13

CR: Played by the Billionaire · Liam melambatkan gerakannya, dan melihat temannya mulai berkeringat di tengah cuaca yang dingin. Sekarang sudah memasuki bulan Juli di San Francisco,

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

PLAYED BY THE BILLIONAIRE

PLAYED BY THE BILLIONAIRE

seri GUIDE TO LOVE

Alexia Adams

PENERBIT PT ELEX MEDIA KOMPUTINDO

Played by the Billionaireby Alexia AdamsPublished in 2014 by Entangled Publishing, LLC.All rights reserved including the right of reproduction in whole or in part in any form.

Copyright © 2014 by Alexia AdamsAll rights reserved

Played by the BillionaireAlih bahasa: Nadiah AbidinHak Cipta Terjemahan IndonesiaPenerbit PT Elex Media KomputindoHak Cipta dilindungi oleh Undang-UndangDiterbitkan pertama kali tahun 2016 olehPenerbit PT Elex Media KomputindoKelompok Gramedia, Anggota IKAPI, Jakarta

716031709ISBN: 978-602-02-9428-5

Dilarang mengutip, memperbanyak, dan menerjemahkan sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit.

Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, JakartaIsi di luar tanggung jawab Percetakan

Untuk kekasih IT seksiku dan atas semua bot kecil yang tercipta untuk menjamin bahwa ibu satu ini

tidak akan pernah merasa bosan.

Satu

“A staga, habislah kau, Sobat.” Liam meluncurkan mobil Aston Martin-nya ke

tempat parkir luas ganda yang sudah dia pesan sebe-lum melirik temannya. Dia sama sekali tidak mem-bantah ucapan David, karena persis itulah yang se-dang dirasakannya.

“Aku harus melakukannya. Aku sudah berjanji pada Marcus.” Dada Liam terasa sesak saat menye-butkan nama kakak laki-lakinya. Waktu dua minggu tidak menyurutkan kepedihan yang dirasakannya saat dia menggenggam tangan Marcus dan melihat sang kakak mengembuskan napas terakhir. Dengan selu-ruh uang yang dimilikinya, Liam tetap tidak dapat menyelamatkan satu-satunya orang di dunia ini yang telah mencintainya sepenuh hati. Dia melepas ceng-keramannya dari kemudi.

“Jadi kau akan cuti dari jabatan CEO dan Pe-mimpin IWC Security untuk menyelesaikan buku kakakmu? Pindah profesi dari raja dunia keamanan Internet menjadi seorang penulis?” Keraguan dalam suara David terdengar seolah Liam memberitahunya kalau dia akan melesat ke luar angkasa minggu de-pan.

PLAYED BY THE BILLIONAIRE2

“Itu satu-satunya hal yang pernah dia minta dari-ku. Aku sudah janji akan menyelesaikannya dalam tiga bulan dan aku tidak bisa melakukannya kalau aku terus mengurus perusahaan. Marcus sudah mendapat-kan penerbit yang siap memublikasikannya, tapi nas-kah itu harus sudah siap akhir September ini. Marcus bilang itu karya terbaiknya, hasil kerjanya seumur hidup—warisannya. Dia ingin diingat karena tulisan-nya, bukan karena penyakit jantung yang langka.” Liam membuka pintu dan melangkah keluar dari mo-bil sport rendah itu.

“Aku tetap tidak mengerti kenapa kau yang harus menulis sisa novelnya. Memangnya kau tidak bisa menyewa orang lain? Bagaimana dengan istri Marcus? Kenapa bukan Crescy yang menulisnya?”

Mereka menaiki tangga beton menuju lantai uta-ma kantor pusat ICW Security. Tapi bukannya mem-buka pintu ke arah lobi untuk menuju kantor, Liam berbelok ke kiri menuju jalan raya.

“Aku berjanji pada Marcus kalau aku akan menu-lisnya sendiri. Penting baginya kalau seseorang yang mencintainya mengerti soal itu. Crescy sangat terpu-kul dan sudah pulang ke Saint Lucia. Lagi pula, dia baru menjadi bagian hidup Marcus selama empat ta-hun. Aku sudah mengenal kakakku selama tiga puluh dua tahun untuk mengerti jalan pikirannya. Aku su-dah punya seorang editor yang siap memperbaiki tata bahasaku yang buruk, dan aku sudah membaca semua

ALEXIA ADAMS 3

buku karya Marcus. Aku toh pernah menulis sesuatu sebelumnya, kau tahu.”

“Kau menulis tentang program keamanan dalam berbagai bahasa, sayangnya bahasa Inggris bukan salah satunya. Memangnya kau akan menulis novel dalam bahasa Perl?”

Liam mengabaikan temannya. Menulis buku adalah hal terakhir yang harus dicemaskan dalam kese luruhan situasi konyol ini. Bagian percintaan-lah yang membuatnya terjaga dengan panik di setiap malam semenjak dia berjanji kepada kakaknya.

“Omong-omong, mau ke mana kita?” David ter-dengar terengah. Terpaksa setengah berlari untuk mengimbangi langkah-langkah panjang Liam.

Liam melambatkan gerakannya, dan melihat temannya mulai berkeringat di tengah cuaca yang dingin. Sekarang sudah memasuki bulan Juli di San Francisco, tapi bukan berarti udaranya hangat. “Melakukan sedikit riset,” tanggapnya.

“Riset macam apa?”Liam berhenti dan menekan tombol penyebe-

rangan. Seorang pemuda, mengenakan jaket ber-tudung hitam dengan celana melorot separuh di bokongnya dan sebatang rokok terselip di bibirnya, menjauh selangkah dari jalur Liam. Seulas senyuman sinis tersungging di bibir Liam saat memperhatikan gerak-gerik bocah punk itu. Kenapa dia tidak memi-liki postur tubuh seperti itu saat masih anak seko-lah?

PLAYED BY THE BILLIONAIRE4

Tumbuh lebih tinggi nyaris tiga puluh senti dan bertubuh berotot begitu Liam lulus sekolah tidaklah ada artinya setelah tahun-tahun yang dihabiskan Mar-cus dengan berperan sebagai kakak yang protektif. Karena itu, Liam harus membalasnya sekarang. Mar-cus selalu menjadi pahlawannya, satu-satunya orang yang mengerti dan menyayanginya. Dia akan melaku-kan apa pun untuk sang kakak. Dada Liam kembali terasa sesak, jadi dia menghirup napas dalam-dalam, berharap akan meredakan tekanan di dadanya.

Suara nyaring pertanda menyeberang jalan me-mecahkan lamunan murung Liam. “Marcus menulis novel misteri dengan elemen cinta di dalamnya. To-koh utamanya seorang pria biasa yang terjebak dalam intrik tertentu. Di tengah jalan, dia bertemu seorang gadis dan jatuh cinta. Bagian misterinya bisa kutulis tanpa masalah. Marcus sudah membuatkan rang-kuman plot untuk bagian itu. Tapi itu beda dengan elemen cintanya. Aku bukan tipe orang biasa yang berkencan setiap malam. Dan agar emosi dalam ade-gan itu terasa nyata, aku harus mengalaminya sendiri. Jadi aku butuh seorang pacar.” Liam melontarkan kata terakhir seolah itu mengandung racun.

“Kenapa tidak kau telepon saja salah satu wanita yang pernah kau kencani sebelumnya?”

“Percayalah, aku sudah terpikir ke situ. Menurut Marcus, hubungan itu harus sungguhan. Bukan kare-na kekayaanku. Semua kekasihku sebelumnya ada un-

ALEXIA ADAMS 5

tuk makan malam mewah, liburan yang eksotis, dan perhiasan indah.”

“Bagaimana dengan gadis Latvia itu. Siapa nama-nya? Svetlana? Kau langsung meninggalkannya begitu ucapan ‘aku mencintaimu’ keluar dari mulutnya.”

“Namanya Iliana dan dia model dari Lituania.” Liam menghela napas letih. “Begitu wanita bilang dia mencintaimu, dia mengharapkan pernikahan dan anak. Aku tidak mau menikah dan anak. Lebih baik mengakhirinya dengan hadiah mewah yang pan-tas daripada membuang-buang waktu kami dalam hubungan itu. Tapi di novel itu, pemeran utamanya adalah pria biasa. Jadi aku harus pura-pura menjadi pria biasa dan mendapat seorang pacar yang biasa. Tidak ada kencan mewah atau perjalanan dengan pe-sawat jet pribadi ke kepulauan Karibia, pokoknya ha-rus sesuatu yang dilakukan pria biasa. Tidak ada wani-ta yang pernah kukencani yang sudi melakukan itu.”

“Lalu apa rencanamu untuk mendapatkan seorang pacar yang tidak tahu siapa kau sesungguhnya? Begitu mencari di Google, dia akan menemukan identitasmu dalam waktu dua puluh detik.”

“Karena itu, aku akan cukur janggut, merombak penampilan, dan menggunakan nama tengahku. Jika wanita itu melakukan pencarian, dia tidak mungkin berpikir kalau William Manning si pria kaya adalah orang yang sama dengan Liam Mackenzie si pria bia-sa. Aku sudah buat beberapa profil sosial media atas nama Liam si pria biasa, dan virus misterius sementara

PLAYED BY THE BILLIONAIRE6

waktu ini sudah merusak semua foto William Man-ning di Internet. Virus itu punya batas waktu, jadi semua akan normal lagi dalam waktu beberapa ming-gu, itu bakal memberiku waktu untuk kembali dan memperbaikinya nanti.”

Liam membuka pintu sebuah kedai kopi kecil. Ada sepuluh orang yang sedang mengantre. Setelah mem-beri tanda kepada barista yang berdiri di belakang mesin espresso, Liam melewati antrean panjang dan mengambil dua cangkir kopi yang diletakkan si gadis barista itu di konter. Dia tersenyum kepada gadis yang mendadak pipinya merona itu, sebelum mengarahkan David ke sebuah meja kecil di pojok ruangan.

“Tunggu dulu. Kau barusan bilang kau akan cukur janggut? Apa ada orang yang pernah melihatmu tanpa janggut dan kumis?”

“Tidak, justru itulah tujuannya. Tidak akan ada yang kenal denganku, dan aku bisa berperan jadi pria biasa sampai aku berhasil menyelesaikan buku konyol itu dan kembali ke kehidupan nyataku.” Liam meng-usap janggutnya, yang sedikit lebih panjang dari bia-sanya karena dia belum bercukur semenjak Marcus masuk rumah sakit yang terakhir kali. Dia belum per-nah bercukur sejak kumisnya mulai tumbuh di umur enam belas.

“Sedang apa kita di sini? Kau sedang meneliti apa yang dilakukan orang normal di pagi hari?” Da-vid meneguk kopinya. Sedikit rasa kaget tampak di wa jahnya begitu rasa kopi yang kaya menyentuh li-

ALEXIA ADAMS 7

dahnya. “Wow, kopi ini jauh lebih enak daripada yang biasanya kuminum.”

“Itu karena kopinya masih panas dan baru dibuat. Saat kau ingat pada kopi pesananmu, biasanya kopi itu sudah dingin dengan ampas yang mengambang. Bukannya aku mengeluh. Kau programmer terbaik yang aku punya. Aku menghargai dedikasimu pada pekerjaan yang kau lakukan. Dan untuk menja-wab pertanyaanmu tadi, aku kemari untuk mencari seorang wanita.”

“Apa? Kau akan mencomot seorang wanita dari antrean di sini?” David mengamati barisan orang yang menunggu giliran untuk memesan.

“Tentu saja tidak. Aku sudah mengatur semua-nya.” Liam duduk. Dia mencoba teknik menarik napas dalam-dalam yang biasa dilakukan Marcus un-tuk mengatasi rasa sakit. Kalau orang lain yang me-mintanya melakukan semua ini, dia pasti langsung menembak orang itu. Liam sudah menjalani sepuluh tahun terakhir dengan menghindari adanya cinta dan hubungan.

Dua kali dia membiarkan dirinya merasakan se-suatu pada seorang wanita dan keduanya berakhir dengan pengkhianatan. Dia cukup pintar untuk me-mahami batas kemampuannya. Dia bukan tipe yang layak dicintai. Iliana mungkin berkata kalau dia men-cintai Liam, tapi yang wanita itu maksud sebenarnya adalah dia mencintai uangnya dan bersedia meneri-manya hanya untuk mendapatkan kehidupan mewah.

Tentang Penulis

A lexia pernah berkeliling dunia, bertemu orang-orang baru, melihat dan merasakan hal-hal

baru. Dia pernah tinggal di Kanada, Selandia Baru, Australia, Inggris, dan Prancis, juga menghabiskan waktu di Panama dan Rusia. Ketika hidup menuntut-nya untuk tinggal di satu tempat, dia melanjutkan ke-senangannya bertualang melalui tokoh-tokoh yang dia ciptakan dalam novel-novel romantisnya. Untuk menemukan buku-buku lain yang telah ditulis Alexia atau membaca blognya tentang destinasi-des-tinasi yang menginspirasi, Journey to Love, kunjungi http://Alexia-Adams.com atau follow akun twitternya @AlexiaAdamsAuth.