Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
DAMPAK PENERAPAN PSAK NO. 10 (REVISI 2010) TENTANGPERUBAHAN NILAI VALUTA ASING TERHADAP KINERJA LABA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEKINDONESIA TAHUN 2012-2016
(Skripsi)
Oleh
ARUM ISTI CHAERANI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2018
Abstract
The Impact of SFAS No. 10 (Revised 2010)) About Exchange Foreign Rate On
Earnings Performance on Manufactur Companies Listed on Indonesian Stock
Exchange on 2012-2016
(By)
Arum Isti Chaerani
Since January, 1th
2012, SFAS No. 10 (revised 2010) is coming into effect. This
standard declared that, the functional currency will be used to measure all
transaction that occur within the company and can be the present currency. Since
it was enacted in 2012, there are some companies which change their reporting
currency from Rupiah to US Dollar. That change will effect on exchange rate gap.
This research aims to determine whether the impact of the application of SFAS 10
(revised 2010) is causing differences in corporate performance as measured by
Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), and Net Profit Margin (NPM).
The research method is to test the research hypothesis using the average
difference test with the population of manufacturing companies which listed on
Indonesia Stock Exchange with sample selection using purposive sampling
technique. The sample data were tested using Kolmogorov-Smirnov Z (1-Sample
K-S) statistical test to test wether the sample data were normally distributed.
The result of this research showed that there was a difference of company
performance with average difference of ROA is 0,00335 and significance of 0,030,
ROE of 0,00679 and significance 0,032, and NPM of 0,00412 and significance of
0,011.
Key word : SFAS No. 10 (revised 2010) on exchnage rate gap , ROA, ROE,
NPM
Abstrak
Dampak Penerapan PSAK 10 (Revisi 2010) tentang Perubahan Nilai Valuta
Asing terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2012-2016
(Oleh)
Arum Isti Chaerani
Sejak 1 Januari 2012, PSAK No. 10 revisi 2010 ini mulai diberlakukan. Standar
ini menyatakan bahwa, mata uang fungsional akan digunakan untuk mengukur
semua transaksi yang terjadi dalam perusahaan dan dapat menjadi mata uang
penyajian. Sejak diberlakukannya ditahun 2012, ada beberapa perusahaan yang
merubah mata uang pelaporannya dari Rupiah menjadi US Dollar. Perubahan
tersebut akan berpengaruh pada selisih kurs.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dampak penerapan PSAK 10
(revisi 2010) tersebut menimbulkan perbedaan kinerja perusahaan yang diukur
dengan Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), dan Net Profit Margin
(NPM). Metode penelitian untuk menguji hipotesis penelitian menggunakan Uji
Beda Rata-Rata dengan populasi perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia dengan pemilihan sampel menggunakan teknik purposive
samlping. Data sampel di uji menggunakan uji statistic Kolmogorov-Smirnov Z
(1-Sample K-S) untuk menguji apakah data sampel terdistribusi normal.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan kinerja perusahaan dengan beda
rata-rata ROA sebesar 0,00335 dan signifikansi 0,030, ROE sebesar 0,00679 dan
signifikansi 0,032, dan NPM sebesar 0,00412 dan signifikansi 0,011.
Kata Kunci : PSAK 10 (revisi 2010), selisih kurs, ROA, ROE, NPM
DAMPAK PENERAPAN PSAK NO. 10 (REVISI 2010) TENTANG PERUBAHAN NILAI
VALUTA ASING TERHADAP KINERJA LABA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2012-2016
Oleh
ARUM ISTI CHAERANI
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung tanggal 22 Januari
1996. Penulis adalah putri dari pasangan Sudaryono SP dan
Maryamah, putri ketiga dari empat bersaudara
Penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-kanak di
TK Kartika II-26 Bandar Lampung tahun 2002. Kemudian
penulis melanjutkan pendidikan sekolah dasar di SD
Kartika II-5 Bandar Lampung sampai tahun 2007. Penulis melanjutkan pendidikan
menengah pertama di SMP Negeri 1 Bandar Lampung sampai tahun 2010, dan
sekolah menengah atas di SMA Yayasan Pembina Unila Bandar Lampung sampai
tahun 2013.
Penulis terdaftar sebagai mahasiswi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung pada tahun 2013 melalui jalur SNMPTN (Seleksi Nasional
Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Selama menjadi mahasiswi, penulis terdaftar
sebagai anggota aktif Himakta (Himpunan Mahasiswa Akuntansi) FEB Unila. Selain
itu, penulis juga menjadi pengurus UKMF KSPM (Kelompok Studi Pasar Modal)
FEB Unila sebagai Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan serta Keilmuan
periode 2014-2015. Kemudian diamanahkan kembali menjadi Bendahara Umum di
UKMF KSPM (Kelompok Studi Pasar Modal) FEB Unila periode 2015-2016.
MOTTO
"Do'a Adalah Senjata Orang Islam"
(Nabi Muhammad SAW)
"Kejarlah dunia mu seolah kamu akan hidup selamanya. Kejarlah akhirat mu seolah
kamu akan mati besok."
(Nabi Muhammad SAW)
"If you can't Fly, Run. If you can't Run, Walk. If you can't Walk. Crawl. We have to
Survive"
(BTS-Not Today)
"Percayalah pada kekuatan Do'a"
(Arum Isti Chaerani)
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini kepada:
Kedua orang tuaku yang telah tidak pernah menyerah dalam merawat dan
membimbingku.
Saudara-saudaraku yang siap menangis bersamaku ketika aku gagal dan
terpuruk.
Seluruh sahabat dan teman-temanku.
Almamaterku tercinta, Universitas Lampung.
SANWACANA
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Dampak Penerapan PSAK No. 10 (revisi 2010) Tentang Perubahan Nilai Valuta
Asing terhadap Kinerja Laba Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2012-2016” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Lampung.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada semua
pihak yang telah memberikan bimbingan, dukungan, dan bantuan selama proses
penyusunan dan penyelesaian skripsi ini. Secara khusus, penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Ibu Dr. Farichah, S.E., M.Si., Akt. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
3. Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
4. Bapak Dr. Tri Joko Prasetyo, S.E., M.Si., Akt. selaku Dosen Pembimbing Utama
atas waktu, bimbingan, saran, nasihat, yang telah diberikan selama proses
penyelesaian skripsi ini.
5. Ibu Chara Pratami T T, S.E., M.Acc., Akt. selaku Dosen Pembimbing Kedua atas
waktu, bimbingan, saran, dan nasihat yang telah diberikan selama proses
penyelesaian skripsi ini.
6. Ibu Dr. Susi Sarumpaet, S.E., M.B.A., Akt. selaku Dosen Penguji Utama yang
telah memberikan masukan, nasihat, saran-saran yang membangun serta diskusi
yang bermanfaat mengenai pengetahuan untuk penyempurnaan skripsi ini.
7. Bapak Yuliansyah, S.E., M.S.A., Ph.D. Akt selaku Dosen Pembimbing Akademik
yang telah memberikan bimbingan, masukan, arahan dan nasihat sehingga penulis
dapat menyelesaikan proses belajar.
8. Seluruh Bapak/Ibu Dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan, serta pembelajaran selama penulis
menyelesaikan pendidikan di Universitas Lampung.
9. Seluruh karyawan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung, Mbak
Diana, Mbak Tina, Mas Veri, Mas Yana, Mas Yogi, Mas Leman, atas bantuan
dan pelayanannya selama penulis menempuh pendidikan di Universitas Lampung.
10. Kedua orang tuaku, yang sanggup memberi seluruh dunia untuk kebaikan anak-
anaknya. Orang paling hebat dan paling kuat dalam hidupku.
11. WS. Rika, Mei, Asti, Vita, Sabrina, Hening, Anggun, Nyoman, Tino. Terimakasih
karena selalu siap kapan saja dimana saja dan bagaimana saja keadaannya.
Terima kasih karena selalu sabar dengan kelakuanku yang kadang tidak terduga.
12. Rifka, Serli, Nyinyu, Elshintha, yang selalu membantu dan menemani selama
perkuliahan ini.
13. Adik-adik angkatan 2014. Amel, Annisa, Iroh, Ica, Intan, Chatia, Atika, Umi,
Oftika, Eka, Sendy, dan yang lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Terima kasih sudah menjadi teman sharing, diskusi, dan bercanda selama
penyusunan skripsi ini.
14. Rekan-rekan pengurus KSPM, Robi, Sigit, Aji, Yanto, Ikhsan, Chatia, Umi,
Oftika, Adit, Nina, Rindang, Ghanes. Terima kasih karena kita bertemu di
keluarga KSPM dan belajar bersama dalam organisasi.
15. Adik-adik KSPM. Nidya, Anin, Jaya, Wuri, Yosi, Rima, dan yang lainnya.
Terima kasih untuk bantuan, dukungan dan semangatnya.
16. Rekan-rekan di kantor. Mbak Nur, Mbak Dinda, Mbak Fitria, Mas Fahmi, Mas
Khairul. Terima kasih atas nasihatnya untuk adik kalian yang baru lulus ini.
17. Rekan-rekan Akuntansi 2013, Mesfi, Anis, Ayi, Egi, Ardi, Wahyu, Dayu, Ruchi,
dan teman-teman lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima kasih
sudah melengkapi kehidupan kampus yang penuh canda, tawa dan air mata.
18. Seluruh teman, kerabat, dan pihak lainnya yang tidak dapat disebutkan satu
persatu, terimakasih telah membantu selama proses penyusunan skripsi ini.
Atas bantuan dan dukungannya, penulis mengucapkan terima kasih, semoga
mendapat balasan dari Allah SWT. Demikianlah, semoga skripsi ini dapat
memberikan manfaat bagi yang membacanya.
Bandar Lampung, 11 April 2018Penulis,
Arum Isti Chaerani
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ....................................................................................iABSTRACT .....................................................................................................iiABSTRAK .......................................................................................................iiiHALAMAN JUDUL .......................................................................................ivHALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................vHALAMAN PENGESAHAN .........................................................................viLEMBAR PERNYATAAN ............................................................................viiRIWAYAT HIDUP .........................................................................................viiiMOTTO ...........................................................................................................ixPERSEMBAHAN ............................................................................................xSANWACANA ................................................................................................xiDAFTAR ISI ....................................................................................................xvDAFTAR TABEL ............................................................................................xviiiDAFTAR GAMBAR........................................................................................xixDAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................xx
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................1
1.2 Rumusan dan Batasan Masalah.......................................................5
1.2.1 Rumusan Masalah.................................................................5
1.2.2 Batasan Masalah ...................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian...........................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori ................................................................................7
2.1.1 Teori Keagenan.....................................................................7
2.1.2 Eksposur Valuta Asing .........................................................8
2.1.3 PSAK No. 10 (revisi 2010)...................................................10
2.1.4 Analisis Laporan Keuangan..................................................14
2.2 Penelitian Terdahulu .......................................................................16
2.3 Hipotesis Penelitian.........................................................................21
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel .......................................................................24
3.2 Jenis dan Sumber Data ....................................................................26
3.3 Variabel Penelitian ..........................................................................26
3.3.1 Rasio Laba dengan Selisih Kurs ...........................................26
3.3.2 Rasio Laba tanpa Selisih Kurs ..............................................27
3.4 Metode Analisis Data ......................................................................28
3.4.1 Statistik Deskriptif ................................................................28
3.4.2 Uji Asumsi Klasik.................................................................28
3.4.2.1 Uji Normalitas .........................................................29
3.4.3 Uji Beda Rata-Rata (Paired Sample T-Test) .........................29
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Data ...................................................................................30
4.1.1 Statistik Deskriptif ................................................................30
4.1.2 Uji Normalitas .....................................................................37
4.1.3 Uji Hipotesis .........................................................................39
4.1.3.1 Uji Beda Rata-Rata (Paired Sample T-Test) ...........39
4.2 Pembahasan.....................................................................................42
4.2.1 Perbedaan Kinerja Laba Perusahaan yang Diukur dengan ROA,
ROE, dan NPM .....................................................................42
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan..........................................................................................44
5.2 Keterbatasan Penelitian ..................................................................44
5.3 Saran................................................................................................45
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
2.1 Penelitian Terdahulu.................................................................................16
3.1 Hasil Pemilihan Sampel............................................................................25
3.2 Daftar Perusahaan Sampel........................................................................34
4.1 Data untuk Tahun 2012 ............................................................................35
4.2 Data untuk Tahun 2013 ............................................................................39
4.3 Data untuk Tahun 2014 ............................................................................41
4.4 Data untuk Tahun 2015 ............................................................................42
4.5 Data untuk Tahun 2016 ............................................................................43
4.6 Statistik Deskriptif ....................................................................................44
4.7 Hasil Uji Normalitas Data ........................................................................45
4.8 Hasil Uji Beda Rata-Rata (Paired Sample T-Test) ...................................45
4.9 Hasil Hipotesis..........................................................................................45
4.10 Hasil Hipotesis..........................................................................................45
4.11 Hasil Hipotesis..........................................................................................45
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1.1 Kurs Transaksi - USD 2012-2015 ............................................................2
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Daftar Perusahaan yang Jadi Sampel Penelitian
Lampiran 2 : Variabel Penelitian
Lampiran 3: Statistik Deskriptif
Lampiran 4: Hasil Uji Normalitas
Lampiran 5: Uji Hipotesis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Era globalisasi yang semakin maju ini menuntut adanya
perkembangan dalam usaha suatu perusahaan agar dapat bersaing dengan
perusahaan lain. Tak jarang, perusahaan mengembangkan usahanya
sampai ke luar negeri. Perdagangan ekonomi antar negara yang
menyebabkan terjadinya transaksi menggunakan mata uang asing.
Kurs valuta asing setiap saat terus berfluktuasi sesuai dengan
permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar valuta asing. Mata uang
akan mengalami pelemahan atau penguatan terhadap mata uang lainnya.
Mata uang yang mengalami penguatan relatif terhadap mata uang lainnya
dikenal dengan mata uang yang terapresiasi. Sebaliknya, mata uang yang
mengalami pelemahan relatif terhadap mata uang lainnya dikenal dengan
mata uang yang terdepresiasi.
2
Gambar 1.1 Kurs Transaksi - USD
Sumber : www.bi.go.id
Depresiasi mata uang Rupiah terhadap US Dollar terus terjadi
sampai tahun 2013, dimana Rupiah terus jatuh dari kisaran Rp 9.000 an –
Rp 13.000 an. Ini setara dengan nilai Rupiah saat Indonesia mengalami
krisis moneter tahun 1998.
Menurut Pujawati (2015) dalam penelitiannya tentang pengaruh
nilai tukar rupiah terhadap return saham dengan profitabilitas sebagai
variable intervening, salah satu hal yang mempengaruhi kinerja
perusahaan adalah perubahan nilai tukar (kurs mata uang). Kurs yang terus
berubah ini mencerminkan perusahaan tersebut mengalami foreign
exchange exposure (eksposur nilai tukar). Menurut Shapiro (1996),
eksposur nilai tukar adalah tingkat seberapa besar perusahaan dipengaruhi
nilai tukar. Dengan SFAS No. 8 dan SFAS No. 52 maka perubahan nilai
tukar akan berdampak pada pengukuran eksposur akuntansi dan ekonomi.
3
Haryanto (2007) berpendapat bahwa eksposur fluktuasi nilai tukar
akan memberikan dampak besar terhadap nilai perusahaan dan kinerja
operasional perusahaan. Dalam hal ini, perubahan nilai tukar ini akan
sangat berpengaruh pada perusahaan manufaktur. Perusahaan di Indonesia,
yang bergerak di bidang industri manufaktur, kebanyakan masih
menggunakan bahan baku impor untuk memproduksi produknya. Biaya
bahan baku ini sangat tergantung pada fluktuasi nilai Rupiah, terutama
terhadap US Dollar. Jika Rupiah melemah terhadap US Dollar, biaya
produksi akan menjadi mahal. Begitu juga dengan perusahaan manufaktur
yang kegiatan utamanya adalah mengekspor barang. Pendapatan yang
dihasilkan juga akan sangat bergantung pada fluktuasi nilai Rupiah
terhadap Dollar. Jika Rupiah mengalami penguatan, pendapatan yang
diterima akan menjadi lebih sedikit. Hal tersebut dapat mempengaruhi
kinerja perusahaan. Ini menjadi menarik, karena kinerja perusahaan sangat
penting bagi manajemen perusahaan dan juga investor. Selain itu,
perubahan nilai tukar juga akan merubah besarnya hutang luar negeri.
Standar akuntansi di Indonesia saat ini sudah secara penuh
mengadopsi IFRS (International Financial Reporting Standard). Ini
menyebabkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan banyak yang
direvisi untuk menyesuaikan IFRS, salah satunya yaitu Pernyataan Standar
Akuntansi (PSAK) No. 10 revisi 2010 tentang Perubahan Nilai Valuta
Asing.
Sejak 1 Januari 2012, PSAK No. 10 revisi 2010 ini mulai
diberlakukan. Standar ini menyatakan bahwa, mata uang fungsional akan
4
digunakan untuk mengukur semua transaksi yang terjadi dalam perusahaan
dan dapat menjadi mata uang penyajian. Jadi, entitas dapat menggunakan
mata uang selain Rupiah sebagai mata uang pengukuran dan mata uang
penyajian jika mata uang tersebut memenuhi kriteria sebagai mata uang
fungsional.
Sejak diberlakukannya ditahun 2012, ada beberapa perusahaan
yang merubah mata uang pelaporannya dari Rupiah menjadi US Dollar.
Perubahan tersebut akan berpengaruh pada kurs. Sebagai contoh, pada
tahun 2012 rata-rata selisih kurs yang dilaporkan oleh perusahaan yang
diteliti adalah sekitar 20% dari laba/rugi yang dilaporkan perusahaan. Pada
tahun 2012, perusahaan memiliki nilai selisih kurs terendah dibawah 2%
dari laba/rugi sedangkan yang tertinggi mencapai lebih dari 50% laba/rugi.
Perubahan kebijakan ini menarik untuk diteliti apakah dengan merubah
mata uang pelaporan dari Rupiah menjadi mata uang fungsional akan
menguntungkan atau bahkan merugikan kinerja perusahaan, apalagi saat
situasi Rupiah yang terus terdepresiasi terhadap US Dollar.
Karena itu, peneliti mempertimbangkan untuk melakukan
penelitian dengan judul “Dampak Penerapan PSAK No. 10 (revisi 2010)
Mengenai Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing terhadap Kinerja Laba
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2012-2016.”
5
1.2 Rumusan dan Batasan Masalah
1.2.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, apakah dampak
penerapan PSAK 10 (revisi 2010) tersebut menimbulkan:
1. Perbedaan kinerja laba perusahaan yang diukur dengan
Return on Asset (ROA).
2. Perbedaan kinerja laba perusahaan yang diukur dengan
Return on Equity (ROE).
3. Perbedaan kinerja laba perusahaan yang diukur dengan Net
Profit Margin (NPM).
1.2.2 Batasan Masalah
Penelitian ini terbatas pada perusahaan manufaktur yang
sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan menggunakan laporan
keuangan yang sudah diaudit pada periode 2012-2016.
Peneliti memilih perusahaan manufaktur sebagai populasi
penelitian karena sebagian besar perusahaan di Indonesia, yang
bergerak di bidang industri manufaktur, kebanyakan masih
menggunakan bahan baku impor untuk memproduksi produknya.
Hal ini sangat dipengaruhi oleh fluktuasi nilai mata uang.
6
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui apakah dampak penerapan PSAK 10 (revisi
2010) tersebut menimbulkan:
1. Perbedaan kinerja laba perusahaan yang diukur dengan
Return on Asset (ROA).
2. Perbedaan kinerja laba perusahaan yang diukur dengan
Return on Equity (ROE).
3. Perbedaan kinerja laba perusahaan yang diukur dengan Net
Profit Margin (NPM).
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengguna laporan
keuangan tentang pengaruh kebijakan akuntansi terhadap kinerja
perusahaan. Diharapkan juga dapat memberikan manfaat untuk para
akademisi sebagai tambahan ilmu pengetahuan dan sebagai referensi untuk
penelitian selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Keagenan
Teori keagenan (agency theory) menyatakan bahwa agen
(manajemen) dipercaya oleh prinsipal (pemegang saham) untuk
mengelola perusahaan dan bertindak atas nama dan untuk kepentingan
prinsipal (Jensen dan Meckling, 1976). Agen akan semaksimal mungkin
untuk memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham. Kinerja
perusahaan menjadi salah satu faktor prinsipal menilai kinerja agen
dalam mengelola perusahaan dan bagaimana upaya agen untuk
memaksimalkan kesejahteraan mereka. Kinerja perusahaan juga menjadi
salah satu faktor yang menentukan apakah prinsipal akan
memulai/melanjutkan investasi mereka pada perusahaan tersebut.
Hubungan kontraktual antara agen dan prinsipal seperti yang
dimaksud dalam teori keagenan oleh Jensen & Meckling (1976)
membutuhkan mekanisme pelaporan dimana pelaporan ini sebagai media
prinsipal mempertanggungjawabkan seluruh aktivitas pengelolaan
kekayaan agen melalui laporan keuangan. Untuk memenuhi kualitas
laporan keuangan yang baik, maka manajer selalu memperhatikan
standar dalam penyusunannya. Di Indonesia, standar pelaporan akuntansi
8
perusahaan adalah Pernyataan Standar Laporan Keuangan (PSAK) dan
termasuk apabila terdapat perubahan-perubahan dalam PSAK, manajer
wajib memperhatikan dan mengikuti sesuai dengan peristiwa ekonomis
perusahaan.
2.1.2 Eksposur Valuta Asing
Eksposur valuta asing adalah kepekaan perubahan dalam nilai riil
aset, kewajiban atau pendapatan operasi yang dinyatakan dalam mata
uang domestik terhadap perubahan kurs yang tidak terantisipasi (Levi,
2001). Perusahaan yang memiliki operasi di luar negeri menghadapi
berbagai risiko. Selain bahaya politik, risiko pada dasarnya berasal dari
perubahan pada nilai tukar. Dalam hal ini, nilai tukar menunjukkan
jumlah bahwa unit dari satu mata uang yang dapat ditukar dengan mata
uang lainnya. Dengan kata lain, ini adalah harga suatu mata uang relatif
terhadap mata uang lainnya. Mata uang dari negara-negara utama
diperdagangkan pada pasar yang aktif, dimana nilai tukar ditentukan oleh
tekanan permintaan dan penawaran. Pencatatan nilai tukar dapat dibuat
berdasarkan mata uang lokal atau berdasarkan mata uang asing.
Eksposur valuta asing dapat dikelompokan ke dalam tiga tipe
(Van Horne,2005) sebagai berikut :
Eksposur Transaksi Eksposur transaksi mencakup keuntungan dan
kerugian yang terjadi ketika menyelesaikan transaksi dengan
menggunakan mata uang asing. Transaksi ini dapat berupa
pembelian atau penjualan produk, pemberian atau penerimaan
9
pinjaman dana, atau transaksi lainnya yang melibatkan perolehan
aktiva atau penanggungan kewajiban yang menggunakan mata uang
asing (Van Horne, james C and John M.Wachowicz, 2005).
Eksposur transaksi dapat dilakukan melalui kontrak hedging
(lindung nilai) dengan derivatif valuta asing (Madura, 2000).
Semakin tinggi eksposur transaksi yang dialami perusahaan, akan
mengakibatkan likuiditas perusahaan meningkat dan perusahaan
perlu melakukan hedging untuk meminimalkan risiko tersebut.
Eksposur Ekonomi/Operasi Menurut Yuliati (2002) Eksposur
ekonomi atau operasi adalah mengukur setiap perubahan pada nilai
perusahaan sekarang yang disebabkan oleh perubahan aliran kas
operasi, perubahan tersebut muncul karena adanya fluktuasi valas
yang tidak terduga. Analisis eksposur ekonomi atau operasi
bertujuan untuk mengetahui dampak dari perubahan kurs valuta
asing (yang tak terduga) terhadap kegiatan operasi dan posisi
bersaing perusahaan. Semakin tinggi eksposur operasi atau ekonomi
yang dialami perusahaan, akan mempengaruhi arus kas perusahaan,
yang akibatnya tingkat likuiditas perusahaan akan memingkat,
sehingga perusahaan perlu melakukan hedging untuk meminimalkan
risiko tersebut.
Eksposur Translasi/Akuntansi Eksposur translasi/akuntansi
didefinisikan sebagai seberapa jauh laporan keuangan konsolidasi
suatu perusahaan dipengaruhi oleh fluktuasi kurs valuta asing.
Masalah dalam eksposur ini muncul akibat laporan keuangan
10
perusahaan anak perlu di konsolidasi oleh perusahaan induk pada
suatu mata uang yang kursnya berbeda dengan kurs pada saat
terjadinya transaksi (Kuncoro,2009). Menurut Fahmi (2011),
Penerapan eksposur ini dilakukan dengan kebijakan berupa
perlakuan pendapatan dan biaya (cost) dalam valuta asing dalam
tahun buku yang akan datang dan selanjutnya melakukan analisis
pengaruhnya terhadap laba bersih atas potensi kemungkinan
timbulnya perubahan-perubahan dalam kurs valuta asing.
2.1.3 PSAK No. 10 Revisi 2010
Adopsi IFRS (International Financial Reporting Standard) ke
dalam PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) berdampak
signifikan terhadap laporan keuangan perusahaan. PSAK 10 (Revisi 2010)
yang berlaku efektif sejak 1 Januari 2012 mengatur tentang Bagaimana
memasukkan transaksi dalam mata uang asing (valas) dan kegiatan usaha
luar negeri ke dalam laporan keuangan perusahaan dan menjabarkan
laporan keuangan ke dalam mata uang penyajian. Permasalahan utama
yang muncul diantaranya adalah kurs mana yang akan digunakan dan
bagaimana melaporkan pengaruh perubahan kurs dalam Laporan
Keuangan perusahaan.
Jika pada PSAK 10 yang lalu perusahaan boleh memilih untuk
mencatat dan mengukur transaksi dengan menggunakan rupiah atau mata
uang fungsional, maka dengan pengaturan PSAK 10 (revisi 2010) ini
perusahaan wajib melakukan pencatatan dan pengukuran transaksi hanya
11
dengan menggunakan mata uang fungsional. Dengan kata lain, mata uang
fungsional akan digunakan untuk mengukur semua transaksi yang terjadi
dalam perusahaan. Mata uang fungsional juga dapat menjadi mata uang
penyajian. Jadi dapat dikatakan bahwa perusahaan dapat menggunakan
mata uang selain Rupiah sebagai mata uang pengukuran dan mata uang
penyajian jika mata uang tersebut memenuhi kriteria sebagai mata uang
fungsional. Ini sangat berdampak pada laporan keuangan perusahaan,
terutama apabila perusahaan tersebut mengetahui bahwa mata uang
fungsional yang digunakan saat ini ternyata berbeda dengan hasil
assessment atas mata uang fungsional sesuai PSAK 10.
PSAK 10 mengatur pengaruh selisih kurs atas transaksi dalam mata
uang asing dan penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing.
Bagian awal PSAK 10 mengatur tentang mata uang fungsional.
Pengaturan mata uang asing sebelum adopsi IFRS diatur dalam 3 PSAK
dan 1 ISAK yaitu, PSAK 10: Transaksi dalam Mata Uang Asing, PSAK
11: Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing, PSAK 52:
Mata Uang Pelaporan dan ISAK 4: Interprestasi atas Paragraf 20 PSAK 10
tentang Alternatif Pelakuan yang diizinkan atas selisih kurs. Otomotis
standard an intepretasi tersebut tidak berlaku lagi.
Standar ini menyatakan bahwa entitas harus menyajikan dalam
laporan keuangan dengan menggunakan mata uang fungsional. Mata uang
fungsional adalah mata uang pada lingkungan ekonomi utama dimana
entitas beroperasi. Dapat diartikan juga sebagai mata uang utama yang
12
difungsikan dalam kegiatan operasi dan pendanaan perusahaan. Standar
memberikan acuan kepada manajemen untuk menentukan mata uang
fungsional. Dalam menentukan mata uang fungsional manajemen akan
mempertimbangkan indikator utama, bahwa mata uang adalah:
Mata uang paling mempengaruhi harga jual (seringkali menjadi
mata uang dimana harga jual untuk barang dan jasa
didenominasikan dan diselesaikan); dan dari suatu negara yang
kekuatan persaingan dan perundang-undangannya sebagian besar
menentukan harga jual dari barang dan jasanya.
Mata uang yang mempengaruhi biaya tenaga kerja, bahan baku,
dan biaya lain dari pengadaan barang atau jasa (biaya
didenominasikan dan diselesaikan).
Jika berdasarkan indikator utama di atas belum dapat ditentukan
mata uang fungsional, maka dapat digunakan indikator dalam paragraph
10. Mata uang fungsional adalah mata uang yang banyak digunakan untuk
aktivitas pendanaan diperoleh baik melalui penerbitan utang maupun
ekuitas dan mata uang yang digunakan untuk menahan penerimaan dari
aktivitas operasi (laba ditahan).
Jika ketentuan dalam paragrap 10 belum dapat menjawab mata
uang fungsional suatu entitas, maka pertimbangan dalam paragraph 11
berikut yang akan digunakan:
13
Apakah kegiatan usaha luar negeri dilaksanakan sebagai suatu
perpanjangan dari entitas pelapor atau otonomi yang signifikan.
Tinggi rendahnya proporsi kegiatan usaha luar negeri.
Apakah arus kas secara langsung mempengaruhi arus kas entitas
pelapor dan apakah arus kas tersebut siap tersedia untuk
dikirimkan ke entitas pelapor.
Apakah arus kas cukup untuk membayar kewajiban instrumen
utang yang ada ataupun yang diperkirakan dapat terjadi tanpa
adanya dana yang disediakan oleh entitas pelapor.
Perlakuan transaksi yang terjadi dengan menggunakan mata uang
asing yaitu selain mata fungsionalnya. Pada awal transaksi tersebut terjadi
maka entitas harus mencatat transaksi mata uang asing dengan
menggunakan kurs pada tanggal transaksi.
Pos moneter mata uang asing dijabarkan menggunakan kurs
penutup;
Pos non moneter yang diukur dalam biaya historis, dalam mata
uang asing dijabarkan menggunakan kurs pada tanggal transaksi;
Pos non moneter yang diukur pada nilai wajar, dalam mata uang
asing dijabarkan menggunakan kurs pada tanggal ketika nilai wajar
ditentukan.
Aset tetap dapat ditentukan berdasarkan biaya historis ataupun
berdasarkan nilai wajar, jika jumlahnya ditentukan dalam mata
14
uang asing, maka kemudian dijabarkan kedalam mata uang
fungsional.
Ketika beberapa nilai tukar tersedia, kurs yang digunakan adalah
kurs di mana arus kas masa depan diselesaikan jika arus kas
tersebut telah terjadi pada tanggal pengukuran.
Selisih kurs yang timbul pada penyelesaian pos moneter atau pada
proses penjabaran pos moneter pada kurs yang berbeda dari kurs pada saat
pos moneter tersebut dijabarkan, pada pengakuan awal selama periode
atau pada periode laporan keuangan sebelumnya, diakui dalam laba atau
rugi dalam periode pada saat terjadinya, kecuali sebagaimana dijelaskan
dalam paragraf 32. Jika keuntungan atau kerugian pos non moneter diakui
dalam pendapatan komprehensif lain, setiap komponen perubahan dari
keuntungan atau kerugian itu diakui dalam pendapatan komprehensif lain.
Sebaliknya, jika keuntungan atau kerugian pos non moneter diakui dalam
laba atau rugi, maka setiap komponen keuntungan atau kerugian tersebut
diakui dalam laba atau rugi.
2.1.4 Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan akan dapat melihat kekurangan-
kekurangan perusahaan, kemudian menggunakan informasi tersebut untuk
meningkatkan kinerja. Jika tujuan manajemen adalah untuk
memaksimalkan nilai perusahaan, maka hal ini harus memanfaatkan
keunggulan dari kekuatan perusahaan dan secara simultan mengoreksi
15
kelemahan perusahaan. Salah satu cara untuk menganalisis laporan
keuangan adalah dengan menggunakan rasio-rasio keuangan. Rasio
keuangan digunakan oleh para prinsipal (pemegang saham) untuk menilai
efisiensi, risiko, dan prospek pertumbuhan perusahaan. Salah satu rasio
keuangan yang dapat membantu menilai kinerja perusahaan adalah rasio
profitabilitas. Rasio profitabilitas menunjukkan gabungan dari likuiditas,
manajemen aktiva, dan utang terhadap hasil operasi (Brigham, 2001).
Rasio profitabilitas yang biasa digunakan untuk menilai kinerja
adalah sebagai berikut (Ross, 2009) :
Net Profit Margin (NPM) Rasio yang mengukur seberapa efisien
kinerja yang dilakukan perusahaan dibandingkan dengan
perusahaan pada satu sektor. Net Profit Margin (NPM) adalah rasio
yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan bersih. Net Profit
Margin merupakan perbandingan antara laba bersih dengan
penjualan. Rasio ini sangat penting bagi manajer operasi karena
mencerminkan strategi penetapan harga penjualan yang diterapkan
perusahaan dan kemampuannya untuk mengendalikan beban
usaha.
Return on Asset (ROA) Rasio yang mengukur tingkat
pengembalian dari asset yang dikelola perusahaan. Return on
Assets ini dapat membantu manajemen dan investor untuk melihat
seberapa baik suatu perusahaan mampu mengkonversi investasinya
pada aset menjadi keuntungan atau laba. Return on Assets ini
16
dihitung dengan cara membagi laba bersih perusahaan dengan total
asetnya.
Return on Equity (ROE) Rasio yang mngukur tingkat
pengembalian atas investasi prinsipal (pemegang saham). Return
on Equity juga dapat dijadikan sebagai indikator untuk menilai
efektifitas manajemen dalam menggunakan pembiayaan ekuitas
untuk mendanai operasi dan menumbuhkan perusahaannya. Return
on Equity ini dihitung dengan cara membagi laba bersih
perusahaan dengan total ekuitas perusahaan.
2.2 Penelitian Terdahulu
Dalam menyusun penelitian ini, peneliti menjadikan beberapa
penelitian terdahulu sebagai referensi, sebagai berikut:
Penulis Judul Hasil Penelitian
Suciwati, D.P dkk (2002) Pengaruh risiko nilai
tukar Rupiah terhadap
return saham.
Penelitian ini
mengindikasikan bahwa
pada kondisi dimana nilai
Rupiah mengalami
depresiasi, maka reaksi
pasar uang dan pasar
modal memiliki arah
hubungan yang
berlawanan.
17
Putri, W.A (2013) Analisis perbandingan
kinerja perusahaan
sebelum dan sesudah
adopsi IFRS pada
perusahaan manufaktur
di BEI
Penelitian ini menyatakan
bahwa tidak ada
perbedaan kinerja
perusahaan sebelum dan
sesudah adopsi IFRS
Kurniawati, B.Y.L (2016) Hubungan risiko nilai
tukar dan kinerja
keuangan bank sebelum
dan sesudah
pemerintahan Joko
Widodo
Penelitian ini menyatakan
bahwa terdapat hubungan
yang positif dan
signifikan antara risiko
nilai tukar terhadap
kinerja keuangan bank
sebelum dan sesudah
Pemerintahan Joko
Widodo
Pujawati, E P dkk (2015) Pengaruh nilai tukar
rupiah terhadap return
saham dengan
profitabilitas sebagai
variable intervening
Penelitian ini menyatakan
bahwa nilai tukar mata
uang memiliki hubungan
negatif dengan
profitabilitas. Dengan
melemahnya nilai rupiah
terhadap dolar akan
memberikan dampak yang
positif terhadap
18
pendapatan yang akan
diterima oleh perusahaan
karena jumlah rupiah
yang diterima oleh
perusahaan akan semakin
banyak apabila rupiah
melemah terhadap dolar.
Suciwati (2002) melakukan penelitian tentang pengaruh risiko nilai
tukar terhadap return saham. Ia membandingkan periode sebelum terjadi
depresiasi Rupiah dengan periode setelah terjadi depresiasi Rupiah. Hasil
penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
pengaruh risiko nilai tukar terhadap return saham sebelum dan setelah
terjadinya depresiasi Rupiah. Return saham dapat menjadi salah satu
indikator untuk menilai kinerja perusahaan dalam menghadapi fluktuasi
nilai tukar.
Penelitiannya menyimpulkan bahwa fluktuasi nilai tukar rupiah
akan menimbulkan risiko pertukaran yang menguntungkan dan merugikan.
Bila fluktuasi nilai rupiah dalam kondisi normal maka risikonya terhadap
arus kas dan value perusahaan adalah menguntungkan. Sedangkan bila
terjadi depresiasi rupiah maka risikonya terhadap arus kas dan value
perusahaan adalah merugikan.
19
Penelitian tentang fluktuasi mata uang juga pernah dilakukan oleh
Putri (2013). Dalam penelitiannya tentang analisis perbandingan kinerja
perusahaan sebelum dan sesudah adopsi IFRS pada perusahaan
manufaktur di Bursa Efek Indonesia, Ia menyatakan bahwa tidak terdapat
perbedaan kinerja perusahaan sebelum dan sesudah perusahaan
mengadopsi IFRS. Hal ini menurutnya, karena perubahan dalam aturan-
aturan yang digunakan dalam pengadopsian IFRS yang berbasis fair value
di Indonesia dilakukan secara berkala dan juga sumber daya manusia
Indonesia belum siap dalam mengadopsi IFRS.
Kurniawati (2016) juga melakukan penelitian yang berkaitan
dengan risiko nilai mata uang terhadap kinerja keuangan bank sebelum dan
sesudah pemerintahan Joko Widodo. Ia menyatakan bahwa terdapat
hubungan yang positif dan signifikan antara risiko mata uang terhadap
kinerja keuangan bank sebelum dan sesudah pemerintahan Joko Widodo.
Ada beberapa studi mengenai dampak akuntansi dari risiko nilai
tukar pada lembaga-lembaga non-bank di Amerika Serikat. Menurut
penelitian Rodriguez (1977) dalam Kurniawati (2016), yang menguji
dampak dari FASB No. 8 pada laba yang dilaporkan untuk perusahaan-
perusahaan non-keuangan di Amerika Serikat, menyimpulkan bahwa
dengan adopsi FASB No. 8 tidak akan secara material mempengaruhi
kinerja keuangan perusahaan multinasional non-keuangan di Amerika
Serikat.
Haryanto (2007) berpendapat bahwa eksposur fluktuasi nilai tukar
akan memberikan dampak besar terhadap nilai perusahaan dan kinerja
20
operasional perusahaan. Dalam hal ini, perubahan nilai tukar ini akan
sangat berpengaruh pada perusahaan manufaktur. Perusahaan di Indonesia,
yang bergerak di bidang industri manufaktur, kebanyakan masih
menggunakan bahan baku impor untuk memproduksi produknya. Biaya
bahan baku ini sangat tergantung pada fluktuasi nilai Rupiah, terutama
terhadap US Dollar. Jika Rupiah melemah terhadap US Dollar, biaya
produksi akan menjadi mahal. Begitu juga dengan perusahaan manufaktur
yang kegiatan utamanya adalah mengekspor barang. Pendapatan yang
dihasilkan juga akan sangat bergantung pada fluktuasi nilai Rupiah
terhadap Dollar. Jika Rupiah mengalami penguatan, pendapatan yang
diterima akan menjadi lebih sedikit. Hal tersebut dapat mempengaruhi
kinerja perusahaan. Ini menjadi menarik, karena kinerja perusahaan sangat
penting bagi manajemen perusahaan dan juga investor.
Pujawati (2015) menemukan bahwa nilai tukar mata uang memiliki
hubungan negatif dengan profitabilitas. Dengan melemahnya nilai rupiah
terhadap dolar akan memberikan dampak yang positif terhadap pendapatan
yang akan diterima oleh perusahaan karena jumlah rupiah yang diterima
oleh perusahaan akan semakin banyak apabila rupiah melemah terhadap
dolar.
Menurut Iatridis (2007) dalam Arieftiara (2016) menemukan
bahwa penerapan SSAP 20 mengenai Foreign Currency translation telah
memperkuat posisi keuangan perusahaan yang mengadopsinya.
Perusahaan menunjukkan tingkat likuiditas yang lebih tinggi dibanding
perusahaan yang tidak mengadopsi. Perusahaan yang mengadopsi SSAP
21
20 menunjukkan profitabilitas, yield dividen dan pajak yang lebih tinggi
dibandingkan perusahaan yang tidak mengadopsi.
2.3 Hipotesis Penelitian
Depresiasi mata uang Rupiah terhadap US Dollar terus terjadi
sampai tahun 2013, dimana Rupiah terus jatuh dari kisaran Rp 9.000 an –
Rp 13.000 an. Ini setara dengan nilai Rupiah saat Indonesia mengalami
krisis moneter tahun 1998.
Perusahaan di Indonesia, yang bergerak di bidang industri
manufaktur, kebanyakan masih menggunakan bahan baku impor untuk
memproduksi produknya. Biaya bahan baku ini sangat tergantung pada
fluktuasi nilai Rupiah, terutama terhadap US Dollar. Jika Rupiah melemah
terhadap US Dollar, biaya produksi akan menjadi mahal. Begitu juga
dengan perusahaan manufaktur yang kegiatan utamanya adalah
mengekspor barang. Pendapatan yang dihasilkan juga akan sangat
bergantung pada fluktuasi nilai Rupiah terhadap Dollar. Jika Rupiah
mengalami penguatan, pendapatan yang diterima akan menjadi lebih
sedikit. Hal tersebut dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Ini menjadi
menarik, karena kinerja perusahaan sangat penting bagi manajemen
perusahaan dan juga investor.
Eksposur translasi/akuntansi didefinisikan sebagai seberapa jauh
laporan keuangan konsolidasi suatu perusahaan dipengaruhi oleh fluktuasi
kurs valuta asing. Masalah dalam eksposur ini muncul akibat laporan
22
keuangan perusahaan anak perlu di konsolidasi oleh perusahaan induk
pada suatu mata uang yang kursnya berbeda dengan kurs pada saat
terjadinya transaksi (Kuncoro,2009). Menurut Fahmi (2011), Penerapan
eksposur ini dilakukan dengan kebijakan berupa perlakuan pendapatan dan
biaya (cost) dalam valuta asing dalam tahun buku yang akan datang dan
selanjutnya melakukan analisis pengaruhnya terhadap laba bersih atas
potensi kemungkinan timbulnya perubahan-perubahan dalam kurs valuta
asing.
Jika pada PSAK 10 yang lalu perusahaan boleh memilih untuk
mencatat dan mengukur transaksi dengan menggunakan rupiah atau mata
uang fungsional, maka dengan pengaturan PSAK 10 (revisi 2010) ini
perusahaan wajib melakukan pencatatan dan pengukuran transaksi hanya
dengan menggunakan mata uang fungsional. Ini sangat berdampak pada
laporan keuangan perusahaan, terutama apabila perusahaan tersebut
mengetahui bahwa mata uang fungsional yang digunakan saat ini ternyata
berbeda dengan hasil assessment atas mata uang fungsional sesuai PSAK
10. Selisih kurs yang timbul dalam penjabaran pos moneter dan pos non
moneter dilaporkan dalam laporan laba rugi/laporan laba rugi
komprehensif lain.
Peneliti ingin meneliti apakah kinerja laba perusahaan setelah
menerapkan PSAK 10 (revisi 2010) terdapat perbedaan secara signifikan.
Dampak penerapan PSAK No. 10 (revisi 2010) terhadap kinerja
perusahaan dapat dinyatakan dalam hipotesis sebagai berikut:
23
H1: Perusahaan memiliki perbedaan kinerja laba perusahaan yang diukur dengan
ROA sesudah penerapan PSAK 10 (revisi 2010).
H2: Perusahaan memiliki perbedaan kinerja laba perusahaan yang diukur dengan
ROE sesudah penerapan PSAK 10 (revisi 2010).
H3: Perusahaan memiliki perbedaan kinerja laba perusahaan yang diukur dengan
NPM sesudah penerapan PSAK 10 (revisi 2010).
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sample
Populasi, menurut Indriantoro dan Supomo (2013) adalah
sekelompok orang, kejadian, atau segala sesuatu yang mempunyai
karakteristik tertentu. Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2012-2016.
Menurut Indriantoro dan Supomo (2013) sampel merupakan
sekelompok atau beberapa bagian di dalam sebuah populasi. Untuk
pengambilan sampel dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik
purposive sampling dengan beberapa kriteria sebagai berikut:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2012-2016.
2. Perusahaan manufaktur yang memiliki laporan keuangan lengkap dan
laporan tahunan yang dipublikasikan di website Bursa Efek Indonesia
untuk tahun 2012-2016.
3. Perusahaan yang merubah mata uang pelaporannya selain Rupiah saat
berlakunya PSAK 10 revisi 2010 pada tahun 2012 dan tidak
menggantinya kembali selama periode penelitian.
25
Dari kriteria pemilihan sampel menggunakan teknik purposive
sampling di atas, berikut hasil dari pemilihan sampel sesuai dengan kriteria
pemilihan sampel yang ditunjukkan pada tabel 3.1.
Tabel 3.1 Hasil Pemilihan Sampel
Keterangan JumlahPerusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2012-2016
128
Perusahaan manufaktur yang memiliki informasi yangdibutuhkan secara lengkap untuk tahun 2012-2016
12
Sumber: Data olahan (2017)
Perusahaan manufaktur yang memiliki kelengkapan informasi
selama tahun penelitian 2012-2016 adalah sebanyak 12 perusahaan,
sebagai berikut:
Tabel 3.2 Daftar Perusahaan Sampe
No Kode Perusahaan Nama Perusahaan
1 ADMG Polychem Indonesia Tbk
2 BRAM Indo Kordsa Tbk
3 BRPT Barito Pasific Tbk
4 ESTI Ever Shine Tex Tbk
5 FPNI Lotte Chemical Titan Tbk
6 INKP Indah Kiat Pulp and Paper Tbk
7 INRU Toba Pulp Lestari Tbk
8 IPOL Indopoly Swakarsa Industry Tbk
9 KRAS Krakatau Steel Tbk
10 NIKL Pelat Timah Nusantara Tbk
11 PTSN Sat Nusapersada Tbk
12 TPIA Chandra Asri Petrochemical Tbk
26
3.2 Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan jenis data sekunder yaitu data yang
diperoleh secara tidak langsung. Pengumpulan data melalui observasi non
patisipan yaitu cara melakukan pengamatan langsung terhadap catatan,
dokumen dan laporan keuangan perusahaan yang menjadi sample. Data ini
diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan di website
Bursa Efek Indonesia (BEI): www.idx.co.id dan website resmi masing-
masing perusahaan untuk tahun 2012-2016.
3.3 Variable Penelitian
3.3.1 Rasio Laba dengan Selisih Kurs
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio
laba yang diukur dengan ROA, ROE, dan NPM dengan selisih kurs
yang merepresentasikan kinerja laba perusahaan jika perusahaan
menerapkan PSAK 10 (revisi 2010).
a. Return On Equity
Rumus Return On Equity (ROE) dengan selisih kurs sebagai
berikut :
ROE =
27
b. Return On Asset
Rumus Return On Asset (ROA) dengan selisih kurs sebagai
berikut :
ROA =c. Net Profit Margin
Rumus dari Net Profit Margin (NPM) dengan selisih kurs sebagai
berikut :
NPM =3.3.2 Rasio Laba tanpa Selisih Kurs
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio
laba yang diukur dengan ROA, ROE, dan NPM tanpa selisih kurs
yang merepresentasikan kinerja laba perusahaan jika perusahaan
tidak menerapkan PSAK 10 (revisi 2010).
a. Return On Equity
Rumus Return On Equity (ROE) tanpa selisih kurs sebagai
berikut :
ROE = ( − )
28
b. Return On Asset
Rumus Return On Asset (ROA) tanpa selisih kurs sebagai berikut:
ROA = ( − )c. Net Profit Margin
Rumus dari Net Profit Margin (NPM) tanpa selisih kurs sebagai
berikut :
NPM = ( − )
3.4 Metode Analisis Data
3.4.1 Statistik Deskriptif
Menurut Ghozali 2013. Statistik deskriptif memberikan
gambaran suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean),
standar deviasi, maksimum dan minimum.
3.4.2 Uji Asumsi Klasik
Peneliti akan menguji data-data dengan menggunakan
regresi linier berganda. Pengujian statistik yang menggunakan
analisis regresi dapat dilakukan dengan pertimbangan tidak adanya
pelanggaran terhadap asumsi-asumsi klasik. Asumsi klasik terdiri
dari:
29
3.4.2.1 Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi, variabel independen dan variabel dependen keduanya
memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik
adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal (Ghozali,
2013).
3.4.3 Uji Beda Rata-Rata
Penelitian ini menggunakan Uji Beda Rata-Rata untuk
menguji hipotesis. Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah ada
perbedaan setelah sample-sample tersebut diberikan perlakuan
yang berbeda.
Sebelum di uji, data penelitian harus memenuhi asumsi
bahwa data sample yang digunakan terdistribusi normal atau
mendekati normal. Karena itu, perlu dilakukan uji normalitas data.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Terdapat perbedaan signifikan kinerja laba perusahaan yang diukur dengan
ROA sesudah penerapan PSAK No. 10 (revisi 2010) pada perusahaan
manufaktur tahun 2012-2016.
2. Terdapat perbedaan signifikan kinerja laba perusahaan yang diukur dengan
ROE sesudah penerapan PSAK No. 10 (revisi 2010) pada perusahaan
manufaktur tahun 2012-2016.
3. Terdapat perbedaan signifikan kinerja laba perusahaan yang diukur dengan
NPM sesudah penerapan PSAK No. 10 (revisi 2010) pada perusahaan
manufaktur tahun 2012-2016.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini hanya menggunakan sampel perusahaan yang masuk pada
kategori perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2012-2016 sehingga hasil penelitian ini hanya bisa digunakan untuk
45
perusahaan manufaktur dan hasilnya mungkin akan berbeda jika diteliti
pada perusahaan pada sektor selain manufaktur.
2. Penelitian ini hanya menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang
mengganti mata uang fungsional saat PSAK 10 (revisi 2010) resmi
diberlakukan sehingga mungkin hasilnya akan berbeda jika sampel di
tambah dengan perusahaan yang menerapkan PSAK 10 (revisi 2010)
setelah tanggal resmi diberlakukannya PSAK tersebut.
5.3 Saran
Berdsarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti memberikan
saran yaitu:
1. Bagi investor disarankan untuk lebih meninjau kondisi keuangan ketika
perusahaan mengalami depresiasi, karena perusahaan yang mengalami
depresiasi akan mengalami penurunan performa kinerja yang akan
merugikan investor.
2. Bagi peneliti untuk memperhatikan kriteria pemilihan sampel perusahaan,
perusahaan yang digunakan tidak hanya perusahaan manufaktur saja.
Selain itu, untuk memperpanjang periode pengamatan dengan harapan
dapat mencerminkan hasil penelitian yang general dan lebih baik .
Daftar Pustaka
Ankarath, Nandakumar, dkk. Darmawan, Priyo. 2012. Memahami IFRS: StandarPelaporan Keuangan Internasional. Jakarta: Indeks
Arieftiara, Dianwicaksih dan Merlyana Dwinda Yanthi, 2016, “DampakPenerapan PSAK No. 10 (revisi 2010) Mengenai Perubahan Nilai Tukarvaluta Asing terhadap Effective Tax Rate (ETR) dan EarningsInformativness”, Simposium Nasional Akuntansi XIX, Lampung, 2016.
Brigham, Eugene. Manajemen Keuangan/Eugene F. Brigham, Joel F. Houston.Ed 8. Jakarta: Erlangga, 2001
DSAK. 2010. PSAK No. 10 (Revisi 2010) Mengenai Pengaruh Perubahan NilaiTukar Valuta Asing.
Fahmi, Irham. 2011. Analisis Kinerja Keuangan: Panduan Bagi Akademisi,Manajer, dan Investor untuk Menilai dan Menganalisis Bisnis dari AspekKeuangan. Bandung: Alfabeta
Ghozali, Imam, 2005. Analisis Multivariate dengan Program SPSS. BadanPenerbit Universitas Dipenogoro.
Junaldi, Hamdan, 2007. Analisis Pengaruh Faktor Fundamental dan Kurs ValutaAsing Terhadap Return Saham Sektor Telekomunikasi di Bursa Efek JakartaTahun 2003-2005, Jurnal Simposium Nasional Akuntansi VII.
Kuncoro, Mujarad. 2009. Manajemen Keuangan Internasional: PengantarEkonomi dan Bisnis Global. Yogyakarta: BPFE
Martani, Dwi. Akuntansi Atas Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing.
Pujawati, Putu Eka, I Gusti Bagus Wiksuana, dan Luh Gede Sri Artini, 2015,“Pengaruh Nilai Tukar Rupiah terhadap Return Saham denganProfitabilitas sebagai Variabel Intervening”, E-Jurnal Ekonomi dan BisnisUniversitas Udayana 4.04 : 220-242.
Rodriguez, R.M. 1977. FASB No. 8: What Has It Done For Us ? . FinancialAnalyst Journal. Vol: 34 No. 1. Pp: 41-47
Ross, Stephen A. Corporate Finance Fundamental / Stephen A. Ross, RandolphW. Westerfield, Brandford D. Jordan. Ed 8. Jakarta: Salemba Empat, 2009
Suciwati, Desak Putu, Mas’ud Machfoed, 2002, “Pengaruh Risiko Nilai TukarRupiah terhadap Retrun Saham : Studi Empiris pada PerusahaanManufaktur yang Terdaftar di BEJ”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis IndonesiaVol. 17, No. 4, 2002 : 347-360
Shapiro, A.C. 2013. Multinational Financial Management, 9th ed. John Wiley &Sons. Hoboken. NJ
Sartono, Agus. Manajemen Keuangan Internasional. Edisi Pertama, BPFE,Yogyakarta, 2001
http://lib.ui.ac.id/naskahringkas/2016-04/S53063-Annisa%20Auliadini
http://dwicaksandfriends.blogspot.co.id/2012/03/book-tax-differences-kajian-
teoritis.html