40
CASE REPORT (RHINITIS ALERGI) OLEH: SULUH BAYU WASKITO H1A010027 PEMBIMBING: dr. SYABRIANSYAH, Sp.THT – KL

Case Report (Rhinitis Alergi) Bayu

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bla

Citation preview

CASE REPORT (RHINITIS ALERGI)

CASE REPORT (RHINITIS ALERGI)OLEH:SULUH BAYU WASKITOH1A010027PEMBIMBING:dr. SYABRIANSYAH, Sp.THT KL

Identitas Pasien

Nama: Ny. ANo. MR : 658320Umur: 53 tahunJenis Kelamin: PerempuanPekerjaan : TaniStatus Pernikahan: Menikah Agama : IslamAlamat: Hibrida 1, Jl Padat karya No 27, Kota BengkuluAnamnesisKeluhan UtamaSering bersin bersin sejak 1 minggu Riwayat Penyakit SekarangSejak 1 minggu yang lalu pasien mengeluhkan bersin berulang, bersin bersin terjadi saat pagi hari, saat menyapu rumah dan beres beres rumah. Keluhan ini disertai dengan rasa gatal di dalam hidung, sering keluar sekret cair, bening, dan banyak dari hidung, selain itu saat kambuh pasien merasakan mata nya terasa gatal dan memerah. Keluhan tersebut berkurang saat hari panas dan suhu tidak dingin.

Dua bulan yang lalu pasien juga mengeluhkan keluhan yang sama, keluhan ini hilang timbul, keluhan tersebut kadang disertai dengan perubahan suara, pasien mengatakan kalau suaranya menjadi sengau. Pasien belum pernah berobat untuk keluhan bersin bersin nya.

Riwayat Penyakit DahuluPasien memiliki riwayat penyakit asma, 3 tahun yang lalu keluhan asma nya sering kambuh, keluhan tersebut dapat muncul bila pasien capek, terpapar debu saat membersihkan rumah dan terpapar asap. 2 tahun yang lalu asma pasien tidak kambuh dan baru 1 tahun ini asma nya sering kambuh. Pasien sudah sering mengobati keluhan asma nya, jika sedang kambuh pasien datang ke IGD RS M.yunus untuk di Nebulizer, selain itu pasien juga mengonsumsi obat salbutamol dari dokter umum.

Riwayat Penyakit KeluargaAyah pasien memiliki riwayat asma

Riwayat PekerjaanPasien tinggal bersama suami dan anak anaknya, pasien bekerja sebagai petani, tinggal dirumah pribadi dengan lingkungan bersih dan sanitasi baik.

Pemeriksaan FisikStatus Generalis:Keadaan Umum: Tampak sakit ringanKesadaran: Compos MentisTekanan darah : 120/80 mmHgNadi: 78 x/menit, regulerPernafasan : 18 x/menit, reguler, sifat pernafasan torakoabdominalSuhu: 36,5 oCPemeriksaan SistemikKepala: DBNMata: DBNToraks: DBNAbdomen: DBNEkstremitas: DBN

DiagnosisRhinitis alergi

TatalaksanaCetirizin 1 x 1o mg Metilprednisolon 2 x 4mg (4 48 mg/hari)Prognosis Quo ad vitam: Bonam Quo ad Functionam: BonamQuo ad sanationam: Bonam

Rhitis AlergiDefinisiRhinitis alergi adalah penyakit inflamasi yang disebabkan oleh reaksi alergi pada pasien atopi yang sebelumnya sudah tersensitasi dengan allergen yang sama serta dilepaskannya suatu mediator kimia ketika terjadi paparan ulangan dengan allergen spesifik tersebutRhinitis alergi adalah kelainan berupa inflamasi pada hidung dengan gejala bersin-bersin, rinore, rasa gatal, dan tersumbat setelah mukosa hidung terpapar allergen yang diperantarai oleh IgE.Etiologi Rhinitis alergi jenis musimanRagweedSerbuk sari rumputSerbuk sari pohonJamur

Rhinitis alergi jenis sepanjang tahunBulu binatang peliharaanDebu dan tungau rumahKecoaJamur yang tumbuh di dinding, tanaman rumah, karpet, dan kain pelapisKlasifikasi Intermitten Kurang dari 4 hari/minggu atau kurang dari 4 mingguPersistenLebih dari 4 hari./minggu dan lebih dari 4 mingguRingan (mild)Ditemukan dengan tidur normal, aktivitas sehari-hari, saat olah raga dan saat santai normal, bekerja dan sekolah normal, dan tidak ada keluhan mengganggu.Sedang-berat (moderate severe)Ditemukan satu atau lebih gejala berikut; todir tergamggu, aktivitas sehari-hari, saat olah raga, dan saat santai terganggu, masalah saat bekerja dan sekolah, ada keluhan yang menggangguPatofisiologiDiawali dari tahap sensitisasi dan diikuti dengan tahap provokasi/reaksi alergi.Kontak pertama , makrofag dan monosit menjadi sel penyaji yg menangkap alergen dan memperesentasikan, kemudian akan bergabung dengan HLA kelas II menjadi MHC kelas II, dipresentasikan pada sel T helper.IL 1 akan keluar mengaktifkan Th0 sehingga berproliferasi menjadi Th1 dan Th2Th2 akan mengasilkanIL 3IL 4IL 5IL 13IL 4 dan IL 13 dapat diikat pada limfosit B sehingg Limfosidt B teraktivasi dan memproduksi IgE, IgE akan masuk ke jaringan dan diikat oleh reseptor nya di sel mast dan basofil.Bila ada alergen spesifik terjadi ikatan sehingga menyebabkan degranulasi melepaskan histamin dan mediator lainEfek histaminMerangsang reseptor saraf vidianus (gatal, dan bersin.Hipersekresi sel gobletHidung tersumbat akibat vasodilatasi sinusoidPada fase lambatPenambahan sel inflamasi : eosinofil, limfosit, netrofil, basofil, dan mastosit di mukosa hidungHipereaktif dan hiperresponsif hidung akibat peranan eosinofil dan granulnyaPeran faktor non spesifik dapat memperberatAsap rokokBau yg merangsangPerubahan cuacaKelambaban cuaca yg tinggiJenis alergenCara masuknyaAlergen inhalanAlergen ingestanAlergen injektan Diagnosis Anamnesis Serangan bersin berulangRinore yang encer dan banyakHidung tersumbatHidung dan mata gatal, terkadang lakrimasiPemeriksaan fisikRinoskopi anteriorMukosa edemaBasahWarna pucat atau lividSekret encer yang banyakGejala persestenMukosa inferior hipertrofiPada anakAllergic shinnerBayangan gelap disekitar mata Allergic saluteMenggosok hidung dengan punggung tanganAllergic creaseGaris melintang di dorsum nasi

Pembahasan Perempuan 53 tahun datang dengan keluhan bersin sejak 1 minggu yang lalu, keluhan tersebut muncul saat pagi hari dan saat terpapar debu saat membersihkan rumah, keluhan ini dirasakan setiap hari, keluhan juga disertai dengan rasa gatal di dalam hidung, keluar sekret cair dari hidung, sekret cair, bening dan tidak berbau, akan berkurang dan menghilang bila udara hangat.Pasien memiliki riwayat penyakit asma sejak 3 tahun yang lalu, penyakit asma yang diderita pasien sering kambuh sejak 1 tahun yang lalu, keluhan asma muncul saat pasien kecapean, dan terpapar debu saat membersihkan rumah, diketahui dari pasien ayah pasien juga menderita asma, tidak ada keluarga lain yang menderita keluhan yang sama dengan pasien.Penatalaksanaan Antihistamin yang dipakai adalah antagonis histamin H 1 , yang bekerja secara inhibitor kompetitif pada reseptor H 1 sel target, dan merupakan preparat farmakologik yang paling sering dipakai sebagai lini pertama pengobatan rhinitis alergi.Antihistamin generasi 2 bersifat selektif mengikat reseptor H 1 perifer, Antihistamin gen 2 ini dibagi menjadi 2 golongan yaitu golongan pertama yang bersifat kardiotoksik, dan golongan kedua seperti cetirizin, loratadin, fexofenadin, desloratadin, dan levosetirisin.

Kortokosteroid oralKortikosteroid merupakan suatu kelompok hormon steroid yang dihasilkan di bagian korteks kelenjar adrenal sebagai tanggapan atas hormon ACTH. Hormon ini berperan pada banyak sistem fisiologis pada tubuh dan pengaturan inflamasi, metabolisme karbohidrat, pemecahan proteinHormon kortikosteroid dibagi menjadi 2 golongan yaitu Glukokortikoid : khasiat anti inflamasi jelas sedangkan pengaruh terhadap keseimbangan air dan elektrolit kecilMineralokortiokoid : efek utama pada keseimbangan air dan elektrolitPengaruh glukokortikoidEfek anti inflamasiMenghambat pembentukan pro inflamasi (sitokin, interleukin, cox 2)Mengurangi aktivitas phospolipase A2, sehingga produksi asam arakidonat menurunMenekan mediator inflamsi dan reaksi imun IL 1, IL 2, IL 6, fungsi makrofag (fagositosis, processing agent dan cell killing

MetilprednisolonMerupakan sediaan glukokortikoid dengan kerja ientermediate, durasi kerja obat ini adalah 24 36 jamDapat diberikan dengan dosis 4 48 mg/hari.Sediaan obat tablet 4 mg.Soepardi, Efiaty. Iskandar, Nurbaiti. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok edisi IV cetakan I. Balai Penerbit FK-UI, Jakarta 2000 Soepardi, Efiaty. Hadjat, Fachri. Iskandar, Nurbaiti. Penatalaksanaan dan Kelainan Telinga Hidung Tenggorok edisi II. Balai Penerbit FK-UI, Jakarta 2000 Kapita Selekta Kedokteran edisi III jilid I hal. 113 114. Penerbit Media Aesculapius FK-UI 2000Adam Boies H. Buku Ajar Penyakit THT. Edisi keenam. 1997. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGCArsyad, Soepardi, dkk. Buku Ajar Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Edisi keenam. 2007. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas IndonesiaEstuningtyas, Ari, dan Azalea Arif. Obat Lokal. Dalam: Farmakologi dan Terapi. Gunawan, Sulistia Gan, dkk. Ed. Kelima. Jakarta: Departemen Farmakologi FKUI, 2008: 531-2Adams, George. Boies, Lawrence. Higler, Peter. Buku Ajar Penyakit Telinga Hidung Tenggorok. W.B. Saunders, Philadelphia 1989Ballenger, John Jacob. Diseaes of The Nose Throat Ear Head and Neck. Lea & Febiger 14th edition. Philadelphia 1991