[FIX] R2 ATL Diva Pradita 1406533131

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/17/2019 [FIX] R2 ATL Diva Pradita 1406533131

    1/30

    Laboratorium Mekanika Tanah

    Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik

    Universitas Indonesia 

     NAMA PRAKTIKAN : Diva Pradita` 1406533131 

    Faiz Firdaus 1406578306

    Chayatama Ramadhan 1406533333

    KELOMPOK : R2

    TANGGAL PRAKTIKUM : 22 Maret 2016

    JUDUL PRAKTIKUM : ATTERBERG LIMIT  

    ASISTEN : Sarah Pramiarsih

    PARAF DAN NILAI :

     LIQUID LIMIT (BATAS CAIR)

    I.  PENDAHULUAN

    A.  Standar Acuan

    ASTM D 4318 "Standard Test Methods for Liquid Limit, Plastic Limit, and Plasticity

     Index of Soils"

    AASHTO T 89 " Determining the Liquid Limit of Soils"

    SNI 1967:2008 "Cara uji penentuan batas cair tanah"

    B.  Maksud dan Tujuan

    Mencari kadar air pada liquid limit  (batas cair) dari sampel tanah.

    Hasil uji batas cair ini dapat diterapkan untuk menentukan konsistensi perilaku

    material dan sifatnya pada tanah kohesif, dimana konsistensi tanah tergantung dari

    nilai batas cairnya.Disamping itu, nilai batas cair ini dapat digunakan untuk

    menentukan nilai indeks plastisitas tanah yaitu nilai batas cair dikurangi dengan nilai

     batas plastis.

    C.  Alat dan Bahan 

    a)  Alat

    •  Alat Cassagrande

    •  Standard grooving tool

    •  Can

    •  Spatula

    •  Mangkuk porselin

  • 8/17/2019 [FIX] R2 ATL Diva Pradita 1406533131

    2/30

    Laboratorium Mekanika Tanah

    Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik

    Universitas Indonesia 

    •  Oven

    •  Timbangan dengan ketelitian 0.01 gram

    • 

    Botol penyemprot

     b)  Bahan

    •  Sampel tanah lolos saringan No. 40 ASTM sebanyak ± 1 kg

    •  Air suling

    D.  Teori dan Rumus yang Digunakan 

    Di dalam laboratorium, liquid limit   didefinisikan sebagai kadar air dimana

    sampel tanah yang telah dimasukkan pada alat cassagrande, dibuat celah di

    tengahnya dengan standard grooving tool  lalu alat cassagrande  diputar dengan

    kecepatan 2 ketukan per-detik dan tinggi jatuh 10 mm, sehingga pada ketukan ke-25

    sampel tanah yang digores dengan grooving tool merapat sepanjang 0,5 inch.

    Dalam batas cair kita mempelajari kadar air dalam keadaan tertentu. Dalam hal

    ini hanya dipelajari/diuji dalam tiga keadaan, yaitu batas cair, batas plastis, dan batas

    susut dari tanah, atau secara skematis diwakili pada sebuah diagram yaitu:

    Gambar 1.1 Diagram Atterberg Limit

    Sumber : Budhu, Muni. Soil Mechanics and Foundation 3rd Edition. United States.

    Semakin ke kiri diagram di atas, kadar airnya semakin sedikit. Batas cair ini

    ditentukan dengan percobaan memakai alat percobaanliquid limit .Alat ini

  • 8/17/2019 [FIX] R2 ATL Diva Pradita 1406533131

    3/30

    Laboratorium Mekanika Tanah

    Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik

    Universitas Indonesia 

    dikembangkan oleh Cassagrande  dan besarnya batas cair ditentukanpada ketukan

    ke-25.

    W = w1 − w2w2 − w3  x 100 % 

    Dimana :

    W = kadar air

    w1 = berat tanah basah + can

    w2 = berat tanah kering + can

    w3= berat can

    E.  Teori Tambahan 

    Untuk mengetahui tingkat keadaan batas-batas konsistensi tanah, kita ambil

    contoh tanah berbutir halus (lempung atau lanau)yang dicampur dengan air sehingga

    mencapai keadaan cair. Apabilacampuran ini dibiarkan mengering perlahan-lahan

    (tanpa dioven ataudipanaskan), maka tanah tersebut akan melalui beberapa tingkat

    keadaantertentu dari keadaan cair sampai padat. Kadar air menentukan terjadinya

     perubahankondisi tanah bervariasi antara tanah yang satu dengan yang lain.

    Konsistensinya tergantung pada interaksi antar partikel-partikel mineral lempung.

    Penurunan kadar airmengakibatkan penipisan tebal lapisan kation dan juga

    menyebabkan naiknya nilai gayatarik-menarik antar partikel. Untuk suatu jenis tanah

    yang akan mencapai kondisi plastis,besarnya gaya-gaya antar partikel harus

    sedemikian rupa sehingga partikel-pertikel tersebutbebas tergelincir relatif terhadap

    sesamanya, dengan tetap mempertahankan kohesi di antaramereka. Penurunan kadar

    air juga mengakibatkan reduksi volume tanah, baik dalam keadaancair, plastis,maupun semi padat.

    Konsistensi tanah adalah resitensi tanah dibergagai kadar air untuk tekanan

    mekanis atau manipulasi. Konsistensi tanah umumnya digambarkan pada tiga

    tingkatan kelembaban tanah yaitu basah, lembab dan kering. Konsistensi dari sampel

    tanah berubah dengan bertambahnya jumlah air yang hadir. Perubahan konsistensi

    tanah dapat diukur secara akurat di laboratorium mengikuti prosedur standar yang

    ditentukan berdasarkan Atterberg Limit. Atterberg Limit adalah ukuran dasar tanah

  • 8/17/2019 [FIX] R2 ATL Diva Pradita 1406533131

    4/30

    Laboratorium Mekanika Tanah

    Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik

    Universitas Indonesia 

    halus. Tergantung pada kadar air dalam tanah, yang terdiri dari 4 macam yaitu padat,

    semi padat, plastik dan cair.

    Sumber : Ir. Djatmiko Soedarmo, Ir Edy Purnomo. 1993. Mekanika Tanah 1. Malang : Penerbit Kanisius

    II. PRAKTIKUM

    a.  Persiapan Praktikum 

    1. 

    Menyiapkan tanah lolos saringan no. 40 ASTM, dengan kondisi kering udara

    2.  Memastikan kebersihan alat

    3.  Mengkalibrasi timbangan yang akan digunakan

    4. 

    Menyiapkan botol penyemprot dan air suling

    5.  Menyiapkan dan mengeringkan can yang diperlukan

     b.  Jalannya Praktikum

    1.  Memasukkan sampel tanah kedalam mangkuk porselin dan kemudian

    mencampurnya dengan air suling dan diaduk dengan spatula hingga homogen.

    2.  Memasukkan sampel tanah kedalam mangkuk cassagrande selapis demi selapis

    dan diusahakan tidak ada udara diantara setiap lapisan dengan spatula. Tebal

    tanah yang dimasukkan kurang lebih hingga setebal 0.5 inch pada bagian

    tengahnya.

    3.  Membuat celah di tengah-tengah tanah dalam mangkuk cassagrande  dengan

    menggunakan grooving tool dalam arah tegak lurus mangkuk dilakukan dengan

    hati-hati agar tidak terjadi retak pada bagian bawahnya.

    4.  Menjalankan alat cassagrande dengan kecepatan konstan 2 putaran perdetik dan

    tinggi jatuh 1 cm, dilakukan hingga tanah tepat merapat 0.5 inch. Pada saat itu

    alat cassagrande dihentikan dan jumlah ketukan dicatat.

    5. 

    Menimbang can terlebih dahulu, lalu mengambil sebagian tanah dalam mangkuk

    cassagrande  dan memasukkanya kedalam can  dan ditimbang berat can  dan

    tanah.Terakhir, memasukkacan dan tanah ke dalam oven.

    6.  Mengulangi seluruh langkah diatas untuk lima sampel dengan nilai ketukan

    antara 10 hingga 50 ketukan, hal ini dibantu dengan cara menambahkan air suling

    atau menambahkan tanah.

    7.  Setelah kurang lebih 18 jam dalam oven, sampel tanah dikeluarkan dari oven dan

    ditimbang kembali.

    8.  Menghitung kadar airnya.

  • 8/17/2019 [FIX] R2 ATL Diva Pradita 1406533131

    5/30

    Laboratorium Mekanika Tanah

    Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik

    Universitas Indonesia 

    PENGOLAHAN DATA 

    A.  Data Pengamatandan Pengolahan data hasil Praktikum 

    Rumus menghitung kadar air, yaitu:

    W =w1 − w2w2 − w3  x 100 % 

    Tabel 1.1 Data Percobaan Liquid Limit

    Interval1

    Interval2

    Interval3

    Interval4

     Berat tanah basah

    + can (w1 ) 34,29 32,26 33,83 38,91

     Berat tanah kering+ can (w 2)  22,05 22,88 21,67 26,67

    Can (w 3 ) 4,34 8,58 4,38 9,18

    Uap air (w1 - w 2 ) 12,24 9,38 12,16 12,24

    Water content (W) 69,11% 65,59% 70,33% 69,98%

     Ketukkan 13 24 29 34

    Kadar air rata-rata yang didapatkan adalah:

    W =69,11% + 65,59% + 70,33% + 69,98%

    4= 68,75%

    Cara Menentukan Nilai Liquid Limit

    Cara 1 : Dengan menggunakan kurva Liquid Limit

    y = 0.953ln(x) + 65.74

    60

    70

    80

    0 10 20 30 40

    Series1Kadar Air

    Grafik Liquid Limit (LL)

  • 8/17/2019 [FIX] R2 ATL Diva Pradita 1406533131

    6/30

    Laboratorium Mekanika Tanah

    Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik

    Universitas Indonesia 

    Maka, didapatkan Persamaan Garisnya:

      = = a ln(x) + by = 0.953ln(x) + 65.74

    Pada ketukkan 25 akan menghasilkan LL atau y sebagai berikut:

      = = 0.953 ln(25) + 65,74= 68,80 %

    Jadi, besar LL pada cara pertama (LLcara 1)) sebesar 68,80 %

    Cara 2.

    •  Ketukkan 13 : LLI = 69,11 13250.121

      = 63,85% 

    Dengan menggunakan rumus berikut:

    LL = Wn � N25

    0.121

     

    Keterangan :

    LL = Liquid limit  

    Wn  = kadar air pada ketukan ke-n

     N = jumlah ketukan

    LLn = Wn � N250.121

     

    •  Ketukkan 24 : LLII = 65,59 24250.121

      = 65,26% 

    •  Ketukkan 29 :LLIII = 70,33 29250.121

      = 71,60% 

    •  Ketukkan 34 : LLIv = 69,98 34250.121

      = 72,63% 

    LLcara2 =63,85% + 65,26% + 71,6% + 72,63%

    4= 68,34% 

    Jadi, besar LL pada cara kedua (LLcaraII )) sebesar 68,34%

      Kesalahan Relatif

    |LLcara 2−LLcara 1|LLcara 2 ×

    100%=

    |68,80%−68,34%|68,34%  ×

    100 % = 0.67%

  • 8/17/2019 [FIX] R2 ATL Diva Pradita 1406533131

    7/30

    Laboratorium Mekanika Tanah

    Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik

    Universitas Indonesia 

    Harga Flow Index (FI)

    Flow Indexdihasilkan dari nilai kadar air pada ketukan 100 dan ketukan 10.

    Padacara 1

      =   = 67,93%≫     100   = y = 0.953 ln(100) + 65.74

      =   = 70,13%

    Maka diperoleh harga Flow Index (FI) sebesar :

      () = (=100 ) −   (=10)= 70,13% - 67,93%

    = 2,2%

    :

      = = a ln(x) + b≫     10  = y = 0.953 ln(10) + 65.74

  • 8/17/2019 [FIX] R2 ATL Diva Pradita 1406533131

    8/30

    Laboratorium Mekanika Tanah

    Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik

    Universitas Indonesia 

    IV. ANALISIS 

    A.  Analisa Percobaan

    Percobaan ini bertujuan menentukan kadar air pada batas cair ( Liquid Limit) 

    dari sampel uji tanah. Tanah yang digunakan adalah tanah yang telah disiapkan

    sebelumnya tanah yang lolos saringan No. 40 ASTM.

    Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat-alat sesuai prosedur yaitu

    cassagrande, porselin, spatula dan standard grooving tool. Tanah yang telah

    disiapkan sebelumnya dimasukkan ke dalam mangkuk porselin dan ditambahkan air

    suling, tanah dibuat menjadi homogen dengan diaduk menggunakan spatula.

    Digunakan air suling karena air suling telah mengalami tingkat kemurnian yang

    tinggi karena tidak mengandung mineral dan partikel organik. Keadaan homogen

    dapat dicirkan ketika tanah dan air sudah tidak dapat dibedakan lagi atau telah

    menyatu. Setelah sampel tanah homogen masukkan kedalam alat cassagrande 

    selapis demi selapis dan diratakan agar tidak ada rongga udara yang terperangkap.

    Tebal tanah pada bagian tengah kurang lebih 0,5 inch. Setelah itu gunakan grooving

    tool  dengan arah tegak lurus terhadap porselin dan dilakukan dengan sekali tarik

    hingga terbelah lapisan tanah di dalam cassagrande agar jarak celah antara kiri dankanan sama besar. Selain itu dilakukan sekali penarikan agar celah tanah terbentuk

    hingga dasar cassagrande  sampai dasar dan menghindarkan penarikkan yang

    membelok ketika dilakukan sekali penarikan. Kemudian, kalibrasi alat cassagrande 

    dengan memutarkan skala putarannya ke 0 dan nyalakan mesin dengan kecepatan

    konstan 2 putaran per detik dan tinggi jatuh sebesar 1 cm dengan tujuan tanah

    merapat 0,5 inch. Setelah tanah merapat, dilakukan pembacaan pada skala ketukkan

    cassagrande. Tanah di cassagrande  dipindahkan ke can dan dihitung beratnya.

    Dalam percobaan ini ketukkan yang ingin dicapai adalah 25 ketukkan, namun karena

    sulit untuk sekali percobaan mendapatkan 25 ketukkan, maka digunakan 4 interval

    diantaranyam yaitu 11-20, 21-25, 26-30 dan 31-40. Cara yang sama dilakukan di

    masing-masing interval sehingga didapat 4 tanah dan can kemudian dimasukkan ke

    dalam oven salam kurang lebih 18 jam

  • 8/17/2019 [FIX] R2 ATL Diva Pradita 1406533131

    9/30

    Laboratorium Mekanika Tanah

    Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik

    Universitas Indonesia 

    B.  Analisis Hasil

    Setelah mendapatkan data dari hasil praktikum maka praktikan melakukan

     pengolahan data untuk menentukan kadar air pada batas cair ( Liquid Limit ).

    Berdasarkan 4 interval, didapatkan ketukkan ke 13, 24, 29 dan 34. Perhitungan

    dalam menentukan Liquid Limit  dapat menggunakan 2 cara, pertama adalah dengan

    menghitung kadar air pada setiap ketikkan kemudian dibuat dalam bentuk grafik.

    Persamaan garisnya dibuat dengan persamaan logaritma sehingga diperoleh kurva

    dengan persamaan y = 0.953 ln(x) + 65.74 sehingga pada ketukkan ke 25, didapat

    kadar air sebesar 68,80%.

    Pada cara 2, untuk meentukan batas cair menggunakan persamaan

    LL = Wn � N25

    0.121

     

    Dengan memasukkan nilai n berdasarkan nilai ketukkan yang didapat di 4 interval

    dalam persamaan, didapatkan hasil ketukkan ke-13 dengan nilai 63,85%, ketukkan

    ke-24 sebesar 65,26%,, ketukkan ke-29 sebesar 71,6% dan ketukkan ke-34 sebesar

    72,63%. Data yang didapat tidak sesuai teori, seharusnya kadar air pada ketukkan

    ke-13 lebih besar dari ketukkan ke-24 dan ketukkan ke-24 lebih besar dari ketukkan

    ke-29 dan ketukkan le-29 lebih besar dari ketukkan ke-34. Karena ketika ketukkan

    yang dihasilkan semakin kecil maka semakin besar nilai kadar air yang dihasilkan,

    seperti yang kita ketahui kadar yang tinggi dalam tanah maka akan semakin mudah

    y = 0.953ln(x) + 65.74

    60

    70

    80

    0 10 20 30 40

    Series1Kadar Air

    Grafik Liquid Limit (LL)

  • 8/17/2019 [FIX] R2 ATL Diva Pradita 1406533131

    10/30

    Laboratorium Mekanika Tanah

    Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik

    Universitas Indonesia 

    tanah untuk bergerak dan menyatukan celah dalam porselin sehingga didapat

    ketukkan yang lebih kecil. Dengan mengambil rata-rata dari 4 data tersebut maka

    didapat nilai kadar air menggunakan cara 2 sebesar 68,34%.

    Setelah mendapatkan nilai kadar air menggunakan 2 cara, dalam praktikum

     Liquid Limit   praktikan juga menetukan nilai dari Flow Index (FI). Nilai FI adalah

    indikator laju kehilangan kuat geser seiring bertambahnya kadar air pada tanah.

    Dengan menggunakan persamaan garis yang didapat pada cara 1 sehingga besar FI

    adalah 2,2%. Dengan nilai FI positif mengindikasikan bahwa tekanan air pori

    memiliki nilai yang besar sebagai tenaga pendorong sehingga memungkinkan

    terjadinya kelongsoran tanah, selain itu, aliran air yang tinggi dapat menyebabkan

     pengikisan lapisan tanah atau erosi. 

    C. Analisis Kesalahan

    Dalam praktikum, kesalahan percobaan dapat disebabakan oleh berbagai

    faktor yang sering kali diakibatkan oleh praktikan. Faktor-faktor kesalahan yang

    mungkin terjadi dalam praktikum Liquid Limit  antara lain :

    •  Tanah yang dimasukkan ke alat cassagrande  belum tercampur secara merata

    ketika diaduk dalam porselin. Sehingga mempengaruhi nilai kadar air yang

    dihasilkan.

    •  Peletakkan tanah di alat cassagrande  tidak setebal 0,5inch sehingga

    mempengaruhi nilai ketukkan yang didapat dari tiap interval.

    •  Tidak tegak lurusnya penggunaan grooving tool  sehingga tidak menghasilkan

    celah 0,5 inch sehingga mempengaruhi jumlah ketukkan yang didapat.

    •  Kesalahan pencatatan dari timbangan ke data pengamatan praktikan sehingga

    menghasilkan nilai yang berbeda dari sebenarnya dengan yang diolah praktikan.

    V. KESIMPULAN

    1.  Nilai Liquid Limit  yang didapat dari cara 1 sebesar 68,80% dan hasil dari cara 2

    sebesar 68,34%

    2.  Nilai Flow Index (FI) adalah sebesar 2,2%

    3. 

    Kesalahan Relatif sebesar 0,67%

  • 8/17/2019 [FIX] R2 ATL Diva Pradita 1406533131

    11/30

    Laboratorium Mekanika Tanah

    Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik

    Universitas Indonesia 

    VI. REFERENSI 

    Laboratorium Mekanika Tanah,  Buku Panduan Praktikum Mekanika Tanah,Depok:

    Fakultas Teknik Universitas Indonesia.

    Ir. Djatmiko Soedarmo, Ir Edy Purnomo. 1993.  Mekanika Tanah 1. Malang : Penerbit

    Kanisius

    Craig, R.F. Craig's soil Mechanic 7th edition. Dundee: 2003 

  • 8/17/2019 [FIX] R2 ATL Diva Pradita 1406533131

    12/30

    Laboratorium Mekanika Tanah

    Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik

    Universitas Indonesia 

    VII. LAMPIRAN

     Lampiran 1. Pengadukkan homogen di porselin

  • 8/17/2019 [FIX] R2 ATL Diva Pradita 1406533131

    13/30

    Laboratorium Mekanika Tanah

    Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik

    Universitas Indonesia 

     PLASTIC LIMIT  (BATAS PLASTIS)

    I. 

    PENDAHULUAN

    A.  Standar Acuan

    ASTM D 4318 "Standard Test Methods for Liquid Limit, Plastic Limit, and

    Plasticity Index of Soils"

    AASHTO T 90"Determining The Plastic Limit and Plasticity Index Of Soils"

    SNI 1966:2008 "Cara uji penentuan batas plastis dan indeks plastisitas tanah"

    B. 

    Maksud dan Tujuan 

    Mencari kadar air pada batas plastis ( plastic limit ) dari sebuah sampel tanah

    atau untuk menentukan batas terendah kadar air ketika tanah dalam keadaan plastis,

    dan angka Indeks Plastisitas suatu tanah.

    C.  Alat dan Bahan 

    a. 

    Alat

     

    Pelat kaca

    •  Container

    •  Spatula

    •  Mangkuk porselin

    •  Oven

    •  Timbangan dengan ketelitian 0.01 gram

     b.  Bahan

    • 

    Sampel tanah lolos saringan No. 40 ASTM

    •  Air suling

    D.  Teori dan Rumus yang Digunakan 

    Di dalam laboratorium, plastic limit didefinisikan sebagai kadar air pada batas

    dimana contoh tanah digulung pada pelat kaca hingga mencapai diameter kurang lebih

    ⅛ inch (3.2 mm) dan tanah tersebut tepat retak  –retak halus.

    Dari percobaan ini dapat ditentukan Plastic Index (IP), dimana:Ip= LL-PL

  • 8/17/2019 [FIX] R2 ATL Diva Pradita 1406533131

    14/30

    Laboratorium Mekanika Tanah

    Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik

    Universitas Indonesia 

    Kadar air tanah dalam keadaan aslinya biasanya terletak antara batas plastis

    dan batas cair. Rumusan yang digunakan adalah:

    W = w1 − w2w2 − w3  x 100 % 

    Dengan:

    W = kadar air

    w1 = berat tanah basah + can

    w2 = berat tanah kering + can 

    w3  = berat can

    E.  Teori Tambahan 

    Batas Platis adalah kadar air yang merupakan batas antara konsistensi tanah

    dalam keadaan semi platis dan keadaan plastis. Plastic Limit adalah sebuah

     presentase dimana tanah yang berubah dengan penurunan basah dari plastic untuk

    konsistensi semi padat. Sebuah peningkatan kecil dalam air diatas batas plastisk

    akan menghancurkan kohesi tanah. Uji batas plastic didefinisikan oleh ASTM uji

    standar Metode D431.

    Batas plastik adalah salah satu dari 5 batas yang dikembangkan oleh

    A.Atterberg, seorang ilmuwan Swedia. Batas plastic adalah salah satu yang paling

    umum dilakukan dari Batas Atterberg Limit. Tes ini digunakan secara intternasional

    untuk mengklasifikasikan tanah. Batas plastic didefinisikan sebagai kadar air

    dimanatanah mulai berperilaku sebagai plastik. Bahan plastik dicetak menjadi

     berbentuk. Jika kadar air dibawah batas plastik, itu dianggap berperilaku solid, atau

     bahan non plastis. Batas cair didefinisikan sebagai kadar air di mana tanah

     berperilaku seperti cairan.

    Sumber : Ir. Djatmiko Soedarmo, Ir Edy Purnomo. 1993. Mekanika Tanah 1. Malang : Penerbit Kanisius

  • 8/17/2019 [FIX] R2 ATL Diva Pradita 1406533131

    15/30

    Laboratorium Mekanika Tanah

    Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik

    Universitas Indonesia 

    II. PRAKTIKUM

    a.  Persiapan 

    1. 

    Membersihkan alat-alat yang akan digunakan

    2.  Mempersiapkan botol penyemprot dan air suling

    3.  Mempersiapkan tanah lolos saringan No.40 ASTM

    4.  Menimbang berat container

     b. 

    Jalannya Praktikum 

    1.  Memasukkan contoh tanah kedalam mangkuk porselin dan kemudian

    menimbangnya dan mencampurnya dengan air suling dan diaduk dengan

    spatula hingga homogen. 

    2.  Mengambil contoh tanah tersebut sedikit lalu menggulungnya diatas kaca

    sampai berdiameter1

    8  inch. Bila kadar air berlebih pada waktu contoh tanah

    mencapai diameter1

    8  inch tidak terjadi retak-retak maka percobaan ini harus

    diulang kembali dangan menambahkan contoh tanah. Sedangkan bila kadar air

    kurang, contoh tanah akan retak-retak sebelum mencapai diameter1

    8  inch.

    Percobaan ini harus diulang kembali dengan menambah air sehingga contoh

    tanah tepat retak-retak pada waktu mencapai diameter1

    8  inch.

    3.  Contoh tanah yang mulai retak-retak halus pada diameter1

    8  inch dimasukkan

    kedalam container   yang sudah ditimbang beratnya. Berat tanah minimum

    adalah 15 gr.

    4.  Container   harus secepatnya ditutup agar kadar airnya tidak berkurang karena

     penguapan. Container  yang telah berisi tanah tersebut kemudian ditimbang .

    5. 

    Memasukkan container  dalam keadaan terbuka kedalam oven berisi tanah yang

    telah ditimbang guna mencari kadar airnya. Pada saat menghitung kadar air

     jangan lupa untuk menambahkan berat penutup container   agar berat total

    container  seperti pada saat menimbang berat tanah basah sebelumnya.

  • 8/17/2019 [FIX] R2 ATL Diva Pradita 1406533131

    16/30

    Laboratorium Mekanika Tanah

    Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik

    Universitas Indonesia 

    III. PENGOLAHAN DATA 

    A. Data Hasil Praktikum 

    W = w1 − w2w2 − w3  x 100 % 

    Tabel 1.3 Data Percobaan Plastic Limit  

    R2  R11 

    Berat Tanah Basah + can(W1)  37,40 gram 37,42 gram

    Berat Tanah Kering + can(W2)  33,38 gram 32,85 gram

    Berat can(W3)  21,58 gram 20,87 gram

    Berat Tanah Kering(W2 – W3) 11,80gram 11,98 gram

    Berat Air(W1 – W2) 3,72 gram 4,57 gram

    Kadar Air

    =  −  −    %  34,06% 38,14%

    Kadar airrata-rata ( plastic limit)  36,10%

     Plastic Index (Ip)

    Diketahui Liquid Limit cara II adalah

    LL = 68,34%

    PL = Kadar Air Rata-Rata = 36,10%

    I p  = LL – PL

    = 68,34% – 36,10%

    = 32,24%

  • 8/17/2019 [FIX] R2 ATL Diva Pradita 1406533131

    17/30

    Laboratorium Mekanika Tanah

    Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik

    Universitas Indonesia 

    IV. ANALISIS 

    A. Analisa Percobaan

    Praktikum Plastic Limit   bertujuan mencari kadar air pada batas plastis dan

    Indeks Plastisitas sampel tanah uji. Persiapan yang dilakukan sama halnya seperti

     Liquid Limit , yaitu tanah yang telah lolos saringan No. 40 ASTM.

    Hal pertama yang dilakukan praktikan adalah menyiapkan mangkuk porselin

    dan diisi dengan tanah yang telah disiapkan sebelumnya. Tanah dimasukkan sedikit

    demi sedikit dan ditambahkan air suling dan diaduk menggunakan spatula hingga

    tercampurnya tanah yang homogen. Homogen artinya tanah dengan air suling telah

    tercampur merata shingga telah menjadi jenuh merata. Campuran tanah yang telah

    homogen diambil secukupnya dan diletakkan diantara kedua telapak tangan untuk di

    gulung-gulung. Tujuan penggulungan ditelapak tangan adalah untuk mengurangi kadar

    air yang berlebih dan tidak meninggalkan bercak pada plat kaca. Setelah penggulungan

    di tangan, lakukan penggulungan di atas plat kaca hingga gulungan tanah tersebut

     berdiameter 1/8 inch. Gulungan tanah yang berdiameter 1/8 inch harus dalam keadaan

    retak halus, jika tanah telah retak sebelum berdiameter 1/8 inch maka tanah kekurangan

    kadar air dan harus dilakukan pengulangan penggulungan, jika tanah tidak retak-retak pada diameter 1/8 inch maka tanah kelebihan kadar air dan harus dilakukan

     penggulungan ulang. Setelah itu ptaktikan menyiapkan container   dan mencatat

     beratnya. Setelah didapatkan tanah berdiameter 1/8 inch dan retak halus maka

     pindahkan ke container dalam keadaan tertutup agar tidak terjadi penguapan dan

     berkurangnya kadari air yang akan diuji. Penggulungan dilakukan hingga mendapatkan

     berat tanah minimal 15 gram. Praktikan mendapatkan berat tanah sebesar 15,82 gram

    dan setelah itu praktikan memasukkannya ke oven dalam keadaan tutup container  yang

    terbuka selama kurang lebih 18 jam dengan tujuan agar mempermudah aliran uap air

    keluar dan penguapan merata hingga secara merata keseluruhan dari isi container .

    Keesokkan harinya setelah kurang lebih 18 jam praktikan mengeluarkan sampel tanah

    tersebut untuk menimbangnya dan mencatatnya dalam data pengamatan yang

    selanjutnya dilakukan pengolahan data untuk mendapatkan nilai kadar air tanah uji

    tersebut.

  • 8/17/2019 [FIX] R2 ATL Diva Pradita 1406533131

    18/30

    Laboratorium Mekanika Tanah

    Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik

    Universitas Indonesia 

    B. Analisis Hasil

    Berdasarkan data pengamatan dan pengolahan data yang telah dilakukan

     praktikan untuk mencari kadar air pada batas plastis dan nilai Indeks Plastisitas maka

    diperoleh nilai Plastic Limit  adalah 36,10% dan nilai Indeks Plastisitas sebesar 32,24%

    dan dari prakrikum LL sebelumnya, didapat nilai Liquid Limit  sebesar 68,34% sehingga

    tanah dapat diklasifikasikan sebagai :

    Gambar 2.1 Typical Values of Liquid Limit, Plastic Limit, and Activity of Some Clay Minerals 

    (Sumber :Principles of Geotechnical Engineering 7 th Edition Braja M. Das )

    Berdasarkan tabel diatas, maka tanah uji pada percobaan ini tergolong dalam mineral

    illite atau tanah berbutir halus.

    Dari nilai Indeks Plastisitas (PI) maka tanah dapat diklasifikasikan sebagai :

    Gambar 2.2Classification of The Plasticity Index

    ( Sumber : Principles of Geotechnical Engineering 7 th

     Edition Braja M. Das )

    Berdasarkan tabel diatas, maka tanah uji pada percobaan ini dikategorikan dalam High

    Plasticity 

  • 8/17/2019 [FIX] R2 ATL Diva Pradita 1406533131

    19/30

    Laboratorium Mekanika Tanah

    Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik

    Universitas Indonesia 

    Sehingga dari kedua tabel tersebut dapat diklasifikasikan bahwa tanah tersebut

    tergolong dalam illite High Plasticity, tanah yang memiliki tingkat sensifitas yang

    sangat tinggi terhadap perubahan kadar air sehingga menyebabkan penurunan kuat

    tekan tanah. Selain itu dapat mengakibatkan terganggunya keseimbangan gaya-gaya

    yang bekerja pada tanah sehingga dapat merubah struktur tanah tersebut. Untuk

     penggunaan pondasi konstruksi tanah tersebut tidak terlalu baik sehingga perlu

    dilakukan cara-cara khusus (seperti penggunaaan bahan kimia) untuk mendukung tanah

    tersebut sebagai dasar pondasi konstruksi. 

    C. Analisis Kesalahan 

    Dalam praktikum, kesalahan percobaan dapat disebabakan oleh berbagai faktor

    yang sering kali diakibatkan oleh praktikan. Faktor-faktor kesalahan yang mungkin

    terjadi dalam praktikum Plastic Limit  antara lain :

    •  Pengadukkan di porselin tidak homogen, sehingga kandungan air di tanah dalam

     penggulungan menjadi 1/8 inch tidak sama. 

    •  Tanah tidak tepat retak halus pada diameter 1/8 inch, sehingga tidak akurat

    dalam menentukan kadar air sesuai prosedur  

    •  Ketidaktelitian praktikan dalam menggulung tanah retak halus berdiameter 1/8

    inch sehingga tanah tidak tepat berdiameter 1/8 inch dalam keadaan retak halus  

    •  Dalam memasukkan tanah yang telah berdiameter 1/8 inch retak halus praktikan

    terlalu lama membuka tutup Container  sehingga adanya interaksi dengan udara

    tanah yang telah dimasukkan di dalam Container  sehingga kadar air berkurang

    melalui penguapan 

    V. KESIMPULAN

    1.   Nilai Plastic Limit sebesar 36,10% dan nilai Plastic Index sebesar 32,24% 

    2.  Berdasarkan nilai Plastic Index (PI) yang didapat dari percobaan maka tanah

    diklasifikasikan dalam High Plasticity 

    3.  Berdasarkan nilai Liquid Limit dan Plastic Limit  yang didapat dari percobaan

    ini maka tanah dalam percobaan mengandung mineral illite 

  • 8/17/2019 [FIX] R2 ATL Diva Pradita 1406533131

    20/30

    Laboratorium Mekanika Tanah

    Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik

    Universitas Indonesia 

    VI. REFERENSI

    Laboratorium Mekanika Tanah,  Buku Panduan Praktikum Mekanika Tanah,  Depok:

    Fakultas Teknik Universitas Indonesia.

    Ir. Djatmiko Soedarmo, Ir Edy Purnomo. 1993.  Mekanika Tanah 1. Malang : Penerbit

    Kanisius

    Craig, R.F. Craig's soil Mechanic 7th edition. Dundee: 2003 

  • 8/17/2019 [FIX] R2 ATL Diva Pradita 1406533131

    21/30

    Laboratorium Mekanika Tanah

    Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik

    Universitas Indonesia 

    VII. LAMPIRAN

  • 8/17/2019 [FIX] R2 ATL Diva Pradita 1406533131

    22/30

    Laboratorium Mekanika Tanah

    Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik

    Universitas Indonesia 

    SHRINKAGE LIMIT  (BATAS SUSUT)

    I. 

    PENDAHULUAN

    A.  Standar Acuan

    ASTM D 427 "Standard Test Method for Shrinkage Factors of Soils by the Mercury

    Method"

    AASHTO T 92 "Standard Method of Test for Determining the Shrinkage Factors of

    Soils"

    SNI 3422:2008 "Cara uji penentuan batas susut tanah"

    B.  Maksud dan Tujuan 

    Mencari kadar air pada batas susut dari suatu sampel tanah.

    C.  Alat dan Bahan 

    a.  Alat

    •  Timbangan dengan ketelitian 0.01 gram

    • 

    Coated dish

    •  Shrinkage dish

     b. 

    Bahan

    •  Air Raksa

    •  Sampel tanah lolos saringan no. 40 ASTM, kering oven

    •  Vaselin

    D. 

    Teori dan Rumus yang Digunakan Shrinkage limit  adalah kadar air pada batas keadaan semi plastis dan beku. Di

    dalam laboratorium, shrinkage limit didefinisikan sebagai batas dimana tidak akan

    terjadi perubahan volume pada massa tanah, apabila kadar airnya dikurangi. Pada

    tahapan ini tanah mengering tanpa diikuti perubahan volume. Batas susut ditunjukkan

    dengan kadar air tanah pada tahap mengering dan tidak terdapat

     perubahan/pengurangan volume. Rumus yang digunakan:

    SL =(W

    w −W

    d)

     −(V

    w −V

    d)ρ

    wWd

     x 100% 

  • 8/17/2019 [FIX] R2 ATL Diva Pradita 1406533131

    23/30

    Laboratorium Mekanika Tanah

    Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik

    Universitas Indonesia 

    SR =Wd

    Vd x 100% 

    Dengan :

    SL = shrinkage limit  

    SR = shrinkage ratio 

    Ww = berat tanah basah

    Wd = berat tanah kering

    Vw = volume tanah basah

    Vd = volume tanah kering= berat jenis air = 1 gr/cm3

    E.  Teori Tambahan

    Batas susut didefinisikan sebagai kandungan air maksimum dimana penurunan

    kadar air tidak akanmenyebabkan penurunan volume total tanah tetapi meningkatkan

    kadar ait. Tanah yang kehilangan kelembapan baik secara alami dalam lingkungan

    ataupun buatan dalam laboratorium sehingga terjadi perubahan dari keadaan cair ke

     plastis kemudian semi padat dan solid. Uji batas susut memberikan indikasi

    kuantitatif berapa banyak uap air dapat berubah sebelum perubahan volume yang

    signifikan dan juga indikasi perubahan volume. Standar yang digunakan dalam

    menentukan batas susut adalah D4943 ASTM.

    Sumber : Ir. Djatmiko Soedarmo, Ir Edy Purnomo. 1993. Mekanika Tanah 1. Malang : Penerbit Kanisius

    II.  PRAKTIKUM

    a.  Persiapan

    1. 

    Mempersiapkan tanah lolos saringan No. 40 ASTM kering udara

    2.  Mempersiapkan air suling dan botol penyemprot

    3.  Menimbang coateddish atau container  yang diperlukan

     b. 

    Jalannya Praktikum 

    1.  Memasukkan butiran tanah kedalam mangkuk porselin dan diberi air suling

    secukupnya kemudian diaduk dengan spatula hingga homogen

  • 8/17/2019 [FIX] R2 ATL Diva Pradita 1406533131

    24/30

    Laboratorium Mekanika Tanah

    Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik

    Universitas Indonesia 

    2.  Sampel tanah yang sudah homogen tersebut diperlakukan seperti pada langkah-

    langkah percobaan Liquid limit , diusahakan tanah telah merapat sepanjang 0.5 inch

     pada kisaran 20-25 ketukan

    3.  Mengambil sampel tanah dari alat cassagrande tersebut kedalam coated dish yang

    sudah diolesi vaseline. Jangan lupa untuk mengetuk-ngetuk coated dish agar

    sampel tanah mengisi penuh seluruh bagian coated dish dan permukaannya rata.

    4. 

    Menimbang sampel tanah dan coated dish tersebut.

    5.  Mendiamkan coated dish dan sampel tanah diudara terbuka kurang lebih selama 18

     jam agar tidak mengalami retak-retak akibat pemanasan secara tiba-tiba.

    6. 

    Setelah 18 jam, baru sampel tanah dimasukkan kedalam oven.

    7.  Sekitar 18-24 jam di oven, coateddish dan tanah kering dikeluarkan dari oven.

    Menimbangnya lagi, kemudian menghitung volume tanah basah dan tanah kering.

  • 8/17/2019 [FIX] R2 ATL Diva Pradita 1406533131

    25/30

    Laboratorium Mekanika Tanah

    Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik

    Universitas Indonesia 

    III.  PENGOLAHAN DATA 

    A.  Data Hasil Praktikum

    Tabel 3.1 Data Percobaan Shrinkage Limit (Batas Susut)

    No No. Coated Dish  R2(gr) R11 (gr)

    1 Coated dish + wet soil Ww+c (gram) 50,16 68,32

    2 Coated dish Wc (gram) 30,56 46,00

    3 Wet Soil Ww = Ww+c - Wc (gram) 19,60 22,32

    4 Coated dish + dry soil Wd+c (gram) 43,76 60,66

    5  Dry soil Wd  = Wd+c - Wc (gram) 13,20 14,66

    6 Coated dish + mercury WHg+c (gram) 219,46 260,73

    7  Mercury WHg (gram) 188,90 214,738 Volume of Wet Soil WHg / 13.53 13,96 15,87

    9

     Mercury + Shrinkage

     Dish WHg+s (gram) 762,38 760,94

    10

    Shrinkage dish + Hg

    (Setelah sub-merging soil

    cake)

    W'Hg+s (gram) 648,04 634,71

    11  Mercury Remove W'Hg= (WHg+s) - (W'Hg+s) 114,34 126,23

    12 Volume of Dry Soil (W'Hg) / 13.53 8,45 9,33

    B. 

    Pengolahan Data

    •  Perhitungan coated dish 1 

    Volume of Wet Soil (Vw)  =   =

    2−1  

    =188,90

    13,53 

    = 13,96

    Volume of Dry Soil (Vd )  =

    +−′ +  

    =762,38−648,04

    13,53 

    = 8,45

    Shrinkage Limit (SL)dish1  =(− )−(− )

       100% 

    =((19,60−13,20)−(13,96−8,45)1)

    13,20   100% = 6,742%

    Shrinkage Ratio (SR)dish1  =  100% =

    13,2

    8,45 100% 

  • 8/17/2019 [FIX] R2 ATL Diva Pradita 1406533131

    26/30

    Laboratorium Mekanika Tanah

    Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik

    Universitas Indonesia 

    = 156,21%

    • 

    Perhitungan coated dish 2 

    Volume of Wet Soil (Vw)  =   =

    2−1  

    =214,73

    13,53 

    = 15,87

    Volume of Dry Soil (Vd )  = +−′ +

     

    =760,94−634,71

    13,53 

    = 9,33

    Shrinkage Limit  (SL)dish2  =(− )−(− )

       100% 

    =((22,32−14,66)−(15,87−9,33)1)

    14,66   100%=

    7,639%

    Shrinkage Ratio (SR)dish1  =

      100% =

    14,66

    9,33  100% = 157,12%

    SLrata −rata =SLdish 1 + SLdish 2

    2=

     6,742% + 7,639%

    2= 7,19% 

    SRrata −rata =SRdish 1 + SRdish 2

    2=

    156,21% + 157,12%

    2  = 156,66% 

  • 8/17/2019 [FIX] R2 ATL Diva Pradita 1406533131

    27/30

    Laboratorium Mekanika Tanah

    Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik

    Universitas Indonesia 

    IV.  ANALISIS 

    A. Analisa Percobaan 

    Praktikum Shrinkage Limit  bertujuan untuk mencari kadar air pada batas susut

    dari suatu sampel tanah uji. Tanah yang digunakan telah disiapkan sebelumnya

    dengan menyaring tanah lolos saringan no 40 ASTM.

    Hal pertama yang dilakukan adalah memasukkan tanah ke dalam mangkuk

     porselin dengan ditambahkan air suling diaduk merata hingga campuran homogen.

    Setelah tanah homogen, praktikan memasukkan tanah pada cassagrande  dengan

    ketukkan antara 21-25 ketukkan. Setelah didapat tanah yang menyatu pada pada

    ketukkan 21-25 ketukkan dengan jarak 0,5 inch sampel tanah diambil dari alat

    cassagrande kemudian praktikan menyiapkan coated dish  yang telah diolesi

    vaseline  hingga permukaannya rata dengan tujuan agar tanah tidak lengket pada

    coated dish  dan mudah dilepas, tanah kemudian dipindahkan dari cassagrande ke

    coated dish. Ketika memasukkan tanah ke coated dish  praktikan mengetuk ketuk

    coated dish secara berkala ketika memasukkan tanah dengan tujuan tidak ada udara

    yang terperangkap dan tanah berisi penuh dengan tanah agar mengurangi kesalahan

    relatif percobaan. Setelah coated dish terisi penuh diamkan selama kurang lebih 18

     jam dengan tujuan agar sampel tanah tidak mengalami retak-retak akibat perubahan

    suhu yang drastis ketika langsung memasukkan ke dalam oven. Setelah 18 jam di

    diamkan, sampel dimasukkan ke dalam oven antara 18-24 jam. Setelah 18 jam di

    dalam oven, tanah telah menjadi bentuk keping kemudian praktikan timbang dan

    mencatatnya sebagai data pengamatan. Untuk menentukan volume basah, praktikan

    memasukkan raksa kedalam coated dish  hingga terisi penuh dan diratakan

    menggunakan pelat kaca. Untuk menentukan volume kering, praktikan

    menggunakan air raksa dengan massa jenis yang telah diketahui. Penggunaan air

    raksa dengan tujuan air raksa memiliki sifat yang tidak merembes ke tanah sehingga

    tidak mempengaruhi sampel uji tanah tersebut, selain itu massa jenis raksa yang jauh

    lebih besar dari massa jenis tanah maka lebih memudahkan dalam menentukan

    volume tanah kering sampel uji. Volume tanah kering didapatkan dengan

    memasukkan sampel tanah kedalam shrinkage dish  yang telah disi penuh oleh air

    raksa dan meratakannya dengan pelat kaca sehingga air raksa akan terjadi efek

    submerging soil cake  sehingga air raksa keluar sedikit dari shringkage dish.

  • 8/17/2019 [FIX] R2 ATL Diva Pradita 1406533131

    28/30

    Laboratorium Mekanika Tanah

    Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik

    Universitas Indonesia 

    Sehingga untuk mendapatkan volume kering, massa raksa yang telah di submergin 

    dibagi dengan massa jenis raksa tersebut Kemudian praktikan timbang dan catat

    hasilnya sebagai data pengamatan.

    B. Analisis Hasil 

    Berdasarkan percobaan yang telah praktikan lakukan maka data

     pengamatan dilakukan pengolahan data sehingga di dapat nilai SL. Pada

    dasarnya, perhitungan nilai SL sama dengan perhitungan PL dan LL adalah

    mencari kadar air. Dengan membandingkan selisih antara berat basah dan berat

    kering dibagi dengan selisih berat basah. Pada praktikum ini dasar yang sama

    digunakan namun selisih berat basah dan berat kering dikurangi berat cairan

    yang digunakan (selisih volume basah dan volume kering air raksa dikali massa

     jenis air raksa). Sedangkan untuk mencari SR digunakan perbandingan antara

     berat kering dibagi dengan volume kering dalam persen. Berdasarkan

     pengolahan data, maka didapat SL sebesar 6,742% dan SR sebesar 156,21% dan

     praktikan menggunakan data pembanding kelompok R11 dengan SL sebesar

    7,639% dan SR sebesar 157,12%. Dengan kedua data tersebut dicari rata-rata

    SL dan SR. Sehingga didapat SL sebesar 71,9% dan SR rata-rata sebesar

    156,66%.  Nilai batas susut digunakan sebagai acuan dalam menentukan kuat

    geser tanah di lapangan, hal tersebut didasari pada keadaan susut tanah

    cenderung retak-retak sehingga mempengaruhi kestabilan volume tanah. Nilai

     batas susut yang didapat praktikan lebih rendah dari 10% menunjukkan potensi

     perubahan volume yang tinggi sehingga berfek pada konstruksi. Ketika

     pembangunan konstruksi diatas tanah, maka akan menyebabkan berkurangnya

     penguapan sehingga tanah di bawah bangunan akan memiliki kadar air yang

     besar yang dapat menyebabkan tanah mengembang. 

  • 8/17/2019 [FIX] R2 ATL Diva Pradita 1406533131

    29/30

    Laboratorium Mekanika Tanah

    Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik

    Universitas Indonesia 

    C. Analisis Kesalahan 

    Dalam praktikum, kesalahan percobaan dapat disebabkan oleh

     berbagai faktor yang pada umumnya diakibatkan oleh kesalahan

     praktikan. Faktor kesalahan yang mungkin terjadi dalam praktikum

    Shrinkage Limit  antara lain :

    •  Pengadukkan tanah pada porselin belum tercampur secara homogen,

    sehingga air belum tercampur secara seluruhnya pada tanah.

    •  Terdapat rongga udara dalam coated dish sehingga volume tanah yang

    dimasukkan tidak memenuhi coated dish sehingga mempengaruhi berat

    dan perhitungan dalam percobaan

    •  Kesalahan dalam mencatat data yang ditunjukkan pada alat dengan

     penulisan praktikan pada data pengamatan sehingga tidak sesuai

    dengan data percobaan dengan data yang praktikan olah

    V.  KESIMPULAN

    1.   Nilai Shrinkage Limit (SL) pada coated dish 1 sebesar 6,742%, sedangkan

     pada coated dish 2 sebesar 7,639% sehingga rata-rata nilai SL sebesar 71,9%.

    2. 

     Nilai Shrinkage Ratio  (SR) pada coated dish 1  sebesar 156,21%, sedangkan

     pada coated dish 2 sebesar 157,12% sehingga rata-rata nilai SR 156,6%

    VI.  REFERENSI

    Laboratorium Mekanika Tanah,  Buku Panduan Praktikum Mekanika Tanah,  Depok:

    Fakultas Teknik Universitas Indonesia.

    Ir. Djatmiko Soedarmo, Ir Edy Purnomo. 1993.  Mekanika Tanah 1. Malang : Penerbit

    Kanisius

    Craig, R.F. Craig's soil Mechanic 7th edition. Dundee: 2003 

  • 8/17/2019 [FIX] R2 ATL Diva Pradita 1406533131

    30/30

    Laboratorium Mekanika Tanah

    Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik

    Universitas Indonesia 

    VII. LAMPIRAN