tentang Implementasi KebijakanElektronik Kartu Tanda Penduduk (e KTP) diwajibkan tahun 2013 harus selesai.
Penelitian ini menggunakan Teori George C.Edward III (1980:10) danjenis penelitiannya adalah deskriptif. Adapun responden yang diteliti oleh Penelitiberjumlah 23 (dua puluh tiga) orang pegawai kantor Kecamatan Bukit Bestari KotaTanjungpinang. Sumber data di peroleh dalam bentuk data primer dan datasekunder. Dimana teknik di dalam pengumpulan data dilakukan dengan caraWawancara dan Observasi. Adapun data yang diperoleh tersebut di analisa denganmenggunakan Metode deskriptif.
Dari hasil analisa dalam kebijakan ini dapat disimpulkan bahwa untukdimensi komunikasi kebijakan ini belum berjalan dengan baik, sehinggakomunikasi tersebut kurang dipahami dengan baik oleh masyarakat KecamatanBukit Bestari. Selanjutnya pada dimensi sumber-sumber ketersediaan yangmenunjang pelaksanaan kebijakan ini belum begitu memadai diantaranyakurangnya staf yang membidangi pelaksanaan kebijakan Elektronik Kartu TandaPenduduk (e KTP), fasilitas yang minim diantaranya Perangkat keras, pegawai,guna proses pengimputan data administrasi kependudukan. Kemudian dalamdimensi kecenderungan-kecenderungan dapat disimpulkan juga sudah baik yaknidapat dilihat dari hasil wawancara dengan staf dan Camat Bukit Bestari yangmenjelaskan untuk insentif bagi pelaksana kebijakan sudah diatur berdasarkanUndang-undang nomor 23 tahun 2006 tentang administrasi kependudukan danPerda No.02 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Pendaftaran Penduduk danCatatan Sipil. Selanjutnya pada dimensi struktur birokrasi pemerintah sudahmelaksanakan kewajibannya dengan baik dengan menyediakan petunjuk teknis danpembagian tugas yang jelas dari suatu kebijakan.
Kata kunci : Implementasi, Kebijakan.
ABSTRACT
This researsh discussing aboul the Implementation of policies ElectronicIdentity card (e ID) of Bukit Bestari Tanjungpinang. The indicators which could beseen in the process of Policy Implementation includes communications, sources,trends, and the structures of Bureaucratic structure.
This research is done to know the policy Implementation to tacle or tohandle the social welfare and development, in this case is one of the benefits of theElectronic Identity card (e ID), is to prevent of civil documents, but there are someof them due to the heavy populated, and then, it was bounded by instigation ofcentral government based on president Decree No.126/2012 on the Implementationof policies Electronic Identity card (e ID), which ought to have finished in 2013.
This research using the theory of George C.Edward III (1980:10)) and thetype of the research is descriptive. The respondents were examined by theresearchers amount of 23 (twenty three) district office employees of Bukit BestariTanjungpinang. The sources of data were obtained in the form of primary data, andthe secondary data the technique in data collection conducted by interview andobservation the data was analyzed by using descriptive methods.
Based on analysis of this policies, it could be concluded that for thedimension of communications policy has not been going well, so the communicationis rather poorly understood by the public of Bukit Bestari distrid, further more, thedimensions of the availablity of resoures to support the Implementation of thispolicy has not been succeeded among other things due to the lack of staff in chargeof policy Implementation Electronic Identity card (e ID) minimum of facilitiesincluding hard ware, personal to process the data imput for populationadministration. Then in the dimension of the trends, could be concluded good, thatit could be seen by the result of the interviews with staf and head of Bukit Bestari,describing incentives for Implementing policy is government by Law No.23 of 2006concerning the administration of population and the regulation No.02 in 2008concerning population and civil registration. Furthermore, the dimensions of thestructure of the government bureaucratic has done its duty very well by providingtechnical guidience and a clear division of tasks of policy.
Key word : Implementation, Policies.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL LUAR........................................................................... i
HALAMAN JUDUL DALAM…….………………………………………….. ii
ABSTRAK BAHASA INDONESIA............................................................... iii
ABSTRAK BAHASA INGGRIS.................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................. v
PENDAHULUAN1. Latar Belakang ........................................................................... 12. Perumusan Masalah.................................................................... 33. Konsep Teoritis.......................................................................... 34. Konsep Operasional ................................................................... 65. Metode Penelitian ...................................................................... 6
a. Jenis Penelitian.................................................................... 6b. Lokasi Penelitian ................................................................. 7c. Populasi …. ......................................................................... 7d. Jenis dan Sumber Data......................................................... 7e. Teknik dan Alat Pengumpulan Data..................................... 7
6. Teknik Analisa Data ................................................................... 7
LANDASAN TEORI1. Teori Implementasi ................................................................... 82. Teori Kebijakan ......................................................................... 83. Teori Implementasi Kebijakan ................................................... 94. Teori Administrasi ..................................................................... 9
ANALISA DATA1. Identitas Responden................................................................... 102. Implementasi Kebijakan (e KTP) Elektronik Kartu Tanda Penduduk
di Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjungpinang........................ 8a. Komunikasi ......................................................................... 11b. Sumber-sumber.................................................................... 13c. Disposisi (Kecenderungan-kecenderungan)......................... 15d. Struktur Birokrasi ................................................................ 16
3. Kendala Implementasi Kebijakan (e KTP) Elektronik Kartu TandaPenduduk di Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjungpinang ....... 17
PENUTUP1. Kesimpulan................................................................................ 182. Saran ......................................................................................... 19
Daftar Pustaka
Lampiran
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam penyelenggaraan
pemerintahannya menganut asas desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas
pembantuan. Prinsip penyelenggaraan desentralisasi adalah otonomi seluas-
luasnya dalam arti daerah diberikan kewenangan mengatur dan mengurus semua
urusan pemerintahan diluar yang menjadi urusan pemerintah. Daerah memiliki
kewenangan membuat kebijakan daerah untuk memberikan pelayanan,
peningkatan peranserta, dan pemberdayan masyarakat yang bertujuan pada
peningkatan kesejahteraan rakyat.
Kebijakan otonomi daerah dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah, secara eksplisit memberikan otonomi yang
luas kepada pemerintah daerah untuk mengurus dan mengelola berbagai
kepentingan dan kesejahteraan masyarakat daerah. Pemeritah daerah harus
mengoptimalkan pembangunan daerah yang berorientasi kepada kepentingan
masyarakat. Melalui Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, pemerintah daerah
dan masyarakat didaerah lebih diberdayakan sekaligus diberi tanggung jawab
yang lebih besar untuk mempercepat laju pembangunan daerah.
Sejalan dengan hal tersebut, maka Implementasi Kebijakan Otonomi
daerah telah mendorong terjadinya perubahan, baik secara struktural, fungsional
maupun kultural dalam tatanan penyelenggaraan pemerintahan daerah. Salah satu
perubahan yang sangat esensial yaitu menyangkut kedudukan, tugas pokok dan
fungsi kecamatan yang sebelumnya merupakan perangkat wilayah dalam
2
kerangka asas dekonsentrasi, berubah statusnya menjadi perangkat daerah dalam
kerangka asas desentralisasi.
Secara umum data base yang akurat sangat bermanfaat bagi beberapa
instansi pemerintahan diantaranya: Pemerintah Daerah, Perbankkan/Lembaga
Keuangan, Komisi Pemilihan Umum (KPU), Departemen Keuangan Pajak,
Departemen Hukum dan Ham, Departemen Agama, Kantor Urusan Agama
(KUA), Badan Intelijen Negara (BIN), Badan Pertanahan Nasional (BPN), Polisi
Republik Indonesia (POLRI), Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Badan
Perencanaan Nasional, Departemen Kesehatan, Departemen Sosial, Undang-
undang No.23 Tahun 2006 Pasal 83 yang berbunyi: Memerintahkan kepada
instansi Pemerintahan untuk memanfaatkan Database Kependudukan yang
dihasilkan oleh Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) untuk
perumusan kebijakan dibidang pemerintahan dan pembangunan.
Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2009 Pasal 10 yang berbunyi:
Penerapan Elektonik Kartu Tanda Penduduk (e KTP) paling lambat akhir tahun
2011, Peraturan Presiden Nomor: 35/2010 tentang perubahan atas Peraturan
Presiden Nomor: 26/2009: Penerapan Elektronik Kartu Tanda Penduduk (e KTP)
paling lambat akhir tahun 2012, Peraturan Presiden Nomor:126/2012 tentang
perubahan atas peraturan Presiden Nomor:35/2010: Penerapan Elektronik Kartu
Tanda Penduduk (e KTP) paling lambat akhir tahun 2013.
3
Berdasarkan indikasi-indikasi permasalahan tersebut, maka penulis
mengangkat judul penelitian “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN
ELEKTRONIK KARTU TANDA PENDUDUK (e KTP)”. (Studi Kasus di
Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjungpinang).
Perumusan Masalah
Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut : ”BAGAIMANA IMPLEMENTASI KEBIJAKAN
ELEKTRONIK KARTU TANDA PENDUDUK (e KTP) DI KECAMATAN
BUKIT BESTARI KOTA TANJUNGPINANG?”
Tujuan dan Kegunaan Penelitian.
1. Tujuan Penelitian.
2. Kegunaan Penelitian.
Konsep Teoritis.
Menurut George C.Edward III (1980:10) mengemukakan ada empatdimensi yang mempengaruhi implementasi kebijakan, yaitu :
1. CommunicationFor implementation to be effective, those whose responsibility it is to
implement a decision must know what they are supposed to do. Orders toimplement policies must be transmitted to the appropriate personnel, and theymust be clear, accurate, and consistent. If the po;icies decisionmakers wish tosee implemented are not clearly specified, they may be misunderstood by thoseat whom they are directed.
KomunikasiUntuk implementasi efektif, orang-orang yang bertanggung jawab
untuk melaksanakan keputusan harus tahu apa yang mereka lakukan. Perintahuntuk melaksanakan kebijakan harus ditransmisikan kepada personil yang
4
tepat, dan mereka harus jelas, akurat, dan konsisten. Jika kebijakan pengambilkeputusan ingin melihat dilaksanakan tidak jelas ditentukan, mereka mungkindisalahpahami oleh orang-orang di siapa mereka diarahkan.
2. ResourcesNo matter how clear and consistent implementation orders are and no
matter how accurately they are transmitted, if the personnel responsible forcarrying out policies lack the resources to do an effective job, implementationwill not be effective. Important resources include staff of the proper size andwith the necessary expertise; relevant and adequate information on how toimplement policies and on the compliance of others involved inimplementation: the authority toensure that policies are carried out as theyare intended: and facilities (including buildings, equipment, land, andsupplies) in which or with which to provide services.
Sumber-sumberTidak peduli seberapa jelas dan konsisten perintah pelaksanaan berada
dan tidak peduli seberapa akurat mereka ditransmisikan, jika personil yangbertanggung jawab untuk melaksanakan kebijakan kekurangan sumber dayauntuk melakukan pekerjaan yang efektif, implementasi tidak akan efektif.Sumber daya penting termasuk staf dari ukuran yang tepat dan dengankeahlian yang diperlukan, informasi yang relevan dan memadai tentangbagaimana menerapkan kebijakan dan kepatuhan lain yang terlibat dalampelaksanaan: untukmemastikan otoritas bahwa kebijakan yang dilakukansebagai mereka dimaksudkan: dan fasilitas (termasuk bangunan, peralatan,tanah, dan perlengkapan) di mana atau yang dapat digunakan untukmenyediakan layanan.
3. DispositionsThe dispositions or attitudes of implementers is the third critical factor
in our approach to the study of public policy implementation. Ifimplementation is to proceed effectively, not only must implementers knowwhat to do and have the capability to do it, but they must also desire to carryout a policy. Most implementers can exercise considerable discretion in theimplementation of policies. One of the reasons for this is their independencefrom their nominal superiors who formulate the policies. Another reason is thecomplexity of the policiesthemselves. The way in which implementers exercisetheir discretion, however, depends in large part upon their dispositions towardthe policies. Their attitudes, in turn, will be influenced by their views towardthe policies per se and by how they see the policies affectingtheirorganizational and personal interests.
Disposisi (Kecenderungan-kecenderungan)Disposisi atau sikap pelaksana merupakan faktor penting ketiga dalam
pendekatan kami untuk mempelajari implementasi kebijakan publik. Jikaimplementasi adalah untuk melanjutkan efektif, tidak hanya harus pelaksana
5
tahu apa yang harus dilakukan dan memiliki kemampuan untukmelakukannya, tetapi mereka juga harus berkeinginan untuk melaksanakankebijakan. Kebanyakan pelaksana dapat menerapkan kebijaksanaan yangcukup besar dalam pelaksanaan kebijakan. Salah satu alasan untuk ini adalahkemerdekaan mereka dari atasan nominal yang merumuskan kebijakan.Alasan lain adalah kompleksitas dari kebijakan itu sendiri. Cara di manapelaksana menerapkan kebijaksanaan mereka, bagaimanapun, tergantungsebagian besar pada disposisi mereka terhadap kebijakan. Sikap mereka, padagilirannya, akan dipengaruhi oleh pandangan mereka terhadap kebijakan dandengan bagaimana mereka melihat kebijakan yang mempengaruhikepentingan organisasi dan pribadi mereka.
4. Bureaucratic StructureEven if sufficient resources to implement a policy exist and
implementers know what to do and want to do it, implementation may still bethwarted because of deficiencies in bureaucratic structure. Organizationalfragmentation may hinder the coordination necessary to implementsuccessfully a complex policy requiring the cooperation of many people, and itmay also waste scarce resources, inhibit change, create confusion, lead topolicies working at cross-purposes, and result in important functions beingoverlooked.
Struktur birokrasiBahkan jika sumber daya yang cukup untuk melaksanakan
kebijakan yang ada dan pelaksana tahu apa yang harus dilakukan dan inginmelakukannya, implementasi mungkin masih dapat digagalkan karenakekurangan dalam struktur birokrasi. Fragmentasi organisasi dapatmenghalangi koordinasi yang diperlukan untuk menerapkan kebijakanyang berhasil kompleks yang membutuhkan kerja sama dari banyak orang,dan juga dapat buang sumber daya yang langka, menghambat perubahan,menciptakan kebingungan, menyebabkan kebijakan bekerja di lintastujuan, dan menghasilkan fungsi penting yang diabaikan.
Konsep Operasional
Komunikasi :
a. Transmisi
b. Kejelasan
c. Konsistensi
6
2. Sumber-sumber :
a. Staf
b. Informasi
c. Wewenang
d. Fasilitas
3. (Disposisi) Kecenderungan-kecenderungan :
a. Pengangkatan Birokrat
b. Insentif
4. Struktur Birokrasi :
a. Standard Operation Procedures (SOP)
b. Fragmentasi
Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat Deskriptif kualitatif, menurut Sugiyono (2005:
14) penelitian deskriptif” yaitu:
“Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satuvariabel atau lebih ( independen ) tanpa membuat perbandingan, ataumenghubungkan antara variabel satu dengan variabel lainnya.
2. Lokasi Penelitian.
Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjungpinang
3. Populasi
4. Jenis dan Sumber Data
a. Data Primer
7
b. Data Sekunder
5. Teknik Dan Alat Pengumpulan Data.
A. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
b. Wawancara
B. Alat Pengumpulan Data
Teknik Analisa Data
Pada penelitian ini penulis menggunakan teknik analisis deskriptif,
yaitu dengan menyajikan hasil tanggapan responden, pengolahan dan analisa
data ini akan ditampilkan dalam bentuk pemaparan data wawancara dari
responden yang dikemudian dianalisis dengan menggunakan data atau fakta
atau kalimat-kalimat logis terhadap masing-masing indikator yang disajikan.
LANDASAN TEORI
1. Implementasi
Berhubungan dengan Implementasi Menurut Nugroho ( 2003-158 )
mengatakan bahwa implementasi adalah:
“Cara agar sebuah kebijakan dapat mencapai tujuannya. Tidak lebih dantidak kurang. Untuk mengimplementasikan kebijakan publik, maka ada duapilihan langkah yang ada, yaitu lansung mengimplementasikan dalam bentukprogram-program atau melalui formulasi kebijakan derivat atau turunan darikebijakan publik tersebut “Lebih lanjut Menurut Mazmanian dan Sabatier (dalamWahab ; 2005:68) mengatakan bahwa implementasi adalah “Pelaksanaankeputusan kebijaksanaan dasar, biasanya dalam bentuk undang-undang, namundapat pula berbentuk perintah-perintah atau keputusan-keputusan eksekutif ataukeputusan badan peradilan. Lazimnya, keputusan tersebut mengidentifikasikanmasalah yang ingin diatasi, menyebutkan secara tegas tujuan/sasaran yang ingin
8
dicapai, dan berbagai cara untuk mengstrukturkan/mengatur prosesimplementasi”.
2. Kebijakan
Definisi Kebijakan yaitu sebagai tuntutan-tuntutan agar para pembuat
kebijakan memilih atau merasa terdorong untuk melakukan tindakan tertentu.
mengenai masalah-masalah baru, memutuskan untuk memberi perhatian secara
personal dan memobilisasi organisasi yang mereka miliki untuk merespon
masalah.
Grindle dan Thomas (1991:2) mengatakan bahwa:
“Kebijakan dapat dipotret dari berbagai sudut pandang, suatu kebijakan dapatdianalisis dari pendekatan kelas, pendekatan pluralis, pendekatan public choicemaupun dari pendekatan state centric. Pendekatan-pendekatan tersebut mencobamenghadirkan kerangka berfikir yang luas sekaligus mempertajam wacanakebijakan publik. Kebijakan publik bukan lagi sesuatu yang harus diterima apaadanya, tetapi terbuka bagi proses analisis kritis secara dinamis. Analisis semacamitu diperlukan untuk dapat menangkap esensi terdalam yang diperjuangkandidalam suatu kebijakan. Dengan demikian, suatu kebijakan tidak akan dipandangbaik secara taken for granted.
3. Implementasi kebijakan
Defenisi implementasi kebijakan dapat kita ketahui bahwa implementasi
menyangkut tiga hal, yaitu :
1. Adanya tujuan atau sasaran kebijakan.
2. Adanya aktivitas atau kegiatan pencapaian tujuan.
3. Adanya hasil kegiatan.
Sedangkan menurut Howlett dan Ramesh (1995) mencatat bahwa:
“Implementasi kebijakan sangat dipengaruhi oleh hakekat dan perumusan masalahkebijakan itu keragaman masalah yang ditangani oleh pemerintah, ukurankelompok-kelompok sasaran, dan tingkat perubahan perilaku yang diharapkan.
9
Menurut George C. Edward III (1980:10) mengemukakan ada empat
dimensi yang mempengaruhi implementasi kebijakan, yaitu :
1. Komunikasi.2. Sumber-sumber3. Disposisi (Kecenderungan-kecenderungan).4. Struktur Birokrasi.
4 . Teori Administrasi
Menurut pendapat Sondang ( dalam Siagian ; 2003:02 ) mendefinisikan
bahwa Administrasi adalah:
“Sebagai keseluruhan proses kerja sama antara dua orang manusia atau lebihyang didasarkan atas rasionalisasi tertentu untuk mencapai tujuan yang telahditentukan didalam suatu organisasi”.
ANALISA DATA
1. Identitas Responden
TABEL IV.1
IDENTITAS RESPONDEN BERDASARKAN JENIS KELAMIN
No Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentase (%)
1.2.
Laki-lakiPerempuan
149
60,7639,24
Jumlah 23 100
Sumber Data : Hasil olahan wawancara, tahun 2013
10
a. Identitas responden berdasarkan umur
TABEL IV.2
IDENTITAS RESPONDEN BERDASARKAN UMUR
No Umur Jumlah (Orang) Persentase (%)
1.2.3.
20 - 30 tahun31 - 40 tahun41 - 55 tahun
6134
26,0456,4217,54
Jumlah 23 100Sumber Data : Hasil olahan wawancara, tahun 2013
b. Identitas responden berdasarkan Tingkat Pendidikan
TABEL IV.3
IDENTITAS RESPONDEN BERDASARKAN TINGKAT
PENDIDIKAN
No Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)
1.2.3.
S L T AD.IIISarjana (S1)
91
13
39,064,42
56,42
Jumlah 23 100
Sumber Data : Hasil olahan wawancara, tahun 2013
2. Implementasi Kebijakan Elektronik Kartu Tanda Penduduk (e KTP)
(Studi Kasus di Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjungpinang).
Implementasi Kebijakan Elektronik Kartu Tanda Penduduk (e KTP)
yang telah dibuat harusnya dilaksanakan dengan baik karena Kebijakan
merupakan ketentuan yang harus dijadikan pedoman, pegangan serta petunjuk
11
bagi setiap usaha dan kegiatan dari pegawai pemerintah, sehingga tujuan yang
ingin dicapai dapat terlaksana dengan baik.
Untuk mengetahui implementasi kebijakan tersebut dapat di lihat melalui
dimensi-dimensi sebagai berikut :
1. Komunikasi
a. Transmisi
Tanggapan peneliti dan hasil analisa di atas dapat disimpulkan bahwa
sosialisasi yang dilakukan oleh pegawai kantor Kecamatan Bukit Bestari Kota
Tanjungpinang tentang Elektronik Kartu Tanda Penduduk (e KTP) sangat
mendapat dukungan dari masyarakat hal ini terlihat dari partisipasi RT dan RW
beserta masyarakat dalam sosialisasi kebijakan Elektronik Kartu Tanda Penduduk
(e KTP) sudah terlihat dengan adanya data-data kependudukan yang lengkap
diantaranya KK, KTP, Akte Kelahiran dan data kependudukan lainnya guna
kepentingan penduduk itu sendiri.
b. Kejelasan
Dari hasil analisa tersebut dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya
kebijakan Elektronik Kartu Tanda Penduduk (e KTP) yang dikomunikasikan
dengan masyarakat dapat dipahami dengan sangat jelas maksud dan tujuannya
oleh masyarakat Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjungpinang. Hal ini dapat
dilihat adanya kelengkapan persyaratan, dan pengisian formulir Elektronik Kartu
Tanda Penduduk (e KTP) yang jelas terisi semua, di karenakan warga sudah
12
merasa jelas dengan informasi yang di berikan RT dan pegawai Kecamatan Bukit
Bestari.
c. Konsistensi
Dari hasil analisa tersebut dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya
kebijakan Elektronik Kartu Tanda Penduduk (e KTP) yang di komunikasikan
secara konsisten dan masyarakat sangat patuh walaupun masih ada masyarakat
yang kurang patuh sehingga di Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjungpinang
masih tetap saja ada yang tidak terdata dalam administrasi kependudukan di lihat
dari kartu pemilu bagi warga Kecamatan Bukit Bestari masih ada yang tidak dapat
dan tidak memilih pada saat Pemilihan Kepala Daerah Walikota.
Kesimpulan dari analisa tentang keseluruhan dimensi-dimensi
komunikasi di dapat kesimpulan bahwa komunikasi yang dilaksanakan dalam
bentuk sosialisasi yang dilakukan oleh pegawai kantor Kecamatan Bukit Bestari
Kota Tanjungpinang sudah berjalan dengan baik dan lancar, sehingga komunikasi
tersebut dapat dipahami dengan baik oleh masyarakat Kecamatan Bukit Bestari
Kota Tanjungpinang dan dilaksanakan dengan konsisten sehingga masyarakat
dapat mematuhinya, namun masih ada warga yang kurang mengerti arti
pentingnya data kependudukan.
13
2. Sumber-sumber
a. Staf
Hasil analisa di atas dapat disimpulkan bahwa pada kantor Camat Bukit
Bestari pegawai yang ada tidak memadai namun untuk mengimplentasikan
kebijakan Elektronik Kartu Tanda Penduduk (e KTP) ini pegawai yang ada pada
kantor Camat Bukit Bestari berusaha dalam menjalankan kebijakan Elektronik
Kartu Tanda Penduduk (e KTP) ke proses yang lebih baik untuk kepentingan
warga Kecamatan Bukit Bestari hal ini di lihat dengan ketersediaan data
kependudukan yang cukup lengkap.
b. Informasi
Perolehan analisa peneliti di atas dapat disimpulkan bahwa informasi
yang menyangkut kebijakan Elektronik Kartu Tanda Penduduk (e KTP) sudah
memadai dan diharapkan untuk ke depannya informasi tersebut terus diperbanyak.
Sehingga informasi yang dimaksud dapat sampai langsung kepada masyarakat
dengan baik dan masyarakat dapat memahaminya kemudian dari hasil kebijakan
tersebut pemerintah dapat mengetahui secara jelas apa yang di butuhkan
masyarakat Kecamatan Bukit Bestari dalam hal menentukan kesejahteraan
masyarakat baik dalam pembangunan maupun kepentingan kesehatan masyarakat
Kecamatan Bukit Bestari.
14
c. Wewenang
Dari analisa di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya kantor
Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjungpinang sudah diberikan wewenang tentang
kebijakan Elektronik Kartu Tanda Penduduk (e KTP) namun belum memiliki
wewenang penuh terhadap pencetakan blangko Elektronik Kartu Tanda Penduduk
(e KTP) namun demikian harus saling koordinasi dengan instansi terkait dan
masyarakat, agar di dalam implementasi kebijakan Elektronik Kartu Tanda
Penduduk (e KTP) lebih efektif dan efisien untuk kepentingan warga Kecamatan
Bukit Bestari.
d. Fasilitas
Dari hasil analisa tersebut di atas dapat dikatakan bahwa ketersedian
fasilitas pendukung dalam mengimplementasikan kebijakan Elektronik Kartu
Tanda Penduduk (e KTP) belum tersedia dengan baik. Dimana kantor Kecamatan
Bukit Bestari bangunan kantor, perlengkapan kantor, perangkat keras dalam
mengimplementasikan kebijakan Elektronik Kartu Tanda Penduduk (e KTP)
belum begitu efektif..
Kesimpulan dari dimensi sumber-sumber yang dimiliki oleh kantor
Kecamatan Bukit Bestari seperti staf, informasi, wewenang, fasilitas di atas dapat
di analisa bahwa ketersedian sumber-sumber yang menunjang pelaksanaan
kebijakan kurang baik/kurang memadai.
15
3. Disposisi (Kecenderungan-kecenderungan)
a. Pengangkatan Birokrat
Tanggapan peneliti dari analisa tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
pengangkatan birokrat diantaranya pembagian tugas pada kantor Kecamatan Bukit
Bestari, pemberian SK pelaksana tugas kerja bidang administrasi kependudukan
sudah jelas ada dan para pelaksana kebijakan untuk mengimplementasikan
kebijakan Elektronik Kartu Tanda Penduduk (e KTP) sesuai dengan yang
dimaksud dan memiliki motivasi yang tinggi.
b. Insentif
Dari kesimpulan dari dimensi pengangkatan birokrat peneliti
menganalisa bahwa pada dasarnya kebijakan Elektronik Kartu Tanda Penduduk
(e KTP) pada pegawai kantor Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjungpinang
sudah jelas diberikan dengan baik dilihat dari indikator masing-masing pegawai
sudah menerima SK dan honor bagi setiap pelaksana kebijakan.
4. Struktur Birokrasi
a. standard operation procedures (SOP)
Dari analisa tentang standard operation procedures (SOP) tersebut dapat
disimpulkan bahwa kantor Kecamatan Bukit Bestari sudah tersedia petunjuk
teknis dalam melaksanakan kebijakan ini dilihat dari ketersediaan buku-buku
petunjuk teknis, dan kemudian apabila masih ada warga masyarakat yang tidak
16
mengerti pegawai kantor Kecamatan Bukit Bestari langsung membantu proses-
proses pengisian administrasinya agar terlaksana dengan baik.
b. Fragmentasi.
Dari analisa di atas dapat disimpulkan bahwa koordinasi pada dasarnya
sudah berjalan dengan baik dan pembagian tugas pegawai pada kantor Kecamatan
Bukit Bestari Kota Tanjungpinang sudah dibagikan dengan jelas berdasarkan
tugas mereka masing-masing namun tinggal bagaimana cara yang baik untuk
mengimplementasikan dan saling berkoordinasi tentang apa yang terkendala dan
mencari solusi yang baik untuk kepentingan masyarakat.
Dengan demikian dapat disimpulkan tentang dimensi stuktur birokrasi
bahwa Faktor-faktor yang mempengaruhi Implementasi Kebijakan Elektronik
Kartu Tanda Penduduk (e KTP) pada kantor Kecamatan Bukit Bestari Kota
Tanjungpinang “dapat dikatakan sudah cukup berjalan dengan baik, tetapi belum
sebagaimana mestinya dan masih terdapat kekurangan diantaranya kurangnya
dispensasi pada masyarakat yang kurang persyaratannya.
Kendala Implementasi Kebijakan Elektronik Kartu Tanda Penduduk
( e KTP)
Adapun hambatan atau kendala yang ditemukan penulis dalam
implementasi kebijakan Elektronik Kartu Tanda Penduduk (e KTP) ini adalah:
17
a. Dari dimensi komunikasi sudah berjalan dengan baik dan lancar,
sehingga tidak terdapat kendala didalam pelaksanaan kebijakan
Elektronik Kartu Tanda Penduduk (e KTP).
b. Bagian dari dimensi sumber-sumber terdapat kendala kurangnya
staf, wewenang dan fasilitas di karenakan banyaknya bidang tugas
kerja, pembagian tugas kerja wewenang yang tidak efektif,
kurangnya fasilitas untuk penghubung koordinasi antar pihak
terkait.
c. Bagian dari dimensi Kecenderungan-kecenderungan tidak terdapat
kendala.
d. Bagian dari dimensi Struktur Birokrasi Tanjungpinang tidak
terdapat kendala didalam pelaksanaan Elektronik Kartu Tanda
Penduduk (e KTP).
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan disajikan pada
bab sebelumnya tentang Implementasi Kebijakan Elektronik Kartu Tanda
Penduduk (e KTP) dapat disimpulkan bahwa Implementasi Kebijakan
Elektronik Kartu Tanda Penduduk (e KTP) telah berjalan sesuai dengan
tujuan penerapan Elektronik Kartu Tanda Penduduk (e KTP) atau
administrasi kependudukan yaitu menata sistem administrasi kependudukan
sehingga tercapai tertib administrasi dibidang kependudukan yang terpusat.
18
Namun Kecamatan Bukit Bestari merupakan daerah terpadat diantara 4
(empat) Kecamatan sehingga dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Komunikasi yang dilaksanakan dalam bentuk sosialisasi yang dilakukan
oleh pegawai kantor Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjungpinang sudah
berjalan dengan baik dan lancar, sehingga komunikasi tersebut dapat
dipahami dengan baik oleh masyarakat Kecamatan Bukit Bestari Kota
Tanjungpinang dan dilaksanakan dengan konsisten sehingga masyarakat
dapat mematuhinya, namun masih ada warga yang kurang mengerti arti
pentingnya data kependudukan.
2. Dimensi sumber-sumber yang dimiliki oleh kantor Kecamatan Bukit
Bestari seperti staf, informasi, wewenang, fasilitas di atas dapat di analisa
bahwa ketersedian sumber-sumber yang menunjang pelaksanaan
kebijakan kurang baik dalam arti bahwa segala sesuatu yang mendukung
atau menopang pelaksanaan kebijakan tentang administrasi
kependudukan di wilayah Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjungpinang,
yang meliputi staf, informasi, wewenang dan fasilitas sebagaimana dalam
hal ini kebijakan tentang Elektronik Kartu Tanda Penduduk (e KTP) oleh
pegawai kantor Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjungpinang kurang
memadai.
3. Kebijakan Elektronik Kartu Tanda Penduduk (e KTP) pada pegawai
kantor Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjungpinang sudah jelas
diberikan dengan baik dilihat dari indikator masing-masing pegawai
sudah menerima SK dan honor bagi setiap pelaksana kebijakan.
19
4. Dari dimensi stuktur birokrasi bahwa Faktor-faktor yang mempengaruhi
Implementasi Kebijakan Elektronik Kartu Tanda Penduduk (e KTP) pada
kantor Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjungpinang dapat dikatakan
sudah cukup berjalan dengan baik.
2. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan sebelumnya dan
dengan berbagai peluang dan tantangan yang ada, maka penulis berupaya
memberikan saran-saran sebagai berikut :
1. Kedepannya diharapkan sosialisasi, diklat, spanduk himbauan tentang
pentingnya Elektronik Kartu Tanda Penduduk (e KTP) terus ditingkatkan
kembali, agar diharapkan masyarakat Kecamatan Bukit Bestari
keseluruhan dapat mengerti serta paham lebih mendalam akan kebijakan
tersebut sehingga warga tidak menganggap remeh dan bagi yang tidak
melaksanakan kebijakan atau memanipulasi data hendaknya diberi sanksi
yang tegas.
2. Menambah staf dan memberikan pelatihan yang lebih mendalam untuk
mengimplementasikan kebijakan Elektronik Kartu Tanda Penduduk
(e KTP). .
3. Agar kantor Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjungpinang ke depan
supaya mengusulkan kepada Pemerintah Kota Tanjungpinang menambah
sarana dan prasarana yang masih kurang demi suksesnya penanganan
masalah ini guna mempercepat dan agar lebih efektif dalam
mengimplementasikan kebijakan.
20
4. Demi tercapainya tujuan Undang-undang diperlukannya penyelesaian
kebijakan yang baik dan di butuhkan tanggung jawab dan saling
koordinasi dari beberapa instansi diantaranya: Kecamatan, Kelurahan, dan
Dinas Pendudukan dan Pencatatan Sipil, kemudian setiap wilayah
Kabupaten/Kota wajib berkoordinasi kepada Pemerintah Pusat dalam hal
ini yaitu Kementerian Dalam Negeri Direktorat Jendral Kependudukan
dan Pencatatan Sipil agar tercapainya implementasi yang efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Edwards III, George C, 1980 Implementing Public Policy. USA : T.S. Eliot
Nugroho, D. Riant. 2003. Kebijakan Publik, Formulasi, Implementasi dan Evaluasi.Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.
Ramesh, Howlett (1995) Implementasi Kebijakan. Bandung : Alfabeta
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta.
Sondang, 2003, Filsafat Administrasi Jakarta Penerbit PT Bumi Aksara.
Thomas, Grindle (1991 : 2) Kebijakan. Yogyakarta : Fisipol UGM