33
i Penerbit: ISI PRESS PROSIDING SEMINAR NASIONAL Disruption in The Library: Inovasi dan Kreativitas Pustakawan di Era Digital Surakarta, 18-19 September 2018 Hotel Pondok Sari Tawangmangu, Jawa Tengah Indonesia Penulis: Purwani Istiana Sri Utari Khoirul Maslahah dan Nushrotul Hasanah R. Agnes Karya Wijayanti dan Rosalia Istiyarini R. Lalan Fuandara Bakhtiyar Tri Hardiningtyas dan Triningsih Joko Setiyono Sartini Dwi Nuriana

Disruption in The Library: Inovasi dan Kreativitas ...repository.isi-ska.ac.id/3140/1/JOKO SETIYONO.pdfii Cetakan I, 2018. ISI Press ix+ 129 Halaman Ukuran: 15,5 X 23 cm Sanksi pelanggaran

  • Upload
    builiem

  • View
    213

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Disruption in The Library: Inovasi dan Kreativitas ...repository.isi-ska.ac.id/3140/1/JOKO SETIYONO.pdfii Cetakan I, 2018. ISI Press ix+ 129 Halaman Ukuran: 15,5 X 23 cm Sanksi pelanggaran

i

Penerbit:ISI PRESS

PROSIDING SEMINAR NASIONAL

Disruption in The Library:Inovasi dan Kreativitas Pustakawan

di Era Digital

Surakarta, 18-19 September 2018Hotel Pondok Sari Tawangmangu, Jawa Tengah Indonesia

Penulis:

Purwani IstianaSri Utari

Khoirul Maslahah dan Nushrotul Hasanah R.Agnes Karya Wijayanti dan Rosalia Istiyarini

R. Lalan FuandaraBakhtiyar

Tri Hardiningtyas dan TriningsihJoko Setiyono

SartiniDwi Nuriana

Page 2: Disruption in The Library: Inovasi dan Kreativitas ...repository.isi-ska.ac.id/3140/1/JOKO SETIYONO.pdfii Cetakan I, 2018. ISI Press ix+ 129 Halaman Ukuran: 15,5 X 23 cm Sanksi pelanggaran

ii

Cetakan I, 2018. ISI Pressix+ 129 HalamanUkuran: 15,5 X 23 cm

Sanksi pelanggaran pasal 72 Undang-undang Hak Cipta (UU No. 19 Tahun2002)1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan

sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1)dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000,00 (satu jutarupiah), atau pidana paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda palingbanyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).

2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan,atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaranHak Cipta sebagaimana diumumkan dalam ayat (1), dipidana dengan pidanapenjara paling lama 5 tahun dan/atau denda paling banyak Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

All rights reserved© 2018, Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.

Dilarang keras menterjemahkan, memfotokopi, atau memperbanyaksebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penulis.

PROSIDING SEMINAR NASIONAL

Disruption in The Library:Inovasi dan Kreativitas Pustakawan

di Era Digital

Surakarta, 18-19 September 2018Hotel Pondok Sari Tawangmangu, Jawa Tengah Indonesia

ISI Press bekerja sama dengan PerpustakaanInstitut Seni Indonesia Surakarta

Makalah pada prosiding ini dipresentasikan dan didiskusikanpada Seminar Nasional Disruption in The Library:Inovasi dan Kreativitas Pustakawan di Era Digital

Page 3: Disruption in The Library: Inovasi dan Kreativitas ...repository.isi-ska.ac.id/3140/1/JOKO SETIYONO.pdfii Cetakan I, 2018. ISI Press ix+ 129 Halaman Ukuran: 15,5 X 23 cm Sanksi pelanggaran

iii

PROSIDING SEMINAR NASIONAL

Disruption in The Library:Inovasi dan Kreativitas Pustakawan di Era Digital

Susunan Kepanitiaan

Penanggung Jawab:Kepala UPT Perpustakaan Institut Seni Indonesia Surakarta

Ketua:Mustofa, M.A. (Institut Seni Indonesia Surakarta)

Sekretaris:Ponco A.P., S.E. (Institut Seni Indonesia Surakarta)

Bendahara:Sartini, S.Ipust.(Institut Seni Indonesia Surakarta)

Tim Prosiding + CFP:

Joko Setiyono (Institut Seni Indonesia Surakarta)

Publikasi + Pendaftaran:R. Lalan Fuandara, SIP. (Institut Seni Indonesia Surakarta)

Konsumsi:Rita Elisabeth, S.Kar (Institut Seni Indonesia Surakarta)

Wahyu Karminah, S.Sos., M.M. (Institut Seni Indonesia Surakarta)Sundari Juni Astutik, S.Ipust. (Institut Seni Indonesia Surakarta)

Emi, S.Sos. (Institut Seni Indonesia Surakarta)

Sie Acara:Heni Budiwati, Dip. Lib.(Institut Seni Indonesia Surakarta)

Dokumentasi:Eko Sulistiyo, S.Sn. (Institut Seni Indonesia Surakarta)

Perlengkapan:Sugiman (Institut Seni Indonesia Surakarta)Sumardi (Institut Seni Indonesia Surakarta)

Moderator: Nyono, S.Sos. (Institut Seni Indonesia Surakarta)

Ika Laksmiwati, S. Ipust. (Institut Seni Indonesia Surakarta)

M.Ali Nurhasan Islamy, S.Sos., MA. (Institut Seni Indonesia Surakarta)

Page 4: Disruption in The Library: Inovasi dan Kreativitas ...repository.isi-ska.ac.id/3140/1/JOKO SETIYONO.pdfii Cetakan I, 2018. ISI Press ix+ 129 Halaman Ukuran: 15,5 X 23 cm Sanksi pelanggaran

iv

NarasumberDr. Bonnie Soeherman (Universitas Surabaya)

Nurul Fitria, ST. MM. (Telkom University)

Penulis:Purwani Istiana

Sri UtariKhoirul Maslahah dan Nushrotul Hasanah R.Agnes Karya Wijayanti dan Rosalia Istiyarini

R. Lalan FuandaraBakhtiyar

Tri Hardiningtyas dan TriningsihJoko Setiyono

SartiniDwi Nuriana

Reviewer:Sugeng Priyanto, M.A (Universitas Diponegoro Semarang)

Joko Setiyono, S.Sos (Institut Seni Indonesia Surakarta)

Editor:

Joko Setiyono, S.Sos (Institut Seni Indonesia Surakarta)

Desain sampul:R. Lalan Fuandara

Layout:Nila Aryawati

ISBN:978-602-5573-27-9

Anggota APPTI:No: 003.043.1.05.2018

PenerbitISI Press

Jl. Ki Hadjar Dewantara 19, Kentingan, Jebres, Surakarta 57126Telp (0271) 647658, Fax. (0271) 646175

M.Ali Nurhasan Islamy, S.Sos., MA. (Institut Seni Indonesia Surakarta)

M.Ali Nurhasan Islamy, S.Sos., MA. (Institut Seni Indonesia Surakarta)

Page 5: Disruption in The Library: Inovasi dan Kreativitas ...repository.isi-ska.ac.id/3140/1/JOKO SETIYONO.pdfii Cetakan I, 2018. ISI Press ix+ 129 Halaman Ukuran: 15,5 X 23 cm Sanksi pelanggaran

v

KATA PENGANTARKEPALA UPT. PERPUSTAKAAN ISI SURAKARTA

Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadiratTuhan Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan petunjukdan anugerah kepada seluruh Panitia dan Peserta SeminarNasional dan Call For Paper : “Disruption In The Library :Inovasi dan Kreativitas Pustakawan di Era Digital” yang telahdiselenggarakan UPT. Perpustakaan Institut Seni IndonesiaSurakarta di tahun 2018. Kegiatan seminar ini diikuti olehbeberapa pustakawan, pengelola perpustakaan, dan pemerhatiperpustakaan dari berbagai instansi.

Eksitensi perpustakaan sudah ada sejak adanyakebudayaan umat manusia. Perpustakaan berkembangsejalan dengan perjalanan kehidupan umat manusia.Periodisasi perkembangan perpustakaan dikelompokkan kedalam tiga masa, yakni : masa permulaan hingga tahun 1600,masa tahun 1600 sampai masa perang dunia II, dan masaperang dunia II hingga masa perpustakaan secara global/internasional.

Perkembangan perpustakaan secara global tersebutmencakup berbagai wilayah benua, yakni Afrika, Asia, Aus-tralia dan Selandia Baru, Eropa, Amerika Latin, serta AmerikaUtara. Perkembangan ini juga diikuti oleh perkembanganberbagai jenis perpustakaan, diantaranya perpustakaanperguruan tinggi, perpustakaan sekolah, perpustakaankhusus dan perpustakaan umum (Ensiklopedi Americana,vol. 17: 310, 1978).

Perpustakaan sebagai growing organization, institusiyang bersifat dinamis, berkembang, sejalan perkembangantingkat peradaban dan budaya manusia. Perkembanganperpustakaan meliputi berbagai hal, diantarannya koleksi,gedung, jenis layanan, maupun sumber daya manusianya/pustakawan sebagai subyek yang berperan mengelola suatuperpustakaan. Dari segi koleksi dapat kita lihatperkembangannya, mulai dari yang berbahan tablet, atautanah lempung yang dibakar, tanah liat, batu, kayu, bambu,

Page 6: Disruption in The Library: Inovasi dan Kreativitas ...repository.isi-ska.ac.id/3140/1/JOKO SETIYONO.pdfii Cetakan I, 2018. ISI Press ix+ 129 Halaman Ukuran: 15,5 X 23 cm Sanksi pelanggaran

vi

kulit atau tulang binatang, sutra, bahkan daun lontar hinggakertas.

Perkembangan ini nampaknya akan semakin inovatiflagi dengan adanya kemajuan teknologi informasi dankomunikasi. Bahkan para pakar ilmu perpustakaan, jauhsebelumnya telah mewacanakan perpustakaan tanpa kertas.Artinya koleksinya berbentuk digital yang bisa diakses darijarak jauh melalui bantuan teknologi informasi dankomunikasi. Sistem pelayanan beralih ke basis akses data daninformasi.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasiini telah merambah ke berbagai lini kehidupan. Mulai daridunia industri, perbangkan, dan berbagai birokrasi yangmengadopsi kemajuan teknologi informasi dan komunikasi,termasuk dunia perpustakaan. Perkembangan teknologiinformasi dan komunikasi ini telah merombak berbagaitatanan birokrasi yang sudah ada dan berjalan sebelumnya.Inilah yang disebut sebagai disruption, dengan segala kemajuanteknologinya oleh dunia industri disebut era perkembanganrevolusi industri 4.0. Era perkembangan ini bagai pisaubermata dua, di satu sisi sebagai peluang yang harusditangkap, sementara di sisi lain sebagai bentuk ancaman/tantangan manakala tidak mampu mengimbangiperkembangan yang ada.

Berbagai tuntutan dari para pemustaka dan sikapprofesionalisme pustakawan menjadi penentu bagiperkembangan perpustakaan itu sendiri. Pemustaka saat inimenginginkan pelayanan serba cepat dan tepat, berbagaikebutuhan informasi dapat terpenuhi secara akurat. Olehkarena itu, pustakawan harus merespon kondisi yang ada,mengikuti kebutuhan dan perkembangan supaya tetap eksisdan diperlukan oleh para pemustaka. Jika tidak, maka takheran bila suatu saat perpustakaan akan ditinggalkan olehpemustaka.

Dalam usaha menjembatani perkembangan danfenomena tersebut di atas, sangat diperlukan berbagai inovasidan kreativitas pustakawan di era digital. Perpustakaan perlumelengkapi diri dengan berbagai fasilitas yang memberikan

Page 7: Disruption in The Library: Inovasi dan Kreativitas ...repository.isi-ska.ac.id/3140/1/JOKO SETIYONO.pdfii Cetakan I, 2018. ISI Press ix+ 129 Halaman Ukuran: 15,5 X 23 cm Sanksi pelanggaran

vii

kemudahan dan kenyamanan bagi pemenuhan kebutuhanpara pemustaka. Berbagai adopsi terhadap kemajuanteknologi informasi dan komunikasi menjadi mutlakdiperlukan pada era digital native sekarang ini. Termasuk jeniskoleksi dan perangkat pendukungnya. Tak ketinggalankemampuan pustakawannya sendiri dituntut berkembangkeahliannya, sebanding dengan perkembangan yang ada.Pengelolaan perpustakaan menggunakan konsep-konsepmodern, seperti perpustakaan digital menjadi suatukebutuhan di masa sekarang. Munculnya e-journal, e-book,e-magazine bukan sesuatu hal yang aneh lagi. Keberadaangoogle yang semula menjadi pesaing, kini telah menjadi part-ners bagi eksistensi dan esensi perpustakaan.

Kami mengapresiasi terbitnya prosiding ini yangmerupakan kumpulan dari berbagai pemikiran tentanginovasi dan kreativitas pustakawan di era digital. Fokus tulisanmenyoroti tentang perkembangan perpustakaan di era digi-tal. Apa dan bagaimana pustakawan seharusnya bertindakmenentukan masa depan perpustakaan sesuai perkembanganteknologi informasi dan komunikasi sekarang ini. Terbitnyaprosiding ini bisa menjadi bukti sekaligus referensi bagiperkembangan perpustakaan di Indonesia khususnya.

Satu bentuk dokumentasi bagi pemikiranperkembangan perpustakaan terekam dalam prosiding ini.Besar harapan kami, terbitnya prosiding ini mampu menjadikhazanah koleksi referensi di dunia ilmu perpustakaan yangpatut untuk Anda baca dan miliki.

Surakarta, Nopember 2018Kepala UPT Perpustakaan ISI Surakarta

Nyono

Page 8: Disruption in The Library: Inovasi dan Kreativitas ...repository.isi-ska.ac.id/3140/1/JOKO SETIYONO.pdfii Cetakan I, 2018. ISI Press ix+ 129 Halaman Ukuran: 15,5 X 23 cm Sanksi pelanggaran

viii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...........…....................................................Daftar Isi ............................................................................

Tantangan Pustakawan Perguruan Tinggi di Era Digital Purwani Istiana ...............................................................

Instagram sebagai Media Promosi di PerpustakaanPerguruan Tinggi Sri Utari ............................................................................

Konsep Perpustakaan Modern pada Era DisrupsiTeknologi Khoirul Maslahah dan Nushrotul Hasanah R. ..........

Upaya Peningkatan Kompetensi Pustakawan UAJYMenghadapi Era Digital dengan Menggunakan FungsiManajemen Empowering Agnes Karya Wijayanti dan Rosalia Istiyarini ...........

Urgensi Pengembangan Keahlian Pustakawan MelaluiPelatihan Professional Skills di Era Digital R. Lalan Fuandara ............................................................

Desain Rekonstruksi Perpustakaan sebagai KekuatanUtama dalam Peningkatan dan Penguatan KualitasLayanan Perpustakaan Modern: Suatu Kajian dalamPerspektif Manajemen Bakhtiyar .........................................................................

Peran Serta Pembuatan Karya Tulis sebagai BentukLiterasi Kekinian Tri Hardiningtyas dan Triningsih ................................

ivvii

1

11

23

34

46

58

72

Page 9: Disruption in The Library: Inovasi dan Kreativitas ...repository.isi-ska.ac.id/3140/1/JOKO SETIYONO.pdfii Cetakan I, 2018. ISI Press ix+ 129 Halaman Ukuran: 15,5 X 23 cm Sanksi pelanggaran

ix

Strategi Baru Berburu dan Menyimpan Pengetahuan Joko Setiyono ......................................................................

Literasi Digital Solusi Generasi Milenial Sartini ...............................................................................

Institusional Repository dan Open Acces di PerpustakaanStikes Insan Cendekia Medika Jombang Dwi Nuriana .....................................................................

Profil Penulis ....................................................................

82

97

108

122

Page 10: Disruption in The Library: Inovasi dan Kreativitas ...repository.isi-ska.ac.id/3140/1/JOKO SETIYONO.pdfii Cetakan I, 2018. ISI Press ix+ 129 Halaman Ukuran: 15,5 X 23 cm Sanksi pelanggaran

82

Prosiding Seminar Nasional

STRATEGI BARU MEMBURUDAN MENYIMPAN PENGETAHUAN

Joko SetiyonoUPT Perpustakan ISI Surakarta

e-mail: [email protected]

ABSTRACT

Disruption in recent years has become a phenomenon thathas attracted the attention of many people. The scale andspectrum extends to various fields of life and to all parts ofthe region. No exception in the library field. As an entity ofknowledge libraries have become the address of concentrat-ing the treasures of knowledge media so that knowledgecan be perpetuated and communicated across the bound-aries of space and time; The library is an address for peoplewho want lifelong learning. The library is faced with dis-ruption in the activity of hunting and storing knowledge.So it should be the focus of the study that is necessary andinteresting to do. This paper is interested in the study througha phenomenology approach. There are four things that weresuccessfully identified and described, namely: Writing vs.Shooting, Chating vs. Meeting, Asking vs. Browsing, andTuning vs. Streaming.

Keywords: disruption, library, knowledge, strategy.

PENDAHULUAN

Aksi “Joni” memanjat tiang bendera setinggi 23 metermenyedot perhatian seluruh peserta upacara. Yohanes AndeKala Marcal alias Joni melancarkan aksi spontanitas itu untukmembenahi tali yang lepas saat upacara Kemerdekaan ke-73Republik Indonesia di daerah Atambua, Nusa Tenggara Timur.Aksi “Joni” menjadi kado istimewa bagi HUT Kemerdekaanke-73 tahun ini, karena mampu mementaskan spiritnasionalisme dengan lugas dan monumental. Aksi monumen-tal “Joni” tersebut lantas menyita perhatian seluruh

Page 11: Disruption in The Library: Inovasi dan Kreativitas ...repository.isi-ska.ac.id/3140/1/JOKO SETIYONO.pdfii Cetakan I, 2018. ISI Press ix+ 129 Halaman Ukuran: 15,5 X 23 cm Sanksi pelanggaran

83

Disruption in The Library: Inovasi dan Kreativitas Pustakawan di Era Digital

masyarakat Indonesia. Menjadi bintang paling bersinar padaperayaan kemerdekaan tahun ini. Karena viral di dunia mayaberkat postingan akun Facebook Ika Silalahi.

Sebelum video Joni, fenomena video viral telah banyakyang hadir ke publik dengan beragam pesan, seperti videoviral “Ojol vs pejalan kaki” (Tegur Ojek Online Lewat Trotoar,Pejalan Kaki Dipukul Helm) beberapa minggu lalu. Tidakhanya satu video viral, puluhan, atau ratusan bahkan ribuansudah video viral sudah bertubi-tubi menyambangi dandiapresiasi oleh publik. Bila kita cermati lebih jauh video vi-ral dimungkinkan atas dua hal yaitu adanya kamera dantersedianya channel penanyangan atau publikasi online.Kamera digital semakin terjangkau atau murah bahkantertanam di perangkat ponsel. Dan sebagaimana kita maklumiponsel kini telah menjadi alat kelengkapan pribadi yang setiamenyertai ke mana pun pemiliknya pergi. Sementara chan-nel publikasi dan penyimpanan video online semakin ramahpenggunaannya di samping sifatnya yang demokratismembuat siapapun bebas menyiarkan dan menontonberagam video di channel berbagi video.

Video viral sejatinya mengajak publik untuk secarabersama dan dalam waktu yang berdekatan mendiskusikanatau mengupas tentang suatu topik. Ada kontent dari video-video viral tersebut yang pada akhirnya tanpa disadarimenambahkan pengetahuan kepada publik. Video viral “Joni”tersebut contohnya mengajarkan kepada publik tanah airtentang rasa nasionalisme. Menyegarkan kembali spiritpenghormatan kepada simbol-simbol kebangsaan yang perludiperhatikan oleh segenap warga bangsa. Sementara, videoviral “ojol vs pejalan kaki” menyentak kesadaran publik akanpentingnya ketertiban dalam mengakses ruang publik.Khususnya ruang publik berupa jalan raya dengan segenapkelengkapannya berupa trotoar. Populasi kendaraanbermontor yang semakin hari menyita ruas jalan-jalan rayaharusnya disikapi dengan kedisiplinan dan ketertiban umumbukan sebaliknya sikap egoisme dan arogansi.

Video viral menandai adanya perubahan strategidalam memburu dan menyimpan pengetahuan. Terjadi

Page 12: Disruption in The Library: Inovasi dan Kreativitas ...repository.isi-ska.ac.id/3140/1/JOKO SETIYONO.pdfii Cetakan I, 2018. ISI Press ix+ 129 Halaman Ukuran: 15,5 X 23 cm Sanksi pelanggaran

84

Prosiding Seminar Nasional

pergeseran pola konsumsi media pengetahuan dari yangdahulunya berbasis tekstual mendapat tawaran baru berupamedia pengetahuan berbasis visual. Videografis, meme, ikon,infografis menjadi menu baru yang ketersediaanya semakinmelimpah ruah.

Kamera digital yang memacu lahirnya beragam videoviral di segenap penjuru bumi telah menjadi perangkat baru.Perangkat teknologi yang memudahkan bagi manusia mod-ern untuk mengabadikan alih-alih mencatat segala perihalkehidupan. Kamera digital yang tertanam di ponselmemudahkan orang untuk merekam peristiwa dan benda-benda atau barang. Lebih jauh lagi rekaman-rekaman inidapat dengan mudah dibagi antar sanak-saudara bahkankepada sesama manusia yang entah di mana melalui chan-nel-channel online.

Seiring dengan itu, kemajuan dalam teknologipenyimpanan media pengetahuan pun semakin signifikanbahkan bisa disebutkan revolusioner. Betapa tidak semenjakformat penyimpanan digital berhasil dimanfaatkan mediaberformat analog mulai kehilangan daya tawar dan tampaksemakin kuno. Karena format penyimpanan digital semakindisempurnakan dalam hal keringkasan fisikal dan kapasitassimpannya. Album photo kalah saing dengan Compact Disk(CD), DVD, flashdisk, kartu memori, hardisk, server sampaicloudstored semakin nampak kuno bila dibanding denganakun Instagram, Flicker, Facebook, dsb. Kaset sudahtersingkirkan dari daftar koleksi musik terbaru. Buku-bukuharian tak disentuh lagi. Belanja kuota internet, belanja kartumemori mengeser belanja kertas dan buku tulis dari daftarbelanja. Bahkan gerakan-gerakan paperless menjadi gaya hidupbaru di era digital.

Fenomena-fenomena di atas menarik untuk dikajilebih jauh berkaitan dengan tema Disruption in Library:kreativitas dan inovasi pustakawan. Utamanya tentang strategiyang semakin mengejala dilakukan dalam mengelola asetpengetahuan manusia, yaitu tentang bagaimana memburudan menyimpan pengetahuan yang semakin mudahdidapatkan tersebut.

Page 13: Disruption in The Library: Inovasi dan Kreativitas ...repository.isi-ska.ac.id/3140/1/JOKO SETIYONO.pdfii Cetakan I, 2018. ISI Press ix+ 129 Halaman Ukuran: 15,5 X 23 cm Sanksi pelanggaran

85

Disruption in The Library: Inovasi dan Kreativitas Pustakawan di Era Digital

PEMBAHASAN

Fenomenologis menekankan kepada fenomena, gejalayang timbul atau terjadi dalam masyarakat secara nyatapeneliti terjun ke lapangan bebas dari proposisi, bebas teoriyang ada. Inkuiri fenomenologis dimulai dengan diam. Diammerupakan tindakan untuk menangkap pengertian sesuatuyang sedang diteliti. Dalam hal ini ditekankan pada aspeksubjektif dari perilaku orang. Peneliti berusaha masuk kedalam dunia konseptual para subjek yang ditelitinyasedemikian rupa hingga mereka mengerti apa dan bagaimanasuatu pengertian yang dikembangkan oleh mereka di sekitarperistiwa dalam kehidupan sehari-hari. Para fenomenologpercaya bahwa pada makhluk hidup tersedia berbagai carauntuk menginterpretasikan pengalaman melalui interaksidengan orang lain. Pengertian dari pengalamanlah yangmembentuk kenyataan.

Dalam pembahasan ini sebagaimana tertulis padajudul di awal yaitu: Strategi Baru Berburu dan MenyimpanPengetahuan, terdapat empat kata kunci yang perlumendapatkan penjelasan guna mencapai kesepahamandengan pembaca. Keempat kata kunci tersebut adalah strategi,memburu, menyimpan, dan pengetahuan. Kata memburudan menyimpan pada hakekatnya merupakan kata yangbersifat umum dalam kesepahaman, sedangkan kata strategidan pengetahuan kiranya perlu diberikan sedikit catatan. Katamemburu memiliki arti berusaha keras supaya mendapat dankata menyimpan bermakna mempunyai (ilmu, kesaktian, dansebagainya), demikian bila mengacu kepada https://kbbi.kemdikbud.go.id/.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 763),strategi sebagai rencana yang cermat mengenai kegiatan untukmencapai sasaran khusus. Istilah strategi lazim digunakandalam dunia militer yang diartikan sebagai cara penggunaanseluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatupeperangan. Sementara secara terminologi pengertian strategimengacu kepada sudut pandang yang beragam sesuaikeahlian orang yang mengungkapkan namun memiliki muaraarti atau makna yang sama yakni pencapaian tujuan secara

Page 14: Disruption in The Library: Inovasi dan Kreativitas ...repository.isi-ska.ac.id/3140/1/JOKO SETIYONO.pdfii Cetakan I, 2018. ISI Press ix+ 129 Halaman Ukuran: 15,5 X 23 cm Sanksi pelanggaran

86

Prosiding Seminar Nasional

efektif dan efisien, diantara para ahli yang merumuskantentang definisi strategi tersebut salah satu proses di manauntuk mencapai suatu tujuan dan berorientasi pada masadepan untuk berinteraksi pada suatu persaingan gunamencapai sasaran.

Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yangdiketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan adalahberbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melaluipengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorangmenggunakan akal budinya untuk mengenali benda ataukejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakansebelumnya. Misalnya ketika seseorang mencicipi masakanyang baru dikenalnya, ia akan mendapatkan pengetahuantentang bentuk, rasa, dan aroma masakan tersebut.Pengetahuan adalah informasi yang telah dikombinasikandengan pemahaman dan potensi untuk menindaki; yanglantas melekat di benak seseorang. Pada umumnya,pengetahuan memiliki kemampuan prediktif terhadapsesuatu sebagai hasil pengenalan atas suatu pola. Manakalainformasi dan data sekadar berkemampuan untukmenginformasikan atau bahkan menimbulkan kebingungan,maka pengetahuan berkemampuan untuk mengarahkantindakan. Inilah yang disebut potensi untuk menindaki.(wikipedia.com)

Kajian ini mengambil inspirasi dari cara kerja penelitianfenomenologis dengan teknis kualitatif. Karena kajian inidimaksudkan sebagai catatan awal yang masih sangatmemungkinkan untuk dilakukan penelitian denganmengambil detail-detailnya dengan jalan memperkayatemuan fakta dan data di lapangan yang bisa diburu lebihjauh. Seluruh kerja inkuiri fenomenologisnya memiliki tujuanuntuk mengidentifikasikan dan mendiskripsikan secarakuantitatif dari fenomena disruption terkait dengan aktivitasmanusia zaman ini dalam memburu dan menyimpanpengetahuan. Tema disruption yang menjadi fokus utamadalam seminar tahun ini adalah merupakan fenomena yangberskala mondial dan global. Disruption merupakanpermasalahan bagi seluruh penghuni planet bumi dan

Page 15: Disruption in The Library: Inovasi dan Kreativitas ...repository.isi-ska.ac.id/3140/1/JOKO SETIYONO.pdfii Cetakan I, 2018. ISI Press ix+ 129 Halaman Ukuran: 15,5 X 23 cm Sanksi pelanggaran

87

Disruption in The Library: Inovasi dan Kreativitas Pustakawan di Era Digital

berskala global serta menerobos ke semua aspek kehidupanmanusia. Maka sampel fenomena diperoleh melalui beragaminformasi dari media. Kemudian untuk menambahkeyakinan penelitian kerja pengamatan langsung atas rutinitasdinamika kehidupan manusia dan tentunya wawancaramerupakan bekal yang berharga untuk sampai ke tahapandiskripsi secara lebih percaya diri.

Setelah melalui serangkaian proses atau tahapanpenelitian tersebut di atas yang memakan waktu sekitar tigabulan, yaitu mulai tanggal 2 Juli 2018 sampai 2 September2018, pada minggu kedua Setember 2018 penulisan darihasil-hasil penelitian mulai dilakukan. Hal ini sesuai tenggatwaktu yang diberikan oleh panitia kegiatan seminar dan callfor paper yang diselenggarakan oleh UPT Perpustakaan ISISurakarta. Maka rumusan-rumusan berikut ini merupakanhasil identifikasi dan diskripsi tentang fenomena disruptionterkait dengan aktivitas manusia zaman ini dalam memburudan menyimpan pengetahuan, yang bisa penulis sampaikanpada pembahasan ini.

Writing vs ShootingInovasi kamera digital yang ditanamkan ke dalam

perangkat telepon seluler (ponsel) menjadi pemicu utamaakan munculnya fenomena writing vs shooting ini.Sebelumnya perlu dipaparkan bahwa yang dimaksudkandengan writing vs shooting adalah identifikasi dari indikasimulai tergesernya aktivitas mencatat atau menulis denganberagam peralatan menulis oleh aktivitas orang memotretsegala hal. Writing atau menulis dan shooting atau memotret

Kini aktivitas memotret meningkat secara signifikandibandingkan dengan sebelum adanya ponsel berkamera.Munculnya kegemaran berselfie menjadi indeks yang takterbantahkan. Berselfie ria, ayo selfie dulu, coba selfie adalahfrasa baru yang kerap terdengar.

Kamera digital seolah sedang bertarung sengit denganpena, pensil, ballpoint, dsb (baca peralatan menulis) untukmerebut hati manusia. Kedua peralatan tersebut berlombamenawarkan solusi untuk mengabadikan informasi yang

Page 16: Disruption in The Library: Inovasi dan Kreativitas ...repository.isi-ska.ac.id/3140/1/JOKO SETIYONO.pdfii Cetakan I, 2018. ISI Press ix+ 129 Halaman Ukuran: 15,5 X 23 cm Sanksi pelanggaran

88

Prosiding Seminar Nasional

sedang diperoleh oleh seseorang. Kini kita orang dilamunpertanyaan dalam benak hati mau mengeluarkan ponsel ataumeraih pena sebelum akhirnya memutuskan menyimpan danmengedarkan informasi pengetahuan tentang sesuatu hal.Terlepas dari mana yang kemudian dimenangkan, kini or-ang semakin sering mempertukarkan keduanya, kamera danpena. Kenyataan ini didorong lebih lanjut dengan munculnyamedia pertukaran informasi atau pesan, atau yang kini di sebutsebagai media sosial. Media sosial seperti Facebook, Twitter,Whattsaps, dsb telah menawarkan fasilitas pertukaraninformasi secara multimedia, orang bebas dan mudahbertukar informasi tekstual, gambar, foto dan video sertacampuran editing dari semua jenis informasi tersebut. Or-ang seringkali meminta dan memberikan foto sebagaipenguat pesan informasi. Bahkan ada anekdot no photo = hoax.Kemudahan menghasilkan informasi visual yang instandibanding informasi tekstual mulai menjauhkan manusia daripena. Manusia semakin mesra dengan kamera untukmengikat pengetahuan-pengetahuannya.

Kamera digital telah menjadi peralatan bahkan senjatabaru untuk memburu dan menyimpan pengetahuan.Kamera digital ini telah digunakan untuk menjelajah seluruhmuka kulit bumi sampai sekujur kulit ari manusia. Secaranyata misalnya Google map telah mengeser kertas-kertaskartologi. Lorong-lorong jalan telah tersapu kamera perekamdigital ini demikian pula ia telah menjelajah lorong-lorongtubuh manusia pula. CCTV menjadi pelapor paling setia darikawasan yang diawasinya nonstop sepanjang waktu. Begitubanyak hal yang telah diabadikan oleh kamera-kamera digi-tal ini, dari yang bersifat investigatif, dokumentatif, edukatifsampai rekreatif.

Penetrasi kamera digital menjadi peralatan pribadimemungkinkan orang untuk setiap saat memotret sesuatuobyek yang dianggap penting, menarik, atau unik. Memotretsuatu obyek kini lebih meningkat frekuensinya, menjadiaktivitas yang hampir setiap hari dilakukan orang. Karenamemotret kini menjadi lebih mudah dan terjangkau untukdilakukan. “Kirimkan fotonya!” adalah kalimat perintah yang

Page 17: Disruption in The Library: Inovasi dan Kreativitas ...repository.isi-ska.ac.id/3140/1/JOKO SETIYONO.pdfii Cetakan I, 2018. ISI Press ix+ 129 Halaman Ukuran: 15,5 X 23 cm Sanksi pelanggaran

89

Disruption in The Library: Inovasi dan Kreativitas Pustakawan di Era Digital

jamak dikirimkan dalam chating via media sosial. Hasilkegiatan memotret yaitu foto bersaing ketat dengan hasilkegiatan mencatat yaitu tulisan.

Meeting vs ChatingFenomena ini yaitu meeting vs chating sangat nyata

ditemui dalam kehidupan sosial saat ini. Tak terbantahkanlagi bagaimana pertarungan antara dua aktivitas iniberlangsung di sekitar kita. Dalam pertemuan-pertemuanjamak dijumpai para peserta pertemuan asyik masyukmelakukan chating menginterupsi diri via ponselnyaketimbang dengan seksama menyimak pemaparan wacanasecara tuntas.

Bahkan ketika ada dua orang bersepakat melakukanpertemuan saat pertemuan berlansung keduanya sesekalimasih saja ber-chating-ria melakukan komunikasi bersamaorang yang berada di tempat lain. Banyak meeting ataupertemuan yang tak lagi utuh padat, selalu saja dijumpaichating yang menginterupsi berlangsungnya meeting,utamanya interupsi ini datang bagi peserta secara pribadi danironinya dilakukan secara suka rela bahkan tak jarangdilakukan secara aktif dalam artian peserta meeting yangberinisiatif memulai chating buka sebaliknya diajak chatingorang dari luar area meeting.

Daya tarik chating via media sosial seperti Whatsappkini semakin bertambah. Chating tidak lagi sebatas pesan tekssemata namun chating kini telah mampu memfasilitasi untukaktivitas pertukaran pesan yang bersifat multimedia.Gabungan antara pesan teks, grafis, foto, dokumen, dan video.Spektrum tersebut menjadikan chating selayaknya jalan toluntuk terjadinya mobilitas dan dinamisasi informasi danpengetahuan. Orang dengan mudahnya saling berbagiinformasi dan pengetahuan. Terlebih lagi beberapa mediasosial juga memberikan fasilitas untuk membuat grup-grupchating. Sehingga merebak kini grup chating berdasarkanafiliasi domisili misal grup RT (Rukun Tetangga), grup alumisekolahan, grup untuk aktivitas atau event tertentu, grupkeagamaan, grup rekan sejawat dan macam-macam grup

Page 18: Disruption in The Library: Inovasi dan Kreativitas ...repository.isi-ska.ac.id/3140/1/JOKO SETIYONO.pdfii Cetakan I, 2018. ISI Press ix+ 129 Halaman Ukuran: 15,5 X 23 cm Sanksi pelanggaran

90

Prosiding Seminar Nasional

chating lainnya. Maka daya pikat chating menjadi berlipatganda.

Tak heran bila chating yang dimaknai sebagai aktivitasperbincangan (ngobrol) secara online ini semakin digemaribanyak orang. Perbincangan online ini topik pembicaraan bisaberaneka ragam layaknya perbincangan biasa secara offline.Maka berbagai pengetahuan dapat saling dibagikan ataudipertukarkan di antara para pelaku chating. Bahkan chatingmemiliki satu kelebihan bila dibandingkan perbincanganoffline yaitu chating menghasilkan jejak digital yang terusterekam sepanjang tidak dihapus. Berbeda perbincanganoffline yang bisa terlupakan seiring waktu dan daya ingat.

Asking vs BrowsingAda pepatah malu bertanya sesat di jalan. Nampaknya

pepatah ini akan segera tergantikan oleh browsing memalukanbisa menyesatkan. Mengapa karena ketika anda bertanyaseringkali akan mendapatkan jawaban “mbok digooglingsana”, atau “sudah nyari di internet?”, memunculnyafenomena cyberchondria akibat diagnosa mandiri atas penyakitlewat informasi kesehatan di internet. Orang kelewatan dosisbrowsing informasi yang belum tentu benar dengan penyakityang dialami, akibatnya perasaan khawatir memicu kondisipsikologis sehingga orang menjadi sakit. Cyberchondriamenjadi contoh nyata akan sengitnya persaingan antaraaktivitas bertanya secara tatap muka dengan aktivitas barumelahab sajian-sajian informasi di dunia maya. Orangmenjadi abai terhadap konsultasi medis dengan mengunjungidokter dan lebih memilih menjadi dokter bagi dirinya sendiriberbekal informasi medis di internet.

Aktivitas bertanya jawab secara tatap muka untukmemperoleh informasi kini mendapat alternatif baru dengantersedianya lautan informasi di ruang maya. Aktivitas brows-ing informasi telah menjadi strategi baru bagi perburuanpengetahuan. Populernya idiom “kata mBah Google” menjadiindeks paling nyata akan hal ini. Asking vs Browsing. Aktivitasbertanya kepada ahlinya menjadi barang yang lebih mahalbila dibandingkan dengan memelurusi dan menemukan

Page 19: Disruption in The Library: Inovasi dan Kreativitas ...repository.isi-ska.ac.id/3140/1/JOKO SETIYONO.pdfii Cetakan I, 2018. ISI Press ix+ 129 Halaman Ukuran: 15,5 X 23 cm Sanksi pelanggaran

91

Disruption in The Library: Inovasi dan Kreativitas Pustakawan di Era Digital

jawaban-jawaban dari perpustakaan global (internet). Orangtinggal menghidupkan gawainya membuka mesin pencarilantas mengumpankan kata kunci kepada bar pencarianmaka dalam sekejap akan tersaji begitu banyak alternatifjawaban. Selanjutnya bisa dipilih mana yang lebih baik ataumendekati jawaban. Aktivitas tersebut menjadi lebihsederhana dan praktis bila dibandingkan harus mengaturjadwal pertemuan, menempuh perjalanan, serta menyiapkansegala sesuatunya untuk bertemu seseorang dan kemudianmendiskusikan suatu permasalahan.

Asking yang berpadanan kata dengan bahasa Indone-sia: “bertanya” dalam hal ini dimaknai sebagai aktivitasmenggali informasi lewat tanya-jawab dengan orang lain secaratatap muka. Nampaknya aktivitas asking secara perlahannamun pasti kini telah mendapatkan alternatif baru denganaktivitas browshing. Aktivitas browshing menjadi strategi barubagi orang dalam memperoleh atau memburu pengetahuan.Browshing banyak diartikan sebagai aktivitas berselancar diinternet untuk melihat atau mengamati secara selintas untukkemudian menyigi lautan informasi yang diperoleh itu selarasdengan kebutuhan informasi yang sejatinya sedang dicari.Browshing sering kali terlihat menjadi kegiatan berpindah-pindah dari satu situs internet ke situs internet yang lain. Bilabrowshing dilakukan dengan perantara ponsel pintar ianampakkan aktivitas mengetuk-ngetukan jari di layar ponseldiberengi dengan mengeser-geserkan jari. Fenomenabrowshing nampak mengejala di sekitar lingkungan kita.Terlebih setelah ponsel pintar menjadi peralatan pribadihampir semua orang dan internet bisa diakses melalui ponselberkat keterjangkauan harga paket-paket data internet daripara provider telekomunikasi, serta menjamurnya fasilitaswifi di berbagai tempat umum. Orang sepertinya mulai ramaimelakukan browshing dan mulai sepinya aktivitas tanya-jawab(asking) yang dilakukan secara intens.

Tuning vs StreamingTuning adalah aktivitas yang sangat populer kala masa

kejayaan siaran radio. Penyiar-penyiar radio sering kali

Page 20: Disruption in The Library: Inovasi dan Kreativitas ...repository.isi-ska.ac.id/3140/1/JOKO SETIYONO.pdfii Cetakan I, 2018. ISI Press ix+ 129 Halaman Ukuran: 15,5 X 23 cm Sanksi pelanggaran

92

Prosiding Seminar Nasional

melontarkan kata stay tune saat akan menyiarkan iklan yangmenyela sebuah program siaran. Kata itu juga kemudianditiru ketika siaran televisi mulai merajai. “Jangan ke mana-mana kami akan kembali setelah jeda iklan berikut ini”demikian kalimat himbauan yang sering kita dengar saat acaramenonton televisi. Ya ketika itu tuning atau dapat diartikansebagai aktivitas menyetel pesawat radio atau televisi menjadikegemaran yang mengasyikkan sampai lupa waktu.Menikmati sajian-sajian siaran radio dan televisi merupakancara untuk memperoleh hiburan, berita, informasi danpengetahuan karena banyak ragam siaran yang disajikan baikyang bersifat edukatif, informatif, relegius sampai yang bersifatrekreatif.

Namun kini ketika memasuki era digital, tuningtersebut mendapatkan alternatif atau pesaing baru yaitustreaming. Sebuah cara baru dalam menikmati sajian-sajianinformasi dari publisher yang bersifat online. Publisher bisadari individu, kelompok ataupun institusi. Radio dan televisipun mulai melengkapi diri dengan siaran digital yang bisadi-streaming oleh publik. Salah satu kelebihan streaming adalahbisa dinikmati atau diakses oleh publik kapanpun dan dimanapun mereka inginkan. Tidak terbatas pada saat jamsiaran atau jam tayang seperti pada siaran konvensional, lewatjam tersebut publik kehilangan kesempatan kecuali adatayangan ulang yang juga terbatas pada waktu tertentu pula.

Dari segi publisher terjadi demokratisasi yang luar biasabesar karena seorang individupun bisa menjadi publisher yangmembagi informasi atau pengetahuannya. Fenomenamunculnya youtuber, vloger adalah fakta tak terbantahkanbahwa streaming mulai semakin digemari dan menjadi pilihanbaru untuk belajar serta menghibur diri. Bertambah besardan populernya situs berbagi video Youtube menunjukkansemakin menguatnya kecenderungan orang untukmelakukan streaming. Dalam situs YouTube sendiri terdapatbanyak sekali video yang memiliki beragam jenis kontent.Dari kontent dokumentatif, kreatif imajinasi, edukatif, sampairekreatif, dari konten kuliner sampai kosmetik, dari duniaflora fauna sampai dunia panggung gemerlap selebrita, dari

Page 21: Disruption in The Library: Inovasi dan Kreativitas ...repository.isi-ska.ac.id/3140/1/JOKO SETIYONO.pdfii Cetakan I, 2018. ISI Press ix+ 129 Halaman Ukuran: 15,5 X 23 cm Sanksi pelanggaran

93

Disruption in The Library: Inovasi dan Kreativitas Pustakawan di Era Digital

kehidupan liar hutan belantara sampai kehidupan privat, darisketsa komedi sampai rekaman tragedi bencana alam. Semuatersimpan dan tercatat siapa publisher dan para penontonnyadi ruang global situs berbagi video YouTube. Dan Youtubetidaklah sendirian ada situs berbagi video lainnya walau tidaksepopuler Youtube, ada Blib, Metacafe, Veoh, Dailymotion,Yahoo!Sreen, Hulu, dsb. Dikabarkan YouTube saat ini meraih20% lalu-lintas akses internet global.

Maka tak mengherankan bila situs YouTube menjadisemacam kelas online tempat orang belajar tentang banyakhal. Mengingat kapasitas informasi dan pengetahuan yangtersimpan di dalamnya begitu luar biasa, baik dari segi jenisdan jumlahnya. Orang bisa belajar tentang apa saja karenadiimbangin dengan sisi sebaliknya yaitu orang bisamenyimpan pengetahuan dan informasi apa saja di YouTube.Sebagaimana terungkap dalam salah satu acara TV Hitam-Putih pada 27 Agustus 2018 bertajuk “Bukan Sekedar Seni”.Ketika Ivan Bestari seniman limbah kaca (bintang tamu)menjawab pertanyaan Deddy Corbuzier (pembawa acara)yang bertanya dari mana ia belajar keahliannya tersebut: “Sayabelajar dengan Murano dari Itali, Corning New York byYouTube tapi, nonton dari Youtube”. Jawaban senada jugadiungkapkan oleh bintang tamu lainnya Syahril seorang edi-tor foto melakukan cara yang sama dengan Ivan untukmeningkatkan keahliannya yaitu belajar dari YouTube.

Nampak nyata kini streaming yaitu menonton sajiandari publisher tanpa perlu mengunduh dokumen tersebuttelah menjadi strategi baru untuk belajar atau memburupengetahuan. Dengan menstreaming berbagai sajian di situsberbagi video banyak orang terbantu untuk meningkatkankeahlian dan kompetensi di bidangnya. Karena dalam situs-situs tersebut tersimpan video yang bersifat tutorial, atau yangdisajikan dengan semangat Do It Yourselft (DIY). SemangatDIY adalah memicu orang untuk melakukan sesuatu secaramandiri.

Demikian empat hal yang dapat dikemukakan padapembahasan berkait dengan strategi baru yang sekarangumum dilakukan untuk menyimpan dan memburu

Page 22: Disruption in The Library: Inovasi dan Kreativitas ...repository.isi-ska.ac.id/3140/1/JOKO SETIYONO.pdfii Cetakan I, 2018. ISI Press ix+ 129 Halaman Ukuran: 15,5 X 23 cm Sanksi pelanggaran

94

Prosiding Seminar Nasional

pengetahuan. Penyebutan keempat identifikasi dari fenomenayang diamati menggunakan istilah versus (vs) inidimaksudkan untuk memperoleh diskripsi yang lebihmengena dari fenomena yang ingin dikemukakan. Kata ver-sus mengandung arti bahwa kedua hal tersebut masihnampak eksistensinya. Frasa asking vs browshingmendiskripsikan bahwa aktivitas asking atau bertanya jawabmasih tetap berlangsung demikian halnya aktivitas browshingmuncul sebagai aktivitas baru yang sejalan dengan aktivitasasking sebagai strategi baru untuk memperoleh pengetahuan.Aktivitas mana yang kemudian dipilih merupakan pilihanstrategis sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi saatseseorang hendak mencari informasi atau pengetahuan.Sehingga peristiwa tersebut menyiratkan fenomena disrup-tion.

PENUTUP

Disruption menjadi fenomena dan tema yang menyitaperhatian banyak bidang kehidupan. Tak terkecuali bidangperpustakaan sebagai entitas pengetahuan perlumemperhatikan kecenderungan disruption ini. Perpustakaanyang menjadi alamat terkonsentrasinya khazanah mediapengetahuan sehingga pengetahuan dapat diabadikan dandikomunikasikan melintasi batas ruang dan waktu, makaperpustakaan berhadapan dengan disruption dalam aktivitasmemburu dan menyimpan pengetahuan. Dalam hal iniperpustakaan perlu mencermati empat gejala distruptionsebagaimana dikemukakan dalam pembahasan di atas yaitu:Writing vs Shooting, Chating vs Meeting, Asking vs Browsing,dan Tuning vs Streaming. Kecenderungan baru ini perlumendapatkan antisipasi strategis agar pengelolaanperpustakaan dapat meningkatkan mutu layanannya selarasdengan arah dinamika perubahan tersebut. Sehingga seluruhsumber daya perpustakaan menghasilkan nilai manfaat untukmempertinggi derajat pengetahuan masyarakat luas.

Page 23: Disruption in The Library: Inovasi dan Kreativitas ...repository.isi-ska.ac.id/3140/1/JOKO SETIYONO.pdfii Cetakan I, 2018. ISI Press ix+ 129 Halaman Ukuran: 15,5 X 23 cm Sanksi pelanggaran

95

Disruption in The Library: Inovasi dan Kreativitas Pustakawan di Era Digital

DAFTAR PUSTAKA

Chowdhury, G.G. (2004). Introduction to Modern InformationRetrival. London: Facet Publishing.

Departemen Pendidikan Nasional. (2002). Kamus Besar BahasaIndonesia Edisi ke-3., Jakarta: Balai Pustaka-Gramedia.

Hardoko, Ervan. (2018). Hari Ini dalam Sejarah: Video PertamaDiunggah ke YouTube. Dalam https://internasional.kompas.com/read/ 2018/04/23/ 13304231/hari-ini-dalam-sejarah-video-pertama-diunggah-ke-Youtube.

https://id.wikipedia.org/wiki/Strategi diakses pada: 12/09/2018

https://kbbi.kemdikbud.go.id/ diakses pada: 12/09/2018

Jailani, M. Syahran. (2013). Ragam Penelitian Qualitative(Ethnografi, Fenomenologi, Grounded Theory,dan StudiKasus). Dalam http://download.portalgaruda.org/article.php?article=252708&val=6813&title=Ragam%20Penelitian%20Qualitative%20.

John Naisbitt. & Patricia Aburdene. (1990). Megatrends 2000:sepuluh arah baru untuk tahun 1990-an. Jakarta:Binarupa Aksara

Khoir, Safirotu. (2017). Past, Present, And Future: MenujuPerpustakaan Yang Terhubung dalam ProsidingEksistensi Perpustakaan: Masa Silam, Era Kekinian &Masa Depan. Surakarta: ISI Press.

McKee, Bob. (1989). Planning Library Service. London: LibraryAssociation Publishing.

Moleong, Lexy.J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Pendit, Putu Laxman, Ed. (2009). Merajut Makna: Penelitiankualitatif bidang perpustakaan dan informasi. Jakarta:Cita Karyakarsa Mandiri.

Page 24: Disruption in The Library: Inovasi dan Kreativitas ...repository.isi-ska.ac.id/3140/1/JOKO SETIYONO.pdfii Cetakan I, 2018. ISI Press ix+ 129 Halaman Ukuran: 15,5 X 23 cm Sanksi pelanggaran

96

Prosiding Seminar Nasional

Setiyono, Joko. (2017). Perpustakaan Masa Kini Bukan MasaBegitu dalam Prosiding Eksistensi Perpustakaan: MasaSilam, Era Kekinian & Masa Depan. Surakarta: ISI Press.

Shields, Rob. (2003). Virtual: sebuah pengantar komprehensif.Yogyakarta: Jalasutra.

Page 25: Disruption in The Library: Inovasi dan Kreativitas ...repository.isi-ska.ac.id/3140/1/JOKO SETIYONO.pdfii Cetakan I, 2018. ISI Press ix+ 129 Halaman Ukuran: 15,5 X 23 cm Sanksi pelanggaran

122

Prosiding Seminar Nasional

PROFIL PENULIS

Purwani Istiana, lahir di Yogyakarta, 23 Juni 1973.Menyelesaikan program Diploma III Ilmu Perpustakaan, padaFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada(1995). Sarjana Ilmu Perpustakaan di UIN Sunan KalijagaYogyakarta (2006). Memperoleh gelar Master of Art padaminat Manajemen Informasi dan Perpustakaan di UGM(2012). Bekerja di perpustakaan sejak tahun 2006. Saat iniaktif sebagai pustakawan di Perpustakaan Fakultas Geografi,UGM. Dua periode pernah aktif dalam kepengurusan ForumPerpustakaan UGM. Aktif sebagai Asisten Dosen pada Mag-ister Informasi dan Perpustakaan, Sekolah Pascasarjana UGM.Tutor pada Universitas Terbuka Yogyakarta. Memperolehpenghargaan sebagai pustakawan Berprestasi Terbaik 2007dan 2011 oleh Rektor UGM. Penerima Beasiswa program S2dari UGM. Penerima Dana Hibah Penelitian, LPPM UGM.Aktif menulis baik book chapter, buku, makalah maupunartikel dan beberapa tulisan telah dimuat di media, antaralian: BERNAS, Majalah Depkominfo, Media Informasi UGM,Buletin IPI, Buletin sangkakala, Media pustakawanperpusrtakaan Nasinal, Visi Pustaka, bulietin UII, PapirusPerpustakaan UNY, WIPA Universitas atmajaya Yogyakarta,dan sebagainya.

Sri Utari, S.E., lahir di Klaten pada tanggal 13 Maret1980. Karir di bidang perpustakaan diawali denganditerimanya sebagai Pegawai Negeri Sipil di UniversitasSebelas Maret Surakarta, setelah menyelesaikan studi di Di-ploma III UNDIP Program Studi Ilmu Perpustakaan danInformasi pada tahun 2001. Tugas pertama sebagai seorangpustakawan terampil di tempatkan di Perpustakaan FakultasMIPA UNS. Pada tahun 2006 berhasil menyelesaikan studipada Program Studi Ekonomi Manajemen Universtas BatikSurakarta, kemudian mengikuti diklat alih jalur pustakawantingkat ahli pada tahun 2009. Pengalaman kerja yang dimiliki:(1) Pengelola Perpustakaan Masjid Diponegoro Tahun 2001.(2) Pengelola Perpustakaan FK UNISSULA Semarang Tahun

Page 26: Disruption in The Library: Inovasi dan Kreativitas ...repository.isi-ska.ac.id/3140/1/JOKO SETIYONO.pdfii Cetakan I, 2018. ISI Press ix+ 129 Halaman Ukuran: 15,5 X 23 cm Sanksi pelanggaran

123

Disruption in The Library: Inovasi dan Kreativitas Pustakawan di Era Digital

2001. (3) Pustakawan Perpustakaan Fakultas MIPA UNSterhitung mulai 2001 sampai dengan 2016. (4) Pustakawandi UPT Perpustakaan UNS terhitung mulai Agustus 2016sampai dengan sekarang. Aktifitas saat ini adalah menjalanitugas sebagai seorang pustakawan di bagian layanan,melakukan kegiatan literasi informasi, dan mengasahkemampuan menulis. Dalam rangka meningkatkankompetensi bidang kepustakawanan, saat ini menempuhstudi lanjut di Pasca Sarjana Universitas Islam Sunan KalijagaYogyakarta. Email: [email protected].

Khoirul Maslahah, alumnus program studi IlmuPerpustakaan dan Informasi UIN Sunan Kalijaga tahun 2006bernama Khoirul Maslahah ini mulai bertugas di sebagaipustakawan di IAIN Surakarta sejak tahun 2008 (dahulu masihSTAIN Surakarta). Saat ini di IAIN Surakarta saya bertugasdi Fakultas Ushuluddin dan Dakwah. Saya membuka dirikepada temen-temen untuk sharing dengan [email protected] atau HP. 082222215458.

Nushrotul Hasanah Rahmawati, pustakawanpertama yang bertugas di Pusat Perpustakaan IAIN Surakartaini bernama Nushrotul Hasanah Rahmawati. Dia adalahalumni Diploma 3 Perpustakaan Islam UIN Sunan KalijagaYogyakarta dan telah menyelesaikan program magister padauniversitas yang sama pada tahun 2013. Bagi temen sejawatyang ingin berkomunikasi dapat menghubungi di nomer HP.08229138710 atau email [email protected] dapat jugadatang langsung ke Pusat Perpustakaan IAIN Surakarta.

Agnes Karya Wijayanti, lahir di Bantul, 6 Juli 1971.Lulus Diploma II Teknologi Perpustakaan Universitas GadjahMada Tahun 1993. Tahun 2016 lulus Sarjana Program StudiIlmu Perpustakaan di Universitas Terbuka. Penulis adalahpustakawan Universitas Atma Jaya Yogyakarta sejak tahun1993 dan saat ini ditempatkan di Bagian Pengolahan Koleksi.Aktifitas lain yang dilakukan penulis adalah membantupengelolaan “Perpustakaan Oetomo” di Gereja Hati Kudus

Page 27: Disruption in The Library: Inovasi dan Kreativitas ...repository.isi-ska.ac.id/3140/1/JOKO SETIYONO.pdfii Cetakan I, 2018. ISI Press ix+ 129 Halaman Ukuran: 15,5 X 23 cm Sanksi pelanggaran

124

Prosiding Seminar Nasional

Tuhan Yesus Ganjuran Bantul, Yogyakarta. HP : 081243523155e-mail : [email protected]

Rosalia Istiyarini, lahir di Magelang 9 September1970. Lulus Diploma II Program Studi Bahasa dan Sastra In-donesia di IKIP Karangmalang Yogyakarta (sekarang UNY)pada tahun 1991. Bekerja di Universitas Atma Jaya Yogyakartaunit Perpustakaan mulai bulan Mei 1993 di Bagian PelayananPemakai. Tahun 2017 lulus Sarjana Program Studi IlmuPerpustakaan di Universitas Terbuka. HP: 08157951082, e-mail: [email protected]

R. Lalan Fuandara, SIP, lahir di Kulon Progo 1 No-vember 1980. Lulus DIII ilmu perpustakaan UGM tahun 2003,dan pada tahun 2010 lulus S1 Ilmu Perpustakaan di UINSunan Kalijaga Yogyakarta. Sejak tahun 2005-sekarangmenjadi pustakawan di Perpustakaan FSRD ISI Surakarta.Hp. 085879217440 email: [email protected]; [email protected]

Drs. Bakhtiyar, S.Sos., M.IP. Lahir di Surabaya 3 April1963. Lulus Diploma II Program Studi Teknisi PerpustakaanUniversitas Airlangga Surabaya Tahun 1986. Kemudian padaTahun 1988 lulus Sarjana Sosiologi di Universitas WijayaKusuma Surabaya. Pada Tahun 2002 lulus Sarjana IlmuPerpustakaan di Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. LulusS-2 Tahun 2013 Program Studi Ilmu Politik PascasarjanaUniversitas Wijaya Kusuma Surabaya. Penulis adalah dosentetap Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Sains Informasi FISIPdi Universitas Wijaya Kusuma Surabaya sejak Tahun 2003hingga sekarang. Aktifitas lain yang dilakukan penulis adalahdakwah dengan metode wayang. Selain itu penulis jugapernah menjadi Guru di SMA Dharma Wanita 3 KrianSidoarjo, Ketua Yayasan dan Kepala Sekolah SMA SatyaNugraha Prambon Kabupaten Sidoarjo. HP : 082131831339Email : [email protected]

Page 28: Disruption in The Library: Inovasi dan Kreativitas ...repository.isi-ska.ac.id/3140/1/JOKO SETIYONO.pdfii Cetakan I, 2018. ISI Press ix+ 129 Halaman Ukuran: 15,5 X 23 cm Sanksi pelanggaran

125

Disruption in The Library: Inovasi dan Kreativitas Pustakawan di Era Digital

Tri Hardiningtyas, merupakan lulusan sekolahpascasarjana jurusan ilmu perpustakaan, Universitas Indo-nesia (1996). Sejak tahun 1990 sampai sekarang, ia bekerjadi UPT Perpustakaan UNS Surakarta, selanjutnyaberkecimpung di dunia perpustakaan sejak diangkat sebagai Pustakawan di Universitas Sebelas Maret pada tahun 1999.Tri Hardiningtyas ingin berbagi ilmu dan pengalaman kepadasiapa pun dengan menulis, khususnya kepada rekanpustakawan, pemerhati perpustakaan, dan duniaperpustakaan pada umumnya. Harapan Tri Hardiningtyas,apa yang ditulis, dan apa yang dilakukannya dapat bermanfaat bagi siapa pun. Buku pertamanya telah terbitdengan judul “Peduli Perpustakaan” (2012) yang merupakankumpulan tulisan yang pernah dimuat di majalahperpustakaan maupun tulisan yang pernah disampaikandalam pertemuan seperti seminar atau diskusi. Bukukeduanya telah menyusul dengan judul “SerbanekaPelayanan Perpustakaan” (2013), yang mencobamengetengahkan aneka pelayanan perpustakaan; denganharapan dapat berbagi informasi tentang pelayananperpustakaan yang memungkinkan untuk dikembangkandemi memuaskan keinginan Pemustaka. Karya ketiga,kembali menyajikan karya kumpulan tulisan yang diberijudul “Perpustakaan dan Budaya Literer” (2014).

Buku keempat, Tri bermaksud menawarkan bukubersifat praktis bagi rekan-rekan pustakawan yang merasa‘kesulitan’ dalam menghitung maupun menyusun pengajuanDUPAK (Daftar Usul Pengajuan Angka Kredit) melaluikaryanya yang berjudul “Pustakawan & Angka Kredit”(2015). Buku kelima,  Tri ingin mengajak para pustakawanatau siapa saja yang ingin berbagi melalui kegiatan menulis.Tri mempersembahkan karya baru dengan harapan bahwa,melalui karya tulis seseorang akan membuat sejarah dirisebagai prasasti kehidupan. Judul karya Tri “Pustakawan MariMenulis Buku” (2016).Buku keenam, dihadirkan oleh Trisebagai kelanjutan buku praktis bagi para pustakawan yangberkarier dengan mengumpulkan angka kredit, dengan judul

Page 29: Disruption in The Library: Inovasi dan Kreativitas ...repository.isi-ska.ac.id/3140/1/JOKO SETIYONO.pdfii Cetakan I, 2018. ISI Press ix+ 129 Halaman Ukuran: 15,5 X 23 cm Sanksi pelanggaran

126

Prosiding Seminar Nasional

“7 Langkah Praktis Meningkatkan Angka Kredit BagiPustakawan” (2017).Buku ketujuh, merupakan aneka karyatulis yang berserakan di media. Penyusunan karya inidimaksudkan agar karya Tri dapat dinikmati oleh siapa sajatanpa harus mencari berbagai media yang memuat karyanya. Tri memberi judul bukunya *Karya Pustakawan Kekinian*Dalam proses, buku kedelapan dengan judul Seputar DuniaPustakawan. Surat kabar Joglo Semar, Solopos, dan Wawasan,serta Koran Madura pernah memuat gagasan Tri. Tri dapatdihubungi melalui email [email protected].

Triningsih, lahir di Bantul KotaYogyakarta padatanggal 3 Agustus 1983. Masa kecil sampai dengan kuliahdihabiskan di Kota Pelajar tersebut. Pendidikan terakhir S1Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Adab dan BudayaUIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, tahun 2006. Mulai tahun 2008bekerja di UPT Perpustakaan IAIN Surakarta, Jl. PucanganKartasura Sukoharjo Jawa Tengah. Jabatan sekarang adalahPustakawan Ahli Muda. Penulis bisa dihubungi melalui HP/WA di 08566779414 atau via email/facebook dengan [email protected]

Sartini, pustakawan muda di Perpustakaan JurusanKarawitan, Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta.Menyelesaikan pendidikan DIII Ilmu Perpustakaan di Uni-versitas Gadjah Mada (UGM) tahun 1998 dan S1 IlmuPerpustakaan di Universitas Terbuka (UT) tahun 2015. Lahirdi Sukoharjo pada tanggal 18 November 1976, kiniberdomisili di Karanglo Rt 04/08 Madegondo, Grogol,Sukoharjo. Bisa dihubungi melalui SMS/WA/telephone08122590313 atau melalui email di [email protected]

Joko Setiyono, Pustakawan Madya di PerpustakaanInstitut Seni Indonesia Surakarta. Menyelesaikan pendidikanS1 Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi di UniversitasPadjadjaran (1998). Pernah sebagai Staf Perpustakaan Uni-versitas STIKUBANK (UNISBANK) Semarang, 2000 – 2001.Bekerja di UPT Perpustakaan ISI Surakarta mulai tahun 2001,

Page 30: Disruption in The Library: Inovasi dan Kreativitas ...repository.isi-ska.ac.id/3140/1/JOKO SETIYONO.pdfii Cetakan I, 2018. ISI Press ix+ 129 Halaman Ukuran: 15,5 X 23 cm Sanksi pelanggaran

127

Disruption in The Library: Inovasi dan Kreativitas Pustakawan di Era Digital

pernah menjabat Kepala UPT Perpustakaan Institut Seni In-donesia (ISI) Surakarta, 2011 – 2014. Beberapa tulisannyapernah dimuat pada koran daerah yaitu Solopos danJoglosemar, di jurnal Ornamen, serta dalam buku bungarampai. Editor: buku Budaya Baca di Era Digital. (2015).Bunga rampai karya esai pustakawan: Budaya Baca dalamTantangan (2016). Ia bisa dihubungi melalui nomor HP08156576479 atau [email protected].

Dwi Nuriana, lahir di kota Jombang tanggal 02Agustus 1980. Saya seorang istri dan seorang ibu dari 4 or-ang anak laki-laki dan 1 orang anak perempuan. Profesi sayaadalah pustakawan. Sejak semester 5 menempuh pendidikandi Universitas Airlangga Surabaya program studi D3 TehnisiPerpustakaan, saya sudah bekerja sebagai pustakawan diUniversitas Darul Jombang pada saat itu Rektor UniversitasDarul Ulum adalah Almarhum Gus Dur atau KH AbdurRahman Wahid Presiden Republik Indonesia. Profesipustakawan bagi saya adalah profesi yang sangatmembanggakan, alhamdulillah kedua orang tua saya dapatmemberikan pendidikan sampai jenjang sarjana. Saya luluskuliah dari D3 Tehnisi Perpustakaan pada tahun 2004, selama5 semester mendapat Beasiswa Bantuan Mahasiswa (BBM)dari UNAIR kemudian saya melanjutkan kuliah di S1Informatika Universitas Darul Ulum dan lulus tahun 2014dan ditahun yang sama saya melanjutkan program magisterjurusan Interdisciplinary Islamic Study di UIN Sunan Kalijagalulus tahun 2017. Pada tahun 2017 pula saya dipilih menjadiPengurus FPPTI Jawa Timur periode 2017 - 2019. Di institusisaya juga sebagai pengelola jurnal dan membantu di LPPMLembaga Penelitian dan pengabdian masyarakat. Saya aktifdalam mengikuti pelatihan, seminar dan workshop, 40 lebihsertifikat saya dapatkan dalam usaha mengembangkan ilmuperpustakaan dan mengaplikasikan dalam dunia kerja. Baikbagi institusi maupun bagi lingkungan masyarakat di KotaJombang. Sebagai pustakawan saya juga aktif menulis dijurnal dan prosiding ilmiah, menjadi pemateri dalam kegiatanliterasi di institusi dan di beberapa sekolah di Kota Jombang

Page 31: Disruption in The Library: Inovasi dan Kreativitas ...repository.isi-ska.ac.id/3140/1/JOKO SETIYONO.pdfii Cetakan I, 2018. ISI Press ix+ 129 Halaman Ukuran: 15,5 X 23 cm Sanksi pelanggaran

128

Prosiding Seminar Nasional

yang menjadi perpustakaan binaan Perpustakaan STIKESInsan Cendekia Medika Jombang. Menjadi konsultan dalamMPS Musyawarah Perpustakaan Sekolah Jombang untukpengembangan perpustakaan konvensional ke arah digital.Menjabat kepala perpustakaan dari tahun 2018 - sekarang.

Perkembangan ilmu dan tehnologi perpustakaan telahmengubah pola pikir saya dalam mengembangkanperpustakaan STIKES Insan Cendekia Medika Jombang kearah perpustakaan digital dengan menerapkan beberapasistem informasi perpustakaan. SLIMS sebagai sistemautomasi perpustakaan di perpustakaan dengan alamat urlhttp://digilib.stikesicme-jbg.ac.id/akasia/, pengelola dan sebagaiadmin jurnal isntitusi di OJS alamat url http://digilib.stikesicme-jbg.ac.id/ojs/. sebagai motivator pembelajaran berbasis moodleelearning di alamat url http://digilib.stikesicme-jbg.ac.id/elearning/ dan yang terbaru program ropositori institusi dialamat url http://repo.stikesicme-jbg.ac.id/ selainmengembangkan sistem informasi perpustakaan saya jugaaktif dalam gerakan literasi informasi yang di selenggarakandi perpustakaan baik bagi dosen maupun mahasiswa,kegiatan tersebut diantaranya adalah kelas menulis bebasplagiarisme, Aplikasi Mendeley dan cara penulisan sitas,workshop elearning, aplikasi plagscan. Akses ebooks danejournal. Melalui kegiatan literasi informasi ini banyakperubahan yang didapatkan di perpustakaan. Penulisan KTI/Skripsi artikel jurnal menjadi lebih berkualitas baik daripenulisan sitasi maupun penyusunan daftar pustakanya.Penerapan aplikasi plag scan untuk menghindari prosesplagiarisme dalam penulisan karya ilmiah sebelum karyadosen dan mahasiwa di publikasikan menjadi standar yangpenting dalam melahirkan karya sivitas akademika yangberkualitas.

Selain aktifitas di dalam institusi saya juga melakukankegiatan pengabdian kepada masyarakat di Kota Jombang,beberapa kegiatan melibatkan mahasiswa dalam memberikanlayanan perpustakaan keliling dan cek kesehatan gratis diAlon-alon Kota Jombang setiap minggu pagi pada acara carfree day. beberapa sekolah juga menjadi binaan Perpustakaan

Page 32: Disruption in The Library: Inovasi dan Kreativitas ...repository.isi-ska.ac.id/3140/1/JOKO SETIYONO.pdfii Cetakan I, 2018. ISI Press ix+ 129 Halaman Ukuran: 15,5 X 23 cm Sanksi pelanggaran

129

Disruption in The Library: Inovasi dan Kreativitas Pustakawan di Era Digital

STIKES Insan Cendekia Medika Jombang dalammengembangkan perputakaan berbasis digital danmanajemen pengelolaan perpustakaan sekolah.Pendampingan dilakukan untuk memastikan perpustakaansekolah dapat maju dan menjadi sarana belajar yang rekeatifbagi siswa. Kegiatan literasi juga saya berikan pada beberapasekolah dengan membangkitkan motivasi siswa membacadan membudayakan literasi di manapun mereka berada.Profesi pustakawan merupakan profesi yang penting dalamdunia pendidikan. Pustakawan harus kompeten baik secaraprofesional dan personal. Pustakawan harus cerdas danmempunyai pengetahuan, keahlihan, etika di bidangkepustakawan dan sikap kerja yang baik, pustakawan jugaharus mempunyai kepribadian dan interaksi sosial yang baikagar dapat menjadi mitra dosen, mahasiswa maupunmasyarakat dan saya tidak akan pernah lelah untuk belajardan belajar untuk memajukan dunia perpustakaan di Indo-nesia.

Page 33: Disruption in The Library: Inovasi dan Kreativitas ...repository.isi-ska.ac.id/3140/1/JOKO SETIYONO.pdfii Cetakan I, 2018. ISI Press ix+ 129 Halaman Ukuran: 15,5 X 23 cm Sanksi pelanggaran

130

Prosiding Seminar Nasional