Upload
intan-nevianita
View
27
Download
8
Embed Size (px)
DESCRIPTION
ABCD
Citation preview
DISTILASI MINYAK MENTAH
I. Tujuan percobaan
Mengetahui fraksi-fraksi destilat dan residu minyak bumi
Menjelaskan mengenai titik didih fraksi-fraksi tersebut
II. Alat dan bahan
a. Alat yang digunakan
Heating mantel
Double necked round bottom flask
Bubble cap coloumn with 2 tray
Distillation bridge
Counterflow cooler after dimroth
Round bottom flask
Beaker
Thermometer
Water Batch
b. Bahan yang digunakan
Minyak bumi
Batu didih
Es
Silicone grease
III. Dasar Teori
Proses pertama dalam pemrosesan minyak bumi adalah fraksionasi dari minyak
mentah dengan menggunakan proses destilasi bertingkat, adapun hasil yang diperoleh
adalah sebagai berikut:
Sisa: 1. Minyak bisa menguap : Minyak-minyak pelumas, lilin, parafin dan vaselin.
2. Bahan yang tidak bisa menguap : aspal dan arang minyak bumi.
a. Fraksi Gas
Gas alam dapat diperoleh secara terpisah maupun bersama-sama dengan minyak
bumi. Gas alam sebagian besar terdiri dari alkana berantai karbon rendah yaitu antara lain
metana, etana, propana, butana dan iso-butana. Gas alam dapat dipergunakan sebagai:
1. Bahan bakar rumah tangga atau pabrik
Gas alam merupakan bahan bakar yang paling bersih dan praktis, tetapi gas alam
mempunyai keburukan yaitu sifatnya yang tidak berbaun (bila dibandingkan dengan gas dari
batubara) sehingga sering terjadi kecelakaan karena bocor. Oleh karena itu kadang-kadang
gas ini diberi "bau" yaitu sedikit zat yang berbau sekali. Propana yang merupakan salah satu
fraksi gas pada perusahaan biasanya digunakan sebagai :
- Mengelas paduan-paduan tembaga, alumunium dan magnesium.
- Mengelas besi tuang.
- Menyolder dan mengelas solder.
- Menyemprot Jogam.
2. Karbon hitam (Carbon Black)
Karbon hitam (Carbon black) adalah arang harus yang dibuat oleh pembakaran yang
tidak sempurna. Pegunaannya antara lain sebagai :
- Bahan dalam pembuatan cat, tinta cetak dan tinta Gina.
- Zat pengisi pada karet terutama dalam pembuatan ban-ban mobil dan sepeda.
Karbon hitam dibuat dengan membawa nyala gas bumi ke sebuah bidang datar yang
didinginkan, arang yang terbentuk kemudian dipisahkan dari bidang ini dan dibagi
berdasarkan kehalusannya. Metana yang mengandung 75% karbon akan menghasilkan 4
atau 4,5% zat penghitam dan sisanya hilang sebagai asap, zat asam arang dan sebagainya.
3. Tujuan-tujuan Sintesis
Hasil sintesis dibuat dengan oksidasi zat-zat hidrokarbon dari gas alamo
Proses pembuatan lainnya, yaitu :
- Pembuatan zat cair dari metana.
- Pembuatan bensin-bensin untuk kapal terbang yang bernilai tinggi dengan
caramenggandeng (alkylering) iso-butana dengan butena-butena.
b. Bensin
Bensin dapat dibuat dengan beberapa cara, antara lain yaitu ;
1. Penyulingan langsung dari minyak bumi (bensin straight run), dimana kualitasnya
tergantung pada susunan kimia dari bahan-bahan dasar. Bila mengandung banyak
aromatik-aromatik dan napthen-naphten akan menghasilkan bensin yang tidak
mengetok (anti knocking).
2. Merengkah (cracking) dari hasil-hasil minyak bumi berat, misalnya dari minyak gas
dan residu.
3. Merengkah (retor ming) bensin berat dari kualitas yang kurang baik.
4. Sintesis dari zat-zat berkarbon rendah.
Bensin biasanya digunakan sebagai :
1. Bahan bakar motor
Sebagai bahan bakar motor ada beberapa sifat yang diperhatikan untuk
menentukan baik atau tidaknya bensin tersebut.
* Keadaan terbang (titik embun)
Gangguan yang disebabkan oleh adanya gelembung-gelembung gas didalam
karburator dari sebuah motor yang disebabkan oleh adanya kadar yang terlalu tinggi dari
fraksi-fraksi yang sangat ringan dalam bensin. Hal ini terutama disebabkan oleh terlalu
banyaknya propana dan butana yang berasal dari bensin. Gelembunggelembung gas yang
terdapat dalam keadaan tertentu
dapat menutup lubang-lubang perecik yang sempit dan pengisian bensin akan terhenti.
* Kecendrungan mengetok (knocking)
Ketika rasio tekanan dari motor relatif tinggi, pembakaran bisa menyebabkan
peletusan (peledakan) didalam sijinder, sehingga :
- Timbulnya kebisingan knock
- Kekuatan berkurang
- Menyebabkan kerusakan mesin
* Titik beku
Jika dalam bensin terdapat prosentasi yang tinggi dari aromatik-aromatik tertentu
maka pada waktu pendinginan, aromatik itu akan mengkristal dari mengakibatkan
tertutupnya lubang-lubang alai penyemprotan dalam karburator. Titik beku ini terutama
dipengaruhi oleh benzen (titik beku benzen murni ± 5ºC).
* Kadar belerang
Kerugian yang disebabkan bila kadar belerang terlalu tinggi, adalah :
- Memberikan bau yang tidak enak dari gas-gas yang dihasilkan.
- Mengakibatkan korosi dari bagian-bagian logam, seperti rusaknya silinder-silinder
yang disebabkan oleh asam yang mengembun pada didnding silinder.
- Mempunyai pengaruh yang tidak baik terhadap bilangan oktan.
C. Kerosin
Pemakaian kerasin sebagai penerangan di negara-negara maju semakin berkurang,
sekarang kerasin digunakan untuk pemenasan. Pemakaian terpenting dari kerasin antara
lain:
1. Minyak Lampu
Kerosin sebagai minyak lampu dihasilkan dengan jalan penyulingan langsung, sifatsifat
yang harus diperhatikan bila kerasin digunakan sebagai minyak lampu adalah :
* Warna
Kerosin dibagai dalam berbagai kelas warna:
- Water spirit (tidak berwarna) - Prime spirit - Standar spirit
Di India, pemakai di pedalaman tidak mau membeli kerosin putih karena mengira ini adalah
air dan mengira hanya yang berwarna kuning atau sawo matang saja yang dapat membakar
dengan baik.
* Sifat bakar
Nyala kerasin tergantung pada susunan kimia dari minyak tanah :
- Jika mengandung banyak aromatik maka apinya tidak dapat dibesarkan karena mulai
berarang.
- Alkana-alkana memiliki nyala api yang paling baik.
- Sifat bakar napthen terletak antara aromatik dan alkana.
* Viskositas
Minyak dalam lampu kerasin mengalir ke sumbu karena adanya gaya kapiler dalam
saluran-saluran sempit antara serat-serat sumbu. Aliran kerosin tergantung pada viskositas
yaitu jika minyak cair kental dan lampu mempunyai tinggi-naik yang besar maka api akan
tetap rendah dan sumbu menjadi arang (hangus) karena kekurangan minyak.
* Kadar belerang
Sama seperti kadar belerang pada bensin.
2. Bahan bakar untuk pemanasan untuk memasak
Macam-macam alat pembakar kerosin:
- Alat pembakar dengan sumbu gepeng: baunya tidak enak.
- Alat pembakar dengan sumbu bulat: mempunyai pengisian hawa yang dipusatkan.
- Alat pembakar dengan pengabutan tekan: merek dagang primus
3. Bahan bakar motor
Motor-motor yang menggunakan kerosin sebagai bahan bakar adalah :
- Alat-alat pertanian (traktor).
- Kapal perikanan.
d. Minyak Gas
Minyak gas pada awalnya banyak digunakan sebagai penerangan dalam gerbong
kereta api, tetapi sekarang sebagian telah diganti oleh listrik karena lebih mudah dipakai
dan sedikit bahaya kebakaran jika ada kecelakaan kereta api.
Minyak gas juga digunakan sebagai :
Bahan bakar untuk motor diesel.
Pesawat-pesawat pemanasan pusat otomatis dengan nama minyak bakar untuk
keperluan rumah tangga, biasanya adalah minyak gas tanpa bagian-bagian residual.
Seperti pada bensin untuk menaikkan bilangan oktan pada minyak gas maka perlu
ditambahkan :
Persenyawaan yang mengandung banyak sekali zat asam, misalnya amilnitrit dan
etilnitrit. Untuk memperoleh hasil yang nyata maka persentasenya harus besar yaitu
kira-kira 5% sehingga pemakaian senyawa ini menjadi mahal.
Persenyawaan yang penggunaannya lebih sedikit peroksida (peroxyden) dan
berbagai persenyawaan organik, dipakai 0,5% untuk menaikkan 10 atau 15 titik
bilangan oktan.
e. Minyak Bakar
Walaupun setiap minyak yang dibakar dapat dinamakan minyak bakar tetapi nama
ini biasanya hanya digunakan untuk bahan bakar residual dan untuk bahan bakar sulingan.
Bahan bakar residua! biasanya diperoleh dengan cara mengentalkan minyak bumi atau
merengkah minyak gas dan residu minyak tanah. Bahan bakar digunakan sebagai :
Motor diesel tipe besar.
Minyak yang dinyalakan dengan pembakar dalam tungku masak
Pengerjaan panas dari logam
Mencairkan hasil perindustrian
Sifat-sifat yang harus ada pada minyak bakar adalah :
* Memiliki batas viskositas tertentu
Viskositas minyak bakar terletak antara viskositas minyak gas yaitu kira-kira 4 cs =
1,30E pada 50°C dan kira-kira 550/650 cs = 75/850E pada 50°C. Minyak bakar yang lebih
encer diperlukan untuk pesawat bakar yang lebih kecil, misalnya untuk alat pemanasan
sentral otomatis dalam rumah.
* Banyaknya panas yang diberikan
Kalor pembakaran minyak bakar batasnya kira-kira 10.000 dan 10.550 cal/g.
* Kadar belerang
Lebih penting pada minyak diesel daripada minyak bakar karena pada minyak disesi
belerang dapat menyebabkan kerusakan silinder dan kerosi dari sistem buang.
* Titik beku
- Mempunyai titik beku maksimal tertentu.
- Biasanya titik beku tergantung pada perlakuan terlebih dahulu yang dikerjakan terhadap
bahan.
IV. Prosedur percobaan
1. Setiap sambungan alat diberikan silikon grease
2. Menimbang bottom flask kosong dan mencatat beratnya
3. Mengidi bottom flask dengan 250 mL crude oil
4. Menghidupakan pendingin dan pemanas
5. Menjalankan program CASSY LAB pada Personal Computer
6. Mengamatai perubahan yang terjadi tiap selang waktu 30 detik. Perubahan suhu yang
terjadi akan terekam pada program yang dijalankan
7. Setelah 50 menit,pemanas dimatikan dan suhu dicatat
8. Mengecek indeks bias dan volume masing-masing destilat
V. Data pengamatan
Tabel 1. Pengamatan terhadap destilat
Destilat Indeks Bias Volume total Destilat
(mL)
Volume Minyak
dalam destilat (mL)
B11
B12
A12
1,47066
1,46966
1,46466
38
30
28
7
5
3
Tabel 2. Pengamatan indeks bias senyawa pembanding
No. senyawa Indeks bias
1.
2.
3.
Solar
Bensin
Kerosin
1,46775
1,48246
1,44768
Tabel 3. Titik didih fraksi minyak mentah
Jenis senyawa hidrokarbon Rentang rantai hidrokarbon Trayek titik didih (0 C)
Gas
Gasolin (bensin)
Kerosine
Solar
Minyak berat
Residu
C1-C5
C6 –C11
C12-C20
C 21 – C30
C31 – C40
>C40
0-50
50-85
85-105
105-135
130-300
>300
Keterangan :
Dalam destilat kemungkinan besar masih terdapat air sehingga saat dimasukkan ke dalam corong pisah destilat terpisah menjadi dua lapisan yaitu lapisan yang tampak sperti minyak dan lapisan yang tampak bening seperti air
Sumber tabel 3:Sherchemistry /.wordpress/mimyakbumi
VI. Perhitungan
a. Penentuan fraksi volume minyak bumi dalam destilat
fraksi volume = volumeminyakvolumetotal
¿ 7mL38mL
= 0,18
b. Penentuan fraksi volume minyak dalam destilat B12
Fraksi volume ¿volumeminyak
volume destilat total
5mL30mL
=0,17
c. Penentuan fraksi volume minyak dalam destilat A12
fraksi volume = volumeminyakvolumetotal
¿ 3mL28mL
= 0,107
VII. Analisa percobaan
Destilasi minyak mentah di lakukan unutk memisahkan berbgai senyawa hidrokarbon
yang terdapat di dlam minyan mentah tersebut berdasarkan fraksi komponen
penyusunnnya. Dalam hal ini , penentuan fraksi/ jenis senyawa penyusun tersebut dilakukan
berdasarkan pengmatan terhadap titik didih dan indeks bias. Dari ketiga destilat yang
dihasilkan, pengamatan terhadap titik didih hanya dpat dilakukan pada destilat B11 yang
data temperaturenya terekam secara keseluruhan pada program CASSY LAB sementara itu,
temperature untuk destilat B12 dan A12 tidak disediakan atau tidak terekam secra
keseluruhan
Tetesan pertama destilat BM diperoleh pada suhu 66,6 0C dengan demikian dapat di
asumsikan bahwa titik didih senyawa dalam destilat B11 berada di sekitar suhu 66,6 0 C Jika
dibandingkan terhadap titik didih fraksi minyak mentah yang terdapat dalam tabel 3 , dapat
dikatakan bahwa senyawa tersebut tergolong gasoline(bensin) dengan rentang nilai karbon
C6- C11 dengan trayek titik didih 500 C- 85 0C ditinjau dari index biasnya senyawa pada
destilat B11 bernilai 1,4706 sementara bensin bernilai 1,48246. Namun ,asumsi ini bersifat
sementara untuk menentukan senyawa tersebut secara pasti harus dilakukan analisis lebih
lanjut dengan peralatan yang lebih memadai
Pengamatan terhadaap destilat B 12 dan A 12 hanya dapt dilakukan terhadap indeks
bias saja. Dalam hal ini, destilat B 12 memiliki indeks bias senilai 1,46966 mendekati solar
(1,46775), begitu juga dengan destilat A12. Jika destilat B12 dan A12 diasumsikan sebgai
solar ,maka senyawa tersebut memiliki rantai karbon C21-C30. Namun, destilat A12 akan
memiliki ranatai karbon yang lebih panjamg daripada destilat B12 karena terdestilasi paling
akhir dan memiliki titik didih yang tinggi
Dari data pengamatan tersebut dapat dilihat grafik perubahan waktu terhadap titik
didih. Garis hitam pada garafik menunjukkan crude iol sebagai umpan, sementara garis
merah merupakan destilat B11. Pada grafik tersebut , garis destilat beradadi bawah garis
umpan yang mengindikasikan bahwa nilai kalor destilat lebih tinggi daripada umpan. Jadi
kita anggap destilat tersebut berupa bensin, maka dapat dikatakan bahwa nilai kalor bensin
lebih tingii daripada crude oil. Pada perubahan waktu antara 8-20 menit, terjadi lonjakan
suhu yang cukup tinggi hal ini mengakibatkan mulai adanya pelepasan kalor tertentu
komponene/fraksi crude iol yang menguap. Namun, pada rentang waktu tersebut destialt
belum menetes. Hal ini dapat terjadi karena jumlah uap belum terakumulasi secara
maksimum dan belum terkondensasi sebagai destilat. Garis konstan setelah lonajakan suhu
dapat mengindikasikaan bahwa senyawa tersebut mulai menguap secara keseluruhan dan
akan habis pada lonjakan garis berikutnya yang mengindikasikan bahwa fraksi lain mulai
menguap.
VIII. Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
Destilat merupakan senyawa hidrokarbon yang didentifikasi sebagai berikut :
B11 = bensin dengan trayek titik didih 50-85 0C
B12 = solar dengan trayek titik didih 105-135 0C
A12 = solar dengan trayek titik didih 105-135 0C
Walupun berada pada trayek titik didih yang sama namun, senyawa B12 dan A12
tersusun atas jumlah nilai karbon yang berbeda karena destilat A12 diperoleh paling
akhir dengan titik didih yang paling tinggi.
IX. Daftar Pustaka
Fadarina d.k.k.2011. Petunjuk praktikum hidrokarbon. Palembang : Politeknik Negeri
Sriwijaya