5
Etika konfusius Dalam etika konfusius, misalnya, manusia aktif berpartisipasi dalam aktivitas kosmis atau alam semesta, yakni bagaimana menjadi manusia dan berinteraksi . Konfusius disebut juga Chung Etika Universal Ada beberapa standar etika yang tampaknya berlaku lintas budaya. The idea of a parent's duty to his child, a prohibition against killing useful members of society, and prohibition against incest are all examples of these universal morals. Ide tugas orang tua kepada anaknya, larangan terhadap pembunuhan anggota masyarakat yang berguna, dan larangan terhadap inses merupakan contoh dari moral universal. Most cultures also have some version of the golden rule : do unto others as you would have them do unto you. [ 2 ] Kebanyakan budaya juga memiliki beberapa versi dari aturan emas : lakukan kepada orang lain seperti Anda ingin mereka lakukan kepada Anda. Etika Bersifat Universal ... Etika: ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak Dalam tradisi filsafat istilah “etika” lazim difahami sebagai suatu teori ilmu .... dalam perspektif teori etika yang bersifat rasional dan universal. MENGAPA ETIKA. PENTING? 1. Bersifat universal. 2. Menentukan keberlangsungan peradaban manusia. 3. Selalu relevan sepanjang masa. 4. Sangat berperan bagi ... 3) Pandangan Partikularistis Absolut. Pandangan ini melihat HAM sebgai persoalan ... 4) Pandangan Partikularistis Relatif. HAM dilihat di samping sebagai ... Apa yang menyebabkan kesamaan dalam etika dalam Konfusianisme dan sistem agama lain adalah apa yang Paulus menyatakan dalam Roma 2. Within every man there exists a God- given conscience or natural law that guides our moral conduct. Dalam setiap orang terdapat hati nurani yang diberikan Tuhan atau hukum alam yang membimbing perilaku moral kita. This is because we are created in the image of God, and so we reflect His character. Hal ini karena kita diciptakan menurut gambar Allah, jadi kami mencerminkan karakter-Nya. However, similarity in ethical codes does not mean the religions are the same. Namun, kesamaan dalam kode etik tidak berarti agama-agama adalah sama. Pendidikan Inklusif Terabaikan Diskursus keprihatinan terhadap bidang pendidikan di Indonesia tak surut dibicarakan. Seolah-olah dunia pendidikan itu sarat problematika. Sekian puluh tahun, para pengamat, praktisi dan mereka yang prihatin terhadap bidang pendidikan tajam mengritik soal manajemen, kurikulum, komersialisasi buku, ujian nasional dan rendahnya kualitas guru. Harus diakui, persoalan-persoalan tersebut sampai kini belum dituntaskan, bahkan semakin memprihatinkan. Ide pendidikan inklusif bermula dari kenyataan bahwa perilaku manusia (human behaviour) sangatlah kompleks sehingga hampir tidak mungkin mencari penyebab yang tunggal dan terpisah bagi ketidakstabilan emosional atau perilaku. Beberapa faktor fisik atau lingkungan dapat meningkatkan kemungkinan berkembangnya suatu masalah. J. David Smith (1998) menjelaskan, banyak anak tertinggal yang tidak tampak mempunyai hambatan/cacat namun juga tidak bisa sebaik atau secepat yang diharapkan oleh sekolah dan masyarakat. Berkaitan dengan hal ini Smith mencatat tiga persoalan mendasar yang harus dievaluasi. Dengan kata lain Kunci ingin menjelaskan bahwa sistem pendidikan inklusif berarti antitesis terhadap pendidikan eksklusif dan segregratif yang hanya memerhatikan kelompok mayoritas yang selama ini masih berlaku dalam dunia pendidikan konvensional. Pendidikan inklusif tidak hanya membicarakan anak-anak berkelainan, tetapi membicarakan semua siswa yang belajar di mana mereka masing-masing mempunyai kebutuhan

DILI

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DILI

Etika konfusius

Dalam etika konfusius, misalnya, manusia aktif berpartisipasi dalam aktivitas kosmis atau alam semesta, yakni bagaimana menjadi manusia dan berinteraksi . Konfusius disebut juga Chung

Etika Universal

Ada beberapa standar etika yang tampaknya berlaku lintas budaya. The idea of a parent's duty to his child, a prohibition against killing useful members of society, and prohibition against incest are all examples of these universal morals. Ide tugas orang tua kepada anaknya, larangan terhadap pembunuhan anggota masyarakat yang berguna, dan larangan terhadap inses merupakan contoh dari moral universal. Most cultures also have some version of the golden rule : do unto others as you would have them do unto you. [ 2 ] Kebanyakan budaya juga memiliki beberapa versi dari aturan emas : lakukan kepada orang lain seperti Anda ingin mereka lakukan kepada Anda.

Etika Bersifat Universal ... Etika: ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak

Dalam tradisi filsafat istilah “etika” lazim difahami sebagai suatu teori ilmu .... dalam perspektif teori etika yang bersifat rasional dan universal.

MENGAPA ETIKA. PENTING? 1. Bersifat universal. 2. Menentukan keberlangsungan peradaban manusia. 3. Selalu relevan sepanjang masa. 4. Sangat berperan bagi ...

3) Pandangan Partikularistis Absolut. Pandangan ini melihat HAM sebgai persoalan ... 4) Pandangan Partikularistis Relatif. HAM dilihat di samping sebagai ...

Apa yang menyebabkan kesamaan dalam etika dalam Konfusianisme dan sistem agama lain adalah apa yang Paulus menyatakan dalam Roma 2. Within every man there exists a God-given conscience or natural law that guides our moral conduct. Dalam setiap orang terdapat hati nurani yang diberikan Tuhan atau hukum alam yang membimbing perilaku moral kita. This is because we are created in the image of God, and so we reflect His character. Hal ini karena kita diciptakan menurut gambar Allah, jadi kami mencerminkan karakter-Nya. However, similarity in ethical codes does not mean the religions are the same. Namun, kesamaan dalam kode etik tidak berarti agama-agama adalah sama.

Pendidikan Inklusif Terabaikan

Diskursus keprihatinan terhadap bidang pendidikan di Indonesia tak surut dibicarakan. Seolah-olah dunia pendidikan itu sarat problematika. Sekian puluh tahun, para pengamat, praktisi dan mereka yang prihatin terhadap bidang pendidikan tajam mengritik soal manajemen, kurikulum, komersialisasi buku, ujian nasional dan rendahnya kualitas guru. Harus diakui, persoalan-persoalan tersebut sampai kini belum dituntaskan, bahkan semakin memprihatinkan.  

Ide pendidikan inklusif bermula dari kenyataan bahwa perilaku manusia (human behaviour) sangatlah kompleks sehingga hampir tidak mungkin mencari penyebab yang tunggal dan terpisah bagi ketidakstabilan emosional atau perilaku. Beberapa faktor fisik atau lingkungan dapat meningkatkan kemungkinan berkembangnya suatu masalah.  J. David Smith (1998) menjelaskan, banyak anak tertinggal yang tidak tampak mempunyai hambatan/cacat namun juga tidak bisa sebaik atau secepat yang diharapkan oleh sekolah dan masyarakat. Berkaitan dengan hal ini Smith mencatat tiga persoalan mendasar yang harus dievaluasi.  

Dengan kata lain Kunci ingin menjelaskan bahwa sistem pendidikan inklusif berarti antitesis terhadap pendidikan eksklusif dan segregratif yang hanya memerhatikan kelompok mayoritas yang selama ini masih berlaku dalam dunia pendidikan konvensional.  Pendidikan inklusif tidak hanya membicarakan anak-anak berkelainan, tetapi membicarakan semua siswa yang belajar di mana mereka masing-masing mempunyai kebutuhan belajar berbeda-beda. Tujuan pendidikan inklusif adalah memberikan kesempatan bagi seluruh siswa untuk mengoptimalkan potensinya dan memenuhi kebutuhan belajarnya melalui program pendidikan inklusif.  

Secara legal, pendidikan inklusif mendapat pengakuan internasional dalam Konferensi Dunia tahun 1994 oleh UNESCO (united nation educational scientific and cultural organization) di Salamanca Spanyol.  Sikap UNESCO jelas agar setiap negara memiliki komitmen terhadap pendidikan yang baik kepada anak, remaja, dan orang dewasa yang memerlukan pendidikan di dalam sistem pendidikan reguler.

Relativisme adalah konsep dari sudut pandang tidak memiliki kebenaran mutlak atau validitas, dan hanya relatif, nilai-nilai subjektif menurut perbedaan persepsi dan pertimbangan. [1] [2] Istilah ini sering digunakan untuk merujuk pada konteks prinsip moral, di mana dalam mode relativistik pemikiran, prinsip-prinsip dan etika dianggap sebagai berlaku hanya dalam konteks terbatas.Menurut etimologi kata logika berasal dari kata λογικος (logikos), berawal dari kata λογια (logia) atau λογος (logos) yang berarti firman. Seharusnya setiap logi (ilmu) bersumber atau berdasarkan logos (firman Allah). Menjelang abad XIV, gereja masih

Page 2: DILI

sebagai pusat dunia dalam arti segala sesuatu masih di bawah kontrol gereja, karena Alkitab masih dipegang sebagai satu-satunya sumber kebenaran dan pengetahuan.

Sartyre

Ialah yang dianggap mengembangkan aliran eksistensialisme.Sartre menyatakan, eksistensi lebih dulu ada dibanding esensi (L'existence précède l'essence). Manusia tidak memiliki apa-apa saat dilahirkan dan selama hidupnya ia tidak lebih hasil kalkulasi dari komitmen-komitmennya di masa lalu. Karena itu, menurut Sartre selanjutnya, satu-satunya landasan nilai adalah kebebasan manusia (L'homme est condamné à être libre).

Pengertian Etika - Document Transcript

1. ETIKA dan PROFESIONALISME dalam TEKNOLOGI SISTEM KOMPUTER / INFORMASI PENGERTIAN ETIKA Ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia TUJUAN MEMPELAJARI ETIKA Untuk mendapatkan konsep yang sama mengenai penilaian baik dan buruk bagi semua manusia dalam ruang dan waktu tertentu PENGERTIAN BAIK Sesuatu hal dikatakan baik bila ia mendatangkan rahmat, dan memberikan perasaan senang, atau bahagia (Sesuatu dikatakan baik bila ia dihargai secara positif) PENGERTIAN BURUK Segala yang tercela. Perbuatan buruk berarti perbuatan yang bertentangan dengan norma‐norma masyarakat yang berlaku CARA PENILAIAN BAIK DAN BURUK Menurut Ajaran Agama, Adat Kebiasaan, Kebahagiaan, Bisikan Hati (Intuisi), Evolusi, Utilitarisme, Paham Eudaemonisme, Aliran Pragmatisme, Aliran Positivisme,

Aliran Naturalisme, Aliran Vitalisme, Aliran Idealisme, Aliran Eksistensialisme, Aliran Marxisme, Aliran Komunisme [carilah di Internet mengenai faham atau aliran aliran‐ tersebut secara lengkap] Kriteria perbuatan baik atau buruk yang akan diuraikan di bawah ini sebatas berbagai aliran atau faham yang pernah dan terus berkembang sampai saat ini. Khusus penilaian perbuatan baik dan buruk menurut agama, adat kebiasaan, dan kebudayaan tidak akan dibahas disini. Faham Kebahagiaan (Hedonisme) “Tingkah laku atau perbuatan yang melahirkan kebahagiaan dan kenikmatan/kelezatan”. Ada tiga sudut pandang dari faham ini yaitu (1) hedonisme individualistik/egostik hedonism yang menilai bahwa jika suatu keputusan baik bagi pribadinya maka disebut baik, sedangkan jika keputusan tersebut tidak baik maka itulah yang buruk; (2) hedonisme rasional/rationalistic hedonism yang berpendapat bahwa kebahagian atau kelezatan individu itu haruslah berdasarkan pertimbangan akal sehat; dan (3) universalistic hedonism yang menyatakan bahwa yang menjadi tolok ukur apakah suatu perbuatan itu baik atau buruk adalah mengacu kepada akibat perbuatan itu melahirkan kesenangan atau kebahagiaan kepada seluruh makhluk. Bisikan Hati (Intuisi) Bisikan hati adalah “kekuatan batin yang dapat mengidentifikasi apakah sesuatu perbuatan itu baik atau

Aliran Pragmatisme Aliran ini menititkberatkan pada hal hal‐ yang berguna dari diri sendiri baik yang bersifat moral maupun material. Yang menjadi titik beratnya adalah pengalaman, oleh karena itu penganut faham ini tidak mengenal istilah kebenaran sebab kebenaran bersifat abstrak dan tidak akan diperoleh dalam dunia empiris. Aliran Naturalisme Yang menjadi ukuran baik atau buruk adalah :”apakah sesuai dengan keadaan alam”, apabila alami maka itu dikatakan baik, sedangkan apabila tidak alami dipandang buruk. Jean Jack Rousseau mengemukakan bahwa kemajuan, pengetahuan dan kebudayaan adalah menjadi perusak alam semesta. Aliran Vitalisme Aliran ini merupakan bantahan terhadap aliran naturalisme sebab menurut faham vitalisme yang menjadi ukuran baik dan buruk itu bukan alam tetapi “vitae” atau hidup (yang sangat diperlukan untuk hidup). Aliran ini terdiri dari dua kelompok yaitu (1) vitalisme pessimistis (negative vitalistis) dan (2) vitalisme optimistis. Kelompok pertama terkenal dengan ungkapan “homo homini lupus” artinya “manusia adalah serigala bagi manusia yang lain”. Sedangkan menurut aliran kedua “perang adalah halal”, sebab orang yang berperang itulah (yang menang) yang akan memegang kekuasaan, Medik, Filsuf, dan Etika. Yang terpenting menurut aliran ini adalah “penghormatan akan kehidupan”, yaitu sedapat mungkin setiap makhluk harus saling menolong dan dari jenis intelektual yang terus berkembang dan diperluas 2. Suatu teknik intelektual 3. Penerapan praktis dari teknik intelektual pada urusan praktis 4. Suatu periode panjang untuk pelatihan dan sertifikasi 5. Beberapa standar dan pernyataan tentang etika yang dapat diselenggarakan 6. Kemampuan untuk kepemimpinan pada profesi sendiri 7. Asosiasi dari anggota profesi yang menjadi suatu kelompok yang erat dengan kualitas komunikasi yang tinggi antar anggotanya Diadopsi dari materi kuliah Etika & Profesi Teknik Informatika oleh Dr. Budi Hermana. 7

Adapun yang menjadi tujuan pokok dari rumusan etika yang dituangkan dalam kode etik (Code of conduct) profesi adalah: 1. Standar standar‐ etika menjelaskan dan menetapkan tanggung jawab terhadap klien, institusi, dan masyarakat pada umumnya 2. Standar standar‐ etika membantu tenaga ahli profesi dalam menentukan apa yang harus mereka perbuat kalau mereka menghadapi dilema dilema‐ etika dalam pekerjaan 3. Standar standar‐ etika membiarkan profesi menjaga reputasi atau nama dan fungsi fungsi‐ profesi dalam masyarakat melawan kelakuan kelakuan‐ yang jahat dari anggota anggota‐ tertentu 4. Standar standar‐ etika mencerminkan / membayangkan pengharapan moral moral‐ dari komunitas, dengan demikian standar standar‐ etika menjamin bahwa para Diadopsi dari materi kuliah Etika & Profesi Teknik Informatika oleh Dr. Budi Hermana. 8

TUJUAN KODE ETIKA PROFESI Prinsip prinsip‐ umum yang dirumuskan dalam suatu profesi akan berbeda satu dengan yang lainnya. Hal ini disebabkan perbedaan adat, kebiasaan, kebudayaan, dan peranan tenaga

Page 3: DILI

ahli profesi yang didefinisikan dalam suatu negar tidak sama. Adapun yang menjadi tujuan pokok dari rumusan etika yang dituangkan dalam kode etik (Code of conduct) profesi adalah: 1. Standar standar‐ etika menjelaskan dan menetapkan tanggung jawab terhadap klien, institusi, dan masyarakat pada umumnya 2. Standar standar‐ etika membantu tenaga ahli profesi dalam menentukan apa yang harus mereka perbuat kalau mereka menghadapi dilema dilema‐ etika dalam pekerjaan 3. Standar standar‐ etika membiarkan profesi menjaga reputasi atau nama dan fungsi fungsi‐ profesi dalam masyarakat melawan kelakuan kelakuan‐ yang jahat dari anggota anggota‐ tertentu 4. Standar standar‐ etika mencerminkan / membayangkan pengharapan moral moral‐ dari komunitas, dengan demikian standar standar‐ etika menjamin bahwa para

CIRI KHAS PROFESI

1. Suatu bidang pekerjaan yang terorganisir dari jenis intelektual yang terus berkembang dan diperluas.2. Suatu teknik intelektual.3. Penerapan praktis dari teknik intelektual pada urusan praktis.4. Suatu periode panjang untuk pelatihan dan sertifikasi.5. Beberapa standar dan pernyataan tentang etika yang dapat diselenggarakan.6. Kemampuan untuk kepemimpinan pada profesi sendiri.7. Asosiasi dari anggota profesi yang menjadi suatu kelompok yang erat dengan kualitas komunikasi yang tinggi antar

anggotanya.8. Pengakuan sebagai profesi.9. Perhatian yang profesional terhadap penggunaan yang bertanggung jawab dari pekerjaan profesi.10. Hubungan yang erat dengan profesi lain.

Subjektivisme

Subjektivisme atau yang terkadang sering juga dikenal dengan “sebutan relativisme individual atau relativisme subjektif” ini[3], adalah sebuah teori yang menyatakan bahwa setiap individu berhak menentukan kaidah moralnya sendiri.Subjektivisme  berpendapat bahwa tidak ada fakta-fakta “moral”.  Meskipun putusan-putusan tersebut pada mulanya terlihat benar atau salah secara objektif, yaitu benar atau salah terlepas dari apa yang diyakini atau diinginkan banyak orang.Subjektivisme berpendapat bahwa pilihan-pilihan individu menentukan validitas sebuah prinsip moral. Slogannya adalah “Moralitas bersemayam di mata orang yang melihatnya”. Sebagai contoh, “menghormati orang tua” itu baik karena orang yang menilainya menyetujui demikian, atau “mengambil hak milik orang lain” itu jahat karena orang yang menilainya menganggapnya demikian. Jadi, baik dan buruk itu ditentukan oleh kecocokan orang ya Etika Kristen adalah prinsip-prinsip yang disarikan dari iman Kristen yang menjadi dasar tindakan kita. Walaupun Firman Tuhan mungkin tidak menyinggung dan membicarakan seluruh situasi yang mungkin kita hadapi dalam kehidupan kita, prinsip-prinsipnya memberi kita standar yang harus kita ikuti dalam situasi-situasi di mana tidak ada instruksi yang eksplisit

Estetika adalah salah satu cabang filsafat. Secara sederhana, estetika adalah ilmu yang membahas keindahan, bagaimana ia bisa terbentuk, dan bagaimana seseorang bisa merasakannya. Pembahasan lebih lanjut mengenai estetika adalah sebuah filosofi yang mempelajari nilai-nilai sensoris, yang kadang dianggap sebagai penilaian terhadap sentimen dan rasa. Estetika merupakan cabang yang sangat dekat dengan filosofi seni. Esetetika berasal dari Bahasa Yunani

Pada masa kini estetika bisa berarti tiga hal, yaitu:

1. Studi mengenai fenomena estetis2. Studi mengenai fenomena persepsi3. Studi mengenai seni sebagai hasil pengalaman estetis

ristoteles mengatakan bahwa ada dua bentuk seni, yaitu:1. Seni Visual yaitu meniru benda nyata melalui warna dan bentuk2. seni Drama TRAGEDI yaitu meniru kehidupan, perbuatan dan perilaku manusiaDalam melakukan imitasi biasanya akan melibatkan Media (bisa berupa irama, bahasa/ percakapan, dan musik), lalu juga obyek (setiap karya selalu melbatkan obyek yang bisa berupa karakter/ peran, sifat dan sebagainya)

Secara umum, etika teologis dapat didefinisikan sebagai etika yang bertitik tolak dari presuposisi-presuposisi teologis.[5] Definisi tersebut menjadi kriteria pembeda antara etika filosofis dan etika teologis.[rujukan?] Di dalam etika Kristen, misalnya, etika teologis adalah etika yang bertitik tolak dari presuposisi-presuposisi tentang Allah atau Yang Ilahi, serta memandang kesusilaan bersumber dari dalam kepercayaan terhadap Allah atau Yang Ilahi.

Fungsi utama dogmatika ialah: mengajak kaum Kristen menyelidiki dan berpikir secara kritis tentang keseluruhan iman Kristen. Buku ini telah berulang kali dicetak ulang dan merupakan buku wajib di berbagai pendidikan teologi dan PGA-Kristen.