Click here to load reader
Upload
trinhnga
View
212
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
2
GAMBARAN PERILAKU ANAK USIA SEKOLAH DASAR DALAM PENGGUNAAN
KEMASAN MINUMAN PLASTIK DI SD NEGERI 25 MANADO KOTA MANADO Sry Dewi Nuriansyah Hunou. *Jootje. M. L. Umboh. Audy Wuntu.
Bidang Minat Kesling Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado.
ABSTRACT
Background: School-age children is a community group that is expected to grow into a human
resource potential in the future both physically and intellectually. Plastic containers are widely used
by elementary school-aged children as a place to drink. The use of plastic beverage containers with
Polyethylene Terephthalate and High Density Polyethylene recommended only for disposable but too
often used, especially used to keep warm or hot water, will result in a polymer layer on the beverage
containers will melt and release substances carcinogenic (can cause cancer) in the long term.
Research purposes to describe the behavior of primary school age children in the use of plastic
beverage containers in SD Negeri 25 Manado.
Method: This study is a descriptive survey. The study population was children who attend elementary
school in SD Negeri 25 Manado with a sample of 147 respondents. Retrieval of data using
questionnaires.
The Results: The majority (55%) Grade 4, 5 and 6 at SD Negeri 25 Manado knowledge that is not
good and 45% good. Most (52 %) had a good attitude and a good 48%. Majority (51%) had either no
action and 49% good.
Advice: Health agencies improve persusif approach to the community about the use of plastic
beverage containers are good, especially to the mother and the mother will explain to the child so that
the child can apply them in everyday life.
Keywords: Behavior, Childhood Elementary School, Beverage Plastic Packaging
ABSTRAK
Latar Belakang: Anak usia sekolah merupakan golongan masyarakat yang diharapkan tumbuh menjadi sumber
daya manusia yang potensial di masa yang akan datang baik fisik maupun intelektualnya. Kemasan plastik
banyak digunakan oleh anak usia sekolah dasar sebagai tempat minuman. Penggunaan kemasan minuman plastik
dengan bahan Polyethylene Terephthalate dan High Density Polyethylene yang direkomendasikan hanya untuk
sekali pakai tapi terlalu sering dipakai, apalagi digunakan untuk menyimpan air hangat atau panas, akan
mengakibatkan lapisan polimer pada kemasan minuman tersebut akan meleleh dan mengeluarkan zat
karsinogenik (dapat menyebabkan kanker) dalam jangka panjang. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran
perilaku anak usia sekolah dasar dalam penggunaan kemasan minuman plastik di SD Negeri 25 Manado.
Metode: Penelitian ini merupakan survei deskriptif. Populasi penelitian adalah anak sekolah dasar yang
bersekolah di SD Negeri 25 Manado dengan sampel sebanyak 147 responden. Pengambilan data menggunakan
kuesioner.
Hasil penelitian: Bahwa sebagian besar (55%) siswa kelas 4, 5 dan 6 di SD Negeri 25 Manado memiliki
pengetahuan yang tidak baik dan 45% baik. Sebagian besar (52%) memiliki sikap tidak baik dan 48% baik.
Sebagian besar (51%) memiliki tindakan tidak baik dan 49% baik.
Saran: Instansi kesehatan lebih meningkatkan pendekatan secara persusif kepada masyarakat mengenai
penggunaan kemasan minuman plastik yang baik terutama kepada ibu dan ibu akan menjelaskan kepada anak
sehingga anak dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kata Kunci : Perilaku, Anak Usia Sekolah Dasar, Kemasan Minuman Plastik
2
PENDAHULUAN
Anak usia sekolah merupakan golongan
masyarakat yang diharapkan tumbuh menjadi
sumber daya manusia yang potensial di masa
yang akan datang baik fisik maupun
intelektualnya. Usia 6-12 tahun juga sering
disebut usia sekolah. Pada perkembangan
kognisi tahap konkret operasional anak-anak
mengalami perkembangan yang sangat cepat
dalam keterampilan mentalnya. Kemampuan
mereka bertambah dalan hal mendeskripsikan
pengalaman, dan mengutarakan apa yang
mereka pikirkan dan mereka rasakan. Anak-
anak juga mengalami perubahan kemampuan
berpikir, dari yang sebelumnya berpusat pada
diri sendiri menjadi mampu berpikir juga
tentang hal lain diluar dirinya. Mereka juga
mulai mampu memahami hubungan sebab
akibat. Perkembangan signifikan pada aspek
kognisi ini tetap masih meninggalkan
keterbatasan pada anak-anak lanjut, yaitu
mereka masih terbatas pada objek-objek yang
konkret, objek yang nyata terlihat didunia
sekitar mereka. Pada banyak hal, mereka
masih mengalami kesulitan memahami
pertanyaan atau konsep-konsep tentang dunia
yang sifatnya abstrak (Nuryanti, 2008).
Kemasan plastik mulai berkembang
sejak plastik ditemukan tahun 1862 oleh JL
Baldwin yang diciptakan dari getah karet, lalu
berkembang lagi tahun 1866 oleh John Wesley
Hyatt dan sejak itulah mulai berkembang
kemasan plastik untuk berbagai jenis makanan
dan minuman (Ompusunggu, 2010). Di
Indonesia, kemasan plastik sudah
mendominasi industri makanan dan kemasan
luwes (fleksibel) menempati porsi 80%.
Jumlah plastik yang digunakan untuk
mengemas, menyimpan dan membungkus
makanan mencapai 53% khusus untuk
kemasan luwes, sedangkan kemasan kaku
sudah mulai banyak digunakan untuk
minuman (Sulchan dan Endang, 2007).
Penelitian Nurminah (2002), bahwa kemasan
plastik membawa dampak pada produk yang
dikemasnya terutama sifat fisiknya. Penelitian
yang dilakukan oleh Siwi (2009) pada anak
sekolah dasar, menyarankan para orang tua
dan para guru lebih mengawasi penggunaan
botol yang terbuat dari bahan Polyethylene
Terephthalate (kode 1 yang dilingkari segitiga
yang biasanya terdapat di bawah botol) dan
High Density Polyethylene (kode 2 yang
dilingkari segitiga yang biasanya terdapat di
bawah botol) berulang kali oleh anak-anak
sekolah dasar yang seharusnya hanya
direkomendasikan untuk sekali pakai.
Penggunaan kemasan minuman plastik dengan
kode 1 dan 2 yang direkomendasikan oleh
BPOM hanya untuk sekali pakai tapi terlalu
sering dipakai, apalagi digunakan untuk
menyimpan air hangat atau panas, akan
mengakibatkan lapisan polimer pada kemasan
minuman tersebut akan meleleh dan
mengeluarkan zat karsinogenik (dapat
menyebabkan kanker) dalam jangka panjang.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
survei yang bersifat deskriptif. Penelitian ini
dilakukan di SD Negeri 25 Manado. Waktu
pelaksanaan dilakukan pada 22 April - 4 Mei
2013. Populasi penelitian ini adalah anak
sekolah dasar yang bersekolah di SD Negeri
3
25 Manado yang berjumlah 233 siswa. Jumlah
sampel pada penelitian ini sebanyak 147
siswa.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas
organisme (makhluk hidup) yang
bersangkutan, sehingga yang dimaksud
perilaku manusia adalah tindakan atau
aktivitas dari manusia itu sendiri yang
mempunyai bentangan yang sangat luas antara
lain: berjalan, berbicara, menangis, tertawa,
bekerja, kuliah, menulis, membaca dan
sebagainya (Notoatmodjo, 2012).
Perilaku terbentuk dalan diri
seseorang dari dua faktor utama yakni
stimulus dan respons. Stimulus merupakan
faktor dari luar diri seseorang (faktor
eksternal) dan respons merupakan faktor dari
dalam diri orang yang bersangkutan (faktor
internal). Faktor eksternal atau stimulus adalah
faktor lingkungan, baik lingkungan fisik,
maupun non fisik dalam bentuk sosial, budaya,
ekonomi, politik. Faktor eksternal yang
merupakan faktor paling besar peranannya
dalam membentuk perilaku manusia adalah
faktor sosial dan budaya di mana seseorang
tersebut berada. Sedangkan faktor internal
yang menentukan seseorang itu merespons
stimulus dari luar adalah perhatian,
pengamatan, persepsi, motivasi, fantasi,
sugesti (Notoatmodjo, 2012).
Hasil penelitian karakteristik
responden pada siswa SD Negeri 25 Manado
menunjukkan bahwa jumlah responden
terbanyak berdasarkan jenis kelamin adalah
perempuan, yaitu sebanyak 76 siswa (51,8%)
sedangkan responden laki-laki sebanyak 71
siswa (48,2%). Jumlah responden berdasarkan
umur yang paling banyak adalah 10 tahun
(33,3%) dan paling sedikit adalah umur 8
tahun (8,1%).
Pengetahuan merupakan hasil dari
tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui pancaindera
manusia, yakni indera penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa, dan raba.
Sebagian besar pengetahuan menusia
diperoleh melalui mata dan telinga
(Notoatmodjo, 2012).
Tabel 1. Distribusi Gambaran Umum
Pengetahuan Responden
Kategori Pengetahuan n %
Baik 66 45
Tidak Baik 81 55
147 100
Keseluruhan hasil penelitian gambaran
pengetahuan dalam penggunaan kemasan
minuman plastik direkapitulasi dan
dikelompokkan menjadi dua ketegori yaitu
baik dan tidak baik. Berdasarkan hasil
rekapitulasi tersebut didapatkan bahwa
responden yang pengetahuannya baik
sebanyak 66 responden (45%) dan
pengetahuan tidak baik sebanyak 81 responden
atau 55%.
Pada tahap ini dapat dikatakan ada
beberapa faktor yang menyebabkan
pengetahuan siswa di SD Negeri 25 Manado
berada pada kategori tidak baik, faktor tersebut
dapat berupa kurangnya informasi yang
4
didapat anak mengenai penggunaan kemasan
minuman plastik yang baik melalui keluarga
maupun sekolah serta penyuluhan-penyuluhan
yang dilakukan oleh pemerintah. Keluarga
(terutama ibu) merupakan salah satu peran
penting dalam membentuk pemahaman
seorang anak menerima informasi dalam
penggunaan kemasan minuman plastik.
Penelitian oleh Siregar (2011) mengenai
gambaran perilaku ibu rumah tangga pengguna
wadah plastik penyimpanan makanan dan
minuman di Kelurahan Sidorame Timur
Kecamatan Medan Perjuangan, hasil penelitian
menunjukkan pengetahuan ibu dalam
penggunaan wadah plastik berada pada
kategori sedang sebanyak 73,9%. Sesuai
dengan teori stimulus organisme (SOR) yang
menyatakan bahwa penyebab terjadinya
perubahan perilaku tergantung kepada kualitas
rangsang (stimulus) yang berkomunikasi
dengan organisme. Artinya kualitas dari
sumber komunikasi yang dalam hal ini adalah
keluarga (terutama ibu) dalam memberikan
informasi sangat menentukan keberhasilan
perilaku seseorang yaitu siswa di SD Negeri
25 Manado.
Sikap adalah merupakan reaksi atau
respons seseorang terhadap suatu stimulus atau
objek. Sikap dalam kehidupan sehari-hari
adalah merupakan reaksi yang bersifat
emosional terhadap stimulus sosial. Sikap
belum merupakan suatu tindakan atau
aktivitas, akan tetapi merupakan suatu
tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan
predisposisi tindakan atau perilaku. Alport,
menjelaskan bahwa sikap mempunyai 3
komponen utama yaitu:
1. Kepercayaan atau keyakinan, ide dan
konsep terhadap suatu obyek.
2. Kehidupan emosional atau evaluasi
emosional terhadap suatu obyek.
3. Kecenderungan untuk bertindak (trend to
behave).
Ketiga komponen tersebut secara bersama-
sama membentuk sikap yang utuh (total
attitude) (Notoatmodjo, 2012).
Tabel 2. Distribusi Gambaran Umum Sikap
Responden
No Kategori Sikap n %
1. Baik 71 48
2. Tidak Baik 76 52
147 100
Keseluruhan hasil penelitian gambaran sikap
dalam penggunaan kemasan minuman plastik
direkapitulasi dan dikelompokkan menjadi dua
kategori yaitu baik dan tidak baik.
berdasarkan hasil rekapitulasi tersebut
didapatkan bahwa responden yang sikapnya
baik sebanyak 71 responden (48%) dan tidak
baik sebanyak 76 responden atau 52%.
Diagram sederhana proses komunikasi
menguraikan ketika suatu pesan sampai
kepada penerima, penerima menguraikan kode
pesanan sehingga dapat memahami artinya
(Edberg, 2007). Seperti halnya siswa di SD
Negeri 25 Manado menunjukkan kurangnya
pengetahuan yang di dapat responden
menyebabkan sikap responden berada pada
kategori tidak baik. Sikap merupakan reaksi
atau respons yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulus atau objek
(dalam hal ini adalah penggunaan kemasan
minuman plastik).
5
Seperti telah disebutkan sebelumnya
bahwa sikap adalah kecenderungan untuk
bertindak (praktik). Perilaku terjadi diawali
dengan adanya pengalaman-pengalaman
seseorang serta faktor-faktor di luar orang
tersebut (lingkungan) baik fisik maupun
nonfisik. Kemudian pengalaman dan
lingkungan tersebut diketahui, dipersepsikan,
diyakini, dan sebagainya sehingga
menimbulkan motivasi, niat untuk bertindak,
dan akhirnya terjadilah perwujudan niat
tersebut yang berupa perilaku (Notoatmodjo,
2010).
Tabel 3. Distribusi Gambaran Umum
Tindakan Responden
No Kategori Tindakan n %
1. Baik 72 49
2. Tidak Baik 75 51
147 100
Keseluruhan hasil penelitian gambaran
tindakan dalam penggunaan kemasan
minuman plastik direkapitulasi dan
dikelompokkan menjadi dua ketegori yaitu
baik dan tidak baik. berdasarkan hasil
rekapitulasi tersebut didapatkan bahwa
responden yang tindakannya baik sebanyak 72
responden (49%) dan tidak baik sebanyak 75
responden atau 51%. Secara teori, perubahan
perilaku atau mengadopsi perilaku mengikuti
tahap-tahap yakni melalui proses perubahan:
pengetahuan-sikap-tindakan (Notoadmodjo,
2012). Hasil pengkategorian pada tindakan
responden dalam penggunaan kemasan
minuman plastik yang terbanyak berada pada
kategori tidak baik yaitu sebanyak 75
responden atau 51% sedangkan kategori baik
sebanyak 72 responden atau 49% pada siswa
kelas 4, 5, dan 6 di SD Negeri 25 Manado.
Penggunaan botol yang terbuat dari bahan
Polyethylene Terephthalate (kode 1 yang
dilingkari segitiga yang biasanya terdapat di
bawah botol) oleh siswa SD Negeri 25
Manado, hasil penelitian menunjukkan
sebanyak 92 responden atau 62,6%
menggunakannya lebih dari sekali pakai. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Siwi (2009) mengenai
gambaran penggunaan kemasan minuman
plastik oleh anak usia sekolah dasar di
Kelurahan Sario Tumpaan Kota Manado yang
menunjukkan bahwa 130 responden atau
82,8% ternyata masih menggunakan kembali
kemasan minuman plastik kosong dari bahan
PETE dan HDPE yang sebenarnya
direkomendasikan hanya untuk sekali pakai.
Dalam penelitian ini diperoleh bahwa
seseorang dapat bertindak negatif bila
pengetahuan dan sikapnya negatif. Hosland, et
al (1953) mengatakan bahwa perubahan
perilaku pada hakikatnya adalah sama dengan
proses belajar. Perilaku dapat berubah hanya
apabila stimulus (rangsang) yang diberikan
benar-benar melebihi dari stimulus semula.
Stimulus dari semula ini berarti stimulus yang
diberikan harus dapat meyakinkan organisme.
Dalam meyakinkan organisme faktor insentif
atau reinforcement memegang peranan penting
(Notoatmodjo, 2012).
KESIMPULAN
1. Pengetahuan siswa kelas 4, 5 dan 6 di SD
Negeri 25 Manado pada penggunaan
kemasan minuman plastik dalam kategori
6
baik yaitu sebanyak 66 responden (45%)
sedangkan responden yang memiliki
pengetahuan dalam kategori tidak baik
sebanyak 81 responden (55%).
2. Sikap siswa kelas 4, 5 dan 6 di SD Negeri
25 Manado pada penggunaan kemasan
minuman plastik dalam kategori baik yaitu
sebanyak 71 responden (48%) sedangkan
responden yang memiliki pengetahuan
dalam kategori tidak baik sebanyak 76
responden (52%).
3. Tindakan siswa kelas 4, 5 dan 6 di SD
Negeri 25 Manado pada penggunaan
kemasan minuman plastik dalam kategori
baik yaitu sebanyak 72 responden (49%)
sedangkan responden yang memiliki
pengetahuan dalam kategori tidak baik
sebanyak 75 responden (51%).
DAFTAR PUSTAKA
Notoatmodjo, Soekidjo, 2012. Promosi
Kesehatan dan Perilaku Kesehatan.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Nuryanti, L. 2008. Psikologi Anak. Jakarta:
PT. Indeks.
Ompusunggu, HH. 2009. Pengetahuan, Sikap,
Tindakan, Siswa Kelas X Terhadap
Penggunaan Plastik Sebagai Tempat
Penyimpanan Makanan dan Minuman
di SMU Negeri 14 Medan Tahun
2009. (Online). (journal).
(http://repository.usu.ac.id/handle/123
456789/28814, diakses 23 Januari
2013).
Saryono, 2011. Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jogjakarta: Mitra
Cendikia.
Siregar NY. 2011. Gambaran Perilaku Ibu
Rumah Tangga Pengguna Wadah
Plastik Penyimpanan Makanan dan
Minuman di Kelurahan Sidorame
Timur Kecamatan Medan Perjuangan
Tahun 2011. (Online). (journal).
(http://repository.usu.ac.id/handle/123
456789/28814, diakses 23 Januari
2013).
Siwi, Y. 2009. Gambaran Penggunaan
Kemasan Minuman Plastik Oleh Anak
Usia Sekolah Dasar di Kelurahan
Sario Tumpaan Kota Manado. Skripsi
tidak diterbitkan. Manado: Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sa
Ratulangi
Sulchan M, Endang NW. 2007. Keamanan
Pangan Kemasan Plastik dan
Styrofoam.MKI,57(2).(Online).(mki.idi
online.org/index.php?uPage=mki.mki
_dl&smod=mki, diakses 28 Januari
2013)