Drilling

Embed Size (px)

Citation preview

Material[edit] Drilling in metal

High speed steel twist bit drilling into aluminium with methylated spirits lubricant Under normal usage, swarf is carried up and away from the tip of the drill bit by the fluting of the drill bit. The continued production of chips from the cutting edges produces more chips which continue the movement of the chips outwards from the hole. This continues until the chips pack too tightly, either because of deeper than normal holes or insufficient backing off (removing the drill slightly or totally from the hole while drilling). Cutting fluid is sometimes used to ease this problem and to prolong the tools life by cooling and lubricating the tip and chip flow. Coolant may be introduced via holes through the drill shank, which is common when using a gun drill. When cutting aluminum in particular, cutting fluid helps ensure a smooth and accurate hole while preventing the metal from grabbing the drill bit in the process of drilling the hole. Straight fluting is used for copper or brass, as this exhibits less tendency to "dig in" or grab the material. If a helical drill (twist drill) is used then the same effect can be achieved by stoning a small flat parallel with the axis of the drill bit. For heavy feeds and comparatively deep holes oil-hole drills can be used, with a lubricant pumped to the drill head through a small hole in the bit and flowing out along the fluting. A conventional drill press arrangement can be used in oil-hole drilling, but it is more commonly seen in automatic drilling machinery in which it is the workpiece that rotates rather than the drill bit.

Peck Increments: If a peck cycle is needed while drilling a deep hole, the peck increment should not exceed 1/2 the diameter of the drill.[clarification needed]

[edit] Drilling in woodWood being softer than most metals, drilling in wood is considerably easier and faster than drilling in metal. Cutting fluids are not used or needed. The main issue in drilling wood is assuring clean entry and exit holes and preventing burning. Avoiding burning is a question of using sharp bits and the appropriate cutting speed. Drill bits can tear out chips of wood around the top and bottom of the hole and this is undesirable in fine woodworking applications.

The ubiquitous twist drill bits used in metalworking also work well in wood, but they tend to chip wood out at the entry and exit of the hole. In some cases, as in rough holes for carpentry, the quality of the hole does not matter, and a number of bits for fast cutting in wood exist, including spade bits and self-feeding auger bits. Many types of specialised drill bits for boring clean holes in wood have been developed, including brad-point bits, Forstner bits and hole saws. Chipping on exit can be minimized by using a piece of wood as backing behind the work piece, and the same technique is sometimes used to keep the hole entry neat. Holes are easier to start in wood as the drill bit can be accurately positioned by pushing it into the wood and creating a dimple. The bit will thus have little tendency to wander.

[edit] Drilling in stoneWhen drilling in stone, one must pay particular attention to the type of stone one drills into. There are three different classifications of drill bits used for drilling into stone: soft, medium, and hard. Soft formation rock bits are used in unconsolidated sands, clays, and soft limestones, and red beds, etc. Medium formation bits are used in calcites, dolomites, limestones, and hard shale, while hard formation bits are used in hard shale, calcites, mudstones, cherty lime stones and hard and abrasive formations.

[edit] OthersSome materials like plastics as well as other non-metals and some metals have a tendency to heat up enough to expand making the hole smaller than desired.

pksm.mercubuana.ac.id/new/elearning/.../92049-7-503793606867.doc

Analisa Gaya Potong Pada Proses Drilling Dengan Metode Simulasi Undergraduate Theses from JIPTUMM / 2002-11-15 06:20:00 Oleh : Agung Putro Nugroho (95510385), Dept. of Mechanical Engineering Dibuat : 2002-07-20, dengan 1 file Keyword : Gaya Potong, Proses Drilling, Metode Simulasi Pada proses produksi harus memperhatikan hasil produksi,waktu dan biaya. Faktor faktor tersebut saling berkaitan karena semakin lama proses produksi semakin besar biaya yang diperlukan. Disamping itu pula kualitas hasil produksi sangat menentukan. Dalam permesinan hal ini dipengaruhi oleh kondisi permesinan dan pemilihan mata bor. Untuk menentukan kondisi permesinan serta pemilihan mata bor yang tepat pada suatu proses permesinan diperlukan suatu perhitungan yang cermat dengan melalui analisa data dari berbagai percobaan dan penelitian. Untuk mengolah data analisa terkadang memakan waktu yang lama,hal ini disebabkan karena banyaknya pemakaian rumus dan tabel dari berbagai literatur atau perhitungan dari data permesinan itu sendiri. Salah satu penerapan dalam hal pemanfaatan teknologi komputasi adalah membuat simulasi perhitungan untuk gaya potong mata bor pada poses pengeboran. Dimana tujuan dan manfaat yang diharapkan dari sebuah simulasi adalah untuk memperkecil kesalahan operator dilapangan yaitu dengan melihat dan menganalisa obyek dari simulasi. Penerapan teknologi ini cukup baik untuk dikembangkan karena data dan hasilnya dapat dimanfaatkan oleh pekerja atau operator mesin bor dengan ketrampilan dan pemahaman teori teknologi proses permesinan dengan tingkat yang sedang maupun tidak terampil. Dimana hasil dari permesinan diharapkan akan mendekati hasil dengan kualitas teoritis. Untuk perhitungan ini menggunakan bahan ST 37 dengan data tetap untuk setiap perhitungan. Deskripsi Alternatif : Pada proses produksi harus memperhatikan hasil produksi,waktu dan biaya. Faktor faktor tersebut saling berkaitan karena semakin lama proses produksi semakin besar biaya yang diperlukan. Disamping itu pula kualitas hasil produksi sangat menentukan. Dalam permesinan hal ini dipengaruhi oleh kondisi permesinan dan pemilihan mata bor. Untuk menentukan kondisi permesinan serta pemilihan mata bor yang tepat pada suatu proses permesinan diperlukan suatu perhitungan yang cermat dengan melalui analisa data dari berbagai percobaan dan penelitian. Untuk mengolah data analisa terkadang memakan waktu yang lama,hal ini disebabkan karena banyaknya pemakaian rumus dan tabel dari berbagai literatur atau perhitungan dari data permesinan itu sendiri. Salah satu penerapan dalam hal pemanfaatan teknologi komputasi adalah membuat simulasi perhitungan untuk gaya potong mata bor pada poses pengeboran. Dimana tujuan dan manfaat

yang diharapkan dari sebuah simulasi adalah untuk memperkecil kesalahan operator dilapangan yaitu dengan melihat dan menganalisa obyek dari simulasi. Penerapan teknologi ini cukup baik untuk dikembangkan karena data dan hasilnya dapat dimanfaatkan oleh pekerja atau operator mesin bor dengan ketrampilan dan pemahaman teori teknologi proses permesinan dengan tingkat yang sedang maupun tidak terampil. Dimana hasil dari permesinan diharapkan akan mendekati hasil dengan kualitas teoritis. Untuk perhitungan ini menggunakan bahan ST 37 dengan data tetap untuk setiap perhitungan.

Copyrights : Copyright 2002 by UPT. Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Malang.Verbatim copying and distribution of this entire article is permitted by author in any medium, provided this notice is preserved.

Pipe Distributor: Oil Pipe Distributor & Gas Pipe Distributor - Drilling Product Jakarta

JL. P Jayakarta 141 Block F 20-21. Lt. II Jakarta Pusat Tags : pipe distributor | water pipe distributor | gas pipe distributor | pipe manufacturer | drilling product | valve pipe | pipe supplier | stainless pipe | pipe fitting | gas pipe | gas pipe

http://ilmea.depperin.go.id/tkdn/company.php?list_next_page=2&idPerusahaan=218 Drilling Casing and Tubing Accessories Drilling Rectangular Tube Drilling Carbon Steel Pipe Drilling Pipe Fitting Drilling Pipe Fitting Drilling Pipe Fitting Drilling Pipe Fitting Drilling Pipe Fitting Drilling Pipe Fitting Drilling Pipe Fitting Alloy Mas Indonesia, PT Aneka Djakarta Iron Steel, PT Aneka Djakarta Iron Steel, PT Baja Sakti, CV Baja Sakti, CV Baja Sakti, CV Baja Sakti, CV Baja Sakti, CV Baja Sakti, CV Baja Sakti, CV DKI Jakarta DKI Jakarta DKI Jakarta Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah

Drilling 2. Penetrator Drilling 3. Wellhead X'mas Tree Drilling 3. Wellhead X'mas Tree Drilling 3. Wellhead X'mas Tree Drilling 3. Wellhead X'mas Tree Drilling 3. Wellhead X'mas Tree Drilling 4. Cemeting Equipment Drilling 4. Cemeting Equipment Drilling 4. Cemeting Equipment Drilling Casing, Tubing Accessories

Chitra Bhaskara Indah, PT Chitra Bhaskara Indah, PT Chitra Bhaskara Indah, PT Chitra Bhaskara Indah, PT Chitra Bhaskara Indah, PT Chitra Bhaskara Indah, PT Chitra Bhaskara Indah, PT Chitra Bhaskara Indah, PT Chitra Bhaskara Indah, PT Citra Tubindo Tbk., PT

DKI JAKARTA RAYA DKI JAKARTA RAYA DKI JAKARTA RAYA DKI JAKARTA RAYA DKI JAKARTA RAYA DKI JAKARTA RAYA DKI JAKARTA RAYA DKI JAKARTA RAYA DKI JAKARTA RAYA RIAU

hasil produk dr proses drilling

pipe fitting Tengah

Drilling Pipe Fitting Baja Sakti, CV Jawa

casings n tubing Alloy Mas Indonesia, PT DKI Jakarta

Wellhead Equipment untuk Geothelmal Bekasi Metal Inti Megah - Divisi BMIM TNG , PT JAWA BARAT

http://www.oceanmachinery.com/images/ocean-penetrator-drill-bits-sm.jpg

http://andhy07.files.wordpress.com/2010/02/materi-drilling.doc.

BAB I PENGEBORAN ( DRILLING )A. Prinsip Dasar

1. Definisi Pengeboran adalah suatu proses pengerjaan pemotongan menggunakan mata bor (twist drill) untuk menghasilkan lubang yang bulat pada material logam maupun non logam yang masih pejal atau material yang sudah berlubang. Proses menghasilkan lubang dapat pula dilakukan dengan cara yang lain yaitu dengan proses boring (memperbesar lubang). Perbedaan proses drilling dan boring :

Drilling mata bor Alat potong Material awal Bisa pejal Ukuran lubang Sama dengan ukuran mata bor Alat pencekam Drill chuck, sleeve

Boring pahat ISO 8/9 Harus sudah berlubang Lebih besar dan dapat diatur Boring head

2. Prinsip dasar gerakan pengeboran Mesin bor mempunyai prinsip dasar gerakan yaitu gerakan berputar spindel utama (n) dan gerakan/laju pemakanan (f). a. Putaran mata bor ( n ) Gerakan putaran mata bor ini merupakan gerakan berputarnya spindel mesin bor. Gerakan ini sering disebut gerakan utama ( main motion ). Besarnya putaran spindel ini tergantung oleh material benda kerja, material mata bor dan diameter mata bor. Gerakan utama ini diukur dalam m/menit. b. Laju pemakanan ( f ) Laju pemakanan adalah gerakan turunnya mata bor menuju benda kerja tiap satuan waktu. Besarnya laju pemakanan ini mempengaruhi kualitas permukaan hasil lubang. Laju pemakanan diukur dalam mm/putaran. Gerak berputar spindel utama dihasilkan dari gerak putar motor utama yang diteruskan melalui beberapa sistem transmisi yaitu : a. Sistem transmisi sabuk (belt) 1. Biasanya digunakan untuk mesin bor meja atau mesin yang dayanya kecil. 2. Jika terjadi kelebihan beban memungkinkan adanya selip sehingga aman tetapi efisiensi dayanya rendah. b. Sistem transmisi roda gigi (gear) 1. Biasanya digunakan untuk mesin bor yang dayanya besar. 2. Efisiensi daya tinggi, tidak memungkinkan adanya selip. c. Sistem transmisi gabungan sabuk dan roda gigi Ukuran dari mesin bor ditentukan oleh beberapa hal, yaitu : a. b. c. d. Jarak dari tiang ke poros utama Besarnya mata bor yang dapat dipasang Panjang langkah poros utama Jarak dari permukaan meja ke spindel utama

B. Bagian Mesin

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Badan / Rumahan Pilar / Tiang Tenaga Penggerak Transmisi Spindel Head ( Spindel tempat memasang mata bor ) Meja Perangkat Kontrol a. Saklar utama b. Tombol emergency c. Saklar pemutar spindel d. Saklar penggerak laju pemakanan

C. Jenis Mesin

1. Berdasar tenaga penggerak : a. Mesin bor tangan b. Mesin bor listrik 2. Berdasar kedudukan spindel : a. Mesin bor vertikal b. Mesin bor horizontal

D. Alat Potong

1. Notch Centre Drill Digunakan sebagai takikan awal dalam proses pembuatan lubang. 2. Twist Drill ( mata bor ) a. Merupakan alat potong yang digunakan pada proses pengeboran. b. Bagian bagian mata bor : 1. Tangkai : lurus, tirus 2. Badan :

3. Alur / flute : berfungsi untuk alur pengeluaran chip. 4. Mata potong c. Keuntungan menggunakan mata bor : 1. Mudah dijepit dan dilepas 2. Diameter yang dihasilkan tetap 3. Chip mudah keluar melalui alur bor 4. Pengasahan mudah karena hanya bagian ujung yang diasah. d. Sudut sudut mata bor: Sudut-sudut mata bor disesuaikan dengan material yang akan dikerjakan agar hasilnya baik. Sudut sudut tersebut yaitu : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Sudut / sudut bebas = clearance angle Sudut / sudut baji = wedge angle Sudut / sudut garuk = rake angle Sudut / sudut puncak = point angle Bibir serong = chisel edge Bibir potong alur spiral

e. Tipe mata bor 1. Menurut sudut spiral : a. Tipe N (normal) digunakan untuk mengerjakan material normal, misal St. 37, St. 60. Sudut spiral () berkisar antara ( 160 300 ) dengan sudut puncak 1180. Untuk nikel, sudut puncaknya 1400. b. Tipe H (hard) digunakan untuk mengerjakan material yang cukup keras (material keras dan rapuh). Sudut spiral () berkisar antara ( 100 130 ) dengan sudut puncak 1180. Untuk material cetakan plastik, batu, sudut puncaknya 800. c. Tipe W (weak) digunakan untuk mengerjakan material yang lunak dan ulet, misalnya alumunium, tembaga, kuningan. Sudut spiral () berkisar antara ( 350 - 400 ) dengan sudut puncak tergantung dari materialnya. Untuk alumunium dan tembaga, = 1400, seng = 1180. 2. Menurut sudut puncak : a. Tipe N ( 1180 ) b. Tipe H ( 800 ) c. Tipe W ( 1400 )

E. Kecepatan Potong

Kecepatan potong adalah jarak yang ditempuh selama langkah pemotongan dalam satuan m/menit. Faktor-faktor yang mempengaruhi cutting speed : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Material benda kerja Material alat potong Kedalaman pemotongan Pendingin (coolant) Kondisi mesin Sistem pencekaman benda kerja.

Dari data tabel cutting speed, kita bisa menentukan putaran bor dengan rumus: Keterangan : n = putaran bor (rpm) cs = cutting speed (m/mnt) d = diameter bor (mm)

F. Aksesoris Mesin

1. Penjepit alat potong Pencekaman alat potong dapat dilakukan dengan : 1. Drill Chuck a. Digunakan untuk mencekam alat potong yang tangkainya berbentuk lurus (straight shank) b. Ukuran bor yang bisa dicekam tertera pada rumahan chuck-nya, misal 1 13 mm; yang artinya chuck mampu mencekam bor maksimal diameter 13 mm. 2. Sleeve a. Digunakan untuk mencekam alat potong yang tangkainya berbentuk tirus (taper shank) b. Ukuran ketirusan sesuai standar internasional yang disebut Morse Taper (MT).

Pada spindel utama mesin bor terdapat lubang celah yang digunakan untuk melepas drill chuck maupun sleeve. Untuk melepasnya digunakan baji / counter sleeve yang terbuat dari plat yang berbentuk tirus. 2. Penjepit benda kerja a. Hand vice b. Machine vice c. V block dan clamp d. T bolt dan clamp e. Jig 3. Setting / marking koordinat a. scriber dan square line b. height gauge c. center punch d. center tap 4. Alat keselamatan kerja a. Kacamata b. Wearpack c. Sepatu

G. Proses pengeboran

Urutan pengeboran yang benar : 1. Tandai dengan garis pada bagian yang akan dibor dengan menggunakan scriber dengan jarak sesuai dengan gambar kerja. 2. Pada perpotongan tanda garis tersebut, buatlah titik dengan menggunakan centre punch. 3. Pasang benda kerja pada tanggem dan cekam dengan kuat. Pastikan benda kerja terpasang tegak lurus terhadap sumbu spindel bor. 4. Pasang centre tap pada drill chuck untuk menepatkan pusat lubang yang akan dibuat. 5. Pasang NC drill pada drill chuck untuk membuat awalan lubang. NC drill hanya boleh masuk sampai pada batas sisi potongnya karena pada spiralnya tidak terdapat sudut bebas sehingga kalau dipaksakan maka NC drill akan terjepit. 6. Setelah lubang awal dibuat, mulailah pengeboran dengan menggunakan mata bor. Jika lubang berukuran besar, maka pengeboran dilakukan bertahap ( kira kira 5 mm ).

http://www.carbidedepot.com/images/drill1.gif

http://www.mmsonline.com/cdn/cms/Fig.%203%20-%20Basic%20twist%20drill%20diagram.gif

http://www.cnctoolscn.com/upfile/Twist-Drill.jpg

http://toolandequipmentsales.com/images/glossarytwistdrills.gif

http://www.extremehowto.com/xh/hotprod_images/DB03TT.jpg