Upload
fariz-adriansyah
View
161
Download
13
Tags:
Embed Size (px)
Citation preview
Emulsion
Surface Facilities and Transportation
By Leksono Mucharam
Well Head
Gathering
Phase
Separation
Dehydration /
DesaltingH2S
Removal Stabilization
Storage or
Pipeline
Treating Dehydration Condensate
Removal
Compression or
Pipeline or
Reinjektion
Flare
Stabilization
Skimming
Deoiling /
Filtration
Softening /
Dearation
Disposal /
Reinjection
Cleanup Disposal
GAS
SAND
Water
GENERAL FIELD PROCESSING
Oil
Well Head
Head
GatheringPhase
Separation
Dehydration /
DesaltingH2S
Removal Stabilization
Storage or
Pipeline,
PUMP
Treating Dehydration Condensate
Removal
Compression or
Pipeline or
Reinjektion
Flare
Stabilization
Skimming
Deoiling /
Filtration
Softening /
Dearation
Disposal /
Reinjection
Cleanup Disposal
GAS
SAND
Water
General Field Processing
Gambarkan general system dari sistem
produksi lapangan minyak ?
Produced Water
from:
FWKO
Treaters
Test Equipment
Etc.
Primary
Treatment
Secondary
Treatment Disposal
Equipment Types
Skim Tank
Skim Vessel
CPI
Cross Flow
SP Pack
HydroCyclone
Equipment Types
CPI
Cross Flow
Flotation
SP Pack
HydroCyclone
Equipment Types
Disposal Pile
Skim Pile
SP Pile
Reinjection
Disposal Wells
PRODUCED WATER TREATING
SYSTEM
Proses Pemisahan Minyak untuk
Menghasilkan Air yang Bersih
Skim Vessel
Convensional
Parallel Plate
Interceptor (PPI)
Oil
Water
Oil
Water
Pada alat yang diatas ini (PPI), anda ditugaskan
untuk meningkatkan kinerja dari sistem pemisahan
minyak dan air nya?
Oil from:
FWKO
Separator
Etc.
Dehydration,Treating
System
Vertical Heater Treater
Horizontal Heater Treater
Gun Barrel
(Wash Tank)
Desalter *
H2S Removal *
CRUDE OIL TREATING
SYSTEMS
STORAGE
TANKSTABILIZATION
Oil Field Production
Production From Oil Field :
1. Produced Water
2. Oil production
3. Gas Production
4. Sand Production
Typical of Oil Field Production can
be identified by following parameter:
1). GOR
2). Water Cut
3). API Oil
4). LGR
5). Flow Rate (Oil, Gas, Water)
6). Sand production
7). Oil characteristic ( paraffin (wax), asphalt , resin, light oil, heavy
Oil)
8). Salt content in water
9). High Pour point Oil (mudah membeku pada temperatur rendah)
10). Low Pour point Oil.
Fluids
Surface Facilities
For HPPO ( High Pour Point Oil)
To water
treatment
Gas
Storage
Tank +
heater
Gas
Heater Treater
Three Phase
Separator
Oil
Surface Facilities
Fluids
To water
treatment
Gas
Storage
Tank +
heater
Gas
Three Phase
Separator
To water
Treatment
Gas
Oil
Gun Barrel / Wash Tank
Oil
Oily
Water
Typical Treating Temperature (oF)
Jenis
Emulsi
0API Gun Barrels/
Wash Tank
Heater
Treater
Electrostatic
Heater Treater
Loose > 35 80 - 100 100 - 120 85 - 105
Moderate 25 - 35 100 - 120 120 - 180 105 - 140
Tight 15 - 25 120 + 140 - 200 120 - 160
Very Viscous 10 - 15 - 180 - 250 160 - 230
Typical Crude Oil Pipeline
Specification
S & W ( SEDIMENT AND WATER CONTENT ) : < 1.0 WT %
POUR POINT : < 50 oF
SOUR CRUDE : > 0.5 WT % SULFUR
RVP (REID VAPOR POINT) : < 9.5 PSIA @ 100oF
SWEET CRUDE : < 0.5 WT % SULFUR
RVP (REID VAPOR POINT) : < 8.0 TO 10.0 PSIA @100F
VISCOSITAS : < 325 SSU @ 60 F
Typical Liquid Retention Time
Jenis Treater Typical Liquid-Phase
Retention Time
Gun Barrels / Wash Tank 8 - 24 hr
Vertical Heater Treater 0.5 - 4 hr
Horizontal Heater Treater 0.5 - 4 hr
Electrostatic Treater 15 - 120 min
Free Water Knockouts 25 - 30 min @ 60 F
20 - 25 @ 70 F
15 - 20 @ 80 F
10 - 15 @ 90 F
5 - 10 @ 100 F
Typical Liquid Retention Time
Jenis Treater Typical Liquid-Phase
Retention Time
Gun Barrels / Wash Tank 8 - 24 hr
Vertical Heater Treater 0.5 - 4 hr
Horizontal Heater Treater 0.5 - 4 hr
Electrostatic Treater 15 - 120 min
Jika suatu lapangan minyak berproduksi 10,000 bbf per hari ( 5
% Water Cut), berapa volume minimum Gun Barrel, Vertical
heater treater, Horizontal Heater Treater dan Electrostatic Treater
yang diperlukan , dimana masing masing alat tersebut diatas
menggunakan harga minimum Retention time ?
EMULSI (Pendahuluan)
Dalam memproduksi minyak bumi selalu
terproduksi juga fasa air bersama dengan minyak
bumi. Water cut (WC) dari lapangan minyak terus
meningkat dengan bertambahnya kumulatif
produksi minyak. Kandungan air pada produksi
minyak sangat bervariasi dari 1 % sampai
dengan 97 %.
ow
w
Q Q
Q WC
BS & W
• BS & W singkatan dari Basic Sediment
& Water. BS & W digunakan untuk
menyatakan kandungan air dan solid
(padatan).
• Pembatasan BS & W umumnya antara
0.1% sampai dengan 3.0 %,
tergantung pada Kondisi Lokal, kerja
yang umum dilakukan, dan
persetujuan kontrak. Water
Solid
Glass Tube
Oil
Pembatasan BS & W berguna
untuk:
• Menghindari kenaikan biaya transportasi
• Biaya treatment dan pembuangan
• Kerusakan peralatan.
• Kandungan panas.
BS & W
• Solid yang umum terproduksi bersama dengan air dapat terdiri dari:
– Sand
– Silt
– Mud
– Scale
– Endapan padatan lain yang tidak dapat larut.
EMULSI (Pendahuluan)
Dengan bercampurnya minyak dan air,
sehingga produksi minyak sering
mengandung emulsi, dan ini memerlukan
suatu penanganan khusus agar minyak
yang dijual dapat memenuhi spesifikasi
yang ditentukan.
Persyaratan Selain BS&W
• Persyaratan lain diluar BS&W yaitu Salt
Content dalam minyak. Dengan
menghilangkan air dari minyak dari dapat
menurunkan Salt Content.
DEFINISI EMULSI
• Emulsi adalah suatu sistem cairan yang
heterogen terdiri dari dua cairan yang
immiscible dengan salah satunya tersebar
(dispersed) dalam bentuk droplet yang
terapung dalam fluida / cairan kedua.
• Dalam Emulsi terdapat Emulsifier yang
dapat mencegah terjadinya Coalescence.
• Dalam Dispersion tidak ada inhibition
(mencegah) terjadinya Coalescence.
Smith and Arnold, 1987
Water
OIL
Oil
Oil-in-Water-in-Oil (o/w/o), sering
terjadi di polymer Flood.
Example of Tight and Loose Emulsions
( Bansbach, 1970 )
Emulsion
Water
Water
Stablitas Emulsi
• Emulsi dikontrol oleh jenis dan jumlah dari Surface-
Active-Agents atau padatan halus yang bertindak
sebagai emulsifier agent.
Droplet
Internal / Dispersed / Discontinue Phase
Matrik emulsi / eksternal / continuous
phase
Interfacial film merupakan suatu pemisah
Yang dapat mencegah coalescence
Jenis Emulsi
• Emulsi crude oil dan air paling banyak ditemukan berupa air yang terdispersi dalam fasa minyak.
• Terjadinya butiran air adalah hasil dari adanya tegangan permukaan atau Interfacial Tension (IFT), dyne/cm.
• Ada dua jenis emulsi minyak-air : (1) Emulsi air dalam minyak atau “ Normal Emulsion“ dan (2) Emulsi Minyak dalam Air atau “ Inverse Emulsion”
Jenis Emulsi
AIR
OIL Emulsi air dalam minyak atau
Emulsi Normal. Dalam lapangan
minyak, water-in-crude-oil (w/o)
sering disebut juga REGULAR.
OIL
AIR•Emulsi minyak dalam air (o/w)
atau Inverse atau reverse
Emulsion. Emulsi minyak dalam
air umumnya terjadi pada
produksi minyak berat dan pada
air produksi.
•Electrostatic treater tidak dapat
digunakan pada emulsi jenis ini.
EMULSI AIR DALAM MINYAK
OIL
EMULSI AIR DALAM MINYAK
OIL
TERJADI COALESCENCE PADA EMULSI
AIR DALAM MINYAK
OIL
Emulsi dan Dispersi
• Kalau droplet air berada dalam fasa
minyak bersentuhan (coalescence) maka
butir akan menjadi lebih besar. Sampai
ukuran tertentu, droplet ini akan
mengendap. Jika pada batas droplet dan
fasa kontinu tidak terdapat emulsifier,
maka droplet tadi disebut sebagai
dispersion.
Pengaruh Adanya Emulsifier
• Menurunkan interfacial tension dari droplet air, sehinggaukuran droplet lebih kecil. Ini lebih sulit atau akanmemakan waktu lebih lama untuk settling.
• Membentuk lapisan pada permukaan droplet, sehinggamencegah terjadinya coalescing ketika berbenturan.
• Emulsifier dapat mengakibatkan polar molekul, sehinggamenyebabkan terjadinya muatan listrik yang samasehingga terjadi saling tolak menolak antar droplet.
+
+
+
+
+
Beberapa Jenis Emulsifier
• Paraffin
• Resin
• Organic Acid
• Salts (methalic salt)
• Coloidal Silt, clay
• Asphalt Drilling Mud
Persamaan Stoke
d ) SG - SG ( 10 x 1.78 V
2mow
6-
t
Vt = kecepatan settling droplet relatif terhadap fasa minyak yg kontinu
dm = diameter droplet, μm
SG = specific gravity
µ = viskositas fasa kontinu, cp
Tiga Sarat Terbentuknya Emulsi
• Ada dua cairan yang immiscible (air dan minyak)
• Ada agitasi ( di choke, valve, aliran turbulent)
• Ada emulsifying agent.
MINYAK
EMULSI
AIRFree Water
Macroemulsion
mempunyai ukuran 0.2 –
50 mm, microemulsion :
0.01 – 0.2 mm, Colloid
droplet : 0.001 – 1 mm
Growth of water layer with time
ho
he
hw
h
Time
hw/h
Free
Water
Oil
Emulsion
Bucket and Wier Design Untuk
Separator Tiga Fasa (Gas, Oil, Water
ho
hw
h’w
OIL
WaterA
Oil Weir Water Weir
Determination of Oil Pad Height In
Horizontal Separator
OIL
ho
hw
h’w
OIL
WaterA
Oil Weir Water Weir
Determination of Oil Pad Height
OIL
- 1 h h
- h h
h - h h h
h - h
h - h h
h h h
oo
ooo
'wwo
oo'w
oo'w
w
'wwwoo
ww
ww
w
w
Vertical Three-Phase Separator
Schematic
Agitasi Minyak dan Air Terjadi
Pada
• Pompa di dasar sumur,
• Aliran dalam tubing,
• Pompa dipermukaan,
• Aliran melalui choke, valve dll.
• Agitasi semakin besar, diameter droplet semakin
kecil.
• Ukuran droplet droplet dapat antara 1 μm dan
1000 μm.
Droplet Emulsi
• Agitasi semakin besar, diameter droplet
semakin kecil.
• Ukuran droplet dapat antara 1 μm dan
1000 μm. Lebih kecil ukuran droplet akan
lebih sulit dipisahkan.
• Jika emulsi tidak ditangani dengan baik,
maka pemisahan minyak dan air di
separator tidak optimal.
Droplet Emulsi
• Jumlah volume emulsi air dalam minyak
dapat berkisar antara 1 s/d 60 %.
• Pada minyak ringan (API > 20), jumlah
volume emulsi dapat berkisar antara 5 –
20 %.
• Pada minyak berat (API < 20), jumlah
volume emulsi dapat berkisar antara 10 –
35 %.
Emulsifying Agent
• Merupakan suatu komponen surface-
active yang menempel pada
permukaan water droplet yang dapat
menurunkan ITF.
Jenis Jenis Emulsifying Agent
• Asphaltic
• Oil wet solids : sand, iron, zinc, aluminium sulfate, silt, shale particles, crystallized paraffin, calcium carbonate, iron sulfide.
• Sabun / foam.
Dengan penambahan emulsifier, interfacial tension
akan semakin kokoh, sehingga emulsi air dalam
minyak semakin stabil dan dapat mencegah pecahnya
emulsi.
Pencegahan Terjadinya Emulsi
• Mengeluarkan air dari produksi.
• Menerapkan desain dan praktek produksi yang baik.
• Mencegah kebocoran semen pada formasi.
• Mencegah aliran tubulent yang semestinya (over pumping).
• Menambah demulsifier.
Kestabilan Emulsi
• Umumnya crude oil dengan API yang rendah (density besar) akan membentuk emulsi yang lebih stabil dan lebih banyak dari pada minyak dengan API yang tinggi.
• Asphaltic based oil mempunyai tendensi meng emulsi lebih capat dibandingkan dengan paraffin based oil.
• Minyak dengan viskositas tinggi biasanya membentuk suatu emulsi yang lebih stabil dan sulit untuk ditangani.
Viskositas Emulsi
• Viskositas emulsi selalu lebih besar dari pada
viskositas minyak murninya. Jika tidak tersedia
data, persamaan berikut dapat digunakan untuk
memperkirakan viskositas emulsi :
) F 4.1 F 2.5 1 ( 2oe
Dimana µe = viskositas emulsi
µo = viskositas minyak murni
F = fraksi dari fasa yang terdispersi
(fasa air).
Viskositas Emulsi
Fraksi air0.0 1.0
μe
Metoda yang dapat digunakan untuk
menangani Crude Oil Emulsion
• Cara 1: Destabilization– Chemical
– Heating
• Cara 2: Coalescence– Agitasi, Coalescing Plate, Electric Field, Water
washing, Filtering, Fibrous Packing, Heating, Centrifugation
• Cara 3: Gravity Separation– Gravity Settling
– Heating
– Centrifugation.
Sifat-Sifat Air Nilai
Salinitas, ppm 1500-3000
Faktor Volume formasi @ 200oF (Bw), bbl/STB
P = 900 psi 1.0339
P = 14.7 psi 1.373
Kompresibilitas @ 200oF (Cw), 1/psi
P = 900 psi 3.24x10-6
P = 14.7 psi 3.31x10-6
Viskositas air @ 200oF dan 2300 ppm, cp 0.32