23
Malaysian Journal of Creative Media, Design and Technology. Vol.1 No.6 2017 1 BUDAYA VISUAL TIONGHOA PADA MASJID MERAH PANJUNAN CIREBON Nyai Kartika 1 Institut Teknologi Bandung 1 [email protected] Yasraf Amir Piliang 2 Institut Teknologi Bandung 2 [email protected] Imam Santosa 3 Institut Teknologi Bandung 3 [email protected] ABSTRACT Masjid Merah Panjunan Cirebon adalah salah satu masjid tertua kedua yang berada di Cirebon dan menarik untuk dikaji. Bukan hanya karena tua usianya, tetapi juga karena memperlihatkan adanya berbagai pengaruh unsur kebudayaan seperti kebudayaan Hindu Budha pada gapura dan atap masjid, penempatan hiasan piring-piring porselen yang berasal dari Tiongkok. Oleh karena budaya visual dari masjid ini tampak adanya pengaruh dan percampuran dari beberapa elemen budaya, yaitu budaya India (Hindu dan Budha), budaya Arab, budaya Tionghoa, dan budaya lokal atau pribumi dalam hal ini budaya Cirebon itu sendiri. Masalah utama yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah, bagaimana budaya visual Tionghoa pada Masjid Merah Panjunan Cirebon Jawa Barat itu masih bertahan hingga kini. Penggalian sumber visual dengan cara konvesional dilakukan dengan pola pencarian sebagaimana yang selama ini dikenal dalam proses penggalian sumber sejarah pada umumnya. Penggalian sumber visual secara konvesional dilakukan dengan cara mendatangi langsung pusat-pusat penyedia informasi yang selama ini dikenal, seperti lembaga kearsipan, perpustakaan, pusat-pusat informasi, kantor-kantor media cetak, seperti kantor penerbitan Koran dan majalah, serta kantor media elektronik, seperti televisi dan radio. Juga diperkaya dengan data-data terbaru di lapangan dan melakukan wawancara pada tokoh-tokoh yang kredibel. Seiring dengan pentingnya masjid dan kedudukan masjid bagi masyarakat muslim Indonesia, adanya unsur-unsur budaya luar yang memiliki usia persentuhan relatif panjang dengan Islam di Jawa Barat adalah budaya Arab, India, dan Tionghoa. Unsur-unsur budaya Tionghoa pada Masjid Merah Panjunan Cirebon bisa dipastikan memiliki maksud dan tujuan tertentu. Salah satu maksud dan tujuan tersebut yang berada pada ranah ornamen, motif, relief. Warna merah pada bata, dan adanya hiasan porselen buatan Tiongkok yang berbentuk piring warna merah, hijau dan kuning. Ketiga warna tersebut merupakan ciri khas warna kebudayaan Tionghoa. Unsur-unsur akulturasi tersebut, semuanya tertata indah dan diterapkan sedemikian rupa sesuai dengan estetika pada jiwa zamannya (zeitgeist). Kata Kunci Budaya Visual Tionghoa, Masjid Merah Panjunan, Cirebon. PENDAHULUAN Bangunan-bangunan masjid di Indonesia beragam bentuknya, karena dipengaruhi oleh budaya luar seperti Arab, India, dan Tiongkok. Beberapa masjid ada yang memiliki cirri khas yang berasal dari pengaruh Hindu. Seperti yang digambarkan oleh peneliti-peneliti Belanda. Mesjid di Jawa mempunyai bangunan yang istimewa: yaitu di bagian atapnya terdiri dari beberapa tingkat dan ke atas makin kecil, sedang di puncaknya kadang-kadang terdapat hiasan. Bentuk atap yang disifati oleh atau atap-atap bertumpuk dan mengecil ke atas ini, menunjukkan sisa-sisa jaman sebelum Islam. Sebab atap seperti itu terdapat pada bangunan yang tidak ada

BUDAYA VISUAL TIONGHOA PADA MASJID MERAH PANJUNAN … fileMalaysian Journal of Creative Media, Design and Technology. Vol.1 No.6 2017 1 BUDAYA VISUAL TIONGHOA PADA MASJID MERAH PANJUNAN

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BUDAYA VISUAL TIONGHOA PADA MASJID MERAH PANJUNAN … fileMalaysian Journal of Creative Media, Design and Technology. Vol.1 No.6 2017 1 BUDAYA VISUAL TIONGHOA PADA MASJID MERAH PANJUNAN

Malaysian Journal of Creative Media, Design and Technology. Vol.1 No.6 2017

1

BUDAYAVISUALTIONGHOAPADAMASJIDMERAHPANJUNANCIREBON

NyaiKartika1InstitutTeknologiBandung

[email protected]

[email protected]

ImamSantosa3InstitutTeknologiBandung

[email protected]

ABSTRACTMasjidMerahPanjunanCirebonadalahsalahsatumasjidtertuakeduayangberadadiCirebondanmenarikuntukdikaji. Bukanhanya karena tuausianya, tetapi juga karenamemperlihatkanadanyaberbagaipengaruhunsurkebudayaansepertikebudayaanHinduBudhapadagapuradanatapmasjid,penempatanhiasanpiring-piringporselenyangberasaldariTiongkok.Olehkarenabudayavisualdarimasjid ini tampakadanyapengaruhdanpercampurandaribeberapaelemenbudaya,yaitubudayaIndia(HindudanBudha),budayaArab,budayaTionghoa,danbudayalokalataupribumidalamhalinibudaya Cirebon itu sendiri. Masalah utama yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah,bagaimana budaya visual Tionghoa pada Masjid Merah Panjunan Cirebon Jawa Barat itu masihbertahan hingga kini. Penggalian sumber visual dengan cara konvesional dilakukan dengan polapencarian sebagaimana yang selama ini dikenal dalam proses penggalian sumber sejarah padaumumnya.Penggaliansumbervisualsecarakonvesionaldilakukandengancaramendatangilangsungpusat-pusat penyedia informasi yang selama ini dikenal, seperti lembaga kearsipan, perpustakaan,pusat-pusat informasi, kantor-kantor media cetak, seperti kantor penerbitan Koran dan majalah,sertakantormediaelektronik,sepertitelevisidanradio.Jugadiperkayadengandata-dataterbarudilapangan dan melakukan wawancara pada tokoh-tokoh yang kredibel. Seiring dengan pentingnyamasjid dan kedudukanmasjid bagimasyarakatmuslim Indonesia, adanyaunsur-unsur budaya luaryangmemilikiusiapersentuhanrelatifpanjangdenganIslamdiJawaBaratadalahbudayaArab,India,danTionghoa.Unsur-unsurbudayaTionghoapadaMasjidMerahPanjunanCirebonbisadipastikanmemiliki maksud dan tujuan tertentu. Salah satu maksud dan tujuan tersebut yang berada padaranahornamen,motif,relief.Warnamerahpadabata,danadanyahiasanporselenbuatanTiongkokyangberbentukpiringwarnamerah, hijaudan kuning. Ketigawarna tersebutmerupakan ciri khaswarna kebudayaan Tionghoa. Unsur-unsur akulturasi tersebut, semuanya tertata indah danditerapkansedemikianrupasesuaidenganestetikapadajiwazamannya(zeitgeist).

KataKunciBudayaVisualTionghoa,MasjidMerahPanjunan,Cirebon.PENDAHULUANBangunan-bangunanmasjiddi Indonesiaberagambentuknya,karenadipengaruhiolehbudaya luarseperti Arab, India, dan Tiongkok. Beberapamasjid ada yangmemiliki cirri khas yang berasal daripengaruh Hindu. Seperti yang digambarkan oleh peneliti-peneliti Belanda. Mesjid di Jawamempunyaibangunanyang istimewa:yaitudibagianatapnyaterdiridaribeberapatingkatdankeatasmakinkecil,sedangdipuncaknyakadang-kadangterdapathiasan.Bentukatapyangdisifatiolehatauatap-atapbertumpukdanmengecilkeatasini,menunjukkansisa-sisajaman sebelum Islam. Sebab atap seperti itu terdapat pada bangunan yang tidak ada

Page 2: BUDAYA VISUAL TIONGHOA PADA MASJID MERAH PANJUNAN … fileMalaysian Journal of Creative Media, Design and Technology. Vol.1 No.6 2017 1 BUDAYA VISUAL TIONGHOA PADA MASJID MERAH PANJUNAN

Malaysian Journal of Creative Media, Design and Technology. Vol.1 No.6 2017

2

hubungannyadenganIslam,sepertimerudiBaliyaitumenarapersegiyangmengecilkeatasdengan lapisan atap dan terdiri dari lima sampai lebih sepuluh (bahasa Bali: tumpang).Rupanyaatapbertingkatdimesjid-mesjiddiPulauJawamempunyaisisabentukmerudarijaman Hindu-Jawa. Masjid Banten yang digambarkan pada 1599 oleh Jacob van Neck,sekarangmempunyaiataplimatingkat,tetapiapakahpadawaktuitusudahadajuga,tidakdisebut dalam tulisan van Neck. Satu abad kemudian masjid ini mempunyai atap limatingkat,sepertiyangdigambarkanolehFrangoisValentijn(1666-1727):Iamenyebutmesjiddengan kata “Moorse Temple” yang mempunyai atap lima tingkat dan ke atas makinmengecil. Masih ada sebuah masjid dengan atap lima tingkat dari abad ke-17 yang kitaketahui: musafir Wouter Schouten menggambarkan masjid Jepara yang mempunyai atapempat/lima tingkat, dandibangun sebagaimenara. IamenggambarkanKota Jeparadilihatdarilaut,disitukelihatansebuahmasjiddenganataplimadandibawahgambaritutertulis“DerMorenTempelBinnendeStadt Japare”.Dalamgambar ituorangmelihatmasjiddaridekatdenganatapyangmengingatkankitapadabangunanCinadandiatasnyamasihadatombak.RupanyaWouterSchoutenberadadiJeparapadawaktuyangtepat,sebabseorangpengembara Belanda, Nicolaus de Graaf, yang menggambarkan Kota Jepara pada tahun1686 mengatakan tentang masjid di Jepara, bahwa masjid itu serupa dengan masjid diBantenmempunyaitigaataptingkat.DiBantenjumlahnyatetaplimasampaiabadsekarang.BentukatapmasjidSultanmenjadicontohbagimasjid-masjidsekitarnya.KeduaatapmasjidSultanyangteratasbesarnyasama.InijugaterdapatdimasjidTrateyangterletakdiantaraBantendanBojonagara,masjidinimempunyaiatapempattingkat,bukanlima,sebabyangberatap lima ituhanyamasjidSultan.DiBantenmasihadasisa-sisayangberasaldari luar:PenghuluPandeglang,seorangTubagus,masihketurunanKesultananBanten,menceritakankepadanya bahwa bentuk atap bertingkat itu berasal dari pengaruh Tiongkok. SebabMaulana Hasanudin yang mendirikan Dinasti Banten menikah dengan seorang puteriTiongkok.Yang lebih tepat ialahbahwaasalbentukatap itudarimerupada jamanHindu-Jawa. Pengaruh Tiongkok yang dapat dilihat pada beberapamasjid yang baru yaitu padapinggiratapyangbergelombang,sepertimasjiddiBlitardanSidoarjo(BalaiPustaka,1926).Selainmendapat pengaruhHindu yang kuat perkembanganmasjid di Indonesia juga tidakdapat dilepaskan dari perkembangan seni ukir Islam yang padamasa permulaan terpusatpada masjid dan istana. Sebagaimana perkembangan bangunan masjid, seni ukir barumemasukiinteriormasjidpadamasaDinastiUmayyah.Bentukdanmotifukiransejakmasaitu sampai kini terbatas pada bentuk geometris dengan motif nabati (daun dan bunga).Bentuk dan motif ini merupakan kreasi asli umat Islam, yang oleh orang Eropa dikenalsebagaiArabesque.KemudiandisusuldengansenikaligrafiArabyangsangatmendominasihiasaninteriormasjid(EnsiklopediIslamJilid3,1994).BentukbangunanmasjiddiIndonesiayang beragam itumenarik untuk diteliti lebihmendalam karena banyak tersimpanmaknadanfilosofiyangtinggi.Sepertiungkapanberikut:

JenesuisJamaisentredansunemosquesansuneviveemotion

E.Renan

(Sayatidakpernahmasukkesebuahmesjid,tanpasuatuemosiyangtimbul,pent.)

Page 3: BUDAYA VISUAL TIONGHOA PADA MASJID MERAH PANJUNAN … fileMalaysian Journal of Creative Media, Design and Technology. Vol.1 No.6 2017 1 BUDAYA VISUAL TIONGHOA PADA MASJID MERAH PANJUNAN

Malaysian Journal of Creative Media, Design and Technology. Vol.1 No.6 2017

3

Hurgronje(dalamPijper,1984)mengatakanbahwamasjiddi Indonesia,kalaudibandingkandenganmasjiddinegara Islam lainnya,merupakanpusatpengaruhagama Islamyangmemilikiperan lebihbesar terhadap kehidupan penduduk secara keseluruhan. Oleh karena itu, siapapun yang inginmenyelidiki kehidupan keagamaan di salah satu pulau di Indonesia, seperti misalnya Jawa, harusmemulainyadenganmempelajarimasjid terlebihdahulu.Secaraetimologis,katamasjid ituberasaldari bahasa Arab,masjid, yang memiliki arti tempat orang sujud. Dari kata masjid ini kemudianmelahirkan berbagai kata turunan di berbagai daerah di Indonesia.Dalam bahasa Jawa diucapkanmesigit,dalambahasaSundamasigit,dandalambahasaMaduramaseghit.DiJakartamasjid(antaraadane)diucapkanolehorang-orang yang taat, yang lainnyamesigit (Pijper, 1984).Masigit dalambahasaSundadiantaranyamemilikiartisebagaimasjidyangbesarberadaditengahkota,biasanyadisebelahBaratalun-alun(Danadibrata,2006).Keberadaankata-kataturunanmasjiddiberbagaidaerah tidak memupuskan kata masjid itu sendiri. Bahkan, kata masjid hingga sekarangmenjadi kata yang lebih populer dibanding kata-kata turunan lainnya yang berada diberbagaidaerah.Dalamperkembangannyahinggasekarang,mesjidseringdimaknaisebagairumahtempatorangMusliminsembahyangJum’atatautempatorangsembahyangsehari-hari,baikuntuksembahyangsendiri-sendiri,maupunberjama’ah.Masjidseringjugadinamaioranglanggaratausurau.Langgaratausurauitubiasanyadipergunakanpulauntuktempatorangmengaji,mempelajari agama (Balai Pustaka, 1926dalamKartika, 2015: 347). Seiringdenganperkembangankatamasjiditusendiri,keberadaanbangunanmasjidsebagaitempatibadahumat Islam mengalami perkembangan menarik dari waktu ke waktu. Relatif tuanya usiaperkembangan Islam di Indonesia membawa pengaruh pula pada beragamnya bentuk-bentukbangunan masjid yang didirikan di Indonesia, sejak awal Islam masuk di Indonesia hinggaperkembangannyapalingmutakhirsaatini.Sebuahrentangwaktuyangmemanjangsejakabadke-7masehihinggaabadke-21masehi.KeberagamanbangunanmasjiddiIndonesiatentunyatidakdapatdilepaskandaripengaruhbudayayangmelingkupinya,terutamasaatmesjidtersebutdibangunataudirenovasi.Baik itupengaruhbudaya lokalmaupunpengaruhbudaya luar, sepertiArab, India,danTiongkok. Tidak pelak lagi, dalam masa-masa awal perkembangannya hingga beberapa abadkemudian, pengaruh budaya yang paling besar yang melingkupi bangunan-bangunan masjid diIndonesia adalah pengaruh budaya dari luar. Kuatnya pengaruh budaya luar terhadap bangunanmasjid di Indonesia tampak pula pada bangunan-bangunanmasjid yang ada di Jawa Barat. Dalamkaitan itu semua menarik untuk diteliti tentang bentuk-bentuk pengaruh budaya luar terhadapbangunan masjid, khususnya Masjid Merah Panjunan Cirebon Jawa Barat. Mengingat begitubanyaknyabudayaluarbesertaunsur-unsurnyayangberkembangdiJawaBaratakanmenjadisangatberalasan bila penelitian tersebut memberi fokus pada salah satu pengaruh budaya luar, yaknibudaya Tionghoa.MengapaTionghoa?Alasannya tidak lain karenabudaya luar yangmemiliki usiapersentuhan relatif panjang dengan Islam di Jawa Barat adalah budaya Tionghoa. Hal ini tampaksecara eksplisit dari pernyataan Tjandrasasmita(2009) bahwa jika padamasa-masa awal kehadiranorang-orang etnis Tionghoa pada abad ke-15 hingga abad ke-17M lebih berkonsentrasi di pusat-pusatperdagangandipesisirCirebon,Jakarta,danBanten.Makapadaabadseterusnyamerekamulaimenempatikota-kotadidaerahpedalamandiTatarSunda,antaralaindikota-kotayangsekaranginimenjadi ibu kota kabupaten, bahkan juga di kecamatan. Mereka di antaranya sudah melakukanperkawinan dengan penduduk pribumi dan juga menjadi muslim (Tjandrasasmita, 2009 dalamKartika,2015:346).Halsenadapundiungkapkanoleh(Kleinsteuber,2012)iamengungkapkanjarangsekalitulisanyangmembahastentangperanpertukanganTionghoayangbesardalampembangunanmasjid-masjidkunodiJawaterutamayangterletakdipantaiutaraJawa.Kajianterhadapunsur-unsurTionghoadalamkhazanah kebudayaan Islamdi Jawa sangatminim.Padahal pengaruhpertukanganTionghoadari abad-abad yangdikenal sebagai zamanSino-JavaneseMuslimCulture terlihat nyata.Masjid Merah Panjunan terletak di Jl. Kolektoran, Kelurahan Panjunan, KecamatanLemahwungkuk,KotaCirebon.MasjidyangberdiridiperkampunganArabinitelahberumur

Page 4: BUDAYA VISUAL TIONGHOA PADA MASJID MERAH PANJUNAN … fileMalaysian Journal of Creative Media, Design and Technology. Vol.1 No.6 2017 1 BUDAYA VISUAL TIONGHOA PADA MASJID MERAH PANJUNAN

Malaysian Journal of Creative Media, Design and Technology. Vol.1 No.6 2017

4

sekitar 524 tahun. Pada tahun 1480 Pangeran Panjunan membangun surau ini, yangkemudiandikenaldengannamaMasjidMerahPanjunan.Surauberukuransekitar150m²inidibangun delapan belas tahun sebelum pembangunan Masjid Agung Sang Cipta Rasa.Dengandemikian,surauinimerupakantempatibadahumatIslamkeduadiCirebon,setelahTajug Pejlagrahan Kampung Sitimulya. Dikenal dengan nama itu karena dindingmasjid inidibangun dari susunan bata merah ekspose, sementara nama Panjunan menunjuk padanama kampung dimana masjid ini berada (Disbudpar, 2006: 21). Catatan sejarahmenyatakan, selain untuk tempat beribadah, masjid ini juga dipakai Wali Songo untukpengajian danmusyawarah serta berkoordinasi dalammenyiarkan agama Islam di daerahCirebon dan sekitarnya. Masjid Merah Panjunan penuh dengan ornamen bernuansaTionghoa. Misalnya, piring-piring porselen asli Tiongkok yang menghias penghias dinding.Dalam tradisi lisan yang berkembang dikatakan bahwa keramik Tiongkok itu merupakanbagianhadiahdariKaisarTiongkokketikaSunanGunungJatimenikahiputrisangkaisaryangbernamaTanHongTienNio.AdanyahubungandenganTiongkoksejakzamanWaliSongoitujuga ditunjukkan dengan keberadaan Vihara Dewi Asih, sebuah wihara kuno dengandominasiwarnamerahyangberdiri tak jauhdarimasjid.PerpaduanArabdanTiongkok initaklainterjadikarenaCirebon,yangpernahbernamaCarubanpadamasasilam,adalahkotapelabuhan. Lantaran lokasimasjid itu di kawasan perdagangan, hal tersebut tak aneh jikaMasjidMerah – semulamushala Al-Athyah – tumbuh dengan berbagai pengaruh, sepertijuga semua keraton yang ada di Cirebon (Ensiklopedia 3 Jawa Barat, 2003). KetikaKesultananCirebondiperintaholehPanembahanRatu(cicitSunanGunungJati),padasekitartahun 1549, halaman masjid dipagar dengan kuta kosod. Pada pintu masuk dibangunsepasangcandibentardanpintupaneljatiberukir.Sekitartahun1978masyarakatsetempatmembangun menara pada halaman depan sebelah selatan, sementara candi bentar danpintupaneldibongkar.Keadaan tata ruangmasjidyangmasih terawat inibertahanhinggasekarang, kecuali penggantian atap sirap oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata ProvinsiJawa Barat pada tahun 2001-2002 (Disbudpar, 2006: 21). Pembangunan Masjid MerahPanjunan berkaitan dengan migrasi keturunan Arab ke Cirebon pada sekitar abad ke-15.Dalam Babad Cirebon (Suleman Sulendraningrat, 1984) dikisahkan, bahwa SyarifAbdurakhmandanketigaadiknyadiperintahayahnya (SultanBagdad)untukbermigrasi kePulau Jawa. Mereka adalah Syarif Abdurachim, Syarif Kafi, dan Syarifah Bagdad. Daerahtujuan mereka adalah Cirebon. Di Cirebon mereka berguru pada Syekh Nurjati diPesambangan, Gunung Jati. Oleh Syekh Nurjati mereka diperkenalkan kepada PangeranCakrabuana (Kuwu Cerbon). Pangeran Cakrabuanamenerima dengan baik, danmenyuruhSyarifAbdurakhmanmembangunpemukimanyangsekarangdikenaldengannamaKejaksan.SyarifAbdurakhmandikenaldengannamaPangeranPanjunan,sementaraSyarifabdurakhimdikenaljugadengannamaPangeranKejaksan(Disbudpar,2006:22).SelainmelakukansyiarIslam,didaerahpemukimanbaruini,SyarifAbdurakhmanjugamengembangkanpembuatanperalatan rumah tangga dari tanah liat atau gerabah atau anjun. Pada masa KesultananCirebon, daerah ini merupakan pusat pembuatan gerabah. Oleh karena itu, daerah inidisebutPanjunan(Disbudpar,2006:22).

Page 5: BUDAYA VISUAL TIONGHOA PADA MASJID MERAH PANJUNAN … fileMalaysian Journal of Creative Media, Design and Technology. Vol.1 No.6 2017 1 BUDAYA VISUAL TIONGHOA PADA MASJID MERAH PANJUNAN

Malaysian Journal of Creative Media, Design and Technology. Vol.1 No.6 2017

5

Berikut adalah gambar-gambar dari Masjid Merah Panjunan Cirebon yang mengandung unsurTionghoa.

MasjidMerahPanjunanCirebon

: Sumber:Ensiklopedia3Jabar,2003 Sumber:Kleinsteuber,2012

MasjidMerahPanjunanTampakGapuraDepanPintuGerbangkeMasjid

Sumber:Gambardiambil31Oktober2015

InteriorMasjidMerahPanjunan

Page 6: BUDAYA VISUAL TIONGHOA PADA MASJID MERAH PANJUNAN … fileMalaysian Journal of Creative Media, Design and Technology. Vol.1 No.6 2017 1 BUDAYA VISUAL TIONGHOA PADA MASJID MERAH PANJUNAN

Malaysian Journal of Creative Media, Design and Technology. Vol.1 No.6 2017

6

Sumber:Gambardiambil31Oktober2015

Gambar:PiringPorselenHiasanDindingMasjid

Sumber:Gambardiambil31Oktober2015

Selanjutnya,berdasarkanperkembanganriset,mengingatbegituluasnyawilayahJawaBarat,

baik sebagaiwilayah geografismaupun sebagaiwilayah administratif, tentu akan diperlukan pulapembatasanpadawilayahkajian.Padaakhirnyapembatasanfokuskajianjugaakanmencakupkurunwaktu bahasan. Berpijak pada pemikiran-pemikiran tersebutmaka riset tentang pengaruh budayaluar, khususnya budaya Tionghoa terhadap bangunan-bangunan masjid di Jawa Barat ini, makapenulismengambil topikpenelitian tentang “BudayaVisualTionghoaPadaMasjidMerahPanjunanCirebon”.TINJAUANPUSTAKA

Penelitian-penelitian mengenai masjid yang pernah dilakukan oleh peneliti-penelitisebelumnyadiantaranyaadalahdisertasiyangberjudulOtentisitasGayaRagamHiasMasjidAgungKota-KabupatenSebuahTelaahPergeseranNilaiEstetik;StudikasusdiJawaBarat.KaryadariHaldaniD., Achmad. Pada tahun 2013 dari FSRD, ITB, Bandung. Dalam disertasi ini membahas gerakanpemurnian (otentikasi) Islam itu sampaidi Indonesia.Danhal ituberpengaruhdanmengendalikanfashionifikasi, peran, dan fungsi ragam hias masjid-masjid di Indonesia (termasuk di masjid yangberbasis masyarakat tradisionalis maupun modernis. Dibahas juga bagaimana ‘persamaan’ dan‘perbedaan’ cirri serta perbandingan kandungan gaya ragam hias yang diadopsinya itu dipetakan.Danmembahas maknanya.Wilayah atau spasial dari penelitian disertasi itu adalahMasjid Agungyang berada diwilayah kota dan kabupaten dari Provinsi Jawa Barat. Dalam hal iniMasjidMerahPanjunantidaktermasukkedalamkajiannya.

Buku kedua karya Asti Kleinsteuber, dan Syafri M Maharadjo dengan judul bukuMasjid-MasjidKunoDiIndonesia;(OldMosquesInIndonesia);WarisanBudayaDariMasaKeMasa(CulturalHeritage Through The Times). Terbit pada tahun 2012 di Jakarta dengan penerbit Genta KreasiNusantara.Bukuinimembahasmasjid-masjidkunodariAcehhinggaPapua.DanuntukdaerahJawaBaratterwakiliolehduamasjidkunoyangberadadiCirebonyaituMasjidAgungSangCiptaRasadanMasjidMerah Panjunan yang penampilannya yang lekat dengan budaya kuno.Warnamerah batamendominasi keseluruhan bangunan masjid yang didirikan pada tahun 1480 ini. Buku ini disertaigambar/visualberupafoto-fotoyangdisajikancukupmenarik.

Page 7: BUDAYA VISUAL TIONGHOA PADA MASJID MERAH PANJUNAN … fileMalaysian Journal of Creative Media, Design and Technology. Vol.1 No.6 2017 1 BUDAYA VISUAL TIONGHOA PADA MASJID MERAH PANJUNAN

Malaysian Journal of Creative Media, Design and Technology. Vol.1 No.6 2017

7

Buku ketiga adalah karya Abdul Baqir Zein yang terbit pada tahun 1999. Dengan judulMasjid-MasjidBersejarahdi Indonesia.Diterbitkandi JakartadenganpenerbitGema Insani. Isidaribukuinisecaragarisbesarmengangkatdanmemperkenalkankeberadaanmasjidbersejarahkepadamasyarakat Indonesia.Masjid di Jawa Barat yang dibahas di dalam buku ini hanya empatmasjid,salah satunya adalah Masjid Agung Sang Cipta Rasa yang berada di Cirebon. Jadi Masjid MerahPanjunan Cirebon belum terbahas dalam buku ini. Buku ini cukup memberi gambaran tentangkeberadaanmasjid-masjidtuadiIndonesia.

Selain itu buku yang dikeluarkan oleh penerbit Balai Poestaka, 1926.Masdjid danMakamDoenia Islam yang icetak diWeltvreden.Menuliskan beberapa pendapat ahli dan penulis Belandaberkaitan denganMasjid di Indonesia pada masa pendudukan Belanda karena buku ini termasukyanglampau.

Hal serupa jugadituliskanolehPijper,G. F.pada tahun1984.Dengan judul bukuBeberapastuditentangSejarahIslamdiIndonesia1900-1950.DiterbitkandiJakartadenganpenerbitUIPress.BukuyangberikutnyamasihdaripenulisPijpertahun1992denganjudulEmpatPenelitiantentangAgamaIslamdiIndonesia1930–1950diterbitkandiJakartadenganpenerbitUIPress.

DalammengkajipermasalahanbudayavisualpadaMasjidMerahPanjunanCirebonyang terletak di Jawa Barat, selain dilakukan pendekatan historis yang menekankan pada aspekprosesual juga digunakan pendekatan sosial yangmenekankan pada aspek struktural. Teori sosialyangdianggapcukupfungsionaldalammemberikanpenjelasanterhadapmasalahyangdikajiadalahbeberapa konsep di antaranya konsep identitas, budaya visual, Eksistensi masjid di Cirebon,kebudayaanTionghoa,konsepdanteorisenirupadandesain,konsepdanteorikebudayaan,konsepdanteorisosial,sertakonsepdanteoripolitik.BudayaVisual

Budayavisualsekaranginimenjadihalyangmenarikuntukditelitikarenaperkembangannyayangbegitupesat.Visualdalamartiluasadalahapapunyangdapatdilihat,mulaidaripemandanganalamaslihinggalukisanpemandanganalam.Visualdalampengertianyanglebihkhususadalahsetiaphal yang terlihat dan dibuat oleh manusia. Mulai dari lukisan, poster, iklan, hingga patung danbangunan, karena benda-benda ini dianggap diciptakan oleh manusia dan membawa pesan yangdapatdiinterpretasikan(Soewardikoen,2013dalamKartika,2015b).

(Pointon (1997) dalam Dienaputra, 2015) memberikan pengertian sejarah seni sebagaisebuah disiplin sejarah yang membahas tentang seni dan artefak-artefak. Dengan pemahamansejarah seni seperti itu, maka sejarah visual dalam konstruk sejarah seni atau sejarah seni dalamkonstruksejarahvisualdapathadirdalamkeempatkategorisasiseni,baiksenimusik,senigerak,senidrama,dansenirupa.

Sejarahvisualdalamkonstruksejarahseni,baiksenimusik,senigerak,senidrama,dansenirupamenghadirkankisah sejarah tentangperkembangan seni secaradiakronikmelaluipembacaanterhadapsumber-sumbervisualyangberkolerasidengankeempatkategorisasiseni.Sumber-sumbervisualtentangsenitersebut,dapatberwujudartifact,mentifactatausocifact(Dienaputra,2015).EksistensiMasjiddiCirebon

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, eksistensi diartikan sebagai keberadaan, sementaraitumenurutKarl Jaspers,eksistensisebagaipemikiranmanusiayangmemanfaatkandanmengatasiseluruhpengetahuanobjektif.KebudayaanTionghoa

Kebudayaan Tionghoa dipahami sebagai kebudayaa Tiongkok (Kerajaan Tengah/KerajaanLangit). Jadi Kebudayaan Tionghoa adalah kebudayaan yang merujuk pada kebudayaan leluhurbangsaTiongkok.

Page 8: BUDAYA VISUAL TIONGHOA PADA MASJID MERAH PANJUNAN … fileMalaysian Journal of Creative Media, Design and Technology. Vol.1 No.6 2017 1 BUDAYA VISUAL TIONGHOA PADA MASJID MERAH PANJUNAN

Malaysian Journal of Creative Media, Design and Technology. Vol.1 No.6 2017

8

KonsepdanTeoriKebudayaan

Konsep kebudayaandidefinisikandalamberbagai pengertian, tergantungpadaparadigmaataucara pandang yang digunakan. Misalnya, paradigma interpretasi simbolik dari Clifford Gertzmenyatakan bahwa kebudayaan adalah pola makna (pattern of meaning) yang diwariskan secarahistorisdantersimpandalamsimbol-simbolyangkemudiandigunakanmanusiauntukberkomunikasi,berperilaku dan memandang kehidupan; sementara paradigma materialisme kebudayaan dariMarvin Harris menyatakan bahwa kebudayaan merupakan hasil interaksi manusia dengankeberadaanmateri(Laksmi,2007:1).

C. Kluckhohn danW.H. Kellymencobamerumuskan definisi tentang kebudayaan sebagai hasildari tanya jawab antara ahli-ahli antropologi, ahli hukum, ahli psychology, ahli psychiatri, ahliekonomi, ahli sejarah dan seorang filsuf. Rumusan itu berbunyi, bahwa kebudayaan adalah polauntuk hidup yang tercipta dalam sejarah, yang explisit, implisit, irasionil dan nonrasionil, yangterdapatpadasetiapwaktusebagaipedomanyangpotensiilbagitingkahlakumanusia.

Akan tetapi jika dipelajari benar-benar, maka ditemukan inti dari pengertian kebudayaan itudalampokok-pokoksepertidibawahini.

a) Bahwakebudayaanyangterdapatantaraumatmanusiaitusangatberanekaragam.b) Bahwakebudayaanitudidapatdanditeruskansecarasosialdenganpelajaran.c) Bahwa kebudayaan itu terjabarkan dari komponen-komponen biologi, komponen

psychologisdansosiologidariexistensimanusia.d) Bahwakebudayaanituberstruktur.e) Bahwakebudayaanituterbagidalamaspek-aspek.f) Bahwakebudayaanitudinamis.g) Bahwanilai-nilaikebudayaaniturelatif(Harsojo,1967).

MenurutJ.W.M.BakkerSJ(1984)kebudayaantidaklahdapatdifahamisecarasinkronissaja,yangberartimenganggapbahwaunsur-unsurdisituselaluberintegrasidenganbaik,akan tetapi jugaharusdikaji secaradiakronis, agar ketidakcocokanantarunsur yang terjadi dalamsatu titik waktu dalammasa yang berbeda dapatmasuk dalam kerangka pengkajian kebudayaan.Atas dasar ini Peter Jan Bakker kemudian menggunakan kerangka struktur kebudayaannya untukmerekonstruksistrukturkebudayaanasliIndonesia.

Denganbelajarlewatsimbolinilahkebudayaandapatdiwariskandarigenerasiyangsatukegenerasiberikutnya,danjadilahkebudayaanmiliksuatusukubangsaataumasyarakat.PERNYATAANPERMASALAHAN

Masalahutamayangakandibahasdalampenelitian iniadalah,bagaimanakah identitasbudaya

visual TionghoapadaMasjidMerahPanjunanCirebon?Keberadaanunsur Tionghoa yang terdapatpadamasjidbagimasyarakatTionghoabaikperanakanmaupun totokpadadasarnya tidaksekedarmemberi identitas bagi suatu masjid tersebut yang menunjukkan adanya akulturasi dan interaksimasyarakat pribumi dan masyarakat etnis Tionghoa (sebagai pendatang) pada saat masjid itudibangun. Dengan adanya masjid yang mendapat pengaruh Tionghoa membuktikan adanyaeksistensi masyarakat Tionghoa yang berinteraksi dengan masyarakat pribumi dan begitu baiktoleransiyangterjalindiantaramerekapadasaatitu.Selanjutnyamasalah-masalahutamatersebutdapatdiuraikansecaralebihrincidalampertanyaan-pertanyaansebagaiberikut:

1. BagaimanakahelemenvisualTionghoapadabangunanMasjidMerahPanjunanCirebon?2. Bagaimanakah kebudayaan Tionghoa berpengaruh terhadap elemen visual Masjid Merah

PanjunanCirebon?

Page 9: BUDAYA VISUAL TIONGHOA PADA MASJID MERAH PANJUNAN … fileMalaysian Journal of Creative Media, Design and Technology. Vol.1 No.6 2017 1 BUDAYA VISUAL TIONGHOA PADA MASJID MERAH PANJUNAN

Malaysian Journal of Creative Media, Design and Technology. Vol.1 No.6 2017

9

METODOLOGI PenelitianterhadapbudayavisualTionghoapadaMasjidMerahPanjunanCireboninitahappertama dengan melakukan metode observasi, yaitu metode yang digunakan untuk mengamatisesuatu, seseorang, suatu lingkungan, atau situasi secara tajam terinci, dan mencatatnya secaraakurat dalam beberapa cara (Rohidi, 2011 dalam Kartika, 2015). Pengamatan terhadap obyek dilapangandandibantudengandatakepustakaan.Tahapkeduadarikegiatanobservasi ini,dilakukanpencatatan,pengamatanbentukfisik,danpemotretan.Didalamtahappenelitian lapanganini jugadilakukanwawancaraterhadappengurusmasjidyangbersangkutanatauanggotamasyarakatsekitaryangberkompetendenganlatarbelakangmasjidtersebut. Olehkarenaadaketerkaitanantaraseni,manusiadenganmasyarakatdankebudayaannya,sertalingkungannyamenunjukkansifatpelikyangmendorongseorangrealismemahamiperkarainisecara lebih rumit—tetapi tentu ini bukan suatu hal yang mustahil. Peneliti seni harus menaruhperhatianpadasenisebagaisebuahfenomenadalampranata,struktur,praktek,danaturan-aturanyang ditransformasi dan dihasilkan kembali oleh para warga masyarakatnya. Makna-makna danmaksud-maksud yang orang buat berada dalam kerangka kerja dari struktur sosial-budaya ini –struktur-struktur yang tidak kasatmata, namun demikian ia adalah realitas (Rohidi, 2011 dalamKartika,2015). Tahap selanjutnya, penulis memperbandingkannya dengan peninggalan-peninggalanarkeologi masa sebelum Islam dan sesudah Islam berdasarkan data kepustakaan yang penulisperolehdandisesuaikandengandataragamhiasyangterdapatpadamasjid.Darihasilperbandingantersebut diharapkan akan dapat diketahui unsur-unsur budaya visual Tionghoa apa saja yangmempengaruhiMasjidMerahPanjunanCirebon. Penggalian sumber visual dengan cara konvesional dilakukan dengan pola pencariansebagaimana yang selama ini dikenal dalam proses penggalian sumber sejarah pada umumnya.Penggalian sumber visual secara konvesional dilakukan dengan cara mendatangi langsung pusat-pusatpenyedia informasiyangselama inidikenal, seperti lembagakearsipan,perpustakaan,pusat-pusat informasi, kantor-kantor media cetak, seperti kantor penerbitan koran dan majalah, sertakantormediaelektronik,sepertitelevisidanradio(Dienaputra,2015:44).

Rekonstruksi sejarah visual pun memiliki metodepenelitian yang terdiri dari beberapatahapan kegiatan. Tahapan –tahapankegiatan tersebut, adalah, pertama, heuristik atau tahappengumpulan sumber, khususnya sumber visual. Kedua ,kritik atau tahapan seleksi sumber atausering disebut pula sebagai tahapan verifikasi sumber. Ketiga, analisis visual atau tahapan analisisvisual dari sumber visual yang telah lolos kritik (fakta visual). Keempat, interpretasi atau tahapanpenafsiran elemen visual atau dapat pula disebut sebagai tahapan eksplanasi visual. Kelima,historiografiatautahapanpenulisanataupenyajiansejarah Skemametodepenelitiansejarahvisual

Sumber:Dienaputra,2015 Kegiatan pengumpulan sumber visual sebagai tahapan kegiatan pertama dalam metodepenelitian sejarah visual dilakukan dengan cara non konvesional dan konvensional. Sumber visualyangberhasildikumpulkanselanjutnyadikritik,baikeksternalmaupuninternal,hinggamenghasilkanfaktavisual. Faktavisual sebagaihasil kritikatas sumbervisual tidakakanmemilikimaknaapa-apamanakala fakta tersebut tidak dianalisis dan diberi penafsiran. Oleh karena itu, analisis dan

Kritik sumber

Heuristik Analisis Visual

Interpretasi Eksplanasi

Visual

Historiografi

Page 10: BUDAYA VISUAL TIONGHOA PADA MASJID MERAH PANJUNAN … fileMalaysian Journal of Creative Media, Design and Technology. Vol.1 No.6 2017 1 BUDAYA VISUAL TIONGHOA PADA MASJID MERAH PANJUNAN

Malaysian Journal of Creative Media, Design and Technology. Vol.1 No.6 2017

10

interpretasi atas fakta-fakta visual menjadi bagian penting yang perlu dilakukan saat melakukanrekonstruksisejarahvisual(Dienaputra,2015:60).

SeiringdenganpentingnyamasjiddankedudukanmasjidbagimasyarakatmuslimIndonesia,adanyaunsur-unsurTionghoapadaMasjidMerahPanjunanCirebonbisadipastikanmemilikimaksuddantujuantertentu.Salahsatumaksuddantujuantersebutadalahmaksuddantujuanyangberadapada ranahestetik. Representasi nilai-nilai estetik dari sebuahornamen,motif, relief akan tampakantara lain dari bentuknya itu sendiri, model garis yang digunakan, ketajaman gambar, pemilihanwarna, tekstur, dan juga pemilihan dimensi untuk ruang yang digunakan dalam sebuah ornamen,motif,relief.

Maksuddantujuanyangberadapadaranahestetikpadaakhirnyajugatentuharusmampumengekspresikanmaksuddantujuanyangberadapadaranahlainnya,sepertiranahsejarah,sosial,danbudaya.Olehkarenaitu,tampilanrupamasjidpunbisadipastikanakanselaludiupayakanuntukdapatmengakomodasikanmaksuddantujuandiluarranahestetik,sepertiaspekhistorisitasbangsa,identitaskebangsaan,jiwazaman(zeitgeist),kontekssosialdanbudaya,dannilai-nilaireligiusitas.HASILDANDISKUSI

Keberadaan tempat-tempat ibadah memiliki nilai sejarah dan nilai-nilai filosofi, keagamaan,sebagaipondasiuntukmembangunsebuahmasjid.Bangunanmasjiditumencerminkanrealitasdarimasyarakatyangadadisekitarnya,mengandungnilaifilosofisbaikbagidesainernya,danmasyarakatsekitarnya. Dahulu masjid adalah representasi dari nilai kesalehan. Dan kini dengan muncul danberkembangnya ruang-ruang yang kacau, sehingga ruang kesalehannya tergerus oleh keberadaanpertokoan, pembangunanmall yangdibangundi sekitar kawasanmasjid yangmenjadi konsentrasikonsumerismemasyarakat. Hal ini berkaitan dengan keseimbangan alam raya kosmos, seni untukmenciptakansebuahkaryayangsaratdengansimbol-simbol,menunjukkanhubunganyangharmonisdenganalamraya.

Masjid sebagai sebuah artefak yang memiliki nilai kesejarahan dan nilai budaya yangmemengaruhinya.Baikitupengaruhbudayalokal,maupunpengaruhbudayaluarsepertiIndia,Arab,danTiongkok.Pengaruhbudaya luar,yangsudahmemilikiusiapersentuhanrelatifpanjangdenganIslam di Jawa Barat adalah budaya Tionghoa. Salah satumasjid yangmendapat pengaruh budayaTionghoa adalah Masjid Merah Panjunan Cirebon, Jawa Barat. Seperti adanya warna merah, danpenempatanhiasanpiring-piringporselenyangberasaldari Tiongkok.MasjidMerahPanjunanpundidirikan pada abad ke-15. Jadi usianya cukup tua dan hingga saat ini masih bertahan di tengahkeberadaanpasardanlingkunganperumahanpendudukyangsemakinpadat.

Narasi visual dalam konsep narasi adalah pernyataan naratif (narrative statement) karenaoral atau tertulis yang tugasnya mencari tahun peristiwa atau rangkaian peristiwa. Urut-urutanperistiwa (succession of events), nyatamaupun fiktif, yangmerupakan subjek dari sebuahwacanadanpadabeberaparelasihubungan,oposisi, repetisi,dansebagainya.Peristiwa,akantetapibukanyang diceritakan kembali, melainkan peristiwa dimana seseorang menceritakan sesuatu (JeanGenette,NarrativeDiscourse,1995dalamPiliang,8Desember2015).

Menurut Levefre narasi dikatakan selalu dilihat sebagai bagian dari bahasa tertulis, asumsitersebut menyebabkan fungsi narasi dari bahasa gambar sering diabaikan dalam media hybrid(media campuran). Bagaimanapun gambar dapat menyampaikan narasi seperti halnya kata-kata(PurbasaridalamWimba,2013:93).

Presentasivisualdarinarasivisualdapatmengangkatinformasiyangharusmunculdalamnarasiverbal/tekstual yaitu menjelaskan informasi dari tulisan melalui bentuk gambar (Purbasari dalamWimba,2013:95).

Page 11: BUDAYA VISUAL TIONGHOA PADA MASJID MERAH PANJUNAN … fileMalaysian Journal of Creative Media, Design and Technology. Vol.1 No.6 2017 1 BUDAYA VISUAL TIONGHOA PADA MASJID MERAH PANJUNAN

Malaysian Journal of Creative Media, Design and Technology. Vol.1 No.6 2017

11

Gambar:PiringPorselenHiasanDindingMasjid

Sumber:Gambardiambil31Oktober2015

Sepertihalnyadarigambaryangtermuatdalamporselenberupakumpulanvirtualmaterialdan

elemensimbolik.Maknadariornamen-ornamenyangterdapatdalamhiasanporselenyangterdapatdi dalammasjid seperti bunga, tanaman, binatang, pemandanganmempunyaimakna yang dalam.Olehkarenadidalambudayavisualbanyakyangdisederhanakan.Tidaksepertiyangterjadididalambudayatulisdanbudayalisan.

Kata ornamen berasal dari bahasa latinornare, arti kata tersebut berarti menghiasi.MenurutGustami (1978) ornamen adalah komponen produk seni yang ditambahkan atau sengaja dibuatuntuktujuanhiasan.Jadi,berdasarkanpengertianitu,ornamenmerupakanpenerapanhiasanpadasuatuproduk.Bentuk-bentukhiasanyangmenjadiornamentersebutfungsiutamanyaadalahuntukmemperindah benda produk atau barang yang dihias. Benda produk tadi mungkin sudah indah,tetapisetelahditambahkanornamenpadanyadiharapkanmenjadikansemakinindah(Sunaryo,2009:3).

Adapunmotif-motifyangterdapatdalamporselen-porselendiMasjidMerahPanjunanCirebondiantaranyaadalahBurungPhonixdikenaldiTiongkoksebagaiburungmitos.KeramikberasaldariTiongkok yang banyak terdapat di Nusantara banyak yang dihias dengan burung Phonix, dankemudianmotifinimenyebardidaerah-daerahyangmelakukankontakdenganTiongkok.Motifhiasburung Phonix banyak terdapat di daerah Pesisir yangmendapat pengaruh Tiongkok, misalnya diCirebon, Pekalongan, Lasem, juga di Bali. Bentukyamirip burungMerak, tetapi ciri yangmenonjolpada ekornya yang panjang bergelombang tanpa bulatan. Dalam motif hias, burung ini sebagaiburungsurgadansesuaisebagai lambangduniaatas/langit.Sebagaiornamen,motifburungphonixditerapkanpadabatik,terutamabatikpesisir,ukirkayu,danlain-lain(Sunaryo,2009:81).

Selain itu adapulamotif hiasbunga terataimelambangkankemurniandankesucian (Herayati,1999/2000). Dalam kepercayaan Budha, teratai jugamerupakan simbol kemurnian karenamuncultidak tercela meskipun dari dalam lumpur. Delapan helai mahkota bunganya merupakan simboldelapan sikap kesusilaan. Di keraton Cirebon, teratai dianggap sebagai lambang kebesaran dalamketatanegaraan.Di zaman Islam,bunga terataimasihseringdigubahsebagaimotifhias.Motifhias

Page 12: BUDAYA VISUAL TIONGHOA PADA MASJID MERAH PANJUNAN … fileMalaysian Journal of Creative Media, Design and Technology. Vol.1 No.6 2017 1 BUDAYA VISUAL TIONGHOA PADA MASJID MERAH PANJUNAN

Malaysian Journal of Creative Media, Design and Technology. Vol.1 No.6 2017

12

bungaterataiyangdiukirkanpadabahanbatuataukayudapatdijumpaipadaornamendikompleksmasjid Matingan Jepara dan Kasultanan Cirebon, yang terasa sekali mendapat pengaruh dariTiongkok. Di Tiongkok, motif hias bunga teratai banyak digunakan dan merupakan lambang limabuah tanda pengenal perwujudan yakni pikiran, perasaan, penglihatan, kebijaksanaan, dankesadaran(HartojodanAmenBudiman,1982dalamSunaryo,2009:154).

Motif hias awandalam sebuahornamen adakalanya dikembangkandarimotifmeander.MotifhiasdemikianinisangatdikenaldiTiongkokdanmasukkeNusantara.Kelokanmotifmeanderyangbesudut siku atau tajam setelahmenjadimotif awan, sudut yang tajam digubahmenjadi belokangaris lengkung berlipat. Selain motif awan yang digambarkan berkelok-kelok seperti meander,terdapat pulamotif awan hasil pengaruh kesenian Tiongkok ini, yakni motif mega-mendung yangsangatterkenaldidaerahCirebon(Sunaryo,2009:173).

Ornamenyangmenggambarkanpemandangan jugadapatditemuipadamasa Islam.di Cirebonterdapat ukiran kayu denganmotif hias pemandangan yang didominasi olehmotif gunung.Motifpepohonandisela-selagambaranperbukitanitumengingatkanpadagayaukirTiongkok.Tampaknyagaya motif ukir Tiongkok mempunyai pengaruh kuat pada periode Islam awal di Cirebon. Haldemikianjugadapatdilihatdipusat-pusatkebudayaandikotapesisirutaraJawadimasaitu(Sunaryo,2009: 174-175). Dengan adanya keberadaan porselen-porselen dalam masjid itu membuktikanadanya hubungan yang erat antara Tiongkok dan Nusantara pada saat itu. Dari sebuah masjidsebagai sebuah elemen material culture, maka dapat dipahami posisi masjid dalam duniakeberagamaan/religi yang diciptakan oleh keberaturan dan relasi dengan manusia adalah simbolkesalehan.

TabelanalisisragamhiasyangterdapatpadaporselentempelandidindingdalamMasjidMerahPanjunan,CirebonNo. Tema GambarObjek Keterangan1. Bunga

Sumber:Gambardiambil31Oktober2015

Motif(katabenda)adalahpola,corak,(KBBI,1995).Makna simbolik; Motif hias bunga terataimelambangkan kemurnian dan kesucian(Herayati,1999/2000).Di Tiongkok, motif hias bunga terataibanyakdigunakandanmerupakanlambanglima buah tanda pengenal perwujudanyakni pikiran, perasaan, penglihatan,kebijaksanaan,dankesadaran (HartojodanAmenBudiman,1982dalamSunaryo,2009:154).

Page 13: BUDAYA VISUAL TIONGHOA PADA MASJID MERAH PANJUNAN … fileMalaysian Journal of Creative Media, Design and Technology. Vol.1 No.6 2017 1 BUDAYA VISUAL TIONGHOA PADA MASJID MERAH PANJUNAN

Malaysian Journal of Creative Media, Design and Technology. Vol.1 No.6 2017

13

2. BungadalamVas

Sumber:Gambardiambil31Oktober2015

Sumber:Gambardiambil31Oktober2015

Selainadabungadalamvasdalamporselenini ada gambar naga, termasuk ularmerupakan binatang yang paling utamasebagai lambangduniabawahdanmenjadiornamen di Nusantara. Sebagai motif hiasdipastikan sudah lama dan telah adasebelumzamanHindudiIndonesia(vanderHoop, 1949). Selain melambangkan duniabawah, naga melambangkan air,kesuburan,wanita,dankesaktian(Sunaryo,2009:103).Sebuah ornamen berbentuk naga terbuatdari perunggu yang luar biasa indahnyaditemukan sebagai talang air di TamanSunyaragikesultananCirebon.Sebagaimana diketahui, naga jugamerupakan binatang mitos di Tiongkok.Motif naga bergaya Tionghoa padaumumnya digambarkan tidak bermahkota,tetapi kepalanya memiliki tanduk,berjanggut dan dari moncongnya keluarsungut. Selain itu, tubuhnya mulai darileher,punggunghinggaekormemilikisirip,danberkakiempat(Sunaryo,2009:104).

3. Burungyanghinggapdiranting

Sumber:Gambardiambil31Oktober2015

Burung Phonix dikenal di Tiongkok sebagaiburung mitos. Keramik berasal dariTiongkok yang banyak terdapat diNusantara banyak yang dihias denganburung Phonix, dan kemudian motif inimenyebar di daerah-daerah yangmelakukan kontak dengan Tiongkok.Motifhias burung Phonix banyak terdapat didaerah Pesisir yang mendapat pengaruhTionghoa,misalnyadiCirebon,Pekalongan,Lasem, jugadiBali.Bentukyamiripburungmerak, tetapi ciri yang menonjol padaekornyayangpanjangbergelombangtanpabulatan.Dalam motif hias, burung ini sebagaiburung surga dan sesuai sebagai lambangdunia atas/langit. Sebagai ornamen, motifburung phonix diterapkan pada batik,terutama batik pesisir, ukir kayu, dan lain-lain(Sunaryo,2009:81).

Page 14: BUDAYA VISUAL TIONGHOA PADA MASJID MERAH PANJUNAN … fileMalaysian Journal of Creative Media, Design and Technology. Vol.1 No.6 2017 1 BUDAYA VISUAL TIONGHOA PADA MASJID MERAH PANJUNAN

Malaysian Journal of Creative Media, Design and Technology. Vol.1 No.6 2017

14

4. BangunanPagodadanPemandangan

Sumber:Gambardiambil31Oktober2015

MotifHiasPemandanganOrnamen yang menggambarkanpemandangan juga dapat ditemui padamasaIslam.diCirebonterdapatukirankayudengan motif hias pemandangan yangdidominasiolehmotifgunung.Motif pepohonan di sela-sela gambaranperbukitanitumengingatkanpadagayaukirTiongkok. Tampaknya gaya motif ukirTiongkok mempunyai pengaruh kuat padaperiodeIslamawaldiCirebon.Haldemikianjuga dapat dilihat dipusat-pusatkebudayaan di kota pesisir utara Jawa dimasaitu(Sunaryo,2009:174-175).

5. BangunanPagodadanPemandangan

Sumber:Gambardiambil31Oktober2015

Sumber:Gambardiambil31Oktober2015

Motif hias awan dalam sebuah ornamenadakalanya dikembangkan dari motifmeander. Motif hias demikian ini sangatdikenal di Tiongkok dan masuk keNusantara. Kelokan motif meander yangbersudut siku atau tajam setelah menjadimotif awan, sudut yang tajam digubahmenjadi belokan garis lengkung berlipat.Selain motif awan yang digambarkanberkelok-kelok seperti meander, terdapatpula motif awan hasil pengaruh kesenianTionghoa ini, yakni motif mega-mendungyang sangat terkenal di daerah Cirebon(Sunaryo,2009:3173).

Tabelanalisisnilai-nilaiestetikpadabangunanMasjidMerahPanjunanCirebonNo Elemen

BangunanMasjid

Visual NilaiEstetik

1 Menara TidakadabangunanmenarapadaMasjidMerahPanjunan

Menarayangmelambangkanarahvertikalsebagaisimboldarisikapberdirimemuja

Page 15: BUDAYA VISUAL TIONGHOA PADA MASJID MERAH PANJUNAN … fileMalaysian Journal of Creative Media, Design and Technology. Vol.1 No.6 2017 1 BUDAYA VISUAL TIONGHOA PADA MASJID MERAH PANJUNAN

Malaysian Journal of Creative Media, Design and Technology. Vol.1 No.6 2017

15

Sangpencipta(AbayD.Subarna,1985dalamYunita,1990:6)

2 Kubah/atap TampakDepan

Sumber:Kleinsteuber,2012

MesjidataubangunantempatbersembahyangorangIslam(KBBI,1995:650).MasjiddansurauituadalahsebuahbangunanyangmelingkupisebuahruanganbujursangkardengansebuahSerambididepannya.Danyangmenjadiintiadalahruanganbujursangkaritu.

TampakBelakang

Sumber:Kleinsteuber,2012

“AtapTumpang”yaituatapyangbersusun,semakinkeatassemakinkecilsedangkantingkatanyangpalingatasberbentuklimas.Jumlahtumpangituselaluganjil(gasal),biasanya3danadajugakalanyasampai5sepertipadamasjidBanten.Sekali-sekaliadapulayangtumpangnyadua,tetapiyangdemikianitudinamakantumpangsatu,jadiangkagasalpula(Soekmono,1983:75-76).Atapmasjidatausurauitubiasanyamasihdiberilagisebuahkemuncakdaritanah-bakarataubendalainnya,yangseakan-akanlebihlagimembertekananakankeruncingannya.Penutuppuncakatapitudinamakan“mustaka”(Soekmono,1983:76).

3. Dinding

Sumber:Gambardiambil31Oktober2015

Dindingdalammasjiddiberiornamen;hiasandalamarsitektur,kerajinantangan,dsb.Lukisan,perhiasan2.Hiasanyangdibuat(digambarataudipahat)padacandi(gerejaataugedunglain)(KBBI,1995).

Page 16: BUDAYA VISUAL TIONGHOA PADA MASJID MERAH PANJUNAN … fileMalaysian Journal of Creative Media, Design and Technology. Vol.1 No.6 2017 1 BUDAYA VISUAL TIONGHOA PADA MASJID MERAH PANJUNAN

Malaysian Journal of Creative Media, Design and Technology. Vol.1 No.6 2017

16

3. 4Tiang

TiangdanPerlengkapan

Sumber:Kleinsteuber,2012

Makabagianbujursangkaritumempunyaiatapyangtersendiri,yangditunjangolehempatbuahtiangutama.Keempattianginiyangberdiriditengah-tengahdanmenjadipenunjangpokokdariatapnya,disebut“sokoguru”(Soekmono,1983:75).

5

Sumber:Gambardiambil31Oktober2015

Kaligrafi;senimenulisindahdenganpena(KBBI,1995).Tiangberbentukpersegiempat

6. Tiang

Sumber:Gambardiambil31Oktober2015

Bagian-bagianbidangtiangdihiasidenganukirandenganmotifilmuukurdanmotifperlambang.Bagianluardindingruanganmihrabtidakdibiarkanpolos,adayangmenggunakanmotifgeometris,kaligrafiarab,dansebagainya(EnsiklopediIslamJilid3,1994:176).

Page 17: BUDAYA VISUAL TIONGHOA PADA MASJID MERAH PANJUNAN … fileMalaysian Journal of Creative Media, Design and Technology. Vol.1 No.6 2017 1 BUDAYA VISUAL TIONGHOA PADA MASJID MERAH PANJUNAN

Malaysian Journal of Creative Media, Design and Technology. Vol.1 No.6 2017

17

Sumber:Gambardiambil31Oktober2015

7. Mihrab(Bagianinidariruanganyangterbuka)

Sumber:Gambardiambil31Oktober2015

Sumber:Gambardiambil31Oktober2015

Bagian ini dianggap yang tersuci di antarabagian-bagian masjid, berupa bangunanmenonjol berdiri di atas selasar masjid.Atapnya berupa lengkungan, yaitu kubahsepertisilinderdankubahcembung.Hiasan masjid-masjid di Indonesia jugaberagam, yang terdiri dari ukiran denganmotif geometris dan kaligrafi. Bagian-bagian bidang tiang dihiasi dengan ukirandengan motif ilmu ukur dan motifperlambang. Bagian luar dinding ruanganmihrab tidak dibiarkan polos, ada yangmenggunakan motif geometris, kaligrafiarab, dan sebagainya (Ensiklopedi IslamJilid3,1994:176).

Page 18: BUDAYA VISUAL TIONGHOA PADA MASJID MERAH PANJUNAN … fileMalaysian Journal of Creative Media, Design and Technology. Vol.1 No.6 2017 1 BUDAYA VISUAL TIONGHOA PADA MASJID MERAH PANJUNAN

Malaysian Journal of Creative Media, Design and Technology. Vol.1 No.6 2017

18

8. PintudanJendela

Sumber:Gambardiambil31Oktober2015

Hiasanpadamasjid.Pintudanjendelamasjidpadaumumnyaberbentuklengkungantapalkuda.

Sumber:Kleinsteuber,2012

Dindingbatamerah

Keunikan dari Masjid Merah Panjunan Cirebon adalah warna bata merah dari bangunan

masjidtersebut.WarnamerahidentikdenganbangunanperibadatankepercayaanTionghoa(sepertiWiharadanKlenteng),yangsudahsangatakrabbagiwargaetnisTionghoa.OlehkarenamasyarakatTionghoa percaya akan Feng Shui berarti hidup selaras dengan lingkungan, cocok dengan tempatyang disebut rumah,merasa santai dan penuh daya hidup yang vital. Dengan demikian Feng Shuidapat membawa kelimpahan dan nasib baik. Pada mulanya, Feng Shui menggambarkan petunjukdasar yangmengidentifikasikan lokasi dimanaCh’I alamyangmaksimumberada.Referensi tertuaberasaldariDinastiTang,disekitarabadke-9dimanapenasihatkerajaan,YangYunSangmengarangsatuseribukuyangmenuliskanpetunjukkhusustentangFengShuiAlam.Titikberatnyapadabentukgunungdanarahairmengalir(LilianToo,1994dalamKartika,2015:350).

WarnaMerah

Feng Shuimenemukan ekspresi yang indah dalam aliran energi tak terlihat yangmelewatibumi dan langit dengan lembut, mengalir di atas air, dibawa oleh angin sepoi-sepoi, membawa

Page 19: BUDAYA VISUAL TIONGHOA PADA MASJID MERAH PANJUNAN … fileMalaysian Journal of Creative Media, Design and Technology. Vol.1 No.6 2017 1 BUDAYA VISUAL TIONGHOA PADA MASJID MERAH PANJUNAN

Malaysian Journal of Creative Media, Design and Technology. Vol.1 No.6 2017

19

kebahagiaan berlimpah dan kemakmuran di mana pun ia beredar dan ada. Orang Tionghoamenyebut energi ini sebagai Ch’i. Renungkanlah kekuatan yang sangat halus dan tidak kasatmatayangbergerakmelaluitubuhmanusiadanlingkungannya,takterlihatdantakdisadari,tetapiselaluada. Sama seperti gelombang radio, sinyal telepon, radar, getaran magnet. Penganut Yogamenyebutnya “Prana”, napas dalam secara misterius memberikan energi pada tubuh manusia,memberikanjeniskekuatanyanganeh,yangluarbiasakuatnya(LilianToo,1994dalamKartika,2015:350).

Bagi orang Tionghoa, Ch’I adalah tenaga dalammisterius yangmemberikan kekuatan danjiwapadamanusia.Ch’Idiciptakanketikadudukuntukmelakukanmeditasiyangdalamdandengantepat mengontrol napasnya; setiap kali ahli kungfu memukul dengan jitu; saat seorang senimankaligrafimenggoreskankuasnyadengan indah.Dalamsetiapaktivitas inisejenistenagadalamyangistimewa menyertai gerakan sehingga menciptakan satu kekuatan yang unik, daya hidup yangmengantarnapas,tiupandangoresankuas,membuatsetiapkegiataniniberbedadanulung.HalituadalahmanifetasiCh’Imanusia(LilianToo,1994).

DalamFengShui,Ch’Iadalahkekuatanyangselaluada,yangmengalirdanbergerakdalamlingkungan. Di dalam dan di luar ruangan. Di daratan di air,menyeberangi pegununga Ch’I ada dimana-mana. Ch’I adalah energi yang tak terlihat yang mengalir menyeberangi daratan di dunia,bergerak,berputar,danmenyebar,ataumengalirdandiadandimanapunCh’Iberadaiamembawasejenistenagakhususyangmembawaperuntunganyangsangatbaik(LilianToo,1994).

Pendapat Mimi Cooper dan Arlene Mathews, 2007 di dalam buku Feng Shui Warnadikemukakanbahwasemuawarnapadarodawarnamerahmenyebabkanresponsyangbegituaktifpada tingkat psikologi (jantung, urat nadi, dan lain-lain). Tidak hanya cukup sampai di situ,warnamerah juga menggambarkan perhatian dan jiwa pemimpin. Hal ini tidak akan diabaikan.Kenyataannya,seiringdenganperkembanganbahasadiseluruhdunia,warnamerahmenjadiwarnayangutamasetelahputihdanhitam.

Selanjutnya dibicarakan pula ekspresi warna hangat danmerah adalah warna yang palingpanas,karenabenar-benarmembuatpemakaimerasapanas.Ruanganyangdicatwarnamerahataumerahmudadapatditentukansebagaibertemperatur rendahdaripadaruanganyangdicatdenganwarnayangdinginsepertiwarnabiru.Selamabeberapatahun,warnamerahmenjadi lebihdisukaidalam suasanamakanmalam sebagai lambang kehangatan hati. Selain ituwarnamerah dianggapsebagaiwarnakebahagiaan(WawancaradenganArdian,3September2015).

Secara alamiwarnamerah adalahwarna untuk kemewahan,warna buah tomat dan buahbery yang sudah masak, warna delima dan warna batu akik, warna bunga madat dan poinsettia.Warnadarahwarnadalamsakramenagama,hatidannyalaapi(Cooper,MimidanArleneMathews,2007dalamKartika,2015:351).

Warnamerahmengeluarkanemosiyangkuatyangbergantungpadakonteksnya.Akantetapiapapunwarnamerah yang adapadapikiran, satuhal yangpasti bahwaemosi-emosi yang timbulakan menjadi pengalaman yang kuat.Warna merah diasosiasikan dengan cinta dan kemarahan.Warna ini juga diasosiasikan dengan warna pesta dan cara berpikir. Orang-orang Mesir memulaitradisiharisuratberwarnamerahdenganmembuattulisandenganmediayangberwarnamerah.SIMPULAN

Masuknya pengaruh kebudayaan Tiongkok pada masyarakat Cirebon terutama kalanganistana adalah karena aktivitas perdagangan. Aktivitas niaga yang sudah terjalin dengan berbagaiunsur seperti hubungan dengan Arab, India, dan Tiongkok. Oleh karena Cirebon yang padamasasilamnyamerupakankotapelabuhankawasanperdaganganbernamaCaruban.

Cirebonmemiliki MasjidMerah Panjunan yang penampilannya yang lekat dengan budayakuno. Warna merah bata mendominasi keseluruhan bangunan masjid yang didirikan pada tahun

Page 20: BUDAYA VISUAL TIONGHOA PADA MASJID MERAH PANJUNAN … fileMalaysian Journal of Creative Media, Design and Technology. Vol.1 No.6 2017 1 BUDAYA VISUAL TIONGHOA PADA MASJID MERAH PANJUNAN

Malaysian Journal of Creative Media, Design and Technology. Vol.1 No.6 2017

20

1480ini.BangunanmasjidyangbernafaskanrakyattersebutdidirikanolehPangeranPanjunanyangmerupakanmurid Sunan Gunung Jati, salah satu dariWali Songo, penyebar Islam di Jawa. Dalamsebuah catatan sejarah yangmengacu pada babad Tjerbon, nama asli Pangeran Panjunan adalahMaulanaAbdulRahmanyangmemimpinsekelompokimigranArabdariBaghdad.Keberadaannyadiwilayahyangmerupakansentraperdagangan,produksidanpemasarangerabahdiCirebon,tepatnyaterletak di Kampung Panjunan, kampung yang dikenal masyarakat sebagai pembuat keramikporselen.Selainuntuktempatberibadah,MasjidMerahPanjunanjugadipakaiolehWalisongountukberkoordinasidalammenyiarkanagamaIslamdidaerahCirebondansekitarnya.

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa bangunan Masjid Merah Panjunan Cirebonmemperlihatkanadanyaakulturasi(percampuran)antarabudayamasyarakatsetempatdanbudayaTiongkok lewat corak arsitektur yang didominasiwarna Tiongkok dalamhal iniwarnamerahpadabata, dan adanyahiasanporselenbuatan Tiongkok yangberbentukpiringwarnamerah, hijaudankuning. Ketiga warna tersebut merupakan ciri khas warna kebudayaan Tionghoa. Unsur-unsurakulturasitersebut,semuanyatertataindahdanditerapkansedemikianrupasesuaidenganestetikapadazamannya.Dariartefakmasjidyangmengandungsimbolinilahkebudayaandapatdiwariskandarigenerasiyangsatu ke generasi berikutnya. Sehingga generasi berikutnya dapat belajar dan menghargai sertamenjagakebudayaanmilikbangsaataumasyarakat.

DAFTARSUMBERBakkerSJ,J.W.M.1984.FilsafatKebudayaanSebuahPengantar.Jakarta:BPKGunung Mulia,Kanisius.BalaiPoestaka.1926.MasdjiddanMakamDoeniaIslam.Weltevreden:BalaiPoestaka.Berger,ArthurAsa.2010.PengantarSemiotikaTanda-TandaDalamKebudayaan

Kontemporer.Yogyakarta:TiaraWacana.Cassirer,Ernst.1987.ManusiadanKebudayaan:sebuahEseiTentangManusia.Jakarta:

Gramedia.

Chambert-Loir,Henry&ClaudeGuillot.2007.ZiarahdanWalidiDuniaIslam.Jakarta:Serambi.

Cooper,MimidanArleneMathews.2007.FengShuiWarnaPengaruhWarnaUntuk

BisnisdanKehidupanAnda.Yogyakarta:ArtiBumiIntaranDanadibrata,R.A.2006.KamusBahasaSunda.Bandung:Kiblat.DinasKebudayaandanPariwisataKotaCirebon.2006.PotensiWisataBudayaKota

Cirebon.Cirebon:DisbudparCirebon.Dienaputra,ReizaD.2015.MeretasSejarahVisual.Bandung:Balatin.EnsiklopediIslamJilid3KAL-NAH.1994.Jakarta:IchtiarBaruvanHoeve.Ensiklopedia3,2003.JawaBarat.

Page 21: BUDAYA VISUAL TIONGHOA PADA MASJID MERAH PANJUNAN … fileMalaysian Journal of Creative Media, Design and Technology. Vol.1 No.6 2017 1 BUDAYA VISUAL TIONGHOA PADA MASJID MERAH PANJUNAN

Malaysian Journal of Creative Media, Design and Technology. Vol.1 No.6 2017

21

HaldaniD.,Achmad.2013.OtentisitasGayaRagamHiasMasjidAgungKota-Kabupaten

SebuahTelaahPergeseranNilaiEstetik;StudikasusdiJawaBarat.Bandung:FSRD,ITB.

Harsojo.1967.PengantarAntropologi.Jakarta:BinaCipta.KamusBesarBahasaIndonesia.2003.EdisiKetiga.Jakarta:BalaiPustaka.Kartika,N.2015.“BudayaVisualTionghoaPadaMasjidLautze2Bandung”.Hal.346-355. 4thinternationalSeminarofNusantaraHeritage.23-25Oktober2015.Proceeding. ISBN978-967-13724-0-1.Malaysia:UPSI.Kartika,N.2015b.“BudayaVisualMasjidRayaBandung:RepresentasiManusiaSebagai

MakhlukSimbolikum”.SeminarNasionalResearchDayParamadina.Proceeding.25November2015.

Kleinsteuber,AstidanSyafriM.Maharadjo.2012.Masjid-MasjidKunoDiIndonesia;

WarisanBudayaDariMasaKeMasa.Jakarta:PT.ASProductionsIndonesia.Kusmiati,Artini.2000.DimensiEstetikaPadaKaryaArsitekturdanDizain.Jakarta:Fakultas

SenirupadanDisain,UniversitasTrisakti.Pijper,G.F.1984.BeberapastuditentangSejarahIslamdiIndonesia1900-1950.Jakarta:UI

Press.

Piliang,YasrafAmir.2015.CatatanPerkuliahanVisualCulture.8Desember2015.Purbasari,Sophia.2013.“KajianProsesAdaptasiNarasiVisual“ScottPilgrim

VSTheWorld”dalamWimbaJurnalKomunikasiVisualdanMultiMedia.Vol5No.1tahun2013hal89-109.

Rohidi,TjetjepRohendi.2011.MetodologiPenelitian.Semarang:CiptaPrimaNusantara.Sunaryo,Aryo.2009.OrnamenNusantara;KajianKhususTentangOrnamenIndonesia.

Semarang:DaharaPrize.Soekmono,R.1981.PengantarSejarahKebudayaanIndonesiaJilid3.Yogyakarta:Kanisius.Soewardikoen,DiditWidiatmoko.2013.MetodologiPenelitianVisual;DariSeminarke

TugasAkhir.Bandung:DinamikaKomunika.Tjandrasasmita,Uka.2009.ArkeologiIslamNusantara.Jakarta:KPG.Too,Lilian.1994.PenerapanFengShuiPA-KUAdanLo-Shu.Jakarta:PTElexMedia

KomputindoYunita,Sri.1990.RagamHiasPadaMasjidAgungSangCiptaRasaCirebon;Tinjauan

BentukdanKesinambungan.Depok:FakultasSastraUniversitasIndonesia.

Page 22: BUDAYA VISUAL TIONGHOA PADA MASJID MERAH PANJUNAN … fileMalaysian Journal of Creative Media, Design and Technology. Vol.1 No.6 2017 1 BUDAYA VISUAL TIONGHOA PADA MASJID MERAH PANJUNAN

Malaysian Journal of Creative Media, Design and Technology. Vol.1 No.6 2017

22

Zein,AbdulBaqir.1999.Masjid-MasjidBersejarahdiIndonesia.Jakarta:GemaInsani.WawancaraNama :ArdianPekerjaan :DosenFilsafatUnparWaktuWawancara :3September2015BiografiRingkasNyaiKartika,lahirdiBogor(JawaBarat),01/02/1976.MenyelesaikanS1diJurusanSejarah,FakultasSastraUniversitasPadjadjaran,danS2diProgramStudiIlmuSejarahProgramPascasarjanadiFakultasIlmuPengetahuanBudayaUniversitasIndonesia.Beberapabukuyangpernahdituliskannya:SejarahCiamis(Tim).SejarahMajalengka;Sindangkasih-Madja-Madjalengka(Mandiri);VisualisasiTinggalanSejarahIslamDiTatarSunda1600-1942(EdisiPriangan)(Tim);BiografiRingkasYasraf Amir Piliang, lahir diManinjau (Sumatera Barat), 30/09/1956. Dari tahun 1996 hingga kinimenjadistafpengajarpadaProgramPascasarjanaFSRD-InstitutTeknologiBandung.Aktifmenulisdiberbagaimediamassadanjurnal.Menulisbeberapabuku,diantaranya:DuniayangDilipat:TamasyaMelampauiBatas-BatasKebudayaan,PenerbitJalasutra,2004;Pos-realitas:RealitasKebudayaandidalam Era Pos-metafisika, Penerbit Jalasutra, 2004; Transpolitika: Dinamika Politik dalam EraVirtualitas,Penerbit Jalasutra,2006;MultiplisitasdanDiferensi,Penerbit Jalasutra,2007;Semiotikadan Hipersemiotika, PenerbitMatahari, 2012;Agama dan Imajinasi:Mencari Tuhan-tuhan Digital,PenerbitMizan,2011

Page 23: BUDAYA VISUAL TIONGHOA PADA MASJID MERAH PANJUNAN … fileMalaysian Journal of Creative Media, Design and Technology. Vol.1 No.6 2017 1 BUDAYA VISUAL TIONGHOA PADA MASJID MERAH PANJUNAN

Malaysian Journal of Creative Media, Design and Technology. Vol.1 No.6 2017

23

BiografiRingkasImamSantosa,Saat inimenjabatsebagaiDekanFSRDITB.MenyelesaikanS1hinggaS3diFSRD-ITBBandung. Beberapa karyanya adalah Perencanaan Pengembangan Interior Renovasi GedungMerdeka Bandung (2003). Perencanaan Arsitektur dan Interior Bank DKI-Syariah Cabang TanahAbang Jakarta; Bank Cabang Tanjung Priuk Jakarta (2003). Perencanaan Arsitektur dan InteriorMuseum Gunung Api Merapi, Yogyakarta (2004). Perancangan Interior Sentosa InternationalHospital,Bandung(2004).