Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Seminar Nasional Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta, 2019
420
BIAYA PEKERJAAN BETON BERTULANG PADA PROYEK
APARTEMENT THE NEWTON-1
Rizky Nur Biyanto1, Sidiq Wacono
2
1,2Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Jakarta
Jl. Prof. Dr. G.A. Siwabessy, Depok, Jawa Barat 16425, Telp.: (021) 7270036
e-mail: [email protected], [email protected]
2
ABSTRACT
In the construction, the estimation process in determining the estimated value of the project is needed for the
relevant parties, to estimate the amount of the construction cost budget. The process of estimating costs is done
by calculating the unit price with the volume of work. The unit price calculation is obtained by finding the
coefficient of work with the price of wages, materials and tools. The coefficient used in the estimation process of
budget costs can be used based on the coefficients of SNI, PUPR or the coefficient from the contractor itself.
This study aims to compare the coefficients obtained in actual conditions with standards in PUPR 2016,
resulting in amount of work costs. The research took place at the Newton-1 Apartement Ciputra World-Phase 3
Construction Project which has 35 floors, focusing on structural work (floor plate and beam) at Condominium
Area 19th
Floor. The study was conducted by processing data in the form of the duration of work, a cycle time of
heavy equipment, and quantity of materials used. Based on the analysis results for reinforced concrete works
(floor plates and beams) the coefficient of labor in actual conditions is lower than the coefficient of labor based
on PUPR. The differences the coefficient of labor in actual conditions lower if it compared to the coefficient on
PUPR 2016 by 77,64% on labor; 27,23% on workman; 30,08% on the head of the workman; and 24,58% on
foreman and the cost plan based on PUPR 2016 amounting to Rp 4.616.096.741,- and in actual conditions
amounting to Rp 6.174.156.082,-.
Keywords: Work Unit Price Analysis, Cost Budget Plan, Reinforced Concrete
ABSTRAK
Dalam pembangunan suatu konstruksi, proses estimasi dalam menentukan perkiraan nilai proyek sangat
dibutuhkan bagi pihak-pihak terkait, untuk memerkirakan besarnya anggaran biaya yang dibutuhkan. Proses
estimasi biaya ini dilakukan melalui perhitungan harga satuan dengan volume pekerjaan. Perhitungan harga
satuan didapatkan dengan mencari koefisien pekerjaan dengan harga upah, bahan maupun alat. Koefisien yang
digunakan pada proses estimasi biaya anggaran dapat digunakan berdasarkan koefisien dari SNI, PUPR
ataupun koefisien sendiri dari pihak kontraktor. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan koefisien yang
didapatkan pada kondisi aktual dengan standar pada PUPR 2016, sehingga menghasilkan besarnya biaya
pekerjaan. Penelitian mengambil lokasi di Proyek Pembangunan Apartement The Newton-1 Ciputra World β
Phase 3 yang memiliki 35 lantai, berfokus pada pekerjaan struktur (plat lantai dan balok) Area Condominium
Lantai 19. Penelitian dilakukan dengan mengolah data berupa durasi pekerjaan tiap pekerjaan, waktu siklus
alat, dan kuantitas bahan yang digunakan. Berdasarkan hasil analisa untuk pekerjaan beton bertulang (plat
lantai dan balok) koefisien tenaga kerja pada kondisi aktual lebih rendah dibandingkan PUPR. Selisih koefisien
tenaga kerja pada aktual lebih rendah dibanding koefisien pada PUPR 2016 dengan nilai selisih sebesar
77,64% pada pekerja; 27,23% pada tukang; 30,08% pada kepala tukang; dan 24,58% pada mandor, serta
rencana biaya berdasarkan PUPR 2016 sebesar Rp 4.616.096.741,- dan pada kondisi aktual sebesar Rp
6.174.156.082,-.
Kata Kunci: Analisa Harga Satuan Pekerjaan, Rencana Anggaran Biaya, Beton Bertulang
PENDAHULUAN Adapun cara dalam menentukan nilai
kontrak konstruksi ialah dengan
melakukan Analisis Harga Satuan
Pekerjaan (AHSP). Analisis Harga Satuan
Pekerjaan merupakan pedoman
perhitungan akan kebutuhan biaya tenaga
kerja, bahan dan peralatan pendukung
dalam pembangunan konstruksi untuk
mendapatkan harga satuan atau satu jenis
pekerjaan tertentu
(Peraturan Menteri,
2016). Analisis Harga Satuan melingkupi
langkah-langkah dalam menghitung harga
satuan dasar (HSD) upah tenaga kerja,
Rizky Nur Biyanto, Sidiq Wacono, Biaya Pekerjaan Beton β¦
420
bahan dan alat, yang selanjutnya menghitung Harga Satuan
Pekerjaan (HSP) sebagai bagian dari
Harga Perkiraan Sendiri (HPS).
Namun, seringkali terjadi adanya
perbedaan koefisen pada tenaga kerja,
bahan, ataupun peralatan pada
perencanaan kontraktor berbeda dengan
koefisien yang tertera pada pedoman yang
dibuat, yaitu SNI atau PUPR. Perbedaan
koefisen tidak hanya terjadi pada
perencanaan kontraktor dengan koefisien
pada SNI atau PUPR, tetapi juga pada
kondisi lapangan. Koefisien yang berbeda
pada lapangan mungkin saja terjadi, karena
adanya ketidaksesuaian pada waktu
produktivitas pekerjaan antar pekerja,
perbedaan alat yang digunakan, serta
faktor-faktor lainnya.
Dari uraian latar belakang ini, penyusunan
proyek akhir yang dilakukan penulis dalam
meneliti perbedaan yang mungkin terjadi
dalam suatu pekerjaan konstruksi. Penulis
melakukan penelitian dengan mengambil
objek penelitian yaitu, beton bertulang
(plat lantai dan balok) pada Proyek
Pembangunan The Newton-1. Pasalnya,
proyek ini memiliki volume pekerjaan
struktur (plat lantai dan balok) yang
terbilang cukup besar pada RAB, karena
proyek ini memiliki 35 lantai.
Kemudian diambil mengenai pekerjaan
pembetonan karena pada pekerjaan
bekisting menggunakan Table Form,
perbedaan metode kerja dengan PUPR ini
mengakibatkan adanya perbedaan
anggaran biaya yang dikeluarkan, hal
inilah yang melatar belakangi penelitian
ini untuk dilakukan, untuk mengetahui
berapa besarnya biaya yang dikeluarkan
berdasarkan kondisi aktual di lapangan
dengan standar dari PUPR.
Agar penelitian mempunyai suatu
kejelasan dalam pengerjaannya, maka
rumusan masalah yang dapat disimpulkan
dari latar belakang adalah:
a. Bagaimana hasil perbandingan
koefisien tenaga kerja pada satuan
pekerjaan antara AHSP PUPR dan
AHSP kondisi aktual di lapangan?
b. Bagaimana hasil perbandingan
anggaran biaya pekerjaan antara
PUPR dan kondisi aktual?
Agar penelitian ini lebih mengarah pada
latar belakang dan pemasalahan yang telah
dirumuskan maka diperlukan batasan-
batasan masalah guna membatasi ruang
lingkup penelitian, sebagai berikut:
a. Perbandingan koefisien pekerjaan
yang dianalisa merupakan koefisien
pada kondisi aktual dan PUPR 2016
b. Tenaga kerja yang diamati ialah
tenaga kerja yang berkelompok
c. Obyek penelitian yang diamati ialah
pekerjaan plat lantai dan balok pada
Area Condominium Lantai 19
d. Harga satuan bahan dan alat yang
digunakan adalah harga satuan pada
Jurnal Harga Bahan Jakarta pada
Tahun 2018
e. Biaya tidak langsung seperti biaya
overhead, biaya keuntungan dan pajak
tidak diperhitungkan dalam penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, adapun
tujuan penelitian yang ingin dicapai
penulis, yaitu sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui hasil perbandingan
koefisien pekerja berdasarkan
pekerjaan AHSP aktual dengan AHSP
koefisien PUPR
b. Untuk mengetahui hasil perbandingan
anggaran biaya pekerjaan pada kondisi
aktual dengan anggaran biaya
berdasarkan PUPR
Manfaat yang dapat diperoleh dari
penelitian ini adalah:
a. Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi para
pembaca dibidang akademik maupun
non-akademik
b. Menambah wawasan bagi penulis
maupun pembaca mengenai proses
pengestimasian biaya yang berlaku
dalam penentuan Harga Satuan
Pekerjaan dalam penentuan harga
kontrak
421
Rizky Nur Biyanto, Sidiq Wacono, Biaya Pekerjaan Beton β¦
422
LANDASAN TEORI Estimasi biaya atau dapat disebut juga
penaksiran anggaran biaya ialah proses
perhitungan volume pekerjaan, harga dari
berbagai macam bahan dan pekerjaan
yang
akan terjadi pada suatu konstruksi
(Sastraatmadja, 1994).
Dikatakan taksiran biaya karena
perhitungan volume segala jenis pekerjaan
hingga menghasilkan nilai dari biaya yang
harus dikeluarkan dalam suatu konstruksi,
proses penaksiran ini dibuat sebelum
dimulainya pembangunan. Apabila
perhitungan biaya yang dilakukan dalam
masa pembangunan disebut dengan biaya
yang sebenarnya atau actual cost.
Yang dimaksud dengan Harga Satuan
Pekerjaan adalah, jumlah harga bahan dan
upah tenaga kerja berdasarkan
perhitungan analisis. Analisis ini
digunakan sebagai suatu dasar untuk
menyususn perhitungan Harga Perkiraan
Sendiri (HPS) atau Ownerβs Estimate
(OE) dan Harga Perkiraan Perencana
(HPP) atau Engineeringβs Estimate (EE)
yang dituangkan sebagai kumpulan harga
satuan pekerjaan seluruh mata
pembayaran. Analisis harga satuan dapat
diproses secara manual atau menggunakan
perangkat lunak
(Peraturan Menteri,
2016).
Siklus kerja dalam pemindahan material
merupakan suatu kegiatan yang dilakukan
berulang. Pekerjaan utama di dalam
kegiatan tersebut adalah menggali,
memuat, memindahkan, membongkar
muatan dan kembali ke kegiatan awal.
Semua kegiatan tersebut dapat dilakukan
oleh satu alat atau beberapa alat. Waktu
yang diperlukan dalam siklus kegiatan di
atas disebut waktu siklus atau cycle time
(CT) (Rostiyanti, 2008).
CT = LT + HT + DT + RT + ST
Produktivitas adalah perbandingan antara
hasil yang dicapai (output) dengan seluruh
sumber daya yang digunakan (input).
Produktivitas alat tergantung pada
kapasitas dan waktu siklus alat. Umumnya
waktu siklus alat ditetapkan dalam menit
sedangkan produktivitas alat dihitung
dalam produksi/jam sehingga perlu ada
perubahan dari menit ke jam. Jika faktor
efisiensi alat dimasukkan maka rumus di
atas menjadi:
πππππ’ππ‘ππ£ππ‘ππ = πππππ ππ‘ππ π₯ 60
πΆπ π₯ ππππ ππππ π
METODE PENELITIAN
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian
Objek penelitian dari proyek akhir ini
adalah menganalisis nilai atau besaran
koefisien pekerjaan dalam kondisi aktual
pada pekerjaan beton bertulang, yaitu plat
lantai serta balok pada proyek
pembangunan apartement, dengan
membandingkan nilai koefisien tersebut
terhadap nilai acuan yang berlaku dalam
PUPR 2016.
Mulai
Pendahuluan
Tinjauan Pustaka (Study
Literature)
Pengumpulan Data
Data Primer
1. Durasi Pekerjaan Bekisting
2. Durasi Pekerjaan Pembesian
3. Durasi Pekerjaan Pengecoran
4. Waktu Siklus Alat Berat
Data Sekunder
1. Bill of Quantity
2. Shop Drawing
3. Kapasitas Produksi Alat
4. Daftar Harga Bahan dan Upah
Kesimpulan
Selesai
Analisis dan Pembahasan
1. Penjabaran item pekerjaan (durasi
dan produktivitas)
2. Pembuatan Harga Satuan Pekerjaan
3. Penyusunan Rencana Anggaran
Biaya Pelaksanaan
Seminar Nasional Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta, 2019
Seminar Nasional Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta, 2019
423
Penelitian proyek akhir ini mengambil
data dari Proyek The Newton 1 β Ciputra
World 2 Phase 3 yang berlokasi di Jl.
Karet Sawah No. 212, Kuningan, Jakarta
Selatan. Pengambilan data Analisa
dilakukan berfokus pada Area
Condominium Lantai 19.
HASIL DAN PEMBAHASAN Pekerjaan Bekisting
Berikut merupakan analisa pekerjaan
bekisting plat lantai dan balok:
a. Bekisting Plat Lantai
Volume: 443,700 m2
1. Perhitungan Durasi:
Kapasitas Produksi (Qt) dapat dilihat
pada Tabel 1.
Menyetel Bekisting: 0,042 Jam/m2
Memasang Bekisting: 0,046 Jam/m2
Membuka dan Membersihkan
Bekisting: 0,049 Jam/m2
Tabel 5.1 Durasi Pekerjaan Bekisting tiap 10m2
Durasi Pekerjaan
Durasi Pekerjaan =
ππππ’ππ10 π2 π₯ ππ‘
π½ππ πΎππππ π₯ πΊπππ’π πππππππ
Menyetel Bekisting : 0,470 hari
Memasang Bekisting : 0,506 hari
Membuka dan Membersihkan Bekisting:
0,549 hari
Total Durasi Pekerjaan: 1,525 hari β 2
hari
2. Produktivitas
Produktivitas Pekerjaan = ππππ’ππ
πππ‘ππ π·π’πππ πβ
πΊπππ’π πππππππ
= 443,700 π2
2 βπππβ
5 ππππ’π = 44,370 m
2/hari
Koefisien Tenaga
Koef Tenaga Kerja = π½π’πππβ ππππππ πΎππππ
πππππ’ππ‘ππ£ππ‘ππ πππππππππ
Pekerja : 0,113 OH
Tukang : 0,225 OH
Kepala Tukang: 0,023 OH
Mandor : 0,023 OH
Koefisien Bahan
a) Paku
Koef Paku = π½π’πππβ ππππ’ πππππ 1 π2
π½π’πππβ ππππ’ πππππ 1 ππ
= 40 ππ’πβ
200 ππ’πβ/ππ= 0,200 ππ
b) Minyak Bekisting
Koef Minyak = πΎπππ’π‘π’βππ ππππ¦ππ 1 ππππ‘ππ
ππππ’ππ π΅ππππ π‘πππ
= 8 π
443,700 π2 = 0,018 π
c) Polyfilm
Koef πππ¦π€πππ = 1 π2
πΏπ’ππ ππππ¦ππππ
= 1 π2
2,98 1 π2/ππππππ= 0,336 ππππππ
d) Perancah
Rizky Nur Biyanto, Sidiq Wacono, Biaya Pekerjaan Beton β¦
Seminar Nasional Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta, 2019
424
Koef πΏπππππ
= π½π’πππβ πππ‘π β πππ‘π
πΏπ’ππ πππππ π‘πππ/π ππ‘ π₯ ππ’πππβ πππππ π‘πππ
=8 ππ’πβ
7,8 π2/π ππ‘ π₯ 36 π ππ‘= 0,028 ππ’πβ
Ledger : 0,018 buah
Standard : 0,009 buah
Proping : 0,005 buah
Inner Pipe : 0,009 buah
Outer Pipe : 0,009 buah
U-Head : 0,009 buah
Jack Base : 0,009 buah
Klem : 0,009 buah
Hollow 45 x 75: 0,022 buah
Hollow 50 x 100: 0,005 buah
Koefisien Alat
a) Tower Crane
Penggunaan alat berat Tower Crane
membutuhkan waktu siklus sebesar 6,52
menit dengan mengangkat bahan/material
pada pekerjaan bekisting ke lokasi
pekerjaan, diketahui pula memiliki
efisiensi alat sebesar 0,81. Sehingga:
Kapasitas produksi = πΏ. πππππ π‘πππ π₯ πππππ‘ π‘π/π2
= 7,5 π2 π₯ 65 ππ/π2 = 488,822 ππ
Qt ππΆ = πΎππππ ππ‘ππ π₯ 60 π₯ ππππ ππππ π
πΆπ
= 488,822 ππ π₯ 60 π₯ 0,81
6,52 πππππ‘= 3.646,19 ππ/πππ
Koef ππΆ = 1
3.646,19 ππ/πππ= 0,0003 π ππ€π β πππ
b. Bekisting Balok
Cara pengerjaannya sama seperti bekisting
plat lantai, yang membedakannya hanya
pada volumenya saja, yaitu 312,750 m2
Pekerjaan Pembesian
Berikut merupakan analisa pekerjaan
pembesian plat lantai dan balok, dengan
jam kerja selama 8 jam/hari serta tenaga
kerja pada pekerjaan ini ialah 6 orang
pekerja, 12 orang tukang, 1 orang kepala
tukang dan 1 orang mandor:
Tabel 5.6 Harga Satuan 1 m2 Bekisting
Balok
Tabel 5.4 Harga Satuan 1 m2 Bekisting Plat
Seminar Nasional Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta, 2019
425
Tabel 5.9 Durasi Pemotongan Batang Tulangan
Koefisien Bahan
a) Besi Beton
Dalam pengerjaannya, 10 kg
pembesian terdapat 10 kg besi.
Sehingga:
Koef Besi Beton = 10 ππ
b) Kawat Bendrat
Penggunaan kawat bendrat dalam 1
lantai seberat 480 kg untuk
pekerjaan kolom serta plat lantai,
sedangkan untuk pekerjaan plat
lantai dan balok membutuhkan
kawat bendrat sebesar 240 kg.
Sehingga:
Koef Bendrat
= πΎπππ’π‘π’βππ πππ€ππ‘ 1 ππππ‘ππ
ππππ’ππ π΅ππ π πππππ 10 ππ
= 240 ππ
2.664,761 ππ = 0,090 ππ
Koefisien Alat
Tabel 5.12 Durasi Pembuatan Bengkokan
dan Kaitan
Tabel 5.13 Durasi Pemasangan Batang Tulangan
Rizky Nur Biyanto, Sidiq Wacono, Biaya Pekerjaan Beton β¦
Seminar Nasional Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta, 2019
426
a) Tower Crane
Penggunaan alat berat Tower
Crane membutuhkan waktu siklus
sebesar 6,52 menit (Tabel 4.13)
dengan mengangkat besi ulir pada
pekerjaan pembesian ke lokasi
pekerjaan dengan:
Kapasitas produksi tul. Balok:
= vol. tulangan balok/jumlah balok
= 16.230,95 kg/62 balok
= 231,789 kg/balok
Kapasitas produksi tul. Plat:
= vol. tulangan plat/jumlah plat
= 10.729,16 kg/31 plat
= 346,102 kg/plat
Kapasitas produksi: 231,789 kg +
346,102 kg = 577,891 kg
Diketahui pula memiliki efisiensi
alat sebesar 0,81, sehingga:
Qt = πΎππππ ππ‘ππ π₯ 60
πΆπ π₯ πΈπππ ππππ π
=577,891 ππ π₯ 60 π₯ 0,81
6,52 πππππ‘
= 4.310,568 ππ/πππ
Koef ππΆ =π½π’πππβ ππΆ
ππ‘ ππΆ
= 1
4.310,568 ππ/πππ = 0,0002 π ππ€π β πππ
b) Bar Cutter
Qt π΅πΆ
= π΅ππππ‘ π πππππππ πππ ππππππππ‘ π₯ πΈπππ ππππ π
(π·π’πππ π πππππ‘πππ π₯ π½π’πππβ π‘π’π. π πππππππ ππππππππ‘)
= 2.919,354 ππ π₯ 0,81
(0,003 πππ/ππ‘π π₯ 2151 ππ‘π)
= 100,107 ππ/πππ = 800,854 ππ/βπππ
Koef π΅ππ πΆπ’π‘π‘ππ =π½π’πππβ π΅ππ πΆπ’π‘π‘ππ
ππ‘ π΅ππ πΆπ’π‘π‘ππ
=1
800,854 ππ/βπππ= 0,0012 π ππ€π β βπππ
c) Bar Bender
Durasi Bengkokan
= π½π’πππβ πππππππππ π₯ π€πππ‘π’ πππππππππ πππ ππ‘π
= 8117 πππππππππ π₯ 0,0051 πππ/ππ‘π
= 41,53 πππ
Durasi Kaitan
= π½π’πππβ ππππ‘ππ π₯ π€πππ‘π’ ππππ‘ππ πππ ππ‘π
= 6906 ππππ‘ππ π₯ 0,0065πππ
ππ‘π
= 45,18 πππ
Qt π΅ππ π΅πππππ
= π΅ππππ‘ π πππππππ πππ ππππππππ‘ π₯ πΈπππ ππππ π
(π·π’πππ π π΅ππππππππ + π·π’πππ π πΎπππ‘ππ)
= 2.919,354 ππ π₯ 0,81
(41,53 πππ + 45,18 πππ)
= 53,765 ππ/πππ = 430,121 ππ/βπππ
Koef π΅ππ π΅πππππ =π½π’πππβ π΅ππ π΅πππππ
ππ‘ π΅ππ π΅πππππ
=1
430,121 ππ/βπππ= 0,0023 π ππ€π β βπππ
Tabel 5.22 Harga Satuan 10 kg Besi Polos/Ulir
Seminar Nasional Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta, 2019
427
Pekerjaan Pengecoran
Berikut merupakan analisa pekerjaan
pengecoran plat lantai dan balok, dengan
tenaga kerja pada pekerjaan ini ialah 5
orang pekerja, 10 orang tukang, 1 orang
kepala tukang dan 1 orang mandor:
Tabel 5.23 Waktu Siklus Concrete Pump tiap 6m3
Berikut merupakan analisa koefisien
pekerjaan pengecoran:
a. Volume: 192,151 m3
b. Perhitungan Durasi
1. Kapasitas Produksi (Qt)
Pada tabel di atas dapat dilihat
bahwa durasi rata-rata waktu siklus
tiap 6 m3
adalah 15,59 menit,
sehingga waktu siklus per
menitnya adalah 2,60 menit.
Qt = πΎππππ ππ‘ππ π₯ 60
πΆπ π₯ πΈπππ ππππ π
=6 π3π₯ 60 π₯ 0,81
2,60 πππππ‘ = 112,17 π3/πππ
2. Durasi Pekerjaan
Durasi pekerjaan adalah total
volume dibagi kapasitas perhari,
kemudian jumlah tenaga kerja yang
ada pada pekerjaan pengecoran
terdapat 2 group, 1 orang mandor
dan 1 orang kepala tukang, 10
orang tukang dan 5 orang pekerja
secara keseluruhan
Durasi Pengecoran = ππππ’ππ
ππ‘ π₯ πΊπππ’π πππππππ
Durasi Pengecoran = 192,151 π3
112,17 π3/πππ π₯ 2 ππππ’π=
0,86 βπππ β 1 hari
Sesuai dengan perhitungan durasi
pengecoran yang dilaksanakan, dapat
diketahui durasi tersebut selama 0,86
hari atau dapat dikonversikan
menjadi 6,85 jam untuk 1 lantai yang
terbagi menjadi dua zona, sehingga
tiap zona membutuhkan waktu
selama 3,43 jam untuk proses
pekerjaan pengecoran.
3. Produktivitas
Produktivitas Pekerjaan
=
ππππ’πππππ‘ππ π·π’πππ π πππππππππβ
πΊπππ’π πππππππ
= 192,151 π3
1 βπππβ
2 ππππ’π = 96,075 π3/βπππ
4. Koefisien Tenaga Kerja
Koef Tenaga Kerja = π½π’πππβ ππππππ πΎππππ
πππππ’ππ‘ππ£ππ‘ππ πππππππππ
Sehingga didapatkanlah nilai seperti
di bawah ini:
Pekerja : 0,052 OH
Tukang : 0,104 OH
Kepala Tukang : 0,010 OH
Mandor : 0,010 OH
Koefisien Bahan
a) Beton Ready Mixed Fcβ 35 MPa
Rizky Nur Biyanto, Sidiq Wacono, Biaya Pekerjaan Beton β¦
Seminar Nasional Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta, 2019
428
BekistingPlat
BekistingBalok
Pembesian Pengecoran
PUPR 470,090 352,840 149,970 1,785,825
AKTUAL 154,005 205,912 221,214 1,087,789
0200,000400,000600,000800,000
1,000,0001,200,0001,400,0001,600,0001,800,0002,000,000
PUPR AKTUAL
Volume truck mixer pada
pengecoran adalah 6 m3,
sehingga;
Jumlah truck mixer = Volume
Beton/Volume beton truck
mixer
= 192,151 m3 / 6 m
3 = 32,02
truck mixer β 33 truck mixer
Volume order Beton = 33 truck
mixer x 6 m3
= 198 m3
Selisih Beton = 198 m3
β
192,151 m3 = 5,849 m
3
Efisiensi Beton tiap tm = 5,849
m3/33 tm = 0,178 m
3/tm
Jumlah Total Volume Beton = 6
m3+ 0,178 m
3 = 6,178
m
3
Efisiensi Beton tiap m3
= 6,178
m3/6,178
m
3 = 1,030 m
3
Koef Beton = 1,030
Koefisien Alat
a) Concrete Pump
Koef Concrete Pump = π½π’πππβ πΆπ
πππππ’ππ‘ππππ‘ππ
=1
96,076 π3/βπππ= 0,010 π ππ€π β βπππ
Tabel 5.25 Harga Satuan Pekerjaan 1 m3 Beton
Analisis Koefisien dan Harga Satuan
Pekerjaan
Gambar 5.2 merupakan diagram batang
yang menunjukkan besarnya biaya satuan
pekerjaan yang diperoleh melalui perkalian
koefisien dengan harga satuan tenaga
kerja, bahan ataupun alat yang dapat
dilihat pada Tabel 5.4, Tabel 5.6, Tabel
5.22 dan Tabel 5.25.
Gambar 5.2 Perbandingan Harga Satuan Pekerjaan
Setelah mendapat koefisien tenaga kerja
dari ketiga jenis pekerjaan, didapatkan
selisih perbandingan antara koefisien
aktual dengan koefisien PUPR yang dapat
dilihat pada Tabel 5.27 di bawah ini.
Tabel 5.27 Presentase Selisih Koefisien Tenaga
Kerja
Tenaga
Kerja
Bekisting Pembesian Pengecoran
Rata-
rata Plat Balok
Pekerja 82,88% 75,75% 57,14% 94,8% 77,64%
Tukang 31,81% 3,03% 15,71% 58,4% 27,23%
Kep.
Tukang 30,30% 3,03% 28,57% 60,00% 30,08%
Mandor 30,30% 3,03% -25,00% 93,00% 24,58%
Rencana Anggaran Biaya Pekerjaan
Setelah mengetahui besarnya harga satuan
pekerjaan yang terdapat pada Gambar 5.2,
dapat dicari pula nilai biaya pekerjaan
Seminar Nasional Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta, 2019
429
pada lantai 19 area condominium ini
dengan cara mengalikan harga satuan
pekerjaan pada tiap jenis pekerjaan dengan
volum pekerjaan. Sehingga didapatkan
nilai anggaran biaya yang dapat dilihat
pada Tabel 5.28 dan Tabel 5.29, jika biaya
pada kondisi aktual untuk pekerjaan
struktur lantai 19 area condominium
dibutuhkan biaya sebesar Rp
6.174.156.082,- sedangkan anggaran pada
PUPR sebesar Rp 4.616.096.741,-.
Tabel 5.28 RAB Lt. 19 Berdasarkan PUPR
Tabel 5.29 RAB Lt. 19 Berdasarkan Kondisi
Aktual
KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis perhitungan
yang telah diuraikan sebelumnya, maka
dapat disimpulkan bahwa, koefisien
pekerjaan antara PUPR dan kondisi aktual
dalam analisis sebelumnya
memperlihatkan jika koefisien rata-rata
pada kondisi aktual lebih rendah
dibandingkan dengan koefisien pada
PUPR, yaitu: 77,64% pada pekerja;
27,23% pada tukang; 30,08% pada kepala
tukang; dan 24,58% pada mandor.
Sedangkan, rencana anggaran biaya pada
pekerjaan struktur beton bertulang plat
lantai dan balok pada Lantai 19 Area
Condominium memiliki biaya aktual yang
lebih besar untuk dikeluarkan
dibandingkan dengan PUPR, dengan
selisih biaya pekerjaan sebesar 25,24%,
biaya
DAFTAR PUSTAKA
[1] Arsoni, A. 2010. Balok dan Pelat
Beton Bertulang. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
[2] Asiyanto. 2010. Formwork for
Concrete. Jakarta: Penerbit:
Universitas Indonesia (UI-Press).
[3] Ibrahim, H. Bachtiar. 2003. Rencana
dan Estimate Real of Cost. Jakarta:
PT. Bumi Aksara
[4] Peraturan Pemerintah. 2016. Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor:
28/PRT/M/2016 Tentang Analisis
Harga Satuan Pekerjaan Umum.
Jakarta: Sekretariat Negara.
[5] Peurifoy, R. L., & Oberlender, G. D.
2004. Estimating Construction Costs
(5th Edition). New York: McGraw-
Hill.
[6] Rostiyanti, S. F. 2008. Alat Berat
untuk Proyek Konstruksi. Jakarta:
Rineka Cipta.
[7] Sastraatmadja, S. 1994. Analisa
Anggaran Biaya Pelaksanaan.
Jakarta:
[8] Nova.
Rizky Nur Biyanto, Sidiq Wacono, Biaya Pekerjaan Beton β¦