Upload
alexander1995
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/26/2019 Flexible Manufacturing System 2
1/63
1
L POR N FMS
MUHAMMAD FAHMAN YUSUF 3AEA
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 21. Pengertian FMS ............................................................................................ 2
2. Tujuan Praktikum FMS ................................................................................ 3
3. Deskripsi Stasiun Handling .......................................................................... 3
4. Pengkabelan pneumatic ................................................................................ 6
5. Pengkabelan elektrik .................................................................................... 7
6. Pengkabelan antara PLC dan stasiun ........................................................... 9
7. Pemrograman PLC ..................................................................................... 107.1 Persiapan ............................................................................................. 11
7.2 Membuat Program .............................................................................. 12
7.3 Validasi Program ................................................................................ 14
7.4 Mentransfer Program .......................................................................... 14
7.5 Menjalankan Program ......................................................................... 19
7.6 Menyimpan Program .......................................................................... 22
BAB II PRAKTIKUM YANG TELAH DILAKUKAN.................................. 231. Penjelasan Proses Handling ....................................................................... 23
1.1 Program 1 : Mode Otomatis................................................................ 25
1.2 Program 2 : Mode Manual .................................................................. 34
1.3 Program 3 : Fungsi Reset .................................................................... 41
1.4 Program 4 : Otomatis + Manual + Reset + Start/Stop ........................ 46
2. Optimalisasi sistem mekanik pada stasiun ................................................. 60
BAB III PENUTUP............................................................................................. 61
1. Kesimpulan ................................................................................................ 61
2. Saran ........................................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA
7/26/2019 Flexible Manufacturing System 2
2/63
2
L POR N FMS
MUHAMMAD FAHMAN YUSUF 3AEA
BAB I PENDAHULUAN
1.
Pengertian FMS
Flexible Manufacturing System (FMS) adalah suatu system manufaktur
otomatis dengan volume dan variasi produk level menengah yang dikontrol
oleh komputer. FMS meliputi spektrum lebar dari aktivitas manufaktur seperti
mesin-mesin produksi, metalworking, pabrikasi, dan assembly. Pada sebuah
FMS, suatu kelompok partpart dari produkproduk dengan karakteristik
serupa diproses. Komponen penting dari suatu FMS adalah mesin Numerical
Control (NC) yang mampu saling bertukar tools secara otomatis. Sistem
material handling otomatis untuk memindahkan partpart diantara mesin
mesin dan station fixturing berupa Automated Guided Vehicle (AGV) dan
Robot. Semua komponen diatas dikontrol oleh komputer. Dan yang terakhir
adalah perangkatperangkat lain seperti mesin pengukur koordinat dan mesin
pencuci partpart yang diproses.
Pada FMS setiap job guna memproduksi sesuatu, mempunyai beberapa
alternatif jalur mesinmesin untuk menyelesaikannya. Sistem penanganan
material pada FMS harus dikontrol computer untuk menentukan alternatif jalur
7/26/2019 Flexible Manufacturing System 2
3/63
3
L POR N FMS
MUHAMMAD FAHMAN YUSUF 3AEA
job tadi secara otomatis. Disiplin antrian yang digunakan biasanya adalah First
Come First Serve (FCFS), Last Come First Serve (LCFS) atau Prioritas.
Kecepatan dan flexibilitas sangat dibutuhkan pada saat mecari danmelakukan routing (pencarian rute) dari masingmasing job yang berada pada
antrian. Oleh sebab itu metode Heuristic Search, yang dapat mencari alternatif
rute optimal dapat digunakan pada saat routing sebuah job dalam sebuah
flexible manufacture dengan goal dinamis.
2. Tujuan Praktikum FMS
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui apa itu system FMS, bagaimana
aplikasinya di industry, dan yang terakhir bagaimana system FMS membuat
proses manufaktur menjadi lebih efisien.
3. Deskripsi Stasiun Handling
Gambar keseluruhan system handling
7/26/2019 Flexible Manufacturing System 2
4/63
4
L POR N FMS
MUHAMMAD FAHMAN YUSUF 3AEA
Stasiun yang sudah di-assembly
Handlingadalah salah satu sub-fungsi dari aliran material. Sub-fungsi lain
selain handlingadalah conveyingdanstoring.
Fungsi dari stasiun handlingini adalah:
Memastikan karakteristik material dari benda kerja yang diproses
Mengambil benda kerja dari wadah awal
Menyimpan benda kerja pada sisi merah/metal atau pada sisi
hitam/biru
Melewatkan benda kerja menuju stasiun berikutnya.
StasiunHandlingterdiri dari beberapa komponen, diantaranya:
Modul wadah
Modul PicAlfa
Modul geser (slide)
Lempengan profil
Troli
Konsol kontrol
Papan untuk PLC
7/26/2019 Flexible Manufacturing System 2
5/63
5
L POR N FMS
MUHAMMAD FAHMAN YUSUF 3AEA
StasiunHandlingtelah menggunakan peralatan handling dua aksis yang fleksibel.
Benda kerja yang diletakan di posisi awal akan dideteksi oleh sensor reflektor optik.
Peralatan gripper telah menggunakan tenaga pneumatic yang relative cepat dan
efisien.
Pada gripper, terdapat sensor reflektor optik yang akan mengeluarkan logika high
jika benda kerja berwarna merah atau silver dan mengeluarkan logika low jika
benda kerja berwarna biru atau hitam.
Pada modul slide kiri dan kanan, terdapat tiga buah sensor yaitu pada posisi paling
kiri, posisi tengah, dan posisi paling kanan. Hal ini memungkinkan gripper berhenti
di posisi tengah untuk menaruh benda kerja yang berbeda (misalnya tidak sesuai
kriteria.
Stasiun ini juga telah dilengkapi dengan peredam pneumatic sebagai system rem
sehingga dekselerasi memungkinkan dan tabrakan keras dapat dihindari.
7/26/2019 Flexible Manufacturing System 2
6/63
6
L POR N FMS
MUHAMMAD FAHMAN YUSUF 3AEA
4. Pengkabelan pneumatik
7/26/2019 Flexible Manufacturing System 2
7/63
7
L POR N FMS
MUHAMMAD FAHMAN YUSUF 3AEA
5. Pengkabelan elektrik
Pengkabelan pada sensor
7/26/2019 Flexible Manufacturing System 2
8/63
8
L POR N FMS
MUHAMMAD FAHMAN YUSUF 3AEA
Pengkabelan pada solenoid aktuator
7/26/2019 Flexible Manufacturing System 2
9/63
9
L POR N FMS
MUHAMMAD FAHMAN YUSUF 3AEA
6. Pengkabelan antara PLC dan stasiun
PIN PLC DEVICE
INPUT
X0 PART_AV
X1 1B1 (posisi paling kiri)
X2 1B2 (posisi paling kanan)
X3 1B3 (posisi tengah)
X4 2B1 (posisi dibawah)
X5 2B2 (posisi diatas)X6 3B1 (sensor warna)
X10 TOMBOL START
X11 TOMBOL STOP
X12 TOMBOL AUTO/MANUAL
X13 TOMBOL RESET
OUTPUT
Y0 1M1 (slide ke kiri)Y1 1M2 (slide ke kanan)
Y2 2M1 (naik/turun)
Y3 3M1 (grip/lepas)
Y10 LAMPU READY
Y11 LAMPU RESET
Y12 LAMPU Q1
Y13 LAMPU Q2
7/26/2019 Flexible Manufacturing System 2
10/63
10
L POR N FMS
MUHAMMAD FAHMAN YUSUF 3AEA
7. Pemrograman PLC
Dalam ladder logic setiap rung diberi nomor (dari angka 1) mulai dari rung
yang paling atas. Jika program dijalankan komputer akan membaca setiap rung
mulai dari yang bernomor paling kecil. Jika suatu rung dapat ditelusuri dari kiri
ke kanan tanpa terputus, maka output dari rung tersebut ialah benar (1),
sedangkan jika rung tidak tersambung maka outputnya ialah salah 0). Dalam
setiap rung biasanya terdapat sebuah logic coil yang dihubungkan dengan
sebuah bit pada memori controller.
Pada akhir setiap diagram terdapat coil end yang menandakan berakhirnya
program. Berikut ialah symbol yang biasa digunakan dalam ladder logic:
--( )-- coil, benar jika rung-nya benar
--(\)-- "not" coil, salah jika rung-nya benar
--[ ]-- contact, benar jika coil-nya benar (normally false)
--[\]-- "not" contact, salah jika coil-nya benar (normally true)
Selain simbol-simbol umum tersebut, terdapat simbol khusus yang spesifik
digunakan untuk jenis PLC tertentu dengan software pemrograman tertentu.
Untuk fungsi-fungsi tambahan dapat digunakan symbol kotak yang diisi
dengan keterangan mengenai fungsi tambahan tersebut.
Pemrograman PLC Mitsubishi dengan GX Developer
Pada dasarnya tahapan pembuatan program sampai program tersebut dapat
dijalankan dapat dibagi ke dalam lima tahap sebagai berikut:
A. Persiapan
B. Pembuatan program
C. Validasi program
D. Transfer program
E. Menjalankan program
7/26/2019 Flexible Manufacturing System 2
11/63
11
L POR N FMS
MUHAMMAD FAHMAN YUSUF 3AEA
7.1Persiapan
Langkah-langkah melakukan persiapan adalah sebagai berikut:
1. Pastikan komputer dan PLC Mitsubishi terkoneksi dengan baik lalu
hidupkan komputer dan PLC Unit.
2. Untuk membuka GX Developer klik start dan pilih GX Developer
atau double click icon GX DeveloperBila icon sudah tersedia
pada desktop.
3. Untuk memulai membuat program, klik Project pada menu bar
kemudian pilih New project.
4. Setelah diklik New project, muncul tampilan seperti gambar dibawah
7/26/2019 Flexible Manufacturing System 2
12/63
12
L POR N FMS
MUHAMMAD FAHMAN YUSUF 3AEA
5. Selanjutnya pilih seri dan tipe PLC yang digunakan dengan
mengklik tanda pada kotak PLC ser iesdan PLC type.
6. Setelah seri dan tipe PLC dipilih kemudian klik OK, akan muncul
tampilan ladder editor atau bidang kerja (worksheet) seperti gambar
dibawah
7.2Membuat Program
Sebagai contoh akan dibuat program seperti berikut ini.
Untuk membuat program seperti gambar diatas ikuti langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Langkah pertama adalah membuat kontak NO. Ada dua cara yang
bisa ditempuh yaitu dengan mengklik simbol NO (I I) pada toolbar
atau dengan menekan F5 pada keyboard. Setelah salah satu dari dua
cara tersebut dilakukan akan muncul tampilan seperti berikut:
7/26/2019 Flexible Manufacturing System 2
13/63
13
L POR N FMS
MUHAMMAD FAHMAN YUSUF 3AEA
2. Setelah muncul tampilan seperti berikut, masukkan alamat input
dengan mengetikkan X1 pada kotak yang tersedia.
3. Selanjutnya klik OK atau tekan Enter, akan muncul tampilan seperti
berikut.
4. Selanjutnya untuk memasukkan simbol output klik simbol output (-
O-) pada toolbar atau tekan F7 pada keyboard. Akan muncul
tampilan seperti berikut.
5. Masukkan alamat output dengan mengetikkan Y1 pada kotak
6. Selanjutnya klik OK atau tekan Enter, akan muncul
tampilan seperti berikut.
Bila sudah muncul tampilan seperti diatas, berarti program sudah
selesai.
7/26/2019 Flexible Manufacturing System 2
14/63
14
L POR N FMS
MUHAMMAD FAHMAN YUSUF 3AEA
7.3Validasi Program
Langkah selanjutnya sebelum program bisa ditransfer atau di-download ke
PLC dan dijalankan, terlebih dahulu harus dilakukan validasi dengan cara
mengklik Convertpada menubar kemudian pilih Convert.
Indikator suatu program sudah di-convert adalah tampilan ladder editor
berubah dari yang semula seperti gambar diatas menjadi seperti gambar
dibawah. Perhatikan latar belakang baris program, yang tadinya terdapat
shading warna abu-abu, setelah di-convert shading-nya hilang.
7.4Mentransfer Program
Sebelum melakukan transfer program, terlebih dahulu harus dipastikan
bahwa antara komputer dan PLC sudah terkoneksi dengan baik. Untuk
tujuan tersebut, lakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Klik Onlinepada menubar kemudian pilih Transfer setup
7/26/2019 Flexible Manufacturing System 2
15/63
15
L POR N FMS
MUHAMMAD FAHMAN YUSUF 3AEA
2. Setelah Transfer setup ... diklik muncul tampilan seperti berikut:
2. Klik Connection test. Bila pengaturan (setting) serial port sudah
sesuai dengan yang digunakan, akan muncul pesan seperti ditunjukkan
gambar dibawah:
Artinya antara komputer dan PLC sudah terkoneksi dengan baik
dan proses berikutnya dapat dilanjutkan.
4. Bila pengaturan serial port-nya tidak cocok, maka akan muncul
pesan seperti ditunjukkan gambar berikut. Berarti harus dilakukan
pengaturan ulangserial port.
7/26/2019 Flexible Manufacturing System 2
16/63
16
L POR N FMS
MUHAMMAD FAHMAN YUSUF 3AEA
Pesan error, COM port salah
5. Sebelum melakukan pengaturan (setting) ulang serial port, pastikan
terlebih dahulu nomor port yang digunakan dengan jalan klik start,
kemudian Control Panel, temukan dan klik Device Manager
Dengan mencermati gambar diatas, diketahui bahwa port yang
digunakan adalah COM18.
6. Untuk melakukan pengaturan (setting) ulang serial port agar sesuai
dengan yang digunakan, double click icon serial,maka akan
muncul tampilan seperti gambar dibawah.
7/26/2019 Flexible Manufacturing System 2
17/63
17
L POR N FMS
MUHAMMAD FAHMAN YUSUF 3AEA
Pilih serial port yang tepat
7. Pilih COM port yang sesuai dengan pengaturan (setting) pada
computer kemudian klik OK. Setelah itu lakukan pengujian ulang
dengan kembali mengklik Connection test. Bila koneksi sukses maka
dapat dilanjutkan pada proses berikutnya.
Setelah terjadi koneksi antara komputer dengan PLC, proses selanjutnya
yaitu transfer program dapat dilakukan. Untuk itu, ikuti langkah-langkah
berikut.
1. Klik Onlinepada menubar kemudian pilih Write to PLC ...
7/26/2019 Flexible Manufacturing System 2
18/63
18
L POR N FMS
MUHAMMAD FAHMAN YUSUF 3AEA
2. Setelah diklik Wri te to PLC ...akan muncul tampilan seperti berikut:
3. Beri tanda cek pada kotak MAINkemudian klik Execute
4. Konfirmasi dengan mengklik Yes, maka akan muncul tampilan
seperti gambar berikut sebagai indikator proses download atau writing
sedang berlangsung.
5. Bila proses downloadberjalan dengan sukses, akan muncul tampilan
seperti berikut.
6. Konfirmasi dengan mengklik OK. Sekarang program sudah berada
pada CPU PLC dan siap dijalankan.
7/26/2019 Flexible Manufacturing System 2
19/63
19
L POR N FMS
MUHAMMAD FAHMAN YUSUF 3AEA
7.5Menjalankan Program
1. Untuk menjalankan program, pindahkan switch pada CPU PLC pada
posisi RUN sehingga LED indikator run menyala. Sekarang
program siapkan dijalankan.
2. Agar bekerjanya rangkaian dapat dipantau pada monitor komputer,
klik Online pada menu bar, kemudian pilih monitordan klik
start moni tor
7/26/2019 Flexible Manufacturing System 2
20/63
20
L POR N FMS
MUHAMMAD FAHMAN YUSUF 3AEA
3. Setelah Start monitor (All windows) diklik, tampilan ladder
diagram berubah menjadi seperti berikut:
Perhatikan kontak X2 dan Y2, sekarang berubah warna menjadi
biru, ini menandakan bahwa kontak X2 conductive (bit 1) atau ON,
sehingga output Y2 aktif atau ON (bit 1).
4. Bila input X1 diaktifkan (ON), maka kontak X1 akan berubah warna
menjadi biru, begitu pula dengan output Y1 juga berubah warna jadi
biru, yang berarti aktif (ON).
7/26/2019 Flexible Manufacturing System 2
21/63
21
L POR N FMS
MUHAMMAD FAHMAN YUSUF 3AEA
5. Untuk menghentikan program, klik kembali Onlinepada menubar,
kemudian pilih monitordan klik Stop moni tor (Al l windows)
6. Untuk mengakhiri, konfirmasi dengan mengklik Yes sebagai
persetujuan keluar dari Project.
7/26/2019 Flexible Manufacturing System 2
22/63
22
L POR N FMS
MUHAMMAD FAHMAN YUSUF 3AEA
7.6Menyimpan Program
Untuk menyimpan program dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Klik Projectpada menubar, kumudian pilih Save.
2. Pilih driveuntuk menyimpan program kemudian tempatkan cursor
pada kotak Project namedan ketikkan nama file.
3. Klik Save, akan muncul tampilan seperti berikut.
4. Konfirmasi dengan mengklik Yes, maka file akan tersimpan.
7/26/2019 Flexible Manufacturing System 2
23/63
23
L POR N FMS
MUHAMMAD FAHMAN YUSUF 3AEA
BAB II
PRAKTIKUM YANG DILAKUKAN
1. Penjelasan Proses Handling
Proses ini adalah proses sekuensial awal dari keseluruhan integrasi stasiun.
Proses ini melibatkan 3 gerakan utama yaitu:
Up - down
Left - right
Griprelease
Deskripsi singkat proses handling:
Awalnya, benda kerja datang di posisi awal.
Gripper lalu membuka (release) dan turun (down).
Setelah gripper dibawah, gripper lalu menutup (grip) dan mencekam
benda kerja.
Gripper lalu naik (up).
Setelah gripper kembali di posisi atas, gripper lalu bergeser ke kanan
(right). Disini ada 2 kemungkinan proses selanjutnya
o Jika benda kerja berwarna merah atau silver, gripper akan berhenti
di posisi akhir.
o Jika benda kerja berwarna hitam atau biru, gripper akan berhenti
di posisi tengah.
Setelah gripper berhenti, gripper lalu turun (down).
Setelah mencapai posisi bawah, gripper lalu melepas benda kerja
(release).
Gripper lalu naik (up) dan setelah mencapai posisi atas, gripper lalu
bergeser ke kiri (left).
Gripper lalu menunggu benda kerja selanjutnya.
Pada proses ini, penulis diharuskan membuat dua mode operasi yaitu otomatis
dan manual. Penulis juga diharuskan membuat fungsi reset dan stop.
7/26/2019 Flexible Manufacturing System 2
24/63
24
L POR N FMS
MUHAMMAD FAHMAN YUSUF 3AEA
Untuk lebih jelasnya, berikut adalah flowchart dari proses handling:
7/26/2019 Flexible Manufacturing System 2
25/63
25
L POR N FMS
MUHAMMAD FAHMAN YUSUF 3AEA
1.1Program 1 : Mode Otomatis
Pada mode otomatis, pertama-tama operator diharuskan untuk menekan
tombol start untuk memulai mode operasi ini. Proses kemudian akan
menunggu benda kerja berada di posisi awal. Selanjutnya proses sekuensial
akan dimulai.
1.1.1 Diagram Langkah
Berikut adalah diagram langkah dari proses sekuensial ini.
1.1.2 Solusi
Untuk membuat program dengan hasil sekuensial seperti diatas,
penulis menggunakan metode state diagram. Berikut rumus yang
diturunkan dari diagram langkah diatas:
Nama
proses
Relay
bantu
Syarat1 Syarat2 Syarat3 Syarat4 Output
Ready M0 Y3- X0 X1 X5 -
Sequence 1 M1 M0 X0 Y3+
M1 Y3+ Y2+
Sequence 2 M2 M1 X4 Y3+ Y3-
M2 Y3- X4 Y2-Sequence 3 M3 M2 X5 Y1+
M3 X6 X2 Y1-
M3 X6 X3 Y1-
Sequence 4 M4 M3 Y1- Y2+
M4 X4 Y3+
Sequence 5 M5 M4 Y3+ X4 Y2-
M5 X5 Y3+ Y3-
Sequence 6 M6 M5 Y3- Y0+
M6 Y0+ X1 Y0-
7/26/2019 Flexible Manufacturing System 2
26/63
26
L POR N FMS
MUHAMMAD FAHMAN YUSUF 3AEA
1.1.3 Program Ladder
Setelah tabel state diagram dibuat, selanjutnya dibuatlah
programnya. Berikut adalah program ladder yang telah penulis
buat:
7/26/2019 Flexible Manufacturing System 2
27/63
27
L POR N FMS
MUHAMMAD FAHMAN YUSUF 3AEA
7/26/2019 Flexible Manufacturing System 2
28/63
28
L POR N FMS
MUHAMMAD FAHMAN YUSUF 3AEA
7/26/2019 Flexible Manufacturing System 2
29/63
29
L POR N FMS
MUHAMMAD FAHMAN YUSUF 3AEA
7/26/2019 Flexible Manufacturing System 2
30/63
30
L POR N FMS
MUHAMMAD FAHMAN YUSUF 3AEA
1.1.4 Analisis
Pada program otomatis ini, pertama-tama penulis membuat suatu rung
untuk membuat tombol start dan stop dapat berfungsi. Tombol start akan
menyalakan relay internal M8 dan tombol stop akan mematikannya.
Kontak relay M8 yang berarti kondisi startini akan digunakan sebagai
syarat dalam rung selanjutnya.
7/26/2019 Flexible Manufacturing System 2
31/63
31
L POR N FMS
MUHAMMAD FAHMAN YUSUF 3AEA
Penulis kemudian membuat rung untuk program otomatis ini berdasarkan tabel
yang tadi dibuat.
Dapat dilihat pada program diatas,
Syarat agar M0 dapat aktif yaitu Y3-, X0, X1 dan X5. Jika M0 aktif maka ready
position sudah terpenuhi.
Selanjutnya, syarat agar M1 aktif yaitu M0 dan X0. Jika M1 aktif maka gripper
akan bergerak sesuai output yaitu Y3+ (release).
Selanjutnya, masih dalam sequence pertama. Syarat agar Y2 aktif yaitu M1 dan
Y3+ artinya adalah status sedang berada pada sequence 1 dan gripper sudah
dalam keadaan release. Jika syarat terpenuhi maka Y2 akan aktif gripper akan
turun kebawah.
Begitu seterusnya.
7/26/2019 Flexible Manufacturing System 2
32/63
32
L POR N FMS
MUHAMMAD FAHMAN YUSUF 3AEA
Pembuatan program ladder harus sesuai dengan tabel state diagram yang dibuat
sebelumnya karena tabel tersebut dibuat berdasarkan langkah yang diinginkan.
Point kedua, yaitu mereset relay bantu sequence sebelumnya.
Jika sequence selanjutnya aktif yang ditandakan dengan aktifnya relay bantusequence, maka self-holding relay sequence sebelumnya akan direset oleh relay
sequence selanjutnya. Dapat dilihat pada kontak yang dilingkari merah, M2 akan
mematikan M1, lalu M3 akan mematikan M2, begitu seterusnya sampai akhirnya
M6 akan dimatikan oleh M0.
Point tambahan, yaitu menambahkan indikator blink yang menandakan bahwa
tombol start boleh ditekan.
7/26/2019 Flexible Manufacturing System 2
33/63
33
L POR N FMS
MUHAMMAD FAHMAN YUSUF 3AEA
Jika M9 aktif, maka T9 akan memulai waktu hitungnya. T9 mempunyai nilai K5
yang berarti kontak akan aktif setelah 500 mili detik. Setelah 500 milidetik, kontak
NO T9 aktif dan output Y10 yang berupa lampu akan menyala. Selain Y10, T19
juga akan mulai mewaktu. Setelah 500 milidetik, kontak akan aktif, output Y10
akan mati dan timer T9 akan mereset. Begitu seterusnya.
7/26/2019 Flexible Manufacturing System 2
34/63
34
L POR N FMS
MUHAMMAD FAHMAN YUSUF 3AEA
1.2Program 2 : Mode Manual
Pada mode manual, proses hampir mirip dengan proses pada mode
otomatis, namun untuk melanjutkan step selanjutnya operator diharuskan
untuk menekan tombol start lagi.
1.2.1 Diagram Langkah
1.2.2 Solusi
Solusi dari mode operasi ini yaitu dengan menggunakan fungsi increment
yang sudah terdapat pada program GX developer.
Program mode manual lebih mudah dari program mode otomatis karena
pada mode manual terdapat penambahan syarat untuk dapat melanjutkan
ke setiap langkah selanjutnya yaitu tombol start harus ditekan.
Berikut langkah-langkah lengkapnya agar lebih jelas:
Start ditekan gripper membuka
Start ditekan gripper turun
Start ditekan gripper mencekam benda
Start ditekan gripper gripper naik
Start ditekan gripper geser ke kanan, gripper lalu akan berhenti pada
posisi tengah atau posisi awal, berdasarkan sensor warna yang terletak
pada gripper.
Start ditekan gripper turun
Start ditekan gripper membuka, melepas benda kerja
Start ditekan gripper naik
Start ditekan gripper geser ke kiri ke home position
7/26/2019 Flexible Manufacturing System 2
35/63
35
L POR N FMS
MUHAMMAD FAHMAN YUSUF 3AEA
Masalah pada penerapan di stasiun
Setelah dibuat program berdasarkan pemikiran diatas, ternyata muncul
masalah pada kenyataannya. Program tersebut tidak bisa hanya dibuat
sesederhana itu.
Masalah muncul saat langkah belum selesai lalu tombol start ditekan lagi,
langkah selanjutnya akan langsung aktif dan kemungkinannya sangat
besar untuk bertabrakan.
Oleh karena itu dibutuhkan suatu mekanisme pengamanan tombol start,
dimana tombol ini tidak akan mengirim step jika langkah yang sedang
dilakukan belum selesai.
Berikut adalah mekanismenya:
Saat tombol start ditekan, fungsi increment D3 akan bernilai satu.
Saat D3 bernilai satu, fungsi increment D0 akan menambah nilai
incrementnnya. Fungsi increment D0 inilah yang akan mengaktifkan
tiap-tiap langkah pada proses manual.
7/26/2019 Flexible Manufacturing System 2
36/63
36
L POR N FMS
MUHAMMAD FAHMAN YUSUF 3AEA
Walaupun tombol start ditekan terus menerus, nilai increment yang
akan bertambah adalah D3, bukan D0, sehingga step tidak akan
bertambah.
Dengan kata lain, increment D0 hanya bisa ditambah satu kali saja.
Selanjutnya, jika proses sudah beres yang ditandakan dengan
aktifnya masing-masing sensor (misalnya X4 yang dilingkari
merah), nilai D3 akan menjadi nol dan D0 akan dapat ditambah lagi
nilai incrementnya.
Begitu seterusnya.
7/26/2019 Flexible Manufacturing System 2
37/63
37
L POR N FMS
MUHAMMAD FAHMAN YUSUF 3AEA
1.2.3 Program Ladder
Selanjutnya dibuatlah program laddernya menggunakan software GX
developer.
7/26/2019 Flexible Manufacturing System 2
38/63
38
L POR N FMS
MUHAMMAD FAHMAN YUSUF 3AEA
7/26/2019 Flexible Manufacturing System 2
39/63
39
L POR N FMS
MUHAMMAD FAHMAN YUSUF 3AEA
1.2.4 Analisis
Program ini dibuat berdasarkan langkah sekuensial yang telah ditentukan
sebelumnya. Program mode manual ini hampir sama dengan program
mode otomatis, hanya saja untuk melanjutkan ke langkah selanjutnya,
tombol start harus ditekan.
7/26/2019 Flexible Manufacturing System 2
40/63
40
L POR N FMS
MUHAMMAD FAHMAN YUSUF 3AEA
Pada penekanan tombol start yang pertama, nilai increment D0 akan = 1, rung diatas
akan aktif.
Pada langkah ini gripper akan membuka (release) dan turun (down).
Saat telah berada pada posisi bawah (X4 aktif), tombol start dapat melanjutkan
langkah selanjutnya karena nilai D3 atau step inhibitor telah direset.
Pada penekanan tombol start yang kedua, nilai increment D0 akan = 2,
rung diatas akan aktif.
7/26/2019 Flexible Manufacturing System 2
41/63
41
L POR N FMS
MUHAMMAD FAHMAN YUSUF 3AEA
Pada langkah ini gripper akan mencekam benda kerja (grip) dan naik
(up).
Saat telah berada pada posisi atas (X5 aktif), tombol start dapat
melanjutkan langkah selanjutnya karena nilai D3 atau step
inhibitor telah direset.
Untuk langkah yang selanjutnya pun demikian.
1.3Program 3 : Fungsi Reset
Fungsi reset adalah fungsi sekuensial yang berfungsi untuk mengembalikangripper ke posisi awal. Fungsi reset ini bisa dieksekusi jika system sudah
di stop terlebih dahulu dan tombol reset telah ditekan.
1.3.1 Diagram Langkah
Berikut adalah diagram langkah dari fungsi reset.
7/26/2019 Flexible Manufacturing System 2
42/63
42
L POR N FMS
MUHAMMAD FAHMAN YUSUF 3AEA
Bagaimanapun status posisi system, jika fungsi reset dieksekusi maka
langkah berikut akan dieksekusi:
Gripper naik
Jika gripper sudah diatas, gripper bergeser ke kiri
Jika sudah berada pada posisi awal, gripper akan berhenti dan
melakukan pengecekan
Jika terdeteksi ada benda kerja di posisi awal, gripper tidak akan
turun
Jika tidak terdeteksi ada benda kerja di posisi awal, gripper akan
turun
Jika gripper turun dan mencapai posisi bawah, gripper membuka
(release).
Gripper lalu naik dan kembali ke posisi awal.
Jika sudah kembali ke posisi atas, lampu start akan berkedip
menandakan tombol start sudah boleh ditekan.
1.3.2 Solusi
Tidak jauh berbeda dengan program mode otomatis, program fungsi reset
pun dapat dibuatkan tabel state diagramnya yaitu sebagai berikut:
Selain langkah sekuensial dari fungsi reset itu sendiri, penulis juga harus
mempertimbangkan kapan fungsi reset ini boleh dieksekusi.
Nama proses Relay
bantu
Syarat1 Syarat2 Syarat3 Output
Reset
Sequence 1
M13 M13 M14 M15 Y2-
M13 X5 Y0+
Reset
Sequence 2
M14 M13 X1 Y0-
M14 Y0- X0 Y2+
Reset
Sequence 3
M15 M14 X4 Y3+
M15 Y3+ Y2-
M15 X5 Y3-
7/26/2019 Flexible Manufacturing System 2
43/63
43
L POR N FMS
MUHAMMAD FAHMAN YUSUF 3AEA
Akhirnya penulis menulis syarat demikian:
Resetboleh dilakukan jika system telah di stop terlebih dahulu.
Setelah sekuensial reset berestombol start baru boleh ditekan.
1.3.3 Program Ladder
Langkah selanjutnya yaitu menulis program dengan menggunakan GX
developer. Berikut adalah program laddernya:
7/26/2019 Flexible Manufacturing System 2
44/63
44
L POR N FMS
MUHAMMAD FAHMAN YUSUF 3AEA
7/26/2019 Flexible Manufacturing System 2
45/63
45
L POR N FMS
MUHAMMAD FAHMAN YUSUF 3AEA
1.3.4 Analisis
Dapat kita lihat pada potongan program diatas, jika M8 aktif (artinya system
sedang berjalan) maka fungsi reset tidak akan bisa aktif karena terdapat kontak
NC dari M8 (lihat lingkaran merah).
Langkah pertama yang akan dieksekusi yaitu me-reset Y2, gripper akan naik.
Langkah ini dilakukan oleh kontak NO M13.
Jika sequence sedaang berada pada sequence reset 1 (ditandai dengan aktifnya
M13) dan gripper sudah berada diatas, Y0 akan aktif, gripper akan bergeser ke
kiri.
7/26/2019 Flexible Manufacturing System 2
46/63
46
L POR N FMS
MUHAMMAD FAHMAN YUSUF 3AEA
Langkah berikutnya pun demikian, dibuat berdasarkan tabel state diagram yang
sebelumnya dirancang.
Seperti pada program sebelumnya, relay bantu sequence reset sebelumnya akan di
reset oleh relay bantu sequence reset selanjutnya (bisa dilihat pada gambar diatas,
M14 akan mereset M13).
Sebagai pengaman tambahan, jika pada posisi benda kerja awal masih ada benda
kerja (ditandai dengan aktifnya sensor X0), gripper tidak akan turun dan melepasbenda kerja.
1.4Program 4 : Otomatis + Manual + Reset + Start/Stop
Pada program ini, semua mode operasi yaitu otomatis dan manual dan
semua fungsi tambahan seperti reset, stop, start dan lampu indikator semua
digabungkan. Urutan sekuensial pada mode otomatis dan manual adalah
sama seperti program sebelumnya. Oleh karena itu, dalam sub.bab ini
penulis tidak menyertakan diagram langkah dari system.
7/26/2019 Flexible Manufacturing System 2
47/63
47
L POR N FMS
MUHAMMAD FAHMAN YUSUF 3AEA
1.4.1 Flowchart program
Penulis membuat flowchart keseluruhan program ini, langkah pada mode
manual, otomatis, dan reset adalah sama seperti program sebelumnya.
7/26/2019 Flexible Manufacturing System 2
48/63
48
L POR N FMS
MUHAMMAD FAHMAN YUSUF 3AEA
1.4.2 Solusi
Penulis pertama-tama memisahkan blok program, mana yang program
manual, otomatis, dan reset. Sebagai tambahan, fungsi stop juga
ditambahkan.
Penulis lalu membuat syarat untuk setiap blok program untuk aktif yaitu
sebagai berikut:
Blok Program Syarat
Start Tidak dalam keadaan di stop
Tidak sedang melakukan reset
Stop Harus dalam keadaan startReset Tidak dalam keadaan start (sudah di stop)
Otomatis Harus dalam keadaan start
Tombol selector dalam posisi otomatis
Manual Harus dalam keadaan start
Tombol selector dalam posisi manual
Penulis kemudian menambahkan relay bantu internal yang menandakan
aktifnya proses pada setiap blok program.
7/26/2019 Flexible Manufacturing System 2
49/63
7/26/2019 Flexible Manufacturing System 2
50/63
50
L POR N FMS
MUHAMMAD FAHMAN YUSUF 3AEA
7/26/2019 Flexible Manufacturing System 2
51/63
51
L POR N FMS
MUHAMMAD FAHMAN YUSUF 3AEA
7/26/2019 Flexible Manufacturing System 2
52/63
52
L POR N FMS
MUHAMMAD FAHMAN YUSUF 3AEA
7/26/2019 Flexible Manufacturing System 2
53/63
53
L POR N FMS
MUHAMMAD FAHMAN YUSUF 3AEA
7/26/2019 Flexible Manufacturing System 2
54/63
54
L POR N FMS
MUHAMMAD FAHMAN YUSUF 3AEA
7/26/2019 Flexible Manufacturing System 2
55/63
55
L POR N FMS
MUHAMMAD FAHMAN YUSUF 3AEA
7/26/2019 Flexible Manufacturing System 2
56/63
56
L POR N FMS
MUHAMMAD FAHMAN YUSUF 3AEA
7/26/2019 Flexible Manufacturing System 2
57/63
57
L POR N FMS
MUHAMMAD FAHMAN YUSUF 3AEA
7/26/2019 Flexible Manufacturing System 2
58/63
58
L POR N FMS
MUHAMMAD FAHMAN YUSUF 3AEA
1.4.4 Analisis
Seluruh blok program auto, manual, reset dan start adalah sama seperti pada
program sebelumnya, oleh karena itu tidak akan dianalisis.
Pertama-tama penulis memberikan relay bantu internal pada blok program start,
reset, dan stop. M8 menandakan status start, M12 menandakan reset aktif, M11
menandakan stop aktif.
Selanjutnya, syarat agar dapat di start adalah tidak dalam keadaan stop dan tidak
sedang melakukan reset, oleh karena itu digunakanlah kontak NC M11(stop ) dan
M12(reset).
7/26/2019 Flexible Manufacturing System 2
59/63
59
L POR N FMS
MUHAMMAD FAHMAN YUSUF 3AEA
Kemudian, syarat agar dapat direset adalah tidak dalam keadaan start (sudah di
stop), oleh karena itu digunakanlah kontak NC M8(start).
Selanjutnya, syarat agar dapat di stop adalah harus dalam keadaan start, oleh
karena itu digunakanlah kontak NO M8(start).
Syarat agar memasuki mode otomatis adalah harus dalam keadaan start dan
tombol selector dalam posisi otomatis, oleh karena itu digunakanlah kontak
NO M8(start) dan kontak NO X12(selector).
Syarat agar memasuki mode manual adalah harus dalam keadaan start dan
tombol selector dalam posisi manual, oleh karena itu digunakanlah kontak
NO M8(start) dan kontak NC X12(selector).
7/26/2019 Flexible Manufacturing System 2
60/63
60
L POR N FMS
MUHAMMAD FAHMAN YUSUF 3AEA
2. Optimalisasi sistem mekanik pada stasiun
Sistem mekanik pada stasiun terkadang mengalami beberapa masalah yaitu
:
Gripper lepas dari tempatnya.
Pergerakan di sumbu horizontal (kiri-kanan) bisa sangat lamban.
Pada saat pertama angin dinyalakan, timbul pergerakan sesaat yang
sangat cepat.
Karena factor sebelumnya, seringkali tempat berhenti tidak pas
dengan tempat benda kerja reject (pada saat gripper berhenti di
tengah untuk menaruh benda reject).
Terdapat beberapa bagian yang longgar.
Untuk mengatasi masalah tersebut, penulis dan rekan berusaha melakukan
perbaikan dengan cara:
Mengencangkan baut untuk mengunci gripper agar tidak lepas lagi.
Mengatur aliran udara yang masuk pada actuator horizontal (kiri-
kanan) dengan cara mengencangkan atau melonggarkan baut kecil
pada pangkal actuator.
Saat pertama kali angin dinyalakan, knob utama pengatur angin
tidak dibuka sekaligus, tapi secara bertahap dan pelan-pelan.
Mengatur posisi sensor yang ada di tengah actuator horizontal (rel)
sehingga gripper dapat berhenti pada posisi yang benar.
Mengencangkan beberapa mur dan baut yang longgar
menggunakan kunci.
7/26/2019 Flexible Manufacturing System 2
61/63
61
L POR N FMS
MUHAMMAD FAHMAN YUSUF 3AEA
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
FMS adalah suatu system manufaktur otomatis yang dikontrol oleh
komputer.
FMS terdiri dari beberapa stasiun yang kemudian bisa diintegrasikan.
Tujuan system FMS adalah untuk memudahkan operator dalam proses
produksi, selain itu juga untuk meningkatkan kualitas produksi.
Keuntungan menggunakan system FMS ini adalah diantaranya dapat
mengurangi ongkos produksi dari suatu barang dan juga menambah
efisiensi produksi karena semua system terotomatisasi dan hampir
tidak ada campur tangan manusia.
Hasil produksi dan kualitas produksi dapat dijaga karena produksi
dilakukan oleh mesin yang tidak mudah lelah, tidak seperti tenaga
manusia yang mudah lelah dan terkadang tidak akurat.
Pemrograman menggunakan PLC Mitsubishi tergolong mudah karena
produsen PLC Mitsubishi telah menyediakan software untuk
memprogram PLC tersebut, bahasa yang digunakan juga dapat
menggunakan ladder.
Dibutuhkan kerjasama tim dalam praktikum mengingat stasiun hanya
ada satu dan dipakai oleh 6 orang.
2. Saran
Sebaiknya, PLC yang digunakan bukanlah Mitsubishi karena program
tidak bisa disimulasikan dan harus dicoba langsung pada stasiun.
Jumlah stasiun sebaiknya disesuaikan dengan jumlah mahasiswa yang
melakukan praktikum agar tiap-tiap mahasiswa dapat mencoba
stasiun dengan optimal. Pada praktikum yang penulis lakukan,
7/26/2019 Flexible Manufacturing System 2
62/63
7/26/2019 Flexible Manufacturing System 2
63/63
L POR N FMS
MUHAMMAD FAHMAN YUSUF 3AEA
DAFTAR PUSTAKA
http://sispromasi.bie.telkomuniversity.ac.id/flexible-manufacturing-
system-fms/diakses 13 maret 2016 22:35
http://dokumen.tips/download/link/gx-developer-558b0bb5cd7f0 diakses
16 maret 2016 00:40
http://antonsuwanto.blogspot.co.id/2015/02/cara-upload-program-plc-
mitsubishi-fx0.htmldiakses 16 maret 2016 00:40.
http://sispromasi.bie.telkomuniversity.ac.id/flexible-manufacturing-system-fms/http://sispromasi.bie.telkomuniversity.ac.id/flexible-manufacturing-system-fms/http://sispromasi.bie.telkomuniversity.ac.id/flexible-manufacturing-system-fms/http://dokumen.tips/download/link/gx-developer-558b0bb5cd7f0http://antonsuwanto.blogspot.co.id/2015/02/cara-upload-program-plc-mitsubishi-fx0.htmlhttp://antonsuwanto.blogspot.co.id/2015/02/cara-upload-program-plc-mitsubishi-fx0.htmlhttp://antonsuwanto.blogspot.co.id/2015/02/cara-upload-program-plc-mitsubishi-fx0.htmlhttp://antonsuwanto.blogspot.co.id/2015/02/cara-upload-program-plc-mitsubishi-fx0.htmlhttp://antonsuwanto.blogspot.co.id/2015/02/cara-upload-program-plc-mitsubishi-fx0.htmlhttp://dokumen.tips/download/link/gx-developer-558b0bb5cd7f0http://sispromasi.bie.telkomuniversity.ac.id/flexible-manufacturing-system-fms/http://sispromasi.bie.telkomuniversity.ac.id/flexible-manufacturing-system-fms/