Upload
aissyiyahn
View
350
Download
2
Tags:
Embed Size (px)
Citation preview
Glaukoma AbsolutOleh: Aisyiyah N. A 0610710004 Amaylia F.D 0610710009 Lina H. F 0610713049
Pembimbing: Dr. Anny S., SpM
Pendahuluan
PENDAHULUAN
Avoidable blindness South East Asian 28%, Western Pacific 26%, African 16.6%, Eastern Mediterranean 10%, American 9.6%, European 9.6%
Avoidable blindness cataract (47.9%) glaucoma (12.3%), (AMD) (8.7%), corneal opacities (5.1%), diabetic retinopathy (4.8%), childhood blindness (3.9%), trachoma (3.6%), and onchocerciasis (0.8%)
PENINGKATAN PEMAHAMAN
TINJAUAN PUSTAKAD E F I N I S I G L A U K O M A Is a condition in which the pressure inside the eye is sufficiently elevated to result ultimately in optic nerve damage and potential visual field loss via capillary microinfarction causing optic nerve ischemia.(Pavan-Langston and Grosskreutz, 2002)
A group of diseases that have in common characteristic optic neuropathy with associated visual field loss for which elevated intracular pressure (IOP) is one of the primary risk factors.(AAO, 2005-2006)
Is characterized by elevated intraocular pressure associated with optic disc cupping and visual field loss.(Vaughan and Riordan-Eva , 1999)
Optic neuropathy
Visual field loss
Raised IOP
Tinjauan Pustaka
DEFINISI
Glaukoma Penyakit yang ditandai dengan : 1. Peningkatan TIO 2. Neuropati saraf optik 3. Defek lapangan pandang.
epidemiologi
Glaukoma sering menyebabkan kebutaan (0,2%) angka kebutaan di Indonesia menduduki peringkat pertama di kawasan Asia Tenggara (1,5%)
Faktor Resiko
1. TIO tinggi 2. >40 th 3. Riw glaukoma dlm keluarga 4.Obat-obatan 5. Riw trauma pada mata 6.Riw DM&HT
PATOGENESISTegangan
Tekanan
Regangan
Glaukoma
Aliran humor aqueus normal
a. Aliran normal melalui anyaman trabekula b. Pada glaukoma sudut terbuka, aliran humor aquos melalui rute ini terhalang. c. Pada glakuoma sudut tertutup, posisi abnormal iris sehingga memblok aliran humor aquos melewati sudut bilik mata depan (iridocorneal)
Mekanisme neuropati saraf optik
TIO
iskemik
Serabut saraf degenerasi dan mati
Penekana serabut saraf optik
Gangg. Vaskularisasi papil
Mekanisme kelainan lapang pandangTek. Pembuluh darah retina 80/40 mmHg
Bila TIO
Pembuluh darah kolaps
Gang. Vaskularisasi papil n.optik
Timbul scotoma
KLASIFIKASI GLAUKOMASUDUT TERBUKA
PRIMER
SUDUT TERTUTUP PRIMER
KONGENITALSEKUNDER (kelainan sistemik, gg.perkembangan okular, penyakit mata)
SUDUT TERBUKA
SEKUNDERSUDUT TERTUTUP Hasil akhir dari semua jenis glaukoma yang tidak terkontrol dengan karakteristik hard, sightless, and often painful eyeVaughan, Riordan-Eva, 1999. Glaucoma in General Ophthalmology 15th Ed. Wong. 2001. The Ophthalmology Examinations Review.
ABSOLUT
PENEGAKAN DIAGNOSIS~ Manifestasi KlinisAnamnesis Penglihatan kabur, tidak dapat melihat (Onset?) Nyeri, Halo, silau, mua;muntah Faktor Resiko: keluarga, myopia, DM, HT Pemeriksaan status oftalmologi Visus LP (-) Glaukoma absolut Pemeriksaan Penunjang Perimetri (Humphrey, Goldman,
Kornea, COA, pupil,
Gonioskopi (Gr 4 0 )
TIO >21 mmHg Funduscopy: glaucomatous papil
Vaughan, Riordan-Eva, 1999. Glaucoma in General Ophthalmology 15th Ed. Wong. 2001. The Ophthalmology Examinations Review.
PENATALAKSANAAN GLAUKOMAMedikamentosaSupresi pembentukan aqueous humour: penghambat adrenergik beta, agonis adrenergik alfa, inhibitor karbonat anhidrase topikal, dan sistemik Fasilitasi aliran keluar humor aqueous: analog prostaglandin, obat parasimpatomimetik, epinefrin Penurunan volume vitreus: obat hiperosmotik, gliserin Miotik, midriatik, dan siklopegik(Vaughan, 2007)
Bedah dan LaserIridektomi dan iridotomi perifer Trabekuloplasti laser Bedah drainase glaukoma Tindakan siklodestruktif
PENATALAKSANAAN GLAUKOMA ABSOLUT
Medikamentosa Prosedur siklodestruktif Injeksi alkohol Enukleasi bulbi(Khurana, 2005; Skorin, 2004)
LAPORAN KASUS: Tn. Tono Setiawan : 27 tahun : 1 Februari 1984 : tidak bekerja : Dukuh Dawuhan RT 16/ RW 4, Poncokusumo No. Register : 11016500 Tanggal pemeriksaan : 20 Desember 2011 IDENTITAS PASIEN Nama Umur Kelahiran Pekerjaan Tempat tinggal
ANAMNESISKeluhan Utama: Kedua Mata KaburMata kanan kabur sejak kurang lebih 2 tahun yang lalu. Semakin lama semakin kabur secara perlahan, pandangan semakin sempit. Sering melihat pelangi bila menatap lampu atau cahaya terang. Daerah sekitar mata terasa kemeng sejak dua tahun terakhir disertai rasa mual. Mata menjadi merah sejak 5 bulan terakhir dan rasa cekot-cekot semakin kuat.
Mata kiri mulai kabur sejak 6 bulan yang lalu dan memberat sejak 3 bulan terakhir, disertai melihat seperti pelangi, memerah, dan cekot-cekot.
Riwayat pengobatan
: Pasien mencoba menggunakan kacamata minus (beli sendiri, tidak diperiksakan terlebih dahulu) namun keluhan tidak membaik. Tidak berobat ke dokter karena keterbatasan biaya. Riwayat penggunaan obat tetes mata steroid tidak ada. Pasien berobat ke pengobatan alternatif diberi obat minum propolis dan tetes.
Riwayat keluarga
Pasien menyatakan bahwa kakak pasien juga menderita penyakit seperti dirinya, dan saat ini sudah tidak dapat melihat. Riwayat HT dan DM di keluarga tidak jelas.
Riwayat Penyakit Dahulu
eczema (-), asma (-), trauma sekitar mata (-). Riwayat diabetes mellitus dan hipertensi tidak jelas karena pasien tidak pernah memeriksakan diri. Riwayat jatuh dari pohon 2 tahun yang lalu.
Status Oftalmologi
Oculi Dextra (Orthophoria) LP (-) spasme (-), edema (-), hiperemia (-) CI (-), PCI (-),folikel (-), papil (-) Hazy (+) edema (+) Dalam Cornea COA Conjungtiva Posisi Bola Mata Visus Palpebra
Oculi Sinistra (Orthophoria) LP + spasme (-), edema (-), hiperemia (-) CI (-), PCI (-), folikel (-), papil (-) jernih Dalam
Radier line (+) 5 mm, round, RP (-) Kesan jernih Kesan tinggi 0/5,5 3/10 = 50,6 mmHg FR (+) suram, detil sulit dievaluasi
Iris Pupil Lensa TIO (Digital) (Schiotz) Funduskopi Media Papil N.II
Radier line (+), sinekia (-) 4 mm, round, RP (+) Jernih Kesan tiggi 0/5,5 6/10 =31,8 mmHg FR (+) suram agak keruh karena edema bulat, batas tegas, CD ratio 1.00, nasalisasi +, bayonetting +, LC +, pucat A/V ratio 2/3, sklerotik -, crossing -, Eksudat -, perdarahan Refleks fovea +, eksudat -, perdarahan -
Vasa Retina Makula
Working DiagnosisOD Glaukoma absolut OS Nearly absolut glaucoma
Rencana DiagnosisTonometer aplanasi Gonioskopi Perimetri OS
HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tonometer aplanasiOD 43 mmHg - OS 52 mmHg
GonioskopiOD sulit dievaluasi karena edema kornea OS IV
III IV
III
DiagnosisOD glaukoma absolut OS Nearly absolut glaukoma e.c susp ek POAG
Rencana Terapi Timolol 0,5 % ed 2x1 ODS Glaucon 250 mg3x1 tab KSR 1x1 tab Kontrol 1 minggu
Rencana Monitoring Keluhan Tanda klinis: TIO
PEMBAHASAN-ANAMNESISKELUHAN UTAMA: PENGLIHATAN TURUN PERLAHAN TANPA MATA MERAH
katarak
glaukoma
retinopati
25
PEMBAHASAN - ANAMNESISGlaukoma sudut terbuka Kronis Progresif Bilateral Mata putih , penglihatan kabur, berjalan sering menabrak, tunnel vision
Glaukoma sudut tertutup Nyeri, pusing, mual, muntah, halo (+)
Glaukoma absolut Pasien tidak bisa melihat sama sekali, Gx glaukoma yang lain
KATARAK
Kedua Mata Kabur, Perlahan, progresif, pandangan semakin sempit. Pelangi, kemeng, mual, merah, cekotcekot 5 bulan. Mata kanan tidak bisa melihat sejak 1 tahun yang lalu.
RETINOPATI ??
26
PEMBAHASAN - ANAMNESISPenggunaan tetes mata steroid (-) Menyingkirkan glaukoma sekunder akibat kortikosteroid topikal, infeksi (uveitis) Keluarga dengan riwayat glaukoma meningkatkan resiko terkena glaukoma Salah satu DD adalah glaukoma untuk kepentingan Tx Untuk membantu menyingkirkan kemungkinan retinopati27
Riwayat keluarga +
Riwayat alergi (-)
Riwayat HT, DM
PEMBAHASAN PEMERIKSAANGlaukoma sudut terbuka Visus menurun CI PCI (-) COA dalam TIO > 21 mmHg Glaucomatous papil Sekunder: kelainan iris, lensa, retina Glaukoma sudut tertutup Visus menurun CI PCI (+/-) COA dangkal TIO > 21 mmHG Glaucomatous papil Sekunder: kelainan iris, lensa, retina Glaukoma absolut LP (-) RP (-) TIO >21 mmHg Glaucomatous papil
OD LP(-), RP (-) CI (-)kornea hazy, edema, COA dalam, TIO 50,6 mmHg (Schiotz) TIO 43 mmHg(aplanasi) Funduscopy
OS LP (+) , CI (-), COA dalam, TIO 31,8 mmHg (schiotz) TIO 52 mmHg (aplanasi) Funduscopy28
PEMBAHASAN-PEMERIKSAANOD sulit dievaluasi kontrol FUNDUSCOPY SPESIFIK End stage glaucomatous optic disk Total cupping (C/D ratio 1.00) Papil pucat, LC slit like pores Nasalisasi, bayonettingOS CD ratio 1.00, nasalisasi +, bayonetting +, LC +, pucat,
A/V ratio 2/3, sklerotik -, crossing -, Eksudat -, perdarahan , Refleks fovea +, eksudat -, perdarahan -
X29
Retinopati
PEMBAHASAN - GONIOSKOPIGR 4 3 2 1 0 sudut 35-45 25-35 20 10 0 Struktur terlihat Corpus ciliaris Scleral spur Trabeculum Schwalbe line klasifikasi Widest angle Open angle Moderate narrow Narrow angle Closed angle OSIV III IV III
OD sulit dievaluasi kontrol
OS : sudut terbuka30
PEMBAHASAN - PERIMETRIButa WHO: visus 3/60 dengan koreksi terbaik Visus OD LP (-) OS LP (+)
Visus maksimal yang dapat diperiksa dengan perimetri: 1/300 diperiksa dengan intensitas tertinggi
31
DIAGNOSISDiagnosisOD glaukoma absolut OS Nearly absolut glaukoma e.c susp ek POAG
32
PENATALAKSANAAN Medikamentosa Prosedur Cyclodestruktif Injeksi alkohol Enukleasi bulbi Penghambat adrenergik beta Inhibitor karbonat anhidrase sistemik Kalium slow release Mengurangi keluhan nyeri
KESIMPULANGlaukoma absolut merupakan tahap akhir dari semua jenis glaukoma Dari anamnesa dan px fisik glaukoma sudut terbuka glaukoma absolut Penatalaksanaan pada glaukoma absolut sebatas menurunkan TIO u/ mengurangi keluhan
GLAUKOMA ABSOLUT DAPAT DICEGAH dengan diagnosa tepat sedini mungkin dan pengobatan secara adekuat