60
Tlsn ini merupakan laporan PKL saya selama PKL di Garuda pada agustus 2007, bagi yang mau berkonsultasi dan menayaka hal lainnya dapat hbngi sy 081585915086 (aris) BAB I PENDAHULUAN 1.2. Latar Belakang PKL Saat ini dunia berubah dengan begitu cepatnya. Kehidupan, masyarakat, dan perekonomian menjadi lebih kompleks. Persaingan semakin hari semakin sengit. Untuk memenangkan persaingan itu tentunya kita harus memiliki kompetensi serta nilai jual yang tinggi. Kompetensi yang tinggi itu hanya dapat terwujud jika terdapat sistem pendidikan yang baik dan berkualitas. Kita menyadari bahwa realita pendidikan di Indonesia masih jauh dari harapan. Hal ini terjadi karena masih rendahnya perhatian dan kesadaran dari berbagai pihak akan pentingnya pendidikan. Selain itu

Corporate Garuda Dlm Hadapis Situasi Krisis

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Corporate Garuda Dlm Hadapis Situasi Krisis

Tlsn ini merupakan laporan PKL saya selama PKL di Garuda pada agustus

2007, bagi yang mau berkonsultasi dan menayaka hal lainnya dapat hbngi sy

081585915086 (aris)

BAB I

PENDAHULUAN

1.2. Latar Belakang PKL

Saat ini dunia berubah dengan begitu cepatnya. Kehidupan, masyarakat,

dan perekonomian menjadi lebih kompleks. Persaingan semakin hari semakin

sengit. Untuk memenangkan persaingan itu tentunya kita harus memiliki

kompetensi serta nilai jual yang tinggi. Kompetensi yang tinggi itu hanya dapat

terwujud jika terdapat sistem pendidikan yang baik dan berkualitas.

Kita menyadari bahwa realita pendidikan di Indonesia masih jauh dari

harapan. Hal ini terjadi karena masih rendahnya perhatian dan kesadaran dari

berbagai pihak akan pentingnya pendidikan. Selain itu juga, sistem pendidikan

yang diterapkan di Indonesia juga tidak berjalan dengan efektif .

Terlepas dari itu semua kita harus tetap optimis dan melakukan hal-hal

yang terbaik untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik. Salah satunya adalah

dengan membekali diri kita dengan pendidikan dan ilmu pengetahuan yang

bermanfaat sebanyak mungkin. Salah satu wujud kongkrit dari membekali diri

dengan dengan ilmu pengetahuan itu adalah mengikuti kegiatan Praktek Kerja

Lapangan (PKL)

Page 2: Corporate Garuda Dlm Hadapis Situasi Krisis

Seperti pernyataan diatas tadi unsur yang mempengaruhi kualitas Sumber Daya

Manusia adalah mutu pendidikan. Selain itu unsur lain yang tidak kalah

pentingnya untuk menciptkan manusia yang berkualitas adalah kemampuan

komunikasi, dan kesadaran diri dalam bersosialisasi dengan lingkungannya.

Untuk menciptakan SDM yang memiliki kemampuan untuk dapat terjun dalam

dunia pekerjaan, maka diadakanlah mata kuliah Praktek Kerja Lapangan (PKL)

sebagai unit tugas yang harus diikuti oleh setiap Mahasiswa dalam rangka

mengembangkan pengetahuan mahasiswa.

Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah salah satu mata kuliah yang wajib

diikuti oleh setiap mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik. Mata kuliah ini

lebih bersifat praktis. Dalam artian mahasiswa tidak mengikuti perkuliahan

sebagaimana perkuliahan pada umumnya, dimana terjadi interaksi tatap muka

antar dosen-mahasiswa di kelas. Mata kuliah praktikum ini adalah kesempatan

besar bagi para mahasiswa untuk ‘terjun’ langsung melakukan pengamatan dan

mengerjakan kegiatan-kegiatan kerja yang berkaitan dengan bidang komunikasi.

Mata kuliah ini juga bermanfaat bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmu-

ilmu yang telah didapatnya selama kuliah. Dalam mata kuliah ini mahasiswa akan

dihadapkan kepada sebuah realiata dunia kerja yang begitu kompetitif dan

membutuhkan tingkat adaptasi yang tinggi.

Garuda Indonesia merupakan salah satu operator penerbangan milik

pemerintah (BUMN) yang telah cukup berpengalaman dan lama dalam

meyediakan jasa transportasi udara di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan

Page 3: Corporate Garuda Dlm Hadapis Situasi Krisis

berbagai macam peristiwa dan kejadian yang menuntut keahlian dan pengalaman

berbagai macam unit kerjanya untuk menangulanginya.

Peristiwa itu bisa berupa incident atau accident yang setiap saat bisa

terjadi dan tentunya akan menciptakan situasi krisis yang cukup kompleks. Situasi

itu jika tidak ditangani secara terencana dan baik tentunya akan menghambat

kinerja perusahaan. Dalam menghadapi sebuah situasi krisis penulis memberikan

penilaian yang cukup baik kepada Garuda. Penulis cukup terharu dan takjub

dengan penanganan kecelakaan GA-200 rute Jakarta-Yogyakarta yang terjadi di

Bandar Udara Adisutjipto, Yogyakarta pada 3 Maret 2007 lalu. Penanganan

korban begitu baik dan cepat, arus informasi yang diberikan begitu terbuka dan

uptuded, dan hal yang membuat penulis lebih salut lagi adalah setelah Emirsyah

Satar, CEO Garuda terjun langsung ke lokasi kejadian sesaat setelah terjadinya

kecelakaan. Dan beliau sangat terbuka sekali menjawab berbagai pertanyaan

wartawan. Selain itu sebagai maskapai nasional yang mengutamakan

kenyamanan dan keamanan Garuda telah memiliki standar baku dalam

menghadapi situasi krisis (Crisis Plan). Garuda telah memiliki tim Emergency

Response Plan (EPR) yang terlatih dalam menghadapi situasi krisis. Tidak semua

perusahaan, khususnya maskapai penerbangan di Indonesia memiliki kepedulian

tinggi terhadap situasi krisis seperti Garuda. Garuda memiliki sense of crisis yang

bagus.

Garuda Indonesia juga memiliki strategi pemasaran yang cukup jitu dalam

menghadapi persaingan di dunia usaha penerbangan yang semakin tinggi. Untuk

menghadapi persaingan jasa penerbangan yang menawarkan harga murah garuda

Page 4: Corporate Garuda Dlm Hadapis Situasi Krisis

menghadirkan Garuda CitiLink yang menawarkan tarif murah (LCC) yang

megedepankan ketepatan waktu. Selain itu garuda juga menawarkan berbagai

macam kemudahan dan kenyamanan bagi konsumenya dengan meluncurkan

layanan etravel. Layanan ini memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi para

calon penumpang dalam memperoleh tiket dan melakukan reservasy. Selain itu

Garuda Indonesia juga memberikan apresiasi yang cukup tinggi bagi para

pelanganya untuk dapat menjadi anggota Garuda Frequent Flyer. Anggota Garuda

frequent Flyer ini tentunya akan mendapatkan prioritas serta berbagai macam

keuntungan yang ditawarkan Garuda.

Berdasarkan hal diatas itu lah yang menyebabkan penulis sangat tertarik

sekali untuk dapat mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Garuda Indonesia.

Meskipun penulis menyadari saat ini begitu banyak masalah yang menerpa

operator plat merah ini. Salah satu masalah itu adalah larangan terbang Uni Eropa

terhadap seluruh maskapai penerbangan Indonesia. Namun menurut keterangan

bapak Singgih Handoyo selaku GM Komunikasi Exsternal Garuda Indonesia,

“masalah ini merupakan masalah antar regulator saja dan Garuda Indonesia telah

memenuhi standar yang diinginkan Uni Eropa”. Beliau juga menambahkan

“masalah ini muncul karena keterlambatan pihak regulator kita (dalam hal ini

Dirjen Perhubungan Udara) dalam merespon surat yang telah dilayangkan Uni

Eropa, sebelum menjatuhkan larangan terbang tersebut”. Beliau optimis larangan

ini hanya bersifat sementara karena Garuda terus melakukan pembenahan disegala

bidang.

Page 5: Corporate Garuda Dlm Hadapis Situasi Krisis

1.2. Ruang Lingkup PKL

Dalam Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang telah penulis lakukan di

Garuda Indonesia pada tanggal 16 Juli 2007 sampai dengan 16 Agustus 2007 lalu,

penulis ditempatkan sesuai dengan penjurusan penulis yaitu di Dinas Corporate

Communications Garuda Indonesia. Banyak sekali ilmu dan pengalaman yang

penulis dapatkan.

Dalam Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang telah penulis lakukan di

Garuda Indonesia tersebut penulis menjadi tambah yakin betapa pentingnya peran

sebuah Dinas Corporate Communications dalam memberikan informasi yang

kompeten bagi publiknya, baik publik internal maupun publik exsternal.

Dalam memberikan informasi untuk publik internalnya Dinas Corporate

Communications berkewajiban untuk memberikan informasi yang berguna baik

bagi penambahan pengetahuan karyawan maupun memberikan informasi yang

bermanfaat bagi para direksi untuk membuat kebijakan yang diangap perlu. Selain

itu dinas Corporate Communications juga harus mampu menyampaikan serta

mensosialisasikan berbagai macam kebijaksanaan perusahaan.

Dalam menjalankan fungsinya Dinas Corporate Communications Garuda

Indonesia harus mampu memberikan informasi yang akurat mengenai kondisi

terkini perusahaan kepada masyarakat. Informasi yang disampaikan tersebut harus

berdasarkan realita yang terjadi. Selain itu informasi yang disajikan harus

disesuaikan dengan kebutuhan dan kepentingan perusahaan dan masyarakat.

Karena pada kenyataanya Dinas Corporate Communications memainkan peran di

perbatasan (boundary role). Peran yang menuntut propesionalime dinas ini untuk

Page 6: Corporate Garuda Dlm Hadapis Situasi Krisis

menjadi penghubung yang baik antara perusahaan dengan publik intrernal dan

ekstrernalnya. sikap netral mutlak dibutuhkan.

Dalam konteks ini Dinas Corporate Communications ini telah

menjalankan fungsi public relations. Fungsi yang telah dijalankan Dinas

Corporate Communications Garuda Indonesia itu sesuai dengan fungsi public

relations menurut Betrand R Canfield. Dalam bukunya “Public Relations

Principles and problems” (Berrtand R Canfield 1964) mengemukakan tiga fungsi

Public Relations :

1. It should serve the public’s interest (mengabdi kepada kepentingan publik)

2. Maintain good communications (memelihara komunikasi yang baik)

3. And stress good morals and manners (menitikberatkan moral dan tingkah

laku yang baik).

1.3. Tujuan PKL

Maksud dan tujuan dari Praktek Kerja Lapangan ini adalah :

1. Memberikan tambahan wawasan dan pengembangan behavior

attitude dalam realitas kerja secara umum.

2. Mendapatakan kesempatan dalam memahami aplikasi komunikasi

dalam suatu perusahaan

3. Memperkenalkan dunia kerja di bidang komunikasi

4. Memberikan gambaran secara nyata kepada mahasiswa mengenai

lingkungan dan situai kerja di suatu perusahaan dan meningkatkan

Page 7: Corporate Garuda Dlm Hadapis Situasi Krisis

pengetahuan serta wawasan mahasiswa mengenai dunia kerja yang akan

diterjuni nanti.

5. Membantu mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu yang telah

didapatkan di bangku perkuliahan kedalam satu lingkungan kerja yang

sesungguhnya dimana melalui kegiatan ini mahasiswa diharapkan dapat

mengukur kemampuannya yang berkaitan dengan disiplin Ilmunya.

6. Melatih mahasiswa agar dapat menjadi tenaga kerja profesional,

kreatif, dan produktif dalam menyelesaikan tugasnya serta mengajarkan

Mahasiswa dalam mengidentifikasi masalah serta dalam mencari

pemecahan masalahnya.

1.4. Manfaat PKL

Berikut adalah manfaat penulis selama mengikuti Kerja Praktek

1. Menambah Ilmu pengetahuan serta pengalaman penulis di bidang dunia

komunikasi

2. Menambah dan meningkatkan wawasan penulis mengenai praktek

menghadapi publik internal dan eksternal Dinas Corporate

Communications.

3. Penulis dapatkan mengaplikasikan keahlian penulis dalam bidang

teknologi informasi.

4. Mengembangkan sikap profesional penulis untuk memasuki lapangan

pekerjaan yang sebenarnya.

Page 8: Corporate Garuda Dlm Hadapis Situasi Krisis

5. Mengetahui iklim dan budaya kerja karyawan Garuda Indonesia

khususnya di Dinas Corporate Communications.

6. Memperluas koneksi penulis.

7. Menambah kepercayaan penulis dalam berkomunikasi baik secara antar

pribadi maupun di hadapan orang banyak.

BAB II

GAMBARAN UMUM GARUDA INDONESIA

2.1. Sejarah Singkat Garuda Indonesia

Sebuah maskapai penerbangan adalah sebuah organisasi yang

menyediakan jasa penerbangan bagi penumpang atau barang. Mereka menyewa

atau memiliki pesawat terbang untuk menyediakan jasa tersebut dan dapat

membentuk kerja sama atau aliansi dengan maskapai lainnya untuk keuntungan

bersama. Saat ini Garuda Indonesia memiliki 62 Armada dan 47 Destinasi.

Penerbangan Garuda Indonesia atau lebih dikenali sebagai Garuda

Indonesia merupakan perusahaan penerbangan Indonesia. Garuda adalah nama

burung mitos. Garuda Indonesia berawal dari tahun 1940-an, di mana Indonesia

masih berperang melawan Belanda. Pada saat itu, Garuda terbang dengan pesawat

DC-3.

26 Januari 1949 dianggap sebagai hari jadi maskapai penerbangan ini.

Pada saat itu nama maskapai ini adalah Indonesian Airways. Pesawat pertama

mereka bernama Seulawah atau Gunung Emas, dana untuk membeli pesawat ini

didapatkan dari sumbangan masyarakat Aceh, pesawat tersebut dibeli seharga

Page 9: Corporate Garuda Dlm Hadapis Situasi Krisis

120,000 dolar malaysia yang sama dengan 20 kg emas. Maskapai ini tetap

mendukung Indonesia sampai revolusi terhadap Belanda berakhir. Pada tanggal

tersebut pesawat Dakota RI-001 “Seulewah” ini melaksankan misi niaganya yang

pertama kali.

Namun maskpai ini baru beroperasi pada tanggal 31 Maret 1950 dengan

sejumlah pesawat yang diterima Pemerintah Republik Indonesia dari peusahaan

penerbangan KLM. Pemerintah Burma banyak menolong maskapai ini pada masa

awal maskapai ini. Oleh karena itu, pada saat maskapai ini diresmikan sebagai

perusahaan pada 31 Maret 1950, Garuda menyumbangkan Pemerintah Burma

sebuah pesawat DC-3. Pada 1953, maskapai ini memiliki 46 pesawat, tetapi pada

1955 pesawat Catalina mereka harus pensiun. Tahun 1956 mereka membuat rute

penerbangan pertama ke Mekkah.

Tahun 1960-an adalah saat kemajuan pesat maskapai ini. Tahun 1965

Garuda mendapat dua pesawat baru yaitu pesawat jet Convair 990 dan pesawat

turboprop Lockheed L-118 Electra. Pada tahun 1961 dibuka jalur menuju Bandara

Internasional Kai Tak di Hong Kong dan tahun 1965 tibalah era jet, dengan DC-8

mereka membuat jalur penerbangan ke Bandara Schiphol di Haarlemmeer,

Belanda, Eropa.

Tahun 1970-an Garuda mengambil perangkat DC-9 dan juga Pesawat Jet

kecil Fokker F28 saat itu Garuda memiliki 36 pesawat F28 dan merupakan

operator pesawat terbesar di dunia untuk jenis pesawat tersebut, sementara pada

1980-an mengadopsi perangkat dari Airbus, seperti A300. Dan juga Boeing 737,

juga McDonnell Douglas MD-11.

Page 10: Corporate Garuda Dlm Hadapis Situasi Krisis

Garuda semakin berkembang dan seluruh pesawatnya kemudian terdiri

dari pesawat bermesin jet. Kekuatan armadanya berturut-turut ditambah dengan

tipe-tipe pesawat seperti; Douglas DC-10, Boeing B-747, Airbus A-300, dan A-

330.

Sebagai perusahaan penerbangan pembawa bendera bangsa nasional,

Garuda Indonesia berjuang sekuat tenaga dalam menegakan citra bangsa dan

negara melalui pelayananya. Kini jaringan penerbangan Garuda Indonesia telah

menjangkau seluruh wilyah Indonesia, sedangkan keluar negeri meliputi kota-kota

di benua Asia dan Australia. Garuda Indonesia juga digunakan dalam mengangkut

ribuan jemaah haji setiap tahunya. Selain itu Garuda Indonesia meupakan sarana

kunjungan resmi kepala negara ke berbagai negara.

2.1. Struktur Garuda Indonesia

Struktur Garuda Indonesia dipegang oleh seorang Direktur Utama atau

CEO sebagai pengelola perusahaan dalam mengambil keputusan yang bersifat

strategis dan dibantu oleh enam orang Direktur (lihat lampiran). Enam Orang

Direktur tersebut di Garuda Indonesia disebut sebagai EVP (Executife Vice

President) dan membawahi beberapa VP (Vice President). Direktur Utama atau

CEO membawahi:

1. EVP Business Support and Corporate Affairs yang terdiri atas

a. VP Corporate Planning

b. VP Human Resources Management

c. VP Corporate Communications

Page 11: Corporate Garuda Dlm Hadapis Situasi Krisis

d. VP Corporate Affair

e. VP Business Support

2. EVP Finance yang terdiri atas

a. VP Managerial Accounting

b. VP Tresury Management

c. VP Financial Accounting

3. EVP Enginering, Maintanance and Information System yang terdiri atas

a. VP Quality Assurance and Safety

b. VP Aircraft Maintanance

c. VP Informations System

4. EVP Operations yang terdiri atas

a. VP Flight Planning and Operational Control

b. VP Flight Operations

c. VP Flight Support and Development

d. VP cabin Services

5. EVP Services yang terdiri atas

a. VP Service Delivery

b. Service Ground Support

c. Custumer Relation Management

6. EVP Sales and Marketing yang terdiri atas

a. VP Marketing Product Strategy

b. VP Network Management

c. VP Revenue Management

Page 12: Corporate Garuda Dlm Hadapis Situasi Krisis

d. VP Sales Distributions

2.2. Sekilas Tentang Dinas Corporate Communications Garuda Indonesia

Dinas Corporate Communicatins Garuda Indonesia di pimpin oleh seorang

Vice President (VP) Corporate Communications yang membawi tiga orang orang

setingkat GM (Grand Manager). Ketiga GM itu adalah GM Komunikasi Visual

and Multimedia, GM Komunikasi Ekternal, GM Komunikasi Internal.

Dinas ini didirikan sebagai supporting unit perusahaan.Tugas dinas ini

adalah menjalankan fungsi manajemen komunikasi (Internal dan Ekstrenal)

dilaksanakan secara terencana, terarah dan berkelanjutan. Dinas ini merupakan

bagian dari top manajemen yang berperan sebagai Liaison atau mediator atau

boundary antar organisasi dengan publiknya.Peran ini di wujudkan dalam bentuk :

1. Membantu manajemen dalam membangun opini publik

2. Membantu Manajemen Menelola isu-isu yang menyangkut atau

berpengaruh terhadap perusahaan

3. Membantu mempertahankan image (citra) positif perusahaan melalui

teknik-teknik komunikasi

2.3. Visi Misi dan Tujuan Garuda Indonesia

2.3.1 Visi Garuda Indonesia

Page 13: Corporate Garuda Dlm Hadapis Situasi Krisis

Visi Garuda Indonesia yang terbaru adalah : Menjadi perusahaan

penerbangan pilihan utama di Indonesia yang berdaya saing Internasional. Dari

paparan tersebut dapat kita mengambil sebuah kesimpulan bahwa Garuda

Indonesia mempunyai tujuan untuk menjadi perusahaan penerbangan yang

berkualitas baik secara nasional dan internasional dan Garuda Indonesia ingin

menjadi pilihan utama rakyat Indonesia.

2.3.2 Misi Garuda Indonesia

Misi Garuda Indonesia adalah : memberikan pelayanan dan jasa angkutan

yang memberikan kepuasan kepada pengguna jasa secara terpadu dan propesional

dan didukung oleh sumber daya manusia yang kompeten. Dari paparan tersebut

dapat kita simpulkan bahwa dalam mewujudkan menjadikan Garuda Indonesia

dalam menjadi Pilihan Utama di Indonesia dan berdaya saing internasional

Garuda Indonesia berupaya memberikan pelayanan dan kepuasan bagi penguna

jasanya dengan didukung oleh sumber daya manusia yang kompeten.

2.3.3 Tujuan Garuda Indonesia

Tujuan atau sasaran yang inggin dicapai garuda Indonesia adalah sbb

1. Membuat Garuda Indonesia menjadi tuan rumah di dalam negeri

(penerbangan domestik) dan mampu berkompetisi setara dengan

perusahaan internasional lainya.

2. Garuda Indonesia sebagai usaha yang bergerak dibidang cunsumer service

3. Menjadi leading carrier dalam penerbangan dalam negeri dan flag carrier

dalam penerbangan internasional

Page 14: Corporate Garuda Dlm Hadapis Situasi Krisis

Dalam mewujudkan tujuan itu diterapkan sebuah strategi yaitu menata ulang

seluruh aspek operasi, bisnis dan manajemen. Penjabaran strategi itu adalah sbb :

1. Strategi Jangka Pendek adalah sbb :

a. Menata ulang kegiatan operasi dan manajemen Garuda Indonesia agar

penerbangan Garuda Indonesia kembali menjadi penerbangan yang

tepat waktu dengan kualitas pelayanan yang prima.

b. Menata ulang aspek bisnis agar seluruh penerbangan Garuda Indonesia

menjadi Positf.

2. Jangka Menengah adalah :

Membangun organisasi dan manajemen Garuda Indonesia yang efektif

agar mampu mengembangkan bisnis Garuda Indonesia sejajar dengan

perusahaan penerbangan internasional.

3. Jangka Panjang adalah :

Meningkatkan operasi dan bisnis Garuda Indonesia agar mampu melayani

penerbnagan yang menjangkau tujuan penerbangan (destination) yang

semakin luas di manca negara.

2.3.4 Nilai-Nilai Budaya Garuda Indonesia

Nilai Budaya Garuda Indonesia disebut FLY-HI penjabaranya adalah sbb:

1. Efficient and Effective : Insan Garuda Indonesia meyakini bahwa

bekerja secara efesien dan efektif akan memberikan hasil yang

optimal. Untuk itu Insan Garuda Indonesia senatiasa melakukan

tugas yang diembanya secara teliti, tepat dan akurat dalam waktu

Page 15: Corporate Garuda Dlm Hadapis Situasi Krisis

sesingkat mungkin dan tenaga serta biaya se-efisien mungkin tanpa

mengorbankan kualitas.

2. Loyalty : Insan Garuda Indonesia meyakini bahwa kesetiaan

terhadap perusahaan dan dedikasi untuk mewujudkan kerjasama

tim akan menghasilkan sinergi bagi pencapaian tujuan perusahaan,

oleh karenanya Insan Garuda Indonesia dapat melaksanakan setiap

tugas yang didelegasikan kepadanya dengan penuh dedikasi,

tanggung jawab dan disiplin.

3. Custumer Centricity : Insan Garuda Indonesia meyakini bahwa

kepuasan pelangan merupakan landasan dari kepercayaan dan

kesetiaanya kepada Garuda Indonesia yang akan menunjang

tercapainya tujuan perusahaan secara berkesinambungan, oleh

karenanya Insan Garuda Indonesia harus senantiasa penuh

perhatian, siap membantu dan melayani pelanggan.

4. Honesty and Openness : Insan Garuda Indonesia meyakini bahwa

kejujuran dan keterbukaan akan membangun suatu sikap saling

percaya dan saling pengertian baik sesama insan Garuda Indonesia

maupun dengan pelanggan dan atau pihak lain yang relevan, oleh

karenanya Insan Garuda Indonesia harus selalu jujur, tulus dan

ikhlas dalam menjalankan seluruh aktifitasnya dan melakukan

komunikasi dua arah yang jelas dan transparan dengan

memperhatikan prinsip kehati-hatian dan tetap menjaga

kerahasiaan.

5. Integrity : Insan Garuda Indonesia meyakini bahwa integritasnya

sebagai mahluk beriman harus selalu dijaga dalam rangka

Page 16: Corporate Garuda Dlm Hadapis Situasi Krisis

menghasilkan karya yang terbaik untuk perusahaan, oleh

karenanya Insan Garuda Indonesia harus menjaga harkat dan

martabat serta menghindarkan diri dari perbutan tercela yang dapat

merusak citra profesi dan perusahaan.

BAB III

HASIL PKL

3.1. Kegiatan Yang Telah Dilakukan

Banyak sekali pengalaman serta kegiatan yang telah penulis dapatakan

selama penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Dinas Corporate

Communications diantarnya adalah ikut serta mendampingi beberapa Direktur

Garuda Indonesia dalam sidak yang dilakukan Mentri Perhubungan RI dan

bebrapa anggota komisi V DPR RI ke pusat perawatan Garuda Indonesia GMF di

Cengkareng pada 23 Juli 2007. Kegiatan lain yang telah penulis lakukan adalah

ikut serta dalam Training Media Relations Bagi Branch Office di Hotel Alila pada

tanggal 01 Agustus 2007. Pengalaman Berharga yang penulis bisa dapatkan

adalah menjadi delegasi Garuda Indonesia dalam seminar Intelectual Businee

Community di Financial Club Niaga Tower pada tanggal 27 Juli 2007. Selain itu

penulis juga diberikan kepercayaan untuk membantu press Conference Garuda

Indonesia yang bertema “Laporan Kinerja Garuda Indonesia Dalam Semester

Pertama 2007” yang diselengarakan pada 02 Agustus 2007. Namun kegiatan

utama penulis adalah membantu pembuatan kliping. Penulis sangat senang dan

beruntung bisa bergabung dengan Dinas Corporate Communication Garuda

Page 17: Corporate Garuda Dlm Hadapis Situasi Krisis

Indonesia. Hal ini karena penulis banyak sekali diberikan berbagai macam ilmu

dan pengalaman yang tentunya bermanfaat bagi masa depan penulis.

Setiap hari Dinas Corporate Communication Garuda Indonesia membuat

kliping. Kliping ini nantinya akan berguna selain untuk sumber informasi bagi

karyawan juga berguna untuk direksi dalam membuat kebijakan yang diangap

perlu. Direktur Utama, Executive Vice President dan Vice President setiap hari

mendapatkan satu buah kliping hari ini. Kliping ini setiap harinya juga diupload

ke dalam media intranet perusahaan.

Kliping merupakan salah satu kegiatan Public Relations, ada beberapa

pengertian tentang kliping, salah satunya menurut Onong Uchjana Effendy

(1989:53) kliping atau guntingan berita adalah kolom-kolom berita dari surat

kabar, majalah dan media cetak lainya yang digunting kemudian dilekatkan ke

kertas kosong uguna keperluan tertentu.

Pengertian lain mengenai kliping menurut Anton Moeliono dalam “Kamus

Besar Bahasa Indonesia” Departemen Pendidikan dan Kebudyaan (1990:867),

Kliping adalah guntingan artikel atau berita dan surat kabar, majalah dan

sebagainya yang dianggap penting untuk disimpan atau di dokumentasikikan.

Banyak sekali manfaat dari pembuatan kliping ini. Diantaranya adalah

akan menambahnya pengetahuan orang-orang yang membacanya serta pembaca

menjadi lebih mengerti tentang berbagai persoalan. Isu yang diangkat kliping juga

bisa digunakan sebagai bahan diskusi antar Direksi. Kliping juga bisa digunakan

sebagai keterangan-keterangan yang dipakai untuk mengambil sebuah keputusan.

Page 18: Corporate Garuda Dlm Hadapis Situasi Krisis

Bahan Kliping yang dibuat oleh Dinas Corporate Communication Garuda

Indonesia diambil dari hampir seluruh media cetak nasional, internasional maupun

dari media cetak daerah. Selain dari media cetak bahan yang digunakan dalam

pembuatan kliping ini juga diambil dari media online (internet). Berita-berita yang

disajikan umumnya berita-berita yang terkait dengan perusahaan, berkaitan

dengan Kompetitor ataupun isu-isu yang terkait dengan dunia penerbangan.

Adapun kegiatan rutin yang dilakukan oleh penulis setiap harinya adalah

sbb:

1. Memilih dan menyeleksi berita-berita yang terdapat di media cetak lokal,

nasional dan internasional serta dari media on line (internet)

2. Memfoto copy berita-berita yang terpilih,

3. Mengunting dan menempel berita tersebut ke dalam sebuah blangko,

4. Membuat daftar isi dan fokus berita hari ini,

5. Mendesign cover kliping

6. Melakukan pemindaian (Scan) seluruh kliping tersebut sebelum

memuatnya kedalam media online perusahaan (intranet),

7. Menganalisa setiap berita yang ada dalam kliping.

Kegiatan-kegiatan diatas tentunya tidak semuanya penulis kerjakan dalam

setiap hari. Setiap harinya terdapat pembagian tugas yang jelas dan berbeda-beda.

Namun tak jarang juga penulis mengerjakan hampir semua tugas tersebut. Rincian

tugas-tugas yang telah dilakukan penulis lakukan terdapat dalam lampiran.

Page 19: Corporate Garuda Dlm Hadapis Situasi Krisis

3.2. Upaya Dinas Corporate Communications PT Garuda Indonesia Dalam

Menghadapi Situasi Krisis

Krisis menurut Soemirat dan Ardianto: 2005 merupakan masa gawat atau

saat genting, dimana situasi tersebut merupakan titik baik atau sebaliknya. Krisis

merupakan salah satu momok yang cukup menakutkan bagi sebagian besar

perusahaan. Terlebih lagi apabila krisis itu menimpa sebuah perusahaan yang

bergerak dalam bidang jasa. Krisis memiliki korelasi positif dengan brand image

suatu perusahaan. Saat krisis merupakan keadaan yang vital bagi perusahaan.

Kesalahan dalam menangani krisis akan memberikan dampak negatif yang lebih

jauh. Tetapi tidak selamanya suatu krisis memberikan dampak negatif. Suatu

krisis apabila ditangani secara benar, baik dan penuh terencana akan memberikan

sesuatu yang menguntungkan bagi perusahaan.

Dalam kondisi krisis Public Relations adalah pihak yang paling berwenang

untuk mengelola krisis. Hal ini karena mereka adalah sebuah unit kerja yang

berhubungan langsung dengan publik perusahaan. Idialnya Public Relation

Officer harus mampu mengubah sebuah situasi krisis menjadi titik balik

perusahaan.

Pada hakekatnya Public Relations dan pubic affairs yang dalam hal ini

adalah Dinas Corporate Communications PT Garuda Indonesia adalah kegiatan

mengantisipasi, berusaha melihat kejadian apa yang akan terjadi di masa

mendatang. Kegiatan melihat ke masa depan akan melatih para eksekutif untuk

memikirkan hal-hal yang “tidak dipikirkan” dan kondisi krisis. Krisis

menciptakan perusahaan dalam posisi menjadi perhatian masyarakat sehingga

Page 20: Corporate Garuda Dlm Hadapis Situasi Krisis

mempertanyakan kompetensi manajemen perusahaan. Oleh karena itu perusahaan

harus berkomunikasi dengan cepat, akurat dan terampil dengan beberapa

kelompok penting seperti karyawan, media dan pemegang saham.

Krisis sebetulnya bisa dialami oleh setiap perusahaan. Persoalanya adalah

bagaimana menyikapi krisis sehingga selamat dari krisis. Kondisi saat ini dimana

informasi mengenai apapun mudah diakses mengharuskan setiap perusahaan

untuk terbuka dan tidak bersikap defensif dalam menghadapi sebuah krisis.

Bersikap defensif akan menurunkan kredibilitas dan kepercayaan berbagai pihak.

Hal ini karena seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan meningkatnya

kapabilitas intelektual seseorang akan menciptakan masyarakat yang kritis.

Hampir semua organisasi pernah mengalami krisis, wajar kalau kemudian

sekarang ini timbul kesadaran dari pimpinan organisasi bahwa mereka

memerlukan kesiapan tersendiri untuk menghadapi krisis, terutama yang berkaitan

dengan media relations atau hubungan dengan pers.

Seperti diketahui, kemajuan teknologi media, akan dengan mudah dan

cepat menyampaikan informasi krisis ke seluruh penjuru. Berita mengenai krisis,

isu miring, atau pun berita negatif akan dengan cepat menyebar ke mana-mana.

Teknologi internet yang kini menjadi bagian dari kehidupan kita menyebabkan

mudahnya memperoleh informasi.

Penyebab terjadinya krisis adalah karena keterbatasan manusia mengatasi

berbagai tuntutan lingkungan atau kegagalan teknologi tinggi. Beberapa contoh,

memperlihatkan hal tersebut kepada kita. Musibah lainnya yang dapat

menyebabkan krisis adalah pemogokan masal, kebakaran, kecelakaan, ancaman

Page 21: Corporate Garuda Dlm Hadapis Situasi Krisis

pengambilalihan perusahaan, peraturan baru yang merugikan, skandal, resesi

ekonomi, dan sebagainya.

Pada dasarnya ada dua macam kemungkinan krisis. Pertama, yang bisa

diperhitungkan, dan kedua, yang tidak bisa diperhitungkan. Yang bisa

diperhitungkan, berkaitan erat dengan karakteristik atau bidang kegiatan yang

digeluti oleh suatu organisasi. Sedangkan yang tidak bisa diantisipasi adalah krisis

eksternal yang juga sama-sama berbahaya.

Organisasi perlu membentuk tim manajemen krisis yang permanen dan

ramping, agar mereka dapat selelu berkomunikasi. Bila terjadi krisis, tim ini harus

mengambil inisiatif dan memberikan respon pertama untuk menjelaskan kepada

publik, jangan sampai tim merespon akibat pertanyaan pers. Upaya menutup-

nutupi krisis bisa berakibat fatal, misalnya pers semakin aktif menurunkan tim

investigasinya untuk mengorek krisis lebih dalam.

Tugas utama yang harus dilakukan oleh tim krisis adalah melakukan

identifikasi krisis dan menentukan langkah-langkah apa yang harus dilakukan.

Semua tim harus bisa menjelaskan pesan-pesan komunikasi yang sudah

disepakati. Tim manajemen krisis harus menghindari pernyataan off the record,

karena dia benar-benar menguasai masalahnya. Baik sekali kalau diterbitkan buku

petunjuk penanggulangan krisis.

Ada hal penting yang diingat oleh praktisi PR, soal pers, dalam situasi

krisis, yaitu :

1. Pers beranggapan bahwa berita buruk adalah berita yang baik bagi pers.

2. Pers seperti burung pemakan bangkai, akan mencecar korban dengan

Page 22: Corporate Garuda Dlm Hadapis Situasi Krisis

pertanyaan-pertanyaan yang bisa memojokkan.

Dalam konteks tersebut, penting untuk diketahui bagaimana strategi

berhubungan dengan media yang baik. Karena hal demikian akan menjadi salah

satu kunci penting, bagaimana PR dapat mengambil dan memainkan peranannya

dengan baik.

Selain pers, stakeholder lainnya juga penting untuk dihadapi secara

khusus. Banyak pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan krisis pasti akan

diajukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Tim juga harus bisa menjelaskan

hal yang sama kepada stakeholder.

Untuk memuluskan program PR, bisa pula dihadirkan pihak ketiga yang

dianggap kompeten dan netral. Pihak ketiga ini bisa perorangan maupun

organisasi yang dianggap bisa memberikan opini yang independen, namun

menguntungkan.

Disinilah peranan lobbying yang seharusnya selalu dilakukan oleh PR

menjadi sangat berarti. Hubungan baik dengan pihak tokoh masyarakat, para

pengamat, LSM, karyawan berpengaruh, dapat menjadi pihak ketiga yang penting

untuk memuluskan program PR, baik sebagai nara sumber pers, atau pun

menjelaskan kepada publik mengenai masalah yang terjadi.

Dengan demikian, PR dapat berperan sebagai penarik dan penilai

kesimpulan atas opini, sikap serta aspirasi dari berbagai kelompok masyarakat

(internal dan eksternal) yang terkena dampak kegiatan PR. Selain itu, PR dapat

juga mengajukan usul atau saran kebijakan atau etika perilaku tertentu yang akan

menyelaraskan kepentingan klien dengan kelompok masyarakat tertentu. Juga, PR

Page 23: Corporate Garuda Dlm Hadapis Situasi Krisis

dapat merencanakan dan melaksanakan rencana janga pendek, menengah, dan

panjang untuk menciptakan dan meningkatkan pengertian dan pemahanan

terhadap objek, kegiatan, metode dan masalah yang dihadapi.

Pentingnya peranan PR dalam menghadapi isu atau krisis jelas tidak bisa

diragukan lagi. Tidak bisa dibayangkan bagaimana jadinya bila organisasi

mengalami krisis dan diisukan negatif, tapi tidak ada sfat PR yang menanganinya.

Pasti isu akan semakin berkembang dan krisis akan semakin membesar.

Penulis sangat tertarik sekali mengkaji masalah krisis ini di PT. Garuda

Indonesia karena perusahaan ini memiliki sense of crisis yang bagus. Hal ini

sangat terlihat sekali dalam kasus kecelakaan di Yogya. Penulis tambah salut lagi

setelah Emirsyah Satar, CEO Garuda terjun langsung ke lokasi kejadian sesaat

setelah terjadinya kecelakaan. Dan beliau sangat terbuka sekali menjawab

berbagai pertanyaan wartawan. Selain itu sebagai maskapai nasional yang

mengutamakan kenyamanan dan keamanan Garuda Indonesia telah memiliki

standar baku dalam menghadapi situasi krisis (Crisis Plan). Garuda Indonesia

telah memiliki Emergency Response Plan (EPR) yang disiapakan untuk

menghadapi situasi krisis. Tidak semua perusahaan, khususnya maskapai

penerbangan di Indonesia memilki kepedulian tinggi terhadap situasi krisis seperti

Garuda Indonesia.

Hal ini tentunya akan memberikan dampak yang positif. Citra (image)

Garuda Indonesia dimata masyarakat perlahan namun pasti akan pulih. Selain itu

kepercayaan masyarakat terhadap Garuda juga akan meningkat. Dengan

meningkatnya kepercayaan tentunya akan memberikan keuntungan bagi Garuda.

Page 24: Corporate Garuda Dlm Hadapis Situasi Krisis

Karena dalam dunia usaha jasa khususnya tranportasi kepercayaan masyarakat

harus dijaga sebaik mungkin. Kepercayaan masyarakat adalah nayawa mereka.

Public Relations Officer harus mampu mengelola pesan yang baik untuk

menciptakan citra (image) positif perusahaanya dimata masyarakat. Dari contoh

kasus Yogya 2007, peran Public Relations Officer Garuda telah berjalan dengan

semestinya. Sehinga kasus tadi tidak memberikan pengaruh buruk bagi Garuda

Indonesia.

3.2.1 Emergency Response Plan (EPR) Sebagai Solusi Garuda Dalam

Menghadapi Situasi Krisis

Krisis bisa menimpa setiap perusahaan. Setiap perusahaan harus siap

untuk jika menghadapi situasi krisis. Bersikap reaktif bukan merupakan solusi

yang baik. Setiap perusahaan harus memiliki formulasi yang terencana dan teruji

untuk menghadapi sebuah situasi krisis. Perusahaan penerbangan memiliki resiko

krisi yang lebih besar jika dibandingkan dengan perusahaan lain. Garuda

Indonesia memiliki Emergency Response Plan (EPR) sebagai langkah antisipasi

jika menghadapi situasi krisis.

Krisis ini bisa disebabkan oleh permasalahan internal maupun

permasalahan eksternal. Permasalan internal ini bisa berupa ketidakpuasan

karyawan akan kebijaksanaan manajemen ataupun karena kurang kompetenya

manajemen dalam melaksanakan tugasnya. Namun krisis yang paling berbahaya

adalah jika krisis itu ditimbulkan karena dari faktor eksternal. Dalam jasa

penerbangan kecelakaan merupakan sebuah momok yang paling ditakutkan.

Page 25: Corporate Garuda Dlm Hadapis Situasi Krisis

Kecelakaan akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan baik secara materi

maupun immateri. oleh karena itu dalam penulisan ini penulis lebih memfokuskan

diri dalam kiat-kiat Garuda Indonesia dalam menghadapi situasi krisis yang

disebabkan oleh kecelakaan pesawatnya.

3.2.2. Contoh Aplikasi Accident atau Incident Manual (AIM)

Seperti telah disingung diatas Garuda Indonesia telah memiliki Accident

atau Incident Manual (AIM) yang disebut Emergency Response Plan (ERP).

Accident atau Incident Manual (AIM) dibuat sejalan dengan tujuan perusahaan

dalam menguranggi kecelakaan yang disebabkan oleh kelalaian para propesional

(professional negligence). Tujuan dari Accident atau Incident Manual (AIM) ini

adalah sebagai panduan dalam melakukan koordinasi intern Garuda Indonesia jika

terjadi incident atau accident pada armada Garuda dan armada yang disewa

Garuda untuk operasional, sebagai system pelaporan internal dalam penanganan

incident atau accident serta upaya pencegahan agar tidak berulang kejadian yang

sama atau mirip.

Accident atau Incident Manual (AIM) disebarkan ke seluruh perwakilan

setempat Garuda Indonesia, jajaran teknik, jajaran operasi, jajaran niaga, jaran

HRD dan Umum dan diharapkan dapat segera disosialisasikan kepada jajaran

dibawahnya, khusunya yang langsung berada di lini depan. Accident atau Incident

Manual (AIM) ini saling menunjang terhadap manual yang sudah ada, khusunya

Aircraft Crisis Manual (ACM) dan Basic Operational Manual (BOM).

Page 26: Corporate Garuda Dlm Hadapis Situasi Krisis

Dalam Accident atau Incident Manual (AIM) telah ditentukan jenis-jenis

kejadian (occurrences) yang menyangkut dengan keselamatan penerbangan yang

wajib dilaporkan kepada Dinas Keselamatan Penerbangan (Aviation Safety) yang

tertuan dalam penulisan Air Safety Report (ASR). ASR akan ditempatkan di

seluruh Perwakilan Setempat GAruda dan di pesawat dalam Navigation Bag.

Petugas pelapor (reporting official) juga telah diatur dalam Accident atau

Incident Manual (AIM), PIC akan bertanggung jawab untuk seluruh insiden yang

terjadi di udara atau di darat, KK/MM bertangung jawab untuk seluruh insiden

yang terjadi di darat jika tidak terdapat awak kokpit atau awak kabin dan terjadi

bukan di home base, MM bertangung jawab untuk seluruh insiden yang terjadi di

darat jika tidak terdapat awak kokpit atau awak kabin dan terjadi bukan di home

base.

Laporan awal kejadian dapat segera disampaikan secara lisan melalui

telepon atau fax ke Dinas Pengendali Operasi (SOC), Dinas Keselamatan

Penerbangan (DS) serta pejabat GAruda sesuai dengan daftar yang ada pada

Accident atau Incident Manual (AIM). Sedangkan informasi lanjut dengan

mengirimkan ASR kepada Dinas Keselamatan Penerbangan melalui fax atau

langsung memasukanya ke dalam ASR Box yang ada di Crew Centre.

Seluruh Insiden yang takan dilakukan investigasi oleh masing-masing

bagiab jika bukan merupakan insiden serius, sedangkan insiden serius akan

ditangani oleh tim antar bagian yang diketuai oleh DS. Hasil investigasi berupa

Safety Recommendation yang akan disampaiakna didepan Air Safety Committee.

Page 27: Corporate Garuda Dlm Hadapis Situasi Krisis

3.2.3. Aspek Komunikasi Dalam Penanganan Accident

Sebagai media resmi, situs Garuda Indonesia cukup informatif. Informasi

kecelakaan langsung tertayang pukul 09.22 WIB. Terpaut dua jam 27 menit Pada

saat yang sama, dimuat informasi mengenai penerbangan khusus untuk keluarga

korban. Tak lupa, ditampilkan pula nomor kontak khusus untuk keluarga korban.

Lalu jam 14.00 WIB, informasi mengenai status penumpang GA200 juga

dipublikasikan di web. Malamnya, puku 19:45 WIB ditulis mengenai dua korban

yang telah teridentifikasi.

Begitu cepat dan efektifnya pihak Garuda Indonesia dalam menyikapi

sebuah accident di Yogya lalu mustahil terwujud bila Garuda Indonesia tidak

memiliki Accident atau Incident Manual (AIM). Bila terjadi sebuah krisis salah

satu pendekatan yang digunakan untuk menagulanginya adalah aspek komunikasi.

Dalam hal ini tugas ini diemban oleh Dinas Corporate Communications Garuda

Indonesia. Adapun tugas Dinas ini jika terjadi sebuah accident adalah sb :

1. Mengaktifkan dan mengelola Media Information Center (MIC) sebagai

pusat informasi bagi media massa.

2. Bertindak sebagai juru bicara (spoke person) perusahaan.

3.Menyampaikan penjelasan pertama menggenai accident yang terjadi

sesegara mungkin dan memberikan updated informasi kepada media sesuai

perkembangan penanganan accident.

4.Meyiapkan atau membuat berita pers secara berkelanjutan sesuai

perkembangan penanganan accident.

5. Menyelengarakan konferensi pers sesuai perkembangan yang terjadi.

Page 28: Corporate Garuda Dlm Hadapis Situasi Krisis

6. Memonitor perkembangan pemberitaan media.

7. Menganalisa Pemberitaan Media.

8. Menyampaikan penjelasan atau informasi kepada publik internal

menyangkut accident yang terjadi

Strategi yang dijalankan untuk melaksanakan tugas tersebut adalah sbb :

1. Mengaktifkan communications team sesuai perincian tugas dan

tanggungjawabnya.

2. Melaksanakan koordinasi dengan pihak terkait dalam penanganan

accident.

3. Menjadi sumber informasi yang cepat, akurat serta menyampaikan

informasi yang penting dan mengurangi situasi ketidakpastian.

4. Bersikap penuh perhatian, jujur, terbuka serta tidak berspekulatif.

5. Memahami data atau informasi tentang aspek safety dan prosedur dalam

penanganan accident.

Sasaran yang inggin dicapai adalah sbb :

1. Secara bertahapa mampu menciptakan atau merubah situasi ketidakpastian

menjadi kondisi yang pasti.

2. Membantu media massa untuk senantiasa fokus terhadaa data yang ada,

sesuai perkembangan penanganan accident.

3. Menjaga kepercayaan public bahwa penerbangan merupakan moda

transportasi yang aman dan mengutamakan aspek safety.

Page 29: Corporate Garuda Dlm Hadapis Situasi Krisis

4. menciptakan kondisi atau gamabaran bahwa Garuda Indonesia merupakan

penerbangan yang safe dan perusahaan yang menunjukan sikap peduli

terhadap para korban dan anggota keluarganya.

3.2.4. Upaya Recovery Garuda Indonesia Pasca Accident GA-200

Reputasi Garuda Indonesia saat itu tengah diuji oleh sebuah krisis berupa

kecelakaan. Ketepatan penanganan terhadap krisis inilah yang kan menentukan

pertaruhan reputasi. Dalam sebuah perusahaan idealnya harus ada SOP (standar

operating procedure) dalam menangani sebuah krisis seperti incident atau

accident. Jika kita bandingkan dengan kasus terhadap kasus Lion Air di Solo atau

kasus Adam Air di Sulawesi, Garuda memang jauh lebih siap dalam komunikasi

krisisnya.

Kesibukan meningkat di Kantor Pusat Garuda di Jalan Merdeka Selatan,

paska musibah penerbangan Garuda GA-200 tujuan Jakarta-Yogyakarta 07 Maret

2007 lalu. Tidak lama setelah peristiwa itu Presdir Garuda Emirsyah Satar sudah

terlihat terjun langsung menjelaskan ke televisi-televisi, radio dan media massa

tentang kejadianya dengan bahasa yang bagus, sederhana dan jelas. Ia berkali-kali

menyampaikan empatinya kepada para korban, serta berjanji untuk memberikan

santunan secepatnya.

Dalam situasi krisis, kesigapan dan kemampuan perusahaan menangani

masalah memang akan teruji. Atau dengan kata lain dengan adanya musibah ini

orang akan jadi tahu kompetensi kemampuan komunikasi Garuda Indonesia.

Page 30: Corporate Garuda Dlm Hadapis Situasi Krisis

Menurut Ong Hock Chuan, Technical Advisor Maverick “Garuda teergolong

cepat dan efisien dalam bertindak”.

Bandingkan dengan musibah Adam Air yang terjadi tepat awal tahun

2007. Ketika pesawat beserta 102 penumpangnya hilang kontak, respon Adam Air

begitu lemah. Adam Air baru secara resmi mengumumkan kronologis kejadian

kepada masyarakat 6 jam setelah kejadian. Seperti kita ketahui hilangnya kontak

pesawat dari pantuan radar terjadi pada pukul 15.07 Waktu Indonesia Tengah.

Penanganan terhadap keluarga korban juga menjadi sorotan tajam. Keluarga

korban terombang-ambing oleh berita yang simpang-siur. Bahkan terkesan

manajemen maupun direksi Adam Air terkesan bersikap defensif. Justru

pemerintah yang diwakili Mentri Perhubungan dan TNI Angkatan Udara terlihat

agresif menjelaskan duduk soalnya.

Berbeda dengan Garuda Indonesia. Selaku Presdir Garuda Emirsyah Satar

berupaya mencoba meredam persoalan dengan menemui banyak pihak untuk

minta maaf dan menjelaskan duduk soalnya. Penanganan kepada korban dan

keluarganya juga dilakukan secara maksimal. Kepada salah satu korban, Prof

Koesnadi, Mantan Rektor UGM, Garuda menyediakan fasilitas VIP untuk prosesi

pengambilan jenazah hingga pemakamanya. Asuransi almarhum pun yang

berjumlah miliaran rupiah juga segera dikeluarkan. Dan tidak sampai satu bulan,

masalah asuransi ini sudah sepenuhnya dapat tersalurkan kepada seluruh korban.

Konsumen akan puas dan nyaman jika setiap perusahaan maskapai

penerbangan seperti Garuda, memiliki mekanisme krisis manajemen yang terjaga

Page 31: Corporate Garuda Dlm Hadapis Situasi Krisis

alur kerjanya. Sistem penanganan krisis ini harus dirancang dari awal dengan

mengedepankan kepentingan konsumen.

Penanganan accident ibarat dua sisi mata uang. Pada satu sisi dapat

menjadi wahana pemulihan reputasi perusahaan (turning point-titik balik), jika

penangananya berlangsung secara baik. Namun disisi lain, akan menjadi

kehancuran kedua dari reputasi perusahaan jika penanganan accident tidak

berhasil.

Walaupun langkah penanganan krisis yang dilakukan Garuda sudah bagus,

namun sesunguhnya maskpai ini menyimpan masalah yang besar, yakni citra dan

reputasi yang terpuruk. Untuk itulah perlu dilakukan recovery image untuk

mengembalikan kepercayaan masyarakat. Wujud dari recovery image adalah sbb ;

1. Kembali kepada jati perusahaan. Maskpai penerbangan adalah perusahaan

jasa layanan. Artinya layanan menjadi pioritas penting dengan

menggunakan ukuran kepuasan pelanggan.

2. Menyusun strategi komunikasi yang efektif agar publik paham dengan

kesungguhan manajemen dalam mengatasi persoalan. Seperti diketahui,

selam ini publik cenderung percaya dengan persepsi yang sudah

meningkat derajatnya menjadi citra. Persepsi yang buruk akan membawa

kepada citra yang buruk. Oleh karena itu, untuk mengubah citra, persepsi

buruk itu perlahan-lahan harus dihilangkan. Caranya adalah dengan

melakukan dengan sebuah strategi komunikasi dan langkah nyata yang

terencana.

Page 32: Corporate Garuda Dlm Hadapis Situasi Krisis

3. Memperbaiki citra harus dilakukan ke seluruh stakeholders. Hal ini karena

sebenarnya yang berkepentingan terhadap citra baik bukan hanya publik

atau pelangan, melainkan juga internal perusahaan maupun mitra kerja

yang terkait. Di kalangan internal, citra positif memiliki pengaruh terhadap

produktivitas karyawan. Begitu pula kerjasama dengan pihak lain akan

lebih baik jika reputasi perusahaan juga baik.

3.2.5. Bentuk Tanggung Jawab Garuda Dalam Accident GA-200

Bentuk tanggung jawab Garuda dalam accident GA-200 adalah sbb :

1. Garuda menangung seluruh biaya pengobatan para penumpang hingga

sehat (termasuk biaya berobat jalan).

2. Menyediakan penerbangan gratis bagi keluarga korban dari tempat asal

menuju Yogyakarta dan sebaliknya (dari Yogyakarta-Jakarta).

3. Menerbangkan para korban yang selamat ke kota atau tempat sesuai

dengan keinginan korban.

4. Menerbangkan jenasah ke kota atau ketempat sesuai keinginan keluarga

korban dan memberikan uang bantuan pemakamaan sebesar Rp10 juta.

5. Menyampaikan santunan kepada korban meninggal dunia sebesar Rp 600

juta (uang asuransi, uang simpati, dan penggantian bagasi).

Page 33: Corporate Garuda Dlm Hadapis Situasi Krisis

6. Memberikan santunan kepada korban yang selamat (tidak meninggal

dunia) sebesar Rp 75 juta (uang simpati dan penggantian bagasi).

3.2.6. Kronologis Penanganan Accident GA-200

Kronologis penanganan accident GA-200 adalah sbb :

1. Media information center menyampaikan informasi pertama kalinya ke

publik atau media massa perihal kejadian GA-200 kurang dari 3 jam

setelah accident.

2. Media information center menyampaikan informasi secara

berkesinambungan sesuai dengan perkembangan yang terjadi di tempat

kejadian.

3. CEO Garuda Indonesia langsung berada di tempat kejadian dan memimpin

penangganan accident.

4. Keluarga penumpang diterbangkan ke tempat kejadian sekitar 5 jam

setelah accident.

5. Pemberian uang simpati Garuda Indonesia kepada seluruh penumpang

GA-200 mulai dilaksanakan 3 hari setelah accident

6. Penyampaian santunan asuransi kepada keluarga penumpang mulai

dilaksanakan 7 hari setelah accident.

Selain melakukan hal-hal diatas Garuda Indonesia juga melakukan

aktifitas penanganan informasi. Kegiatan itu adalah sbb :

1. Menyampaikan berita pers secara berkala berupa uptodated report.

Page 34: Corporate Garuda Dlm Hadapis Situasi Krisis

2. Menyelengarakan 4 kali konfrensi pers (3 kali di hari pertama kejadian dan

1 kali di saat preliminary report KNKT pada 11 April 2007.

3. Penyampaian informasi mengenai nomor-nomor telepon Garuda untuk

membantu keluarga korban.

4. Menyelengarakan atau mengkoordinasikan talk-show di 3 stasiun TV

dengan nara sumber President dan CEO Garuda Indonesia (Metro TV,

Trans TV pada 07 Maret 2007 dan SCTV pada 08 Maret 2007).

5. Membuat Corporate-Ad (Ucapan Duka Cita Garuda) di Metro TV

(ditayangkan sejak hari pertama kejadian dan di media cetak pada 08

Maret 2007.

6. Penyampaian Informasi mengenai perkembangan penanganan accident

secara live melalui radio station network (ElShinta, Trijaya FM, dll).

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Tidak bisa dipungkiri lagi hari demi tingkat persaingan makin tinggi saja.

Hampir setiap dimensi kehidupan mengalami persaingan. Begitu pula halnya

dengan dunia usaha. Persaingan yang sehat tentunya akan membetuk iklim usaha

yang sehat juga. Dan tentunya konsumen juga kan diuntungkan. Hal ini karena

harga yang ditawarkan tentunya akan semakin terjangkau.

Persaingan juga terjadi dalam usaha layanan jasa penerbangan di

Indonesia. Terlebih lagi sejak pemerintah mengeluarkan kebijakan yang

Page 35: Corporate Garuda Dlm Hadapis Situasi Krisis

memudahkan untuk mendirikan sebuah maskapai penerbangan. Kebijakan ini

mengakibatkan banyaknya bermunculan maskapai penerbangan baru. Hal ini

tentunya akan menambah tingkat persaingan antar maskapai. Dampak persaingan

ini adalah semakin murahnya harga tiket pesawat. Hal ini tentunya akan

menguntungkan konsumen. Namun hendaknya setiap maskapai tidak

mengabaikan aspek safety. Aspkek safety merupakan aspek yang sangat penting

dalam jasa penerbangan.

Untuk menjawab tantangan itu tentunya Garuda Indonesia selaku

maskapai yang sudah cukup berpengalaman di Indonesia mempunyai strategi jitu

untuk memenagkan persaingan. Salah satunya adalah dengan menerapkan sistem

marketing yang terencana dan terpadu. Bentuk strategi marketing yang ditawarkan

Garuda Indonesia adalah etravel. Garuda Indonesia berupaya untuk mewujudkan

kenyaman bagi pelanganya untuk melakukan perjalanya. Selain itu untuk

menjawab tantangan persaingan yang semakin tinggi garuda meluncurkan layanan

citilink yang menawarkan penerbangan murah dengan mengedepankan kedepan

waktu.

Sebagai perusahaan yang bergerak dalam jasa penerbangan tentunya

Garuda Indonesia sanggat membutuhkan kepercayaan dari masyarakat.

Kepercayaan itu hanya dapat terwujud jika Garuda Indonesia memiliki citra yang

positif. Citra yang baik akan terwujud jika manajemen Garuda Indonesia mampu

mejalankan fungsinya dengan baik. Citra perusahaan akan terpuruk jika

perusahaan tidak mampu menangani sebuah krisis dengan baik dan benar.

Setiap perusahaan mempunyai peluang untuk mengalami krisis. Sehebat

apa pun sebuah perusahaan, pasti akan menghadapi masalah. Oleh karena itu

setiap perusahaan harus siap dan mampu menghadapi sebuah situasi krisis. Setiap

Page 36: Corporate Garuda Dlm Hadapis Situasi Krisis

perusahaan publik harus memiliki Crisis Plan, yaitu manual yang berisikan hal-hal

yang harus dilakukan saat krisis terjadi. Selain itu idealnya untuk perusahaan yang

berkaitan dengan keselamatan jiwa seseorang juga selain memiliki Crisis Plan,

tetapi juga pernah melakukan simulasi seolah-olah peristiwa krisis itu terjadi.

Sebagai sebuah perusahaan publik Garuda Indonesia telah memiliki

Emergency Response Plan (ERP) sebagai sebuah manual yang berisikan hal-hal

yang harus dilakukan jika terjadi sebuah krisis. Garuda Indonesia sendiri juga

melakukan simulasi seolah-olah dalam kondisi krisis setiap 6 bulan sekali. Krisis

dalam konteks ini adalah terjadinya incident atau accident.

Krisis jika dikelola dengan baik akan menjadi titik balik yang tentunya

akan memberikan nilai tambah yang menguntungkan bagi perusahaan tersenut.

Namun jika suatu perusahaan tidak siap dan mampu menangani suatu krisis, maka

tentunya krisis tersebut akan semakin membuat perusahaan tersebut akan semakin

terpuruk. Hal ini karena hilangnya kepercayaan masyarakat yang telah terbentuk.

Tidak mudah untuk memulihkanya, dibutuhkan sebuah proses dan waktu yang

panjang.

Umumnya perusahaan yang ada di Indonesia memandang krisis itu

sebagai sebuah ancaman (threat) sehingga ditangani dengan sikap defensif.

Padahal, jika jeli melihatnya, krisis bisa juga diubah menjadi sebuah peluang. Hal

ini karena ketika krisis menimpa sebuah perusahaan pastinya perusahaan tersebut

akan mendapatkan publikasi yang cukup besar. Kuncinya dalam hal ini adalah

perusahan itu harus mampu mengontrol informasi. Bersikap defensif tidak akan

menyelesaikan krisis, hal ini justru kan merusak brand image perusahan tersebut.

Dalam dunia pemasaran, brand image adalah kumpulan asosiasi merek

yang saling berkaitan. Bila image merek terganggu karena terjadinya suatu krisis

yang tidak dapat ditangani dengan baik, maka harus ada perbaikan dalam asosiasi

Page 37: Corporate Garuda Dlm Hadapis Situasi Krisis

dari merek tersebut. Dalam sebuah perusahaan penciptaan dan perbaikan brand

image biasanya menjadi tanggung jawab public relations.

Sebagai sebuah perusahaan penerbangan yang mempunyai pengalaman

yang cukup lama di Indonesia tentunya Garuda Indonesia mempunya metode

penanganan krisis yang baku dan terlatih. Kecelakaan adalah suatu hal yang

sewaktu-waktu bisa mengancam Garuda. Namun tentunya Garuda harus siap dan

mampu mengatasi jika terjadi suatu kecelakaan. Tentunya kita semua tahu dalam

accident GA-200 di Yogyakarta Maret 2007 lalu Garuda siap dan mampu

mengatasinya.

Garuda Indonesia telah melakukan tindakan yang benar yaitu menangani

krisis dengan mengunakan pendekatan komunikasi dan dengan sepenuh hati

menunjukan rasa tanggung jawabnya dengan melakukan langkah-langkah yang

tepat. Informasi mengenai kecelakaan tersebut mudah diakses, selain itu korban

dan keluarga korban juga tidak terlantar. Uang simpati yang berupa uang asuransi,

uang simpati dan biaya penganti bagasi seluruh penumpang telah dibayarkan

dalam waktu kurang dari 1 bulan. Bentuk tanggung jawab tersebut diperkuat lagi

dengan sikap Presiden Direktur mereka Emirsya Satar yang bersikap kooperatif

dengan wartawan dan langsung terjun ke lokasi kejadian sesaat setelah accident

GA-200 terjadi. Emirsyah Satar juga tidak segan-segan untuk meminta maaf dan

menyampaiakan rasa simpatinya kepada semua pihak. Hal inilah yang

membedakan Garuda Indonesia dengan maskapai penerbangan domestik lain

dalam hal penanganan kasus kecelakaan. Umumnya maskapai penerbangan

domestik lain lebih bersikap defensif dan ada kesan tidak siap jika sebuah

kecelakaan menimpa armadanya.

Page 38: Corporate Garuda Dlm Hadapis Situasi Krisis

4.2 Saran-saran

Posisi Garuda Indonesia sebagai maskapai yang tebesar di Indonesia saat

ini bukanlah merupakan jaminan, jika di dalam perjalananya Garuda tidak mampu

beradaptasi dengan tuntutan jaman yang terus mengalami perubahan dan tingkat

persaingan yang semakin tinggi. Indosat harus mampu menemukan solusi yang

jitu dalam menghadapi ancaman itu dengan melucurkan program-program yang

tepat. Yang menjadi saran dari penulis untuk Garuda Indonesia adalah sbb :

1.Senantiasa melakukan kreasi dan inovasi serta aktualisasi diri,

2.Memperbaiki kualitas pelayanan

3.Meningkatkan sarana dan prasarana yang dimiliki, agar kegiatan bekerja

sehari-hari dapat dilakukan secara maksimal.

4.Melakukan promosi produk baru seharusnya menjadi perhatian utama,

karena promosi merupakan media customer dalam mengenal dan jatuh

hati produk yang ditawarkan.

5. Menggalakkan penyelenggaraan penghargaan bagi karyawan, supaya

semangat kompetisi untuk maju lebih terasa.

6. Kedisiplinan dan tanggungjawab tugas harus lebih ditingkatkan oleh

seluruh karyawan.

7. Tetap mempertahankan iklim kerja yang berbasis kekeluargaan, dan

menciptakan iklim kerja yang kompetitif.

8. Merumuskan program kerja yang lebih terstruktur, guna hasil proses

pembelajaran yang lebih maksimal dan terarah

Page 39: Corporate Garuda Dlm Hadapis Situasi Krisis

9. Memperbaiki Mutu SDM dan lebih memberdayakan karyawan.

10. Tidak segan-segan untuk menganti karyawan yang kurang produktif.

11. Terus melakukan perbaikan khusunya dalam aspek safety dan

penangulangan krisis

12. Lebih gencar lagi dalm melakukan kegiatan Corporate Sosial Responbility