Upload
ayu-dwi
View
214
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/25/2019 dwii D7
1/8
2. Apa interpretasi dari pemeriksaan fisik?
Leukosit
osis:
Infeksi
pathogen (jamur) respon inflamasiaktifasi Leukosit (Basofil, eosinofil,
emeriksaan asil
Pemeriksaan
!ormal Interpretasi
ompos mentis
edang
#ampak sakit
sedang
"ompos
mentis
(normal)
A$normal
ekanan %arah &&'' mmg &''*&2' +'*
' mmg
!ormal
adi -+menit +'*&''
menit
!ormal
espirator0 /ate 21menit &+*21 menit !ormal
emperatur , '3 +,2 '3 4 ,5
'3
A$normal
B#B
6#
BB
(TB (m )2)
5kg&+5 3m
57
(1,65x1,65)=2
&,5*22,-
kgm2
under7eigh
t
emoglo$in &,+ grdl &1*& grdl !ormal
ematokrit 1& 8 1'*51 8 !ormal
Leukosit .''' selmm 1.5''*&&.'''
selmm
!ormal
Basofil ' '*& !ormal
9osinofil &* A$normal!eutrofil $atang &' 2*+ A$normal
!eutrofil segmen + 5'*' !ormal
Leukosit & 2'*1' A$normal
6onosit 2* !ormal
#rom$osit &-+.'''
selmm
&5'.'''*
1''.''' selmm
!ormal
Laju endapan
darah
&5 mmjam '*&5 mmjam normal
7/25/2019 dwii D7
2/8
neutrofil, monosit, limfosit, makrofag) $an0ak leukosit 0ang di aktifasi
Peningkatan leukosit.
Peningkatan leukosit mengindikasikan terjadin0a peningkatan inflamasi.
Pemeriksaan
spesifik
;eadaan interpretasi
;epala ;onjungtiantung %alam $atas normal !ormalParu %alam $atas normal !ormal
A$domen %alam $atas normal. !ormal
9kstremitas %alam $atas normal. !ormal
;ulit #ampak efloresensi makula
eritematosus dengan ukuran
diameter &* 3m dan tepi irreguler
hampir di seluruh tu$uh.
A$normal
7/25/2019 dwii D7
3/8
Reaksi hipersensitivitas adalah reaksi imun yang patologik, tidak normal, yang terjadi akibat
respon imun yang berlebihan terhadap suatu pajanan antigen yang sama untuk kedua
kalinya, sehingga menimbulkan kerusakan jaringan tubuh. Robert Coombs dan Philip HH
Gell (19!" membagi reaksi ini menjadi # tipe berdasarkan ke$epatan dan mekanisme imun
yang terjadi, yaitu tipe %, %%, %%% dan %&.
REAKSI HIPERSENSITIVITAS TIPE Is
/eaksi tipe I dise$ut juga reaksi 3epat, atau reaksi alergi, 0ang tim$ul kurang dari & jam
sesudah tu$uh terpajan oleh alergen 0ang sama untuk kedua kalin0a. Pada reaksi tipe ini,
0ang $erperan adalah anti$odi Ig9, sel mast ataupun $asofil, dan sifat genetik seseorang 0ang
3endrung terkena alergi (atopi). Prosesn0a adalah se$agai $erikut:
;etika suatu alergen masuk ke dalam tu$uh, pertama kali ia akan terpajan oleh
makrofag. 6akrofag akan mempresentasikan epitop alergen terse$ut ke
permukaann0a, sehingga makrofag $ertindak se$agai antigen presenting 3ells (AP").
AP" akan mempresentasikan molekul 6"*II pada el limfosit #h2, dan sel #h2
7/25/2019 dwii D7
4/8
mengeluarkan mediator IL*1 (interleukin*1) untuk menstimulasi sel B untuk
$erproliferasi dan $erdiferensiasi menjadi sel Plasma. el Plasma akan menghasilkan
anti$odi Ig9 dan Ig9 ini akan $erikatan di reseptor @"*/ di sel 6ast$asofil di
jaringan. Ikatan ini mampu $ertahan dalam $e$erapa minggu karena sifat khas Ig9
0ang memiliki afinitas 0ang tinggi terhadap sel mast dan $asofil. Ini merupakan
mekanisme respon imun 0ang masih normal.
!amun, ketika alergen 0ang sama kem$ali mun3ul, ia akan $erikatan dengan Ig9
0ang melekat di reseptor @"*/ sel 6ast$asofil tadi. Perlekatan ini tersusun
sedimikian rupa sehingga mem$uat sema3am jem$atan silang ($rosslinking" antar dua
Ig9 di permukaan (0aitu antar dua Ig9 0ang $i
7/25/2019 dwii D7
5/8
terse$ut akan dihan3urkan olehn0a. al ini mungkin dapat men0e$a$kan kerusakan pada sel
sasaran itu sendiri, sehingga itulah kenapa reaksi ini dise$ut reaksi sitotoksiksitolisis
(sitosel, toksikmerusak, lisismenghan3urkan).
Prosesn0a ada jenis mekanisme 0ang mungkin, 0aitu:
&. Proses sitolisis oleh sel efektor. Anti$odi Ig=Ig6 0ang melekat dengan antigen
sasaran, jika dihinggapi sel efektor, ia (anti$odi) akan $erinteraksi dengan reseptor @3
0ang terdapat di permukaan sel efektor itu. Aki$atn0a, sel efektor melepaskan
sema3am Cat toksik 0ang akan menginduksi kematian sel sasaran. 6ekanisme ini
dise$ut A%"" (Anti$od0 %ependent "ellular "0totoi3it0).
2. Proses sitolisis oleh komplemen. ;ompleks antigen*anti$odi di permukaan sel sasaran
didatangi oleh komplemen "&Drs, $erikatan dan merangsang terjadin0a akti
7/25/2019 dwii D7
6/8
mem$entuk ikatan antigen*anti$odi kompleks. ;ompleks ini akan mengendap di salah satu
tempat dalam jaringan tu$uh (misaln0a di endotel pem$uluh darah dan ekstraseluler)
sehingga menim$ulkan reaksi inflamasi. Aktifitas komplemen pun akan aktif sehingga
dihasilkanlah mediator*mediator inflamasi seperti anafilatoksin, opsonin, kemotaksin,
adherens imun dan kinin 0ang memungkinkan makrofagsel efektor datang dan melisisn0a.
Akan tetapi, karena kompleks antigen anti$odi ini mengendap di jaringan, aktifitas sel efektor
terhadapn0a juga akan merusak jaringan di sekitarn0a terse$ut. Inilah 0ang akan mem$uat
kerusakan dan menim$ulkan gejala klinis, dimana keseluruhann0a terjadi dalam jangka
7aktu 2* jam setelah pemaparan antigen 0ang sama untuk kedua kalin0a. "ontoh pen0akit
0ang ditim$ulkan: 0stemi3 Lupus 9r0thematosus, 9r0thema !odosum, Pol0arteritis nodosa,
Arthus /ea3tion, /heumatoid Arthritis, 9lephantiasis (Fu3hereria $an3rofti rea3tion), erum
i3kness.
REAKSI HIPERSENSITIFITAS TIPE IV
/eaksi hipersensitifitas tipe IG $er$eda dengan reaksi se$elumn0a, karena reaksi ini tidak
meli$atkan anti$odi akan tetapi meli$atkan sel*sel limfosit. Hmumn0a reaksi ini tim$ul le$ih
dari &2 jam stelah pemaparan pada antigen, sehingga reaksi tipe ini dise$ut reaksi
hipersensitifitas tipe lam$at. Antigen untuk reaksi ini $isa $erupa jaringan asing,
mikroorganisme intraseluler (
7/25/2019 dwii D7
7/8
&. a) Bagaimana anatomi, histologi dan fisiologi kulit?
>a7a$ :
Anatomi
;ulit tersusun dari tiga lapisan 0aitu epidermis, dermis, dan hipodermis atau
jaringan su$kutan. etiap lapisan akan semakinn $erdiferensiasi (menjadi masak
dan memiliki fungsi 0ang le$ih spesifik) ketika tum$uh dari lapisan stratum
germinati
7/25/2019 dwii D7
8/8
Stimulasi ujung serabut saraf C PruritoseptifZat kimia dan rangsangan sik
menghantarkan impuls sepanjang serabut saraf sensorikterjadi input eksitasi di Lamina-1 Kornu dorsalis susunan saraf tulang belakangkson reeks mengeluarkan transmitter yang menghasilkan inamasi neurogenik
pemrosesan impuls di korteks erbri
t l
ujung saraf $ertanggung ja7a$ untuk $ereaksi terhadap setiap stimuli
0ang $er$eda. 6eskipun terse$ar ke seluruh tu$uh, ujung*ujung saraf
le$ih konsentrasi pada se$agian daerah di$andingkan daerah lainn0a
#. Keseim"angan air
tratum korneum memiliki kemampuan untuk men0erap air dan
dengan demikian akan men3egah kehilangan air serta elektrolit 0ang
$erle$ihan dari $agian internal tu$uh dan mempertahankan kelem$a$an
dalam jaringan su$kutan.
$. Pengaturan su%u
#u$uh se3ara terus menerus akan menghasilkan panas se$agai hasil
meta$olism makanan 0ang memproduksi energi. Panas ini akan hilang
terutama le7at kulit. #iga proses fisik 0ang terli$at 0aitu
radiasi(pemindahan panas ke $enda lain 0ang suhun0a le$ih
rendah dan $erada pada suatu jarak tertentu)
konduksi(pemindahan panas ke $enda lain 0ang le$ih dingin
0ang $ersentuhan dengan tu$uh)
kon&eksi0ang terdiri atas pergerakan massa molekul udara
hangat 0ang meninggalkan tu$uh.
'. Fungsi respon imun
asil penelitian terakhir (!i3koloff, &--) menunjukkan $ah7a
$e$erapa sel dermal (sel*sel Langerhans, interleukin*& 0ang memproduksi
keratinosit, dan su$kelompok limfosit*#) merupakan komponen penting
dalam sistem imun.