Upload
intanfakhrunniam
View
213
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
jj
Citation preview
Jurnal Agrisistem, Juni 2009, Vol. 5 No. 1 ISSN 1858-4330
30
ANALISIS HERITABILITAS TANAMAN JAGUNG TAHAN SALINITAS
DAN KEKERINGAN HASIL INDUKSI MUTASI
DENGAN SINAR GAMMA
HERITABILITY ANALYSIS OF RESISTANT MAIZE TO SALINITY AND
DROUGHT OBTAINED FROM MUTATION INDUCTION
UTILIZING GAMMA RAY
Muh Askari Kuruseng 1 dan Muh. Farid
2
1 Jurusan Penyuluhan Pertanian STPP Gowa
2Jurusan Budidaya Tanaman Fakultas Pertanian Unhas
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan: untuk memperoleh kultivar jagung yang resisten terhadap salinitas
dan masih mempunyai produktivitas yang tinggi melalui induksi mutasi dengan sinar
gamma; untuk mengidentifikasi dasar dan mekanisme resistensi; untuk memahami metode
induksi mutasi dari dari tahap awal seleksi mutan jagung yang resisten terhadap salinitas;
seperti halnya untuk mempelajari karakter dan heritabilitas jagung diperoleh dari induksi
mutasi dengan sinar gamma. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Benih, Fakultas
pertanian, Universitas Hasanuddin, dari April sampai Mei 2009. Penelitian dasar-
laboratorium dilaksanakan dengan menggunakan metoda kertas yang digulung dan
didirikan dalam pembungkus plastik dan uji di atas kertas dalam cawan petridish.
Penelitian ini disusun berdasarkan rancangan Acak Kelompok Faktorial terdiri dari tiga
faktor. Hasil menunjukkan bahwa kultivar yang resisten terhadap salinitas berdasarkan uji
laboratorium adalah Sukmaraga. Karakter yang dapat diamati untuk melihat resistensi
terhadap kekeringan dan salinitas pada tingkat laboratorium adalah indeks vigor, volume
akar, indeks translokasi K, indeks translokasi Na, indeks translokasi Cl, indeks translokasi
selektivitas K-Na, dan indeks translocation, dan indeks translokasi penyerapan K-Na. Laju
sinar gamma 100 gy adalah sesuai untuk resistensi benih jagung terhadap salinitas tinggi.
Kata kunci: Kekeringan dan resistensi salinitas, jagung, induksi mutasi, radiasi gamma
ABSTRACT
This research aims: to obtain maize cultivar which is resistant to salinity and still produce
high productivity through mutation induction with gamma ray; to identify standard and
resistance mechanism; to understand method of mutation induction and method of early
selection for maize mutants resistance against salinity; as well as to study character and
heritability inheritance of maize obtained from mutation induction with gamma ray. This
research was undertaken in Seed Laboratory, Faculty of Agriculture, University of
Hasanuddin, from April to May 2009. Laboratory-based experiment was performed with
the method of folded paper placed upright inside plastic wrap and test on paper inside petri
dish, These are arranged with Factorial Randomized Block Design consisting of three
factors. Results show that resistant cultivar against salinity for laboratory-based level is
Sukmaraga. Characters that possible to be observed in order to determine resistance against
drought and salinity for laboratory-based level are vigor indecs, root volumes, indecs of K
translocation, indecs of Na translocation, indecs of Cl translocation, indecs of K-Na
Jurnal Agrisistem, Juni 2009, Vol. 5 No. 1 ISSN 1858-4330
31
selectivity translocation, and indecs of K-Na removal translocation. Rate of gamma
radiation of 100 gy is resistance appropriate for maize seed radiation on high salinity.
Keywords: Drought and salinity resistance, maize, induction mutation, gamma radiation
PENDAHULUAN
Tanaman jagung merupakan salah satu
bahan pangan pokok potensial dan men-
jadi salah satu komoditas primadona
dalam agribisnis. Produksi jagung bebe-
rapa tahun terakhir mengalami fluktuasi,
dimana pada tahun 1998 produksi men-
capai 10.169.488 ton, namun pada tahun
1999 produksi turun menjadi 9.204.036
ton (turun sekitar 9,49% dan merupakan
penurunan produksi terbesar dalam kurun
waktu 7 tahun terakhir). Produksi pada
tahun 2004 meningkat sekitar 2,43%,
namun kebutuhan jagung meningkat lebih
besar (BPS, 2005). Produktivitas jagung
tahun 2005 secara nasional hanya 3,45
ton ha-1
dan menjadi 4,16 ton ha-1
pada
tahun 2009 (Anonim 2010). Hal ini me-
nunjukkan rendahnya produktivitas ja-
gung dibandingkan dengan potensi pro-
duksi jagung yang bisa mencapai 8 ton
ha-1
.
Cekaman salinitas dan menyebabkan pe-
nyerapan hara dan pengambilan air ter-
halang sehingga menyebabkan pertum-
buhan abnormal dan terjadi penurunan
hasil. Salinitas tanah atau air dan ke-
keringan semakin mendapat perhatian
dalam pertanian, karena menyebabkan
kondisi tercekam pada tanaman. Keke-
ringan dan salinitas merupakan salah satu
faktor pembatas produktifitas tanaman di
berbagai wilayah, khususnya pada ta-
naman yang dikelola pada lahan kering
dan tadah hujan seperti legume, jagung
dan tebu.
Variasi genetik pada tanaman padi dengan
menggunakan mutagen fisik sinar gamma
(CoGo) diartikan pada perbaikan varietas
padi umur genjah, tahan terhadap se-
rangan hama patogen dan kekeringan serta
kualitas biji yang disenangi oleh kon-
sumen (Hendarto dan Mugiono, 1996)
Kegiatan pemuliaan tanaman memerlukan
keragaman genetik yang luas untuk mem-
peroleh varieatas unggul baru dengan sifat
yang diinginkan. Peningkatan variabilitas
genetik dapat dilakukan melalui induksi
mutasi dengan menggunakan mutagen.
Mutasi induksi dapat menyebabkan variasi
sifat tanaman (Crwoder, 1993). Variasi
sifat dengan menggunakan mutagen ir-
radiasi dan kimia dapat diperoleh melalui
kultur sel somatik (sel akar, daun, tunas),
kultur kalus dan biji (Soeryowinoto,
1994). Peluang dapat tidak terjadinya
mutasi dan persentasenya, tergantung
pada jumlah tanaman, umur tanaman,
bagian tanaman, fase pertumbuhan dan
lamanya penyinaran. Dosis iradiasi dibagi
tiga yaitu tinggi (>10 k Gy), sedang (1-10
k Gy), dan rendah (< 1 k Gy). Gy (ray)
adalah satuan yang digunakan untuk
menyatakan keaktifan yakni jumlah
(dosis) radiasi yang diserap oleh suatu
materi yang merupakan radiasi ion dari
pertumbuhan isotop radioaktif (Ratna,
2010).
BAHAN DAN METODE
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium
Benih Jurusan Budidaya Pertanian Fakul-
tas Pertanian Universitas Hasanuddin,
Penelitian dilaksanakan dari April sampai
Mei 2009. Penelitian dilaksanakan pada
pengujian kecambah jagung dengan
menggunakan metode uji di atas kertas
(UDK) dan uji kertas digulung didirikan
dalam plastik (UKdDp). Penelitian meng-
gunakan Rancangan Faktorial 3 Faktor
dengan tiga ulangan. Perlakuan yang diuji
adalah lima kultivar (V) jagung (v1=
Jurnal Agrisistem, Juni 2009, Vol. 5 No. 1 ISSN 1858-4330
32
Sukmaraga, v2= Lamuru, v3= Arjuna, v4=
Bisma, v5= Srikandi kuning) sebagai
faktor pertama; dosis irradiasi (S) sinar
gamma (s0=0 gy, s1=100 gy, s2=500 gy,
s3=1000 gy) se-bagai faktor kedua; dan
konsentrasi (N) NaCl (n0=0 mM, n1= 70
mM, n2= 140 mM, n3= 210 mM).
Parameter yang diamati adalah indeks
vigor, panjang akar, indeks translokasi K,
indeks translokasi Na, indeks translokasi
Cl, indeks selek-tivitas translokasi K-Na,
dan indeks selektivitas pengambilan K-Na
pada pada tajuk dan akar dengan kriteria
sebagai berikut :
a. Indeks Translokasi K (IT K) = (K)
Tajuk / (K) Akar
b. Indeks Translokasi Na (IT Na) =
(Na) Tajuk / (Na) Akar
c. Indeks Translokasi Cl (IT Cl) =
(Cl) Tajuk / (Cl) Akar
d. Indeks Selektivitas Translokasi K-
Na (IST K-Na) = [(K)/(Na)tajuk]/
[(K)/(Na)akar]
e. Indeks Selektivitas Pengambilan
K-Na (ISP K-Na) = (K)/(Na)akar
Analisis data dilakukan menggunakan
analisis varians (Anova) dan dilanjutkan
dengan uji Jarak Berganda Duncan (JBD).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil analisis statistik menunjukkan bah-
wa perlakuan kultivar jagung, dosis ir-
radiasi dan konsentrasi NaCl serta inter-
aksinya berpengaruh sangat nyata ter-
hadap semua karakter pertumbuhan pada
pengujian perkecambahan. Makin tinggi
konsentrasi NaCl dan dosis irradiasi me-
nyebabkan semua pertumbuhan kecam-
bah pada semua kultivar jagung akan
mengalami penurunan.
Kultivar yang mampu bertahan pada
konsentrasi NaCl dan dosis irradiasi yang
lebih tinggi mempunyai tingkat adaptasi
dan toleransi yang lebih baik (Tabel 1, 2
dan 3). Hal ini menunjukkan bahwa
kultivar Sukmaraga, telah menunjukkan
variasi fenotipe yang merupakan cerminan
dari variasi genetic yang terjadi sebagai
akibat adanya perubahan karyotipe, per-
ubahan susunan kromosom, perubahan
gen dan perubahan sitoplasma (Larkin dan
Scowcroft, 1981) yang diinduksi oleh
mutagen kimia atau fisik (Crowder, 1993).
Tabel 1. Rata-rata indeks vigor kecambah beberapa kultivar jagung
Perlakuan
Kultivar NP JBD
0,05 Sukmaraga
(v1)
Lamuru
(v2)
Arjuna
(v3)
Bisma
(v4)
S.Kuning
(v5)
0 gy (s0) 7,67 b
w 7,69 a
w 8,04 b
v 7,13 b
x 7,63 b
w 0,18
100 gy (s1) 8,13 a
vw 7,33
b
y 8,31 a
v 7,67 a
x 8,01 a
w 0,19
500 gy (s2) 8,07 a
v 7,11c
y 8,13 ab
v 7,51 a
x 7,81 b
w 0,20
1000 gy (s3) 7,78 b
v 6,75d
y 7,55 c
w 7,54 a
w 7,22 c
x
NP JBD 0,05 0,20 0,21 0,22 0,23
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yg berbeda pada kolom (a,b,c) dan baris (v,w,x,y)
berarti berbeda nyata pada uji JBDα=0,05
Jurnal Agrisistem, Juni 2009, Vol. 5 No. 1 ISSN 1858-4330
33
Tabel 2. Rata-rata panjang akar (cm) kecambah berbagai kultivar jagung dan dosis irradiasi
Perlakuan
Kultivar NP JBD
0,05 Sukmaraga
(v1)
Lamuru
(v2)
Arjuna
(v3)
Bisma
(v4)
S.Kuning
(v5)
0 gy (s0) 13,11 a
v 10,70
a
y 12,54 a
w 11,81 a
x 12,83 a
vw 0,49
100 gy (s1) 12,67 a
v 8,03 b
x 10,57 b
w 12,18 a
v 12,24 b
v 0,52
500 gy (s2) 1,74 b
x 3,37 c
w 3,33 c
w 4,85 b
v 3,66 c
w 0,54
1000 gy (s3) 1,71 b
v 1,62 d
v 2,11 d
v 1,78 c
v 2,02 d
v
NP JBD 0,05 0,55 0,58 0,60 0,61
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yg berbeda pada kolom (a,b,c) dan baris (v,w,x,y)
berarti berbeda nyata pada uji JBDα=0,05
Tabel 3. Rata-rata panjang akar kecambah jagung pada berbagai dosis irradiasi dan
konsentrasi NaCl
Perlakuan Dosis Irradiasi
NP JBD 0,05 0 gy (s0) 100 gy (s1) 500 gy (s2) 1000 gy (s3)
0 mM (n0) 16,75 a
v 14,80 a
w 4,30 a
x 2,32
a
y 0,49
70 mM (n1) 14,71 b
v 13,47 b
w 4,23 a
x 2,05
ab
y 0,52
140 mM (n2) 10,27 c
v 10,05 c
v 3,13 b
w 1,74 bc
x 0,54
210 mM (n3) 7,07 d
v 6,23 d
w 1,90 c
x 1,27
c
y
NP JBD 0,05 0,49 0,52 0,54 0,55
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yg berbeda pada kolom (a,b,c) dan baris (v,w,x,y)
berarti berbeda nyata pada uji JBDα=0,05
Tabel 4. Rata-rata indeks translokasi K kecambah jagung pada berbagai kultivar dan dosis
irradiasi
Perlakuan
Kultivar NP JBD
0,05 Sukmaraga
(v1)
Lamuru
(v2)
Arjuna
(v3)
Bisma
(v4)
S.Kuning
(v5)
0 gy (s0) 0,90 d
v 0,90 c
v 0,86 c
w 0,72 c
y 0,82 c
x 0,027
100 gy (s1) 0,95 c
v 0,96 b
v 0,91 b
w 0,86 b
x 0,88 b
x 0,028
500 gy (s2) 1,00 b
v 0,94 b
w 0,95 a
w 0,94 a
w 0,92 a
w 0,029
1000 gy (s3) 1,04 a
v 1,05 a
v 0,96 a
w 0,94 a
w 0,94 a
w
NP JBD 0,05 0,0298 0,0314 0,0325 0,0332
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yg berbeda pada kolom (a,b,c) dan baris (v,w,x,y)
berarti berbeda nyata pada uji JBDα=0,05
Jurnal Agrisistem, Juni 2009, Vol. 5 No. 1 ISSN 1858-4330
34
NaCl yang diberikan dengan konsentrasi
semakin tinggi pada media akan menye-
babkan cekaman makin tinggi. Pada kon-
sentrasi NaCl 50 mM NaCl memberikan
nilai indeks terendah pada panjang hipo-
kotil kecambah dan berbeda nyata dengan
konsentrasi NaCl 25 mM NaCl. Hal ini
disebabkan karena pada konsentrasi NaCl
rendah potensial osmotik lebih berperan-
an, sedangkan pada konsentrasi tinggi,
selain potensial osmotik, juga terlihat
adanya pengaruh racun (Suwarno dan
Solahuddin, 1983).
Perbedaan pertumbuhan pada setiap kon-
sentrasi NaCl yang digunakan paling jelas
terlihat pada konsentrasi NaCl 210 mM.
Hal ini menunjukkan bahwa keragaman
antar kultivar berbeda pada konsentrasi
NaCl yang berbeda, baik kultivar tahan
maupun yang rentan. Pengaruh tersebut
akibat adanya Ion dari konsentrasi garam
tinggi secara langsung meracuni meta-
bolik tertentu dan secara tidak langsung
mengganggu serapan berbagai unsur esen-
sial dan proses metabolisme (Harjadi dan
Yahya, 1988). Hal ini menyebabkan
energi yang dihasilkan dari metabolisme
respirasi menurun sehingga perkecam-
bahan terhambat (Gardner et al., 1991).
Tabel 5. Rata-rata indeks translokasi K kecambah jagung pada berbagai kultivar dan
Konsentrasi NaCl
Perlakuan
Kultivar NP JBD
0,05 Sukmaraga
(v1)
Lamuru
(v2)
Arjuna
(v3)
Bisma
(v4)
S.Kuning
(v5)
0 mM (n0) 0,98 a
v 0,99 a
v 0,91 a
w 0,82 c
x 0,93 a
w 0,027
70 mM (n1) 0,98 a
v 0,91 b
x 0,92 a
w 0,93 a
w 0,92 a
w 0,028
140 mM (n2) 0,98 a
v 0,99 a
v 0,91 a
w 0,86 b
x 0,88 b
x 0,029
210 mM (n3) 0,96 a
v 0,96 a
v 0,93 a
v 0,86 b
w 0,83 c
w
NP JBD 0,05 0,0298 0,0314 0,0325 0,0332
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yg berbeda pada kolom (a,b,c) dan baris (v,w,x,y)
berarti berbeda nyata pada uji JBDα=0,05
Tabel 6. Rata-rata indeks translokasi K kecambah jagung pada berbagai dosis irradiasi
dan konsentrasi NaCl
Perlakuan Dosis Irradiasi NP JBD
0,05 0 gy (s0) 100 gy (s1) 500 gy (s2) 1000 gy (s3)
0 mM (n0) 0,80 b
x 0,92 a
w 1,00 a
v 0,99 b
v 0,027
70 mM (n1) 0,86 a
x 0,92 a
w 0,93 b
w 1,02 a
v 0,028
140 mM (n2) 0,85 a
y 0,90 a
x 0,95 b
w 0,98 b
v 0,029
210 mM (n3) 0,86 a
x 0,91 a
w 0,93 b
vw 0,94 c
v
NP JBD 0,05 0,027 0,028 0,029
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yg berbeda pada kolom (a,b,c) dan baris (v,w,x,y)
berarti berbeda nyata pada uji JBDα=0,05
Jurnal Agrisistem, Juni 2009, Vol. 5 No. 1 ISSN 1858-4330
35
Penampilan kultivar yang diuji pada
tingkat perkecambahan melalui peng-
amatan pada berbagai parameter berarti
adanya gen yang mengatur karakter
tersebut pada dasarnya berbeda sehingga
pada keadaan lingkungan yang sama
fenotipe tanaman yang diekspresikan juga
berbeda. Genotip yang berbeda akan
memberikan tanggapan yang berbeda bila
ditanam pada lingkungan yang sama.
Menurut Welsh (1991), jika terdapat
perbedaan antara dua individu pada
lingkungan yang sama dan dapat diukur,
maka perbedaan ini berasal dari variasi
genotipe kedua tanaman tersebut.
Tabel 7. Rata-rata indeks translokasi Na kecambah beberapa kultivar jagung
Perlakuan Konsentrasi NaCl (mM) NP JBD
0,05 0 (n0) 70 (n1) 140 (n2) 210 (n3)
v1 s0 0,86 bc
x 0,82 def
w 0,79 c
vw 0,76 efg
v 0,078
s1 0,89 bcd
y 0,83 ef
x 0,71 b
w 0,62 bcd
v 0,082
s2 1,14 f
w 0,62 b
v 1,841 i
x 1,844 j
x 0,085
s3 1,19 f
w 1,49 k
x 1,50 h
x 0,64 cd
v 0,087
v2 s0 0,94 cd
w 0,88 fgh
v 0,87 cde
v 0,84 gh
v 0,089
s1 0,84 b
x 0,72 c
w 0,65 b
v 0,66 cd
v 0,090
s2 1,14 f
w 0,83 ef
v 1,22 g
x 1,27 i
y 0,091
s3 1,06 e
w 1,06 j
w 1,11 f
x 0,78 efg
v 0,092
v3 s0 0,70 a
v 0,97 i
y 0,93 e
x 0,81 fgh
w 0,093
s1 0,71 a
v 0,84 efg
x 0,70 b
v 0,75 ef
w 0,094
s2 0,69 a
w 0,76 cde
x 0,67 b
vw 0,64 cd
v 0,095
s3 0,70 a
y 0,41 a
v 0,63 b
x 0,58 abc
w 0,096
v4 s0 0,96 d
x 0,92 fghi
w 0,89 de
w 0,83 fgh
v 0,097
s1 0,97 d
x 0,98 i
x 0,71 b
w 0.66 cd
v 0,098
s2 0,96 d
x 0,95 hi
x 0,70 b
w 0.58 abc
v
s3 0,96 d
y 0,60 b
w 0,64 b
x 0.52 a
v
v5 s0 0,90 bcd
v 0,88 fgh
v 0,86 cde
v 0.89 h
v
s1 0,89 bcd
x 0,82 ef
w 0,81 cd
w 0,70 de
v
s2 0,89 bcd
y 0,74 cd
x 0,63 b
w 0,59 abc
v
s3 0,91 bcd
x 0,72 c
w 0,55 a
v 0,54 ab
v
NP JBD 0,05 0,035 0,037 0,038
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yg berbeda pada kolom (a,b,c) dan baris (v,w,x,y)
berarti berbeda nyata pada uji JBDα=0,05
Jurnal Agrisistem, Juni 2009, Vol. 5 No. 1 ISSN 1858-4330
36
Tabel 8. Rata-rata indeks translokasi Cl kecambah beberapa kultivar jagung
Perlakuan Konsentrasi NaCl (mM) NP JBD
0,05 0 (n0) 70 (n1) 140 (n2) 210 (n3)
v1 s0 0,25 a
v 0,64 bc
y 0,61 a
x 0,54 a
w 0,066
s1 0,67 de
x 0,65 bc
x 0,62 a
w 0,56 abc
v 0,070
s2 1,34 k
w 0,61 a
v 1,61 i
x 1,68 l
y 0,072
s3 1,71 l
x 1,57 l
w 1,70 j
x 0,64 cd
v 0,074
v2 s0 0,53 b
v 0,97 j
x 0,95 g
x 0,83 hi
w 0,075
s1 0,73 efg
v 0,90 hi
w 0,92 fg
w 0,90 j
w 0,076
s2 1,29 j
y 0,74 de
v 1,25 h
x 1,01 k
w 0,077
s3 1,32 jk
x 1,35 k
y 1,20 h
w 0,90 j
v 0,078
v3 s0 0,68 def
v 0,73 de
w 0,67 ab
v 0,66 de
v 0,078
s1 0,81 hi
x 0,66 c
w 0,63 a
v 0,61 bcd
v 0,080
s2 0,85 i
y 0,62 ab
w 0,67 ab
x 0,58 abc
v 0,080
s3 0,75 fgh
wx 0,76 e
x 0,72 bc
w 0,55 ab
v 0,081
v4 s0 0,55 bc
v 0,71 d
w 0,75 c
x 0,88 ij
y 0,082
s1 0,55 bc
v 0,82 f
x 0,77 cd
w 0,80 gh
x 0,083
s2 0,72 efg
v 0,80 f
w 0,85 ef
x 0,71 ef
v
s3 0,77 gh
w 0,87 gh
x 0,87 ef
x 0,61 abcd
v
v5 s0 0,74 fgh
v 0,92 i
w 0,93 fg
w 0,74 fg
v
s1 0,62 cd
v 0,87 g
x 0,90 fg
y 0,80 gh
w
s2 0,77 gh
v 0,88 gh
w 0,89 efg
w 0,88 ij
w
s3 0,80 hi
v 0,91 i
w 0,83 de
v 0,98 k
x
NP JBD 0,05 0,029 0,031 0,032
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yg berbeda pada kolom (a,b,c) dan baris (v,w,x,y)
berarti berbeda nyata pada uji JBDα=0,05
Perlakuan dosis iradiasi yang tinggi me-
nyebabkan terjadinya kerusakan jaringan
pada benih dan menyebabkan pertumbuh-
an terhambat. Namun pada dosis yang
lebih rendah dapat menyebabkan ter-
jadinya mutasi dengan pertumbuhan yang
lebih baik seperti pada kultivar sukmaraga
dan bisma pada dosis radiasi 100 gy.
Menurut Wiryosimin (1995) irradiasi sinar
gamma sebagai mutagen akan memutus-
kan untaian DNA sehingga mengalami
perubahan asam amino dan protein yang
dibentuk dan menginduksi terjadinya
mutasi.
Jurnal Agrisistem, Juni 2009, Vol. 5 No. 1 ISSN 1858-4330
37
Tabel 9. Indeks selektivitas translokasi K-Na kecambah beberapa kultivar jagung
Perlakuan Konsentrasi NaCl (mM) NP JBD
0,05 0 (n0) 70 (n1) 140 (n2) 210 (n3)
v1
s0 1,04 cde
x 1,11 fg
wx 1,14 efg
w 1,23 ghi
v 0,162
s1 1,06 cde
y 1,15 ef
x 1,36 bcd
w 1,55 bcd
v 0,171
s2 1,13 bcd
x 1,59 b
w 1,83 a
v 1,84 a
v 0,177
s3 1,10 bcd
x 1,40 cd
w 1,43 bc
vw 1,50 cd
v 0,181
v2
s0 0,95 de
w 1,04 fgh
v 1,05 fgh
v 1,09 i
v 0,184
s1 1,13 bcd
x 1,34 cd
w 1,49 b
v 1,46 de
v 0,187
s2 1,12 bcd
w 0,86 h
x 1,20 def
v 1,26 fghi
v 0,189
s3 0,97 de
x 0,99 fgh
wx 1,06 fgh
v 1,24 fghi
v 0,191
v3
s0 1,21 bc
v 0,88 h
x 0,91 h
w 1,17 hi
v 0,193
s1 1,26 b
v 1,09 fg
w 1,28 cde
v 1,30 efgh
v 0,195
s2 1,48 a
v 1,31 de
w 1,47 b
v 1,41 defg
v 0,198
s3 1,44 a
y 2,37 a
v 1,74 a
w 1,64 bc
x 0,200
v4
s0 0,57 f
w 0,92 gh
v 0,89 h
v 0,90 j
v 0,201
s1 0,90 e
x 0,92 gh
x 1,19 def
w 1,28 efgh
v 0,203
s2 1,01 de
x 1,05 fgh
x 1,25 de
w 1,59 bcd
v
s3 0,95 de
y 1,67 b
w 1,44 bc
x 1,86 a
v
v5
s0 0,96 de
v 0,95 gh
vw 0,98 gh
v 0,89 j
w
s1 1,07 cde
w 1,09 fg
w 1,06 fgh
w 1,18 hi
v
s2 1,11 bcd
w 1,37 cde
v 1,44 bc
v 1,42 def
v
s3 1,05 cde
w 1,51 bc
v 1,73 a
v 1,71 ab
v
NP JBD 0,05 0,072 0,076 0,079
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yg berbeda pada kolom (a,b,c) dan baris (v,w,x,y)
berarti berbeda nyata pada uji JBDα=0,05
Hal ini terlihat dari indeks vigor tertinggi
diperoleh pada kultivar sukmaraga (7,78)
pada dosis irradiasi 1000 gy dan panjang
akar terpanjang (12,67 cm) pada dosis
irradiasi 100 gy. Demikian pula pada
indeks translokasi K, indeks translokasi
Na, indek selektivitas translokasi K-Na,
indeks selektivitas pengambilan K-Na
(Tabel 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 dan 11). Dengan
demikian, dosis radiasi yang memungkin-
kan dilaksanakan untuk perbaikan sifat
ketahanan jagung terhadap salinitas adalah
dosis 100 gy. Perbaikan sifat jagung
dengan menggunakan irradiasi sinar gam-
ma yang telah dilakukan dan memberikan
hasil yang baik pada karakter produksi,
kadar protein, kualitas biji, umur genjah,
dan tahan patogen (Walbot dalam
Soedjono 2003).
Jurnal Agrisistem, Juni 2009, Vol. 5 No. 1 ISSN 1858-4330
38
Tabel 10. Indeks selektivitas pengambilan K-Na kecambah jagung pada berbagai kultivar
dan dosis irradiasi
Perlakuan
Kultivar NP JBD
0,05 Sukmaraga
(v1)
Lamuru
(v2)
Arjuna
(v3)
Bisma
(v4)
S.Kuning
(v5)
0 gy (s0) 1,63 a
x 1,77 a
w 1,52 a
y 2,08 a
v 2,02 a
v 0,085
100 gy (s1) 1,51 b
w 1,40 a
x 1,38 b
x 1,78 b
v 1,70 b
v 0,089
500 gy (s2) 1,22 c
x 1,72 a
v 1,19 c
x 1,66 c
v 1,50 c
w 0,092
1000 gy (s3) 1,55 b
w 1,76 a
v 1,10 d
y 1,45 d
x 1,44 c
x
NP JBD 0,05 0,095 0,100 0,103 0,106
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yg berbeda pada kolom (a,b,c) dan baris (v,w,x,y)
berarti berbeda nyata pada uji JBDα=0,05
Tabel 11. Indeks selektivitas pengambilan K-Na kecambah jagung pada berbagai dosis
irradiasi dan konsentrasi NaCl
Perlakuan Dosis Irradiasi (gy) NP JBD
0,05 0 gy (s0) 100 gy (s1) 500 gy (s2) 1000 gy (s3)
0 mM (n0) 1,75 b
w 1,77 a
w 1,82 a
w 1,99 a
v 0,085
70 mM (n1) 1,78 ab
v 1,63 b
w 1,54 b
x 1,36 b
y 0,089
140 mM (n2) 1,83 ab
v 1,47 c
w 1,31 c
x 1,32 b
x 0,092
210 mM (n3) 1,86 a
v 1,34 d
w 1,16 d
x 1,16 c
x
NP JBD 0,05 0,085 0,089 0,092 0,030
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yg berbeda pada kolom (a,b,c) dan baris(v,w,x,y)
berarti berbeda nyata pada uji JBDα=0,05
KESIMPULAN
Makin tinggi konsentrasi NaCl dan dosis
irradiasi menyebabkan semua pertumbuh-
an kecambah pada semua kultivar jagung
mengalami penurunan.
Kultivar Sukmaraga dan dosis irradiasi
100 gy merupakan perlakuan yang dapat
beradaptasi dan toleran terhadap konsen-
trasi NaCl yang tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2010. Statistik Pertanian,
Departemen Pertanian Republik
Indonesia.[diakses 10 Januari 2010
pada situs: www.deptan.go.id]
Badan Pusat Statistik. 2005. Data pro-
duksi tanaman pangan dan horti-
kultura. Pusat Data Statistik Perta-
nian. Jakarta.
Crowder, L.V., 1993. Genetika Tumbuh-
an. Terjemahan Kusdiarti, L.,
Sutarso (ed). Gadjah Mada Univer-
sity Press, Yogyakarta.
Gardner, F.P., R.B. Pearce dan R.I.
Mitchell, 1991. Physiology of Crop
Plants. (Penerjemah: Herawati
Susilo, Fisiologi Tanaman Budi-
daya) Universitas Indonesia Press.
Jakarta.
Jurnal Agrisistem, Juni 2009, Vol. 5 No. 1 ISSN 1858-4330
39
Haryadi, S.S. dan S. Yahya. 1988. Fisio-
logi Stres Lingkungan. PAU Bio-
teknologi IPB.
Hendarto and Mugiono, 1966 Present of
plant mutation breeding in indo-
nesia, plant mutation breeding in
asia. proc of plant mutation breed-
ing. Seminar Beijing. P 21-37.
Larkin, P.J. and Scowcroft, W.R. 1981.
Somaklonal variation, a novel source
of variability from cell cultures for
plat improvement. Theor. Appl.
Genet. 60: 179 – 214.
Ratna, 2010. Radioisotop digunakan se-
bagai perunut dan sumber radiasi.
[diakses 10 Januari 2010 pada situs
http://www.Chem-is-try.org/materi-
kimia/kimia-smk/kelasxi/radioisotop
-digunakan-sebagai–perunut-dan-
sumber radiasi].
Sisworo, Elsje L, K. Idris, A.
Citraresmini, I. Sugoro, 2006. Tek-
nik nuklir untuk penelitian hubung-
an tanah-tanaman, perhitungan dan
interpretasi data. Badan Tenaga
Nuklir Nasional (BATAN). Jakarta
Soedjono, S., 2003. Aplikasi mutasi in-
duksi dan variasi somaklonal dalam
pemuliaan tanaman. Jurnal Litbang
Pertanian 22(2):
Soeryowinito, M., 1996. Petunjuk labora-
torium pemuliaan tanaman secara
invitro. (Reviewer) Soemartono.
Kanisius Yogyakarta.
Suwarno dan S. Solahuddin, 1986. Tole-
ransi varietas padi terhadap salinitas
pada fase perkecambahan. Bul.
Agronomi XVI (3): 1 – 15.
Welsh, J.R., 1991. Dasar-Dasar Gene-
tika dan Pemuliaan Tanaman.
Terjemahan J.P. Mogea. Erlangga :
190-207.
Wiryosimin, S. 1995. Mengenal asas
proteksi radiasi. ITB, Bandung.