Defisiensi Vitamin B

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/12/2019 Defisiensi Vitamin B

    1/11

    Defisiensi Vitamin B

  • 8/12/2019 Defisiensi Vitamin B

    2/11

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    Defisiensi vitamin atau kurangnya jumlah vitamin di dalam tubuh untuk

    menjalankan fungsinya dengan baik sehingga mempengaruhi sistem tubuh yang

    lain. Defisiensi vitamin merupakan kasus yang cukup sering terjadi. Tidak hanya

    kasus berat, gejalanya bahkan sering samar, bahkan beberapa defisiensi vitaminyang ringan dapat menimbulkan efek yang berat. Defisiensi vitamin tersebar di

    seluruh usia dan berkaitan dengan defisiensi mineral. Kelompok paling beresiko

    ialah ibu hamil dan ibu menyusui, dan anak kecil, karena kebutuhannya yang

    cukup banyak untuk pertumbuhan dan perkembangan.1

    Vitamin Bkompleks merupakan koen!im dalam jalur metabolismee.

    "ehingga, sedikitnya vitamin yang tersedia dapat mengganggu rantai proses

    kimia, termasuk reaksi kimia yang bergantung pada vitamin jenis lain, hingga

    menimbulkan suatu manifestasi klinis.

    2

  • 8/12/2019 Defisiensi Vitamin B

    3/11

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    DEFISIENSI VITAMIN B

    1. DEFISIENSI VITAMIN

    Defisiensi vitamin atau kurangnya jumlah vitamin di dalam tubuh untuk

    menjalankan fungsinya dengan baik sehingga mempengaruhi sistem tubuh yang

    lain. Defisiensi vitamin merupakan kasus yang cukup sering terjadi. Tidak hanya

    kasus berat, gejalanya bahkan sering samar, bahkan beberapa defisiensi vitaminyang ringan dapat menimbulkan efek yang berat. Defisiensi vitamin tersebar di

    seluruh usia dan berkaitan dengan defisiensi mineral. Kelompok paling beresiko

    ialah ibu hamil dan ibu menyusui, dan anak kecil, karena kebutuhannya yang

    cukup banyak untuk pertumbuhan dan perkembangan. 1

    #fek dari defisiensi vitamin berkaitan dengan mekanisme biological tubuh.

    Bebrapa defisiensi yang sering terjadi ialah, defisiensi vitamin $, vitamin B,

    foolat, dan vitamin D. 1

    1.1. Fungsi dan Defisiensi Vitamin B

    Diet yang kurang pada salah satu faktor vitamin B kompleks seringkali

    sumber vitamin B lainnya jelek pula. %anifestasi klinis beberapa defisiensi

    vitamin B ditemukan pada pasien yang sama, sehingga pengobatan pun dapat

    menggunakan vitamin B kompleks. &

    Vitamin Bkompleks merupakan koen!im dalam jalur metabolismee.

    "ehingga, sedikitnya vitamin yang tersedia dapat mengganggu rantai proses

    kimia, termasuk reaksi kimia yang bergantung pada vitamin jenis lain, hinggamenimbulkan suatu manifestasi klinis. '

    Tiamin Vitamin B1! " Beri-beri

    Eti#$#gi. Vitamin B1 (thiamin) dapat larut dalam air, seperti tahiamin

    pirofosfat atau karboksilase, berfungsi sebagai koen!im metabolisme karbohidrat.

    Thiamin diperlakukan untuk sintesis asetilkolin, dan defisiensi berakibat

    gangguan pada konduksi saraf. Transketolase berperan serta dalan shuntheksose

    monofsfat yang menghasilkan nikotinamid adenine dinukleotida fosfat dan

    3

  • 8/12/2019 Defisiensi Vitamin B

    4/11

    pentose.

    $"* atau susu sapi, sayuran, tepung, buahbuahan, dan telur merupakan

    sumber thiamin. Bayi yang sumber makanannya $"* dari ibu yang kekurangan

    thiamin dapat menderita beriberi. Thiamin mudah dirusak oleh panas dalam

    media netral atau alkali dan dengan mudah diekstrak dari bahan makanan dengan

    air masak. +aktor en!im yang bersifat menghancurkan thiamin ada dalam

    beberapa ikan. Karena selaput biji gandum berisi paling banyak vitamin,

    penggilingan akan mengurangi keberadaannya. Defisiensi thiamin banyak

    dilaporkan terjadi di daerah pengungsian. enyerapan thiamin berkurang pada

    penyakit -*T atau hepar. Kebutuhan meningkat saat demam, pembedahan, atau

    stress. Berdasarkan data epidemis, defisiensi tiamin pada anak yang dapat

    mengancam jia didapatkan pada anak yang mengkosnumsi susu kedelai formula,

    dimana pada susu tersebut tidak terdeteksi adanya kandungan tiamin. /al ini

    penting dalam untuk melakukan tindakan encegahan terhadap defisiensi thiamin.

    &,'

    Manifestasi %$inis. %anifestasi klinis muncul dalam &' bulan kekurangan

    intake tiamin. -ejala aal yang muncul tidak spesifik, seperti fatig, apatis,

    iritabilitas, depresi, letargi, gangguan konsentrasi, anoreksia, nausea, dan

    abdominal discomfort. "ejalan dengan gejala tersebut, gejala khas beri-beri

    seperti neuritis perifer (kesemutan, rasa panas, parastesi jari dan kaki), penurunan

    refleks tendon, kehilangan sensasi getar, kelemahan, kram pada otot kaki, gagal

    jantung kongestif, dan gangguan fisik lainnya mulai bermunculan. asien dapat

    pula menjadi ptosis dan atrofi pada nervus optikus. Tanda yang khas dapat berupa

    suara serak (hoarseness) atau afoni yang disebabkan oleh paralisis laringeus.

    $trofi muskulus dan kelemahan saraf bermanifestasi sebagai ataksia, gangguan

    koordinasi, dan kehilangan sensasi raba dalam.

    -ambaran klinis pada defisiensi tiamin terbagi atas tipe dry (neuritik) dan

    tipe wet (kardial). Keduanya dibedakan berdasarkan edema, akibat gangguan

    jantung atau ginjal, alaupun penyebab edema pada kasus ini belum banyak

    diketahui. Banyak kasus defisiensi tiamin merupakan kombinasi dari kedua tipe

    yang ada, sehingga disebut Defisiensi Tiamin dengan Kardiopati dan 0europati

    4

  • 8/12/2019 Defisiensi Vitamin B

    5/11

    erifer. -ejala paralisis lebih tampak pada orang deasa dibandingkan anakanak.

    (Vit B def and ec). ada beriberi tipe kering, anak dapat tampak gemuk padat

    tetapi pucat, lemas, dan dyspnea. ada beriberi basah, anak kurang gi!i, pucat

    dan edem dan dyspnea.

    "tudi klinis yang dilakukan pada pasien Wernicke Ensephalopathydengan

    anda aal perubahan status mental, gangguan ocular, ataksia, namun jarang

    terjadi pada bayi dan anak kekurangan gi!i. Keadaan lain yang mentyertai adalah

    keganasan, infeksi,gangguan -*T, dan prematuritas. '

    Kematian akibat defisiensi tiamin disebakan oleh gangguan jantung. Tanda

    aalnya ialah sianosis ringan dan dispneu, akan tetapitakikardi, pembesaran

    hepar, penurunan kesadaran, dan kejang dapat muncul secara cepat. "ering

    terjadoi pembesaran jantung kanan. ada #K- menunjukkan pelebaran interval

    2T dan T inverted. Kelainan ini, juga termasuk kardiomegali, dapat menjadi

    normal kembali dengan terapi yang sesuai, namun jika tidak, akan terjadi gagal

    jantung yang menyebabkan kematian. ada kasus yang lebih berat, lesi beriberi

    dapat muncul di jantung, nervus perifer, jarring subkutaneus, dan kavum serosa.

    3antung membesar, penumpukan lemak pada miokard sering terjadi. #dema

    generalisata dan edema pada kaki, efusi, dan kongesti vena mungkin ada. 0ervus

    perifer akan mengalami degenari myelin, bagian distal akan mengalami

    degenerasi allerian, sehingga ekstremitas baah akan mengalami gangguan

    pertama kali. 4esi pada otak akan menyebabkan dilatasi vascular dan perdarahan.

    &,'

    Diagn#sis. enegakan diagnosis didasarkan pada manifestasi klinis sejak

    pertama kali dicurigai adanya gangguan nutrisi selain thiamin. enampakan

    rendahnya transketolase dalam sel darah merah dan nilai glioksilat darah atau urin

    yang tinggi diusulkan sebagai uji diagnostik.

    Peng#&atan. 3ika beriberi terjadi pada bayi yang minum $"*, baik ibu

    ataupun bayi diobati dengan pemberian thiamin tambahan. Dosis harian untuk

    orang deasa 56 mg dan untuk anak 16 mg atau lebih. emberian oral efketif

    kecuali kalau gangguan -*T menghalangi penyerapan. engobatan demikian

    disertai dengan perbaikan yang signifikan, alaupun pengobatan memerlukan

    5

  • 8/12/2019 Defisiensi Vitamin B

    6/11

    aktu beberapa minggu. ' $nak dengan gagal jantung, kejang atau koma

    diberikan 16 mg thiamin secara injeksi intramuskular atau untravena, setiap hari

    selama 1 minggu, dilanjutkan dengan '5 mg thiamin per oral setiap hari minimal

    selama 7 minggu. erbaikan cepat terjadi pada jantung yang mengalami

    gangguan, sedangkan gangguan nervus perifer akan berlangsung lebih lama.

    asien dengan beriberi biasanya disertai dengan defisiensi vitamin B kompleks

    lainnya, sehingga pemberian vitamin B kompleks diperlukan. -angguan defisensi

    yang lebih berat memerlukan dosis yang lebih tinggi hingga 166&66 mg8 hari). &

    'if$a(in Vitamin B)! * Ariboflavinosis

    Defisiensi riboflavin jarang terjadi tanpa defisiensi vitamin B kompleks

    yang lain. 9iboflavin tahan terhadap panas dan asam namun rusak oleh sinar.

    Koen!im mononukleotida dan flavin adenine dinukleotida (+$D) disintesis dari

    riboflavin, membentuk kelompok prostetis beberapa en!im penting pada

    pengangkutan electron. 9iboflavin sangat penting untuk pertumbuhan dan

    pernafasan jaringan, dan berperan dalam adapatasi cahaya yang diperlukan untuk

    mengubah piridoksin menjadi piridoksin fosfat. 9iboflavin banyak terkandung

    dalam hati, ginjal, ragi pembuat bir, susu, keju, telur, dan sayuran berdaun: pada

    susu sapi mengandung riboflavin lima kali lipat lebih banyak disbanding $"*. '

    Manifestasi %$ini%. %anifestasi klinis yang timbul ialah cheliosis

    (perleche), glositis, keratitis, konjungtivitis, fotofobia, lakrimasi, vaskularisasi

    kornea, dan dermatitis seboroik. Kheilois beraal dengan pucat pada sudut bibir,

    disertai penipisan dan perlunakan (maserasi) epitelium. +isura superfisal sering

    tertutup dengan kerak kunik terjadi pada sudut mulut dan meluas ke radial ke

    dalam kulit sekitar 1& cm. pada glositis, lidah menjadi halus, hilangnya struktur

    papil lidah, anemia normokrom normositik sering terjadi, akibat gangguan

    eritropoiesis. 9endahnya riboflavin dalam diet pada ibu hamil, beresiko

    menyebabkan penyakit jantung kongenital, namun bukti dari teori ini masih

    lemah. &

    Diagn#sis.Kebanyakan diagnosis didasarkan pada manifestasi klinis yang

    tampak, seperti munculnya kheilosis pada anak dengan malnutrisi. Keadaan

    membaik setelah pemberian riboflavin. #kskresi riboflavin dalam urin ;'6 g8&