10
Jurnal Agrisistem, Juni 2009, Vol. 5 No. 1 ISSN 1858-4330 30 ANALISIS HERITABILITAS TANAMAN JAGUNG TAHAN SALINITAS DAN KEKERINGAN HASIL INDUKSI MUTASI DENGAN SINAR GAMMA HERITABILITY ANALYSIS OF RESISTANT MAIZE TO SALINITY AND DROUGHT OBTAINED FROM MUTATION INDUCTION UTILIZING GAMMA RAY Muh Askari Kuruseng 1 dan Muh. Farid 2 1 Jurusan Penyuluhan Pertanian STPP Gowa 2 Jurusan Budidaya Tanaman Fakultas Pertanian Unhas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan: untuk memperoleh kultivar jagung yang resisten terhadap salinitas dan masih mempunyai produktivitas yang tinggi melalui induksi mutasi dengan sinar gamma; untuk mengidentifikasi dasar dan mekanisme resistensi; untuk memahami metode induksi mutasi dari dari tahap awal seleksi mutan jagung yang resisten terhadap salinitas; seperti halnya untuk mempelajari karakter dan heritabilitas jagung diperoleh dari induksi mutasi dengan sinar gamma. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Benih, Fakultas pertanian, Universitas Hasanuddin, dari April sampai Mei 2009. Penelitian dasar- laboratorium dilaksanakan dengan menggunakan metoda kertas yang digulung dan didirikan dalam pembungkus plastik dan uji di atas kertas dalam cawan petridish. Penelitian ini disusun berdasarkan rancangan Acak Kelompok Faktorial terdiri dari tiga faktor. Hasil menunjukkan bahwa kultivar yang resisten terhadap salinitas berdasarkan uji laboratorium adalah Sukmaraga. Karakter yang dapat diamati untuk melihat resistensi terhadap kekeringan dan salinitas pada tingkat laboratorium adalah indeks vigor, volume akar, indeks translokasi K, indeks translokasi Na, indeks translokasi Cl, indeks translokasi selektivitas K-Na, dan indeks translocation, dan indeks translokasi penyerapan K-Na. Laju sinar gamma 100 gy adalah sesuai untuk resistensi benih jagung terhadap salinitas tinggi. Kata kunci: Kekeringan dan resistensi salinitas, jagung, induksi mutasi, radiasi gamma ABSTRACT This research aims: to obtain maize cultivar which is resistant to salinity and still produce high productivity through mutation induction with gamma ray; to identify standard and resistance mechanism; to understand method of mutation induction and method of early selection for maize mutants resistance against salinity; as well as to study character and heritability inheritance of maize obtained from mutation induction with gamma ray. This research was undertaken in Seed Laboratory, Faculty of Agriculture, University of Hasanuddin, from April to May 2009. Laboratory-based experiment was performed with the method of folded paper placed upright inside plastic wrap and test on paper inside petri dish, These are arranged with Factorial Randomized Block Design consisting of three factors. Results show that resistant cultivar against salinity for laboratory-based level is Sukmaraga. Characters that possible to be observed in order to determine resistance against drought and salinity for laboratory-based level are vigor indecs, root volumes, indecs of K translocation, indecs of Na translocation, indecs of Cl translocation, indecs of K-Na

Cekaman1 Hal 5

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jj

Citation preview

Page 1: Cekaman1 Hal 5

Jurnal Agrisistem, Juni 2009, Vol. 5 No. 1 ISSN 1858-4330

30

ANALISIS HERITABILITAS TANAMAN JAGUNG TAHAN SALINITAS

DAN KEKERINGAN HASIL INDUKSI MUTASI

DENGAN SINAR GAMMA

HERITABILITY ANALYSIS OF RESISTANT MAIZE TO SALINITY AND

DROUGHT OBTAINED FROM MUTATION INDUCTION

UTILIZING GAMMA RAY

Muh Askari Kuruseng 1 dan Muh. Farid

2

1 Jurusan Penyuluhan Pertanian STPP Gowa

2Jurusan Budidaya Tanaman Fakultas Pertanian Unhas

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan: untuk memperoleh kultivar jagung yang resisten terhadap salinitas

dan masih mempunyai produktivitas yang tinggi melalui induksi mutasi dengan sinar

gamma; untuk mengidentifikasi dasar dan mekanisme resistensi; untuk memahami metode

induksi mutasi dari dari tahap awal seleksi mutan jagung yang resisten terhadap salinitas;

seperti halnya untuk mempelajari karakter dan heritabilitas jagung diperoleh dari induksi

mutasi dengan sinar gamma. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Benih, Fakultas

pertanian, Universitas Hasanuddin, dari April sampai Mei 2009. Penelitian dasar-

laboratorium dilaksanakan dengan menggunakan metoda kertas yang digulung dan

didirikan dalam pembungkus plastik dan uji di atas kertas dalam cawan petridish.

Penelitian ini disusun berdasarkan rancangan Acak Kelompok Faktorial terdiri dari tiga

faktor. Hasil menunjukkan bahwa kultivar yang resisten terhadap salinitas berdasarkan uji

laboratorium adalah Sukmaraga. Karakter yang dapat diamati untuk melihat resistensi

terhadap kekeringan dan salinitas pada tingkat laboratorium adalah indeks vigor, volume

akar, indeks translokasi K, indeks translokasi Na, indeks translokasi Cl, indeks translokasi

selektivitas K-Na, dan indeks translocation, dan indeks translokasi penyerapan K-Na. Laju

sinar gamma 100 gy adalah sesuai untuk resistensi benih jagung terhadap salinitas tinggi.

Kata kunci: Kekeringan dan resistensi salinitas, jagung, induksi mutasi, radiasi gamma

ABSTRACT

This research aims: to obtain maize cultivar which is resistant to salinity and still produce

high productivity through mutation induction with gamma ray; to identify standard and

resistance mechanism; to understand method of mutation induction and method of early

selection for maize mutants resistance against salinity; as well as to study character and

heritability inheritance of maize obtained from mutation induction with gamma ray. This

research was undertaken in Seed Laboratory, Faculty of Agriculture, University of

Hasanuddin, from April to May 2009. Laboratory-based experiment was performed with

the method of folded paper placed upright inside plastic wrap and test on paper inside petri

dish, These are arranged with Factorial Randomized Block Design consisting of three

factors. Results show that resistant cultivar against salinity for laboratory-based level is

Sukmaraga. Characters that possible to be observed in order to determine resistance against

drought and salinity for laboratory-based level are vigor indecs, root volumes, indecs of K

translocation, indecs of Na translocation, indecs of Cl translocation, indecs of K-Na

Page 2: Cekaman1 Hal 5

Jurnal Agrisistem, Juni 2009, Vol. 5 No. 1 ISSN 1858-4330

31

selectivity translocation, and indecs of K-Na removal translocation. Rate of gamma

radiation of 100 gy is resistance appropriate for maize seed radiation on high salinity.

Keywords: Drought and salinity resistance, maize, induction mutation, gamma radiation

PENDAHULUAN

Tanaman jagung merupakan salah satu

bahan pangan pokok potensial dan men-

jadi salah satu komoditas primadona

dalam agribisnis. Produksi jagung bebe-

rapa tahun terakhir mengalami fluktuasi,

dimana pada tahun 1998 produksi men-

capai 10.169.488 ton, namun pada tahun

1999 produksi turun menjadi 9.204.036

ton (turun sekitar 9,49% dan merupakan

penurunan produksi terbesar dalam kurun

waktu 7 tahun terakhir). Produksi pada

tahun 2004 meningkat sekitar 2,43%,

namun kebutuhan jagung meningkat lebih

besar (BPS, 2005). Produktivitas jagung

tahun 2005 secara nasional hanya 3,45

ton ha-1

dan menjadi 4,16 ton ha-1

pada

tahun 2009 (Anonim 2010). Hal ini me-

nunjukkan rendahnya produktivitas ja-

gung dibandingkan dengan potensi pro-

duksi jagung yang bisa mencapai 8 ton

ha-1

.

Cekaman salinitas dan menyebabkan pe-

nyerapan hara dan pengambilan air ter-

halang sehingga menyebabkan pertum-

buhan abnormal dan terjadi penurunan

hasil. Salinitas tanah atau air dan ke-

keringan semakin mendapat perhatian

dalam pertanian, karena menyebabkan

kondisi tercekam pada tanaman. Keke-

ringan dan salinitas merupakan salah satu

faktor pembatas produktifitas tanaman di

berbagai wilayah, khususnya pada ta-

naman yang dikelola pada lahan kering

dan tadah hujan seperti legume, jagung

dan tebu.

Variasi genetik pada tanaman padi dengan

menggunakan mutagen fisik sinar gamma

(CoGo) diartikan pada perbaikan varietas

padi umur genjah, tahan terhadap se-

rangan hama patogen dan kekeringan serta

kualitas biji yang disenangi oleh kon-

sumen (Hendarto dan Mugiono, 1996)

Kegiatan pemuliaan tanaman memerlukan

keragaman genetik yang luas untuk mem-

peroleh varieatas unggul baru dengan sifat

yang diinginkan. Peningkatan variabilitas

genetik dapat dilakukan melalui induksi

mutasi dengan menggunakan mutagen.

Mutasi induksi dapat menyebabkan variasi

sifat tanaman (Crwoder, 1993). Variasi

sifat dengan menggunakan mutagen ir-

radiasi dan kimia dapat diperoleh melalui

kultur sel somatik (sel akar, daun, tunas),

kultur kalus dan biji (Soeryowinoto,

1994). Peluang dapat tidak terjadinya

mutasi dan persentasenya, tergantung

pada jumlah tanaman, umur tanaman,

bagian tanaman, fase pertumbuhan dan

lamanya penyinaran. Dosis iradiasi dibagi

tiga yaitu tinggi (>10 k Gy), sedang (1-10

k Gy), dan rendah (< 1 k Gy). Gy (ray)

adalah satuan yang digunakan untuk

menyatakan keaktifan yakni jumlah

(dosis) radiasi yang diserap oleh suatu

materi yang merupakan radiasi ion dari

pertumbuhan isotop radioaktif (Ratna,

2010).

BAHAN DAN METODE

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium

Benih Jurusan Budidaya Pertanian Fakul-

tas Pertanian Universitas Hasanuddin,

Penelitian dilaksanakan dari April sampai

Mei 2009. Penelitian dilaksanakan pada

pengujian kecambah jagung dengan

menggunakan metode uji di atas kertas

(UDK) dan uji kertas digulung didirikan

dalam plastik (UKdDp). Penelitian meng-

gunakan Rancangan Faktorial 3 Faktor

dengan tiga ulangan. Perlakuan yang diuji

adalah lima kultivar (V) jagung (v1=

Page 3: Cekaman1 Hal 5

Jurnal Agrisistem, Juni 2009, Vol. 5 No. 1 ISSN 1858-4330

32

Sukmaraga, v2= Lamuru, v3= Arjuna, v4=

Bisma, v5= Srikandi kuning) sebagai

faktor pertama; dosis irradiasi (S) sinar

gamma (s0=0 gy, s1=100 gy, s2=500 gy,

s3=1000 gy) se-bagai faktor kedua; dan

konsentrasi (N) NaCl (n0=0 mM, n1= 70

mM, n2= 140 mM, n3= 210 mM).

Parameter yang diamati adalah indeks

vigor, panjang akar, indeks translokasi K,

indeks translokasi Na, indeks translokasi

Cl, indeks selek-tivitas translokasi K-Na,

dan indeks selektivitas pengambilan K-Na

pada pada tajuk dan akar dengan kriteria

sebagai berikut :

a. Indeks Translokasi K (IT K) = (K)

Tajuk / (K) Akar

b. Indeks Translokasi Na (IT Na) =

(Na) Tajuk / (Na) Akar

c. Indeks Translokasi Cl (IT Cl) =

(Cl) Tajuk / (Cl) Akar

d. Indeks Selektivitas Translokasi K-

Na (IST K-Na) = [(K)/(Na)tajuk]/

[(K)/(Na)akar]

e. Indeks Selektivitas Pengambilan

K-Na (ISP K-Na) = (K)/(Na)akar

Analisis data dilakukan menggunakan

analisis varians (Anova) dan dilanjutkan

dengan uji Jarak Berganda Duncan (JBD).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil analisis statistik menunjukkan bah-

wa perlakuan kultivar jagung, dosis ir-

radiasi dan konsentrasi NaCl serta inter-

aksinya berpengaruh sangat nyata ter-

hadap semua karakter pertumbuhan pada

pengujian perkecambahan. Makin tinggi

konsentrasi NaCl dan dosis irradiasi me-

nyebabkan semua pertumbuhan kecam-

bah pada semua kultivar jagung akan

mengalami penurunan.

Kultivar yang mampu bertahan pada

konsentrasi NaCl dan dosis irradiasi yang

lebih tinggi mempunyai tingkat adaptasi

dan toleransi yang lebih baik (Tabel 1, 2

dan 3). Hal ini menunjukkan bahwa

kultivar Sukmaraga, telah menunjukkan

variasi fenotipe yang merupakan cerminan

dari variasi genetic yang terjadi sebagai

akibat adanya perubahan karyotipe, per-

ubahan susunan kromosom, perubahan

gen dan perubahan sitoplasma (Larkin dan

Scowcroft, 1981) yang diinduksi oleh

mutagen kimia atau fisik (Crowder, 1993).

Tabel 1. Rata-rata indeks vigor kecambah beberapa kultivar jagung

Perlakuan

Kultivar NP JBD

0,05 Sukmaraga

(v1)

Lamuru

(v2)

Arjuna

(v3)

Bisma

(v4)

S.Kuning

(v5)

0 gy (s0) 7,67 b

w 7,69 a

w 8,04 b

v 7,13 b

x 7,63 b

w 0,18

100 gy (s1) 8,13 a

vw 7,33

b

y 8,31 a

v 7,67 a

x 8,01 a

w 0,19

500 gy (s2) 8,07 a

v 7,11c

y 8,13 ab

v 7,51 a

x 7,81 b

w 0,20

1000 gy (s3) 7,78 b

v 6,75d

y 7,55 c

w 7,54 a

w 7,22 c

x

NP JBD 0,05 0,20 0,21 0,22 0,23

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yg berbeda pada kolom (a,b,c) dan baris (v,w,x,y)

berarti berbeda nyata pada uji JBDα=0,05

Page 4: Cekaman1 Hal 5

Jurnal Agrisistem, Juni 2009, Vol. 5 No. 1 ISSN 1858-4330

33

Tabel 2. Rata-rata panjang akar (cm) kecambah berbagai kultivar jagung dan dosis irradiasi

Perlakuan

Kultivar NP JBD

0,05 Sukmaraga

(v1)

Lamuru

(v2)

Arjuna

(v3)

Bisma

(v4)

S.Kuning

(v5)

0 gy (s0) 13,11 a

v 10,70

a

y 12,54 a

w 11,81 a

x 12,83 a

vw 0,49

100 gy (s1) 12,67 a

v 8,03 b

x 10,57 b

w 12,18 a

v 12,24 b

v 0,52

500 gy (s2) 1,74 b

x 3,37 c

w 3,33 c

w 4,85 b

v 3,66 c

w 0,54

1000 gy (s3) 1,71 b

v 1,62 d

v 2,11 d

v 1,78 c

v 2,02 d

v

NP JBD 0,05 0,55 0,58 0,60 0,61

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yg berbeda pada kolom (a,b,c) dan baris (v,w,x,y)

berarti berbeda nyata pada uji JBDα=0,05

Tabel 3. Rata-rata panjang akar kecambah jagung pada berbagai dosis irradiasi dan

konsentrasi NaCl

Perlakuan Dosis Irradiasi

NP JBD 0,05 0 gy (s0) 100 gy (s1) 500 gy (s2) 1000 gy (s3)

0 mM (n0) 16,75 a

v 14,80 a

w 4,30 a

x 2,32

a

y 0,49

70 mM (n1) 14,71 b

v 13,47 b

w 4,23 a

x 2,05

ab

y 0,52

140 mM (n2) 10,27 c

v 10,05 c

v 3,13 b

w 1,74 bc

x 0,54

210 mM (n3) 7,07 d

v 6,23 d

w 1,90 c

x 1,27

c

y

NP JBD 0,05 0,49 0,52 0,54 0,55

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yg berbeda pada kolom (a,b,c) dan baris (v,w,x,y)

berarti berbeda nyata pada uji JBDα=0,05

Tabel 4. Rata-rata indeks translokasi K kecambah jagung pada berbagai kultivar dan dosis

irradiasi

Perlakuan

Kultivar NP JBD

0,05 Sukmaraga

(v1)

Lamuru

(v2)

Arjuna

(v3)

Bisma

(v4)

S.Kuning

(v5)

0 gy (s0) 0,90 d

v 0,90 c

v 0,86 c

w 0,72 c

y 0,82 c

x 0,027

100 gy (s1) 0,95 c

v 0,96 b

v 0,91 b

w 0,86 b

x 0,88 b

x 0,028

500 gy (s2) 1,00 b

v 0,94 b

w 0,95 a

w 0,94 a

w 0,92 a

w 0,029

1000 gy (s3) 1,04 a

v 1,05 a

v 0,96 a

w 0,94 a

w 0,94 a

w

NP JBD 0,05 0,0298 0,0314 0,0325 0,0332

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yg berbeda pada kolom (a,b,c) dan baris (v,w,x,y)

berarti berbeda nyata pada uji JBDα=0,05

Page 5: Cekaman1 Hal 5

Jurnal Agrisistem, Juni 2009, Vol. 5 No. 1 ISSN 1858-4330

34

NaCl yang diberikan dengan konsentrasi

semakin tinggi pada media akan menye-

babkan cekaman makin tinggi. Pada kon-

sentrasi NaCl 50 mM NaCl memberikan

nilai indeks terendah pada panjang hipo-

kotil kecambah dan berbeda nyata dengan

konsentrasi NaCl 25 mM NaCl. Hal ini

disebabkan karena pada konsentrasi NaCl

rendah potensial osmotik lebih berperan-

an, sedangkan pada konsentrasi tinggi,

selain potensial osmotik, juga terlihat

adanya pengaruh racun (Suwarno dan

Solahuddin, 1983).

Perbedaan pertumbuhan pada setiap kon-

sentrasi NaCl yang digunakan paling jelas

terlihat pada konsentrasi NaCl 210 mM.

Hal ini menunjukkan bahwa keragaman

antar kultivar berbeda pada konsentrasi

NaCl yang berbeda, baik kultivar tahan

maupun yang rentan. Pengaruh tersebut

akibat adanya Ion dari konsentrasi garam

tinggi secara langsung meracuni meta-

bolik tertentu dan secara tidak langsung

mengganggu serapan berbagai unsur esen-

sial dan proses metabolisme (Harjadi dan

Yahya, 1988). Hal ini menyebabkan

energi yang dihasilkan dari metabolisme

respirasi menurun sehingga perkecam-

bahan terhambat (Gardner et al., 1991).

Tabel 5. Rata-rata indeks translokasi K kecambah jagung pada berbagai kultivar dan

Konsentrasi NaCl

Perlakuan

Kultivar NP JBD

0,05 Sukmaraga

(v1)

Lamuru

(v2)

Arjuna

(v3)

Bisma

(v4)

S.Kuning

(v5)

0 mM (n0) 0,98 a

v 0,99 a

v 0,91 a

w 0,82 c

x 0,93 a

w 0,027

70 mM (n1) 0,98 a

v 0,91 b

x 0,92 a

w 0,93 a

w 0,92 a

w 0,028

140 mM (n2) 0,98 a

v 0,99 a

v 0,91 a

w 0,86 b

x 0,88 b

x 0,029

210 mM (n3) 0,96 a

v 0,96 a

v 0,93 a

v 0,86 b

w 0,83 c

w

NP JBD 0,05 0,0298 0,0314 0,0325 0,0332

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yg berbeda pada kolom (a,b,c) dan baris (v,w,x,y)

berarti berbeda nyata pada uji JBDα=0,05

Tabel 6. Rata-rata indeks translokasi K kecambah jagung pada berbagai dosis irradiasi

dan konsentrasi NaCl

Perlakuan Dosis Irradiasi NP JBD

0,05 0 gy (s0) 100 gy (s1) 500 gy (s2) 1000 gy (s3)

0 mM (n0) 0,80 b

x 0,92 a

w 1,00 a

v 0,99 b

v 0,027

70 mM (n1) 0,86 a

x 0,92 a

w 0,93 b

w 1,02 a

v 0,028

140 mM (n2) 0,85 a

y 0,90 a

x 0,95 b

w 0,98 b

v 0,029

210 mM (n3) 0,86 a

x 0,91 a

w 0,93 b

vw 0,94 c

v

NP JBD 0,05 0,027 0,028 0,029

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yg berbeda pada kolom (a,b,c) dan baris (v,w,x,y)

berarti berbeda nyata pada uji JBDα=0,05

Page 6: Cekaman1 Hal 5

Jurnal Agrisistem, Juni 2009, Vol. 5 No. 1 ISSN 1858-4330

35

Penampilan kultivar yang diuji pada

tingkat perkecambahan melalui peng-

amatan pada berbagai parameter berarti

adanya gen yang mengatur karakter

tersebut pada dasarnya berbeda sehingga

pada keadaan lingkungan yang sama

fenotipe tanaman yang diekspresikan juga

berbeda. Genotip yang berbeda akan

memberikan tanggapan yang berbeda bila

ditanam pada lingkungan yang sama.

Menurut Welsh (1991), jika terdapat

perbedaan antara dua individu pada

lingkungan yang sama dan dapat diukur,

maka perbedaan ini berasal dari variasi

genotipe kedua tanaman tersebut.

Tabel 7. Rata-rata indeks translokasi Na kecambah beberapa kultivar jagung

Perlakuan Konsentrasi NaCl (mM) NP JBD

0,05 0 (n0) 70 (n1) 140 (n2) 210 (n3)

v1 s0 0,86 bc

x 0,82 def

w 0,79 c

vw 0,76 efg

v 0,078

s1 0,89 bcd

y 0,83 ef

x 0,71 b

w 0,62 bcd

v 0,082

s2 1,14 f

w 0,62 b

v 1,841 i

x 1,844 j

x 0,085

s3 1,19 f

w 1,49 k

x 1,50 h

x 0,64 cd

v 0,087

v2 s0 0,94 cd

w 0,88 fgh

v 0,87 cde

v 0,84 gh

v 0,089

s1 0,84 b

x 0,72 c

w 0,65 b

v 0,66 cd

v 0,090

s2 1,14 f

w 0,83 ef

v 1,22 g

x 1,27 i

y 0,091

s3 1,06 e

w 1,06 j

w 1,11 f

x 0,78 efg

v 0,092

v3 s0 0,70 a

v 0,97 i

y 0,93 e

x 0,81 fgh

w 0,093

s1 0,71 a

v 0,84 efg

x 0,70 b

v 0,75 ef

w 0,094

s2 0,69 a

w 0,76 cde

x 0,67 b

vw 0,64 cd

v 0,095

s3 0,70 a

y 0,41 a

v 0,63 b

x 0,58 abc

w 0,096

v4 s0 0,96 d

x 0,92 fghi

w 0,89 de

w 0,83 fgh

v 0,097

s1 0,97 d

x 0,98 i

x 0,71 b

w 0.66 cd

v 0,098

s2 0,96 d

x 0,95 hi

x 0,70 b

w 0.58 abc

v

s3 0,96 d

y 0,60 b

w 0,64 b

x 0.52 a

v

v5 s0 0,90 bcd

v 0,88 fgh

v 0,86 cde

v 0.89 h

v

s1 0,89 bcd

x 0,82 ef

w 0,81 cd

w 0,70 de

v

s2 0,89 bcd

y 0,74 cd

x 0,63 b

w 0,59 abc

v

s3 0,91 bcd

x 0,72 c

w 0,55 a

v 0,54 ab

v

NP JBD 0,05 0,035 0,037 0,038

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yg berbeda pada kolom (a,b,c) dan baris (v,w,x,y)

berarti berbeda nyata pada uji JBDα=0,05

Page 7: Cekaman1 Hal 5

Jurnal Agrisistem, Juni 2009, Vol. 5 No. 1 ISSN 1858-4330

36

Tabel 8. Rata-rata indeks translokasi Cl kecambah beberapa kultivar jagung

Perlakuan Konsentrasi NaCl (mM) NP JBD

0,05 0 (n0) 70 (n1) 140 (n2) 210 (n3)

v1 s0 0,25 a

v 0,64 bc

y 0,61 a

x 0,54 a

w 0,066

s1 0,67 de

x 0,65 bc

x 0,62 a

w 0,56 abc

v 0,070

s2 1,34 k

w 0,61 a

v 1,61 i

x 1,68 l

y 0,072

s3 1,71 l

x 1,57 l

w 1,70 j

x 0,64 cd

v 0,074

v2 s0 0,53 b

v 0,97 j

x 0,95 g

x 0,83 hi

w 0,075

s1 0,73 efg

v 0,90 hi

w 0,92 fg

w 0,90 j

w 0,076

s2 1,29 j

y 0,74 de

v 1,25 h

x 1,01 k

w 0,077

s3 1,32 jk

x 1,35 k

y 1,20 h

w 0,90 j

v 0,078

v3 s0 0,68 def

v 0,73 de

w 0,67 ab

v 0,66 de

v 0,078

s1 0,81 hi

x 0,66 c

w 0,63 a

v 0,61 bcd

v 0,080

s2 0,85 i

y 0,62 ab

w 0,67 ab

x 0,58 abc

v 0,080

s3 0,75 fgh

wx 0,76 e

x 0,72 bc

w 0,55 ab

v 0,081

v4 s0 0,55 bc

v 0,71 d

w 0,75 c

x 0,88 ij

y 0,082

s1 0,55 bc

v 0,82 f

x 0,77 cd

w 0,80 gh

x 0,083

s2 0,72 efg

v 0,80 f

w 0,85 ef

x 0,71 ef

v

s3 0,77 gh

w 0,87 gh

x 0,87 ef

x 0,61 abcd

v

v5 s0 0,74 fgh

v 0,92 i

w 0,93 fg

w 0,74 fg

v

s1 0,62 cd

v 0,87 g

x 0,90 fg

y 0,80 gh

w

s2 0,77 gh

v 0,88 gh

w 0,89 efg

w 0,88 ij

w

s3 0,80 hi

v 0,91 i

w 0,83 de

v 0,98 k

x

NP JBD 0,05 0,029 0,031 0,032

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yg berbeda pada kolom (a,b,c) dan baris (v,w,x,y)

berarti berbeda nyata pada uji JBDα=0,05

Perlakuan dosis iradiasi yang tinggi me-

nyebabkan terjadinya kerusakan jaringan

pada benih dan menyebabkan pertumbuh-

an terhambat. Namun pada dosis yang

lebih rendah dapat menyebabkan ter-

jadinya mutasi dengan pertumbuhan yang

lebih baik seperti pada kultivar sukmaraga

dan bisma pada dosis radiasi 100 gy.

Menurut Wiryosimin (1995) irradiasi sinar

gamma sebagai mutagen akan memutus-

kan untaian DNA sehingga mengalami

perubahan asam amino dan protein yang

dibentuk dan menginduksi terjadinya

mutasi.

Page 8: Cekaman1 Hal 5

Jurnal Agrisistem, Juni 2009, Vol. 5 No. 1 ISSN 1858-4330

37

Tabel 9. Indeks selektivitas translokasi K-Na kecambah beberapa kultivar jagung

Perlakuan Konsentrasi NaCl (mM) NP JBD

0,05 0 (n0) 70 (n1) 140 (n2) 210 (n3)

v1

s0 1,04 cde

x 1,11 fg

wx 1,14 efg

w 1,23 ghi

v 0,162

s1 1,06 cde

y 1,15 ef

x 1,36 bcd

w 1,55 bcd

v 0,171

s2 1,13 bcd

x 1,59 b

w 1,83 a

v 1,84 a

v 0,177

s3 1,10 bcd

x 1,40 cd

w 1,43 bc

vw 1,50 cd

v 0,181

v2

s0 0,95 de

w 1,04 fgh

v 1,05 fgh

v 1,09 i

v 0,184

s1 1,13 bcd

x 1,34 cd

w 1,49 b

v 1,46 de

v 0,187

s2 1,12 bcd

w 0,86 h

x 1,20 def

v 1,26 fghi

v 0,189

s3 0,97 de

x 0,99 fgh

wx 1,06 fgh

v 1,24 fghi

v 0,191

v3

s0 1,21 bc

v 0,88 h

x 0,91 h

w 1,17 hi

v 0,193

s1 1,26 b

v 1,09 fg

w 1,28 cde

v 1,30 efgh

v 0,195

s2 1,48 a

v 1,31 de

w 1,47 b

v 1,41 defg

v 0,198

s3 1,44 a

y 2,37 a

v 1,74 a

w 1,64 bc

x 0,200

v4

s0 0,57 f

w 0,92 gh

v 0,89 h

v 0,90 j

v 0,201

s1 0,90 e

x 0,92 gh

x 1,19 def

w 1,28 efgh

v 0,203

s2 1,01 de

x 1,05 fgh

x 1,25 de

w 1,59 bcd

v

s3 0,95 de

y 1,67 b

w 1,44 bc

x 1,86 a

v

v5

s0 0,96 de

v 0,95 gh

vw 0,98 gh

v 0,89 j

w

s1 1,07 cde

w 1,09 fg

w 1,06 fgh

w 1,18 hi

v

s2 1,11 bcd

w 1,37 cde

v 1,44 bc

v 1,42 def

v

s3 1,05 cde

w 1,51 bc

v 1,73 a

v 1,71 ab

v

NP JBD 0,05 0,072 0,076 0,079

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yg berbeda pada kolom (a,b,c) dan baris (v,w,x,y)

berarti berbeda nyata pada uji JBDα=0,05

Hal ini terlihat dari indeks vigor tertinggi

diperoleh pada kultivar sukmaraga (7,78)

pada dosis irradiasi 1000 gy dan panjang

akar terpanjang (12,67 cm) pada dosis

irradiasi 100 gy. Demikian pula pada

indeks translokasi K, indeks translokasi

Na, indek selektivitas translokasi K-Na,

indeks selektivitas pengambilan K-Na

(Tabel 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 dan 11). Dengan

demikian, dosis radiasi yang memungkin-

kan dilaksanakan untuk perbaikan sifat

ketahanan jagung terhadap salinitas adalah

dosis 100 gy. Perbaikan sifat jagung

dengan menggunakan irradiasi sinar gam-

ma yang telah dilakukan dan memberikan

hasil yang baik pada karakter produksi,

kadar protein, kualitas biji, umur genjah,

dan tahan patogen (Walbot dalam

Soedjono 2003).

Page 9: Cekaman1 Hal 5

Jurnal Agrisistem, Juni 2009, Vol. 5 No. 1 ISSN 1858-4330

38

Tabel 10. Indeks selektivitas pengambilan K-Na kecambah jagung pada berbagai kultivar

dan dosis irradiasi

Perlakuan

Kultivar NP JBD

0,05 Sukmaraga

(v1)

Lamuru

(v2)

Arjuna

(v3)

Bisma

(v4)

S.Kuning

(v5)

0 gy (s0) 1,63 a

x 1,77 a

w 1,52 a

y 2,08 a

v 2,02 a

v 0,085

100 gy (s1) 1,51 b

w 1,40 a

x 1,38 b

x 1,78 b

v 1,70 b

v 0,089

500 gy (s2) 1,22 c

x 1,72 a

v 1,19 c

x 1,66 c

v 1,50 c

w 0,092

1000 gy (s3) 1,55 b

w 1,76 a

v 1,10 d

y 1,45 d

x 1,44 c

x

NP JBD 0,05 0,095 0,100 0,103 0,106

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yg berbeda pada kolom (a,b,c) dan baris (v,w,x,y)

berarti berbeda nyata pada uji JBDα=0,05

Tabel 11. Indeks selektivitas pengambilan K-Na kecambah jagung pada berbagai dosis

irradiasi dan konsentrasi NaCl

Perlakuan Dosis Irradiasi (gy) NP JBD

0,05 0 gy (s0) 100 gy (s1) 500 gy (s2) 1000 gy (s3)

0 mM (n0) 1,75 b

w 1,77 a

w 1,82 a

w 1,99 a

v 0,085

70 mM (n1) 1,78 ab

v 1,63 b

w 1,54 b

x 1,36 b

y 0,089

140 mM (n2) 1,83 ab

v 1,47 c

w 1,31 c

x 1,32 b

x 0,092

210 mM (n3) 1,86 a

v 1,34 d

w 1,16 d

x 1,16 c

x

NP JBD 0,05 0,085 0,089 0,092 0,030

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yg berbeda pada kolom (a,b,c) dan baris(v,w,x,y)

berarti berbeda nyata pada uji JBDα=0,05

KESIMPULAN

Makin tinggi konsentrasi NaCl dan dosis

irradiasi menyebabkan semua pertumbuh-

an kecambah pada semua kultivar jagung

mengalami penurunan.

Kultivar Sukmaraga dan dosis irradiasi

100 gy merupakan perlakuan yang dapat

beradaptasi dan toleran terhadap konsen-

trasi NaCl yang tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2010. Statistik Pertanian,

Departemen Pertanian Republik

Indonesia.[diakses 10 Januari 2010

pada situs: www.deptan.go.id]

Badan Pusat Statistik. 2005. Data pro-

duksi tanaman pangan dan horti-

kultura. Pusat Data Statistik Perta-

nian. Jakarta.

Crowder, L.V., 1993. Genetika Tumbuh-

an. Terjemahan Kusdiarti, L.,

Sutarso (ed). Gadjah Mada Univer-

sity Press, Yogyakarta.

Gardner, F.P., R.B. Pearce dan R.I.

Mitchell, 1991. Physiology of Crop

Plants. (Penerjemah: Herawati

Susilo, Fisiologi Tanaman Budi-

daya) Universitas Indonesia Press.

Jakarta.

Page 10: Cekaman1 Hal 5

Jurnal Agrisistem, Juni 2009, Vol. 5 No. 1 ISSN 1858-4330

39

Haryadi, S.S. dan S. Yahya. 1988. Fisio-

logi Stres Lingkungan. PAU Bio-

teknologi IPB.

Hendarto and Mugiono, 1966 Present of

plant mutation breeding in indo-

nesia, plant mutation breeding in

asia. proc of plant mutation breed-

ing. Seminar Beijing. P 21-37.

Larkin, P.J. and Scowcroft, W.R. 1981.

Somaklonal variation, a novel source

of variability from cell cultures for

plat improvement. Theor. Appl.

Genet. 60: 179 – 214.

Ratna, 2010. Radioisotop digunakan se-

bagai perunut dan sumber radiasi.

[diakses 10 Januari 2010 pada situs

http://www.Chem-is-try.org/materi-

kimia/kimia-smk/kelasxi/radioisotop

-digunakan-sebagai–perunut-dan-

sumber radiasi].

Sisworo, Elsje L, K. Idris, A.

Citraresmini, I. Sugoro, 2006. Tek-

nik nuklir untuk penelitian hubung-

an tanah-tanaman, perhitungan dan

interpretasi data. Badan Tenaga

Nuklir Nasional (BATAN). Jakarta

Soedjono, S., 2003. Aplikasi mutasi in-

duksi dan variasi somaklonal dalam

pemuliaan tanaman. Jurnal Litbang

Pertanian 22(2):

Soeryowinito, M., 1996. Petunjuk labora-

torium pemuliaan tanaman secara

invitro. (Reviewer) Soemartono.

Kanisius Yogyakarta.

Suwarno dan S. Solahuddin, 1986. Tole-

ransi varietas padi terhadap salinitas

pada fase perkecambahan. Bul.

Agronomi XVI (3): 1 – 15.

Welsh, J.R., 1991. Dasar-Dasar Gene-

tika dan Pemuliaan Tanaman.

Terjemahan J.P. Mogea. Erlangga :

190-207.

Wiryosimin, S. 1995. Mengenal asas

proteksi radiasi. ITB, Bandung.