Hukum Perbankan Indonesia

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/27/2019 Hukum Perbankan Indonesia

    1/28

    BAB II

    TINJAUAN

    UMUMTERHADAP

    PERBANKAN

    A. Pengertian Dan Dasar Hukum Perbankan

    Sebelum membahas masalah hukum dan ketentuan

    perbankan di Indonesia, terlebih dahulu kita perlu mengetahui

    dan mengikuti sejarah perkembangan perbankan di Indonesia,

    khususnya sejak jaman penjajahan belanda hinggga saat ini.

    hal ini penting karena perkembangan perbankan di Indonesia

    tidak terlepas dari perkembangan sejarah di Indonesia pada

    umumnya.

    Pengetahuan tentang sejarah perbankan di Indonesia ini

    sangat penting, mengingat gejolak dan dinamika

    perkembangan perbankan di Indonesia sejak jaman penjajahan

    belanda sampai saat ini. selain itu juga perlu memahami

    mengapa masih terdapat ketentuan maupun hukum perbankan

    yang masih berupa peninggalan pemerintah kolonial belanda.

    Disamping hal-hal tersebut di atas, sampai saat ini

    masih banyak istilah perbankan di Indonesia yang merupakan

    istilah peninggalan zaman belanda, misalnya istilah bilyet giro,

    rekening-courant ( rekening Koran), giroverkeer (lalu lintas

    giro), overbooking (pemindah bukuan), dan masih banyak lagi.

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/27/2019 Hukum Perbankan Indonesia

    2/28

  • 7/27/2019 Hukum Perbankan Indonesia

    3/28

    nusantara sekitar dua abad (1602 1799) , mengalami kebangkrutan . sekarang ini NHM

    telah berubah menjadi Bank Ekspor Impor Indonesia (BEII).

    Pemerintah Hindia-Belanda juga mendirikan De Javasche Bank (1827), kini Bank

    Indonesia (BI),dan NV Escomto Bank, sebuah bank swasta yang dikenal sebagai Bank

    Dagang Negara (BDN). Beberapa koperasi simpan pinjam yang didirikan di kalangan petani

    pada 1895 di Purwekerto, pada 1934 digabungkan oleh pemerintah belanda ke dalam

    Algemeene Volksscrediet Bank (AVB).11

    Periode awal kemerdekaan di Indonesia , setahun setelah kemerdekaan pemerintah

    mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 tahun 1946 yang

    menegaskan lahirnya Bank Nasional Indonesia (BNI), yang peresmianya dilakukan pada 17

    agustus 1946. Tugas BNI , sebagaimana tercantum dalam peraturanya adalah mengeluarkan

    dan mengedarkan uang kertas bank disamping pemegang uang kas Negara. Pada

    kenyataannya tugas BNI adalah mengatur peredaran uang RI (ORI Oerang Repoeblik

    Indonesia) sebagai uang kertas pemerintah, disamping menarik uang masa pendudukan

    jepang dan menggantinya dengan ORI.

    Periode 1988 Sekarang, pada tanggal 27 Oktober 1988 Menko Ekuin Radius

    Prawiro mengumumkan serangkaian kebijakan baru yang merupakan paket deregulasi

    dibidang keuangan moneter dan perbankan (KMP). Paket kebijakan ini lebih dikenal dengan

    sebutan Pakto 1988. Puncak dari periode ini adalah diberlakukanya Undang-Undang Nomor

    7 Tahun 1992 tentang Perbankan, pada 25 maret 1992 yang menggantikan Undang-Undang

    11 Wijanarto,Hukum dan Ketentuan Perbankan di Indonesia,penerbit Grafiti Cetakanke.III ,Jakarta

    Januari 1997 hal.3

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/27/2019 Hukum Perbankan Indonesia

    4/28

    Nomor 14 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perbankan, yang sudah berumur 25 tahun. Isinya

    telah mengalami perubahan dan penyempurnaan dari isi aslinya12

    Menurut pasal 1 Undang-Undang No.7 Tahun 1992, pengertian Bank adalah badan

    usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan baik untuk disalurkan

    maupun digunakan untuk tujuan lain.

    Perkembangan ekonomi nasional dewasa ini menunjukkan arah yang semakin

    menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat menunjang sekaligus dapat

    berdampak kurang menguntungkan. Sementara itu, perkembangan perekonomian nasional

    senantiasa bergerak cepat dengan tantangan yang semakin kompleks. Oleh karena itu,

    diperlukan berbagai penyesuaian kebijakan dibidang ekonomi termasuk sektor Perbankan

    sehingga diharapkan akan dapat memperbaiki dan memperkukuh perekonomian nasional.

    Sektor Perbankan yang memiliki posisi strategis sebagai lembaga intermediasi dan

    penunjang merupakan faktor yang sangat menentukan dalam proses penyesuaian dimaksud.

    Sehubungan dengan itu, diperlukan penyempurnaan terhadap sistem Perbankan nasional yang

    bukan hanya mencakup upaya penyehatan bank secara individual melainkan juga penyehatan

    sistem Perbankan secara menyeluruh. Upaya penyehatan Perbankan nasional menjadi

    tanggung jawab bersama antara Pemerintah, bank-bank itu sendiri dan masyarakat pengguna

    jasa bank.

    Adanya tanggung jawab bersama tersebut dapat membantu memelihara tingkat

    kesehatan Perbankan nasional sehingga dapat berperan secara maksimal dalam perekonomian

    nasional.

    Maka dari itu adanya perubahan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang

    Perbankan menjadi Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-

    12Ibid hal.29 - 43

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/27/2019 Hukum Perbankan Indonesia

    5/28

    Undang Uomor7 Tahun 1992 dikarenakan perkembangan perekonomian nasional yang

    senantiasa bergerak cepat, kompetitif, dan terintegrasi dengan tantangan yang semakin

    kompleks serta sistem keuangan yang semakin maju, diperlukan penyesuaian kebijakan di

    bidang ekonomi, termasuk Perbankan dan dalam memasuki era globalisasi dan dengan telah

    diratifikasi beberapa perjanjian internasional dibidang perdagangan barang dan jasa,

    diperlukan penyesuaian terhadap peraturan perundang-undangan dibidang perekonomian

    khususnya sektor Perbankan.

    Didalam perubahan Undang-Undang ini terdapat sedikit perbedaan mengenai

    pengertian perbankan, menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 pengertian dari Bank

    adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

    menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya

    dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

    Dapat kita lihat pada Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 ayat 1 Tentang

    Perubahan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992, pengertian Perbankan adalah segala

    sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara

    dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.

    Disamping itu peranan perbankan sangat mempengaruhi kegiatan ekonomi suatu

    Negara. Bank dapat diartikan sebagai darahnya perekonomian suatu Negara. Oleh karena itu

    kemajuan suatu bank disuatu Negara dapat pula dijadikan ukuran kemajuan Negara yang

    bersangkutan. Semakin maju suatu Negara, maka semakin besar peranan perbankan dalam

    mengendalikan Negara terssebut. Artinya keberadaan dunia perbankan semakin dibutuhkan

    pemerintah dan masyarakatnya.

    Lain halnya di Negara Negara berkembang, seperti Indonesia, pemahaman tentang

    bank di Negeri ini baru sepotong sepotong. Sebagian masyarakat hanya memahami bamk

    sebatas tempat meminjam dan menyimpan uang belaka. Bahkan terkadang sebahagian

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/27/2019 Hukum Perbankan Indonesia

    6/28

    masyarakat sama sekali belum memahami bank secara utuh, sehingga pandangan tentang

    bank sering diartikan secara keliru. Selebihnya banyak masyarakat yang tidak paham sama

    sekali tentang dunia perbankan. Semua ini tentu dapat dipahami karna pengenalan dunia

    perbankan secara utuh terhadap masyarakat sangatlah minim, terlepas dari kurang pahamnya

    pengelola perbankan di Tanah air dalam memahami dunia perbankan secara utuh.

    Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan

    perekonomian suatu Negara sangatlah besar. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan

    semua kegiatan keuangan selalu membutuhkan jasa bank. Oleh karena itu disaat ini dan

    dimasa yang akan datang kita tidak akan lepas dari dunia perbankan, jika hendak menjalan

    aktivitas keuangan, baik per-orangan maupun lembaga, baik sosial atau perusahaan.

    Begitu pentingnya dunia perbankan,sehingga ada anggapan bahwa bank merupakan

    nyawa untuk menggerakkan roda perekonomian suatu Negara. Anggapan ini tentunya tidak

    salah, karena fungsi bank adalah sebagai lembaga keuangan sangatlah vital, misalnya dalam

    hal penciptaan uang, mengedarkan uang, menyediakan uang untuk menunjang kegiatan

    usaha, tempat mengamankan uang, tempat melakukan investasi dan jasa keuangan lainya.13

    B. Kelembagaan Perbankan

    a. Jenis jenis bank

    Dilihat dari Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 jenis perbankan berdasarkan

    fungsinya terdiri dari :

    1. Bank Umum

    Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan

    atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas

    pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti dapan memberikan seluruh

    13 Kasmir ,SE,MM ,Dasar Dasar Perbankan,cet . l Jakarta ,juni 2002 hal,1-2

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/27/2019 Hukum Perbankan Indonesia

    7/28

    jasa perbankan yang ada. Begitu pula dengan wilayah operasinya dapat dilakukan diseluruh

    wilayah Indonesia, bahkan keluar negeri (cabang). Bank umum sering disebut bank komersil

    (commercial bank)

    2. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

    Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha

    secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah. Dalam kegiatannya BPR tidak

    memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Artinya jasa perbankan yang ditawarkan BPR

    jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan atau jasa bank umum.14

    b. Pendirian Bank

    Dalam Pasal 16 sampai dengan Pasal 20 Undang-Undang No.10 Tahun 1998

    dinyatakan bahwa pada prinsipnya setiap pihak yang melakukan penghimpunan dana dari

    masyarakat dalam bentuk simpanan wajib memiliki izin usaha sebagai bank umum atau bank

    perkreditan rakyat dari pimpinan bank Indonesia. Hal ini dikarenakan kegiatan

    penghimpunan dan penyaluran kembali dana ke masyarakat sangat perlu di awasi sesuai

    dengan fungsi bank Indonesia yang memberikan pembinaan dan pengawasan terhadap bank

    bank yang ada di Indonesia.

    c. Bentuk Hukum Bank

    Persyaratan untuk memperoleh izin biasanya diikuti oleh berbagai syarat dan salah

    satu syaratnya adalah bentuk hukum bank yang akan didirikan. Ada beberapa bentuk hukum

    bank yang dapat dipilih jika ingin mendirikan bank. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor

    10 Tahun 1998 bentuk badan hukum bank umum dapat berupa dari salah satu alternatife

    dibawah ini :

    1. Perseroan Terbatas (PT)

    7Ibid hal.19-20

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/27/2019 Hukum Perbankan Indonesia

    8/28

    2. Koperasi,atau

    8Ibid hal.19-20

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/27/2019 Hukum Perbankan Indonesia

    9/28

    3. Perseroan Daerah (PD)

    Sedangkan bentuk badan hukum bank perkreditan rakyat sesuai dengan Undang-

    Undang Nomor 10 Tahun 1998 dapat berupa :

    1. Perusahaan Daerah (PD)

    2. Koperasi

    3. Perseroan terbatas (PT)

    4. Atau bentuk lain yang ditetapkan pemerintah.15

    d. Kepemilikan Bank

    Menurut Pasal 22 sampai dengan Pasal 28 Undang-Undang No.10 Tahun

    1998 : "Pasal 22

    (1) Bank Umum hanya dapat didirikan oleh:

    a. Warga negara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia;atau

    b. Warga negara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia dengan warga

    negara asing dan atau badan hukum asing secara kemitraan.

    (2) Ketentuan mengenai persyaratan pendirian yang wajib dipenuhi pihak-pihak

    sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan oleh Bank Indonesia."

    "Pasal 26

    (1) Bank Umum dapat melakukan emisi saham melalui bursa efek.

    (2) Warga negara Indonesia, warga negara asing, badan hukum Indonesia dan atau badan

    hukum asing dapat membeli saham Bank Umum, baik secara langsung dan atau

    melalui bursa efek.

    (3) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatur lebih lanjutdengan

    Peraturan

    9Ibid hal.54-55Universitas Sumatera Utara

  • 7/27/2019 Hukum Perbankan Indonesia

    10/28

    Pemerintah." "Pasal 27

    Perubahan kepemilikan bank wajib:

    10Ibid hal.54-55Universitas Sumatera Utara

  • 7/27/2019 Hukum Perbankan Indonesia

    11/28

    a. memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (3), Pasal 22,

    Pasal

    23, Pasal d24, Pasal 25, dan Pasal 26;

    dan b. dilaporkan kepada Bank

    Indonesia."

    "Pasal 28

    (1) Merger, konsolidasi, dan akuisisi wajib terlebih dahulu mendapat izin PimpinanBank

    Indonesia."

    Dalam hal perubahan kepemilikan bank, dalam Pasal 27 Undang-Undang perbankan

    dinyatakan bahwa setiap pemilik saham atas bank wajib atas ketentuan ketentuan dalam

    Pasal 16 ayat (3) dan Pasal 22 sampai dengan Pasal 26 yang berhubungan dengan perizinan

    dan kegiatan usaha bank serta wajib melaporkannya kepada bank Indonesia.

    C. Kegiatan Usaha Bank

    Sebagai lembaga yang berorientasi bisnis, bank juga melakukan berbagai kegiatan,

    sebagai lembaga keuangan, kegiatan bank sehari hari tidak akan terlepas dari bidang

    keuangan. Kegiatan perbankan yang paling pokok adalah membeli uang dengan cara

    penghimpun dana dari masyarakat luas. Kemudian menjual uang yang berhasil dihimpun

    dengan cara menyalurkan kembali kepada masyarakat melalui pemberian pinjaman atau

    kredit.

    Dalam praktinya kegiatan bank dibedakan sesuai dengan jenis bank tersebut. Setiap

    jenis bank memiliki ciri dan tugas tersendiri dalam melakukan kegiatanya, misalnya dilihat

    dari segi fungsi bank yaitu antara kegiatan bank umum dengan kegiatan bank perkreditan

    rakyat, jelas memiliki tugas atau kegiatan yang berbeda.16

    Sesuai Pasal 6 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan,maka usaha

    usaha yang dapat dilakukan bank meliputi :

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/27/2019 Hukum Perbankan Indonesia

    12/28

    16 Kasmir ,SE,MM ,Dasar Dasar Perbankan,cet . l Jakarta ,juni 2002 hal.29

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/27/2019 Hukum Perbankan Indonesia

    13/28

    Usaha Bank Umum meliputi :

    a. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito

    berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan

    dengan itu;

    b. memberikan kredit;

    c. menerbitkan surat pengakuan hutang;

    d. membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan dan

    atas perintah nasabahnya:

    1. surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank yang masa berlakunya

    tidak lebih lama dari pada kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud;

    2. surat pengakuan hutang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya tidak

    lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud;

    3. kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah;

    4. Sertifikat Bank Indonesia (SBI);

    5. obligasi;

    6. surat dagang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun;

    7. instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai dengan 1

    (satu) tahun;

    e. memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan

    nasabah;

    f. menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank

    lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel

    unjuk, cek atau sarana lainnya;

    g. menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan

    dengan atau antar pihak ketiga;

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/27/2019 Hukum Perbankan Indonesia

    14/28

    h. menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga;

    i. melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu

    kontrak;

    j. melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalambentuk surat

    berharga yang tidak tercatat di bursa efek;

    k. membeli melalui pelelangan agunan baik semua maupun sebagian dalam hal debitur

    tidak memenuhi kewajibannya kepada bank, dengan ketentuan agunan yang dibeli

    tersebut wajib dicairkan secepatnya;

    l. melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali amanat;

    m. menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai dengan

    ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah;

    n. melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak

    bertentangan dengan Undang-Undang ini dan peraturan perundangundangan yang

    berlaku.

    Menurut Pasal 6 huruf (k) Undang-Undang Perbankan 1992 tentang usaha bank

    menyatakan bahwa bank dapat membeli melalui pelanggan agunan baik semua maupun

    sebagian bila debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada bank, dengan ketentuan

    agunan yang dibeli tersebut wajib dicairkan secepatnya.

    Ketentuan ini menurut hemat saya dimaksudkan untuk mempercepat proses

    pencairan jaminan , karena dalam praktek pelelangan jaminan sering kali kurang diminati

    oleh pihak penawar sehingga menyebabkan sulitnya mencairkan jaminan tersebut.17

    1717 Wijanarto,Hukum dan Ketentuan Perbankan di Indonesia,penerbit Grafiti Cetakan

    ke.III ,Jakarta

    Januari 1997 hal.67

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/27/2019 Hukum Perbankan Indonesia

    15/28

    D. Perlindungan Nasabah Bank

    a. Kewajiban Bank Terhadap Masyarakat

    Banyak kewajiban bank terhadap masyarakat. Berbagai kelompok penduduk

    mempunyai tuntutan yang berbeda-beda terhadap sebuah bank. bank haruslah menyadari

    tuntutan ini dan menanggapinya. Ditingkat lokal, bankir diharapkan menyediakan

    pengetahuan tekhnis (technical know-how) keuangan bagi masyarakatnya. Kewajiban ini

    meliputi kepemimpinan (leadership), bimbingan dan partisipasi aktif dalam masalah

    masalah yang berkenaan dengan pembiayaan masyarakat (public financing). Bankir yang

    menaruh perhatian, kualifaid dan objektif sangat bernilai untuk membantu masyarakat untuk

    memilih cara-cara terbaik memenuhi kebutuhan-kebutuhan keuangannya

    b. Kewajiban Bank Terhadap nasabahnya

    Kewajiban bank terhadap nasabahnya bahkan lebih besar lagi dari pada kewajibannya

    terhadap masyarakat. Karena lebih langsung hubungan dengan nasabahnya dibandingkan

    dengan publik, maka top management haruslah selalu memperhatikan kebijaksanaan dan

    praktek prakteknya terhadap kesejahteraan nasabahnya. Kesehatan lembaga ini sangat

    penting bagi masyarakat, tetapi lebih penting lagi bagi mereka yang mempercayakan uang

    mereka kepada bank itu atau mereka yang mengadakan hubungan peminjaman atau

    hubungan lain yang mereka andalkan. Faktor-faktor keamanan dan likuiditas deposito,

    keuangan yang dapat diandalkan, kemudahan, dan biaya yang pantas adalah hal-hal yang

    sangat penting bagi nasabah dan bank harus menanggapinya. Dalam mengambil keputusan

    yang mempengaruhi faktor-faktor ini , top management haruslah hati-hati menimbang

    seluruh konsekuensinya terhadap para nasabah disamping terhadap para persero, publik dan

    lain-lain yang mungkin mempunyai klaim terhadapnya. Kegagalan bank mempertimbangkan

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/27/2019 Hukum Perbankan Indonesia

    16/28

    konsekuensi ini tidak saja merupakan kegagalan melaksanakan kewajiban yang utama, tetapi

    juga menunjukkan piciknya pandangannya dalam melayani kepentingan pemiliknya18

    c. Hubungan Nasabah Dengan Bank

    Hubungan hukum antara bank dengan nasabah penyimpan dana ,dapat terlihat dari

    hubungan yang muncul dari produk-produk perbankan,seperti deposito,giro dan

    tabungan.bentuk hubungan itu terdapat dalam bentuk peraturan bank yang bersangkutan dan

    syarat-syarat umum yang harus di patuhi oleh setiap nasabah penyimpan dana,karena syarat-

    syarat produk perbankan berbeda satu sama lainmaka perlu adanya penyesuaian.

    d. Hubungan Hukum Nasabah Dengan Bank

    Bagi pihak yang merasa dirugikan oleh keterangan yang diberikan oleh bank, mereka

    berhak untuk mengetahui isi keterangan tersebut dan meminta pembetulan jika terdapat

    kesalahan dalam keterangan yang diberikan. Pelanggaran terhadap berbagai aturan yang

    berlaku, termasuk kerahasiaan bank, maka akan dikenakan sanksi tertentu sesuai dengan yang

    tercantum dalam undang-undang Nomor 10 tahun 1998.

    Jaminan ditegakkannya peraturan-peraturan perbankan dimuat pasal 50 yang

    mengancam dengan hukuman penjara 6 (enam) tahun dan denda paling banyak Rp.

    6.000.000.000,00 (enam milyar rupiah).

    Pasal 50 tersebut merupakan jaminan bagi masyarakat. Berkat jaminan ini, semua

    bank tidak dapat berkelit untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya, terutama yang

    berkenaan dengan pemantauan keadaan terhadap suatu bank oleh Bank Indonesia, yang

    mewakili pemerintah untuk melindungi dana masyarakat sekaligus menjaga agar bank dalam

    keadaan sehat.

    Bank Indonesia dapat menjatuhkan sanksi administratif sebagaimana dimuat dalam

    penjelasan resmi Pasal 52, yang antara lain berbunyi :

    18 Drs. A. Hasyimi Ali,Bank Management(American Institute Of Banking),Bina aksara

    Jakarta cet.I

    ,desember 1987 , hal.5-6

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/27/2019 Hukum Perbankan Indonesia

    17/28

    Sanksi administratif dalam pasal ini dapat berupa :

    a. Denda

    b. Penyampaian teguran-teguran tertulis;

    c. Penurunan tingkat kesehatan bank;

    d. Larangan turut serta dalam kliring;

    e. Pembekuan kegiatan;

    f. Pencabutan izin usaha.

    e. Perlindungan Terhadap Nasabah

    Nasabah yang menyimpan dananya di Bank umumnya mempunyai berbagai tujuan

    dan motivasi. Nasabah sangat menginginkan agar dana yang disimpannya pada bank terjamin

    aman dari segala sesuatu yang dapat merugikannya dan adanya balas jasa dari Bank atas

    penggunaan dana tersebut. Secara umum perlu adanya perlindungan terhadap nasabah agar

    tidak dirugikan oleh pihak bank atau pihak lain yang tidak bertanggungjawab. Sehubungan

    dengan itu sepanjang yang di atas oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku, dapat

    dikemukakan hal-hal sebagai berikut:

    1. Lembaga Penjamin Simpanan

    Dari ketentuan Pasal 37 B undang-undang Perbankan Indonesia 1992/1998 dapat

    diketahui bahwa setiap Bank wajib menjamin dana masyarakat yang disimpan pada

    bank yang bersangkutan melalui Lembaga Penjamin Simpanan. Dengan demikian,

    undang-undang sudah mengatur tentang kewajiban bank untuk melakukan penjamin

    atas dana masyarakat yang diterimanya sebagai simpanan, termasuk yang berbentuk.

    Untuk pelaksanaannya, tentunya bank harus membuat suatu perjanjian dengan

    lembaga tersebut sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/27/2019 Hukum Perbankan Indonesia

    18/28

    Perlu pula dikemukakan bahwa sampai tahun kelima sebelah ketentuan undang-

    undang tersebut berlaku, ternyata lembaga Penjamin Simpanan belum beroperasi

    sehingga penjaminan simpanan masyarakat pada Bank masih dilakukan oleh

    pemerintah. Penjaminan tersebut dapat dilaksanakan dengan memenuhi persyaratan

    yang ditetapkan oleh pemerintah walaupun suatu saat nantinya akan berakhir.

    Dengan adanya ketentuan undang-undang mengenai kewajiban bank menjamin dana

    masyarakat dan adanya program penjaminan yang sudah berjalan tentunya akan

    memberikan perlindungan kepada nasabah penyimpanan dalam hal terjadinya

    penutupan atas bank yang bersangkutan. Nasabah penyimpanan diharapkan akan tetap

    memperoleh kembali dana yang disimpannya dalam hal terjadi penutupan pada

    banknya.

    2. Rahasia Bank

    Dikarenakan kegiatan dunia perbankan mengelola yang masyarakat, maka bank wajib

    pula menjaga kepercayaan yang diberikan masyarakat. Bank wajib menjamin

    keamanan uang tersebut agar benar-benar aman. Agar keamanan nasabahnya terjamin

    pihak perbankan dilarang untuk memberikan keterangan yang tercatat pada bank

    tentang keadaan keuangan dan hal-hal lain dari nasabahnya. Dengan kata lain bank

    harus menjaga rahasia tentang keadaan keuangan nasabah dan apabila melanggar

    kerahasiaan ini perbankan akan dikenakan sanksi. Rahasia bank adalah segala sesuatu

    yang berhubungan dengan keterangan mengenai nasabah penyimpan dan

    simpanannya (Pasal 1 angka 28 undang-undang Perbankan Indonesia 1992/1998). Hal

    ini diatur oleh Pasal 40 dengan rumusan sebagai berikut :

    a. Bank dilarang memberikan keterangan yang tercatat pada bank tentang

    keadaan keuangan dan hal-hal lain dari nasabahnya, yang wajib

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/27/2019 Hukum Perbankan Indonesia

    19/28

    dirahasiakan oleh Bank menurut kelaziman dalam hal sebagaimana

    dimaksud dalam Pasal 41, Pasal 42, Pasal 43 dan Pasal 44.

    b. Ketentuan sebagaimana dimaksud berlaku bagi pihak terafiliasi.

    Lebih lanjut, penjelasan resmi pada Pasal 40 mengutarakan antara lain

    sebagai berikut :

    ayat (1)Dalam hubungan yang menurut kelaziman wajib dirahasiakan

    oleh bank adalah data dan informasi mengenai segala sesuatu

    yang berhubungan dengan keuangan dan hal-hal lain dari orang dan

    badan yang diketahui oleh bank karena kegiatan usahanya. Kerahasiaan

    ini diperlukan untuk kepentingan bank sendiri yang memerlukan

    kepercayaan masyarakat yang menyimpan uangnya di bank.

    Masyarakat hanya akan mempercayakan uangnya pada bank atau

    memanfaatkan jasa bank apabila dari bank ada jaminan bahwa

    pengetahuan bank tentang simpanan dan keadaan keuangan nasabah

    tidak akan disalahgunakan. Dengan adanya ketentuan tersebut

    ditegaskan bahwa bank harus memegang teguh rahasia bank.

    Menurut ketentuannya, bank dan pihak terafiliasi wajib merahasiakan keterangan

    mengenai nasabah penyimpan dan simpanannya, kecuali dalam hal-hal tertentu yang

    diutus oleh undang-undang tersebut dan peraturan perundang-undangan lainnya. Pihak

    terafiliasi adalah pihak yang berkaitan dengan pengelolaan bank. Siapa yang disebut

    sebagai pihak terafiliasi diatur dalam ketentuan Pasal 1 angka 22 undang-undang

    Perbankan Indonesia

    1992/1998, antara lain direksi, pejabat dan pegawai bank.

    Namun dalam kasus tertentu, kerahasiaan bank tidak berlaku untuk nasabah, misalnya :

    a. Untuk kepentingan perpajakan pimpinan Bank Indonesia ataspermintaan

    Menteri Keuangan berwenang mengeluarkan perintah tertulis kepada Bank

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/27/2019 Hukum Perbankan Indonesia

    20/28

    agar memberikan keterangan dan memperlihatkan bukti-bukti

    tentang keuangan nasabahnya penyimpanan tertentu kepada pejabat bank.

    b. Untuk penyelesaian piutang Bank yang sudah diserahkan kepada

    Badan Urusan Piutang Negara atau Panitia Urusan Piutang Negara.

    Pimpinan Bank Indonesia memberikan izin kepada pejabat Badan

    Urusan Piutang Negara untuk memperoleh keterangan dari Bank

    mengenai simpanan nasabah debitur.

    c. Untuk kepentingan peradilan dalam perkara pidana, pimpinan, Bank

    Indonesia dapat memberikan kepada polisi, jaksa atau hakim untuk

    memperoleh keterangan dari bank mengenai simpanan tersangka atau

    terdakwa pada bank.

    d. Dalam rangka tukar menukar informasi antar bank, direksi bank dapat

    memberitahukan keadaan keuangan nasabahnya kepada bank lain.

    Ketentuan mengenai rahasia bank tersebut tentunya merupakan perlindungan bagi

    nasabah penyimpanan agar dananya yang disimpan pada bank tidak diketahui oleh pihak-

    pihak lain yang tidak berkepentingan. Simpanan tersebut merupakan hak pribadi nasabah

    penyimpanan yang tidak perlu diketahui oleh orang lain. Pelaksanaan dari ketentuan

    mengenai rahasia bank ini perlu diperhatikan oleh Bank dan petugasnya agar tidak

    menimbulkan permasalahan yang mungkin akan merugikan bank. Bank dalam hal ini

    perlu memperhatikan kedudukannya yang sering disebut sebagai lembaga kepercayaan.

    f. Mekanisme Perlindungan Nasabah

    Beberapa mekanisme yang di pergunakan dalam rangka perlindungan nasabah

    bank adalah sebagai berikut :

    1. Pembuatan peraturan baru

    Melalui pembuatan peraturan baru di bidang perbankanatau merevisi peraturan

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/27/2019 Hukum Perbankan Indonesia

    21/28

    yang sudah ada merupakan salah satu cara untuk memberikan

    perlindungan

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/27/2019 Hukum Perbankan Indonesia

    22/28

    kepadanasabah suatu bank.banyak peraturan secara langsung maupun tidak

    langsung bertujuan melindungi nasabah.akan tetapi lebih banyak lagi di

    perlukan seperti itu dari apa yang terdapat dewasa ini.

    2. Pelaksanaan peraturan yang ada

    Melaksanakan peraturan yang ada di bidang perbankan secara lebih ketat oleh

    pihak otoritas moneter, khususnya peraturan yang bertujuan melindungi

    nasabah sehingga dapat dijamin law enforcementyang baik. Peraturan ini harus

    di laksanakan secara objektif tanpa melihat siapakah pengurus bank tersebut

    maupun pemegang saham

    3. Memperketat perizinan bank

    Memperketat pemberian izin untuk suatu pendirian bank merupakan cara agar

    bank tersebut kuat dan berkualitas sehingga dapat memberikan keamanan

    terhadap nasabahnya.

    4. Memperketat pengawasan bank

    Untuk mengurangi resiko yang adapihak

    g. Hubungan Perlindungan Hukum Nasabah Dengan Bank

    Bank sebagai suatu lembaga atau institusi yang melakukan kegiatan di bidang

    keuangan telah menunjukkan peranan yang cukup penting dalam melayani berbagai

    kepentingan masyarakat di Indonesia saat ini. Berbagai produk bank telah berkembang

    untuk memenuhi tuntutan perkembangan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.

    Menurut ketentuan Undang-undang Perbankan Indonesia Nomor 7 tahun 1992, Bank

    adalah suatu badan usaha dan mempunyai kegiatan usaha yang berkaitan dengan

    penghimpunan dana masyarakat serta memberikan jasa lainnya yang berkaitan dengan

    keuangan. Bank dengan berbagai produknya telah banyak dimanfaatkan masyarakat untuk

    menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya di bidang keuangan.

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/27/2019 Hukum Perbankan Indonesia

    23/28

    Mengingat kebutuhan akan jasa perbankan semakin meningkat, maka penulis

    merasakan betapa pentingnya pemahaman masyarakat akan di sisi lain. Kedua hal tersebut

    yang hanya dapat terlaksana jika bank otoritas atau bank Indonesia melakukan tindakan

    pengawasan dan pembinaan terhadap bank-bank yang ada,baik bank pemerintah maupun

    bank swasta. berkemampuan melindungi dana masyarakat secara baik. Oleh karenanya

    bank harus mampu berfungsi secara efisien, sehat, wajar, dan mampu menghadapi

    persaingan yang semakin bersifat global. Pemahaman anggota masyarakat terhadap semua

    aktivitas bank, termasuk semua warkat bank seyogyanya dimulai sejak yang bersangkutan

    memakai atau

    mempergunakan jasa perbankan, sehingga dapat mencegah

    risiko.19

    E. Melemahnya Kepercayaan Masyarakat Terhadap

    Bank a. Menguji kepercayaan masyarakat

    terhadap rupiah

    Langkah Bank Indonesia (BI)20 untuk tetap pada jalur kebijakan bunga tinggi pada

    tahun-tahun awal krisis ekonomi, yakni 1997 dan 1998, telah membawa kembali ekonomi

    Indonesia mengarah pada jalur yang benar.Harus diakui, kebijakan bunga tinggi pada 1998

    dengan suku bunga antarbank rata-rata 64% telah mengembalikan kepercayaan terhadap

    rupiah yang pada pertengahan tahun itu mencapai Rp 14.900/dolar Amerika Serikat (AS)

    menjadi rata-rata Rp 8.000/dolar AS pada akhir tahun.

    Keyakinan BI pada pilihan kebijakan moneter yang ditempuh itu pula yang

    menjadi salah satu pilar inflasi kembali pada jalur inflasi rendah pada saat ini. Inflasi itu

    pula selain kurs yang menjadi tugas inti bank sentral.Pengalaman selama lima tahun sejak

    1998 itu tampak telah memberikan keyakinan BI atas kepercayaan masyarakat pada sendi-

    sendi dasar ekonomi makro sehingga baik inflasi maupun kurs rupiah masih berada

    kisaran jalur

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/27/2019 Hukum Perbankan Indonesia

    24/28

    19http://pakarbisnisonline.blogspot.com/2009/12/hubungan-perlindungan-hukum-nasabah.html20

    Bank Sentral Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tentang BankIndonesia

    Universitas Sumatera Utara

    http://pakarbisnisonline.blogspot.com/2009/12/hubungan-perlindungan-hukum-nasabah.htmlhttp://pakarbisnisonline.blogspot.com/2009/12/hubungan-perlindungan-hukum-nasabah.htmlhttp://pakarbisnisonline.blogspot.com/2009/12/hubungan-perlindungan-hukum-nasabah.htmlhttp://pakarbisnisonline.blogspot.com/2009/12/hubungan-perlindungan-hukum-nasabah.htmlhttp://pakarbisnisonline.blogspot.com/2009/12/hubungan-perlindungan-hukum-nasabah.html
  • 7/27/2019 Hukum Perbankan Indonesia

    25/28

    paritasnya.Tetapi keyakinan yang begitu tinggi pulalah yang kelihatan hampir menjadikan

    rupiah menggeliat mendekati batas kritis Rp 10.000/dolar Amerika serikat pada

    pekan terakhir April lalu.

    Kepanikan melanda pasar valas Indonesia, khususnya dalam pekan-pekan terakhir

    April dan awal Mei. Posisi rupiah terhadap dolar AS menembus angka Rp 9.800. Adakah

    yang mengkhawatirkan fundamental ekonomi kita sehingga pasar valas panik.Indikasi

    rupiah akan melemah terhadap dolar AS sebenarnya sudah dapat diperkirakan sejak Maret

    lalu, yakni ketika The Fed atau bank sentral AS meningkatkan suku bunga utamanya (Fed

    Fund Rate) sebesar 25 basis poin menjadi 2,75 % pada 22 Maret, setelah 2

    Februari juga menaikkan 25 basis poin menjadi 2,50%.

    Terakhir The Fed menaikkan suku bunganya pada 3 Mei lalu, juga sebesar 25 basis

    poin sehingga menjadi 3%. Sementara itu BI tampak dari April hingga pekan pertama Mei

    masih mempertahankan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 1 bulannya pada

    tingkat

    7,53% sebelum dinaikkan lagi menjadi 7,81 % pada 4 Mei dari sebelumnya

    7,70%.Adakah yang salah dalam strategi BI sehingga rupiah melemah cukup besar?

    Hampir semua indikator ekonomi makro kita saat ini berada di tingkat yang tidak buruk,

    kecuali inflasi.

    Kita perhatikan beberapa indikator makro dan sectkr riil berikut. Pertumbuhan

    ekonomi tahun 2004 mencapai 5,13% atau lebih tinggi dari target pertumbuhan yang

    ditetapkan sebelumnya sebesar 4,8%. Seluruh lapangan usaha pada 2004 juga mengalami

    ekspansi, kecuali sektor penggalian dan produksi, dengan rekor ekspansi terbesar sebesar

    12,7% terjadi di sektor pengangkutan dan komunikasi.Sementara itu di sisi permintaan

    ekspansi terbesar terjadi di komponen impor sebesar 24,95% dan investasi 15,71%.

    Kinerja indikator ekonomi makro yang cukup baik itulah yang tampak menjadikan BI

    cukup percaya diri tidak menaikkan suku bunga mengantisipasi perkembangan suku

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/27/2019 Hukum Perbankan Indonesia

    26/28

    bunga The Fed.Atau BI memang sengaja melakukan test case atas kepercayaan publik

    terhadap perekonomian

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/27/2019 Hukum Perbankan Indonesia

    27/28

    nasional dengan sengaja menunda antisipasinya atas perubahan suku bunga di Amerika

    serikat.

    Kepercayaan BI yang tinggi tersebut tampak pada pernyataan Gubernur BI

    pertengahan April yang tidak akan menaikkan lagi suku bunga SBI.Kalau hipotesis itu benar,

    maka sungguh sangat mahal kemungkinan harga yang harus dibayar, karena apabila rupiah

    sampai melampaui Rp 10.000/dolar AS maka akan susah payah untuk mengembalikan

    kepercayaan yang sudah tercipta cukup baik. Semoga hipotesis itu salah.

    Saat ini BI masih cukup kredibel untuk menjaga kepercayaan terhadap rupiah yang

    tampak pada rupiah yang mulai menguat setelah ada intervensi terhadap pasar valas.Namun

    hal itu pun dibantu oleh upaya nonpasar dengan meminta Pertamina melaporkan transaksinya

    dalam menggunakan valas. Apa makna semua itu?Sampai saat ini kurs rupiah terhadap dolar

    AS dan tingkat inflasi masih tetap merupakan variabel kunci sangat strategis dalam menjaga

    stabilitas makro ekonomi Indonesia.Posisi strategis itu terkait dengan masih cukup tinggi

    komponen impor dalam industri manufaktur, sehingga setiap goncangan terhadap rupiah akan

    berakibat pada kegoyahan harga-harga produk manufaktur yang ujung-ujungnya juga dapat

    meningkatkan laju inflasi.Karena itu, setiap ancaman yang muncul dan mungkin

    memengaruhi kurs rupiah harus selalu mendapat antisipasi cepat agar tidak goncang. Hal itu

    berarti selain perubahan fundamental ekonomi domestik, antisipasi terhadap perubahan

    fundamental ekonomi internasional khususnya AS, harus mendapat perhatian dan antisipasi

    secara cepat sebelum terlambat.

    Hasil riset BI Semarang bekerja sama dengan Laboratorium Studi Kebijakan Ekonomi

    (LSKE) Fakultas Ekonomi Undip mengenai sebab-sebab inflasi di Jateng menunjukkan setiap

    perubahan kurs rupiah terhadap dolar AS akan mendorong kenaikan inflasi pada bulan-bulan

    berikutnya, khususnya pada bulan pertama dan kedua setelah perubahan kurs

    tersebut.Temuan riset itu memperkuat tesis setiap perubahan variabel yang memengaruhi

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/27/2019 Hukum Perbankan Indonesia

    28/28

    kurs rupiah terhadap dolar AS harus selalu mendapat antisipasi segera agar tidak

    menimbulkan goncangan berkepanjangan.

    Sehubungan dengan fenomena rupiah yang melemah akhir-akhir ini, di samping

    variabel kenaikan suku bunga di AS yang bagi The Fed menjadi instrumen moneter utama

    untuk mengatur ekonomi, tingkat inflasi domestik yang cukup tinggi pada Maret sebagai

    faktor internal serta kecenderungan tingkat inflasi AS yang stabil dan tidak mengalami

    kenaikan harus mendapat perhatian otoritas moneter Indonesia.Peningkatan selisih tingkat

    inflasi antara Indonesia dan AS pada Maret harusnya sudah merupakan sinyal rupiah akan

    melemah terhadap dolar AS, sehingga harus sudah diantisipasi pada April lalu.

    Sementara itu peningkatan suku bunga Fed Fund Rate dan tentu juga Prime Rate serta

    tingkat inflasi rendah berarti akan meningkatkan tingkat bunga riil dalam dolar AS. Dalam hal

    ini pun BI sudah mengetahui secara baik.Persoalannya adalah terkait dengan timing antisipasi

    tersebut yang harus cermat diperhatikan. Ketidaktepatan dalam mengambil posisi dan waktu

    antisipasi bias akan berpengaruh besar terhadap perekonomian nasional.

    Pada bulan-bulan mendatang,Kondisi eksternal, khususnya di AS, pada kuartal kedua

    nanti diperkirakan tidak mengalami pertumbuhan berarti, yakni 11.951 miliar dolar AS (Mei),

    11.956 miliar dolar AS (Juni), Indeks Harga Konsumen Mei diperkirakan 189,8 dan Juni

    189,4, sedangkan Prime Interest Rate Mei 5,75% dan Juni 6%.Gambaran itu menunjukkan

    ada perkiraan perubahan indikator ekonomi AS yang tidak signifikan, kecuali untuk tingkat

    bunga. Karena itu, yang perlu diantisispasi Indonesia adalah menjaga agar dolar AS tidak lagi

    merangkak naik.21

    21 http://www.suaramerdeka.com/harian (Penulis adalah Ketua Laboratorium Studi KebijakanEkonomi (LSKE)

    dan dosen Fakultas Ekonomi Universitas

    http://www.suaramerdeka.com/harianhttp://www.suaramerdeka.com/harian