Upload
rizky-darmawan
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/2/2019 Etiologi Dan PatoGenesis eRDe
1/2
Etiologi dan Patogenesis
1. Anggota Virus HerpesHSV 1 : Primary herpes gingivostomatitis, Secondary herpes infection
HSV 2 : Genital herpes
Varicela-zoster virus : Varicella, herpes zoster
Epstein-barr virus : Mononucleosis, Burkitts lymphoma
Cytomegalovirus : Salivary gland inclusion diseases
HHV 6 : Roseola infantum
HHV 7 & HHV 8 : Kaposis sarcoma
Simian herpesvirus B : Lesi mukokutan, encephalitis
2. Mekanisme penularana. Infeksi HSV
Ket :
1) Kontak fisik dengan individu yang terinfeksi merupakan rute tipikal inokulasi HSV,kepada individu yang belum pernah terkena atau individu dengan antibodi HSV yang
rendah. Infeksi dapat melalui :
a) Dropletb) Udara yang terkontaminasic) Kontak langsung dengan lesi
2) Setelah kontak, terjadi infeksi primer HSV. Tetapi infeksi primer tidak/sedikitmenunjukkan tanda klinis dan gejala. Pasien sebagian besar mengalami infeksisubklinis (seropositif). Pasien seropositif dapat diidentifikasi dengan pemeriksaan lab,
Host
Seronegatif
GingivostomatitisInfeksi subklinis
Infeksi PrimerVirus HSV
menjadi bentuk
laten di gangliontrigeminus
Host
Seropositif
Di area bibir,palatum, lidah
Infeksi
Sekunder
8/2/2019 Etiologi Dan PatoGenesis eRDe
2/2
dengan cara memeriksa sirkulasi antibodi HSV. Masa inkubasi beberapa hari sampai
dua minggu. Pada infeksi primer, dapat terjadi primary gingivostomatitis di bagian
oral dan perioral. Tempat terjadinya infeksi ini merupakan tempat awal terjadinya
kontak denggan virus.
3)
Virus bermigrasi melalui periaxon sheath N. Trigeminus ke ganglion trigeminus,dimana virus berkembang menjadi bentuk laten. Pada bentuk laten, tidak terdapat
virus penginfeksi. Tidak terdapat MHC antigen yang tampak, sehingga tidak ada
respon sel T saat masa laten.
4) Reaktivasi virus dapat diinisiasi melalui :a) Terpapar sinar mataharib) Terpapar hawa dinginc) Stresd) Traumae) Pasien immunosupresiVirus yang mengalami reaktivasi kemudian berjalan melalui arah/jalur N. trigeminus
ke permukaan epitel yang terinfeksi sebelumnya, dimana proses replikasi terjadi, dan
menghasilam focal vesiculoulcerative. Ini dikarenakan pertahanan humoral dan
seluler tubuh telah teraktivasi oleh hadirnya antigen HSV, lalu lesi perkembangannya
terhambat, dan gejala sistemik biasanya tidak terjadi.
5) Setelah infeksi kedua berhasil dihentikan, virus kembali ke ganglion trigeminus danbekas-bekas partikel virus sudah tidak terlihat lagi di permukaan epitelium
Referensi :
Regezi, J.A. Sciubba, J.J. Oral Pathology: Clinical Pathologic Correlations 5th
Edition.
2008. St. Louis, Missouri USA: Saunders. Hal. 1-2