52
Indonesian Mining Industry Survey 2002

IMA Survei 2002

Embed Size (px)

DESCRIPTION

survei IMA

Citation preview

Page 1: IMA Survei 2002

Indonesian Mining IndustrySurvey 2002

Page 2: IMA Survei 2002

Material from this report may be republished provided the source is acknowledged as the PricewaterhouseCoopers Indonesian Mining Industry Survey 2002.

Published by PricewaterhouseCoopersGedung PricewaterhouseCoopersJl. H.R. Rasuna Said Kav. C-3Telephone: + 62 21 5212901 - 06Facsimile: + 62 21 5212911/12

PenolakanTidak seorangpun dapat bergantung kepada isi penerbitan ini tanpa terlebih dahulu memperoleh nasihat dari seorang ahli yangberkompeten. PricewaterhouseCoopers dan Asosiasi Pertambangan Indonesia tidak menerima tuntutan (termasuk tuntutan atas kelalaian)dan tidak bertanggungjawab atas segala kerugian atau kerusakan yang mungkin diderita atau menimpa pemakai penerbitan ini atau pihakketiga sebagai akibat menggunakan penerbitan ini, dan secara khusus atas:(a) setiap kesalahan atau kelupaan dalam penerbitan ini;(b) setiap ketidakcermatan dalam informasi dan data yang mendasari penerbitan ini atau yang terdapat dalam penerbitan ini; dan(c) setiap penafsiran atau pendapat yang dinyatakan didalamnya, atau yang dapat disimpulkan dari penerbitan ini.

DisclaimerNo person should rely on the contents of this publication without first obtaining advice from a qualified professional.PricewaterhouseCoopers and the Indonesian Mining Association accept no liability (including liability in negligence) and take noresponsibility for any loss or damage which a user of this publication or any third party may suffer or incur as a result of reliance on thispublication, and in particular for:(a) any errors or omissions in this publication;(b) any inaccuracy in the information and data on which this publication is based or which is contained in this publication; and(c) any interpretation or opinions stated in, or which may be inferred from, this publication.

Page 3: IMA Survei 2002

MINISTER OF ENERGY AND MINERAL RESOURCESREPUBLIC OF INDONESIA

MESSAGE BYTHE MINISTER OF ENERGY AND MINERAL RESOURCES

It is a great pleasure for me to commend to you the fourth edition of the Indonesian Mining Industry Survey2002 produced by PricewaterhouseCoopers and the Indonesian Mining Association (IMA).PricewaterhouseCoopers and IMA are well known to government, business and investors for their commitmentto the Indonesian mining industry and their desire to see the continuation of a strong and vibrant miningindustry in Indonesia.

Economic development and growth in Indonesia is dependent on a profitable community aware andenvironmentally sustainable mining industry. The Government of Indonesia remains committed to the miningsector and encourages all private investment, both foreign and domestic, to continue their support of theIndonesian mining industry.

A number of issues still affect the level of new investment in the industry - regional autonomy, new mining lawand forestry law. The government is working towards removing this uncertainty. I have an expectation that withthe removal of these obstacles, the Indonesian mining industry will again show positive growth and become anincreasing contributor to the economic development of Indonesia.

Again, I commend this publication to you and congratulate PricewaterhouseCoopers, IMA and the participatingmining companies on their valuable contributions.

Jakarta, 27 November 2002Minister of Energy and Mineral Resources

Purnomo Yusgiantoro

Page 4: IMA Survei 2002
Page 5: IMA Survei 2002

Daftar Isi � ContentsHalaman

Page

Latar Belakang - Background 6

Pokok-pokok - Highlights 8

Harga Mineral dan Nilai Tukar - Mineral Prices and Exchange Rates 11

Produksi - Production 13

Laporan Laba-Rugi Keseluruhan - Aggregate Profit and Loss Statement 16

Neraca Keseluruhan - Aggregate Balance Sheet 20

Arus Kas Keseluruhan - Aggregate Cash Flow 23

Profitabilitas - Profitability 24

Pinjaman - Borrowings 26

Pengeluaran Industri - Industry Spending 28

Pendapatan Pemerintah - Government Revenue 32

Pengeluaran untuk Kepentingan Umum - Expenditures of Public Interest 34

Sumbangan kepada Ekonomi Indonesia dan Sumbangan Pihak AsingContribution to the Indonesian Economy and Foreign Contribution 36

Tenaga Kerja - Employment 39

Pandangan ke Depan - Outlook 41

Kontrak Karya dan Perjanjian Batubara - Contract of Work and Coal Agreements 42

Peserta Survei - Survey Participants 44

Ringkasan Informasi - Summary Information 46

Catatan Akhir - Endnotes 47

Mengenai PricewaterhouseCoopers - About PricewaterhouseCoopers 48

Asosiasi Pertambangan Indonesia - Indonesian Mining Association 50

Page 6: IMA Survei 2002

6 Indonesian Mining Industry Survey 2002

The purpose of this annual survey is to informthe public and private sectors in Indonesia andabroad about the nature of Indonesia�s miningindustry, and the contribution made by theindustry to the economic and social fabric ofIndonesia.

This is the fourth year the survey has beenpublished and unless otherwise indicated, thedata presented in this report is on a calendaryear basis.

PricewaterhouseCoopers is very grateful for thesupport of all the respondents without whoseassistance this report could not have beencompleted. We would also like to thank theIndonesian Mining Association for itsencouragement and co-operation in makingthis survey a success.

Survey Sample and ExecutionThe report is based on the results of aconfidential, comprehensive surveyquestionnaire circulated byPricewaterhouseCoopers to 32 producingcompanies and over 250 explorationcompanies that were involved with explorationprojects in Indonesia during the period 1997 to2001 (a significant number of which are nolonger actively exploring in Indonesia). Surveyresponses have been reviewed, to the extentpossible, for reasonableness and consistency,however, they have not been verified. Thisinformation was occasionally supplemented bypublicly available reports.

CoverageThe survey results for this year covers theactivities of 16 (19 in 2001) producingcompanies and 22 (23 in 2001) explorationcompanies. Virtually all geographic areas ofIndonesia are represented in the survey, and allmajor minerals are covered including coal,gold, copper, nickel, and tin. Industrialminerals (aggregates, for example), steelproduction and oil and gas are not included inthe survey. All activities are covered includingexploration, development, concentrate andmatte production, smelting and refining.

Background

Survei tahunan ini bertujuan untuk memberikaninformasi kepada sektor pemerintah dan swastadi Indonesia dan di luar negeri tentangkeadaan industri pertambangan Indonesia,serta sumbangan industri ini kepada ekonomidan struktur sosial Indonesia.

Laporan ini merupakan penerbitan surveitahun keempat dan kecuali jika dinyatakanlain, data yang disajikan dalam laporan iniadalah berdasarkan tahun kalender.

PricewaterhouseCoopers sangat berterimakasihkepada dukungan dari semua responden.Tanpa bantuan mereka laporan ini tidak akandapat diselesaikan. Kami juga berterimakasihkepada Asosiasi Pertambangan Indonesia atasdorongan dan kerjasamanya dalam membuatsurvei ini berhasil.

Sampel dan Pelaksanaan SurveiLaporan ini dibuat berdasarkan hasil daftarpertanyaan survei yang komprehensif danrahasia yang diedarkan olehPricewaterhouseCoopers kepada 32perusahaan yang telah berproduksi dan lebihdari 250 perusahaan eksplorasi yang terlibatdalam kegiatan eksplorasi di Indonesia selamamasa tahun 1997-2001(sejumlah besarperusahaan tersebut sudah tidak aktif lagimelakukan kegiatan eksplorasi di Indonesia).Sedapat mungkin, kewajaran dan konsistensijawaban atas pertanyaan yang diajukan telahditelaah, namun demikian, kebenaran jawabantersebut tidaklah diuji. Adakalanya informasiini telah dilengkapi dengan laporan-laporanyang tersedia untuk umum.

Cakupan SurveiHasil survei tahun ini mencakup kegiatan dari16 (19 pada tahun 2001) perusahaan yangtelah menghasilkan dan 22 (23 pada tahun2001) perusahaan yang masih dalam tahapeksplorasi. Seluruh daerah geografis Indonesiaterwakili dalam survei ini dan semua mineralutama tercakup, termasuk batubara, emas,tembaga, nikel dan timah. Mineral-mineralindustri, produksi baja dan minyak serta gastidak termasuk dalam survei ini. Seluruh

Latar Belakang

Page 7: IMA Survei 2002

Indonesian Mining Industry Survey 2002 7

Although the data in this report isrepresentative of the industry, not allexploration and producing companiesparticipated in the survey. The data, therefore,does not offer a complete portrait of theindustry. However, a substantial portion of thecountry�s major producing mines arerepresented in the survey. The data collectedby the survey can be used to draw supportableconclusions about how the industry�sstakeholders (communities, employees,government, creditors, shareholders andsuppliers) benefit from the industry, and tomake credible observations about investmentand spending trends in the industry.PricewaterhouseCoopers intends to continueconducting this survey and publishing thisreport annually.

The survey does not cover informal production- production by parties outside the officialCoW/KP system.

The survey participants represent a significantcomponent of Indonesia�s mineral production.The survey coverage of Indonesia�s 2001production of major minerals is shown in thechart below:

kegiatan tercakup, termasuk eksplorasi,pengembangan, produksi konsentrat danmatte, peleburan dan pemurnian.

Walaupun data dalam laporan ini mewakiliindustri pertambangan, tidak semuaperusahaan, baik dalam tahap eksplorasimaupun produksi, turut serta dalam survei ini.Oleh karena itu, data yang disajikan tidakmemberikan gambaran yang lengkap tentangindustri tersebut. Namun demikian, sebagianbesar tambang utama yang telah berproduksidi Indonesia terwakili dalam survei ini. Datayang dikumpulkan oleh survei ini dapatdigunakan untuk menarik kesimpulan yangbenar tentang bagaimana pihak-pihak yangberkepentingan dalam industri ini (masyarakat,pegawai, pemerintah, kreditor, pemegangsaham dan pemasok) memperoleh manfaatdarinya dan untuk membuat pengamatan yangdapat diandalkan tentang kecenderunganinvestasi dan pengeluaran dalam industri ini.PricewaterhouseCoopers berniat untukmelanjutkan survei seperti ini dan menerbitkanhasilnya setiap tahun.

Survei ini tidak mencakup produksi yang tidakresmi - produksi yang dihasilkan olehpihak-pihak diluar sistim Kontrak Karya atauKuasa Pertambangan yang resmi.

Peserta survei mewakili bagian besar dariproduksi mineral Indonesia. Cakupan surveiatas produksi mineral utama Indonesia tahun2001 diperlihatkan dalam grafik dibawah ini:

Cakupan surveiSurvey coverage

BatubaraCoal

EmasGold

TembagaCopper

NikelNickel

TimahTin

80%

90%

100%

100%

100%

Page 8: IMA Survei 2002

8 Indonesian Mining Industry Survey 2002

Highlights

ProduksiProduksi pertambangan Indonesia pada tahun2001 meningkat lebih dari tingkat yang dicapaipada tahun 2000 untuk semua mineral utama.

ProfitabilitasIndikator-indikator utama profitabilitas industripertambangan Indonesia untuk tahun 2001lebih tinggi. Namun, ini terjadi terutama karenabeban bunga dan pendanaan yang lebihrendah, yang disebabkan oleh pembayarankembali hutang dalam dua tahun terakhir.

PinjamanSaldo pinjaman menurun 34% selama tahun2001 menjadi US$3.278,3 juta, terutamadisebabkan oleh pembayaran kembali hutangkepada pihak ketiga. Pada akhir tahun 2001,rasio hutang/ekuitas keseluruhan adalah 0,95dan hutang berjumlah 2 kali jumlah modalyang disetor, menunjukkan pentingnyapendanaan hutang bagi industri pertambanganIndonesia. Menurunnya saldo pinjamanmencerminkan tahapan dari tambang-tambangutama Indonesia dan tingkat investasi baruyang sangat rendah.

Pengeluaran IndustriDibandingkan dengan tahun 2000,pengeluaran industri turun secara signifikansebesar 42% menjadi US$1,43 miliar padatahun 2001. Penurunan dalam pengeluarandisebabkan oleh berkurangnya investasi yangmerosot 67%, serta penurunan sebesar 27%dalam total pembelian pada tahun berjalan.Investasi untuk pengembangan tambang baru,perluasan kapasitas dan pengeluaran barangmodal yang berkelanjutan adalah sepersekiandari tingkat investasi dalam lima tahun terakhir.

Pendapatan PemerintahJumlah pendapatan pemerintah pada tahun2001 yang dilaporkan oleh responden adalahRp 8.329,8 miliar (US$813,4 juta) meningkat23% dalam Rupiah (1% dalam dolar Amerika)dari tahun sebelumnya. Beban pajakperusahaan secara keseluruhan (termasukroyalti dan pajak-pajak tidak langsung) tahun2001 berjumlah US$577,2 juta, mencerminkantarif pajak keseluruhan sebesar 60,1%. Ini tidaktermasuk PPN masukan yang kemungkinan

Pokok-pokok

ProductionIndonesian mining production increased in2001 from the levels achieved in 2000 acrossall major minerals.

ProfitabilityThe main indicators of profitability for theIndonesian mining industry were higher in2001. However, this was mainly the result oflower interest and financing costs due to debtrepayment over the last two years.

BorrowingsTotal borrowings decreased by 34% during2001 to US$3,278.3 million, mainly as a resultof repayment of third party debt. At the end of2001, the aggregate debt/equity ratio was 0.96,and debt represented 2.0 times the amount ofpaid-in-capital highlighting the significance ofdebt funding to Indonesia�s mining industry.The reduction in borrowings reflects the stageof major Indonesian mines and the very lowlevels of new investment.

Industry SpendingTotal Industry spending decreased significantlyby 42% in 2001 to US$1.43 billion ascompared with 2000. The drop in spendingwas due to reduced investment which fell67%, and a 27% decrease in total purchasesduring the year. Investment in new minedevelopment, capacity expansions andsustaining capital expenditure is now a fractionof the levels of the previous five years.

Government RevenueTotal Government revenue in 2001 reported byrespondents was Rp 8,329.8 billion (US$813.4million) an increase of 23% in Rupiah terms(1% in US dollar terms) from the previous year.Total tax expense on companies (includingroyalties and indirect taxes) in 2001 wasUS$577.2 million, representing a total tax rateof 60.1%. This excludes Input VAT which somemining companies may not be able to claim asa result of changes to the VAT law whichcommenced in 2001.

Expenditures of Public InterestApproximately Rp 174.7 billion was spentduring 2001 on regional and community

Page 9: IMA Survei 2002

Indonesian Mining Industry Survey 2002 9

tidak dapat ditagih oleh beberapa perusahaan-perusahaan pertambangan sebagai akibat dariperubahan undang-undang PPN yang mulaiberlaku pada tahun 2001.

Pengeluaran untuk KepentinganUmumSekitar Rp 174,7 miliar dikeluarkan pada tahun2001 untuk pengembangan daerah dankemasyarakatan serta sumbangan untukkemanusiaan dan yayasan nirlaba, turunsebesar 24% dari tahun 2000. Selama tahun2001, US$34,7 juta telah dikeluarkan untukreklamasi, penutupan tambang danpengendalian lingkungan.

Sumbangan kepada Ekonomi Indonesiadan Sumbangan Pihak AsingSumbangan industri pertambangan kepadaekonomi Indonesia yang dilaporkan oleh pararesponden meningkat selama tahun 2001.Sumbangan investor asing kepada industripertambangan Indonesia pada tahun 2001 terusmenurun dibandingkan dengan tahun 2000,mencerminkan rendahnya tingkat investasi baru.

Tenaga KerjaJumlah pegawai yang dipekerjakan secaralangsung oleh responden survei sedikitmeningkat sebesar 2% dari tahun sebelumnyamenjadi 33.441 orang. Upah tenaga kerjatahun 2001 juga meningkat sebesar 3% daritahun 2000 menjadi Rp 1.287,3 miliar.

Pandangan ke DepanIndustri pertambangan Indonesia terusmenghadapi tantangan-tantangan yang besar.Harga-harga mineral yang rendah, ketidakpastian iklim perundang-undangan danmasalah-masalah ekonomi, politik dan sosialIndonesia berlanjut ke tahun 2002. Investasiuntuk pengembangan tambang baru dankegiatan eksplorasi tidak akan kembali ketingkat sebelumnya sampai dipulihkannyakembali kepastian tentang kondisi investasijangka panjang.

development, and contributions to charitiesand not-for-profit foundations, a decrease of24% from 2000. During 2001, US$34.7million was spent on reclamation, mineclosure and environmental control.

Contribution to the IndonesianEconomy and Foreign ContributionContribution by the mining industry to theIndonesian economy reported by respondentsincreased during the year. Foreign investors�contribution to the Indonesian mining industrycontinued to decline in 2001 as compared to2000 levels reflecting the low level of newinvestment.

EmploymentThe number of employees directly employedby survey respondents increased slightly by 2%from the previous year to 33,441 individuals.Workforce compensation also increased in2001 by 3% to Rp 1,287.3 billion from 2000.

OutlookThe Indonesian mining industry continues toface substantial challenges. Low mineralsprices, an uncertain regulatory environmentand Indonesia�s economic, political and socialissues continue into 2002. Investment on newmine development and exploration activity willnot return to previous levels until certainty overlong term investment conditions is restored.

Page 10: IMA Survei 2002

10 Indonesian Mining Industry Survey 2002

Ringkasan Statistik � Statistical summary

US$ juta � US$ millions 1997 1998 1999 2000 2001

Pendapatan penjualan bersihNet sales revenue 3,664.7 3,540.3 3,841.4 4,811.3 4,963.1Laba bersihNet profit 396.2 518.1 550.6 368.9 502.8Jumlah aktivaTotal assets 8,667.3 9,619.2 10,330.7 10,109.6 9,486.9PinjamanBorrowings 4,800.2 5,220.7 5,205.2 4,935.1 3,278.3Pengeluaran eksplorasiExploration expenditure 155.0 96.2 77.9 67.3 74.6Investasi untuk pengembangan dan

aktiva tetapInvestment on development and

fixed assets 1,607.0 2,071.7 1,330.2 847.8 228.5Jumlah pendapatan pemerintahTotal Government revenue 648.1 632.8 845.0 804.7 813.4Sumbangan kepada ekonomi Indonesia

(Rp. miliar)Contribution to Indonesian economy

(Rp. billions) 4,125.0 11,243.2 11,777.8 13,540.4 14,309.4Tenaga kerja langsung (jumlah pegawai)Direct employment (no. of employees) 33,736 33,931 37,877 32,787 33,441

Page 11: IMA Survei 2002

Indonesian Mining Industry Survey 2002 11

Mineral Prices and ExchangeRates

Harga Mineral dan NilaiTukarKecuali batubara, harga rata-rata sebagian besarkomoditas mineral turun pada tahun 2001.

Pada tahun 2001 harga rata-rata Nikel duniamelemah 27% menjadi US$2,70/pon setelahterjadi pemulihan harga di tahun 2000. Hargarata-rata Tembaga dunia tahun 2001 turun 8%menjadi US$0,72/pon.

Harga rata-rata Emas dunia sedikit melemahpada tahun 2001 dari US$279,10/ons di tahunsebelumnya menjadi US$271,00/ons. HargaTimah merosot lebih jauh lagi pada tahun2001, turun sebesar 12,5% menjadiUS$2,03/pon, dari tingkat yang telah sangatrendah pada dua tahun terakhir.

Satu-satunya kabar baik tentang harga-hargamineral adalah permulaan dari mulaipulihnya harga Batubara thermal pada tahun2001. Tolok ukur Jepang-Australia meningkat20% pada tahun 2001 menjadi US$34,50/ton.Kenaikan ini terjadi setelah masa dimanaharga batubara melemah khususnya dalamdua tahun terakhir dan penurunan harga yangterjadi dalam empat tahun terakhir. Akantetapi, harga realisasi batubara pada tahun2001 jauh dibawah harga tolok ukur yangresmi tersebut.

Except for coal, average prices for mostmineral commodities fell in 2001.

In 2001 the average global Nickel priceweakened by 27% to US$2.70/lb after a pricerecovery in 2000. The average global Copperprice in 2001 decreased by 8% to US$0.72/lb.

The average global Gold price was slightlyweaker in 2001 from US$279.10/oz inprevious year to US$271.00/oz. Tin prices fellfurther in 2001, a decrease 12.5% toUS$2.03/lb, from already very weak levels inthe previous two years.

The only good news on the mineral prices frontwas the beginning of a recovery of thermalCoal prices in 2001. The Japan-Australiabenchmark increased 20% in 2001 toUS$34.50/tonne. This followed the period ofweakness in coal prices particularly in theprevious two years and decreases in theprevious four years. Realised coal price for theyear however were substantially below theofficial benchmark price.

Page 12: IMA Survei 2002

12 Indonesian Mining Industry Survey 2002

2.00

2.25

2.50

2.75

1997 1998 1999 2000 2001

2,000

4,500

7,000

9,500

12,00020012000199919981997

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

1997 1998 1999 2000 2001

250.00

275.00

300.00

325.00

350.00

1997 1998 1999 2000 2001

0.50

0.75

1.00

1.25

1997 1998 1999 2000 2001

25.00

30.00

35.00

40.00

1997 1998 1999 2000 2001

Harga nikel - Nickel prices

US$/pon (rata-rata tahunan LME tunai)US$/lb (LME cash annual average)

Harga tembaga - Copper prices

US$/pon (rata-rata tahunan LME tunai)US$/lb (LME cash annual average)

Harga emas - Gold prices

US$/ons (rata-rata tahunan Comex spot)US$/oz (Comex spot annual average)

Harga timah - Tin prices

US$/pon (rata-rata tahunan LME tunai)US$/lb (LME cash annual average)

Harga batubara - Coal prices

US$/ton (Tolok ukur Jepang - Australia thermal tahunan)US$/tonne (Japan - Australia annual thermal benchmark)

Nilai tukar Rupiah - Rupiah exchange rate

Rp/US$ (Kurs tengah rata-rata tahunan Bank Indonesia)Rp/US$ (Bank of Indonesia annual average mid - rates)

Page 13: IMA Survei 2002

Indonesian Mining Industry Survey 2002 13

ProductionProduksi

Produksi pertambangan Indonesia pada tahun2001 meningkat dari tingkat yang dicapai padatahun 2000 untuk semua mineral utama.

Peningkatan produksi Batubara, Tembaga danNikel melanjutkan kecenderungan kenaikanyang terjadi dalam masa empat sampai limatahun terakhir. Produksi Timah dalam tahun2001 mencapai angka tertinggi dalam masalima tahun terakhir. Produksi Emas meningkatsecara signifikan dan mencapai tingkatproduksi tertinggi dalam sejarah.

Produksi dunia atas kelompok-kelompokmineral utama terus meningkat pada tahun2001 sebagai berikut: Batubara 10,5%,Tembaga 3,3%, Emas 1,3%, Nikel 0,5% danTimah 1,7%. Produksi Indonesia dalampersentase terhadap produksi dunia meningkatuntuk semua kelompok mineral kecuali untukBatubara. Tembaga, Emas, Nikel dan Timahmeningkat masing-masing sebesar 0,1%,1,0%, 0,7% dan 1,5%. Produksi Indonesiadalam persentase terhadap produksi duniamenurun untuk Batubara sebesar 0,1%.

Produksi Batubara tahun 2001 meningkatsebesar 10% dibandingkan dengan tahun 2000menjadi 72,1 juta ton. Produksi Batubaradalam lima tahun terakhir telah terusmeningkat lebih dari 50% terutama disebabkanoleh kenaikan produksi dari operasi-operasiyang telah ada. Sekarang Indonesia merupakaneksportir batubara thermal terbesar keempat.

Produksi Tembaga dan Emas tahun 2001meningkat masing-masing sebesar 5% menjadi2.257,6 juta pon dan 24% menjadi 4,7 jutaons dibandingkan dengan tahun 2000.Produksi Tembaga dan Emas telah mengalamipeningkatan besar dalam lima tahun terakhirsebagai hasil peningkatan kapasitas tambangGrasberg yang dioperasikan Freeport danmulai beroperasinya tambang emas/tembagaBatu Hijau milik Newmont di Sumbawa.

Produksi Nikel tahun 2001 naik 14% menjadi160,8 juta pon dibandingkan dengan tahun2000. Hasil tahun 2001 melanjutkankecenderungan peningkatan produksi yang

Indonesian mining production increased in2001 from the levels achieved in 2000 for allmajor minerals.

Production increase in Coal, Copper andNickel continued a trend of rises over theprevious four to five years. The Tin productionin 2001 reached the highest level in the pastfive year period. Gold production rosesignificantly and reached the highestproduction level in history.

Globally production of major mineral groupscontinued to increase in 2001 as follows: Coal10.5%, Copper 3.3%, Gold 1.3%, Nickel0.5%, and Tin 1.7%. Indonesian production asa percentage of global production rose for allmineral groups except for Coal. Copper, Gold,Nickel and Tin rose by 0.1%, 1.0%, 0.7% and1.5%, respectively. Indonesian production as apercentage of world production fell for Coal by0.1%.

Coal production increased by 10% to72.1 million tonnes during 2001 comparedwith 2000. Coal production over the last fiveyears has steadily increased by over 50%mainly due to production increases at existingoperations. Indonesia is now the fourth largestexporter of thermal coal.

Copper and Gold production rose 5% to2,257.6 million pounds and 24% to 4.7 millionounces, respectively during 2001 comparedwith 2000. Copper and Gold production hasincreased substantially in the last five years asa result of increases in capacity at the Grasbergmine operated by Freeport and thecommencement of operations at Newmont�sBatu Hijau Copper/Gold mine in Sumbawa.

Nickel production increased 14% to160.8 million pounds in 2001 from 2000levels. The result in 2001 continued a trend ofproduction improvements achieved over thelast five years, mainly as a result of Antam�scapacity enhancements.

Tin production increased 9% to 56,200 tonnesin 2001. Although Tin production from the two

Page 14: IMA Survei 2002

14 Indonesian Mining Industry Survey 2002

% Produksi dunia% of world production

0

300

600

900

1,200

1997 1998 1999 2000 20010.0%

2.5%

5.0%

7.5%

10.0%

Indonesia

200

150

100

50

0Batubara

CoalTembagaCopper

EmasGold

NikelNickel

TimahTin

Lain-lainOther

1997

1998

1999

2000

2001

dicapai dalam lima tahun terakhir, terutamadisebabkan oleh peningkatan produksi dariAntam.

Produksi Timah meningkat 9% menjadi56.200 ton pada tahun 2001. Walaupunproduksi Timah dari dua produsen relatif stabildalam lima tahun terakhir, sebenarnya terdapatpeningkatan yang besar dari Timah yangdihasilkan oleh sektor yang tidak resmi.

Produksi Mineral lainnya tahun 2001 meningkat3% dari tahun sebelumnya, melanjutkankecenderungan peningkatan yang terjadi dalamlima tahun terakhir. Peningkatan produksi tahun2001 terutama disebabkan oleh kenaikanproduksi Perak sebesar 5,3% menjadi 6,8 juta onsdan Bauksit sebesar 7,5% menjadi 1,2 juta tonyang lebih besar dari penurunan produksi PasirBesi sebesar 4% menjadi 0,46 juta ton.

Produksi batubara (thermal) (M t)Coal (thermal) production (M t)

Produksi tembaga (�000 t)Copper production (�000 t)

producing companies has remained relativelystatic over the last five years, there has been asubstantial increase in tin produced by theinformal sector.

Other production increased by 3% during2001 from the previous year continuing a trendof increases over the last five years. Theincrease in production in 2001 was mainly as aresult of a production increase for Silver 5.3%to 6.8 million ounces and Bauxite 7.5% to1.2 million tonnes which more than offset aproduction decrease in Iron sands of 4% to0.46 million tonnes.

(Tahun dasar 1997 = 100)(Base year 1997 = 100)

Indeks produksiProduction indices

0

25

50

75

1997 1998 1999 2000 20015.0%

10.0%

15.0%

20.0%

Indonesia % Produksi dunia% of world production

Page 15: IMA Survei 2002

Indonesian Mining Industry Survey 2002 15

Produksi emas (t)Gold production (t)

Produksi nikel (�000 t)Nickel production (�000 t)

Produksi timah (�000 t)Tin production (�000 t)

Produksi mineral i � Production of minerals i

1997 1998 1999 2000 2001

Bauksit � Bauxite �000 wmt 808.7 1,055.6 1,116.3 1,150.8 1,237.0Batubara � Coal �000 t 46,992.1 53,541.6 61,127.5 65,607.1 72,103.6Tembaga � Copper M lb 1,166.5 1,427.4 1,690.2 2,157.5 2,257.9Emas � Gold �000 oz 2,559.4 3,641.4 3,929.0 3,801.9 4,732.3Pasir Besi � Iron Sands �000 wmt 487.4 560.5 584.4 489.1 469.4Bijih Nikel � Nickel ore �000 wmt 2,831.4 3,233.4 3,235.3 3,038.9 3,619.1Nikel � Nickel M lb 93.1 96.3 120.3 140.5 160.8Perak � Silver �000 oz 3,445.3 5,092.2 5,055.5 6,482.4 6,826.1

Timah � Tin �000 t 53.0 53.7 47.8 51.6 56.2

Produksi mineral duniavii � World mineral productionvii

1997 1998 1999 2000 2001

Batubara thermal eksporCoal thermal exports M t 332.2 355.7 365.8 412.6 455.8Tembaga � Copper �000 t 1,506.0 2,273.0 12,757.0 13,184.0 13,613.0Emas � Gold t 2,481.0 2,541.0 2,570.0 2,577.0 2,610.0Nikel � Nickel �000 t 1,097.0 1,125.0 1,115.0 1,246.0 1,252.0

Timah � Tin �000 t 218.1 216.4 192.6 238.0 242.0

% Produksi dunia% of world production

0

40

80

120

160

1997 1998 1999 2000 20010.0%

1.5%

3.0%

4.5%

6.0%

Indonesia Indonesia

50

75

25

7.5%

5.0%

2.5%

0.0%20012000199919981997

% Produksi dunia% of world production

0

15

30

45

60

1997 1998 1999 2000 20010.0%

10.0%

20.0%

30.0%Indonesia % Produksi dunia

% of world production

Page 16: IMA Survei 2002

16 Indonesian Mining Industry Survey 2002

Aggregate Profit and Loss

Laba bersih industri meningkat 36% menjadiUS$502,8 juta pada tahun 2001 menyusulterjadinya penurunan yang besar dalam bebanBunga dan pendanaan. Hal ini mencerminkantahapan dari kebanyakan tambang besarIndonesia. Relatif terhadap pengembangannyaatau terhadap ekspansi besar yang terakhir,sejumlah besar hutang telah dibayar sehinggamenurunkan beban pendanaan. Hal ini jugamencerminkan tingkat bunga yang lebih rendah.

Pendapatan penjualan bersih naik sedikitmenjadi US$4.963,1 juta walaupun harga-harga (selain dari Batubara) menurun karenavolume penjualan bauksit, tembaga, nikel danperak lebih rendah di tahun berjalan.

Pendapatan penjualan bersih Batubarameningkat sebesar 31% menjadi US$1.572,9juta. Hasil ini terutama disebabkan olehmembaiknya harga jual rata-rata menjadiUS$26,10 per ton. Volume penjualan jugameningkat. Pendapatan penjualan bersihBatubara telah meningkat secara signifikansebesar 24% dalam lima tahun terakhir, sejalandengan peningkatan volume penjualan sebesar58% menjadi 70,3 juta ton, diimbangi secaraumum oleh dampak lemahnya harga batubaraselama masa tersebut.

Pendapatan penjualan bersih Bauksit danPerak tahun 2001 menurun masing-masing 3%dan 2% menjadi US$13,9 juta dan US$32,3 juta.Penurunan dalam pendapatan Penjualan bersihBauksit terutama disebabkan oleh volumepenjualan yang turun 2% sedangkanpenurunan pendapatan dari Penjualan bersihPerak terutama disebabkan oleh penurunanharga jual rata-rata sebesar 20% walaupunvolume penjualan meningkat sebesar 22%.

Pendapatan penjualan bersih Emas meningkat21% pada tahun 2001 yang terutamadisebabkan oleh peningkatan volumepenjualan sebesar 36%. Akan tetapi, dalamtahun 2001 harga jual rata-rata emas turun11% menjadi US$270 per ons.

Laba-rugi Keseluruhan

Industry Net profits increased by 36% toUS$502.8 million in 2001 following asubstantial decrease in Interest and financingcosts. This reflects the stage of most ofIndonesia�s large mines. Relative to theirdevelopment or last major expansion,substantial amounts of debt has been repaidreducing the financing burden. It also reflectslower interest rates.

Net sales revenue increased marginally toUS$4,963.1 million even though prices (otherthan for Coal) fell and sales volumes of bauxite,copper, and silver were lower in the year.

Net sales revenue from Coal increased by 31%to US$1,572.9 million. This result was mainlydue to an improvement in the average realisedcoal price to US$26.10 per tonne. Salesvolumes also increased. Coal net sales revenuehas increased significantly in the last five yearsby 24%, consistent with the increase in salesvolumes by 58% to 70.3 million tonnes offsetby generally weak coal prices during thatperiod.

Bauxite and Silver Net sales revenue declinedby 3% and 2% to US$13.9 million andUS$32.3 million respectively in 2001. Thedecrease in Bauxite Net sales revenue wasmainly due to sales volumes which fell by 2%whereas the decrease in Silver Net salesrevenue was mainly due to a decrease inaverage realised selling prices by 20% despitesales volumes rising by 22%.

Net sales revenues from Gold increased by21% in 2001 which was mainly due to theincrease in sales volumes by 36%. However, in2001 the average realised gold price decreasedby 11% to US$270 per ounce.

Page 17: IMA Survei 2002

Indonesian Mining Industry Survey 2002 17

0

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

1997 1998 1999 2000 2001

Pendapatan penjualan bersihNet sales revenue

Laba bersihNet profit

Jumlah biayaTotal expenses

Pendapatan penjualan bersih Tembaga yangdilaporkan secara tahunan menurun sebesar19% pada tahun 2001. Hasil ini terutamadisebabkan oleh menurunnya harga jualrata-rata tembaga sebesar 22% menjadiUS$0,63 per pon, walaupun volumepenjualan meningkat sebesar 4%. Dalam limatahun terakhir, pendapatan penjualan bersihTembaga telah meningkat sebesar 48%mengikuti peningkatan dalam volumepenjualan sebesar 90%.

Pendapatan penjualan bersih Nikel tahun 2001merosot 23% menjadi US$402,9 juta.Penurunan ini terutama disebabkan oleh lebihrendahnya harga jual rata-rata yang merosot31% menjadi US$2,58 per pon.

Biaya produksi tunai sebagian besar tetap tidakberubah dari tingkat tahun 2000. Namun, totalbiaya produksi telah meningkat sedikit yangmencerminkan peningkatan penyusutan danamortisasi sebesar 12%. Beban bunga danpendanaan turun secara tajam dari tahun2000, terutama disebabkan oleh pembayarankembali hutang dalam jumlah besar.

Biaya tenaga kerja tahun 2001 turun 15%menjadi US$125,7 juta, sejalan denganberkurangnya jumlah pegawai langsungselama tahun tersebut.

Laba-rugi keseluruhanAggregate profit and loss

US$ juta - US$ millions

Copper reported a year on year Net salesrevenue decrease of 19% in 2001. This resultwas mainly due to a decline in averageCopper prices of 22% to US$0.63 per pound,despite sales volume increasing by 4%. In thelast five years, Copper net sales revenue hasincreased by 48% following a 90% increasein sales volume.

Nickel Net sales revenue fell by 23% toUS$402.9 million in 2001. This decrease wasmainly due to a lower average realised pricewhich fell by 31% to US$2.58 per pound.

Cash production costs remained largelyunchanged from 2000 levels. Total productioncosts, however, have increased slightlyreflecting a 12% increase in depreciation andamortisation. Interest and financing costs havefallen sharply from 2000, principally as a resultof substantial debt repayments.

Labour costs fell by 15% to US$125.7 millionin 2001 consistent with a decrease in directemployment during the year.

Page 18: IMA Survei 2002

18 Indonesian Mining Industry Survey 2002

Laba-rugi keseluruhan � Aggregate profit and loss

US$ juta - US$ millions 1997 1998 1999 2000 2001

Pendapatan penjualan bersihNet sales revenue 3,664.7 3,540.3 3,841.4 4,811.3 4,963.1Biaya tenaga kerjaLabour costs 163.4 105.2 179.0 148.3 125.7Penyusutan dan amortisasiDepreciation and amortisation 358.2 454.8 517.5 804.7 899.1Biaya produksiProduction costs 2,136.0 1,783.0 1,971.1 2,887.1 2,833.8Royalti tunaiCash royalties 44.0 30.6 40.1 43.4 56.7Biaya eksplorasiExploration expense 24.8 14.6 26.4 21.2 7.2Beban bunga dan pendanaanInterest and financing costs 109.0 128.8 123.2 123.2 49.6Rugi/(laba) selisih kurs bersihNet exchange loss/(gain) (18.7) 21.0 16.1 (3.8) 1.5Biaya lain-lainOther expenses 206.5 204.4 95.9 163.2 154.5Jumlah biayaTotal expenses 3,023.1 2,742.4 2,969.3 4,187.2 4,128.1Laba sebelum pajak penghasilanProfit before income tax 641.7 797.9 872.1 624.1 835.0Beban pajak penghasilanIncome tax expense 245.5 279.8 321.5 255.2 332.2Laba bersihNet profit 396.2 518.1 550.6 368.9 502.8

0

200

400

600

800

1,000

1,200

1,400

1,600

1,800

BatubaraCoal

TembagaCopper

EmasGold

NikelNickel

TimahTin

Lain-lainOther

19971998199920002001

US$ juta - US$ millions

Penjualan bersih berdasarkan jenis mineralNet sales by mineral

Page 19: IMA Survei 2002

Indonesian Mining Industry Survey 2002 19

Pendapatan dari penjualan bersihii � Net sales revenueii

US$ juta � US$ millions 1997 1998 1999 2000 2001

Bauksit � Bauxite 9.9 11.0 11.4 14.3 13.9Batubara � Coal 1,265.4 1,139.4 1,225.4 1,201.9 1,572.9Tembaga � Copper 958.9 1,003.4 1,051.0 1,742.4 1,414.5Emas � Gold 828.5 904.4 982.1 1,050.3 1,276.0Pasir Besi � Iron Sands 4.9 1.8 3.1 2.4 3.0Nikel � Nickel 286.2 206.8 283.6 522.4 402.9Perak � Silver 19.9 20.5 23.9 32.9 32.3Timah � Tin 287.8 250.1 260.9 244.7 244.0Lain-lain � Other 2.9 2.9 � � 3.8

Jumlah � Total 3,664.7 3,540.3 3,841.4 4,811.3 4,963.1

Pendapatan ekspor � Export revenues 3,392.6 3,293.8 3,317.6 3,919.7 3,816.6

Page 20: IMA Survei 2002

20 Indonesian Mining Industry Survey 2002

Aggregate Balance Sheet

Pada akhir tahun 2001, Jumlah aktiva yangdipergunakan dalam industri mineral olehresponden survei adalah US$9.486,9 juta,turun 6% dari tahun sebelumnya. Penurunanini terutama disebabkan oleh menurunnyajumlah aktiva tetap dan biaya pengembangantambang yang ditangguhkan oleh pembebananuntuk penyusutan dan amortisasi.

Nilai aktiva tetap dan aktiva eksplorasi danpengembangan yang ditangguhkan tahun 2001turun masing-masing sebesar 6% dan 30%menjadi US$6.614,0 juta dan US$678,5 juta.Penurunan nilai aktiva tetap ini diakibatkanoleh penyusutan dari aktiva yang mulaidigunakan setelah terjadinya kegiatan investasiyang signifikan dalam industri ini sejak tahun1996 sampai 1999.

Jumlah dana yang dipergunakan turun sebesar16% menjadi US$6.691,1 pada tahun 2001.Penurunan terjadi walaupun ada kenaikanpada dana Pemegang Saham sebesar 13%,yang mana terkompensasi oleh penurunanpada Pinjaman sebesar 34% menjadiUS$3.278,3 juta pada akhir tahun.

Sebagai akibat meningkatnya dana pemegangsaham dan menurunnya pinjaman, rasiohutang/ekuitas turun 41% menjadi 0,96. Rasiohutang/ekuitas tahun 2001 ini berada dibawahrata-rata lima tahun terakhir sebesar 2,00.

Rasio aktiva lancar/kewajiban lancar turun dari1,12 pada tahun 2000 menjadi 0,77 padatahun 2001. Rasio pendapatan terhadap aktivatetap dan aktiva ditangguhkan naik dari 0,60menjadi 0,68. Rasio perputaran danameningkat dari 0,60 menjadi 0,68.

Neraca industri ini secara keseluruhan tetapsehat. Melambatnya tingkat investasi dalamaktiva tetap serta aktiva eksplorasi danpengembangan (yang ditangguhkan) mengikutimasa tingkat investasi yang tinggi dalamindustri ini. Investasi ini akan memberikandasar yang baik bagi industri ini untukmemperoleh keuntungan dari setiap perbaikanharga-harga dari komoditas dunia pada masamendatang.

Neraca Keseluruhan

At the end of 2001, the Total assets employedin the mineral industry by survey respondentswas US$9,486.9 million, a decrease of 6% onthe previous year. The decrease was mainlydue to a reduction in fixed assets and deferredmine development costs from depreciation andamortisation charges.

The value of fixed and deferred explorationand development assets fell by 6% and 30%to US$6,614.0 million and US$678.5 millionin 2001 respectively. The decrease in thevalue of fixed assets is a result of thedepreciation of assets coming on-line after thesignificant investment activity in the industryfrom 1996 to 1999.

Total funds employed decreased by 16% toUS$6,691.1 million in 2001. The movementwas despite a 13% increase in Shareholders�funds which was more than offset by a 34%decrease in Borrowings to US$3,278.3 millionat the end of the year.

As a result of increased shareholders� funds anda decrease in borrowings, the debt to equityratio fell 41% to 0.96. The debt equity ratioresult in 2001 was below the average of thepast five years of 2.00.

The ratio of current assets to current liabilitiesfell from 1.12 in 2000 to 0.77 in 2001. Therevenue to fixed and deferred assets ratio rosefrom 0.60 to 0.68. The funds turnover ratiorose from 0.60 to 0.68.

The overall industry balance sheet remainssound. The slowing in the level of investmentin fixed assets, and exploration anddevelopment (deferred) assets follow a periodof high investment levels in the industry. Thisinvestment will provide a good base for theindustry to capitalise on any future upturn inworld commodity prices.

Page 21: IMA Survei 2002

Indonesian Mining Industry Survey 2002 21

12,000

10,000

8,000

6,000

4,000

2,000

01997 1998 1999 2000 2001

Jumlah aktivaTotal assets

Jumlah kewajiban (tidak termasuk pinjaman)Total liabilities (excluding borrowings)

Jumlah dana yang dipergunakanTotal fund employed

Neraca keseluruhanAggregate balance sheets

US$ juta - US$ millions

Neraca keseluruhan � Aggregate balance sheets

US$ juta � US$ millions 1997 1998 1999 2000 2001

Aktiva lancarCurrent assets 1,515.9 1,495.4 1,643.6 1,821.6 1,648.5Aktiva tetapFixed assets 5,867.0 6,753.9 7,144.4 7,066.5 6,614.0Eksplorasi dan pengembangan

(aktiva yang ditangguhkan)Exploration and development

(deferred assets) 1,007.7 1,116.4 1,229.6 969.3 678.5Aktiva lain-lainOther assets 276.7 253.5 313.1 252.1 546.0Jumlah aktivaTotal assets 8,667.3 9,619.2 10,330.7 10,109.6 9,486.9Kewajiban lancarCurrent liabilities 1,070.0 953.0 1,135.7 1,625.6 2,313.0Provisi/cadangan untuk restorasi dan

penutupan tambangProvision/reserve for restoration and

mine closure 42.1 51.9 73.4 85.7 106.9Kewajiban lain-lainOther liabilities 824.2 1,264.4 1,074.3 433.9 557.8Jumlah kewajiban (tidak termasuk

pinjaman)Total liabilities (excl. borrowings) 1,936.4 2,269.4 2,283.4 2,145.3 2,795.8Dana pemegang sahamShareholders� fund 1,930.7 2,129.2 2,842.1 3,029.2 3,412.9PinjamanBorrowings 4,800.2 5,220.7 5,205.2 4,935.1 3,278.3Jumlah dana yang dipergunakanTotal funds employed 6,731.0 7,349.8 8,047.3 7,964.3 6,691.1Jumlah ekuitas dan kewajibanTotal equity and liabilities 8,667.3 9,619.2 10,330.7 10,109.6 9,486.9

Page 22: IMA Survei 2002

22 Indonesian Mining Industry Survey 2002

1.75

1.25

0.75

0.251997 1998 1999 2000 2001

Pendapatan/jumlah aktivaRevenue to total assets

Rasio perputaran danaFunds turnover ratio

Rasio lancarCurrent ratio

Rasio-rasio neraca keseluruhanAggregate balance sheets ratios

Rasio-rasio neraca keseluruhan � Aggregate balance sheets ratios

1997 1998 1999 2000 2001

Pendapatan/aktiva tetap dan ditangguhkan v

Revenue to fixed and deferred assets v 0.53 0.45 0.46 0.60 0.68Rasio lancar v

Current ratio v 1.42 1.57 1.45 1.12 0.77Rasio perputaran dana v

Funds turnover ratio v 0.61 0.50 0.50 0.60 0.68Rasio hutang/ekuitas v

Debt to equity ratio v 2.49 2.45 1.83 1.63 0.96

Page 23: IMA Survei 2002

Indonesian Mining Industry Survey 2002 23

2,000

1,500

1,000

500

0

-500

-1,000

1997 1998 2001

Kas dari operasiCash from operation

Kas dari pendanaan bersihNet cash from financing

Pengeluaran kas untuk investasiCash spent on investment

Arus kas bersihNet cash flows

1999 2000

Aggregate Cash Flow

Kas dari operasi membaik pada tahun 2001,meningkat 9% menjadi US$1.366,9 juta yangmelanjutkan kecenderungan meningkat sejaktahun 1997.

Kas bersih dari pendanaan menghasilkan kaskeluar sebesar US$796,9 juta pada tahun2001, turun sebesar 15% dari kas keluar yangdilaporkan tahun 2000. Selama tahun 2000dan 2001, pembayaran kembali hutang dalamjumlah besar telah dilakukan.

Kas yang dikeluarkan untuk investasi yangdicapai pada tahun 2001 adalah rendahsebesar US$345,8 juta, turun 33% dari tingkatpengeluaran yang dicatat pada tahun 2000.Hasil tahun 2001 ini meneruskankecenderungan berkurangnya pengeluaranuntuk investasi dalam industri ini yangmencapai puncaknya pada tahun 1997/1998.

Arus Kas Keseluruhan

Arus kas - Cash flow

US$ juta - US$ millions

Arus kas keseluruhan � Aggregate cash flow

US$ juta - US$ millions 1997 1998 1999 2000 2001

Kas dari operasiCash from operation 1,057.0 1,107.8 1,179.1 1,255.4 1,366.9Kas bersih dari pendanaanNet cash from financing 1,059.2 634.0 (117.9) (942.1) (796.9)Kas yang dikeluarkan untuk investasiCash spent on investment (1,861.5) (1,739.3) (1,173.8) (515.5) (345.8)Arus kas bersihNet cash flows 254.7 2.5 (112.6) (202.2) 224.2

Cash from operations improved in 2001 rising9% to US$1,366.9 million which continues atrend of increases from 1997 onwards.

Net cash from financing resulted in an outflowof US$796.9 million in 2001, decreased by15% over outlays reported in 2000. Over 2000and 2001, substantial debt repayments havebeen made.

Cash spent on investment achieved in 2001was low at US$345.8 million, a 33% decreasein the level of outflows recorded in 2000. The2001 result continues a trend of reducedinvestment spending in the industry whichpeaked in 1997/1998.

Page 24: IMA Survei 2002

24 Indonesian Mining Industry Survey 2002

Profitability

Profitabilitas keseluruhan industripertambangan Indonesia membaik pada tahun2001. Namun, hal ini terutama disebabkanoleh lebih rendahnya beban bunga danpendanaan, yang mencerminkan siklusinvestasi pada tambang-tambang Indonesia.Laba sebelum bunga dan pajak relatif tidakberubah dibandingkan dengan tahun 2000.

Pengembalian rata-rata dana pemegang sahamtahun 2001 adalah 10%, dibandingkan dengan8% pada tahun sebelumnya. Hasil tahun 2001ini jauh dibawah angka rata-rata selama delapantahun yang dicatat oleh responden, yakni 12%.

Sebuah ukuran yang lebih luas dari tingkatpengembalian adalah Pengembalian rata-ratadana yang dipergunakan (perbandingan labasebelum bunga dan pajak terhadap rata-ratadana yang dipergunakan) yang besarnya padatahun 2001 adalah 12%. Ini melebihi tahunsebelumnya sebesar 9%, namun jauh dibawahangka rata-rata selama delapan tahun yangdicatat oleh responden, yakni 14%. Ukuran inimengindikasikan bahwa keuntungan darikegiatan industri pertambangan dibagi antarapemegang saham, kreditur dan pemerintah.

Pengembalian rata-rata aktiva yang dipergunakandan Pengembalian pendapatan bersih masing-masing adalah 5% dan 10% pada tahun 2001serta 4% dan 8% pada tahun 2000.Pengembalian rata-rata aktiva yang dipergunakandan Pengembalian pendapatan bersih tahun2001 keduanya diatas angka rata-rata selamadelapan tahun yang dicatat oleh respondenmasing-masing sebesar 6% dan 13%.

Profitabilitas

Overall profitability for the Indonesian miningindustry improved in 2001. However, this wasprimarily a result of lower interest and financingcosts reflecting the cycle of investment inIndonesia mines. Profit before interest and taxwas relatively static compared to 2000.

The Return on average shareholders�investment was 10% in 2001, compared with8% in the previous year. The result in 2001was well below the eight years averagerecorded by respondents of 12%.

A broader measure of rate of return is theReturn on average funds employed (net profitbefore interest and tax on average fundsemployed) which was 12% in 2001. This isabove the 9% of the previous year, however itwas well below the eight year averagerecorded by respondents of 14%. This measureindicates the total return from mining industryactivities to be shared between shareholders,lenders, and governments.

The Return on average assets employed andthe Return on net revenues was 5% and 10%in 2001, and 4% and 8% in 2000, respectively.The Return on average assets employed and onnet revenues in 2001 were both above theeight years average recorded by respondents of6% and 13% respectively.

Page 25: IMA Survei 2002

Indonesian Mining Industry Survey 2002 25

600

450

300

150

01997 1998 1999 2000 2001

20%

15%

10%

5%

0%

Laba bersihNet Profit

Pengembalian rata-rata investasi pemegang sahamReturn on average shareholders investment

Pengembalian rata-rata dana yang dipergunakanReturn on average funds employed

Pengembalian rata-rata aktiva yang dipergunakanReturn on average assets employed

Pengembalian pendapatan bersihReturn on net revenues

Laba bersih dan tingkat pengembalianNet profit and rates of return

US$ juta - US$ millions

Profitabilitas � Profitability

US$ juta � US$ millions 1997 1998 1999 2000 2001

Dana pemegang saham rata-rataAverage shareholders�s funds 1,977.3 2,029.9 2,485.6 2,935.6 3,221.0Dana yang dipergunakan rata-rataAverage funds employed 5,996.9 7,040.4 7,698.6 8,005.8 7,327.7Aktiva yang dipergunakan rata-rataAverage assets employed 7,807.2 9,143.3 9,975.0 10,220.1 9,798.2Pendapatan penjualan bersihNet sales revenue 3,664.7 3,540.3 3,841.4 4,811.3 4,963.1Laba bersihNet profit 396.2 518.1 550.6 368.9 502.8Laba sebelum bunga dan pajakProfit before interest and tax 750.6 926.7 995.3 747.3 884.6

Tingkat Pengembalian vRates of return v per cent per cent per cent per cent per cent

Pengembalian rata-rata investasipemegang sahamReturn on average shareholders� investment 9 12 13 8 10Pengembalian rata-rata danayang dipergunakanReturn on average funds employed 13 13 13 9 12Pengembalian rata-rata aktivayang dipergunakanReturn on average assets employed 5 6 6 4 5Pengembalian pendapatan bersihReturn on net revenues 11 15 14 8 10

Tingkat pengembalian - Rates of return

Page 26: IMA Survei 2002

26 Indonesian Mining Industry Survey 2002

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

1997 1998 1999 2000 2001

Hutang diberikanDebt raised

InvestasiInvestment

Borrowings

Jumlah pinjaman menurun sebesar 34%selama tahun 2001 menjadi US$3.278,3 juta,terutama disebabkan oleh pembayarankembali hutang kepada pihak ketiga. Padaakhir tahun 2001, rasio hutang/ekuitaskeseluruhan adalah 0,96 dan hutang berjumlah2,0 kali dari jumlah modal disetor. Hal inimenunjukkan pentingnya pendanaan hutangbagi industri pertambangan Indonesia.

Dari tahun 1997 ke tahun 1998, hutang barudalam jumlah besar dibayarkan sebagai akibatdari investasi pada tambang baru danperluasan kapasitas. Tahap ini sekarang telahselesai dan hutang dibayarkan kembali denganmenggunakan arus kas dari operasi.Pembayaran kembali hutang bersih yangsignifikan dalam dua tahun terakhirmencerminkan kurangnya investasi barudisektor pertambangan Indonesia.

Hutang baru yang diberikan pada tahun 2001berjumlah US$281,4 juta, sementaraUS$891,9 juta dibayar kembali. Pihak afiliasimemberikan 37% (US$105,0 juta) dari hutangbaru dalam tahun 2001 dan merupakan 41%dari saldo pinjaman pada akhir tahun 2001.Selama tahun 2001, US$3,5 juta diberikandengan cara menerbitkan saham baru.

Pinjaman

Pinjaman dan rasio hutang/ekuitasBorrowings and debt/equity ratio

Hutang baru yang diberikan dan tingkat investasiNew debt raised and level of investment

US$ milliar - US$ billions Rasio - Ratio US$ milliar - US$ billions

Total borrowings decreased by 34% during2001 to US$3,278.3 million, mainly as a resultof repayment of third party debt. At the end of2001, the aggregate debt/equity ratio was 0.96,and debt represented 2.0 times the amount ofpaid-in-capital. This highlights the significanceof debt funding to Indonesia�s mining industry.

From 1997 to 1998, substantial new debt wasdrawn as a result of investment on new minesand capacity expansions. This stage is nowcomplete and debt is being repaid out ofoperating cash flows. The significant net debtrepayments over the last two years reflects thelack of new investment in the Indonesianmining sector.

New debt raised during 2001 totalledUS$281.4 million, while US$891.9 millionwas repaid. Related parties provided 37%(US$105.0 million) of new borrowings in 2001and represented 41% of total borrowings at theend of 2001. US$3.5 million was raised byway of new shares issued during 2001.

0.0

2.0

4.0

6.0

1997 1998 1999 2000 20010.00

1.00

2.00

3.00

PinjamanBorrowings

Rasio hutang/ekuitasDebt/equity ratio

Page 27: IMA Survei 2002

Indonesian Mining Industry Survey 2002 27

Pinjaman dan bunga � Borrowings and interest

US$ juta � US$ millions 1997 1998 1999 2000 2001

Pinjaman pada akhir tahunBorrowings at the year end

Hutang kepada pihak afiliasiRelated party debt 2,370.1 2,175.6 2,113.6 2,150.7 1,350.5Hutang kepada pihak ketigaThird party debt 2,430.2 3,045.1 3,091.6 2,784.4 1,927.7

Jumlah pinjaman pada akhir tahunTotal borrowings at the year end 4,800.2 5,220.7 5,205.2 4,935.1 3,278.3

Hutang baru yang diberikanNew debt raised

Hutang kepada pihak afiliasiRelated party debt 1,603.9 516.8 387.8 136.9 105.0Hutang kepada pihak ketigaThird party debt 834.2 1,214.6 541.3 213.6 176.4

Jumlah hutang baru yang diberikanTotal new debt raised 2,438.1 1,731.5 929.1 350.5 281.4Hutang yang dibayar kembaliDebt repaid

Hutang kepada pihak afiliasiRelated party debt 592.6 1,028.9 353.0 359.4 335.7Hutang kepada pihak ketigaThird party debt 290.4 46.6 618.6 262.6 556.2

Jumlah hutang yang dibayar kembaliTotal debt repaid 883.0 1,075.4 971.6 622.0 891.9

Bunga yang dibayarkanInterest paid

Hutang kepada pihak afiliasiRelated party debt 124.3 139.8 97.8 67.7 50.1Hutang kepada pihak ketigaThird party debt 152.1 230.1 223.7 231.5 214.7

Jumlah bunga yang dibayarkanTotal interest paid 276.4 369.9 321.5 299.1 264.8Rasio hutang/ekuitas pada akhir tahun v

Debt/equity ratio at year end v 2.49 2.45 1.83 1.63 0.96

Page 28: IMA Survei 2002

28 Indonesian Mining Industry Survey 2002

Industry Spending

Dibandingkan dengan tahun 2000, Jumlahpengeluaran industri turun secara signifikansebesar 42% menjadi US$1,43 milar padatahun 2001. Berkurangnya pengeluaran inidisebabkan oleh berkurangnya investasi yangturun 67%. Jumlah pembelian juga telahberkurang dari tahun 2000.

Investasi dalam tambang baru dan perluasankapasitas maupun penggantian barang-barangmodal hanya sepersekian dari tingkat yangdicapai dalam tahun-tahun sebelumnya. Daritahun 1996 sampai tahun 1999, pengeluaranuntuk pengembangan dan aktiva tetap rata-ratamelebihi US$1.500 juta. Pengeluaran tahun2001 yang besarnya US$228,5 juta hanyasekitar 15% dari jumlah tersebut.

Pengeluaran Industri

Pengeluaran industriIndustry spending

US$ juta - US$ millions

Total Industry spending has decreasedsignificantly by 42% in 2001 toUS$1.43 billion as compared with 2000.The drop in spending was due to reducedinvestment which fell 67%. Total purchasesalso fell from 2000.

Investment in new mines and capacityexpansions as well as replacement capital is afraction of the level over the previous years.From 1996 to 1999, spending on developmentand fixed assets averaged more than US$1,500million. Expenditure in 2001 at US$228.5million is only around 15% of this.

3,500

2,500

1,500

5001997 1998 1999 2000 2001

Eksplorasi dan kelayakanExploration and feasibility

PengembanganDevelopmentAktiva tetapFixed assets

Jumlah pembelianTotal purchases

Page 29: IMA Survei 2002

Indonesian Mining Industry Survey 2002 29

Pengeluaran eksplorasi dan kelayakan tahun2001 oleh responden turun menjadi US$37,9 juta,terutama merupakan pengeluaran olehtambang yang telah beroperasi. Pengeluaraneksplorasi oleh perusahaan yang masih dalamtahap eksplorasi hanya berjumlah US$6,6 jutapada tahun 2001. Pengeluaran eksplorasi dankelayakan dalam masa lima tahun olehperusahaan-perusahaan responden berjumlahUS$434,3 juta.

Kegiatan eksplorasi di Indonesia mencapaipuncaknya pada tahun 1996/1997, sebelumdampak krisis ekonomi, politik dan sosialmemperlemah stabilitas kondisi penanamanmodal asing. Hal ini, bersama dengan lemahnyaharga logam, telah memberikan dampak yangbesar terhadap kegiatan eksplorasi, yangmengakibatkan lebih dari 220 proyek eksplorasidi Indonesia pada saat ini ditunda, ditinggalkanatau tidak aktif, meningkat secara signifikan darisekitar 170 proyek eksplorasi pada tahunsebelumnya. Sebagian besar perusahaaneksplorasi pemula telah menarik diri dari sektorpertambangan Indonesia.

Pengeluaran industri � Industry spending

US$ juta � US$ millions 1997 1998 1999 2000 2001

InvestasiInvestmentEksplorasi dan kelayakanExploration and feasibility 155.0 96.2 77.9 67.3 37.9PengembanganDevelopment 197.1 192.3 366.9 191.2 72.7Aktiva tetapFixed assets 1,409.9 1,879.4 963.2 656.6 155.8Jumlah investasiTotal investment 1,762.0 2,167.9 1,408.1 915.1 266.4Ekplorasi dan kelayakan duniaviii

World exploration and feasibilityviii 5,100.0 3,500.0 2,700.0 2,340.0 2,200.0

PembelianPurchasesDiimpor oleh perusahaanImported by company 1,009.3 770.1 668.5 977.3 701.7Diimpor melalui penyalur dalam negeriImported through domestic suppliers 48.5 52.5 41.0 3.0 6.0Pembelian dalam negeriDomestic purchases 528.5 323.3 468.5 570.0 420.2Jumlah pembelianTotal purchases 1,586.3 1,145.8 1,177.9 1,550.2 1,127.9Jumlah pengeluaran industriTotal industry spending 3,348.3 3,313.7 2,586.0 2,465.4 1,431.0

Exploration and feasibility expenditure byrespondents decreased in 2001 to US$37.9 millionwhich was mainly represented by spending byexisting mining operations. Explorationexpenditure by exploration companies in 2001was only US$6.6 million. Expenditure onexploration and feasibilityover the five year period byrespondent companies totalledUS$434.3 million.

Exploration activity in Indonesia peaked in1996/1997 before the effects of theeconomic, political and social crisisweakened stability in foreign investmentconditions. This, along with weak metalsprices, has had a substantial impact onexploration activities, the legacy of which isover 220 Indonesian exploration projectscurrently suspended, withdrawn or inactive,increased significantly from around 170exploration projects in the prior year. Juniorexploration companies have largelywithdrawn from Indonesia�s mining sector.

Page 30: IMA Survei 2002

30 Indonesian Mining Industry Survey 2002

Menurunnya pengeluaran eksplorasi inimenimbulkan keprihatinan karenakeberhasilan jangka panjang industripertambangan Indonesia bergantung kepadaeksplorasi yang berkesinambungan danpenemuan serta pengembangan deposit-deposit baru. Tingkat keberhasilan eksplorasiterhadap penemuan deposit yang ekonomis,beserta lamanya dari penemuan sampaikepada produksi, menekankan pentingnyakegiatan eksplorasi dewasa ini.

Pengeluaran eksplorasi dan kelayakan dunia dan Indonesiaviii

World and Indonesia exploration and feasibility expenditureviii

Pengeluaran untuk pengembangan turun 62%menjadi US$72,7 juta dan pengeluaran untukaktiva tetap turun 76% menjadi US$155,8 jutakarena responden memusatkan pengeluaraninvestasi mereka untuk proyek yang telahmatang yang telah ada.

Sembilan perusahaan yang telah berproduksidan delapan perusahaan eksplorasimelaporkan Rencana investasi tahun 2002sebesar US$256,7 juta - US$209,3 juta dalamaktiva tetap, US$14,2 juta untuk eksplorasi dankelayakan dan US$33,3 juta berhubungandengan pengembangan. Tingkat rencanainvestasi tahun 2002 tersebut berkurang 15%dari tingkat pengeluaran tahun sebelumnyadan turun 80% dari rata-rata pengeluaranaktual selama lima tahun sebelumnya.

Penurunan yang signifikan dalam rencanapengeluaran investasi tahun 2002 tersebutsebagian mencerminkan kekurangpercayaaninvestor karena berlanjutnya ketidakstabilanpolitik dan ekonomi di Indonesia beserta

This decline in exploration spending is a causeof concern as the long-term success of theIndonesian mining industry is dependent onthe continued exploration and the discoveryand development of new deposits. The successrate of exploration to the discovery ofeconomic deposits, as well as the lengthyprocess from discovery to production,emphasis the importance of current explorationactivities.

Development expenditure fell 62% to US$72.7million and Fixed asset expenditure fell 76% toUS$155.8 million as respondents concentratetheir investment spending on existing matureprojects.

Nine production companies and eightexploration companies reported Plannedinvestment for 2002 totalling US$256.7million - US$209.3 million on fixed assets,US$14.2 million for exploration and feasibility,and US$33.3 million relating to development.The level of Planned investment for 2002represents a 15% reduction in the level ofexpenditure from the prior year and 80%decrease from average actual expenditure overthe previous five years.

The significant reduction in plannedinvestment expenditure for 2002 reflects, inpart, a lack of confidence by investors due tothe continuing political and economicinstability in Indonesia as well as uncertaintiessurrounding the introduction of new mining

4,500

6,000

3,000

1,500

01997 1998 1999 2000 2001

4.0%

3.0%

2.0%

1.0%

0.0%

Pengeluaran duniaWorld expenditure

% Pengeluaran Indonesia dari pengeluaran dunia% Indonesia of world expenditure

Page 31: IMA Survei 2002

Indonesian Mining Industry Survey 2002 31

1,600

1,200

800

400

01997 1998 1999 2000 2001

Jumlah pembelianTotal purchases

Diimpor oleh perusahaanImported by company

Diimpor melalui penyalur lokalImported through domestic supplies

Pembelian dalam negeriDomestic purchases

2,500

2,000

1,500

1,000

500

01997 1998 1999 2000 2001 2002

(rencana - planned)

Eksplorasi dan kelayakanExploration & feasibility

PengembanganDevelopment

Aktiva tetapFixed assets

ketidakpastian di sekitar pemberlakuanundang-undang pertambangan yang baru,dampak otonomi daerah dan bentuk serta isikontrak pertambangan generasi berikutnya.

Jumlah Pembelian menurun 27% menjadiUS$1.127,9 juta pada tahun 2001. Penurunanini terjadi pada barang-barang yang diimporoleh perusahaan maupun yang dibeli di dalamnegeri yang pada tahun 2001 turun masing-masing sebesar 28% menjadi US$701,7 jutadan 26% menjadi US$420,2 juta. Tidak semuaresponden memberikan data pembelian untukmasa lima tahun tersebut.

Investasi yang direncanakan dan aktualPlanned and actual investment

Pembelian - Purchases

US$ juta - US$ millions

US$ juta - US$ millions

legislation, the effects of regional autonomyand the form and content of the nextgeneration mining contracts.

Total Purchases decreased 27% toUS$1,127.9 million in 2001. The fall wasattributed to goods Imported by company andDomestic purchases which decreased 28% toUS$701.7 million and 26% toUS$420.2 million in 2001 respectively. Not allrespondents provided data on purchases for thefive year period.

Page 32: IMA Survei 2002

32 Indonesian Mining Industry Survey 2002

1,000

750

500

250

01997 1998 1999 2000 2001

Jumlah pendapatan pemerintahTotal Government revenue

Jumlah pajakTotal taxes

Jumlah pajak yg dibebankan kepada pihak lainTotal taxes levied to others

Jumlah beban pajak perusahaanTotal tax expence on company

Government Revenue

Pendapatan pemerintah tahun 2001 yangdilaporkan oleh responden berjumlahRp 8.329,8 miliar (US$813,4 juta), naik 23%dalam rupiah (1% dalam dolar Amerika) daritahun sebelumnya. Perlu dicatat bahwa tidaksemua perusahaan melaporkan data lengkapmengenai pembayaran kepada Pemerintah.

Beban pajak penghasilan perusahaanberjumlah US$332,2 juta pada tahun 2001.Tarif pajak penghasilan badan yang diterapkankepada responden bervariasi dari 30% sampai48%, bergantung kepada generasi KontrakKarya atau Perjanjian Batubara. Jumlah bebanpajak perusahaan (termasuk royalti dan pajaktidak langsung) tahun 2001 berjumlahUS$577,2 juta, atau 60,1% dari laba sebelumpajak. Ini tidak termasuk PPN masukan yangkemungkinan tidak dapat ditagih olehbeberapa perusahaan-perusahaanpertambangan sebagai akibat dari perubahanundang-undang PPN yang mulai berlaku padatahun 2001. Sebagai tambahan kepada pajakyang dibebankan kepada perusahaan, sebagianbesar pemegang saham asing merupakansubyek pajak atas dividen.

Royalti mineral dan batubara termasuk didalam pajak langsung perusahaan, mencakuptaksiran nilai penjualan bersih bagianPemerintah atas produksi batubara berdasarkanPerjanjian Kerjasama Batubara.

Pendapatan Pemerintah

Total Government revenue in 2001 reportedby respondents was Rp 8,329.8 billion(US$813.4 million) an increase of 23% inRupiah terms (1% in US dollar terms) from theprevious year. It should be noted that not allcompanies reported complete data ofpayments to Government.

Income tax expense on companies totalledUS$332.2 million in 2001. The corporateincome tax rates applicable to respondentsranged from 30% to 48%, depending on thegeneration of Contract of Work or CoalAgreement. The Total tax expense oncompanies (including royalties and indirecttaxes) in 2001 was US$577.2 million, or60.1% of profit before taxes. This excludesInput VAT, which some mining companies maynot be able to claim as a result of changes tothe VAT law which commenced in 2001. Inaddition to taxes levied on companies, mostforeign shareholders are subject to taxes ondividends.

Mineral and coal royalties included in directtaxes on companies, includes the estimated netsales value of the Government�s share of coalproduction under Coal CooperationAgreements.

Pajak dan pendapatan pemerintahTaxes and government revenue

US$ juta - US$ millions

Page 33: IMA Survei 2002

Indonesian Mining Industry Survey 2002 33

Pajak dan pendapatan Pemerintah � Taxes and Government revenue

US$ juta � US$ millions 1997 1998 1999 2000 2001

Beban pajak penghasilaniv

Income tax expenseiv 245.5 279.8 321.5 255.2 332.2Royalti mineral dan batubaraMineral and coal royalties 77.6 65.3 117.0 143.7 176.5Jumlah pajak langsungTotal direct taxes 323.1 345.1 438.5 398.9 508.7Pajak dan bea lainnyaOther taxes and duties 27.8 15.7 28.9 88.6 67.4Biaya dan pembebanan pemerintah lainnyaOther Government fees and charges 7.5 8.6 10.8 84.4 1.0Jumlah pajak tidak langsungTotal indirect taxes 35.2 24.3 39.7 173.0 68.4Jumlah beban pajak perusahaanTotal tax expense on companies 358.4 369.4 478.1 571.9 577.2Pajak pegawai yang dibayarEmployee taxes paid 39.7 33.4 42.1 33.1 51.1PPN atas penjualanVAT on sales 25.8 15.2 36.6 35.6 41.0Pembayaran pajak yang dipotongWithholding taxes paid 97.0 83.5 103.7 66.1 71.2

Jumlah pajak yang dibebankankepada pihak lainTotal taxes levied to others 162.5 132.1 182.4 134.7 163.3

Jumlah pajak - Total taxes 520.8 501.4 660.6 706.7 740.4PPN masukan � Input VAT 127.3 131.4 184.4 98.0 72.9

Jumlah pendapatan pemerintahTotal Government revenue

- US$ juta � US$ millions 648.1 632.8 845.0 804.7 813.4- Rp miliar � Rp billions 1,867.8 6,367.9 6,651.6 6,762.8 8,329.8

Jumlah tarif pajak perusahaanx

Total company tax ratex 49.7% 43.3% 50.2% 68.0% 60.1%

Page 34: IMA Survei 2002

34 Indonesian Mining Industry Survey 2002

Expenditures of PublicInterest

Kurang lebih Rp 319,1 miliar telahdikeluarkan dalam tahun 2001 untukpengembangan daerah dan kemasyarakatan,serta sumbangan untuk kemanusiaan danyayasan nirlaba, turun 9% dari tahun 2000.Selama periode lima tahun, lebih dari Rp1.273,3 miliar telah dikeluarkan olehresponden untuk kegiatan-kegiatan tersebut.

Selama tahun 2001, US$34,7 juta telahdikeluarkan untuk reklamasi, penutupantambang dan pengendalian lingkunganmerupakan peningkatan 18% dari tahun 2000.Jumlah yang cukup besar dikeluarkan dalamtahun 1998 disebabkan oleh adanyapengeluaran yang besar untuk peralatan yangditujukan bagi pengendalian lingkungan. Padaakhir tahun 2001, sejumlah US$106,9 jutatelah dicadangkan untuk reklamasi danpenutupan tambang, naik US$21,4 juta daritahun sebelumnya.

Pengeluaran untuk pengembangan daerah dankemasyarakatan serta sumbangan untukkemanusiaan dan yayasan nirlaba serta untukreklamasi, penutupan tambang danpengendalian lingkungan pada tahun 2001sebagian dipengaruhi oleh tingkat keuntunganyang dilaporkan oleh industri ini.

Pengeluaran untukKepentingan Umum

Approximately Rp 319.1 billion was spentduring 2001 on regional and communitydevelopment, and contributions to charitiesand not-for-profit foundations, a decrease of9% from 2000. Over the five year period,more than Rp 1,273.3 billion has been spentby respondents on these activities.

During 2001, US$34.7 million was spent onreclamation, mine closure and environmentalcontrol representing an 18% increase from2000. The considerable amount expended in1998 was due to significant expenditure onplant and equipment for the purpose ofenvironmental control. At the end of 2001, atotal of US$106.9 million had been accrued forreclamation and mine closure, an increase ofUS$21.4 million from the previous year.

The expenditure on regional and communitydevelopment and contributions to charities andnot-for-profit foundations and on reclamation,mine closure and environmental control in2001 is in part affected by the levels ofprofitability reported by the industry.

Page 35: IMA Survei 2002

Indonesian Mining Industry Survey 2002 35

120,000

30,000

90,000

60,000

400.0

300.0

200.0

100.0

0.019981997 1999 2000 2001

Riset dan pengembangan (US$ ribu)Research and development (in US$ thousands)

Pengeluaran untuk reklamasi dan penutupan tambang (US$ ribu)Expenditure on reclamation and mine closure (in US$ thousands)

Pengembangan daerah dan kemasyarakatan dan sumbangan (Rp milliar)Regional and community development, and donation (in Rp billions)

Pelatihan pegawai (Rp milliar)Employee training (in Rp billions)

0

Pengeluaran untuk kepentingan umum � Expenditures of public interest

1997 1998 1999 2000 2001

Rp miliar � Rp billionsPelatihan pegawaiEmployee training 60.1 112.8 118.6 134.6 108.5Pengembangan daerah dan kemasyarakatanRegional and community development 60.4 237.8 211.0 269.7 279.1Sumbangan kemanusiaan dan kontribusi

kepada yayasan nirlabaCharitable donations and contributions to

not-for-profit foundations 9.6 41.4 44.2 80.1 40.1

US$ ribu � US$ thousands

Riset dan pengembanganResearch and development 1,704.6 1,329.8 1,335.9 748.7 252.1Pengeluaran untuk reklamasi, penutupan tambang

dan pengendalian lingkunganExpenditure on reclamation, mine closure

and environmental control 30,049.9 99,688.0 26,425.6 29,449.7 34,766.3Kenaikan bersih akumulasi penyisihan/cadangan

untuk reklamasi dan penutupan tambangNet increase in accumulated provision/

reserve for reclamation and mine closure 10,718.7 9,862.7 21,503.0 12,260.1 21,240.2Akumulasi penyisihan/cadangan untuk reklamasi

dan penutupan tambangAccumulated provision/reserve for reclamation

and mine closure 42,082.1 51,944.8 73,447.8 85,707.8 106,948.1

Pengeluaran untuk kepentingan umumExpenditures of public interest

US$ ribu - US$ thousands Rp milliar - Rp billions

Page 36: IMA Survei 2002

36 Indonesian Mining Industry Survey 2002

Contribution to theIndonesian Economy andForeign Contribution

Sumbangan industri pertambangan kepadaekonomi Indonesia yang dilaporkan olehresponden sedikit meningkat selama tahun2001. Sumbangan investor asing kepadaindustri pertambangan Indonesia terusmenurun dalam tahun 2001, mencerminkanterbatasnya investasi baru. Angka-angka yangdilaporkan tidak termasuk dampak pengalitidak langsung yang dimiliki sumbangantersebut terhadap kegiatan ekonomi lain diIndonesia.

Jumlah sumbangan responden kepadaekonomi Indonesia naik 6% selama tahun2001. Pos utama yang mencerminkankenaikan ini adalah pendapatan Pemerintahyang meningkat 23% (dalam mata uangRupiah) menjadi Rp 8.329,8 miliar. Akantetapi, Pembelian dari pemasok dalam negeridan Dividen yang dibayarkan kepadapemegang saham Indonesia masing-masingturun sebesar 10% dan 48% menjadiRp 4.303,9 miliar dan Rp 337,8 miliar padatahun 2001.

Sumbangan industri pertambangan kepadaPDB merupakan sumbangan kepada PDBIndonesia oleh keseluruhan industripertambangan Indonesia. Hasil tahun 2001memperlihatkan kenaikan sebesar 34% daritahun 2000, menjadi Rp 45.558,1 miliarmenjadikan industri pertambangan terusmenjadi penyumbang penting kepada PDBIndonesia.

Sumbangan industri pertambangan kepadaekspor mencerminkan sumbangan terhadapekspor yang diberikan oleh keseluruhanindustri pertambangan Indonesia. Dalam tahun2001 dilaporkan adanya peningkatan sebesar5% dalam tingkat ekspor mineral dan produkterkait yang berjumlah US$7.031,7 juta jikadibandingkan dengan sumbangan yangdilaporkan tahun 2000. Pendapatan ekspordari responden menurun sedikit sebesar 3%,menjadi US$3.816,6 juta, dibandingkandengan tahun sebelumnya.

Sumbangan kepada EkonomiIndonesia dan SumbanganPihak Asing

Contribution by the mining industry to theIndonesian economy reported by respondentsincreased slightly during the year. Foreigninvestors� contribution to the Indonesianmining industry continued to decline in 2001reflecting limited new investment. The figuresreported do not include the indirect multipliereffect that this contribution has on othereconomic activity in Indonesia.

The Total contribution by respondents to theIndonesian economy increased by 6% during2001. The main item reflecting this movementwas Government revenue which rose by 23%(in Rupiah terms) to Rp 8,329.8 billion.However, Purchases from domestic suppliersand Dividends paid to Indonesian shareholdersdecreased by 10% and 48% to Rp 4,303.9billion and Rp 337.8 billion in 2001respectively.

The Mining industry contribution to GDPrepresents the contribution to Indonesia�s GDPby the whole of the Indonesian miningindustry. The result in 2001 reflects a 34%increase on 2000 to Rp 45,558.1 billionmaking the mining industry a continuingsignificant contributor to Indonesia�s GDP.

The Mining industry contribution to exportsreflects the contribution made by the entireIndonesian mining industry. The year 2001reported an increase of 5% in the level ofexports of minerals and related productstotalling US$7,031.7 million compared withthe contribution reported in 2000. Exportrevenues from survey respondents slightlydecreased by 3% to US$3,816.6 millioncompared with the prior year.

Total foreign investors� contribution decreasedby 55% to US$461.6 million in 2001. ForeignNew debt raised fell by 20% toUS$281.4 million and Foreign investment infixed asset and development decreased by73% to US$180.2 million.

Page 37: IMA Survei 2002

Indonesian Mining Industry Survey 2002 37

Sumbangan kepada ekonomi Indonesia dan sumbangan pihak asingContribution to Indonesian economy and foreign contribution

Rp. miliar � Rp. billions 1997 1998 1999 2000 2001

Sumbangan kepada ekonomi IndonesiaContribution to Indonesian economyUpah pegawai (tidak termasuk orang asing)Employee compensation (excl. expatriates) 290.1 545.2 846.0 1,080.2 1,073.6Pembelian dari pemasok dalam negeriPurchases from domestic suppliers 1,523.2 3,252.6 3,688.0 4,790.4 4,303.9Pendapatan pemerintahGovernment revenue 1,867.8 6,367.9 6,651.6 6,762.8 8,329.8Dividen yang dibayarkan kepada pemegang

saham IndonesiaDividends paid to Indonesian shareholders 177.4 202.6 298.2 647.5 337.8Bunga yang dibayarkan kepada perusahaan-

perusahaan/bank-bank di IndonesiaInterest paid to Indonesian companies/banks 266.5 874.9 294.1 259.5 264.3

Jumlah sumbangan � Total contribution 4,125.0 11,243.2 11,777.8 13,540.4 14,309.4

Sumbangan industri pertambangankepada PDB xii

Mining industry contribution to GDP xii 11,121.9 36,477.8 31,208.5 34,031.6 45,558.1

Sumbangan industri pertambangankepada ekspor (US$ juta)ix

Total contribution to Indonesian exports(US$ millions) ix 6,105.9 7,826.7 5,573.0 6,711.4 7,031.7

Pendapatan ekspor dari responden(US$ juta)

Export revenues of survey respondents(US$ millions) 3,392.6 3,293.8 3,317.6 3,919.7 3,816.6

Sumbangan investor asingForeign investors� contribution

Hutang baru (US$ juta)New debt raised (US$ millions) 2,438.1 1,731.5 929.1 350.5 281.4% dari keseluruhan - % of total 70.6% 75.1% 90.2% 83.6% 47.6%

Investasi dalam aktiva tetap danpengembangan (US$ juta)

Investment in fixed assets and development(US$ millions) 1,112.5 996.5 630.1 668.6 180.2

% dari keseluruhan - % of total 69.2% 69.2% 69.2% 69.2% 69.2%

Jumlah sumbangan investor asingTotal foreign contribution 3,550.7 2,728.0 1,559.2 1,019.1 461.6

Page 38: IMA Survei 2002

38 Indonesian Mining Industry Survey 2002

Jumlah sumbangan investor asing turunsebesar 55% menjadi US$461,6 juta padatahun 2001. Hutang baru yang diperoleh daripihak asing merosot 20% menjadi US$281,4juta dan Investasi asing dalam aktiva tetap danpengembangan turun sebesar 73% menjadiUS$180,2 juta.

Perusahaan pertambangan asing telah menjadimitra strategis yang berharga bagi industripertambangan Indonesia. Sebagai tambahankepada ekuitas, pendanaan dan investasi,penambang asing membawa masuk gabungandari teknologi baru, keunggulan pemasaranglobal dan pengalaman dari daerahpertambangan penting lainnya di seluruh dunia.

Dalam masa lima tahun, pemegang sahamasing telah menyumbangkan bagian besar darikebutuhan pendanaan untuk proyekpertambangan Indonesia dan merupakan bagianbesar dari investasi dan pengembangan baru.

Foreign mining companies have becomevaluable strategic partners for Indonesia�smining industry. In addition to equity,financing and investment, foreign minersbring a combination of new technology,global marketing advantages and experiencefrom other significant mining regions aroundthe world.

Over the five year period, foreign shareholdershave contributed a significant portion of thefinancing requirements for Indonesian miningprojects, and represent a large proportion ofnew investment and development.

Page 39: IMA Survei 2002

Indonesian Mining Industry Survey 2002 39

Employment

Pada akhir tahun 2001, jumlah pegawai yangsecara langsung dipekerjakan oleh respondennaik sebesar 2% dari tahun sebelumnyamenjadi 33.441 orang. Upah tenaga kerjatahun 2001 juga meningkat sebesar 3% daritahun 2000 menjadi Rp 1.287,3 miliar.Peningkatan Jumlah pegawai terutamadisebabkan oleh jumlah pegawai warga negaraIndonesia yang meningkat sebesar 2%dibandingkan dengan tahun sebelumnya,sementara jumlah tenaga kerja Asing turun 11%.

Jumlah pegawai termasuk pegawai kontrakyang secara langsung diawasi oleh perusahaan.Namun, statistik tenaga kerja langsung tidaktermasuk banyak orang yang pekerjaannyaberhubungan secara tidak langsung dengankegiatan penambangan dan eksplorasi melaluipara kontraktor dan pemasok serta kegiatankegiatan ekonomi yang ditimbulkan olehoperasi penambangan di daerah-daerahterpencil. Data tentang dampak pengali tenagakerja untuk industri pertambangan Indonesiaini tidak tersedia dan oleh karenanya tingkattenaga kerja tidak langsung ini tidak dapatditaksir. Tenaga kerja langsung warga negaraIndonesia pada akhir tahun 2001 berjumlah32.909 orang, merupakan 98% darikeseluruhan tenaga kerja langsung perusahaanresponden.

Sedikit kenaikan pada Upah kotor tenaga kerjatahun 2001 sebesar 3% sejalan dengankenaikan jumlah tenaga kerja, setelah terjadipengurangan besar yang dilaporkan padatahun 2000.

Tidak semua responden memberikan data upahtenaga kerja. Sebagian daripadanya hanyamemberikan informasi tentang jumlahpegawai. Sebagai contoh, data upah tenagakerja tahun 2001 hanya mencakup 98% darikeseluruhan pegawai. Upah kotor tenaga kerjatahun 1998 meningkat secara signifikan daritahun 1997, yang disebabkan oleh kenaikangaji dan tunjangan maupun oleh adanyakomponen upah yang dibayar dalam matauang selain Rupiah.

Tenaga Kerja

At the end of 2001 the number of employeesdirectly employed by survey respondentsincreased by 2% from the previous year to33,441 individuals. Workforce compensationalso increased in 2001 by 3% toRp 1,287.3 billion from 2000. The increase inTotal employees was mainly due to the level ofIndonesian employees whose numbers rose by2% compared with last year whereas thenumber of Expatriate employees fell by 11%.

Total employees includes persons underemployment contracts who were directlysupervised by the company. However, directemployment statistics exclude the manyindividuals whose employment indirectlyrelates to those mining and explorationactivities through contractors and suppliers andthe economic activity created by miningoperations in remote areas. Data on thisemployment multiplier effect for theIndonesian mining industry is not available andtherefore the level of indirect employmentcannot be estimated. Direct employment ofIndonesian nationals was 32,909 at the end of2001 representing 98 per cent of the totaldirect workforce of the respondent companies.

A slight increase in Gross workforcecompensation by 3% in 2001 was in-line withthe increment in Total employees, after a largereduction reported in 2000.

Not all respondents provided workforcecompensation data. Of those who did someonly provided employee number information.For example, workforce compensation data in2001 represented 98 per cent of totalemployees. Gross workforce compensationincreased markedly in 1998 from 1997,a factor attributed both to increases in salariesand benefits and a component ofcompensation being paid in currencies otherthan Rupiah.

Page 40: IMA Survei 2002

40 Indonesian Mining Industry Survey 2002

Upah kotor dan pegawaiGross compensation and employees

Rp milliar - Rp billions Jumlah pegawai - No. employees

Tenaga kerja langsung dan upah tenaga kerjaDirect employment and workforce compensation

1997 1998 1999 2000 2001

Pegawai warga negara IndonesiaIndonesian employees 33,063 33,215 36,887 32,189 32,909Pegawai asingExpatriates employed 673 716 990 598 532Jumlah tenaga kerja langsungTotal direct employees 33,736 33,931 37,887 32,787 33,441

Upah kotor tenaga kerja (Rp. miliar)Gross workforce compensation (Rp. billions) 470.9 1,058.4 1,409.4 1,246.3 1,287.3% jumlah pegawai yang dicakupRepresenting % of employees 98% 98% 97% 98% 98%

40,0001,750

1,250

750

2501997 1998 1999 2000 2001

35,000

30,000

25,000

20,000

PegawaiEmployees

UpahCompensation

Page 41: IMA Survei 2002

Indonesian Mining Industry Survey 2002 41

Outlook

Kondisi investasi yang sulit dan tantangan-tantangan usaha yang dihadapi oleh industripertambangan Indonesia berlanjut ke tahun2002. Berlanjutnya masalah-masalah politik,ekonomi dan sosial di Indonesia, bersamaandengan ketidakpastian iklim perundang-undangan serta harga-harga mineral yangumumnya lemah akan berdampak negatipterhadap industri ini.

Secara khusus, pengeluaran investasi untukeksplorasi dan tambang baru akan lebihrendah. Lamanya waktu yang dibutuhkan dantingkat keberhasilan dari eksplorasi terhadappengembangan berarti bahwa tidak akan adapengembangan tambang yang signifikan diIndonesia selama beberapa tahun ke depan.

Namun, diperkirakan bahwa produksipertambangan Indonesia akan meningkat,khususnya batubara termal, karena tambang-tambang yang ada akan memaksimalkanoperasi mereka. Produksi batubara dan timahyang besar dari sumber-sumber tambang yangtidak resmi diperkirakan akan berlanjut.

Lingkungan perundang-undangan nampaknyaakan terus mempunyai dampak yang signifikanterhadap masa depan sektor pertambanganIndonesia. Perubahan utama akan datang dariperaturan pelaksana dari Undang-UndangOtonomi Daerah tahun 1999 yang masihbelum dikeluarkan.

Dua peraturan lainnya juga akan memilikidampak yang besar terhadap sektorpertambangan Indonesia yaitu - Undang-undang Kehutanan tahun 1999 dandiusulkannya Undang-undang Pertambanganbaru yang sampai sekarang masih tetap dalambentuk rancangan.

Pandangan ke Depan

The difficult investment conditions andbusiness challenges facing the Indonesianmining industry continue into 2002.Continuing political, economic and socialissues in Indonesia, together with an uncertainregulatory environment and generally weakminerals prices will have a negative impact onthe industry.

In particular, investment spending onexploration and new mines will be lower.The long lead time and success rate fromexploration to development means that therewill not be significant mine development inIndonesia for several years.

However, it is expected that Indonesian mineproduction will increase, particularly forthermal coal, as existing mines maximise theiroperations. The substantial production of coaland tin from informal mine sources is expectedto continue.

The regulatory environment is likely to have acontinued significant impact on the future of theIndonesian mining sector. The main changeswill come from the Regional Autonomy Law of1999 implementing regulations which have stillnot been promulgated.

Two other legislative matters will also have asubstantial impact on the Indonesian miningsector - the 1999 Forestry Law and theproposed new Mining Law which currentlyremains in draft form.

Page 42: IMA Survei 2002

120

100

80

60

40

20

01 2 3 4 5 6 7 C3

8

510

1

0

10

4 2

5

Ditunda/diberhentikanSuspended/Terminated

Tahap lainOther stages

BerproduksiProducing

C2C1

Contract of Work and CoalAgreements

Jumlah keseluruhan kontrak pertambanganIndonesia dalam berbagai tahapan meningkatsedikit sebesar 1% atau 3 kontrak menjadi 376kontrak dari yang dilaporkan pada tahun 2000.

Jumlah kontrak pertambangan dalam tahapProduksi bertambah 1 kontrak selama tahunberjalan. Akan tetapi, 3 kontrak dari sektornon-batubara telah ditunda atau diberhentikandalam tahun berjalan. Pada sektor batubara,kontrak dalam tahap Produksi bertambahsebanyak 3 kontrak atau 15% dari tahunsebelumnya, seluruhnya dari kontrak generasiketiga.

Kontrak yang Ditunda/Diberhentikan selamatahun tersebut meningkat 34% atau 58 kontrak,sebagian besar berasal dari sektor non-batubara.

Kontrak Karya dan PerjanjianBatubara

Kontrak Karya dan Persetujuan Pertambangan berdasarkan generasi dan status(jumlah yang telah berproduksi diperlihatkan)Mining Contracts of Work and Agreements by generation and status(No. of producing contracts shown)

The overall number of Indonesian miningcontracts across the various stages rose slightlyby 1% or 3 in number to 376 from thosereported in 2000.

The total number of mining contracts in theProduction phase increased by 1 during theyear. However, 3 non-coal contracts weresuspended or terminated during the year. Inthe coal sector, the contracts in the Productionphase increased in number by 3 or 15% fromthe prior year, all of which are third generationcontracts.

Suspended/Terminated contracts increasedduring the year by 34% or 58 in number, thebulk of which coming from the non-coalsector.

42 Indonesian Mining Industry Survey 2002

(Sumber : Direktorat Pengusahaan Mineral dan Batubara)(Source: Directorate General of Mineral and Coal Enterprise)

Page 43: IMA Survei 2002

Indonesian Mining Industry Survey 2002 43

Kontrak Karya berdasarkan generasi dan statusContracts of Work by generation and status

Generasi ke 1 ke 2 ke 3 ke 4 ke 5 ke 6 ke 7 JumlahGeneration 1st 2nd 3rd 4th 5th 6th 7th Total

Berproduksi � Producing - 4 2 5 1 1 - 13Tahapan lain � Other stages - - 1 4 1 13 7 26Ditunda/DiberhentikanSuspended/Terminated 1 12 10 86 5 51 31 196

Jumlah � Total 1 16 13 95 7 65 38 235

(Sumber : Direktorat Pengusahaan Mineral dan Batubara)(Source: Directorate General of Mineral and Coal Enterprise)

Kontrak dan perjanjian Batubara berdasarkan generasi dan statusCoal Contracts and Agreements by generation and status

Generasi � Generation C1 C2 C3 Jumlah � Total

Berproduksi � Producing 10 5 8 23Tahapan lain � Other stages - 12 75 87Ditunda/DiberhentikanSuspended/Terminated - 1 30 31

Jumlah � Total 10 18 113 141

(Sumber : Direktorat Pengusahaan Mineral dan Batubara)(Source: Directorate General of Mineral and Coal Enterprise)

Page 44: IMA Survei 2002

44 Indonesian Mining Industry Survey 2002

Survey ParticipantsPeserta Survei

Perusahaan yangsudah berproduksi Generasi Mineral utama LokasiProducing companies Generation Principal minerals Locations 1999 2000 2001 2002

Adaro Indonesia ke 1 � 1st batubara � coal Kalimantan SelatanSouth Kalimantan � � �

Allied Indo Coal ke 1 � 1st batubara � coal Sumatera BaratWest Sumatera �

Aneka Tambang n/a bauksit, emas, nikel Sulawesi, Halmahera,bauxite, gold, nickel Jawa, Pulau Bintan

Sulawesi, Halmahera,Java, Bintan Is. � � � �

Arutmin Indonesia ke 1 � 1st batubara � coal Kalimantan SelatanSouth Kalimantan � � �

Bahari Cakrawala Sebuku ke 2 � 2nd batubara � coal Kalimantan SelatanSouth Kalimantan �

Berau Coal ke 1 � 1st batubara � coal Kalimantan TimurEast Kalimantan � � �

BHP Kendilo Coal Indonesia ke 1 � 1st batubara � coal Kalimantan SelatanSouth Kalimantan � �

Freeport Indonesia Company ke 5 � 5th tembaga, emas Papua � � �copper, gold

Indominco Mandiri ke 1 � 1st batubara � coal Kalimantan TimurEast Kalimantan � � �

International Nickel Indonesia ke 2 � 2nd nikel � nickel Sulawesi � � � �

Kaltim Prima Coal ke 1 � 1st batubara � coal Kalimantan TimurEast Kalimantan � � � �

Kelian Equatorial Mining ke 4 � 4th emas � gold Kalimantan TimurEast Kalimantan � � �

Kideco Jaya Agung ke 1 � 1st batubara � coal Kalimantan SelatanSouth Kalimantan �

Koba Tin ke 2 � 2nd timah � tin Bangka � � � �

Newmont Minahasa Raya ke 4 � 4th emas � gold Sulawesi � � �

Newmont Nusa Tenggara ke 4 � 4th tembaga � copper Sumbawa � � �

Nusa Halmahera Minerals ke 6 � 6th emas, perak Maluku Utaragold, silver North Maluku � �

Rio Tinto Indonesia ke 5 � 5th tembaga, emas Papua � � � �copper, gold

Tambang Batubara Bukit Asam n/a batubara � coal Sumatera � � � �

Timah n/a timah � tin Bangka � � � �

Page 45: IMA Survei 2002

Indonesian Mining Industry Survey 2002 45

Perusahaan eksplorasi Generasi Mineral sasaran LokasiExploration companies Generation Target minerals Location 1999 2000 2001 2002

BHP Sipirok Minerals n/a emas � gold Sumatera UtaraNorth Sumatera � �

Bukit Baiduri Enterprise n/a batubara � coal Kalimantan TimurEast Kalimantan �

Bukit Tiang Minerals ke 6 � 6th emas � gold Kalimantan BaratWest Kalimantan � � � �

Citra Palu Minerals ke 6 � 6th emas � gold Sulawesi TengahCentral Sulawesi � � � �

Cyprus Amax Indonesia n/a emas � gold Papua �

Danum Bukit Minerals ke 6 � 6th emas � gold Kalimantan � � � �

Danum Kelian Minerals ke 6 � 6th emas � gold Kalimantan � � �

Gorontalo Minerals ke 7 � 7h tembaga, emas, perak Sulawesi Utara copper, gold, silver North Sulawesi � �

Harita Persada Jaya Tambang n/a batubara � coal Sumatera � � �

Horas Nauli ke 6 � 6th tembaga, emas Sumatera Utara copper, gold North Sumatera � �

Ingold Antares ke 5 � 5th logam dasar Papua � � �base metals

Ingold Maluku Satu ke 7 � 7th logam dasar Maluku Tengahbase metals Central Maluku � � � �

Ingold Sumatra Satu ke 7 � 7th logam dasar Jambi � � � � base metals

Kalimantan Surya Kencana ke 6 � 6th emas, logam dasar Kalimantan Tengahgold, base metals Central Kalimantan � �

Kalsika Indonesia ke 7 � 7th emas � gold Kalimantan � � �

Kutaraja Tembaga Raya ke 6 � 6th tembaga, emas Aceh � � �copper, gold

Mandar Uli Minerals ke 7 � 7th emas Sulawesi Selatan &gold Tenggara

South &Southeast Sulawesi � � �

Mindoro Resources ke 7 � 7th emas Kalimantan Selatan &gold Sumatera Selatan

South Kalimantan &South Sumatera �

Mitra Sumbawa Minerals ke 6 � 6th emas � gold Nusa Tenggara BaratWest Nusa Tenggara � � � �

Normandy ke 6 & ke 7 emas Sumatera Utara &Papua

6th & 7th gold North Sumatra &Papua � � �

Ocean Recources ke 6 - 6th intan, emas & pasir mineral Kalimantan,diamond, gold & Sulawesi & Papua � � �

mineral sand

Placer Dome ke 6 � 6th emas Kalimatan, Jawa Timur &Sulawesi

gold Kalimantan, East Java &Sulawesi � � �

Rikit Alas Minerals ke 6 � 6th emas � gold Aceh � � � �

Rio Tinto IRJA ke 5 � 5th tembaga, emas Papua � � � �copper, gold

Santan Batubara ke 3 � 3rd batubara Kalimantan Timur coal East Kalimantan �

Sorikmas Mining ke 7 � 7th emas, tembaga, Sumatera Utara timah molybdenum & seng North Sumatera � � �

gold, copper,lead molybdenum & zinc

Sumbawa Timur Mining ke 7 � 7th tembaga, emas Nusa Tenggara Barat copper, gold West Nusa Tenggara �

Weda Bay Nickel ke 7 � 7th nikel � nickel Halmahera �

Page 46: IMA Survei 2002

46 Indonesian Mining Industry Survey 2002

US$ juta � US$ millions 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001

Neraca � Balance sheetJumlah kewajiban � Total liabilities 3,630.4 4,011.9 4,923.3 6,736.6 7,490.0 7,488.6 7,080.4 6,074.1Jumlah aktiva � Total assets 5,248.4 6,111.1 6,947.1 8,667.3 9,619.2 10,330.7 10,109.6 9,486.9Ekuitas � Shareholders� equity 1,618.0 2,099.2 2,023.8 1,930.7 2,129.2 2,842.1 3,029.2 3,412.9

Laba/Rugi � Profit and lossPendapatan penjualan bersih � Net sales revenue 2,325.5 3,344.4 3,581.6 3,664.7 3,540.3 3,841.4 4,811.3 4,963.1Jumlah biaya � Total expense 1,819.7 2,408.8 2,723.2 3,023.1 2,742.4 2,969.3 4,187.2 4,128.1Laba sebelum pajak penghasilan � Profit before income tax 505.8 935.6 858.4 641.7 797.9 872.1 624.1 835.0Beban pajak penghasilan � Income tax expense 153.1 298.3 302.0 245.5 279.8 321.5 255.2 332.2Laba bersih � Net profit 352.7 637.3 556.4 396.2 518.1 550.6 368.9 502.8

Arus kas � CashflowArus kas bersih � Net cashflow 51.2 131.3 6.5 254.7 2.5 (112.6) (202.2) 224.2

Rasio keuangan � Financial ratiosPendapatan terhadap jumlah aktivav � Revenue to total assetsv 0.62 0.72 0.68 0.53 0.45 0.46 0.60 0.68Rasio lancarv � Current ratiov 1.82 1.79 1.19 1.42 1.57 1.45 1.12 0.77Rasio perputaran danav � Funds turnover ratiov 0.54 0.72 0.70 0.61 0.50 0.50 0.60 0.68Rasio hutang/ekuitasv � Debt/equity ratiov 1.68 1.38 1.60 2.49 2.45 1.83 1.63 0.96

Produksi berdasarkan mineral � Production by mineralBauksit (�000 wmt) � Bauxite (�000 wmt) 1,094.3 805.9 819.2 808.7 1,055.6 1,116.3 1,150.8 1,237.0Batubara (�000 t) � Coal (�000 t) 27,258.8 35,353.7 42,128.2 46,992.1 53,541.6 61,127.5 65,607.1 72,103.6Tembaga (M lb) � Copper (M lb) 710.3 978.0 1,118.8 1,166.5 1,427.4 1,690.2 2,157.5 2,257.9Emas (�000 oz) � Gold (�000 oz) 1,255.9 1,741.1 2,325.6 2,559.4 3,641.4 3,929.0 3,801.9 4,732.3Pasir besi (�000 wmt) � Iron Sands (�000 wmt) 334.9 348.4 425.1 487.4 560.5 584.4 489.1 469.4Bijih nikel (�000 wmt) � Nickel ore (�000 wmt) 2,311.5 2,573.4 3,428.7 2,831.4 3,233.4 3,235.3 3,038.9 3,619.1Nikel (M lb) � Nickel (M lb) 112.6 123.2 108.2 93.1 96.3 120.3 140.5 160.8Perak (�000 oz) � Silver (�000 oz) 2,124.4 3,222.1 3,209.9 3,445.3 5,092.2 5,055.5 6,482.4 6,826.1Timah (�000 t) � Tin (�000 t) 43.7 44.6 49.2 53.0 53.7 47.8 51.6 56.2

Pengeluaran untuk eksplorasi dan kelayakan � Exploration and feasibility expenditure 69.2 89.5 160.2 155.0 96.2 77.9 67.3 37.9Tenaga kerja � EmploymentJumlah pegawai � Number of employees 23,058 22,162 31,489 33,736 33,931 37,877 32,787 33,441Upah kotor (Rp miliar) � Gross compensation (Rp billion) 239.6 263.1 305.9 470.9 1,058.4 1,409.4 1,246.3 1,287.3

Jumlah pendapatan pemerintah (Rp miliar) � Total government revenue (Rp billion) 774.9 1,325.1 1,454.5 1,867.8 6,367.9 6,651.6 6,762.8 8,329.8Jumlah sumbangan kepada ekonomi Indonesia (Rp miliar)Total contribution to Indonesian economy (Rp billions) 1,810.0 2,778.5 3,305.3 4,125.0 1,243.2 11,777.8 13,540.4 14,309.4Pengeluaran untuk reklamasi, penutupan tambang dan pengendalian lingkunganExpenditure on reclamation, mine closure and environmental control 10.4 13.5 21.2 30.0 99.7 26.4 29.4 34.8

Ringkasan Informasi � Summary Information

Page 47: IMA Survei 2002

Indonesian Mining Industry Survey 2002 47

EndnotesCatatan akhir

i Pedoman bagi ukuran satuan: t = metrik ton, wmt = metrikton basah, M lb = juta pon, oz = ons troy, M t = juta ton.

ii Pendapatan penjualan bersih adalah pendapatan setelahdikurangi ongkos angkut, asuransi, komisi agen dan biayalangsung lainnya sehubungan dengan pengiriman.Pendapatan penjualan bersih tidak dikurangi dengan royalti.

iii Beberapa perusahaan responden yang telah berproduksimemakai metode perbandingan pengupasan rata-ratauntuk akuntansi biaya pembuangan lapisan atas. Labaoperasi yang dilaporkan oleh responden tersebut telahdisesuaikan untuk mencerminkan pemakaian metodebiaya pengupasan sebenarnya.

iv Biaya pajak penghasilan perusahaan telah dihitungdengan memakai metode pajak yang ditangguhkan,yang menghitung biaya pajak berdasarkan jumlah labamenurut buku yang disesuaikan dengan akun yang tidakkena pajak ataupun yang tidak dapat dikurangkan dalamperhitungan pajak. Perusahaan responden mempunyaisaldo kerugian pajak dan perbedaan waktu (akunpendapatan dan biaya yang dimajukan atauditangguhkan dari sudut perpajakan, seperti penyusutandan pencadangan) selama masa lima tahun tersebut,yang berarti bahwa pajak penghasilan yang dibayartidak sama dengan biaya pajak penghasilan pada satutahun tertentu. Biaya pajak penghasilan yang dilaporkanoleh responden yang telah berproduksi yang memakaimetode pajak terhutang telah disesuaikan kepadametode pajak yang ditangguhkan dengan memakai datayang disampaikan oleh perusahaan tersebut.

v Penjelasan dari rasio/perbandingan yang dipakai dalamlaporan ini :� Pengembalian investasi pemegang saham = laba

bersih ÷ rata-rata investasi pemegang saham (ekuitas+pinjaman pihak terkait).

� Pengembalian dana yang dipergunakan = labasebelum bunga dan pajak ÷ rata-rata dana yangdipergunakan (ekuitas + pinjaman).

� Pengembalian aktiva yang dipergunakan = laba bersih÷ rata-rata jumlah aktiva.

� Pengembalian pendapatan bersih = laba bersih ÷pendapatan dari penjualan bersih.

� Pengembalian dividen dari laba bersih yang belumdisesuaikan = dividen dibayar ÷ laba bersih yangdilaporkan perusahaan (tidak disesuaikan denganperbedaan kebijakan akuntansi).

� Perbandingan hutang/ekuitas = jumlah pinjaman padaakhir tahun ÷ jumlah ekuitas pada akhir tahun.

� Pendapatan terhadap jumlah aktiva = pendapatanbersih dari penjualan ÷ jumlah aktiva pada akhir tahun.

� Rasio lancar = aktiva lancar pada akhir tahun ÷ hutanglancar (tidak termasuk pinjaman lancar) pada akhir tahun.

� Rasio perputaran dana = pendapatan dari penjualanbersih ÷ rata-rata dana dipergunakan(ekuitas + pinjaman).

vi Pengeluaran untuk eksplorasi dan kelayakan termasukdata dari 113 Kontrak Karya eksplorasi non-batubara(hanya 1995-1998) dan 117 Kontrak Karya danPerjanjian Batubara yang berasal dari Direktorat JenderalPertambangan Umum dan dari Direktorat JenderalBatubara.

vii Sumber: Natural Resources of Canada, berdasarkanstatistik hasil kompilasi the International ConsultativeGroup on Non-ferrous Metals Statistics dan AMEMineral Economics.

viii Sumber: Gamah International Limited. www.mbendi.co.za

ix Data Statistik Bank Indonesia (www.bi.go.id).

x Jumlah tarif pajak perusahaan = jumlah biaya pajakperusahaan ÷ laba sebelum pajak penghasilan, royaltidan pajak-pajak tidak langsung.

xi Jumlah dolar Amerika dan Rupiah telah dikonversikandengan memakai kurs tengah rata-rata tahunan BankIndonesia atau kurs akhir tahun, bergantung mana yangtepat.

xii Buletin Statistik Bulanan, Juni 2002,Badan Pusat Statistik - Indonesia.

i Key to unit measures: t = metric tonnes, wmt = wetmetric tonnes, M lb = million pounds, oz = troy ounces,M t = million tonnes.

ii Net sales revenue is revenues net of freight, insurance,agent commissions and other direct costs relating toshipments. Net sales revenue is not net of royalties.

iii Some producing respondent companies use the averagestripping ratio method of accounting for overburdenremoval costs. Operating profits reported by theserespondents have been adjusted to reflect the actualstripping cost method.

iv Company income tax expense has been determinedusing the deferred tax method, which bases the taxexpense on accounting profit adjusted for items whichare not assessable or deductible for tax purposes.Respondent companies had available tax losses andtiming differences (items of accounting income andexpense which are brought forward or deferred from atax perspective, such as depreciation and provisions)during the five-year period, which means that incometax paid does not match income tax expense in anygiven year. The income tax expense reported byproducing respondent companies which use the taxpayable method has been adjusted to this basis usingdata submitted by the companies.

v Explanation of ratios used in this report:� Return on shareholders� investment = net profit ÷

average shareholders� investment (equity + relatedparty borrowings)

� Return on funds employed = profit before interest andtax ÷ average funds employed (equity + borrowings)

� Return on assets employed = net profit ÷ average totalassets

� Return on net revenues = net profit ÷ net salesrevenue

� Dividend return on unadjusted net earnings =dividends paid ÷ net profits reported by companies(unadjusted for accounting policy differences).

� Debt/equity ratio = total borrowings at year end ÷total shareholders� equity at year end

� Revenue to total assets = net sales revenue ÷ totalassets at year end

� Current ratio = current assets at year end ÷ currentliabilities (excluding current borrowings) at year end

� Funds turnover ratio = net sales revenue ÷ averagefunds employed (equity + borrowings)

vi Exploration and feasibility expenditure includes datafrom 113 non-coal exploration Contracts of Work (1995- 1998 only) and 117 Coal Contracts of Work andAgreements from the Directorate General of GeneralMining and from the Directorate General of Coal.

vii Source: Natural Resources of Canada, based on statisticscompiled by the International Consultative Group onNon-ferrous Metals Statistics and AME MineralEconomics.

viii Source: Gamah International Limited. www.mbendi.co.za

ix Data Statistik Bank Indonesia (www.bi.go.id).

x Total company tax rate = total tax expense oncompanies ÷ profit before income tax, royalties andindirect taxes.

xi US dollar and Indonesian Rupiah amounts have beentranslated using the Bank of Indonesia average annualmid-rates or year end rates as appropriate.

xii Monthly Statistic Bulletin, June 2002, Badan PusatStatistik - Indonesia.

Page 48: IMA Survei 2002

48 Indonesian Mining Industry Survey 2002

AboutPricewaterhouseCoopersPricewaterhouseCoopers(www.pwcglobal.com) is the world�s largestprofessional services organisation. Drawing onthe knowledge and skills of more than 125,000people in 142 countries, we build relationshipsby providing services based on quality andintegrity.

PricewaterhouseCoopers refers to the networkof member firms of PricewaterhouseCoopersInternational Limited, each of which is aseparate and independent legal entity.

PricewaterhouseCoopers in Indonesia openedits first office in 1971. PricewaterhouseCoopersin Indonesia has over 600 professional partnersand staff. Expatriate international expertisecombined with local Indonesian skills andbusiness knowledge produces the best servicedelivery in Indonesia.

PricewaterhouseCoopers is the world�s leadingadviser to the mining industry working withmore mining explorers, producers and serviceproviders than any other professional servicesfirm. Our services extend beyond financial,accounting and taxation advice to encompassemerging issues that companies may be facing.

Our commitment to the mining industry isunmatched and demonstrated by our activeparticipation in industry associations aroundthe world and our thought leadership on theissues affecting the industry. Through ourinvolvement with the Indonesian MiningAssociation and Indonesian mining companies,we help shape the industry as it progressestowards a truly world-class mining centre.

Our strength in the mining industry is one ofwhich we are proud. This means we are themost committed firm to achieving miningclient�s needs and actively participate in theindustry in all countries in which miningoccurs. We work closely with our miningclients, offering the benefits of our experience,to help achieve their goals.

PricewaterhouseCoopers(www.pwcglobal.com) merupakan jasaprofesional terbesar di dunia. Dengandukungan pengetahuan dan ketrampilan lebihdari 125.000 orang stafnya di 142 negara didunia, PricewaterhouseCoopers membangunhubungan dengan memberikan pelayananberdasarkan kualitas dan integritas.

PricewaterhouseCoopers mengacu kepadajaringan perusahaan-perusahaan dariPricewaterhouseCoopers International Limited,yang masing-masing merupakan badan hukumyang terpisah dan independen.

PricewaterhouseCoopers hadir di Indonesiasejak tahun 1971 dan kini memiliki lebih dari600 patner dan staf yang profesional. Keahlianinternasional tenaga ahli asing yangdikombinasikan dengan ketrampilan danpengetahuan dunia usaha dari tenaga ahliIndonesia, menghasilkan penyampaian jasaterbaik di Indonesia.

PricewaterhouseCoopers adalah penasihatbisnis terkemuka di dunia untuk industripertambangan, yang memberikan jasa lebihbanyak kepada perusahaan eksplorasi,produsen dan penyedia jasa pertambangandibandingkan dengan yang diberikan olehperusahaan jasa profesional lainnya yangsejenis. Layanan yang kami berikan lebih darihanya pelayanan keuangan, akuntansi danperpajakan, tapi mencakup semua masalahyang mungkin timbul dan dihadapi olehperusahaan.

Komitmen kami terhadap industripertambangan tidak tertandingi dan iniditunjukkan oleh partisipasi aktif kami didalam asosiasi-asosiasi industri di seluruhdunia dan kepeloporan pemikiran kami atasmasalah-masalah yang berpengaruh kepadaindustri ini. Melalui keterlibatan kami denganAsosiasi Pertambangan Indonesia dan denganperusahaan-perusahaan pertambanganIndonesia, kami membantu perkembanganindustri ini menuju pusat pertambangan yangbenar-benar berkelas dunia.

MengenaiPricewaterhouseCoopers

Page 49: IMA Survei 2002

Indonesian Mining Industry Survey 2002 49

Daftar Publikasi PricewaterhouseCoopers untuk Industri PertambanganList of PricewaterhouseCoopers Publications for the Mining Industry

Mining in Indonesia: Investment and Taxation Guide.

Indonesian illustrative financial statement series:� PT Indonesia � general� PT Tambang Batubara Kalsel � coal mining� PT Tambang Emas � non-coal mining� PT Tambang Mineral Explorasi � exploration.

Energy & Mining NewsFlash (Indonesia).

Indonesian Tax Flash � Indonesian tax developments.

Doing Business and Investing in Indonesia

Indonesian Mining Industry Survey � annual survey of the Indonesian mining industry for theIndonesian Mining Association.

Statement of Capabilities for the Indonesian Mining Industry.

Kekuatan kami dalam industri pertambanganadalah satu hal yang sangat kami banggakan.Ini berarti, kami adalah perusahaan jasaprofesional yang paling berkomitmen dalammemenuhi kebutuhan-kebutuhan klien-klienpertambangan kami, menawarkan manfaat daripengalaman kami untuk membantu mencapaitujuan mereka.

Tim pertambangan kami di Indonesiamerupakan gabungan dari pengetahuan danpengalaman kerja lokal dengan keahlianpertambangan internasional. Kekuatan kamidalam melayani industri pertambangan berasaldari ketrampilan kami, pengalaman kami, sertajaringan para partner dan manajer kami yangmemfokuskan seluruh waktunya untukmemperoleh pemecahan atas masalah yangada di dalam industri pertambangan.Pengetahuan dan pengalaman kami yangmendalam memastikan bahwa kami memilikilatar belakang dan pemahaman atas masalah-masalah industri ini dan dapat memberikanpemecahan yang lebih baik dan lebih canggih.

Our mining team in Indonesia brings togetherlocal knowledge and experience withinternational mining expertise. Our strength inserving the mining industry comes from ourskills, our experience, and our network ofpartners and managers who focus all of theirtime on understanding the mining industry andworking on solutions to mining industry issues.Detailed mining knowledge and experienceensures that we have the background andunderstanding of industry issues and canprovide sharper, more sophisticated solutions.

Page 50: IMA Survei 2002

50 Indonesian Mining Industry Survey 2002

IMA 2002

ASOSIASI PERTAMBANGANINDONESIA - API

INDONESIAN MININGASSOCIATION - IMA

IMA is a non-governmental, non-political, andnot-for-profit national mining organisation,established in Jakarta on 29 May 1975.

Membership is open to both organisations andindividuals actively participating in theIndonesian mining industry.

The association serves as a link betweenGovernment and the mining industry;organizing lectures, seminars and trainingactivities for the members; organising periodicconferences on mining in Indonesia; publishesproceedings and mining information; andrepresents the Indonesian mining industry atnational and international meetings.

IMA is a founding member of the AseanFederation of Mining Associations (AFMA) andcurrently provides the secretariat for theFederation. The aims and objectives of IMA areto support the Government in its policies toencourage the mining industry development,and to disseminate non-confidential andnon-proprietary information to promote theexploration, mining, beneficiation andmetallurgical aspects in Indonesia through:

a. fostering mining development;b. facilitating professional and business

exchange of know-how and experience ofexperts active in the industry;

c. cooperation with similar organisations allover the world in promoting miningbusiness and technology.

The association has 140 company members.

API adalah organisasi pertambangan nasionalswasta, non-politik dan nirlaba, yang didirikandi Jakarta pada tanggal 29 Mei 1975.

Keanggotaan API terbuka baik bagi organisasimaupun bagi pribadi yang aktif berpartisipasidi dalam industri pertambangan Indonesia.

Asosiasi ini bertindak sebagai penghubungantara Pemerintah dengan industripertambangan; mengadakan kegiatan ceramah,seminar dan pelatihan bagi anggotanya;menyelenggarakan konprensi secara berkalatentang pertambangan di Indonesia;menerbitkan laporan rapat dan informasipertambangan; dan mewakili Indonesia padapertemuan-pertemuan nasional maupuninternasional.

API adalah anggota pendiri dari FederasiAsosiasi Pertambangan Asean (AseanFederation of Mining Association, AFMA) dandewasa ini menyediakan jasa kesekretariatanbagi Federasi tersebut. Maksud dan tujuan APIadalah untuk membantu Pemerintah dalamkebijakannya untuk mendorongpengembangan industri pertambangan danuntuk menyebarluaskan informasi yang bersifatumum guna memajukan aspek-aspekeksplorasi, penambangan, pemanfaatan danmetalurgi di Indonesia, melalui:

a. Membantu pengembangan pertambangan;b. Memfasilitasi pertukaran pengetahuan

bisnis dan pengalaman profesional daripara ahli yang aktif dalam industri ini.

c. Bekerjasama dengan organisasi sejenis diseluruh dunia dalam rangka memajukanusaha dan teknologi pertambangan.

Asosiasi ini mempunyai 140 perusahaansebagai anggotanya.

Page 51: IMA Survei 2002
Page 52: IMA Survei 2002

Your worlds Our people

Copyright © November 2002 PricewaterhouseCoopers. All rights reserved.PricewaterhouseCoopers refers to the individual member firms of the worldwide PricewaterhouseCoopers organisation.