50
Birth trauma. Dr. Isyanto, SpA

Birth Trauma

Embed Size (px)

DESCRIPTION

neonatal

Citation preview

Page 1: Birth Trauma

Birth trauma.

Dr. Isyanto, SpA

Page 2: Birth Trauma

WHAT IS TRAUMA ?

Trauma means damage or injury

When? During delivery

Infant may also be damaged by the person conduting the delivery

Page 3: Birth Trauma

WHICH INFANTS ARE AT INCREASED RISK OF TRAUMA?

Preterm infants with delicate tissues that are easily damaged.Large infants where there is difficulty delivering the head and shoulders.Malpresentation, e.g. breech delivery where the infant has to be manipulated.

Page 4: Birth Trauma

Which Infants/…

Forceps or vacuum delivery where traction or suction is applied to the head.Unassisted deliveries where the infant may fall after delivery.Precipitous deliveries when the infant is delivered very fast.

Page 5: Birth Trauma

WHAT ARE THE MAJOR TYPES OF TRAUMA?

Caput ( or caput succedaneum)CephalhaematomaSubaponeurotic haemorrhageFacial palsyBrachial palsyBruising FracturesLacerations

Page 6: Birth Trauma

WHAT IS CAPUT?

Oedema of the presenting part caused by pressure on the presenting part during a vaginal delivery.It will disappears during the first 48 hours after delivery.Chignon: more sever caput, often with damage to the skin.

Page 7: Birth Trauma

Caput

Page 8: Birth Trauma

WHAT IS A CEPHALHAEMATOMA?

A collection of blood under the periosteum of the parietal bone.Unilateral or bilateral, localized swelling.Appears within hours of delivery as a soft, fluctuant swelling on the side of the head.

Page 9: Birth Trauma

cephalhaematoma…

Never extend beyond the edges of the bone.

Never crosses suture lines.

Bleeding is caused by damage to capillaries under the periosteum of the parietal bone.

Page 10: Birth Trauma
Page 11: Birth Trauma
Page 12: Birth Trauma

TREATMENT OF A CEPHALHAEMATOMA

Usually small and need no treament.

Reabsorption of blood jaundince may require phototherapy

It may take up to 3 months before the cephalhaematoma disappears.

A bony ridge may from at the edge of the healing haematoma.

Never aspirate or drain.

Page 13: Birth Trauma

TREATMENT OF A SUBAPONEUROTIC HAEMORRHAGE

Requires emergency treatment.

Replace the blood.

Konakion 1 mg by I M / I V, assist the liver to replace clotting factors.

Page 14: Birth Trauma

FACIAL PALSY

Muscle weakness of one side of the face due to trauma to the facial nerve.The affected side of the face droops.Unable to close the eye tightly on the side

When crying the mouth is pulled across to the normal side.

Usually recovers spontaneously in a few days or weeks.

Page 15: Birth Trauma
Page 16: Birth Trauma

BRACHIAL PALSY / ERB’S PALSY

Usually happen in large and born at term with difficulty in delivering the shoulders.

Infant does not move one arm due to weakness at the shoulders and below.

The arm is fully extended, rotated inwards and held beside the body (the porter’s tip position).

Asymmetrical moro reflex.

No tenderness, pain or swelling of the arm unless fracture.

Page 17: Birth Trauma
Page 18: Birth Trauma

TREATMENT OF BRACHIAL PALSY

Flex the elbow and shoulders a few times a day to prevent contractures developing.If the arm is not better by 6 weeks

no hope of spontaneous recovery; reffered for further investigation.

Page 19: Birth Trauma

WHAT CAUSES BRUISING ?

Common in difficult deliveries, breech delivery in a preterm infant.The bruise is due to bleeding into the skin and muscle caused by the rupture of small blood vessels.Bruissing appearing after 1st day is serious and suggests a bleeding problem or intentional trauma / battering.

Page 20: Birth Trauma
Page 21: Birth Trauma

WHAT FRACTURES ARE SEEN IN THE NEWBORN INFANT ?

The clavicle most common.

Fracture of the humerus, femur and skull are fortunately uncommon.

When the bone is palpated bony

crepitus.

Confirm by X-Ray.

Page 22: Birth Trauma
Page 23: Birth Trauma

HOW ARE FRACTURES TREATED?

Fracture of the clavicle needs no treament and heals well.

Fracture of the humerus immobilized.Fractureof the femur gallows traction.Paracetamol can be given.Depressed fracture of the skull surgical.

Page 24: Birth Trauma

WHAT IS THE MANAGEMENT OF LACERATIONS ?

Usually made during a caesaren section.

Small cuts closed with strapping.

Large cuts must be sutured, asap.

Page 25: Birth Trauma
Page 26: Birth Trauma

ASFIKSIA PADA BAYI

Page 27: Birth Trauma

BATASAN

Asfiksia pada bayi baru lahir (BBL) adalah kegagalan napas secara spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah lahir.

Page 28: Birth Trauma

APGAR SCORETANDA 0 1 2

Appearance Biru,pucat Badan pucat,tungkai biru

Semuanya merah muda

Pulse Tidak teraba < 100 > 100

Grimace Tidak ada Lambat Menangis kuat

Activity Lemas/lumpuh Gerakan sedikit/fleksi tungkai

Aktif/fleksi tungkai baik/reaksi melawan

Respiratory Tidak ada Lambat, tidak teratur

Baik, menangis kuat

Page 29: Birth Trauma

PRINSIP DASAR

Asfiksia merupakan penyebab kematian paling tinggi. Menurut SKRT 2001, 27% kematian neonatal diakibatkan oleh Asfiksia dan sekitar kematian 41.94% terjadi di RS pusat rujukan propinsi. Asfiksia perinatal dapat terjadi selama antepartum, intrapartum maupun postpartumAsfiksia selain dapat menyebabkan kematian juga dapat mengakibatkan kecacatan

Page 30: Birth Trauma

Langkah promotif / preventif

Pemeriksaan selama kehamilan secara teratur yang berkualitasMeningkatkan status nutrisi ibuManajemen persalinan yang baik dan benar Melaksanakan Pelayanan neonatal esensial terutama dengan melakukan resusitasi yang baik dan benar yang sesuai standar.

Page 31: Birth Trauma

PATOFISIOLOGIPernapasan adalah tanda vital pertama yang berhenti ketika BBL kekurangan oksigen. Pada periode awal BBL mengalami napas cepat (rapid breathing) yang disebut dengan gasping primerSetelah periode awal ini akan diikuti dengan keadaan bayi tidak bernapas (apnu) yang disebut ”apnu primer”. Frekuensi jantung mulai menurun, namun tekanan darah masih tetap bertahan

RAPID BREATHINGAPNEU PRIMERHEART RATE BLOOD PRESSURE

Page 32: Birth Trauma

PATOFISIOLOGIBila berlangsung lama dan tidak dilakukan pertolongan, maka BBL akan melakukan usaha napas megap-megap yang disebut ”gasping sekunder” dan kemudian masuk ke dalam periode ”apnu sekunder”. Frekuensi jantung semakin menurun dan tekanan darah semakin menurun dan bisa menyebabkan kematian.Setiap kasus dengan apnu, harus dianggap sebagai apnu sekunder dan segera dilakukan resusitasi

GASPING SECONDAIREAPNEU SECONDAIRE

HEART RATE BLOOD PRESSURE

Page 33: Birth Trauma
Page 34: Birth Trauma

PENYEBAB ASFIKSIAFaktor ibu

Preeklampsia dan eklampsia Perdarahan antepartum abnormal (plasenta previa atau solusio plasenta) Partus lama atau partus macet Demam sebelum dan selama persalinan Infeksi berat (malaria, sifilis, TBC, HIV) Kehamilan lebih bulan (lebih 42 minggu kehamilan)

Page 35: Birth Trauma

Faktor plasenta dan talipusat Infark plasenta Hematom plasenta Lilitan talipusat Talipusat pendekSimpul talipusat Prolapsus talipusat

Faktor bayiBayi kurang bulan/prematur (kurang 37 minggu kehamilan)Air Ketuban bercampur mekoniumKelainan kongenital yang memberi dampak pada pernapasan bayi

Page 36: Birth Trauma

DIAGNOSTIKAnamnesis

Gangguan atau kesulitan waktu lahir (lilitan tali pusat, sungsang, ekstraksi vakum, forseps, dll.)Lahir tidak bernafas / menangis.Air ketuban bercampur mekonium.

Pemeriksaan fisik:Bayi tidak bernapas atau napas megap-megapDenyut jantung kurang dari 100X/menitKulit sianosis, pucat.Tonus otot menurun.Untuk diagnosis asfiksia tidak perlu nilai Skor Apgar

Page 37: Birth Trauma

RESUSITASI AWAL

Hangatkan bayiPosisikan kepala bayi sedikit ekstensi Isap lendir dari mulut kemudian hidung Keringkan bayi sambil melakukan rangsangan taktilReposisi kepala bayi Nilai bayi: usaha napas, warna kulit dan denyut jantungBila bayi tidak bernapas lakukan ventilasi tekanan positip (VTP) dengan memakai balon dan sungkup selama 30 detik dengan kecepatan 40-60 kali per menit

Page 38: Birth Trauma

Nilai bayi: usaha napas, warna kulit dan denyut jantungBila belum bernapas dan denyut jantung > 60 x/menit lanjutkan VTP dengan kompresi dada secara terkoordinasi selama 30 detikNilai bayi: usaha napas, warna kulit dan denyut jantung Bila denyut jantung < 60 x/menit, beri

epinefrin dan lanjutkan VTP dan kompresi dada

Bila denyut jantung > 60 x/menit kompresi dada dihentikan, VTP dilanjutkan

RESUSITASI AWAL

Page 39: Birth Trauma

RESUSITASI PADA BAYI BARU LAHIR

• Resusitasi awal• Ventilasi Tekanan Positif• Kompresi dada• Pemberian obat

Page 40: Birth Trauma

Bayi Lahir

Clear of meconium? Term gestation Spontaneus breathing or crying ? Good muscle tone ?

Provide warmth Position; clear airway* (as

necessary) Dry, stimulate, reposition Give O2 (as necessary)

Evaluate respirations, heart rate, and color

Provide VTP*

provide VTP* Administer chest compressions

Administer epinephrine*

No

Apnea or HR < 100

HR < 60 HR > 60

HR < 60

Assessment

A

Evaluation

B

Evaluation

C

Evaluation

D

30 s

econ

ds30

se

cond

s

30 s

ec.

Approximate time Perawatan rutin Memberi kehangatan Membersihkan jalan napas Mengeringkan badan

Page 41: Birth Trauma

KERINGKAN BAYI

GANTI KAIN YANG BASAH

REPOSISI KEPALA

Page 42: Birth Trauma
Page 43: Birth Trauma

Epinefrin

Indikasi : Denyut jantug bayi <60x/m setelah paling tidak 30 detik dilakukan ventilasi adekuat dan kompresi dada belum ada respons.Asistolik.

Dosis: 0.1-0.3 ml/kg BB dalam larutan 1:10,000 (0.01-0.03 mg/kgBB) secara IV atau endotrakeal. Dapat diulang setiap 3-5 menit bila perlu.

Page 44: Birth Trauma

Cairan pengganti volume darahIndikasi:

BBL yang dilakukan resusitasi mengalami hipovolemia dan tidak ada respon dengan resusitasi.Hipovolemia kemungkinan akibat perdarahan atau syok. Klinis pucat, perfusi buruk, nadi kecil/lemah dan pada resusitasi tidak memberikan respon yang adekuat.

Jenis cairan:Larutan kristaloid yang isotonis (NaCl 0.9%, Ringer Laktat)Transfusi darah gol.O negatif jika diduga kehilangan darah banyak dan bila fasilitas tersedia

Dosis: Dosis awal 10 ml/kg BB IV pelan selama 5-10 menit. Dapat diulang sampai menunjukkan respon klinis.

Page 45: Birth Trauma

Bikarbonat

Indikasi:Asidosis metabolik secara klinis (nafas cepat dan dalam, sianosis)

Prasyarat: Telah dilakukan ventilasi tekanan positif secara efektif pada bayi

Dosis: 1-2 mEq/kg BB atau 2 ml/KgBB (4.2%) atau 1 ml /kgbb (7.4%)

Cara: Diencerkan dengan aquabides atau dekstrose 5% sama banyak diberikan secara intravena dengan kecepatan minimal 2 menit.

Efek samping: Pada keadaan hiperosmolaritas dan kandungan CO2 dari bikarbonat merusak fungsi miokardium dan otak

Page 46: Birth Trauma

TINDAKAN PASCA RESUSITASI

Pemantauan pasca resusitasi Bukan dirawat secara Rawat Gabung Pantau tanda vital: napas, jantung, kesadaran dan

urine Jaga bayi agar senantiasa hangat Bila tersedia fasilitas, periksa kadar gula darah Perhatian khusus diberikan pada waktu malam hari

Dekontaminasi, cuci dan sterilisasi/Desinfeksi Tingkat Tinggi alatMelengkapi catatan medikKonseling dengan keluarga

Page 47: Birth Trauma

Kapan merujuk ?Rujukan paling ideal adalah rujukan antepartum untuk ibu risiko tinggi. Bila tidak ada fasilitas, rujuk bila bayi tidak memberikan respons terhadap tindakan resusitasi selama 2-3 menitBila ada fasilitas, lakukan pemasangan ET dan pemberian obat sebelum merujukBila bayi tidak dapat dirujuk, lakukan tindakan paling optimal di Puskesmas dan berikan dukungan emosional pada ibu dan keluarga Bila sampai dengan 10 menit bayi tidak dapat dirujuk, jelaskan kepada orang tua tentang prognosis

Page 48: Birth Trauma

Kapan menghentikan resusitasi?

Bayi tidak bernapas spontan dan tidak terdengar denyut jantung setelah dilakukan resusitasi secara efektif selama 15 menit

Page 49: Birth Trauma

Pemantauan pasca resusitasi

Lakukan kunjungan neonatal minimal sebelum bayi berumur 7 hariApakah pernah timbul kejang selama di rumahApakah pernah timbul gangguan napas: sesak napas, timbul retraksi Apakah bayi minum ASI dengan baik (dapat menghisap dan menetek dengan baik)Apakah dijumpai tanda atau gejala gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada kunjungan berikutnya

Page 50: Birth Trauma