37
Struktur, Komposisi, Fungsi Membran Sel dan Pembelahan Sel Abstract The cell is a basic unit of life and making up a cell is also the smallest unit of living things. Cells will form a network, the network will form organs, and organs will form an organ system. When the cell is disrupted, then tissues also affected because the cells can not cope with the disorder. Thus, all the health problems of every living thing begins with the health of the cell itself. In everyday life, many health problems can be been recorded by a variety of conditions and factors affected. The pain conditions in influencing other structures in the body that does not hurt to become ill. Many factors can trigger the condition of the existence of the illness. These factors are divided into internal factors and external factors. Internal factors are factors in the body, the organs and tissues of the body that affect. While external factors are factors outside his own body, such as occupation, age, activity, and others. In the case of knee pain, the internal factors are part of the knee joint itself, whereas external factors depend on various conditions such as those mentioned. Keyword : Cell 1

BP 07-Blok 3

  • Upload
    jennie

  • View
    27

  • Download
    11

Embed Size (px)

DESCRIPTION

struktur, komposisi, fungsi membran sel dan pembelahan sel

Citation preview

Struktur, Komposisi, Fungsi Membran Sel dan Pembelahan Sel

AbstractThe cell is a basic unit of life and making up a cell is also the smallest unit of living things. Cells will form a network, the network will form organs, and organs will form an organ system. When the cell is disrupted, then tissues also affected because the cells can not cope with the disorder. Thus, all the health problems of every living thing begins with the health of the cell itself.In everyday life, many health problems can be been recorded by a variety of conditions and factors affected. The pain conditions in influencing other structures in the body that does not hurt to become ill. Many factors can trigger the condition of the existence of the illness. These factors are divided into internal factors and external factors. Internal factors are factors in the body, the organs and tissues of the body that affect. While external factors are factors outside his own body, such as occupation, age, activity, and others. In the case of knee pain, the internal factors are part of the knee joint itself, whereas external factors depend on various conditions such as those mentioned.Keyword : Cell

AbstrakSel merupakan sebuah unit dasar penyusun sebuah kehidupan dan sel juga merupakan unit terkecil dari mahluk hidup. Sel akan membentuk jaringan, jaringan akan membentuk organ, dan organ akan membentuk system organ. Apabila sel terganggu, maka jaringanpun juga terpengaruh karena sel tidak dapat mengatasi gangguan tersebut. Dengan demikian, segala masalah kesehatan dari setiap mahluk hidup diawali dengan kesehatan sel itu sendiri.Dalam kehidupan sehari-hari, berbagai masalah kesehatan dapat ditemuan dengan berbagai kondisi dan berbagai faktor yang mempegaruhinya. Kondisi sakit tersebut dalam mempengaruhi struktur lain dalam tubuh yang sebenarnya tidak sakit sehingga menjadi sakit. Banyak faktor yang dapat menjadi pemicu dari adanya kondisi sakit tersebut. Faktor-faktor tersebut terbagi atas faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor dalam tubuh, yaitu organ tubuh maupun jaringan-jaringan tubuh yang mempengaruhi. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor dari luar tubuhnya sendiri, seperti pekerjaan, usia, aktivitas, dan lain-lain. Dalam hal nyeri lutut ini, faktor internalnya merupakan bagian dari sendi lutut ini sendiri, sedangkan faktor eksternalnya bergantung dari berbagai kondisi seperti yang telah disebutkan. Kata Kunci : Sel

PendahuluanSel merupakan sebuah unit dasar penyusun sebuah kehidupan dan sel juga merupakan unit terkecil dari mahluk hidup. Sel akan membentuk jaringan, jaringan akan membentuk organ, dan organ akan membentuk system organ. Apabila sel terganggu, maka jaringan pun juga terpengaruh karena sel tidak dapat mengatasi gangguan tersebut. Dengan demikian, segala masalah kesehatan dari setiap mahluk hidup diawali dengan kesehatan sel itu sendiri.Dalam kehidupan sehari-hari, berbagai masalah kesehatan dapat ditemuan dengan berbagai kondisi dan berbagai faktor yang mempegaruhinya. Kondisi sakit tersebut dalam mempengaruhi struktur lain dalam tubuh yang sebenarnya tidak sakit sehingga menjadi sakit. Banyak faktor yang dapat menjadi pemicu dari adanya kondisi sakit tersebut. Faktor-faktor tersebut terbagi atas faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor dalam tubuh, yaitu organ tubuh maupun jaringan-jaringan tubuh yang mempengaruhi. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor dari luar tubuhnya sendiri, seperti pekerjaan, usia, aktivitas, dan lain-lain. Dalam hal nyeri lutut ini, faktor internalnya merupakan bagian dari sendi lutut ini sendiri, sedangkan faktor eksternalnya bergantung dari berbagai kondisi seperti yang telah disebutkan.

Membran PlasmaMembrane plasma adalah suatu lapisan lemak dan protein yang sangat tipis serta membentuk batas luar setiap sel dan membungkus bagian internal. Selain berfungsi sebagai penghalang mekanis yang menahan molekul-molekul yang dibutuhkan tetap didalam sel, membrane sel secara selektif memperbolehkan bahan-bahan tertentu untuk berpindah antara sel dan lingkungan. Selain mengontrol masuknya molekul nutrient dan keluarnya produk sekretorik dan bahan sisa, membran plasma juga berfungsi untuk mempertahankan perbedaan konsentrasi ion antara bagian interior dan eksterior.1Membran plasma juga dikenal dengan biomembran yang merupakan selaput tipis, halus, dan elastis dengan ketebalan 75-100A, yang menyelubungi permukaan sel hidup. Membrane plasma bersifat semipermaeble, artinya, ia memungkinkan beberapa zat untuk menembus membrane tersebut lebih mudah daripada zat-zat lain. Kemampuan sel untuk membeda-bedakan pertukaran zat kimianya bersifat fundamental bagi kehidupan, dan selektivitas tersebut dimungkinkan oleh membran plasma dan molekul-mulekul komponennya.1 Membrane plasma juga ikut serta dalam menyatukan sel-sel untuk membentuk jaringan dan organ. Selain itu juga, struktur ini berperan sebagai kunci dalam kemampuan sel berespons terhadap perubahan atau sinyal, dilingkungan sel. Komponen penting dalam komunikasi antar sel. Apapun jenis selnya, fungsi umum membrane ini sangat penting bagi kelangsungan hidup sel, kemampuan melakukan aktivitas homoestatik khusus dan kemampuan berkerja sama secara terpadu dengan sel lain.1

Struktur Membran PlasmaStruktur membran sel tersusun atas molekul-molekul protein, lapisan senyawa lemak, air, dan karbohidrat, dan sedikit kolesterol. Setiap lapisan senyawa lemak tersusun atas gugus lipid dan fosfat. Gugus lipid dari fosfolipid bersifat tidak suka air (hidrofobik), sedangkan gugus fosfat bersifat suka air (hidrofilik). Setiap fosfolipid akan saling berpasangan sehingga membentuk dua lapisan (bilayer) fosfolipid yang berlawanan.2Molekul-molekul dari membran sel terbagi menjadi dua, yaitu protein integral (intrinsik) dan protein porifer ekstrinsik. Protein integral adalah protein yang terdapat di dalam lipid sedangkan protein ekstrinsik adalah potein yang menempel pada permukaan fosfolipid. Struktur membran sel ini dikemukakan menjadi teori mosaik cair oleh dua orang ilmuwan. Dengan struktur yang sedemikian kompleks, membran sel memiliki beberapa fungsi diantaranya sebagai berikut : (1) membentuk suatu batas yang fleksibel antara isi dan luar sel, (2) membungkus dan melindungi isi sel, (3) menyeleksi zat-zat apa yang masuk dan keluar sel.2

Gambar no. 1 Struktur membran selKomponen Membran SelMembran plasma sangat beragam, baik dari segi struktur maupun dari segi fungsi. Meskipun demikian, membran plasma ini dibentuk dari molekul molekul lipid dan protein, yang terhubung satu dengan yang lainnya oleh gaya-gaya nonkovalen yang saling menunjang. Hampir seluruh membran plasma tersusun atas lipid dan protein, yang susunan persentasinya sekitar 35% lipid, 62% protein, dan 3% polisakarida. Lipidnya di perkirakan terdiri atas 60% fosfolipid, dan 25% kolesterol, dan 15% lipid lain. Semua membran plasma merupakan susunan cair sehingga mampu berperan sebagai pelarut protein membran. Membran plasma bersifat asimetris, yaitu lapis luar dan lapis dalam mengandung komponen yang berbeda serta enzim-enzim dengan aktivitas yang juga belainan.3 Lipid Lipid berfungsi untuk menstabilkan kesatuan fisik membrane plasma sehingga dapat menjadi penghalang yang efektif bagi lalu lintas bagi materi hidrofilik, misalnya air dan ion-ion. Dua lapis fosfolipid yang menyusun membrane plasma merupakan tempat melekatnya protein dan akan membantu proses fusi vesikel maupun endositosis. Lipid terbagi menjadi fosfolipid dan glikolipid. Selain itu, juga terdapat kolestrol.4a. Fosfolipid (asam fosfat + lipid)Jenis lipid yang paling banyak dari membran adalah fosfolipid. Fosfolipid adalah polar, senyawa ionic yang bersifat amphiphatic di alam. Artinya, mereka memiliki baik komponen hidrofilik dan hidrofobik. Bagian hidrofilik berada pada bagian kepala yang terdiri dari fosfat dan alkohol yang melekat padanya. Alkohol dapat berupa serin, etanolamin, inositol atau kolin. Sedangkan rata-rata fosfolipid mengandung molekul yang disebut gliserol, fosfolipid membran phingomyelin.5 Bagian hidrofobik dari fosfolipid adalah model panjang, hidrokarbon (struktur karbon dan hidrogen) ekor asam lemak Kelompok kepala polar dari lapisan terluar yang terbentang terhadap lingkungan dan ekor asal lemak yang memanjang ke dalam (transmembran) Asam lemak yang memungkinkan jika mengandung jumlah atom hidrogen yang terikat sangat banyak. Karena, panjang atau pendeknya akan mempengaruhi derajat kejenuhan suatu struktur membrane Fosfolipid yang sehat, artinya fosfolipid tidak bermigrasi atau flip-flop dari satu lapisan ke lapisan lainDalam proses apoptosis (kematian sel yang terprogram), enzim akan mengkatalisis pergerakan phosphatidylserine dari lapisan terdalam ke lapisan terluar selTerdapat beberapa jenis fosfolipid, penyusun membrane plasma adalah:41. Fosfogliserida, yaitu fosfolipid yang struktur kimiannya mempunyai residu penyusun gliserol. Misalnya fosfotidkolin (lestin), dan fosfotidil serin.2. Fosfofingolipid, yaitu fosfolipid yang struktur kimianya mempunyai penyusun sfingol (sfingosin), misalnya sfingomielin.b. Glikolipid (glukosa + lipid)Glikolipid merupakan lipid majemuk turunan sfingol yang mengandung karbohidrat, dan dikenal sebagai glikoserebrosida. Karbohidrat glikoserebrosida yang merupakan galaktosa disebut galaktoserebrosida, sedangkan yang karbohidratnya glukosa disebut glukoserebrosida. Lipid lain yang terpenting dan terdapat dalam beberapa membrane plasma adalah kolestrol. Kolestrol terdapat dalam eukariota, tetapi tidak dalam prokariot. Membrane plasma sel eukariota, biasanya kaya akan kolestrol. Gugus hidroksil yang terikat pada atom C3 merupakan unit hidrofil, sedang yang lain atau sisanya hidrofob.6Dalam membrane plasma, lipid-lipid membentuk lembaran dua lapis, dengan kepala polar yang hidrofilik berada memanjang keluar, bersinggungan dengan media air dan ekor rantai hidrokarbon non polar yang hidrofobik bersembunyi memanjang menghadap ke dalam lapisan lipid. Selain itu, ada gaya tarik Van der Waals di antara ekor-ekor hidrokarbon, yang membuat ekor-ekor hidrokarbon tersusun rapat. Terakir, ada gaya elektrostatis dari ikatan hidrogen antara gugus kepala polar dan molekul air. Jadi, dapat diketahui dengan jelas bahwa dua lapis lipid distabilkan oleh interaksi atau gaya nonkovalen.6Lipid majemuk yang dapat membentuk dua lapis lipid membrane plasma memiliki sifat amfipatik, yaitu kepala polar yang hidrofilik dan ekor hidrokarbon nonpolar yang hidrofobik. Dalam struktur kimia.6c. KolesterolKolesterol merupakan molekul amphiphatic yang mengandung gugus hidroksil polar seperti halnya cincin steroid hidrofobik dan hidrokarbon yang melekat antara sisipan lemak. Kolesterol tersebar di seluruh membrane sel ini memiliki ciri-ciri seperti:5 Kelompok hidroksil polarnya adalah dekat kelompok kepala polar dari fosfolipid. cincin steroid dan ekor hidrokarbon beroroentasi sejajar dengan mereka (fosfolipid). kolesterol masuk ke dalam ruang yang diciptakan oleh kinks dari ekor asam lemak tak jenuh yang akan mengurangi kemampuan asam lemak untuk mengalami gerak dan selanjutnya, sehingga membran akan menjadi lebih kuat. ProteinProtein membrane plasma melekat atau tersisip di dalam lapis ganda lemak. Sebagian protein ini membentak keseeluruh ketebalan membrane. Sebagian dari protein ini membentang keseluruh kedalaman membran. Protein ini hanya menempel di permukaan luar atau dalam. Protein ini melekat melalui interaksi dengan protein yang menembus membran atau melewati perlekatan ke lapisa gandaa lemak. Membrane plasma memiliki molekul lemak 50 kali lebih banyak dari pada molekul protein. Namun, protein membentuk separuh dari masa membran karena protein jauh lebih besar daripada protein. Sifat cair lapisan ganda lemak memungkinkan banyak protein membrane mengapung bebas seperti es dalam lautan lemak yang bergerak, meskipun sitokleton membatasi membatasi mobilitas protein yang melakukan fungsi khusus di daerah tertentu sel.1Protein membrane plasma tersebar secara tidak (asimetris) di antara permukaan luar dan permukaan dalam membrane plasma. Berdasarkan letak topografinya, protein-protein membrane ini dapat di bedakan atas protein integral (integral protein), protein peripheral (peripheral protein) serta protein trans membran.6 Protein integral atau protein intrinsik adalah protein yang seluruhnya atau sebagiannya terbenam dalam dua lapis lipid, bersifat amfipatik, dan berbentuk globuler. Bagian molekul protein yang terbenam, bersifat hidrofobik karena kandungan asam amino hidrofobik penyusunnya lebih tinggi, sedangkan yang muncul kepermukaan, cenderung bersifat hidrofilik karena kandungan asam amino hidrofilik penyusunnya yang tinggi.6 Protein periferal, protein ekstrinsik terdapat pada permukaan membrane plasma. Protein ini tidak mengadakan interaksi secara langsung dengan fosfolipid dalam membrane plasma, tetapi terikat lemah pada bagian hidrofilik, karena kandungan residu asam amino hidrofilik penyusunnya dan gugus hidroksi polisakaridan dan gliko protein penyusunnya.6 Protein transmembran, protein yang terbenam dalam lapisan ganda lipid membran dengan struktur yang memanjang dari lingkungan kedalam sitosol. Beberapa protein transmembran mengandung satu bagian trasmembran sementara yang lain berisi beberapa. Semua protein transmembran mengandung protein baik komponen hidrofilik dan hidrofobik. Protein ini berorientasi dengan bagian hidrofiliknya dalam kontak dengan lingkungan eksterior berair dan dengan sitosol dan bagian hidrofobiknya dalam kontak dengan ekor asam lemak dari fosfolipid.7 KarbohidratKarbohidrat melekat pada bagian kepala fosfolipid maupun pada protein yang berda pada sisi membrane plasma yang menghadap keluar sel. Karbohidrat yang berikatan dengan lipid disebut glikolipid. Glikolipid berfungsi sebagai sinyal pengenal untuk interaksi antar sel. Misalnya, karbohidrat pada beberapa glikolipid berubah strukturnya saat sel bersifat kanker. Perubahan ini akan dikenali oleh sel darah putih sehingga sel kanker tersebut dapat dihancurkan.7Karbohidrat yang berikatan dengan protein disebut dengan protein disebut glikoprotein. Glikoprotein pada membrane plasma dapat mengikat protein dari membrane-membran sel tetangga maupun sel lain sehingga akan gterjadi ikatan antar sel.4Membran plasma eukariota biasanya mengandung 2-10% karbohidrat. Residu karbohidrat membrane yang selalu berada di sisi luar. Pada glikoprotein membrane, karbohidrat berikan dengan atom N amida pada rantai samping asparagin atau dengan atom O pada rantai cabang serin atau rantai cabang treoin. Karbohidrat yang langsung berikatan dengan salah satu rantai ini biasanya adalah N-asetilglukosamin.6Pembelahan SelPembelahan sel adalah suatu fenomena yang kompleks dimana bahan seluler di bagi rata antara sel anak. Pada organisme uniseluler reproduksi sel akan membentuk keturunan yang serupa dengan sel induknya. Pada organisme muliseluler, reproduksi sel akan menyediakan bahan pertumbuhan, perkembangan dan perbaikan. Pada organisme prokariotek seperti bakteri, reproduksi sel terjadi secara fusi binari (pembelahan biner) denngan urutan pertama akan dibentuk dua duplikat dari molekul DNA sirkuler, kemudian DNA tersebut akan menempel pada membran plasma. Pertumbuhan membran plasma akan memisahkan dua kromosom duplikat. Pada organisme eukariotik, reproduksi sel melibatkan dua proses, yaitu pembelahan inti (karyokinesis) dan pembelahan sitoplasma (sitokinesis).8,9Sel-sel mengalami pembelahan melalui serangkaian proses yang terjadi berulang kali dari pertumbuhan ke pembelahan, yang dikenal sebagai siklus sel, siklus sel terdiri atas lima fase utama : G1, S, G2, mitosis, dan sitokinesis. Sel-sel tersebut juga memiliki kemampuan yang berbeda-beda melakukan pembelahannya, ada sel-sel yang mampu melakukan pembelahan secara cepat, ada yang lambat dan ada juga yang tidak mengalami pembelahan sama sekali setelah melewati masa pertumbuhan tertentu.9Pada pembelahan sel ada pembelahan sel yang normal dan abnormal. Pada pembelahan sel abnormal karena pembelahan sel yang tidak dapat dikendalikan contohnya kanker.10Pembelahan Sel NormalPembelahan MitosisMitosis atau fase pembelahan ( kariokinesis ) merupakan sebagian kecil dari keseluruhan siklus dan terjadi pada sepersepuluhh sel-sel kita setiap harinya.5 Akhir dari pada siklus sel adalah Sitokinesis , dimana akhirnya akan terbentuk dua sel terpisah. Kedua sel tersebut adalah sama : setiap sel memiliki nukleus dengan satu set kromosom yang sama dengan sel induk dan satu set yang baru di sintesis saat siklus sel. 6 Mitosis adalah cara untuk membuat lebih banyak sel-sel yang secara genetik sama dengan sel induk. Hal ini memainkan peran penting dalam perkembangan embrio, dan penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tubuh kita juga. Mitosis menghasilkan sel-sel baru, dan menggantikan sel-sel yang sudah tua, yang hilang atau rusak.7 Mitosis terdiri dari penebalan dan pembelahan kromosom serta sitokinesis, pembelahan aktual sitoplasma untuk membentuk dua sel anak yaitu mulai dari tahap Interfase , Kariokinesis dan Sitokinesis .4

Interphase Pada tahap interfase, sel dianggap istirahat dari proses pembelahan. Meskipun demikian, sebenarnya tahap interfase merupakan tahap yang aktif dan penting untuk mempersiapkan pembelahan . Persiapan berupa replikasi DNA . pada umumnya , sebagian besar waktu hidup sel berada pada tahap ini , interfase sendiri merupakan bagian dari siklus sel.4,5Pada siklus sel terdapat 3 fase sebagai berikut :9,5,3Fase S (sintesis)Tahap ini terjadi replikasi DNA. Pada umumnya, sel tubuh manusia membutuhkan waktu sekitar 8 jam untuk menyelesaikan tahap ini. Replikasi kromososm yang telah utuh, segera dipilah bersama dengan dua nukleus masing-masing guna proses mitosis pada fase MFase M (mitosis)Interval waktu fase M kurang lebih 1 jam. Tahap dimana terjadi pembelahan sel. Pada mitosis sel membelah dirinya membentuk dua sel anak yang terpisah.Fase G (gap): tahap pertumbuhan bagi selG0: sel yang baru saja mengalami pembelahan berasa dalam keadaan diam atau sel tidak melakukan pertumbuhan maupun perkembangan. Kondisi ini sangat bergantung pada sinyal atau rangsangan baik dari luar atau dalams el. Umum terjadi dan beberapa tidak melanjutkan pertumbuhan dan matiG1: sel eukariotik mendapatkan sinyal untuk tumbuh, antara sitokenesis.G2: pertumbuhan sel eukariotik antara sintesis dan mitosis.Dalam konteks mitosis, fase G dan S disebut sebagai interfase.5Karakteristik pembelahan mitosisMitosis adalah bentuk pembelahan sel menghasilkan sel anak diploid . Terjadi dalam sel somatis, terjadi dalam satu rangkaian fase pembelahan, profase waktunya relatif singkat, duplikasi kromosom terjadi pada profase awal. Replikasi DNA terjadi pada interfase sebelum pembelahan sel dimulai. Tidak terjadi pindah silang. Satu sel induk diploid menghasilkan dua sel anak diploid.7

Fase-Fase Pembelahan MitosisPada pembelahan mitosis terjadi fase-fase sebagai berikut:Interfase Interfase adalah periode pertumbuhan sel saat DNA di dalam nukleus bereplikasi. Terdapat tiga fase berbeda dalam interfase, disebut G1, S, dan G2 sebagai berikut :7,8 Fase G1 . pada fase-fase ini sel akan aktif tumbuh. Pertumbuhan sel ditandai dengan bertambahnya sitoplasma, organela dan sintesis bahan-bahan yang dibutuhkan untuk fase S. Dalam fase S (sintesis), DNA bereplikasi secara tepat, menggandakan setiap kromosom. Selama fase ini pasangan sentriol lainnya juga bereplikasi. Fase G2 adalah fase gap kedua dan kelanjutan pertumbuhan. Sebelum mitosis dapat dimulai, sel orang tua harus cukup akurat menggandakan massa dan kandungannya. Pasangan sentriolmulai memisah, membran nukleus mulai mengalami disintegrasi, ksomosom mulai mengalami kondensasi dan gelendong mulai terbentuk saat sel bergerak ke awal profase mitosis.Profase Pada tahap ini, mula-mula sentriol telah mengalami replikasi dan terletak ditengah sel di dekat inti akan bergerak menuju ketepi diikuti oleh adanya mikrotubuli yang membentuk radiair mengelilingi setiap sentriol sehingga tampak seperti sinar bintang dan dinamakan aster. Pada akhir tahap profase ini akan dapat dilihat adanya perubahan-perubahan : membran inti telah menghilang, nukleolus telah meghilang, sentriol telah mencapai kutub-kutub, dan benang-benang kromatid telah terlihat sebagai kromosom.10MetafaseSerat gelendong terbentuk sempurna antara kutub, kromosom menggantung pada serat gelendong melalui sentromernya, dan semua bergerak ke bidang ekuator. Ada beberapa buku yang menulis bahwa pada saat pembelahan metafase dua kromatid mulai bergerak ke arah ekuator sel. Kromatid ditarik di sepanjang jalur mikrotubul yang disebut serat gelendong. Gerakan akan berhenti bila semua pasangan kromatid mencapai ekuator sel.9AnafaseSentromer mengganda, sehingga setiap kromatid memiliki sentromer sendiri-sendiri. Kromatid yang berasal dari satu kromosom kemudian berpisah dan pindah kekutub berseberangan. Sementara itu, sel sendiri jadi memanjang menurut poros serat gelendong. Bergeraknya kromatid ke kutub berseberangan inti diduga oleh peranan mikrotubul dan mikrofilamen yang memendek dan memanjang. Mikrotubul yang menggantung kromosom memendek, sedangkan yang menghubungkan kedua kutub memanjang, mengakibatkan sel jadi ikut panjang pula.9TelofasePada tahap ini kromatid telah disebut kromosom. Membran inti mulai terbentuk dan nucleolus kembali muncul. Kromosom membentuk benang-benang kromatin. Selanjutnya, pada tahap telofase akhir terjadi pembelahan sitoplasma dengan proses yang disebut sitokinesis.3,5,7 Selama awal telofase, kromosom mulai merenggang, menjadi massa kromatin sekali lagi. Fragmen selubung inti terpasang kembali di sekitar masing-masing kromatin yang ada. Sebuah anak inti (nukleolus) muncul kembali di dalam setiap inti. Diluar inti sel, serat-serat gelendong mulai terpecah (terpisah). Sepanjang seluruh proses mitosis, sentriol anakan telah tumbuh hingga pada akhir telofase, dan sentriol dewasa muncul pada setiap kutub.9,10SitokinesisSitokinesis atau pembelahan sel, berbeda hasilnya pada sel hewan dan sel tumbuhan. Selama sitokinesis pada sel-sel hewan, struktur protein yang disebut mikrofilamen membentuk cincin di sekitar ekuator. Ketika mikrofilamen bergerak, mikrofilamen mengencangkan membran plasma untuk membentuk kurva, atau lipatan di ekuator. Cekungan terbentuk oleh invaginasi di daerah bidang ekuator dari kedua sisi, yang makin lama makin dalam, sampai bertemu dengan mikrotubul serat gelendong. Mikrotubul ikut membuat lipatan bersama mikrofilamen. Sementara itu terbentuk vesikula di bidang ekuator, menyertai invaginasi tersebut. Vesikula bersatu membentuk 2 membran sel. Pada akhir sitokinesis, lipatan menjadi begitu dalam sehingga membagi membran plasma menjadi setengah, membentuk dua sel baru, sel-sel yang lebih kecil.7,8 Pembelahan Meisosis Gambar 2. Pembelahan Mitosis

Pada organisme satu sel, tumbuh dan reproduksi biasanya adalah sama, tetapi organisme bersel banyak pembelahan sel tidak dengan serta merta berarti reproduksi. Ada proses pembelahan sel lainnya yang disebut meiosis.10,17 Meiosis adalah pembelahan sel yang dapat terjadi dalam pembentukan sel-sel kelamin ( sel telur dan sperma ) . Pembelahan tersebut mengurangi jumlah kromosom menjadi jumlah haploid (23). Saat pembuahan, gabungan dari sel telur dan sperma menghasilkan jumlah kromosom diploid (46).10Karakteristik pembelahan meiosis:3 Pembelahan meiosis hanya terjadi pada pembentukan sel kelamin (gamet). Jumlah kromososm mereduksi sehingga menjadi separuhnya, dari dua set atau 2n (karena berpasangan) pada sel awal menjadi satu sel atau n pada sel gamet. Mekanisme ini meningkatkan keanekaragaman genetik gamet tanpa menganggu kebutuhan gamet untuk memiliki satu set kromosom. Adanya pindah silang memungkinkan terjadinya pertukaran gen yang akan menimbulkan variasi genetik di antara spesies.Pada meiosis terjadi dua kali periode pembelahan sel, yaitu pembelahan I (meiosis I) dan pembelahan II (meiosis II). Meiosis I dan meiosis II terjadi pada sel tumbuhan. Demikian juga pada sel hewan terjadi meiosis I dan meiosis II. Baik pada pembelahan meiosis I dan II, terjadi fase-fase pembelahan seperti pada mitosis. Oleh karena itu dikenal adanya profase I, metafase I, anafase I , telofase I, profase II, metafase II, anafase II, dan telofase II. Akibat adanya dua kali proses pembelahan sel, maka pada meiosis, satu sel induk akan menghasilkan empat sel baru, dengan masing-masing sel mengandung jumlah kromosom setengah dari jumlah kromosom sel induk.9 Meiosis I Profase IProfase I pada pembelahan meiosis merupakan fase yang terlama dan terdiri atas beberapa tahapan, yaitu leptoten, zigoten, pakiten, diploten dan diakinesis, berikut adalah penjelasannya yaitu : 3 Leptoten. Pada tahap ini nukleus bertambah besar dan kromososm memadat. Kromososm terdiri atas dua kromatid yang belum dapat di bedakan Zigoten. Kromososm berpasangan yang disebut kromosom homolog. Kromosom -kromosom ini memiliki bentuk dan ukuran yang sama, serta memuat gen yang sama pula. Setiap pasang kromosom homolog disebut bivalen. Pada beberapa tempat terjadi persilangan antara kromatin yang bergandengan di sebut chiasma. Pakiten. Kromosom semakin merapat dan membentuk pasangan kromosom (sinapsis) yang sempurna.tiap kromosom melakukan penggandaan atau replikasi menjadi dua kromatid dengan sentromer yang masih tetap menyatu dan belum membelah. Tiap kromosom yang berpasangan mengandung empat kromatid disebut tetrad ataubivalen. Diploten. Masing-masing kromosom mulai sempurna mulai nampak terdiri atas dua kromatid sehingga pada kromosom terdapat sinapsis yang mengandung empat krimatid dan disebut tetrad. Kromatid kromosom homolog saling menyilang yang membantu mengikat kromosom agar tetap bersama dan ini disebut kiasma.Kiasma merupakan bentuk persilangan dua dari empat kromatid suatu kromosom dengan pasangan kromosom homolognya. Kiasma juga merupakan tempat terjadinya peristiwa pindah silang (crossing over) pada kromosom. Peristiwa pindah silang merupakan salah satu penyumbang keanekaragaman individu makhluk hidup. Karena adanya peristiwa tersebut sel gamet yang terbrntuk sama sekali tidak identik dengan susunan kromosom sel induknya. Diakinesis. Kromosom bivalen ( kromosom rangkap tetapi sentromer masih bersatu ) tampak lebih memadat dan terditribusi memenuhi inti sel.Prometafase I: Tahap ini merupakan tahap yang berlangsung pendek yang mendahului metafase I. Pada tahap ini membran inti telah menghilang dan kromosom tampak lebih pendek dan menebal sehingga kromosom tampak mempunyai 4 lengan karena merupakan dua buah kromosom yang berpasangan.7Metafase I : Diakinesis dilanjutkan dengan metafase I, dimana kromosom-kromosom yang masihberpasangan menempatkan diri di bidang ekuatorial dari sel. Dinding inti menghilang.Kromosom-kromosom masih dalam keadaan diploid.7Anafase I : Kromosom-kromosom bergerak ke kutub sel yang berlawanan.1Telofase I: Terbentuklah dua sel anakan, masing-masing memiliki separuh dari jumlah kromosom sel asalnya. Terjadilah pembelahan reduksi karena setiap sel anakan akan memiliki satu kromosom dari tiap pasangan kromosom homolog. Dinding inti sel timbul kembali.8

InterkinesisTahap ini merupakan tahap antara meiosis I dan meiosis II yang berlangsun sangat pendek dan tidak terjadi replikasi kromosom. Dengan demikian kromosom dalam sel ini merupakan kromosom hasil pembelahan meiosis I yang jumlahnya hanya separuh dari kromosom induknya.9Meiosis IIProfase II: Tahap ini merupakan tahap awal dari meiosis II yang dimulai dengan terbentuknya spindel.Aster, pergeseran sentriol ke kutub pembelahan dan perubahan lain seperti yang terjadi dalam mitosis.9Metafase II : Dinding inti menghilang lagi dan di bagian kutub dari setiap sel anakan terbentuk benang gelendong inti lagi. Kromosom-kromosom menempatkan diri di bidang ekuatorial dari sel. Sentromer membelah dan pasangan kromosom homolog memisahkan diri.9Anafase II : Kromosom-kromosom bergerak ke masing-masing kuttub sel.9Telofase II : Ini merupakan fase terakhir dari meiosis II. Terbentuklah 4 inti anakan, masing- masing memiliki sebuah kromatid dari tiap tetrad, sehingga jumlah kromosomnya haploid. 9Pembelahan Sel AbnormalPembelahan abnormal adalah pembelahan sel yang tidak normal dan tidak terkontrol. Dalam keadaan tertentu sel kehilangan kemampuan untuk menanggapi faktor-faktor yang mengatur pertumbuhan.seperti sebuah sel yang akan terus tumbuh dan membelah secara tidak terkendali. Sel-sel yang dicuptakan oleh pembelahan sel yang abnormal juga mengalami pembelahan sel yang teratur. Akhirnya massa padat dari sel-sel abnormal atau tumor dibentuk.10Semua sel kanker berasal dari sel normal, yaitu dari jenis sel labil dan sel stabil. Perubahan sel normal menjadi sel kanker disebut karsinogenesis, yang prosesnya dibagi dalam dua tahap, yaitu tahap inisiasi dan promosi. Pada tahap inisiasi, terjadi mutasi ( perubahan fungsi gen) dari sel normal menjadi sel kanker. Mutasi dialami oleh gen yang mengendalikan perkembangbiakan sel. Mutasi ini bersifat menetap dan disebabkan adanya agen atau zat yang disebut sebagai inisiator. Dengan adanya suatu agen atau zat yang disebut promoter, sampailah sel kanker pada tahap promosi, yaitu sel berproliferasi ( berkembang biak dan tumbuh ) tanpa terkendali. Akhirnya , terjadilah proses keganasan.5Penyebab Pertumbuhan Sel AbnormalAda beberapa faktor penyebab yang mempengaruhi perkembangan sel abnormal di dalam tubuh:2,31. Lingkungan a. Bahan kimiaZat yang terdapat pada asap rokok yang dapat menyebabkan pembelahan sel abnormal (kanker) paru pada perokok aktif dan perokok pasif dalam jangka waktu yang lama. Bahan kimia untuk industri serta asap yang mengandung senyawa karbon dapat meningkatkan kemungkinan seorang pekerja industri menderita kanker.

b. Penyinaran yang berlebihanSinar ultra violet yang berasal dari matahari dapat menimbulkan pembelahan sel abnormal (kanker) pada kulit. Sinar radio aktif sinar X yang berlebihan atau radiasi dapat menimbulkan kanker kulit dan leukimiac. Polusi udaraMenurut Chen Zichou seorang ahli institut Penelitian Kanker mengatakan penyebab utama meningkatkan jumlah kanker di China di sebabkan polusi udara, lingkungan, kondisi air yang kian hari kian memburuk. Banyak perusahaan kimia dan industri yang membuang limbahnya kesungai dengan mudah. Hal ini menyebabkan air yang ada di sungai terkontaminasi oleh limbah yang berasal dari perusahaan-perusahaan yang ada disekitar sungai. Akibatnya air yang terkontaminasi tersebut secara langsung berakibat terhadap tumbuh-tumbuhan dan makanan.2. faktor genetik : Seseorang yang memiliki riwayat (keturunan) penyakit kanker mempunyai risiko lebih besar terkena penyakit ini, dibanding seseorang yang tidak memiliki riwayat.3. Faktor kekebalan (imunistas) : Di dalam tubuh yang sehat sistem kekebalannya mampu mengenali sel asing dan memusnahkannya. Tetapi jika sistem imunitas di dalam tubuh memiliki masalah, maka akan mempengaruhi pengenalan terhadap sel asing, sehingga sel tumor akan berkembang dan tumbuh dengan bebas.

KesimpulanPembelahan sel adalah urutan lengkap proses yang terjadi di dalam sel sehingga sebuah sel akan memproduksi dirinya sendiri. Pembelahan sel terdiri dari pembelahan sel normal dan abnormal. Pembelahan sel normal di bagi menjadi mitosis dan meiosis.Pembelahan mitosis (pada organisme eukariot) :satu sel diploid membelah menjadi dua sel anakan yang masing-masing diploid. Pembelahan mitosis menghasilkan perbanyakan sel somatik (sel tubuh). Pembelahan mitosis terjadi secara bertahap yaitu profase, metafase, anafase, dan telofase. - Pembelahan meiosis (pada organisme eukariot) satusel diploid membelah menjadi empat sel anakan yang masing-masing haploid. Pembelahan meiosis bertujuan untuk menghasilkan sel gamet (sel kelamin) dan terjadi melalui dua tahap, yaitu meiosis I dan II. Masing-masing meiosis melalui tahap-tahap yang serupa dengan pembelahan mitosis yaitu profase, metafase,anafase, dan telofase. Sedangkan pembelahan abnormal adalah pembelahan sel yang tidak normal dan tidak terkontrol. Dalam keadaan tertentu sel kehilangan kemampuan untuk menanggapi faktor-faktor yang mengatur pertumbuhan. Dan kanker merupakan pembelahan sel yang abnormal yaitu yang tidak dapat terkontrol.

Daftar Pustaka1. Sherwood L. Fisiologi manusia: Dari sel ke system. Edisi ke enam. Jakarta: ECG. 2009.2. Firmansyah R, Mawardi A.H., Riandi M.U.. Mudah dan aktif belajar biologi. PT Grafindo Media Pratama 2009.3. Damin S. Pengantar Kimia : buku paduan kuliah mahasiswa kedokteran dan program strata 1 fakultas bioeksakta. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009.h.296-300.4. Aryulina D, Muslim C, Manal S, Winami EW. Biologi 2. Jakarta: EGC.2004, h.59.5. Priastini R, Hartono B. Buku ajar biologi kedokteran. Jakarta: Penerbit Fakultas kedokteran Universitas Kristenh Krida wacana. 2013, h.88-92.6. Sumardjo D. Pengenatar kimia: Buku panduan kuliah mahasiswa kedokteran. Jakarta: EGC.2006, h 296-307.7. Campbell NA, Reece JB, Urry LA, Cain ML, Wasserman SA, Minorsky PV,et al. Biologi. Edisi kedelapan. Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.2010.8. Kee JLF. Pemeriksaan laboratorium dan diagnosis: Dengan implikasi keperaawatan. Jakarta: Penerbit Buku ECG.2008,h. 105.9. Benson RC, pernoll ML. Buku saku obstetric dan ginekologi. Edisi ke embilan. Jakarta: Penerbit Buku ECG.2007, h. 402.10. Robbins, Cotran. Buku saku dasar patologis penyakit. Jakarta: Penerbit Buku EGC. 2006, h.364.

1