43
DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA PENGUNJUNG DENGAN MASYARAKAT SETEMPAT DI LINGKUNGAN LEMBANNA, KELURAHAN PATTAPANG, KECAMATAN TINGGIMONCONG, KABUPATEN GOWA The Impacts Of Social Interaction Between The Visitors With Local People at The Neightbourhood Lembanna, Village Pattapang, Subdistrict of Tinggimoncong, Gowa District SKRIPSI MOCHAMAD SYAHIR E41108269 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2015

DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA PENGUNJUNG DENGAN ... · dampak interaksi sosial antara pengunjung dengan masyarakat setempat di lingkungan lembanna, kelurahan pattapang, kecamatan

Embed Size (px)

Citation preview

DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA PENGUNJUNG

DENGAN MASYARAKAT SETEMPAT DI LINGKUNGAN

LEMBANNA,

KELURAHAN PATTAPANG, KECAMATAN TINGGIMONCONG,

KABUPATEN GOWA

The Impacts Of Social Interaction Between The Visitors With Local

People at The Neightbourhood Lembanna, Village Pattapang,

Subdistrict of Tinggimoncong, Gowa District

SKRIPSI

MOCHAMAD SYAHIR E41108269

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2015

i

DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA PENGUNJUNG

DENGAN MASYARAKAT SETEMPAT DI LINGKUNGAN

LEMBANNA,

KELURAHAN PATTAPANG, KECAMATAN TINGGIMONCONG,

KABUPATEN GOWA

SKRIPSI

MOCHAMAD SYAHIR E41108269

SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT GUNA

MEMPEROLEH DERAJAT KESARJANAAN PADA

JURUSAN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2015

ii

iii

iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini :

NAMA : MOCHAMAD SYAHIR

NIM : E411 08 269

JUDUL : DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA PENGUNJUNG DENGAN

MASYARAKAT SETEMPAT DI LINGKUNGAN LEMBANNA,

KELURAHAN PATTAPANG, KECAMATAN TINGGIMONCONG,

KABUPATEN GOWA.

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar

merupakan hasil karya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau

pemikiran orang lain. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa

sebagian atau keseluruhan skripsi ini hasil karya orang lain, saya bersedia menerima

sanksi atas perbuatan tersebut.

Makassar, 20 Agustus 2015

Yang Menyatakan

Mochamad Syahir

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Tulisan ini didedikasikan untuk seluruh insan yang ada di penjuru dunia.

Teruntuk kepada kedua orangtua penulis yang telah sabar, tabah serta

kepercayaannya kepada penulis yang sangat luar biasa Alm.

Fachruddin Sakerang dan Atirah.

Dengan ini kusampaikan kepada dunia bahwa telah lahir sosok manusia

yang telah belajar tentang kehidupan dan ilmu pengetahuan. Berani

mengadakan perubahan untuk kehidupan bersama yang lebih baik.

Dan kepada guru-guruku, kawanku, orang yang mencintaiku dan orang yang

belum sempat mencintaiku selama dibelantara kampus merah.

“My life never grow without you all”

vi

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan atas berkat rahmat dan ridho Allah SWT yang

telah memberikan inspirasi yang tiada batas sehingga Penulis dapat menyusun sebuah

karya ilmiah, sungguh maha besar karunia yang telah Engkau berikan dan karena

dengan izin-Mu lah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Dampak

Interaksi Sosial Antara Pengunjung dan Masyarakat Setempat di Lingkungan

Lembanna, Kelurahan Pattapang, Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa”

karya ini ku persembahkan untuk mu “Ayahanda Almarhum FACHRUDDIN

SAKERANG dan Ibunda tercinta ATIRAH yang telah memberikan penulis do’a

restu serta pengorbanannya selama ini hingga penulis dapat menyelesaikan studi

dari awal hingga akhir.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini.

Namun keberhasilan dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari

semua pihak yang senantiasa ikhlas untuk membantu memberikan bimbingan,

dukungan, dorongan yang tak pernah henti.

Harapan dari penulis agar kiranya skripsi ini dapat bermanfaat dan

memberikan andil guna pengembangan ilmu pengetahuan lebih lanjut. Atas petunjuk -

Nya, skripsi ini dapat selesai, oleh karena itu dengan segala hormat penulis

menyampaikan terima kasih kepada :

vii

1. Bapak Dr. H. Suparman Abdullah, M.Si, selaku Pembimbing I yang telah

memberikan tuntunan dan nasehat demi kesempurnaan skripsi ini.

2. Bapak Sultan, S.Sos, M.Si selaku Pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan hingga terselesaikannya skripsi ini.

3. Ibu Prof. Dr. Dwia Aries Tina NK. M.A, selaku Rektor Universitas Hasanuddin

Makassar.

4. Bapak Prof. Dr. A. Alimuddin Unde, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Hasanuddin Makassar.

5. Bapak Dr. H. M. Darwis, M.A, DPS, selaku Ketua Jurusan Sosiologi serta Bapak

Dr. H. Rahmat Muhammad, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Sosiologi Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin Makassar.

6. Bapak Sultan, S.Sos, M.Si selaku Penasehat Akademik yang selalu sabar untuk

mencurahkan perhatian terhadap penulis selama dalam proses kuliah hingga

mendapatkan gelar sarjana.

7. Segenap Dosen Jurusan Sosiologi dan Staf Jurusan Sosiologi (Pak Yan, Pak

Pasmudir, Pak Haliq dg. Tutu, Ibu Rosnaini, dan Dg. Rahman) FISIP UNHAS

yang telah memberi bantuan dan arah tentang hasanah ilmu yang bermanfaat untuk

sarana berpijak guna kelancaran skripsi.

8. Untuk adikku Ahmad Suhandina beserta istri yang telah memberikan dorongan

serta bantuan secara moral maupun materil.

viii

9. Terima kasih untuk Keluarga Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Hasanuddin beserta Keluarga Mahasiswa Sosiologi (KEMASOS)

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin atas segala

kepercayaan dan kesempatan untuk berproses secara keorganisasian.

10. Seluruh senior dan junior di Almamater merah ini (Universitas, Fakultas, dan

Jurusan) yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, adalah sebuah

kebanggaan tersendiri dapat bertemu dan mengenal kalian.

11. Terima kasih untuk keluarga bahagia UKM. P.A KOMPAS FISIP UNHAS

beserta seluruh anggota atas segala pembelajaran dan petualangan untuk lebih

memaknai kehidupan ini. Terkhusus untuk Bunda Hasrawati, S.Ip (Acha), Bang

Irvan Muh. Tahir, S.Sos (Ivan Batara), kak Alfan & kak Asri yang memotivasi

(plus marah-marah) penulis pada saat-saat kritis menjelang evaluasi akhir

akademik.

12. Forum Kriyaw Pencinta Alam yang telah menjadi tempat bagi penulis diberi

kesempatan belajar untuk memberi manfaat dan telah menjadi tempat bagi

penulis bertemu dengan saudara-saudara yang juga terhebat.

13. Special Thanks untuk Abang Nevy Jamest Tonggiroh yang penulis anggap telah

menjadi Guru, Bapak serta Teman sehingga diri yang sombong lagi bodoh ini

sirna berganti menjadi sesuatu yang sangat berharga, doa dan rasa hormatku

selalu tercurahkan untuk beliau.

ix

14. Terima kasih untuk teman-teman Laskar Biru Kuning 2008 atas segala

pengalaman liar, lucu dan agak sedikit serius selama berada di FISIP UNHAS.

15. Kepada kawan-kawan yang bersama-sama melakukan Kuliah Kerja Nyata

(KKN) gelombang 85 di Kecamatan Larompong Kabupaten Luwu, terkhusus

kawan-kawan di posko Desa Komba (Amri, Diaz, Ria dan Yayan).

16. Terima kasih untuk NJT Foundation, Civic Institute, Lembaga Survei Indonesia,

SMRC, Indikator Politik Indonesia, Survey Script Indonesia, & Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI) atas segala pengalaman serta segala bantuan moral

maupun materil yang telah diberikan selama ini.

17. Terima kasih kepada mace-mace di lingkungan FISIP & FEB Unhas (mace sany,

mace mala, mace mia, mace indah, mace halisa, istrinya dg.rahman)

x

ABSTRAK

MOCHAMAD SYAHIR (E41108269). Dampak Interaksi Sosial Antara

Pengunjung Dengan Masyarakat Setempat Di Lingkungan Lembanna,

Kelurahan Pattapang, Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa. Dibawah

bimbingan Dr. H. Suparman Abdullah, M.Si sebagai pembimbing I, dan Sultan,

S.Sos, M.Si sebagai pembimbing II.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk dan dampak interaksi sosial

antara pengunjung dengan masyarakat setempat di lingkungan Lembanna, Kelurahan

Pattapang, Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan adapun lokasi penelitian

yaitu di Lingkungan Lembanna, Kelurahan Pattapang, Kecamatan Tinggimoncong,

Kabupaten Gowa. Teknik pengambilan sampling yaitu dengan cara menentukan

karakteristik sendiri (purposive sampling) dan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan menggunakan data primer dan data sekunder melalui observasi,

wawancara dan dokumentasi.

Hasil penelitian ini yaitu pengunjung cenderung untuk melakukan interaksi

dengan masyarakat setempat yang lebih mengarah ke bentuk kerja sama dan adanya

proses peniruan dari aspek sikap serta prilaku yang dilakukan pengunjung terhadap

masyarakat setempat sehingga memunculkan dampak yaitu perubahan sikap dan

prilaku yang cenderung beretika dari pengunjung yang kemudian dapat diterapkan

dalam kehidupan sehari-hari ketika sudah berada di lingkungan perkotaan. Dalam hal

dampak, terjadi perubahan penampilan karena seiring perkembangan zaman dan

perubahan mode, munculnya dampak pada aspek ekonomi bagi masyarakat setempat

yaitu lahirnya suatu kesadaran dan kemauan untuk menciptakan nilai tambah

ekonomi dengan cara memasarkan segala potensi dan kemampuan diri yang dimiliki

berdasarkan pembacaan sebuah peluang dan masyarakat mendapatkan berbagai

macam informasi terkini dan pengetahuan-pengetahuan baru yang dianggap dapat

bermanfaat bagi kelangsungan hidup mereka.

xi

ABSTRACT

MOCHAMAD SYAHIR (E41108269). the impact of social interaction

between the visitor with local people in the neighborhood Lembanna, Village

Pattapang, District Tinggimoncong, Gowa. Under the guidance of Dr. H.

Suparman Abdullah, M.Si as supervisor I, and Sultan, S. Sos, M.Si as supervisor II.

This study aims to determine the shape and impacts of social interaction

between the visitors with local people, and the neighborhood at Lembanna.

This study uses qualitative methods and location is at the neighborhood of

Lembanna, Pattapang Village, District of Tinggimoncong, Gowa. The subjects are

collected and determined that based on specific criterium (purposive). Data is

collected by using primary data and secondary data that conducted trough

observation, interviews and documentation.

The results show that the visitors tend to interact with the local community

that lead to forms of cooperation and a process of imitation in terms of attitudes and

behaviors of the visitors towards local community. Therefore the impacts emerge

such as behavior and attitude changing from the visitors which are more respectfull

then applying in their daily life at urban neighborhood. This means there is a

significant changing in terms of personal appearance along with times and fashion.

Meanwhile, in economic aspecs of the local people, there is developing of

conclousness and willingness to create value-added economy by marketing all potent

natural and human resources of habitants after interpreting opportunities. Society

obtains a wide variety of the latest information and new knowledge that are usefull

for their survival life.

xii

DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN ……………………………..………………...……… i

HALAMAN JUDUL …...……………………....……………………….. ii

HALAMAN PENGESAHAN …………......…………………………. iii

HALAMAN PENERIMAAN TIM EVALUASI ……………………… iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ………………………. v

HALAMAN PERSEMBAHAN ………………….…………………….. vi

KATA PENGANTAR …………………………….……………………. vii

ABSTRAK ……………………………………….…………………… xi

ABSTRACT …..………………………………….……………………... xii

DAFTAR ISI …..………………………………….……………………... xiii

DAFTAR TABEL …...……………………….……………….................. xv

DAFTAR GAMBAR ………...…………….………….......................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ……………….…….……............................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1

B. Rumusan Masalah. ................................................................. 7

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .......................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 9

A. Deskripsi Teori ..................................................................... 9

1. Interaksi Sosial ................................................................. 9

2. Perubahan Sosial .............................................................. 16

3. Kelurahan ........................................................................... 21

4. Kebudayaan dan Masyarakat …..................................... 25

B. Kerangka Konseptual ............................................................ 30

C. Definisi Operasional .............................................................. 31

BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 33

A. Pendekatan dan Strategi Penelitian ......................................... 33

xiii

B. Waktu dan Lokasi Penelitian .................................................. 33

C. Tipe dan Dasar Penelitian ...................................................... 34

1. Tipe Penelitian .................................................................. 34

2. Dasar Penelitian ................................................................ 34

D. Teknik Pemilihan Informan ................................................. 34

E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 35

1. Data Primer ...................................................................... 35

2. Data Sekunder ................................................................. 37

F. Analisis Data ……….............................................................. 37

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ..................... 39

A. Ulasan Singkat Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa ..... 39

B. Ulasan Singkat Kelurahan Pattapang ..................................... 40

C. Asal Usul Lingkungan Lembanna ........................................ 41

D. Letak Geografis Lingkungan Lembanna ............................... 42

E. Kondisi Demografi Kelurahan Pattapang ......................... 44

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 52

BAB VI PENUTUP ............................................................................... 75

A. Kesimpulan ……………………………………................ 75

B. Saran .................................................................................. 76

DAFTAR PUSTAKA ….………………………………………………. 78

LAMPIRAN-LAMPIRAN ….…………………........………………… 80

RIWAYAT HIDUP PENULIS …….…….…………………...………. 86

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Keadaan penduduk Kelurahan Pattapang tahun 2013 ............................... 44

Tabel 2. Jumlah Kepala Keluarga Menurut Jenis Kelamin, Status Pekerjaan, dan Status

Perkawinan di Kelurahan Pattapang tahun 2013 ……...................... 44

Tabel 3. Keadaan Penduduk Lingkungan Lembanna tahun 2010 .……....................45

Tabel 4. Distribusi Rumah Tangga Lingkungan Lembanna tahun 2010 …................45

Tabel 5. Pentahapan Keluarga Sejahtera di Kelurahan Pattapang tahun 2013 ….......45

Tabel 6. Tingkat Pendidikan Penduduk Kelurahan Pattapang tahun 2013 …............47

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Konseptual ……………………………………………….... 30

Gambar 2. Lingkungan Lembanna diambil dari citra satelit tahun 2013 ………….. 43

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Pedoman Wawancara …………………………………………….... 80

Lampiran 2. Dokumentasi Penelitian ………………………………………….... 82

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia dalam kedudukannya sebagai makhluk sosial, senantiasa

berinteraksi dengan manusia lain dalam mewujudkan kebutuhan hidupnya.

Kebutuhan hidup manusia tidak cukup yang bersifat dasar, seperti makan,

minum, pakaian dan papan (rumah). Lebih dari itu, juga mencakup kebutuhan

akan pengakuan eksistensi diri dan penghargaan dari orang lain dalam bentuk

pujian, pemberian upah kerja, status sebagai anggota masyarakat, anggota suatu

partai politik tertentu dan sebagainya. Penelahan masyarakat, akan banyak

berhubungan dengan kelompok-kelompok sosial, baik yang berskala kecil seperti

keluarga, ataupun yang berskala besar seperti masyarakat desa, masyarakat kota,

bangsa dan lain-lain.

Setiap individu pada awalnya merupakan anggota keluarga, walaupun

anggota-anggota keluarga tadi selalu menyebar dan waktu-waktu tertentu mereka

berkumpul seperti misalnya pada makan pagi, siang, dan malam. Setiap anggota

keluarga mempunyai pengalaman-pengalaman masing-masing dalam

hubungannya dengan kelompok-kelompok sosial lainnya di luar rumah. Bila

mereka berkumpul, terjadilah tukar-menukar pengalaman diantara mereka. Pada

saat-saat demikian, yang terjadi bukanlah pertukaran pengalaman semata, tetapi

2

para anggota keluarga tersebut mungkin telah mengalami perubahan-perubahan,

walaupun sama sekali tidak disadari. Bogardus (dalam Soekanto, 2007) saling

tukar-menukar pengalaman (social experiences) di dalam kehidupan

berkelompok mempunyai pengaruh yang besar di dalam pembentukan

kepribadian orang-orang yang bersangkutan.

Istilah community dapat diterjemahkan sebagai ”masyarakat setempat”

yang menunjuk pada warga sebuah desa, kota, suku, atau bangsa. Apabila

anggota – anggota suatu kelompok, baik kelompok itu besar maupun kecil, hidup

bersama sedemikian rupa sehingga merasakan bahwa kelompok tersebut dapat

memenuhi kepentingan-kepentingan hidup yang utama, kelompok tadi disebut

masyarakat setempat. Sebagai suatu perumpamaan, kebutuhan seseorang tidak

mungkin secara keseluruhan terpenuhi apabila dia hidup bersama-sama rekan

lainnya yang sesuku. Dengan demikian, kriteria yang utama bagi adanya suatu

masyarakat setempat adalah adanya social relationships antara suatu anggota

kelompok, yang kemudian dapat dikatakan bahwa masyarakat setempat

menunjuk pada bagian masyarakat yang bertempat tinggal di suatu wilayah

(dalam arti geografis) dengan batas-batas tertentu di mana faktor utama yang

menjadi dasar adalah interaksi yang lebih besar di antara para anggotanya,

dibandingkan dengan penduduk diluar batas wilayahnya. Menurut Selo

Soemardjan (dalam Soekanto, 2007) secara singkat dapat disimpulkan bahwa

3

masyarakat setempat adalah suatu wilayah kehidupan sosial yang ditandai oleh

suatu derajat sosial yang tertentu.

Masyarakat-masyarakat setempat yang mempunyai tempat tinggal tetap

dan permanen biasanya mempunyai solidaritas yang kuat sebagai pengaruh

kesatuan tempat tinggalnya. Memang dalam masyarakat modern, karena

perkembangan teknologi alat-alat perhubungan, ikatan pada tempat tinggal agak

berkurang, tetapi sebaliknya hal itu bahkan memperluas wilayah pengaruh

masyarakat setempat yang bersangkutan. Secara garis besar, masyarakat

setempat berfungsi sebagai ukuran untuk menggarisbawahi hubungan antara

hubungan-hubungan sosial dengan suatu wilayah geografis tertentu. Sebagai

contoh, betapa kuatnya pengaruh luar, misalnya dibidang pertanian mengenai

soal cara-cara penanaman yang lebih efisien, penggunaan pupuk dan sebagainya,

masyarakat desa masih tetap mempertahankan tradisi, yaitu ada hubungan yang

erat dengan tanah karena tanah itulah yang memberikan kehidupan kepadanya.

Akan tetapi, tempat tinggal tertentu saja, walaupun merupakan suatu dasar

pokok, tidak cukup untuk membentuk masyarakat setempat.

Masyarakat moderen, seringkali dibedakan antara masyarakat pedesaan

dengan masyarakat perkotaan (rural community dan urban community).

Perbedaan tersebut sebenarnya tidak mempunyai hubungan dengan pengertian

masyarakat sederhana karena dalam masyarakat modern, betapa pun kecilnya

suatu desa, pasti ada pengaruh-pengaruh dari kota, sebaliknya pada masyarakat

4

bersahaja pengaruh dari kota secara relatif tidak ada. Pembedaan antara

masyarakat pedesaan dengan masyarakat perkotaan, pada hakikatnya bersifat

gradual. Agak sulit untuk memberikan batasan apa yang dimaksudkan dengan

perkotaan karena adanya hubungan antara konsentrasi penduduk dengan gejala-

gejala sosial yang dinamakan urbanisme. Seseorang boleh saja berpendapat

bahwa semua tempat dengan kepadatan penduduk yang tinggi merupakan

masyarakat perkotaan, hal itu kurang tepat karena banyak pula daerah yang

berpenduduk padat yang tidak dapat digolongkan ke dalam masyarakat

perkotaan. Begitu pula dengan masyarakat pedesaan yang warganya mempunyai

hubungan yang lebih erat dan lebih dalam ketimbang hubungan mereka dengan

warga masyarakat pedesaan lainnya. Sistem kehidupan biasanya berkelompok

atas dasar sistem kekeluargaan, dan pada umumnya hidup dari pertanian.

Walaupun terlihat adanya tukang kayu, tukang genteng dan bata, pembuat gula,

pemilik warung sembako, namun inti dari pekerjaan penduduk adalah pertanian.

Kelompok sosial bukan merupakan kelompok yang statis, setiap

kelompok sosial pasti mengalami perubahan. Gejala-gejala tersebut perlu

ditelaah lebih lanjut dalam perihal dinamika kelompok sosial tersebut. Beberapa

kelompok sosial sifatnya lebih stabil daripada kelompok-kelompok sosial

lainnya, atau dengan kata lain, struktur tidak mengalami perubahan-perubahan

yang mencolok. Ada pula kelompok-kelompok sosial yang mengalami

perubahan-perubahan cepat, walaupun tidak ada pengaruh-pengaruh dari luar.

5

Akan tetapi, pada umumnya kelompok sosial mengalami perubahan sebagai

akibat proses formasi ataupun reformasi dari pola-pola di dalam kelompok

tersebut karena pengaruh dari luar.

Pengetahuan tentang proses-proses sosial memungkinkan seseorang untuk

memperoleh pengertian mengenai segi yang dinamis dari masyarakat atau gerak

masyarakat. Terdapat aspek-aspek struktural dan sebuah proses, yang memang

tidak dapat disangkal bahwa masyarakat mempunyai bentuk-bentuk

strukturalnya seperti, kelompok-kelompok sosial, kebudayaan, lembaga sosial,

stratifikasi, dan kekuasaan, tetapi semua itu mempunyai suatu derajat dinamika

tertentu yang menyebabkan pola-pola prilaku yang berbeda, tergantung dari

masing-masing situasi yang dihadapi. Perubahan dan perkembangan masyarakat

yang mewujudkan segi dinamisnya disebabkan karena para warganya

mengadakan hubungan satu dengan lainnya baik dalam bentuk orang-perorangan

maupun kelompok sosial.

Menurut Wibert E. Moore (dalam Soekanto, 2007) setiap masyarakat

selama hidupnya pasti mengalami perubahan. Perubahan bagi masyarakat yang

bersangkutan maupun bagi orang luar yang menelaahnya, dapat berupa

perubahan-perubahan yang tidak menarik dalam arti kurang mencolok. Ada pula

perubahan-perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun yang luas, serta ada

pula perubahan-perubahan yang lambat sekali, tetapi ada juga yang berjalan

cepat. Perubahan bisa berkaitan dengan nilai-nilai sosial, pola-pola prilaku,

6

organisasi, lembaga kemasyrakatan, lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan

wewenang.

Bercermin dari begitu dinamisnya proses-proses sosial yang terjadi dalam

sebuah masyarakat yang memungkinkan lahirnya beberapa dampak yang

bermuara kepada fenomena perubahan dalam sebuah tatanan struktural,

kebudayaan maupun prilaku individual anggota masyarakat tersebut.

Asumsi awal penulis untuk menggambarkan dan berupaya menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang muncul akibat adanya beberapa dampak yang lahir

dari proses interaksi dengan individu atau kelompok dari luar masyarakat

tersebut. Sebagai lokasi awal untuk memulai pendakian gunung Bawakaraeng

(2830 mdpl), Lingkungan Lembanna hampir setiap hari begitu ramai dikunjungi

oleh orang luar (pendatang) dengan berbagai macam karakter dan budaya. Salah

satu konsekuensi logis, yakni tumbuhnya geliat ekonomi di lingkungan tersebut.

Geliat ekonomi tersebut tidak hanya nampak dari perubahan struktur rumah,

beragamnya mata pencaharian masyarakat bahkan terbangun kepentingan

komersil untuk melakukan interaksi dengan pendatang.

Dengan dasar bahwa munculnya fenomena perubahan sosial terutama

dalam penanggapan hasil interaksi sosial dengan individu/kelompok dari luar

merupakan bagian proses sosial bersifat anomali yang terjadi dalam sebuah

masyarakat pedesaan yang bermukim di sebuah kaki gunung pada umumnya.

7

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,

maka dalam penulisan karya ilmiah ini penulis merumuskan masalah yaitu :

1. Bagaimana interaksi sosial antara pengunjung dengan masyarakat setempat

di Lingkungan Lembanna, Kelurahan Pattapang, Kecamatan Tinggi

Moncong, Kabupaten Gowa?

2. Apa dampak interaksi sosial antara pengunjung dengan masyarakat setempat

di Lingkungan Lembanna, Kelurahan Pattapang, Kecamatan Tinggi

Moncong, Kabupaten Gowa?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Pada hakekatnya penelitian merupakan usaha yang dilakukan secara

sistematis, diteliti secara mendalam untuk menganalisa serta memecahkan

masalah yang akan dirumuskan dengan cara menyimpulkan dan mencari

pengertian terhadap fenomena sosial. Adapun tujuan penelitian adalah sebagai

berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana interaksi sosial antara pengunjung dengan

masyarakat setempat di Lingkungan Lembanna, Kelurahan Pattapang,

Kecamatan Tinggi Moncong, Kabupaten Gowa.

2. Untuk menemukan dampak dari proses interaksi sosial antara pengunjug

dengan masyarakat setempat di Lingkungan Lembanna, Kelurahan

Pattapang, Kecamatan Tinggi Moncong, Kabupaten Gowa.

8

Sedangkan kegunaan yang diharapkan dari hasil penelitian yang dilakukan

penulis adalah sebagai berikut :

a) Secara Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, terkhusus Jurusan Sosiologi dalam menambah

bahan kajian perbandingan bagi yang menggunakan.

b) Secara Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi

masyarakat masyarakat Lingkungan Lembanna, Kelurahan Pattapang,

Kecamatan Tinggi Moncong, Kabupaten Gowa tentang fenomena perubahan

yang terjadi pada mereka secara khusus dan para pendatang terutama

pendaki gunung Bawakaraeng yang sering melalui Lingkungan Lembanna

sebagai titik awal pendakian.

33

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Strategi Penelitian

Penelitian ini akan menggunakan metode penelitian deskriptif dengan

menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu suatu pendekatan yang digunakan

untuk memahami prinsip-prinsip umum yang mendasari gejala-gejala yang

menjadi pusat perhatian penelitian dan hakekat hubungan antar gejala-gejala

tersebut dengan aspek kehidupan warga atau masyarakat yang diteliti. Dengan

menggunakan pendekatan kualitatif penulis berharap untuk mengungkap dan

memahami sesuatu dibalik fenomena yang sedikit pun belum diketahui (Strauss

dan Corbin, 2007 : 5)

Untuk penelitian kualitatif, sasaran atau masalah penelitian merupakan

suatu satuan yang bulat atau menyeluruh yang dikaji dengan cara memahami dan

bukan mengukur. Sasaran kajian yang dipandang sebagai satuan yang bulat

menyeluruh (whole a system) tersebut merupakan corak pandang yang

dinamakan pula sebagai penelitian yang bersifat holistik.

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2014 hingga bulan

Februari 2015 dan berlokasi di Lingkungan Lembanna, Kelurahan Pattapang,

Kecamatan Tinggi Moncong, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan.

34

C. Tipe dan Dasar Penelitian

1. Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

yakni sebuah penelitian yang berusaha memberikan gambaran atau uraian

yang bersifat deskriptif mengenai suatu kolektifitas objek yang diteliti secara

sistematis dan aktual mengenai fakta-fakta yang ada.

2. Dasar Penelitian

Dasar penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus

yaitu dengan mengambil 10 informan yang dilakukan secara intensif

mendalam, mendetail dan komperehensif terhadap objek penelitian, guna

menjawab permasalahan yang diteliti.

D. Teknik Pemilihan Informan

Informan adalah orang yang memiliki kemampuan atau kesanggupan

dalam mengunggkap kebiasaan yang dimilikinya secara lisan dan/atau tulisan

dengan bahasa yang dimilikinya dan merupakan sumber informasi bagi peneliti.

Adapun jumlah informan dalam penelitian ini adalah 5 orang anggota masyarakat

yang bermukim di Lingkungan Lembanna, Kelurahan Pattapang, Kecamatan

Tinggi Moncong, Kabupaten Gowa dan 5 orang pengunjung yang kemudian

akan dilakukan wawancara mendalam (indeph interview) sebagai informan.

Pemilihan informan dilakukan dengan menggunakan purposive sampling

yang dipilih secara sengaja berdasarkan kriteria tertentu yaitu masyarakat atau

35

tokoh-tokoh masyarakat setempat, yang dianggap mampu memberikan data

tentang apa yang akan dicapai dalam penelitian serta pengunjung yang datang ke

lokasi tersebut.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini disesuaikan dengan tipe

dasar dari data yang dibutuhkan yaitu data primer dan data sekunder. Kedua

klasifikasi ini ditempuh dengan teknik pengumpulan data yang berbeda. Berikut

teknik pengumpulan dari masing-masing data tersebut.

1. Data Primer

Observasi (Observation)

Observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan melihat kondisi dan

melihat secara reallitas secara langsung di lapangan. Dengan teknik ini,

peneliti dapat memperoleh gambaran tentang gejala-gejala (tindakan, benda

dan peristiwa) serta kaitan antara satu gejala dan gejala lain yang bermakna

bagi objek penelitian. Dalam hal ini, observasi dilakukan oleh peneliti secara

langsung mengamati berbagai aspek kehidupan masyarakat dan

lingkungannya diantaranya kondisi lokasi penelitian secara umum, kondisi

lingkungan serta berbagai peristiwa yang berkaitan dengan permasalahan.

Wawancara Mendalam (Indeph Interview)

Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan mengajukan

pertanyaan secara lisan dan langsung (bertatap muka) dengan informan yang

36

telah ditetapkan dengan tujuan mendapatkan informasi secara lengkap,

mendalam dan komperehensif sesuai dengan tujuan penelitian, serta mencari

tahu tentang permasalahannya dengan lingkungan dilokasi penelitian.

Pertanyaan yang diajukan peneliti berupa pertanyaan lisan dengan tetap

merujuk pada pedoman wawancara yang ada, dan jawaban dari informan

akan direspon secara lisan.

Wawancara mendalam akan dilakukan oleh peneliti kepada informan

yang terpilih sebagai sebuah teknik untuk mengumpulkan data primer. Hal

ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran terkait dengan masalah yang

diangkat oleh peneliti, agar peneliti dapat memperoleh data yang mendukung

validitas hasil penelitian yang dilaksanakan.

Dokumentasi

Merupakan salah satu cara memperoleh data dengan sejumlah

dokumentasi yang berasal dari dinas, instansi terkait, atau orang lain berupa

foto, arsip kegiatan serta berkas lainnya yang mengabadikan sebuah moment

yang terkait dengan objek penelitian. Selain itu menghimpun dan merekam

data yang bersifat dokumentatif.

37

2. Data Sekunder

Kantor atau instansi

Pengambilan data sekunder yang didapatkan dari kantor atau

instansi yang terkait dengan objek penelitian guna mendukung data primer

yang telah diambil di lokasi penelitian seperti peta wilayah dan data

monografi.

Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan adalah suatu teknik pengumpulan data melalui

bantuan media kepustakaan berupa buku-buku, artikel, majalah, koran,

jurnal maupun refrensi lain yang terkait dengan masalah yang diangkat

peneliti.

F. Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisis secara kualitatif.

Data yang diperoleh di lapangan, diolah kemudian disajikan dalam bentuk

deskripif naratift. Menyangkut analisis data kualitatif, menganjurkan tahapan-

tahapan dalam menganalisis data kualitatif sebagai berikut :

1. Reduksi data, yaitu menyaring data yang diperoleh di lapangan kemudian

dituliskan ke dalam bentuk uraian atau laporan terperinci, laporan tersebut

direduksi, dirangkum, dipilih, difokuskan pada bantuan sebuah program,

kemudian disusun lebih sistematis sehingga mudah dipahami.

38

2. Penyajian data, yaitu usaha untuk menunjukkan sekumpulan data atau

informasi, untuk melihat gambaran keseluruhannya atau bagian tertentu dari

penelitian tersebut.

3. Kesimpulan, merupakan proses untuk menjawab permasalahan dan tujuan

sehingga ditentukan saran dan masukan untuk pemecahan masalah.

52

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan berupa hasil dari

pembahasan data dan informasi yang telah diperoleh di lokasi penelitian, maka

dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Pengunjung mendapatkan informasi serta ajakan untuk datang dari teman-

temannya, dan ini menjadi indikator bahwa Lingkungan Lembanna

tersosialisasi dengan luas serta efektif walaupun sebatas informasi yang

beredar dari mulut ke mulut saja.

2. Pengunjung cenderung untuk melakukan interaksi dengan masyarakat setempat

yang lebih mengarah ke bentuk kerja sama, sehingga menyadarkan masyarakat

setempat bahwa proses berinteraksi tersebut dapat memenuhi kepentingannya.

3. Adanya proses peniruan dari aspek sikap dan prilaku yang dilakukan

pengunjung terhadap masyarakat setempat sehingga memunculkan dampak

yaitu perubahan sikap dan prilaku yang cenderung beretika dari pengunjung

yang kemudian dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari ketika sudah

berada di lingkungan perkotaan.

4. Ada dampak yang kemudian menghasilkan sebuah perubahan penampilan

karena seiring perkembangan zaman dan perubahan mode, model pakaian yang

53

mereka kenakan mengalami perubahan semisalkan anak-anak maupun remaja

sekarang yang tinggal di Lingkungan Lembanna yang cara berpakaiannya

sudah mulai mengikuti trend atau gaya berbusana pengunjung yang datang dari

luar daerah terutama yang berasal dari lingkungan perkotaan.

5. Munculnya dampak pada aspek ekonomi bagi masyarakat setempat yaitu

lahirnya suatu kesadaran dan kemauan untuk menciptakan nilai tambah

ekonomi dengan cara memasarkan segala potensi dan kemampuan diri yang

dimiliki berdasarkan pembacaan sebuah peluang. Kemudian secara umum

tergambarkan melalui tiga fase kepentingan yang menggambarkan suatu

kesadaran ekonomi dari masyarakat setempat di Lingkungan Lembanna, yaitu

kepentingan kekeluargaan, kepentingan agrobisnis, serta kepentingan penyedia

jasa dan fasilitas.

6. Lahirnya dampak yang dirasakan oleh masyarakat setempat di Lingkungan

Lembanna yaitu mereka dapat mendapatkan berbagai macam informasi terkini

dan pengetahuan-pengetahuan baru yang dianggap dapat bermanfaat bagi

kelangsungan hidup mereka.

B. Saran.

Berdasarkan temuan dari penelitian ini mengenai Dampak interaksi

sosial antara pengunjung dan masyarakat setempat di Lingkungan Lembanna,

Kelurahan Pattapang, Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa maka

disarankan sebagai berikut :

54

1. Agar masyarakat di Lingkungan Lembanna, Kelurahan Pattapang, Kecamatan

Tinggimoncong, Kabupaten Gowa dan pengunjung saling berinteraksi dengan

baik, agar tidak terjadi kesalahpahaman diantara mereka. Karena diketahui

dalam masyarakat yang heterogen kita mempunyai latar belakang budaya, ras

yang berbeda dan akan mudah terjadi pertentangan.

2. Kepada masyarakat di Lingkungan Lembanna, Kelurahan Pattapang,

Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa agar tidak terlalu mengikuti

atau meniru apa yang dilakukan pengunjung yang datang tetap menjaga adat

istiadat masyarakat, karena hal tersebut yang menjadi pembeda antara

masyarakat dengan pengunjung dari luar.

3. Kepada para pengunjung agar menghormati segala sesuatu yang sudah tertata

rapi dikalangan masyarakat Lingkungan Lembanna, Kelurahan Pattapang,

Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa seperti sistem adat istiadat,

etika dan perilaku luhur.

4. Kepada aparat setempat kiranya dapat memperbaiki sistem pelaporan

pengunjung, karena hal itu dapat bermanfaat apabila terjadi sesuatu yang tidak

diinginkan.

55

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kabupaten Gowa (2014). Kecamatan Tinggimoncong Dalam

Angka Tahun 2014. Gowa

Bungin, Burhan (2008). Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus

Teknologi Komunikasi di Masyarakat. (Edisi Pertama). Jakarta: Kencana

Prenada Media Group

Martono, Nanang (2012). Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada

Moleong, Lexy J. (2001). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosda Karya

Sajogyo, Pudjiwati (penyunting) (2005). Sosiologi Pedesaan: kumpulaan bacaan.

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Salam, Muslim (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif: Menggugat Doktrin

Kuantitatif. Makassar: Masagena Press

Soekanto, Soerjono (2007). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada

Strauss, Anseln dan Juliet Corbin (2007). Dasar-dasar Penelitian Kualitatif.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sztompka, Piotr (2010). Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Pernada Media Group

Sumber Lain :

Fajar Alam Pawaka, E et. All (2006). “Pasarean Gunung Kawi: Perubahan Sosial dan

Dinamika Ekonomi”. Surabaya

Ina Astari Utaminingsih (2006). Pengaruh Penggunaan Ponsel Pada Remaja Terhadap

Interaksi Sosial Remaja (Kasus SMUN 68, Salemba Jakarta Pusat, DKI

Jakarta). Bogor: Program Studi Komunikasi Dan Pengembangan Masyarakat

Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Christin Natalia Sattu (2012). Situs Facebook Dikalangan Mahasiswa (Studi Kasus

Perubahan Pola Interaksi Mahasiswa Fisip Unhas). Makassar: Antropologi

FISIP UNHAS.

Sri Rahayu Rahmah Nasir (2014). Perubahan Sosial Masyarakat Lokal Akibat

Perkembangan Pariwisata Dusun Wakka Kab. Pinrang (Interaksi Antara

Wisatawan dan Masyarakat lokal). Makassar: Sosiologi FISIP UNHAS.

56

Academia, makalah interaksi sosial, diakses 29 Oktober 2014.

https://www.academia.edu/makalah interaksi sosial.

Carapedia, Definisi interaksi sosial menurut para ahli, diakses 29 Oktober 2014.

http://carapedia.com/pengertian_definisi_interaksi_sosial_menurut_para_a

hli_infi965.html

Pengertian Ahli, Pengertian interaksi sosial menurut ahli,diakses 29 Oktober 2014.

http://www.pengertianahli.com/2013/12/pengertian-interaksi-sosial-

menurut-ahli.html

Totosimandja, Makalah Filsafat Umum, diakses 29 Oktober 2014.

http://www.totosimandja.com/2013/12/makalah-filsafat-umum-

tentang.html

Wikipedia, Kelurahan, diakses 29 Oktober 2014.

http://id.wikipedia.org/wiki/Kelurahan

Febryaristian, Perbedaan desa dengan kelurahan, diakses 29 Oktober 2014.

http://febryaristian.blogspot.com/2012/12/perbedaan-desa-dengan-

kelurahan_29.html

Historycal Education, Sejarah desa dan kelurahan, diakses 29 Oktober 2014.

http://historycal-education.blogspot.com/2013/01/sejarah-desa-dan-

kelurahan.html

Dian Husada Nurul Eka, Konsep perilaku manusia, diakses 31 Oktober 2014.

http://dianhusadanuruleka.blogspot.com/p/konsep-perilaku-manusia.html

Agroteknologi Umpar, Sosiologi Pedesaan (Laporan Hasil Praktek Lapang), diakses

12 Mei 2015.

http://agrotekumpar.blogspot.com

Winaa Kurniaa, Only Lembanna, diakses 12 Mei 2015.

http://winaa-kurniaa.blogspot.com

Dialektika Manusia, Lembanna, desa diatas awan, diakses 12 Mei 2015.

http://dialektikamanusia.blogspot.com

Area Freandana, Pengaruh Pendatang Terhadap Interaksi Sosial Masyarakat Pribumi,

diakses 12 Mei 2015.

http://freandana.blogspot.com

57

LAMPIRAN 1

Pedoman Wawancara

A. IDENTITAS INFORMAN

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Pekerjaan :

Status :

Pendidikan :

Agama :

Suku :

Alamat :

B. PERTANYAAN WAWANCARA

Masyarakat Lembanna.

1. Sejak kapan anda tinggal di Lembanna?

2. Apa yang anda ketahui tentang Lembanna?

3. Selama anda tinggal di Lembanna, berapa jumlah pengunjung yang anda

ketahui?

4. Sejauh yang anda perhatikan,apa-apa saja yang pengunjung lakukan disini?

5. Biasanya sampai berapa lama pengunjung berada di sini?

58

6. Pernah anda melakukan interaksi dengan pengunjung-pengunjung

tersebut?seperti apa bentuk interaksi tersebut?

7. Pada situasi seperti apa anda melakukan interaksi dengan pengunjung-

pengunjung tersebut?

8. Apakah anda merasa akrab dengan pengunjung-pengunjung tersebut?

9. Apakah ada dampak yang terjadi setelah anda melakukan proses interaksi

tersebut?

10. Apa pendapat anda tentang Lembanna ditahun 2010 hingga 2015 dari

aspek Sosial dan Ekonomi?

Pengunjung.

1. Dari mana anda mengetahui informasi tentang Lembanna?

2. Sudah berapa kali anda datang ke Lembanna? Tahun berapa anda datang

pertama kali ke Lembanna?

3. Apa tujuan anda datang ke Lembanna?

4. Pernah anda melakukan interaksi dengan masyarakat Lembanna?seperti

apa bentuk interaksi tersebut?

5. Pada situasi seperti apa anda melakukan interaksi dengan masyarakat

Lembanna?

6. Apakah anda merasa akrab dengan masyarakat Lembanna?

7. Apakah ada dampak yang terjadi setelah anda melakukan proses interaksi

tersebut?

8. Apa pendapat anda tentang Lembanna ditahun 2010 hingga 2015 dari

aspek Sosial dan Ekonomi?

59

DOKUMENTASI PENELITIAN

Suasana Lingkungan Lembanna.

Kelompok Pengunjung yang baru tiba di rumah salah satu warga.

LAMPIRAN 2

60

Kendaraan yang dimiliki oleh salah satu pengunjung

Portal di pintu masuk Lingkungan Lembanna, pengunjung akan dikenakan

sumbangan sukarela oleh masyarakat untuk perbaikan jalan di Lembanna.

Papan nama masjid yang berada di Lingkungan

Lembanna.

61

Air terjun Lembanna tampak dari kejauhan.

Salah satu pintu untuk jalur pendakian menuju gunung Bawakaraeng.

Wawancara dengan salah satu informan (masyarakat setempat).

62

Papan tanda biaya parker di halaman rumah salah satu warga.

Salah satu informan (masyarakat setempat).

Kantor Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa.

63

RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Mochamad Syahir

Tempat & Tanggal Lahir : Jakarta, 09 Desember 1989

Jenis Kelamin : Laki – laki

Agama : Islam

Alamat : BTP Blok. AA No.117 Makassar

Riwayat Pendidikan

1) SD : SDN Mangun Jaya I, Kec. Tambun, Kab. Bekasi, Jawa Barat

2) SLTP : SLTP Negeri 1 Sinjai Utara, Kab. Sinjai, Sulawesi Selatan

3) SMA : SMA Negeri 2 Sinjai Utara, Kab. Sinjai, Sulawesi Selatan

4) Perguruan Tinggi : Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Hasanuddin

Riwayat Organisasi

1) Anggota Keluarga Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Hasanuddin tahun 2008-2015.

2) Anggota Lingkar Pengkajian Sosial Politik (LIPSTIK) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Hasanuddin tahun 2008-2011.

3) Anggota Divisi Kesekretariatan dan Perlengkapan pada Badan Pengurus Keluarga

Mahasiswa Sosiologi (KEMASOS) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Hasanuddin periode 2010-2011.

4) Penanggung Jawab Urusan Rumah Tangga pada Badan Pengurus Komunitas

Mahasiswa Pencinta Alam Sosial Politik (KOMPAS) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Hasanuddin periode 2010-2011.

5) Ketua I pada Badan Pengurus Keluarga Mahasiswa Sosiologi (KEMASOS) Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin periode 2011-2012.

6) Ketua Umum Komunitas Mahasiswa Pencinta Alam Sosial Politik (KOMPAS)

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin periode 2011-2012.

7) Koordinator Tim Perumus Konstitusi Keluarga Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Hasanuddin tahun 2012.

8) Koordinator Badan Pertimbangan Organisasi Keluarga Mahasiswa Sosiologi

(KEMASOS) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin periode

2012-2013.

9) Koordinator Pusat Pendidikan dan Latihan pada Badan Pengurus Komunitas

Mahasiswa Pencinta Alam Sosial Politik (KOMPAS) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Hasanuddin periode 2013-2014.

10) Sekretaris Dewan Musyawarah Kriyaw Pencinta Alam periode 2014-2016.