Upload
duongdiep
View
228
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
69
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION UNTUK
MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI
IPS 3 MA NEGERI 1 SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2009/2010
(Penelitian Tindakan Kelas)
SKRIPSI
Oleh:
WULAN WIDAYATI NIM K7406163
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
70
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION UNTUK
MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI
IPS 3 MA NEGERI 1 SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2009/2010
(Penelitian Tindakan Kelas)
Oleh:
WULAN WIDAYATI NIM K7406163
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Program Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan
Akuntansi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
71
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta,
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Siswandari, M. Stats Muhtar, S.Pd, M.Si
NIP. 19590201 198503 2 002 NIP. 19661231 199412 1 001
72
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari : Senin
Tanggal : 28 Juni 2010
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang Tanda tangan
Ketua : Drs. Wahyu Adi, M.Pd ............
Sekretaris : Jaryanto, S.Pd, SE, M.Si ............
Anggota 1 : Prof. Dr. Siswandari, M. Stats ............
Anggota 2 : Muhtar, S.Pd, M.Si ............
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd.
NIP. 19600727 198702 1 001
73
REVISI
Skripsi ini telah direvisi sesuai anjuran Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang Tanda tangan
Ketua : Drs. Wahyu Adi, M.Pd ............
Sekretaris : Jaryanto, S.Pd, SE, M.Si ............
Anggota 1 : Prof. Dr. Siswandari, M. Stats ............
Anggota 2 : Muhtar, S.Pd, M.Si ............
74
ABSTRAK
Wulan Widayati. K 7406163. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IPS 3 MA NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010. Skripsi. Surakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Mei 2010.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model
pembelajaran Direct Instruction dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran
akuntansi dasar kelas XI IPS 3 MA Negeri 1 Surakarta tahun ajaran 2009/2010.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas
(classroom action research) dengan menggunakan strategi siklus. Subyek penelitian
ini adalah siswa kelas XI IPS 3 MA Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 30 siswa.
Obyek penelitian pada penelitian tindakan ini adalah berbagai kegiatan yang terjadi di
dalam kelas selama proses pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan dengan
kolaborasi antara peneliti, guru kelas dan melibatkan partisipasi siswa. Sumber data
yang digunakan dalam penelitian tindakan ini antara lain informan, lokasi, peristiwa,
dokumen dan arsip. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi,
wawancara, tes dan dokumentasi. Prosedur penelitian meliputi tahap: (1) identifikasi
masalah, (2) persiapan, (3) penyusunan rencana tindakan, (4) implementasi tindakan,
(5) pengamatan, dan (6) penyusunan laporan. Proses penelitian ini dilaksanakan
dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: (1)
perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan
(4) analisis dan refleksi. Setiap siklus dilaksanakan dalam 3 dan 2 kali pertemuan,
alokasi waktu masing-masing pertemuan 6 x 45 menit dan 4 x 45 menit.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
terdapat peningkatan kualitas pembelajaran akuntansi (baik proses maupun hasil)
melalui penerapan metode pembelajaran Direct Instruction. Hal tersebut terefleksi
dari beberapa indikator sebagai berikut: (1) keaktifan siswa selama proses
pembelajaran menunjukkan sebanyak 14 siswa pada siklus I sedangkan pada siklus II
sebanyak 23 siswa, siswa lebih aktif bertanya dan berani mendemonstrasikan jawaban
75
soal (2) Dalam ketelitian dan ketepatan menyelesaikan soal pada siklus I terdapat 17
siswa, pada siklus II terdapat 24 siswa. (3) Adanya peningkatan pencapaian hasil
belajar siswa dari 60% atau 18 siswa menjadi 87% atau 26 siswa, rata-rata nilai siswa
meningkat pada siklus 1 yakni 70,67 dan pada siklus 2 yakni 85,67. Peningkatan
tersebut terjadi setelah guru melakukan beberapa upaya, antara lain: (1) Penerapan
metode Direct Instruction, (2) Guru membuat rencana pembelajaran sebelum
mengajar sehingga kegiatan belajar mengajar terarah dan terprogram, (3) Guru
melakukan evaluasi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
berikutnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model
pembelajaran Direct Instruction dapat meningkatkan kualitas pembelajaran akuntansi
baik dari segi proses maupun hasil.
76
ABSTRACT
Wulan Widayati. K 7406163. APPLICATION OF DIRECT INSTRUCTION LEARNING MODEL TO INCREASE ACCOUNTING LEARNING QUALITY IN GRADE OF XI IPS 3 OF MA NEGERI 1 SURAKARTA YEAR OF 2009/2010. Thesis. Surakarta. Teacher Training and Education Faculty. Sebelas Maret University, Mei 2010.
The aim of this research is to find out the effect of direct instruction
learning model to increase accounting learning quality in grade of XI IPS 3 of MA
Negeri 1 Surakarta year of 2009/2010
This research used classroom action research approach by using cycling
strategy. The subject research is the XI grade of IPS 3 of MA Negeri 1 Surakarta
which is 30 student. The object research in this action research is the activitied which
is happening in the class during the learning process. This research is done by
collaborating between researcher, teacher class by involving student partisipation.
The source of data used in this actions research are informan, place or location,
document, and file. The technique of collecting is done by observing, interviewing,
testing, and documenting. The research procedure include stage of: (1) problem
identification, (2) preparation, (3) arranging the action plan, (4) action
implementation, (5) observation, and (6) report arranging. The process of this
research is done in to cycles, which consist of four stage, they are: (1) planning
action, (2) doing action, (3) observation and interpretation, and (4) analysis and
reflection. Each cycle is done in 3 and 2 times meeting, with time allocation of each
meeting is 6 x 45 minutes and 4 x 45 minutes.
According to the research which had been done before , it can be conclude
that there is the increasing of accounting learning quality (process and yield as well)
through the application of direct instruction learning method. It is reflected in some
indicators : (1) student’s activation in learning process, student which show that they
are active is 14 student in cycle I while in cycle II 23 student, student brave to ask and
brave to demonstrating task, (2) in carefulness and accuracy in solving the problem in
cycle I there are 17 student, in cycle II there are 24 student, (3) the existence of
77
increasing the student’s achievement from 60% or 18 students to be 87% or 26
students, class average in cycle 1 70,67 and in cycle 2 85,67. That increation happens
after the teacher did some attempt, they are: (1) the application of direct instruction
method, (2) the teacher makes learning plan before teaches so that the learning
activity can be directed and programmed, (3) the teacher makes evaluation after it can
be concluded that with the implementation of direct instruction learning model can
improve the quality of accounting learning both from the process and achievement
side.
78
MOTTO
“Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit
kembali setiap kali kita jatuh”
(Confusius)
”Jangan Puas Hanya Menjadi Baik Jika Kita Bisa Menjadi Yang Paling Baik”
(Mario Teguh)
“Do the best and God will do rest”
(Penulis)
“Matahari pagi meyakinkan kita bahwa untuk setiap malam yang gulita dan panjang
pasti menyimpan sisi terang di ujungnya”
(Penulis)
“ Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka
mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”
(Qs. Ar-ra’d: 11)
79
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan sebagai wujud rasa
sayang, cinta kasih penulis dan terima kasih penulis
kepada:
- Allah SWT dengan semua nikmat-Nya yang tak
pernah dapat terhitung.
- Ibu tersayang yang telah memberikan doa restu
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi ini dengan lancar.
- Almarhum Ayahku yang semasa hidupnya
memberikan banyak pelajaran berharga bagiku.
- Kakak dan adik-adikku yang selalu membawa
keceriaan di hidupku.
- Bu Sis dan Pak Muhtar, terima kasih atas bimbingan,
kesabaran dan semangatnya.
- Almamater UNS.
80
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang memberikan
kenikmatan dan karunia-Nya, sehingga skipsi ini dapat diselesaikan dengan baik oleh
penulis guna memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan.
Hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan
penulisan skipsi ini dapat diatasi berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, atas
segala bentuk bantuannya penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial yang telah memberikan ijin penulisan skripsi ini.
3. Drs. Wahyu Adi, M.Pd., selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan
Akuntansi yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dengan bijaksana.
4. Prof. Dr. Siswandari, M.Stats., selaku pembimbing I yang telah memberikan
banyak sekali motivasi, ilmu dan arahan dengan penuh kesabaran.
5. Muhtar, S. Pd, M. Si., selaku pembimbing II yang telah memberikan dorongan,
semangat dan bimbingan dengan baik.
6. Drs. Agus Hadi Susanto, M. Si., selaku Kepala MA Negeri 1 Surakarta,
terimakasih telah memberikan ijin dalam pelaksanaan penelitian.
7. Tri Budiani, S. Pd, selaku guru mata pelajaran akuntansi yang telah memberikan
sebagian jam mengajarnya untuk penelitian.
8. Siswa kelas XI IPS 3 MA Negeri 1 Surakarta yang telah membantu dalam
penelitian.
9. Ibu tersayang, yang selalu memberikan dorongan baik moral maupun spiritual,
kasih sayang serta doa yang tak henti-hentinya mengiringi penulis hingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
81
10. Almarhum Ayah tercinta yang semasa hidupnya telah memberikan banyak
nasehat dan pelajaran berharga bagi kehidupan penulis.
11. Kakak dan adik-adikku yang selalu memberi keceriaan dalam kehidupan penulis.
12. Sahabat-sahabatku, Putri, Titin, Isna, Stefi, Leny, Nety, Ratna, Tri, Titis,
Maryani, Ardhiani, dan semua teman-temanku di FKIP. Akuntansi 2006 yang
selalu jadi spiritku terimakasih atas persahabatannya selama ini.
13. Saudara-saudaraku di UKM KEMPO, senpai Septa, senpai Dento, Dimas, Prana,
Rosyid, Nanda, dan seluruh kenshi yang telah memberikan motivasi dan banyak
pelajaran berharga bagi penulis.
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari
Allah SWT. Amin.
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan,
namun penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya
dan perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya.
Surakarta, Mei 2010
Penulis
82
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PENGAJUAN .......................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv
HALAMAN REVISI ..................................................................................... v
HALAMAN ABSTRAK ............................................................................... vi
HALAMAN MOTTO ................................................................................... x
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... xi
KATA PENGANTAR ................................................................................... xii
DAFTAR ISI .................................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xix
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................... 3
C. Pembatasan Masalah ................................................................... 4
D. Perumusan Masalah ..................................................................... 4
E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5
F. Manfaat Penelitian ...................................................................... 5
BAB II. LANDASAN TEORI ...................................................................... 6
A. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 6
1. Kualitas Pembelajaran dan Upaya Peningkatannya .............. 6
a. Hakikat Kualitas Pembelajaran ....................................... 6
b. Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran .................... 7
2. Model Pembelajaran ............................................................... 9
a. Hakikat Model Pembelajaran ........................................... 9
83
b. Macam Model Pembelajaran ........................................... 10
3. Metode Direct Instruction ...................................................... 11
a. Hakikat Metode Direct Instruction .................................. 11
b. Peran Praktek Individual di dalam Pengajaran .................
Langsung .......................................................................... 15
c. Kebaikan dan Kelemahan Model Direct Instruction ........ 17
4. Hakikat Hasil Belajar Akuntansi ............................................ 18
a. Hakikat Belajar ................................................................. 18
b. Hakikat Akuntansi ........................................................... 20
c. Hakikat Kualitas Pembelajaran Mata Pelajaran ...............
Akuntansi ......................................................................... 20
B. Hasil Penelitian Yang Relevan .................................................... 21
C. Kerangka Berfikir ........................................................................ 21
D. Hipotesis Tindakan ...................................................................... 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 24
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 24
B. Pendekatan Penelitian .................................................................. 26
C. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 32
D. Prosedur Penelitian....................................................................... 33
E. Proses Penelitian .......................................................................... 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.............................. 39
A. Deskripsi Lokasi Penelitian.......................................................... 39
B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Mata Pelajaran Akuntansi ....
di Kelas XI IPS 3 MA Negeri 1 Surakarta .................................. 41
C. Deskripsi Hasil Penelitian ........................................................... 44
1. Siklus I ................................................................................... 44
a. Perencanaan Tindakan Siklus I ........................................ 44
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ........................................ 47
c. Observasi dan Interpretasi ................................................. 51
84
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I .......................... 52
2. Siklus II .................................................................................. 54
a. Perencanaan Tindakan Siklus II ....................................... 54
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ....................................... 56
c. Observasi dan Interpretasi ................................................. 57
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II ......................... 58
D. Pembahasan.................................................................................. 59
BAB IV SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .................................... 64
A. Simpulan ...................................................................................... 64
B. Implikasi ...................................................................................... 65
C. Saran ............................................................................................ 66
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 67
LAMPIRAN ................................................................................................... 69
85
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Alur Kerangka Berpikir 22
Gambar 2. Siklus Penelitian Tindakan 30
Gambar 3. Grafik Hasil Penelitian Siklus 1 dan Siklus 2 60
86
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Dalam Penelitian 25
Tabel 2. Perbedaan Penelitian Formal dan Penelitian Tindakan Kelas 29
Tabel 3. Indikator Ketercapaian Belajar Siswa 37
Tabel 4. Profil Hasil Penelitian 60
87
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Catatan Lapangan 1 71
Lampiran 2. Intrepretasi Peneliti 72
Lampiran 3. Pedoman Wawancara Guru (Pra Tindakan) 73
Lampiran 4. Pedoman Wawancara Siswa (Pra Tindakan) 74
Lampiran 5. Catatan Lapangan 2 75
Lampiran 6. Intrepretasi Peneliti 76
Lampiran 7. Catatan Lapangan 3 77
Lampiran 8. Catatan Lapangan 4 78
Lampiran 9. Catatan Lapangan 5 79
Lampiran 10. Catatan Lapangan 6 80
Lampiran 11. Catatan Lapangan 7 81
Lampiran 12. Intrepretasi Peneliti 82
Lampiran 13. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 84
Lampiran 14. Skenario Pembelajaran Siklus 1 86
Lampiran 15. Materi Siklus 1 89
Lampiran 16. Soal Latihan Siklus 1 98
Lampiran 17. Catatan Lapangan 8 104
Lampiran 18. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2 109
Lampiran 19. Skenario Pembelajaran Siklus 2 112
Lampiran 20. Materi Siklus 2 114
88
Lampiran 21. Soal Latihan Siklus 2 120
Lampiran 22. Catatan Lapangan 9 126
Lampiran 23. Pedoman Wawancara (Setelah Tindakan) 130
Lampiran 24. Catatan Lapangan 10 131
Lampiran 25. Catatan Lapangan 11 132
Lampiran 26. Catatan Lapangan 12 133
Lampiran 27. Catatan Lapangan 13 134
Lampiran 28. Catatan Lapangan 14 135
Lampiran 29. Intrepretasi Peneliti 136
Lampiran 30. Lembar Observasi KBM Siklus 1 137
Lampiran 31. Lembar Observasi KBM Siklus 2 138
Lampiran 32. Daftar Nilai 139
Lampiran 33. Daftar Hadir 141
Lampiran 34. Surat Keputusan Dekan 143
Lampiran 35. Surat Ijin Research Kepada Rektor 144
Lampiran 36. Surat Ijin Research Kepada Sekolah 145
Lampiran 37. Surat Ijin Menyusun Skripsi 146
Lampiran 38. Surat Keterangan Penelitian 147
Lampiran 39. Lembar Latihan Siswa 148
89
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan sebagai indikator kemajuan bangsa yang dipandang sangat
penting dalam proses pembangunan. Oleh sebab itu, perlu adanya penyempurnaan
terus menerus dan berkesinambungan agar kualitas pendidikan semakin meningkat.
Pendidikan harus dirancang sedemikian rupa untuk memungkinkan para peserta didik
mengembangkan potensi yang dimiliki secara alami dan kreatif dalam suasana penuh
kebebasan, kebersamaan dan tanggung jawab. sehingga bermanfaat bagi diri sendiri
dan masyarakat pada umumnya.
Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh
perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni dan
budaya. Perkembangan dan perubahan secara terus menerus ini menuntut perlunya
peningkatan mutu pendidikan untuk mewujudkan masyarakat yang mampu bersaing
dan menyesuaikan diri dengan perubahan zaman.
Salah satu upaya yang ditempuh untuk meningkatkan mutu pendidikan
adalah melalui peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Sekolah adalah bagian dari
masyarakat yang merupakan tempat untuk pembinaan sumber daya manusia yang
sesuai dengan perkembangan sains dan teknologi.
Berbicara tentang pembelajaran di sekolah, khususnya pembelajaran
akuntansi, tidak akan terlepas dari masalah-masalah yang terdapat di dalam
pembelajaran akuntansi tersebut. Akuntansi sering dikeluhkan sebagai bidang studi
yang sulit.
Madrasah Aliyah (MA) Negeri 1 Surakarta merupakan salah satu sekolah
menengah atas di Surakarta. Berdasarkan observasi pendahuluan, khususnya untuk
kelas XI IPS 3 dapat diidentifikasi permasalahan-permasalahan yang terjadi, sebagai
berikut:
90
1. Masih rendahnya nilai Kriteria Ketuntasan Minimum pada Tahun Ajaran
2009/2010 semester 1 untuk mata pelajaran Akuntansi yakni 60, dibandingkan
dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimum untuk mata pelajaran PPKN dan
Sosiologi yakni 65.
2. Kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal hitungan dan interaksi antar siswa
dalam pembelajaran kurang.
Berpijak dari penjelasan di atas, solusi yang dapat dilakukan guru adalah
memperbaiki proses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran yang
tepat. Selain itu guru harus segera menyesuaikan dengan kurikulum baru yang
menuntut keaktifan siswa. Alternatif pembelajaran yang dapat digunakan adalah
model pembelajaran direct instruction. Model pembelajaran ini memberikan panduan
secara bertahap dan terstruktur serta memberikan kemudahan bagi siswa yang tingkat
berfikirnya masih rendah untuk secara perlahan dan bertahap diarahkan untuk
mengembangkan tingkat berfikir yang lebih tinggi. Jadi model ini dapat sesuai
dengan karakter siswa yang mengalami transisi dari penerapan model lama yang
cenderung statis menuju penerapan model baru yang menuntut siswa aktif. Selain itu
model pembelajaran direct instruction juga sesuai diterapkan untuk materi pokok
pelajaran Akuntansi terutama pada soal-soal hitungan.
Pengajaran langsung biasa disebut direct instruction. Merupakan metode
pembelajaran langsung yang khusus dikembangkan untuk mengembangkan hasil
belajar siswa tentang konsep dasar yang diajarkan selangkah demi selangkah. Metode
pembelajaran direct instruction dapat berbentuk demonstrasi dan pelatihan, sehingga
metode pembelajaran ini setingkat lebih maju daripada metode pembelajaran
konvensional ceramah dan diskusi tanpa mengesampingkan peran guru sebagai
fasilitator serta pengelola kelas. Menurut Arends (1997: 66) menyatakan ....”to
promoted student learning of procedural knowledge and declarative knowledge that
can be taught in a step-by-step fashion”. Dari kutipan tersebut dapat disimpulkan
bahwa metode pembelajaran belajar secara langsung menitikberatkan pada suatu
91
bentuk pembelajaran yang membantu siswa mempelajari kemampuan prosedural dan
memperoleh informasi yang diajarkan dalam bentuk tahap demi tahap.
Daniel Muijs & David Reynolds (2008: 63) mengungkapkan bahwa:
“Sejumlah elemen harus ada agar pengajaran langsung efektif. Pertama, pelajaran secara keseluruhan perlu distrukturisasikan dengan baik, dimana tujuan-tujuan pelajaran itu dibeberkan dengan jelas, poin-poin kuncinya ditekankan, dan poin-poin utamanya dirangkum pada akhir pelajaran. Guru perlu mempresentasikan materi yang mereka ajarkan dalam bentuk langkah-langkah kecil, yakni secara bertahap. Murid perlu sepenuhnya menguasai langkah-langkah itu sebelum melangkah ke bagian berikutnya. Setiap langkah itu sendiri perlu distrukturisasikan dengan baik dan jelas”. Komponen-komponen yang terdapat dalam metode direct instruction
sangat baik untuk menanamkan konsep dasar pengetahuan pada mata pelajaran
akuntansi. Guru dapat mengkonkritkan informasi atau penjelasan kepada siswanya
untuk menguatkan konsep sehingga dapat memperoleh gambaran pengertian tentang
konsep yang telah dijelaskan sebelumnya. Dengan menerapkan metode ini dalam
pembalajaran akuntansi, diharapkan minat belajar akuntansi siswa akan lebih tinggi
dan pemahaman mereka akan meningkat.
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka penulis
bermaksud mengadakan penelitian dengan judul “PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN
KUALITAS PEMBELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IPS 3 MA NEGERI
1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas dapat
diidentiifikasikan masalah-masalah sebagai berikut:
1. Masih rendahnya hasil belajar siswa dilihat dari nilai Kriteria Ketuntasan
Minimum siswa MAN 1 Surakarta khususnya kelas XI IPS 3 yakni, pada
Tahun Ajaran 2009/2010 semester 1 untuk mata pelajaran Akuntansi yakni
92
60, dibandingkan dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimum untuk mata
pelajaran PPKN dan Sosiologi yakni 65.
2. Kesulitan siswa MAN 1 Surakarta khususnya kelas XI IPS 3 dalam
menyelesaikan soal hitungan, dan cenderung mudah mengalami kejenuhan
saat pembelajaran.
3. Interaksi antar guru dan siswa, maupun interaksi antar siswa di MAN 1
Surakarta khususnya kelas XI IPS 3 dalam pembelajaran yang masih kurang.
4. Metode Pembelajaran Akuntansi di MAN 1 Surakarta untuk kelas XI IPS 3
masih menggunakan metode pembelajaran konvensional yakni metode
ceramah.
C. Pembatasan Masalah
Agar masalah yang teridentifikasi dapat dikaji secara mendalam, maka
perlu adanya pembatasan masalah. Dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah
pada peningkatan kualitas pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran
direct instruction pada mata pelajaran akuntansi. Beberapa hal yang terkait dengan
peningkatan kualitas pembelajaran dalam penelitian ini adalah:
1. Kualitas pembelajaran adalah tingkat pencapaian tujuan pembelajaran yang
meliputi beberapa indikator, antara lain: keaktifan siswa dalam saat mengikuti
pembelajaran, ketelitian siswa dalam menyelesaikan persoalan/ soal, dan
ketuntasan hasil belajar.
2. Model pembelajaran direct instruction merupakan model pembelajaran secara
langsung yang khusus diterapkan untuk mengembangkan pemahaman dan
kemampuan serta hasil belajar siswa tentang konsep dasar yang diajarkan
secara bertahap.
3. Mata pelajaran akuntansi yang dijadikan sebagai objek penelitian dikhususkan
pada pokok bahasan ”Siklus akuntansi perusahaan jasa” di MA Negeri 1
Surakarta kelas XI IPS 3.
93
D. Perumusan Masalah
Masalah penelitian ini adalah bagaimana pengaruh penerapan model
pembelajaran Direct instruction dalam meningkatkan kualitas pembelajaran
Akuntansi Kelas XI IPS 3 MA Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010.
E. Tujuan Penelitian
Secara umum, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
Model Pembelajaran Direct Instruction dalam upaya meningkatkan kualitas
pembelajaran akuntansi dasar kelas XI IPS 3 MA Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran
2009/2010.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk memberikan:
1. Manfaat Praktis:
a. Masukan kepada guru maupun tenaga kependidikan lainnya agar lebih
mencermati dalam menentukan metode pembelajaran sehingga mencapai
tujuan dengan baik.
b. Memberikan masukan dalam pemilihan strategi pembelajaran yang
diharapkan lebih memberikan efektivitas pembelajaran (terutama dalam
penerapan kurikulum berbasis kompetensi).
2. Manfaat Teoritis:
Untuk menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan dalam
mendukung teori-teori yang telah ada berhubungan dengan masalah yang diteliti.
94
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Kualitas Pembelajaran dan Upaya Peningkatannya
a. Hakikat Kualitas Pembelajaran
Kualitas dapat dimaknai dengan istilah mutu atau juga keefektifan.
Menurut Etzioni yang dikutip oleh Cepi Ryana, secara definitif efektivitas dapat
dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan atau sasarannya.
Efektivitas ini sesunguhnya merupakan suatu konsep yang lebih luas mencakup
berbagai faktor di dalam maupun di luar diri seseorang. Dengan demikian
efektivitas tidak hanya dapat dilihat dari sisi produktivitas, akan tetapi juga dapat
pula dilihat dari sisi persepsi atau sikap orangnya.
Efektivitas merupakan suatu konsep yang sangat penting, karena mampu
memberikan gambaran mengenai keberhasilan seseorang dalam mencapai
sasarannya atau suatu tingkatan terhadap mana tujuan-tujuan dicapai Dengan
demikian, yang dimaksud dengan efektivitas belajar adalah tingkat pencapaian
tujuan pembelajaran, termasuk dalam pembelajaran seni. Pencapaian tujuan
tersebut berupa peningkatan pengetahuan dan keterampilan serta pengembangan
sikap melalui proses pembelajaran.
Menurut Cepi Ryana (2000) dapat dikemukakan aspek-aspek efektivitas
belajar sebagai berikut: (1) peningkatan pengetahuan, (2) peningkatan
95
ketrampilan, (3) perubahan sikap, (4) perilaku, (5) kemampuan adaptasi, (6)
peningkatan integrasi, (7) peningkatan partisipasi, dan (8) peningkatan interaksi
kultural.
Yenny Anjar Jayadi (2007: 13-18) mengemukakan bahwa “Kualitas
didalam pembelajaran yang meliputi faktor internal dan ekternal diwujudkan
sebagai indikator kualitas pembelajaran yang meliputi motivasi belajar, partisipasi
siswa dalam kegiatan pembelajaran, dan penguasaan konsep siswa”.
Penilaian terhadap proses belajar dan mengajar sering diabaikan, setidak-
tidaknya kurang mendapat perhatian dibandingkan dengan penilaian hasil belajar.
Nana Sudjana (2008: 56) menyatakan bahwa “Penilaian kualitas pembelajaran
tidak hanya berorientasi pada hasil semata-mata, tetapi juga kepada proses”. Oleh
sebab itu, penilaian terhadap hasil dan proses belajar harus dilaksanakan secara
seimbang. Suatu proses belajar mengajar dikatakan baik, bila proses tersebut
dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif.
Dalam hal ini perlu disadari, masalah yang menentukan bukan kolot atau
modernnya pengajaran, bukan pula konvensional atau progresifnya pengajaran,
tetapi pengukuran suksesnya pengajaran, syarat utama adalah hasilnya. Dalam
menilai atau mendiskripsikan hasil di sinipun harus cermat dan tepat, yaitu
dengan memperhatikan bagaimana prosesnya. Dalam proses ini, siswa akan
beraktivitas dan berkreatifitas, proses yang tidak baik/benar akan menghasilkan
capaian yang tidak baik juga atau bisa dikatakan capaian yang semu.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas
pembelajaran merupakan tingkat pencapaian tujuan pembelajaran yang berupa
peningkatan pengetahuan dan keterampilan serta pengembangan sikap yang
meliputi motivasi belajar dan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran
dengan memperhatikan bagaimana proses pencapaian tujuan pembelajaran.
Dalam penelitian ini, indikator pencapaian kualitas pembelajaran antara lain: (1)
keaktifan siswa saat mengikuti kegiatan apersepsi dan kegiatan dalam proses
96
pembelajaran, (2) ketelitian dan ketepatan siswa dalam menyelesaikan
persoalan/soal, (3) ketuntasan hasil belajar (standar nilai KKM 70).
b. Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran
Pengukuran suksesnya pengajaran, syarat utama adalah hasilnya.
Pengertian tolak ukur dan tingkat keberhasilan belajar mengajar menurut Moh.
Uzer Usman dan Lilis Setyawati dalam Dyah Rahayu Widiarni (2008)
dikemukakan sebagai berikut:
Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil, setiap guru memiliki pandangan masing-masing sejalan dengan filosofinya. Untuk menyamakan persepsi sebaiknya berpedoman pada kurikulum yang berlaku saat ini, bahwa suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil apabila tujuan instruksional khusus (TIK) tersebut dapat tercapai. Untuk mengetahui tercapai atau tidaknya TIK, guru perlu mengadakan tes formatif setiap selesai menyajikan satu satuan bahasan kepada siswa.
Dalam kegiatan belajar mengajar, dikenal adanya tujuan pengajaran atau
yang sudah umum dikenal dengan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran
merupakan hasil belajar bagi siswa setelah melakukan proses belajar di bawah
bimbingan guru dalam situasi yang kondusif. Tujuan pembelajaran dibagi
menjadi dua, yaitu:
1) Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Pengertian TIU menurut SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.8/
U/ 1975 yaitu tujuan-tujuan yang pencapaiannya dibebankan kepada program
pengajaran suatu bidang pelajaran.
Sedangkan menurut Dick dan Carey dalam Sardiman (2007), TIU adalah
suatu pernyataan yang menjelaskan mengenai apakah kemampuan yang harus
dimiliki oleh siswa setelah ia selesai mengikuti suatu pengajaran.
Briggs dalam Sardiman menyatakan bahwa TIU adalah pernyataan umum
mengenai tujuan akhir dari program pengajaran. Biasanya menggunakan kata-
97
kata yang dapat menunjukkan keumuman, misalnya: memahami, mengetahui,
menghayati, dsb.
2) Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Merupakan tujuan-tujuan pengajaran yang bersifat khusus sebagai
penjabaran dari tujuan umum pengajaran. TIK lebih bersifat khusus dan
konkret, dalam arti dapat diukur atau dapat diamati hasilnya. Biasanya
menggunakan kata-kata yang menunjukkan pada sifat khusus atau dapat
diamati, misal: menjelaskan, menunjukkan, menerangkan, dsb.
Indikator yang dijadikan sebagai tolak ukur dalam menyatakan bahwa
suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil menurut Dyah Rahayu
Widiarni (2008) adalah:
1. Daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi,
baik secara individu maupun kelompok.
2. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran (TIK) telah dicapai siswa.
Namun yang banyak dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan dari keduanya
adalah daya serap siswa terhadap pelajaran.
Salah satu indikator tercapainya kualitas pembelajaran adalah apabila
pembelajaran tersebut dapat berlangsung secara aktif dan efektif. Pembelajaran
aktif adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan peserta didik
berperan secara aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri, baik dalam bentuk
interaksi antar peserta didik maupun peserta didik dengan guru dalam proses
pembelajaran. Dalam hal ini, peserta didik secara aktif menggunakan otak, baik
untuk menemukan ide pokok dari materi pembelajaran, memecahkan persoalan,
ataupun menerapkan apa yang baru mereka pelajari ke dalam satu persoalan yang
ada dalam kehidupan nyata. Dengan adanya pembelajaran aktif maka dapat
dikatakan bahwa pembelajaran tersebut efektif.
Pembelajaran efektif adalah pembelajaran yang memungkinkan peserta
didik dapat memperoleh pengetahuan, sikap, dan keterampilan tertentu dengan
proses yang menyenangkan (Raiser Robert dalam Dian Hermawati, 2009).
98
2. Model Pembelajaran
a. Hakikat Model Pembelajaran
Joyce & Weil (1980) mendefinisikan model pembelajaran sebagai
kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan
pembelajaran. Dengan demikian, model pembelajaran merupakan kerangka
konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Jadi model pembelajaran cenderung deskriptif, yang relatif sulit dibedakan
dengan strategi pembelajaran. An instructional strategy is a method for delivering
instruction that is intended to help students achieve a learning objective (Burden &
Byrd, 1999: 85). Selain memperhatikan rasional teoretik, tujuan, dan hasil yang
ingin dicapai, model pembelajaran memiliki lima unsur dasar (Joyce & Weil
(1980), yaitu (1) syntax, yaitu langkah-langkah operasional pembelajaran, (2) social
system, adalah suasana dan norma yang berlaku dalam pembelajaran, (3) principles
of reaction, menggambarkan bagaimana seharusnya guru memandang,
memperlakukan, dan merespon siswa, (4) support system, segala sarana, bahan,
alat, atau lingkungan belajar yang mendukung pembelajaran, dan (5) instructional
dan nurturant effects, hasil belajar yang diperoleh langsung berdasarkan tujuan
yang disasar (instructional effects) dan hasil belajar di luar yang disasar (nurturant
effects).
b. Macam Model Pembelajaran
Berikut diberikan lima contoh model pembelajaran, yaitu: model
reasoning and problem solving, model inquiry training, model problem-based
instruction, model pembelajaran perubahan konseptual, dan model group
investigation.
1) Model Reasoning and Problem Solving
99
Reasoning merupakan bagian berpikir yang berada di atas level
memanggil (retensi), yang meliputi: basic thinking, critical thinking, dan
creative thinking. Termasuk basic thinking adalah kemampuan memahami
konsep. Kemampuan-kemapuan critical thinking adalah menguji,
menghubungkan, dan mengevaluasi aspek-aspek yang fokus pada masalah,
mengumpulkan dan mengorganisasi informasi, memvalidasi dan menganalisis
informasi, mengingat dan mengasosiasikan informasi yang dipelajari
sebelumnya, menentukan jawaban yang rasional, melukiskan kesimpulan
yang valid, dan melakukan analisis dan refleksi. Kemampuan-kemampuan
creative thinking adalah menghasilkan produk orisinil, efektif, dan kompleks,
inventif, pensintesis, pembangkit, dan penerap ide. Problem adalah suatu
situasi yang tak jelas jalan pemecahannya yang mengkonfrontasikan individu
atau kelompok untuk menemukan jawaban dan problem solving adalah upaya
individu atau kelompok untuk menemukan jawaban berdasarkan pengetahuan,
pemahaman, keterampilan yang telah dimiliki sebelumnya dalam rangka
memenuhi tuntutan situasi yang tak lumrah tersebut (Krulik & Rudnick,
1996).
2) Model Inquiry Training
Untuk model ini, terdapat tiga prinsip kunci, yaitu pengetahuan bersifat
tentatif, manusia memiliki sifat ingin tahu yang alamiah, dan manusia
mengembangkan indivuality secara mandiri. Prinsip pertama menghendaki
proses penelitian secara berkelanjutan, prinsip kedua mengindikasikan
pentingkan siswa melakukan eksplorasi, dan yang ketiga kemandirian, akan
bermuara pada pengenalan jati diri dan sikap ilmiah.
3) Model Problem-Based Instruction
Problem-based instruction adalah model pembelajaran yang berlandaskan
paham konstruktivistik yang mengakomodasi keterlibatan siswa dalam belajar
dan pemecahan masalah otentik (Arends et al., 2001).
100
Dalam perolehan informasi dan pengembangan pemahaman tentang topik-
topik, siswa belajar bagaimana mengkonstruksi kerangka masalah,
mengorganisasikan dan menginvestigasi masalah, mengumpulkan dan
menganalisis data, menyusun fakta, mengkonstruksi argumentasi mengenai
pemecahan masalah, bekerja secara individual atau kolaborasi dalam
pemecahan masalah..
3. Metode Direct Instruction
a. Hakikat Metode Direct Instruction
Pembelajaran langsung (direct instruction) adalah metode mengajar
yang berfokus pada produksi hasil pembelajaran dengan menerapkan pemodelan
keterampilan dan perilaku serta pemodelan berfikir. Hal ini melibatkan peran
serta guru untuk memberikan bimbingan secara terstruktur dan
mendemonstrasikan proses untuk siswa.
Menurut Arends (1997: 64) menyatakan:...on an approach to teaching
that help students learn basic skills and acquire information that can be taughtin
a step-by-step fashion. Dari kutipan tersebut dapat disimpulkan bahwa metode
pembelajaran belajar secara langsung menitikberatkan pada suatu bentuk
pembelajaran yang membantu siswa mempelajari kemampuan dasar dan
perolehan informasi yang diajarkan dalam bentuk tahap demi tahap.
Metode pembelajaran direct instruction memiliki karakteristik hampir
sama dengan metode pembelajaran yang diarahkan oleh guru (teacher
instruction). Pembelajaran ini juga terfokus pada kegiatan guru dan
pengorganisasian kelas. Tetapi, fokus utama pembelajaran ini terletak pada
belajar, dan penekanan pada keterlibatan siswa di dalam mengerjakan tugas
akademik dengan pengaturan waktu yang telah disesuaikan agar siswa mencapai
prestasi belajar yang tinggi.
Metode pembelajaran direct instruction merupakan metode pembelajaran
yang berpusat pada guru (teacher centered) yang memiliki lima tahap atau fase
101
pembelajaran, yaitu: ”set induction, demonstration, guided practice, feedback,
and extended practice”(Arends, 1997: 66). Uraian lengkap dari tahap-tahap
pembelajaran direct instruction adalah sebagai berikut:
1) Merencanakan Tugas Belajar
a) Menyiapkan tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran adalah mengarahkan siswa agar memiliki
kemampuan berfikir kritis, kreatif, dan terbuka. Tujuan pembelajaran yang
baik didasarkan pada siswa dan dapat mengidentifikasikan keterampilan
yang diharapkan.
b) Memilih isi/materi pelajaran
Pemilihan isi/materi pelajaran dapat dilakukan dengan melihat petunjuk
kurikulum dan silabus yang telah ditentukan serta sumber bacaan yang
relevan.
c) Menyajikan analisis tugas
Analisis tugas merupakan sesuatu yang terlihat sulit dan kompleks yang
tidak bisa dipelajari dalam waktu tertentu. Untuk mempermudah analisis
tugas, terlebih dahulu guru membagi ke dalam beberapa bagian untuk
mempermudah guru dalam mendefinisikan secara tepat apa yang
dibutuhkan siswa sehingga siswa dapat memperoleh pengetahuan dan
keterampilan yang dibutuhkan.
d) Merencanakan waktu dan ruang
Merencanakan waktu dan ruang seharusnya menjadi hal yang pokok bagi
seorang guru karena disebabkan beberapa alasan, yaitu:
(1) Alokasi waktu dapat digunakan untuk menentukan standar kompetensi
yang harus dicapai siswa dalam satu pertemuan
(2) Alokasi waktu dapat mendorong siswa untuk memperhatikan
penjelasan dan tugas yang diberikan guru selama proses belajar
mengajar dilaksanakan.
102
(3) Penataan ruang yang sesuai dapat menciptakan suasana yang kondusif
sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar.
2) Tugas-Tugas Interaktif
a) Menyiapkan Bahan Pelajaran
Secara umum, isi fase ini adalah mendapatkan perhatian siswa dan
mendorong mereka untuk aktif selama proses belajar mengajar
berlangsung. Selama itu, guru juga memberikan informasi motivasi dan
tanggungjawab akademis kepada siswa agar mereka dapat berpartisipasi
pada saat proses belajar mengajar.
b) Menyajikan dan Mendemostrasikan
(1) Mencapai kejelasan
Kemampuan guru di dalam mengajar mempengaruhi proses
pembelajaran, karena kemampuan guru dalam menjelaskan materi
secara jelas dan spesifik membuat siswa belajar dengan baik.
(2) Memimpin demonstrasi
Untuk mendemonstrasikan suatu konsep atau keterampilan tertentu
secara efektif, guru dapat melakukannya dengan kemampuan yang
telah diperoleh dari latihan atau pengalaman sebelum mengajar di
kelas.
c) Menyediakan Latihan Terbimbing
Beberapa prinsip yang dapat membimbing guru untuk menyediakan
latihan adalah:
(1) Memberikan beberapa latihan pendek dan bermakna
(2) Memberikan latihan untuk memperluas pemecahan
(3) Memperhatikan kelebihan dan kekurangan dari seluruh latihan yang
diberikan serta menyelesaikan latihan tingkat awal
(4) Memberikan pemahaman dan umpan balik
Fase ini sangat erat dengan resitasi atau latihan tugas. Seringkali fase
ini dikarakteristikkan oleh guru dengan menyatakan kepada siswa
103
dengan suatu pertanyaan atau latihan soal dan siswa akan menjawab
dengan jawaban yang mereka anggap benar. Selanjutnya, guru akan
menanggapi jawaban yang telah diberikan siswa. Bagian ini
merupakan aspek penting dari proses pembelajaran direct instruction,
karena tanpa mengatahui hasil atau keterampilan siswa maka latihan
yang diberikan guru akan sia-sia. Guru dapat melakukan umpan balik
secara langsung maupun tidak langsung. Menyediakan umpan balik
yang efektif di dalam kelas yang benar dapat ditempuh dengan:
(a) Menyediakan umpan balik
(b) Membuat umpan balik yang spesifik
(c) Menjaga umpan balik secara tepat untuk membangun tingkat
perkembangan siswa
(d) Penekanan pada pemberian pujian pada saat umpan balik
menunjukkan tampilan yang baik
(e) Ketika memberikan umpan balik pada tampilan yang salah maka
guru memperlihatkan bagaimana jawaban atau tampilan yang
benar
(f) Membantu siswa untuk lebih menitikberatkan pada proses bukan
pada hasil tampilan atau jawaban.
(g) Mengajari siswa bagaimana cara memberikan umpan balik yang
benar dan mengukur kemampuan teman yang lain.
d) Menyediakan Latihan Mandiri
Seringkali latihan mandiri yang diberikan kepada siswa sebagai fase
terakhir dari metode pembelajaran direct instruction dalam pekerjaan
rumah (PR) dan dalam bentuk evaluasi (tes sumatif). Latihan mandiri
adalah suatu kesempatan bagi siswa untuk menunjukkan keterampilan
atau kemampuan baru yang telah diperoleh, yang seharusnya sebagai
lanjutan dari latihan terbimbing.
104
b. Peran Praktik Individual di dalam Pengajaran Langsung
Meskipun pengajaran langsung dapat menjadi metode mengajar yang
sangat efektif, tetapi metode tersebut tidak akan bekerja tanpa memasukkan
elemen praktik, karena sangat penting bagi murid untuk dapat mempraktikkan apa
yang telah mereka pelajari agar dapat mempertahankannya. Praktik individual
biasanya disebut seatwork.
Elemen-elemen utama seatwork yang efektif dapat dirangkum sebagai berikut:
1) Menyiapkan seatwork
Elemen esensial pertama yang perlu diingat ketika menyiapkan
seatwork adalah memastikan bahwa tersedia bahan dalam jumlah yang cukup
untuk digunakan semua murid selama praktik individual. Bila menggunakan
worksheets (lembar kerja), wajib untuk tidak hanya menyediakan lembar kerja
dalam jumlah yang cukup untuk semua anak tetapi juga menyiapkan tugas
”back-up” untuk jaga-jaga bila sebagian atau semua murid menyelesaikan
tugasnya dengan lebih cepat dari waktu yang diperkirakan. Bila tugas itu
menuntut penggunaan manipulatives atau bahan-bahan seperti number lines
(semacam penggaris dimana setiap titik diberi nomor) atau gunting, guru
harus memastikan bahwa alat-alat itu juga tersedia dalam jumlah yang cukup.
Tugas seatwork perlu dikaitkan dengan tujuan pelajaran dan bahan
yang telah dipelajari sebelumnya, dan perlu diseduaikan dengan tingkat
kemampuan murid. Seatwork perlu dilangsungkan sesegera mungkin setelah
bagian tanya-jawab (praktik terbimbing) dari pelajaran itu. Dengan cara ini
murid akan membuat lebih sedikit kesalahan, dan meningkatkan perasaan
mampu menguasai isi pelajaran itu.
2) Penggunaan workbook/textbook
Sering kali, seatwork akan terdiri atas latihan-latihan soal yang
diambil dari workbook atau lembar kerja. Guru perlu memastikan bahwa
latihan di dalam workbook itu cocok untuk muridnya dan berkaitan erat
dengan sasaran pelajaran dan isi yang diajarkan.
105
3) Mengorganisasikan seatwork
Seperti halnya dengan pelajaran secara keseluruhan, guru perlu
menyatakan dengan jelas tujuan seatwork kepada murid. Perlu dijelaskan
dengan tepat apa alasan (kognitif) untuk melaksanakan seatwork sehingga
murid tidak mempersepsinya sebagai sekadar untuk mengisi waktu. Tujuan
prosesnya perlu dijelaskan juga, karena murid dapat dengan mudah melihat
tujuan seatwork sekadar memberikan jawaban yang tepat untuk pertanyaan-
pertanyaan tertentu (Arends, 1998).
Selama seatwork murid perlu terus-menerus dipantau oleh guru. Guru
harus berjalan berkeliling untuk memeriksa pekerjaan murid-murid, baik
untuk memastikan bahwa mereka tetap pada pekerjaannya maupun untuk
memeriksa pemahaman mereka.
4) Umpan-balik terhadap seatwork
Supaya seatwork tidak dipersepsi sebagai sekadar pengisi waktu,
murid perlu menerima umpan balik untuk tugas-tugas yang mereka kerjakan.
Umpan-balik dapat diberikan dengan sejumlah cara. Selama seatwork, guru
dapat dberjalan berkeliling sambil menilai pekerjaan murid dan memberikan
umpan-balik verbal kepada murid selama mereka bekerja. Selama seatwork
guru juga dapat meminta murid untuk memeriksa hasil pekerjaan temannya.
Sebagai alternatif, ia dapat mengumpulkan lembar-lembar kerja murid dan
menilainya di luar waktu mengajar. Salah satu pendekatan yang berguna
adalah dengan membahas seatwork itu selama bagian akhir sesi seluruh-kelas
untuk pelajaran yang dimaksud. Murid dapat diminta untuk menjawab
pertanyaan atau murid dapat diminta untuk menceritakan kepada seluruh kelas
tentang apa yang telah dikerjakan yakni penjelasan tentang perhitungan dalam
mengerjakan seatwork tersebut..
5) Mendiferensiasikan seatwork
Keputusan lebih jauh yang perlu diambil sebelum memberikan
seatwork adalah apakah guru perlu atau tidak perlu mendiferensiasikan tugas.
106
Ada dua alasan untuk melakukan itu. Pertama, guru dapat memutuskan untuk
menyesuaikan tugas itu dengan tingkat kemampuan murid yang berbeda-beda.
Keputusan untuk melakukan ini tergantung pada variabilitas kemampuan di
kelas. Variabilitas kemampuan ini bisa saja sangat besar di kelas-kelas dengan
tingkat kemampuan murid yang sangat beragam, apalagi di wilayah-wilayah
miskin, dimana variabilitas kemampuan tampaknya lebih besar karena,
meskipun karena ketidakuntungan secara sosial membuat tingkat kemampuan
rata-rata di wilayah semacam ini lebih rendah, biasanya selalu ada sebagian
anak yang memiliki kemampuan tinggi dibanding kawan-kawannya (Muijs
dan Reynolds,1999). Alasan lain mendiferensiasikan seatwork adalah untuk
meminta murid-murid mengerjakan bagian-bagian tugas yang berbeda yang
kemudian dapat dipersatukan selama sesi seluruh kelas.
c. Kebaikan dan Kelemahan Model Direct Instruction
Setiap model pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing. Kebaikan model direct instruction ini antara lain : (1)
enthusiastic (antusiasme); (2) warm accepting (tercipta suasana belajar yang
hangat dan demokratis); (3) humorous; (4) supportive; (5) encauraging (berisi
ajakan); (6) adaptable-flexible (penyampaian materi disesuaikan dengan kondisi
kelas); (7) knowledgeable (mengandung unsur pengetahuan); (8) hold high
expectations for student success (memiliki harapan yang tinggi akan kesuksesan
siswa). Sedangkan kelemahan dari model pembelajaran direct instruction adalah:
(1) strukturnya sulit, sehingga siswa merasa tertekan; (2) tidak cocok untuk materi
yang membutuhkan kreatifitas, pemikiran abstrak dan pemecahan masalah atau
keterampilan pemahaman (kognitif) yang tinggi; (3) untuk menumbuhkan kerja
sama, sikap terhadap sekolah, interaksi sosial dan presentase kehadiran, tidak
sebagus model teacher center yang lain (Donald R. Cruickshank, dkk. 1999:
230).
107
Pengajaran langsung ditemukan merupakan metode terbaik untuk
mengajarkan tentang aturan, prosedur, dan ketrampilan dasar, khususnya untuk
murid-murid belia (Good dan Brophy, 1986). Tetapi bila tujuan pelajaran itu lebih
kompleks atau bersifat terbuka (misalnya, mengembangkan ketrampilan berpikir
murid, atau mendiskusikan keunggulan berbagai macam system pemilihan
umum), maka pendekatan terstruktur dan teacher-directed (diarahkan oleh guru)
yang menjadi ciri pengajaran langsung kurang begitu efektif (Joyce dan Weil,
1996).
Efektivitas pengajaran langsung tampaknya juga bergantung pada
karakteristik murid yang diajar. Pendekatan yangs angat terstruktur tampaknya
sangat efektif untuk murid-murid dengan latar belakang dari tingkat prestasi yang
rendah pada subjek tertentu. Masalah lebih lanjut yang terkait dengan pengajaran
langsung adalah bahwa peran murid mungkin menjadi terlalu pasif, yang
menyebabkan ketergantungan yang terlalu tinggi kepada guru dan kurang
berkembangnya ketrampilan belajar mandiri (Gipps dan McGilchrist, 1999).
4. Hakikat Hasil Belajar Akuntansi
a. Hakikat Belajar
Belajar dilakukan setiap manusia selama hidupnya, sejak lahir sampai
akhir hidupnya. Belajar merupakan tidakan dan perilaku yang kompleks.
Sedangkan makna dari belajar itu sendiri sangatlah beragam, tergantung tiap-tiap
individu dan dari sudut pandang mana mereka memaknainya.
Belajar merupakan suatu pola pikiran dan tindakan yang secara tidak
langsung dialami manusia sejak dilahirkan. Seorang anak kecil/bayi yang ketika
baru saja lahir berusaha untuk belajar minum air susu ibu. Secara naluri seorang
bayi akan mencari air susu ibu dan sikap sederhana dari seorang bayi tersebut bisa
dikatakan sebagai proses belajar.
Suwarni,dkk (1999: 6) mengungkapkan,
108
”belajar adalah suatu kegiatan yang dapat menghasilkan perubahan tingkah laku, baik potensial maupun aktual. Perubahan-perubahan itu, berbentuk kemampuan-kemampuan baru yang dimiliki dalam waktu yang relatif lama (konstan). Serta perubahan-perubahan tersebut terjadi karena usaha sadar yang dilakukan oleh individu yang sedang belajar. Behavioral learning theory juga menekankan perubahan dalam perilaku sebagai hasil utama proses belajar”. Menurut Drs. Soemarsono, M.Pd (2007: 1) dalam hubungannya dengan
strategi belajar mengajar, diungkapkan bahwa :
Proses belajar adalah proses yang dialami secara langsung dan aktif oleh siswa pada saat mengikuti suatu kegiatan belajar mengajar yang direncanakan dan disajikan di sekolah, baik yang terjadi di kelas maupun di luar kelas.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, belajar
merupakan suatu proses kegiatan yang dapat merubah tingkah laku seseorang
secara permanen. Kegiatan ini dapat dilakukan di kelas maupun di luar kelas.
Teori belajar sosial membedakan antara belajar (bagaimana pengetahuan
diperoleh) dan performance (perilaku yang dapat diobservasi). Teori ini juga
mengatakan bahwa banyak di antara yang dipelajari manusia terjadi melalui
observasi orang lain. Menurut bandura, kebanyakan pembelajaran manusia
dilakukan dengan mengobservasi perilaku orang lain secara selektif
menempatkannya dalam ingatan. Bandura (1977: 22) menulis:
Belajar akan sangat menguras tenaga, tanpa menyebutkan risiko yang terlibat didalamnya, bila orang harus semata-mata menyandarkan diri pada efek-efek tindakannya sendiri sebagai pedoman bagi tindakan yang akan dilakukan selanjutnya. Untungnya kebanyakan perilaku manusia dipelajari secara observasional melalui modelling: dari mengobservasi orang lain kemudian akan membentuk ide tentang perilaku baru yang harus dilakukan, dan pada kesempatan selanjutnya informasi yang sudah di kode ini berfungsi sebagai pedoman untuk bertindak. Orang dapat belajar dari contoh tindakan yang akan dilakukan, setidaknya dalam bentuk kira-kira, sebelum melakukan tindakan apapun sehingga mereka dapat menghindari kesalahan yang tidak perlu.
b. Hakikat Akuntansi
109
Akuntansi merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada siswa
Sekolah Menengah Atas khususnya jurusan IPS. Fungsi mata pelajaran ini di
Sekolah Menengah Atas adalah memberikan bekal pengetahuan atau konsep dasar
mengenai akuntansi.
American Accounting Association mendefinisikan akuntansi sebagai
”...proses mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi
untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi
mereka yang menggunakan informasi tersebut.”
Definisi ini mengandung dua pengertian, yakni:
1) Kegiatan akuntansi
Bahwa akuntansi merupakan suatu proses yang terdiri dari identifikasi,
pengukuran, dan pelaporan informasi akuntansi.
2) Kegunaan akuntansi
Bahwa informasi ekonomi yang dihasilkan oleh akuntansi diharapkan
berguna dalam penilaian dan pengambilan keputusan mengenai kesatuan
usaha yang bersangkutan.
c. Hakikat Kualitas Pembelajaran Mata Pelajaran Akuntansi
MA Negeri 1 Surakarta jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), terdapat
mata pelajaran akuntansi. Pokok bahasan khusus yang diberikan kepada kelas XI
jurusan IPS semester genap membahas tentang siklus akuntansi perusahaan jasa.
Dalam pembelajaran tahun-tahun sebelumnya, untuk mata pelajaran ini masih
menghasilkan capaian yang timpang diantara siswa. Kurangnya interaksi antar
siswa, pemahaman terhadap materi yang kurang, pengelolaan waktu yang kurang
menguntungkan baik bagi guru maupun siswa menjadikan proses belajar menjadi
kurang maksimal. Oleh karena itu, dalam penerapan model pembelajaran direct
instruction yang akan dilakukan oleh peneliti diharapkan akan memberikan
kontribusi pembelajaran yang lebih baik daripada tahun-tahun sebelumnya.
Dampak dari penerapan tersebut dapat kita lihat tidak hanya dari hasil akhir
110
pembelajaran saja tetapi juga terhadap proses pelaksanaannnya.
Penilaian/evaluasi pembelajaran akuntansi dengan metode yang baru akan
dilakukan dengan menilai kualitas pembelajaran dilihat dari proses belajar
mengajar dan hasil dari pembelajaran yang dilaksanakan. Melalui penerapan
model pembelajaran direct instruction diharapkan kualitas pembelajaran menjadi
lebih baik.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Fatimah Ratnasari (2007) dalam penelitiannya yang berjudul
”Implementasi Pembelajaran Direct Instruction Disertai Diskusi Untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Laju Reaksi Siswa Kelas XI SMAN I Colomadu”.
Hasil penelitian menunjukkan sikap positif siswa selama pembelajaran ditunjukkan
dengan sering mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru/siswa (97.55%), sering
membaca buku/LKS (99.18%), sering melaksanakan tugas kelompok (100%), sering
menulis sesuai dengan proses belajar mengajar (100%). Sedangkan respon siswa
terhadap model pembelajaran yang dilakukan guru secara umum 61.42% siswa
menyatakan setuju. Pembelajaran Direct Instruction disertai diskusi dapat
meningkatkan pemahaman konsep kimia pada materi pokok laju reaksi. Hal ini dapat
dilihat melalui peningkatan rata-rata nilai siswa dari tes awal (1.83), tes siklus I
(4.99), dan tes siklus II (7.03).
Persamaan antara penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan
penelitian dari Fatimah Ratnasari adalah sama-sama menggunakan metode Direct
Instruction dalam penelitian. Sedangkan perbedaannya adalah penelitian yang
dilakukan penulis dilakukan pada mata pelajaran akuntansi, sedangkan penelitian
yang dilakukan oleh Fatimah Ratnasari dilakukan untuk mata pelajaran kimia.
C. Kerangka Berfikir
Kerangka berpikir merupakan alur penalaran yang sesuai dengan tema dan
masalah penelitian serta didasarkan pada kajian teoritis. Kerangka berpikir ini
111
digambarkan dengan skema secara holistik dan sistematik. Selaras dengan judul
penelitian yang diambil, yaitu “ Penerapan Model Pembelajaran Direct Instruction
dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Akuntansi Kelas XI IPS 3 MA
Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010”, maka dapat digambarkan kerangka
pemikiran sebagai berikut:
Gambar 1. alur kerangka berfikir
Keterangan:
Salah satu permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran akuntansi di
MA Negeri 1 Surakarta adalah kurangnya perhatian dan minat siswa dalam mengikuti
pembelajaran. Banyak siswa yang menghindari mengerjakan tugas dan tidak fokus
mengikuti pembelajaran sehingga pemahaman mereka sangat kurang. Hal ini
menyebabkan guru menghadapi masalah dalam membangkitkan minat dan
Permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran :
Guru merasa kesulitan mencari metode pembelajaran yang tepat untuk
meningkatkan minat dan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran
akuntansi.
Kualitas pembelajaran akuntansi kurang maksimal
Penerapan Metode Direct Instruction
Kualitas pembelajaran akuntansi meningkat
(siswa lebih bersemangat dan prestasi belajar meningkat)
112
meningkatkan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran akuntansi keuangan. Oleh
karena itu, untuk mengatasi permasalahan tersebut peneliti menawarkan metode
pembelajaran Direct Instruction, sehingga akan terbentuk suasana belajar yang lebih
hidup dan dapat memberikan semangat baru bagi siswa dalam pembelajaran
akuntansi keuangan. Dengan menerapkan metode pembelajaran Direct Instruction
diharapkan kualitas pembelajaran siswa dapat meningkat karena pemahaman mereka
pun meningkat.
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan keterangan diatas, dapat dirumuskan hipotesis bahwa
”Penerapan Model Pembelajaran Direct Instruction dapat Meningkatkan Kualitas
Pembelajaran Akuntansi Kelas XI IPS 3 MA Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran
2009/2010”.
113
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MA Negeri 1 Surakarta, yang beralamat di
Jl. Sumpah Pemuda No.25 Kadipiro, Surakarta. Sekolah ini dipimpin oleh Drs. Agus
Hadi Susanto, M.Si. selaku kepala sekolah. Sekolah ini memiliki kelas yang terdiri
atas:
a) Kelas X sebanyak 10 kelas, terdiri dari 5 kelas program umum, 2 kelas
program keagamaan, 2 kelas program boarding school, dan 1 kelas
program Rintisan Madrasah Bertaraf International (RMBI).
b) Kelas XI sebanyak 9 kelas, terdiri dari 2 kelas program keagamaan, 2
kelas program IPA boarding school, 1 kelas program IPA Rintisan
Madrasah Bertaraf International, dan 4 kelas program IPS.
c) Kelas XII sebanyak 9 kelas, terdiri dari 2 kelas program keagamaan, 2
kelas program IPA, dan 5 kelas program IPS.
Adapun yang menjadi subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 3
dengan jumlah 30 siswa. Alasan pemilihan sekolah ini sebagai tempat penelitian
adalah:
a) Menurut pendapat beberapa siswa (khususnya kelas XI IPS 3) bahwa
dalam pembelajaran akuntansi yang dilakukan saat ini kurang menarik
114
sehingga banyak siswa kurang memahami materi dan hasil yang diperoleh
kurang maksimal;
b) Antara peneliti dengan pihak sekolah sudah ada hubungan yang baik;
c) Sekolah tersebut belum pernah dipergunakan sebagai objek penelitian
yang sejenis, sehingga terhindar dari kemungkinan penelitian ulang;
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara kolaborasi dengan guru mata
pelajaran akuntansi yaitu Ibu. Tri Budiani, S.Pd., dan siswa yang membantu dalam
pelaksanaan observasi dan refleksi selama penelitian berlangsung, sehingga secara
tidak langsung kegiatan penelitian bisa terkontrol sekaligus menjaga kevalidan hasil
penelitian.
2. Waktu Penelitian
Penulis merencanakan pelaksanaan penelitian dari bulan Januari 2010
sampai Mei 2010. Waktu ini meliputi kegiatan persiapan sampai penyusunan laporan
penelitian, dengan jadwal sebagai berikut:
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Dalam Penelitian
Jenis Januari Februari Maret April Mei Kegiatan 1. Persiapan Penelitian a. Penyusunan Judul b. Penyusunan
Proposal c. Perijinan 2. Perencanaan
Tindakan 3. Implementasi
tindakan a. Siklus I b.Siklus II
115
4. Review 5. Penyusunan
Laporan
3. Subjek dan Objek Penelitian
a. Subjek Penelitian
Penelitian ini dikhususkan pada kelas XI jurusan IPS yang terdiri dari
empat kelas. Di mana jumlah siswa dari tiap kelas program ini rata-rata 30 siswa.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 3 MA Negeri 1 Surakarta
tahun diklat 2009/2010 dengan jumlah siswa 30 anak.
b. Objek Penelitian
Objek pada penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah berbagai kegiatan
yang terjadi di dalam kelas selama berlangsungnya Proses Belajar Mengajar yang
terdiri dari:
a. Pemilihan metode pembelajaran
b. Pelaksanaan metode pembelajaran yang dipilih
c. Suasana belajar saat berlangsungnya proses belajar mengajar
d. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
e. Hasil proses pembelajaran
B. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas.
Menurut Rustam dan Mundilarto (2004: 1) ”penelitian tindakan kelas (PTK) adalah
sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan
merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan
partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil
belajar siswa dapat meningkat”. Kegiatan penelitian ini dimulai dengan adanya
masalah yang dirasakan sendiri oleh guru dalam pembelajaran. Masalah tersebut
dapat berupa masalah yang berhubungan dengan proses dan hasil belajar siswa yang
116
tidak sesuai dengan harapan guru atau hal-hal lain yang berkaitan dengan perilaku
mengajar guru dan perilaku belajar siswa.
Untuk lebih memahami mengenai apa yang disebut dengan penelitian
tindakan kelas, perlu diketahui terlebih dahulu pengertian dan karakteristik penelitian
tindakan kelas. Menurut Suharsimi Arikunto (2007: 2) ada tiga kata yang membentuk
pengertian tersebut, yaitu:
1. Penelitian Menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan suatu cara dan aturan metodoligi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi si peneliti
2. Tindakan Menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam bentuk penelitian rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.
3. Kelas Dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.
Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata inti, yaitu (1)
penelitian, (2) tindakan, (3) kelas, segera dapat disimpulkan bahwa penelitian
tindakan kelas merupakan sebuah pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa suatu
tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.
Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan
oleh siswa.
Setiap jenis penelitian memiliki karakteristik tertentu yang membedakan
dengan penelitian lain, seperti halnya dengan penelitian tindakan kelas yang menurut
Rustam Mundilarto (2004: 1), sebagai penelitian inovatif, PTK memiliki sejumlah
karakteristik sebagai berikut:
1. Masalah berawal dari guru 2. Tujuannya memperbaiki pembelajaran 3. Metode utama adalah refleksi diri dengan tetap 4. Mengikuti kaidah-kaidah penelitian
117
5. Fokus penelitian berupa kegiatan pembelajaran 6. Guru bertindak sebagai pengajar dan peneliti.
Sedangkan menurut Kasihani Kasbolah (2001: 15-17), karakteristik PTK,
meliputi:
1. Munculnya penelitian tindakan kelas karena ada permasalahan praktik faktual. permasalahan yang timbul dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari yang dihadapi oleh guru.
2. Adanya tindakan-tindakan, yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas yang bersangkutan
3. Tindakan-tindakan yang diambil dalam rangka melakukan perubahan menuju perbaikan harus direncanakan secara cermat
Menurut Subagjo (2008), sebagai penelitian inovatif, PTK memiliki
sejumlah karakteristik sebagai berikut:
1. Bersifat siklis, artinya PTK terlihat pengulangan atau siklis (perencanaan, pemberian tindakan, pengamatan dan refleksi), sebagai prosedur baku penelitian.
2. Bersifat longitudinal, artinya PTK harus berlangsung dalam jangka waktu tertentu (misalnya 2-3 bulan) secara kontinyu untuk memperoleh data yang diperlukan, bukan “sekali tembak” selesai pelaksanaannya.
3. Bersifat partikular-spesifik jadi tidak bermaksud melakukan generalisasi dalam rangka mendapatkan dalil-dalil. Hasilnyapun tidak untuk digenaralisasi meskipun mungkin diterapkan oleh orang lain dan ditempat lain yang konteksnya mirip.
4. Bersifat partisipatoris, dalam arti guru sebagai peneliti sekaligus pelaku perubahan dan sasaran yang perlu diubah. Ini berarti guru berperan ganda, yakni sebagai orang yang meneliti sekaligus yang diteliti pula.
5. Bersifat emik (bukan etik), artinya PTK memandang pembelajaran menurut sudut pandang orang dalam yang tidak berjarak dengan yang diteliti; bukan menurut sudut pandang orang luar yang berjarak dengan hal yang diteliti.
6. Bersifat kaloboratif atau kooperatif, artinya dalam pelaksanaan PTK selalu terjadi kerja sama atau kerja bersama antara peneliti (guru) dan pihak lain demi keabsahan dan tercapainya tujuan penelitian.
7. Bersifat kasuistik, artinya PTK menggarap kasus-kasus spesifik atau tertentu dalam pembelajaran yang sifatnya nyata dan terjangkau oleh guru; menggarap masalah-masalah besar.
8. Menggunakan konteks alamiah kelas, artinya kelas sebagai ajang pelaksanaan PTK tidak perlu dimanipulasi dan atau direkayasa demi kebutuhan, kepentingan dan tercapainya tujuan penelitian.
9. Mengutamakan adanya kecukupan data yang diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian, bukan kerepresentasifan (keterwakilan jumlah) sampel secara
118
kuantitatif. Sebab itu, PTK hanya menuntut penggunaan statistik yang sederhana, bukan yang rumit.
10. Bermaksud mengubah kenyataan, dan situasi pembelajaran menjadi lebih baik dan memenuhi harapan, bukan bermaksud membangun teori dan menguji hipotesis.
Penelitian tindakan kelas (action research) berbeda dengan penelitian
formal, yang bertujuan untuk menguji hipotesis dan membangun teori yang bersifat
umum (general). Action research lebih bertujuan untuk memperbaiki kinerja, sifatnya
kontekstual dan hasilnya tidak untuk digeneralisasi. Namun demikian hasil action
research dapat saja diterapkan oleh orang lain yang mempunyai latar yang mirip
dengan yang dimiliki peneliti.
Perbedaan antara penelitian formal dengan classroom action
research/penelitian tindakan kelas disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 2. Perbedaan penelitian formal dan penelitian tindakan kelas Penelitian formal Penelitian Tindakan Kelas
1. Dilakukan oleh orang lain
2. Sampel harus representative
3. Instrumen harus valid dan reliabel
4. Menuntut penggunaan analisis
statistik
5. Mempersyaratkan hipotesis
6. Mengembangkan teori
1. Dilakukan oleh guru
2. Kerepresentatifan sampel tidak
diperhatikan
3. Instrumen yang valid dan reliabel
tidak diperhatikan
4. Tidak diperlukan analisis statistik
yang rumit
5. Tidak selalu menggunakan
hipotesis
6. Memperbaiki praktik pembelajaran
secara langsung
(Akhmad sudrajat.wordpress.com)
119
Menurut Hopkins (1993) yang dikutip oleh Prof. Suhardjono (2007: 74),
ada beberapa ahli yang menggunakan model penelitian tindakan kelas dengan bagan
yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat kegiatan utama yang ada pada
setiap siklus, yaitu (a) perencanaan, (b) tindakan, (c) pengamatan, dan (d) refleksi
yang dapat digambarkan sebagai berikut:
120
Gambar 2. siklus penelitian tindakan
(Suhardjono dalam Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Sapardi, 2007: 74)
Keterangan:
Rincian kegiatan pada tahapan adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan
Tahapan ini berupa menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan
tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut
akan dilakukan.
Secara rinci, pada tahapan perencanaan terdiri dari kegiatan sebagai
berikut:
Permasalahan Perencanaan Tindakan I
Pelaksanaan Tindakan I
Pengamatan/ Pengumpulan Data I
Refleksi I
Perencanaan Tindakan II
Pelaksanaan Tindakan II
Refleksi II Pengamatan/ Pengumpulan Data II
Dilanjutkan ke siklus berikutnya
Permasalahan baru Hasil refleksi
Apabila permasalahan
belum terselesaikan
Siklus I
Siklus II
121
1. mengidentifikasi cara menganalisis masalah, yaitu secara jelas dapat
dimengerti masalah apa yang akan diteliti. Masalah tersebut harus benar-
benar faktual terjadi di lapangan, masalah bersifat umum di kelasnya,
masalah cukup penting dan bermanfaat bagi peningkatan mutu hasil
pembelajaran, dan masalah pun harus dalam jangkauan kemampuan peneliti.
2. menetapkan alasan mengapa penelitian tersebut dilakukan, yang akan
melatarbelakangi PTK.
3. merumuskan masalah secara jelas, baik dengan kalimat tanya maupun
kalimat pernyataan.
4. menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan jawaban, berupa
rumusan hipotesis tindakan. Umumnya dimulai dengan menetapkan
berbagai alternatif tindakan pemecahan masalah, kemudian dipilih
tindakan yang paling menjanjikan hasil terbaik dan yang dapat dilakukan
oleh guru.
5. menentukan cara untuk menguji hipotesis tindakan dengan menjabarkan
indikator-indikator keberhasilan serta berbagai instrument pengumpul data
yang dapat dipakai untuk menganalisis indikator keberhasilan itu.
6. membuat secara rinci rancangan tindakan.
b. Pelaksanaan
Pada tahap ini, rancangan strategi dan skenario pembelajaran akan
diterapkan. Skenario atau rancangan tindakan yang akan dilakukan, hendaknya
dijabarkan serinci mungkin secara tertulis. Rincian tindakan itu menjelaskan (a)
langkah demi langkah kegiatan yang akan dilakukan, (b) kegiatan yang
seharusnya dialakukan oleh guru, (c) kegiatan yang diharapkan dilakukan oleh
siswa, (d) rincian tentang jenis media pembelajaran yang akan digunakan dan cara
menggunakannya, (e) jenis instrumen yang akan digunakan untuk pengumpulan
data/pengamatan disertai dengan penjelasan rinci penggunannya.
c. Pengamatan atau observasi
122
Tahap ini sebenarnya berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan.
Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi keduanya
berlangsung dalam waktu yang sama.
Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal
yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung.
Pengumpulan data ini dilaksanakan dengan menggunakan format
observasi/penilaian yang telah disusun, termasuk juga pengamatan secara cermat
pelaksanaan skenario tindakan dari waktu ke waktu serta dampaknya terhadap
proses dan hasil belajar siswa. Data yang dikumpulkan dapat berupa data
kualitatif (hasil tes, kuis, presentasi, nilai tugas, dan lain-lain) atau data kuantitatif
yang menggambarkan kreatifitas siswa, antusias siswa, mutu diskusi yang
dilakukan, dan lain sebagainya.
Data yang dikumpulkan hendaknya dicek untuk mengetahui
keabsahannya, kemudian data yang telah terkumpul perlu dilakukan analisis, baik
untuk mempermudah penggunaan maupun dalam penarikan kesimpulan. Untuk
hal ini berbagai teknik analisis statistika dapat digunakan.
d. Refleksi
Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan
yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan
evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya.
Refleksi dalam PTK menyangkut analisis, sintesis, dan penilaian terhadap
hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Jika terdapat masalah dari proses
refleksi maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus berikutnya yang
meliputi kegiatan perencanaan ulang, tindakan ulang, dan pengamatan ulang
sehingga permasalahan dapat teratasi.
C. Teknik Pengumpulan Data
123
Dalam kegiatan penelitian, cara memperoleh data diketahui dengan nama
teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas
biasanya berupa metode wawancara, observasi, dokumentasi dan tes.
1. Wawancara dilakukan oleh peneliti terhadap guru dan siswa mengenai proses
pembelajaran yang selama ini dilakukan dan bagaimanakah respon atau hasil
yang timbul dari proses pembelajaran tersebut. Jenis wawancara yang digunakan
adalah wawancara bebas terpimpin dimana penginterview memberikan
pertanyaan sesuai dengan rancangan yang telah dibuat, namun cara
menyampaikan pertanyaan tersebut tergantung pada kebijaksanaan interviewer.
2. Observasi dilaksanakan oleh peneliti dengan mengamati proses pembelajaran
dikelas. Observasi hanya dilakukan dengan mengamati, mengidentifikasi, dan
mencatat apa kekurangan dan kelebihan dalam proses pembelajaran.
3. Dokumentasi merupakan upaya untuk memberikan gambaran bagaimana sebuah
penelitian tindakan kelas dilakukan. Kegiatan ini dilaksanakan dengan mengambil
gambar kegiatan para siswa dan guru dalam pelaksanaan pembelajaran saat
penelitian dilaksanakan.
4. Tes merupakan alat yang digunakan peneliti untuk mengetahui hasil dari
penelitian yang telah dilakukan. Tes dilakukan dengan dua cara, yaitu tes tertulis
dan praktek atau lisan dengan mendemonstrasikan pekerjaan mereka di depan
kelas.
D. Prosedur Penelitian
Prosedur Penelitian merupakan tahapan-tahapan yang ditempuh dalam
penelitian dari awal sampai akhir secara urut. Prosedur penelitian ini terdiri dari
beberapa tahap kegiatan yaitu:
1. Tahap Pengenalan Masalah
Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini adalah:
a. Mengidentifikasi masalah
124
b. Menganalisis masalah secara mendalam dengan mengacu pada teori-teori
yang relevan
c. Menyusun bentuk tindakan yang sesuai dengan siklus pertama
d. Menyusun alat monitoring dan evaluasi
2. Tahap Persiapan Tindakan
Pada tahap ini peneliti melakukan persiapan yang meliputi:
a. Penyusunan jadwal penelitian
b. Penyusunan rencana pembelajaran
c. Penyusunan soal evaluasi
3. Tahap Penyusunan Rencana Tindakan
Rencana tindakan disusun dalam dua siklus, yaitu: siklus I dan siklus II.
Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan tindakan,
pelaksanaan tindakan, observasi dan interpretasi, serta tahap analisis dan refleksi.
4. Tahap Implementasi Tindakan
Dalam tahap ini peneliti melaksanakan hipotesis tindakan, yakni untuk
menumbuhkan minat siswa dalam pembelajaran akuntansi keuangan sehingga
meningkatkan pemahaman yang akhirnya meningkatkan pula hasil belajar
akuntansi keuangan siswa. Hipotesis tindakan ini dimaksudkan untuk menguji
kebenarannya melalui tindakan yang telah direncanakan.
5. Tahap Pengamatan
Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap siswa yang
sedang melakukan kegiatan belajar-mengajar. Pengamatan maupun refleksi dapat
dilakukan secara beiringan bahkan bersama dengan pelaksanaan tindakan. Semua
hal yang berkaitan dengan hal diatas perlu dikumpulkan dengan sebaik-baiknya.
6. Tahap Penyusunan Laporan
Pada tahap ini peneliti menyusun laporan dari semua kegiatan yang telah
dilakukan selama penelitian. Dalam kegiatan ini pertama-tama perlu ditulis
paparan hasil-hasil PTK. Paparan hasil PTK ini disatukan dengan deskripsi
masalah, rumusan masalah, tujuan, dan kajian konsep atau teoritis.
125
E. Proses Penelitian
Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatnya
kualitas pembelajaran akuntansi pada siswa akuntansi kelas XI IPS 3 MA Negeri 1
Surakarta melalui pengoptimalan penerapan metode direct instruction. Setiap
tindakan dalam upaya peningkatan indikator tersebut dirancang dalam satu unit
sebagai satu siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) Perencanaan
Tindakan, (2) Pelaksanaan Tindakan, (3) Observasi dan Interpretasi, dan (4) Analisis
dan Refleksi untuk perencanaan siklus berikutnya. Dalam penelitian ini, direncanakan
dalam dua siklus.
1. Rancangan Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti dan guru kelas menyusun:
1) Skenario pembelajaran sebagai berikut:
a) Kegiatan awal:
(1) Apersepsi:
Guru menggali dan mengembangkan pengetahuan siswa terhadap
materi pelajaran yang akan di bahas.
Guru menjelaskan poin-poin kunci tujuan pembelajaran.
(2) Motivasi:
Guru memberikan motivasi kepada siswa tentang materi pelajaran
b) Kegiatan inti:
(1) Guru melakukan pendekatan terstruktur (ciri pengajaran langsung)
yakni menjelaskan materi pelajaran secara bertahap dengan
terstruktur dan jelas.
(2) Teacher directed (ciri pengajaran langsung). Guru
mendemonstrasikan/memberikan contoh, prosedur perhitungan
126
dari materi pelajaran dan memberikan latihan terbimbing kepada
siswa.
(3) Seatwork (peran praktik individual di dalam pengajaran langsung)
Guru memberikan praktik tugas mandiri kepada siswa.
Guru berkeliling kelas memeriksa pekerjaan siswa.
Siswa membahas jawaban soal latihan yang sudah dikerjakan
melalui presentasi tugas.
Siswa didampingi guru membahas soal latihan yang telah
dikerjakan.
c) Kegiatan akhir:
Menarik kesimpulan pembelajaran
Guru memberikan pekerjaan rumah dengan memasukkan satu atau
dua soal reviu
2) Instrumen untuk evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran ini berupa
soal tes tertulis.
3) Menetapkan indikator ketercapaian
Beberapa aspek yang diukur yakni, keaktifan siswa selama
apersepsi, keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran, ketelitian dan
ketepatan siswa dalam menyelesaikan persoalan/soal, dan ketuntasan hasil
belajar.
127
Tabel 3. Indikator Ketercapaian Belajar Siswa
Aspek yang
diukur
Persentase Target Capaian
Cara mengukur
Keaktifan siswa
Ketelitian dan
ketepatan siswa
dalam
menyelesaikan
75%
80%
Diamati saat guru memberikan
apersepsi dan saat kegiatan
belajar mengajar berlangsung
dengan menggunakan lembar
observasi dan dihitung dari
jumlah siswa yang
menunjukkan perhatian dan
kesungguhan dalam kegiatan
belajar mengajar.
Diamati saat pembelajaran
dengan menggunakan lembar
observasi oleh peneliti dan
dihitung dari jumlah siswa
128
persoalan/soal
Ketuntasan hasil
belajar (standar
nilai 70)
80%
yang diteliti dan benar (tepat)
dalam menyelesaikan soal.
Dihitung dari jumlah siswa
yang mendapatkan nilai 70 ke
atas, untuk siswa yang
mendapat nilai 70 dianggap
telah mencapai ketuntasan
belajar.
b. Tahap pelaksanaan, dilakukan dengan melaksanakan skenario pembelajaran
yang telah direncanakan yang dilakukan bersamaan dengan observasi
terhadap dampak pelaksanaan tindakan.
c. Tahap observasi dan interpretasi, dilakukan dengan mengamati dan
menginterpretasikan aktivitas penerapan metode direct instruction pada proses
pembelajaran akuntansi tentang kekurangan dan kemajuan aplikasi tindakan
pertama untuk mendapatkan data.
d. Tahap analisis dan refleksi, dilakukan dengan menganalisis hasil observasi
dan interpretasi sehingga diperoleh kesimpulan bagian mana yang perlu
diperbaiki/disempurnakan dan bagian mana yang telah memenuhi target.
2. Rancangan Siklus II
Pada siklus II perencanaan tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah
dicapai pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut dengan
materi pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran akuntansi, termasuk
perwujudan tahap pelaksanaan, observasi dan interpretasi, serta analisis dan
refleksi yang juga mengacu pada siklus sebelumnya.
129
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Riwayat Singkat
Madrasah Aliyah negeri 1 Surakarta awal mulanya adalah bagian dari
Madrasah Aliyah Al-Islam Surakarta di bawah Yayasan Al-Islam pada tahun lima
puluh-an (Seribu Sembilan Ratus Lima Puluh-an).
Karena keinginan pemerintah untuk mendirikan Madrasah Aliyah Negeri,
maka pemerintah meminta kepada Yayasan Al-Islam untuk mengangkat status
madrasah tersebut dari swasta menjadi negeri.
130
Dengan adanya negosiasi dan telah dicapainya kesepakatan diantara kedua
belah pihak, Yayasan Al-Islam merelakan sebagian siswa-siswinya dimasukkan
ke Madrasah Aliyah Negeri. Penegerian Madrasah ini didasarkan surat keputusan
menteri Agama RI No.180 Tahun 1967 tanggal 21 Juli 1967 dengan nama
Madrasah Aliyah Agama Islam Negeri (MAAIN) Surakarta, yang lokasinya
masih satu tempat dengan MA Al-Islam sehingga dalam satu lokasi terdapat tiga
lembaga pendidikan:
a. Sekolah Menengah Atas (SMA) Al -Islam yang dikepalai oleh H.A. Ruslan,
BA.
b. Madrasah Aliyah Al-Islam yang dikepalai oleh K.A.Mustafa.
c. Madrasah Aliyah Agama Islam Negeri (MAAIN) yang dikepalai KM.
Ma’muri (Kyai Muhammad Ma’muri).
MAAIN satu lokasi dengan Al-Islam di Jl. Honggowongso 65. Surakarta,
selama 10 tahun. Kemudian pindah ke Grobagan, Surakarta. Madrasah ini baru
menempati lokasi sendiri pada tgl 10 Mei 1977, bertempat di Jl. Sumpah Pemuda.
Sejak tahun 1990 MAN 1 Surakarta dipercaya oleh pemerintah untuk
menyelenggarakan Madrasah Aliyah Program Khusus (MAPK) yang kemudian
berubah nama menjadi Madrasah Aliyah Keagamaan (MAK). Hal ini berdasarkan
Surat keputusan Menteri Agama RI No. 138 tahun 1990.
Tahun 2001, dengan bantuan dari IDB (Islamic Development Bank) MAN
1 Surakarta membuka program Workshop yang menempati lokal 3 di Jl. Sumpah
Pemuda No. 29. Workshop keterampilan yang dibuka adalah tata busana,
maintenance & repair computer, dan kesekretarisan yang bertujuan memberi
bekal vokasional bagi peserta didik yang tidak melanjutkan studi karena beban
ekonomi keluarga.
Pada tahun 2006 MAN 1 Surakarta mengembangkan program
pendidikannya dengan membuka Program Boarding School yakni program
berasrama bagi peserta didik yang berkosentrasi pada pengembangan akademik
tinggi untuk siap bersaing di berbagai even lomba akademis seperti olimpiade,
131
karya ilmiah, penelitian dan sejenisnya serta mempersiapkan peserta didik siap
bersaing kursi di perguruan tinggi ternama pada jurusan yang prospektif seperti
UGM, IPB, ITS, UIN Jakarta, UIN Malang (jejaring kerjasama Depag) dan PTN
lain seperti STAN, STPN, STT Telkom, UNS, UNDIP dll.
2. Keadaan Lingkungan Belajar
Letak MA Negeri 1 Surakarta di Jl. Sumpah Pemuda no. 25 Kelurahan
Kadipiro, Kecamatan Banjarsari, Surakarta ini letaknya sangat strategis, karena
mudah dijangkau oleh alat transportasi, lingkungan sekolah ini sangat mendukung
untuk kegiatan belajar mengajar karena letaknya di pinggiran kota. Meskipun
dekat dengan jalan raya, tetapi suasana di dalam sekolah tidak terpengaruh oleh
suara bising kendaraan karena letak gedung sekolah menjorok ke dalam dan di
dalam gedung sekolah terdapat pepohonan yang asri untuk menambah rasa
nyaman belajar bagi siswa-siswanya.
Dalam rangka menunjang keberhasilan pendidikannya, MAN 1 Surakarta
berupaya secara bertahap untuk melengkapi sarana-prasarana pendidikannya.
Hingga kini MAN 1 Surakarta telah memiliki ruang belajar yang representatif,
laboratorium IPA, laboratorium bahasa, laboratorium komputer, perpustakaan,
asrama, ruang keterampilan, dan sarana penunjang lainnya
3. Visi, Misi, dan Tujuan
a. Visi Sekolah
Terbentuknya generasi yang islami dan berprestasi
b. Misi Sekolah
1) Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan Agama Islam
2) Meningkatkan kualitas proses belajar mengajar.
3) Mengembangkan potensi akademik siswa secara optimal sesuai dengan
bakat dan minatnya melalui proses pendidikan.
4) Melaksanakan bimbingan secara efektif pada siswa untuk melanjutkan
pendidikan.
132
5) Meningkatkan daya saing dan kemampuan siswa ke perguruan tinggi.
6) Meningkatkan penguasaan keterampilan dan life skill.
c. Tujuan Madrasah
Tujuan Madrasah sebagai bagian dari tujuan pendidikan nasional
adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia
serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
Tujuan pengembangan ciri khas Agama Islam pada Madrasah
Aliyah Negeri 1 Surakarta adalah memberikan landasan Islami yang kokoh
agar peserta didik memiliki kepribadian yang kuat dilandasi oleh nilai-nilai
keislaman bagi perkembangan kehidupan selanjutnya.
4. Pelaksanaan Kurikulum
Kurikulum yang diterapkan MA Negeri 1 Surakarta pada tahun 2010
untuk kelas X, XI, dan XII baik program keagamaan, umum, dan RMBI
menggunakan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).
B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Mata Pelajaran Akuntansi di Kelas
XI IPS 3 MA Negeri 1 Surakarta
Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti
melakukan kegiatan identifikasi masalah (observasi awal) dengan tujuan untuk
mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan. Observasi awal dilakukan pada
tanggal 22 Januari 2010 di MA Negeri 1 Surakarta. Hasil dari identifikasi masalah
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Masih rendahnya hasil belajar siswa
Berdasarkan survei awal yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa
kualitas pembelajaran akuntansi di MA Negeri 1 Surakarta dapat dikatakan
masih di bawah standar kelulusan minimal, karena dalam observasi awal yang
dilakukan peneliti pada siswa kelas XI IPS 3 MA Negeri 1 Surakarta, dari
hasil pekerjaan siswa menunjukkan rata-rata nilai yang mereka peroleh adalah
133
60. Rata-rata tersebut masih sangat jauh dibawah standar normal yaitu 70, dan
hal itu mengindikasikan bahwa pembelajaran akuntansi yang selama ini
dilakukan belum berhasil. Hasil belajar yang tercermin dari prestasi siswa
belum menunjukkan hasil yang maksimal. Nilai Kriteria Ketuntasan
Minimum siswa MAN 1 Surakarta khususnya kelas XI IPS 3 yakni, pada
Tahun Ajaran 2009/2010 semester 1 untuk mata pelajaran Akuntansi yakni
60, dibandingkan dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimum untuk mata
pelajaran PPKN dan Sosiologi yakni 65.
2. Kesulitan siswa MAN 1 Surakarta khususnya kelas XI IPS 3 dalam
menyelesaikan soal hitungan, dan cenderung mudah mengalami kejenuhan
saat pembelajaran.
Kejenuhan siswa terhadap mata pelajaran akuntansi disebabkan karena
materi yang kompleks dan metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru
masih bersifat semi konvensional. Siswa dapat berkonsentrasi pada awal
pelajaran dimulai tapi setelah setengah jam kemudian siswa sudah mulai
bosan dan kehilangan konsentrasi belajar. Hal tersebut dapat diatasi jika
melibatkan siswa untuk aktif dengan cara yang menarik perhatian sehingga
dengan sendirinya siswa akan tertarik dalam proses pembelajaran. Di samping
itu, guru memberikan latihan terbimbing untuk siswa, sehingga siswa akan
memahami dengan jelas konsep materi dan soal hitungan yang diberikan dan
aktif mengungkapkan pendapatnya tentang materi yang sedang dibahas dan
bertanya di saat mereka mengalami kesulitan juga dapat memahami materi
yang diberikan secara berurutan. Latihan individu dan selanjutnya presentasi
jawaban terhadap latihan soal menyebabkan siswa lebih giat dalam
mengerjakan soal hitungan dan siswa mudah memahami konsep hitungan.
Pengaturan jadwal untuk mata pelajaran akuntansi di kelas XI IPS 3
yang kurang mendukung dalam artian terlalu siang untuk jenis mata pelajaran
yang membutuhkan pemahaman lebih daripada mata pelajaran lainnya. Dari
hasil wawancara yang diperoleh sebagian besar siswa merasa penat dan capek
134
setelah menempuh beberapa mata pelajaran sebelumnya sehingga pada waktu
proses pembelajaran untuk mata pelajaran akuntansi, konsentrasi siswa sudah
mulai berkurang.
3. Interaksi antar guru dan siswa, maupun interaksi antar siswa di MAN 1
Surakarta khususnya kelas XI IPS 3 dalam pembelajaran yang masih kurang.
Interaksi antar guru dan siswa dalam pembelajaran yakni berupa
umpan balik dari siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru, maupun
interaksi guru yang kurang dalam pembelajaran yakni hanya ceramah tanpa
melakukan pendekatan terhadap siswa. Siswa cenderung malu untuk
mengungkapkan pendapatnya jika diadakan tanya jawab. Mereka memilih
diam tidak bertanya meskipun sebenarnya mereka belum paham tentang
materi yang sedang dibahas. Sebagian siswa juga masih malu untuk maju ke
depan jika diminta guru untuk menjelaskan kembali apa yang mereka terima
setelah mendengarkan penjelasan guru. Siswa cenderung bermasalah dalam
menuangkan ide, gagasan dan kreatifitas. Selain itu, dari hasil beberapa
wawancara, dominasi siswa tertentu (siswa yang pandai di kelas)
menyebabkan siswa yang lainnya kurang bisa menyatakan pendapatnya.
4. Metode pembelajaran Akuntansi di MA Negeri 1 Surakarta untuk kelas XI
IPS 3 masih menggunakan metode pembelajaran konvensional yakni metode
ceramah.
Hal ini didasarkan pada hasil pengamatan peneliti pada saat survei
awal, mereka lebih senang belajar dengan serius tetapi santai, dalam artian
mereka belajar dengan serius, namun dalam pembelajaran mereka
menghendaki keleluasaan (tidak ada paksaan/rileks). Menurut pendapat
beberapa siswa, mereka akan mudah dalam belajar apabila selama proses
pembelajaran guru tidak mendikte siswa dengan cara yang terlalu serius tapi
tetap harus mengedepankan konsep atau isi materi. Pada saat pembelajaran
akuntansi selain ceramah materi, guru sudah mencoba membangkitkan minat
siswa dengan memberikan pendekatan secara langsung dan dengan
135
memotivasi serta menegur langsung siswa yang tidak mau memperhatikan
pelajaran. Namun, cara ini ternyata belum mampu membangkitkan semangat
dan minat belajar siswa. Guru belum dapat menemukan suatu metode
pembelajaran yang dapat meningkatkan antusiasme siswa terhadap pelajaran
akuntansi.
C. Deskripsi Hasil Penelitian
Proses penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing
siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan
tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi tindakan.
1. Siklus I
Penerapan pembelajaran akuntansi pada siklus I melalui metode direct
instruction (pengajaran langsung) adalah:
a. Perencanaan Tindakan Siklus I
Kegiatan perencanaan Tindakan I dilaksanakan pada hari Senin 8
Februari 2010 di ruang guru MA Negeri 1 Surakarta. Peneliti bersama guru
bidang studi mendiskusikan beberapa rancangan tindakan yang akan
dilakukan dalam penelitian ini. Peneliti mengungkapkan bahwa beberapa
siswa menemui permasalahan dalam memahami materi yang diberikan oleh
guru di dalam kelas dan masih rendahnya tingkat keaktifan siswa serta
kurangnya minat siswa dalam mengikuti pelajaran akuntansi. Kemudian
disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus I akan dilaksanakan
selama 3 kali pertemuan, yakni pada hari Jum’at 19 Februari 2010 , 5 Maret
2010, dan 19 Maret 2010..
Tahap perencanaan tindakan I meliputi kegiatan sebagai berikut :
1) Peneliti bertindak sebagai guru membuat skenario pembelajaran akuntansi
menggunakan metode Direct Instruction, dengan skenario pembelajaran
sebagai berikut:
136
a) Pertemuan pertama (2x45 menit)
(1) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa
(2) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk
membangkitkan minat siswa dengan mengecek kondisi baik
siswa maupun kelas.
(3) Guru menjelaskan konsep jurnal penyesuaian untuk perusahaan
jasa.
(4) Siswa diberi kesempatan untuk memahami materi yang telah
disampaikan dan membuka kesempatan untuk tanya jawab.
Kegiatan ini disebut asimilasi, dimana siswa diharapkan mampu
mengintegrasikan antara konsep atau pengalaman baru yang
mereka lihat saat guru mendemonstrasikan materi ke dalam
skema atau pola yang sudah ada di pikirannya.
(5) Guru memberikan latihan soal (seatwork) secara terkontrol
tentang materi yang telah diberikan. Siswa dapat mengerjakan
soal melalui diskusi dengan teman agar terjadi interaksi dapat
terjalin.
(6) Guru memonitoring semua pekerjaan siswa. Guru membantu
siswa yang belum paham sepenuhnya materi yang diberikan.
(7) Siswa diminta untuk mempresentasikan tugas yakni dengan
mengerjakan latihan serta menjelaskan perhitungan dari jawaban
soal tersebut di depan kelas.
(8) Guru memberikan kontrol bimbingan dalam pembahasan latihan
soal dengan menyempurnakan penjelasan siswa dalam
mempresentasikan tugas.
(9) Guru menyampaikan rencana kegiatan pertemuan mendatang.
(10) Salam penutup
b) Pertemuan Kedua (2x45 menit)
(1) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa
137
(2) Guru menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilakukan
dalam pembelajaran.
(3) Membahas sedikit materi yang terdahulu dengan tanya jawab
kepada siswa untuk menilai pemahaman/konsepsi yang ada pada
diri siswa.
(4) Guru menjelaskan konsep neraca lajur untuk perusahaan jasa.
(5) Siswa diberi kesempatan untuk memahami materi yang telah
disampaikan dan membuka kesempatan untuk tanya jawab.
Kegiatan ini disebut asimilasi, dimana siswa diharapkan mampu
mengintegrasikan antara konsep atau pengalaman baru yang
mereka lihat saat guru berdemonstrasi ke dalam skema atau pola
yang sudah ada di pikirannya.
(6) Guru memberikan seatwork berupa soal-soal latihan secara
terkontrol tentang materi yang telah diberikan. Siswa dapat
mengerjakan soal melalui diskusi dengan teman agar terjadi
interaksi dapat terjalin.
(7) Guru memonitoring semua pekerjaan siswa. Guru membantu
siswa yang belum paham sepenuhnya materi yang diberikan.
(8) Siswa diminta untuk mempresentasikan tugas yakni dengan
mengerjakan latihan serta menjelaskan perhitungan dari jawaban
soal tersebut di depan kelas.
(9) Guru memberikan kontrol bimbingan dalam pembahasan latihan
soal dengan menyempurnakan penjelasan siswa dalam
mempresentasikan tugas.
(10) Guru menyampaikan rencana kegiatan pertemuan mendatang.
(11) Salam penutup
c) Pertemuan Ketiga (2x 45 menit)
(1) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa
138
(2) Guru menyampaikan mengenai rencana kegiatan yang telah
dijelaskan pada pertemuan sebelumnya.
(3) Guru membagikan soal untuk evaluasi akhir berupa seatwork,
yakni soal latihan untuk materi jurnal penyesuaian dan neraca
lajur perusahaan jasa, dan meminta siswa agar mengerjakan
secara mandiri serta tidak saling bekerja sama.
(4) Guru mengawasi dengan baik agar hasil dari evaluasi dapat
mencerminkan kemampuan mereka dan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengerjakan soal dengan tertib dan tenang.
(5) Guru meminta lembar jawab soal
(6) Guru bertanya soal yang masih sulit bagi siswa dan
membahasnya.
(7) Salam penutup.
2) Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk materi
jurnal penyesuaian dan neraca lajur untuk perusahaan jasa dengan metode
Direct Instruction
3) Guru menyusun instrumen penelitian, yang berupa tes dan nontes.
Instrumen tes dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir siklus). Sedangkan
instrumen nontes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan
oleh peneliti dengan mengamati keaktifan dan sikap siswa selama proses
belajar mengajar berlangsung.
b. Pelaksanaan Tindakan I
Pelaksanaan tindakan I dilaksanakan selama 3 kali pertemuan, seperti
yang telah direncanakan, yaitu pada hari Jum,at tanggal 19 Februari 2010, 5
Maret 2010, dan 19 Maret 2010 di ruang kelas XI IPS 3. Pertemuan
dilaksanakan selama 6 x 45 menit sesuai dengan skenario pembelajaran dan
RPP. Materi pada pelaksanaan tindakan I ini adalah jurnal penyesuaian dan
neraca lajur untuk perusahaan jasa. Pada pertemuan pertama, peneliti
139
bertindak sebagai guru menjelaskan konsep materi jurnal penyesuaian dan
memberikan latihan terbimbing untuk siswa, kemudian meminta beberapa
siswa untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya. Pertemuan kedua diisi
dengan melanjutkan materi yakni neraca lajur untuk perusahaan jasa dan
memberikan latihan terbimbing untuk siswa, kemudian meminta beberapa
siswa untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya, selanjutnya pada
pertemuan ketiga dilakukan evaluasi siklus I dengan mengadakan ulangan.
Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut:
1) Pertemuan Pertama (Jum,at, 19 Februari 2010)
a) Guru mengawali pembelajaran dengan salam, kemudian melakukan
presensi siswa yang mengikuti pelajaran, seluruh siswa masuk semua.
Guru mengkondisikan kelas untuk mengecek apakah siswa sudah siap
untuk mengikuti proses pembelajaran.
b) Siswa diberi motivasi oleh guru sebelum memulai pelajaran. Siswa
memperlihatkan perhatian mereka kepada setiap kalimat yang guru
ucapkan.
c) Guru mendemonstrasikan materi jurnal penyesuaian untuk perusahaan
jasa.
d) Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang mereka rasa
belum jelas. Pada awalnya tidak ada siswa yang mau bertanya, namun
akhirnya guru memberikan beberapa pertanyaan secara bergilir dan
apabila siswa tidak dapat menjawab maka akan dilemparkan ke siswa
yang lain. Siswa diberi penjelasan tentang kegiatan pembelajaran hari
ini dimana siswa diminta untuk mengerjakan latihan soal. Guru
berkeliling untuk mengecek pekerjaan siswa. Siswa dapat berdiskusi
dengan teman dalam mengerjakan soal. Sebagian besar siswa sudah
mengerjakan dengan benar meskipun ada beberapa siswa yang
mengerjakan tetapi masih kurang lengkap dan kurang teliti dalam
pengerjaan soal.
140
e) Guru meminta siswa secara sukarela untuk maju ke depan kelas
mempresentasikan hasil pekerjaannya yakni dengan menjawab soal
dan menjelaskan cara perhitungannya di depan kelas. Sebelumnya para
siswa tidak ada yang berani mengajukan dirinya.
f) Guru memberikan sedikit motivasi agar mereka berani tampil ke
depan, akhirnya terdapat 2 siswa yang mencoba mempresentasikan
hasil pekerjaannya secara sukarela dan 4 siswa yang ditunjuk oleh
guru untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya. Dwi Aryani Saputri
adalah salah satu siswa yang mau mendemonstrasikan hasil
pekerjaannya ke depan kelas (mendemonstrasikan penyusunan jurnal
penyesuaian perusahaan jasa beserta penjelasan perhitungannya secara
singkat).
g) Hampir semua siswa bertanya pada saat guru mendekati mereka.
h) Pada saat demonstrasi berlangsung, banyak dari siswa bertanya kepada
Dwi meskipun pada awalnya siswa masih kaku dalam mengungkapkan
pertanyaan/pendapat tapi guru memberikan stimulus dan umpan agar
siswa bisa berpikir dan berani mengungkapakan pendapatnya.
i) Selanjutnya demonstrasi dilanjutkan dengan cara yang sama sampai
soal yang diberikan kepada siswa habis (soal berupa seatwork hanya
diberikan 6 soal penyusunan jurnal penyesuaian).
j) Guru menutup pembelajaran hari ini dengan memberikan kesimpulan
dan menyuruh siswa untuk mempelajari lagi tentang materi yang
sudah di ajarkan dan mempelajari tentang materi yang akan
disampaikan pada pertemuan berikutnya.
2) Pertemuan Kedua ( Jum’at, 5 Maret 2010)
a) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa
b) Guru menyampaikan materi pada pertemuan sebelumnya.
c) Guru mendemonstrasikan materi neraca lajur untuk perusahaan jasa.
141
d) Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang mereka rasa
belum jelas. Siswa diberi penjelasan tentang kegiatan pembelajaran
hari ini dimana siswa diminta untuk mengerjakan latihan soal. Guru
berkeliling untuk mengecek pekerjaan siswa. Siswa dapat berdiskusi
dengan teman dalam mengerjakan soal. Sebagian besar siswa sudah
mengerjakan dengan benar meskipun ada beberapa siswa yang
mengerjakan tetapi masih kurang lengkap dan kurang teliti dalam
pengerjaan soal.
e) Guru meminta siswa secara sukarela untuk maju ke depan kelas
mempresentasikan hasil pekerjaannya yakni dengan menjawab soal
dan menjelaskan cara perhitungannya di depan kelas.
f) Hampir semua siswa bertanya pada saat guru mendekati mereka.
g) Pada saat demonstrasi berlangsung, banyak dari siswa bertanya dan
guru memberikan stimulus serta umpan kepada siswa.
h) Selanjutnya demonstrasi dilanjutkan dengan cara yang sama sampai
soal yang diberikan kepada siswa habis.
i) Guru menutup pembelajaran hari ini dengan memberikan kesimpulan
dan memberitahukan kepada siswa untuk pertemuan berikutnya
diadakan evaluasi atau ulangan untuk jurnal penyesuaian dan neraca
lajur perusahaan jasa.
3) Pertemuan Ketiga ( Jum’at, 19 Maret 2010)
a) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa
b) Guru menyampaikan mengenai rencana kegiatan yang telah dijelaskan
pada pertemuan sebelumnya.
c) Guru membagikan soal untuk evaluasi akhir berupa seatwork, yakni
soal latihan untuk materi jurnal penyesuaian dan neraca lajur
perusahaan jasa, dan meminta siswa agar mengerjakan secara mandiri
serta tidak saling bekerja sama.
142
d) Guru mengawasi dengan baik agar hasil dari evaluasi dapat
mencerminkan kemampuan mereka dan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengerjakan soal dengan tertib dan tenang.
e) Masih ada beberapa siswa yang mencoba bekerjasama. Guru menegur
satu-persatu siswa yang kedapatan bekerjasama.
f) Guru meminta lembar jawab soal
g) Guru bertanya soal yang masih sulit bagi siswa dan membahasnya.
h) Salam penutup.
c. Observasi dan Interpretasi
Peneliti mengamati proses pembelajaran akuntansi dengan
menggunakan model pembelajaran Direct Instruction di kelas XI IPS 3.
Peneliti bertindak sebagai guru mengambil posisi di dalam kelas, dapat secara
jelas melihat (mengamati) dan melakukan tindakan proses belajar mengajar
akuntansi pada hari itu. Pada pertemuan pertama dan kedua yaitu hari Jum’at,
19 Februari 2010 dan 5 Maret 2010, guru menyampaikan materi akuntansi
jurnal penyesuaian dan neraca lajur untuk perusahaan jasa dengan model
pembelajaran Direct Instruction secara jelas dan mengadakan presentasi hasil
latihan soal (latihan secara terbimbing) yang diberikan kepada siswa. Pada
pertemuan ketiga yaitu hari Jum’at, 19 Maret 2010, peneliti bertindak sebagai
guru melakukan evaluasi akhir dari siklus I agar hasil belajar dari siklus I
dapat segera diketahui. Dari kegiatan tersebut, deskripsi tentang jalannya
proses pembelajaran akuntansi dengan menggunakan metode Direct
Instruction sudah dijelaskan secara rinci dalam pelaksanaan tindakan I.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan proses belajar
mengajar akuntansi, diperoleh gambaran tentang aktivitas siswa selama
kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut:
1) Siswa yang aktif selama kegiatan belajar mengajar berlangsung sebesar
47%, sedangkan 53% lainnya belum aktif dalam proses pembelajaran.
143
2) Siswa yang dapat mengerjakan tugas dari guru dengan tepat dan teliti
sebesar 57%, sedangkan yang lainnya masih ada yang tidak lengkap dan
belum bisa mengerjakan soal dengan sempurna.
3) Berdasarkan hasil evaluasi tes akhir siklus I dapat diidentifikasi bahwa
siswa yang sudah mampu mengerjakan soal jurnal penyesuaian dan neraca
lajur untuk perusahaan jasa dan mendapatkan nilai 70 ke atas sebesar
60%, sedangkan 40% siswa lainnya belum sempurna dalam
menyelesaikan soal yang diberikan. Hal ini disebabkan mereka masih
kesulitan dalam memahami materi dan kurang teliti dalam pengerjaan
soal.
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I
Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus I,
peneliti melakukan analisis sebagai berikut:
1) Beberapa kelemahan guru dalam siklus I ini adalah:
a) Masih banyak siswa merasa segan bertanya langsung pada guru pada
saat pembelajaran, mereka baru mau bertanya atau mengemukakan
pendapat setelah ditunjuk langsung oleh guru. Mereka merasa lebih
nyaman bertanya kepada guru apabila guru mendekati mereka (seperti
pada saat monitoring).
b) Guru dalam menjelaskan materi dan memberikan contoh atau
mendemonstrasikan pengerjaan soal terlalu cepat sehingga sulit untuk
diikuti. Waktu yang disediakan guru untuk tanya jawab juga sangat
terbatas, sehingga siswa merasa tidak ada kesempatan siswa untuk
mengungkapkan permasalahannya tentang materi yang belum
dipahami kepada guru.
c) Guru belum dapat menjangkau semua siswa untuk dimonitoring hasil
pekerjaannya.
144
d) Guru belum memberikan penghargaan kepada siswa yang mampu
menyelesaikan tugas dengan benar, teliti, dan lebih cepat daripada
siswa yang lain.
2) Beberapa kekurangan yang ditemukan dari segi siswa adalah sebagai
berikut:
a) Siswa masih belum berani untuk mengerjakan dan menjelaskan
perhitungan latihan soal di depan guru dan teman-temannya. Siswa
masih cenderung berani jika berhadapan dengan teman sebayanya dan
bukan di depan kelas, hanya sekedar diskusi-diskusi kecil.
b) Siswa hanya akan bertanya kepada guru apabila guru melakukan
pendekatan. Oleh karena itu, peran guru sebagai fasilitator sangatlah
dibutuhkan dalam konteks seperti ini.
c) Ketrampilan berkomunikasi di depan kelas seperti pada saat presentasi
masih kurang. Guru sebaiknya memberikan masukan bagaimana
berkomunikasi dengan baik dalam hal ini waktu presentasi jawaban
soal di depan kelas.
d) Siswa yang sudah mencapai standar nilai 70 ke atas sebanyak 18 siswa
(60% dari 30 siswa) dan siswa tersebut dapat dinyatakan sudah
mencapai ketuntasan hasil belajar. Nilai tertinggi adalah 95, nilai
terendah adalah 60 dan nilai rata-rata kelas yaitu 70,67.
Berdasarkan observasi dan analisis di atas, maka tindakan refleksi yang
dapat dilakukan antara lain:
1) Guru lebih banyak melakukan pendekatan dan monitoring yang merata
kepada semua siswa, selain sebagai pengawasan juga agar tidak ada siswa
yang merasa kurang diperhatikan.
2) Sebaiknya guru lebih banyak lagi memberikan motivasi kepada siswa.
Agar siswa tidak merasa tertekan tetapi siswa dapat semangat dan ikut
aktif terlibat dalam mengikuti pembelajaran.
145
3) Guru harus memberikan penghargaan kepada siswa yang bisa bekerjasama
dan menyelesaikan tugas dengan baik. Penghargaan ini bertujuan agar
untuk memacu semangat setiap siswa untuk menyelesaikan pekerjaannya
dengan baik dan rapi.
2. Siklus II
Penerapan pembelajaran akuntansi pada siklus II melalui metode Direct
Instruction adalah:
a. Perencanaan Tindakan Siklus II
Kegiatan perencanaan Tindakan II dilaksanakan pada hari Jum’at
tanggal 19 Maret 2010 di ruang guru MA Negeri 1 Surakarta. Peneliti
bersama guru bidang studi mendiskusikan rancangan tindakan yang akan
dilakukan dalam penelitian ini. Peneliti mengungkapkan bahwa berdasarkan
hasil analisis dan refleksi dari siklus I terdapat beberapa kekurangan,
kemudian disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus II akan
dilaksanakan selama 2 kali pertemuan, yakni pada hari Jum’at tanggal 26
Maret 2010, dan hari Jumat 16 April 2010 dengan rancangan sebagi berikut :
1) Peneliti bertindak sebagai guru membuat skenario pembelajaran akuntansi
dengan menggunakan model pembelajaran Direct Instruction, skenario
pembelajaran tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
a) Pertemuan Pertama (2x45 menit)
(1) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa
(2) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk
membangkitkan minat siswa dengan mengecek kondisi baik
siswa maupun kelas.
(3) Mengulang sedikit materi yang terdahulu.
146
(4) Guru merefleksi kegiatan pembelajaran sebelumnya dan
memberitahukan rencana pembelajaran untuk hari ini.
(5) Guru memberikan seatwork berupa latihan soal dari materi jurnal
penyesuaian dan neraca lajur untuk perusahaan jasa kepada siswa
untuk dikerjakan secara mandiri.
(6) Siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan
(7) Setelah semua siswa mengerjakan soal latihan, kemudian guru
membahas soal latihan.
(8) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
tentang soal latihan yang belum dipahami.
(9) Guru menyampaikan salam penutup dan memberitahu untuk
pertemuan berikutnya diadakan evaluasi atau ulangan terakhir.
b) Pertemuan Kedua (2x45 menit)
(1) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa
(2) Guru menyampaikan indikator tentang kegiatan yang akan
dilakukan
(3) Siswa mempersiapkan diri untuk mengerjakan evaluasi akhir atas
materi yang telah dibahas.
(4) Guru membagikan soal untuk evaluasi akhir berupa soal esai dan
meminta siswa agar dalam mengerjakan tidak saling bekerja
sama.
(5) Guru mengawasi dengan baik agar hasil dari evaluasi dapat
mencerminkan kemampuan mereka dan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengerjakan soal dengan tertib dan tenang.
(6) Guru meminta lembar jawab soal.
(7) Guru membuat kesimpulan dari soal yang sudah berikan agar
siswa mengetahui letak kesalahannya.
(8) Salam penutup
147
2) Peneliti bertindak sebagai guru menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) untuk materi jurnal penyesuaian dan neraca lajur
dengan model pembelajaran Direct Instruction.
3) Peneliti sebagai guru menyusun instrumen penelitian, yang berupa tes dan
nontes. Instrumen tes dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir siklus),
sedangkan instrumen nontes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang
dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keaktifan dan sikap siswa
selama proses belajar mengajar berlangsung.
b. Pelaksanaan Tindakan II
Kegiatan pelaksanaan Tindakan II dilaksanakan selama 2 kali
pertemuan seperti yang telah direncanakan, yakni pada hari Jum’at tanggal 26
Maret 2010, dan hari Jumat 16 April 2010 di ruang kelas XI IPS 3. Pertemuan
dilaksanakan selama 4x45 menit sesuai dengan skenario pembelajaran dan
RPP. Pelaksanaan tindakan II hampir sama dengan pelaksanaan tindakan I,
hanya pada pelaksanaan tindakan II ini terdapat perbaikan/penguatan yang
masih diperlukan dari tindakan I. Materi yang disampaikan pada pelaksanaan
tindakan II masih sama dengan pelaksanaan tindakan I, yaitu jurnal
penyesuaian dan neraca lajur untuk perusahaan jasa.
Pada pertemuan pertama Siklus II peneliti sebagai guru memberikan
latihan mandiri kepada siswa berupa seatwork dengan materi jurnal
penyesuaian dan neraca lajur untuk perusahaan jasa. Pada pertemuan kedua
dilakukan evaluasi akhir siklus II.
Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut:
a) Pertemuan Pertama (Jum’at, 26 Maret 2010)
(1) Guru mengucapkan salam dan mengecek kehadiran siswa
(2) Guru menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk
membangkitkan minat siswa dengan mengecek kondisi baik
siswa maupun kelas.
148
(3) Guru mengulang sedikit tentang materi yang terdahulu.
(4) Guru merefleksi kegiatan pembelajaran sebelumnya dan
memberitahukan rencana pembelajaran untuk hari ini.
(5) Guru memberikan latihan soal berupa seatwork dari materi jurnal
penyesuaian dan neraca lajur untuk perusahaan jasa kepada siswa
untuk dikerjakan secara mandiri.
(6) Siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan secara mandiri.
(7) Setelah semua siswa mengerjakan soal latihan, kemudian guru
membahas soal latihan tersebut.
(8) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
tentang soal latihan yang belum dipahami.
(9) Guru menyampaikan salam penutup dan memberitahu untuk
pertemuan berikutnya diadakan evaluasi atau ulangan terakhir.
b) Pertemuan Kedua (Jum’at, 16 April 2010)
(1) Guru memberikan salam pembuka dan mengecek kehadiran
siswa
(2) Siswa mempersiapkan diri untuk mengerjakan evaluasi akhir atas
materi yang telah dibahas.
(3) Guru membagikan soal untuk evaluasi akhir berupa soal esai dan
meminta siswa agar dalam mengerjakan tidak saling bekerja
sama.
(4) Guru mengawasi dengan baik agar hasil dari evaluasi dapat
mencerminkan kemampuan mereka dan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengerjakan soal dengan tertib dan tenang.
(5) Guru meminta lembar jawab soal.
(6) Guru membuat kesimpulan dari soal yang sudah berikan agar
siswa mengetahui letak kesalahannya.
(7) Salam penutup
149
c. Observasi dan Interpretasi
Peneliti mengamati proses pembelajaran akuntansi dengan
menggunakan model pembelajaran Direct Instruction di kelas XI IPS 3.
Peneliti mengambil posisi di dalam kelas sebagai guru kelas agar peneliti
dapat mengamati langsung proses belajar mengajar akuntansi. Pada pertemuan
pertama yaitu hari Jum,at, 26 Maret 2010, guru memberikan seatwork berupa
soal latihan materi jurnal penyesuaian dan neraca lajur untuk perusahaan jasa
yang harus diselesaikan. Pertemuan yang kedua digunakan untuk melakukan
evaluasi akhir dari siklus II. Dari kegiatan tersebut, diperoleh deskripsi
tentang jalannya proses pembelajaran akuntansi dengan menggunakan model
pembelajaran Direct Instruction seperti yang telah diungkapkan dalam
pelaksanaan tindakan II.
Berdasarkan hasil observasi terhadap pelaksanaan proses belajar
mengajar akuntansi, diperoleh informasi tentang aktivitas siswa selama
kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut:
1) Siswa yang aktif selama kegiatan belajar mengajar berlangsung sebesar
77%, sedangkan 23 % lainnya masih belum bisa aktif.
2) Siswa yang dapat mengerjakan tugas dari guru dengan tepat dan teliti
sebesar 80%, sedangkan yang lainnya belum secara tepat dan teliti
mengerjakan tugas yang diberikan, hal ini dikarenakan, siswa tersebut
belum paham dan tidak mau bertanya pada saat diberi kesempatan untuk
bertanya.
3) Adapun berdasarkan hasil evaluasi akhir siswa dapat diidentifikasi bahwa
siswa yang sudah mampu mengerjakan soal penyusunan laporan keuangan
perusahaan dagang. Yang sudah dapat mencapai nilai 70 ke atas sebesar
87% atau sebanyak 26 siswa, sedangkan 13 % atau 4 siswa lainnya masih
belum sempurna dalam menyelesaikan soal evaluasi yang diberikan. Hal
ini disebabkan mereka kurang teliti dalam memahami soal yang diberikan.
150
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II
Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus II,
peneliti melakukan analisis sebagai berikut:
1) Kelemahan guru dalam siklus II ini adalah:
a) Guru sudah dapat memahami kondisi konsentrasi siswa meskipun
masih dirasa kurang bagi siswa.
b) Guru terkesan mengabaikan beberapa siswa yang belum
berkonsentrasi pada saat diadakan apersepsi. Sebaiknya guru
memberikan perhatian mnyeluruh pada siswa dari awal sampai jam
pelajaran akuntansi berakhir.
2) Sedangkan dari segi siswa ditemukan beberapa kekurangan, yaitu sebagai
berikut:
a) Masih terdapat siswa yang belum berani melakukan presentasi
terhadap jawaban soal yang telah dikerjakannya.
b) Dari segi hasil belajar, siswa yang mendapatkan nilai 70 ke atas, sudah
mencapai 26 siswa dan nilai rata-rata kelas juga sudah mengalami
kenaikan. Dari hasil perhitungan, nilai rata-rata kelas mencapai 85,67.
Nilai ini sudah di atas nilai standar. Sehingga dianggap pembelajaran
sudah mencapai titik ketuntasan, meskipun belum 100% siswa
dinyatakan tuntas belajar.
Tindakan refleksi yang dapat diambil berdasarkan pengamatan dan analisis
yang telah dilakukan adalah:
1) Guru lebih kreatif dalam menciptakan suasana pembelajaran yang
kondusif sehingga siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi.
2) Guru masih harus meluangkan waktu untuk melakukan pendekatan
langsung terhadap anak yang mengalami kesulitan, sehingga setiap siswa
memahami tentang materi yang diajarkan dan berani
mempresentasikannya di depan kelas.
151
3) Guru harus memberikan motivasi, stimulus/umpan yang lebih intens
daripada sebelumnya untuk meningkatkan kemampuan setiap siswa dalam
hal menjelaskan hasil perhitungan.
D. Pembahasan
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dan siklus II dapat
dinyatakan bahwa terjadi peningkatan kualitas pembelajaran pada mata pelajaran
akuntansi dengan menggunakan model pembelajaran Direct Instruction dari siklus
satu ke siklus berikutnya. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel 4.Profil hasil penelitian
I 14 47 % Keaktifan siswa Siklus
II 23 77 %
I 17 57 % Ketepatan dan ketelitian
dalam menyelesaikan soal
Siklus
II 24 80 %
I 18 60 % Ketuntasan hasil belajar Siklus
II 26 87 %
Peningkatan kualitas pembelajaran akuntansi tersebut juga dapat dilihat grafik berikut ini :
152
0102030405060708090
Siklus 1 Siklus 2
Keaktifan siswa
Ketepatan danketelitian dalammengerjakan soalKetuntasan hasilbelajar
Gambar3 .Grafik hasil penelitian siklus 1 dan siklus 2
Grafik tersebut menunjukan bahwa setelah adanya penerapan model
pembelajaran Direct Instruction berdampak terhadap proses dan hasil kegiatan
pembelajaran akuntansi. Dampak positif tersebut antara lain siswa lebih memahami
materi yang disampaikan oleh guru, siswa menjadi lebih aktif dan bersemangat dalam
mengikuti proses pembelajaran dan siswa dapat mempresentasikan hasil
pekerjaannya. Selain itu, hasil belajar siswa mengalami peningkatan.
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus
dilaksanakan dalam empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan
tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi tindakan.
Deskripsi hasil penelitian dari siklus I sampai siklus II dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Sebelum melaksanakan siklus I, peneliti melakukan survei awal untuk
mengetahui kondisi/ keadaan yang ada di kelas XI IPS 3 MA Negeri 1 Surakarta
dengan cara observasi dan wawancara baik dengan guru kelas maupun dengan siswa.
Dari hasil survei ini, peneliti menemukan bahwa kualitas pembelajaran akuntansi
pada siswa kelas XI program IPS MA Negeri 1 Surakarta masih belum maksimal.
Oleh karena itu, peneliti mengadakan penelitian tindakan untuk dapat meningkatkan
153
kualitas pembelajaran akuntansi dengan menerapkan model pembelajaran Direct
Instruction (pengajaran langsung).
Setelah mengadakan diskusi dengan guru, selanjutnya peneliti menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan dilaksanakan dalam siklus I
tindakan kelas. Sesuai dengan kesepakatan antara peneliti dan guru mata pelajaran
akuntansi, maka materi pada pelaksanaan tindakan siklus I ini adalah Jurnal
penyesuaian dan neraca lajur untuk perusahaan jasa. Setelah peneliti bertindak
sebagai guru menjelaskan materi dan mendemonstrasikan materi, siswa diberi latihan
terbimbing dan diminta untuk dapat mempresentasikan hasil pekerjaannya, sehingga
pengetahuan yang diperoleh siswa tidak hanya dari guru, melainkan juga dari
menyaksikan secara langsung proses yang dicontohkan oleh teman sekelas. Namun,
dari hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar akuntansi pada siklus I masih
terdapat kekurangan dan kelemahan, yaitu hasil belajar siswa yang kurang
memuaskan dan siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran akuntansi. Hal ini
dapat dilihat dari respon siswa pada saat proses pembelajaran dan dominasi beberapa
siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Selain itu, kesempatan tanya jawab
yang diberikan guru juga cukup terbatas. Karena itu, peneliti bertindak sebagai guru
mencari solusi dan menyusun rencana pembelajaran siklus II untuk mengatasi
kekurangan dan kelemahan dalam pembelajaran akuntansi pada siklus I.
Materi pembelajaran pada siklus II masih sama dengan siklus I yaitu,
jurnal penyesuaian dan neraca lajur untuk perusahaan jasa. Dalam siklus ke II ini,
guru memberikan seatwork berupa latihan-latihan soal yang dikerjakan secara
mandiri agar siswa terbiasa melakukan pencatatan jurnal penyesuaian dan neraca
lajur. Selain itu siklus II dilaksanakan didasarkan atas perbaikan dari kelemahan
siklus I. Pada saat peneliti melakukan wawancara dengan siswa, siswa merasa cukup
tertarik dengan pembelajaran menggunakan metode Direct Instruction (pengajaran
langsung), selain siswa menjadi aktif, siswa juga merasa lebih bisa memahami materi
karena selain guru memberikan penjelasan materi secara bertahap, guru juga
memberikan latihan secara terbimbing kepada siswa. Selain itu, siswa juga diajarkan
154
untuk mempresentasikan penyelesaian latihan soal. Dengan cara ini, siswa menjadi
lebih aktif karena selain dapat bertanya langsung kepada guru, siswa juga dapat
memahami materi dengan baik.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar akuntansi
pada siklus II, kualitas pembelajaran baik hasil maupun proses sudah menunjukkan
peningkatan. Selama proses pembelajaran berlangsung siswa yang menunjukkan
keaktifan mereka sebanyak 47% atau 14 siswa, pada siklus I menjadi 77% atau 23
siswa pada siklus II. Dalam ketepatan dan ketelitian menyelesaikan soal pada siklus I
terdapat 17 siswa atau 57% sedangkan pada siklus II sebanyak 24 siswa atau 80%.
Begitupula pada ketuntasan hasil belajar siswa peningkatan ini ditunjukkan dari
banyaknya siswa yang sudah mencapai batas ketuntasan minimal terdapat 18 siswa
atau 60%, sedangkan pada siklus II terdapat 26 siswa atau 87%. Siswa yang
sebelumnya kurang aktif saat pembelajaran, sekarang menjadi lebih antusias dalam
proses pembelajaran. Meskipun begitu, masih diperlukan juga motivasi dan
pendekatan dari guru untuk mendukung berhasilnya proses belajar mengajar
akuntansi. Oleh sebab itu masalah yang dihadapi pada pembelajaran akuntansi sudah
dapat teratasi dengan cara penerapan model pembelajaran Direct Instruction
(pengajaran langsung) yang secara langsung dapat meningkatkan pemahaman siswa,
mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar
siswa.
Berdasarkan tindakan tersebut, peneliti sebagai guru berhasil
melaksanakan pembelajaran akuntansi yang dapat menarik perhatian siswa, sehingga
kualitas proses dan hasil pembelajaran akuntansi dapat meningkat. Keberhasilan
pembelajaran akuntansi dengan menggunakan metode Direct Instruction (pengajaran
langsung) dapat dilihat dari indikator-indikator sebagai berikut:
1. Siswa terlihat antusias dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran
akuntansi.
2. Siswa mampu memahami materi yang diberikan oleh guru. Hal ini terjadi
karena siswa yang mulanya belum memahami benar materi yang disampaikan
155
oleh guru dapat menanyakannya lebih lanjut dan leluasa baik kepada guru
secara langsung maupun kepada temannya.
3. Siswa sudah tidak malu dan berani untuk maju ke depan kelas
mempresentasikan tugas yang diberikan guru. Hal ini dikarenakan siswa
sudah paham tentang materi yang akan dipresentasikan, karena sebelumnya
sudah melihat secara langsung guru menjelaskan dan memberikan contoh
secara langsung mengenai materi yang sedang dipelajari.
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan di kelas XI IPS 3 MA
Negeri 1 Surakarta ini dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus meliputi empat
tahap, yaitu: perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan interpretasi,
serta analisis dan refleksi tindakan.
Simpulan hasil penelitian yakni, terdapat peningkatan kualitas
pembelajaran akuntansi dengan menggunakan model pembelajaran direct instruction
pada siswa kelas XI IPS 3 MA Negeri 1 Surakarta. Peningkatan kualitas
pembelajaran akuntansi tersebut terjadi setelah guru melakukan beberapa upaya yang
156
dikemas dalam dua siklus tindakan yakni, penerapan model pembelajaran direct
instruction. Guru membuat inovasi baru dalam menyampaikan pelajaran akuntansi
dengan melakukan demonstrasi materi secara terstruktur, latihan terbimbing, dan
melakukan latihan mandiri bagi siswa yang berupa seatwork. Siswa diminta untuk
maju ke depan kelas mendemonstrasikan dan menjelaskan latihan soal yang telah
dikerjakan sebelumnya.
Penerapan model pembelajaran Direct Instruction (pengajaran langsung)
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran pada siswa kelas XI IPS 3 MA Negeri 1
Surakarta. Indikator peningkatan kualitas pembelajaran antara lain:
1. Siswa terlihat antusias dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran akuntansi,
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran menunjukkan peningkatan dari 47% (
siklus I) menjadi 77% ( siklus II), terjadi peningkatan sebesar 30%. Siswa sudah
tidak malu dan berani untuk maju mempresentasikan tugas yang diberikan guru
(siswa menjadi lebih aktif).
2. Siswa mampu menyelesaikan soal dengan tepat dan teliti. Siklus I terdapat 17
siswa sebesar 57%, pada siklus II terdapat 24 siswa sebesar 80%. Peningkatan
sebesar 23%.
3. Siswa mampu memahami materi yang diberikan oleh guru. Hasil evaluasi
menunjukkan peningkatan pencapaian hasil belajar siswa dari 60% (18 siswa)
menjadi 87% (26 siswa). Peningkatan sebesar 27%. Nilai rata-rata kelas
menunjukkan peningkatan pada siklus 1 nilai rata-ratanya 70,67 dan pada siklus 2
menunjukkan peningkatan yakni 85,67.
B. Implikasi
Berdasarkan simpulan di atas, maka dapat dikaji implikasinya baik
implikasi teoritis maupun implikasi praktis sebagai berikut:
1. Implikasi Teoretis
Upaya peningkatan kualitas pembelajaran akuntansi perlu bertumpu pada
kebutuhan siswa, artinya pengoptimalan keaktifan siswa menjadi bagian yang
157
tidak terpisahkan dari pembelajaran. Menurut Anwar Holil, metode Direct
Instruction mengarah pada suatu metode mengajar yang menggunakan materi
yang terstruktur dan berkelanjutan. Pada metode ini tujuan pada aktivitas
pengajaran adalah jelas bagi siswa, alokasi waktu untuk instruksi cukup dan
kontinue, isi materi berkembang, siswa dimonitor dan feedback pada siswa
diberikan segera dan berorientasi akademis. Integrasi antara evaluasi dengan
pembelajaran memungkinkan guru mengungkap potensi siswa secara optimal
sehingga kualitas pembelajaran dapat tercapai.
2. Implikasi Praktis
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran yaitu berasal dari
pihak guru maupun siswa. Faktor dari pihak guru yaitu kemampuan guru dalam
menyampaikan materi, mengelola kelas, dan metode pembelajaran yang
digunakan. Sedangkan faktor dari siswa yaitu minat belajar atau motivasi siswa
dalam mengikuti proses pembelajaran. Apabila guru memiliki kemampuan baik,
maka guru dapat menyampaikan materi dengan baik. Materi tersebut akan
diterima siswa dengan baik apabila siswa juga memiliki minat dan motivasi yang
tinggi untuk aktif dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, kegiatan belajar
mengajar dapat berjalan dengan lancar, kondusif, efektif dan efisien.
Penelitian ini memberikan gambaran bahwa melalui penerapan model
pembelajaran direct instruction dapat meningkatkan kualitas pembelajaran
akuntansi. Bagi guru bidang studi akuntansi, hasil penelitian ini seharusnya
diterapkan sebagai alternatif pilihan dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil
pembelajaran. Siswa menjadi lebih aktif dan menghapus pandangan siswa
terhadap pembelajaran yang membosankan menjadi pembelajaran yang
menyenangkan. Guru mampu menjadikan siswa berani tampil di depan kelas.
Pemberian tindakan dari siklus I sampai siklus II memberikan deskripsi
bahwa terdapatnya kekurangan dan kelemahan yang terjadi selama proses
pembelajaran akuntansi berlangsung. Namun, kekurangan tersebut dapat diatasi
pada pelaksanaan tindakan pada siklus II. Dari pelaksanaan tindakan yang
158
kemudian dilakukan refleksi terhadap proses pembelajaran, dapat dideskripsikan
terdapatnya peningkatan kualitas baik proses maupun hasil dari pembelajaran
akuntansi.
C. Saran
Berdasarkan simpulan dan implikasi yang telah dikemukakan, maka dapat
dikemukakan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi Guru:
a. Guru selalu meningkatkan kemampuannya dalam menyampaikan materi serta
mengelola kelas, sehingga guru dapat menerapkan model pembelajaran direct
Instruction secara baik dan kualitas pembelajaran dapat terus meningkat
seiring dengan peningkatan kemampuannya.
b. Guru harus mampu menyiapkan materi dan mengorganisasikan seatwork guna
menunjang penerapan model pembelajaran Direct Instruction (pengajaran
langsung) untuk mata pelajaran akuntansi agar pemahaman siswa menjadi
lebih meningkat.
c. Kerjasama guru dan siswa selama proses pembelajaran harus diperhatikan
sehingga suasana pembelajaran menjadi lebih kondusif dan siswa dapat lebih
mudah memahami materi pembelajaran.
2. Bagi Siswa:
a. Siswa hendaknya mampu memiliki ketrampilan berkomunikasi yang baik
dimana hal ini pada akhirnya akan sangat bermanfaat bagi siswa.
b. Siswa sebelumnya mempelajari materi yang akan diajarkan oleh guru.
DAFTAR PUSTAKA
Akhmad Sudrajat. 2009. Model Pembelajaran Inovatif. http://akhmad sudrajat.
wordpress.com/2009/12/28/Model-Pembelajaran-Inovatif.html. Diakses
tanggal 28 Desember 2009 pukul 07.00 WIB.
159
Anwar Holil. 2010. Model Pengajaran Langsung. http://anwar holil.blogspot.
com/2009/01/Model-Pengajaran-Langsung.html.
Cepi Riyana. 2000. Hakikat Kualitas Pembelajaran. http://cepiriyana.blog-
spot.com/hakikat-kualitas-pembelajaran.html. Diakses tanggal 28
Desember 2009 pukul 06.45 WIB.
Fatimah Ratnasari. 2007. Implementasi Pembelajaran Direct Instruction Disertai
Diskusi Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Laju Reaksi Siswa Kelas XI
SMAN I Colomadu. Surakarta: UNS.
Hasbullah, dkk. 1997. Akuntansi 1 SMU. Jakarta: Yudisthira
Henry Soemantri. 2000. Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta: Armico
Joyce, Weil, dan Calhaun. 2000. Models of Teaching. Boston: Allyn and Bacon.
Kasbolah, Kasihani. 2001. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Universitas Negeri
Malang.
Kurnia Pramulyaningsih. 2007. Pengaruh Penggunaan Metode Pembelajaran direct
Instruction Terhadap Prestasi Belajar Siswa Ditinjau Dari Motivasi
Belajar Pada Materi Pokok Penentuan rH Reaksi Kelas XI Ilmu Alam
Semester I SMA N 8 Surakarta Tahun Pelajaran 2006/2007. Surakarta:
UNS
Maman Rachman. 2008. Penelitian Tindakan Kelas (Dalam Bagan). Semarang:
UNNES Press
Muijs, Daniels & David Reynolds. 2008. Effective Teaching Teori dan Aplikasi (edisi
kedua). Terjemahan Drs. Helly Prajitno Soetjipto, M.A & Dra. Sri
Mulyantini Soetjipto. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nana Sudjana. 2008. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Oemar Hamalik. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Richard I. Arends. 1997. Classroom Instruction and Management. United State of
America: the McGraw-Hill Companies, Inc.
Rini Budiharti. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Surakarta: UNS Press
160
Rustam dan Mudilarto. 2004. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Direktorat
Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan
Tinggi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan
Nasional.
Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Soemarsono. 2004. Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta: Salemba Empat.
Soemantri, Henry. 2000. Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta: Armico
Suharno. 1995. Belajar Pembelajaran II. Surakarta: UNS Press
Suharsimi Arikunto,dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Undang-Undang Republik Indonesia Tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Sisdiknas) Tahun 2003.
161
162
CATATAN LAPANGAN 1
Hari/Tanggal : Jum’at, 22 Januari 2010
Waktu : 09.45 - 11.15
Data Kelas : Kelas XI IPS 3 MA Negeri 1 Surakarta
Metode Pembelajaran : Ceramah bervariasi
Tema Pembelajaran : Siklus akuntansi perusahaan jasa
Jumlah Siswa : 30 siswa
Jenis : Observasi mendalam (survei awal)
Deskripsi:
163
Pada awal pembelajaran guru memulai pelajaran dengan mengabsen satu
persatu siswa. Bagi siswa yang sudah dipanggil tetapi belum hadir di dalam kelas,
dianggap tidak mengikuti pelajaran. Kegiatan rutin ini dilakukan untuk menegakkan
disiplin pada diri siswa. Sebelum memulai pelajaran, guru mengulang sekilas materi
yang telah dibahas pada pertemuan sebelumnya. Kemudian guru memberikan
pertanyaan-pertanyaan singkat tentang materi sebelumnya kepada siswa yang
ditunjuknya. Selanjutnya guru menjelaskan tentang materi yang akan dibahas hari ini
dengan menggunakan buku acuan yaitu Lembar Kerja Siswa dan masing-masing
siswa menyimak dari buku masing-masing sambil mendengarkan penjelasan guru.
Apabila saat guru menjelaskan materi terdapat siswa yang tidak memperhatikan,
maka guru dengan tiba-tiba menunjuk siswa tersebut dan memberikan pertanyaan
tentang materi yang dijelaskan. Setelah materi dijelaskan siswa disuruh mengerjakan
soal yang terdapat pada buku LKS.
Kegiatan akhir pembelajaran yakni guru membahas soal yang telah
dikerjakan oleh siswa dengan secara rinci dan detail, dan guru membuka sesi tanya
jawab di akhir pertemuan. Apabila tidak ada pertanyaan siswa dianggap sudah jelas
dan pelajaran di akhiri dengan salam penutup dari guru dan guru menyuruh siswa
untuk mempelajari materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.
Refleksi:
Proses belajar mengajar berjalan dengan baik, meskipun terdapat beberapa
kekurangan di dalamnya yang harus diperbaiki. Misalnya dalam kegiatan awal
pembelajaran guru membutuhkan waktu yang agak lama untuk mengkondisikan
siswa sebelum siswa benar-benar siap mengikuti proses belajar mengajar (+10
menit). Selama proses pembelajaran dengan metode ceramah, siswa masih kurang
dalam memahami materi yang diberikan. Dalam hal ini pembelajaran hanya berfokus
pada guru, dan siswa jarang terlibat dalam proses pembelajaran. Sehingga siswa
mudah mengalami kebosanan saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung.
164
Mereka mau memperhatikan karena mereka beranggapan bahwa jika tidak
memperhatikan, maka akan ditunjuk guru untuk menjawab pertanyaan. Jadi, mereka
memperhatikan bukan karena mereka ingin tahu tetapi karena rasa was-was.
PEDOMAN WAWANCARA
GURU AKUNTANSI
MA NEGERI 1 SURAKARTA
(Pra tindakan)
1. Metode apa yang ibu gunakan dalam pembelajaran akuntansi?
2. Apakah ibu menerapkan model atau metode pembelajaran yang bervariasi
dalam proses pembelajaran selama ini?
165
3. Apakah selama ini siswa antusias ketika menjalani proses pembelajaran
akuntansi?
4. Bagaimana kecenderungan hasil belajar siswa saat ini?
5. Menurut ibu, bagaimana proses pembelajaran akuntansi yang telah ibu
lakukan selama ini?
PEDOMAN WAWANCARA
SISWA KELAS XI IPS 3
MA NEGERI 1 SURAKARTA
(Pra tindakan)
1. Menurut anda, metode mengajar yang bagaimanakah yang seharusnya
dilakukan guru agar siswa lebih mudah memahami materi (mata pelajaran
akuntansi) yang akan disampaikan?
166
2. Bagaimana pendapat anda tentang cara mengajar guru selama ini?
3. Apakah selama ini anda merasa tertarik dan termotivasi untuk belajar
akuntansi?
4. Apakah anda merasa aktif selama proses pembelajaran akuntansi?
5. Bagaimana interaksi belajar mengajar yang terjadi dalam kelas antara guru
dengan siswa dan siswa dengan siswa?
6. Apakah guru berusaha memotivasi siswa untuk selalu aktif dalam proses
pembelajaran akuntansi?
CATATAN LAPANGAN 2
Teknik Pengumpulan Data : Wawancara
Hari, tanggal : Rabu, 20 Januari 2010
Lokasi : Kantor Guru
Sumber Data : Tri Budiani, S.Pd.
Jabatan : Guru Akuntansi
Diskripsi Data:
Peneliti : Metode apa yang ibu gunakan dalam pembelajaran akuntansi?
167
Apakah ibu menerapkan model atau metode pembelajaran yang
bervariasi dalam proses pembelajaran selama ini?
Informan : Cara mengajar saya dengan ceramah dan praktek.
Peneliti : Apakah selama ini siswa antusias ketika menjalani proses
pembelajaran akuntansi?
Informan : Antusias, tapi kalau masalah keaktifan siswa, untuk siswa sini
khususnya anak IPS masih agak susah atau kurang.
Peneliti : Bagaimana kecenderungan hasil belajar siswa?
Informan : Kalau untuk masalah nilai siswa, untuk anak kelas XI IPS 3 lumayan
baik meskipun masih ada beberapa anak yang belum mencapai batas
ketuntasan.
Peneliti : Menurut ibu, bagaimana proses pembelajaran akuntansi yang telah ibu
lakukan selama ini?
Informan : Kalau saya pribadi tidak bisa menjawab hal itu.
Interpretasi peneliti:
Guru mencoba menerapkan metode pembelajaran konvensional yang
dimodifikasi tapi masih kurang puas karena hasil yang diharapkan guru belum
sepenuhnya tercapai. Hasil yang diharapkan guru dalam hal ini selain dilihat dari nilai
siswa juga dilihat dari tingkat keaktifan siswa itu sendiri. Dari wawancara kali ini
terlihat guru belum mengevaluasi kinerjanya setiap akhir pembelajaran karena guru
belum bisa menilai sendiri hasil kinerjanya selama ini.
168
CATATAN LAPANGAN 3
Teknik Pengumpulan Data : Wawancara
Hari, tanggal : Jum’at, 22 Januari 2010
Lokasi : Kelas XI IPS 3
Sumber Data/jabatan : Rita Wiji Lestari (Siswa)
Diskripsi Data:
169
Peneliti : Menurut anda, metode mengajar yang bagaimanakah yang seharusnya
dilakukan guru agar siswa lebih mudah memahami materi (mata
pelajaran akuntansi) yang akan disampaikan?
Informan : Pembelajaran langsung, jangan terlalu serius dan ada bercandanya.
Peneliti : Bagaimana pendapat anda tentang cara mengajar guru selama ini?
Informan : sifatnya cuek terhadap murid, murid jadi bosen dan membuat takut
murid.
Peneliti : Apa selama ini anda merasa tertarik dan termotivasi untuk belajar
akuntansi?
Informan : ya, kadang-kadang.
Peneliti : Apakah guru selalu memotivasi siswa untuk selalu aktif dalam proses
pembelajaran akuntansi?
Informan : Iya, misalnya ibu selalu minta anak-anak bertanya yang belum bisa
dimengerti terus suka kasih pertanyaan.
Peneliti : Apa anda merasa aktif selama proses pembelajaran akuntansi?
Informan : Tergantung dari suasana hati dan sikon (situasi dan kondisi) kelas
mbak.
Peneliti : Bagaimana interaksi belajar mengajar yang terjadi dalam kelas antara
guru dengan siswa dan siswa dengan siswa?
Informan : ya baik sih, saling bertukar pikiran, misal temen-temen sudah paham
dalam memahami soal, tapi disisi lain ada yang belum paham dan
murid tersebut malu.
CATATAN LAPANGAN 4
Teknik Pengumpulan Data : Wawancara
Hari, tanggal : Jum’at, 22 Januari 2010
Lokasi : Kelas XI IPS 3
Sumber Data/jabatan : Fitri Rohmatin (Siswa)
Diskripsi Data:
170
Peneliti : Menurut anda, metode mengajar yang bagaimanakah yang seharusnya
dilakukan guru agar siswa lebih mudah memahami materi (mata
pelajaran akuntansi) yang akan disampaikan?
Informan : Yang santai saja, menyenangkan
Peneliti : Bagaimana pendapat anda tentang cara mengajar guru selama ini?
Informan : Kadang seneng, kadang bosan kalau tidak begitu paham materinya,
kadang deg-degan juga mbak kalau disuruh maju.
Peneliti : Apa selama ini anda merasa tertarik dan termotivasi untuk belajar
akuntansi?
Informan : Lumayan mbak
Peneliti : Apakah guru selalu memotivasi siswa untuk selalu aktif dalam proses
pembelajaran akuntansi?
Informan : Iya, misalnya kalau ada yang ramai, langsung ditegur atau disuruh
maju.
Peneliti : Apa anda merasa aktif selama proses pembelajaran akuntansi?
Informan : Lumayan aktif mbak.
Peneliti : Bagaimana interaksi belajar mengajar yang terjadi dalam kelas antara
guru dengan siswa dan siswa dengan siswa?
Informan : Cukup baik mbak. Tapi kalau sesama teman, seringnya hanya ramai
sendiri.
CATATAN LAPANGAN 5
Teknik Pengumpulan Data : Wawancara
Hari, tanggal : Jum’at, 22 Januari 2010
Lokasi : Kelas XI IPS 3
Sumber Data/jabatan : Rinda Surya Ningrum (Siswa)
Diskripsi Data:
171
Peneliti : Menurut anda, metode mengajar yang bagaimanakah yang seharusnya
dilakukan guru agar siswa lebih mudah memahami materi (mata
pelajaran akuntansi) yang akan disampaikan?
Informan : Guru harus sabar, dan cara menerangkannya tidak terlalu cepat
Peneliti : Bagaimana pendapat anda tentang cara mengajar guru selama ini?
Informan : Terlalu tegang
Peneliti : Apa selama ini anda merasa tertarik dan termotivasi untuk belajar
akuntansi?
Informan : Iya, awalnya belajar akuntansi rumit, tetapi sedikit demi sedikit saya
bisa
Peneliti : Apakah guru selalu memotivasi siswa untuk selalu aktif dalam proses
pembelajaran akuntansi?
Informan : Iya, seringnya kalau teman-teman ramai langsung ditunjuk orangnya
Peneliti : Apa anda merasa aktif selama proses pembelajaran akuntansi?
Informan : Biasa saja mbak.
Peneliti : Bagaimana interaksi belajar mengajar yang terjadi dalam kelas antara
guru dengan siswa dan siswa dengan siswa?
Informan : Kalau interkasi ibu sama kita baik. Bingung mbak jelasinnya. Kalau
sama teman-teman baik dalam hal kerjasama kerjain soal/nyontek
mbak.
CATATAN LAPANGAN 6
Teknik Pengumpulan Data : Wawancara
Hari, tanggal : Jum’at, 22 Januari 2010
Lokasi : Kelas XI IPS 3
Sumber Data/jabatan : Andri Wibowo (Siswa)
Diskripsi Data:
172
Peneliti : Menurut anda, metode mengajar yang bagaimanakah yang seharusnya
dilakukan guru agar siswa lebih mudah memahami materi (mata
pelajaran akuntansi) yang akan disampaikan?
Informan : Jelas pas nerangin materi tapi jangan terlalu serius mbak biar gak
tegang.
Peneliti : Bagaimana pendapat anda tentang cara mengajar guru selama ini?
Informan : Sudah lumayan kok mbak meski kadang ada materi yang kurang jelas.
Peneliti : Apa selama ini anda merasa tertarik dan termotivasi untuk belajar
akuntansi?
Informan : Termotivasi mbak.
Peneliti : Apakah guru selalu memotivasi siswa untuk selalu aktif dalam proses
pembelajaran akuntansi?
Informan : Iya mbak.
Peneliti : Apa anda merasa aktif selama proses pembelajaran akuntansi?
Informan : Tidak terlalu mbak, kalau disuruh ya maju, kalu tidak ya biasa saja.
Peneliti : Bagaimana interaksi belajar mengajar yang terjadi dalam kelas antara
guru dengan siswa dan siswa dengan siswa?
Informan : Interaksinya baik. Ya begitulah mbak susah menjelaskannya.
CATATAN LAPANGAN 7
Teknik Pengumpulan Data : Wawancara
Hari, tanggal : Jum’at, 22 Januari 2010
Lokasi : Kelas XI IPS 3
Sumber Data/jabatan : Devi Rendra Kusuma (Siswa)
Diskripsi Data:
173
Peneliti : Menurut anda, metode mengajar yang bagaimanakah yang seharusnya
dilakukan guru agar siswa lebih mudah memahami materi (mata
pelajaran akuntansi) yang akan disampaikan?
Informan : Pembelajaran langsung mbak.
Peneliti : Bagaimana pendapat anda tentang cara mengajar guru selama ini?
Informan : Sudah lumayan kok mbak, tapi gak ngerti juga mbak.
Peneliti : Apa selama ini anda merasa tertarik dan termotivasi untuk belajar
akuntansi?
Informan : Lumayan mbak.
Peneliti : Apakah guru selalu memotivasi siswa untuk selalu aktif dalam proses
pembelajaran akuntansi?
Informan : Iya mbak. Tapi kadang jadi was-was kalau ibu sudah mulai nunjuk
buat jawab soal.
Peneliti : Apa anda merasa aktif selama proses pembelajaran akuntansi?
Informan : Tidak terlalu mbak, kalau disuruh ya maju, kalau tidak sudah.
Peneliti : Bagaimana interaksi belajar mengajar yang terjadi dalam kelas antara
guru dengan siswa dan siswa dengan siswa?
Informan : Lumayan, bingung mbak menjelaskannya.
Interpretasi peneliti:
Dari hasil wawancara dengan 5 orang siswa, dapat disimpulkan bahwa
dalam penyampaian materi guru belum sepenuhnya berhasil karena ada saatnya siswa
merasa cepat bosan (kalau tidak paham mengenai materi yang dijelaskan) dan kurang
berkonsentrasi dalam proses pembelajaran. Selain itu keaktifan siswa selama proses
pembelajaran juga masih kurang. Hal ini mengakibatkan informasi yang hendak
diberikan guru kepada siswa tentang materi pembelajaran belum tersampaikan
174
dengan baik. Guru juga belum dapat sepenuhnya memberikan motivasi kepada siswa
dengan cara yang positif. Siswa menilai interaksi antara guru dengan siswa sudah
baik karena guru sudah melakukan pendekatan secara langsung dengan siswa. Hanya
saja interaksi antara siswa dengan siswa dalam konteks pembelajaran belum
terbangun.
Gambar 1. Wawancara dengan siswa sebagai survey awal
175
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : MA Negeri 1 Surakarta
Mata Pelajaran : Akuntansi
Kelas : XI IPS 3
Semester : 2 (Dua)
176
Alokasi Waktu : 6 x 45 menit
Standar Kompetensi : Memahami penyusunan siklus akuntansi perusahaan jasa
A. Kompetensi Dasar:
Membuat ikhtisar perusahaan jasa
B. Indikator:
1. Menyusun jurnal penyesuaian
2. Menyusun kertas kerja/neraca lajur
C. Tujuan Pembelajaran:
Setelah mengikuti mata pelajaran ini diharapkan siswa dapat:
1. Menyusun jurnal penyesuaian
2. Menyusun kertas kerja/neraca lajur
D. Sumber/Alat/Bahan:
Sumber:
Akuntansi 1B (Dra. Moelyati,dkk: Yudhistira)
Akuntansi Dasar (Henry Soemantri: Armico)
Lembar Kerja Siswa
Bahan:
Latihan soal (seatwork)
Alat:
Papan tulis dan alat tulis
E. Materi Pokok: Terlampir (jurnal penyesuaian dan neraca lajur)
F. Metode Pembelajaran: Metode Direct Instruction (pengajaran langsung)
G. Penilaian:
1. Siswa yang mau mendemonstrasikan hasil pekerjaannya ditunjuk dan tanpa
ditunjuk akan mendapatkan poin A
2. Siswa yang tidak mau mendemonstrasikan hasil pekerjaannya akan
mendapatkan poin B
3. Total skor 100
177
Skenario Pembelajaran 1. Pertemuan pertama (2x45 menit)
Kegiatan awal (10 menit)
(1) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa.
(2) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk membangkitkan minat
siswa dengan mengecek kondisi baik siswa maupun kelas.
178
Kegiatan inti (70 menit)
a Guru menjelaskan konsep jurnal penyesuaian untuk perusahaan jasa.
b Siswa diberi kesempatan untuk memahami materi yang telah disampaikan dan
membuka kesempatan untuk tanya jawab. Kegiatan ini disebut asimilasi,
dimana siswa diharapkan mampu mengintegrasikan antara konsep atau
pengalaman baru yang mereka lihat saat guru mendemonstrasikan materi ke
dalam skema atau pola yang sudah ada di pikirannya.
c Guru memberikan latihan soal (seatwork) secara terkontrol tentang materi
yang telah diberikan. Siswa dapat mengerjakan soal melalui diskusi dengan
teman agar terjadi interaksi dapat terjalin.
d Guru memonitoring semua pekerjaan siswa. Guru membantu siswa yang
belum paham sepenuhnya materi yang diberikan.
e Siswa diminta untuk mempresentasikan tugas yakni dengan mengerjakan
latihan serta menjelaskan perhitungan dari jawaban soal tersebut di depan
kelas.
f Guru memberikan kontrol bimbingan dalam pembahasan latihan soal dengan
menyempurnakan penjelasan siswa dalam mempresentasikan tugas.
Kegiatan akhir (10 menit)
a Guru memberikan kesimpulan pembelajaran hari ini.
b Guru menyampaikan rencana kegiatan pertemuan mendatang.
c Salam penutup.
2. Pertemuan Kedua (2x45 menit)
Kegiatan awal (10 menit)
a Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa.
b Guru menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam
pembelajaran.
c Membahas sedikit materi yang terdahulu dengan tanya jawab kepada siswa
untuk menilai pemahaman/konsepsi yang ada pada diri siswa.
179
Kegiatan inti (70 menit)
a Guru menjelaskan konsep neraca lajur untuk perusahaan jasa.
b Siswa diberi kesempatan untuk memahami materi yang telah disampaikan dan
membuka kesempatan untuk tanya jawab. Kegiatan ini disebut asimilasi,
dimana siswa diharapkan mampu mengintegrasikan antara konsep atau
pengalaman baru yang mereka lihat saat guru berdemonstrasi ke dalam skema
atau pola yang sudah ada di pikirannya.
c Guru memberikan seatwork berupa soal-soal latihan secara terkontrol tentang
materi yang telah diberikan. Siswa dapat mengerjakan soal melalui diskusi
dengan teman agar terjadi interaksi dapat terjalin.
d Guru memonitoring semua pekerjaan siswa. Guru membantu siswa yang
belum paham sepenuhnya materi yang diberikan.
e Siswa diminta untuk mempresentasikan tugas yakni dengan mengerjakan
latihan serta menjelaskan perhitungan dari jawaban soal tersebut di depan
kelas.
f Guru memberikan kontrol bimbingan dalam pembahasan latihan soal dengan
menyempurnakan penjelasan siswa dalam mempresentasikan tugas.
Kegiatan akhir(10 menit)
a Guru memberikan kesimpulan pembelajaran hari ini.
b Guru menyampaikan rencana kegiatan pertemuan mendatang.
c Salam penutup.
3. Pertemuan Ketiga (2x 45 menit)
Kegiatan awal (5 menit)
a Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa.
b Guru menyampaikan mengenai rencana kegiatan yang telah dijelaskan pada
pertemuan sebelumnya.
Kegiatan inti (70 menit)
180
a Guru membagikan soal untuk evaluasi akhir berupa seatwork, yakni soal
latihan untuk materi jurnal penyesuaian dan neraca lajur perusahaan jasa, dan
meminta siswa agar mengerjakan secara mandiri serta tidak saling bekerja
sama.
b Guru mengawasi dengan baik agar hasil dari evaluasi dapat mencerminkan
kemampuan mereka dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengerjakan soal dengan tertib dan tenang.
c Guru meminta lembar jawab soal.
Kegiatan akhir (15 menit)
a Guru bertanya soal yang masih sulit bagi siswa dan membahasnya.
b Salam penutup.
Lampiran 1
Jurnal Penyesuaian dan Neraca Lajur/Kertas Kerja
Jurnal Penyesuaian
181
Pengertian jurnal penyesuaian adalah jurnal untuk menyesuaikan saldo
akun-akun besar ke saldo akun buku besar yang sebenarnya dengan cara mendebit
dan mengkredit beban maupun pendapatan, baik piutang maupun utang pada akhir
periode. Dengan demikian, ayat jurnal penyesuaian sangat besar, artinya dalam
menghasilkan laporan keuangan yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Hal-hal yang memerlukan penyesuaian
Akun-akun buku besar yang memerlukan penyesuaian pada akhir periode, yaitu:
- Perlengkapan
- Beban dibayar di muka
- Pendapatan diterima di muka
- Beban yang masih akan dibayar
- Pendapatan yang masih akan diterima
- Penyusutan aktiva tetap
- Persediaan barang dagangan
a Perlengkapan
Saldo perlengkapan yang tercantum dalam neraca belum menunjukkan
saldo yang sebenarnya. Oleh karena itu, perlu diadakan penyesuaian sebagai berikut.
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Beban pemakaian perlengkapan
Perlengkapan
Rp xxx
Rp xxx
Contoh:
Akun perlengkapan kantor dalam neraca sisa debit Rp 600.000. pada
tanggal 31 Desember 2009 dilakukan inventarisasi, ternyata perlengkapan kantor sisa
sebesar Rp 140.000. maka jurnal penyesuaiannya adalah sebagai berikut:
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
182
31 De
s
Beban pemakaian perlengkapan
Perlengkapan
(600.000-140.000)
Rp 460.000
Rp 460.000
b Penyusutan aktiva tetap (fixed assets deppresiation)
Beban merupakan beban perusahaan yang pembebananya timbul setelah
aktiva tetap tersebut dipakai dalam operasi perusahaan selama periode tertentu,
kecuali tanah. Jurnal penyesuaiannya sebagai berikut:
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Beban penyusutan........
Akumulasi penyusutan.......
Rp xxx
Rp xxx
Contoh:
Akun peralatan kantor dalam neraca sisa debit Rp 6.000.000 per 31
Desember 2009. Peralatan kantor setiap tahunnya disusutkan 5%. Maka jurnal
penyesuaiannya sebagai berikut:
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Beban penyusutan peralt. kantor
Akum penyusutan peralt kantor
(6.000.000 x 5% = 300.000
Rp 300.000
Rp 300.000
c Beban dibayar di muka (prepaid expenses)
Beban dibayar di muka merupakan pembayaran beban untuk beberapa
waktu yang akan datang sampai melampaui batas akhir periode akuntansi. Maka
harus dicari jumlah beban yang sebenarnya menjadi beban dalam periode yang
bersangkutan.
183
Dalam penyusunan jurnal penyesuaian beban dibayar di muka ada dua metode
sebagai berikut:
No Metode Harta Metode Beban
1.
2.
Apabila saat membayar beban
dicatat (jurnal umum)
….dibayar di muka Rp xxx
Kas Rp xxx
Pada akhir tahun penyesuaian
adalah:
Beban ...... Rp xxx
....dibayar di muka Rp xxx
Apabila pada saat membayar beban
dicatat di (jurnal umum)
Beban ...... Rp xxx
Kas Rp xxx
Pada akhir tahun penyesuaiannya
adalah:
….dibayar di muka Rp xxx
Beban Rp xxx
Contoh:
Tgl Keterangan Metode Harta Metode Beban
184
31
Des
Dibayar premi
asuransi sebesar Rp
1.200.000 untuk masa
1tahun.
Pada saat tutup buku
premi asuransi yang
telah jatuh tempo 3
tahun sebesar:
= 123 x Rp 1.200.000
= 300.000
Pada saat membayar:
Asuransi dibayar di muka
Rp 1.200.000
Kas Rp 1.200.000
Jurnal penyesuaian:
Beban asuransi
Rp 300.000
Asuransi dibyr di muka
Rp 300.000
Pada saat membayar:
Beban asuransi
Rp 1.200.000
Kas Rp 1.200.000
Jurnal penyesuaian:
Asuransi dibayar di
muka Rp 900.000
Beban asuransi
Rp 900.000
d Pendapatan diterima di muka
Pendapatan diterima di muka merupakan penerimaan untuk beberapa
waktu yang akan datang sampai melampaui akhir periode akuntansi. Maka harus
dicari jumlah pendapatan yang sebenarnya menjadi pendapatan dalm periode
akuntansi yang bersangkutan.
Dalam penyusunan jurnal penyesuaian diterima di muka ada dua metode sebagai
berikut:
No Keterangan Metode Harta Metode Beban
185
1.
2.
Pada saat menerima
pendapatan dicatat
Pada saat tutup buku,
jurnal penyesuaiannya
adalah:
Kas Rp xxx
..diterima di muka Rp
xxx
..diterima di muka Rp
xxx
Pendapatan.... Rp xxx
Kas Rp xxx
Pendapatan.... Rp
xxx
Pendapatan.... Rp xxx
..diterima di muka Rp
xxx
e Beban yang masih harus dibayar/utang beban
Merupakan beban yang sudah menjadi beban dalam satu periode, tetapi
sampai akhir periode belum dibayar. Walaupun belum dibayar, tetapi harus menjadi
beban dalam periode yang bersangkutan. Jurnal penyesuaiannya sebagai berikut:
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Beban .........
Beban yang harus dibayar
Rp xxx
Rp xxx
f Pendapatan yang masih akan diterima/piutang pendapatan
Merupakan pendapatan yang sudah menjadi pendapatan dalam suatu
periode. Tetapi sampai akhir periode tempatnya belum diterima. Meskipun belum
diterima tetap harus menjadi pendapatan dalam periode yang bersangkutan. Maka
jurnal penyesuaiannya adalah sebagai berikut:
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Pendapatan yang masih akan
diterima
Pendapatan ...........
Rp xxx
Rp xxx
Neraca Lajur/Kertas Kerja (Work Sheet)
186
Kertas kerja adalah alat bantu untuk mempermudah dalam penyusunan
laporan keuangan yang disusun setiap akhir periode tertentu.
Fungsi kertas kerja
Kertas kerja mempermudah penyusunan laporan karena terdapat
kelompok akun buku besar yang sesuai dengan laporan keuangan yang disusun.
Kertas kerja menghindarkan kesalahan dalam membuat laporan keuangan.
Bentuk kertas kerja yang akan disampaikan dalam pembahasan ini adalah kertas kerja
10 kolom yang tampak sebagai berikut:
NS AP NSD L/R N No Nama Akun
D K D K D K D K D K
Keterangan:
NS: Neraca Sisa
AP: Ayat Penyesuaian
NSD: Neraca Saldo Disesuaikan
L/R: Ikhtisar Laba Rugi
N: Neraca
Langkah-langkah menyelesaikan kertas kerja adalah sebagai berikut:
a Memasukkan saldo akun buku besar ke dalam neraca saldo, kemudian
djumlahkan masing-masing kolom debit dan kredit untuk meneliti apakah
jumlahnya sudah sama.
b Memasukkan ayat penyesuaian yang telah dicatat dalm jurnal umum.
c Mengerjakan neraca saldo disesuaikan dengan memperhatikan angka yang
terdapat pada neraca saldo dan ayat penyesuaian.
d Memindahkan angka pada neraca saldo disesuaikan ke kolom.
e Laba rugi untuk akun nominal, diantaranya pendapatan dan beban.
187
f Neraca untuk akun riel, meliputi: harta, utang, dan modal.
g Menjumlahkan debit dan kredit dalam kolom laba rugi untuk menghitung laba
atau rugi bersih perusahaan.
h Menjumlahkan debit dan kredit pada kolom neraca dengan memasukkan laba atau
rugi untuk mempertimbangkan jumlah kolom debit dan kredit.
Contoh soal:
Biro Jasa “Rama Travel”
Neraca Saldo
Per 31 Des 2008
No.
Akun
Nama Akun Debit Kredit
111
112
115
116
121
221
311
412
411
511
512
Kas
Piutang usaha
Perlengkapan kantor
Sewa dibayar di muka
Peralatan kantor
Utang usaha
Modal Rama
Prive Rama
Pendapatan jasa
Beban gaji
Beban rupa-rupa
8.462.500
1.000.000
1.975.000
750.000
25.000.000
-
-
750.000
-
750.000
187.500
-
-
-
-
-
1.500.000
32.750.000
-
4.625.000
-
-
38.875.000 38.875.000
Dari data tersebut untuk penyesuaian tanggal 31 Desember 2008 sebagai berikut:
a. Perlengkapan kantor sampai tanggal 31 Desember 2008 sebesar Rp. 700.000.
b. Sewa dibayar di muka yang telah menjadi beban sebesar 300.000
c. Peralatan kantor setiap tahun disusutkan 5%
188
d. Gaji karyawan Rp.200.000 sampai dengan 31 Desember 2008 belum dibayar
Diminta:
a. Buatlah jurnal penyesuaian
b. Buatlah kertas kerja
Jawab:
Biro Jasa “Rama Travel”
Jurnal Penyesuaian
Per 31 Des 2008
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Des 31 Beban perlengkapan kantor
Perlengkapan kantor
Beban sewa
Sewa dibayar di muka
Beban peny.peralt kantor
Akm.peny.peralt kantor
Beban gaji
Gaji yang terutang
700.000
-
300.000
-
1.250.000
-
200.000
-
-
700.000
-
300.000
-
1.250.000
-
200.000
Jumlah: 2.450.000 2.450.000
189
Biro Jasa “Rama Travel” Kertas Kerja
Per 31 Des 2008 NS AP NSD LR N
No
Nama akun D K D K D K D K D K 111 112 115 116 121 221 311 312 411 511 512
Kas Piutang usaha Perlengkapan kantor Sewa dbyr di muka Peralatan kantor Utang usaha Modal Rama Prive Rama Pendapatan jasa Beban gaji Beban rupa-rupa
8.4621.0001.975
75025.000
- - 750
- 750188
- - - - -
1.50032.750
- 4.625
- -
- - - - - - - - - 200
-
- - 700300
- - - - - - -
8.462 1.000 1.275
450 25.000
- - 750
- 950 188
- - - - - 1.500
32.750- 4.625- -
- - - - - - - - - 950188
- - - - - - - - 4.625- -
8.4621.0001.275
45025.0001.500- 750
- - -
- - - - - -
32.750 - - - -
38.875 38.875 - - - - - - - - 513 514 515 121 222
B. perlgkp. kantor B. sewa B.peny.peralt kantor Akm.peny.prlt kntor Gaji yg terutang Laba bersih
- - - - - -
- - - - - -
700300
1.250- - -
- - -
1.250200
-
700 300
1.250 - - -
- - - 1.250
200-
700300
1.250- - 1.238
- - - - - -
- - - - - -
- - -
1.250 200
1.238 - - 2.450 2.450 40.525 40.525 40.525 40.525 38.437 38.437
190
Lampiran 2
Soal Latihan:
Latihan 1: Berikut ini adalah neraca saldo Beauty Salon per 31 Januari 2006
BEAUTY SALON Neraca Saldo
Per 31 Januari 2006 Neraca Saldo Nomor
Akun Nama Akun DEBET KREDIT 11 Kas Rp 33,450,000 12 Perlengkapan salon Rp 1,800,000 13 Peralatan salon Rp 30,000,000 21 Hutang usaha Rp 1,800,000 22 Hutang bank Rp30,000,000 31 Modal nona Betty Rp30,000,000 32 Prive nona Betty Rp 1,200,000 41 Pendapatan jasa salon Rp 7,500,000 51 Beban gaji Rp 1,200,000 52 Beban sewa Rp 1,200,000 53 Beban rupa-rupa Rp 450,000
Jumlah Rp 69,300,000 Rp69,300,000 Pada tanggal 31 Januari 2006 Nona Betty memeriksa neraca saldo, kemudian memutuskan sebagai berikut:
1. Penyusutan peralatan salon untuk bulan Januari 2006 diperhitungkan sebesar Rp 300.000
2. Perlengkapan salon yang telah dipakai untuk kegiatan usaha selama bulan Januari 2006 sebesar Rp 1.200.000
3. Bunga pinjaman kredit usaha kecil dari BRI cabang Surakarta untuk bulan Januari 2006 diperhitungkan sebesar Rp 150.000
Berdasarkan data di atas buatlah Jurnal penyesuaian yang diperlukan.
Latihan 2:
Berdasarkan data pada Latihan 1 dan jawaban latihan 1, Buatlah Neraca Lajur (Kertas
Kerja) pada BEAUTY SALON.
191
Jawaban latihan 1:
BEAUTY SALON
Jurnal Penyesuaian
Per 31 Januari 2009
Tanggal Keterangan Debit Kredit
Jan 31 B. Penyusutan Peralatan Salon Rp 300.000
Akum.Penystn Peralt Salon Rp 300.000
(penyusutan bulan Januari)
Jan 31 B. Perlengkapan Salon Rp 1.200.000
Perlengkapan Salon Rp1.200.000
(Pemakaian perlengkapan)
Jan 31 Biaya Bunga Rp 150.000
Hutang Bunga Rp 150.000
(Bunga KUK bulan Januari)
Rp 1.650.000 Rp 1.650.000
192
Jawaban Latihan 2: BEAUTY SALON
Neraca Lajur Per 31 Januari 2009
No Keterangan Neraca Saldo Penyesuaian NS disesuaikan Laba Rugi Neraca D K D K D K D K D K
Kas 33.450 33.450 33.450 Perlengkapan Salon 1.800 1.200 600 600 Peralatan Salon 30.000 30.000 30.000 Hutang Usaha 1.800 1.800 1.800 Hutang Bank 30.000 30.000 30.000 Modal Nona Betty 30.000 30.000 30.000 Prive Nona Betty 1.200 1.200 1.200 Pendapatan Jasa Salon 7.500 7.500 7.500 Biaya Gaji 1.200 1.200 1.200 Biaya Sewa 1.200 1.200 1.200 Biaya Rupa-Rupa 450 450 450 69.300 69.300 Biaya penystn.peralt Salon 300 300 300 Akm.penystn.peralt Salon 300 300 300 B. Perlengkapan Salon 1.200 1.200 1.200 Biaya Bunga 150 150 150 Hutang Bunga 150 150 150 1.650 1.650 69.750 69.750 4.500 7.500 65.250 62.250 3.000 3.000 7.500 7.500 65.250 65.250
193
Latihan 3 ( Evaluasi Siklus 1): Data kegiatan perusahaan jasa Cleaning service KHARISMA untuk bulan Juli 2009 telah diikhtisarkan dalam neraca saldo tanggal 31 Juli 2009 sebagai berikut:
Cleaning Service KHARISMA NERACA SALDO
Per 31 Juli 2009 Neraca Saldo Nomor
Akun Akun DEBET KREDIT 111 Kas Rp 40,500,000 - 112 Piutang dagang Rp 5,000,000 - 113 Perlengkapan service Rp 4,000,000 - 114 Sewa dibayar dimuka Rp 4,800,000 - 115 Asuransi dibayar dimuka Rp 600,000 - 121 Peralatan service Rp 16,000,000 - 122 Akum.Penyusutan peralt.service - - 211 Hutang dagang - Rp 8,000,000 311 Modal Yunita - Rp 50,000,000 312 Prive Yunita Rp 2,000,000 - 411 Pendapatan Jasa - Rp 24,600,000 511 Beban gaji Rp 8,000,000 - 512 Beban perlengkapan - - 513 Beban sewa - - 514 Beban listrik dan telepon Rp 400,000 - 515 Beban iklan Rp 600,000 - 516 Beban asuransi - - 517 Beban pemeliharaan peralatan Rp 300,000 - 518 Beban penyusutan peralatan - - 519 Beban lain-lain Rp 400,000 - TOTAL Rp 82,600,000 Rp 82,600,000
Pada tanggal 31 Juli 2009 diperoleh informasi untuk penyesuaian saldo akun-akun di atas sebagai berikut:
1. Sisa perlengkapan service dinilai seharga Rp 1.000.000 2. Sewa ruangan kantor Rp 4.800.000 untuk masa tahun terhitung sejak bulan
Juli 2003 3. Asuransi yang belum jatuh tempo (unexpired) sebesar Rp 550.000 4. Peralatan service bulan Juli 2003 disusutkan sebesar Rp 250.000 5. Gaji karyawan yang masih harus dibayar Rp 400.000 6. Beban iklan untuk bulan Juli 2003 sebesar Rp 200.000
Berdasarkan data di atas buatlah: Jurnal penyesuaian yang diperlukan dan Kertas kerja/neraca lajur?
194
Jawaban Latihan 3 (Evaluasi Siklus 1):
CLEANING SERVICE KHARISMA JURNAL PENYESUAIAN
PER 31 Juli 2009 Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit Juli 31 Beban Perlengkapan Rp 3.000.000 Perlengkapan Rp 3.000.000 31 Beban Sewa Rp 400.000 Sewa dibayar di muka Rp 400.000 31 Beban Asuransi Rp 50.000 Asuransi dibayar di muka Rp 50.000 31 Beban penystn peralt Service Rp 250.000 Akum.peny.peralt Service Rp 250.000 31 Beban gaji Rp 400.000 Hutang gaji Rp 400.000 31 Iklan dibayar di muka Rp 400.000 Beban iklan Rp 400.000 Jumlah Rp 4.500.000 Rp 4.500.000
195Cleaning Service KHARISMA
KERTAS KERJA 31 Juli 2009 (dalam ribuan rupiah)
Neraca Saldo Penyesuaian NS disesuaikan Laba-Rugi Neraca no. akun Akun Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit 111 Kas 40.500 - - - 40.500 - - - 40.500 - 112 Piutang Usaha 5.000 - - - 5.000 - - - 5.000 - 113 Perlengkapan service 4.000 - - 3.000 1.000 - - - 1.000 - 114 Sewa dibayar di muka 4.800 - - 2.400 2.400 - - - 2.400 - 115 Asuransi dibayar di muka 600 - - 550 50 - - - 50 - 121 Peralatan service 16.000 - - - 16.000 - - - 16.000 - 122 Akum peny perlat service - - - 250 - 250 - - - 250 211 Hutang usaha - 8.000 - - - 8.000 - - - 8.000 311 Modal yunita - 50.000 - - - 50.000 - - - 50.000 312 Prive yunita 2.000 - - - 2.000 - - - 2.000 - 411 Pendapatan jasa - 24.600 - - - 24.600 - 24.600 - - 511 Beban gaji 8.000 - 400 - 8.400 - 8.400 - - - 512 Beban perlengkapan - - 3.000 - 3.000 - 3.000 - - - 513 Beban sewa - - 2.400 - 2.400 - 2.400 - - - 514 Beban listrik dan telepon 400 - - - 400 - 400 - - - 515 Beban iklan 600 - - 400 200 - 200 - - - 516 Beban asuransi - - 550 - 550 - 550 - - - 517 Beban pemeliharaan peralt 300 - - - 300 - 300 - - - 518 Beban peny peraltan - - 250 - 250 - 250 - - - 519 Beban lain-lain 400 - - - 400 - 400 - - -
82.600 82.600 - - - - - - - - 116 Iklan dibayar di muka - - 400 - 400 - - - 400 - 212 Hutang gaji - - - 400 - 400 - - - 400
7.000 7.000 83.250 83.250 15.900 24.600 67.350 58.650 Laba bersih sebelum pajak 8.700 - - 8.700 24.600 24.600 67.350 67.350
196
CATATAN LAPANGAN 8
Data Kelas : Kelas XI IPS 3 MA Negeri 1 Surakarta
Metode Pembelajaran : Metode direct instruction
Tema Pembelajaran : Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa
Jumlah Siswa : 30 siswa
Jenis : Observasi mendalam (siklus 1)
Pertemuan 1
Hari/Tanggal : Jum’at, 19 Februari 2010
Waktu : Jam 09.45-11.15 WIB
Deskripsi:
Guru memulai kegiatan pembelajaran dengan salam kemudian melakukan
presensi siswa, siswa semuanya masuk. Guru memberikan motivasi kepada siswa
pada kegiatan awal pembelajaran hari ini, cara ini ditempuh agar siswa memiliki
semangat untuk menjalani proses pembelajaran hari ini. Selanjutnya guru
memberikan pertanyaan seputar materi yang akan diajarkan hari ini. Beberapa siswa
tertarik dengan kegiatan apersepsi ini tapi terdapat juga sebagian siswa yang tidak
memberikan perhatiannya.
Setelah kegiatan apersepsi guru mulai menjelaskan rencana pembelajaran
hari ini. Pada pertemuan kali ini, guru berperan sebagai penyampai materi tentang
siklus akuntansi perusahaan jasa dan materi yang disampaikan secara detail pada
pertemuan hari ini adalah cara penyusunan jurnal penyesuaian pada perusahaan jasa.
Guru menggambarkan bagaimana cara menyusun jurnal penyesuaian di perusahaan
jasa, dengan memberikan contoh soal secara riil. Siswa cukup antusias
memperhatikan guru, meskipun masih ada sebagian siswa yang tidak menghiraukan,
namun hal tersebut tidak terlalu mengganggu proses kegiatan guru. Setelah guru
selesai menjelaskan dan mendemonstrasikan materi, guru membuka sesi tanya jawab
kepada siswa, guru juga melontarkan beberapa pertanyaan. Setelah waktu tanya
jawab sudah tidak dipergunakan lagi, guru segera meminta siswa untuk mengerjakan
197
latihan soal dengan diskusi bersama teman sebangkunya. Dalam proses ini, guru
memberikan pendekatan langsung pada siswa yang mengalami kesulitan dalam
mengerjakan soal. Selang beberapa waktu, guru meminta siswa untuk menunjukkan
hasil pekerjaannya masing-masing, kemudian guru berkeliling untuk mengecek
pekerjaan siswa sebagai kegiatan monitoring. Sebagian besar siswa sudah
mengerjakan dengan benar meskipun ada beberapa siswa yang mengerjakan tetapi
masih kurang lengkap. Setelah itu, guru meminta siswa secara sukarela untuk maju ke
depan kelas mendemonstrasikan hasil pekerjaannya. Sebelumnya para siswa tidak ada
yang berani mengajukan dirinya, tetapi setelah guru memberikan sedikit motivasi
agar mereka berani tampil ke depan. Presentasi dilakukan oleh enam orang siswa,
sesuai dengan jumlah soal yang diberikan. Karena waktu yang tersedia untuk mata
pelajaran akuntansi dasar sudah habis, ketika jam pelajaran berakhir guru
memberitahukan rencana pembelajaran berikutnya dan siswa disuruh untuk
mempelajarinya terlebih dahulu.
Pertemuan 2
Hari/Tanggal : Jum’at, 5 Maret 2010
Waktu : Jam 09.45-11.15 WIB
Deskripsi:
Guru memulai kegiatan pembelajaran dengan salam kemudian melakukan
presensi siswa, siswa semuanya masuk. Selanjutnya guru memberikan pertanyaan
seputar materi yang diajarkan pada pertemuan yang lalu dan materi yang akan
diajarkan hari ini. Beberapa siswa tertarik dengan kegiatan apersepsi ini tapi terdapat
juga sebagian siswa yang tidak memberikan perhatiannya.
Setelah kegiatan apersepsi guru mulai menjelaskan rencana pembelajaran
hari ini. Pada pertemuan kali ini, guru berperan sebagai penyampai materi tentang
siklus akuntansi perusahaan jasa dan materi yang disampaikan secara detail pada
pertemuan hari ini adalah cara penyusunan neraca lajur pada perusahaan jasa, yang
dikaitkan dengan materi jurnal penyesuaian yang telah diajarkan pada pertemuan
sebelumnya. Guru menggambarkan bagaimana cara menyusun neraca lajur di
198
perusahaan jasa secara tahap demi tahap, dan membahas contoh soal yang terdapat
pada LKS.
Siswa cukup antusias memperhatikan guru, meskipun masih ada sebagian
siswa yang tidak menghiraukan, namun hal tersebut tidak terlalu mengganggu proses
kegiatan guru. Setelah guru selesai menjelaskan dan mendemonstrasikan materi, guru
membuka sesi tanya jawab kepada siswa, guru juga melontarkan beberapa
pertanyaan. Setelah waktu tanya jawab sudah tidak dipergunakan lagi, guru segera
meminta siswa untuk mengerjakan latihan soal dengan diskusi bersama teman
sebangkunya. Dalam proses ini, guru memberikan pendekatan langsung pada siswa
yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal. Selang beberapa waktu, guru
meminta siswa untuk menunjukkan hasil pekerjaannya masing-masing, kemudian
guru berkeliling untuk mengecek pekerjaan siswa sebagai kegiatan monitoring.
Sebagian besar siswa sudah mengerjakan dengan benar meskipun ada beberapa siswa
yang mengerjakan tetapi masih kurang lengkap. Setelah itu, guru meminta siswa
secara sukarela untuk maju ke depan kelas mendemonstrasikan hasil pekerjaannya.
Presentasi dilakukan oleh beberapa siswa, sesuai dengan jumlah soal yang diberikan.
Saat siswa menjelaskan jawabannya guru memberikan bimbingan dengan melakukan
tambahan penjelasan secara detail, kemudian memberikan kesimpulan materi. Karena
waktu yang tersedia untuk mata pelajaran akuntansi dasar sudah habis, ketika jam
pelajaran berakhir guru memberitahukan rencana pembelajaran berikutnya yakni
evaluasi siklus 1.
Pertemuan 3
Hari/Tanggal : Jum’at, 19 Maret 2010
Waktu : Jam 09.45-11.15 WIB
Deskripsi:
Seperti biasa guru mengawali pembelajaran dengan memberikan salam
dan mengecek kehadiran siswa. Guru membagikan soal untuk evaluasi akhir berupa
penyusunan jurnal penyesuaian dan penyusunan kertas kerja/neraca lajur perusahaan
jasa dan meminta siswa agar dalam mengerjakan tidak saling bekerja sama. Guru
199
mengawasi dengan baik agar hasil dari evaluasi dapat mencerminkan kemampuan
mereka dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan soal dengan
tertib dan tenang. Masih ada beberapa siswa yang mencoba bekerjasama.
Guru mengawasi jalannya evaluasi dan menegur siswa yang kedapatan
bekerjasama. Pada akhir jam pelajaran siswa, selesai mengerjakan dengan tepat
waktu. Guru dapat mempergunakan waktu yang tersisa untuk mengulas sedikit
jawaban dari evaluasi tersebut sehingga siswa akan mengetahui letak kesalahannya.
Refleksi:
Pada saat pembelajaran guru sering secara langsung menegur siswa yang
melakukan kesalahan, hal ini membuat siswa sedikit tegang. Sebaiknya guru lebih
banyak memberikan motivasi kepada siswa agar siswa tidak hanya memiliki rasa
tegang atau takut tapi juga kesadaran untuk menjalani proses pembelajaran dengan
baik dan melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya. Guru juga belum
memberikan penghargaan pada siswa yang mampu mengerjakan tugas dengan tepat
dan benar. Guru sudah melakukan monitoring dan melakukan pendekatan langsung
kepada siswa sehingga guru dapat membantu secara langsung siswa yang masih
mengalami kesulitan meskipun belum semuanya. Sedangkan dari segi siswa, peneliti
bertindak sebagai guru menyimpulkan bahwa siswa masih belum berani untuk
mengungkapkan pendapatnya di depan guru. Siswa masih cenderung berani jika
berhadapan dengan teman sebayanya. Selain itu, siswa akan bertanya dengan guru
apabila guru melakukan pendekatan.
Dari segi nilai yang diperoleh siswa, nilai tertinggi adalah 95 dan nilai
terendah adalah 60, sedangkan nilai rata-rata kelas yaitu 70,67. Siswa yang sudah
mendapatkan nilai 70 ke atas sebanyak 18 siswa dan untuk siswa yang mendapatkan
nilai 70 ke atas dinyatakan sudah mencapai ketuntasan hasil belajar.
200
Gambar 2. Siswa mendiskusikan soal dengan teman sebangku
Gambar 3. Siswa mengerjakan soal di depan kelas
201
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
202
(RPP)
Nama Sekolah : MA Negeri 1 Surakarta
Mata Pelajaran : Akuntansi
Kelas : XI IPS 3
Semester : 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit
Standar Kompetensi : Memahami penyusunan siklus akuntansi perusahaan jasa
A. Kompetensi Dasar:
Membuat ikhtisar perusahaan jasa
B. Indikator:
1. Menyusun jurnal penyesuaian
2. Menyusun kertas kerja/neraca lajur
C. Tujuan Pembelajaran:
Setelah mengikuti mata pelajaran ini diharapkan siswa dapat:
3. Menyusun jurnal penyesuaian
4. Menyusun kertas kerja/neraca lajur
D. Sumber/Alat/Bahan:
Sumber:
Akuntansi 1B (Dra. Moelyati,dkk: Yudhistira)
Akuntansi Dasar (Henry Soemantri: Armico)
Lembar Kerja Siswa
Bahan:
Latihan soal (seatwork)
Alat:
Papan tulis dan alat tulis
E. Materi Pokok: Terlampir (jurnal penyesuaian dan neraca lajur)
F. Metode Pembelajaran: Metode Direct Instruction (pengajaran langsung)
G. Penilaian:
203
1. Siswa yang mau mendemonstrasikan hasil pekerjaannya ditunjuk dan tanpa
ditunjuk akan mendapatkan poin A
2. Siswa yang tidak mau mendemonstrasikan hasil pekerjaannya akan
mendapatkan poin B
3. Total skor 100
Skenario Pembelajaran
204
1. Pertemuan Pertama (2x45 menit)
Kegiatan awal (10 menit)
a Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa.
b Guru menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam
pembelajaran.
c Membahas sedikit materi yang terdahulu dengan tanya jawab kepada siswa
untuk menilai pemahaman/konsepsi yang ada pada diri siswa.
Kegiatan inti (70 menit)
a Guru menjelaskan konsep jurnal penyesuaian dan neraca lajur untuk
perusahaan jasa secara singkat.
b Guru memberikan pembahasan soal evaluasi dari siklus 1 dengan menjelaskan
pengerjaannya secara tahap demi tahap dengan rinci.
c Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya terhadap materi yang belum jelas
dan soal yang belum dimengerti.
Kegiatan akhir (10 menit)
a Guru menyampaikan rencana kegiatan pertemuan mendatang.
b Salam penutup.
2. Pertemuan Kedua (2x 45 menit)
Kegiatan awal (5 menit)
a Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa.
b Guru menyampaikan mengenai rencana kegiatan yang telah dijelaskan pada
pertemuan sebelumnya.
Kegiatan inti (70 menit)
a Guru membagikan soal untuk evaluasi akhir berupa seatwork, yakni soal
latihan untuk materi jurnal penyesuaian dan neraca lajur perusahaan jasa, dan
meminta siswa agar mengerjakan secara mandiri serta tidak saling bekerja
sama.
205
b Guru mengawasi dengan baik agar hasil dari evaluasi dapat mencerminkan
kemampuan mereka dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengerjakan soal dengan tertib dan tenang.
c Guru meminta lembar jawab soal.
Kegiatan akhir (15 menit)
a Guru bertanya soal yang masih sulit bagi siswa dan membahasnya.
b Salam penutup.
206
Lampiran 1
Jurnal Penyesuaian dan Neraca Lajur/Kertas Kerja
Jurnal Penyesuaian
Pengertian jurnal penyesuaian adalah jurnal untuk menyesuaikan saldo
akun-akun besar ke saldo akun buku besar yang sebenarnya dengan cara mendebit
dan mengkredit beban maupun pendapatan, baik piutang maupun utang pada akhir
periode. Dengan demikian, ayat jurnal penyesuaian sangat besar, artinya dalam
menghasilkan laporan keuangan yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Hal-hal yang memerlukan penyesuaian:
a. Perlengkapan
Saldo perlengkapan yang tercantum dalam neraca belum menunjukkan
saldo yang sebenarnya. Oleh karena itu, perlu diadakan penyesuaian sebagai
berikut.
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Beban pemakaian perlengkapan
Perlengkapan
Rp xxx
Rp xxx
Contoh:
Akun perlengkapan kantor dalam neraca sisa debit Rp 600.000. pada
tanggal 31 Desember 2009 dilakukan inventarisasi, ternyata perlengkapan kantor sisa
sebesar Rp 140.000. maka jurnal penyesuaiannya adalah sebagai berikut:
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
31 Des Beban pemakaian perlengkapan
Perlengkapan
(600.000-140.000)
Rp 460.000
Rp 460.000
207
b. Penyusutan aktiva tetap (fixed assets deppresiation)
Beban merupakan beban perusahaan yang pembebananya timbul setelah
aktiva tetap tersebut dipakai dalam operasi perusahaan selama periode tertentu,
kecuali tanah. Jurnal penyesuaiannya sebagai berikut:
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Beban penyusutan........
Akumulasi penyusutan.......
Rp xxx
Rp xxx
Contoh:
Akun peralatan kantor dalam neraca sisa debit Rp 6.000.000 per 31
Desember 2009. Peralatan kantor setiap tahunnya disusutkan 5%. Maka jurnal
penyesuaiannya sebagai berikut:
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Beban penyusutan peralt. kantor
Akum penyusutan peralt kantor
(6.000.000 x 5% = 300.000
Rp 300.000
Rp 300.000
c. Beban dibayar di muka (prepaid expenses)
Beban dibayar di muka merupakan pembayaran beban untuk beberapa
waktu yang akan datang sampai melampaui batas akhir periode akuntansi. Maka
harus dicari jumlah beban yang sebenarnya menjadi beban dalam periode yang
bersangkutan.
Dalam penyusunan jurnal penyesuaian beban dibayar di muka ada dua
metode sebagai berikut:
208
No Metode Harta Metode Beban
1.
2.
Apabila saat membayar beban
dicatat (jurnal umum)
….dibayar di muka Rp xxx
Kas Rp xxx
Pada akhir tahun penyesuaian
adalah:
Beban ...... Rp xxx
....dibayar di muka Rp xxx
Apabila pada saat membayar beban
dicatat di (jurnal umum)
Beban ...... Rp xxx
Kas Rp xxx
Pada akhir tahun penyesuaiannya
adalah:
….dibayar di muka Rp xxx
Beban Rp xxx
Contoh:
Tgl Keterangan Metode Harta Metode Beban
31
Des
Dibayar premi
asuransi sebesar Rp
1.200.000 untuk masa
1tahun.
Pada saat tutup buku
premi asuransi yang
telah jatuh tempo 3
tahun sebesar:
= 123 x Rp 1.200.000
= 300.000
Pada saat membayar:
Asuransi dibayar di muka
Rp 1.200.000
Kas Rp 1.200.000
Jurnal penyesuaian:
Beban asuransi
Rp 300.000
Asuransi dibyr di muka
Rp 300.000
Pada saat membayar:
Beban asuransi
Rp 1.200.000
Kas Rp 1.200.000
Jurnal penyesuaian:
Asuransi dibayar di
muka Rp 900.000
Beban asuransi
Rp 900.000
d. Pendapatan diterima di muka
Pendapatan diterima di muka merupakan penerimaan untuk beberapa
waktu yang akan datang sampai melampaui akhir periode akuntansi. Maka harus
209
dicari jumlah pendapatan yang sebenarnya menjadi pendapatan dalam periode
akuntansi yang bersangkutan.
Dalam penyusunan jurnal penyesuaian diterima di muka ada dua metode
sebagai berikut:
No Keterangan Metode Harta Metode Beban
1.
2.
Pada saat
menerima
pendapatan
dicatat.
Pada saat tutup
buku, jurnal
penyesuaiannya
adalah:
Kas Rp xxx
..diterima di muka Rp xxx
..diterima di muka Rp xxx
Pendapatan.... Rp xxx
Kas Rp xxx
Pendapatan.... Rp xxx
Pendapatan.... Rp xxx
..diterima di muka Rp xxx
e. Beban yang masih harus dibayar/utang beban
Merupakan beban yang sudah menjadi beban dalam satu periode, tetapi
sampai akhir periode belum dibayar. Walaupun belum dibayar, tetapi harus
menjadi beban dalam periode yang bersangkutan. Jurnal penyesuaiannya sebagai
berikut:
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Beban .........
Beban yang harus dibayar
Rp xxx
Rp xxx
f. Pendapatan yang masih akan diterima/piutang pendapatan
Merupakan pendapatan yang sudah menjadi pendapatan dalam suatu
periode. Tetapi sampai akhir periode tempatnya belum diterima. Meskipun belum
diterima tetap harus menjadi pendapatan dalam periode yang bersangkutan. Maka
jurnal penyesuaiannya adalah sebagai berikut:
210
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Pendapatan yang masih akan
diterima
Pendapatan ...........
Rp xxx
Rp xxx
Neraca Lajur/Kertas Kerja (Work Sheet)
Kertas kerja adalah alat bantu untuk mempermudah dalam penyusunan
laporan keuangan yang disusun setiap akhir periode tertentu.
Fungsi kertas kerja
Kertas kerja mempermudah penyusunan laporan karena terdapat
kelompok akun buku besar yang sesuai dengan laporan keuangan yang disusun.
Kertas kerja menghindarkan kesalahan dalam membuat laporan keuangan.
Bentuk kertas kerja yang akan disampaikan dalam pembahasan ini adalah kertas kerja
10 kolom yang tampak sebagai berikut:
NS AP NSD L/R N No Nama Akun
D K D K D K D K D K
Keterangan:
NS: Neraca Sisa
AP: Ayat Penyesuaian
NSD: Neraca Saldo Disesuaikan
L/R: Ikhtisar Laba Rugi
N: Neraca
211
Langkah-langkah menyelesaikan kertas kerja adalah sebagai berikut:
a Memasukkan saldo akun buku besar ke dalam neraca saldo, kemudian
dijumlahkan masing-masing kolom debit dan kredit untuk meneliti apakah
jumlahnya sudah sama.
b Memasukkan ayat penyesuaian yang telah dicatat dalm jurnal umum.
c Mengerjakan neraca saldo disesuaikan dengan memperhatikan angka yang
terdapat pada neraca saldo dan ayat penyesuaian.
d Memindahkan angka pada neraca saldo disesuaikan ke kolom.
e Laba rugi untuk akun nominal, diantaranya pendapatan dan beban.
f Neraca untuk akun riel, meliputi: harta, utang, dan modal.
g Menjumlahkan debit dan kredit dalam kolom laba rugi untuk menghitung laba
atau rugi bersih perusahaan.
h Menjumlahkan debit dan kredit pada kolom neraca dengan memasukkan laba atau
rugi untuk mempertimbangkan jumlah kolom debit dan kredit.
212
Lampiran 2
Soal Pembahasan:
Data kegiatan perusahaan jasa Clening service KHARISMA untuk bulan Juli 2009
telah diikhtisarkan dalam neraca saldo tanggal 31 Juli 2009 sebagai berikut:
Cleaning Service KHARISMA NERACA SALDO
Per 31 Juli 2009 Neraca Saldo Nomor
Akun Akun DEBET KREDIT 111 Kas Rp 40,500,000 -
112 Piutang dagang Rp 5,000,000 -
113 Perlengkapan service Rp 4,000,000 -
114 Sewa dibayar dimuka Rp 4,800,000 -
115 Asuransi dibayar dimuka Rp 600,000 -
121 Peralatan service Rp 16,000,000 -
122 Akum.Penyusutan peralt.service - -
211 Hutang dagang - Rp 8,000,000
311 Modal Yunita - Rp 50,000,000
312 Prive Yunita Rp 2,000,000 -
411 Pendapatan Jasa - Rp 24,600,000
511 Beban gaji Rp 8,000,000 -
512 Beban perlengkapan - -
513 Beban sewa - -
514 Beban listrik dan telepon Rp 400,000 -
515 Beban iklan Rp 600,000 -
516 Beban asuransi - -
517 Beban pemeliharaan peralatan Rp 300,000 -
518 Beban penyusutan peralatan - -
519 Beban lain-lain Rp 400,000 -
TOTAL Rp 82,600,000 Rp 82,600,000
213
Pada tanggal 31 Juli 2009 diperoleh informasi untuk penyesuaian saldo akun-akun di
atas sebagai berikut:
1. Sisa perlengkapan service dinilai seharga Rp 1.000.000
2. Sewa ruangan kantor Rp 4.800.000 untuk masa tahun terhitung sejak Juli 2003
3. Asuransi yang belum jatuh tempo (unexpired) sebesar Rp 550.000
4. Peralatan service bulan Juli 2003 disusutkan sebesar Rp 250.000
5. Gaji karyawan yang masih harus dibayar Rp 400.000
6. Beban iklan untuk bulan Juli 2003 sebesar Rp 200.000
Berdasarkan data di atas buatlah:
a. Jurnal penyesuaian yang diperlukan
b. Kertas kerja/neraca lajur
Jawaban:
CLEANING SERVICE KHARISMA JURNAL PENYESUAIAN
PER 31 Juli 2009 Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit Juli 31 Beban Perlengkapan Rp 3.000.000
Perlengkapan Rp 3.000.000
31 Beban Sewa Rp 400.000
Sewa dibayar di muka Rp 400.000
31 Beban Asuransi Rp 50.000
Asuransi dibayar di muka Rp 50.000
31 Beban penystn peralt Service Rp 250.000
Akum.peny.peralt Service Rp 250.000
31 Beban gaji Rp 400.000
Hutang gaji Rp 400.000
31 Iklan dibayar di muka Rp 400.000
Beban iklan Rp 400.000
Jumlah Rp 4.500.000 Rp 4.500.000
214Cleaning Service KHARISMA
KERTAS KERJA 31 Juli 2009 (dalam ribuan rupiah)
Neraca Saldo Penyesuaian NS disesuaikan Laba-Rugi Neraca no. akun Akun Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit 111 Kas 40.500 - - - 40.500 - - - 40.500 - 112 Piutang Usaha 5.000 - - - 5.000 - - - 5.000 - 113 Perlengkapan service 4.000 - - 3.000 1.000 - - - 1.000 - 114 Sewa dibayar di muka 4.800 - - 2.400 2.400 - - - 2.400 - 115 Asuransi dibayar di muka 600 - - 550 50 - - - 50 - 121 Peralatan service 16.000 - - - 16.000 - - - 16.000 - 122 Akum peny perlat service - - - 250 - 250 - - - 250 211 Hutang usaha - 8.000 - - - 8.000 - - - 8.000 311 Modal yunita - 50.000 - - - 50.000 - - - 50.000 312 Prive yunita 2.000 - - - 2.000 - - - 2.000 - 411 Pendapatan jasa - 24.600 - - - 24.600 - 24.600 - - 511 Beban gaji 8.000 - 400 - 8.400 - 8.400 - - - 512 Beban perlengkapan - - 3.000 - 3.000 - 3.000 - - - 513 Beban sewa - - 2.400 - 2.400 - 2.400 - - - 514 Beban listrik dan telepon 400 - - - 400 - 400 - - - 515 Beban iklan 600 - - 400 200 - 200 - - - 516 Beban asuransi - - 550 - 550 - 550 - - - 517 Beban pemeliharaan peralt 300 - - - 300 - 300 - - - 518 Beban peny peraltan - - 250 - 250 - 250 - - - 519 Beban lain-lain 400 - - - 400 - 400 - - -
82.600 82.600 - - - - - - - - 116 Iklan dibayar di muka - - 400 - 400 - - - 400 - 212 Hutang gaji - - - 400 - 400 - - - 400
7.000 7.000 83.250 83.250 15.900 24.600 67.350 58.650 Laba bersih sebelum pajak 8.700 - - 8.700 24.600 24.600 67.350 67.350
215
Soal Evaluasi Siklus 2:
LPK YUDHISTIRA NERACA SISA
PER 31 JANUARI 2010 Neraca Sisa no.
akun Nama Akun Debet Kredit 111 Kas Rp 8.205.000,00 112 Piutang Usaha Rp 2.500.000,00 113 Sewa dibayar di muka Rp 600.000,00 114 Iklan dibayar di muka Rp 150.000,00 116 Perlengkapan Rp 150.000,00 121 Peralatan Rp 4.000.000,00 123 Kendaraan Rp 15.000.000,00 211 Utang Usaha Rp 3.000.000,00 212 Utang Bank Rp 5.000.000,00 311 Modal Sungkono Rp 20.000.000,00 312 Prive Sungkono Rp 500.000,00 411 Pendapatan kursus Rp 4.000.000,00 511 Beban listrik dan air Rp 125.000,00 512 Beban Asuransi Rp 120.000,00 513 Beban gaji Rp 600.000,00 514 Beban lain-lain Rp 50.000,00
Rp 32.000.000,00 Rp 32.000.000,00 Data-data untuk penyesuaian per 31 Januari 2010 sebagai berikut :
1 Perlengkapan bersisa sebesar Rp 25.000,00
2 Peralatan disusutkan untuk bulan Januari 2010 sebesar Rp 40.000,00
3 Kendaraan disusutkan untuk 1 tahun 20 % dari harga beli
4 Sewa yang telah dipakai sebesar Rp 50.000,00
5 Iklan yang telah diterbitkan di harian Republika 2xmingguan @ Rp 25.000,00
6 Premi Asuransi untuk bulan Januari sebesar Rp 10.000,00 7 Bunga yang belum dibayar sebesar Rp 75.000,00
Diminta: 1 Buatlah ayat jurnal penyesuaian 2 Buatlah kertas kerja
216
Jawaban Evaluasi Siklus 2:
LPK YUDHISTIRA
Jurnal Penyesuaian
PER 31 JANUARI 2010
Tgl Keterangan Debet Kredit
Jan 31 Beban Perlengkapan Rp 125.000,00
Perlengkapan Rp 125.000,00
31 Beban.peny.peralatan Rp 40.000,00
Akum.peny.peralatan Rp 40.000,00
31 Beban.peny.kendaraan Rp 3.000.000,00
Akum.peny.kendaraan Rp 3.000.000,00
31 Beban sewa Rp 50.000,00
Sewa dibayar di muka Rp 50.000,00
31 Beban iklan Rp 50.000,00
Iklan dibayar di muka Rp 50.000,00
31 Asuransi dibayr di muka Rp 110.000,00
Beban asuransi Rp 110.000,00
31 Beban bunga Rp 75.000,00
Utang bunga Rp 75.000,00
Rp 3.450.000,00 Rp 3.450.000,00
217LPK YUDHISTIRA
KERTAS KERJA Untuk periode yang berakhir 31 Januari 2010 (dalam ribuan rupiah)
Nama Akun Neraca Sisa Penyesuaian N. S. D Rugi-Laba Neraca Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit
Kas 8.205 8.205 8.205 Piutang Usaha 2.500 2.500 2.500 Sewa dibayar dimuka 600 50 550 550 Iklan dibayar di muka 150 50 100 100 Perlengkapan 150 125 25 25 Peralatan 4.000 4.000 4.000 Kendaraan 15.000 15.000 15.000 Utang Usaha 3.000 3.000 3.000Utang Bank 5.000 5.000 5.000Modal Sungkono 20.000 20.000 20.000Prive Sungkono 500 500 500 Pendapatan kursus 4.000 4.000 4.000 Beban Listrik dan air 125 125 125 Beban Asuransi 120 110 10 10 Beban Gaji 600 600 600 Beban lain-lain 50 50 50 32.000 32.000 Asuransi dibyar dimuka 110 110 110 Akm.penys.peraltan 40 40 40Akm.penys kendaraan 250 250 250Utang bunga 75 75 75Beban perlengkapan 125 125 125 B.penyst peralatan 40 40 40 B.penyst kendaraan 250 250 250 Beban iklan 50 50 50 Beban sewa 50 50 50 Beban bunga 75 75 75 700 700 32.365 32.365 1.375 4.000 30.990 28.365Laba bersih 2.625 2.625 4.000 4.000 30.990 30.990
218
CATATAN LAPANGAN 9
Data Kelas : Kelas XI IPS 3 MA Negeri 1 Surakarta
Metode Pembelajaran : Metode direct instruction
Tema Pembelajaran : Siklus akuntansi perusahaan jasa
Jumlah Siswa : 30 siswa
Jenis : Observasi mendalam (siklus 2)
Pertemuan 1
Hari/Tanggal : Jum’at, 26 Maret 2010
Waktu : Jam 9.45-11.15 WIB
Deskripsi :
Guru memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam dan mengecek
kehadiran siswa. Seluruh siswa hadir dalam pembelajaran. Setelah itu guru
menyampaikan materi jurnal penyesuaian dan neraca lajur untuk perusahaan jasa
secara singkat dan mendetail, beberpa poin penting materi dijelaskan kepada siswa.
Kemudian guru membahas soal yang telah diujikan sebelumnya dan membuka sesi
tanya jawab. Beberapa siswa menunjukkan keaktifan dalam pembelajaran.
Guru menyampaikan kesimpulan pembelajaran dan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Kemudian ketika jam pelajaran hampir
habis, guru menyampaikan rencana evaluasi pada pertemuan selanjutnya. Guru
kemudian menyampaikan salam penutup.
Pertemuan 2
Hari/Tanggal : Jumat, 16 April 2010
Waktu : Jam 09.45 – 11.15 WIB
Deskripsi:
Guru meminta siswa mempersiapkan diri untuk mengerjakan soal
evaluasi. Guru mulai membagikan soal. Dalam evaluasi ini, tempat duduk siswa
diacak sesuai dengan no absen siswa. Hal ini dilakukan agar siswa tidak bekerjasama
dalam mengerjakan soal evaluasi. Siswa cukup tenang dalam mengerjakan soal
219
evaluasi, meskipun ada yang masih melihat kanan kiri, namun hal tersebut masih
dalam batas kewajaran. Guru mengawasi dengan ketat, sehingga siswa cenderung
takut dengan guru dan mengerjakan secara mandiri sesuai kemampuannya. Lima
menit sebelum jam pelajaran berakhir, beberapa siswa terlihat sudah selesai
mengerjakan evaluasi dan guru meminta mengecek kembali pekerjaan mereka dan
mengumpulkan lembar jawaban mereka. Semua siswa sudah selesai mengerjakan
soal evaluasi pada saat jam pelajaran berakhir dan guru meminta mereka
mengumpulkan lembar jawaban mereka.
Refleksi:
Berdasarkan wawancara dengan siswa, siswa lebih mudah dengan
pembelajaran langsung dari guru dan lebih tetarik dengan sistem latihan soal dengan
presentasi langsung atau presentasi hasil daripada pembelajaran biasa karena siswa
lebih dapat memahami materi dengan melakukan presentasi jawaban dari soal yang
telah dikerjakannya.
Mereka lebih mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru
melalui contoh langsung. Dari segi hasil belajar, siswa yang mendapatkan nilai 70 ke
atas, sudah mencapai 26 siswa dan nilai rata-rata kelas juga sudah mengalami
kenaikan. Dari hasil perhitungan, nilai rata-rata kelas mencapai 85,67. Nilai ini sudah
diatas nilai standar. Sehingga dianggap pembelajaran sudah mencapai titik
ketuntasan, meskipun belum 100% siswa dinyatakan tuntas belajar.
220
Gambar 4. Siswa mengerjakan evaluasi
221
222
PEDOMAN WAWANCARA
SISWA KELAS XI IPS 3
MA NEGERI 1 SURAKARTA
(setelah tindakan)
1. Apakah penyampaian materi dengan menggunakan metode direct instruction
(metode pembelajaran langsung) dapat lebih mudah dipahami daripada metode
sebelumnya?
2. Bagaimana hasil belajar anda setelah diterapkannya metode direct instruction
(metode pembelajaran langsung dalam proses pembelajaran akuntansi)?
3. Apakah dengan penerapan metode direct instruction ini dapat meningkatkan
peran serta anda dalam mengikuti proses pembelajaran akuntansi?
4. Menurut anda, apakah metode direct instruction (metode pembelajaran langsung)
ini cocok untuk diterapkan untuk mata pelajaran akuntansi dasar?
5. Kendala/hambatan apa yang anda hadapi dalam pembelajaran saat penerapan
metode ini?
223
CATATAN LAPANGAN 10
Teknik Pengumpulan Data : Wawancara
Hari, tanggal : Jum’at, 23 April 2010
Lokasi : Kelas XI IPS 3
Sumber Data : Sri Wahyuni
Jabatan : Siswa
Diskripsi Data:
Peneliti : Apakah penyampaian materi dengan menggunakan metode direct
instruction (metode pembelajaran langsung) dapat lebih mudah
dipahami daripada metode sebelumnya?
Informan : Iya, karena setelah pembelajaran langsung latihan soal dan dapat
bertanya dengan guru.
Peneliti : Bagaimana hasil belajar anda setelah diterapkannya metode direct
instruction (metode pembelajaran langsung dalam proses
pembelajaran akuntansi)?
Informan : Lumayan bagus.
Peneliti : Apakah dengan penerapan metode direct instruction ini dapat
meningkatkan peran serta anda dalam mengikuti proses pembelajaran
akuntansi?
Informan : Lumayan juga mbak. Terutama presentasi latihan soal.
Peneliti : Menurut anda, apakah metode direct instruction (metode pembelajaran
langsung) ini cocok untuk diterapkan untuk mata pelajaran akuntansi
dasar?
Informan : Iya cocok, kadang susah belajar akuntansi kalau tidak diterangkan
secara pelan-pelan dan terus ada latihan soalnya.
Peneliti : Kendala/hambatan apa yang anda hadapi dalam pembelajaran saat
penerapan metode ini?
Informan : Kalau saat presentasi belum siap jadi bingung menjelaskannya.
224
CATATAN LAPANGAN 11
Teknik Pengumpulan Data : Wawancara
Hari, tanggal : Jum’at, 23 April 2010
Lokasi : Kelas XI IPS 3
Sumber Data : Bashoir Adnan
Jabatan : Siswa
Diskripsi Data:
Peneliti : Apakah penyampaian materi dengan menggunakan metode direct
instruction (metode pembelajaran langsung) dapat lebih mudah
dipahami daripada metode sebelumnya?
Informan : Iya.
Peneliti : Bagaimana hasil belajar anda setelah diterapkannya metode direct
instruction (metode pembelajaran langsung dalam proses
pembelajaran akuntansi)?
Informan : Dilihat dari hasil ulangan yang pertama sama yang kedua ada
peningkatan mbak.
Peneliti : Apakah dengan penerapan metode direct instruction ini dapat
meningkatkan peran serta anda dalam mengikuti proses pembelajaran
akuntansi?
Informan : Iya, soalnya kita dituntut untuk aktif.
Peneliti : Menurut anda, apakah metode direct instruction (metode pembelajaran
langsung) ini cocok untuk diterapkan untuk mata pelajaran akuntansi
dasar?
Informan : Kalau menurutku bisa mbak.
Peneliti : Kendala/hambatan apa yang anda hadapi dalam pembelajaran saat
penerapan metode ini?
Informan : Saat presentasi soal ke depan kelas sedikit deg-degan, karena belum
terbiasa maju di depan kelas.
225
CATATAN LAPANGAN 12
Teknik Pengumpulan Data : Wawancara
Hari, tanggal : Jum’at, 23 April 2010
Lokasi : Kelas XI IPS 3
Sumber Data : Esa Agung Afrianto
Jabatan : Siswa
Diskripsi Data:
Peneliti : Apakah penyampaian materi dengan menggunakan metode direct
instruction (metode pembelajaran langsung) dapat lebih mudah
dipahami daripada metode sebelumnya?
Informan : Iya lumayan.
Peneliti : Bagaimana hasil belajar anda setelah diterapkannya metode direct
instruction (metode pembelajaran langsung dalam proses
pembelajaran akuntansi)?
Informan : Lebih baik daripada sebelumnya mbak .
Peneliti : Apakah dengan penerapan metode direct instruction ini dapat
meningkatkan peran serta anda dalam mengikuti proses pembelajaran
akuntansi?
Informan : Lumayan iya mbak.
Peneliti : Menurut anda, apakah metode direct instruction (metode pembelajaran
langsung) ini cocok untuk diterapkan untuk mata pelajaran akuntansi
dasar?
Informan : Iya cocok, karena biar mudah memahami pembelajaran akuntansi.
Peneliti : Kendala/hambatan apa yang anda hadapi dalam pembelajaran saat
penerapan metode ini?
Informan : Kalau kita sudah merasa capek habis pelajaran sebelumnya jadinya
males banget mbak.
226
CATATAN LAPANGAN 13
Teknik Pengumpulan Data : Wawancara
Hari, tanggal : Jum’at, 23 April 2010
Lokasi : Kelas XI IPS 3
Sumber Data : Niken Ayu Nawang Wulan
Jabatan : Siswa
Diskripsi Data:
Peneliti : Apakah penyampaian materi dengan menggunakan metode direct
instruction (metode pembelajaran langsung) dapat lebih mudah
dipahami daripada metode sebelumnya?
Informan : Iya mbak
Peneliti : Bagaimana hasil belajar anda setelah diterapkannya metode direct
instruction (metode pembelajaran langsung dalam proses
pembelajaran akuntansi)?
Informan : Cukup baik mbak.
Peneliti : Apakah dengan penerapan metode direct instruction ini dapat
meningkatkan peran serta anda dalam mengikuti proses pembelajaran
akuntansi?
Informan : Lumayan juga mbak.
Peneliti : Menurut anda, apakah metode direct instruction (metode pembelajaran
langsung) ini cocok untuk diterapkan untuk mata pelajaran akuntansi
dasar?
Informan : Menurutku cocok-cocok saja mbak.
Peneliti : Kendala/hambatan apa yang anda hadapi dalam pembelajaran saat
penerapan metode ini?
Informan : Kendalanya belum terbiasa presentasi di depan kelas.
227
CATATAN LAPANGAN 14
Teknik Pengumpulan Data : Wawancara
Hari, tanggal : Jum’at, 23 April 2010
Lokasi : Kelas XI IPS 3
Sumber Data : Depi Anggraeni
Jabatan : Siswa
Diskripsi Data:
Peneliti : Apakah penyampaian materi dengan menggunakan metode direct
instruction (metode pembelajaran langsung) dapat lebih mudah
dipahami daripada metode sebelumnya?
Informan : Lumayan paham mbak.
Peneliti : Bagaimana hasil belajar anda setelah diterapkannya metode direct
instruction (metode pembelajaran langsung dalam proses
pembelajaran akuntansi)?
Informan : Ada peningkatan.
Peneliti : Apakah dengan penerapan metode direct instruction ini dapat
meningkatkan peran serta anda dalam mengikuti proses pembelajaran
akuntansi?
Informan : Iya, karena disuruh maju.
Peneliti : Menurut anda, apakah metode direct instruction (metode pembelajaran
langsung) ini cocok untuk diterapkan untuk mata pelajaran akuntansi
dasar?
Informan : Lumayan.
Peneliti : Kendala/hambatan apa yang anda hadapi dalam pembelajaran saat
penerapan metode ini?
Informan : Sering capek dan malas, karena jamnya siang mbak.
228
Interpretasi peneliti:
Dari hasil wawancara yang telah peneliti lakukan kepada 5 siswa kelas XI
IPS 3 dapat diketahui bahwa metode direct instruction dapat meningkatkan hasil
belajar dan keaktifan mereka. Mereka juga lebih tertarik pada proses pembelajaran,
mereka dapat belajar berbicara di depan umum (pada waktu presentasi tugas).
Kesulitan yang mereka alami adalah ketika mereka maju presentasi di depan kelas,
mereka tidak terbiasa menjelaskan pembahasan soal di depan kelas dan cenderung
ragu-ragu dalam menyampaikan jawaban, karena takut salah.
229
LEMBAR OBSERVASI KBM Mata Pelajaran : Akuntansi Program : IPS Tahun : 2009 / 2010 Kelas : XI IPS 3 Wali Kelas : Dra. Eni Sarwiningsih Semester : 2 (Dua)
Aspek Yang Diukur Siklus 1 No NIS Nama Siswa
1 2 1 10850 Andri Wibowo A A 2 10851 Bashoir Adnan A A 3 10824 Devi Rendra Kusuma B B 4 10852 Doni Setiawan B B 5 10825 Esa Agung Afrianto B A 6 10828 Joko Triyanto B B 7 10927 M. Al Jabbaru Shaleh B B 8 10829 Nurrohman B B 9 10830 Shulfia Lutvi A A 10 10858 Ariyati Eko Oktafiana A A 11 10859 Asih Wiatin B A 12 10860 Asti Afiati B B 13 10861 Depi Anggraeni B B 14 10862 Dian Apriani B B 15 10863 Diah Ayu Entikasari A A 16 10864 Dwi Aryani Saputri A A 17 10865 Erni Widowati A A 18 10866 Fita Indah Sari A A 19 10867 Fitri Rohmatin B B 20 10868 Fitriani B A 21 10870 Niken Ayu Nawang Wulan A A 22 10871 Nisa Aulia A A 23 10872 Nuri Hartini A A 24 10877 Rinda Suryaningrum B B 25 10843 Rini Ani Safitri B B 26 10844 Rita Wiji Lestari A A 27 10845 Siti Nur Aisyah B B 28 10846 Sofa Rohmaniah A A 29 10847 Sri Wahyuni A A 30 10849 Wilis Elok Aminah Kasih B B
230
LEMBAR OBSERVASI KBM Mata Pelajaran : Akuntansi Program : IPS Tahun : 2009 / 2010 Kelas : XI IPS 3 Wali Kelas : Dra. Eni Sarwiningsih Semester : 2 (Dua)
Aspek Yang Diukur Siklus 2 No NIS Nama Siswa
1 2 1 10850 Andri Wibowo B A 2 10851 Bashoir Adnan A A 3 10824 Devi Rendra Kusuma B B 4 10852 Doni Setiawan A A 5 10825 Esa Agung Afrianto A A 6 10828 Joko Triyanto A A 7 10927 M. Al Jabbaru Shaleh A A 8 10829 Nurrohman A A 9 10830 Shulfia Lutvi B A 10 10858 Ariyati Eko Oktafiana A A 11 10859 Asih Wiatin A A 12 10860 Asti Afiati A A 13 10861 Depi Anggraeni A A 14 10862 Dian Apriani A A 15 10863 Diah Ayu Entikasari B A 16 10864 Dwi Aryani Saputri A A 17 10865 Erni Widowati A A 18 10866 Fita Indah Sari A A 19 10867 Fitri Rohmatin B B 20 10868 Fitriani A A 21 10870 Niken Ayu Nawang Wulan B B 22 10871 Nisa Aulia A A 23 10872 Nuri Hartini A A 24 10877 Rinda Suryaningrum B B 25 10843 Rini Ani Safitri A A 26 10844 Rita Wiji Lestari B B 27 10845 Siti Nur Aisyah B B 28 10846 Sofa Rohmaniah B A 29 10847 Sri Wahyuni A A 30 10849 Wilis Elok Aminah Kasih B B
231
DAFTAR NILAI Mata Pelajaran : Akuntansi Program : IPS Tahun : 2009 / 2010 Kelas : XI IPS 3 Wali Kelas : Dra. Eni Sarwiningsih Semester : 2 (Dua)
Nilai Siswa No NIS Nama Siswa
Nilai dasar Post test 1 Post test 2
1 10850 Andri Wibowo 70 70 90 2 10851 Bashoir Adnan 70 70 90 3 10824 Devi Rendra Kusuma 60 65 65 4 10852 Doni Setiawan 60 65 65 5 10825 Esa Agung Afrianto 70 70 90 6 10828 Joko Triyanto 60 65 80 7 10927 M. Al Jabbaru Shaleh 70 70 80 8 10829 Nurrohman 60 70 65 9 10830 Shulfia Lutvi 70 70 90 10 10858 Ariyati Eko Oktafiana 80 80 85 11 10859 Asih Wiatin 80 80 90 12 10860 Asti Afiati 70 75 90 13 10861 Depi Anggraeni 60 65 90 14 10862 Dian Apriani 80 80 95 15 10863 Diah Ayu Entikasari 80 80 90 16 10864 Dwi Aryani Saputri 80 80 90 17 10865 Erni Widowati 70 85 95 18 10866 Fita Indah Sari 80 80 90 19 10867 Fitri Rohmatin 60 60 80 20 10868 Fitriani 70 75 90 21 10870 Niken Ayu Nawang Wulan 60 65 80 22 10871 Nisa Aulia 80 80 95 23 10872 Nuri Hartini 60 65 95 24 10877 Rinda Suryaningrum 60 60 90 25 10843 Rini Ani Safitri 60 65 85 26 10844 Rita Wiji Lestari 60 60 90 27 10845 Siti Nur Aisyah 60 60 65 28 10846 Sofa Rohmaniah 80 80 90 29 10847 Sri Wahyuni 70 70 90 30 10849 Wilis Elok Aminah Kasih 60 60 90 nilai rata-rata: 68,33 70,67 85,67
232
Keterangan:
Aspek yang diukur:
1 : Keaktifan siswa selama pembelajaran
2 : Ketelitian dan ketepatan siswa dalam menyelesaikan persoalan/soal
Standar pengukuran :
1. Keaktifan siswa dalam kelompok saat mengikuti pembelajaran
a. A : Sangat Aktif
b. B : Kurang Aktif
2. Ketelitian dan ketepatan siswa dalam menyelesaikan persoalan/soal
a. A : Teliti dan tepat dalam menyelesaikan persoalan/soal
b. B : Kurang teliti dan tepat dalam menyelesaikan persoalan/soal
3. Ketuntasan hasil belajar (standar nilai 70)
a. Hasil Belajar Tuntas ( > 70 )
b. Hasil Belajar Belum Tuntas ( <70 )
233
DAFTAR HADIR Mata Pelajaran : Akuntansi Program : IPS Tahun Ajaran : 2009 / 2010 Kelas/Semester : XI IPS 3 / 2 (Dua) Wali Kelas : Dra. Eni Sarwiningsih
Siklus 1 Siklus 2 No NIS Nama Siswa 19 Feb 5 Mar 19 Mar 26 Mar 16 Apr
1 10850 Andri Wibowo √ √ √ √ √ 2 10851 Bashoir Adnan √ √ √ √ √ 3 10824 Devi Rendra Kusuma √ √ √ √ √ 4 10852 Doni Setiawan √ √ √ √ √ 5 10825 Esa Agung Afrianto √ √ √ √ √ 6 10828 Joko Triyanto √ √ √ √ √ 7 10927 M. Al Jabbaru Shaleh √ √ √ √ √ 8 10829 Nurrohman √ √ √ √ √ 9 10830 Shulfia Lutvi √ √ √ √ √ 10 10858 Ariyati Eko Oktafiana √ √ √ √ √ 11 10859 Asih Wiatin √ √ √ √ √ 12 10860 Asti Afiati √ √ √ √ √ 13 10861 Depi Anggraeni √ √ √ √ √ 14 10862 Dian Apriani √ √ √ √ √ 15 10863 Diah Ayu Entikasari √ √ √ √ √ 16 10864 Dwi Aryani Saputri √ √ √ √ √ 17 10865 Erni Widowati √ √ √ √ √ 18 10866 Fita Indah Sari √ √ √ √ √ 19 10867 Fitri Rohmatin √ √ √ √ √ 20 10868 Fitriani √ √ √ √ √ 21 10870 Niken Ayu Nawang W √ √ √ √ √ 22 10871 Nisa Aulia √ √ √ √ √ 23 10872 Nuri Hartini √ √ √ √ √ 24 10877 Rinda Suryaningrum √ √ √ √ √ 25 10843 Rini Ani Safitri √ √ √ √ √ 26 10844 Rita Wiji Lestari √ √ √ √ √ 27 10845 Siti Nur Aisyah √ √ √ √ √ 28 10846 Sofa Rohmaniah √ √ √ √ √
234
29 10847 Sri Wahyuni √ √ √ √ √ 30 10849 Wilis Elok Aminah K √ √ √ √ √
Keterangan:
√ = Siswa hadir
I = Siswa tidak hadir dengan ijin
S = Siswa tidak hadir karena sakit
A = Siswa tidak hadir tanpa keterangan
Siklus 1
Keterangan pertemuan:
1. Jum,at, 19 Februari 2010
2. Jum’at, 5 Maret 2010
3. Jum’at, 19 Maret 2010
Siklus 2
Keterangan pertemuan:
1. Jum’at, 26 Maret 2010
2. Jum’at, 16 April 2010
235