26
CONGENITAL HIP DYSPLASIA

Congenital Hip Dysplasia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

congenital hip dysplasia

Citation preview

CONGENITAL HIP DYSPLASIA

CONGENITAL HIP DYSPLASIA

DefenisiMerupakan perkembangan yang tidak sempurna dari pinggul yang dapat mempengaruhi kepala femoral, acetabulum, atau keduanya.Faktor pranatal yg mempengaruhi terjadinya abnormalitas pinggul ini adalah sekresi hormon maternal dan faktor mekanik dari postur uterusSekresi hormon maternal terutama estrogen menyebabkan lemahnya pelvis ibu menjelang akhir kehamilan yang mempengaruhi persendian bayi

LanjutanBukti sahih menunjukkan hubungan antara insidens deformitas pinggul yang tinggi pada presentase bokong dan sesar ( sering disebabkan oleh posisi intrauterin yang abnormal )Tungkai pada presentase bokong yaitu dgn pinggul fleksi dan lutut ekstensi merupakan faktor pentingPatofisiologi3 bentuk dari displasia of the hip adalah:Preluksasi : bentuk yg paling ringan, tdk trdapt subluksasi dan dislokasi.displasia mencerminkan keterlambatan yg jelas pada perkembngan asetabulum yg ditandai hipoplasia osium atap asetabulum yg berbntuk oblik dan dangkal,atap kartilago utuh kaput femoris tetap berada dalam asetabulum.LanjutanSubluksasi:Subluksasi berarti dislokasi tdk lengkap pinggul atau hip dislocatable.Dianggap sbg tahap pertengahan perkembngn displasia primer menuju dislokasi lengkap.Kaput femoralis tetap berhubungan dgn asetabulum.

LanjutanKapsul dan ligamentum teres teregang menyebabkan kaput femoris bergeser.Tekanan pada atap kartilago menghambat osifikasi dan menimbulkan pendataran rongga sendi.Dislokasi: Kaput femoral kehilangan kontak dgn asetabulum.Terlepasnya kaput femoris dari asetabulum dan bergeser ke arah posterior dan ke arah batas fibrokartilago.Ligamentum teres memanjang dan tegang.Tanda dan gejalaBayiPemendekan ekstremitas pada sisi yg terkena (tanda Galleazzi atau tanda Allis)Abduksi pinggul yg terbatas pada sisi yg terkena.Lipatan gluteal yg tdk sama.Uji ortolani dan barlow yg positif.

2. Bayi yg lebih besar dan anakTungkai yg terkena lebih pendek dari tungkai yg lain.Telescoping atau mobilitas piston dari sendi.Tanda trendelenburg.Trokanter mayor menonjol dan muncul diatas garis spina iliaka superior anterior ke tuber iskium.

LanjutanLordosis yg mencolok ( dislokasi bilateral ).Gaya berjalan yg bergoyang goyang (dislokasi bilateral ).Manajemen terapeutikBervariasi dgn usia anak dan tingkat displasia:Bayi baru lahir sampai usia 6 bulan.Penerapan perangkat eksternal yg mempertahankan femur proksimal berpusat di asetabulum dalam sikap fleksi.Sendi pinggul dipertahankan dgn membebat femur proksimal ditengah asetabulum dgn sikap fleksi.LanjutanDari berbagai peralatan yg tersedia pelana pavlik paling byk digunakan,pelana ini dipakaikan terus -menerus sampai pinggul secara klinis dan radiografis stabil,biasanya dlm 3 6 bln.Traksi kulit digunakan jika ada adduksi kontraktur,digunakan secara perlahan dan lembut meregangkan pinggul ke abduksi penuh, mempertahankn abduksi yg lebar sampai stabil.Gips spica pinggul dipasang apabila terdapat kesulitan dlm memprtahankan kestabilan reduksi.

LanjutanSetelah usia 3 6 bln, stabilitas dicapai untuk memungkinkan digunakannya korset abduksi protektif yg dpt dilepas.Lama penatalaksanaan bergantung pd perkembngan asetabulum, biasa dicapai dlm satu thn pertama.2. Usia 6 18 bulan.Traksi dipasang untuk reduksi gradual diikuti dgn pemasangan gips untuk immobilisasi.Reduksi terbuka dilakukan untuk menghilangkan obstruksi, diikuti dgn pemasangan gips spica utk imobilisasi pascaoperatif dan selanjutnya diganti dgn pembebat abduksi.

3. Anak yg lebih besar.Reduksi operatif yg mencakup traksi operatif, tenotomi otot otot yg kontraksi, dan prosedur osteotomi inominata dirancang untuk mengontruksi atap asetabulum.

Asuhan keperawatanPengkajian Melakukan penilaian fisik rutin : menerapkan barlow dan manuver ortolani untuk menilai stabilitas panggul.Pinggul dan ekstremitas diinspeksi utk mengetahui penyimpangan dari keadaan normal.Anak yg terlihat berjalan pincang atau gaya berjalan tdk normal hrs dirujuk utk evaluasi.

LanjutanAnak yg blm bisa berjalan karena mengalami paralisis serebral hrs dikaji terhadap adanya dislokasi.Pada saat mengganti popok amati ada tidaknya pergerakan yg terbatas dan perineum yg lebar,yg merupakan indikasi utk mengkaji pemendekan tungkai,lipatan gluteal yg tdk sama,dan abduksi yg terbatas.Menilai perangkat korektif utk aplikasi yg tepat dan pemeliharaan.

Lanjutan- Pengkajian dgn prosedur diagnostik: ultrasound, CT, MRI.2. PerencanaanLingkungan perawatan yg efektif dan aman.Mempertahankan posisi yg benar dari pinggul di asetabulum.Mencegah komplikasi yg berhubungan dgn memakai perangkat korektif.Mendukung dan mendidik anak dan keluarga.Mempersiapkan anak dan klrga utk prosedur operasi.

LanjutanMeningkatkan kesehatan yg optimal.Mempersiapkan keluarga utk perawatan di rumah.Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan.3. Implementasi Menjelaskan atau memperkuat penjelasan tentang kondisi dan pengobatan.Mengajarkan keluarga tujuan, fungsi, aplikasi, dan pemeliharaan perangkat korektif.Bantu keluarga beradaptasi dgn kegiatan pemeliharaan rutin dan peralatan utk mengakomodasi perangkat korektif : makan,tidur, bermain,langkah2 keamanan.4. EvaluasiMemastikan bahwa anak:Benar dipertahankan dalam perangkat korektif.Mampu utk terlibat dalam kegiatan normal.Memastikan bahwa keluarga: Menunjukkan pemahaman tentang kondisi dan kemampuan untuk memberikan perawatan di rumah.