Digital 20361440 PR Yuliana

  • Upload
    anenz

  • View
    223

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana

    1/133

    UNIVERSITAS INDONESIA

    LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKERDI APOTEK KESELAMATAN

    JALAN KESELAMATAN NO.27 MANGGARAIJAKARTA SELATAN

    LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

    YULIANA, S.Farm.1106047511

    ANGKATAN LXXIV

  • 8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana

    2/133

    UNIVERSITAS INDONESIA

    LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKERDI APOTEK KESELAMATAN

    JALAN KESELAMATAN NO. 27 MANGGARAIJAKARTA SELATAN

    LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

    Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelaApoteker

    YULIANA, S.Farm.1106047511

  • 8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana

    3/133

  • 8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana

    4/133

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa

    berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan Pr

    Profesi Apoteker (PKPA) yang diselenggarakan pada tanggal 6 Februa

    2012 di Apotek Keselamatan Jalan Keselamatan No. 27 Jakarta Selata

    Penulis menyadari tanpa bimbingan, arahan, bantuan, dan du

    berbagai pihak penulisan laporan ini sangatlah sulit. Pada kesempata

    ingin menyampaikan terima kasih kepada:

    1. Prof. Dr. Yahdiana Harahap, MS, Apt. selaku Ketua Departem

    FMIPA Universitas Indonesia.

    2. Dr. Harmita Apt., selaku Ketua Program Profesi Apoteker Faku

    Universitas Indonesia

    3. Dra Azizahwati, MS, Apt., selaku Apoteker Pengelola Apotek

    Sarana Apotek Keselamatan serta Pembimbing I, yang telah

    kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan PKPA dan memb

    dan bimbingan kepada penulis selama PKPA dan penyusunan lap

    ini.

    4. Dra. Rosmala Dewi selaku Pembimbing II yang telah memberika

    dan arahan kepada penulis selama penulisan Laporan Praktek K

    Apoteker.

    5. Seluruh karyawan Apotek Keselamatan yang telah memberikan

    kerja sama yang baik selama penulis melaksanankan PKPA.

    6. Seluruh dosen Departemen Farmasi FMIPA Universitas Indonesi

    ilmu pengetahuan dan didikannya selama ini.

  • 8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana

    5/133

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

    HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii

    KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii

    DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv

    DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vi

    DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... vii

    BAB 1. PENDAHULUAN ..............................................................1.1 Latar Belakang ................................................................1.2 Tujuan ..............................................................................

    BAB 2. TINJAUAN UMUM ..........................................................2.1 Definisi Apotek .............................................................2.2 Landasan Hukum Apotek ...............................................2.3 Tugas dan Fungsi Apotek ..............................................2.4 Persyaratan Apotek ........................................................2.5 Apoteker Pengelola Apotek ...........................................2.6 Pengalihan Tanggung Jawab Apoteker .........................2.7 Studi Kelayakan .............................................................2.8 Tata Cara Perizinan Apotek ...........................................2.9 Pencabutan Izin Apotek .................................................2.10 Pengelolaan Apotek ......................................................2.11 Sediaan Farmasi ..............................................................2.12 Pelayanan Apotek...........................................................2.13 Pelayanan Swamedikasi .................................................2.14 Pelayanan Obat Wajib Apotek (OWA) ...........................

    2.15 Pengelolaan Narkotika ...................................................2.16 Pengelolaan Psikotropika ...............................................2.17 Pengadaan Persediaan Apotek .......................................2.18 Pengendalian Persediaan Apotek ...................................2.19 Strategi Pemasaran Apotek ............................................

  • 8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana

    6/133

    BAB 4. PEMBAHASAN ..................................................................

    BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................5.1 Kesimpulan .....................................................................5.2 Saran .................................................................................

    DAFTAR ACUAN ..............................................................................

  • 8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana

    7/133

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Penandaan Obat Keras ........................................................Gambar 2.2 Penandaan Obat Bebas Terbatas .........................................Gambar 2.3 Penandaan Obat Keras ........................................................Gambar 2.4 Penandaan Obat Narkotika ..................................................Gambar 2.5 Diagram Model Pengendalian Persediaan..........................Gambar 2.6 Matriks Analisis VEN-ABC ...............................................

  • 8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana

    8/133

  • 8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana

    9/133

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Menurut Undang-Undang No. 36 Tahun 2009, kesehatan ada

    sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungk

    orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Kesehatanhak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus

    sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dala

    dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

    Apoteker sebagai salah satu tenaga kesehatan, berperan dalam

    upaya kesehatan untuk memelihara dan meningkatkan derajamasyarakat dengan melaksanakan pekerjaan kefarmasian. Menurut

    Tahun 2009, pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk p

    mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan p

    atau penyaluranan obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas r

    pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obtradisional.

    Sarana yang digunakan untuk melakukan pekerjaan kefarma

    adalah apotek. Menurut PP No. 51 Tahun 2009, apotek adalah saran

    kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh Apoteker. P

    menjelaskan dengan tegas bahwa apotek harus dikelola oleh Apoteker.Dalam pengelolaan apotek, Apoteker dituntut untuk mampu m

    peran profesinya sebagai tenaga kefarmasian yang mengabdika

    pengetahuannya dalam memberikan pelayanan kefarmasian bagi

  • 8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana

    10/133

    melaksanakan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di apotek

    Apoteker.

    Salah satu apotek yang menjadi tempat pelaksanaan PKPA t

    Apotek Keselamatan. Melalui PKPA di Apotek Keselamatan yang d

    mulai tanggal 6 Februari hingga 7 Maret 2012, diharapkan calon Ap

    dapat meningkatkan wawasan, pengetahuan dan keterampilan dalam

    dan pelayanan kefarmasian di Apotek .

    1.2 Tujuan

    Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Keselamatan b

    calon Apoteker :

    a. Mengetahui dan memahami peran dan tanggung jawab seora

    dalam pengelolaan apotek

    b. Mempraktekkan pelayanan kefarmasian di apotek secara profe

    dengan peraturan perundang-undangan dan etika yang berlaku d

    pelayanan kefarmasian di Indonesia

    c. Memahami dan melaksanakan pelayanan secara langsung kepadamengenai informasi obat dalam penerapan Pharmaceutical Car

  • 8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana

    11/133

    BAB 2

    TINJAUAN UMUM

    2.1 Definisi Apotek

    Keputusan Menteri Kesehatan Republik Ind

    1332/MENKES/SK/X/2002 tentang Perubahan Atas Peraturan Menter

    Republik Indonesia No. 922/MENKES/Per/X/1993 tentang KetentuCara Pemberian Izin Apotek mencantumkan definisi apotek sebagai s

    tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sedi

    perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat.

    Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 51

    tentang Pekerjaan Kefarmasian Pasal 1, apotek adalah sarankefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh Apoteke

    kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sedi

    pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian obat atau

    obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayana

    obat, serta pengembangan obat, bahan obat, dan obat tradisionalkefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung ja

    pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud me

    yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Sediaan far

    obag, bahan obat, obat tradisional dan kosmetika.

    Apotek merupakan bagian dari sarana pelayanan kesehatan semengutamakan kepentingan masyarakat dan memiliki kewaj

    menyediakan, menyimpan, dan menyerahkan perbekalan farmasi ya

    baik dan keabsahannya terjamin.

  • 8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana

    12/133

    c. Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.

    d. Keputusan Pemertintah Kesehatan RI No. 1027/MENKES/SK/X/2

    Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.

    e. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1332/Menkes/SK/X/2

    perubahan atas Peraturan Menteri Kese

    No.922/MENKES/PER/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara

    Izin Apotek.

    f. Undang-Undang No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika.

    g. Peraturan Menteri Kesehatan No. 922/MENKES/PER/X/19

    Kententuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek.

    h. Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 1980 tentang perubahan ata

    Tahun 1965 tentang Apotek.

    2.3 Tugas dan Fungsi Apotek

    Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 1980, tuga

    apotek sebagai berikut:

    a. Tempat pengabdian profesi seorang Apoteker yang telah msumpah jabatan.

    b. Sarana farmasi yang melaksanakan peracikan, penguba

    pencampuran, dan penyerahan obat atau bahan obat.

    c. Sarana penyaluran perbekalan farmasi yang harus menyebarka

    diperlukan masyarakat secara luas dan merata.

    2.4 Persyaratan Apotek

    Suatu apotek baru dapat beroperasi setelah mendapat Surat

  • 8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana

    13/133

    tempat, perlengkapan termasuk sediaan farmasi dan perbekalan f

    lain yang merupakan milik sendiri atau milik pihak lain.

    b. Sarana apotek dapat didirikan pada lokasi yang sama denga

    komoditi yang lain di luar sediaan farmasi.

    c. Apotek dapat melakukan kegiatan pelayanan komoditi yang lain di

    farmasi.

    Beberapa persyaratan yang harus diperhatikan dalam pend

    apotek adalah tempat atau lokasi, bangunan, perlengkapan apotek,

    apotek, dan perbekalan farmasi (Umar, 2011).

    2.4.1 Tempat/Lokasi

    Persyaratan jarak minimum antar apotek tidak dipermasalahk

    tetapi ketentuan ini dapat berbeda, sesuai dengan kebijakan/perat

    masing-masing. Lokasi apotek dapat dipilih dengan mempertimb

    pemerataan dan pelayanan kesehatan, jumlah penduduk, jumlah pra

    sarana dan pelayanan kesehatan lain, sanitasi dan faktor-faktor lainnya

    2.4.2 Bangunan

    Suatu apotek harus mempunyai luas bangunan yang cukup da

    persyaratan teknis, sehingga dapat menjamin kelancaran pelaksanaa

    fungsi apotek. Suatu apotek paling sedikit memiliki ruang tunggu p

    peracikan dan penyerahan obat, ruang administrasi, ruang kerja apot pencucian alat dan kamar kecil. Bangunan apotek dilengkapi dengan

    yang memenuhi syarat kesehatan, sumber penerangan sehingga dapat m

    penerangan yang memadai, alat pemadam kebakaran, ventilasi dan s

  • 8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana

    14/133

    a. Peralatan pembuatan, pengolahan dan peracikan seperti timbanga

    alu,gelas ukur, dan lain-lain.

    b. Peralatan dan tempat penyimpanan alat perbekalan farmasi seperti

    lemari pendingin (kulkas), dan lemari khusus untuk narkotika dan p

    c. Wadah pengemas dan pembungkus.

    d. Perlengkapan administrasi seperti blanko pesanan, salinan resep,

    penjualan, buku catatan pembelian, kartu stok obat, dan kuitansi.

    e. Buku-buku dan literatur standar yang diwajibkan, serta kumpulan

    undangan yang berhubungan dengan kegiatan apotek.

    2.4.4 Tenaga Kerja Apotek

    Pada Peraturan Menteri Kesehatan No. 922/MENKES/

    terdapat penjelasan tentang definisi tenaga kerja yang terlibat dal

    operasional apotek yaitu :

    a. Apoteker Pengelola Apotek (APA), yaitu apoteker yang telah dibe

    Apotek (SIA).

    b. Apoteker Pendamping adalah apoteker yang bekerja di apotekApoteker Pengelola Apotek (APA) dan/atau menggantikan pa

    tertentu pada hari buka apotek.

    c. Apoteker Pengganti adalah apoteker yang menggantikan Apotek

    Apotek selama Apoteker Pengelola Apotek tersebut tidak berad

    lebih dari 3 (tiga) bulan secara terus-menerus, telah memiliki Surdan tidak bertindak sebagai Apoteker Pengelola Apotek di apotek l

    d. Asisten Apoteker adalah mereka yang berdasarkan peraturan

    undangan berhak melakukan pekerjaan kefarmasian sebagai Asiste

  • 8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana

    15/133

    masih aktif melakukan kegiatan dan APA dapat melakukan pekerja

    masih memenuhi persyaratan. Seorang APA bertanggung j

    kelangsungan hidup apotek yang dipimpinnya, dan juga bertang

    kepada pemilik modal apabila bekerja sama dengan pemilik sarana apo

    Apoteker yang akan menjalankan pekerjaan kefarmasian haru

    persyaratan-persyaratan sebagai berikut (Peraturan Pemerintah No

    2009 Pasal 35,37,52,54) :

    a. Memiliki keahlian dan kewenangan.

    b. Menerapkan Standar Profesi.

    c. Didasarkan pada Standar Kefarmasian dan Standar Operasional

    d. Memiliki sertifikat kompetensi profesi

    e. Memiliki Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA)f. Wajib memiliki Surat Izin Praktek Apoteker (SIPA) bagi Apoteke

    Apotek (APA) dan Apoteker Pendamping di Apotek.

    g. Apoteker Pengelola Apotek (APA) hanya dapat melaksanakan pra

    apotek sedangkan Apoteker Pendamping hanya dapat melaksana

    paling banyak di tiga Apotek.

    Surat Tanda Registrasi (STRA) merupakan bukti tertulis ya

    oleh Menteri kepada Apoteker yang telah diregistrasi. STRA berla

    tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu lima tahun se

    memenuhi persyaratan. Untuk memperoleh STRA, Apoteker haru

    persyaratan (Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009 Pasal 40):a. Memiliki ijazah Apoteker

    b. Memiliki sertifikat kompetensi profesi

    c. Mempunyai surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji Apo

  • 8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana

    16/133

    kefarmasian dilakukan. SIPA dapat dibatalkan demi hukum apabil

    kefarmasian dilakukan pada tempat yang tidak sesuai dengan yan

    dalam surat izin. Untuk mendapatkan SIPA, Apoteker harus memilik

    Pemerintah No. 51 Tahun 2009 Pasal 55) :

    a. Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA)

    b. tempat atau ada tempat untuk melakukan pekerjaan kefarmasian

    kesehatan yang memiliki izin

    c. rekomendasi dari Organisasi Profesi

    Tugas dan kewajiban apoteker di apotek adalah sebagai beriku

    a. Memimpin seluruh kegiatan apotek, baik kegiatan teknis maupun

    kefarmasian sesuai dengan ketentuan maupun perundangan yang be

    b. Mengatur, melaksanakan, dan mengawasi administrasi.c. Mengusahakan agar apotek yang dipimpinnya dapat memberika

    optimal sesuai dengan rencana kerja dengan cara meningka

    mengadakan pembelian yang sah dan penekanan biaya serendah mu

    d. Melakukan pengembangan usaha apotek.

    Wewenang dan tanggung jawab APA meliputi (Umar, 2011):

    a. Menentukan arah terhadap seluruh kegiatan

    b. Menentukan sistem (peraturan) terhadap seluruh kegiatan

    c. Mengawasi pelaksanaan seluruh kegiatan

    d. Bertanggung jawab terhadap kinerja yang dicapai.

    2.6 Pengalihan Tanggung Jawab Apoteker

    Pengalihan tanggung jawab apoteker diatur dalam Keputu

    Kesehatan RI No. 1332/MENKES/SK/X/2002 (Pasal 19 dan 24) yaitu

  • 8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana

    17/133

    d. Apabila pada apotek tersebut tidak terdapat Apoteker pendampin

    oleh ahli waris wajib disertai penyerahan resep, narkotika,

    obat keras, dan kunci tempat penyimpanan narkotika dan psikotrop

    Pada penyerahan resep, narkotika, psikotropika dan obat keras

    tersebut, dibuat berita acara serah terima dengan Kepala Dina

    Kabupaten/Kota setempat.

    Penunjukkan Apoteker Pendamping dan Apoteker Pen

    dilaporkan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota denga

    kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi setempat.

    Berdasarkan Peraturan Menteri Keseha

    922/MENKES/PER/X/1993 menjelaskan jika pengalihan tangg

    pengelolaan kefarmasian yang disebabkan karena penggantia

    Pengelola Apotik kepada Apotek Pengganti, wajib dilakukan serah t

    narkotika, obat dan perbekalan farmasi lainnya serta kunci-k

    penyimpanan narkotika dan psikotropika. Serah terima tersebut d

    Acara Serah Terima yang dibuat rangkap empat dan ditandatangani

    pihak yang melakukan serah terima.

    2.7 Studi Kelayakan

    Studi kelayakan ( Feasibility Study ) adalah suatu me

    gagasan (ide) suatu proyek dalam hal ini pendirian usaha apote

    kemungkinan layak atau tidaknya untuk dilaksanakan. Studi kelayakasebagai pedoman atau landasan pelaksanaan pekerjaan, karena dibuat

    data-data dari berbagai sumber yang dianalisis dari banyak aspek.

    Tingkat keberhasilan studi kelayakan dipengaruhi oleh 2

  • 8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana

    18/133

    a. Pengusaha

    Pengusaha dapat mengetahui apakah gagasan usahanya

    dilaksanakan atau tidak. Dengan melakukan studi kelayakan, peng

    mengambil peluang yang menguntungkan atau dapat menghi

    kerugian.

    b. Kreditor

    Berdasarkan hasil studi kelayakan maka kreditor dapat menilai ap

    tersebut pantas diberikan kredit atau tidak.

    c. Investor

    Investor dapat menganalisis apakah menanamkan modal pada pro

    dapat memberikan keuntungan atau tidak.

    2.7.1 Proses Pembuatan Studi Kelayakan

    Pembuatan studi kelayakan terbagi dalam 5 tahapan

    penemuan gagasan (ide), penelitian lapangan, evaluasi data,

    perencanaan, dan pelaksanaan kerja.

    2.7.1.1 Penemuan gagasan

    Gagasan adalah sebuah pemikiran terhadap sesuatu yang

    dilaksanakan. Gagasan ini biasanya muncul dari sebuah pemikira

    dalam suatu organisasi yang mempunyai keinginan untuk melakuk

    Gagasan yang baik untuk didiskusikan dan dianalisis, sebelum dadalah gagasan yang memenuhi beberapa kriteria di antaranya yaitu

    harus sesuai dengan visi organisasi, dapat menguntungan organ

    dengan kemampuan sumber daya yang dimiliki organisasi, tidak b

  • 8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana

    19/133

    a. Data ilmiah yaitu melalui analisis data-data bisnis meng

    lingkungan eksternal yang ada di sekitar lokasi yang ditetapkan

    strategis sebuah lokasi, data kelas konsumen, peraturan yang berla

    tersebut, dan tingkat persaingan yang ada saat ini.

    b. Data non-ilimiah yaitu melalui intuisi atau perasaan yang diper

    lokasi dan kondisi lingkungan di sekitarnya.

    2.7.1.3 Evaluasi

    Dalam melakukan evaluasi terhadap data hasil penelitian

    dapat dilakukan dengan cara yaitu :

    a. Memperhatikan beberapa faktor yang berpengaruh, yang terdiri dar

    1) Data lingkungan di sekitar lokasi ( external factor ) : apaterhadap data eksternal yang ada saat ini perspektif yang ba

    bagi perusahaan di masa mendatang, seperti : tipe konsume

    dilayani (permukiman, perkantoran), tingkat keuntungan

    diperoleh, kondisi keamanan, peraturan tentang pengembang

    (pelebaran jalan) di tempat lokasi yang ditetapkan, dan kondisi sekitar lokasi yang ditetapkan.

    2) Data kemampuan sumber daya yang dimiliki ( internal

    sumber daya yang dimiliki saat ini mempunyai kema

    merealisasikan gagasan pada lokasi yang ditetapkan, seperti :

    keuangan, ketersediaan tenaga kerja, ketersediaan produk, dan pengelolaan (manajemen).

    b. Membuat usulan proyek yang meliputi :

    1) Pendahuluan

  • 8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana

    20/133

    2) Analisis teknis

    Analisis teknis merupakan pengkajian terhadap peta lokasi dan

    sekitarnya, desain eksterior dan interior serta jenis produk yang

    Analisis peta lokasi dan lingkungan di sekitarnya meliputi

    yang menjadi target pendirian apotek baru dan situasi lingkung

    di sekitar lokasi yang menjadi target seperti situasi, fasilitas

    jenis konsumen, jumlah praktek dokter, dan apotek pesaing.

    Desain eksterior dan interior merupakan hal penting yang perlu

    karena ini yang akan membangun citra apotek di masyar

    eksterior dan interior meliputi warna, bentuk gedung dan

    dapat memberikan identitas tersendiri yang dapat membedaka

    apotek pesaing serta harus dapat menarik perhatian konsumen.

    Jenis produk yang dijual juga perlu dianalisis untuk men

    produk yang dominan yang akan dibeli oleh masyarakat se

    Selain jenis produk yang dominan, perlu diperhatikan juga

    produk yang disediakan di apotek.

    3) Analisis PasarAnalisis pasar meliputi potensi pasar dan target pasar. Potens

    memberikan gambaran tentang jenis konsumen dan daya be

    serta daya tarik labanya.

    4) Analisis manajemen

    Analisis manajemen meliputi struktur organisasi, jenis pekerkebutuhan tenaga kerja, dan program kerja. Struktur org

    memberikan gambaran organisasi apakah berdiri sendiri a

    bagian dari apotek yang sudah ada. Jenis pekerjaan memberik

  • 8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana

    21/133

    5) Analisis Keuangan

    Analisis keuangan meliputi jumlah biaya investasi dan modal k

    pendanaan serta aliran kas. Jumlah biaya investasi dan

    memberikan gambaran mengenai jumlah biaya investasi yang

    dan digunakan untuk keperluan apa saja, lama waktu p

    ( payback periode ), dan besar tingkat pengembalian intern

    (internal rate of return ). Sumber pendanaan menggambar

    sumber biaya investasi diperoleh, besar tingkat efisiensinya d

    sumber lain, dan jenis pinjamannya (jangka pendek atau jang

    Aliran kas menggambarkan situasi aliran kas selama perio

    (positif atau negatif) dan langkah-langkah yang dilakukan bila a

    selama periode inverstasi negatif.

    2.7.1.4 Tahap Rencana Pelaksanaan

    Setelah usulan proyek disetujui, kemudian mendapatkan

    schedule ) untuk memulai pekerjaan sesuai denagn skala p

    menyediakan dana biaya investasi dan modal kerja, mengurus izin, dan merehabilitasi gedung, merekrut karyawan, menyiapkan barang da

    sarana pendukung dilanjutkan dengan memulai operasional.

    2.7.1.5 Tahap Pelaksanaan

    Dalam melaksanakan setiap jenis pekerjaan, dibuatlah suatu berisi mengenai jadwal pelaksanaan setiap jenis pekerjaan, men

    penyimpangan yang terjadi dan membuat evaluasi dan solusi penyeles

  • 8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana

    22/133

    disampaikan kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi (Keputu

    Kesehatan RI No. 1332/MENKES/SK/X/2002 Pasal 3).

    Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan

    1332/MENKES/SK/X/2002 tentang Perubahan Atas Peraturan Menter

    Republik Indonesia No. 922/MENKES/PER/X/1993 tentang Ketentu

    Cara Pemberian Izin Apotek adalah sebagai berikut :

    a. Permohonan izin apotek diajukan kepada Kepala DinaKabupaten/Kota dengan menggunakan contoh Formulir M

    (Lampiran 1).

    b. Dengan menggunakan Formulir APT-2 (Lampiran 2) Kepala Dina

    Kabupaten/Kota selambat-lambatnya 6 (enam) hari kerja setela

    permohonan dapat meminta bantuan teknis kepada Kepala Balai melakukan pemeriksaan terhadap kesiapan apotek melakukan kegia

    c. Tim Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Kepala Balai PO

    lambatnya 6 (enam) hari kerja setelah permintaan bantuan teknis

    Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melaporkan hasil pemeriksa

    dengan menggunakan contoh Formulir APT-3 (Lampiran 3).d. Dalam hal pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) d

    dilaksanakan, Apoteker Pemohon dapat membuat surat pern

    melakukan kegiatan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/K

    dengan tembusan kepada Kepala Dinas Propinsi dengan menggun

    Formulir Model APT-4 (Lampiran 4).e. Dalam jangka waktu 12 (dua belas) hari kerja setelah dite

    pemeriksaan sebagaimana dimaksud ayat (3) atau pernyataan aya

    Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat mengeluarkan

  • 8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana

    23/133

    persyaratan yang belum dipenuhi selambat-lambatnya dalam jan

    (satu) bulan sejak tanggal surat penundaan.

    h. Terhadap permohonan izin apotek yang ternyata tidak memenuhi

    atau lokasi yang tidak sesuai dengan permohonan, maka K

    Kesehatan Kabupaten/Kota dalam jangka waktu selambat-lambat

    belas) hari kerja wajib mengeluarkan surat penolakan dis

    alasannya dengan menggunakan formulir model APT-7 (Lampiran

    Bila Apoteker menggunakan sarana milik pihak lain dala

    apotek, dengan mengadakan kerja sama dengan Pemilik Sarana A

    harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

    a. Penggunaan sarana apotek yang dimaksud, wajib didasarkan ata

    kerja sama antara Apoteker dan pemilik sarana. b. Pemilik sarana yang dimaksud harus memenuhi persyaratan t

    terlibat dalam pelanggaran peraturan perudang-undangan di

    sebagaimana dinyatakan dalam surat pernyataan yang bersangkutan

    2.9 Pencabutan Izin ApotekSetiap pelanggaran apotek terhadap ketentuan yang b

    dikenakan sanksi, baik sanksi administratif maupun sanksi pid

    administratif yang diberikan menurut Keputusan Menteri Kesehat

    Indonesia No. 1332/MENKES/SK/X/2002 tentang Perubahan ata

    Menteri Kesehatan No.922/MENKES/PER/X/1993 adalah pencabutaapotek.

    Pencabutan surat izin apotek dilakukan oleh Kepala Din

    Kabupaten/Kota apabila :

  • 8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana

    24/133

    undangan di bidang obat.

    e. Surat Izin Kerja (SIK) Apoteker Pengelola Apotek tersebut dicabutf. Pemilik Sarana Apotek terbukti dalam pelanggaran Perundang-

    bidang obat.

    g. Apotek tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai Apotek.

    Pelaksanaan pencabutan izin apotek dilakukan setelah dikelua

    a. Peringatan secara tertulis kepada APA sebanyak tiga kali berturut-tenggang waktu masing-masing dua bulan.

    b. Pembekuan izin apotek untuk jangka waktu selama-lamanya enam

    dikeluarkannya penetapan pembekuan kegiatan apotek.

    Sanksi pidana diberikan bila terdapat pelanggaran terhadap:

    a. Undang-Undang Narkotika No. 35 Tahun 2009. b. Undang-Undang Obat Keras St.1937 No.541.

    c. Undang-Undang Kesehatan No.23 Tahun 1992.

    d. Ketentuan Peraturan Perundang-undangan lainnya.

    2.10 Pengelolaan ApotekKegiatan pengelolaan apotek adalah seluruh upaya dan kegiat

    untuk melaksanakan tugas dan fungsi pelayanan apotek. Pengelolaan a

    dibagi menjadi dua jenis, yaitu pengelolaan teknis farmasi dan peng

    teknis farmasi.

    Kegiatan pengelolaan non teknis kefarmasian meliputi semadministrasi, keuangan, personalia, pelayanan komoditi selain perbek

    dan bidang lainnya yang berhubungan dengan fungsi apotek

    Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik In

  • 8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana

    25/133

    2.11 Sediaan Farmasi

    2.11.1. Obat bebas (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indone2380/A/SK/VI/83)

    Obat bebas adalah obat tanpa peringatan, yang dapat diperoleh

    dokter. Tanda khusus yang terdapat pada obat bebas adalah ling

    berwarna hijau dengan garis tepi hitam.

    Gambar 2.1 Penandaan obat bebas

    2.11.2. Obat bebas terbatas (Keputusan Menteri Kesehatan Repub Nomor : 2380/A/SK/VI/83)

    Obat bebas terbatas adalah obat dengan peringatan, yang dap

    tanpa resep dokter. Tanda khusus yang terdapat obat bebas terb

    lingkaran bulat berwarna biru dengan garis tepi hitam.

    Gambar 2.2 Penandaan obat bebas terbatas

    2.11.3. Obat keras daftar G (Keputusan Menteri Kesehatan Repub

    Nomor:2396/A/SK/VII/86)

    Obat keras adalah obat yang dapat diperoleh dengan resep d

    pada obat keras berupa lingkaran bulat berwarna merah dengan gari

  • 8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana

    26/133

    2.11.4. Narkotika (Undang-undang nomor 35 Tahun 2009)

    Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman

    tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan

    atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai me

    rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.

    Gambar 2.4 Penandaan obat narkotika

    Narkotika dibagi ke dalam tiga golongan yaitu :

    a. Narkotika Golongan I Narkotika Golongan I adalah narkotika yang hanya dapat digu

    tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan d

    serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantung

    Contoh : Tanaman Papaver somniferum (kecuali bijinya

    heroin, psilosibin, amfetamin. b. Narkotika Golongan II

    Narkotika Golongan II adalah narkotika berkhasiat pengobata

    sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi da

    tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai po

    mengakibatkan ketergantungan.Contoh : Difenoksilat, metadon, morfin, petidin.

    c. Narkotika Golongan III

    Narkotika Golongan III adalah narkotika berkhasiat pengobatan

  • 8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana

    27/133

    2.11.5. Psikotropika (Undang-undang nomor 5 Tahun 1997)

    Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun s

    narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada su

    pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan pe

    Psikotropika digolongkan menjadi empat golongan :

    a. Psikotropika Golongan I

    Psikotropika Golongan I adalah psikotropika yang hanya dapauntuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam

    mempunyai potensi sangat kuat mengakibatkan sindroma ketergant

    Contoh : Psilosibin, lisergida

    b. Psikotropika Golongan II

    Psikotropika Golongan II adalah psikotropika yang berkhasiat pendapat digunakan dalam terapi dan/atau tujuan ilmu penge

    mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan.

    Contoh : Amfetamin, deksamfetamin, metamfetamin, sekobarbital.

    c. Psikotropika Golongan III

    Psikotropika Golongan III adalah psikotropika yang berkhasiat pen banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu penge

    mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantunga

    Contoh : Amobarbital, pentazosin, pentobarbital, siklobarbital.

    d. Psikotropika Golongan IV

    Psikotropika Golongan IV adalah psikotropika yang berkhasiat pensangat luas digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu

    serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergan

    Contoh : Alobarbital, alprazolam, barbital, diazepam, fenobarbital.

  • 8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana

    28/133

    b. Apoteker wajib melayani resep dokter, dokter gigi, dan do

    Pelayanan resep di apotek sepenuhnya atas tanggung jawaPengelola Apotek (APA), sesuai dengan tanggung jawab dan keah

    yang dilandasi pada kepentingan masyarakat.

    c. Apoteker tidak diizinkan untuk menggantikan obat generik yan

    dalam resep dengan obat paten.

    d. Dalam hal pasien tidak mampu menebus obat yang tertulis Apoteker wajib berkonsultasi dengan dokter untuk pemilihan oba

    tepat.

    e. Apoteker wajib memberikan informasi yang berkaitan dengan peng

    yang diserahkan kepada pasien dan penggunaan obat secara

    rasional atas permintaan masyarakat.f. Apabila Apoteker menganggap bahwa dalam resep terdapat kek

    penulisan resep yang tidak tepat, Apoteker harus memberitah

    dokter penulis resep.

    Apabila karena pertimbangan tertentu dokter penulis resep

    pendiriannya, dokter wajib menyatakannya secara tertulis atau mtanda tangan yang lazim di atas resep.

    g. Salinan resep harus ditandatangani oleh Apoteker.

    h. Resep harus dirahasiakan dan disimpan di Apotek dengan baik d

    waktu 3 (tiga) tahun.

    i. Resep atau salinan resep hanya boleh diperlihatkan kepada doresep, penderita yang bersangkutan atau yang merawat pende

    kesehatan atau petugas lain yang berwenang menurut perunda

    yang berlaku.

  • 8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana

    29/133

    Apoteker Pengganti. Penunjukkan ini harus dilaporkan kepada Ke

    Wilayah dengan tembusan kepada Direktur Jenderal dan KPemeriksaan Obat dan Makanan setempat.

    l. Apoteker Pengelola Apotek turut bertanggung jawab atas pelaksan

    yang dilakukan oleh Apoteker Pendamping dan Apoteker Pengga

    pengelolaan Apotek.

    m. Apoteker Pendamping bertanggung jawab atas pelaksanaan tugakefarmasian selama yang bersangkutan bertugas menggantika

    Pengelola Apotek.

    n. Dalam pelaksanaan pengelolaan Apotek, Apoteker Pengelola A

    dibantu oleh Asisten Apoteker di bawah pengawasan Apoteker.

    Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1027/MENKESmengatur tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek

    Kefarmasian ( Pharmaceutical care ) adalah bentuk pelayanan

    jawab langsung profesi apoteker dalam pekerjaan kefarm

    meningkatkan kualitas hidup pasien. Pelayanan kefarmasian pada s

    bergeser orientasinya dari obat ke pasien yang mengacu kepadkefarmasian ( pharmaceutical care ). Kegiatan pelayanan kefarmasi

    hanya berfokus pada pengelolaan obat sebagai komoditi menjadi pela

    komprehensif yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup

    Pelayanan kefarmasian di dalam Keputusan Menteri Kesehatan

    1027/MENKES/SK/IX/2004, terdiri dari pelayanan resep, promosi serta Pelayanan residensial ( Home Care ).

    2.12.1. Pelayanan Resep.

  • 8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana

    30/133

    e) Nama obat , potensi, dosis, jumlah yang minta.

    f) Cara pemakaian yang jelas.g) Informasi lainnya.

    2) Kesesuaian farmasetik: bentuk sediaan, dosis, potens

    inkompatibilitas, cara dan lama pemberian.

    3) Pertimbangan klinis: adanya alergi, efek samping, interaks

    (dosis, durasi, jumlah obat dan lain-lain).Jika ada keraguan tehendaknya dikonsultasikan kepada dokter penulis resep dengan

    pertimbangan dan alternatif seperlunya bila perlu menggunakan

    setelah pemberitahuan.

    b. Penyiapan obat.

    1) Peracikan.Peracikan merupakan kegiatan menyiapkan, menimbang,

    mengemas dan memberikan etiket pada wadah. Dalam m

    peracikan obat harus dibuat suatu prosedur tetap dengan me

    dosis, jenis dan jumlah obat serta penulisan etiket yang benar.

    2) Etiket.Etiket harus jelas dan dapat dibaca.

    3) Kemasan obat yang diserahkan.

    Obat hendaknya dikemas dengan rapi dalam kemasan yang co

    terjaga kualitasnya.

    4) Penyerahan Obat.Sebelum obat diserahkan pada pasien harus dilakukan pemer

    terhadap kesesuaian antara obat dengan resep. Penyerahan ob

    oleh apoteker disertai pemberian informasi obat dan konse

  • 8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana

    31/133

    6) Konseling.

    Konseling adalah suatu proses komunikasi dua arah yang sisteapoteker dan pasien untuk mengidentifikasi dan memecahkan m

    berkaitan dengan obat dan pengobatan. Apoteker harus

    konseling, mengenai sediaan farmasi, pengobatan dan perbekala

    lainnya sehingga dapat memperbaiki kualitas hidup pasie

    bersangkutan terhindar dari bahaya penyalahgunaan atau penggsediaan farmasi atau perbekalan kesehatan lainnya. Unt

    penyakit tertentu seperti kardiovaskular, diabetes, TBC,

    penyakit kronis lainnya, apoteker harus memberikan kons

    berkelanjutan.

    7) Monitoring Penggunaan Obat.Setelah penyerahan obat kepada pasien, apoteker harus m

    pemantauan penggunaan obat, terutama untuk pasien ter

    cardiovascular, diabetes , TBC, asma, dan penyakit kronis lainny

    2.12.2. Promosi dan EdukasiDalam rangka pemberdayaan masyarakat, apoteker harus

    secara aktif dalam promosi dan edukasi. Apoteker ikut membantu

    informasi, antara lain dengan penyebaran leaflet / brosur, poster,

    lain-lainnya.

    2.12.3. Pelayan Residensial ( Home Care )

    Pelayanan residensial (Home care) adalah pelayanan apoteker

    giver dalam pelayanan kefarmasian di rumah-rumah khususnya untu

  • 8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana

    32/133

    2.13 Pelayaanan Swamedikasi

    Penggunaan obat bebas, obat bebas terbatas dan obat wajib apdalam pengobatan sendiri (swamedikasi) harus mengikuti prinsip

    obat secara aman dan rasional. Pelaksanaan swamedikasi yang bertang

    membutuhkan produk obat yang sudah terbukti keamanan,

    kualitasnya, serta membutuhkan pemilihan obat yang tepat sesuai den

    penyakit dan kondisi pasien.Apoteker mempunyai peran yang sangat penting dalam

    bantuan, nasehat dan petunjuk kepada masyarakat yang ingin

    swamedikasi, agar dapat masyarakat dapat melakukan swamed

    bertanggung jawab. Apoteker harus dapat menekankan kepada pa

    walaupun dapat diperoleh tanpa resep dokter, namun penggunaan obat bebas terbatas, dan OWA tetap dapat menimbulkan bahaya dan ef

    yang tidak dikehendaki jika dipergunakan secara tidak semestinya.

    Dalam pelaksanaan swamedikasi, Apoteker memiliki dua

    sangat penting, yaitu menyediakan produk obat yang sudah terbukt

    khasiat dan kualitasnya serta memberikan informasi yang dibumemberikan informasi kepada pasien dan keluarganya agar obat digun

    aman, tepat dan rasional. Pemberian informasi dilakukan teru

    mempertimbangkan :

    1. Ketepatan penentuan indikasi atau penyakit.

    2. Ketepatan pemilihan obat yang efektif, aman, dan ekonomis.

    3. Ketepatan dosis dan cara penggunaan obat.

    Satu hal yang sangat penting dalam informasi swamed

    meyakinkan agar produk yang digunakan tidak berinteraksi neg

  • 8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana

    33/133

    1. Khasiat obat

    Apoteker perlu menerangkan dengan jelas khasiat obat yang bsesuai atau tidak dengan indikasi atau gangguan kesehatan y

    pasien.

    2. Kontraindikasi

    Pasien perlu diberi tahu dengan jelas kontraindikasi dari obat yan

    agar tidak menggunakannya jika memiliki kontra indikasi dimaks3. Efek samping dan cara mengatasinya (jika ada)

    Pasien juga perlu diberi informasi tentang efek samping ya

    muncul dan apa yang harus dilakukan untuk menghindari atau me

    4. Cara pemakaian

    Cara pemakaian harus disampaikan secara jelas kepada pmenghindari salah pemakaian, apakah ditelan, dihirup

    dimasukkan melalui anus, atau cara lain.

    5. Dosis

    Dosis harus disesuaikan dengan kondisi kesehatan pasien. Ap

    menyarankan dosis sesuai dengan yang disarankan ol(sebagaimana petunjuk pemakaian yang tertera di etiket)

    menyarankan dosis lain sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki

    6. Waktu pemakaian

    Waktu pemakaian juga harus diinformasikan dengan jelas ke

    misalnya sebelum atau sesudah makan atau saat akan tidur.7. Lama penggunaan

    Lama penggunaan obat juga harus diinformasikan kepada pasien

    tidak menggunakan obat secara berkepanjangan karena penyak

  • 8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana

    34/133

    12. Cara membedakan obat yang masih baik dan sudah rusak.

    Di samping itu, Apoteker juga perlu memberi informasi ktentang obat generik yang memiliki khasiat sebagaimana yang dibut

    keuntungan yang dapat diperoleh dengan menggunakan obat gene

    penting dalam pemilihan obat yang selayaknya harus selalu memperh

    farmakoekonomi dan hak pasien.

    Selain konseling dalam farmakoterapi, Apoteker juga memil jawab lain yang lebih luas dalam swamedikasi. Dalam pernyataan b

    dikeluarkan oleh IPF ( International Pharmaceutical Federation

    (World Self-Medication Industry ) tentang swamedikasi yang bert

    ( Responsible Self-Medication ) dinyatakan sebagai berikut:

    1. Apoteker memiliki tanggung jawab profesional untuk memberikaninformasi yang benar, cukup dan objektif tentang swamedikasi

    produk yang tersedia untuk swamedikasi.

    2. Apoteker memiliki tanggung jawab profesional untuk merek

    kepada pasien agar segera mencari nasehat medis yang diperlu

    dipertimbangkan swamedikasi tidak mencukupi.3. Apoteker memiliki tanggung jawab profesional untuk memberi

    kepada lembaga pemerintah yang berwenang, dan untuk mengi

    kepada produsen obat yang bersangkutan, mengenai efek

    dikehendaki ( adverse reaction ) yang terjadi pada pasien yang

    obat tersebut dalam swamedikasi.4. Apoteker memiliki tanggung jawab profesional untuk mendoro

    masyarakat agar memperlakukan obat sebagai produk khusus

    dipergunakan dan disimpan secara hati-hati, dan tidak boleh d

  • 8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana

    35/133

    a. Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita ham

    bawah usia 2 tahun dan orangtua di atas 65 tahun. b. Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan

    kelanjutan penyakit.

    c. Penggunaannya tidak memerlukan cara dan atau alat khusus

    dilakukan oleh tenaga kesehatan.

    d. Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinyIndonesia.

    e. Obat dimaksud memiliki resiko khasiat keamanan

    dipertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri.

    Obat Wajib Apotek (OWA) yaitu obat keras yang dapat dise

    Apoteker kepada pasien di Apotek tanpa resep dokter. Obat yang termOWA ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. Apoteker di apotek dala

    pasien yang memerlukan obat wajib :

    a. Memenuhi ketentuan dan batasan tiap jenis obat per pasien sesuai

    disebutkan dalam daftar obat wajib apotek.

    b. Membuat catatan pasien serta obat yang telah diserahkan.c. Memberikan informasi meliputi dosis dan aturan pakainya, kontrai

    samping dan hal-hal lain yang perlu diperhatikan oleh pasien.

    Obat-obat yang termasuk ke dalam daftar obat wajib apotek an

    1. Obat kontrasepsi oral, baik tunggal maupun kombinasi.

    2. Obat saluran cerna, yang terdiri dari :a) Antasida + sedativ/spasmodik

    b) Anti spasmodik

    c) Spasmodik+analgesik

  • 8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana

    36/133

    6. Antiparasit yang terdiri dari obat cacing.

    7. Obat topikal untuk kulit yang terdiri dari :a) Semua salep/krim antibiotik

    b) Semua salep/krim kortikosteroid

    c) Semua salep/krim/gel antiinflamasi nonsteroid (AINS)

    d) Antijamur

    e) Antiseptik lokalf) Enzim antiradang topikal

    g) Pemutih kulit

    2.15 Pengelolaan Narkotika

    Narkotika hanya dapat digunakan untuk kepentingan pelayandan/atau pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Menur

    undang Nomor 22 tahun 1997 tentang Narkotika, pengaturan narkotika

    a. Menjamin ketersediaan narkotika untuk kepentingan pelayana

    dan/atau perkembangan ilmu pengetahuan.

    b. Mencegah terjadinya penyalahgunaan narkotika.

    c. Memberantas peredaran gelap narkotika.

    Pengelolaan narkotika di apotek meliputi perencanaan,

    pemesanan, penyimpanan, pelayanan/penyerahan, pemusnahan, pen

    pelaporan serta dokumentasi.

    2.15.1 Perencanaan Narkotika (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timu

    Perencanaan narkotika adalah kegiatan menetapkan jenis

    narkotika sesuai dengan kebutuhan narkotika dengan meto

  • 8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana

    37/133

    c. Menentukan jumlah narkotika sesuai dengan kebutuhan.

    2.15.2 Pengadaan/Pemesanan Narkotika (Dinas Kesehatan Provinsi

    2010)

    Apoteker hanya dapat memesan narkotika melalui Ped

    Farmasi (PBF) yang telah ditunjuk khusus oleh Menteri yaitu PT. K

    dengan tujuan untuk memudahkan pengawasan peredaran narkotika.narkotika dilakukan dengan membuat surat pesanan narkotika asli

    dari empat rangkap. Surat pesanan narkotika dilengkapi dengan nam

    tangan APA, nomor Surat Izin Apotek (SIA), tanggal dan nomor s

    lengkap dan stempel apotek. Satu surat pesanan hanya untuk satu jenis

    2.15.3 Penyimpanan Narkotika (Departemen Kesehatan, 1978)

    Bedasarkan Permenkes Nomor 28/MENKES/PER/V/19

    penyimpanan narkotika, apotek harus memiliki tempat khusus untuk p

    narkotika yang memenuhi persyaratan sebagai berikut :

    a.

    Harus dibuat seluruhnya dari kayu atau bahan lain yang kuat b. Harus mempunyai kunci yang kuat

    c. Dibagi dua masing-masing dengan kunci yang berlainan; bag

    dipergunakan untuk menyimpan morfin, petidin, dan garam-gar

    untuk persediaan, bagian kedua digunakan untuk menyimpan

    narrkotika lainnya yang dipakai sehari-harid. Apabila tempat khusus tersebut berupa lemari berukuran kurang da

    100 cm, maka lemari tersebut harus dibaut pada tembok atau lantai

    e. Lemari harus dikunci dengan baik.

  • 8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana

    38/133

    2.15.4 Pelayanan/penyerahan Narkotika

    Menurut Undang-undang nomor 35 tahun 2009 pasal 43, Adapat melakukan penyerahan narkotika kepada rumah sakit, pus

    masyarakat, apotek lainnya, balai pengobatan, dokter, dan ke

    berdasarkan resep dari dokter. Apotek dilarang mengulangi m

    narkotika atas dasar resep yang sama dari seorang dokter atau atas d

    resep dokter (Undang-Undang Nomor 9 tahun 1976 Pasal 7). Pada reseyang baru dilayani sebagian, apotek boleh membuat salinan resep te

    resep tersebut hanya boleh dilayani di apotek yang menyimpan resep a

    2.15.5 Pemusnahan Narkotika

    Tujuan dilakukannya pemusnahan narkotika adalah untuk pertanggungjawaban apoteker terhadap pengelolaan narkotika

    narkotika yang sudah tidak memenuhi persyaratan dikelola sesuai den

    yang berlaku, dan mencegah penyalahgunaan bahan narkotika serta

    resiko terjadinya penggunaan obat yang substandar (Departemen K

    2008).Berdasarkan Undang-undang nomor 22 tahun 1997 tentan

    Pasal 60, pemusnahan narkotika dilakukan dalam hal diproduksi tanp

    standar dan persyaratan yang berlaku dan/atau tidak dapat digun

    proses produksi, kadaluarsa, tidak memenuhi syarat untuk digu

    pelayanan kesehatan dan/atau berkaitan untuk pengembangan ilmu patau berkaitan dengan tindak pidana.

    Pemusnahan yang dilakukan oleh apotek dengan membuat

    pemusnahan narkotika dan dilaporkan kepada pihka-pihak y

  • 8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana

    39/133

    c. Nama seorang saksi dari pemerintah dan seorang saksi dari peru

    badan tersebut.d. Nama dan jumlah narkotika yang dimusnahkan.

    e. Cara pemusnahan.

    f. Tanda tangan penanggung jawab apotik/pemegang izin khusus, do

    narkotika dan saksi-saksi.

    Berita acara pemusnahan tersebut dikirimkan kepada dibuat rauntuk ditujukan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, K

    Kesehatan Propinsi, Kepala Balai Pengawasan Obat dan Makana

    disimpan sebagai arsip di apotek.

    2.15.6 Pencatatan dan Pelaporan NarkotikaUndang-undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika

    bahwa apotek wajib membuat, menyampaikan, dan menyimpan lapo

    mengenai pemasukan dan/atau pengeluaran narkotika yang be

    penguasaannya. Pelaporan penggunaan narkotika telah dikemban

    bentuk perangkat lunak atau program Sistem Pelaporan NaPsikotropika (SIPNAP) sejak tahun 2006 oleh Kementerian Keseh

    Pelaporan Narkotika dan Psikotropika (SIPNAP) adalah sistem yan

    pelaporan penggunaan Narkotika dan Psikotropika dari Unit Layanan

    Rumah Sakit dan Apotek) ke Dinas Kesehatan Kabupaten/K

    menggunakan pelaporan elektronik selanjutnya Dinas Kesehatan Kabmelaporkan ke tingkat yang lebih tinggi (Dinkes Provinsi dan Ditjen

    Alkes) melalui mekanisme pelaporan online yang menggunakan fa

  • 8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana

    40/133

    a. Menjamin ketersediaan psikotropika guna kepentingan pelayana

    dan ilmu pengetahuan. b. Mencegah terjadinya penyalahgunaan psikotropika.

    c. Memberantas peredaran gelap psikotropika.

    2.16.1 Pemesanan Psikotropika (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tim

    Pemesanan psikotropika dilakukan dengan menggunakan SPsikotropika yang ditandatangani oleh APA dengan mencantumkan

    (Lampiran 10). Surat pesanan tersebut dibuat rangkap tiga dan setiap

    digunakan untuk memesan beberapa jenis psikotropika.

    2.16.2

    Penyimpanan PsikotropikaPenyimpanan psikotropika belum diatur di dalam perunda

    atau peraturan lainnya. Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan

    maka sebaiknya obat golongan psikotropika disimpan pada rak

    khusus.

    2.16.3 Penyerahan Psikotropika

    Penyerahan psikotropika oleh apotek hanya dapat dilakukan k

    lain, rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan, dokter dan pasien.

    psikotropika oleh apotek dilaksanakan berdasarkan resep dokter.

    2.16.4 Pemusnahan Psikotropika

    Pada Undang-undang No. 5 tahun 1997 pasal 53disebu

    pemusnahan psikotropika dilaksanakan dalam hal berhubungan de

  • 8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana

    41/133

    2.16.5 Pelaporan Psikotropika

    Apotek berkewajiban menyusun dan mengirimkan lapomelalui perangkat lunak atau program Sistem Pelaporan Na

    Psikotropika (SIPNAP). Mekanisme pelaporan psikotropika sa

    pelaporan narkotika.

    2.17 Pengadaan Persediaan Apotek Pengadaan farmasi merupakan kegiatan untuk memenuh

    perbekalan farmasi berdasarkan fungsi perencanaan dan pengangga

    pengadaan adalah memperoleh barang atau jasa yang dibutuhkan da

    yang cukup dengan kualitas harga yang dapat dipertanggungjawa

    waktu dan tempat tertentu secara efektif dan efisien menurut taketentuan yang berlaku (Quick, 1997). Pengadaan harus memenu

    syarat, yaitu (Seto, Yunita&Lily, 2004):

    a. Doematig , artinya sesuai tujuan/sesuai rencana. Pengadaan

    kebutuhan yang sudah direncanakam sebelumnya.

    b. Rechtmatig , artinya sesuai hak/sesuai kemampuan.

    c. Wetmatig, artinya sistem/cara pengadaannya harus sesuai deng

    ketentuan yang berlaku.

    Secara umum, jenis pengadaan berdasarkan waktu terdiri

    1997) :

    a. Annual purchasing , yaitu pemesanan dilakukan satu kali dalam sa

    b. Scheduled purchasing , yaitu pemesanan dilakukan secara p

    waktu tertentu misalnya mingguan, bulanan, dan sebagainya.

    c. Perpetual purchasing , yaitu pemesanan dilakukan setiap

  • 8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana

    42/133

    secara reguler dapat dipesan secara periodik setiap tahun

    purchasing ), dan obat-obatan yang banyak diminati dan obatharganya sangat mahal maka pemesanan dilakukan seca

    purchasing .

    Setelah menentukan jenis pengadaan yang akan diterapkan

    frekuensi dan waktu pemesanan maka pengadaan barang di a

    dilakukan dengan berbagai cara, yaitu (Seto, Yunita&Lily, 2004):a. Pembelian kontan

    Dalam pembelian kontan, pihak apotek langsung membayar harg

    dibeli dari distributor. Biasanya dilakukan oleh apotek yang baru di

    untuk melakukan pembayaran kredit apotek harus

    kemampuannya dalam menjual. b. Pembelian kredit

    Pembelian kredit adalah pembelian yang pembayarannya dilakukan

    jatuh tempo yang telah ditetapkan, misalnya 30 hari setelah o

    apotek.

    c.

    Konsinyasi (titipan obat)Konsinyasi adalah titipan barang dari pemilik kepada apotek, dim

    bertindak sebagai agen komisioner yang menerima komisi bila bar

    terjual. Bila barang tersebut tidak terjual sampai batas waktu kad

    waktu yang telah disepakati maka barang tersebut dapat dikemb

    pemiliknya.

    2.18 Pengendalian Persediaan Apotek

    Pengendalian persediaan dalam hal ini berhubungan den

  • 8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana

    43/133

    2.18.1 Parameter – parameter dalam pengendalian persediaan

    a. Konsumsi rata-rataKonsumsi rata-rata sering juga disebut permintaan ( dem

    yang diharapkan pada pemesanan selanjutnya merupakan variabel

    menentukan berapa banyak stok barang yang harus dipesan (Quick, 19

    b. Waktu tunggu/waktu tenggang ( Lead Time ) Waktu tunggu merupakan waktu tenggang yang dibutuhk

    pemesanan sampai dengan penerimaan barang. Waktu tunggu ini dap

    beda untuk setiap pemasok. Faktor-faktor yang dapat berpengaruh

    tunggu adalah jarak antara pemasok dengan apotek, jumlah pesanan,

    pemasok (Quick, 1997).

    c. Persediaan Pengaman ( Safety Stock )

    Persediaan pengaman merupakan persediaan yang dica

    kebutuhan selama menunggu barang datang untuk mengantisipasi ke

    barang pesanan atau untuk menghadapi suatu keadaan tertentu yangkarena perubahan pada permintaan misalnya karena adanya permin

    yang meningkat secara tiba-tiba (karena adanya wabah penyakit) (Quic

    Persediaan pengaman dapat dihitung dengan rumus (Quick, 1997):

    SS = LT x CA

    Keterangan :

    SS = Safety stock (persediaan pengaman)

    LT = Lead Time (waktu tunggu)

    CA = Average Consumption (konsumsi rata-rata)

  • 8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana

    44/133

    e. Persediaan maksimum

    Persediaan maksimum merupakan jumlah persediaan terbesatersedia. Jika jumlah persediaan telah mencapai jumlah maksimum

    perlu lagi melakukan pemesanan untuk menghindari terjadinya sto

    dapat menyebabkan kerugian (Quick, 1997).

    f. Perputaran persediaanPerputaran persediaan menggambarkan jumlah siklus yang di

    dari mulai pembelian hingga penjualan kembali. Jika suatu barang mem

    perputaran persediaan yang besar maka barang tersebut dikategori

    barang fast moving . Sebaliknya, jika angka perputaran persediaan

    terbilang kecil maka barang tersebut termasuk slow moving (QuiPerputaran persediaan dihitung dengan cara :

    erputaran persed aan o n

    r

    Keterangan :

    So = Persediaan awal Sr = Persediaan rata-rata

    P = Jumlah pembelian Sn = Persediaan Akhir

    g. Jumlah pesanan ( Economic Order Quantity / Economic Lot Size

    Di apotek, jumlah persediaan yang harus ada adalah pers

    jangka waktu tertentu dan disesuaikan dengan kebijakan pada pola

    Persediaan dirancang agar setiap saat harus tersedia dan sek

    mengantisipasi permintaan yang tidak menentu, kemampuan

    terbatas, waktu tenggang pesanan yang tidak menentu, ongkos kirim

  • 8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana

    45/133

    Keterangan :

    R = Jumlah kebutuhan dalam setahunP = Harga barang / unit

    S = Biaya memesan tiap kali pemesanan

    I = % Harga persediaan rata-rata

    h. ReOrder Point ( ROP / Titik pemesanan)Titik pemesanan merupakan saat dimana harus diadakan

    kembali sedemikian rupa sehingga penerimaan barang yang dipesan

    dimana persediaan di atas stok pengaman sama dengan nol atau sa

    nilai persediaan minimum. Pada keadaan khusus (mendesak), dap

    pemesanan langsung tanpa harus menunggu hari pembelian yang telah bersama antar apotek dan pemasok (Quick, 1997).

    Rumus perhitungan ROP adalah (Quick, 1997):

    ROP = SS + LT

    Keterangan :

    ROP = Reorder point (titik pemesanan kembali)SS = Safety stock (stok pengaman)

    LT = Lead time (waktu tunggu)

  • 8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana

    46/133

    2.18.2 Penentuan Prioritas PengadaanMetode ini mengelompokan obat berdasarkan nilai kepe

    vitalitas obat terhadap pelayanan kesehatan untuk melayani permi

    pengobatan.

    Dalam melakukan pengadaan dibutuhkan penentuan prioritas

    akan dipesan. Pemilihan prioritas pengadaan dapat dilakukan dengmetode. Penyusunan prioritas dapat dilakukan dengan mengguna

    sebagai berikut (Quick, 1997):

    a. Analisis VEN (Vital, Esensial, Non-esensial)

    1. V (Vital)

    Obat yang tergolong dalam kategori vital adalah obat untuk mehidup manusia atau untuk pengobatan karena peny

    mengakibatkan kematian. Pengadaan obat golongan ini diprio

    2. E (Esensial)

    Kategori esensial digunakan untuk obat-obat yang banyak di

    digunakan dalam tindakan atau pengobatan penyakit t

    masyarakat. Dengan kata lain, obat-obat golongan ini adal

    fast-moving .

    3. N (Non-esensial)

    Kategori non-esensial untuk obat-obat pelengkap yang si

    esensial, tidak digunakan untuk penyelamatan hidup maupun

    penyakit terbanyak, contohnya suplemen vitamin.

    b. Analisis Pareto (ABC)

  • 8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana

    47/133

    hanya sekitar 10-20% dari seluruh item. Kelas A memi

    biaya yang tinggi terhadap biaya pengadaan. Pengenddilakukan secara intensif (Quick, 1997).

    2. Kelas B

    Persediaan yang memiliki volume rupiah yang menengah

    mewakili sekitar 15-20 % dari total nilai persediaan, meskipu

    hanya sekitar 10-20% dari seluruh item (Quick, 1997).3. Kelas C

    Persediaan yang memiliki volume rupiah yang rendah. Kelas

    sekitar 5-10% dari total nilai persediaan, tapi terdiri sekitar

    seluruh barang (Quick, 1997).

    Analisis pareto dilakukan dengan menghitung nilai investsediaan obat dengan cara :

    a. Menghitung total investasi tiap jenis obat.

    b. Pengelompokan obat berdasarkan nilai investasi dan diurutkan

    nilai investasi terbesar hingga terkecil.

    c. Analisis VEN-ABC

    Metode analisis ini mengkombinasi kedua metode sebelum

    metode ini pengelompokan barang berdasarkan volume dan nilai pen

    selama periode waktu tertentu. Analisa VEN-ABC menggabun

    pareto dan VEN dalam suatu matriks sehingga analisis menjadi

    (Quick, 1997). Matriks dapat dibuat sebagai berikut :

    V E N

  • 8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana

    48/133

    Semua obat vital dan esensial dalam kelompok A, B, dan C harus ters

    kuantitasnya disesuaikan dengan kebutuhan konsumen apotek. Untuesensial dalam kelompok A tidak diprioritaskan, sedangkan kelomp

    pengadaannya disesuaikan dengan kebutuhan (Quick, 1997).

    2.19 Strategi Pemasaran Apotek

    Strategi pemasaran yang umumnya dilakukan oleh apotek adAIDA ( Attention, Interest, Desire, Action ). Analisis AIDA m

    rangkaian proses dimulai dari menarik perhatian calon pembeli hin

    memutuskan untuk membeli di apotek.

    2.19.1 AttentionStrategi ini merupakan upaya apotek untuk dapat menar

    pengunjung/konsumen, yang dapat dilakukan dengan:

    a. Membuat desain eksterior apotek yang menarik, seperti papan nam

    dan memasang neon box agar mudah terlihat oleh orang yang lew

    b. Mendesain bangunan agar terlihat menarik dan juga memperhat

    ekonomi di lingkungan tempat pendirian apotek. Jika apote

    lingkungan daerah menengah ke atas, maka desainnya dapat

    mewah agar tampak meyakinkan pengunjung di lingkungan ter

    obat yang dijual lengkap dan berkualiatas. Namun sebaliknya, ap

    didirikan di lingkungan menengah ke bawah, maka desain yang

    perlu mewah agar tidak membuat pengunjung merasa enggan atau

    datang karena memiliki sugesti obat yang dijual di apotek tersebut m

    c. Menggunakan kaca transparan pada sisi depan apotek agar de

  • 8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana

    49/133

    kemasan dan disusun berdasarkan efek farmakologis. Hal tersebut dap

    terlihat oleh pengunjung saat memasuki apotek.2.19.3 Desire

    Langkah selanjutnya setelah pengunjung masuk ke dalam a

    menimbulkan keinginan mereka untuk membeli obat. Upaya yang dap

    adalah melayani pengunjung dengan ramah, cepat tanggap denga

    pelanggan, meningkatkan kelengkapan obat, dan memberikan bersaing.

    2.19.4 Action

    Setelah melalui beberapa tahap diatas, akhirnya pengun

    tersebut memutuskan mengambil sikap untuk menjadi pembeli obaPada tahap ini pembeli akan merasakan sendiri pelayanan yang diberi

    Pelayanan yang dapat diberikan antara lain dengan menunjukka

    pelayanan dan pemberian informasi yang diperlukan.

  • 8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana

    50/133

    BAB 3TINJAUAN KHUSUS APOTEK KESELAMATAN

    3.1 Pendahuluan Apotek Keselamatan

    Apotek Keselamatan didirikan pada bulan April tahun 2004

    dikelola oleh seorang Apoteker Pengelola Apotek, Ibu Dra. Azizahwa

    dengan SIK No. 2621/B dan SIA No. 87.SIA.0/04./YANKES/04.

    3.2 Lokasi dan Tata Ruang

    3.2.1 Lokasi

    Apotek Keselamatan berlokasi di Jalan Keselamatan No

    Selatan. Apotek ini berada di perumahan padat penduduk, yang berj

    lebih 200 meter dari jalan raya. Meskipun tidak terletak di tepi jalan

    jalan di depan Apotek Keselamatan cukup ramai dan digunakan s

    alternatif. Selain itu, Apotek Keselamatan terletak di pusat pertiga

    dapat dijangkau dari tiga arah. Lokasi Apotek Keselamatan dapat

    Lampiran 8 .

    3.2.2 Tata Ruang

    Bangunan Apotek Keselamatan terdiri dari halaman parkir, ru

    meja kasir dan tempat penerimaan resep, ruang peracikan, meja ker

    ruang praktek dokter, ruang istirahat karyawan dan tempat pen

    wastafel. Denah ruangan Apotek Keselamatan dapat dilihat pada Lam

    3.3 Sumber Daya Manusia dan Struktur Organisasi

  • 8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana

    51/133

    a. Tenaga kefarmasian

    APA dan PSA : 1 orangApoteker Pendamping : 1 orang

    b. Tenaga non teknis kefarmasian

    Juru resep : 1 orang

    Tenaga pembantu : 1 orang

    3.4 Tugas dan Fungsi Tiap Jabatan

    3.4.1 Apoteker Pengelola Apotek (APA)

    Apoteker Pengelola Apotek memiliki tugas dan tanggung ja

    berikut:

    a. Menyelenggarakan pelayanan kefarmasian yang sesuai denga

    (apotek sebagai tempat pengabdian profesi) dan memenuhi segal

    perundang-undangan di bidang perapotekan yang berlaku.

    b. Memimpin seluruh kegiatan manajerial apotek termasuk mengk

    dan mengawasi dinas kerja karyawan lainnya antara lain men

    giliran kerja, menetapkan pembagian beban kerja, dan tanggung jaw

    masing karyawan.

    c. Secara aktif berusaha sesuai dengan bidang tugasnya untuk m

    omset penjualan dan mengembangkan hasil usaha apo

    mempertimbangkan masukan dari karyawan lainnya untu

    pelayanan dan kemajuan apotek.

    d. Melayani permintaan obat bebas dan resep dokter, mulai dari

    resep, menyiapkan obat, meracik, menulis etiket, mengemas, sam

    menyerahkan obat.

  • 8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana

    52/133

    kemudian menyerahkan obat kepada pasien dan memberikan inform

    penggunaan obat tersebut serta informasi tambahan lain yang diperh. Membuat salinan resep dan kuintasi bila dibutuhkan.

    i. Mengatur dan mengawasi pengamanan hasil penjualan tunai harian

    3.4.2 Apoteker Pendamping

    Apoteker Pendamping memiliki tugas dan fungsi sebagai berika. Mendata kebutuhan barang

    b. Mengatur, mengontrol, dan menyusun obat pada tempat penyimp

    ruang peracikan.

    c. Melayani permintaan obat bebas dan resep dokter, mulai dari

    resep, menyiapkan obat, meracik, menulis etiket, mengemas, sam

    menyerahkan obat.

    d. Memberi harga-harga untuk resep-resep yang masuk dan

    kelengkapan resep.

    e. Memeriksa kebenaran obat yang akan diserahkan kepada pas

    bentuk sediaan obat, jumlah obat, nama obat, nomor resep,

    kemudian menyerahkan obat kepada pasien dan memberikan inform

    penggunaan obat tersebut serta informasi tambahan lain yang diper

    f. Mencatat keluar masuk barang

    g. Melakukan pengecekan terhadap obat-obat yang mempunyai kadal

    h. Menyusun daftar masuknya barang dan menandatangani faktu

    masuk setiap harinya.

    i. Mencatat penerimaan uang setelah dihitung terlebih dahulu, begitu

    pengeluaran yang harus dilengkapi dengan kuintasi, nota dan t

  • 8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana

    53/133

    3.4.3 Juru Resep

    Juru resep adalah tenaga yang membantu apoteker dalam meapotek. Tugas dan kewajiban juru resep adalah:

    a. Membantu tugas APA dan Apoteker Pendamping dalam peny

    pembuatan obat jadi maupun obat racikan.

    b. Menyiapkan dan membersihkan alat-alat peracikan serta mela

    sediaan yang sudah jadi kepada apoteker.c. Membuat obat-obat racikan standar di bawah pengawasan apoteker

    d. Menjaga kebersihan apotek.

    3.4.4 Tenaga Pembantu

    Tenaga pembantu di Apotek Keselamatan mempunyai tang

    untuk menjaga kebersihan dan kerapihan di apotek beserta sarana

    seperti etalase, rak obat, dan lain-lain.

    3.5 Pengelolaan Obat dan Perbekalan Kesehatan Lainnya

    3.5.1 Pengadaan

    Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan lain menjad

    wewenang Apoteker Pendamping, kecuali untuk pengadaan n

    psikotropika menjadi tanggung jawab APA. Untuk menjaga kela

    ketepatan persediaan barang, Apoteker Pendamping dapat melakukan

    barang yang dilakukan pada pagi hari dengan surat pesanan. Prinsip

    barang pada Apotek Keselamatan :

    1. Berasal dari sumber yang jelas.

    2. Macam dan jumlah barang disesuaikan dengan kondisi keuangan

  • 8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana

    54/133

    tiga cara, yaitu pembelian secara terbatas, spekulasi dan berencana.

    cara tersebut Apotek Keselamatan lebih menggunakan pembelian secHal tersebut untuk menghindari penumpukan barang yang menyeba

    terhenti.

    Langkah-langkah pengadaan barang di Apotek Keselamatan a

    a. Pemeriksaan dan Pencatatan Barang

    Setiap hari dilakukan pemeriksaan kemudian barang yang

    pada buku defekta untuk dilakukan pemesanan. Selain itu, di buku

    dapat ditulis obat-obat yang belum tersedia di apotek tapi sudah mula

    dan banyaknya permintaan dari pelanggan.

    b. Pemesanan Barang

    Pemesanan dilakukan berdasarkan buku defekta kepada Ped

    Farmasi (PBF) dan menggunakan surat pesanan langsung kepada

    melalui telepon. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam

    kerjasama dengan PBF adalah :

    1. Ketepatan dan kecepatan dalam pelayanan

    2. Bertanggung jawab terhadap barang pesanan apabila terjadi keru

    3. Memberikan jaminan terhadap barang pesanan

    4. Ada kepastian memperoleh barang yang dipesan

    5. Diskon yang diberikan

    6. Lama waktu kredit

    c. Penerimaan Barang

    Barang yang datang diterima oleh Apoteker Pendamping dari

  • 8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana

    55/133

    maka barang tersebut akan dikembalikan langsung. Apotek menerima

    faktur sebagai arsip. Barang yang baru datang tersebut kemudian sesuai dengan rumus perhitungan harga jual yang telah ditetapkan

    Faktur yang diterima dicatat pada buku pencatatatan untuk menginven

    yang diterima dan jumlah nilai yang akan dibayarkan ketika jatuh temp

    3.5.2 Penyimpanan

    Barang yang baru datang/baru diterima dari PBF diberi h

    dahulu kemudian ditempatkan di etalase/rak obat. Penempatan bar

    menggunakan sistem First In First Out (FIFO) dan First E

    (FEFO). Pada sistem FIFO, barang yang keluar lebih dahulu adala

    lebih dahulu masuk sedangkan pada sistem FEFO, obat/barang

    tanggal kadaluarsa lebih cepat maka obat tersebut yang paling pertam

    Apotek Keselamatan, pengambilan barang dilakukan dari depan e

    barang yang baru datang ditempatkan di belakang barang yang lama.

    Di Apotek Keselamatan, etalase depan apotek digu

    penempatan obat-obat bebas maupun perbekalan kesehatan lainnya sep

    termometer, dan lain-lain. Untuk produk obat bebas atau perbekala

    lainnya, penyusunannya dilakukan sedemikian rupa serta penampilan

    menarik sehingga akan menarik perhatian pasien yang datang ke apot

    mudah diambil. Di bagian dalam apotek terdapat rak-rak obat yan

    untuk penyimpanan obat-obat keras, obat narkotik, dan psikotropika

    terdapat rak obat yang disediakan dengan fungsi sebagai gudang

    menyimpan obat-obat bebas yang baru datang dan belum ditaruh di et

    Penyimpanan obat di bagian dalam apotek, dilakukan dengan c

  • 8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana

    56/133

    e. Obat-obat yang dipersyaratkan disimpan pada suhu dingin disi

    lemari pendingin (suppositoria, ovula, tablet, serbuk).

    3.5.3 Pencatatan

    Apotek keselamatan menerapkan pencatatan di kartu stok un

    perbekalan kesehatan lainnya. Pencatan meliputi tanggal, jumlah ba

    beserta sumbernya, jumlah barang keluar, saldo dan keterangan (La

    Pencatatan dilakukan setiap ada barang yang datang dan barang terj

    kadaluarsa. Untuk barang-barang yang terletak di etalase depan

    tersimpan terpisah dan dikelompokkan berdasarkan penyusunan obatn

    memudahkan pencarian. Kartu stok untuk obat-obat yang terletak d

    apotek ditempatkan masing-masing tepat di samping dus obat t

    tersebut memudahkan pencatatan serta pengecekan kesesuaian cat

    kondisi nyata obat.

    3.6 Pelayanan Apotek

    Pelayanan yang dilakukan di Apotek Keselamatan terdiri dari:

    3.6.1 Pelayanan Obat Bebas (Swamedikasi)

    Pelayanan obat bebas adalah pelayanan obat kepada konsumen

    dokter. Obat-obat yang dapat dijual bebas adalah obat yang termasuk d

    obat bebas, obat bebas terbatas, kosmetika dan alat keseha

    Pembayaran dilakukan di kasir, setelah lunas obat diserah

    konsumen/pembeli.

    Pelayanan swamedikasi yang diberikan oleh Apotek Kesel

    sesuai dengan ketentuan yang berlaku, yaitu hanya dilakukan un

  • 8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana

    57/133

    memilih obat yang efektif, aman dan ekonomis, serta ketepatan dos

    diberikan.

    3.6.2 Pelayanan Obat dengan Resep

    Pelayanan atau penjualan dengan resep diberikan kepada

    membeli obat dengan resep dokter secara tunai, proses pelayan

    sebagai berikut :

    a. Apoteker menerima resep dari pasien, kemudian dilakukan sk

    ketersediaan obat di apotek dan diberi harga.

    b. Pasien diberi tahu tentang harga obat, jika pasien setuju

    dipersilahkan langsung membayar pada kasir dan diminta menu

    disiapkan obatnya. Bila pasien merasa keberatan dengan harga

    apoteker dapat menawarkan obat generik.

    c. Resep dibawa ke bagian peracikan untuk dikerjakan juru resep

    resep diberi kertas penanda, yang berisi: nomor resep, tanggal resep

    nama pasien. Obat yang telah selesai disiapkan kemudian dibe

    diperiksa oleh Apoteker baik bentuk sediaan, nama pasien,

    kesesuaian jumlah obat dengan resep.

    d. Penyerahan obat diberikan kepada pasien dengan pemberia

    kemudian dicatat alamat dan nomor telepon pasien, jumlah dan ha

    dalam buku resep.

    e. Salinan resep atau kuitansi dapat dibuat atas permintaan pasien.

    f. Pada pelayanan resep yang mengandung narkotika, tidak d

    menyerahkan narkotika atas dasar salinan resep dokter dan re

    disimpan terpisah dengan resep obat non narkotika.

  • 8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana

    58/133

    3.6.4 Pelayanan Informasi Obat

    Di Apotek Keselamatan setiap penyerahan obat disertai denga

    informasi obat (PIO) kepada pasien. Pelayanan ini terutama dib

    apoteker. PIO dilakukan bukan hanya apabila pasien membeli obat,

    saat pasien tidak membeli dan sekedar bertanya. Pertanyaan mengen

    obat yang biasa ditanyakan di Apotek Keselamatan meliputi in

    pemakaian, efek samping obat, interaksi dengan obat lain dan makan

    harus dihindari selama menggunakan obat dan sebagainya.

    3.6.5 Pelayanan Pemeriksaan Glukosa Darah, Asam Urat, dan Koles

    Di Apotek Keselamatan juga melayani pemeriksaan kadar g

    urat, dan kolesterol bagi pasien yang menginginkannya. Pemeriksaa

    menggunakan alat digital khusus dan dilakukan oleh apoteker. Setiap

    melakukan pemeriksaan, dicatat pada buku pelayanan pemeriksaan da

    kartu hasil pemeriksaan. Setelah itu, pasien dapat berkonsultasi deng

    tentang hasil pemeriksaannya. Pelayanan pemeriksaan ini dilakukan

    belakang kebutuhan masyarakat di sekitar apotek. APA melihat bahw

    tersebut merupakan suatu peluang mengembangkan pelayanan a

    masyarakat sekitar.

    3.7 Pengelolaan Narkotika

    Pengelolaan narkotika terdiri dari pemesanan, penerimaan, p

    dan pelaporan keluar masuknya obat narkotika di apotek.

    3.7.1 Pemesanan Narkotika

  • 8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana

    59/133

    c. Surat pesanan harus ditandatangani oleh Apoteker Pengelola

    terdapat stempel Apotek pemesan

    d. Surat pesanan dibuat empat rangkap, satu untuk arsip di Apote

    sisanya diserahkan kepada Pedagang Besar Farmasi Kimia

    bersangkutan.

    3.7.2 Penerimaan dan Penyimpanan Narkotika

    Narkotika yang datang diterima oleh Apoteker Pengelola A

    penerimaan ditandatangani oleh Apoteker Pengelola Apotek. Narkoti

    pada lemari khusus yang terkunci, terjamin keamanannya,

    dipertanggungjawabkan. Lemari tersebut terdiri dari tiga bagian unt

    sehari-hari maupun untuk persediaan. Satu lemari digunakan seb

    persediaan dan dua lemari untuk kebutuhan sehari- hari untuk

    narkotika dan psikotropika. Dilemari penyimpanan terdapat kartu

    mencatat pemasukan dan pengeluaran narkotika serta mengetahu

    narkotika.

    3.7.3 Laporan Pemasukan dan Pengeluaran Narkotika

    Setiap bulan apotek wajib membuat laporan narkotika

    pemasukan dan pengeluaran narkotika yang tercatat di buku harian

    narkotika. Data pemasukan dan pengeluaran narkotika di masukka

    sebuah software khusus dan hasil data dikirim ke suku dinas kese

    selatan dalam bentuk softcopy yang disimpan di CD dan tembusan

    POM dalam bentuk hardcopy .

  • 8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana

    60/133

    a. Dalam satu lembar surat pesanan boleh terdapat lebih dar

    psikotropika

    b. Dalam surat Pemesanan mencantumkan nama Apotek, alamat Ap

    Surat Izin Apotek (SIA), nama Apoteker pengelola Apotek dan

    Izin Kerja (SIK)

    c. Surat pesanan harus ditandatangani oleh APA dan terdapat stempel

    d. Surat pesanan dibuat tiga rangkap, dua surat salinannya digu

    pengarsipan di Apotek sedangkan lembar yang asli diserahkan k

    bersangkutan. Pemesanan psikotropik tidak harus dilakukan di

    Farma

    3.8.2 Penerimaan dan Penyimpanan Psikotropika

    Penerimaan Psikotropika dapat dilakukan oleh APA ataup

    pendamping. Bukti penerimaan obat diterima dan ditandatangi ole

    Pengelola Apotek. Obat psikotropika di Apotek Keselamatan disimp

    khusus yang terkunci dan terjamin keamanannya.

    3.8.3 Pelaporan Penggunaan Psikotropika

    Laporan pemakaian Psikotropika dilakukan sebulan seka

    dengan laporan narkotika dan dikirim ke suku dinas kesehatan d

    softcopy yang disimpan dalam CD dengan tembusan ke balai besar

    bentuk hardcopy .

    3.9 Kegiatan Administrasi dan Keuangan

    3.9.1 Kegiatan Administrasi

  • 8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana

    61/133

    b. Administrasi Pembelian Kredit atau Hutang Dagang

    Apotek Keselamatan melakukan pembelian produk dari ped

    farmasi dengan cara kredit dan kontan. PBF memberikan disko

    harga serta jatuh tempo pembayaran yang berbeda. Pencata

    pembelian kredit di buat berdasarkan faktur hutang yang masuk

    Apotek. Hal tersebut dilakukan untuk memudahkan pengawas

    pembayaran sehingga pembayaran dapat dilakukan sesuai dengan w

    c. Administrasi Pembukuan

    Administrasi pembukuan dilakukan untuk mencatat transa

    penjualan yang telah dilaksanakan oleh Apotek Keselamatan baik

    maupun pemasukan.

    3.9.2 Sistem Administrasi

    Apotek Keselamatan memiliki sistem administrasi yang dik

    baik, Sistem administrasi tersebut meliputi perencanaan, pengadaan,

    dan pelaporan barang yang masuk dan keluar, pengelolaan ini dil

    Apoteker pendamping yang dibantu oleh karyawan. Kelengkapan adm

    Apotek Keselamatan meliputi

    a. Buku defekta

    Buku ini digunakan untuk mencatat daftar nama obat atau sediaan

    atau yang harus segera dipesan untuk dapat memenuhi kebutuhan

    Buku defekta di Apotek Keselamatan terdiri dari 2 jenis yaitu b

    obat dalam yang terdiri dari obat ethical dan obat luar yang

    OTC. Dengan adanya buku defekta, karyawan ataupun ap

    mengetahui dengan pasti perbekalan farmasi yang harus

    di j k d b j i k di

  • 8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana

    62/133

    ditunjuk, nomor dan nama barang, jenis kemasan yang dipe

    pesanan, tanda tangan pemesanan dan stempel apotek.

    3.9.3 Kegiatan Keuangan

    Kegiatan keuangan meliputi kegiatan yang meliputi aliran

    yang berasal dari setiap transaksi penjualan produk dan jasa di Apot

    uang keluar berasal dari berbagai macam pengeluaran atau pembia

    dagang dan biaya perasional apotek lainnya. Setiap tahun, Apotek K

    melakukan stok opname untuk mengetahui jumlah aset obat yang

    tahun. Administrasi kegiatan keuangan meliputi :

    a. Buku kas untuk mencatat kegiatan yang terkait dengan uang

    kasapotek setiap bulannya.

    b. Laporan laba rugi untuk mengetahui keuntungan dan kerugian y

    apotek selama satu tahun.

    c. Neraca tahunan untuk mengetahui aset apotek baik berupa harta lan

    harta tetap.

    BAB 4

  • 8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana

    63/133

    BAB 4PEMBAHASAN

    Upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan masyar

    tanggung jawab pemerintah yang tidak hanya menitikberatkan kualita

    medis tetapi juga kualitas pelayanan kefarmasian. Pelayanan kefarm

    meliputi pengelolaan distribusi obat serta pelayanan yang berorien

    pasien menjadi bagian penting untuk meningkatkan kualitas hidup

    Apotek menjadi sarana pelayanan kefarmasian yang dapat

    masyarakat lebih luas. Dalam upayanya menyediakan pelayanan

    apotek membutuhkan manajemen khusus agar dapat menjalanka

    dengan optimal. Apotek memiliki fungsi unik yang tidak hanya mem

    bisnis yang berorientasi profit tetapi juga fungsi sosialnya dalam mend

    obat dan pelayanan kefarmasian lainnya agar tercipta penggunaan

    rasional di masyarakat.

    Apotek Keselamatan menjadi salah satu fasilitas pelayanan ke

    Jakarta selatan tepatnya di Jalan Keselamatan No.27. Apotek

    memiliki letak yang strategis. Walaupun tidak berada di tepi jalan

    menuju apotek ramai oleh pengendara yang menjadikan jalan terse

    jalan alternat f dar jalan utama sepert Jalan KH. Abdullah yaf

    Saharjo. Letak apotek yang terletak di sisi pertigaan jalan menjadi

    apotek ini. Masyarakat dapat dengan mudah mengaksesnya dari 3 ara

    berbeda. Hal ini menjadi peluang apotek untuk menambah jum

    customer . Keberadaan apotek juga mudah dikenali dengan adanya 2

    yang terpasang di apotek dan neon box di depan halaman apot

    kesehatan seperti praktek dokter praktek dokter gigi klinik yakin kl

  • 8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana

    64/133

    kesehatan seperti praktek dokter, praktek dokter gigi, klinik yakin, kl

    dan puskesmas kecamatan. Sarana pelayanan kesehatan tersebut men

    apotek karena menambah jumlah resep yang masuk. Selain saran

    kesehatan, di sekitar apotek juga terdapat apotek kompetitor se

    Amani, Apotek LaRose, Apotek Barkah dan Apotek K24. Kebera

    kompetitor menyebabkan masyarakat memiliki banyak alternatif dal

    apotek.

    Selain memiliki lokasi yang strategis, pengelolaan

    membutuhkan desain yang baik untuk pemasaran yang optimal. De

    Keselamatan disesuaikan dengan kondisi lingkungan agar menar

    masyarakat sekitar. Apotek Keselamatan memiliki desain ek

    sederhana sehingga tidak menimbulkan kesan mahal terhadap produk

    di apotek mengingat masyarakat sekitar merupakan masyarak

    menengah hingga menengah ke bawah. Obat yang disusun rapi dan tam

    di lemari serta etalase juga tampak jelas terlihat dari luar sehingga me

    lengkap akan ketersediaan obat.

    Di ruang depan apotek tidak ada penghalang yang menghala

    atau karyawan dalam melayani pengunjung baik saat menyerahkan at

    informasi obat. Pengunjung dan apoteker/karyawan hanya dibatasi

    yang ketinggiannya disesuaikan dengan kenyamanan pengunjung da

    Ruang tunggu juga dilengkapi kursi dengan jumlah yang cukup ag

    kenyamanan pengujung dan televisi agar pengunjung tidak bosan

    dominan putih serta tanaman hias dan pohon di halaman sekitar

    memberi kesan bersih, teduh dan asri pada apotek. Apotek Kes

    lengkapi dengan fasilitas halaman yang cukup luas, sehingga m

    mendorong keinginan pelanggan untuk membeli produk yang ada

  • 8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana

    65/133

    mendorong keinginan pelanggan untuk membeli produk yang ada

    Dengan pelayanan yang ramah dan cepat, banyak di antara pela

    kembali lagi ke apotek dan menjadi regular customer . Selain

    melakukan swamedikasi dan memberikan informasi obat kepada pa

    bentuk kepedulian terhadap pasien sehingga pelayanan yang diberikan

    harapan pasien. Hal tersebut akan memberikan kepuasan pelanggan

    daya tarik apotek.

    Selain desain eksterior, apotek juga membutuhkan sarana d

    untuk menunjang kegiatannya. Sarana dan prasarana Apotek Keselam

    umum sudah sesuai dengan Keputusan Menkes

    1027/MENKES/IX/2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di A

    apotek harus memiliki ruang tunggu, ruang racikan, keranjang s

    tempat menampilkan informasi. Selain itu, di Apotek Keselamatan j

    kasir, kamar mandi, ruang shalat, ruang istirahat karyawan, ruang pra

    yang terpisah, ruang Apoteker, dan tempat pencucian atau wastafel se

    parkir.

    Desain interior Apotek Keselamatan sederhana dengan kondi

    rapi sehingga memberikan kenyamanan bagi karyawan dan

    Kerapihan Apotek dapat dilihat dari penyusunan obatnya. Penyusu

    Apotek Keselamatan dikelompokkan berdasarkan OTC ( Over T

    ethical, obat narkotika dan psikotropik, obat racikan, obat topikal da

    membutuhkan penyimpanan khusus di lemari pendingin. Obat OTC

    ruang depan apotek agar tampak dari luar. Obat tersebut juga disu

    memperhatikan estetika bentuk dan warna agar tampak menari

    Sebagian besar obat OTC sediaan cair disusun berdasarkan efek far

    tempatkan di etalase khusus di dekat kasir pembayaran agar mu

  • 8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana

    66/133

    tempatkan di etalase khusus di dekat kasir pembayaran agar mu

    pengunjung.

    Obat ethical atau yang dikenal dengan obat dalam yang s

    merupakan obat keras disusun berdasarkan alphabet dengan kartu

    disisipkan di sebelah kiri obat. Di ruang tengah apotek, obat

    berbentuk sediaan cair disusun berdasarkan alphabet. Selain itu, Di r

    juga terdapat etalase tempat menyimpan obat OTC yang sengaja disim

    persediaan. Di ruang dalam apotek, sebagian besar obat keras dik

    berdasarkan obat generik dan obat nama dagang yang disusun secara

    rak kayu yang dirancang sesuai dengan antropometri karyawan.

    diletakkan di sebelah kiri obat tersebut. Penyusunan obat yan

    memudahkan karyawan untuk melayani pelanggan sehingga pela

    dilaksanakan dengan cepat dan tepat.

    Penyimpanan narkotika dan psikotropika di Apotek

    dilakukan sesuai dengan permenkes 28 tahun 1978 agar terjamin ke

    Khusus obat narkotika dan psikotropik, obat tersebut diletakkan di le

    dengan 3 pintu yang terkunci. Satu bagian merupakan tempa

    narkotika dan psikotropik. Obat-obat di dalamnya sudah dibagi-bagi

    rupa, sehingga tiap pengeluaran obat dari persediaannya dapat dihit

    mudah. Dua bagian sisanya, masing-masing untuk menyimpan n

    psikotropik keperluan sehari-hari. Didalamnya terdapat kartu stok yan

    di samping obat-obat tersebut.

    Penyimpanan obat juga perlu memperhatikan stabilitas obat

    obat terjaga. Beberapa obat di Apotek Keselamatan disimpan pada su

    lemari pendingin. Lemari pendingin digunakan untuk menyimpan oba

    dalam melayani konsumen. Selain itu, pemisahan tersebut juga be

  • 8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana

    67/133

    y , p j g

    mencegah terjadinya kesalahan pengambilan obat dan medicatio

    dengan obat ethica l yang disusun di rak, kartu stok obat cair dan s

    tersimpan di etalase dan obat OTC tidak diletakkan di samping oba

    disimpan terpisah agar susunan obat terjaga kerapihannya. Tinggi

    ada dibuat sedemikian rupa untuk mempermudah karyawan dalam

    obat serta melayani pengunjung.

    Fasilitas lain di ruang dalam apotek yakni terdapat ruang pe

    terdiri dari meja racik, perlengkapan meracik seperti alu, m

    timbangan, kertas perkamen, kapsul dan pot. Selain itu, terdapat

    faksimili yang sengaja disediakan bagi karyawan untuk memesa

    menerima pesan dari instansi lain.

    Dalam hal pelayanan kefarmasian, APA dibantu ol

    pendamping dan karyawan. Hal tersebut dilakukan agar perputaran

    farmasi dan uang berjalan dengan baik. Agar manajemen pengelola

    pelayanan kefarmasian dapat dilaksanakan dengan baik, APA m

    pemasukan dan pengeluaran uang dan barang serta memberikan masu

    karyawan akan hal tersebut. Terkadang, karyawan dan apoteker

    berdiskusi dengan APA untuk menambah pengetahuan terutama

    swamedikasi sehingga dapat memberikan pelayanan yang baik kepad

    walaupun APA sedang tidak berada di tempat. Hubungan kekeluar

    APA, apoteker pendamping dan karyawan juga terjalin dengan ba

    mereka memiliki self of belonging terhadap apotek. Dengan sua

    mendukung, karyawan, APA dan apoteker pendamping dapat

    pelayanan yang optimal kepada pelanggan sehingga memberi ke

    Apotek Keselamatan terdiri dari dua jenis yaitu buku defekta obat

  • 8/15/2019 Digital 20361440 PR Yuliana

    68/133

    meliputi obat ethical dan obat luar yang meliputi obat OTC. Stok ob

    dan permintaan obat tertentu dari masyarakat yang belum tersed

    ditulis di buku defekta. Selain itu, pertimbangan jenis dan jumlah oba

    dipesan untuk pengadaan obat juga dipengaruhi dengan anggaran yang

    pola peresepan dokter dan jumlah persediaan minimum obat di

    tersebut dilakukan agar apotek dapat melaksanakan pelayanan apotek

    dan mendapat kepercayaan dari masyarakat bahwa apotek memiliki

    obat yang lengkap. Setelah perencanaan, hal penting dilakukan apotek adalah

    Pengadaan obat diawali dengan pemesanan obat ke PBF baik mel

    ataupun melalui pemesanan langsung kepada karyawan PBF

    berkunjung ke apotek. Pemesanan langsung membutuhkan su

    sedangkan pemesanan lewat telepon terkadang tidak membut

    pemesanan. Jika apotek sedang tidak mengadakan pemesanan, kar

    yang berkunjung ke apotek untuk menawarkan pesanan akan meminta

    sebagai tanda bukti sudah menawarkan pesanan. Pemesanan dilakuka

    kali seminggu yakni pada hari selasa dan kamis. Pemesanan tida

    dalam jumlah besar mengingat apotek tidak memiliki gudang. Jumlah

    obat di Apotek Keselamatan bervariasi hal