24
Perdarahan Saluran Cerna Oleh : Irfan Maulana, Ns., M.Kep, Sp.KMB

Gastrointestinal Bleeding

  • Upload
    ade-pay

  • View
    26

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Presentasi Kasus Perdarahan Saluran Cerna

Perdarahan Saluran Cerna

Oleh : Irfan Maulana, Ns., M.Kep, Sp.KMB

Skenario

Laki-laki 61 tahun dirujuk dari poliklinik untuk ligasi varises esofagus kedua.

Satu hari sebelumnya, terdaapt mual yang semakin memberat dan BAK seperti air teh

Tahun 2005 didiagnosis hepatitis B. Tahun 2011 perut mulai teraba tegang. Tahun 2013, terdapat bercak darah merah segar di lendir dan rasa asam di mulut. Bulan Agustus 2013 kedua kaki bengkak lalu berobat ke RSCM dan diberi Furosemide, diperiksa USG abdomen dan endoskopi. Tanggal 4-11 Sep 2013, dilakukan ligasi varises esofagus pertama.

PF: status gizi kurang, konjungtiva pucat, shifting dullness (+), edema pitting, traubes space dan Muchrche sign (+).

Penunjang:

Penurunan Hb, Ht, hitung eritrosit, trombosit, kadar fibrinogen, albumin, dan magnesium;

Peningkatan MCV/MCH, persentase eosinofil, neutrofil, dan monosit, bilirubin total dan direk, SGOT/PT, dan globulin

HBV DNA 3,86 x 107 IU/ml, HBeAg reaktif, biopsi hati F4

USG: sirosis hati, ascites, dan penebalan dinding KE

Endoskopi: varises esofagus grade II dengan stigmata, varises fundus, gastropati hipertensi portal sedang, dan duodenitis

Rencana Terafi

Diagnostik

USG abdomen ulang

Terapi

Pro ligasi varises esofagus

IVFD

Lactulax 1 dd CI

Propanolol 3 x 10 mg

Omeprazole 2 x 20 mg

Vitamin K 3 x 10 mg IV

Transamin 3 x 500 mg IV

Transfusi FFP 500 cc

Curcuma 3 x 1

Perdarahan Saluran Cerna

Salah satu kegawatdaruratan medis yang paling umum dijumpai 1 perhatian khusus dalam bidang gastroenterologi karena keluhan dapat ringan hingga fatal2

Definisi

Munculnya salah satu dari 5:

Muntah darah warna merah segar sampai kecoklatan (hematemesis)

Feses berwarna hitam (melena)

Feses dengan darah berwarna segar (hematokezia)

Perdarahan saluran cerna samar

Keluhan-keluhan subyektif pasien anemia : lemas, sinkop, dan sesak. 3

Djojoningrat D. Pendekatan Klinis Penyakit Gastrointestinal. 5th ed.

Bestari MB. Endoscopic Therapy in the Management of Non Variceal Bleeding. Makalah Simposium Indonesian Digestive Disease Week. 2013

Laine L. Gastrointestinal Bleeding. Harrisons Princ Intern Med. 18th ed.

Klasifikasi Perdarahan Saluran Cerna

Berdasarkan lokasi: ligamentum Treitz

Proksimal PSC Atas , Distal PSC Bawah

Manifestasi Klinis

AspekSaluran Cerna AtasSaluran Cerna BawahKeluhan Hematemesis dan /atau MelenaHematokeziaAspirasi NasogastrikTerdapat perdarahanJernihAuskultasi UsusHiperaktifNormalRasio BUN/KreatininMeningkat >35 6 bulan

Epidemiologi

Prevalensi: 4-20,3%

Persistensi virus hepatitis B (HBV) > 6 bulan1

Serogenotipe B (66%)

Karsinoma hepatoselular: 21% dalam 6 tahun

Sirosis: 8-20%2

Komplikasi

Porth CM. Disorders of hepatobiliary and exocrine pancreas function. Pathophysiol Concepts Altered Heal States. 7th ed.

Sirosis hepatis

Gastropati Hipertensi Portal

Perubahan neuropsikiatrik akibat komplikasi penyakit hati

Sirosis Hati

Definisi

Stadium akhir fibrosis dengan distorsi arsitektur hepar dan nodulus degeneratif

Patofisiologi

HBV kronik: 15-30%

Sel stelata (Ito)

Kompensata vs dekompensata

Makronodular

Mikronodular

McCormick PA. Hepatic Cirrhosis Sherlocks Dis Liver Biliary Syst. 12th ed.

NICE. Hepatitis B (chronic). Nice Clin Guid. 2013

Gambar 4. Risiko Sirosis pada Fase Hep B Kronik

Tatalaksana

Ligasi

Ligasi: profilaksis primer, selain farmakologis

Propanolol

Mencegah perdarahan akibat PVO pertama,

Farmakodinamik

gradien tekanan portal

aliran vena azigos

tekanan intravarises1

Kusumobroto HO, et al. Konsensus nasional panduan penatalaksanaan perdarahan varises pada sirosis hati. Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia; 2007.

Dite P, et al. Esophageal varices. World Gastroenterology Organization. 2008

16

Tatakasana ,....................lanjutan

Vitamin K 3 x 10 mg iv dan transamin 3 x 500 mg ?

Tidak dicantumkan pada rekomendasi, berbeda dengan episode perdarahan akut

Membentu menghentikan perdarahan dengan aktivasi sistem pembekuan darah (koagulansia)

Tatalaksana ,..........Lanjutan

Penatalaksanaan suportif

Curcuma 3 x 1 tab efek hepatoprotektif

Diet hati 3 1700 kkal/hari menurunkan beban kerja hepatosit, membantu regenerasi, memperbaiki status gizi

Komposisi: energi 40-45 kkal/kg BB, lemak 20-25%, protein 1,25-1,5 gram/kg BB

Konsensus Nasional Penatalaksanaan Hepatitis B. Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia; 2012.

Tatalaksana,................

Pemanjangan waktu hemostasis

Memerlukan penatalaksanaan khusus masalah

Pemberian transfusi fresh-frozen plasma (FFP) 500 cc memperbaiki defisiensi faktor koagulasi akibat penurunan produksi hepatosit

Manajemen PSCBA

Penatalaksanaan umum atau suportifPenatalaksanaan ini memperbaiki keadaan umum dan tanda vital. Yang paling penting pada pasien perdarahan SCBA adalah memberikan resusitasi pada waktu pertama kali datang ke rumah sakit. Kita harus secepatnya memasang infus untuk pemberian cairan kristaloid (seperti NaCL 0.9% dan lainnya) ataupun koloid (plasma expander) sambil menunggu darah dengan/tanpa komponen darah lainnya bila diperlukan. Selang nasogastrik perlu dipasang untuk memonitor apakah perdarahan memang berasal dari SCBA dan apakah masih aktif berdarah atau tidak dengan melakukan bilasan lambung tiap 6 jam sampai jernih.

Lanjutan penatalaksanaan umum,....

Pasien harus diperiksa darah perifer (hemoglobin, hematokrit, leukosit dan trombosit) tiap 6 jam untuk memonitor aktifitas perdarahan. Sebaiknya bila dicurigai adanya kelainan pembekuan darah seperti Disseminated Intravascular Coagullation (DIC) dan lainnya, harus dilakukan pemeriksaan pembekuan darah seperti masa perdarahan, masa pembekuan, masa protrombin, APTT, masa trombin, Burr Cell, D dimmer dan lainnya.

2. Penatalaksanaan khususPenatalaksanaan khusus merupakan penatalaksanaan hemostatik perendoskopik atau terapi embolisasi arteri. Terapi hemostatik perendoskopik yang diberikan pada pecah varises esofagus yaitu tindakan skleroterapi varises perendoskopik (STE) dan ligasi varises perendoskopik (LVE). Pada perdarahan karena kelainan non varises, dilakukan suntikan adrenalin di sekitar tukak atau lesi dan dapat dilanjutkan dengan suntikan etoksi-sklerol atau obat fibrinogen-trombin atau dilakukan terapi koagulasi listrik atau koagulasi dengan heat probe atau terapi laser, atau koagulasi dengan bipolar probe atau yang paling baik yaitu hemostatik dengan terapi metal clip.Bila pengobatan konservatif, hemostatik endoskopik gagal atau kelainan berasal dari usus halus dimana skop tak dapat masuk dapat dilakukan terapi embolisasi arteri yang memperdarahi daerah ulkus. Terapi ini dilakukan oleh dokter spesialis radiologi intervensional.

3. Usaha menghilangkan faktor agresif

Usaha yang diperlukan untuk menghilangkan faktor agresif pada perdarahan SCBA karena kelainan non varises antara lain :a. Memperbaiki/menghindari faktor predisposisi atau risiko seperti gizi, stres, lingkungan, sosioekonomib. Menghindari/menghentikan paparan bahan atau zat yang agresif seperti asam, cuka, OAINS, rokok, kortikosteroid dan lainnyac. Memberikan obat yang dapat mengurangi asam lambung seperti antasida, antimuskarinik, penghambat reseptor H2 (H2RA), penghambat pompa proton (PPI). PPI diberikan per injeksi bolus intra vena 2-3 kali 40 mg/hari atau bolus intra vena 80 mg dilanjutkan kontinu infus drip 8 mg/jam selama 12 jam kemudian intra vena 4 mg/jam sampai 5 hari atau sampai perdarahan berhenti lalu diganti oral 1-2 bulan

Terima Kasih