22
dr. Tono Rustiano, M.M. (ANGGOTA DEWAN JAMINAN SOSIAL NASIONAL UNSUR TOKOH/AHLI) JAKARTA, 28 SEPTEMBER 2020

dr. Tono Rustiano, M.M.djsn.go.id/storage/app/media/uploaded-files/Paparan...(Standar SKP, PPI, AP, ARK, dan HPK (SNARS 1.1.) Letak ruang inap berada di lokasi yang tenang, aman, dan

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • dr. Tono Rustiano, M.M.

    (ANGGOTA DEWAN JAMINAN SOSIAL NASIONAL UNSUR TOKOH/AHLI)

    JAKARTA, 28 SEPTEMBER 2020

  • Gotong royong (risk pooling) semua

    penduduk di atas garis kemiskinan

    berkontribusi membayar iuran

    proporsional untuk pengobatan siapa

    saja yang sakit

    ASURANSI SOSIAL

    SUPLEMEN ditujukan bagi peserta yang

    menginginkan (demand) paket yang lebih

    memuaskan dari paket JKN dengan

    membayar premi sendiri, melalui asuransi

    komersial maupun pemberi kerja

    ASURANSI

    INDIVIDU/KOMERSIAL

    Bagi warga miskin dan tidak mampu

    untuk memenuhi kebutuhan dasar

    hidup yang layak didanai melalui APBN

    dan APBD

    BANTUAN SOSIAL

    01

    02

    03

    (*) Sumber: Thabrany, Jaminan Kesehatan Nasional, 2015. 2

  • 3

    Peraturan Perundang-Undangan

    Undang-Undang No. 40 Tahun 2004 tentang SJSN Dijelaskan dalam beberapa pasal diantaranya:

    • Pasal 19 ayat (1) tentang Prinsip Asuransi Sosial dan Prinsip Ekuitas

    • Pasal 19 ayat (2) tentang Kebutuhan Dasar Kesehatan; dan

    • Pasal 23 ayat (4) tentang Rawat Inap Kelas Standar

    Perpres No 64 Tahun 2020:

    • Pasal 54A: Peninjauan Manfaat Jaminan Kesehatan sesuai

    kebutuhan dasar kesehatan dan rawat inap kelas

    standar paling lambat bulan Desember 2O2O

    • Pasal 54B: manfaat jaminan kesehatan tersebut diterapkan secara

    bertahap sampai dengan paling lambat tahun 2022 dan

    pelaksanaannya dilakukan secara berkesinambungan

    untuk meningkatkan tata kelola Jaminan Kesehatan

    Implementasi

    1 Januari 2014

    Kelas Rawat Inap JKN tidak langsung

    diterapkan karena mempertimbangkan

    bahwa di Rumah Sakit kelas perawatan

    sebelum era SJSN terbagi atas kelas 1, kelas

    2, dan kelas 3 (perlu penyesuaian secara

    gradual)

    Tahun 2019

    Dalam Peta Jalan JKN Tahun 2012-

    2019, semestinya implementasi KRI

    JKN dapat dicapai pada 2019, namun

    hingga kini belum juga dilaksanakan

  • 4

    • Kepesertaan Wajib Semesta

    • Penegakan Kepatuhan Peserta

    • PBI Didanai Dari APBN Dan APBD

    • Kriteria KDK dan KRI JKN

    • Kemampuan Membayar Iuran

    dan Kapasitas Fiskal Pemerintah

    • Revisi Peraturan Presiden No. 82

    Tahun 2018

    • Metode Aktuaria yang Konsisten

    dan Akuntabel

    • Mempertimbangkan Pemenuhan

    Kebutuhan Dasar Kesehatan,

    Kemampuan Membayar, Inflasi

    Kesehatan, dan Perbaikan Tata

    Kelola

    Penguatan Implementasi prinsip asuransi sosial

    JKN

    Manfaat Kebutuhan Dasar

    Kesehatan dan KRI JKN

    Evaluasi Iuran, Manfaat, dan Tarif oleh DJSN

  • PERTIMBANGAN

    PERUMUSAN

    KRI-JKN

    RANCANGAN

    DEFINISI KRI JKN

    KONSEP

    PENERAPAN KRI

    JKN SEHARUSNYA

    Ketersediaan jumlah tempat tidur

    pada setiap kelas perawatan di

    Rumah Sakit saat ini

    Pertumbuhan jumlah Peserta JKN

    Kemampuan fiskal negara dan

    kemampuan masyarakat dalam

    membayar iuran

    Angka rasio utilisasi di tingkat

    Kabupaten/ Kota

    Penentuan Definisi dan Kriteria

    Kelas Rawat Inap JKN 1

    2

    3

    4

    5

    Kelas layanan rawat inap

    rumah sakit pada program JKN

    yang ditanggung oleh BPJS

    kesehatan;

    Mengedepankan keselamatan

    pasien, mutu, dan

    keterjangkauan;

    Dimungkinkan naik kelas bagi

    peserta selain PBI atas

    pembiayaan sendiri atau

    asuransi tambahan;

    1

    2

    3

    1

    2

    3

    4

    Mengutamakan keselamatan pasien

    (Standar SKP, PPI, AP, ARK, dan HPK

    (SNARS 1.1.)

    Letak ruang inap berada di lokasi yang

    tenang, aman, dan nyaman

    Ruang rawat inap harus memiliki akses

    yang mudah ke ruang penunjang

    pelayanan lainnya

    Ruang rawat inap harus dipisahkan

    berdasarkan jenis kelamin, usia, dan

    jenis penyakit

    5 5

  • NO. URAIAN KRI PBI JKN

    (A)

    KRI NON-

    PBI JKN (B)

    1 Bahan Bangunan Tidak Boleh Memiliki Porositas Yang Tinggi √ √

    2 Minimal Luas M2 Per Tempat Tidur *) 7,2 m2 10 m2

    3

    Jarak (As) Antar Tempat Tidur***) 2,4 m 2,4 m

    Antar Tepi Tempat Tidur Minimal 1,5 m 1,5 m

    Standar Tempat Tidur Semi Elektrik P:206 L:90 T:50-80

    (adjustable)

    P:206 L:90 T:50-

    80 (adjustable)

    4 Jumlah Maksimal Tempat Tidur Per Ruangan **) 6 4

    5 Nakas Per Tempat Tidur **) 1 1

    6 Suhu Ruangan **) 20-260 C 20-260 C

    6 6

  • NO. URAIAN KRI PBI JKN (A) KRI NON-PBI

    JKN (B)

    7

    Kamar mandi dalam ruangan**)

    Sesuai standar aksesibilitas***)

    a) Ada tulisan/simbol “disable” pada bagian luar b) Memiliki ruang gerak yang cukup untuk pengguna kursi roda

    c) Dilengkapi pegangan rambat (handrail)

    d) Permukaan lantai tidak licin dan tidak boleh menyebabkan genangan

    e) Dianjurkan untuk memiliki tombol bantuan darurat pada tempat yang mudah dicapai

    √ √

    8 Tirai/partisi antar TT **)

    Rel Dibenamkan atau menempel di Plafon dan bahan tidak berpori***) √ √

    9 Ventilasi udara **)

    Menjamin pertukaran udara untuk mekanik minimal pertukaran 6 kali per jam dan untuk ventilasi

    alami harus lebih dari nilai tersebut***)

    √ √

    10 Pencahayaan ruangan***)

    Catatan: Mengoptimalkan pencahayaan alami. Jika pencahayaan buatan maka intensitas

    pencahayaannya 250 lux untuk penerangan dan 50 lux untuk tidur

    11

    Setiap tempat tidur dilengkapi dengan : ***)

    • Minimal 2 kotak kontak dan tidak boleh percabangan/ sambungan langsung tanpa pengamanan arus

    • Outlet oksigen • Nurse call yang terhubung dengan nurse

    √ √

    7 7

  • 8 8

    0

    20.000

    40.000

    60.000

    80.000

    100.000

    120.000

    140.000

    KELAS I KELAS II KELAS III VIP VVIP

    44,746

    58.969

    123.876

    26.129

    8.481

    JUMLAH TEMPAT TIDUR

    BERDASARKAN KELAS PERAWATAN Jumlah Total RS : 2,860

    RS Kerjasama : 2.235

    RS belum Kerjasama : 625

    RS Belum Kerjasama sudah terakreditasi : 247

    Jika berdasarkan kelas

    perawatannya, jumlah tempat

    tidur rawat inap saat ini

    didominasi oleh kelas 3.

    Sumber: SIRS Ditjen Yankes, 2019

  • 9 9

    TAHUN TARGET PETA

    JALAN

    REALISASI CAPAIAN (%)

    2014 121.600.000 133.423.653 109,72

    2015 155.450.000 156.790.287 100,86

    2016 189.300.000 171.939.254 90,83

    2017 223.150.000 187.982.949 84,24

    2018 257.000.000 208.054.199 80,95

    2019 257.500.000 224.149.019 87,05

    2020 * N/A 221.835.244 N/A -

    50

    100

    150

    200

    250

    300

    2014 2015 2016 2017 2018 2020

    Juta

    Jiw

    a

    GRAFIK PERBANDINGAN KEPESERTAAN JKN

    DENGAN PETA JALAN

    Peta Jalan

    Data: Sismonev DJSN; (*) Laporan BPJS Kesehatan, Juli 2020

  • 10 10

    KELAS 3 KELAS 2 KELAS 1 TOTAL

    Jumlah Penduduk 267.289.750

    Peserta JKN (Jiwa) 152.476.368

    (69%)

    33.070.457

    (15%)

    35.304.345

    (16%)

    220.851.170

    (100%)

    Ketersediaan TT 118.338 57.670 45.489 221.497

    Estimasi Lama Hari Rawat 23.648.595 8.126.508 11.969.812 43.744.915

    Rasio TT

    (Peserta JKN/ Ketersediaan TT) 1.288 573 776 997

    Bor (Los/(Ketersediaan

    TT X 365) 55% 39% 72% 54%

    Sumber: Statistik jkn 2014-2018 dan bpjs kesehatan, 2019 yang diolah DJSN

  • ASPEK KEBIJAKAN

    11

    KONSEP

    Konsep Kelas rawat Inap

    memerlukan penyesuaian

    kondisi yang ada saat ini

    PELAKSANAAN

    • Pelaksanaan secara bertahap; • Pendalaman opsi pentahapan:

    RS Vertikal / RS Pendidikan RS Pemerintah RS Swasta

    • Memperhatikan; Koordinasi Antar Penyelenggara

    Jaminan Kesehatan

    Kondisi Pandemi Covid-19 Kesiapan Pemerintah dan Rumah

    Sakit

    Kecukupan TT dan BOR di Kab/ Kota

    ATURAN

    Perlu harmonisasi dengan

    beberapa peraturan terkait

    pelaksanaan jaminan kesehatan 11

  • KEBUTUHAN HARMONISASI PERUNDANGAN

    12

    NO PERUNDANGAN/ RANCANGAN PER-UU PERIHAL

    1 Perpres 82/ 2018 tentang Jaminan Kesehatan • Manfaat • Iuran

    2 Perpres 64/2020 tentang Perubahan Kedua atas Perpres 82 tahun

    2018 tentang Jaminan Kesehatan

    • Manfaat • Iuran

    3 Permenkes 3/ 2020 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit • Penyelenggaraan Rawat Inap RS • Penyediaan jumlah TT

    4 Permenkes No.51 Tahun 2018 Mengenai Pengenaan Urun Biaya

    Dan Selisih Biaya Dalam Program Jaminan Kesehatan

    Koordinasi Antar Penyelenggara Jaminan

    Kesehatan

    5

    PMK No 141/PMK.02/2018 tentang Koordinasi Antar

    Penyelenggara Jaminan Dalam Pemberian Manfaat Pelayanan

    Kesehatan

    Koordinasi Antar Penyelenggara Jaminan

    Kesehatan

    6 Permenkes 52/ 2016 tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan

    dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Tarif pelayanan rawat inap JKN

    7 Permenkes 85/ 2015 tentang Pola Tarif Nasional Rumah Sakit Pola Tarif RS

  • 13

    FASILITAS

    FISIK DAN NON FISIK

    SUMBER DAYA MANUSIA

    1 2 3 4

    Ketersediaan tenaga medis dan

    non medis

    Penentuan jumlah pendanaan dan lini

    masa penyiapan supply-side

    Penyesuaian fasilitas

    KELAS RAWAT INAP JKN oleh RS

    Penyiapan supply side termasuk

    jumlah tempat tidur dan fasilitas

    RS

    .

    PENDANAAN DAN JANGKA WAKTU

    ASPEK TATA KELOLA

    FASILITAS

  • ASPEK PEMBIAYAAN

    PENYESUAIAN TARIF INA-CBG’s

    • Berpeluang mengurangi potensi kecurangan (fraud) INA CBGS akibat

    perbedaan kelas perawatan RS;

    • Tarif INA CBGs tidak lagi dibedakan berdasarkan kelas perawatan.

    EFISIENSI

    Proses penghitungan iuran,

    penghitungan tarif, dan proses klaim

    manfaat menjadi lebih sederhana

    IURAN

    Penghitungan untuk kebijakan,

    desain, dan penyesuaian iuran

    14

    14

  • 15

    54

    %

    0%

    20

    %

    40

    %

    60

    %

    80

    %

    10

    0%

    12

    0%

    14

    0%

    16

    0%

    Aceh

    Sumatera Utara

    Sumatera Barat

    Riau

    Jambi

    Sumatera Selatan

    Bengkulu

    Lampung

    Kep. Bangka Belitung

    Kepulauan Riau

    DKI Jakarta

    Jawa Barat

    Jawa Tengah

    DI Yogyakarta

    Jawa Timur

    Banten

    Bali

    Nusa Tenggara Barat

    Nusa Tenggara Timur

    Kalimantan Barat

    Kalimantan Tengah

    Kalimantan Selatan

    Kalimantan Timur

    Kalimantan Utara

    Sulawesi Utara

    Sulawesi Tengah

    Sulawesi Selatan

    Sulawesi Tenggara

    Gorontalo

    Sulawesi Barat

    Maluku

    Maluku Utara

    Papua Barat

    Papua

    Distrib

    usi B

    OR

    pe

    r Pro

    vin

    si Tah

    un

    20

    19

    Ke

    las 1

    Ke

    las 2

    Ke

    las 3

    Na

    sion

    al

    Ke

    ku

    ran

    ga

    n (-)/K

    ele

    bih

    an

    (+) Te

    mp

    at

    Tid

    ur P

    ese

    rta JK

    N 2

    01

    9 (E

    xistin

    g)

    Ke

    las N

    on

    PB

    I K

    ela

    s PB

    I

    -29

    ,63

    0

    59

    ,63

    4

    Asu

    msi P

    ese

    rta 9

    0%

    Pe

    nd

    ud

    uk

    Ke

    las N

    on

    PB

    I K

    ela

    s PB

    I

    -36

    ,15

    9

    55

    ,24

    4

    Asu

    msi : 5

    0%

    terja

    di tra

    nsfo

    rma

    si TT

    kela

    s 1

    terd

    istribu

    si pro

    po

    rsion

    al

    ke K

    ela

    s No

    n P

    BI d

    an

    Ke

    las P

    BI

  • FILIPINA NIGERIA SINGAPURA

    PAKET ASURANSI

    MANFAAT KESEHATAN

    TERMASUK RAWAT INAP,

    SEMUA PESERTA BERHAK

    MENDAPATKAN

    PELAYANAN YANG SAMA

    Regulasi : Republic.Act No.

    11223 Philipina, Chapter III,

    Session9

    RAWAT INAP TERMASUK

    DALAM MANFAAT YANG

    DISEDIAKAN. RS PEMERINTAH

    MAUPUN SWASTA

    MENGGUNAKAN KELAS

    PERAWATAN STANDAR

    Regulasi: National Health

    Insurance Scheme Degree No. 35

    of 1999

    PENDUDUK BERHAK MENDAPATKAN

    SUBSIDI SEJUMLAH PRESENTASE YANG

    TELAH DITENTUKAN DI RS

    PEMERINTAH

    TIAP KELAS PERAWATAN

    MENDAPATKAN EFFECTIVE

    TREATMENT YANG SERUPA

    KELAS A: 1 BED, AC TV (Subsidi. 0%)

    KELAS B1: 4 BED, AC, TV (Subsidi 20%)

    KELAS B2: 6 BED, AC & TV TIDAK ADA

    (Subsidi 20-65%)

    KELAS C : 8-10 BED, AC & TV TIDAK

    ADA (Subsidi 80%)

    16

  • KANADA AUSTRALIA JERMAN

    MELALUI PROGRAM

    MEDICARE CANADA,

    ASURANSI KESEHATAN

    MENCAKUP AKOMODASI

    KELAS STANDAR

    4 TEMPAT TIDUR PER

    RUANGAN DENGAN 2

    KAMAR MANDI

    SELURUH PENDUDUK

    MENDAPATKAN PERAWATAN

    GRATIS PADA RUANG

    PERAWATAN STANDAR RS

    PUBLIK

    JIKA INGIN MENDAPATKAN

    AKOMODASI PRIVAT DENGAN

    TENAGA MEDIS PRIVAT ATAU

    RS PRIVAT AKAN DIKENAKAN

    BIAYA TAMBAHAN

    ASURANSI SOSIAL MENCOVER

    PELAYANAN RAWAT INAP

    DENGAN SISTEM SHI YANG

    BERSTANDAR SAMA

    BEBERAPA KONDISI TIDAK

    DITANGGUNG DAN

    MENGGUNAKAN ASURANSI

    SWASTA:

    1. PESERTA DENGAN

    PENGHASILAN LEBIH DARI

    €50.850 2. MENGINGINKAN PELAYANAN

    YANG LEBIH DARI STANDAR

    17

  • Content Content Content

    Secara prinsip asosiasi RS, Asuransi, dan profesi

    menyambut arah kebijakan KELAS RAWAT INAP JKN.

    Namun demikian ada beberapa catatan yang perlu

    diperhatikan:

    01

    0

    2

    03

    Perlu kesinambungan penyiapan kebijakan KRI-JKN

    dengan penetapan paket manfaat JKN dalam diskusi

    Kebutuhan Dasar Kesehatan.

    02 Urgensi peninjauan iuran/ kelas iuran.

    03 Perlu dirancang beberapa skenario penahapan dan

    implementasi kebijakan, termasuk estimasi dampaknya

    terhadap perubahan tata kelola, pembiayaan, dan

    sebagainya.

    18 04

  • Content Content Content

    01

    0

    2

    03

    Agar kriteria yg digunakan untuk penetapan KRI-JKN

    mengarusutamakan aspek keselamatan pasien.

    02 Pembiayaan (kecukupan, sumber pendanaan,

    Premi/iuran, dan lainnya) yang dibutuhkan untuk

    penyesuaian ke KRI-JKN

    03 Penyesuaian terhadap masalah ketimpangan existing

    (inequality) terutama soal SDM dan fasilitas kesehatan

    (KBI - KTI: infrastruktur sarana prasarana dan SDM)

    diseluruh pelosok Indonesia

    19

    04

    KP-2 dilaksanakan bersama Kelompok Masyarakat Sipil

    pada Senin, 14 September 2020, dengan catatan berikut:

  • Content Content Content

    01

    0

    2

    03

    02

    03

    04

    KP-3 dilaksanakan bersama Akademisi dan Lembaga

    Riset pada Senin, 21 September 2020. Akademisi dan

    Lembaga Riset mendukung teraksananya KRI-JKN

    dengan catatan terkait:

    04

    KUALITAS DAN AKSES

    IURAN

    KESIAPAN RUMAH SAKIT

    DETAIL PELAKSANAAN KEBIJAKAN KELAS

    RAWAT INAP STANDAR

  • 21

    KEBIJAKAN

    KRI JKN

    KRITERIA

    KRI JKN TARIF

    PELAYANAN

    SARANA,

    PRASARANA, DAN

    SDM FASKES

    MANFAAT

    DAN IURAN

    JKN

    HARMONI-

    SASI

    REGULASI

    PEMBELAJARA

    N DARI

    NEGARA LAIN

    Minggu 1

    Sept 2020

    Minggu 2

    Sept 2020

    Minggu 2

    Sept 2020

    Minggu 3

    Sept 2020

    Minggu 3

    Sept 2020

    Minggu 4

    Sept 2020

    Minggu 4

    Sept 2020

    TOPIK 1 TOPIK 2 TOPIK 3 TOPIK 4 TOPIK 5 TOPIK 6 TOPIK 7

    METODE

    1. Survei

    2. Webinar

    3. Curah gagasan (FGD)

    4. Wawancara Mendalam

    INPUT DAN PARTISIPASI

    STAKEHOLDER (naskah

    penelitian, policy brief, nota

    kebijakan, ataupun usulan

    lainnya)

    Finalisasi Naskah

    Akademik kebijakan

    Kelas Rawat Inap

    JKN

    [email protected]

  • email: [email protected] | SMS: 0822-21-500500 | P.O Box: DJSN500500 Jakarta 10000