dbe0637a516fb19910cd24bfd1a3062ab151cfba

Embed Size (px)

Citation preview

RISING THROUGH NEW TEAM AND NEW COMMITMENTLaporan Tahunan 2010 Annual Report

DAFTAR ISI CONTENTS

01

Penjelasan Tema Theme

10

Profil Perusahaan Company Profile

18

Visi Misi Vision Mission

20

Jejak Langkah Milestones

22

Penghargaan & Sertifikasi Awards & Certifications

24

Ikhtisar Keuangan Financial Highlights

30

Peristiwa Penting Event Highlights

32

Tinjauan Industri Industrial Review

36

Tinjauan Rencana & Strategi Review Plans & Strategies

44

Laporan Dewan Komisaris Report from the Board of Commissioners

54

Laporan Direksi Report from the Board of Directors

58

Analisa Pembahasan Manajemen Atas Kinerja Perusahaan Management Discussion & Analysis

102

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility

112

Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance

166

Tanggung Jawab Pelaporan Tahunan Responsibility for Annual Reporting

167

Data Perusahaan Corporate Data

169

Profil Dewan Komisaris Board of Commissioners

170

Profil Direksi Board of Directors Profile

172

Struktur Organisasi Organization Structure

176

Perusahaan Afiliasi & Yayasan Affiliated Companies & Foundation

181

Kantor Cabang Branch Offices

183

Laporan Keuangan Financial Statements

Progress is impossible without change, and those who cannot change their minds cannot change anything.Kemajuan tidak mungkin terjadi tanpa adanya perubahan, dan mereka yang tidak bisa mengubah cara berpikir atau isi pikiran mereka, tidak akan bisa mengubah apapun. >>> GeorGe Bernard Shaw

RISING THROUGH NEW TEAM AND NEW COMMITMENTTahun 2010 ditandai oleh sebuah perubahan menajemen baru Angkasa Pura I. Dengan tim yang solid dan komitmen untuk menjadi yang terbaik. Angkasa Pura I mulai melakukan reposisi dan restrukturisasi bisnis untuk meningkatkan kinerja: Kepuasan pengguna jasa, kontribusi ekonomi kepada stakeholder dan kelestarian lingkungan hidup. Selama tahun 2010, Angkasa Pura I terus mencatat kemajuan yang menggembirakan. Dengan konsep Airport City Angkasa Pura I melakukan pengembangan kapasitas bandara guna perbaikan kualitas pelayanan dan peningkatan pendapatan non-aeronautika. Dengan pelayanan yang tetap memprioritaskan keselamatan dan keamanan, Angkasa Pura I siap mengubah misinya agar bandara sungguh-sungguh berperan sebagai simpul jaringan transportasi, pintu gerbang kegiatan perekonomian dan pendorong kegiatan industri, perdagangan dan pariwisata.

The year 2010 was marked by a management change in Angkasa Pura I. With a solid team and a commitment to be the best, Angkasa Pura I started a business reposition and restructuration to improve performance, economic contribution to stakeholders and environmental conservation. During 2010, Angkasa Pura I continued to record encouraging progress. With the concept of Airport City Angkasa Pura I execute airport capacity development in order to improve service quality and increase non-aeronautical revenues. With services that continue to prioritize safety and security, Angkasa Pura I is ready to change its mission in order to make airports role as the main transport network, and also to become the gate of economic and industrial activity, trade and tourism.

Perubahan identitas perusahaan merupakan upaya Angkasa Pura I untuk mengembangkan citra Perusahaan ke arah yang lebih baik. Selain itu, identitas baru Perusahaan juga menjadi pemicu semangat bagi manajemen dan seluruh karyawan Angkasa Pura I untuk senantiasa berkontribusi positif bagi perkembangan Perusahaan. Ke depan, identitas baru Angkasa Pura I diharapkan membawa hasil yang nyata bagi pencapaian visi, misi, dan tujuan Perusahaan.

Angkasa Pura I has chosen this time to both modernize and freshen its logo and corporate image to better capture the Companys main business and its new business directions. The Companys new identity, in addition to reflecting its close attention to customer service, also reinforces management and employees in their efforts of build Angkasa Pura I into an even better provider of airport services. Into the future, this new and easily identifiable symbol of Angkasa Pura I is expected to create tangible results in achieving the Companys vision, mission and objectives.

Arti LogoTulisan Angkasa Pura tampil lebih segar berdampingan dengan tulisan Airport untuk memperjelas bisnis yang digeluti perusahaan. Warna hijau memberi makna bagi bisnis yang membumi, berakar, tumbuh dan lestari. Sedangkan warna biru melambangkan langit atau angkasa. Kedua warna tersebut dipadu secara harmonis sebagai simbol give and take yang merupakan prinsip kemuliaan pelayanan dan profesionalisme dan kebersamaan together stronger. Simbol tersebut adalah sebuah senyuman yang melambangkan citra pelayanan yang ramah dan manusiawi sebagai kebanggaan Perusahaan. Simbol tersebut juga melambangkan inter-locking yang mencerminkan safety and security concept yang merupakan unsur terpenting di bandara. Penerapan simbol dengan sudut aerodinamis mencerminkan tekad dan semangat transformasi yang diupayakan demi kemajuan Perusahaan.

The Meaning of LogoThe words Angkasa Pura appears fresher next to the word airport to emphasize the Companys business line. The green color symbolizes down-to-earth businesses, rooted, growing, and sustainable. While the blue color symbolizes the sky. Both colors are combined in harmony as a symbol of give and take, a principle of upholding services and professionalism, and together stronger. The ideogram is a smile, symbolizing friendly and humane services. It also represents inter-locking reflecting a safety and security concept, which is the most pivotal element in the airport. Applying the ideogram with such an aerodynamic angle reflects the determination and spirit of transformation pursued for the progress of the Company.

MEMPERLUAS KAPASITAS BANDARAExpanding Airport Capacity

4

ANGKASAPURA AIRPORTS LAPORAN TAHUNAN 2010

Mengantisipasi lonjakan arus penumpang dan trafik pesawat udara di bandara-bandara yang dikelola oleh AP I dalam kurun beberapa tahun mendatang, AP I aktif melakukan investasi bagi perluasan kapasitas bandara melalui renovasi fasilitas yang telah ada, dan pembangunan bandara baru.

In anticipation of growing passenger and aircraft traffic at airports under the management of AP I in the coming years, AP I actively engaged in a number of medium and long-term investment projects to expand capacity at its airports through renovation and expansion of existing facilities.

ANGKASAPURA AIRPORTS 2010 ANNUAL REPORT

5

MENINGKATKAN KENYAMANAN PENUMPANGEnhancing Customer Experience

6

ANGKASAPURA AIRPORTS LAPORAN TAHUNAN 2010

AP I terus melakukan upaya-upaya yang terencana dengan baik untuk mengakomodasi ekspektasi yang semakin tinggi dari para pengguna jasa bandara terhadap kualitas pelayanan yang diberikan oleh pengelola bandara, baik dari sisi kecepatan dan keteraturan pelayanan maupun dari aspek kelengkapan dan kenyamanan fasilitas bandara.

AP I continued to implement a variety of well-planned initiatives in order to accommodate rising expectations from airport users for an ever higher quality of airport services, whether in terms of faster and more orderly services or in terms of more comprehensive, convenient and comfortable airport service facilities.

ANGKASAPURA AIRPORTS 2010 ANNUAL REPORT

7

MEMPERTAJAM KOMPETENSI KARYAWANImproving Employee Competencies

8

ANGKASAPURA AIRPORTS LAPORAN TAHUNAN 2010

Untuk mendukung tercapainya operasional bandara kelas dunia sebagaimana visi Perusahaan, AP I terus memberikan prioritas pada peningkatan kompetensi karyawan, yang pada akhirnya menjadi tumpuan bagi terselenggaranya pelayanan yang berkualitas baik kepada para penumpang pesawat udara maupun pengguna jasa lainnya.

Towards the achievement of world-class airport services as stated in its vision statement, AP I continued to prioritize the development of employee competencies, as ultimately these are the key element in the delivery of high quality services to airline passengers and other airport service users.

ANGKASAPURA AIRPORTS 2010 ANNUAL REPORT

9

PROFIL PERUSAHAANCompany Profile

Nama Name PT Angkasa Pura I (Persero) Bidang Usaha Business Fields 1.Pelayanan lalu Lintas Penerbangan/Flight Traffic Services 2.Pelayanan Jasa Kebandarudaraan/Airport Services 3.Pelayanan Jasa terkait bandara/airport related services Status Perusahaan Company Status Badan Usaha Milik Negara (BUMN)/State Enterprise Pemilik Owner 100% dimiliki oleh Negara Republik Indonesia/ 100% owned by the Republic of Indonesia Tanggal Pendirian Date of Incorporation 4 Februari 1964/4 February 1964 Dasar Hukum Pendirian Legal Bases of Incorporation PP Nomor 5 tahun 1992/PP No. 5 Year 1992 Akte Pendirian Deed of Incorporation Akte Perubahan Nomor 1992 tanggal 15 Agustus 2008 Deed of Amendment No. 1992 Year 15 August 2008 Produk Products 1. Aeronautical Air Traffic Services (ATS) 2. Aeronautical Non Air Traffic Services (Non ATS) 3. Non Aeronautical Services Jaringan Kantor Office Network 13 Kantor Cabang, 2 Terminal Kargo, 1 MATSC 13 Branch Offices, 2 Cargo Terminal, 1 MATSC Kantor Pusat Head Office Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B.12 Kav. 2 Jakarta 10610 Tel. 62-21 6541961 Fax. 62-21 6541513, 6541514 www.angkasapura1.co.id

10

ANGKASAPURA AIRPORTS LAPORAN TAHUNAN 2010

PT Angkasa Pura I (Persero) merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di sektor perhubungan yang bergerak dalam bidang pengelolaan dan pengusahaan kebandarudaraan, serta pelayanan jasa navigasi penerbangan. Area kerja Angkasa Pura I adalah mengelola bandar udara di wilayah Tengah dan Timur Indonesia, sementara bandar udara di Wilayah Barat Indonesia dikelola oleh Angkasa Pura II. Tujuan kegiatan usaha Angkasa Pura I adalah untuk melaksanakan dan menunjang kebijakan dan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan serta untuk menghasilkan keuntungan bagi Perseroan dengan menyelenggarakan usaha jasa kebandarudaraan dalam arti yang seluas-luasnya. Untuk mencapai tujuan tersebut di atas Perusahaan menjalankan usaha-usaha: 1. Penyediaan, pengusahaan, dan pengembangan fasilitas untuk kegiatan pelayanan pendaratan, lepas landas, parkir, dan penyimpanan pesawat udara; 2. Penyediaan, pengusahaan, dan pengembangan fasilitas terminal untuk pelayanan angkutan penumpang, kargo, dan pos; 3. Penyediaan, pengusahaan, dan pengembangan fasilitas elektronika, navigasi, listrik, air, dan instalasi limbah buangan; 4. Jasa pelayanan penerbangan; 5. Jasa penunjang kegiatan penerbangan dan kebandarudaraan; 6. Penyediaan lahan untuk bangunan, gudang dan industri serta gedung-gedung/bangunan yang berhubungan dengan kelancaran angkutan udara; 7. Jasa konsultasi, pendidikan, dan pelatihan yang berkaitan dengan kebandarudaraan; 8. Usaha-usaha lain yang dapat menunjang tercapainya tujuan Perseroan. Perusahaan dapat mendirikan/menjalankan Perusahaan lainnya yang mempunyai hubungan dengan usaha tersebut di atas baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama dengan badan lain sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundangundangan yang berlaku dan sesuai dengan ketentuan dalam Anggaran Dasar.

PT Angkasa Pura I (Persero) is a State Owned Enterprise (SOE) in the field of airport management, undertaking a broad range of airport services for passengers and airlines.

Angkasa Pura I manages the airports within the central and eastern parts of Indonesia, while those in western parts of Indonesia are managed by Angkasa Pura II. The objectives and business activities of Angkasa Pura I implement and support government policies and programs in economic development while encouraging profit making activities within the airport service business in the broadest sense.

In order to achieve the objectives above, the Company runs businesses as follows: 1. Procuring, undertaking and developing the facilities for aircraft landing, take off, parking and hangar; 2. Procuring, undertaking, and developing the terminal facilities for transporting passengers, cargoes, and posts; 3. Procuring, undertaking and developing the electronic, navigation, electric, and water facilities, and the installation of the facilities for waste disposal; 4. Providing flight services; 5. Providing facilities to support the flight and airport activities; 6. Providing land for buildings, warehouse and industry and other buildings relating to the smooth operation of air transportation; 7. Providing the consultation, education and training services in connection with airport operations; 8. Performing other businesses to achieve the Companys goals.

The Company may also incorporate/manage other companies relating to the businesses above individually or jointly with other entities insofar as this does not conflict with prevailing legislation and is in accordance with the provisions of the Articles of Association.

ANGKASAPURA AIRPORTS 2010 ANNUAL REPORT

11

BIDANG USAHA ANGKASA PURA IBusiness Fields of Angkasa Pura I

Selain mengelola jasa kebandarudaraan, Angkasa Pura I juga memberikan pelayanan navigasi penerbangan/pelayanan Air Traffic Services (ATS). Wilayah pengelolaan pelayanan ATS oleh Angkasa Pura I adalah pada Flight Information Region II (FIR II) yang meliputi batas wilayah udara Semarang sampai ke arah Timur Indonesia batas wilayah udara Papua. Pemanduan ATS pada FIR II dipusatkan di Makassar dengan pengoperasian Pusat Pengendalian Lalu Lintas Penerbangan Makassar (PPLPM) atau Makassar Air Traffic Service Centre (MATSC). Tiga bidang usaha Angkasa Pura I yaitu Aeronautika Air Traffic Services (ATS), Aeronautika Non-Air Traffic Services, dan NonAeronautika mencakup pelayanan-pelayanan sebagai berikut: A. Jasa Pelayanan Aeronautika Air Traffic Services (ATS) sebagai pelayanan jasa navigasi penerbangan meliputi produk Pelayanan Jasa Penerbangan (PJP) yang terdiri atas Route Charge Domestik dan Internasional, serta Overflying (Internasional). B. Jasa Pelayanan Aeronautika Non-ATS sebagai pelayanan jasa kebandarudaraan meliputi produk Pelayanan Jasa Pendaratan, Penempatan dan Penyimpanan Pesawat Udara (PJP4U), Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U) serta Pelayanan Jasa Garbarata (Aviobridge). C. Produk Non-Aeronautika meliputi Jasa Pemakaian Counter, sewa-sewa (sewa ruang dan sewa lahan), konsesi terhadap usaha-usaha di bandar udara, parkir kendaraan dan pas, sewa ruang reklame, pengelolaan VIP Lounge, serta pengelolaan terminal kargo. D. Bidang usaha lainnya yang menunjang pengusahaan bandar udara seperti: 1. Penyediaan lahan untuk bangunan, lapangan, industri serta gedung-gedung atau bangunan lainnya yang berhubungan dengan kelancaran angkutan udara. 2. Penyediaan lahan untuk pengembangan properti atau sektor bisnis lainnya yang berkembang di masyarakat. 3. Jasa konsultasi, pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan kebandarudaraan. 4. Usaha-usaha lainnya yang dapat menunjang tercapainya tujuan Perusahaan.

In addition to managing the airport services, Angkasa Pura I also provides navigational services/Air Traffic Services (ATS). The region of the Air Traffic Services managed by Angkasa Pura I includes the Flight Information Region II (FIR II), covering the area ranging from Semarang through Eastern Indonesia up to Papua. The ATS control in FIR II is centralized in Makassar by the operation of the Makassar Air Traffic System Center (MATSC).

The three business fields of Angkasa Pura I are Aeronautic Air Traffic Services (ATS), Aeronautic Non-Air Traffic Services, and Non-Aeronautics: A. Aeronautic Air Traffic Services (ATS) as the flight navigation services consist of domestic and international route and overflying (international) management. B. Aeronautic Non-ATS service are airport services that include, the landing, parking and hangar (PJP4U), Passenger Service Charge (PJP2U), and Aviobridge. C. Non-Aeronautic Services include the use of counters, conveyers, utilities, rents and concessions, advertising, VIP lounge, and cargo. D. Other business activities supporting the management of airports such as: 1. Providing space for buildings, storage, and air-transportrelated industries and other buildings or structures. 2. Providing space for property development or other business sectors developing in the community. 3. Providing consulting, education and training related to airport businesses. 4. Performing other business activities necessary for achieving the Companys objectives.

12

ANGKASAPURA AIRPORTS LAPORAN TAHUNAN 2010

KOMPOSISI PEMEGANG SAHAMShareholders

PT Angkasa Pura I (Persero) adalah perusahaan yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia dan belum mencatatkan sahamnya di pasar modal. Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan dengan Akta Nomor 02 tanggal 9 Agustus 2007 yang dibuat di hadapan Notaris Nanda Fauz Iwan, SH., pada Pasal 4 menyebutkan sebagai berikut: 1. Modal Dasar Perseroan berjumlah sebesar Rp 7.000.000.000.000,- (tujuh triliun Rupiah) yang terbagi atas 7.000.000 (tujuh juta) saham, masing-masing bernilai nominal Rp 1.000.000,2. Dari modal tersebut telah ditempatkan/diambil bagian dan telah disetor penuh oleh Negara Republik Indonesia sebanyak 1.800.000 saham atau seluruhnya sebesar Rp 1.800.000.000.000,3. 100% dari nominal setiap saham yang telah ditempatkan tersebut diatas atau seluruhnya berjumlah Rp 1.800.000.000.000,- telah disetor penuh oleh Negara Republik Indonesia ke dalam kas Perseroan, dengan cara sebagai berikut: a. Sebesar Rp 925.000.000.000,- telah disetor dengan uang tunai sebagai setoran modal lama b. Penambahan penyertaan modal negara sebesar Rp 264.109.538.326,c. Modal donasi sebesar Rp 2.796.336.642,d. Laba yang belum dibagi sebesar Rp 98.295.982.326,e. Cadangan sampai dengan tahun buku 2005 sebesar Rp 509.798.142.306,-.

PT Angkasa Pura I (Persero) is a company whose shares are wholly owned by the Government of the Republic of Indonesia and are not listed on a stock exchange. An amendment to the Companys Articles of Association was notarized under Deed no. 2 dated August 9, 2007 of Notary Nanda Fauz iwan, SH. Article 4 of the amendment stipulated as follows: 1. The Company authorized capital is Rp 7.000.000.000, divided into 7.000.000 shares of Rp 1.000.000 par value each; 2. The capital has been subscribed/apportioned partly and fully paid up by the State of the Republic of Indonesia in the amount of 1,800,000 shares, or in the total amount of Rp 1,800,000,000,000,3. 100% of the par value per share already subscribed as stated above or in the total amount of Rp 1,800,000,000 has been paid up by the State of the Republic of Indonesia to the Companys treasury by applying the methods of payment as follows: a. Initial paid-in capital of Rp 925,000,000,000; b. Additional state investment of Rp 264,109,538,726; c. Donated capital of Rp 2,796,336,642; d. Conversion of retained earnings of Rp 98,295,982,326; and e. Conversion of accumulated reserve until the year 2005 of Rp 509,798,142,306.

ANGKASAPURA AIRPORTS 2010 ANNUAL REPORT

13

WILAYAH KERJAWorking Area

Manado

Balikpapan

Banjarmasin

Makassar

Semarang

Surabaya Surakarta Bali Mataram Kupang

Yogyakarta

Ngurah Rai - Bali

Terminal Kargo Sultan Hasanuddin - Makassar

Sultan Hasanuddin Makassar

MATSC Sultan Hasanuddin - Makassar

Frans Kaisiepo - Biak

Sam Ratulangi - Manado

Adisutjipto - Yogyakarta

Juanda - Surabaya

14

ANGKASAPURA AIRPORTS LAPORAN TAHUNAN 2010

Saat ini Angkasa Pura I mengelola 13 (tiga belas) bandar udara di kawasan Tengah dan Kawasan Timur Indonesia yaitu: Ngurah Rai - Bali, Juanda - Surabaya, Sultan Hasanuddin -Makassar, Sepinggan - Balikpapan, Frans Kaisiepo - Biak, Sam Ratulangi - Manado, Adisutjipto - Yogyakarta, Adi Soemarmo - Surakarta, Syamsudin Noor - Banjarmasin, Pattimura - Ambon, Ahmad Yani Semarang, Selaparang - Mataram serta El Tari - Kupang. Disamping itu Angkasa Pura I juga mengelola dua terminal Cargo di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar dan Bandara Sepinggan Balikpapan dan satu Pusat Pengendalian Lalu Lintas Penerbangan di Makassar. Biak

Ambon

Currently Angkasa Pura I manages 13 (thirteen) airports in Central and Eastern Indonesia, namely Ngurah Rai of Bali, Juanda of Surabaya, Sultan Hasanuddin of Makassar, Sepinggan of Balikpapan, Frans Kaisiepo of Biak, Sam Ratulangi of Manado, Adisutjipto of Yogyakarta, Adi Soemarmo of Surakarta, Syamsudin Noor of Banjarmasin, Pattimura of Ambon, Ahmad Yani of Semarang, Selaparang of Mataram and El Tari of Kupang. In addition, Angkasa Pura I also manages two Cargo Warehouses at Hasanuddin Airport of Makassar and Sepinggan Airport of Balikpapan and one Air Traffic Control Center in Makassar.

Ujung Pandang FIR (AP I) Jakarta FIR (AP II )

Sepinggan - Balikpapan

Terminal Kargo Sepinggan Balikpapan

Syamsudin Noor Banjarmasin

Pattimura - Ambon

Ahmad Yani - Semarang

Selaparang - Mataram

El Tari - Kupang

Adi Soemarmo Surakarta

ANGKASAPURA AIRPORTS 2010 ANNUAL REPORT

15

SEKILAS PERUSAHAANAngkasapura I at a Glance

SEJARAH SINGKAT Sejarah PT Angkasa Pura 1 (Persero) sebagai pelopor pengusahaan kebandarudaraan secara komersial di Indonesia bermula dari Perusahaan Negara (PN) Angkasa Pura Kemayoran yang dibentuk pada tanggal 20 Pebruari 1962 dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 33 tahun 1962. Tugas pokoknya adalah pengelolaan dan pengusahaan bandar udara Kemayoran Jakarta yang saat itu merupakan satu-satunya bandar udara internasional yang melayani penerbangan dari dan ke luar negeri selain penerbangan domestik. Dalam perkembangannya, untuk lebih memperluas cakupan kerja mengelola bandar udara lain di wilayah Indonesia, berdasarkan PP Nomor 21 tahun 1965 PN Angkasa Pura Kemayoran berubah nama menjadi Perusahaan Negara (PN) Angkasa Pura sejak tanggal 17 Mei 1965. Selanjutnya, berdasarkan PP Nomor 37 tahun 1974, status badan hukum Perusahaan diubah menjadi Perusahaan Umum (Perum). Dengan ditutupnya bandar udara internasional Kemayoran sejak tanggal 1 Oktober 1985, seluruh kegiatan operasi Perusahaan dialihkan ke bandar udara Soekarno-Hatta. Untuk mengatur pembagian wilayah pengelolaan bandar udara, berdasarkan PP Nomor 25 tahun 1987, sejak tanggal 19 Mei 1987 Perum Angkasa Pura berubah nama menjadi Perum Angkasa Pura I bersamaan dengan dibentuknya Perum Angkasa Pura II yang khusus bertugas mengelola bandar udara Soekarno-Hatta dan Halim Perdanakusuma. Selanjutnya, berdasarkan PP Nomor 5 Tahun 1992, bentuk Perusahaan Umum (Perum) diubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) yang sahamnya dimiliki sepenuhnya oleh Negara Republik Indonesia sehingga namanya menjadi PT Angkasa Pura I (Persero) dengan Akta Notaris Muhani Salim, SH tanggal 3 Januari 1993 dan telah memperoleh persetujuan Menteri Kehakiman dengan keputusan Nomor C2-470.HT.01.01 Tahun 1993 tanggal 24 April 1993 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor 52 tanggal 29 Juni 1993 dengan Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor 2914/1993.

HISTORY OF THE COMPANY The history of PT Angkasa Pura I (Persero) as the pioneer of commercial airports in Indonesia started from Perusahaan Negara (PN) Angkasa Pura Kemayoran established on 20 February 1962 based on Government Regulation No. 33/1962. Its main tasks were managing and developing Jakarta Kemayoran airport which was at that time the only international airport serving the departure and arrival of foreign flights, in addition to providing domestic flights.

In its development, for the purpose of broadening the scope of managing other airports in Indonesia, based on Government Regulation No. 21/1965 PN Angkasa Pura Kemayoran changed its name into Perusahaan Negara (PN) Angkasa Pura commencing 17 May 1965. Later, based on Government Regulation No. 37/1974, the legal status of the Company was changed into Perusahaan Umum (Perum). Subsequent to the closing of Kemayoran international airport on 1 October 1995, all of the Companys operating activities were transferred to Soekarno-Hatta airport. To manage the distribution of airport management regions, based on Government Regulation No. 25/1987, starting 19 May 1987 the name of Perum Angkasa Pura was changed to Perum Angkasa Pura I in conjuction with the establishment of Perum Angkasa Pura II which is particularly assigned to manage Soekarno-Hatta and Halim Perdanakusuma airports. Later, based on Government Regulation No. 5 of the year 1992 concerning the change in the legal status of the Company, Perusahaan Umum (Perum) was changed into Perusahaan Terbatas (PT) whose shares are wholly owned by the Republic of Indonesia and the Companys name was changed into PT Angkasa Pura I (Persero) by the notary Muhani Salim SH, dated 3 January 1993 and authorized by the Minister of Justice by Decree No. C2-470.HT.01.01 dated 24 April 1993. Publication thereof was made in the State Gazette No. 52 dated 29 June 1993 and the supplement thereto No. 2914/1993.

16

ANGKASAPURA AIRPORTS LAPORAN TAHUNAN 2010

Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan terakhir adalah berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 14 Januari 1998 dan telah diaktakan oleh Notaris Imas Fatimah, SH Nomor 30 tanggal 18 September 1998. Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor: C2-25829. HT.01.04 Tahun 1998 tanggal 19 November 1998 dan dicantumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor 50 tanggal 22 Juni 1999 dengan Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor 3740/1999.

The latest amendment of the Companys Articles of Association was made with the adoption of the resolution of the General Meeting of Shareholders, dated 14 January 1998 notarized under Deed No. 30 dated September 18, 1998 of Notary Imas Fatimah, SH. Authorization was granted by the Minister of Justice of the Republic of Indonesia by Decree No. C2-25829. HT.01.04 dated 19 November 1998 and published in the State Gazette of the Republic of Indonesia No. 50 dated 22 June 1999 and the supplement thereto No. 3740/1999.

ANGKASAPURA AIRPORTS 2010 ANNUAL REPORT

17

VISIVisionMenjadi perusahaan pengelola Bandar Udara Kelas Dunia yang memberikan manfaat dan nilai tambah kepada stakeholders. Becoming a world-class airport management company that provides benefit and added values for the stakeholders.

MISI

Mission enyediakanpengusahaanjasakebandarudaraanmelalui M kenyamanan emberikanpengalamansuasanakebandarudaraanyang M berkesan bagi pengguna jasa Meningkatkannilaiperusahaandankesejahteraanpegawai endukungpeningkatanperekonomianuntuk M kesejahteraan masyarakat. ndertakingandprovidingairportservicesthroughthe U services that fulfill the convenient requirements Providingimpressiveairportexperiencesforservicesusers Increasingthecompanyvaluesandemployeewelfare Supportingtheeconomicgrowthforpeopleswelfare.

Strategy

STRATEGITo direct the Companys journey in achieving its vision and mission, Angkasa Pura I focuses on several business strategies to increase revenues and improve quality of service.

Dalam upaya untuk mengarahkan perjalanan Perusahaan untuk mencapai visi dan misi, Angkasa Pura I fokus kepada beberapa strategi bisnis yang dilaksanakan untuk peningkatan pendapatan dan peningkatan kualitas pelayanan.

18

ANGKASAPURA AIRPORTS LAPORAN TAHUNAN 2010

Peningkatan Pendapatan Peningkatan pendapatan diupayakan tidak hanya pada besaran kuantitatif pendapatan saja, tetapi lebih difokuskan pada komposisi pendapatan, yaitu pendapatan yang berasal dari sumber-sumber yang dapat diandalkan untuk menjamin keberlangsungan Perusahaan dalam jangka panjang. Dalam meningkatkan pendapatan, ada 3 (tiga) strategi yang akan dijalankan oleh Perusahaan, yaitu: 1. Optimalisasi pendapatan dari usaha yang selama ini telah dilaksanakan. 2. Pengembangan bisnis baru. 3. Peningkatan kapasitas bandara. Peningkatkan Kualitas Pelayanan Sebagai sebuah perusahaan jasa bandara, peningkatan kualitas pelayanan menjadi hal yang akan terus diupayakan oleh Perusahaan dengan mengacu kepada tolok ukur kinerja pelayanan yang digunakan oleh seluruh pemain pada industri bandara, yaitu Customer Satisfaction Index (CSI). Melalui berbagai upaya perbaikan pelayanan, sasaran yang ingin dicapai oleh Perusahaan pada tahun 2013 adalah level 4,0 (skala Likert 1-6). Peningkatan kualitas pelayanan diharapkan dapat dicapai melalui 4 (empat) strategi, yaitu: 1. Transformasi seluruh komponen manajemen dan pekerja menjadi service-focussed people. 2. Peningkatan kapasitas bandara. 3. Peningkatan fasilitas bandara. 4. Pengembangan dan implementasi standar layanan dan sistem monitoring kualitas layanan.

Increasing Revenue The increase of revenue is sought not only on the quantitative magnitude, but also on the composition of income, i.e. income from reliable sources to ensure the sustainability of the Company in the long run. There are 3 (three) strategies executed by the Company to increase the income namely:

1. Optimizing the revenue from existing businesses. 2. New business development. 3. Increasing airport capacity.

Improving Quality of Services As an airport service company, the Company seeks to always improve its quality of services by benchmarking to the parameter of performance used by all players in the airport industry, namely the Customer Satisfaction Index (CSI). By conducting improvement to its services, the Company seeks to achieve the level of 4.0 (Likert scale of 1-6) in 2013. Improvement on quality of services is expected to be achieved using the following four (4) strategies: 1. Transforming all components of management and employees to become service-focussed people. 2. Increasing airport capacity. 3. Improving airport facilities. 4. Developing and implementing service standards and service quality monitoring systems.

ANGKASAPURA AIRPORTS 2010 ANNUAL REPORT

19

JEJAK LANGKAHMilestones

20061. 15 November 2006: Peresmian Terminal Baru Bandara Internasional Juanda-Surabaya oleh Presiden Republik Indonesia. 1. 15 November 2006: Official inauguration of New Terminal at Juanda International Airport, Surabaya, by the President of the Republic of Indonesia.

20071. 28 Maret 2007: Bandara Ngurah Rai - Bali, mendapat pengakuan dari TSA sebagai bandar udara internasional yang memenuhi standar keamanan Amerika Serikat. 2. Program Konsultasi Publik dan Perbaikan Pelayanan Jasa Bandar Udara dilakukan oleh Angkasa Pura I dalam rangka meningkatkan kualitas layanan terhadap pengguna jasa bandara dengan melakukan kegiatan Pemantauan Kondisi Bandara, Penyelenggaraan Bulan Pengaduan Pengguna Jasa dan Dialog Publik dengan pengguna jasa, bekerja sama dengan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI). Kegiatan dimaksud dilaksanakan di Bandara Juanda - Surabaya pada tanggal 15 Mei 2007, Bandara Ngurah Rai-Bali pada tanggal 22 Mei 2007 dan Bandara Sam Ratulangi - Manado pada tanggal 25 Mei 2007. 3. Air Traffic Management Open House, yang dilaksanakan pada tanggal 13 November 2007 di Bandar Udara 1. 28 March 2007: Ngurah Rai Airport, Bali, was certified by TSA as an international airport conforming to US safety standards. 2. A Public Consultation and Airport Service Improvement Program was conducted by Angkasa Pura I in order to improve service quality to airport service users, through activities in Airport Condition Monitoring, Service User Complaint Month, and Public Dialogue, in cooperation with Indonesia Consumer Protection Agency (YLKI), which took place at Juanda Airport, Surabaya, on 15 May 2007, Ngurah Rai Airport, Bali, on 22 May 2007, and Sam Ratulangi Airport, Manado, on 25 may 2007. 3. Air Traffic Management Open House was held on 13 November 2007 at

20

ANGKASAPURA AIRPORTS LAPORAN TAHUNAN 2010

2007Juanda Surabaya dengan tujuan untuk lebih menjalin kedekatan dengan pengguna jasa (Perusahaan penerbangan). Pada kesempatan tersebut Direktorat Jenderal Perhubungan Udara menyampaikan Safety Road Map penerbangan Indonesia. 4. 23 November 2007: Pencabutan Travel Warning dari Transportation Security Adminstration (TSA), lembaga pengamanan transportasi dari Amerika Serikat. 5. World Climate Change Conference, Bandara Ngurah Rai sebagai pintu gerbang Pulau Bali turut berpartisipasi mendukung pelaksanaan Konferensi Pemanasan Global (Climate Change Conference) melalui peningkatan keselamatan penerbangan dan keamanan bandara sesuai dengan standar Internasional (TSA) yang berlangsung pada tanggal 3 -14 Desember 2007 dan dihadiri lebih dari 10.000 peserta dari 144 negara. Juanda Airport, Surabaya, to improve relationship with airport service users (airlines). On the occasion, a Safety Road Map for Indonesian aviation industry was presented by the Directorate General of Air Transportation. 4. 23 November 2007: The prevailing Travel Warning was lifted by the Transportation Security Administration (TSA), the agency for transportation security in the United States. 5. World Climate Change Conference. Ngurah Rai Airport as the gateway to Bali Island supported the occasion of the World Climate Change Conference, held on 3 - 14 December 2007 and attended by more than 10,000 participants from 144 countries, by improving flight safety and airport security services in line with international (TSA) standards. oleh Bapak Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden Republik Indonesia. by Susilo Bambang Yudhoyono, the President of the Republic of Indonesia.

20091. 7 Maret 2009: Peresmian Terminal Baru Bandar Udara Adisumarmo Solo 2. 2 Juni 2009: Peresmian Pengoperasian Radar di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar 3. 3 Juni 2009: Peresmian Patung I Gusti Ngurah Rai & Ground Breaking, di Bandara Ngurah Rai Bali 4. 5 Juni 2009: RUPS laporan pertanggungjawaban laporan manajemen Angkasa Pura I tahun 2008 1. 7 March 2009: Inauguration of New Terminal at Adisumarmo Airport, Solo. 2. 2 June 2009: Service inauguration of radar facilities at Sultan Hasanuddin Airport, Makassar. 3. 3 June 2009: Ground breaking and inauguration ceremony of the statue of I Gusti Ngurah Rai at Ngurah Rai Airport, Bali. 4. 5 June 2009: General Meeting of Shareholders regarding Angkasa Pura I management report accountability for 2008.

20101. 23 Juli: Pelantikan Komisaris Utama dan Direksi baru PT Angkasa Pura I (Persero) di Kementerian BUMN. 2. 15 Oktober: Penandatanganan Perjanjian Kerja Bersama tahun 2010 2012 antara PT. Angkasa Pura I (Persero) dengan Asosiasi Karyawan Angkasa Pura I dan Serikat Pekerja Angkasa Pura I. 1. 23 July: Sworn-in ceremony of new President Commissioner and new Board of Directors of PT Angkasa Pura I (Persero) at the Ministry of SOE. 2. 15 October: Signing of the Collective labour Agreement for 2010 - 2012 between PT Angkasa Pura I (Persero) with Asosiasi Karyawan Angkasa Pura I and Serikat Pekerja Angkasa Pura I.

20081. 26 Agustus 2008: Peresmian Under Pass Bandara Adisutjipto Yogyakarta. 2. 26 September 2008: Peresmian Bandara Baru Internasional Sultan Hasanuddin Makassar 1. 26 August 2008: Inauguration of Under Pass at Adisucipto Airport, Yogyakarta. 2. 26 September 2008: Official inauguration of the new Sultan Hasanuddin International Airport, Makassar,

ANGKASAPURA AIRPORTS 2010 ANNUAL REPORT

21

PENGHARGAAN & SERTIFIKASIAwards & Certifications

November 2310 Bandara yang dikelola oleh Angkasa Pura I mendapat Penghargaan Pelayanan Publik di Lingkungan Kementerian Perhubungan Tahun 2010, yaitu Bandara Internasional Juanda - Surabaya, Bandara Internasional Sam Ratulangi - Manado, Bandara Internasional Adi Sumarmo - Solo, Bandara Internasional Sepinggan - Balikpapan, Bandara Internasional Selaparang - Mataram, Bandara Internasional Ngurah Rai - Bali, Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang, Bandara Adisutjipto - Yogyakarta, Bandara Sultan Hasanuddin - Makassar dan Bandara Syamsuddin Noor - Banjarmasin. 10 airports under the management of Angkasa Pura I received the 2010 Public Service Award in Transportation Ministry, namely the Juanda International Airport, Surabaya, Sam Ratulangi International Airport - Manado, Adi Sumarmo International Airport - Solo, Sepinggan International Airport - Balikpapan, Selaparang International Airport - Mataram, Ngurah Rai International Airport - Bali, Ahmad Yani International Airport - Semarang, Adisutjipto Airport - Yogyakarta, Sultan Hasanuddin Airport - Makassar and Syamsuddin Noor Airport - Banjarmasin.

December 22Penghargaan Bandara Award: a. Kategori Bandara Baru dan Padat Peringkat I Peringkat II : Bandara Juanda - Surabaya : Bandara Sultan Hasanuddin Makassar b. Kategori Bandara Lama dan Padat Peringkat I Peringkat II : Bandara Adisutjipto - Yogyakarta : Bandara Ngurah Rai - Denpasar

Peringkat III : Bandara Sepinggan - Balikpapan c. Kategori Bandara Lama dan Tidak Padat Peringkat II Bandara Award: a. Category - New and Busy Airport Rank I Rank II : Juanda Airport - Surabaya : Sultan Hasanuddin Airport Makassar b. Category - Old and Busy Airport Rank I Rank II Rank III Rank II : Adisutjipto Airport - Yogyakarta : Ngurah Rai Airport - Denpasar : Sepinggan Airport - Balikpapan : Selaparang Airport - Mataram : Bandara Selaparang - Mataram

c. Category - Old and Not- Busy Airport

December 1613 Bandara yang dikelola oleh Angkasa Pura I mendapat Sertifikat Bandara yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Departemen Perhubungan. 13 airports under the management of Angkasa Pura I received Airport Certification issued by the Directorate General of Air Transportation, the Ministry of Transportation.

22

ANGKASAPURA AIRPORTS LAPORAN TAHUNAN 2010

ANGKASAPURA AIRPORTS 2010 ANNUAL REPORT

23

IKHTISAR KEUANGANFinancial Highlights

Neraca Komparatif 5 Tahun(Dalam Jutaan Rupiah)

5 Year Comparative Balance Sheets 2010 2009 2008 2007 2006 DESCRIPTION ASSETS 2.971.234 86.846 346.322 4.856.408 936.577 9.197.386 2.548.762 91.465 358.712 4.848.831 774.568 8.622.338 2.467.055 0 395.568 4.772.322 522.658 8.157.603 1.822.660 0 519.371 4.455.419 678.737 7.476.187 1.524.163 0 578.728 2.565.445 255.866 4.924.201 Current Asset Long Term Receivables Long Term Investments Fixed Assets Other Assets TOTAL ASSETS LIABILITY AND SHAREHOLDERS EQUITY 582.661 183.034 13.113 501.612 184.160 11.218 0 8.418.579 9.197.386 7.925.348 8.622.338 454.255 156.442 14.201 0 7.532.705 8.157.603 350.795 125.033 18.252 0 6.982.107 7.476.187 290.598 84.991 12.748 1.998.366 2.537.498 4.924.201 Short Term Liabilities Deferred Tax Liabilities Long Term Liabilities BPYDS - Government Aid Pending Determination in Status *) Shareholders Equity TOTAL LIABILITIES AND SHAREHOLDERS EQUITY

(in Million Rupiah)

URAIAN ASET Aset Lancar Piutang Jangka Panjang Investasi Jangka Panjang Aset Tetap Aset Lain-lain TOTAL ASET KEWAJIBAN DAN EKUITAS Kewajiban Jangka Pendek Kewajiban Pajak Tangguhan Kewajiban Jangka Panjang Bantuan Pemerintah Yang Belum Ditentukan Statusnya* Ekuitas TOTAL KEWAJIBAN DAN EKUITAS

*): Saldo BPYBDS dimasukkan ke dalam kelompok Ekuitas sesuai dengan surat Dirjen Perbendaharaan Depkeu RI No.:PER.10/PB/2007 tanggal 7 Maret 2007. *): The balance for BPYBDS is included in Shareholders Equity in accordance with letter of Directorate General of Treasury, Ministry of Finance No.:PER.10/PB/2007 dated 7 March 2007.

24

ANGKASAPURA AIRPORTS LAPORAN TAHUNAN 2010

Laporan Laba Rugi Komparatif 5 Tahun(Dalam Jutaan Rupiah)

5 Year Comparative Income Statements 2010 2009 2008 2007 2006 DESCRIPTION REVENUE 1.698.373 535.761 2.234.133 1.535.284 519.970 2.055.253 1.415.236 446.170 1.861.407 1.178.324 371.073 1.549.397 1.020.755 289.822 1.310.577 Aeronautic Non Aeronautic Total Revenue OPERATING EXPENSES 486.426 137.919 30.204 179.345 455.075 373.270 32.992 1.848 1.697.079 537.054 498.868 110.207 24.962 164.095 396.991 345.924 12.881 8.835 1.562.762 492.490 467.738 98.570 28.533 143.116 363.865 319.950 27.636 11.150 1.460.558 400.848 386.556 91.367 24.869 131.871 312.093 315.593 35.017 8.389 1.305.756 243.640 334.881 76.225 25.065 107.879 295.709 19.618 206.156 6.993 1.072.526 238.051 Employee Maintenance Supplies Expenses Utilities General Depreciation Bad Debt Amortization Total Operating Expenses Operating Income OTHER INCOME (EXPENSES) 239.702 (217.053) 22.648 559.703 405.306 (233.725) 171.581 664.072 436.762 (175.279) 261.483 662.332 229.794 (84.664) 145.130 388.771 239.457 (145.458) 93.999 332.050 Other Income Other Expenses Other Income (Expenses) Profit Before Tax Income Tax 117.115 (1.127) 115.989 443.714 97.150 27.718 124.867 539.204 102.267 31.409 133.677 528.655 21.766 40.042 61.808 326.962 34.995 11.317 46.312 285.738 Current Defferred Total Income tax NET PROFIT

(in Million Rupiah)

URAIAN PENDAPATAN Aeronautika Non Aeronautika Total Pendapatan BEBAN OPERASIONAL Beban Pegawai Beban Pemeliharaan Beban Persediaan Beban Utility Beban Umum Beban Penyusutan Aset Tetap Beban Penyisihan Piutang Beban Amortisasi Total Beban Operasional Laba Operasional PENDAPATAN DAN BEBAN LAIN-LAIN Pendapatan Lain-lain Beban Lain-lain Pendapatan (Beban) Lain-lain Laba Sebelum Pajak Pajak Penghasilan Taksiran Pajak Kini Pajak Tangguhan PPh Badan Tahun Berjalan LABA BERSIH SETELAH PAJAK

ANGKASAPURA AIRPORTS 2010 ANNUAL REPORT

25

IKHTISAR KEUANGAN Financial Highlights

ARUS KAS

Tahun 2006 - 2010 (Audited) (Dalam Jutaan Rupiah)

for 2006 - 2010 (Audited) (in Million Rupiah)

CASH FLOWS

URAIANArus Kas dari (untuk) Aktivitas Operasi Arus Kas dari (untuk) Aktivitas Investasi Arus Kas dari (untuk) Aktivitas Pendanaan Kenaikan Bersih Kas & Setara Kas Kas & Setara Kas pada awal periode Kas & Setara Kas pada akhir periode

2010843.810.608 (216.664.300) (185.465.066) 441.681.242 1.820.550.986

2009616.330.292 (376.553.040) (182.267.615) 57.509.637 1.763.041.349

2008679.297.301 (32.420.454) (87.411.099) 559.465.748 1.203.575.601

2007467.931.129 (175.343.533) (83.545.301) 209.042.295 994.533.306

2006279.641.743 (77.943.728) (62.724.027) 138.973.988 855.559.318

DESCRIPTIONCash Flows from (for): Operating Activities Cash Flows from (for): Investment Activities Cash Flows from (for): Funding Activities Net Increase in Cash and Cash Equivalent Cash and Cash Equivalent at Begining of Year Cash and Cash Equivalent at the end of Year

2.262.232.228

1.820.550.986

1.763.041.349

1.203.575.601

994.533.306

26

ANGKASAPURA AIRPORTS LAPORAN TAHUNAN 2010

NERACA

Tahun 2006 - 2010 (Audited) (Dalam Jutaan Rupiah)

for 2006 - 2010 (Audited) (in Million Rupiah)

BALANCE SHEETS

KETERANGAN ASET ASET LANCAR Kas dan Setara Kas Deposito Berjangka Investasi pada Efek Piutang Usaha Penyisihan Kerugian Penurunan Nilai Piutang Pegawai Piutang Lain-lain Persediaan Uang Muka dan Biaya Dibayar Dimuka Pendapatan yang Masih Harus Diterima Pajak Dibayar Dimuka Jumlah Aset Lancar

2010

2009

2008

2007

2006

DESCRIPTION ASSETS CURRENT ASSETS

94.343.228 2.167.889.000 53.202.774 296.328.473 (74.156.263) 299.163 10.127.828 8.105.711 43.257.161 119.857.081 251.980.232 2.971.234.388

259.650.986 1.560.900.000 25.109.987 295.749.220 (44.906.374) 416.902 20.826.943 9.430.852 36.742.683 108.168.898 276.671.842 2.548.761.939

167.141.349 1.595.900.000 59.210.238 359.853.984 (108.610.517) 311.258 18.288.292 7.578.349 931.470 115.551.117 250.899.245 2.467.054.785

170.278.601 1.033.297.000 71.250.397 271.885.833 (74.237.985) 561.966 14.297.378 6.985.662 1.458.618 103.679.507 223.202.491 1.822.659.468

213.421.306 781.112.000 105.987.957 195.320.156 (40.041.504) 731.406 26.962.787 6.494.201 3.236.867 91.003.474 139.934.026 1.524.162.676

Cash and Cash Equivalents Time Deposits Investment in Securities Accounts Receivable Allowance Impairmant losses Employee Receivables Other Receivables Inventories Prepaid Expenses Accrued Income Prepaid Taxes Total Current Assets

PIUTANG JANGKA PANJANG

86.845.648

91.465.098

-

-

-

NON CURRENT RECEIVABLES

INVESTASI JANGKA PANJANG

346.321.580

358.712.465

395.568.083

519.370.923

578.727.720

LONG TERM INVESTMENTS

ASET TETAP Harga Perolehan Akumulasi Penyusutan Nilai Buku Aset Tetap 7.636.013.623 (2.779.605.827) 4.856.407.796 7.223.773.158 (2.374.942.357) 4.848.830.801 6.768.272.735 (1.995.950.655) 4.772.322.080 6.136.015.724 (1.680.596.676) 4.455.419.048 3.980.658.924 (1.415.214.226) 2.565.444.698

FIXED ASSETS Value at Purchase Accumulated Depreciation Book Value Fixed Assets

ASET LAIN-LAIN Aset Dalam Penyelesaian Beban Ditangguhkan Aset Tidak Produktif Akumulasi Penyusutan Aset Tidak Produktif Jumlah Aset Lain-lain 842.912.922 3.195.212 166.862.354 (76.393.751) 936.576.737 678.231.344 5.940.576 171.947.835 (81.551.599) 774.568.156 353.701.636 75.891.556 159.710.950 (66.646.113) 522.658.029 542.248.368 32.864.305 169.369.243 (65.744.655) 678.737.261 219.228.926 34.676.862 28.279.631 (26.319.356) 255.866.063

OTHER ASSETS Assets in Construction Deferred Charges Non Productive Assets Accumulated Depreciation Non Productive Assets Total Other Assets

JUMLAH ASET

9.197.386.149

8.622.338.459

8.157.602.977

7.476.186.700

4.924.201.157

TOTAL ASSETS

KEWAJIBAN DAN EKUITAS

LIABILITY AND EQUITY

KEWAJIBAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Beban yang Masih Harus Dibayar Hutang Pembelian Aset Tetap & Persediaan Pendapatan yang Diterima Dimuka Kewajiban Manfaat Pasca Kerja Hutang pajak Hutang Lancar Lain-lain Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 182.500.148 187.154.311 26.970.601 5.924.726 43.566.740 136.544.353 582.660.879 147.233.402 155.471.700 22.218.820 4.509.118 35.787.063 136.391.916 501.612.019 129.217.227 118.516.148 22.643.029 3.524.956 43.558.220 136.795.113 454.254.693 92.900.911 99.494.664 23.584.867 7.309.897 29.466.974 98.037.404 350.794.717 71.638.730 65.778.159 8.025.654 155.037 14.069.721 130.931.157 290.598.458

LIABILITIES CURRENT LIABILITIES Accrued Expenses Payables - Procurement of Fixed Assets Unearned Revenue Post Retirement Benefit Obligations Taxes Payable Other Current Liabilities Total Current Liabilities

ANGKASAPURA AIRPORTS 2010 ANNUAL REPORT

27

IKHTISAR KEUANGAN Financial Highlights

NERACA

Tahun 2006 - 2010 (Audited) (Dalam Jutaan Rupiah)

for 2006 - 2010 (Audited) (in Million Rupiah)

BALANCE SHEETS

KETERANGAN KEWAJIBAN PAJAK TANGGUHAN

2010183.033.544

2009184.160.279

2008156.442.462

2007125.033.367

200684.990.831

DESCRIPTION DEFERRED TAX LIABILITIES

KEWAJIBAN JANGKA PANJANG Hutang Jaminan Hutang Jangka Panjang Lain-lain Jumlah Kewajiban Jangka Panjang 12.861.462 251.701 13.113.163 10.612.519 605.759 11.218.278 8.959.979 5.241.300 14.201.279 7.213.474 11.038.659 18.252.133 8.000.594 4.747.646 12.748.240

LONG TERM LIABILITIES Waranty Payable Other Long Term Liabilities Total Long Term Liabilities

EKUITAS Modal saham Bantuan Pemerintah Yang Belum Ditentukan Statusnya (BPYBDS) Penyertaan Modal Pemerintah Laba yang Belum Direalisasi atas Efek Saldo Laba Telah Ditentukan Penggunaannya Belum Ditentukan Penggunaannya 1.632.608.227 443.714.120 1.276.733.519 539.204.103 894.104.119 528.655.016 652.152.242 326.962.501 959.197.872 384.034.195 1.800.000.000 4.538.814.878 3.441.338 1.800.000.000 4.308.829.762 580.499 1.800.000.000 4.308.829.762 1.115.646 1.800.000.000 4.202.049.924 941.816 925.000.000 1.998.365.629 264.109.539 2.360.057

EQUITY Share Capital Undefined-Status Government Subsidy BPYDS - Government Aid Pending Determination in Status Unrealized Gain on Securities Retained earnings Appropriated Un-Appropriated

Jumlah Ekuitas

8.418.578.563

7.925.347.883

7.532.704.543

6.982.106.483

4.535.863.628

Total Equity

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS

9.197.386.149

8.622.338.459

8.157.602.977

7.476.186.700

4.924.201.157

TOTAL LIABILITIES AND EQUITY

28

ANGKASAPURA AIRPORTS LAPORAN TAHUNAN 2010

LAPORAN LABA/(RUGI)

Tahun 2006 - 2010 (Audited) (Dalam Jutaan Rupiah)

for the year 2006 - 2010 (Audited) (in Million Rupiah)

INCOME STATEMENTS

NO A

URAIAN PENDAPATAN AERO AIR TRAFFIC SERVICES (ATS) 1. PJP - Domestik - Internasional - Overflying Jumlah Pendapatan Aero ATS

2010

2009

2008

2007

2006

DESCRIPTION AIR TRAFFIC SERVICES (ATS) AERO REVENUE 1. PJP

32.934.337 79.572.774 301.503.960 414.011.071

28.186.065 96.718.498 323.226.823 448.131.386

30.510.926 89.433.371 341.624.163 461.568.460

24.807.523 69.899.582 301.204.409 395.911.514

20.158.464 69.044.836 305.412.763 394.616.063

- Domestic - International - Overflying Total ATS Aero Revenue AERO REVENUE NON AIR TRAFFIC SERVICES 1. PJP4U

B

PENDAPATAN AERO NON ATS 1. PJP4U - Domestik - Internasional Jumlah 1 2. PJP2U - Domestik - Internasional Jumlah 2 3. AVIOBRIDGE - Domestik - Internasional Jumlah 3 4. COUNTER - Domestik - Internasional Jumlah 4 Jumlah Pendapatan Aero Non ATS 30.475.165 17.399.591 47.874.756 1.284.361.475 535.760.848 2.234.133.394 26.204.005 17.631.774 43.835.779 1.130.988.039 476.133.793 2.055.253.218 19.411.066 14.536.709 33.947.775 987.615.634 412.222.464 1.861.406.558 16.494.039 11.607.658 28.101.697 810.514.088 342.972.215 1.549.397.817 7.157.651 8.890.836 16.048.487 642.188.221 273.773.393 1.310.577.677 15.960.532 30.641.855 46.602.387 15.547.939 34.095.669 49.643.608 11.025.870 28.610.454 39.636.324 8.928.444 23.227.769 32.156.213 2.123.803 19.266.364 21.390.167 475.425.455 481.562.861 956.988.316 386.784.322 427.479.140 814.263.462 333.150.832 376.111.835 709.262.667 318.676.951 256.090.120 574.767.071 279.906.567 181.152.020 461.058.587 87.174.440 145.721.576 232.896.016 73.846.950 149.398.240 223.245.190 69.414.949 135.353.919 204.768.868 66.680.245 108.808.862 175.489.107 39.373.859 104.317.121 143.690.980

- Domestic - International Total 1 2. PJP2U - Domestic - International Total 2 3. AVIOBRIDGE - Domestic - International Total 3 4. COUNTER - Domestic - International Total 4 Total Non ATS Aero Revenue NON AERO REVENUE TOTAL OPERATING REVENUE OPERATING EXPENSES

C

PENDAPATAN NON AERO JUMLAH PENDAPATAN OPERASI

D

BEBAN OPERASI 1. PEGAWAI 2. PEMELIHARAAN 3. SUPLAI & PERLENGKAPAN 4. UTILITAS 5. UMUM 6. PENYUSUTAN ASET TETAP 7. PENYISIHAN PIUTANG RAGU-RAGU 8. AMORTISASI JUMLAH BIAYA OPERASI LABA/(RUGI) OPERASI 486.425.795 137.918.960 30.203.794 179.344.860 455.074.773 373.270.407 32.992.421 1.847.876 1.697.078.886 537.054.508 239.701.561 217.053.370 22.648.191 498.868.346 110.206.723 24.961.885 164.095.065 396.990.997 345.923.708 12.881.082 8.834.584 1.562.762.390 492.490.828 405.305.509 233.724.745 171.580.764 467.737.916 98.569.980 28.532.943 143.115.706 363.864.580 319.950.231 27.636.200 11.150.355 1.460.557.911 400.848.647 436.761.733 175.278.782 261.482.951 386.556.485 91.367.167 24.869.003 131.871.282 312.093.290 315.592.690 35.017.354 8.389.627 1.305.756.898 243.640.919 229.794.353 84.664.201 145.130.152 334.880.558 76.225.281 25.064.984 107.878.937 295.709.127 206.156.383 19.618.410 6.992.811 1.072.526.491 238.051.186 239.456.845 145.457.544 93.999.301

1. EMPLOYEE 2. MAINTENANCE EXPENSE 3. SUPPLIES AND EQUIPMENT 4. UTILITIES 5. GENERAL EXPENSES 6. DEPRECIATION OF FIXED ASSETS 7. PROVISION FOR BAD DEBTS 8. AMORTIzATION TOTAL OPERATING EXPENSES OPERATING PROFIT OTHER INCOME OTHER EXPENSES TOTAL NON OPERATING INCOME (LOSS)

E F

PENDAPATAN LAIN-LAIN BIAYA LAIN-LAIN LABA/(RUGI) NON OPERASI

LABA/(RUGI) SEBELUM PAJAK

559.702.699

664.071.592

662.331.598

388.771.071

332.050.487

PROFIT BEFORE TAX

BIAYA PAJAK

115.988.579

124.867.489

133.676.582

61.808.569

46.312.274

TAX EXPENSES

LABA/(RUGI) SETELAH PAJAK

443.714.120

539.204.103

528.655.016

326.962.502

285.738.213

NET PROFIT

ANGKASAPURA AIRPORTS 2010 ANNUAL REPORT

29

PERISTIWA PENTINGEvent Highlights

20 January Penandatanganan MoU mengenai Zero Toleransi Narkoba antara Kapolri dengan AP I, AP II, BNN, Dephub, Imigrasi dan Bea Cukai. Signing of MoU on Zero Tolerance for Drugs between Kapolri and AP I, AP II, BNN, Ministry of Transportation, and Customs and Excise Office.

9 February Penandatanganan MoU antara BPKP dengan PT Angkasa Pura I tentang Penerapan Kerja Sama Tata Kelola Perusahaan yang baik di PT Angkasa Pura I. Signing of MoU between BPKP and Angkasa Pura I on Cooperation for Implementation of Good Corporate Governance at Angkasa Pura I.

19 23 July Realisasi RKA semester I PT Angkasa Pura I di Bandara Sepinggan Balikpapan. Realization of Budget and Workplan Semester I of PT Angkasa Pura I at Sepinggan Airport, Balikpapan.

23 July Pelantikan Komisaris Utama dan Direksi baru PT Angkasa Pura I (Persero) di Kementerian BUMN. Swearing-in ceremony of new President Commissioner and new Board of Directors of PT Angkasa Pura I (Persero) at the Minitry of SOE. 20 September Halal Bil Halal dalam rangka Idul Fitri 1431 H. Open House event held in commemoration of Idul Fitri 1431 H.

20 February Hari Ulang Tahun PT Angkasa Pura I ke-46. 46th Anniversary of PT Angkasa Pura I.

23 February Penandatanganan MoU tentang Sinergi BUMN antara PT Angkasa Pura I dengan PT Telkom. Signing of MoU on SOE Synergy between PT Angkasa Pura I and Telkom.

20 August Pakta Normalisasi Hubungan Industrial antara Manajemen dengan Asosiasi Karyawan Angkasa Pura I dan Serikat Pekerja. Industrial Relationship Normalization Agreement between Management and Asosiasi Karyawan Angkasa Pura I and Serikat Pekerja Angkasa Pura I.

29 June Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) di Hotel Borobudur. 12 14 May APORSENI I di Surabaya. APORSENI I in Surabaya. General Meeting of Shareholders (GMS) at Hotel Borobudur.

30

ANGKASAPURA AIRPORTS LAPORAN TAHUNAN 2010

15 October Penandatanganan Perjanjian Kerja Bersama tahun 2010 2012 antara PT Angkasa Pura I (Persero) dengan Asosiasi Karyawan Angkasa Pura I dan Serikat Pekerja Angkasa Pura I. Signing of Collective Labour Agreement 2010 - 2012 between PT Angkasa Pura I (Persero) with Asosiasi Karyawan Angkasa Pura I and Serikat Pekerja Angkasa Pura I.

18 November Penandatanganan MoU antara PT Angkasa Pura I dengan Garuda, Wika, Jasa Marga, Pelindo III dan Pengembangan Pariwisata Bali tentang Rencana Kerja Sama Pembangunan Jalan Tol Denpasar Selatan Bandara Ngurah Rai Nusa Dua. Signing of MoU between Angkasa Pura I and Garuda, Wika, Jasa Marga, Pelindo III and Bali Tourist Development on Cooperation for the Construction of South Denpasar - Ngurah Rai Airport - Nusa Dua Toll Road.

16 December Penyerahan Sertifikat Bandara oleh Dirjen Perhubungan Udara. Presentation of Airport Certificate by the Director General for Air Transportation.

30 December Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) di Kementerian BUMN. General Meeting of Shareholders (GMS) at the offices of Ministry of SOE.

23 November Penyerahan Penghargaan Pelayanan Publik di Lingkungan Kementerian Perhubungan Tahun 2010. Presentation of the Public Service Award 2010 within the Transportation Ministry.

22 December PenyerahanBandaraAward PenandatangananMoU antara PT Angkasa Pura I dengan TNI AL tentang Pemanfaatan dan Penggunaan Tanah dan Fasilitas milik TNI AL di sebelah selatan Landasan Pacu Bandara Internasional Juanda Surabaya. PresentationofBandara Award SigningofMoUbetween PT Angkasa Pura I and TNI AL concerning Utilization of Lands and Facilities of TNI AL located south of the runway at Juanda International Airport, Surabaya.

15 December PGD di Bandara Ngurah Rai Bali.

PGD exercise at Ngurah Rai Airport, Bali.

ANGKASAPURA AIRPORTS 2010 ANNUAL REPORT

31

TINJAUAN INDUSTRIIndustrial Review

Setelah krisis keuangan global yang melanda dunia menjelang akhir tahun 2008, tren pertumbuhan ekonomi dunia mulai merambat naik sepanjang tahun 2009. Meskipun beberapa negara seperti Amerika Serikat dan Eropa belum menunjukkan pemulihan ekonomi yang bermakna, beberapa negara seperti China dan India serta negara-negara kawasan ASEAN telah memperlihatkan pertumbuhan yang mulai membaik. Membaiknya pertumbuhan ekonomi juga berdampak pada pertumbuhan industri penerbangan. IATA (International Air Transport Association) pada April 2010 melaporkan bahwa industri pesawat komersial menunjukkan tren pertumbuhan permintaan pesawat baru sebesar 4,5% sampai 5% di tahun 2010 yang didorong oleh peningkatan jumlah penumpang pesawat udara. Ditinjau dari revenue passanger-kilometer (RPK), pertumbuhan RPK global di tahun 2010 telah meningkat sebesar 5,8% year-to-date (YTD). Wilayah Timur

After the global financial crisis that turned into turmoil in the closing months of 2008, the world economic growth trend began recovering throughout 2009. In spite of slow economic recoveries in the United States and some European countries, significant growth emerged in China, India and several ASEAN countries .

The global economy recovery contributed to the growth of the aviation industry. In April 2010, IATA (International Air Transport Association) recorded an increasing demand of 4.5% to 5% for new commercial aircraft during the year as a direct result of the increasing number of aircraft passengers. In 2010, global revenue passenger-kilometers (RPK) increased by 5.8% yearto-date (YTD). The Middle East region experienced the highest

32

ANGKASAPURA AIRPORTS LAPORAN TAHUNAN 2010

Tengah mencatat pertumbuhan RPK tertinggi yaitu sebesar 21,7% YTD. Selain itu, efisiensi penggunaan pesawat telah meningkatkan persentase kursi terisi (passanger load factor/ PLF) hingga 76,7%, walaupun angka ini bervariasi menurut wilayah geografis. Tren Industri Pengelolaan Jasa Kebandarudaraan Peningkatan jumlah penumpang pesawat udara memberi dampak bagi industri pengelolaan jasa kebandarudaraan. Tingginya frekuensi kedatangan dan keberangkatan orangorang termasuk pengantar dan penjemput di bandar udara (bandara) memungkinkan terjadinya kegiatan ekonomi. Pada periode tahun 1950-1970, fungsi bandara hanya sebagai fasilisator penerbangan yang melayani jasa Air Traffic Operations dengan menyediakan infrastruktur dan fasilitas untuk penerbangan. Pada perkembangannya, periode tahun 1970-1990 bandara telah mengembangkan operasinya menjadi penyedia layanan penuh bagi masyarakat pengguna jasa penerbangan dengan menyediakan berbagai layanan publik termasuk restoran dan tempat belanja. Mulai tahun 1990 model bisnis bandara telah bertransformasi dengan menerapkan konsep Airport City, yang memberikan berbagai macam pelayanan yang tidak hanya terbatas untuk penerbangan namun juga memberikan pelayanan nonaeronautika. Bandara sudah berkembang menjadi pusat kegiatan bisnis. Beberapa bandara terkemuka di dunia seperti Changi, Incheon, KLIA, Hongkong dan Beijing sedang mengembangkan bandaranya dengan konsep Airport City, yang menyediakan berbagai fasilitas dan layanan seperti sebuah Central Business District. Bandara sudah menjadi National Competitive Tool di samping perannya sebagai Nexus of Intermodal transportation and economic engine. Laporan tahunan dan brosur perusahaan dari bandara-bandara terkemuka sudah menampilkan kontribusi ekonomi bagi komunitasnya berupa retribusi, pajak dan lapangan kerja yang tercipta akibat keberadaan bandara tersebut.

RPK year-to-date (YTD) growth of 21.7%. Furthermore, more efficient use of aircraft has elevated passenger load factor (PLF) up to a record of 76.7%, although the resulting increases varied in different geographic regions.

Airport Service Management Industry Trend The increasing number of aircraft passengers generated a positive impact to the airport service management industry. The induced higher frequency of arrival and departure of travellers who have also engaged in more drop offs and pick-ups at the airports and thus generated more economic activity. Earlier in 1950-1970, airports served merely as aviation terminals managed mainly to provide Air Traffic Operations services with flight infrastructure and facilities. Later in the period of 19701990, airports began extending their operations and were gradually transforming into one-stop aviation service providers that offered airway travellers various public facilities including restaurants and shopping places.

Since 1990, the concept of the Airport City has widely been applied as an airport business model that transforms airports to aviation cities providing a wide range of non-aeronautical services in addition to aviation facilities. Nowadays, airports are progressing into business centers.

Through the implementation of Airport City concept, Changi, Incheon, KLIA, Hong Kong and Beijing are some of the worlds leading airports currently being changed into a type of Central Business District with more public services and facilities. Airports are now perceived as National Competitive Tools rather than as the Nexus of Intermodal transportation and economic engine. Economic contributions in the forms of levies, taxes and more job opportunities are increasingly publicized in the annual reports and corporate brochures of leading airports as direct positive impacts of the existence of such transforming airports.

ANGKASAPURA AIRPORTS 2010 ANNUAL REPORT

33

TINJAUAN INDUSTRI INDUSTRIAL REVIEW

Di Indonesia, pemberlakuan Undang-Undang Penerbangan Nomor 1 tahun 2009 (UU No. 1/2009) membawa perubahan yang signifikan dengan adanya pemisahan pelayanan navigasi penerbangan dari pengelola bandara dan pemisahan yang tegas antara Operator dan Regulator. PT Angkasa Pura I (Persero) yang sementara ini masih memberi layanan navigasi penerbangan (ATS), dan beberapa General Manager Angkasa Pura I yang masih merangkap fungsi administrator bandara, akan segera berkonsentrasi pada tugas pokok dan fungsi sesuai dengan UU No.1/2009 sebagai Badan Usaha Bandar Udara (BUBU). Pengaturan mengenai kegiatan usaha di bandar udara diatur di UU No.1/2009 BAB XI Pasal 232 tentang Kegiatan Pengusahaan di Bandar udara. Angkasa Pura I sebagai pemegang otoritas 13 bandar udara di wilayah Indonesia Tengah dan Timur mempunyai kewenangan untuk mengusahakan, menguasai dan mengatur kawasan bandar udara tersebut untuk dikelola dan memberikan pelayanan terhadap semua pengguna jasa di bandar udara tersebut sekaligus menghasilkan pendapatan non-aeronautika dalam upaya memberikan kontribusi keuntungan sebesar mungkin bagi pemegang saham. Di lain pihak, mengacu pada Pasal 233 bahwa kegiatan pengusahaan Bandara dilaksanakan oleh Badan Usaha Bandar Udara (BUBU) yang dapat berupa perusahaan swasta atau perorangan yang memenuhi persyaratan, maka Angkasa Pura 1 harus bersaing di dalam lingkungan bisnis yang sudah berubah. Angkasa Pura I sebagai pengusaha harus menyesuaikan pola usaha dan menghindari praktik business as usual dan fokus pada Airport Customers. UU No.1/2009 ini sejalan dengan tren yang sedang berlangsung pada industri bandara di dunia. Pasal 194 menyebutkan peran Bandara di Indonesia yang antara lain sebagai simpul dalam jaringan transportasi (huruf a) dan tempat kegiatan alih moda transportasi (huruf c). Hal ini mencerminkan perubahan paradigma dan memberikan peluang pengembangan bandara dengan konsep airport city seperti yang sedang berlangsung di dunia saat ini. Pengembangan airport dengan konsep Airport City menjadi pilihan model bisnis yang dapat diadopsi dan diterapkan sesuai dengan visi perusahaan menjadi Perusahaan pengelola bandara udara kelas dunia yang memberikan nilai tambah kepada stakeholder.

In Indonesia, the implementation of Aviation Law No. 1 of 2009 (Law no. 1/2009) has caused significant changes in the form of the separation of air navigation services from airport management as well as the distinct separation of airport Operators from airport Regulator. Compliant with this newly passed law, PT Angkasa Pura I (Persero) which is currently managing Air Traffic Services (ATS) with some of its General Managers functioning as the airport administrators will soon concentrate on carrying out its basic and main functions as Airport Business Entity (BUBU).

Airport business activity regulations are stipulated in Law No.1/2009 CHAPTER XI Article 232 about Airport Commercial Activities. As the authorized management of 13 airports in the regions of Central and Eastern Indonesia, Angkasa Pura I has the authority to promote, control and manage the airport areas in order to provide services to airport communities while generating the most possible non-aeronautical revenues for shareholders.

On the other hand, with reference to Article 233 stipulating that future airport concession activities shall be undertaken by an Airport Business Entity (BUBU) which can be any qualified private company or individual, PT Angkasa Pura I must reconsider emerging competition in the revised business atmosphere. As an entrepreneur, Angkasa Pura I shall redesign its business conduct to focus more on Airport Customers rather than on sustained practice of business as usual. Law No.1/2009 is in line with the current trend in the global airport industry. Article 194 has confirmed the roles of Airports in Indonesia as, among others, a tangent in transportation networks (point a) and as premises of inter-modal transportation activities (point c). This reflects a paradigm shift which will gradually broaden opportunities for the contemporary airport city concept development.

The Airport City concept is preferred in airport development as an adoptable and applicable business model to support the Companys vision to become a world-class airport management company that adds value to the stakeholders.

34

ANGKASAPURA AIRPORTS LAPORAN TAHUNAN 2010

Perkembangan Lalu Lintas Pesawat, Penumpang dan Kargo Perkembangan lalu lintas pesawat dan penumpang penerbangan di Indonesia, khususnya di bandara yang dikelola oleh Angkasa Pura I sangat dipengaruhi oleh strategi harga tiket murah. Strategi menawarkan tarif yang murah ini umumnya ditawarkan oleh perusahaan pendatang baru di bisnis penerbangan. Persaingan harga memberikan banyak pilihan bagi para penumpang yang mengakibatkan terjadinya peningkatan domestik. Sementara itu, beberapa Maskapai penerbangan dalam periode tahun 2003-2008 menambah armada penerbangan dengan membeli/sewa pesawat-pesawat jenis baru (A319, A320, B737-400,B737-900ER) dengan alasan keselamatan atau alasan komersial. Pergerakan pesawat internasional dari tahun 2004 sampai dengan 2008 rata-rata tumbuh sebesar 3%. Untuk pergerakan pesawat domestik rata-rata tumbuh sebesar 3%. Sedangkan untuk pergerakan pesawat regional rata-rata tumbuh sebesar 3%. Pergerakan penumpang internasional dari tahun 2004 sampai dengan 2008 rata-rata tumbuh sebesar 7%. Untuk pergerakan penumpang domestik rata-rata tumbuh sebesar 6%. Sedangkan untuk penumpang transit rata-rata tumbuh sebesar 7%. Sementara pergerakan kargo internasional dari tahun 2004 sampai dengan 2008 rata-rata mengalami kenaikan sebesar 1%. Sedangkan untuk pergerakan kargo domestik rata-rata tumbuh sebesar 4%. jumlah penumpang terutama penumpang

Development of Aircraft, Passenger and Cargo Traffic The growths of both air traffic and passenger flights in Indonesia particularly at airports managed by Angkasa Pura I are highly influenced by airlines low fare wars. The strategy to offer cheaper fares has become a common practice by the newcomers in the aviation industry. Price competition leaves many options for passengers which at times resulted in increasing number of particularly domestic passengers.

Meanwhile, during 2003-2008 several airlines increased their fleets through purchase/lease of new types of aircraft (A319, A320, B737-400, B737-900ER) for safety or commercial reasons. From 2004 to 2008, International aircraft movement had an average growth of 3%. Domestic aircraft movement grew by an average of 3%. And regional aircraft movement grew by an average of 3%.

International passenger movement from 2004 to 2008 grew at an average of 7%. Domestic passenger movement grew by an average of 6%. Transit passengers grew by an average of 7%. International cargo movement from 2004 to 2008 increased at an average of 1%. Meanwhile, domestic cargo movement grew by an average of 4%.

Grafik: Tren Pergerakan Pesawat, Penumpang dan Kargo di Bandara-Bandara Angkasa Pura I 1995 - 2009. Sumber: Data Statistik LLAU, diperbaharui oleh: Dhn on Okt. 20, 2010 a) Tren Pergerakan Pesawat Trends in Aircraft Shift450,000 400,000 350,000 300,000 250,000 200,000 150,000 100,000 50,000 01995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

Graph: Trends in Aircraft, Passenger and Cargo Movements at Angkasa Pura I Airports from 1995 to 2009. Sources: LLAU Statistics, updated by: DHN on Oct. 20, 2010 c) Tren Pergerakan Harga Trends in Cargo Shift300,000,000 250,000,000 200,000,000 150,000,000 100,000,000 50,000,000 0

b) Tren Pergerakan Penumpang Trends in Passenger Shift45,000,000 40,000,000 35,000,000 30,000,000 25,000,000 20,000,000 15,000,000 10,000,000 5,000,000 01995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

ANGKASAPURA AIRPORTS 2010 ANNUAL REPORT

35

TINJAUAN RENCANA & STRATEGIPlanning & Strategy Review

Undang-Undang Penerbangan Nomor 1 Tahun 2009 (UU No.1/2009) mencerminkan perubahan paradigma dalam pengaturan industri penerbangan di Indonesia dengan sasaran untuk meningkatkan pemenuhan aspek 3S+1C (Safety, Security, Service and Compliance). Filosofi yang dianut dalam perubahan undang-undang ini adalah fokus atau spesialisasi dan swastanisasi. Pemisahan yang tegas antara peran Regulator dan Operator, serta peluang bagi perorangan untuk mengelola bandara merupakan cerminan dari penerapan filosofi ini. Bagi Angkasa Pura I, penerapan UU No.1/2009 berdampak langsung pada berkurangnya pendapatan dari Pelayanan Jasa Penerbangan (PJP) yang pada tahun 2009 bernilai Rp 448 miliar atau 21,8% dari total pendapatan usaha Perusahaan. Jumlah ini lebih besar dari pendapatan yang diperoleh dari seluruh kegiatan bisnis non-aeronautika yang bernilai bersih Rp 420 miliar. Sekalipun pengurangan pendapatan ini disertai dengan menurunnya biaya yang terkait, hilangnya pendapatan ini merupakan tantangan berat bagi perusahaan mengingat sifat dari bisnis PJP selama ini yang captive & monopolistic. Meskipun demikian, perubahan lingkungan usaha ini sudah dialami oleh bandara-bandara hampir di seluruh dunia. Trend bandara di dunia dalam tiga dekade terakhir ini adalah meningkatkan pendapatan non-aeronautika (nonaeronautical revenues) melalui pengembangan kapasitas dan perbaikan tingkat pelayanan. Banyak bandara sekawasan yang telah berhasil menghilangkan atau mengurangi dominasi pendapatan aeronautika melalui pengembangan usaha nonaeronautika bahkan non-aviasi dengan menggunakan konsep Airport City. Peningkatan pendapatan non-aeronautika dilakukan sejalan dengan peningkatan mutu pelayanan kepada para pengguna jasanya. Itu sebabnya bandara yang menduduki peringkat atau posisi tinggi dalam CSI (Customer Satisfaction Index) memiliki struktur bisnis yang kokoh dimana proporsi pendapatan nonaeronautika lebih besar dari pendapatan aeronautika, misalnya Changi: CSI >5 (beyond expectation) dengan pendapatan nonaeronautika 57% dari total pendapatan operasi.

Aviation Law No. 1 of 2009 (Law No.1/2009) reflects a paradigm shift in Indonesian aviation industry regulations aimed at improving all compliance aspects of 3S+1C (Safety, Security, Service and Compliance). The philosophy adopted for revising this legislation is to focus by ways of specialization and privatization. Distinct separation between the roles of regulator and operator, as well as larger opportunities for qualified individuals to manage airports is a reflected implementation of this philosophy. For Angkasa Pura I, the implementation of Law No.1/2009 directly resulted in less Aviation Services Revenue (PJP), which in 2009 amounted to Rp 448 billion or 21.8% of Companys total revenues. This figure was greater than the income contributed from all non-aeronautical business activities that had a net profit of Rp 420 billion. Although such decline in income was accompanied by a decrease in associated costs, loss of revenue has become a major challenge for the company given that the nature of the PJP business had long been that of captive & monopolistic. Nevertheless, changes in business environment have been experienced by most international airports. The global airport trend in the last three decades is to increase non-aeronautical revenues through capacity improvement and enhanced service levels. Many neighboring regional airports have managed to eliminate or reduced the dominance of aeronautical revenues through non-aeronautical and even non-aviation business development by most capitalizing the model of Airport City.

Increased non-aeronautical revenue is made possible by improving service quality to airport service users. Thats why highly ranked airports in the CSI (Customer Satisfaction Index) have solid business structures which allow the proportion of non-aeronautical revenue to be greater than that of aeronautical. A perfect example is Changi: CSI> 5 (beyond expectation) with non-aeronautical revenues amounting to 57% of total operating revenue.

36

ANGKASAPURA AIRPORTS LAPORAN TAHUNAN 2010

Aktivitas bisnis Angkasa Pura I sendiri saat ini masih belum menunjukkan respon yang memadai terhadap perubahan iklim usaha yang terjadi. Hal ini terlihat dari pendapatan aeronautika yang masih sangat mendominasi. Pada tahun 2009 tercatat bahwa 80% dari total pendapatan usaha berasal dari pelayanan jasa aeronautika. Dari survei kepuasan pelanggan, posisi perusahaan ternyata tidak meningkat sesuai peningkatan pendapatan usaha perusahaan yang terus tumbuh sejalan dengan pertumbuhan trafik. Hasil CSI tahun 2009 menunjukkan bahwa posisi Angkasa Pura I secara korporasi berada pada angka 3,54 untuk kategori bandara Non-PSO dan 3,35 untuk kategori bandara PSO. Angka ini belum mencapai target yang ditetapkan yakni 4 dengan maksimum 5 pada Skala Likert. Konsep Reposisi dan Restrukturisasi Memperhatikan posisi perusahaan dan struktur bisnis saat ini, diperlukan upaya perbaikan yang tidak hanya sekedar optimalisasi tetapi memerlukan transformasi mulai dari cara pandang sampai model bisnis yang diterapkan secara menyeluruh melalui suatu pentahapan yang terencana baik dalam jangka waktu yang panjang. Untuk itu manajemen PT Angkasa Pura I (Persero) telah menetapkan arah pengembangan bisnis Perusahaan dengan konsep Reposisi dan Restrukturisasi untuk bertranformasi menuju world-class airport sejalan dengan visi Perusahaan Menjadi perusahaan pengelola Bandar Udara kelas dunia yang memberikan manfaat dan nilai tambah kepada stakeholder. Implementasi konsep Reposisi dan Restrukturisasi harus diarahkan pada peningkatan kemampuan untuk memberikan jaminan layanan pada 8 (delapan) pemangku kepentingan yang paling bersinggungan dalam kegiatan usaha Angkasa Pura I yaitu (1) Airlines, (2) Penumpang dan Pengunjung, (3) Konsesioner, (4) Pemegang Saham, (5) Vendor dan Pemasok, (6) Regulator, (7) Pemerintah Daerah, serta (8) Karyawan. Perusahaan harus berubah menjadi service organization dan model bisnis ditransformasi dengan konsep Airport City. Konsep ini selain terbukti berhasil diterapkan oleh bandarabandara sekawasan dengan Indonesia, juga sejalan dengan

To this day, Angkasa Pura I has not performed business activities that reflect proper responses to the changing business climate. This can be seen from its recent dominating aeronautical revenues. In 2009, 80% of total revenue was recorded as contribution from aeronautical services.

Customer satisfaction surveys indicated that the companys position made no improvement to match the increase in companys revenues that grew along with air traffic growth. CSI reports in 2009 showed that the corporate position of Angkasa Pura I remained at 3.54 for non-PSO airport category and 3.35 for the PSO airport category. These figures were still below the targeted 4 to maximum 5 at Likert Scale.

Repositioning and Restructuring Concepts For the betterments of the companys position and its current business structure, necessary improvements must not be limited to business optimization, but rather they should involve a wider transformation of the company ranging from the Companys points of views to its business model applicable through well-planned phasing processes in a long run. Therefore, the management of PT Angkasa Pura I (Persero) has set business development objectives with repositioning and restructuring concepts by which the company will be transforming into world-class airport that is in line with the companys vision To be a world-class airport management company that provides benefits and added values to stakeholders. The Implementations of repositioning and restructuring concepts shall be directed to improving the ability to provide secured services for 8 (eight) most concerned stakeholders within the scope of business activities of Angkasa Pura I namely (1) Airlines, (2) Passengers and Visitors, (3) concessionary, (4) Shareholders, (5) Vendors and Suppliers, (6) Regulators, (7) Local Government, and (8) Employees. The Company must become a service organization with a transforming business model of Airport City. This concept has proven to be successful through proper implementations by Indonesian neighboring airports, and is also in line with the

ANGKASAPURA AIRPORTS 2010 ANNUAL REPORT

37

TINJAUAN RENCANA & STRATEGI PLANNING & STRATEGY REVIEW

amanat UU No.1/2009 pasal 194 dan pasal 232 yang memberi peluang penerapan konsep Airport City sebagaimana aturan di negara maju. Gambar berikut merupakan rencana pentahapan atas konsep Reposisi dan Restrukturisasi untuk bertranformasi menuju world-class airport. Gambar: Fase menuju bandara kelas dunia

mandate of Law No.1/2009 Article 194 and Article 232 which gives the opportunity to apply the Airport City concept as recently stipulated in developed countries. The following illustration is a phasing plan for the concept of repositioning and restructuring supportive to company transformation into world-class airport. Illustration: Phases towards world-class airport

WORLD-CLASS

2020

HIGHLY SUSTAINABLE GROWTH

TRANSFORMATION

2014-2019

HIGH GROWTH

OPTIMIZATION

2012-2013

CONSOLIDATION NORMALIZATION

2011

2010

Mencapai tingkatan bandara kelas dunia tidak mengacu pada tingkat pencapaian laba, tetapi berdasarkan tingkat layanan (Level of Service/LoS) yang diberikan kepada pengguna jasa bandara. Sementara perolehan laba merupakan hasil dari pelayanan yang diberikan. Data menunjukkan bahwa bandara-bandara yang menduduki ranking tinggi dari segi pelayanan atau Juara The Worlds Best Airport memiliki struktur pendapatan yang sehat dimana proporsi pendapatan non-aeronautika berada diatas atau sama dengan 50% dari total pendapatan. Bandara terkemuka di dunia senantiasa meningkatkan pendapatan non-aeronautika untuk mengganti dominasi pendapatan aeronautika dalam rangka menyehatkan struktur pendapatan atau struktur bisnis. Gambar berikut (a) menunjukkan posisi Angkasa Pura I saat ini menurut paradigma world-class dengan indeks kepuasan pelanggan (CSI) mencapai angka 3,44 dari maksimum 5 pada Skala Linkert (survei INACA 2009) dan pendapatan Non-Aero (net) 20%. Sedangkan gambar (b) menunjukkan proyeksi posisi Angkasa Pura I di antara bandara-bandara kelas dunia

Reaching world-class airports level shall not refer to the earning levels, but will be based on the level of service offered to airport service users. Profitability will be generated as a direct result of services provided.

Data show that an airport highly ranked for its services or the Worlds Best Airport has a sound income structure that allows the proportion of non-aeronautical revenues to be above or equal to 50% of total revenue. The worlds leading airports are constantly increasing their non-aeronautical revenues to match the dominance of aeronautical revenues in order to have a sound income or business structure.

The following figure (a) shows the current position of Angkasa Pura I when viewed in the paradigm of world-class customer satisfaction index (CSI) reaching a maximum 3.44 to maximum 5 Linkert Scale (INACA survey 2009) with Non-Aero income (net) of 20%. While the image (b) shows the projected position of Angkasa Pura I among world-class airports (Incheon, Changi,

38

ANGKASAPURA AIRPORTS LAPORAN TAHUNAN 2010

(Incheon, Changi, KLIA, HKIA dan Schipol) pada tahun 2020 dengan pendapatan Non-Aero 60% dan CSI di atas 5. Posisi AP1 saat ini Recent AP1 PositionProportion of Non Aero Revenue (in 10%) To Total Revenue

KLIA, HKIA and Schipol) in 2020 with 60% Non-Aero revenues and CSI above 5. Proyeksi Posisi AP1 pada tahun 2020 Projection of AP1 Position in 2020Proportion of Non Aero Revenue (in 10%) To Total RevenueIncheon : CSI>5 NA = 65% : CSI>5 NA = 60% : CSI = 4.9 NA = 50% : CSI = 4.8 NA = 44% : CSI = 4.8 NA = 42%

6 5 2 3 4 325.21% (2013 ref RJPP)

6 5 5CSI on Liker Scale

Changi KLIA

2

3 4 3

5

6

HKIA Schipol

CSI on Liker Scale

25.21% (2013 ref RJPP)

22009 (CSI 3.44, NONAERO 20) 2009 (CSI 3.44, NONAERO 20)

2

Beyond Expectation Experience

SASARAN, STRATEGI DAN PROGRAM SASARAN Sasaran perusahaan dalam jangka pendek, menengah dan panjang ditetapkan dengan mempertimbangkan berbagai peluang maupun perkembangan dunia penerbangan dan pengelolaan bandara secara global, regional dan dalam negeri. Perubahan orientasi bandara menjadi konsep Airport City membutuhkan upaya yang sistematis dari seluruh elemen Perusahaan, mulai dari perubahan pola pikir sampai dengan berubahnya pola operasi di lapangan. Manajemen Angkasa Pura 1 menetapkan dua sasaran utama perusahaan yang akan dicapai dengan mengerahkan seluruh sumber daya yang dimiliki, yaitu: Peningkatan Pendapatan Peningkatan pendapatan akan menjadi sasaran utama Perusahaan dengan pemikiran bahwa untuk menuju operator bandara kelas dunia masih dibutuhkan upaya dan investasi yang besar untuk peningkatan kapasitas dan fasilitas, memperbaiki infrastruktur perusahaan dan membawa SDM pada tataran lebih tinggi. Peningkatan pendapatan diupayakan tidak hanya pada besaran kuantitatif saja, tetapi perhatian utama akan lebih difokuskan pada komposisi, yaitu besaran-besaran pendapatan yang berasal dari sumber-sumber yang dapat diandalkan menjamin keberlangsungan panjang. Sebagaimana praktik global saat ini yang fokus pada penguatan komposisi pendapatan yang berasal dari Non-Aeronautika, Angkasa Pura 1 akan berupaya untuk mengubah komposisi pendapatan yang semula terkonsentrasi pada Aeronautika penguatan Perusahaan dalam jangka

OBJECTIvES, STRATEGIES AND PROGRAMS TARGETS The Companys short, medium and long term targets have been established through careful considerations on various opportunities as well as on global, regional, and domestic developments of aviation and airport management. Changing the airport orientation by Airport City concept requires systematic efforts by all components of the Company, ranging from mindset changes to changes in field operational models. The Management of Angkasa Pura I set two main targets that shall be achieved through the deployments of the following available resources:

Revenue Increase Revenue increase is considered as the Companys main target given that in order to become a world class airport operator it takes preliminary great efforts and substantial investments for further possible capacity, facility, infrastructure and Human Resource improvements.

Not only revenue increase is quantitatively pursued, but the main focus is how to adjust its composition that it allows income from various reliable and sustainable sources to further strengthen the Company.

As suggested by recent global practice that focuses on how to strengthen the composition of Non-Aeronautical revenues, Angkasa Pura I will encourage all attempts to change its Aeronautical-concentrated composition (approximately 80%

ANGKASAPURA AIRPORTS 2010 ANNUAL REPORT

39

TINJAUAN RENCANA & STRATEGI PLANNING & STRATEGY REVIEW

(Sekitar 80% pada tahun 2010), selanjutnya didorong untuk mengikuti norma komposisi pendapatan bandara-bandara terbaik yakni pendapatan Non-Aeronautika mencapai sekitar 60%. Secara kuantitatif, sasaran jangka menengah perusahaan adalah mencapai pendapatan sebesar Rp 3,4 trilliun dengan komposisi pendapatan non-aeronautika mencapai 25% pada tahun 2013, dan pada tahun 2020 ditargetkan akan mencapai Rp 8 trilliun dengan porsi pendapatan non-aeronautika sudah mencapai 60%.Tabel: Proyeksi Peningkatan Pendapatan dan Proporsi Non-AeronautikaTAHUN YEAR2010 2013 2020

in 2010) to the acceptable norms of revenue composition adopted by world best airports in which Non-Aeronautics revenues should make an approximately 60% contribution to the total revenue. Quantitatively, the Companys medium term target is to generate revenue of Rp 3.4 trillion with 25% non-aeronautical revenues in 2013, while in 2020 the companys target is to reach Rp 8 trillion with 60% non-aeronautical revenues.

Table: Projected Increases in Revenues and in its Non-AeronauticalNON AERO (RP MILYAR-BILLION)506 857 5.196

AERO (RP MILYAR-BILLION)1.752 2.543 3.464

TOTAL REVENUE (RP MILYAR-BILLION)2.258 3.400 8.660

PROPORSI NON-AERO22% 25,21% 60%

Peningkatan Kualitas Layanan Peningkatan kualitas layanan disandingkan dengan peningkatan pendapatan sebagai sasaran utama Perusahaan karena layanan adalah bisnis utama Perusahaan. Dalam beberapa tahun ke depan, fokus utama Perusahaan adalah menjadikan Angkasa Pura I sebagai perusahaan yang memberikan layanan secara sempurna. Bentuk-bentuk layanan sempurna Perusahaan ditujukan kepada perusahaan penerbangan, penumpang, konsesioner, vendor dan pemasok, komunitas bandara dan pekerja sebagai pemangku kepentingan. Kepuasan mereka menjadi tolok ukur keberhasilan Perusahaan dan merupakan kunci dalam menjaga keberlangsungan Perusahaan dalam jangka panjang. Sebagaimana yang digunakan oleh industri bandara lainnya, tolok ukur kinerja layanan yang digunakan untuk pencapaian sasaran adalah besaran Customer Satisfaction Index (CSI) dimana rata-rata CSI Angkasa Pura 1 pada tahun 2009 adalah 3,44. Melalui berbagai upaya di bidang layanan, sasaran yang ingin dicapai oleh Perusahaan pada tahun 2020 adalah mencapai level 5 (dari 1-6 Skala Likert), dan target antara pada tahun 2013 adalah mencapai 4,0. STRATEGI Perusahaan telah menyusun strategi yang akan menjadi acuan bagi setiap elemen Perusahaan, yang kemudian secara akurat diterjemahkan ke dalam program-program aksi yang mengarah pada pencapaian sasaran. Selanjutnya, program tersebut dilaksanakan secara cermat dan disiplin dalam operasi sehari-hari oleh seluruh jajaran Perusahaan.

Service Quality Improvement Service quality improvement is coupled with an increase in revenues as the Companys main target because service is the Companys main business. In the next few years, the Companys main focus is to make Angkasa Pura I a company that provides excellent services. The ideal services are offered to stakeholders which are airlines, passengers, concessionaries, vendors and suppliers, airport communities and employees. Their satisfaction serves as measurement for the Companys success and is the key to maintaining the Companys sustainability.

As mostly used by other airports, service performance measures for target achievement is the Customer Satisfaction Index (CSI) wherein the average CSI Angkasa Pura 1 in 2009 was 3.44. Through various efforts in the areas of service, the Company is to reach level 5 in 2020 (from 1-6 Likert Scale) before which it is projected to reach 4.0 in 2013.

STRATEGY The Company has developed a strategy that serves as a reference for all components of the Company, which has been accurately translated into action programs that will be supportive to target achievements. In disciplined manner, the program will further be implemented carefully in the daily operations throughout the Company.

40

ANGKASAPURA AIRPORTS LAPORAN TAHUNAN 2010

Strategi Peningkatan Pendapatan 1. Optimalisasi pendapatan non-aeronautika Sampai saat ini sudah cukup banyak usaha-usaha yang dijalankan untuk mendapatkan pendapatan nonaeronautika seperti parkir, penyewaan retail outlet, reklame, pembangunan hotel dan lain-lain. Sumber pendapatan ini akan ditingkatkan lagi dengan optimalisasi sumber-sumber pendapatan non-aeronautika. 2. Pengembangan bisnis baru Pengembangkan bisnis baru d