8

Click here to load reader

Gangguan pola tidur pada kelompok usia lanjut dan ...fmipa.umri.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/Darul-aini-GANGUAN...Bagian Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Gangguan pola tidur pada kelompok usia lanjut dan ...fmipa.umri.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/Darul-aini-GANGUAN...Bagian Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

Gangguan pola tidur pada kelompok usia lanjutdan penatalaksanaannya

A. PrayitnoBagian Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

ABSTRACT

Sleep is a periodic state of rest for the body which is absolutely essential for its efficient functioning. Sleeppattern is different in the elderly compared to younger patients. Sleep requirements diminish with ageing. Fromnine hours sleep per night at the age of 12 the average sleep needs decrease to eight hours at the age of 20,seven hours at 40, six and half hours at 60 and six hours at 80. There are sleep pattern changes in the elderlycausing them to complain of sleep discomfort. A large proportion of older people are at risk dor disturbancesof sleep that may caused by many factors such as retirement, changes in social patterns, increased use ofmedications, concurrent diseases and changes in circadian rhythms. Evaluation of sleep disorders begins withcareful clinical evaluation. Emphasis was given to non-specific intervention to induce sleep in elderly patients.Drug therapy starting with small effective doses is recommended to prevent drug cumulative effects on theelderly. Counseling is important to promote sleep hygiene exercise, which eventually decreases the use of drugtherapy. For short term insomnia, elderly patients are given Trazolam 0.125-0.25 mg, while for long termpatients are given small dose neuroleptics such as Chlorpromazine, Levomepromazine, and Tioridazine. Elderlypatients with insomnia and depression may be given Tricyclic antidepressants, SSRI, and MAOI.

Key words : Elderly, sleep disorders, insomnia, management

ABSTRAK

Terdapat perbedaan pola tidur pada usia lanjut dibandingkan dengan usia muda. Kebutuhan tidur akanberkurang dengan semakin berlanjutnya usia seseorang. Pada usia 12 tahun kebutuhan untuk tidur adalah sembilanjam, berkurang menjadi delapan jam pada usia 20 tahun, tujuh jam pada usia 40 tahun, enam setengah jam padausia 60 tahun, dan enam jam pada usia 80 tahun. Sebagian besar kelompok usia lanjut mempunya risiko mengalamigangguan pola tidur sebagai akibat pensiun, perubahan lingkungan sosial, penggunaan oabat-obatan yangmeningkat, penyakit-penyakit dan perubahan irama sirkadian. Penatalaksanaan komprehensif usia lanjut denganinsomnia terutama ditekankan pada intervensi non-spesifik untuk induksi tidur pada usia lanjut. Konselingsangat penting untuk promosi latihan higiene tidur. Dianjurkan pemberian terapi obat dengan dosis kecil yangefektif. Untuk insomnia jangka pendek pada usia lanjut diberikan Trazolam 0,125-0,25 mg, sedangkan untukinsomnia jangka panjang diberikan neuroleptika dosis kecil seperti Chlorpromazin, Levomepromazin, danTioridazin. Pasien usia lanjut dengan insomnia dan depresi dapat diberikan antidepresan Trisiklik, SSRI, danMAOI.

Kata kunci : Usia lanjut, gangguan pola tidur, insomnia, penatalaksaan

PENDAHULUAN

Dunia sedang mengalami revolusi demografik,yaitu dengan meningkatnya jumlah pendudukberusia lanjut. Usia lanjut adalah usia 60 tahun keatas sesuai dengan definisi World Health

Organization yang terdiri dari (1) usia lanjut(elderly) 60-74 tahun, (2) usia tua (old) 75-90tahun, dan (3) usia sangat lanjut (very old) di atas90 tahun.(1) Pada saat ini penduduk yang berusia

J Kedokter Trisakti Januari-April 2002, Vol.21 No.1

23

Page 2: Gangguan pola tidur pada kelompok usia lanjut dan ...fmipa.umri.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/Darul-aini-GANGUAN...Bagian Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

60 tahun atau lebih merupakan sepersepuluh daritotal penduduk, pada tahun 2050 menjadi seperlima,dan tahun pada tahun 2150 menjadi sepertiganya.Lebih dari separuhnya tinggal di negaraberkembang. Di Indonesia pada tahun 1999,proporsi penduduk berusia 60-64 tahun besarnya2,9 %, kelompok berusia 65-69 tahun sebesar 2,3%,kelompok berusia 70-74 tahun 1,4%, dan pendudukberusia 75 tahun atau lebih besarnya 1,4%. 5-69tahun. (2) Umur harapan hidup penduduk Indonesiapada tahun 2000 adalah 68,23 tahun, yang di atas70 tahun adalah Jakarta 74 tahun, Jawa Tengah 72tahun, Sumatera Selatan 71 tahun dan SumateraUtara 70 tahun.

Lebih dari 80% penduduk usia lanjut menderitapenyakit fisik yang mengganggu fungsi mandirinya.Sejumlah 30% pasien yang menderita sakit fisiktersebut menderita kondisi komorbid psikiatrik,terutama depresi dan anxietas. Sebagian besar usialanjut yang menderita penyakit fisik dan gangguanmental tersebut menderita gangguan tidur.(3)

Dengan bertambahnya usia terdapat penurunandari periode tidur. Kelompok usia lanjut cenderunglebih mudah bangun dari tidurnya. Kebutuhan tidurakan berkurang dengan berlanjutnya usia. Pada usia12 tahun kebutuhan untuk tidur adalah sembilanjam, berkurang menjadi delapan jam pada usia 20tahun, tujuh jam pada usia 40 tahun, enam setengahjam pada usia 60 tahun, dan enam jam pada usia80 tahun.(4)

Gangguan pola tidur pada kelompok usia lanjutcukup tinggi. Pada usia ³65 tahun, mereka yangtinggal di rumah setengahnya diperkirakanmengalami gangguan tidur dan dua pertiga darimereka yang tinggal di tempat perawatan usia lanjutjuga megnalami gangguan pola tidur.(5) Pada usialanjut tersebut tentunya ingin tidur enak dan nyamansetiap hari, yang merupakan indikator kebahagiaandan derajat kualitas hidup. Sedangkan insomnia dangangguan tidur yang lain dapat dianggap sebagaibentuk paling ringan dari gangguan mental.

Penelitian mengenai insomnia yang khususuntuk usia lanjut belum pernah dilakukan diIndonesia. Salain meneliti 195 responden pasiendewasa di puskesmas Tambora, Jakarta Barat, danmendapatkan 131 (67,2%) pasien menderita gejalagangguan mental emosional. Ternyata gejala

insomnia merupakan urutan kedua setelah gejalagugup, tegang atau “banyak pikiran”.(6)

DepartemeKesehatan RI tahun 1999 telahmenerbitkan Buku Pedoman Pelayanan KesehatanJiwa Usia Lanjut (Psikogeriatrik) di Puskesmas,tetapi masih diperlukan pedoman yang lebih lengkapdan rinci, khususnya mengenai gangguan tidur,sehingga diharapkan pelayanan kesehatan jiwaterhadap usia lanjut akan lebih memuaskan.(7)

DEFINISI

Pola tidur adalah model, bentuk atau coraktidur dalam jangka waktu yang relatif menetap danmeliputi (1) jadwal jatuh (masuk) tidur dan bangun,(2) irama tidur, (3) frekuensi tidur dalam sehari,(4) empertahankan kondisi tidur, dan (5) kepuasantidur

Tidur adalah kondisi organisme yang sedangistirahat secara reguler, berulang dan reversibeldalam keadaan mana ambang rangsang terhadaprangsangan dari luar lebih tinggi jika dibandingkandengan keadaan jaga.

Diagnostic And Statictical Manual of MentalDisorders edisi ke empat (DSM-IV)(8)

mengklasifikasikan gangguan tidur berdasarkankriteria diagnostik klinik dan perkiraan etiologi. Tigakategori utama gangguan tidur dalam DSM-IVadalah gangguan tidur primer, gangguan tidur yangberhubungan dengan gangguan tidur mental lain,dan gangguan tidur lain, khususnya gangguan tidurakibat kondisi medis umum atau yang disebabkanoleh zat.

Gangguan tidur primer terdiri atas dissomniadan parasomnia. Dissomnia adalah suatu kelompokgangguan tidur yang heterogen termasuk : (i)insomnia primer, (ii) hipersomnia primer, (iii)narkolepsi, (iv) gangguan tidur yang berhubungandengan pernafasan, dan (v) gangguan tidur iramasirkadian. Parasomnia adalah suatu kelompokgangguan tidur termasuk : (i) angguan mimpimenakutkan (nightmare disorder), (ii) gangguanteror tidur, dan (iii) gangguan tidur berjalan.

Dari gangguan tidur primer tersebut, yangberkaitan dengan usia lanjut adalah insomnia danhipersomnia primer. Kriteria diagnostik untukinsomnia primer adalah kesulitan untuk memulai

Prayitno Pola tidur usia lanjut

24

Page 3: Gangguan pola tidur pada kelompok usia lanjut dan ...fmipa.umri.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/Darul-aini-GANGUAN...Bagian Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

atau mempertahankan tidur, atau tidur yang tidakmenyegarkan, selama sekurangnya satu bulan.Gangguan tidur yang disertai keletihan pada sianghari menyebabkan penderitaan yang bermaknasecara klinis atau gangguan dalam fungsi sosial,pekerjaan, atau fungsi penting lain.

Kriteria diagnostik untuk hipersomnia primeradalah mengantuk berlebihan di siang hari selamasekurangnya satu bulan seperti yang ditunjukkanoleh episode tidur yang memanjang atau episodetidur siang hari yang terjadi hampir setiap hari.Mengantuk berlebihan di siang hari menyebabkanpenderitaan yang bermakna secara klinis ataugangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, ataufungsi penting lain.

Kriteria diagnostik untuk insomnia danhipersomnia yang berhubungan dengan gangguanAksis I, Aksis II atau Aksis III pada dasarnya samadengan gangguan tidur primer.(8)

POLA TIDUR FISIOLOGIK KARENAPROSES MENUA

Fisiologi tidur dapat diterapkan melaluigambaran aktivitas sel-sel otak selama tidur, dandapat direkam dengan elektroensefalograf (EEG).Untuk merekam otak orang yang sedang tidur,digunakan poligrafi EEG. Dengan cara ini kita dapatmerekam stadium tidur adalah sebagai berikut: (9)

1. Stadium jaga (wake)EEG : Pada keadaan rileks dan mata tertutup,gambaran didominasi oleh gelombang alfa.Tidak ditemukan adanya kumparan tidur dankompleks K.Elektrookuloagraf (EOG) : Gerakan mataberkurang, kadang-kadang terdapat artefakyang disebabkan oleh gerakan kelopak mataElektromiograf (EMG) : Kadang-kadang tonusotot meninggi

Gambar 1. Struktur tidur pada usia lanjut dibandingkan dengan anak dan dewasa muda.(9)

J Kedokter Trisakti Vol.21 No.1

25

Page 4: Gangguan pola tidur pada kelompok usia lanjut dan ...fmipa.umri.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/Darul-aini-GANGUAN...Bagian Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

2. Stadium IEEG : Terdiri dari gelombang campuran alfa,beta dan kadang-kadang teta. Tidak terdapatkumparan tidur, kompleks K atau gelombangdeltaEOG : Tidak terlihat aktivitas bola mata yangcepatEMG : Tonus otot menurun dibandingkandengan stadium W.

3. Stadium IIEEG : Terdiri atas gelombang campuran alfa,teta dan delta. Terlihat adanya kumparan tidurdan kompleks K.EOG : Tidak terdapat aktivitas bola mata yangcepat.EMG : Kadang-kadang terlihat peningkatantonus otot secara tiba-tiba, menunjukkanbahwa otot-otot tonik belum seluruhnya dalamkeadaan rileks.

4. Stadium IIIEEG : Persentase gelombang delta antara 20-50 %. Tampak kumparan tidur.EOG : Tidak tampak aktivitas bola mata yangcepat.EMG : Gambaran tonus otot yang jelas dariStadium II.

5. Stadium IVEEG : Persentase gelombang delta mencapailebih dari 50%. Tampak kumparan tidur.EOG : Tidak tampak aktivitas bola mata yangcepatEMG : Tonus otot menurun dari pada stadiumsebelumnya.

6. Stadium REM (Rapid Eye Movement)

EEG : Terlihat gelombang campuran alfa, betadan teta. Tidak tampak gelombang delta,kumparan tidur dan kompleks K.EOG : Terlihat gambaran REM yang lebarEMG : Tonus otot sangat rendah. Frekuensinadi tinggi dan ereksi.Stadium I dan II disebut sebagai tidur ringan,

sedangkan Stadium III dan IV sebagai tidur dalam.Stadium I, II, III dan IV disebut Stadium non REM(NREM).

Stadium REM dikatakan sebagai tidur ringan,sehingga stadium ini juga disebut sebagaiparadoxical sleep. Pada stadium REM, individumengalami peristiwa mimpi dengan intensitas tinggisehingga panca indera ikut terangsang.

Terdapat perubahan tidur secara subjektif danobjektif pada usia lanjut. Survei epidemiologikmenunjukkan bahwa pada usia lanjut yang tinggaldi rumah atau panti werda menunjukkan bahwa 15-75 persen dari mereka tidak puas dalam lamanyadan kualitas tidur malam. Pada usia lanjut wanitasehat secara subjektif lebih merasakan kesulitantidur dari pada pria. Perubahan pola tidur pada usialanjut dapat dilihat pada Tabel 1.(9)

Yang paling mencolok pada karakteristik tidurpada usia lanjut ialah konfirmasi poligrafik padaupaya setelah dimulai tidur. Perubahan dalamstruktur tidur pada usia lanjut dapat dilihat padaTabel 2. (9)

Struktur tidur pada usia lanjut berubah denganmeningkatnya stadium I sehingga terjadifragmentasi atau disrupsi dari struktur tidur.Berkurangnya tidur mempunyai dampak padapemulihan fungsi tidur. Gangguan tidur ini dapat

Tabel 1. Perubahan pola tidur pada usia lanjut

Pola tidur Laporan subjektif Pantauan objektif

Lamanya di tempat tidur Meningkat MeningkatTotal waktu tidur Menurun Bervariasi

(Umumnya menurun)Ancang-ancang tidur Meningkat Bervariasi(Sleep latency) (Umumnya menurun)Terjaga setelah dimulai tidur Meningkat MeningkatTidur singkat pada siang hari Meningkat Meningkat(Daytime naps)Efisiensi tidur Menurun Menurun

Prayitno Pola tidur usia lanjut

26

Page 5: Gangguan pola tidur pada kelompok usia lanjut dan ...fmipa.umri.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/Darul-aini-GANGUAN...Bagian Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

diakibatkan oleh penyakit-penyakit sistematik yangjelas (misalnya gagal jantung kongestif), sedangkanyang lain tanpa adanya penyebab. Deprivasi tidurpada usia lanjut berkaitan dengan keletihan,iritabilitas, fungsi kognitif yang terganggu,koordinasi yang kurang dan halusinasi. Terdapatpeningkatan jaga dan penurunan stadium IV, sertaberkurangnya jumlah absolut tidur REM. TidurREM terjadi lebih awal dan lebih lama dalamdurasinya. Berkurangnya tidur REM berhubungandengan sindrom otak organik dan aliran darah otak.

Struktur tidur lebih terfragmentasi padademensia Alzheimer. Pada demensia terjadiberkurangnya jumlah waktu tidur, stadium IV, tidurREM dan kecepatan gerakan mata.

BERBAGAI GANGGUAN TIDUR PADAUSIA LANJUT

Akibat penting dari penelitian dinamik untuktidur adalah diskripsi yang lebih sistematik darigangguan tidur. Klasifikasi oleh Association ofSleep Disorder Centers pada tahun 1999 dianggapkomprehensif dan bermanfaat secara praktis.

Gangguan tidur yang berat pada usia lanjutdibagi menjadi :1. Gangguan memulai dan mempertahankan tidur

(disorders of initiating and maintaining sleep= DIMS)

2. Gangguan mengantuk berlebihan (disorders ofexcessive somnolence = DOES)

3. Gangguan siklus tidur – jaga (disorders of thesleep – wake cycle)

4. Perilaku tidur abnormal (abnormal sleepbehaviour, parasomnias)

Gangguan memulai dan mempertahankan tiduratau insomnia berkaitan dengan gangguan kliniksebagai berikut :1. Apnea tidur, terutama apnea tidur sentral2. Mioklonus yang berhubungan dengan tidur

berjalan, gerakan mendadak pada tingkat yangberulang, stereotipik, unilateral atau bilateral,keluhan berupa “tungkai gelisah” (restless leg),tungkai kaku waktu malam, neuropatia ataumiopatia dan defisiensi asam folat dan besi.

3. Berbagai konflik emosional dan stressmerupakan penyebab psikofisiologik dariinsomnia.

4. Gangguan psikiatrik berat terutama depresiseringkali menimbulkan bangun terlalu pagidan dapat bermanifestasi sebagai insomnia danhipersomnia. Depresi endogen berkaitandengan onset dini dari tidur REM dan dapatdiperbaiki secara dramatis dengan obatantidepresan.

5. Keluhan penyakit-penyakit organik, misalnyanyeri karena arthritis, penyakit keganasan,nocturia, penyakit hati atau ginjal dan sesaknapas dapat mengakibatkan bangun berulangpada tidur malam.

6. Sindrom otak organik yang kronik seringkalimenimbulkan insomnia. Penyakit Parkinsonterganggu tidurnya 2-3 jam. Pasien Alzheimersering terbangun tengah malam dan dapatmenimbulkan eksitasi paradoksikal.

7. Zat seperti alkhohol dan obat kortikosteroid,teofilin dan beta-blockers dapat menginterupsitidur. Pengobatan dengan stimulansia dangejala lepas zat hipnotika dan sedativa perludiperhatikan untuk gangguan tidur.

Tabel 2. Perubahan dalam struktur tidur pada usia lanjut

Fase tidur Hasil polisomnografik

Non-rapid eye movement (N REM) Stadium I Meningkat Stadium II Bervariasi (umumnya menurun) Stadium III Menurun Stadium IV MenurunRapid-eye movement (REM) Kualitas Menurun Distribusi Onset lebih awal cenderung ke arah periode durasi

yang sama (bukan perpanjangan yang proporsif)

J Kedokter Trisakti Vol.21 No.1

27

Page 6: Gangguan pola tidur pada kelompok usia lanjut dan ...fmipa.umri.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/Darul-aini-GANGUAN...Bagian Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

Gangguan mengantuk berlebihan ditandaidengan mengantuk patologis yang diselingi dengankegiatan selama jaga. Beratnya mengantuk,onsetnya yang tidak sesuai dengan waktu dangangguan pada kegiatan merupakan penilaian klinikyang penting. Apnea obstruktif dan mioklonus padawaktu malam dapat menimbulkanhipersomnolensia. Efek obat, terutama efek sisa obathipnotika merupakan penyebab yang sering untukhipersomnolensia. Obat-obat lain yangmengakibatkan tidur berlebihan adalah anthistamin,obat psikotropika, metildopa dan antidepresan jenistrisikliik. Demikian pula kondisi-kondisi sepertipost-infeksi, keletihan dan sindrom otak kronik.

Gangguan siklus tidur – jaga memendek denganmakin bertambahnya usia. Bangun lebih pagi dancepat mengantuk pada malam hari merupakan halyang wajar bagi usia lanjut. Pasien depresi mengeluhtidurnya kurang pulas dan mudah sekali terbangunoleh adanya perubahan suhu pada dini hari, sinardan suara-suara hewan di pagi hari. Tidur REMlebih cepat datangnya sehingga biasanya mengalamimimpi-mimpi yang tidak menyenangkan. Berbedadengan pasien depresi, pasien dengan anxietas lebihlama masuk tidur, sukar bangun pagi dan mimpi-mimpi menakutkan. Untuk jelasnya dapat dilihatpada Tabel 3.

Parasomnia merupakan perilaku tidurabnormal yang kadang-kadang terjadi pada usialanjut yaitu kebingungan pada malam hari (nacturalconfusion), jalan sambil tidur, gangguan kejang,dekompensasi penyakit kardiovaskuler, mengompoldan reflux gastro-esophagus.

Tabel 3. Perbedaan pola tidur pasien depresi dan anxietas

Pola tidur Anxietas Depresi

Jumlah tidur Normal BerkurangKualitas tidur Dangkal – sedang Dangkal - sedangMimpi Menakutkan Sendirian dan sepiMasuk tidur Lebih dari satu jam 15-60 menitSering bangun malam Tidak SeringBangun pagi Sukar Dini hariPagi hari Kurang segar LesuLatensi tidur Memanjang Normal / memanjangTidur REM Memanjang MemendekRegularitas Iregular Iregular dan terputus-putus

PENATALAKSANAAN

Evaluasi klinik terhadap pasien usia lanjutdengan gangguan pola tidur memerlukanpemeriksaan yang komprehensif dan upayaterintegrasi dari semua tim pelayanan kesehatan.Unsur-unsur dari riwayat yang lebih rincimemerlukan data dari pasien, pasien lain, keluargadan petugas kesehatan. Untuk lebih jelasnya,evaluasi tersebut terdapat pada Tabel 4.(9)

Terapi untuk gangguan pola tidur pada usialanjut sebaiknya secara konservatif denganpenekanan pada meminimalkan penangananterhadap pasien. Setiap intervensi merupakanbahaya yang akan dikerjakan terhadap pasien.Setiap intervensi merupakan bahaya yang potensialdan pemeliharaan terhadap kondisi fungsionalpasien merupakan tujuan dari terapi. Manipulasilingkungan dan penyebab eksternal yang potensialmerupakan pendekatan yang terbaik. Berbagaitindakan non-spesifik yang disebut higiene tidurdapat memperbaiki pola tidur (lihat Tabel 5).(10)

Konseling diperlukan untuk mewujudkan latihanhigiene tidur yang dapat mengurangi terapimenggunakan obat-obatan. Terapi menggunakanobat dapat diberikan setelah menentukan diagnosispasien usia lanjut. Untuk insomnia jangka pendek(short term) dapat diberikan Triazolam 0,125 – 0,25mg atau jenis benzodiazepin lainnya yang bekerjacepat dan hilang cepat dari tubuh. Sedangkan untukinsomnia jangka panjang (long term) diberikanneuroleptika dengan dosis kecil sepertiklorpromazin, levomepromazin dan tioridazin. Pada

Prayitno Pola tidur usia lanjut

28

Page 7: Gangguan pola tidur pada kelompok usia lanjut dan ...fmipa.umri.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/Darul-aini-GANGUAN...Bagian Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

Tabel 5. Tindakan non-spesifik untuk menginduksi tidur (higiene tidur)

Bangun pada waktu yang sama setiap hariBatasi waktu di tempat tidur setiap hari pada jumlah yang sama sebelum terjadinya gangguan tidurHentikan obat yang bekerja pada susunan saraf pusat (kafein, nikotin, alkhohol, stimulan)Hindari tidur sekejap pada siang hariDapatkan hubungan fisik dengan program olah ragaHindari stimulasi malam hari, gantikan dengan program olah ragaMerendam dalam air panas menjelang waktu tidur selama 20 menit untuk meningkatkan temperatur tubuh.Makan pada waktu yang teratur setiap hari, hindari makan banyak sebelum tidurLakukan relaksasi rutin setiap malam, seperti relaksasi otot progresif atau meditasiPertahankan kondisi tidur yang menyenangkan

Ciri riwayat tidura. Ciri-ciri tidur

1) Waktu yang diperlukan untuk masuk tidur2) Waktu : tidur dan bangun3) Jumlah jam tidur4) Jumlah dan lamanya bangun malam5) Kualitas tidur6) Taraf kewaspadaan pada siang hari (Hipersomnolensia)7) Pola tidur sekejap (nap)8) Perubahan baru terjadi pada pola tidur9) Riwayat, masalah dan pengalaman tidur masa lalu10) Riwayat mengorok, napas periodik

b. Singkirkan faktor-faktor potensial eksternal1) Penggunaan obat, alkhohol, kafein2) Diet3) Taraf kegiatan, pola latihan4) Adanya gejala disfungsi sistem organ5) Bukti adanya stres situasional

c. Evaluasi dampak masalah1) Lamanya gangguan tidur2) Derajat hendaya fungsional oleh gejala-gejala

Lakukan pemeriksaan fisik lengkapObservasi pasien selama tidurLakukan pemeriksaan fisiologik objektif

1) Polisomnograf2) Penelitian monitor yang lain

Tabel 4. Evaluasi pasien usia lanjut dengan gangguan pola tidur

pasien usia lanjut dengan insomnia dan depresi,diberikan antidepresan jenis tetrasiklik, serotoninselective receptor inhibitor (SSRI), dan monoamino oxisidase inhibitor (MAOI), misalnyaMaprotiline 10 – 25 mg, Fluxetine 20 mg pada pagihari atau Moclobemide dua kali 150 mg.

Penyerapan, pengolahan dan ekskresi obat padausia lanjut mengalami perlambatan. Oleh karenaitu perlu diperhatikan agar obat yang diberikan

selalu dimulai dengan dosis efektif terkecil sehinggatidak menimbulkan efek kumulatif yang berbahaya.

PENUTUP

Gangguan tidur merupakan penderitaan bagipara usia lanjut karena berhubungan dengan rasakenikmatan, kebahagiaan dan kualitas hidupnya.Pola tidur pada usia lanjut yang berbeda dengan

J Kedokter Trisakti Vol.21 No.1

29

Page 8: Gangguan pola tidur pada kelompok usia lanjut dan ...fmipa.umri.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/Darul-aini-GANGUAN...Bagian Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

orang dewasa perlu mendapat perhatian dari parapetugas kesehatan. Perubahan struktur tidur jugaberbeda pada usia lanjut sehingga umumnya kurangdapat menikmati tidur nyenyak daripada orangmuda.

Pendekatan secara sistematik terhadapgangguan tidur lebih ditekankan pada pendekatankomprehensif terhadap seluruh kondisi kesehatanfisik dan mentalnya dan lebih bersifat konservatif.Upaya meningkatkan higiene tidur perludilaksanakan di rumah maupun di panti werda.Terapi dengan obat-obatan psikotropika perludiberikan dengan dimulai dosis efektif paling kecilsehingga tidak menimbulkan efek kumulatif.

Daftar Pustaka

1. WHO. Definition of an older or elderly person.Available from URL : htttp://www.who.int/whosis/mds/mds _definition

2. Departemen Kesehatan R.I. Profil KesehatanMasyarakat Edisi Tahun 2001. Jakarta: Direktorat

Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat DepartemenKesehatan R.I.;2001

3. Buenaventura RD. Late Life Depression: Issuesin Identification and Management. BreakfastSymposium. Eli Lilly, Bangkok. 12 August 2000.

4. Insomnia. Available from URL : http://www. h e a l t h l i b r a r y. c o m / r e a d i n g / n c u r e /chap61.htm.

5. Sleep disorders. Available from URL : http://www.hsta.nlm.nih.gov/hq/Hqueats/screen/TextBrowse/55779.

6. Salan R. Terapi Medisinal pada Insomnia. CerminDunia Kedokteran No.53, 1988.

7. Pedoman Pelayanan Kesehatan Jiwa Usia Lanjut(Psikogeriatrik) di Puskesmas. Depkes RI, 1999.

8. Diagnostic and Statistical Manual of MentalDisorders, Fouth Edition (DSM-IV). WashingtonDC. American Psychiatric Association, 1994.

9. Haponik EF. Disorder Sleep in the Elderly dalamPrinciples of Geriatric Medicine and Gerontology.Mc Graw-Hill Inc. 1990. p. 1109-22.

10. Kaplan HI, Sadock BJ. Synopsis of Psychiatry.Williams & Wilkins 1996.

Prayitno Pola tidur usia lanjut

30