Upload
dinhanh
View
213
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Efikasi Diri (Self-Efficacy):
“beliefs in one’s capability to organize
and execute the courses of action
required to manage prospective
situations.”
one’s beliefs in his/her own abilities
have powerful effects on his/her
behaviour, motivation and eventually
his/her success or failure. (Bandura, 1997)
Sumber Informasi Efikasi Diri
pengalaman tentang keberhasilan pribadi (enactive mastery experiences)
pengalaman keberhasil orang lain yang dijadikan model (vicarious experiences)
pujian dan penghargaan sosial (verbal persuasion and other related social recognitions)
keadaan psikologis dan afektif individu (physiological and affective states).
Efikasi Diri dalam Konteks
Pengajaran
“teacher’s beliefs in her/her competence to achieve instructional goals despite difficult situations” (Tschannen-Moran & Wolfolk Hoy, 2000)
Model Korelasi
Teacher
Self-Efficacy
Teacher
Self-
Appraisal
Teacher
Performance
Principal
Rating
Literacy
Outcomes
Sampel Penelitian
Sampel penelitian berasal dari 16
Sekolah Menengah Pertama (SMP) di
Kota dan Kabupaten Bandung:
16 Kepala Sekolah
40 Guru
393 Siswa
Instrumen Penelitian
• Skala Efikasi Diri Guru
• Skala Penilaian Diri Guru
• Skala Penilaian Kepala Sekolah
• Tes Membaca dan Menulis
• Observasi Kelas
• Wawancara
Hasil Penelitian
Guru memiliki tingkat efikasi diri yang tinggi (skor rata-rata 132 dari skor total 153).
Siswa memiliki tingkat kemampuan membaca dan menulis sedang (skor rata-rata membaca 30,8 dari skor total 45 dan skor rata-rata menulis 6,48 dari skor total 10).
Korelasi antara efikasi diri guru dan hasil belajar literasi siswa tidak kuat (membaca r = -.139 dan menulis r = .094).
Penilaian diri guru berkorelasi signifikan signifikan dengan efikasi diri guru (r = .741), tetapi penilaian kepala sekolah tidak berkontribusi signifikan terhadap efikasi diri guru (r2
= .005). Modeling jarang ditemukan dalam kegiatan instruksional
dan guru sangat bergantung pada buku teks (buku paket). Kemampuan bertanya guru untuk meningkatkan
pemahaman siswa hanya berada pada taraf kognitif rendah.
Pada umumnya guru menunjukkan antusiasme dalam proses belajar mengajar.
Kesimpulan
Ada kemungkinan bahwa penelitian ini hanya melibatkan guru yang memiliki tingkat efikasi diri yang tinggi.
Efikasi diri yang tinggi tidak disertai dengan peningkatan kinerja guru.
Ada perbedaan kultural dalam kaitannya dengan efikasi diri guru dan pengukurannya.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menjustifikasi hasil penelitian ini.