4

Click here to load reader

Enron, The Smartest Guy In The Room.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Enron, The Smartest Guy In The Room.docx

ZORA LIBRIANI - 29114729

Enron: The Smartest Guy In The Room

Enron Corporation is an America’s energy company that based in Houston, Texas, United States and one of the world's leading companies in the field of electricity, natural gas, pulp and paper, and communications. Enron’s scandal began to unfold in December 2001 and kept rolling in 2002. This caused a drastic decrease in stock prices in the various stock exchanges in the world, from America, Europe, to Asia. Enron, a company that is ranked seventh of five hundred leading companies in the United States and the largest energy companies in the United States went bankrupt, leaving a debt of nearly $ 31.2 million US.

Enron ini dibangun oleh Kenneth Lay, dia merupakan founder, chairman, dan CEO. Enron ini dibangun dengan hutang dan dalam kegiatan operasionalnya dia juga berhutang lagi kepada pihak lain. Sehingga hutangnya semakin bertambah banyak. Ketika Enron mengalami keadaan yang sulit, dalam hal ini dalam keadaan hampir bangkut, Ken Lay mengatakan perusahaannya dalam keadaan yang baik-baik saja. Ken Lay ini adalah orang yang licik. Dia secara diam-diam mulai menjual saham yang dia miliki sedangkan para investor yang lainnya tidak mengetahui bahwa perusahaan tesebut mengalami sebuah masalah, sehingga banyak orang yang masih mau membeli saham yang dijual oleh Ken Lay tersebut.

Tokoh Enron lainnya adalah Jeffrey Skilling. Ia merupakan seorang yang sangat pintar. Dia berhasil membuat Enron menjadi sebuah perusahaan perdagangan yang sangat besar dan ekspansif. Namun, karena ambisinya ia mengesampingkan rambu-rambu aturan yang berlaku baik aturan SEC maupun prinsip akuntansi. Ia bersama Andrew Fastow memanipulasi laporan keuangan Enron. Skilling merekrut Andrew Fastow, seorang ahli keuangan, untuk membantu menjalankan bisnis perdagangan gas alam. Dia memanipulasi untuk membentuk anak perusahaan yang hanya dipakai oleh Enron untuk mendapatkan pinjaman dana dari bank. Sehingga dalam laporan keuangan yang dimiliki oleh Enron tidak mengalami penambahan hutang. Dia bersama dengan orang-orang lainnya di Enron, memperkaya dirinya sendiri dengan mendapatkan gaji yang tinggi dan pendapatan saham dari SPE yang dibentuk olehnya itu.

Andrew Fastow mencoba memecat Sherron Watkins yang menghadap anggota kongres dan di hadapan umum mengutarakan apapun yang ia tahu tentang praktek akuntansi perusahaan. Dia juga merampas komputer Sherron Watkins ketika dia mengetahui bahwa dia mencoba memperingatkan atasannya tentang masalah yang akan terjadi jika Enron terus melakukan manipulasi data tersebut. Sherron adalah seorang akuntan profesional yang kompeten dan telah bekerja untuk Arthur Andersen selama bertahun-tahun sebelum bergabung dengan Enron. Dia mengeluhkan praktik akuntansi agresif yang dilakukan oleh Enron. Ketika Lay tidak merespon surat yang ia tulis, Sharron pun memberikan kesaksian di depan komite penyelidikan. Seandainya ada anggota dewan yang mendengarkan kekhawatirannya mengenai Enron, mungkin tindakan pencegahan dapat dilakukan.

Peran Arhur Andersen dalam skandal Enron adalah sebagai Eksternal Auditor Enron, sebagai Konsultan akuntansi dan manajemen berkaitan dengan pengakuan SPE, sebagai Internal Auditor Enron, sebagai konsultan perpajakan Enron, dan sebagai penasihat. Budaya internal Arthur Andersen didorong oleh keinginan untuk mendapatkan penghasilan, sehingga Enron adalah salah satu sumber kekayaan Arthur Andersen. Mengingat fakta ini, Arthur Andersen dan personelnya dihadapkan pada beberapa konflik kepentingan, yang mungkin telah dilanggar. Pelanggaran tersebut seperti mengaudit kerja mereka sendiri sebagai konsultan SPE, menyebabkan kurangnya objektivitas

David B. Duncan menjadi karyawan Andersen selama 20 tahun, ia bertanggung jawab atas Enron sejak 1997, ia dibayar lebih dari $1 juta. David dipecat dari Andersen pada Januari 2002 dan dibebankan hukuman karena telah memerintahkan staff Andersen untuk menghancurkan lebih dari 1 ton dokumen yang berkaitan dengan Enron. Pada 9 April 2002,

Page 2: Enron, The Smartest Guy In The Room.docx

ZORA LIBRIANI - 29114729

David mengaku bersalah dengan hukuman maksimum 10 tahun, tetapi karena ia mengaku bersalah dan bersedia menjadi saksi kemungkinan hukuman tsb dapat diringankan

Seharusnya Securities and Exchange Commission (SEC) juga harus bertanggungjawab pada kasus ini karena mereka memberikan persetujuan kepada Skilling dan Andrew Fastow untuk menggunakan metode akuntansi yang menguntungkan bagi mereka. Dalam hal ini seharusnya SEC tidak menyetujui hal tersebut, karena hanya akan menguntungkan beberapa pihak saja, dan pihak lainnya akan dirugikan dengan diperbolehkannya penggunaan metode tersebut.

Jika SEC tidak memperbolehkan mereka menggunakan metode tersebut, mungkin saja kasus ini tidak akan menjadi separah ini. Dan banyak pihak yang bisa diselamatkan atau dihindarkan dari kasus ini.

Skandal ini semakin rumit dengan ditengarainya keterlibatan banyak pejabat tinggi gedung putih dan politisi di Senat Amerika Serikat yang pernah menerima kucuran dana politik dari perusahaan ini. Bahkan, tercatat 35 pejabat penting pemerintahan George W. Bush merupakan pemegang saham Enron. Dalam daftar perusahaan penyumbang dana politik, Enron tercatat menempati peringkat ke-36, dan penyumbang peringkat ke-12 dalam penggalangan dana kampanye Bush. Akibat pertalian semacam itu, banyak orang curiga pemerintahan Bush dan para politisi telah dan akan memberikan perlakuan istimewa, baik dalam bisnis Enron selama ini maupun dalam proses penyelamatan perusahaan itu.

Kasus Enron ini sangat merugikan para karyawannya. Enron memaksa karyawannya dalam hal pengelolaan dana pensiun, dimana mereka harus membeli saham perusahaan sebagai dana pensiun agar Enron dapat menaikkan harga saham perusahaan. Dan pada saat masa jatuhnya enron, para ekskutif yang terlebih dahulu tahu telah menjual sahamnya terlebih dahulu, sedangkan karyawan hanya dapat menjual saham sampai pada harga 26 sen. Sangat banyak terjadi kerugian pada karyawan. Baik financial maupun moral. Karyawan Enron banyak yang tidak diterima di perusahaan lain.

Selain itu pihak yang dirugikan adalah Mitra kerja, konsumen Enron, dan investor. Sebagai hasil dari skandal Enron, investor baik pribadi maupun kelompok, kehilangan jutaan dollar karena mereka mendapatkan informasi yang salah mengani kinerja keuangan perusahaan, semua pemegang saham kehilangan uang yang telah mereka investasikan setelah Enron jatuh bangkrut. Pemegang saham kehilangan hampir $11 miiliar ketika harga saham Enron yang tadinya mencapai $90 menjadi anjlok ke angka 24 sen. Investor yang trauma sulit untuk kembali berinvestasi setelah skandal ini.

Menurut pendapat saya, Enron dan KAP Arthur Andersen sudah melanggar kode etik yang seharusnya menjadi pedoman dalam melaksanakan tugasnya dan bukan untuk dilanggar. Yang menyebabkan kebangkrutan dan keterpurukan pada perusahaan Enron adalah Arthur Andersen (satu dari lima perusahaan akuntansi terbesar) yang merupakan kantor akuntan Enron. Keduanya telah bekerja sama dalam memanipulasi laporan keuangan sehingga merugikan berbagai pihak baik pihak eksternal seperti para pemegang saham dan pihak internal yang berasal dari dalam perusahaan enron. Enron telah melanggar etika dalam bisnis dengan melakukan manipulasi-manipulasi guna menarik investor. Sedangkan Arthur Andersen yang bertindak sebagai auditor pun telah melanggar etika profesinya sebagai seorang akuntan. Arthur Andersen telah melakukan “kerjasama” dalam memanipulasi laporan keuangan enron. Hal ini jelas Arthur Andersen tidak bersikap independent sebagaimana yang seharusnya sebagai seorang akuntan.

Melalui kasus Enron ini, kita dapat menarik beberapa pelajaran. Pertama, kebohongan yang dilakukan pada sebuah sistem terbuka seperti organisasi Enron cepat atau lambat pasti akan terbongkar. Kedua, kasus-kasus kejahatan ekonomi tingkat tinggi selalu saja mengorbankan kepentingan orang banyak. Telah terjadi pelanggaran terhadap kode etik berbagai profesi seperti akuntan, pengacara dan lain sebagainya, dimana segelintir

Page 3: Enron, The Smartest Guy In The Room.docx

ZORA LIBRIANI - 29114729

profesional tersebut serakah dengan memanfaatkan ketidaktahuan dan keawaman banyak orang. Hal ini mengakibatkan bencana yang mencelakakan banyak pihak: ribuan pekerja, pemegang saham, para pemasok, kreditor, dan pihak-pihak lainnya. Dan yang ketiga adalah terbongkarnya praktek persekongkolan tingkat tinggi ini menjadi bukti bahwa praktek bisnis yang bersih dan transparan akan lebih langgeng (sustainable). Prinsip-prinsip tata kelola korporasi yang baik (good corporate governance) harus dijaga dan dipelihara. Pengelolaan haruslah dilakukan secara transparan, fair, akuntabel, serta menjaga keseimbangan lingkungan.