12
Abstract The emerge of Social Business offers a new kind of capitalism in some developing countries. This manifestation of capitalism concept has intro- duced by Muhammad Yunus as a respond to vicious cycle poverty in Bangladesh. Grameen Bank has been creating a solid relation between capitalism and poverty. By using the people center development perspective and sustainable development concept, this article tries to elaborate the friendly of capitalism pattern to the poor and its development agenda. This article assured that the relation development. Key Words: Social Business, capitalism, Grameen Bank, people center development, sustainable development. Abstrak Bisnis Sosial hadir sebagai sebuah tawaran baru atas eksistensi kapitalisme di beberapa negara berkembang di dunia. Manifestasi dari konsep kapitalisme ini dihadirkan oleh Muhammad Yunus untuk menjawab kegelisahan atas permasalahan kemiskinan yang tak kunjung usai di Bangladesh. Grameen Bank mendorong terciptanya suatu hubungan yang solid antara kapitalisme dengan kemiskinan. Dengan menggunakan pandangan people center development dan konsep sutainable development, artikel ini mencoba untuk menguraikan pola kapitalisme yang ramah kepada kaum miskin dan memiliki agenda pembangunan yang berkelanjutan. Artikel ini menegaskan bahwa hubungan antara kapitalisme dengan kemiskinan sejatinya dapat dikolaborasikan Kata Kunci: Bisnis Sosial, kapitalisme, Grameen Bank, people center development,sustainable development. PENDAHULUAN Kehadiran Bisnis Sosial ditengah hiruk pikuk kemiskinan membawa nafas kehidupan baru bagi rakyat kecil Bangladesh. Telah sedikit disinggung dalam pemaparan sebelumnya, bahwa kehadiran Bisnis Sosial sebagai tawaran baru di tengah eksistensi kapitalisme yang melakukan eksploitasi terhadap sumber kesejahteraan rakyat.Yunus ingin mencapai cita-cita pembangunan berkelanjutan, maksudnya menggeser titik berat pembangunan dari yang awalnya pembangunan hanya dalam aspek ekonomi menjadi memiliki cakupan pembangunan pada aspek sosial- budaya dan aspek lingkungan hidup. Kerangka ini akan mewujudkan bentuk baru atas kinerja kapitalisme bagi kaum miskin dan melahirkan pembangunan yang berkelanjutan di Bangladesh. KAPITALISME, YUNUS, DAN KAUM MISKIN Proteksionisme ekonomi, subsidi, dan tunjangan kesejahteraan dilembagakan oleh orang-orang yang bermaksud untuk melunakkan sisi keras kapitalisme (Nasution, 2007: 199). Inilah yang biasa dilakukan oleh negara berkembang di dunia, berbeda dengan langkah Muhammad Yunus dalam melunakkan sisi keras kapitalisme. Yunus mencoba untuk Bisnis Sosial: Sintesis Muhammad Yunus untuk Menggerakkan Kapitalisme di Bangladesh Lucitania Rizky International Relations Research Center, Jurusan Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Ringroad Barat Tamantirto, Kasihan, Bantul 55183 Email: [email protected] Diterima pada 10 Maret 2015, Disetujui pada 25 Maret 2015

Bisnis Sosial: Sintesis Muhammad Yunus untuk ... - UMY

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bisnis Sosial: Sintesis Muhammad Yunus untuk ... - UMY

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

AbstractThe emerge of Social Business offers a new kind of capitalism in some developing countries. This manifestation of capitalism concept has intro-duced by Muhammad Yunus as a respond to vicious cycle poverty in Bangladesh. Grameen Bank has been creating a solid relation betweencapitalism and poverty. By using the people center development perspective and sustainable development concept, this article tries to elaborate thefriendly of capitalism pattern to the poor and its development agenda. This article assured that the relation development.Key Words: Social Business, capitalism, Grameen Bank, people center development, sustainable development.

AbstrakBisnis Sosial hadir sebagai sebuah tawaran baru atas eksistensi kapitalisme di beberapa negara berkembang di dunia. Manifestasi dari konsepkapitalisme ini dihadirkan oleh Muhammad Yunus untuk menjawab kegelisahan atas permasalahan kemiskinan yang tak kunjung usai di Bangladesh.Grameen Bank mendorong terciptanya suatu hubungan yang solid antara kapitalisme dengan kemiskinan. Dengan menggunakan pandanganpeople center development dan konsep sutainable development, artikel ini mencoba untuk menguraikan pola kapitalisme yang ramah kepadakaum miskin dan memiliki agenda pembangunan yang berkelanjutan. Artikel ini menegaskan bahwa hubungan antara kapitalisme dengankemiskinan sejatinya dapat dikolaborasikanKata Kunci: Bisnis Sosial, kapitalisme, Grameen Bank, people center development,sustainable development.

PENDAHULUANKehadiran Bisnis Sosial ditengah hiruk pikuk

kemiskinan membawa nafas kehidupan baru bagirakyat kecil Bangladesh. Telah sedikit disinggung dalampemaparan sebelumnya, bahwa kehadiran Bisnis Sosialsebagai tawaran baru di tengah eksistensi kapitalismeyang melakukan eksploitasi terhadap sumberkesejahteraan rakyat.Yunus ingin mencapai cita-citapembangunan berkelanjutan, maksudnya menggesertitik berat pembangunan dari yang awalnyapembangunan hanya dalam aspek ekonomi menjadimemiliki cakupan pembangunan pada aspek sosial-budaya dan aspek lingkungan hidup. Kerangka ini akan

mewujudkan bentuk baru atas kinerja kapitalisme bagikaum miskin dan melahirkan pembangunan yangberkelanjutan di Bangladesh.

KAPITALISME, YUNUS, DAN KAUM MISKINProteksionisme ekonomi, subsidi, dan tunjangan

kesejahteraan dilembagakan oleh orang-orang yangbermaksud untuk melunakkan sisi keras kapitalisme(Nasution, 2007: 199). Inilah yang biasa dilakukan olehnegara berkembang di dunia, berbeda dengan langkahMuhammad Yunus dalam melunakkan sisi keraskapitalisme. Yunus mencoba untuk

Bisnis Sosial: SintesisMuhammad Yunus untukMenggerakkan Kapitalismedi BangladeshLucitania RizkyInternational Relations Research Center, Jurusan Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosialdan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah YogyakartaRingroad Barat Tamantirto, Kasihan, Bantul 55183Email: [email protected] pada 10 Maret 2015, Disetujui pada 25 Maret 2015

Page 2: Bisnis Sosial: Sintesis Muhammad Yunus untuk ... - UMY

JURNAL HUBUNGAN INTERNASIONALVOL. 4 EDISI 1 / APRIL 201524

mengkolaborasikannya dengan sistem ekonomi dannilai-nilai kehidupan setempat. Filantropi, pasar bebas,kegiatan ekonomi secara privat, dan mencarikeutungan secara maksimal, merupakan macamkegiatan kapitalisme dan masih dianggap wajar sebagairutinitas kegiatan ekonomi (Big Think – You Tube,Muhammad Yunus on Captalism, 2012).

Bagi Muhammad Yunus, globalisasi yang digadang-gadang sebagai media penyebaran kapitalis, merupakanjalan untuk mendapatkan banyak keuntungan dariproses penetrasi itu sendiri. Seperti mobilisasi MNC,korporasi atau perusahaan asing ke negara-negaraberkembang. Namun, globalisasi dalam beberapa kasusbereperan sebagai imperealisme finansial, maksudnyasebuah tindakan yang hanya masuk dan menjajahsecara finansial tanpa adanya proses pembangunanyang berkelanjutan.

Yunus bukanlah seorang kapitalis dalam pengertiansimplistik seperti yang dipahami kaum kiri dan kaumkanan. Dalam konteks pengentasan kemiskinan danpenyelesaian masalah sosial lain, Yunus menentang atastunjangan yang diberikan oleh korporasi asing ataucorporate social responbility (CSR) sebagai jawabanterhadap masalah kemiskinan. Kaum miskin yangsecara fisik sehat tidak membutuhkan tunjangan‘sesaat’, melainkan mereka lebih membutuhkan modaluntuk mengakses sumber kesejahteraan. Konsep inihanya akan tetap melanggengkan kehadiran kapitalismeyang ekploitatif, merampas insentif kaum miskin ataskekayaan alam dan membatasi mereka dalammengembangkan kemampuan diri (New Internaionalist,1994).

Konsep Bisnis Sosial yang ditawarkan oleh Yunusbersifat hibrida. Maksudnya, sebagian mengambil sisibaik dari kapitalisme dan sebagian lain tetapmelestarikan sistem sosial-ekonomi sesuai budaya padamasyarakat setempat, Bangladesh. Yunus percayabahwa dalam menganut kapitalisme secara utuh tanpamempertimbangkan kondisi masyarkat sekitar hanyaakan menghasilkan sebuah sistem yang pincang.

Menurut Yunus, dalam tubuh kapitalisme terdapatbagian yang hilang. Hal ini yang menjadi momokkerusakan kinerja kapitalisme dalam menghadapi

berbagai macam situasi kehidupan di setiap tingkatanmasyarakat. Muhammad Yunus menyebutnya sebagaiincomplete capitalism. Produk-produk Bisnis Sosial yangditawarkan menjadi barang nyata atas bentukpergeseran dari incomplete capitalism menjadi completecapitalism. Kapitalisme yang ‘cacat’ dapat diperbaikidan dikembangkan kembali, sehingga kapitalismedapat berkontribusi dalam penyelesaian permasalahankemiskinan.

Ciri kapitalisme yang digambarkan pada buku BankKaum Miskin oleh Muhammad Yunus adalahmemaksimalkan laba dan memastikan pemanfaatansumber daya yang langka secara optimal. Inilah cirikapitalisme yang menggiring konstruksi pikiran kitaterhadap sesuatu yang tamak dalam upayanyamendapatkan laba. Akibatnya, muncul pandangan darimasyarakat miskin bahwa orang yang beorientasi labatidak memiliki kepentingan dalam pencapaian tujuan-tujuan sosial.

Hal ini membuat eksistensi kapitalisme diBangladesh diragukan oleh Yunus dalammenyelesaikan masalah kemiskinan maupun sosial.Kelemahan mendasar dari teori kapitalisme menurutYunus terletak dalam penjabarannya mengenai ciridasar manusia. Kapitalisme menjabarkan manusiasebagai makhluk satu dimensi dengan tujuan tunggal,yaitu memaksimalkan keuntungan. Manusia dianggapoleh kaum kapitalis, sebagai individu yang hanyamengejar ekonomi dan kesejahteraan materi. Yunusberpendapat bahwa manusia bukanlah robot pencetakuang. Akan tetapi, manusia merupakan makhluk yangberdimensi banyak. Kebahagian manusia danmasyarakat secara umum tidak hanya datang dariorientasi uang (Kantjono, 2011: xix). Masyarakat miskindi desa-desa Bangladesh, misalnya, Yunusmenempatkan mereka sebagai agen Bisnis Sosial yangmemiliki peran ganda. Mencari keuntungan sekaligusmenjalankan peran bisnis sebagai makhluk sosial.

Tidak dapat disangkal bahwa salah satu tantanganterbesar yang dihadapi semua negara berkembangadalah kemiskinan dari sebagian besar rakyatnya, tidakterkecuali Bangladesh. Untuk mengatasi masalah besarini, menjalankan pembangunan ekonomi menjadi

Page 3: Bisnis Sosial: Sintesis Muhammad Yunus untuk ... - UMY

25

sebuah keharusan. Namun, pemahaman ataskemiskinan yang cenderung menfokuskan pada mate-rial-ekonomi harus dihilangkan. Kemiskinan itumempunyai dimensi yang lebih luas. Kemiskinanadalah sebuah kondisi kehidupan yang memilikibanyak wajah. Bencana ini harus didekati dari berbagaisudut, dan tidak ada pendekatan yang dapat dianggaplebih penting dari pendekatan yang lain (Nasution,2007: 57). Kemampuan manusia harus dapatdikembangkan dan ditingkatkan agar tekanan kepadasumber daya alam dalam mengatasi kemiskinan dapatdiperkecil.

Konsep sustainable development hadir danmenawarkan penjelasan yang sesuai dan tepat terhadappenjabaran kondisi di atas. Konsep ini, menunjukkanadanya kekeliruan dalam memposisikan manusia danpola pembangunannya.Pembangunan ekonomikapitalis hanya berorientasi pada perbaikan standarkehidupan, khususnya standar material. Tercapainyakesejahteraan material seakan menjadi hal utama bagihidup manusia. Aspek-aspek lain dari kesejahteraanmanusia, seperti kemajuan budaya, spiritual, danestetika, tidak diperhitungkan sama sekali, hanya uang,materi, dan kemewahan sevbagai orientasi utama.Padahal, jalan untuk mendapatkannya adalah denganmenguras habis kekayaan alam yang ada danmereduksinya semata-mata sebagai nilai ekonomis(Keraf, 2002: 171-172). Hal ini menjadi suatukekeroposan dalam tubuh kapitalis yang diamati olehYunus di Bangladesh.

Tidak menjadi sebuah masalah ketika sistemkapitalis menuntut untuk mendapatkan keuntunganyang lebih banyak dari pengolahan sumber daya alam.Ambil contoh, korporasi asing seperti Shell BangladeshExploration & Development B.V yang melakukaneksploitasi terhadap tambang minyak dan gas diBangladesh, kemudian dijual kembali di pasar global.Namun, tindakan ini harus diperhitungkan nilai-nilaiekologisnya. Yunus sepakat dengan konsep sustainabledevelopment, bahwa dalam melakukan pengolahansumber daya demi memenuhi kesejahteraansekelompok orang jangan sampai malahmengorbankan nilai-nilai yang lebih mahal.

Berangkat dari pemikiran yang telah dijabarkansebelumya, Yunus mencetuskan Bisnis Sosial sebagaibentuk nyata atas pemikirannya mengenai sintesiskapitalisme. Bisnis Sosial membuka diri ataskedatangan modal-modal dari perusahaan asing yangmasuk ke Bangladesh dan memberikan kesempatankepada kaum miskin sebagai aktor utama penggiatpembangunan di Bangladesh untuk mengelolanya.Dalam menjalankan agenda pembangunan,Muhammad Yunus memberikan jangkauan tegas ataspelaksanaan pembangunan yang bersifat berkelanjutandan tidak eksploitatif. Ini menjadi agenda besar dalamrevolusi pembangunan di Bangladesh yang dicetuskanoleh Yunus.

Dalam World Summit 2005 menyebutkan bahwapembangunan yang berkelanjutan tidak sajaberkonsentrasi pada isu-isu lingkungan. Lebih luasdaripada itu, pembangunan berkelanjutan mencakuptiga lingkup kebijakan: pembangunan ekonomi,pembangunan sosial, dan pembangunan ekonomi.Ketiga dimensi ini saling terkait dan merupakan pilarpendorong bagi pembangunan berkelanjutan.

Dilain sisi, Muhammad Yunus percaya pada tesispokok kapitalisme, yang menyatakan bahwa sistemekonomi yang berlangsung diharuskan bersifatkompetitif. Kapitalisme yang kompetitif melahirkansebuah persaingan, dimana hal ini diartikan sebagaikekuatan penggerak seluruh inovasi, perubahanteknologi, dan perbaikan manajemen. Tesis pokokkapitalisme ini akan digunakan oleh Yunus dalammenggerakan semangat kewirausahaan bagi kaummiskin di Bangladesh.

Muhammad Yunus kemudian mengajukan duaperubahan terhadap ciri mendasar kapitalisme.Pertama, terkait dengan gambaran masyarakat terhadapseorang pengusaha kapitalis. Bagi Yunus, seorangpengusaha bukanlah seseoarang yang memiliki bakatkhusus. Rumusan Yunus adalah semua orang —manusia — adalah pengusaha potensial. Kedua,keharusan bagi seorang pengusaha untukmempertimbangkan aspek sosial-budaya dan aspeklingkungan sekitar sebelum melakukan investasi disebuah tempat. Diharapkan agar nilai investasi dari

Lucitania RizkyBisnis Sosial: Sintesis Muhammad Yunus Untuk Menggerakkan Kapitalisme di Bangladesh

Page 4: Bisnis Sosial: Sintesis Muhammad Yunus untuk ... - UMY

JURNAL HUBUNGAN INTERNASIONALVOL. 4 EDISI 1 / APRIL 201526

perusahaan mereka akan memiliki sifat kontinyuitas.Integrasi ekonomi Bangladesh terhadap ekonomi

global tidak disalahkan oleh Yunus seutuhnya. Haltersebut dianggap wajar sebagai salah satu bentukperilaku negara dalam kehidupan global. Namun,sangat disayangkan bahwa ‘pola’ ini membawaBangladesh semakin berada pada keadaan kemiskinanekstrim. Agenda-agenda yang dijanjikan tidakmenghasilkan mimpi-mimpi kemakmuran nyata.

Yunus percaya bahwa manusia sebagai makhlukindividu dapat menyelesaikan permasalahan dirinyamaupun sekitar ketika mendapat porsi untuk ikutserta dalam pengolahan sumber kapital. Setiapindividu di dunia memiliki potensi dan hak untukhidup layak, bahkan bagi masyarakat termiskin dariorang-orang miskin. Dalam pandangannya, Yunustidak mempersoalkan aliran modal dari para pemilikuang atau korporasi asing ke Bangladesh, namunagenda-agenda pembangunan tidak selayaknya berpusatpada aturan-hukum korporasi. Muhammad Yunusmerumuskan bahwa sejatinya, kapital atau modaladalah ‘teman’ dari kaum miskin dan akumulasikapital yang berasal dari kaum miskin merupakan caraterbaik untuk melarikan diri dari kemiskinan.

PEMBAHASANGRAMEEN BANK: PEMBANGUNAN YANG BERKELANJUTAN

Konsep pembangunan atau lebih tepatnya programpengentasan kemiskinan harus didefinisikan kembali.Pembangunan yang selama ini dipraktikan oleh duniakapitalis jelas tidak menjanjikan bagi kesejahteraanmasyarakat. Maka, Yunus melakukan re-definisiterhadap pembangunan yang dimanifestakisan dalambentuk Grameen Bank. Pembangunan dalam konteksGrameen Bank adalah sebuah proses perubahan sosial-politik-ekonomi yang komlpeks, dimana bagian yangsatu tidak dapat dipisahkan dengan bagian yang lain(Nasution, 2007: xiv).

Grameen Bank didirikan sebagai perwujudan nyataatas konseptualisasi Bisnis Sosial. Pada awalnya,Grameen Bank terbentuk dari sebuah langkahsederhana Muhammad Yunus dalam membebaskankaum miskin – perempuan – atas lilitan hutang

kepada lintah darat di Desa Jobra. Yunus dikejutkandengan fakta 42 perempuan rumah tangga yangmeminjam modal sebesar 5 taka (atau sekitar 7 sendollar Amerika) dari para lintah darat (Beim, 2004: 2).Mereka menggunakan uang tersebut guna membelibambu, yang kemudian mereka anyam hingga menjadikursi siap jual. Suku bunga atas pinjaman kecil sepertiini sangat tinggi, mencapai 10% per-minggu. Keadaanyang lebih buruk terjadi ketika hasil produksi bambutersebut harus dijual kepada lintah darat dengan hargayang telah ditentukkan oleh pihak pembeli (Kantjono,2011: x).

Fenomena ini dilihat sebagai sebuah ‘lingkaransetan’ yang memaksa kaum miskin untuk tetap beradadi bawah kendali para pemilik modal. Yunusmelakukan sebuah perubahan aksi kecil yangdiwujudkan dengan pemberian uang kepada parapeminjam modal (42 perempuan rumah tangga diDesa Jobra) untuk melunasi hutang. Kegembiraantercipta di Desa Jobra sesaat setelah aksi kecil yangdilakukan oleh Yunus. Langkah kecil seperti ini bisamerubah keadaan yang awalnya suram menjadiharapan. Dari sinilah, Yunus terdorong untukmelakukan suatu perubahan yang lebih banyak.

Kaum miskin, terutama perempuan di Bangladeshtelah berada jauh dari sumber-sumber kesejahteraan.Akses kaum perempuan terhadap modal di negara-negara berkembang lebih sempit dibanding denganlaki-laki. Meski demikian, perempuan tetap berurusandengan kebutuhan keluarga sehari-hari (The Times,1998: 5). Mereka bekerja sebagai budak dari paralintah darat untuk tetap bertahan hidup. Apakah inikeberhasilan sistem kapitalis yang dibanggakan?Korporasi asing – perbankan global telah menolakuntuk memberikan dana suntikkan atau pinjamanmodal kepada kaum miskin. Apakah hanya orang ataukelompok mayarakat tertentu yang mendapatkanperlakuan istimewa dari negara dalam prosespembangunan, khususnya dalam mendapatkanpeluang dan akses terhadap sumber-sumber ekonomi(Keraf, 2002: 177)?

Di sini Yunus merumuskan jalan tengah, BisnisSosial, bagi penyelamatan para kaum miskin

Page 5: Bisnis Sosial: Sintesis Muhammad Yunus untuk ... - UMY

27

Bangladesh di tengah hiruk pikuk ekonomi kapitalis ditingkat nasional maupun global. Nobel Prize telahmengakui atas kesuksessan kredit mikro MuhammadYunus yang menjadi kekuatan baru dalam pembebasanmasyarakat, khususnya perempuan, dalam berjuangmelawan kondisi sosial dan ekonomi yang represif.

Grameen Bank sebagai langkah awal dari BisnisSosial dijalankan sesuai dengan tiga prinsippembangunan berkelanjutan, yaitu: prinsip demokrasi,prinsip keadilan, dan prinsip keberlanjutan. Aspekpembangunan ekonomi, sosial-budaya, dan lingkunganhidup hanya mungkin dicapai jika ketiga prinsip dasarini dioperasionalkan sebagai sebuah politikpembangunan (Keraf, 2002: 177). Pertama, prinsipdemokrasi, agenda utama pembangunannyamerupakan agenda rakyat demi kepentingan rakyat.Inilah yang menjadi dasar Grameen Bank bekerja,bahwa kepemilikkan saham, peminjaman uang, danberputarnya uang semua dikelola oleh rakyat danuntuk kepentingan rakyat miskin di Bangladesh.Deviden dari Grameen Bank juga akan dimanfaatkanguna pengembangan usaha Grameen itu untukkemadirian dan kesejahteraan rakyat.

Kedua, prinsip keadilan, prinsip ini pada dasarnyaingin menjamin bahwa semua orang dan kelompokmasyarakat memperoleh peluang yang sama untuk ikutdalam proses pembangunan dan kegiatan-kegiatanproduktif, serta ikut dalam menikmati hasilpembangunan. Pada awalnya, masyarakat miskin didesa-desa di Bangladesh tidak memiliki akses yang baikdalam menikmati hasil pembangunan yang diupayakanoleh pemerintah pusat. Mereka berada dalam posisiyang termarjinalisasi terutama oleh bank-bankkonvensional pemegang modal. Dalam kaitan denganhal ini, tindakan politik afirmatif diperlukan gunamembantu kelompok masyarakat yang tidakmempunyai peluang dan akses yang sama, karenaterpencil, kurang prasarana, kurang pendidikan, dansebagainya. Demikian pula, harus ada tindakan politikafirmatif bagi kelompok tertentu, khususnyakelompok perempuan yang mungkin menjadi rentanakibat dampak dari proses pembangunan, temasukdampak lingkungan hidup (Shiva, 1997: 7).

Grameen Bank diinisiasi guna menjembatanipersoalan tersebut. Grameen berarti desa, Yunusmemberi nama bank ini sebagai ‘Bank Pedesaan’.Grameen Bank dibentuk guna melayani masyarakatkecil, khususnya perempuan dalam mendapatkanpinjaman modal berupa mikrokredit dengan lebihmudah, aman, dan berkelanjutan. Selain itu, BankKaum Miskin ini juga membantu masyarakat yangdiperlakukan secara tidak adil atau termarjinalisasioleh keberadaan perbankan asing, karena faktorkemiskinannya dalam mendapatkan pinjaman.

Cara kerja Grameen Bank berbeda denganperbankan konvensional. Grameen Bank memberikanpinjaman tanpa beban anggunan dari peminjam —kaum miskin —. Administrasi yang disyaratkan olehGrameen Bank tidak serumit seperti bank-bankbiasanya. Gramen Bank bekerja menyesuaikan dengankeadaan kaum miskin. Mayoritas penduduk pedesaanmasih mengalami tingkat kebutaan huruf yang tinggi,mereka mendapati kesulitan dalam mengisi formpinjaman atau penyetoran seperti yang terjadi di bankkonvensional. Di Grameen Bank kaum miskin tidakdiharuskan mengisi administrasi secara tertulis, karenahal ini akan dilakukan oleh pekerja Grameen Bankdalam proses pencatatannya. Selain itu, bunga yangdiberikan sangat rendah (mendekati 0%) dandikembalikan dalam kurun waktu yang lama.

Kemudahan lain dari Gramenn Bank adalah jasabank yang datang kepada setiap nasabah, bukannasabah yang datang ke Bank. Hal ini berdasar padapengamatan Yunus, bahwa masyarakat miskin lebihmemilih untuk melakukan pekerjaan rumah, sepertibertani dan menganyam daripada mereka harus datangke bank dan mengantri. Kerangka kerja bank yangseperti ini dibutuhkan untuk melakukanpenyeimbangan antara aspek ekonomi dan aspeksosial.

Ketiga, prinsip keberlanjutan, prinsip yangmengharuskan kelompok masyarakat miskin danYunus bersinergi merancang agenda pembangunandalam dimensi visioner jangka panjang. Prinsip iniguna mengevaluasi dampak pembangunan baik postifmaupun negatif dalam segala aspek (Keraf, 2002: 179-

Lucitania RizkyBisnis Sosial: Sintesis Muhammad Yunus Untuk Menggerakkan Kapitalisme di Bangladesh

Page 6: Bisnis Sosial: Sintesis Muhammad Yunus untuk ... - UMY

JURNAL HUBUNGAN INTERNASIONALVOL. 4 EDISI 1 / APRIL 201528

180). Keberlanjutan Grameen Bank dilakukanmengingat perannya sebagai program kredit dengantujuan pengentasan kemiskinan, kemampuanorganisasi dan penyelesaian masalah sosial lain. Dalamsebuah review dari The Times, menyatakan atasdukungannya terhadap kinerja mikrokredit – GrameenBank untuk melakukan ekspansi kerja sosial yang lebihluas, seperti: kesetaraan gender, kontrol terhadap angkakelahiran, dan lingkungan hidup. Grameen Bankmenggunakan sumber bersubsidi untuk membiayaikegiatan produktif bagi masyarakat miskin. Sehingga,Grameen Bank dituntut untuk melakukan kerjasamaguna mendapatkan modal secara mandiri (Khandkeret.al, 1994: 8-9).

Demi mendukung keberlanjutan agenda, Yunusmelakukan perluasan jangkauan kerja Bisnis Sosial.Dalam mendapatkan sumber dana dan menyelesaikanmasalah sosial – lingkungan, maka Muhammad Yunusakan melakukan usaha patungan dengan beberapakorporasi asing. Korporasi yang memiliki sumberkapital dimanfaatkan oleh Yunus guna kemaslahatanmasyarakat miskin dengan mempertimbankankonsekuensi-konsekuensi alam. Beberapa contohbentuk keberlanjutan Grameen Bank adalahkerjasamanya dengan Otto GmbH dari Jerman. OttoGmbH adalah sebuah perusahaan perdagangan danmail order yang menangani tekstil serta produk-produklain. Selain memberi dana suntikan kepada Grameen,perusahaan Otto ini juga melakukan kolaborasipendirian pabrik untuk pakaian ekspor. Usaha yangdibangun, Otto Grameen merealisasikan nilai-nilaipembangunan yang berkelanjutan dalam hal ekologi –lingkungan. Hal ini terbukti dengan pertimbangan atasfasilitas pabrik Grameen Otto yang diusahakanmenghasilkan karbon netral (Kantjono, 2011: 208).

Ini merupakan bentuk komitmen nyata dari BisnisSosial dalam mempertimbangkan aspek orientasipembangunan lain. Grameen Bank menjadi cikal bakalterbentuknya bisnis grameen yang lebih banyak danvariatif di tanah kemiskinan Bangladesh. Disisi lain,Yunus membentuk Grameen Not for Profit sebagaikonsistensinya menjalankan konsep pembangunanberkelanjutan. Berikut disampaikan sektor-sektor

pembangunan berkelanjutan.Grameen Bank tidak hanya bekerja demi

mendapatkan kepuasan dalam memenuhi materi danmengejar deviden atau keuntungan. Selebihnya,

Tabel 1Grameen Not for Profit

Sumber: Yunus Center - Not for Profit. Lihat lebih jelas pada (http://www.muhammadyunus.org/,diakses pada 30 Oktober 2014).Data sudah diolah penulis.

Page 7: Bisnis Sosial: Sintesis Muhammad Yunus untuk ... - UMY

29

Grameen Bank juga meletakkan perhatian terhadapaspek sosial-budaya. Hal ini diwujudkan olehMuhammad Yunus dalam mendorong jiwakewirausahaan bagi setiap peminjam di GrameenBank. Masyarakat miskin Bangladesh harus dapatmenggunakan modal dari Grameen Bank untukmemulai sebuah bisnis baru, keuntungan yang didapatdigunakan untuk kehidupan sehari-hari dan sisanyauntuk menyicil pinjaman setiap minggunya diGrameen Bank.

Yunus berhasil mematahkan asumsi para perbankankonvensional mengenai kelayakkan kaum miskin dalammendapatkan sumber modal. Hal ini dibuktikkandengan kedisiplinan kaum miskin, peminjam uang diGrameen Bank, yang menyetorkan uang cicilan dengantepat waktu kepada petugas Grameen Bank. PeminjamGrameen Bank oleh perempuan mencapai 94% darijumlah keseluruhan dan lebih dari 98% peminjamandikembalikan dengan baik dan tertib. keberhasilan inimenjadi indikator bahwa tingkat pemulihankemiskinan oleh Grameen Bank lebih tinggi daripadasistem perbankan lainnya. John Elkington, seorangkonsultan yang menangani startegi pembangunanberkelanjutan, berpendapat bahwa potensi kekuatan“kapitalisme baru” dalam mengubah kehidupan orangmiskin menjadi lebih baik telah terbukti denganlahirnya mikro kredit pada Grameen Bank.

Dengan pinjaman modal yang diberikan olehGrameen Bank, kaum miskin di desa dapatmenjalankan roda perekonomian mandiri tanpa harusbergantung kepada para lintah darat. Anggota-anggotanya memperoleh kesejahteraan perorangan,mereka dapat memiliki rumah, kaskus,pompa air,pendidikan akses ke layanan kesehatan,dan sebaginya.Fakta ini membuktikkan bekerjanya prinsippembangunan berkelanjutan dengan memberikanpeluang dan akses yang harus terbuka secara sama bagisemua orang dan kelompok. Grameen menjadi salahsatu badan yang kemudian didefinisikan sebagai bankswasta swadaya.

Sesuai dengan konsep sustainable development bahwapendirian Grameen Bank oleh Muhammad Yunustidak hanya pada penyelesaian masalah ekonomi,

namun juga empowerring women dalam pembentukankarakter, tanggung jawab, dan keaktifan dalamorganisasi. Antusiasme dari para perempuan danpeminjam modal lain dalam berkontribusi padaGrameen Bank memiliki kenaikan yang cukupsignifikan setiap tahunnya hingga beberapa kurunwaktu terakhir (lihat Grafik 1).

Grafik 1Pertumbuhan Keanggotaan Grameen Bank, 1980 -

2010

Sumber: Grameen Bank, Which Pioneered Loans for the Poor, Has Hit a Repayment Snag, By DavidRoodman, 2 September 2010 (http://www.cgdev.org/, diakses 30 Oktober 2014).

Grafik ini menjelaskan pertumbuhan pertahun dariGrameen Bank sejak 1980 hingga 2010. Masyarakatmiskin Bangladesh mendapat keuntungan darikeberadaan Grameen Bank, sehingga hal inimenunjukan bahwa Grameen memiliki keberlanjutanyang baik.

Indikator pertumbuhan Grameen Bank tidak lepasdari strategi kerja yang dimiliki oleh Grameen tersebut.Berikut disampaikan ringkasan atas strategi GrameenBank dan pertumbuhannya:

(Lihat tabel 2)Tabel 2 menggambarkan bahwa kinerja Grameen

Bank mengalami kemajuan yang pesat. Hal inimenjadikan Grameen Bank sebagai batu loncatan bagilahirnya bisnis sosial lain yang dikembangkan bersamaperusahaan asing. Keberhasilan sistem mikrokredityang digunakan oleh Grameen Bank dalam penuntasankemiskinan menjadi perbincangan para pebisnis barat.Bahwa ini merupakan langkah nyata dari Yunus atasbencana kemiskinan yang hadir di tengah agenda

Lucitania RizkyBisnis Sosial: Sintesis Muhammad Yunus Untuk Menggerakkan Kapitalisme di Bangladesh

Page 8: Bisnis Sosial: Sintesis Muhammad Yunus untuk ... - UMY

JURNAL HUBUNGAN INTERNASIONALVOL. 4 EDISI 1 / APRIL 201530

pembangunan besar oleh pemerintah Bangladesh.

Tabel 2Ringkasan Strategi & Pertumbuhan Grameen Bank

Sumber: Grameen Bank: Taking Capitalism to the Poor by David O. Beim (Beim, 2004: 14).

Keberhasilan Yunus dalam membangun microcredittelah diapresiasi oleh sejumlah tokoh dunia. Dalamsebuah review, Hungry Mid Review, Tom McInerneymenyatakan bahwa seiring berjalannya waktu modelYunus telah terbukti sangat sukses. Sejak pinjamanawalnya di tahun 1976, peminjaman oleh bank terustumbuh hingga saat ini. Kesuksessan terbukti dengankemunculan proyek Grameen di berbagai tempat,seperti Vietnam, China, Filiphina. Kegigihannyadalam menghindari keterlibatan ahli pembangunaninternasional dalam penyelamatan kaum miskin jugadiakui oleh Tom (Hungry Mind Review, 1999).

Ditegaskan oleh Yunus dalam buku Bank Kaum

Miskin, bahwa kemiskinan tidak diciptakan oleh kaummiskin. Kemiskinan diciptakan oleh strukturmasyarakat dan kebijakan-kebijakan yang dijalankanoleh masyarakat. Dengan mengubah struktur sepertiyang dilakukan oleh Yunus, maka kita akanmenyaksikan bahwa kaum miskin akan mengubahnasib mereka sendiri. Grameen menunjukan bahwasekecil apa pun dukungan modal keuangan yangdiberikan, kaum miskin sepenuhnya mampumeningkatkan kehidupan mereka.

KOLABORASI GRAMEEN BANK DENGAN KORPORASIGLOBAL

Dalam rangka mewujudkan sintesis kapitalisme,Muhammad Yunus melakukan perpaduan yang apikantara korporasi global dengan usaha Grameen nya.Hal ini dikenal sebagai usaha patungan antarapeusahaan-perusahaan Grameen dan perusahaan-perusahaan multinasional ternama.

Biasanya, pembangunan bersama dengan korporasiglobal cenderung menggunakan poladevelopmentalisme. Menurut konsep pembangunanberkelanjutan, pola ini hanya mengutamakankemajuan ekonomi, seperti proses pembangunan yangterjadi di negara Barat. Pola developmentalisme harusditinggalkan dan diganti dengan sebuah pendekatanyang lebih holistik dan integratif dengan memberiperhatian serius kepada pembangunan sosial-budayadan lingkungan hidup. Kemajuan ekonomi yangdicapai selama ini di negara berkembang, termasukBangladesh, bersifat semu sekaligus membawa kerugianyang sangat mahal di sisi sosial-budaya dan lingkunganhidup (Keraf, 2002: 169).

Dalam menjalankan bisnis patungan dengankorporasi asing, Muhammad Yunus memberlakukanaturan-aturan yang harus diikuti dan disetuji olehpihak korporasi sebelum bisnis berjalan. Menanggapiaturan-aturan yang ditawarkan, beberapa korporasiasing memberikan tanggapan positif. Seperti yangdinyatakan oleh chairman Intel, Craig Brenet, atasketertarikannya kepada binsis sosial dan berniat untukmeluncurkan kerjasama bisnis sosial menggunakanbeberapa teknologi informasi Intel agar bermanfaat

Page 9: Bisnis Sosial: Sintesis Muhammad Yunus untuk ... - UMY

31

bagi warga miskin (Yunus Center, 2011). Intel meupakansalah satu korporasi besar dunia dalam bidangteknologi yang berasal dari Negara Paman Sam.

Tabel 3Daftar Korporasi yang Berkolaborasi dengan

Grameen Bank

Sumber: Muhammad Yunus, “Bisnis Sosial – Sistem Kapitalisme Baru yang Memihak Kaum Miskin”,2010. Data sudah diolah penulis.

Kerjasama Yunus dengan korporasi asing lain, jugadiakui oleh Dr. Michael Otto, pemilik Otto GmbH,yang amat berminat untuk membantu meluncurkansebuah bisnis sosial dalam kemitraan dengan Grameen(Kantjono, 2011: 206). Dr. Otto telah berbuat banyakuntuk mendukung konsep usaha yang berkelanjutan,sehingga korporasinya di bidang tekstil akan sangatmenarik jika ikut aktif berkontribusi dalam pemecahanmasalah ekonomi-sosial di Bangladesh. Michael Ottoyakin bahwa Grameen Otto akan menjadi perusahaanyang dapat menyelaaskan kriteria ekologi dan sosialdengan tujuan ekonomi.

Hal ini merupakan upaya Yunus dalam menjagakeseimbangan antara aspek ekonomi, sosial-budaya,dan lingkungan hidup pada proses pembangunan ditingkat grass root Bangladesh. Dalam bukunya BisnisSosial, Muhammad Yunus menegaskan bahwaperusahaan yang ikut serta dalam Bisnis Sosial adalahperusahaan tanpa rugi dan tanpa deviden yang

diabdikan untuk memecahkan masalah sosial. (lihatTabel 3)

Jenis Bisnis Sosial lain (kedua) yang ditawarkan olehYunus adalah perusahaan pencari laba dengankepemilikan oleh penduduk miskin, baik kepemilikansecara langsung maupun melalui sebuah perwalianyang secara khsusus dibentuk demi suatu alasan sosial.Sesuai dengan prinsip Bisnis Sosial bahwa tujuannyaadalah mengatasi kemiskinan, atau masalah lain yangmengancam manusia dan masyarakat dan bukan untukmemaksimalkan keuntungan.

Korporasi di atas memainkan peran barunya sebagaibisnis sosial yang bekerja demi masyarakat miskin dankeseimbangan lingkungan. Menjadi sebuah kepuasantersendiri bagi setiap pemilik korporasi ketika masalahsosial memiliki progres penurunan yang baik diBangladesh. Lebih jelasnya akan dibahas padapemaparan selanjutnya.

Bisnis sosial pertama yang dibentuk oleh Yunusadalah Grameen Danone dan mulai berjalan di awaltahun 2007. Danone merupakan sebuah korporasidari Prancis yang berkomitmen untuk memusatkanperhatian kepada masalah gizi di Bangladesh. Danonemenjawab kekhawatiran atas kegagalan pembangunanberkelanjutan pada masyarakat yang semakin tidakmampu untuk meningkatkan kualitas kehidupan(Keraf, 2002: 169). Mutu kehidupan yang semakinmenurun mengakibatkan datangnya berbagai penyakit.Ini menjadi bumerang bagi kaum miskin Bangladesh.Setengah diantara anak-anak di Bangladesh, terutamadi kawasan pedesaan, menderita kekurangan gizisehingga kualitas hidup meraka sangat rendah. Diare,yang biasanya hanya sebagai sebuah akibat awalkekurangan gizi, di Bangladesh justru menjadi penyakityang sering berujung pada kematian. KehadiranDanone sebagai jalan keluar bagi permasalahankesehatan dan peningkatan kualitas hidup.

Kekurangan kualitas hidup – kesehatan – seperti inimenyebabkan sejumlah masalah dan efek domino.Dalam jangka panjang, masalah-masalah tersebutberimplikasi terhadap prospek pembangunan ekonomiyang akan mengalami penurunan. Disebabkan anak-anak yang tidak sehat, sehingga sulit dikembangkan

Lucitania RizkyBisnis Sosial: Sintesis Muhammad Yunus Untuk Menggerakkan Kapitalisme di Bangladesh

Page 10: Bisnis Sosial: Sintesis Muhammad Yunus untuk ... - UMY

JURNAL HUBUNGAN INTERNASIONALVOL. 4 EDISI 1 / APRIL 201532

menjadi orang dewasa yang berpendidikan danproduktif.

Usaha patungan antara Grameen dan Danone inimenghasilkan produk Youghurt, dengan kandunganvitamin yang kompleks, rasa yang disukai anak-anak,dan tentunya dengan harga yang sangat rendah (dalamjangkauan penduduk miskin di Bangladesh).Mengingat bahwa Youghurt juga merupakan makanantradisional di Bangldesh dan dikembangkan olehDanone sebagai sebuah susu dengan bahan-bahanvitamin, kalsium, dan protein, sehingga lebih mudahuntuk diterima. Grameen Danone berhasilmenurunkan jumlah kasus anak sakit, meningkatkantingkat energi anak-anak, dan menaikkan angkakesetaraan mereka dalam kegiatan yang produktif.

Grameen Danone memberdayakan ‘ibu-ibuGrameen’ dalam membentuk sebuah jaringanpenjualan bagi penduduk miskin di sekitar. Hal inimenjadi bentuk nyata atas empowering women in ruralarea. Ibu-ibu tersebut akan mendapatkanpenghasilantambahan dari penjualan Youghurt. Selainmembantu dalam aspek ekonomi dan kesehatan,perempuan pedesaan juga terlatih untuk melakukanbisnis secara mandiri (Grameen Danone Foods, 2012).

Lebih detail, laporan Grameen Danone Foods,sebuah perusahaan yang didedikasikan untukpembangunan lingkungan memiliki empat fokus kerja.Petama, menyediakan sebuah produk dengan nilainutrisi yang tinggi dan terjangkau untuk kaum miskin.Kedua, memperbaiki taraf kondisi kehidupanmasyarakat miskin dengan menyediakan pekerjaan yangdapat meningkatkan standar hidup. Ketiga, melindungilingkungan dan melakukan konnservasi sumber daya.Keempat, memastikan adanya pembangunan yangberkelanjutan dengan tetap mendapat keuntungan.

Konsep sustainable development mengkritisikehadiran industri Barat, seperti pendirian pabrik,yang sedikit banyak menghasilkan masalah-masalahserius seperti pencemaran sungai, pencemaran udara,banjir, dan lain sebagainya. Daerah pedesaan diBangladesh terutama mengidap masalah pencemaransungai yang berimbas pada ketersediaan air minumbersih bagi rakyat miskin. Menurut penelitian yang

telah dilakukan oleh CEO Grameen Shikkha, air disumur-sumur gali atau sumur bor dangkal di seluruhBangladesh memiliki kadar arsenikum, racun dalamair, yang melebihi ambang batas dan dalam jangkapanjang akan merusak kesehatan manusia.

Veolia Water hadir berperan membantu Grameendan penduduk miskin di Bangladesh dalampenanganan masalah ini. Veolia Water adalah bagiandari sebuah perusahaan lebih besar, Veolia Environ-ment di Prancis, yang mengoperasikan sistem-sistemmanajemen limbah, sistem efisensi energi, sistemtransportasi umum, dan sistem-sistem air bersih. DiBangladesh, Veolia Water berfokus pada layananperancangan, pembangunan, dan pengelolaan air bakair bersih maupun air limbah untuk pemerintah danuntuk industri. Namun, di akhir tahun 2007, VeoliaWater bekerjasama dengan Grameen Healthcare gunamenyediakan air minum bersih bagi penduduk miskindi Bangladesh. Veolia Water telah berpengalamandalam penyediaan air minum bersih di daerah-daerahmiskin lain, seperti Afrika dan India.

Yunus menargetkan harga penjualan air olahan — airbersih — dari Grameen Veolia Water sebesar satu takaper sepuluh liter. Sehingga, penduduk miskin tidakmerasa keberatan dalam mengkonsumsi air tersebut.Harga menjadi sebuah pertimbangan matang bagiBisnis Sosial dalam perkembangannya. MuhammadYunus juga menyediakan marjin laba bagi agen-agenpenjualan yang bertugas menjual air, yaitu timperempuan setempat “ibu-ibu Grameen” yang saat ituberjumlah sebelas orang, menjual air kepada teman-teman dan tetangga-tetangga mereka di desa. GrameenVeolia Water berperan dalam peningkatan pendapatanbagi perusahaan Veolia sendiri dan para agen penjualair di desa-desa, selain tujuan utamanya terpenuhiyaitu mengurangi pencemaran lingkungan hidup,khususnya air.

Masih dalam konteks lingkungan dan kesehatan.Bisnis Sosial melakukan usaha patungan dengan salahsatu perusahaan asing yang bergelut dalam bidangtekhnologi dari Jerman, BASF. Korporasi inimelakukan investasi di Bangladesh dalam membuatkelambu anti nyamuk dan menjual mikronutrien

Page 11: Bisnis Sosial: Sintesis Muhammad Yunus untuk ... - UMY

33

dalam kemasan sachet yang diperlukan untukmemperbaiki kesehatan anak-anak Bangladesh.Didasarkan pada kepedulian terhadap masalahkesehatan yang vital seperti malaria dan penyakitmematikkan.

Penjualan dan pengiriman produk kelambu danmikronutrien di kawasan pedalaman akan ditanganioleh wirausaha-wirausaha setempat, terutama kaumperempuan, seperti yang sudah dikenal sebagai “ibu-ibu Grameen”. Tenaga penjual yang memerlukanmodal untuk memulai operasi mereka, bisamendapatkannya dari pinjaman mikro melaluiGrameen Bank. Jadi, proyek ini akan menciptakanpeluang-peluang bisnis bagi penduduk di pedalamanBangladesh (Kantjono, 2011: 198). Aspek sosial-budayajuga terpenuhi sebagai penyeimbang, selain aspekekonomi sebagai tujuan utamanya.

Pembangunan yang berkelanjutan juga dipahamisebagai pembangunan yang tidak mengurangikemampuan produktif dari ekonomi nasional di masayang akan datang (Keraf, 2002: 174). Konsep inidijalankan oleh Grameen Bank dengan Intel, sebuahperusahaan terkemuka yang memiliki kekayaanteknologi luar biasa. Sasaran akhir Grameen Inteladalah sebuah perpaduan produk atau jasa berbasisteknologi yang dapat digunakan oleh wirausahasetempat untuk menyediakan manfaat sosial bagirakyat Bangladesh.

Ditekankan pada jenis bisnis sosial ini, GrameenIntel, untuk dapat memberi dampak pertumbuhanbisnis-bisnis kecil lebih banyak yang memungkinkanribuan orang mencari jalan masing-masing untukkeluar dari kemiskinan. Banyak para pemuda yangselesai mengenyam pendidikan dengan bantuanpinjaman mahasiswa dari Grameen Bank terlatihsebagai insinyur untuk membangun, memasang, danmerawat panel-panel surya, serta sistem-sistem biogasdi komunitas masing-masing di seluruh Bangladesh.Begitu program Grameen Intel ini lepas landas, banyakdiantara pemuda rural area Bangladesh menjadiwirausaha teknologi informasi. Jadi, generasi yang akandatang masih mempunyai peluang dan kemampuanekonomi yang sama untuk mencapai tingkat

kesejahteraan ekonomi dan sosial-budaya yang samaseperti sekarang.

Aspek ketiga yang harus dipenuhi dalampembangunan yang berkelanjutan adalah aspeklingkungan hidup. Sebuah korporasi yang berdiriseharusnya memperhitungkan nilai ekologis dan tidakterpaku pada nilai ekonomis saja. Aspek utama daricita-cita pembangunan berkelanjutan telah tercantumpada poin ke-lima dari prinsip Binsis Sosial yangdirumuskan oleh Muhammad Yunus dengan HansReitz, direktur Grameen Creative Lab di Jerman, bahwaperusahaan dituntut untuk bersikap ramah kepadalingkungan (Kantjono, 2011: 3)

Sebagai contoh adalah bentuk usaha patunganGrameen Trust dengan Otto GmbH, sebuahperusahaan perdagangan dalam bidang tekstil. BisnisSosial ini akan disebut Otto Grameen Textile Com-pany, sebuah bisnis yang beorientasi laba. Meskidemikian, pabrik pakaian jadi Otto Grameen TextileCompany akan dibuat berkelanjutan secara ekologidan secara ekonomi. Tim yang bertugas membuatrencana terperinci melakukan penelitian dalammenentukan pilihan-pilihan optimal untuk bahanbangunan, konsumsi energi, dan manajemen rantaipasokan. Panel-panel surya akan digunakan untukmenyumbang kebutuhan energi pabrik sebanyakmungkin, ditambah seperlunya menggunakan sumberkonvensional.

Gaya pembangunan pabrik yang dilakukan olehGrameen Otto Textile ini berusaha memaksimalkanefisiensi dan meminimalkan emisi karbon. Pendinginruangan, misalnya, menggunakan penempatan jendelayang memungkinkan terjadinya ventilasi silang sehinggadapat meminimalkan kegerahan selama musimkemarau. Selanjutnya, pendirian pabrik tekstil ini jugamempertimbangkan aspek sosial-kesejahteraan buruhyang bekerja. Selain upah yang wajar dan tunjangankerja normal, manfaat sosial lain yang ditawarkan olehOtto Grameen mencakup: akses makanan yang sehatdan bergizi, pelayanan kesehatan, bantuan pendidikandan pelatihan kerja, akses ke kredit, bantuan untukperumahan, prospek kepemilikan individual atauvirtual bagi karyawan perusahaan.

Lucitania RizkyBisnis Sosial: Sintesis Muhammad Yunus Untuk Menggerakkan Kapitalisme di Bangladesh

Page 12: Bisnis Sosial: Sintesis Muhammad Yunus untuk ... - UMY

34 JURNAL HUBUNGAN INTERNASIONALVOL. 4 EDISI 1 / APRIL 2015

KesimpulanKeberlanjutan Grameen Bank tidak hanya terjadi

dan tumbuh di Bangladesh, namun banyak negara lainbaik negara maju maupun negara berkembang yangmengimplementasikan konsep Yunus. Grameen Bankhadir di beberapa negara di dunia, seperti Amerika,Mexico, Peru, Dominica, Egypt, Ghana, India China,Saudi Arabia, Filipina, dan lain sebagainya.

Adanya sikap kehati-hatian dalam menentukanlangkah pembangunan, sesungguhnya telah menjaminbahwa cita-cita pembangunan berkelanjutan dapatdicapai. Melihat kolaborasi usaha patungan antaraGrameen Bank dengan korporasi asing, menjadikantolak ukur keberhasilan dan kemajuan masyarakattidak lagi hanya berdasarkan kemajuan ekonomi.Bisnis Sosial mengajarkan bahwa tolak ukurkeberhasilan adalah kualitas kehidupan yang dicapaidengan menjamin kehidupan ekologis, sosial-budaya,ekonomi secara proporsional. Dalam kontekspembangunan yang berkelanjutan, sistem Bisnis Sosialtelah bekerja dengan baik dengan memberikankesejahteraan bagi mayarakat, memberikan peluangyang sama, dan tidak lupa memperhatikan aspek sosial-budaya dan lingkungan hidup dalam pencapian aspekekonomi.

BIBLIOGRAFIBUKUBudiman, Arie. Teori Pembangunan Dunia Ketiga. Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama, 1995.C. Korten, David. “The Post-Corporate World”. Translated by A.

Rahman Zainuddin. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2002.Keraf, A. Sony. Etika Lingkungan. Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara,

2002.Kunio, Yoshihara, “Kapitalisme Semu Asia Tenggara”. Translated by A.

Setiawan Abadi. Jakarta: LP3ES, 1990.Shiva, Vandana. “Bebas Dari Pembangunan – perempuan, ekologi dan

perjuangan hidup di India”. Translated by Hira Jhamtani. Jakarta:Yayasan Obor Indonesia, 1997.

Yunus, Muhammad. “Bank Kaum Miskin”. Translated by IrfanNasution. Tanggerang Selatan: CV. Marjin Kiri, 2007.

________________. “Bisnis Sosial– Sistem Kapitalisme Baru yangmemihak Kaum Miskin”. Translated by Alex Tri Kantjono.Jakata: PT.Gramedia Pustaka Utama, 2011.

Jurnal - MakalahBeim, David O. 2004. “Grameen Bank: Taking Capitalism to the Poor”.

Chazen Web Journal of International Buisness, Spring 2004. 2.Cesselin, Marlon, “The Grameen Veolia Water Social Business.” ESSEC

Business School, (http://lles.essec.edu, diakses 30 Oktober 2014)Esty, Katharine. 2011. “Lesson from Muhammad Yunus and the

Grameen Bank.” OD PRACTITIONER. Vol. 43 No. 1, 2011.Khandker, Shahidur - Bqui Khalily - Zahed Khan. 1994. “Is The Grameen

Bank Sustainable?”. Human Resources Development and OperationsPolicy. Februari 1994, 8-9.

Mahmud, Wahiduddin. 2008. “Social Development in Bangladesh:Pathways, Surprises and Challenges”. Indian Journal of HumanDevelopment, Vol. 2 No. 1, 2008.

Mujeri, Mustafa K. 2002. Bangladesh: Bringing Poverty Focus in RuralInfrastructure Development. Geneva: International Labor office,Recovery and Reconstruction Department.

Yunus, Muhammad – Bertrand Moingeon – Laurence Lehman-Ortega.2010. “Building Social Business Models: Lessons from the GrameenExperience.” Long Range Planning 43. 308-325.

Website“Credit, Shared Human Right” Review by The Times, (http://

www.grameen-info.org/index, diakses 30 Oktober 2014.)“Grameen Intel Social Business Ltd.” (http://

www.muhammadyunus.org/, diakses 29 Oktober 2014)“Microcredit and Grameen Bank” New Internationalist People, Ideas,

and Action for Global Justice, (http://newint.org, diakses 30Oktober 2014)

“Muhammad Yunus on Capitalism” (http://www.youtube.com/, diaksespada 26 Oktober, 2014)

“The Nobel Prizefor 2006 to Muhammad Yunus and Grameen Bank –Press Release.” Nobel Media AB 2014, (http://www.nobelprize.org,diakses 24 Oktober 2014)

“The Project’s History” Grameen Danone Food Ltd, (http://www.danonecommunities.com/, diakses 30 Oktober 2014)

Dwi Mudianingsih, “Pemberdayaan Masyarakat dan Wirausaha – CaraKreatif Gali PotensiBisnis”, Republika, 17 September 2014,

(http://www.republika.co.id/, diakses 30 Oktober 2014)Elkingtion, John. “Chairmdns of strategy consultants sustain Ability by

The Guardian” Review Business Social, (http://www.grameeninfo.org/, diakses 30 Oktober 2014)

Hungry Mind Review (http://www.grameen-info.org/index, diakses 31Oktober 2014).

Lingkup dan Definisi Pembangunan Berkelanjutan (SustainableDevelopment) (http://www.forexbroker.web.id/, diakses 30Oktober 2014)

Streubig, Andreas. “Factory of the Future” The Otto Grameen TextileCompany, (http://csr- manager.org/, diakes 30 Oktober 2014)

Yunus Center - Not for Profit. (http://www.muhammadyunus.org/,diakses pada 30 Oktober 2014).