Hydroconversion (Hidrokoversi)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Teknologi Minyak dan Gas

Citation preview

  • 5/19/2018 Hydroconversion (Hidrokoversi)

    1/22

    RESUME

    TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS

    TKK2136

    Dosen Pembimbing:

    Rama Oktavian, ST., M.Sc. dan A.S. Dwi Saptati N.H., ST., MT.

    Disusun oleh:

    Astrid Herawati (125061100111005)

    TEKNIK KIMIA

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    MALANG

    2014

  • 5/19/2018 Hydroconversion (Hidrokoversi)

    2/22

    Teknologi Minyak dan Gas Hidrokonversi (Teknik Kimia FT UB)2014

    HYDROCONVERSION: HYDROTREATING, HYDROCRACKING, DAN

    HIDROGENASI

    Hidrokonversi adalah segala proses konversi hidrokarbon yang dilakukan dengan

    mereaksikan hidrokarbon dengan hidrogen untuk menghasilkan produk tertentu. Beberapa proses

    yang termasuk hidrokonversi diantaranya adalah hydrotreating, hydrocrackingdan hidrogenasi.

    Hydrotreatingmerupakan proses penghilangan sulfur, nitrogen dan logam pengotor dalam bahan

    baku oleh hidrogen dengan adanya katalis. Hydrocracking adalah proses perekahan berkatalis

    dari bahan baku untuk menghasilkan produk dengan titik didih rendah dengan mereaksikan

    hidrokarbon dengan hidrogen. H idrogenasi digunakan untuk aromatik yang jenuh dengan

    hidrogen pada naftena yang sesuai. Penggunaan teknik hidrokonversi tergantung pada jenis bahan

    baku dan produk yang diinginkan seperti yang ditunjukkan dalam tabel di bawah ini:

    Tabel 1. Teknik Hidrokonversi

    (Sumber: Fahim, et al., 2010)

  • 5/19/2018 Hydroconversion (Hidrokoversi)

    3/22

    Teknologi Minyak dan Gas Hidrokonversi (Teknik Kimia FT UB)2014

    1. HYDROTREATING

    Tujuan dari hydrotreatingadalah sebagai berikut:

    1) Menghilangkan impurities (pengotor), seperti belerang, nitrogen dan oksigen untuk

    mengontrol spesifikasi produk akhir atau untuk persiapan produk sebagai feed

    untuk proses lebih lanjut.

    2) Menghilangkan logam, biasanya dalam reaktor katalitik saat senyawa organo-logam

    terhidrogenasi dan terurai, mengakibatkan deposisi logam pada pori-pori katalis.

    3) Penjenuhan olefin dan senyawa-senyawa yang tidak stabil.

    Tahapan kimia dan reaksi yang terjadi selama proses hydrotreating bergantung pada

    kandungan pengotornya:

    a.

    Penghilangan sulfur, disebut sebagai desulfurasi atau hydro-desulfurasi (HDS)

    dimana komponen sulfur organik dikonversi menjadi hydrogen sulfide.

    b. Penghilangan nitrogen, disebut sebagai denitrogenation atau hydro-denitrogenation

    (HDN) dimana komponen nitrogen organik dikonversi menjadi ammonia.

    c. Penghilangan logam organo-metallic, disebut sebagai hydro-demetallation atau

    hydro-demetallization dimana logam organo dikonversi menjadi logam sulfide.

    d. Penghilangan oksigen, dimana komponen oksigen organik dikonversi menjadi air.

    e.

    Penjenuhan olefin dimana komponen organik yang mengandung ikatan rangkapdikonversi menjadi bentuk yang jenuh.

    f. Penjenuhan aromatik, disebut sebagai hydro-dearomatization dimana beberapa

    komponen aromatic dikonversi menjadi naphtana.

    g. Penghilangan halide, dimana komponen halide dikonversi menjadi hydrogen halide.

    (Jones and Pujado, 2006)

    Peran hydrotreating biasanya sangat dibutuhkan pada kilang minyak khususnya untuk

    membersihkan aliran dari pengotor seperti sulfur, nitrogen atau logam yang berbahaya bagi

    katalis. Itulah sebabnya proses hydrotreating dilakukan sebelum reformer,

    hydrocracking dan FCC seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.

  • 5/19/2018 Hydroconversion (Hidrokoversi)

    4/22

    Teknologi Minyak dan Gas Hidrokonversi (Teknik Kimia FT UB)2014

    Gambar 1. Peran hydrotreating (HT) dalam kilang minyang

    (Sumber: Fahim, et al., 2010)Hydrotreating juga diperlukan untuk menyesuaikan spesifikasi produk akhir pada

    berbagai aliran, misalnya nafta ringan, minyak tanah (kerosene) dan bahan bakar

    minyak rendah sulfur (LSFOs). Oleh karena itu, peran utama hydrotreating dapat

    diringkas sebagai berikut:

    1) Menentukan spesifikasi produk akhir

    a. Minyak tanah (kerosene), minyak gas dan desulfurisasi minyak pelumas.

    b. Saturasi olefin untuk perbaikan stabilitas.

    c.

    Penghilangan nitrogen.

    d. De-aromatisasi minyak tanah untuk meningkatkan angka cetane, yaitu

    persentase cetane murni dalam campuran cetane dan alpha metil naftalena.

    2) Persiapan feed untuk unit hilir

    a. Nafta di-hydrotreate untuk menghilangkan logam dan belerang.

  • 5/19/2018 Hydroconversion (Hidrokoversi)

    5/22

    Teknologi Minyak dan Gas Hidrokonversi (Teknik Kimia FT UB)2014

    b. Penghilangan belerang, logam, poliaromatik dan karbon Conradson dari

    vacuum gas oil(VGO) untuk digunakan sebagai pakan FCC.

    c. Pretreatment pada feed hydrocracking untuk mengurangi sulfur, nitrogen dan

    aromatik.

    (Sumber: Fahim, et al., 2010)

    Fraksi minyak bumi mengandung beberapa unsur asing, seperti S, N, O, dan Cl,

    yang dapat dihilangkan dengan hydrotreating. Hydrotreating juga digunakan untuk

    mengubah senyawa tak jenuh menjadi hidrokarbon jenuh. Dan juga digunakan untuk

    melindungi katalis dari logam dan senyawa organo-logam dengan memberi katalis

    pelindung yang murah. Reaksi hydrotreating dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

    a. Desulfurasi, contohnya:

    Mercaptan:

    Sulphide:

    Disulphide:

    Thiophene:

    Benzo-thiophenes:

    Di-benzo-thiophenes:

    Kebanyakan desulfurisasi dapat berjalan mudah kecuali desulfurisasi spesies

    aromatic sulfur karena reaksinya berjalan lebih kompleks dimana membutuhkan

  • 5/19/2018 Hydroconversion (Hidrokoversi)

    6/22

    Teknologi Minyak dan Gas Hidrokonversi (Teknik Kimia FT UB)2014

    adanya pemutusan rantai cincin dan penghilangan sulfur terlebih dahulu melalui

    penjenuhan olefin. Mekanisme desulfurisasi:

    (Jones and Pujado, 2006)

    Berikut merupakan urutan 6 sulfur dari tingkatan yang palingmudah ke paling

    sulit dihilangkan yaitu: Merkaptan Sulfid Disulfide Thiophenes

    Benzo-thiophenes Dibenzo-thiophenes.

    Penghilangan sulfur pada hidrokarbon sangat bergantung pada kadar sulfur

    yang ada. Contohnya: pada naphta sulfur yang terkandung biasanya dalam

    bentuk merkaptan atau sulfide yang relative mudah dihilangkan, sedangkan pada

    fraksi minyak gas kebanyakan sulfur dalam bentuk benzo-thiophenes dan di-

    benzo-thiophenes yang lebih sulit untuk dihilangkan (Jones and Pujado, 2006)

    b.

    Deoksidasi, contohnya: Fenol:

    Peroksida:

    Oxygenates:

    Naphthenic acids:

    Kebanyakan petroleum memiliki kandungan yang sedikit terhadap oksigen.

    Komponen oksigen yang terkandung dikonversi melalui dehidrogenasi.

    Komponen dengan berat molekul yang rendah akan lebih mudah dihidrogenasi

    (Jones and Pujado, 2006).

  • 5/19/2018 Hydroconversion (Hidrokoversi)

    7/22

    Teknologi Minyak dan Gas Hidrokonversi (Teknik Kimia FT UB)2014

    c. Denitrogenasi, contohnya:

    Pyrrole:

    Pyridine:

    Amine:

    Quinoline:

    Berikut mekanisme dari penghilanagan nitrogen:

    (Jones and Pujado, 2006)

    Nitrogen relatif lebih sulit untuk dihilangkan dari pada sulfur dan juga

    membutuhkan lebih banyak hydrogen karena mekanisme reaksinya melibatkan

    adanya penjenuhan cincin aromatik. Pada desulfurisasi, sulfur kurang terkait

    dengan cincin aromatik sehingga sulfur dapat dihilangkan tanpa adanya

    penjenuhan cincin. Penghilangan nitrogen bergantung pada tekanan parsial H2

    (Jones and Pujado, 2006).

  • 5/19/2018 Hydroconversion (Hidrokoversi)

    8/22

    Teknologi Minyak dan Gas Hidrokonversi (Teknik Kimia FT UB)2014

    d. Penjenuhan olefin, contohnya:

    Hexene:

    Cyclohexene:

    Reaksi penjenuhan olefin ini berjalan sangat cepat dan sangat eksotermis (Jones

    and Pujado, 2006).

    e. Penjenuhan aromatic, contohnya:

    Satu cincinToluene

    Dua cincinNaphthalene

    Tiga cincinPhenanthrene

  • 5/19/2018 Hydroconversion (Hidrokoversi)

    9/22

    Teknologi Minyak dan Gas Hidrokonversi (Teknik Kimia FT UB)2014

    Cincin aromatik mono lebih sulit untuk dijenuhkan daripada cincin aromatic di

    atau tri karena lebih membutuhkan energy yang lebih banyak (Jones and Pujado,

    2006).

    f. Hidrogenasi kloride:

    g. Hidrogenasi olefin:

    h. Hidrogenasi aromatik:

    i. Penghilangan halide, contohnya kloride atau bromide yang dapat hadir sebagai

    trace elemen pada fraksi petroleum. Reaksinya seperti di bawah ini:

    j. Hidrogenasi komponen organo-logam dan endapan logam. Endapan

    vanadium sebagai vanadium sulphide (V2S3).

    k. Pembentukan kerak melalui kondensasi kimia pada radikal polynuclear

    Katalis untuk hydrotreating adalah matriks alumina berpori yang dilegkapi dengan

    kombinasi cobalt (Co), nikel (Ni), molibdenum (Mo) dan tungsten (W). Katalis memiliki

    pori-pori dengan luas permukaan (200300 m2/g). Katalis Co-Mo paling populer untuk

    desulfurisasi fraksi minyak. Katalis Ni-Mo dipilih ketika aktivitas yang lebih tinggi

  • 5/19/2018 Hydroconversion (Hidrokoversi)

    10/22

    Teknologi Minyak dan Gas Hidrokonversi (Teknik Kimia FT UB)2014

    diperlukan untuk penjenuhan senyawa aromatik polynuclear atau untuk menghilangkan

    nitrogen dan sulfur yang tahan api, sedangkan katalis Ni-W dipilih hanya ketika aktivitas

    yang sangat tinggi untuk saturasi aromatik (Speight, 2000).

    Katalis hydrotreating memiliki komponen aktif dan sebuah promotor, yang sering

    didispersikan pada bahan pensupport. Umumnya support katalis berupa gamma alumina

    (-Al2O3), dengan terkadang juga ada penambahans sedikit silica atau fosfor untuk

    menyiapkan luas permukaan yang besar dan memperbaiki struktur pori katalis. Komponen

    aktifnya biasanya molybdenum sulfide, dengan promotornya adalah cobalt (CoMo) dan

    nikel (NiMo). Komposisi secara umum biasanya mengandung 25 wt% promotor dan 25

    wt% komponen aktif. Katalis hydrotreating dapat terdiri dari beberapa ukuran dan bentuk

    tergantung kebutuhan, seperti pada gambar di bawah ini:

    Cylindrical 1/321/4

    Trilobe 1/201/10

    Quadrilobe 1/201/10

    Spheres 1/161/4

    Hollow ring Mencapai 1/4"

    Bentuk dan ukuran dari katalis menentukan antara keinginan untuk meminimalkan

    efek difusi pori-pori pada partikel katalis (mensyaratkan ukuran yang kecil) dan penurunatekanan dalam reaktor (mensyaratkan ukuran partikel yang besar) (Jones and Pujado,

    2006).

    Reaktivitas masing-masing katalis diberikan dalam Tabel 2.

  • 5/19/2018 Hydroconversion (Hidrokoversi)

    11/22

    Teknologi Minyak dan Gas Hidrokonversi (Teknik Kimia FT UB)2014

    Tabel 2. Reaktifitas katalis hydrotreating

    (Sumber: Fahim, et al., 2010)

    Reaksi hydrotreating sifatnya eksotermis dan reversible. Pada tabel di bawah ini

    diperlihatkan panas reaksi untuk beberapa reaksi hydrotreating.

    Tabel 3. Panas reaksi untuk beberapa reaksi hydrotreating

    (Sumber: Fahim, et al., 2010)

    Konstanta keseimbangan untuk beberapa reaksi hysrodesulphurization bernilai positif

    seperti yang ditunjukan pada gambar di bawah ini:

    Gambar 2. Termodinamika reaksi hydrodesulphurisasi

    (Sumber: Fahim, et al., 2010)

  • 5/19/2018 Hydroconversion (Hidrokoversi)

    12/22

    Teknologi Minyak dan Gas Hidrokonversi (Teknik Kimia FT UB)2014

    Pada Gambar 2, dengan semakin bertambahnya suhu maka nilai konstanta Keq akan

    semakin besar. Hal ini mengakibatkan reaksi akan berjalan lebih cepat. Namun terkadang,

    dengan semakin tingginya suhu justru konversi akan menurun bisa dikarenakan adanya

    komponen yang labil terhadap suhu. Reaksi A, B, dan C pada Gambar 2 dapat dilihat

    sebagai berikut:

    A :

    Dengan konstanta kesetimbangannya adalah:

    B :

    C :

    Jika diasumsikan bahwa kecepatan reaksi berhubungan dengan orde n, maka:

    Dapat dintegrasikan menjadi:

    dimana t adalah waktu reaksi (jam), k adalah konstanta kecepatan reaksi (jam-1

    ), C0adalah

    konsentrasi awal kandungan sulfur pada bahan (wt%), C adalah konsentrasi kandungan

    sulfur pada produk akhir (wt%), dan n adalah orde reaksi 1.

    Proses hydrotreating dapat dilihat pada gambar di bawah:

  • 5/19/2018 Hydroconversion (Hidrokoversi)

    13/22

    Teknologi Minyak dan Gas Hidrokonversi (Teknik Kimia FT UB)2014

    Gambar 3. Elemen utama pada proses Hydrotreating

    (Sumber: Fahim, et al., 2010)

    Berdasarkan Gambar 3, bahan baku dalam bentuk liquid tercampur dengan H2make up dan

    masuk ke dalam preheater, pemanas, kemudian ke reaktor fes batch berkatalis. Keluaran

    dari reaktor berupa gas kemudian masuk ke preheater, namun keluaran ini digunakan

    sebagai media pemanas. Sehingga keluaran reaktor yang sudah tidak terlalu panas

    kemudian didinginkan gas yang kaya hidrokarbon dipisahkan menggunakan separator

    bertekanan tinggi. Liquid nya akan dikeluarkan ke fraksinator, sedangkan gas yang

    mengandung hydrogen akan direcycle. Sebelum hydrogen direcycle, hydrogen sulfide

    dihilangkan terlebih dahulu menggunakan scrubber amina, dilakukan pada tahap gas

    treating. Gas yang telah terbebas dari H2S kemudian berupa treated gassebagian akan di

    alirkan ke proses lebih lanjut dan sebagian akan di recycle. Sebagian recycle gas

    dibersihkan untuk membuat akumulasi pada hidrokarbon ringan (C4C5) dan untuk

    mengontrol tekanan parsial hydrogen.

    Pada Gambar 3, tekanan parsial hydrogen dalam reaktor harus dijaga dengan adanya

    recycling pada hydrogen yang tidak bereaksi dan penambahan hydrogen make-up.

    Hidrogen make-up dapat dihitung melalui persamaan:

  • 5/19/2018 Hydroconversion (Hidrokoversi)

    14/22

    Teknologi Minyak dan Gas Hidrokonversi (Teknik Kimia FT UB)2014

    Persyaratan hydrogen untuk hidrotreating diklasifikasikan sebagai berikut:

    a. Persyaratan kimia: Hidrogen harus bersih dari pengotor seperti sulfur, oksigen,

    nitrogen, olefin, organo logam. Terkadang juga perlu adanya pengubahan aromatic

    dan naftan menjadi paraffin.

    b. Hydrogen hilang karena terjadi pelarutan hydrogen dalam hidrokarbon. Hidrogen

    dapat diprediksi melalui persamaan keadaan di bawah kondisi hydrotreating.

    c. Sejumlah hydrogen hilang dengan adanya pembersihan hidrokarbon ringan (C1C4)

    dan hydrogen sulfide (jika tidak dihilangkan dengan pemberian amina). Hidrogen

    dapat diprediksi dengan perhitungan cepat atau menggunakan rasio gas yang

    terbersihkan. Dengan persamaan:

    Rasio di atas berpengaruh pada kemurnian hydrogen dalam gas recycle. Beberapa

    tipe rasio purge dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

    Tabel 4. Persyaratan purge pada proses hydrodesulfurisasi

    (Sumber: Fahim, et al., 2010)

    Kondisi operasi pada proses hydrotreating diantaranya adalah:

    a. Tekanan,

    b. Suhu, semakin tinggi suhu akan meningkatkan konstanta kecepatan reaksi dan

    memperbaiki kinetikanya. Meskipun dengan semakin tingginya suhu akan memicu

    terjadinya perekahan termal dan pembentukan kerak.

    c. Jumlah penambahan katalis

    d.

    Kecepatan pemasukan bahan baku

    e. Tekanan parsial hydrogen, semakin tinggi tekanan parsial hydrogen akan

    memperbaiki penghilangan sulfur dan nitrogen serta mengurangi pembentukan kerak.

  • 5/19/2018 Hydroconversion (Hidrokoversi)

    15/22

    Teknologi Minyak dan Gas Hidrokonversi (Teknik Kimia FT UB)2014

    f. Space velocity, semakin besar space velocity feed dalam reaktor maka akan membuat

    rendahnya konversi, rendahnya konsumsi hydrogen, dan rendahnya pembentukan

    kerak.

    Berikut beberapa range operasi pada hydrotreating dengan bahan baku yang berbeda:

    Tabel 5. Parameter proses untuk hydrotreating pada bahan baku yang berbeda

    (Sumber: Heinrich and Kasztelan, 2010)

    2. HYDROCRACKING DAN HIDROGENASI

    Hydrocracking adalah proses hidrogenasi berkatalis dimana bahan baku dengan berat

    molekul yang besar dikonversi dan dihidrogenasi menjadi produk yang memiliki berat

    molekul lebih rendah. Katalis yang digunakan memiliki fungsi ganda. Salah satunya

    merupaka bagian logam (metallic) untuk memicu hidrogenasi, dan yang lainnya adalahbagian asam yang memicu terjadinya perekahan. Hidrogenasi menghilangkan pengotor

    pada bahan baku misalnya dulfur, nitrogen, dan logam. Perekahan akan memutus ikatan

    dan mengakibatkan produk tidak jenuh yang harus dihidrogenasi menjadi komponen yang

    stabil.

    Hydrocracking memiliki peran penting pada proses konversi dalam kilang minyak.

    Khususnya pada produksi middle distilat yang memiliki kandungan sulfur rendah seperti

    kerosene dan diesel. Jika digunakan hidrocracking ringan, low sulphur fuel oil (LSFO)

    dapat terbentuk. Seiring dengan perkembangan, juga digunakan untuk penghilangan lilin

    melalui penghilangan berkatalis dan juga untuk penghilangan aromatik melalui penjenuhan

    hydrogen. seperti pada gambar di bawah ini:

  • 5/19/2018 Hydroconversion (Hidrokoversi)

    16/22

    Teknologi Minyak dan Gas Hidrokonversi (Teknik Kimia FT UB)2014

    Gambar 4. Peran Hydrocracking dalam kilang minyak

    (Sumber: Fahim, et al., 2010)

    Jenis reaksi kimia hidrocracking adalah sebagai berikut:

    a.

    Hidrocracking alkana

    b. Hidrodealkilasi

  • 5/19/2018 Hydroconversion (Hidrokoversi)

    17/22

    Teknologi Minyak dan Gas Hidrokonversi (Teknik Kimia FT UB)2014

    c. Pembukaan cincin aromatik

    d.

    Hidroisomerisasi

    e. Hydrocracking aromatic polynuclear

    Salah satu bahan baku utama untuk hydrocracker adalah vacuum gas oil (VGO).

    Namun beberapa bahan baku lainnya juga dapat digunakan, contohnya seperti pada tabel

    berikut:

    Tabel 6. Jenis bahan baku dan produk pada Hydrocracking

    (Sumber: Fahim, et al., 2010)

  • 5/19/2018 Hydroconversion (Hidrokoversi)

    18/22

    Teknologi Minyak dan Gas Hidrokonversi (Teknik Kimia FT UB)2014

    Hydrocracking berkatalis memiliki fungsi ganda, yaitu fungsi merekahkan dan fungsi

    hidrogenasi seperti pada gambar di bawah ini:

    Gambar 5. Klasifikasi hydrocracking berkatalis

    (Sumber: Secherzer and Gruia, 1996)

    Pada Gambar 5 di atas, fungsi merekahkan (cracking function) terjadi melalui adanya

    penambahan support asam seperti oksida amorf (misal silica-alumina), kristal zeolit

    (kebanyakan berbentuk Y zeolit ditambah alumina), atau campuran kristal zeolit dan oksida

    amorf, dimana reaksi perekahan dan isomerisasi terjadi pada support asam tersebut.

    Sedangkan fungsi hidrogenasi-dehidrogenasi terjadi melalui aktivitas logam, seperti logam

    mulia (palladium, platinum) atau logam non-mulia (kobalt, nikel). Logam tersebut

    mengkatalitik hidrogenasi pada bahan baku, membuatnya lebih reaktif untuk merekah,

    penghilangan heteroatom, dan pengurangan kecepetan pengkerakan.

    Katalis untuk hidrogenasi dapat dibagi menjadi beberapa grup, diantaranya:

    a. Logam, seperti platinum, palladium, dan nikel, biasanya digunakan dalam bentuk

    murni dan digunakan pada reaksi penjenuhan pada hidrokarbon tak jenuh dan

    benzene. Logam ini digunakan pada proses dengan temperature rendah. Sebelum

    digunakan harus dipastikan terbebas dari adanya racun katalis misalnya saja sulfur.b. Logam oksidan dan sulfide atau dengan pencampuran dengan asam, misalnya

    alumina-silikat, magnesium-silikat, alumina (asam) atau lumpur aktif. Biasanya

    digunakan pada reaksi hydroisomerisasi dan perekahan hydrogen.

    Aktivitas dari katalis logam bergantung pada properti elektroniknya. Kebanyakan

    terdiri dari elemen golongan VI dan VIII pada tabel periodik. Untuk beberapa kasus

  • 5/19/2018 Hydroconversion (Hidrokoversi)

    19/22

    Teknologi Minyak dan Gas Hidrokonversi (Teknik Kimia FT UB)2014

    digunakan logam dalam bentuk oksida atau sulfide dalam keadaan bebas tanpa

    penyangga dengan adanya sifat asam, contohnya tungsten disulfide (B.K. Sharma,

    1999).

    Beberapa faktor dapat mempengaruhi operasi (kualitas produk), hasil (kuantitas

    produk), dan biaya dari segi ekonomis proses secara keseluruhan. Beberapa faktornya

    diantaranya:

    1) Konfigurasi proses: satu stage (once through recycle) atau two stage.

    a. Proses satu stage, dapat digunakan untuk bahan baku yang melalui proses

    dengan atau tanpa recycle. Konversinya dapat mencapai 40-80%. Jika

    diinginkan konversi yang tinggi, maka produk dari bagian bawah tower distilasi

    direcycle kembali ke dalam reaktor untuk konversi yang sempurna. Baik untuk

    digunakan pada produksi diesel dengan menggunakan katalis amorf.

    Gambar 6. Hydrocracking satu stage dengan atau tanpa recycle

    (Sumber: Fahim, et al., 2010)

    b.

    Proses dua stage, dimana keluaran dari reaktor stage pertama akan masuk ke

    separator dan fraksinator. Keluaran pada bagian bawah fraksinator akan masuk

    ke reaktor kedua. Hidrogen akan dipisahkan dalam separator bertekanan tinggi

    dan direcycle kembali ke reaktor. Katalis hydrocracking pada stage pertama

    mempunyai rasio hidrogenasi/keasaman yang tinggi, disebabkan penghilangan

  • 5/19/2018 Hydroconversion (Hidrokoversi)

    20/22

    Teknologi Minyak dan Gas Hidrokonversi (Teknik Kimia FT UB)2014

    sulfur dan nitrogen. Pada reaktor kedua, katalis digunakan pada rasio

    hidrogenasi/keasaman yang rendah dimana produksi naphta dimaksimalkan.

    Gambar 7. Hydrocracking dua stage

    (Sumber: Fahim, et al., 2010)

    2) Tipe katalis

    3) Kondisi operasi (bergantung pada objek prosesnya(, seperti:

    a. Tingkat konversi

    b. Maksimisasi produk yang diinginkan

    c.

    Kualitas produk

    d. Siklus katalis

    e. Tekanan parsial hydrogen

    f. Space velocity liquid per jam

    g. Rasio recycle feed/hydrogen

    Pada tabel dibawah ini akan diperlihatkan beberapa reaksi yang sering terjadi selama

    pelaksanaan proses hydrotreating, hydrocracking, ataupun saat keduanya dilakukan.

    Berikut tabelnya:

    Tabel 6. Beberapa tipikal proses hidro

  • 5/19/2018 Hydroconversion (Hidrokoversi)

    21/22

    Teknologi Minyak dan Gas Hidrokonversi (Teknik Kimia FT UB)2014

    (Sumber: Scherzer and Guria, 1996)

  • 5/19/2018 Hydroconversion (Hidrokoversi)

    22/22

    Teknologi Minyak dan Gas Hidrokonversi (Teknik Kimia FT UB)2014

    DAFTAR PUSTAKA

    B.K. Sharma. 1999. .Industrial Chemistry, (including Chemical Engineering. Meerut: GOEL

    Publishing House.

    Fahim, Mohamed, A., Taher. A. Al-Sahhaf, and Amal Alkilani. 2010. Fundamentals of

    Petroleum Refining.UK: Elsevier.

    Heinrich, G., and Kasztelan, S. 2001. Hydrotreating chapter 16 in Conversion Processes

    Petroleum Refining vol. 3. Francis: Leprince ed. TECHNIP.

    Jones, David S.J and Pujado, Peter R. 2006. Handbook of Petroleum Processing.Netherlands:

    Springer.

    Scherzer, Julius and A.J. Guria. 1996. Hydorcracking Science and Technology. New York:

    Marcel Dekker, Inc.

    Speight, J. G. 1999. The Chemistry and Technology of Petroleum3rd editon. New York: Marcel

    Dekker, Inc.