63
FORMULASI TEPUNG UBI JALAR CILEMBU (Ipomoea batatas (L.) Lam) DAN TEPUNG JAGUNG (Zea Mays) TERFERMENTASI TERHADAP SIFAT KIMIA DAN SENSORI FLAKES (Skripsi) Oleh KARINA WIDYA PRATIWI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016

FORMULASI TEPUNG UBI JALAR CILEMBU (Ipomoea …digilib.unila.ac.id/22956/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lengkap (R AKL) dengan empat kali ulangan. ... II. TINJAUAN PUSTAKA

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: FORMULASI TEPUNG UBI JALAR CILEMBU (Ipomoea …digilib.unila.ac.id/22956/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lengkap (R AKL) dengan empat kali ulangan. ... II. TINJAUAN PUSTAKA

FORMULASI TEPUNG UBI JALAR CILEMBU (Ipomoea batatas (L.) Lam)DAN TEPUNG JAGUNG (Zea Mays) TERFERMENTASI TERHADAP

SIFAT KIMIA DAN SENSORI FLAKES

(Skripsi)

Oleh

KARINA WIDYA PRATIWI

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2016

Page 2: FORMULASI TEPUNG UBI JALAR CILEMBU (Ipomoea …digilib.unila.ac.id/22956/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lengkap (R AKL) dengan empat kali ulangan. ... II. TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRACT

FORMULATIONOF SWEETCILEMBU FLOUR (Ipomoea batatas (L.)Lam) ANDFERMENTED MAIZE (Zea mays L) ON THECHEMICAL AND

SENSORYOFFLAKES

By

KARINA WIDYA PRATIWI

This research was aimed to tried the formulation of sweet Cilembu flour and

fermented maize flour that has the best chemical and sensory properties on flakes.

This research was arranged in a Complete Randomized Block Design (CRBD)

with four repetitions.The formulation was consisted of 7 levels of comparisons of

sweet Cilembu flour and fermented maize flour L1 (70%: 10%); L2 (60%: 20%);

L3 (50%: 30%); L4 (40%: 40%); L5 (30%: 50%); L6 (20%: 60%); and L7 (10%:

70%). They were with eggs, margarine, sugar and salt, then tapioca the same

amount of. Flakes produced was be analyzed for them chemical and sensory

properties. The chemical analyzed were moisture, ashes, fat, protein and crude

fiber contents, and sensory properties included the texture, flavor, color and

overall acceptance. The data were analyzed using ANOVA and further tested

with Least Significant Difference (LSD) at 5%. The result of this research showed

that formulation significantly affected the moisture, ash, fat, protein and crude

fiber of theflakes, also significantly affected on color liking rate, texture, taste and

flavor, also the overall acceptance. The best treatment was found in L2

Page 3: FORMULASI TEPUNG UBI JALAR CILEMBU (Ipomoea …digilib.unila.ac.id/22956/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lengkap (R AKL) dengan empat kali ulangan. ... II. TINJAUAN PUSTAKA

formulation (sweet Cilembu flour 60% : fermented maize flour 20%) with

moisture 2.17%, ash 2.10%, fat 2.44%, protein 4.41%, and crude fiber 3.72%,

with liking rate is liked.

Keywords: Fermented maize, flakes, sweet Cilembu flour

Page 4: FORMULASI TEPUNG UBI JALAR CILEMBU (Ipomoea …digilib.unila.ac.id/22956/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lengkap (R AKL) dengan empat kali ulangan. ... II. TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK

FORMULASI TEPUNG UBI JALAR CILEMBU (Ipomoea batatas (L.) Lam)DAN TEPUNG JAGUNG (Zea Mays) TERFERMENTASI TERHADAP

SIFAT KIMIA DAN SENSORI FLAKES

Oleh

KARINA WIDYA PRATIWI

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formulasi tepung ubi jalar Cilembu

dan tepung jagung terfermentasi yang memiliki sifat kimia dan sifat sensori yang

terbaik pada flakes. Perlakuan ini disusun dalam Rancangan Acak Kelompok

Lengkap (RAKL) dengan empat kali ulangan. Formulasi terdiri dari

perbandingan tepung ubi jalar Cilembu dan tepung jagung terfermentasi dengan

20% tapioka sebanyak 7 taraf, yaitu L1 (70% : 10%); L2 (60% : 20%); L3 (50% :

30%); L4 (40% : 40%); L5 (30% : 50%); L6 (20% : 60%); L7 (10% : 70%)

dicampur dengan telur, margarin, gula dan garam. Flakes yang dihasilkan

kemudian dilakukan analisis kimia dan sensori. Analisis kimia yang dilakukan

yaitu kadar air, abu, lemak, protein dan serat kasar, sensori yaitu tekstur, rasa dan

aroma, warna serta penerimaan keseluruhan. Data dianalisis dengan sidik ragam

kemudian diolah lebih lanjut menggunakan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada

taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formulasi berpengaruh nyata

terhadap kadar air, kadar abu, lemak, protein dan serat kasar flakes, juga

Page 5: FORMULASI TEPUNG UBI JALAR CILEMBU (Ipomoea …digilib.unila.ac.id/22956/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lengkap (R AKL) dengan empat kali ulangan. ... II. TINJAUAN PUSTAKA

berpengaruh nyata pada tingkat kesukaan warna, tekstur, rasa dan aroma serta

penerimaan keseluruhan. Perlakuan terbaik yaitu pada formulasi L2 (tepung ubi

jalar Cilembu 60% : tepung jagung terfermentasi 20%) dengan kadar air sebesar

2,17%, abu 2,10%, lemak 2,44%, protein 4,41% dan serat kasar 3,72%, dengan

tingkat kesukaan disukai.

Kata kunci: Tepung jagung terfermentasi, flakes, tepung ubi jalar Cilembu

Page 6: FORMULASI TEPUNG UBI JALAR CILEMBU (Ipomoea …digilib.unila.ac.id/22956/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lengkap (R AKL) dengan empat kali ulangan. ... II. TINJAUAN PUSTAKA

FORMULASI TEPUNG UBI JALAR CILEMBU (Ipomoea batatas (L.) Lam)DAN TEPUNG JAGUNG (Zea Mays) TERFERMENTASI TERHADAP

SIFAT KIMIA DAN SENSORI FLAKES

Oleh

KARINA WIDYA PRATIWI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

Pada

Jurusan Teknologi Hasil PertanianFakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2016

Page 7: FORMULASI TEPUNG UBI JALAR CILEMBU (Ipomoea …digilib.unila.ac.id/22956/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lengkap (R AKL) dengan empat kali ulangan. ... II. TINJAUAN PUSTAKA
Page 8: FORMULASI TEPUNG UBI JALAR CILEMBU (Ipomoea …digilib.unila.ac.id/22956/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lengkap (R AKL) dengan empat kali ulangan. ... II. TINJAUAN PUSTAKA
Page 9: FORMULASI TEPUNG UBI JALAR CILEMBU (Ipomoea …digilib.unila.ac.id/22956/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lengkap (R AKL) dengan empat kali ulangan. ... II. TINJAUAN PUSTAKA
Page 10: FORMULASI TEPUNG UBI JALAR CILEMBU (Ipomoea …digilib.unila.ac.id/22956/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lengkap (R AKL) dengan empat kali ulangan. ... II. TINJAUAN PUSTAKA

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tambahrejo pada tanggal 12 Mei 1993. Merupakan anak

kedua dari empat bersaudara dari keluarga Bapak Bambang Mulyono, S.T. dan

Ibu Sri Widiawati. Penulis memulai jenjang pendidikan dari Taman Kanak-kanak

Aisyiyah Bustanul Athfal Tambahsari Gadingrejo pada tahun 1997, SD Negeri 2

Tambahrejo pada tahun 1998–2004; SMP Negeri 2 Pringsewu pada tahun 2004–

2007; SMA Negeri 1 Gadingrejo pada tahun 2007–2010. Pada tahun 2010

penulis mendaftar dan diterima sebagai mahasiswa Jurusan Teknologi Hasil

Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional

Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Selama di perguruan tinggi, penulis aktif dalam kegiatan kemahasiswaan

diantaranya menjadi pengurus Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknologi Hasil

Pertanian sebagai Anggota Bidang 4 Dana dan Usaha pada periode 2012–2013

dan menjadi Ketua Bidang 4 Dana dan Usaha pada periode 2013-2014. Penulis

melaksanakan Kuliah Kerja Nyata di Desa Kaliguha Kecamatan Pesawaran Indah,

Kabupaten Pesawaran pada bulan Januari 2014 dan Praktik Umum pada bulan

Juni 2013 di Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) dengan judul

”Mempelajari Proses Penanganan Susu Segar di Koperasi Peternak Sapi Bandung

Utara (KPSBU) Lembang Jawa Barat”.

Page 11: FORMULASI TEPUNG UBI JALAR CILEMBU (Ipomoea …digilib.unila.ac.id/22956/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lengkap (R AKL) dengan empat kali ulangan. ... II. TINJAUAN PUSTAKA

Buah dari sepenggal kisah perjuanganku inikupersembahkan untuk :

Orangtua Terbaik dan keluarga yang selalu adadisampingku, mendukungku dan mendoakanku.

Orang yang kusayangi, sahabat seperjuangan, sertateman-teman yang selalu memberi semangat, motivasi

dan dukungan selama ini.

Page 12: FORMULASI TEPUNG UBI JALAR CILEMBU (Ipomoea …digilib.unila.ac.id/22956/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lengkap (R AKL) dengan empat kali ulangan. ... II. TINJAUAN PUSTAKA

vi

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan berkat-

Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Formulasi Tepung Ubi

Jalar Cilembu (Ipomoea batatas (L). Lam) dan Tepung Jagung (Zea Mays)

Terfermentasi Terhadap Sifat Kimia dan Sensori Flakes”. Dalam kesempatan ini

penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ibu Ir. Sri Setyani, M.S., selaku Pembimbing Pertama yang telah banyak

memberikan pengarahan, bimbingan dan masukan dalam proses penyelesaian

skripsi penulis.

2. Ibu Ir. Marniza, M.Si., selaku Pembimbing Kedua yang telah banyak

memberikan pengarahan, bimbingan dan masukan dalam proses penyelesaian

skripsi penulis.

3. Ibu Dr. Ir. Siti Nurdjanah, M.Sc., selaku Penguji yang telah memberikan

saran, dan evaluasi terhadap karya skripsi penulis.

4. Keluargaku terutama orangtua tercinta, Bapak Bambang Mulyono, S.T., dan

Ibu Sri Widiawati, serta Mamas Damar Adi Perdana, S.T., juga Adik-adikku

Gilang Aji Prayoga dan Diba Lintang Syafiiqoh. Sahabat-sahabat yang telah

membantu dalam penelitian mba Yani, Yulfadillah Havidh, Laili Azkiyah,

Birgitta Oktavia, Riananda Adelina dan mba Eka.

Page 13: FORMULASI TEPUNG UBI JALAR CILEMBU (Ipomoea …digilib.unila.ac.id/22956/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lengkap (R AKL) dengan empat kali ulangan. ... II. TINJAUAN PUSTAKA

vii

Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan mereka, dan penulis berharap

skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, Mei 2016

Penulis

Karina Widya Pratiwi

Page 14: FORMULASI TEPUNG UBI JALAR CILEMBU (Ipomoea …digilib.unila.ac.id/22956/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lengkap (R AKL) dengan empat kali ulangan. ... II. TINJAUAN PUSTAKA

viii

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL............................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR....................................................................................... xi

I. PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1

1.2 Tujuan .............................................................................................. 4

1.3 Kerangka Pemikiran ......................................................................... 4

1.4 Hipotesis ........................................................................................... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 7

2.1 Ubi Jalar Cilembu (Ipomoea batatas (L.) Lam)............................... 7

2.2 Tepung Ubi Jalar Cilembu ............................................................... 9

2.3 Jagung (Zea Mays L) ........................................................................ 11

2.4 Karakteristik Biji Jagung.................................................................. 12

2.5 Tepung Jagung Terfermentasi .......................................................... 15

2.6 Flakes ............................................................................................... 18

2.7 Bahan Baku Flakes .......................................................................... 21

2.7.1 Tapioka .................................................................................. 21

2.7.2 Telur ...................................................................................... 22

2.7.3 Margarin ................................................................................ 23

2.7.4 Garam .................................................................................... 23

2.7.5 Gula ....................................................................................... 23

2.8 Proses Pembuatan Flakes ................................................................. 24

2.8.1 Pencampuran (Mixing) .......................................................... 24

2.8.2 Pembentukan Adonan .......................................................... 24

2.8.3 Pencetakan (Flaking) ........................................................... 24

2.8.4 Pemanggangan ...................................................................... 25

III. BAHAN DAN METODE ..................................................................... 27

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 27

3.2 Bahan dan Alat ............................................................................. 27

3.3 Metode Penelitian ............................................................................ 28

3.4 Pelaksanaan Penelitian .................................................................... 29

Page 15: FORMULASI TEPUNG UBI JALAR CILEMBU (Ipomoea …digilib.unila.ac.id/22956/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lengkap (R AKL) dengan empat kali ulangan. ... II. TINJAUAN PUSTAKA

ix

3.4.1 Pembuatan Tepung Ubi Jalar Cilembu ................................. 29

3.4.2 Pembuatan Tepung Jagung Terfermentasi ........................... 29

3.4.3 Pembuatan Flakes ................................................................. 32

3.5 Pengamatan ...................................................................................... 33

3.5.1 Analisis Kimia ...................................................................... 34

3.5.1.1 Kadar Air ................................................................. 34

3.5.1.2 Kadar Abu ............................................................... 34

3.5.1.3 Kadar Lemak ........................................................... 35

3.5.1.4 Kadar Protein .......................................................... 35

3.5.1.5 Kadar Serat .............................................................. 36

3.5.2 Uji Sensori ............................................................................ 37

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 39

4.1 Analisis Kimia ................................................................................. 39

4.1.1 Kadar Air .............................................................................. 39

4.1.2 Kadar Abu............................................................................. 40

4.1.3 Kadar Lemak ........................................................................ 42

4.1.4 Kadar Protein ........................................................................ 43

4.1.5 Kadar Serat ........................................................................... 44

4.2 Uji Sensori ....................................................................................... 45

4.2.1 Tekstur .................................................................................. 45

4.2.2 Rasa dan Aroma.................................................................... 47

4.2.3 Warna .................................................................................... 49

4.2.4 Penerimaan Keseluruhan ...................................................... 51

4.3 Penentuan Perlakuan Terbaik ......................................................... 53

V. SIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 55

5.1 Simpulan .......................................................................................... 55

5.2 Saran ................................................................................................ 55

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 16: FORMULASI TEPUNG UBI JALAR CILEMBU (Ipomoea …digilib.unila.ac.id/22956/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lengkap (R AKL) dengan empat kali ulangan. ... II. TINJAUAN PUSTAKA

ix

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kandungan gizi ubi jalar Cilembu per 100 g bahan...................................... 9

2. Kandungan gizi tepung ubi jalar Cilembu .................................................... 11

3. Kandungan gizi dalam 100 gram jagung kuning hibrida .............................. 15

4. Kandungan gizi tepung jagung terfermentasi per 100 g ............................... 17

5. Bahan yang digunakan dalam pembuatan flakes .......................................... 18

6. Penelitian pendahulu mengenai flakes .......................................................... 21

7. Komposisi kimia tapioka (g/100gr) .............................................................. 22

8. Perbandingan tepung ubi jalar Cilembu dan tepung jagung terfermentasidalam pembuatan flakes ............................................................................... 28

9. Formula pembuatan flakes ............................................................................ 32

10. Skala penilaian sensori .................................................................................. 38

11. Kadar air flakes pada berbagai formula tepung ubi jalar Cilembu dantepung jagung terfermentasi..……………………………………………… 39

12. Kadar abu flakes pada berbagai formula tepung ubi jalar Cilembu dantepung jagung terfermentasi. .......................................................................... 41

13. Kadar lemak flakes pada berbagai formula tepung ubi jalar Cilembu dantepung jagung terfermentasi………………………………………………... 42

14. Kadar protein flakes pada berbagai formula tepung ubi jalar Cilembu dantepung jagung terfermentasi .......................................................................... 43

15. Kadar serat flakes pada berbagai formula tepung ubi jalar Cilembu dantepung jagung terfermentasi .......................................................................... 44

Page 17: FORMULASI TEPUNG UBI JALAR CILEMBU (Ipomoea …digilib.unila.ac.id/22956/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lengkap (R AKL) dengan empat kali ulangan. ... II. TINJAUAN PUSTAKA

x

16. Tekstur flakes pada berbagai formula tepung ubi jalar Cilembu dan tepungjagung terfermentasi...................................................................................... 46

17. Rasa dan aroma flakes pada berbagai formula tepung ubi jalar Cilembudan tepung jagung terfermentasi ................................................................... 48

18. Warna flakes pada berbagai formula tepung ubi jalar Cilembu dan tepungjagung terfermentasi...................................................................................... 49

19. Penerimaan keseluruhan flakes pada berbagai formula tepung ubi jalarCilembu dan tepung jagung terfermentasi .................................................... 52

20. Penentuan perlakuan terbaik meliputi sifat kimia dan sensori flakes denganformulasi tepung ubi jalar Cilembu dan tepung jagung terfermentasi.......... 53

Page 18: FORMULASI TEPUNG UBI JALAR CILEMBU (Ipomoea …digilib.unila.ac.id/22956/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lengkap (R AKL) dengan empat kali ulangan. ... II. TINJAUAN PUSTAKA

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Ubi jalar Cilembu......................................................................................... 8

2. Struktur biji jagung ...................................................................................... 13

3. Alur reaksi Maillard ..................................................................................... 20

4. Diagram alir proses pembuatan flakes ......................................................... 26

5. Diagram alir pembuatan tepung ubi jalar Cilembu...................................... 30

6. Diagram alir pembuatan tepung jagung terfermentasi ................................. 31

7. Proses pembuatan flakes .............................................................................. 33

8. Warna flakes dari tepung ubi jalar Cilembu dan tepung jagungterfermentasi ................................................................................................ 50

Page 19: FORMULASI TEPUNG UBI JALAR CILEMBU (Ipomoea …digilib.unila.ac.id/22956/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lengkap (R AKL) dengan empat kali ulangan. ... II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di Indonesia terdapat sekitar 1000 jenis ubi jalar dan salah satu jenis ubi jalar

yang paling populer adalah ubi jalar asal Desa Cilembu di Kecamatan Tanjungsari

Kabupaten Sumedang Jawa Barat (Suriawiria, 2001). Ubi jalar Cilembu

merupakan jenis umbi-umbian yang ketersediannya cukup banyak di Indonesia

dan umumnya masih dijual dalam bentuk olahan sederhana dengan nilai ekonomi

rendah seperti ubi jalar Cilembu panggang. Peningkatkan diversifikasi ubi jalar

Cilembu dapat dilakukan dengan sentuhan teknologi pengolahan yang tepat antara

lain dengan pembuatan flakes. Penggunaan ubi jalar Cilembu sebagai bahan

dasar pembuatan flakes merupakan upaya penganekaragaman makanan yang

terbuat dari ubi jalar Cilembu karena pemanfaatan ubi jalar Cilembu masih

terbatas. Ubi jalar Cilembu dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan

flakes karena mempunyai kandungan karbohidrat yang cukup tinggi.

Flakes merupakan bentuk awal dari produk sereal maupun snack yang memiliki

bentuk tipis, pipih dan renyah. Flakes merupakan produk sarapan siap saji yang

hanya membutuhkan waktu singkat dalam penyajiannya dan mengandung

karbohidrat yang cukup tinggi. Produk pangan ini berbentuk lembaran tipis, bulat,

berwarna kuning kecoklatan dan biasanya dikonsumsi menggunakan susu atau

Page 20: FORMULASI TEPUNG UBI JALAR CILEMBU (Ipomoea …digilib.unila.ac.id/22956/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lengkap (R AKL) dengan empat kali ulangan. ... II. TINJAUAN PUSTAKA

2

bisa juga dikonsumsi langsung sebagai makanan ringan (Tamtarini dan Yuwanti,

2005). Produk flakes yang ada di pasaran mengandung karbohidrat yang tinggi.

Oleh sebab itu, pemilihan bahan baku dalam pembuatan flakes harus mengandung

karbohidrat yang tinggi. Menurut Anggiarini (2004), produk flakes masih

memerlukan adanya komplementasi susu cair sebagai komplemen protein dalam

konsumsi pangan. Konsumen terbesar produk flakes rata-rata di pasaran adalah

anak-anak yang kebanyakan membutuhkan asupan zat gizi lengkap tidak hanya

karbohidrat, tetapi juga protein, lemak, energi, vitamin, mineral, air dan serat.

Pada umumnya flakes dibuat dari bahan biji-bijian dalam bentuk tepung dan pada

perkembangannya dapat juga dibuat dari sumber karbohidrat lain seperti ubi jalar.

Menurut Nurali dan Lelemboto (2010), flakes ubi jalar dengan substitusi tepung

kedelai 20% merupakan jumlah substitusi yang tepat dan disukai panelis.

Tepung ubi jalar Cilembu memiliki kandungan gizi yaitu karbohidrat 91,83%,

protein 4,77%, lemak 0,95%, air 6,11%, dan abu 2,44% (Julita, 2012). Ubi jalar

kaya juga akan vitamin (B1, B2, C dan E), mineral (kalsium, potassium,

magnesium, dan zink), serat pangan serta karbohidrat bukan serat (Suda et al.

2003). Oleh karena itu, tepung ubi jalar Cilembu dapat menjadi bahan baku

produk flakes karena kandungan karbohidratnya yang tinggi namun perlu

ditambahkan dengan pangan yang mengandung protein tinggi antara lain tepung

jagung terfermentasi. Tepung jagung terfermentasi mengandung protein sebesar

11,27% (Setyani dkk, 2012), lebih tinggi dari tepung ubi jalar Cilembu yaitu

4,77% (Julita, 2012).

Page 21: FORMULASI TEPUNG UBI JALAR CILEMBU (Ipomoea …digilib.unila.ac.id/22956/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lengkap (R AKL) dengan empat kali ulangan. ... II. TINJAUAN PUSTAKA

3

Tepung jagung terfermentasi merupakan tepung jagung yang dalam

pengolahannya dilakukan penambahan ragi tempe. Setyani dkk. (2012)

melaporkan bahwa tepung jagung terfermentasi seberat 100 g mengandung kadar

air 4,30%, protein 11,27%, lemak 5,13%, abu 1,86%, dan karbohidrat 76,74%.

Pemanfaatan tepung jagung terfermentasi adalah sebagai peningkatan kadar

protein pada produk flakes.

Pemanfaatan tepung ubi jalar Cilembu dan tepung jagung terfermentasi dalam

pembuatan flakes ini akan menghasilkan produk flakes dengan kandungan gizi

yang tinggi dan dapat menjadi salah satu pangan alternatif dalam meningkatkan

diversifikasi pangan. Permasalahan yang ada yaitu belum ditemukan formulasi

yang tepat antara tepung ubi jalar Cilembu dan tepung jagung terfermentasi yang

dapat menghasilkan flakes yang baik. Oleh karena itu penelitian dilakukan untuk

mendapatkan formulasi tepung ubi jalar Cilembu dan tepung jagung terfermentasi

terhadap sifat kimia dan sifat sensori dalam pembuatan flakes dari berbagai

formulasi tepung komposit ubi jalar Cilembu dan jagung terfermentasi.

1.2 Tujuan

Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan formulasi tepung ubi jalar Cilembu

dan tepung jagung terfermentasi yang memiliki sifat kimia dan sifat sensori yang

terbaik pada flakes.

Page 22: FORMULASI TEPUNG UBI JALAR CILEMBU (Ipomoea …digilib.unila.ac.id/22956/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lengkap (R AKL) dengan empat kali ulangan. ... II. TINJAUAN PUSTAKA

4

1.3 Kerangka Pemikiran

Menurut Potter dan Hotchkiss (2005), flakes merupakan bentuk awal dari produk

sereal maupun snack yang memiliki bentuk tipis, pipih dan renyah. Salah satu

karakteristik yang diinginkan dari produk flakes adalah kerenyahan dengan kadar

air flakes berkisar antara 3-6%. Menurut Gaman dan Sherington (1981),

kerenyahan pada flakes dapat dicapai dengan penambahan pati dalam bentuk

tepung. Pati yang digunakan dalam pembuatan flakes pada penelitian ini adalah

tapioka dengan jumlah yang sama pada setiap perlakuan.

Tepung ubi jalar Cilembu adalah butiran halus yang berasal dari hasil

penggilingan ubi jalar Cilembu dengan ayakan ukuran 60 mesh. Tepung ubi jalar

Cilembu memiliki kandungan gizi yaitu karbohidrat 91,83%, pati 75,28%, protein

4,77%, lemak 0,95%, air 6,11%, dan abu 2,44% (Julita, 2012). Penelitian Arief

(2012) tentang biskuit yang disubtitusi 50% tepung ubi jalar Cilembu memiliki

kualitas paling baik ditinjau dari sifat kimia, fisik, dan mikrobiologi dan disukai

karena memiliki rasa, warna, tekstur, dan aroma yang baik. Tepung ubi jalar

Cilembu sama dengan umbi-umbian lain memiliki kandungan protein yang sangat

rendah, oleh karena itu tepung ubi jalar Cilembu dapat dikompositkan dengan

tepung lain dengan kandungan protein yang lebih tinggi untuk memperbaiki nilai

gizinya seperti dengan tepung jagung terfermentasi.

Penambahan tepung jagung terfermentasi sebagai sumber protein dalam

pembuatan flakes ini bertujuan untuk meningkatkan nilai gizi flakes yang

dihasilkan. Tepung jagung terfermentasi digunakan karena memiliki kandungan

protein yang lebih tinggi akibat proses fermentasi yang dilakukan (Setyani dkk.,

Page 23: FORMULASI TEPUNG UBI JALAR CILEMBU (Ipomoea …digilib.unila.ac.id/22956/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lengkap (R AKL) dengan empat kali ulangan. ... II. TINJAUAN PUSTAKA

5

2012). Hasil penelitian Setyani dkk. (2013), menunjukkan fermentasi jagung

menggunakan ragi tempe dengan konsentrasi 2% dan 3% dan lama fermentasi 48

jam dan 72 jam menghasilkan tepung jagung terfermentasi kadar air berkisar

2,25–4,98%, kadar abu berkisar 0,47–1,36%, kadar protein berkisar 11,23–

15,76%, kadar lemak berkisar 6,62–6,95%, kadar serat berkisar 1,77–4,11%, dan

kadar karbohidrat berkisar 70,55–73,06%. Tepung jagung terfermentasi telah

digunakan untuk produk MP-ASI oleh Setyani dkk. (2012) dengan perbandingan

tepung jagung terfermentasi sebanyak 60 g dan tepung tempe sebanyak 35 g,

perlakuan terbaik adalah konsentrasi ragi tempe 3% dan lama fermentasi jagung

48 jam dengan nilai rata-rata warna 3,19 (kuning tua), aroma 2,86 (netral), rasa

2,44 (agak khas tempe), dan tekstur 3,14 (sedang). Kandungan kimia produk MP-

ASI terbaik memiliki kadar abu, air, protein, lemak, serat kasar, dan karbohidrat

sesuai dengan SNI 01-7111.1-2005.

Penambahan tapioka pada pembuatan flakes diperlukan untuk meningkatkan

penampilan produk akhir flakes dan mengembangkan produk sehingga flakes

tidak menjadi keras dan meningkatkan daya rekat karena kandungan pati yang

tinggi serta menghasilkan tekstur yang renyah. Pati yang digunakan adalah

tapioka yang merupakan hasil olahan dari singkong. Penambahan pati berupa

tapioka pada penelitian ini sebanyak 20% pada setiap formulasi. Pati memiliki

kontribusi dalam menciptakan tekstur flakes yang renyah, kecerahan warna

produk, serta memiliki daya rekat (Andarwulan, 2004).

Tepung ubi jalar Cilembu dan tepung jagung terfermentasi serta tapioka akan

menghasilkan bermacam-macam formulasi flakes, sehingga menyebabkan sifat

Page 24: FORMULASI TEPUNG UBI JALAR CILEMBU (Ipomoea …digilib.unila.ac.id/22956/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lengkap (R AKL) dengan empat kali ulangan. ... II. TINJAUAN PUSTAKA

6

kimia dan sensori flakes yang berbeda. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa

formulasi tertentu dapat menghasilkan flakes dengan hasil terbaik. Hasil penelitian

yang dilakukan oleh Suarni (2009), pembuatan flakes dari tepung komposit

dengan perbandingan (tepung jagung 70%, ubikayu 20%, kacang hijau 10%) lebih

disukai panelis termasuk uji rasa, warna, kerenyahan, dan aroma. Menurut

Papunas (2011), pencampuran tepung jagung 60%, tepung pisang goroho 35%,

tepung kacang hijau 5% merupakan formulasi yang terbaik dari sifat fisikomia

serta sifat sensorinya menunjukkan tingkat kesukaan panelis terhadap rasa, aroma,

wana, dan kerenyahan berada pada kriteria suka. Oleh karena itu, pada penelitian

ini akan dilakukan pembuatan flakes menggunakan formulasi tepung ubi jalar

Cilembu dan tepung jagung terfermentasi dengan berbagai formula sehingga

diharapkan dapat diperoleh flakes yang memiliki sifat kimia dan sifat sensori

terbaik.

1.4 Hipotesis

Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah

1. Formulasi tepung ubi jalar Cilembu dan tepung jagung terfermentasi

berpengaruh terhadap sifat kimia dan sensori flakes.

2. Terdapat formulasi tepung ubi jalar Cilembu dan tepung jagung terfermentasi

yang menghasilkan flakes dengan sifat kimia dan sensori terbaik.

Page 25: FORMULASI TEPUNG UBI JALAR CILEMBU (Ipomoea …digilib.unila.ac.id/22956/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lengkap (R AKL) dengan empat kali ulangan. ... II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ubi Jalar Cilembu (Ipomoea batatas (L.) Lam)

Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan tanaman pangan yang menduduki

peringkat kesembilan di dunia sebagai tanaman penting. Pemanfaatannya

terutama sebagai bahan pangan sumber kalori (Sarwono, 2007). Umbi ubi jalar

adalah akar yang membesar sebagai tempat menyimpan cadangan makanan bagi

tanaman ubi jalar. Warna kulit dan daging umbi bervariasi mulai dari putih, krem,

merah muda, jingga, kuning, dan ungu tua tergantung jenis dan kandungan

pigmen yang terdapat pada kulit dan daging umbi.

Salah satu jenis ubi jalar yang paling populer adalah ubi jalar asal Desa Cilembu

di Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, Jawa barat. Lahannya yang

gembur dan subur sangat cocok dengan tanaman yang menjalar ini. Selain itu

lahan ini berada di daerah pegunungan yang berhawa dingin dan menyejukkan

(Suriawiria, 2001). Menurut data BPS Indonesia (2010), luas panen dan produksi

ubi jalar Jawa Barat mencapai 28.617 ha dengan produksi 389.851 ton dan

produktivitas mencapai 136,23 kuintal/ha yang merupakan penyumbang produksi

terbesar di Indonesia. Ubi jalar Cilembu lebih istimewa daripada umbi biasanya

karena umbi ini bila dipanggang akan mengeluarkan sejenis cairan lengket gula

madu yang manis rasanya. Lebih manisnya ubi jalar Cilembu disebabkan kadar

Page 26: FORMULASI TEPUNG UBI JALAR CILEMBU (Ipomoea …digilib.unila.ac.id/22956/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lengkap (R AKL) dengan empat kali ulangan. ... II. TINJAUAN PUSTAKA

8

gula ubi jalar Cilembu lebih tinggi dari ubi jalar lain yaitu ubi mentah mencapai

11-13% dan ubi masak 19-23%. Karena itu, ubi jalar Cilembu disebut juga

dengan ubi si madu. Ubi jalar Cilembu dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Ubi jalar Cilembu

Menurut Mayastuti (2002), ubi jalar Ipomoea batatas (L).Lam) Cilembu memiliki

kandungan vitamin A dalam bentuk β – karoten sebesar 8.509 mg. Suatu jumlah

yang cukup tinggi untuk perbaikan gizi bagi mereka yang kekurangan vitamin A.

Sedangkan pada ubi-ubian jenis lain, kandungan vitamin A-nya hanya berada

pada 60 – 7.700 mg per 100 gram. Ubi jalar Cilembu juga mengandung kalsium

hingga 30 mg per 100 gram, vitamin B-1 0,1 mg, vitamin B-2 0,1 mg dan niacin

0,61 mg, serta vitamin C 2,4 mg, serta karbohidrat sebesar 20,1 g, protein 1,6 g,

dan lemak 0,1 g. Komposisi kimia ubi jalar Cilembu selengkapnya dapat dilihat

pada Tabel 1.

Page 27: FORMULASI TEPUNG UBI JALAR CILEMBU (Ipomoea …digilib.unila.ac.id/22956/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lengkap (R AKL) dengan empat kali ulangan. ... II. TINJAUAN PUSTAKA

9

Tabel 1. Kandungan gizi ubi jalar Cilembu per 100 g bahan

Kandungan Gizi Ubi jalar Cilembu

Energi 360 kJ (86 kcal)Karbohidrat 20,1 gPati 12,7 gGula 4.2 gDiet serat 3,0 gLemak 0,1 gProtein 1,6 gVitamin A

1. A equiv.2. Beta-karoten

709 mg8509 mg

Vitamin B1. Thiamine (Vit. B1)2. Riboflavin (Vit. B2)3. Niacin (Vit. B3)4. Asam pantotenat (B5)5. Vitamin B66. Folat (Vit. B9)

0,1 mg0,1 mg0,61 mg0,8 mg0,2 mg11 mg

Vitamin C 2,4 mgAir 68,50 gKalsium 30,0 mgBesi 0,6 mgMagnesium 25,0 mgFosfor 47,0 mgKalium 337 mgSodium 55 mgSeng 0,3 mg

Sumber : Mayastuti, 2002.

2.2 Tepung Ubi Jalar Cilembu

Tepung merupaan produk yang memiliki kadar air rendah yaitu 11-14%. Kadar

air yang rendah berperan penting terhadap keawetan bahan pangan. Cara yang

paling umum dilakukan untuk menurunkan kadar air adalah dengan pengeringan,

baik dengan penjemuran atau dengan alat pengering biasa (Winarno, 1997).

Proses pembuatan tepung ubi jalar cukup sederhana. Pembuatan tepung ubi jalar

Page 28: FORMULASI TEPUNG UBI JALAR CILEMBU (Ipomoea …digilib.unila.ac.id/22956/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lengkap (R AKL) dengan empat kali ulangan. ... II. TINJAUAN PUSTAKA

10

meliputi proses pembersihan, pengupasan, pengirisan, pengeringan sampai kadar

air tertentu dan penggilingan. Menurut Sugiyono (2003), tepung ubi jalar dapat

dibuat dengan dua cara yaitu pertama ubi diiris tipis lalu dikeringkan (chips/sawut

kering) kemudian ditepungkan, dan kedua ubi jalar diparut atau dibuat pasta lalu

dikeringkan dan ditepungkan. Tepung ubi jalar dapat dibuat dengan

menggunakan beberapa metode pengeringan, diantaranya pengeringan

menggunakan sinar matahari dan pengeringan menggunakan alat pengering

seperti mesin pengering sawut ubi jalar (Sutrisno dan Ananto, 1999), oven, serta

drum drier (Koswara et al., 2003). Tepung ubi jalar juga dapat diproduksi dengan

pengering semprot ataupun pengering bertingkat dari irisan-irisan ubi jalar yang

telah dibuat (Rukmana, 1997).

Tepung ubi jalar dapat dibuat secara langsung dari ubi jalar Cilembu yang

dihancurkan dan kemudian dikeringkan, serta dapat pula dibuat dari gaplek ubi

jalar yang dihaluskan. Pengolahan ubi jalar menjadi tepung lebih memudahkan

dalam transportasi dan penggunaannya karena tepung ubi jalar dapat dicampur

dengan bermacam – macam tepung lain untuk memperoleh komposisi gizi yang

dikehendaki serta produk olahan yang lebih beragam (Suprapti, 2003).

Menurut Heriyanto dan Winarto (1998), tepung ubi jalar Cilembu mempunyai

banyak kelebihan antara lain:

1. Lebih luwes untuk pengembangan produk pangan dan nilai gizi

2. Lebih tahan disimpan sehingga penting sebagai penyedia bahan baku industri

dan harga lebih stabil.

Page 29: FORMULASI TEPUNG UBI JALAR CILEMBU (Ipomoea …digilib.unila.ac.id/22956/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lengkap (R AKL) dengan empat kali ulangan. ... II. TINJAUAN PUSTAKA

11

3. Memberi nilai tambah pendapatan produsen dan menciptakan industri

perdesaan serta meningkatkan mutu produk. Kandungan gizi tepung ubi jalar

Cilembu dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Kandungan gizi tepung ubi jalar Cilembu

Kandungan Gizi Tepung ubi jalar Cilembu (%)

Kadar air 6,11Kadar abu 2,44Kadar lemak 0,95Kadar protein 4,77Kadar karbohidrat 91,83Kadar pati 75,28Kadar amilosa 11,60Kadar amilopektin 63,68

Sumber : Julita, 2012.

Pemanfaatan ubi jalar meningkat terutama berkaitan dengan potensinya sebagai

pangan fungsional yang memberikan dampak positif terhadap kesehatan. Pangan

fungsional adalah makanan yang memberi manfaat bagi kesehatan selain

fungsinya sebagai zat gizi dasar (Silalahi 2006). Kandungan gizi tepung ubi jalar

Cilembu dapat dilihat pada Tabel 2. Tepung ubi jalar Cilembu dapat diolah

menjadi aneka produk yang meliputi produk kering, produk semi basah, dan

basah. Tepung ubi jalar Cilembu juga dapat dikompositkan dengan tepung lain

untuk memperbaiki sifat-sifatnya atau memperkaya kandungan gizinya. Menurut

Arief (2012), biskuit dengan subtitusi 50% tepung ubi jalar Cilembu memiliki

kualitas paling baik ditinjau dari sifat kimia, fisik, dan mikrobiologi dan disukai

karena memiliki rasa, warna, tekstur, dan aroma yang baik.

2.3 Jagung ( Zea Mays L )

Jagung (Zea mays L.) adalah salah satu sumber karbohidrat yang dapat digunakan

sebagai pengganti beras, karena jagung memiliki kalori yang hampir sama dengan

Page 30: FORMULASI TEPUNG UBI JALAR CILEMBU (Ipomoea …digilib.unila.ac.id/22956/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lengkap (R AKL) dengan empat kali ulangan. ... II. TINJAUAN PUSTAKA

12

beras. Jagung juga merupakan sumber protein dan sebagai komoditi lokal yang

tersedia secara melimpah karena banyak dibudidayakan oleh petani. Menurut

Tjitrosoepomo (1991), tanaman jagung dalam tata nama atau sistematika

(Taksonomi) tumbuh-tumbuhan jagung diklasifikasi sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Angiospermae

Kelas : Monocotyledoneae

Ordo : Graminae

Famili : Graminaceae

Genus : Zea

Spesies : Zea mays L.

2.4 Karakterisasi Biji Jagung

Biji jagung merupakan jenis serealia dengan ukuran terbesar dan berat rata-rata

250-300 mg (Mudjisihono, 1994). Biji jagung tersusun dari 4 bagian terbesar

yaitu : perikarp (5%), endosperm (82%), lembaga (12%) dan tip cap (1%).

Perikarp merupakan lapisan luar biji yang dilapisi oleh testa dan lapisan aleuron.

Lapisan aleuron mengandung 10% protein (Mertz 1972). Lembaga dicirikan oleh

tingginya kadar lemak (33%), protein (18,4%), dan mineral (10,5%) (Inglett

1987). Endosperm hampir seluruhnya terdiri atas karbohidrat dari bagian yang

lunak (floury endosperm) dan bagian yang keras (horny endosperm) (Wilson

1981). Perbandingan pati lunak dan pati keras endosperm bervariasi tergantung

jenis jagungnya. Tip kap adalah bagian yang menghubungkan biji dengan

janggel.

Page 31: FORMULASI TEPUNG UBI JALAR CILEMBU (Ipomoea …digilib.unila.ac.id/22956/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lengkap (R AKL) dengan empat kali ulangan. ... II. TINJAUAN PUSTAKA

13

Proses pengolahan dengan menghilangkan sebagian dari fraksi biji jagung yang

akan mempengaruhi mutu gizi produk akhirnya (Suarni, 2009). Pada proses

pembuatan tepung, penggilingan adalah proses pemisahan perikarp, endosperma

dan lembaga. Perikarp harus dipisahkan karena kandungan seratnya cukup tinggi

sehingga dapat membuat tepung bertekstur kasar. Lembaga dilakukan pemisahan

karena tanpa pemisahan lembaga tepung akan mudah mengalami ketengikan. Tip

kap juga harus dipisahkan karena dapat membuat tepung menjadi kasar. Pada

pembuatan tepung, endosperma merupakan bagian yang digiling menjadi tepung

(Suarni dkk., 2001). Struktur biji jagung dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Struktur biji jagungSumber : Suarni dan Widowati (2011).

Biji jagung kaya akan karbohidrat. Sebagian besar berada pada endospermium.

Kandungan karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh bahan kering biji.

Karbohidrat dalam bentuk pati umumnya berupa campuran amilosa dan

amilopektin. Biji jagung merupakan jenis serealia dengan ukuran biji terbesar

dengan berat rata-rata 250-300 mg. Biji jagung memiliki bentuk tipis dan bulat

melebar yang merupakan hasil pembentukan dari pertumbuhan biji jagung. Biji

jagung diklasifikasikan sebagai kariopsis. Hal ini disebabkan biji jagung

Page 32: FORMULASI TEPUNG UBI JALAR CILEMBU (Ipomoea …digilib.unila.ac.id/22956/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lengkap (R AKL) dengan empat kali ulangan. ... II. TINJAUAN PUSTAKA

14

memiliki struktur embrio yang sempurna. Serta nutrisi yang dibutuhkan oleh

calon individu baru untuk pertumbuhan dan perkembangan menjadi tanaman

jagung (Johnson, 1991).

Kandungan gizi utama jagung adalah pati (72-73%), dengan kandungan amilosa

berkisar 25-30% dan amilopektin berkisar 70-75%. Komponen karbohidrat lain

adalah gula sederhana, yaitu glukosa, sukrosa dan fruktosa, 1-3% dari bobot biji.

Amilosa merupakan rantai unit-unit D-glukosa yang panjang dan tidak bercabang,

digabungkan oleh ikatan α-1,4. Amilopektin merupakan rantai unit-unit D-glukosa

yang strukturnya bercabang, dengan ikatan glikosidik α-1,4 pada rantai lurusnya

dan ikatan α-1,6 pada percabangannya. Amilopektin berpengaruh terhadap sifat

sensoris jagung, terutama tekstur dan rasa. Pada prinsipnya, semakin tinggi

kandungan amilopektin, tekstur dan rasa jagung semakin lunak, pulen, dan enak

(Suarni, 2009). Jagung mengandung antigizi seperti antitripsin, asam fitat, dan

oligosakaraida yang dapat mengganggu penyerapan zat gizi tubuh sehingga

menghambat kesehatan (Arief dan Asnawi, 2009). Menurut Suarni dan

Firmansyah (2005), jagung mempunyai kadar protein sebesar 6,97%. Protein

yang terdapat dalam biji jagung yaitu prolamin (zein) 47,2%, glutein 35,1%,

albumin 3,2%, dan globulin 1,5%. Glutein adalah jenis protein yang prinsipnya

sama dengan gluten yaitu mengembangkan adonan, akan tetapi lebih kuat pada

gluten.

Page 33: FORMULASI TEPUNG UBI JALAR CILEMBU (Ipomoea …digilib.unila.ac.id/22956/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lengkap (R AKL) dengan empat kali ulangan. ... II. TINJAUAN PUSTAKA

15

Tabel 3. Kandungan gizi dalam 100 gram jagung kuning hibrida

Komponen Kadar

Karbohidrat (g) 79,56Gula (g) 1,2Serat (g) 2,7Kalori (kkal) 90Protein (g) 6,97Lemak (g) 1,2Vitamin A, setara dg 10 µg 1 %Folat (Vit. B9), 46 µg 12%Vitamin C, 7 mg 12%Besi, 0,5 mg 4%Magnesium, 37 mg 10%Potasium, 270 mg 6%Air (g) 10,2Sumber : Suarni dan Firmansyah (2005)

2.5 Tepung Jagung Terfermentasi

Jagung pipilan mengandung karbohidrat sekitar 71% – 73%, yang terutama terdiri

dari pati, sebagian kecil gula, serat, serta mengandung 10% protein (Winarno,

1997). Kandungan asam amino serta gula sebagai sumber energi pada jagung

masih rendah. Untuk meningkatkan kandungan asam amino dilakukan melalui

proses fermentasi. Menurut Suprihatin (2010) dalam Setyani dkk. (2012),

fermentasi mempunyai pengertian suatu proses terjadinya perubahan kimia pada

suatu substrat organik melalui aktivitas enzim yang dihasilkan oleh

mikroorganisme. Fermentasi merupakan proses yang melibatkan mikroorganisme

sehingga kualitas produk fermentasi sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor selama

proses fermentasi itu berlangsung yaitu pH, suhu, oksigen, dan jenis substrat.

Selain itu, lama fermentasi dan jumlah inokulum merupakan faktor penting dalam

proses fermentasi.

Page 34: FORMULASI TEPUNG UBI JALAR CILEMBU (Ipomoea …digilib.unila.ac.id/22956/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lengkap (R AKL) dengan empat kali ulangan. ... II. TINJAUAN PUSTAKA

16

Menurut Suarni (2009), kandungan gizi tepung jagung cukup memadai sebagai

bahan baku makanan kering. Kadar protein tiga varietas jagung (Anoman-1,

Srikandi Putih-1, dan lokal) berkisar 7,54–7,89% pada metode kering, dan 6,70–

7,24% pada metode basah. Kadar lemak tepung 2,05–2,38% pada metode kering,

lebih tinggi dibandingkan dengan metode basah yang hanya 1,86–2,08%. Kadar

lemak yang rendah akan menguntungkan dari segi penyimpanan karena tepung

dapat disimpan lebih lama; dengan demikian metode basah lebih baik

dibandingkan dengan metode kering. Kadar serat kasar tepung hasil pengolahan

dengan metode kering (1,29–1,89%) lebih tinggi dibandingkan dengan metode

basah yang hanya 1,05–1,06%. Kadar serat mengalami penurunan dari biji utuh

menjadi tepung. Walaupun berpengaruh pada tekstur tepung (menjadi lebih

kasar), serat kasar berperan penting dalam penilaian kualitas bahan makanan

karena angka ini merupakan indeks dan menentukan nilai gizi bahan makanan

tersebut. Kadar abu tepung hasil pengolahan dengan metode basah lebih rendah

dibandingkan dengan metode kering. Berdasarkan kadar abu yang tinggi

berpengaruh pada warna tepung.

Menurut Wignyanto (2009), fermentasi tepung jagung dengan kapang Rhizopus

sp. digunakan karena jenis kapang ini mampu menghasilkan enzim extraseluler α

amylase dan enzim protease yang diharapkan bisa menghidrolisis pati menjadi

gula glukosa dan mensubstitusi kekurangan akan asam amino pada tepung jagung.

Wignyanto dkk (2009) melaporkan pembuatan tepung jagung terfermentasi, yaitu

jagung varietas srikandi kuning-1 disortasi dan direndam dalam air selama 12 jam.

Selanjutnya jagung ditiriskan dan digiling, lalu dikeringkan dalam pengering

kabinet (60°C) selama 6 jam, terakhir diayak dengan ayakan ukuran 60 mesh.

Page 35: FORMULASI TEPUNG UBI JALAR CILEMBU (Ipomoea …digilib.unila.ac.id/22956/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lengkap (R AKL) dengan empat kali ulangan. ... II. TINJAUAN PUSTAKA

17

Proses fermentasi tepung jagung diawali dengan pembuatan granula dengan

menambahkan air pada tepung jagung, kemudian digelatinisasi selama 2 jam

(95°C), selanjutnya ditimbang dan didinginkan. Setelah dingin inokulum Rhizopus

sp. ditambahkan (0,09%; 0,12%; 0,15%) dan diinkubasi (selama 24, 48, 72 jam).

Hasil penelitian proses fermentasi tepung jagung menggunakan kapang Rhizopus

sp. didapat pada lama inkubasi 66 jam dan konsentrasi kapang 0,12 %

menghasilkan total asam amino sebesar 480,996 mg/100g. Kapang atau ragi juga

akan menghidrolisis senyawa asam fitat yang merupakan zat anti nutrisi yang

menghalangi proses penyerapan zat yang berguna bagi tubuh menjadi senyawa

yang larut air. Menurunnya kadar asam fitat menyebabkan penyerapan zat gizi

menjadi maksimal (Wildman, 2000). Menurut Feng dkk. (2007), kapang Rhizopus

sp. akan membentuk aroma dari metabolit yang dihasilkan kapang selam proses

fermentasi. Kapang menghasilakn enzim protease dan lipase yang memecah

protein dan lemak menjadi komponen yang lebih kecil sehingga komponen ini

bersifat volatil (mudah menguap) dan tercium sebagai bau tempe. Kandungan gizi

tepung jagung terfermentasi dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Kandungan gizi tepung jagung terfermentasi per 100 g.

Komposisi JumlahProtein (g)Lemak (g)Serat Kasar (g)Moisture (g)Ash (g)Karbohidrat (g)*Ca (ppm)/mg/gNa (ppm)/mg/gZn (ppm)/mg/gVitamin B6 (mg/g)

11,275,134,095,301,8676.7453,67113,5123,07104,29

Sumber : Setyani dkk. (2012).

Page 36: FORMULASI TEPUNG UBI JALAR CILEMBU (Ipomoea …digilib.unila.ac.id/22956/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lengkap (R AKL) dengan empat kali ulangan. ... II. TINJAUAN PUSTAKA

18

2.6 Flakes

Flakes adalah salah satu produk sereal sarapan yang banyak digemari oleh

masyarakat. Makanan ini digemari masyarakat karena memiliki citarasa yang

enak, menyehatkan, serta praktis dalam penyajian dan merupakan salah satu

makanan sarapan. Ciri khas dari produk breakfast adalah kadar air rendah dan

tekstur renyah. Berdasarkan teknik pengolahannya, breakfast cereal dijumpai

dalam bentuk serpihan (flakes), hancuran atau parutan (shredded), mengembang

(puffed), panggangan (baked) dan ekstrudat (extruded). Proses pemasakan

merupakan tahapan proses yang harus dilakukan dalam proses pembuatan

makanan sarapan (Syamsir, 2008).

Flakes merupakan produk pangan yang termasuk ke dalam kategori makanan

sereal siap saji atau RTE (Ready-to-eat) yang telah dilakukan pengolahan dan

rekayasa sesuai dengan jenis dan bentuknya (Bouvier, 2001). Bahan bakunya

berupa serealia, seperti beras, gandum atau jagung dan umbi-umbian seperti

kentang. Flakes biasanya digolongkan ke dalam jenis makanan siap santap yang

telah diolah dan direkayasa menurut jenis atau bentuknya. Tressler dan Sultan

(1975) menyebutkan berbagai macam jenis makanan yang masuk dalam kriteria

flakes, yaitu corn flakes dan oat flakes, serta makanan lain yang berbentuk puffed

dengan bantuan alat ekstruder. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan

flakes oleh Koswara (2003) dapat dilihat pada Tabel 5.

Page 37: FORMULASI TEPUNG UBI JALAR CILEMBU (Ipomoea …digilib.unila.ac.id/22956/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lengkap (R AKL) dengan empat kali ulangan. ... II. TINJAUAN PUSTAKA

19

Tabel 5. Bahan yang digunakan dalam pembuatan flakes

Sumber : Koswara (2003).

Pengolahan flakes meliputi berbagai tahapan yang dimulai dengan persiapan,

pencampuran bahan, pengolahan, pengeringan, pendinginan suhu, dan flaking.

Secara tradisional, proses pengolahan dilakukan dengan mengukus biji serealia

yang sudah dihancurkan pada kondisi bertekanan selama kurang lebih dua jam

dan selanjutnya dipipihkan di antara dua rol baja. Setelah itu dilakukan

pengeringan dan pemanggangan pada suhu tinggi (Tribelhorn, 1991). Flakes juga

dibuat dengan cara pengepresan sekaligus pengeringan, umumnya dengan

menggunakan drum drier hingga terbentuk lapisan tipis atau serpihan dengan

kadar air 6-8% dan total padatan 92-96%. Produk flakes berbahan dasar serealia

dapat dilakukan dengan cara yang lebih sederhana dengan cara melewatkan

adonan diantara dua buah rol dengan jarak tertentu, kemudian dilakukan

pengovenan untuk mendapatkan kadar air produk akhir kurang lebih sebesar 6-8%

(Lawes, 1990).

Menurut Matz (1991) secara umum pembuatan flakes sangat sederhana. Bahan

baku akan mengalami beberapa proses. Salah satunya adalah interaksi antara

protein dan gula yang menyebabkan partikel akan mengalami reaksi pencoklatan.

Menurut Kusnandar (2010) reaksi pencoklatan dapat disebut juga reaksi Maillard

No Bahan Komposisi (%)

1 Tepung ubi jalar 552 Tepung kedelai 253 Tapioka 204 Gula (dari total tepung) 105 Garam (dari total tepung) 0.56 Air (dari total tepung) 30

Page 38: FORMULASI TEPUNG UBI JALAR CILEMBU (Ipomoea …digilib.unila.ac.id/22956/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lengkap (R AKL) dengan empat kali ulangan. ... II. TINJAUAN PUSTAKA

20

adalah reaksi yang terjadi antar gula pereduksi (terutama α-D-glukosa) dengan

gugus amin bebas dari asam amino, bagian protein atau senyawa lain yang

mengandung gugus amin. Reaksi Maillard bertanggung jawab dalam

pembentukan warna cokelat, flavor, dan aroma. Reaksi Maillard berlangsung

dalam beberapa tahap, yaitu tahap kondensasi, tahap penyusunan kembali

(Amadori rearrangement) dan tahap polimerasasi. Tahap kondensasi merupakan

tahapan awal yang melibatkan reaksi antara gula aldosa atau ketosa dengan gugus

amin. Pada tahap Amadori rearrangement, N-substituted glycosylamin akan

membentuk senyawa lain yang lebih kompleks. Pembentukan flavor dan warna

dimulai pada tahap reaksi ini. Tahap akhir reaksi Maillard yaitu tahap polimerasi.

Pada tahap polimerasi senyawa intermediet akan membentuk polimer melanoidin.

Reaksi ini bersifat ireversibel dan dapat menyebabkan pembentukan warna coklat

gelap. Alur reaksi Maillard dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Alur reaksi Maillard.Sumber. Kusnandar (2010)

Page 39: FORMULASI TEPUNG UBI JALAR CILEMBU (Ipomoea …digilib.unila.ac.id/22956/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lengkap (R AKL) dengan empat kali ulangan. ... II. TINJAUAN PUSTAKA

21

Pada pembuatan flakes, reaksi Maillard terjadi saat proses pemanggangan flakes.

Proses pemanggangan juga menurunkan kadar air flakes sehingga menghasilkan

tekstur yang renyah (Matz, 1991). Standar Nasional Indonesia untuk produk

flakes saat ini masih belum tersedia. Penelitian pendahulu mengenai kandungan

flakes dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Penelitian pendahulu mengenai flakes

Komposisi Jumlah (%)Air 7,1Abu 1,9Lemak 4,8Protein 10,3Serat 2,9Sumber: Suarni (2009).

2.7 Bahan Baku Flakes

Bahan baku untuk proses pembuatan flakes dapat digolongkan menjadi dua

kelompok, yaitu bahan pokok atau bahan utama seperti tepung ubi jalar Cilembu,

tepung jagung terfermentasi, dan tepung tapioka, bahan penambah rasa yaitu telur,

margarin, gula dan garam.

2.7.1 Tapioka

Tapioka merupakan salah satu produk hasil olahan singkong yang banyak

digunakan sebagai bahan baku utama maupun bahan penolong dalam beberapa

produk pangan baik di rumah tangga maupun industri. Tapioka digunakan

sebagai bahan pengisi, perekat dan sebagai sumber karbohidrat pada produk.

Tapioka adalah pati yang berasal dari hasil ekstraksi umbi ketela pohon atau ubi

kayu (Manihot utilissima POHL.). Tapioka hampir seluruhnya terdiri dari pati,

Page 40: FORMULASI TEPUNG UBI JALAR CILEMBU (Ipomoea …digilib.unila.ac.id/22956/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lengkap (R AKL) dengan empat kali ulangan. ... II. TINJAUAN PUSTAKA

22

sedangkan pati merupakan senyawa yang tidak mempunyai rasa dan bau sehingga

modifikasi citarasa pada tapioka mudah dilakukan. Tapioka mengandungan

amilosa 17 % dan 83 % amilopektin dari seluruh pati. Perbandingan amilosa dan

amilopektin ini akan berpengaruh pada daya kembang dan tekstur dari produk

akhir yang dihasilkan (Winarno, 1997). Komposisi kimia tapioka dapat dilihat

pada Tabel 7.

Tabel 7. Komposisi kimia tapioka (g/100gr)

Komposisi Tepung TapiokaKalori (kal) 146Air (g) 62,5Karbohidrat (g) 34Protein (g) 1,2Lemak (g) 0,3

Sumber : Radiyati dan Agusto (2000).

2.7.2 Telur

Telur berpengaruh terhadap tekstur produk flakes sebagai hasil dari fungsi

emulsifikasi, pelembut tekstur dan daya pengikat. Telur merupakan pengikat

bahan-bahan lain, sehingga struktur flakes lebih stabil. Fungsi telur adalah sebagai

bahan penambah nilai gizi, penambah rasa, pengubah warna produk, dan pelunak

jaringan (Subagyo, 2007). Bagian telur yang digunakan adalah putih telur untuk

mendapatkan tekstur yang sesuai dengan flakes. Fungsi putih telur adalah

membentuk tekstur dan rasa pada makanan sehingga menjadi keras dan rasanya

tidak gurih sehingga pemakaiannya dalam pengolahan makanan sedikit dan lebih

banyak kuning telurnya (Winijarti dan Wiwik, 2007).

Page 41: FORMULASI TEPUNG UBI JALAR CILEMBU (Ipomoea …digilib.unila.ac.id/22956/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lengkap (R AKL) dengan empat kali ulangan. ... II. TINJAUAN PUSTAKA

23

2.7.3 Margarin

Margarin merupakan pengganti mentega dengan bau, kenampakan, konsistensi

rasa dan nilai gizi yang hampir sama. Margarin harus plastis dan padat pada suhu

ruang, sedikit keras pada suhu rendah dan segera dapat mencair dalam mulut.

Margarin mengandung 80 % lemak, 16 % air dan beberapa zat lain (Wahyuni dan

Made, 1998).

2.7.4 Garam

Garam berfungsi untuk memperkuat rasa gurih karena digunakan bersama-sama

dengan gula (Iriawan, 2012). Fungsi garam dalam pembuatan flakes adalah

penambah rasa gurih, pembangkit rasa bahan-bahan lainnya. Syarat garam yang

baik untuk digunakan dalam bahan pangan adalah harus larut dalam air, bebas dari

gumpalan-gumpalan dan bebas dari rasa pahit (Mudjajanto dan Yulianti, 2004).

2.7.5 Gula

Gula digunakan untuk memberi cita rasa manis dan berpengaruh pada tekstur.

Jumlah gula yang ditambahkan tidak terlalu banyak karena tepung ubi sendiri

memiliki karakteristik rasa manis (Iriawan, 2012). Karena gula dapat menurunkan

Aw bahan pangan, maka gula juga berfungsi sebagai pengawet. Pada umumnya

gula dipakai untuk memberikan rasa manis pada produk, namun mempengaruhi

tekstur dan kenampakan (Andarwulan, 2011).

Page 42: FORMULASI TEPUNG UBI JALAR CILEMBU (Ipomoea …digilib.unila.ac.id/22956/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lengkap (R AKL) dengan empat kali ulangan. ... II. TINJAUAN PUSTAKA

24

2.8 Proses Pembuatan Flakes

Pembuatan flakes dilakukan dengan beberapa tahapan proses. Tahapan- tahapan

proses pembuatan flakes yaitu pencampuran bahan, pembentukan adonan pelet,

pemipihan (flaking) dan pemanggangan. Proses pembuatan flakes dapat dilihat

pada Gambar 4.

2.8.1 Pencampuran (Mixing)

Pencampuran atau mixing berfungsi mencampur semua bahan sampai homogen.

Proses pencampuran awal dilakukan pada dua jenis bahan. Bahan baku tepung

diaduk terpisah dengan bahan tambahan, baru kemudian kedua bahan tersebut

dicampurkan secara perlahan. Proses pencampuran dilakukan menggunakan

tangan sampai adonan tercampur merata (homogen), selanjutnya adonan siap

untuk dicetak (Hanawati, 2011).

2.8.2 Pembentukan Adonan

Pembentukan adonan dibuat secara manual dengan tangan. Tujuan pembentukan

adonan adalah agar adonan mudah untuk dipipihkan dengan rol penggiling, dan

adonan yang telah pipih kemudian ditampung dalam loyang (Iriawan, 2012).

2.8.3 Pencetakan (Flaking)

Proses pencetakan atau flaking adalah proses pencetakan menjadi flakes. Proses

pencetakan ini harus dilakukan dengan cepat sehingga adonan tidak mengering.

Page 43: FORMULASI TEPUNG UBI JALAR CILEMBU (Ipomoea …digilib.unila.ac.id/22956/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lengkap (R AKL) dengan empat kali ulangan. ... II. TINJAUAN PUSTAKA

25

Adonan dicetak berukuran ± 1,5cm dan ditata pada loyang untuk masuk ke tahap

berikutnya yaitu pemanggangan (Iriawan, 2012).

2.8.4 Pemanggangan

Pemanggangan merupakan suatu unit operasi yang menggunakan udara panas dan

bertujuan untuk mencapai eating quality, dekstruksi mikrobia serta menurunkan

aktivitas air bebas pada makanan. Pemanggangan dapat dilakukan dengan

menggunakan oven (Desrosier, 1988). Menurut Matz (1991), suhu tinggi pada

pemanggangan akan mengakibatkan terjadinya dekstrinisasi dan karamelisasi

pada gula yang terkandung dalam adonan. Proses pemanggangan menurunkan

kadar air flakes sehingga menghasilkan tekstur yang renyah. Proses

pemanggangan pada pembuatan flakes juga bertujuan untuk menyempurnakan

gelatinisasi pati. Selama proses pemanggangan, air dalam produk akan diuapkan

sehingga terjadi penurunan rendemen yang cukup besar. Pemanggangan

merupakan aspek yang kritis dari urutan proses untuk menghasilkan flakes yang

berkualitas tinggi. Pemanggangan terlalu lama dapat menyebabkan kekerasan dan

penampakan yang tidak baik.

Menurut Fellows (2000) penerapan panas dalam pengolahan pangan merupakan

suatu metode yang paling penting dalam pengolahan pangan. Keuntungan yang

diperoleh dari pengolahan bahan pangan dengan pemanasan adalah terbentuknya

efek pengawetan yang disebabkan karena terhentinya aktivitas enzim dan

mikroba, serangga, serta parasit. Rusaknya komponen anti gizi, misalnya tripsin

inhibitor pada legume. Perbaikan ketersediaan beberapa zat gizi, misalnya

peningkatan daya cerna protein, gelatinisasi pati, dan pelepasan ikatan niasin.

Page 44: FORMULASI TEPUNG UBI JALAR CILEMBU (Ipomoea …digilib.unila.ac.id/22956/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lengkap (R AKL) dengan empat kali ulangan. ... II. TINJAUAN PUSTAKA

26

Gambar 4. Diagram alir proses pembuatan flakesSumber : Suarni (2009)

Bahan Utama :Tepung ubi jalar Cilembu,

jagung terfermentasi,tapioka

Bahan tambahan:Telur, gula, garam,

margarin.

Pencampuran dan pembentukan adonan

Pencetakan(Pembentukan flakes)

Penggilingan

(

Pengovenan(Pemanggangan)

Page 45: FORMULASI TEPUNG UBI JALAR CILEMBU (Ipomoea …digilib.unila.ac.id/22956/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lengkap (R AKL) dengan empat kali ulangan. ... II. TINJAUAN PUSTAKA

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

Laboratorium Analisis Kimia Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium Teknologi Hasil

Pertanian Politeknik Negeri Lampung pada bulan Mei – Juli 2015.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan baku yang digunakan dalam penelitian adalah ubi jalar Cilembu yang

didapat dari penjual di daerah Gunung Sulah Kecamatan Sukarame, jagung

varietas hibrida lokal yang didapat dari Pasar Gadingrejo Pringsewu, ragi merek

Raprima dan tapioka merek Rose Brand. Bahan tambahan yang digunakan dalam

penelitian adalah telur, margarin merek Blue Band, gula dan garam. Bahan kimia

yang digunakan untuk analisis adalah potassium kromat 5%, perak nitrat 0,1 M,

HCl 2%, NaOH 4 N, larutan Luff Shcoorl, H2SO4 4 N, KI 30%, dan Na-thiosulfat

0,1 N, alkohol 95%, K2SO4 dan aquades.

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah oven Heraeus, oven

pemanggang manual merek Bima Super, timbangan Mettler PJ3000, penggiling,

blender merek philiph, roll penggiling merek Fumida, alat ekstraksi Soxhlet,

Page 46: FORMULASI TEPUNG UBI JALAR CILEMBU (Ipomoea …digilib.unila.ac.id/22956/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lengkap (R AKL) dengan empat kali ulangan. ... II. TINJAUAN PUSTAKA

28

reflux kondensor, pisau, loyang, baskom, tampah, sendok, plastik, kertas label,

cawan porselin, desikator, neraca analitik, tanur, penjepit, gelas ukur, Erlenmeyer,

pipet, gelas piala, gelas ukur, dan kertas saring.

3.3 Metode Penelitian

Perlakuan disusun secara tunggal dalam Rancangan Acak Kelompok Lengkap

(RAKL) dengan 4 ulangan. Formulasi pada penelitian ini adalah perbandingan

tepung ubi jalar Cilembu dan tepung jagung terfermentasi dengan 20% tapioka

sebanyak 7 taraf, yaitu L1 (70% : 10%); L2 (60% : 20%); L3 (50% : 30%); L4

(40% : 40%); L5 (30% : 50%); L6 (20% : 60%); L7 (10% : 70%). Perbandingan

tepung ubi jalar Cilembu dan tepung jagung terfermentasi dalam pembuatan flakes

disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8. Perbandingan tepung ubi jalar Cilembu dan tepung jagung terfermentasidalam pembuatan flakes.

Perlakuan Tepung Ubi jalarCilembu (%)

Tepung JagungTerfermentasi (%)

Tapioka (%)

L1 70 10 20L2 60 20 20L3 50 30 20L4 40 40 20L5 30 50 20L6 20 60 20L7 10 70 20

Kesamaan ragam diuji dengan uji Bartlett dan kemenambahan data diuji dengan

uji Tuckey. Data dianalisis dengan sidik ragam untuk mendapatkan penduga

ragam galat dan uji signifikansi untuk mengetahui pengaruh antar perlakuan.

Page 47: FORMULASI TEPUNG UBI JALAR CILEMBU (Ipomoea …digilib.unila.ac.id/22956/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lengkap (R AKL) dengan empat kali ulangan. ... II. TINJAUAN PUSTAKA

29

Untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan data dianalisis lebih lanjut

menggunakan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5%.

3.4 Pelaksanaan Penelitian

3.4.1 Pembuatan Tepung Ubi Jalar Cilembu

Pembuatan tepung ubi jalar Cilembu dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu ubi

jalar Cilembu segar dicuci agar tanah yang melekat pada kulit ubi terlepas,

dikupas dan direndam dalam bak yang berisi air bersih. Perendaman dilakukan

supaya ubi jalar Cilembu tidak mudah berubah warna. Kemudian ubi jalar

Cilembu yang telah direndam dicuci, dibilas, ditiriskan dan diiris tipis ± 1 cm.

Setelah itu, irisan ubi jalar Cilembu dikeringkan pada oven bersuhu 60°C sampai

kadar air di bawah 14%. Ubi jalar Cilembu yang telah kering selanjutnya digiling

dan diayak 80 mesh (Suprapti, 2003). Proses pembuatan tepung ubi jalar Cilembu

dapat dilihat pada Gambar 5.

3.4.2 Pembuatan Tepung Jagung Terfermentasi

Pembuatan tepung jagung terfermentasi dimodifikasi dari proses yang digunakan

Setyani (2012) yang dimodifikasi pada proses penggilingan beras jagung.

Penelitian Setyani (2012) penggilingan dilakukan 1 kali dan pada penelitian ini

dilakukan 2 kali untuk mendapatkan beras jagung. Jagung pipilan dibersihkan,

disortasi dan direndam dalam air selama 48 jam. Selanjutnya jagung dicuci,

ditiriskan dan digiling untuk diperoleh beras jagung. Beras jagung dikukus

selama 30 menit dan ditambahkan air lalu dikukus kembali selama 30 menit dan

Page 48: FORMULASI TEPUNG UBI JALAR CILEMBU (Ipomoea …digilib.unila.ac.id/22956/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lengkap (R AKL) dengan empat kali ulangan. ... II. TINJAUAN PUSTAKA

30

didinginkan. Proses fermentasi dilakukan dengan penambahan ragi tempe dalam

beras jagung sebanyak 2% (b/b), diaduk hingga rata dan diinkubasi selama 48

jam pada suhu ruang. Fraksi padat yang diperoleh dikeringkan dalam oven pada

suhu 60oC selama ± 18 jam sampai kadar air dibawah 14%, selanjutnya digiling

dan diayak 80 mesh. Diagram alir pembuatan tepung jagung terfermentasi dapat

dilihat pada Gambar 6.

Tepung ubi jalar Cilembu

Pengayakan 80 mesh

Penggilingan

Air

Kulit

Ubi jalarCilembu

Pengupasan

Perendaman

Pencucian

Penirisan

Pemotongan ± 0,2cm

Pengeringan

Page 49: FORMULASI TEPUNG UBI JALAR CILEMBU (Ipomoea …digilib.unila.ac.id/22956/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lengkap (R AKL) dengan empat kali ulangan. ... II. TINJAUAN PUSTAKA

31

Gambar 5. Diagram alir pembuatan tepung ubi jalar CilembuSumber: Suprapti (2003)

Gambar 6. Diagram alir pembuatan tepung jagung terfermentasiSumber: Setyani dkk. (2012) yang dimodifikasi.

Air

Fermentasi selama 48 jam, dalam suhu ruang

Pengeringan suhu 60oC , 18 jam

Penggilingan dan pengayakan 80 mesh

Tepung jagung terfermentasi/ tempe jagung

t

Kotoran

Penirisan

Jagung pipilan

Pembersihan dan sortasi

Perendaman dalam air selama 48 jam

Penggilingan 1

Beras jagung kasar

Pengukusan pertama selama 30 menit ditambah air secukupnya dandilakukan pengukusan kedua selama 30 menit

Pendinginan

Peragian 2 % b/b

PenampihanKulit arijagung

Penggilingan 2

Page 50: FORMULASI TEPUNG UBI JALAR CILEMBU (Ipomoea …digilib.unila.ac.id/22956/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lengkap (R AKL) dengan empat kali ulangan. ... II. TINJAUAN PUSTAKA

32

3.4.3 Pembuatan Flakes

Proses pembuatan flakes dilakukan dengan metode Suarni (2009). Proses

pembuatan flakes dilakukan dengan cara mencampurkan tepung ubi jalar

Cilembu, tepung jagung terfermentasi sesuai perlakuan yang telah ditetapkan

yaitu L1 (70% : 10%); L2 (60% : 20%); L3 (50% : 30%); L4 (40% : 40%); L5

(30% : 50%); L6 (20% : 60%); L7 (10% : 70%) dan masing-masing perlakuan

ditambahkan tapioka 20%, gula, garam, telur dan margarin. Formula pembuatan

flakes dapat dilihat pada Tabel 9. Selanjutnya pencampuran bahan dilakukan

hingga adonan kalis. Adonan dihaluskan dan dibuat pelet, lalu dipipihkan

menjadi bentuk flakes dengan ukuran 1,5cm. Kemudian adonan flakes ditata pada

loyang dan dilakukan pemanggangan pada suhu 145°C selama 7 menit. Proses

pembuatan flakes dapat dilihat pada Gambar 7.

Tabel 9. Formula pembuatan flakes

Formulasi L1 L2 L3 L4 L5 L6 L7Tepung ubi jalar Cilembu 70 60 50 40 30 20 10Tepung jagung fermentasi 10 20 30 40 50 60 70Tapioka 20 20 20 20 20 20 20Gula (dari total tepung) 10 10 10 10 10 10 10Garam (dari total tepung) 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5Margarin (dari total tepung) 30 30 30 30 30 30 30Telur (putih) 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3

Page 51: FORMULASI TEPUNG UBI JALAR CILEMBU (Ipomoea …digilib.unila.ac.id/22956/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lengkap (R AKL) dengan empat kali ulangan. ... II. TINJAUAN PUSTAKA

33

Gambar 7. Proses pembuatan flakesSumber : Suarni (2009)

3.5 Pengamatan

Pengamatan yang dilakukan terhadap flakes meliputi sifat kimia yaitu kadar air,

kadar abu, kadar lemak, kadar protein, dan kadar serat kasar dan sifat sensori yaitu

tekstur, warna, rasa dan aroma, dan penerimaan keseluruhan dengan metode

hedonik.

Pencampuran(bahan baku dan bahan tambahan)

Tepung Ubi jalar Cilembu:Tepung Jagung Terfermentasisesuai formulasi ditambahkan

20% Tapioka

Flakes

Penggilingan(Pemipihan adonan)

Pencetakan(Pembentukan flakes 1,5cm)

Pengadonan hingga kalis

-Tepung Ubi jalar Cilembu(20%,30%,40%,50%,60% dan70%)

-Tepung Jagung Terfermentasi(60%,50%, 40%, 30%,20% dan10%)

Pemanggangan(T 145oC , t 7 menit)

Bahan tambahan :-telur-garam-gula-margarin

Page 52: FORMULASI TEPUNG UBI JALAR CILEMBU (Ipomoea …digilib.unila.ac.id/22956/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lengkap (R AKL) dengan empat kali ulangan. ... II. TINJAUAN PUSTAKA

34

3.5.1 Analisis Kimia

3.5.1.1 Kadar Air

Pengujian kadar air dilakukan dengan metode gravimetri (AOAC, 1995). Cawan

porselen dikeringkan dalam oven selama 30 menit, lalu didinginkan di dalam

desikator dan ditimbang. Sebanyak 5 gram sampel ditimbang lalu dimasukan ke

dalam cawan porselen dan dikeringkan di dalam oven pada suhu 105-110oC

selama 3-5 jam (tergantung bahan yang digunakan). Setelah itu sampel

didinginkan dalam desikator selama 15 menit kemudian ditimbang. Setelah

diperoleh hasil penimbangan pertama, cawan yang berisi sampel tersebut

dikeringkan kembali selama 30 menit setelah itu didinginkan dalam desikator

selama 15 menit kemudian ditimbang. Perlakuan ini diulang sampai tercapai

berat konstan. Bila penimbangan kedua mencapai pengurangan bobot tidak lebih

dari 0,0002 g dari penimbangan pertama maka dianggap konstan. Perhitungan

kadar air dilakukan dengan menggunakan rumus :

Kadar air = (W+W2) -W1 x 100%W2

keterangan : W = berat cawan (g)W1 = berat cawan dan sampel setelah dioven (g)W2 = berat sampel awal (g)

3.5.1.2 Kadar Abu

Pengujian kadar abu flakes dilakukan dengan metode pengeringan (AOAC, 1995).

Cawan porselin dipanaskan dalam oven selama 1 jam pada suhu 105oC lalu

dinginkan dalam desikator selama 15 menit kemudian timbang (A). Sebanyak ±

3-5 g sampel, dimasukan ke dalam cawan kemudian timbang (B). Cawan yang

Page 53: FORMULASI TEPUNG UBI JALAR CILEMBU (Ipomoea …digilib.unila.ac.id/22956/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lengkap (R AKL) dengan empat kali ulangan. ... II. TINJAUAN PUSTAKA

35

berisi sampel dipijarkan di atas nyala pembakar bunsen sampai tidak berasap (bisa

ditambah alkohol 95%). Sampel diabukan dengan tanur pada suhu 600oC selama

3 jam. Setelah pengabuan cawan didinginkan dalam desikator, setelah

didinginkan cawan ditimbang (C). Kadar abu dapat dihitung dengan rumus:

Kadar Abu (%) = C – A x 100%B – A

Keterangan : A = berat cawan kosong (g)B = berat cawan dan sampel (g)C = berat cawan dan abu (g)

3.5.1.3 Kadar Lemak

Pengujian kadar lemak flakes dilakukan dengan metode Soxhlet (AOAC, 1995).

Labu lemak yang digunakan dikeringkan dalam oven bersuhu 100-110oC selama

30 menit, didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Sampel ditimbang

sebanyak 5 g dan dimasukkan ke dalam alat ekstraksi soxhlet yang telah berisi

pelarut hexana. Reflux dilakukan selama 5 jam (minimum) dan pelarut yang ada

di dalam labu lemak didestilasi. Selanjutnya labu lemak yang berisi lemak hasil

ekstraksi dipanaskan dalam oven pada suhu 100o C hingga beratnya konstan,

didinginkan dalam desikator dan ditimbang.

Kadar lemak (%) = berat lemak (g) x 100%berat sampel (g)

3.5.1.4 Kadar Protein

Analisis protein dengan metode Kjeldahl menggunakan prinsip destruksi, destilasi

dan titrasi. Sampel yang telah dihaluskan, ditimbang 5 g dan dimasukkan ke

dalam labu Kjeldahl, kemudian sampel dalam labu ditambahkan 1,9 ± 0,1 g

Page 54: FORMULASI TEPUNG UBI JALAR CILEMBU (Ipomoea …digilib.unila.ac.id/22956/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lengkap (R AKL) dengan empat kali ulangan. ... II. TINJAUAN PUSTAKA

36

K2SO4, 40 ± mg HgO, 6,7 ± 0,1 ml H2SO4. Sampel dididihkan selama 1-1,5 jam

sampai cairan menjadi jernih, kemudian didinginkan dan ditambahkan sejumlah

kecil air perlahan-lahan. Isi labu dipindahkan ke dalam alat destilasi, kemudian

labu dicuci dan dibilas 5-6 kali dengan 1-2 ml air. Air cucian dipindahkan ke

dalam alat destilasi. Labu erlenmeyer 125 ml yang berisi 5 ml H2BO3 dan 2-4

tetes indikator MRB (Metilen Red Blue) diletakkan di bawah kondensor (ujung

tabung harus terendam dalam larutan H2BO3). Sampel ditambahkan 8-10 ml

NaOH-Na2S2O3, kemudian dilakukan destilasi sampai tertampung kira-kira 15 ml

dan destilat berwarna hijau pada labu Erlenmeyer. Tabung kondensor dibilas

dengan air dan ditampung bilasannya dalam labu Erlenmeyer yang sama. Isi

Erlenmeyer diencerkan kira-kira 50 ml kemudian dititrasi dengan HCl 0,02 N

sampai terjadi perubahan warna dari hijau menjadi ungu (AOAC, 1995).

3.5.1.5 Kadar Serat

Pengukuran kadar serat kasar dilakukan dengan metode Sudarmadji (1984). Serat

kasar merupakan residu dari bahan makanan atau pertanian setelah perlakuan

dengan asam atau alkali mendidih, dan terdiri dari selulosa dengan sedikit lignin

dan pentosan. Sebanyak 2 gram bahan kering yang telah dihaluskan dan

diekstraksi lemaknya dengan soxhlet. Bahan dipindahkan dalam labu Erlenmeyer

600 ml, ditambahkan asbes 0,5 g yang telah dipijarkan dan 3 tetes zat anti buih

(antifoam agent). Selanjutnya ditambahkan 200 ml larutan H2SO4 mendidih (1,25

g H2SO4 pekat/100 ml = 0,255 N H2SO4) dan ditutup dengan pendingin balik,

didihkan selama 30 menit dengan beberapa kali digoyang-goyangkan. Sampel

disaring melalui kertas saring dan residu yang tertinggal dalam Erlenmeyer dicuci

Page 55: FORMULASI TEPUNG UBI JALAR CILEMBU (Ipomoea …digilib.unila.ac.id/22956/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lengkap (R AKL) dengan empat kali ulangan. ... II. TINJAUAN PUSTAKA

37

dengan aquades mendidih. Residu dicuci dalam kertas saring sampai air cucian

tidak bersifat asam lagi (uji dengan kertas lakmus). Residu dipindahkan secara

kuantitatif dari kertas saring kedalam Erlenmeyer kembali dengan spatula, dan

sisanya dicuci dengan larutan NaOH mendidih (1,25 g NaOH/100 ml = 0,313 N

NaOH) sebanyak 200 ml sampai semua residu masuk ke dalam Erlenmeyer.

Sampel dididihkan dengan pendingin balik sampai beberapa kali digoyang-

goyangkan selama 30 menit. Selanjutnya disaring melalui kertas saring yang telah

diketahui beratnya atau kurs Gooch yang telah dipijarkan dan diketahui beratnya,

sambil dicuci dengan aquades mendidih dan kemudian dengan lebih kurang 15 ml

alcohol 95%. Kertas saring dikeringkan dengan isinya pada 110 C sampai berat

konstan (1-2 jam) dinginkan dalam desikator dan timbang. Berat residu = berat

serat kasar.

% Serat Kasar = B-C x 100%A

Keterangan : A = berat Sampel (g)B = kertas saring + serat (g)C = kertas saring (g)

3.5.2 Uji Sensori

Penilaian sensori yang dilakukan meliputi tekstur, warna, rasa dan aroma serta

penerimaan keseluruhan. Penilaian tekstur, warna, rasa dan aroma serta

penerimaan keseluruhan dilakukan menggunakan uji hedonik. Uji sensori

dilakukan oleh 20 orang panelis semi terlatih (mahasiswa yang sudah mengambil

mata kuliah uji sensori). Skala penilaian uji sensori dapat dilihat pada Tabel 10.

Page 56: FORMULASI TEPUNG UBI JALAR CILEMBU (Ipomoea …digilib.unila.ac.id/22956/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lengkap (R AKL) dengan empat kali ulangan. ... II. TINJAUAN PUSTAKA

38

Tabel 10. Skala penilaian sensori

Parameter Kriteria SkorTekstur Sangat tidak suka 1

Tidak suka 2Agak suka 3Suka 4Sangat suka 5

Warna Sangat tidak suka 1Tidak suka 2Agak suka 3Suka 4Sangat suka 5

Rasa dan aroma Sangat tidak suka 1Tidak suka 2Agak suka 3Suka 4Sangat suka 5

Penerimaan keseluruhan Sangat tidak suka 1Tidak suka 2Agak suka 3Suka 4Sangat suka 5

Page 57: FORMULASI TEPUNG UBI JALAR CILEMBU (Ipomoea …digilib.unila.ac.id/22956/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lengkap (R AKL) dengan empat kali ulangan. ... II. TINJAUAN PUSTAKA

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

1. Formulasi tepung ubi jalar Cilembu dan tepung jagung terfermentasi

berpengaruh nyata terhadap kadar air, kadar abu, lemak, protein dan kadar

serat kasar flakes, juga berpengaruh nyata terhadap sifat sensori pada skor

warna, tekstur, rasa dan aroma serta penerimaan keseluruhan.

2. Flakes terbaik yaitu pada perlakuan L2 (60% tepung ubi jalar Cilembu : 20%

tepung jagung terfermentasi) dengan kadar air sebesar 2,17%, abu 2,10%,

lemak 2,44%, protein 4,41% dan serat kasar 3,72%, dengan skor tekstur 4,22

(suka), skor rasa dan aroma 3,85 (agak suka), skor warna 3,84 (agak suka),

serta skor penerimaan keseluruhan 3,93 (suka).

5.2 Saran

Penelitian selanjutnya disarankan melakukan analisis mengenai daya cerna pada

produk.

Page 58: FORMULASI TEPUNG UBI JALAR CILEMBU (Ipomoea …digilib.unila.ac.id/22956/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lengkap (R AKL) dengan empat kali ulangan. ... II. TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA

Adisarwanto dan Widyastuti. 2000. Teknik Bertanam Jagung. Kanisius.Yogyakarta.

Ananto, E.E., Astanto, dan Sutrisno. 1999. Hasil Penelitian Pertanian PadiLahan Pasang Surut. Prosiding Seminar Nasional. Hasil-Hasil Penelitiandan Pengkajian Teknologi Spesifik Lokasi. Kerjasama BPTP Jambi-BadanPenelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jambi.

Andarwulan, N., D. Rahayuning., dan S. Koswara. 2004. Formuasi Flakes TripleMixed Ubi JalarKecambah Kedelai-Wheat Germ sebagai Produk SarapanFungsional untuk Anak-anak. (Skripsi). Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Andarwulan, N. 2011. Garam dan Gula dalam Adonan Roti. Jurusan Ilmu danTeknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian IPB. Bogor.

Anggiarini, A. 2004. Formulasi Flakes Ubi jalar Siap Saji Kaya Energi-Protein.(Skripsi). Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor.

AOAC. 1995. Official Methods of the Association of Official AnalyticalChemists. North Ninetenth Street Suite 210. Virginia. P 1497.

Arief, R. W. dan R. Asnawi. 2009. Kandungan gizi dan komposisi asam aminobeberapa varietas jagung. Jurnal Penelitian Pertanian Terapan 9(2):61-66.

Arief, M. D. 2012. Pemanfaatan Tepung Ubi Jalar (Ipomoea batatas (L). Lam) cv.Cilembu sebagai Bahan Substitusi Tepung Terigu dalam Pembuatan Biskuit.(Skripsi). Fakultas Teknobiologi. Universitas Atma Jaya Yogyakarta.Yogyakarta.

Atmadja, G. 2006. Pengembangan Produk Pangan Berbahan Dasar JagungQuality Protein Maize (Zea mays L.) dengan Menggunakan TeknologiEkstruksi. (Skripsi). Jurusan IlmudanTeknologi Pangan. Fakultas TeknologiPertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Badan Pusat Statistik Indonesia. 2010. Luas Panen, Produktivitas dan ProduksiUbi Jalar Menurut Provinsi.

Page 59: FORMULASI TEPUNG UBI JALAR CILEMBU (Ipomoea …digilib.unila.ac.id/22956/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lengkap (R AKL) dengan empat kali ulangan. ... II. TINJAUAN PUSTAKA

57

Badan Standarisasi Nasional. 1995. Standar Nasional Indonesia. SNI 01-3727-1995. Tepung Jagung. Badan Standarisasi Nasional. Jakarta.

Bouvier, J.M., Clextral and Firminy. 2001. Extrusion Cooking: Breakfast Cereal.Woodhead Publishing Limited and CRC Press LLC, Cambridge England. P235.

Damodaran, S., K. L. Parkin, and O. R. Fennema. 2007. Fennema’s FoodChemistry. CRC Press. Boca Raton, FL.

DeMann, J. 1997. Kimia Makanan. Cetakan Pertama. Penerbit ITB. Bandung.

Fellows, P. J. 2000. Food Processing Technology : Principles and Practices.Woodhead Publishing. England.

Feng, X. M., T. O. Larsen, and J. Schnürer. 2007. Production of volatilecompounds by Rhizopus oligosporus during soybean and barley tempehfermentation. International Journal of Food Microbiology. 113 : 133–141.

Gaman, P.M. dan K.B. Sherington. 1981. Ilmu Pangan Pengantar Ilmu Pangan,Nutrisi dan Mikrobiologi. Edisi Kedua, Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.

Gisca, B. 2013. Penambahan Gembili pada Flakes Jewawut Ikan Gabus sebagaiAlternatif Makanan Tambahan Anak Gizi Kurang. Jurnal of NutritionCollege. 2(4):511.

Hanawati, R. F. 2011. Proses Produksi Flakes Kaya Antioksidan sebagaiAlternatif Diversifikasi Ubi Jalar Ungu. Laporan Tugas Akhir. UniversitasSebelas Maret. Surakarta.

Hendrasty, H.K. 2013. Bahan Produk Bakery. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Heriyanto dan A. Winarto. 1998. Prospek pemberdayaan tepung ubi jalar sebagaibahan baku industri pangan. Makalah disampaikan pada Lokakarya NasionalPemberdayaan Tepung Ubi Jalar Sebagai Bahan Substitusi Terigu. BalaiPenelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian. Malang.

Hildayanti. 2012. Studi Pembuatan Flakes Jewawut. (Skripsi). UniversitasHasanuddin. Makassar.

Iriawan, F. 2012. Pembuatan Fish Flakes dari Ikan Lele (Clarias sp.) sebagaiMakanan Siap Saji. (Skripsi). Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Johnson, L. A. 1991. Corn: Production, Processing and atilitation. Di dalamLorenzo KJ, Kulp K, editor. Handboojk of Cereal Science and Technology.Marcel Dekker Inc. New York.

Page 60: FORMULASI TEPUNG UBI JALAR CILEMBU (Ipomoea …digilib.unila.ac.id/22956/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lengkap (R AKL) dengan empat kali ulangan. ... II. TINJAUAN PUSTAKA

58

Julita, A.O. 2012. Karakteristik Tepung Pati dari Ubi Jalar Cilembu dan Ubi JalarUngu Ayuramurasaki. (Skripsi). Fakultas Teknologi Pertanian. InstitutPertanian Bogor. Bogor.

Koswara, S. 2009. Teknologi Modifikasi Pati. http://ebookpangan.com. Diaksestanggal 30 Agustus 2015.

Lawes, M. J. 1990. Potato Based Textured Snacks. Di dalam Gouth, R.E. SnackFood. Avi Book. Van Nostrand Reinhold Publisher. New York.

Maesari, S. 2015. Formulasi Tepung Jagung (Zea Mays) Terfermentasi danTepung Terigu terhadap Sifat Kimia,Fisikokimia dan Sensori Roti Manis.(Skripsi). Jurusan Teknologi Hasil Pertanian. Fakultas Petanian. UniversitasLampung. Lampung.

Matz, S.A. 1991. Chemistry and Technology of Cereals as Food and Feed. VanNonstrand Reinhold. New York. P. 751.

Mayastuti, A. 2002. Pengaruh Penyimpanan dan Pemanggangan TerhadapKandungan Zat Gizi dan Daya Terima Ubi Jalar (Ipomoea batatas (L). Lam)Cilembu. (Skripsi). Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga.Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Muchtadi, T. R., P. Hariyadi, dan A. B. Ahza. 1988. Teknologi PemasakanEkstrusi. LSI-IPB. Bogor.

Mudjajanto, E. Setyo dan L. N. Yulianti. 2004. Membuat Aneka Roti. PenebarSwadaya. Jakarta.

Mudjisihono, R. 1994. Kemungkinan pemanfaatan tepung jagung sebagaibahan dasar pembuatan roti tawar. Jurnal Penelitian dan PengembanganPertanian 13(1) : 19-27.

Mujianto. 2013. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Proses Produksi TempeProduk UMKM di Kabupaten Sidoarjo. Jurnal Reka Agroindustri MediaTeknologi dan Manajemen Agroindustri. 1(1) : 13-23.

Nisviaty. A. 2006. Pemanfaatan Tepung Ubi Jalar (Ipomea batatas L.) Klonbb00105.10 sebagai Bahan Dasar Produk Olahan Kukus serta Evaluasi Gizidan Indeks Glikemiknya. (Skripsi). Fakultas Teknologi Pertanian. InstitutPertanian Bogor. Bogor.

Noguchi, A., W. Kugimaya, Z. Hague dan K. Saito. 1981. Physical and CemicalCharacteristic of Food Extruded Rice Flour Fortified With Soybean ProteinIsolate. Journal Food Science 47 (3) : 240-245.

Page 61: FORMULASI TEPUNG UBI JALAR CILEMBU (Ipomoea …digilib.unila.ac.id/22956/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lengkap (R AKL) dengan empat kali ulangan. ... II. TINJAUAN PUSTAKA

59

Nurali, E.J.N., dan M. B. Lelemboto. 2010. Pemanfaatan Ubi Jalar (Ipomeabatatas, L) sebagai Bahan Baku Pembuatan Flakes dengan Substitusi TepungKedele (Glicyne max (L) MERR). Jurnal Teknologi Pertanian FakultasPertanian Unstrat 5(2) : 41-50.

Nurhayati. 1996. Mempelajari Pembuatan Sosis Campuran Ikan Cunang(Congresex talabor) dengan Tepung Kedelai Rendah Lemak serta PerubahanMutunya Selama Penyimpanan Dingin. (Skripsi). Fateta. IPB. Bogor.

Nurhidayati, S. 2006. Kajian Pengaruh Gula Aren dan Lama Fermentasi TerhadapKualitas Nata De Soya. Jurnal Matematika, Sains dan Teknologi 7(3): 40-47.

Papunas, M.E. 2011. Karakteristik Fisikokimia dan Sensori Flakes BerbahanBaku Tepung Jagung (Zea mays L), Tepung Pisang Goroho (Musaacuminate, sp) dan Tepung Kacang Hijau (Phaseolus radiates). (Skripsi).Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Unsrat.

Potter, N. N, dan J. Hotchkiss. 2005. Food Science. Fifth Edition. Springer.

Radiyati T., dan W. M. Agusto. 2000. Tepung Tapioka. BPTT Puslitbang FisikaTerapan. LIPI. Subang.

Rukmana. 1997. Ubi Jalar, Budidaya, dan Pasca Panen. Kanisius. Yogyakarta.

Sari, N. R. 2012. Pengaruh Konsentrasi Ragi Tempe dan Lama FermentasiDengan Tepung Jagung terhadap Sifat Organoleptik MP-ASI dengan TepungTempe Kedelai. (Skripsi). Universitas Lampung. Lampung.

Sarwono, B. 2007. Bertanam Ubi Jalar. Penebar Swadaya. Jakarta.

Setyani, S., N. Yuliana, dan R. Adawiyah. 2012. Kajian Fermentasi Jagungterhadap Nilai Gizi Formula Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI)dengan Tempe Kedelai. Prosiding: Sains dan Teknologi V: 1994-1204.

Silalahi, J. 2006. Makanan Fungsional. Kanisius, Yogyakarta.

Suarni dan I.U. Firmansyah. 2005. Beras Jagung; Prosessing dan kandungannutrisi sebagai bahan pangan pokok. Prosiding Seminar dan LokakaryaNasional. 393-398.

Suarni. 2005. Pengembangan produk kue kering berbasis tepung jagung dalamrangka menunjang agroindustri. Prosiding Seminar Nasional PerhimpunanTeknik Pertanian Indonesia. 28(2): 63-71.

Suarni. 2009. Produk Makanan Ringan (flakes) Berbasis Jagung dan KacangHijau sebagai Sumber Protein untuk Perbaikan Gizi Anak Usia Tumbuh.Prosiding Seminar Nasional Serealia.

Page 62: FORMULASI TEPUNG UBI JALAR CILEMBU (Ipomoea …digilib.unila.ac.id/22956/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lengkap (R AKL) dengan empat kali ulangan. ... II. TINJAUAN PUSTAKA

60

Suarni dan S. Widowati. 2011. Struktur, Komposisi, dan Nutrisi Jagung. BalaiPenelitian Tanaman Serealia Maros. Maros. 410-426.

Subagyo. 2007. Manajemen Pengolahan Produk Kue dan Roti. Graha Ilmu.Jakarta.

Suda, I., T. Oki., M. Masuda., M. Kobayashi., Y. Nishiba., dan S. Furuta. 2003.Review: Physicological Functionality of Purple-Fleshed Sweet PotatoesContaining Anthocyanins and Their Utilization in Foods. JournalAgricultural RQ 37(3): 167-73.

Sudarmadji, S., B. Haryono, dan Suhardi. 1984. Prosedur Analisis untuk BahanMakanan dan Pertanian. Liberty. Yogyakarta.

Sudarmadji, S., B. Haryono dan Suhadi. 1996. Prosedur Analisa Untuk BahanMakanan dan Pertanian. Penerbit Liberti. Yogyakarta.

Sugiyono. 2003. Teknologi Pengolahan Tepung Serealia dan Umbi-Umbian.Pusat Studi Pangan Dan Gizi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Suprapti, M.L. 2003. Tepung Ubi Jalar : Pembuatan dan Pemanfaatannya.Cetakan Pertama. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Suprihatin. 2010. Teknologi Fermentasi. Unesa Press. Jakarta.

Suriawiria, U. 2001. Ubi Jalar. http://www.pikiranrakyatonline.com/. Diaksespada Agustus 2015.

Syamsir, E. 2008. Produk Sereal Sarapan (On-Line). http://www.kompas.com.Diakses tanggal 12 Agustus 2015.

Tamtarini dan S. Yuwanti. 2005. Pengaruh penambahan koro-koroan terhadapsifat fisik dan sensorik flake ubi jalar. Jurnal Teknologi Pertanian. 6(3):187-192.

Tjitrosoepomo, C. 1991. Taksonomi Tumbuhan. Gajah Mada Universy Press.Yogyakarta.

Tressler, D. K., dan W. J. Sultan. 1975. Food Product Formulary Cereals, BakedGoods, Dairy, and Egg Product. Avi Pub. Co., Universitas Michigan.Didalam Sa’adah, F. 2009. Pembuatan Cookies Campuran Tepung KacangTunggak (Vigna unguiculata L. Walp.) dan Tepung Beras Sebagai PanganTambahan Bagi Ibu Hamil (Skripsi). Bogor (ID): Pertanian Bogor.

Tribelhorn, R. E. 1991. Breakfast cereals. In: Lorenz KJ, Kulp K (eds.).Handbook of Cereal Science and Technology. Marcel Dekker Inc., New York741-762.

Page 63: FORMULASI TEPUNG UBI JALAR CILEMBU (Ipomoea …digilib.unila.ac.id/22956/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lengkap (R AKL) dengan empat kali ulangan. ... II. TINJAUAN PUSTAKA

61

Wahyuni, M., dan M. Astawan. 1998. Teknologi Pengolahan Pangan HewaniTepat Guna. Akademika Pressindo. Jakarta.

Wignyanto, I. Nurika, dan S.K. Mahardika. 2009. Optimasi proses fermentasitepung jagung dan pembuatan bahan baku biomassa jagung instan (kajianlama inkubasi dan konsentrasi kapang Rhizopus sp.). Agrikultur Teknologi17(2): 251-257.

Wildman, R.E.C. and D.M. Modeiros. 2000. Carbohydrates. Dalam AdvancedHuman Nutrition. CRC Press, Boca Raton, New York. p. 66−97.

Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Winarno, F. G. 2008. Kimia Pangan dan Gizi. M-Brio Press. Bogor.

Winijarti dan Wiwik, 2007. Cara Mudah Membuat Roti. Penebar Swadaya.Jakarta.