Upload
others
View
13
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Analisis Kontribusi Dow Jones Index Average, Nikkei 225, Hang Seng Index pada Indeks
Harga Saham Gabungan dalam Keputusan Berinvestasi pada Saham Global
Ratih Juwita
Antoni
Ani Hidayati
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi ([email protected])
Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi ([email protected])
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi ([email protected])
ABSTRAK
Tujuan dari penulisan ini adalah menganalisis kontribusi indeks saham Amerika (Dow
Jones Index Average), Jepang (Nikkei 225) dan Hongkong (Hang Seng Index) terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG) serta mengetahui seberapa besar pengaruh kenaikan dan
penurunan yang diakibatkan oleh indeks saham Amerika (Dow Jones Index Average), Jepang
(Nikkei 225) dan Hongkong (Hang Seng Index) terhadap Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG). Metode analisis yang digunakan dalam penulisan ini adalah dengan menggunakan
SPSS. Penulisan ini menggunakan data bulanan dari tahun 2014 – 2016 untuk masing-masing
variabel penelitian. Sumber data yang diperoleh indeks saham Amerika (Dow Jones Index
Average), Jepang (Nikkei 225), Hongkong (Hang Seng Index) dan Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) merupakan data sekunder.
Secara simultan hasil dari penulisan ini menunjukkan bahwa indeks saham Amerika
(Dow Jones Index Average), Jepang (Nikkei 225) dan Hongkong (Hang Seng Index)
berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Penulisan ini juga mendapatkan hasil
secara parsial bahwa semua variabel mempunyai pengaruh terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan. Hal ini menunjukkan bahwa keseluruhan variabel tersebut berpengaruh dan dapat
dijadikan refrensi bagi investor yang hendak berinvestasi pada saham global.
Kata Kunci : Dow Jones Index Average, Nikkei 225, Hang Seng Index dan Indeks Harga Saham
Gabungan
ABSTRACT
Composite Stock Index (Nikkei 225 Index) and Hongkong (Hang Seng Index) on Composite
Stock Price Index (IHSG) and yields by the influence of the Jakarta Composite Index (IHSG).
Composite Stock Price Index (IHSG) Composite Stock Index (IHSG) Composite Stock Index
(Nikkei 225 Index) and Hong Kong (Hang Seng Index). The method used in this paper is to use
SPSS. This writing uses monthly data from 2014 - 2016 for each research variable. Data sources
obtained by US stock indices, Nikkei 225 Index, Hongkong (Hang Seng Index) and Composite
Stock Price Index (IHSG) are secondary data.
Simultaneously the result of this table shows stock price index, Nikkei 225 and Hongkong Index
(Hang Seng Index) Composite Stock Price Index. This writing also gets partially all the variables
that have an influence on the Composite Stock Price Index. This shows the overall variables and
can be an option for investors who are in global stock.
Keywords: Dow Jones Average Index, Nikkei 225, Hang Seng Index and Composite Stock Price
Index
PENDAHULUAN
Pengaruh pasar modal membuat perekonomian suatu negara dapat tumbuh dari tahun ke
tahun. Di Indonesia pasar modal di resmikan kembali pada tahun 1977, yang membuat
pertumbuhan ekonomi bergerak cepat. Hal inilah yang melandasi pentingnya keberadaan pasar
modal di Indonesia. Selain itu, pasar modal mempunyai peranan yang sangat penting bagi para
investor atau badan yang mempunyai kelebihan modal. Adanya pasar modal memberikan ruang
kepada perusahaan go publik untuk menarik investor menanamkan modalnya di Indonesia.
Wadah penghubung antara pihak pemodal dan emiten (perusahaan yang memperoleh dana di
pasar modal) yang menjadi efisien karena pasar modal. Pasar modal merupakan tolak ukur dari
keadaan perekonomian suatu negara. Pergerakan naik ke atas menandakan keadaan ekonomi
negaranya sangat baik. Sebaliknya, jika pergerakan turun ke bawah menandakan ekonomi
negaranya cenderung bergerak turun ke bawah. Saham yang dijadikan penentu dalam pasar
modal adalah bukti kepemilikan suatu perusahaan yang merupakan klaim atas penghasilan dan
kekayaan perseroan. Perusahaan yang sahamnya dapat dibeli di Bursa Efek Indonesia. Saham
merupakan salah satu produk pasar modal yang menjadi salah satu instrument investasi untuk
jangka panjang.
Pembelian di bursa saham sebagai investor harus mempunyai informasi yang berkaitan
dengan efek yang akan di perjualbelikan. Akan tetapi, dengan adanya hubungan Indonesia
dengan negara lain, menurut ( Mansur, 2005) menyatakan bahwa ekonomi negara yang lebih
kuat mempunyai kecenderungan untuk mendominasi negara yang perekonomiannya lebih lemah.
Berkaitan dengan pengaruh bursa saham dari negara maju, maka penting untuk menjadikan
pasar modal Amerika (Dow Jones Index Average), Jepang (NIKKEI 225) dan Hongkong (Hang
Seng Index) sebagai contoh dari negara dengan perkembangan bursa saham dari negara maju
tersebut. Selain itu ketiga indeks saham luar negeri ini adalah indeks dari bagian negara anggota
G20. Peneliti hanya mengambil sebagian indeks dari negara G20 karena ketiga indeks saham ini
termasuk indeks saham dengan market capitalization besar di dunia serta banyak investor asing
datang dari ketiga negara tersebut.Kemudian, pasar saham Jepang, Amerika Serikat, dan
Hongkong memiliki kausalitas satu arah secara Granger dengan pasar saham Indonesia. Baik itu
berupa ekspor atau impor saja.
Sumber : https://www.bloomberg.com/markets/stocks
Gambar 1
Pergerakan Indeks Saham di Amerika tahun 2013-2016
Dari gambar 1.1 dapat dilihat bahwa DJIA merupakan salah satu dari indeks saham dengan
pengaruh yang tinggi di dunia untuk kawasan Amerika dan dunia. Dow Jones Industrial Average
(DJIA) merupakan indeks pasar Amerika tertua yang masih berjalan sampai sekarang ini. Dow
Jones indeks dapat digunakan sebagai alat ukur untuk mengetahui performa komponen industri
dari pasar saham di Amerika. Indeks tersebut merupakan rata-rata indeks terbesar di dunia
sehingga pergerakan indeks Dow Jones mempunyai pengaruh dan peran penting dalam
pergerakan IHSG.
Sumber : https://www.bloomberg.com/markets/stocks
Gambar 2
Pergerakan Indeks Saham Asia Pasific tahun 2013-2016
Dari gambar 1.2 diketahui bahwa untuk kawasan asia pasifik Jepang dan Hongkong
merupakan dua negara dengan indeks saham yang berpengaruh di dunia. Nikkei 225 sudah ada
sejak tahun 1950 merupakan indeks yang dimiliki oleh negara jepang terdiri dari 225 perusahaan
yang terpilih dengan persyaratan tertentu. Antara tahun 1975-1985 Nikkei 225 sempat dikenal
dengan sebutan ‘Dow Jones Nikkei Stock Average’. Hal tersebut membuktikan bahwa bursa
saham Jepang memiliki pertumbuhan yang sangat baik di kawasan Asia. Keterikatan dengan
Indonesia melalui ekspor dan import dapat dijadikan dampak atau pengaruh terhadap pergerakan
indeks saham di Indonesia.
Indeks Hang Seng Index adalah sebuah indeks pasar sahamberdasarkan kapitalisasi di Bursa
Saham Hong Kong. Indeks ini digunakan untuk mendata dan memonitor perubahan harian dari
perusahaan-perusahaan terbesar di pasar saham Hong Kong dan sebagai indikator utama dari
performa pasar di Hong Kong. Ke-34 perusahaan tersebut mewakili 65% kapitalisasi pasar di
bursa ini. Sebagai negara maju, Hongkong memilki jumlah kurs valas ( Valuta Asing ) yang
tinggi di banding Amerika dan juga Jepang terhadap Indonesia. Kegiatan kerja sama dalam
bidang ekspor impor, dan tenaga kerja memperkuat landasan tentang kedekatan pengaruh
Hongkong terhadap pegerak Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG) Indonesia. Ketiga indeks
saham tersebut mempunyai pergerakan saham yang sangat fluktuatif disetiap tahunnya berikut
pergerakan dari indeks saham Amerika (DJIA), Jepang (Nikkei 225) dan Hongkong (HSI).
Gambar 3
Perkembangan Indeks Saham DJIA, Nikkei 225 dan Hang Seng Index
Kondisi pasar modal mengalami peningkatan (Bullish) dan penurunan (Bearish)keadaan
tersebut akan terlihat dari naik turunnya harga-harga saham yang tercermin dalam pergerakan
indeks. Di Indonesia indeks tersebut lebih dikenal dengan sebutan Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG). IHSG sering dijadikan sebagai acuan guna melihat pergerakan pasar saham
secara keseluruhan. Selain itu, indeks saham mempunyai fungsi sebagai pengukur kinerja pasar
saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Melalui IHSG investor dapat mengetahui
keadaan pasar modal yang sedang terjadi sehingga lebih mudah dalam mengambil keputusan
untuk melakukan pembelian atau penjualan saham. Berkaitan dengan bursa saham global,
pergerakan indeks saham dapat di pengaruhi oleh bursa saham negara lain. Seperti yang ada
dalam Mauliano (2009) meneliti variabel Indeks Bursa Asing ( Dow Jones, NYSE, FTSE, STI,
NIKKEI 225, KOSPI, Hang Seng, KLSE), Harga Minyak Dunia, SBI, Inflasi, dan Nilai Tukar
Rupiah atas Dollar Amerika terhadap IHSG dengan metode regresi linier berganda. Periode
penelitian adalah dari tahun 2004-2009. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indeks Dow Jones,
KOSPI, Hang Seng, KLSE, Harga Minyak, SBI dan inflasi lebih dominan dalam mempengaruhi
pergerakan IHSG.
METODOLOGI PENELITIAN
0
10000
20000
30000
40000
50000
60000
70000
80000
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35
IHSG DJIA N225 HIS
Objek pada penelitian ini adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebagai variabel
dependen dan indeks saham Amerika (Dow Jones Index Average), indeks saham Jepang (Nikkei
225) dan indeks saham Hongkong (Hang Seng Index) sebagai variabel independen.
Populasi dalam penelitian ini adalah negara yang tergabung pada World Trade
Organization (WTO). Amerika, Jepang dan Hongkong merupakan salah satu dari negara maju
yang tergabung di WTO. Selain itu, Indeks Harga Saham pada bursa Amerika (Dow Jones Index
Average), Jepang (Nikkei 225) dan Hongkong (Hang Seng Index) memiliki pengaruh terhadap
indeks sham global. Dengan menggunakan periode 2014 sampai 2016 untuk mengetahui kondisi
bursa saham pada 3 tahun sebelumnya. Dipilihnya indeks harga saham di beberapa negara
termasuk di Indonesia sebagai populasi karena data tersebut merupakan data yang tepat untuk
melakukan penelitian.
Teknik sampel yang dilakukan dalan penelitian ini menggunakan teknik purposive
sampling yaitu dengan pengambilan sampel tertentu.Berdasarkan kriteria yang diinginkan dalam
penelitian ini, yaitu hubungan bilateral negara, keadaan perekonomian negara, hubungan dalam
bidang ekspor-impor dan pengaruh indeks saham terhadap ekonomi global. Maka diperoleh
sampel dalam penelitian ini yaitu 4 sampel indeks bursa saham yang telah memenuhi kriteria
yang ditentukan. Indeks tersebut yaitu Dow Jones Index Average, Nikkei 225, Hang Seng Index
dan Indeks Harga Saham Gabungan.
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG). Data IHSG diperoleh dari www.idx.com. Penelitian ini menggunakan data
indeks harga penutupan bulanan selama 3 tahun yang dimulai dari tanggal 1 Januari 2014 sampai
31 Desember 2016. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Indeks Saham Amerika yaitu Dow Jones Index Average (DJIA)
2. Indeks Saham Jepang yaitu Nikkei 225
3. Indeks Saham Hongkong yaitu Hang Seng Index (HSI)
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan studi pustaka yang
diperoleh dari berbagai sumber seperti, jurnal, internet, tesis dan penulisan ilmiah yang
mendukung dalam penelitian ini.
Teknik analisis yang digunakan adalah analasis data kuantitatif menggunakan regresi
linier berganda dengan menggunakan program SPSS dan Statistik deskriptif .
UjiNormalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan
variabel bebas keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah
memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Dalam penelitian ini normalitas data diuji
dengan menggunakan uji kolmogorov-Smirnov test. Pengambilan kesimpulan bahwa data
terdistribusi secara normal dapat diketahui dengan melihat signifikansi (Asymp. Sig. (2-tailed))
yang lebih besar dari 0,05. Adapun cara lainnya terlihat pada Histrogram dan Normal Probability
Plot, yang mana distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data
akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang
menghubungkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2013).
Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik bertujuan agar nilai parameter penduga tidak bias. Model regresi yang
baik dalam melakukan peramalan adalah model dengan kesalahan peramalan yang seminimal
mungkin. Karena itu, sebuah model sebelum digunakan seharusnya memenuhi beberapa asumsi.
Uji Multikolinearitas
Uji multikolonieritas adalah adanya suatu hubungan linear yang sempurna antara
beberapa atau semua variabel independen. Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Nilai cut-off yang
umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance ≤ 0,10 atau
sama dengan VIF ≥ 10.
Uji Autokorelasi
Untuk mendeteksi autokorelasi bisa dilihat pada table D-W, yang bisa dilihat pada buku
statistic yang relevan. Namun demikian, secara umum bisa diambil patokan. Kriteria uji Durbin-
Watson ini, sebagai berikut:
a. Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif.
b. Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi.
c. Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi positif.
Uji Heteroskedastisitas
Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya
pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED di mana sumbu Y adalah Y
yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y) prediksi - Y sesungguhnya yang telah di-
studentized. Dasar analisisnya adalah sebagai berikut (Ghozali, 2013):
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur
(bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka mengindikasikan telah terjadi
heterokedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada
sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Interpretasi Persamaan Multiregresi
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan alat analisis regresi berganda.
Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh antara tingkat Indeks DJIA, Indeks
STI, Indeks SSEC, tingkat inflasi, harga minyak mentah dunia, dan kurs rupiah terhadap US$
terhadap IHSG. Seberapa besar variable independen mempengaruhi variable dependen dihitung
dengan menggunakan persamaan analisis regresi berganda berikut:
𝑌 = 𝛼 + 𝛽1𝑋1 + 𝛽2𝑋2 + 𝛽3𝑋3 + 𝜖
Keterangan:
𝑌 =IHSG
𝛼 = Konstanta
𝛽 = Koefisien garis regresi
𝑋1 = Indeks DJIA
𝑋2 =Indeks Nikkei 225
𝑋3 =Indeks HSI
𝜖 =standar error
Uji Pengaruh Parsial (Uji T)
Pengujian secara parsial (uji t) pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen (Ghozali, 2010)
dengan kriteria sebagia berikut :
a. Apabila nilai signifikansi t < 0.05, maka H0 ditolak atau H1 diterima, artinya terdapat
pengaruh yang signifikan antara satu variabel independen terhadap variabel
dependen.
b. Apabila nilai signifikansi t > 0.05, maka H0 diterima atau H1 ditolak, artinya tidak
terdapat pengaruh yang signifikan antara satu variabel independen terhadap variabel
dependen.
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi digunakan untuk menguji besarnya persentase variasi variabel
dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen. Nilai R Square (koefisien
deteminasi) adalah antara nol dan satu, nilai yang besar berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen semakin kuat. Nilai R yang kecil
berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel-variabel
dependen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel independen
HASIL DAN PEMBAHASAN
Indeks Harga Saham Gabungan (disingkat IHSG, dalam Bahasa Inggris disebut juga
Jakarta Composite Index, JCI, atau JSX Composite) merupakan salah satu indeks pasar saham
yang digunakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI; dahulu Bursa Efek Jakarta (BEJ)).
Diperkenalkan pertama kali pada tanggal 1 April 1983, sebagai indikator pergerakan harga
saham di BEJ, Indeks ini mencakup pergerakan harga seluruh saham biasa dan saham preferen
yang tercatat di BEI.
Hari Dasar untuk perhitungan IHSG adalah tanggal 10 Agustus 1982. Pada tanggal
tersebut, Indeks ditetapkan dengan Nilai Dasar 100 dan saham tercatat pada saat itu berjumlah 13
saham. Sunariyah (2003 : 147), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah suatu rangkaian
informasi historis mengenai pergerakan harga saham gabungan, sampai tanggal tertentu dan
mencerminkan suatu nilai yang berfungsi sebagai pengukuran kinerja suatu saham gabungan di
bursa efek. Formula perhitungannya adalah sebagai berikut:
Rata-Rata IHSG= Jumlah IHSG periode harian selama 1 bulan
Jumlah periode waktu selama 1 bulan
Analisis Statistik Deskriptif
Deskripsi statistik digunakan untuk menunjukkan jumlah data yang digunakan dalam
penelitian ini serta menunjukkan nilai maksimum, nilai minimum, dan nilai rata-rata dari
masing-masing variabel. Dalam penelitian ini data sekundervariabelnya meliputi variabel IHSG,
Dow Jones Industrial AverageIndex, NIKKEI 225 dan Hang Seng Index.Hasil olah data
deskriptif dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 1
Deskriptif Statistik
VARIABEL N Min Max Mean
IHSG 36 8.35 8.61 8.51
DJIA 36 9.66 9.89 9.76
N225 36 9.57 9.93 9.75
HSI 36 9.86 10.24 10.03
Sumber: Data Sekunder yang diolah dengan software SPSS 22.0
Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah modelregresi, variabel
dependen, variabel independen, atau keduanya mempunyaidistribusi normal atau tidak. Model
regresi yang baik adalah distribusi data normalatau mendekati normal. Untuk menguji
normalisasi data ini menggunakan metodeanalisis grafik dan melihat Normal Probability Plot.
Berikut ini hasil uji Normal Probability Plot seperti gambar 6 bawah ini:
Gambar 4.2.2
Gambar 4
P-Plot Uji Normalitas
Sumber: Data Sekunder yang diolah dengan software SPSS 22.0
Hasil pengujian normalitas juga didukung dengan Uji Kolmogorov-Smirnov. Deteksi
normalitas berdasarkan Kolmogorof Smirnov (K-S),pengukurannya jika nilai asymp. Sig. Z
Kolmogorov Smirnov lebih tinggi darialfa (α) yang ditetapkan (5%), maka dikatakan tidak ada
masalah normalitas, ataudikatakan data terdistribusi normal (Ghozali, 2007:114). Hasil
pengujiannormalitas dengan uji Kolmogorov Smirnov ditunjukkan pada tabel 4.2.2 berikut:
Tabel 2
Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogrov-Swirnov Test
Unstandardized
Residual
N 36
Normal Parametersa,b Mean 8.5064599
Std.
Deviation
.06759109
Most Extreme
Differences
Absolute .132
Positive .066
Negative -.132
Kolmogorov-Smirnov Z .132
Asymp. Sig. (2-tailed) .114
Sumber: Data Sekunder yang diolah dengan software SPSS 22.0
Dengan menggunakan metode uji Kolmogorov-Smirnov, diperoleh nilai Asymp. Sig. (2-
tailed) atau nilai signifikansi uji tersebut sebesar 0,114 lebih besar dari derajat kesalahan yang
dikehendaki yaitu sebesar> 0,05. Dengan demikian datayang digunakan dalam regresi
berdistribusi normal.
Uji Asumsi Klasik
Uji Multikolinearitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar
variabel bebas (independen).Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara
variabel independen.Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas, dapat dilihat dari Tolerance
dan Value Inflation Factor (VIF). Apabila nilai Tolerance ≤ 0,10 dan VIF ≥ 10, maka terjadi
multikoliniaritas, sebaliknya jika nilai Tolerance ≥0,10 dan VIF ≤ 10 maka tidak terjadi
multikolinearitas. Hasil pengujian multikolinearitas adalah sebagau berikut:
Tabel 3
Hasil Uji Multikolinearitas
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
DJIA .728 1.374
N225 .664 1.506
HSI .864 1.157
Sumber:Data Sekunder yang diolah dengan software SPSS 22.0
Dari tabel 4.2.3.1 diperoleh hasil yang menunjukan bahwa nilai Tolerance untuk variabel
DJIA sebesar 0,728, N225 sebesar 0,664 dan untuk HSI sebesar 0,864. Sedangkan hasil dari VIF
dari masing-masing variabel adalah DJIA sebesar 1.374, N225 sebesar 1,506 dan HSI sebesar
1,157. Tolerance dari ketiga variabel tersebut menunjukan bahwa nilai yang dihasilkan ≥ 0,01
dan untuk nilai VIF ≤ 10 maka, dapat disimpulkan bahwa ketiga variabel tersebut terbebas dari
masalah multikolinearitas yang berarti tidak terjadi korelasi diantara variabel independen dan
dinyatakan bahwa uji mutikolinearitas terpenuhi.
Uji Autokorelasi
Metode pengujian yang digunakan adalah uji Durbin Watson (uji DW).Kriteria untuk
menentukan tidak adanya autokorelasi dalam penelitian adalah nilai uji Durbin Watson berada di
kisaran -2 sampai 2 berikut hasil dari penelitian:
Tabel 4.
Hasil Uji Autokorelasi
Model Durbin-Watson
1 1.230
Sumber: Data Sekunder yang diolah dengan software SPSS 22.0
Berdasarkan tabel 4 nilai uji DW sebesar 1,230 dapat diketahui bahwa termasuk dalam
kriteria -2 ≤ 2, hal ini berarti dalam model regresi ini tidak terjadi autokorelasi dan syarat tidak
terjadinya autokorelasi dalam pengujian ini dapat dipenuhi.
Uji Heteroskedastisitas
Jika titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teraturmaka mengindikasikan
terjadinya heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yangjelas dan titik-titik yang ada menyebar di
atas dan di bawah angka nol pada sumbuY, maka mengindikasikan tidak terjadinya
heteroskedastisitas.Hasil pengujian heterokesdastisitas terlihat pada hasil uji Scatterplot dapat
dilihat pada gambar 5 sebagai berikut :
Gambar 5
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Data Sekunder yang diolah dengan software SPSS 22.0
Dari gambar di atas terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak di atasmaupun di
bawah angka nol pada sumbu Y (Regression Studentized Residual). Heteroskedastisitas tidak
terjadi jika data terpencar di sekitar angka nol padasumbu Y dan tidak membentuk suatu pola
atau tren garis tertentu. Oleh karena itu berdasarkan uji heterokedastisitas menggunakan metode
analisis grafik, padamodel regresi yang terbentuk dinyatakan tidak terjadi gejala
heteroskedastisitas.
Analisis Regresi Linier Berganda
Regresi linier berganda adalah hubungan secara linier atau dua variabel atau lebih
variabel (X1 dan X2) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini digunakan untuk mengetahui
hubungan positif atau negatif antara variabel independen dengan dependen sehingga dapat
diprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan
atau penurunan. Berikut ini adalah hasil uji regresi linier berganda dengan mengolah data
menggunakan SPSS yang disajikan dalam tabel dibawah ini:
Tabel 5
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Model
Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) -2.747 1.476
DJIA 1.063 .163 .766
N225 -.324 .080 -.499
STI .401 .087 .499
Sumber: Data Sekunder yang diolah dengan software SPSS 22.0
Dari tabel di atas dapat dirumuskan suatu persamaan regresi berganda untuk IHSG adalah
sebagai berikut :
𝐘 = −𝟐, 𝟕𝟒𝟕 + 𝟏, 𝟎𝟔𝟑 𝐃𝐉𝐈𝐀 − 𝟎, 𝟑𝟐𝟒 𝐍𝟐𝟐𝟓 + 𝟎, 𝟒𝟎𝟏𝐇𝐒𝐈 + 𝛜
Koefisien-koefisien persamaan regresi linier berganda diatas dapat diartikan sebagai berikut :
1. Konstanta sebesar -2,747 artinya jika bursa saham DJIA (X1), N225 (X2), dan HSI (X3)
bernilai nol, maka IHSG (Y) nilainya sebesar -2,747. Koefisien bernilai negatif artinya
bahwa ada rentang nilai yang cukup jauh antara variabel independen (X) dengan variabel
dependen (Y). Selain itu, pada dasarnya regresi digunakan untuk memprediksi nilai Y
berdasarkan nilai perubahan X, maka nilai dari konstanta dapat diabaikan sedangkan
yang menjadi perhatiannya adalah hasil dari nilai X.
2. Koefisien bursa saham DJIA (X1) sebesar 1,063, artinya jika variabel independen lain
nilainya tetap dan bursa saham DJIA mengalami kenaikan 1 satuan, maka IHSG
mengalami kenaikan sebesar 1,063. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan
positif antara DJIA dan IHSG.
3. Koefisien bursa saham N225 (X2) sebesar -0,324 artinya jika variabel independen lain
nilainya tetap dan bursa saham N225 mengalami kenaikan 1 satuan, maka IHSG
mengalami penurunan sebesar -0,324. Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan
negatif antara N225 dan IHSG.
4. Koefisien bursa saham HSI(X3) sebesar 0,401, artinya jika variabel independen lain
nilainya tetap dan bursa saham HSI mengalami kenaikan 1 satuan, maka IHSG
mengalami kenaikan sebesar 0,401. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan
positif antara HSI dan IHSG.
Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh antar variabel
DJIA, NIKKEI 225 dan HSI sebagai variabel bebas (X) terhadap IHSG sebagai variabel terikat
(Y). Berikut ini adalah hasil pengujian hipotesis:
Uji Hipotesis secara Simultan (Uji F)
Tabel 6
Hasil Uji F
Variabel F Hitung Sig. F Simpulan
DJIA, Nikkei 225, HSIIHSG 22,442 ,000b Berpengaruh
Sumber: Data Sekunder yang diolah dengan software SPSS 22.0
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa nilai F-hitung adalah sebesar 22,442
dengan melihat probabilitas (Sig.) yang lebih kecil dari taraf signifikansi (Sig. = 0,000 < 0,05),
maka dapat disimpulkan bahwa H1 diterima dan variabel-variabel independen secara bersama-
sama memiliki pengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan, sehingga model persamaan
yang diajukan dapat diterima.
Uji t
Untuk mengetahui pengaruh secara parsial, dapat dilakukan dengan uji t yang berfungsi
untuk menguji signifikansi pengaruh variabel independent dengan variabel dependent secara
parsial dengan sig = 5% dengan ketentuan sebagai berikut:
Jika sig t > 0,05 Ho diterima dan Ha ditolak (tidak berpengaruh)
Jika sig t < 0,05 Ho ditolak dan Ha diterima (berpengaruh)
Tabel 7
Hasil Uji t
Model T Hitung Sig. T Simpulan
1 (Constant) -1.861 .072
DJIA 6.511 0.000 Berpengaruh
N225 -4.052 0.000 Berpengaruh
HSI 4,627 0.000 Berpengaruh
Sumber: Data Sekunder yang diolah dengan software SPSS 22.0
Berdasarkan tabel 4.2.5.2, hasil hipotesis penelitian pengaruh bursa saham DJIA, NIKKEI
225, dan HSI terhadap Indeks Harga Saham Gabungan secara parsial akan dibahas sebagai
berikut:
1. Uji variabel Dow Jones Index Average (X1) terhadap IHSG
Nilai probabilitas (Sig.) dari tabel 4.11 mempunyai hasil yang lebih kecil dari taraf
signifikansi (Sig. = 0,000 < 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan
variabel bursa saham DJIA secara parsial berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan.
2. Uji variiabel Nikkei 225 (X2) tehadap IHSG
Nilai probabilitas (Sig.) dari tabel 4.11 mempunyai hasil yang lebih kecil dari taraf
signifikansi (Sig. = 0,000 < 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan
variabel bursa saham NIKKEI 225 secara parsial berpengaruh terhadap Indeks Harga
Saham Gabungan.
3. Uji variabel Hang Seng Index (X3) terhadap IHSG
Nilai probabilitas (Sig.) dari tabel 4.11 mempunyai hasil yang lebih kecil dari taraf
signifikansi (Sig. = 0,000 < 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan
variabel bursa saham HSI secara parsial berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan.
Dapat disimpulkan bahwa hasil dari tabel 4.11 secara pasrial semua indeks bursa saham
Amerika (Dow Jones Index Average), Jepang (Nikkei 225) dan Hongkong (Hang Seng Index)
berpengaruh terhadap IHSG.
Koefisien Determinasi R2
Untuk mengetahui besarnya pengaruh secara simultan digunakan R2. Koefisien
determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi
variabel dependen. Nilai R2 adalah antara 0 dan 1. Nilai R2 yang kecil berarti
kemampuanvariabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen terbatas.
Nilai yangmendekati satu berarti variabel–variabel dependen memberikan hampir semua
informasi yangdibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2007:83).
Berikut hasil uji koefisien determinasi yang diolah menggunakan SPSS yang disajikan dalam
tabel berikut:
Tabel 8
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model R R Square Adjusted R Std. Error of
Square the Estimate
1 ,823a ,678 ,648 ,04012286
Sumber: Data Sekunder yang diolah dengan software SPSS 22.0
Koefisien determinasi pada kolom Adjusted R Square sebesar 64,8% nilai tersebut
menunjukan besarnya peranan atau kontribusi dari variabel-variabel independen seperti bursa
saham Amerika, Jepang dan Hongkong mampu menjelaskan variabel dependen yaitu Indeks
Harga Saham Gabungan. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 35,2% dijelaskan oleh variabel
lainnya yang tidak termasuk kedalam model regresi. Variabel lain dapat berupa faktor ekonomi
makro seperti pertumbuhan ekonomi, jumlah uang yang beredar, kurs, inflasi, faktor internal
perusahaan, faktor eksternal perusahaan, faktor ekonomi global seperti harga emas dunia, harga
minyak dunia, indeks saham negara lainnya maupun faktor-faktor yang lain.
Kesimpulan
Berdasarkan data yang diolah, analisa dan hasil pembahasan yang dilakukan dalam
penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Dow Jones Index Average berpengaruh positif terhadap Indeks Harga Saham Gabungan.
Jika Indeks saham Dow Jones Index Average mengalami kenaikan maka Indeks Harga
Saham Gabungan akan mengalami kenaikan.
2. Nikkei 225berpengaruh negatif terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Jika indeks
saham Nikkei 225 mengalami kenaikan maka Indeks Harga Saham Gabungan akan
mengalami penurunan.
3. Hang Seng Index berpengaruh positif terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Jika
indeks saham Hang Seng Index mengalami kenaikan maka Indeks Harga Saham
Gabungan juga akan mengalami kenaikan.
4. Dow Jones Index Average, Nikkei 225, Hang Seng Index berpengaruh positif terhadap
Indeks Harga Sahaam Gabungan.
Saran
1. Untuk indeks saham DJIA terhadap IHSG yang memiliki pengaruh positif.
Pemerintah selaku pengambil kebijakan makro serta investor di pasar saham bisa
menggunakan model leading indicator untuk memprediksi pertumbuhan ekonomi
Indonesia agar mempertahankan nilai indeksnya terhadap DJIA. 2. Untuk indek saham Nikkei 225 yang berpengaruh negatif. Pemerintah dan pelaku
bisnis dapat melakukan kegiatan ekspor impor tanpa adanya kaitan karena indeks
saham yang tidak saling berkaitan. 3. Untuk saham HSI yang bepengaruh positif terhadap IHSG. Penelitian selanjutnya
harus lebih mendetailkan alasan kenapa memilih HSI. Selain itu, karena Hongkong
merupakan salah satu negara maju yang memiliki nilai indeks saham yang tinggi. 4. Untuk ketiga indeks saham memiliki pengaruh positif. Penelitian selanjutnya harus
menambahkan indeks saham tambahan dan periode yang lebih panjang. Agar
penelitian memiliki nilai yang signifikan.
DAFTAR PUSTAKA Achsani, N.A. 2000. Mencermati Kejatuhan Indeks Dow Jones: Akankah Indeks BEJ
Ikut Terseret?. Postdam: University of Potsdam.
Adityara, Elvin. 2012. Pengaruh Pasar Saham Dunia terhadap Pasar Saham Indonesia.
Jurnal Etikonomi. Volume 11, No. 2. Hal 108-125.
Ang, R. 1997. Buku pintar pasar modal Indonesia, MediaSoft Indonesia.
Astuti, Ria., Ariatni., Hari. 2013. Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga (SBI), Nilai
Tukar (Kurs) Rupiah, Inflasi, dan Indeks Bursa Internasional terhadap IHSG.
Diponegoro Journal of Social and Politic of Science.
Fama E. 1970. Efficient Capital Markets: A Review of Theory and Empirical
Work.Journal of Finance. 25: 383-417.
Ghozali, I. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang:
BP Undip.
Hartanto, A. 2013. Analisa Hubungan Indeks Saham antar Negara G20 dan Pengaruh
terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Finesta. Vol. 1, No. 2. Hal 136-140
Haryogo, A. 2013. Pengaruh Nilai Tukat dan Indeks Dow Jones Terhadap Composite
Index di Bursa Efek Indonesia. Finesta. Vol. 1, No. 1. Hal 1-6
Hasibuan, A.F. 2009. Pengaruh Nilai Tukar Mata Uang Dan Indeks Harga Saham
Global Terhadap Pergerakan IHSG. Tesis. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Husnan, S. 2003. Dasar-Dasar Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta: UPP-
AMP YKPN
Mansur, M. 2005. Pengaruh Indeks Bursa Global Terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) Pada Bursa Efek Jakarta (BEJ) Periode Tahun 2000-2002.
Sosiohumaniora, Vol. 7, No. 3, November 2005 : 203 – 21.
Mauliano, D.A. 2009. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pergerakan
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Depok:
Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.
Muh. Yunus Kasim. 2010. Pengaruh Indeks Harga Saham Regional Terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia. Media Litbang Sulteng. Vol. III,
No. 1, Mei, hal. 27 – 32.
Muzammil, Ahmad 2011. Analisis Pengaruh Indeks Harga Saham Asia Tenggara
Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional Veteran.
Pramushinta dan Suhendra, 2011. “Analisis Pengaruh Pergerakan Indeks Bursa
Asing, Tingkat Inflasi, Harga Minyak Mentah Dunia, Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar
Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di BEI”.
Pratomo, Wahyu Ario dan Christa Ruth. 2012. Analisis Pengaruh Indeks
HargaSaham Di Bursa Global Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di BEI.
Jurnal Ekonomi dan Keuangan. Vol. 1, No. 8
Saputro. 2009. Analisis Pengaruh Lima Indeks Bursa Dunia terhadap Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) pada Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Universitas
Gunadharma. Depok.
Shevanda, F. T. 2013. Pengaruh Dow Jones Industrial Average, Deutscher
Aktienindex, Shanghai Times Index terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di
Bursa Efek Indonesia (Periode 2010 – 2012). Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya, Malang.
Siamat, Dahlan. 1999. Manajemen lembaga keuangan, edisi kedua, Jakarta: LPFEUI.
Sutanto., Murhadi., Ernawati. 2013. Analisis Pengaruh Ekonomi Makro, Indeks Dow
Jones, dan Indeks Nikkei 225 terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di
BEI Periode 2007-2011. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya.
Tamara. 2013. Pengaruh Dow Jones Industrial Average, Deutscher Aktienindex,
Shanghai Stock Composite Index dan Straait Times Index terhadap Indeks Harga
Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia Periode (2010-2012). Jurnal Administrasi
Bisnis Profit, 6(2).
Utama, I Wayan.A.B dan Artini, L.G.S. 2015. Pengaruh Indeks Bursa Dunia Pada
Indeks Harga Saham Gabungan Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen, Strategi
Bisnis dan Kewirausahaan. Vol. 9, No. 1.
Widoatmodjo, Sawidji & Blikolong, J.B. 2000. Cara Sehat Investasi di Pasar Modal:
Pengetahuan Dasar. Jakarta: Jurnalindo Aksara Grafika.
Wondabio, L.S. 2006. Analisa Hubungan Index Harga Saham Gabungan (IHSG)
Jakarta (JSX), London (FTSE), Tokyo (Nikkei) Dan Singapura (SSI) Pendekatan
Model Ekonometri – Autocorrelation Condition Heteroscedasticity (Arch) /
Generalized Autocorrelation Condition Heteroscedasticity (Garch) Dan Vector
Autoregression (Var) - Suatu Studi Empiris Tahun 2000 – 2005. Simposium Nasional
Akuntansi 9 Padang tanggal 23-26 Agustus 2006.
Yuliana, Subastine. 2010. Pengaruh Variabel Makroekonomi dan Indeks Harga
Saham Luar Negeri terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek
Indonesia (BEI). DAYA SAING Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya. Vol.11,
No 2.
Sumber Internet:
www.idx.co.id
UU. No 20 th 1995
www.bloomberg.com
www.-stat.wharthon.uppenn.edu
www.hangseng.com
http://belajarinvestasi.com/dasar-stock-index/sejarah-index.html
http://duwiconsultant.blogspot.co.id/2011/12/tabel-f.html
http://www.mahadanalearning.com/2nd/artikel/pasar-modal/141-mengenal-indeks-
dow-jones.html
http://belajarinvestasi.com/dasar-stock-index/sejarah-index.html
https://shantycr7.blogspot.co.id/2013/07/tabel-daftar-nilai-distribusi-t-
lengkap.html?m=0
www.id.tradingeconomics.com/indonesia/stock-market (Diakses pada tanggal 27 Mei
2016)
http://www.gomarketingstrategic.com/2016/06/pengertian-indeks-harga-saham-
gabungan.html
http://finance.yahoo.com/q/hp?s=%5EJKSE&a=00&b=1&c=2011&d=11&e=31&f=2
015&g=m (Diakses pada tanggal 24 Mei 2016)
http://finance.yahoo.com/q/hp?s=%5EDJI&a=00&b=1&c=2011&d=11&e=31&f=20
15&g=m (Diakses pada tanggal 24 Mei 2016)
http://finance.yahoo.com/q/hp?s=%5EN225&a=00&b=1&c=2011&d=11&e=31&f=2
015&g=m (Diakses pada tanggal 24 Mei 2016)
http://finance.yahoo.com/q/hp?s=%5ESTI&a=00&b=1&c=2011&d=11&e=31&f=20
15&g=m (Diakses pada tanggal 24 Mei 2016)