Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BERITA BIOLOGI 3 (2) Oktober 1985 37
TANAMAN BERPERAWAKAN SEDANG DAN TINGGI DI PEKARANGANTELUKNAGA, CJTEUREUP DAN PACET
S. ATMOWIDJOJO & Z. FACHRUROZI
Pusat Penelitian Botani, LBN-LIPI, Bogor
ABSTRACT
S. ATMOWIDJOJO & Z. FACHRUROZI. 1985.Plants with medium and tall statures in the kitchengardens in Teluknaga, Citeureup and Pacet. BeritaBiologi 3(2): 37 - 48. Analyses on plants of kit-chen gardens showed the presence of 25 species ofmiddle-stratum and 23 species of higher stratumin three studied localities. For the middle-stratum,only 28% were found in common, while the higherstratum 21.73%. Bananas were the most commonmiddle-stratum found in 3 localities, coconut andmango tiees were the most common in Teluknaga,and rarnbutans in Citeureup. Fertilizers were usedonly at the most 25%, but for clove and citrus treesin Citeureup and Pacet by more than 50% growers.Most of the fertilizer used was manure, but forhigher stratum plants in Teluknaga synthetic ferti-lizers were used more. Pest management was notcommonly practiced. If done, synthetic insecticideswere generally used.
PENDAHULUAN
Inventarisasi secara kuantitatif dilakukan terha-dap kandungan tanaman dalam pekarangan di tigalokasi penelitian, yaitu Teluknaga, Citeureup danPacet. Pemilihan tiga lokasi yang berbeda ini dimak-sudkan untuk mencari keterangan dari tiga macamlingkungan yang berbeda. Pengumpulan data yangdilakukan pada berbagai lingkungan pekarangan inidimaksudkan pula untuk menyusun landasan bagipeningkatan produktivitas pekarangan yang ter-dapat di berbagai bentuk lingkungan.
Pemilihan kelompok tanaman berperawakansedang dan tinggi itu merupakan usahamemperinci-keterangan yang diungkapkan secara umum dalamrangkaian pengungkapan hasil penelitian terhadapfekarangan di tiga lokasi tersebut (Sastrapradjadkk. 1985). Secara terperinci, data mengenai tanam-
an berperawakan rendah dan membelit di lokasipenelitian yang sama juga dikemukakan (Sutarnodkk. 1985). Oleh karena itu, tulisan ini merupakanpelengkap untuk mencakup semua bentuk perawak-an tanaman.
Pembahasan dalam uraian ini dipusatkan padakeanekaragaman serta kekhasan di masing-masinglokasi. Maksudnya adalah untuk mengidentifikasijenis-jenis mana yang mempunyai peluang untukdikembangkan. Penentuari "ini juga didasarkan segi-segi produktivitas komoditi dilihat dari umur danmasa berproduksi. Selain itu, untuk benar-benardapat mengelola jenis-jenis yang diusahakan di pe-karangan, masalah perbanyakan tanaman dan pem-bibitannya serta pemeliharaan dan perlindungannyajuga diperhatikan. Dari keterangan tersebut diharapkah dapat disusun suatu langkah untuk merumus-'kan peningkatan produktivitas pekarangan dari segi •pengembangan tanaman berperawakan sedang dantinggi.
BAHAN DAN CARA
Pengumpulan data dilakukan dengan mengamatilangsung keadaan pekarangan dan mewawancaraikepala keiuarga pemilik pekarangan yang terpilihsebagai responden. Kegiatan ini dilakukan pada masadari ApriJ sampai Juni 1980.
Untuk menentukan perawakan tanaman, diguna-kan ukuran tinggi. Tanaman disebut sedang bilaimencapai ketinggian antara 3 dan 15 m. Lebih dari15 m, tanaman disebut berperawakan tinggi. Batas-batas ukuran tinggi ini didasarkan segi praktis.
BASIL DAN PEMBAHASAN
Secara menyeluruh masing-masing lokasi mem-punyai ciri tersendifi berdasarkan jumlah dan marcam jenis tanaman yang terdapat dalam konstansi
38 BERITA BIOLOGI 3 (2) Oktober 1985
10% atau lebih besar. Citeureup memiliki jumlahterbanyak, yaitu 33 jenis, diikuti Teluknaga, 28jenis, dan Pacet 21 jenis (Tabel 1 dan 2). Dalamjenis-jenis ini, yang umum terdapat (> 10%) di.ketiga lokasi adalah 12 jenis dari jumlah seluruhnya48 jenis atau 25%. Yang terdapat bersama-samasecara umum di Teluknaga dan Citeureup adalah 3jenis, di Citeureup dan Pacet 7 jenis, sedangkan diTeluknaga dan Pacet tidak ada.
Apabila tanaman yang berperawakan sedang dantinggi dipisahkan. akan diperoleh gambaran yangagak berbeda. Perbedaan ini terlihat terutama padajumlah jenis bersarna, baik di ketiga lokasi maupundi masing-masing lokasi.
Tanaman berperawakan sedang
Jumlah jenis dengan konstansi J> 10% adalah 25.Yang terdapat bersama di ketiga lokasi adalah 7(28%). Kebanyakan adalah buah-buahan (68%),sisanya adalah penghasil bahan industri (16%), kayubakar (8%) dan bumbu (8%). Di masing-masinglokasi jumlah jenis tidak jauh berbeda, yaitu 16 diTeluknaga, 15 di Citeureup dan 14 di Pacet.
Konstansi ketujuh jenis yang bersama-sama ter-dapat di tiga lokasi menunjukkan urut-urutan yanghampir sama di ketiga lokasi, tetapi secara relatifdibandingkan dengan urutan di tempat-tempat lain,sirsak di Teluknaga dan pepaya di Pacet terlihatlebih menonjol (Tabel 1). Pisang merupakan satu-satunya jenis yang konstansinya paling menonjoldi ketiga lokasi, tetapi persentasenya tidak seragam.
Hanya satu jenis yang terdapat bersama-sama diTeluknaga dan Citeureup, yaitu jambu bol. Yangterdapat bersama-sama di Citeureup dan Pacet lebihbanyak, yaitu 5 jenis. Walaupun demikian, tarafkonstansinya tidak sama di kedua lokasi. Cengkeh,kopi dan petai lebih umum di Citeureup, sedang-kan jeruk keprok dari avokad lebih umum di Pacet.
Jenis-jenis yang tersebar dengan konstansi ^10% hanya di satu lokasi, terbanyak di Teluknaga,yaitu 8 jenis. Walaupun demikian, yang menonjolhanya pisang batu dan bel'mbing. Pisang batu ter-nyata merupakan jenis yang paling luas penyebar-annya di Teluknaga. Jenis ini merupakan sumberpendapatan karena daunnya.
Cara perbanyalcan dan asal bibit untuk memper-tahankan adanya jenis-jenis tanaman tersebut ber-macam-macam, yaitu dengan anakan, biji/semai,cangkok, setek dan tempelan. Perbanyakan umurn-nya dilakukan dengan biji atau semai (72%). Bebe-
rapa jenis, yaitu pisang, pisang batu dan pandantikar diperbanyak dengan anakan. Waru diperba-nyak hanya dengan setek, karena cara ini lebihcepat. Delima dan jeruk manis diperbanyak dengancangkok. Jambu cincalo diperbanyak dengan cang-kok dan setek, sedangkan jeruk besar dengan cang-kok, di samping dengan biji. Jeruk keprok selaindengan cangkok, dilakukan pula dengan tempelan.
Asal bibit juga bermacam-macam untuk keba-nyakan jenis tanaman yang terdapat di ketiga lokasi.Beberapa jenis hanya diperoleh dari penjualanswasta, yaitu pepaya, avokad, jambu mete, serikayadan delima, sedangkan yang hanya ditumbuhkansendiri adalah pandan tikar. Untuk jenis-jenis lain-nya adalah kombinasi beberapa sumber. Kombinasidua asal bibit pada umunmya terdapat pada 3 - 5jenis. Pisang, pisang batu. kopi dan waru diperolehdari tetangga dan ditanam sendiri, jambu cincalo,jeruk besar, jambu bol, belimbine dan ceremaididapat dari tetangga dan penjualan swasta, jambubatu, sirsak dan salak dibeli dari penjualan swastadan tumbuh sendiri, sedangkan lamtoro, pace danjengkol tumbuh sendiri dan ditanam sendiri. DariDinas Pertanian khusus tidak ada, tetapi dikombi-nasi dengan penjualan swasta atau tetangga terdapatpada cengkeh dan jeruk manis. Kombinasi yang ter-banyak adalah dari tiga sumber, yaitu dari tetangga,penjualan swasta dan Dinas Pertanian, menyangkutjeruk keprok dan petai. Dari kenyataan tersebut,penjualan swasta adalah penyedia bibit untuk palingbanyak jenis tanaman (64%), diikuti dari tetangga(48%) dan membibitkan sendiri (32%). Bibit yangtumbuh sendiri meliputi 24%, sedangkan dari DinasPertanian adalah yang paling kecil (16%).
Tingkat penggunaanpupuk berbeda untuk lokasiyang berbeda. Terdapat 5 jenis yang tidak dipupuksama sekali, yaitu pace, jambu mete, pandan tikar,serikaya dan waru. Semuanya terdapat di Teluknaga.Pemupukan ternadap kebanyakan jenis yang lainjuga tidak terlalu umum. Yang dilakukan oleh lebihdari setengah jumlah pemilik pekarangan adalahcengkeh dan jeruk keprok di Citeureup dan Pacetserta jeruk manis di Pacet. Yang pemupukannyahanya dilakukan oleh 10% pemilik pekarangan,terbanyak jenisnya di Citeureup, disusul oleh Teluk-naga dan Pacet. Nyatalah bahwa makin luas kon-stansi pemupukannya, makin sedikit jumlah jenis-nya. Hanya jenis-jenis yang menjadi sumber penda-patan adalah yang mendapat perhatian baik.
Di Teluknaga hanya 56,25% jumlah jenis tanam-an yang dipupuk, di Citeureup 93,33%, sedangkan
BERITA BIOLOGI 3 (2) Oktober 1985 39
Tabel 1. Daftar jenis berperawakan sedang : A. Konstansi > 10%, perbanyakannya dan asal bibit.
_. _. . Jenis
A. Perawakan sedang
1. Pisang2. Jambu cincalo3. Jambu batu4. Lamtoro ;5. Pepaya6. Jeruk besar7. Sirsak8. Jambu bol9. Cengkeh
10. Jeruk keprok11. Kopi12. Petai13. Avokad14. Pisang batu15. Belimbing16. Ceremai17. Pace18. Jambu mete19. Pandan tikar20. Sarikaya21. Waru22. Jengkol23. Salak24. Delima25. Jeruk manis
Jumlah jenis
Konstansi ( % )
Teluknaga
77,5058,3355,0057,5026,6713,3327,5010,17+
+
+
+
+
81,6727,5011,6711,6710,8310,8310,0010,00+
+
+
+
16
Citeureup
94,1743,3346,4743,3337,5030,0023,3323,3387,5010,8350,0042,5010,83+
+
+
+
+
+
+
+
25,0016,67
+
+
15
Pacet
85,0054,1748,3340,0059,1742,5032,50
+
30,0065,0022,5011,6739,17+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
17,5011,67
14
Perbanyakan
A
B,C,SB
B,S
B
B,C
B
B
B
C.TpB
B
B
A
B,C
B
B
B
A
B
S
B
B
C
C
Asalbibit
T,S
T,SwTs,SwS,TsSw
T,SwTs,SwT,SwSw,PT,Sw,PT,S
T,Sw,PSw
T,S
T,SwT,SwS,TsSw
B
Sw
T,S
S,TsTs,SwSw
T,P
Keterangan :
+ = K < 10% Perbanyakan
A = anakanB = biji/semaiC = cangkokS = setek
Tp = tempelan
Asal
T -S =
Sw =
Ts =P =
bibit
tetanggasendiriswastatumbuh sendiriDinas Pertanian
40 BERITA BIOLOGI 3 (2) Oktober 1985
Tabel 1. Daftar jenis berperawakan sedang : B. Penggunaan pupuk.
A. Perawakan sedang
1. Pisang
2. Jambu cincalo
3. Jambu batu
4. Lamtoro
5. Pepaya
6. Jeruk besar
7. Sirsak
8. Jambu bol
9. Cengkeh
10. Jeruk keprok
11. Kopi
12. Petai
13. Avokad
14. Pisang batu
15. Belimbing
16. Ceremai
17. Pace
18. Jambu mete
19. Pan dan tikat
20. Sarikaya
21. Waru
22. Jengkol
23. Salak
24. Delima
25. Jeruk manis
0
T+P
T+P
C
P
T
T
T
T
T
Tingkat
1-10
T+P
O P
C
C
T.C.P
C+P
T+P
T+C
C
cT
T
C
cp
Denggunaan pupuk (%)
11-25 .
C
T
T
P
C
T
26-50
P
> 5 0
C+P
C+P
P
Macam pupuk
T
la,2a
3a
2b
2b
2a,la
3b
lb
la,3a
la,3a
3b
C
lb
la, 3a
2a
lb
2b
lb
la, 3a
2b
la,3alb
lb,2alb
2b
lb
2b
P
lb,2a
lb
3b,la3b,lala,3a
3b,laib,3alb
lb
. M
.» . - ' • •
3b
la,3a
Keterangan :
1 = pupuk kandang
2 = kompos
3 = sintetis
Index a : perrentase pengguna 2 6 - 5 0
b : „ „ > 50
T = Teluknaga
C = Citeureup
P = Pacet z
i
BERITA BIOLOGI 3 (2) Oktober 1985 41
Tabel 1. Daftar jenis berperawakan sedang : C. Penanggulangan hama.
Jenis . • - •
A. Perawakan sedang
1. Pisang
2. Jambu cincalo
3. Jambu batu
4. Lamtoro
5. Pepaya
6. Jeruk besar
7. Sirsak
8. Jambu bol
9. Cengksh
10. Jeruk keprok
11. Kopi
12. Petai
13. Avokad
14. Pisang batu
15. Belimbing
16. Ceremai
17. Pace
18. Jambu mete
19. Pandan tikar
20. Sarikaya
21. Waru
22. .lengkol
23. Salak
24. Delima
25. Jeurk manis
0
T+P
T,C?P
T,C,P
T+C
T+C
T+C
T+C
C+P
C+P
C+P
T
T
T
T
T
1
T
C
C
3engendalian hama (%)
1-10
C
T,C,P
P
P
C
T
P
• 11-25
P
C+P
26-50
P
• >50
P
Cara pengendaliar
T
ho
c
T n 50
T n 26
'50
'50
hama
P
'50
'50
'50
X50
'50
'50
^ 0
'50
Keterangan :
I = insektisida
Tn - dengah alat tangan
Index 26 : persentase pengguna 26-50 %
50 : > 50 %
T = Teluknaga
C = Citeuteup
P = Paoet
42 BERITA BIOLOGI 3 (2) Oktober 1985
Tabel 2. Daftar jenis berpeiawakan tinggi : A. Konstansi > 10%, perbanyakannya dan asal bibit.
Jenis
B. Perawakan tinggi
1. Kelapa2. Nangka3. Mangga4. Rambutan5. Bacang6. Sukun7, Melinjo8. Durian9. Kweni
10. Kayu ambon11. Duwet12. Asam13. Kedondong14. Kapuk15. Duku16. Kemang17. Manggis18. Kecapi19. Menteng20. Kupa21. Gandaria22. Jeunjing23. Pala
Jumlah jenis
Teluknaga
87,5050,0080,0012,5015,0034.1714,17
+
+
27,5026,6724,1711,6710,00
+
+
+
+
+
+
+
+
+
12i
Konstansi (%)
Citeureup
54,1756,6738,3375,8347,5012,5026,6742,5020,00
+
+
+
+
+
44,1739,1735,8334,1720,8315,83Il,b710,8310,83
18
Pacet
30,8335,8340,8312,5024,17
+
+
10,0010,00
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
7
Perbanyakan
B
B
B
B
B
B
B,C
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
Asal
bibit
T,S,SwT,SwSw,TsT,Sw,TsT,Sw,TsT,S,TsT,P
Sw
T,Sw,Ts
S
Sw
T,TsT,SwT
Ts
T,TsSw,TsSw,TsTs
Ts
T,S
S,P
Sw
Keterangan :
+ = K < 10% Perbanyakan
B =S =C =
; biji= setek= cangkok
Asal
T =S =
Sw =Ts *P =
bibit
tetanggasendiriswastatumbuh sendiri
: Dinas Pertanian
BERITA BIOLOGI 3 (2) Oktober 1985 43
Tabel 2. Daftar jenis berperawakan tinggi : B. Penggunaan pupuk.
. J&fif,
B. Perawakan tinggi
1.2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
Kelapa
Nangka
Mangga
Rambutan
Bacang
Sukun.
Melinjo
Durian
Kweni
Kayu ambon
Duwet
Asam
Kudondong
Kapuk
Duku
Kcinang
Manggis
Kecapi
Menteng
Kupa
Gandaria
Jeunjing
Pala
Jumlah jenis
0
C+P
C
T
T
P
C+P
T
T
T
T
C
C
C
C
fingkat penggunaan pupuk (%)
1-10
T+P
T,C,P
T
T,C,P
P
C
C
C
T
C
C
C
C
11-25
C
T
26-50 . > 5 0
C
T
3b3b
3b
3b
3b
lb
Macam pupuk
C ,
2b.lalb
lb
lb
2b
lb
lb
lb
2b
lb
lb
P
3blb
3b
!b
Keterangan :
1 = pupuk kandang
2 = kumpos
3 = sintetis
inueks a ; persentase pengguna 26 - 50%
b : „ > 50%
T = Teluknaga
C = Citeureup
P = Pacet
44 BERITA BIOLOGI 3 (2) Oktober 1985
Tabel 2. Daftar jenis berperaWakan tinggi : C. Penanggulangan hama.
Jeais
B. Permmkan tinggi
1. Kelapa2. Nangka3. . Mangga4. Rambutan5. Bacang6. Sukun7. Melinjo8, Dorian9. Kweni
10. Kayu ambon11. Dawet12. Asam13. Kedondong14. Kapuk15. Duku16. Kemang17. Manggis18. Kecapi19. Menteng20 Kupa21. Gandaria22. Jeunjing23. Pala
Pengendalian hama (%)
0
T,C,PC,P
C
T+P
C+P
C+PT+C
C+P
C+P
TTT
T
T
C
C
C
C
C
C
C
C
C
1-10
TT+P
C
T
11-25 . 26-50 . > 5 0
Caia pengendalian hama
T
'50
'50
!50
C
J50
P
'50
Keterangan :
I = insektisidaTtt = dengan alat tanganindeks 26 = persentase pengguna 26 - 50%Indeks 5 0 = „ „ > 50%T i = TeluknagaC = CiteureupP = Pacet
BERITA BIOLOGI 3 (2) October 1985 45
di Pacet 78,57%. Ada 3 macam pupuk dan kombi-nasinya yang dipakai, yaitu pupuk kandang, kom-pos dan pupuk sintetis. Kombinasi pupuk dapat 2atau 3 macam sekaligus. Pupuk tunggal yang diguna-kan untuk paling banyak jenis adalah pupuk kan-dang di Citeureup, sedangkan kombinasi yang ter-banyak adalah pupuk kandang dengan pupuk sinte-tis. Secara keseluruhan pupuk yang paling banyakdipakai adalah pupuk kandang di Citeuieup danPacet, disusul oleh pupuk sintetis di Pacet.
Mengenai pengendalian hama, angkanya menun-jukkan kerendahan perhatian. Di Teluknaga hanyajambu cincalo dan belimbing yang diperhatikanhamanya. Itu pun hanya oleh 1 — 10% jumlah pe-nulik tanaman yang bersangkutan. Di Citeureuppun demikian keadaannya. Hanya pisang, jambucincalo dan jeruk keprok untuk 1-10% pemilikserta cengkeh untuk 11 - 25% pemilik yang mem-perhatikan hamanya. Di Pacet, 1 — 10% memper-hatikan hama jambu cincalo, pepaya, sirsak dandelima, 11 - 25% jeruk besar dan cengkeh, sertayang agak banyak adalah terhadap hama jerukmanis dan jeruk keprok.
Dalam pengendalian hama ini untuk hampir se-mua pemberantasan digunakan pestisida. Alat ta-ngan hanya digunakan untuk pisang dan jambucincalo di Citeureup. Pada umumnya pengendalianhama dilakukan oleh lebih dari setengah jumlah pe-milik tanaman.
Tingkat menghasilkan pada umumnya terdapatpada lebih dari % jumlah pemilik tanaman (Tabel 3).Hanya beberapa, yaitu avokad, jeruk keprok danjambu bol di Citeureup serta petai di Pacet masihjarang menghasilkan. Di Teluknaga, 9 jenis (56,25%)menghasilkan pada lebih dari 50% pemilikan, diCiterueup 6 jenis (40,00%) dan di Pacet 8 jenis(57,14%). Sisanya menghasilkan pada 26 — 50% pe-milikan. Yang mencapai lebih dari 50% pemilikanuntuk ketiga lokasi adalah pisang dan lamtoro.
Umur mulai menghasilkan tidak seragam disemua lokasi biarpun untuk jenis yang sama. Lam-toro dan pepaya di ketiga lokasi menghasilkan padaumur kurang dari 1 tahun, sedangkan jenis-jenislainnya pada umumnya lebih dari 3 tahun, Jerukbesar dan petai di Citeureup baru pada umur 8tahun atau lebih. Jambu batu baru pada umur 3-4tahun dapat menghasilkan, tetapi sama untuk ketigalokasi. Jambu cincalc lebih cepat di Teluknaga dari-pada di tempat-tempat lainnya. Sirsak dan jerukbesar iebih lambat di Citeureup daripada di dualokasi lainnya.
Tanaman muda di ketiga lokasi akan mulai meng-hasilkan dalam waktu 4 tahun atau kurang. .Lam-toro dan pepaya hampir menghasilkan di ketigalokasi. Jambu cincalo dan jambu batu akan meng-hasilkan lebih dulu di Teluknaga daripada di Citeu-reup dan Pacet. Untuk jeruk besar, Citeureup danPacet akan menghasilkan lebih dulu. Secara menye-luruh tanaman muda di Pacet adalah yang palinglebih dulu akan menghasilkan, disusul oleh Teluk-naga.
Masa berproduksi pada umumnya baru 6 tahunatau kurang untuk ketiga lokasi. Akan tetapi seri-kaya di Teluknaga, petai di Citeureup dan kopi diPacet telah beiproduksi sampai selama 10 tahun.Tidak ada satu jenispun yang sudah beiproduksimelebihi 10 tahun. - - - - .
Tanaman berperawakan tinggi
Keadaannya agak berbeda dengan tanaman yangberperawakan sedang. Jumlah jenis tanaman yangberkonstansi 10% berbeda-beda untuk tiap lokasi.Teluknaga mempunyai 12 jenis dengan 5 di antara-nya tidak umum di lokasi lain. Citeureup mempu-nyai jenis terbanyak, yaitu 18 jenis dengan 9 diantaranya tidak umum di tempat lain. Pacet hanyamempunyai 7 jenis dan tidak ada yang tidak umumdi tempat lain. Lima jenis terdapat agak umum diketiga lokasi.
Bila dilihat perinciannya, masing-masing lokasimempunyai jenis tersendiri yang paling umum ter-dapat. Di Teluknaga adalah kelapa diikuti mangga,di Citeureup rambutan, diikuti nangka dan kelapa,sedangkan di Pacet mangga yang menduduki sebar-an yang agak luas. Di Pacet, selain jenis-jenis buahpenyegar, jenis lain tidak umum ditemui.
Semua jenis di ketiga lokasi ini diperbanyakdengan biji atau semai, kecuali sukun yang dilaku-kan dengan stek. Melinjo juga diperbanyak dengancangkok. Asal bibil pada dasarnya sama dengan ta-naman berperawakan sedang. Hanya 5 jenis Q. 1,74%)yang ditumbuhkan sendiri, sedangkan dari DinasPertanian hanya dua jenis (8,69%). Kebanyakanadalah dari penjualan swasta, dari tetangga dantumbuh sendiri (masing-masing 52,17%).
Pemupukan tidak terlalu luas dilakukan. Dari 23jenis yang terdapat di ketiga lokasi, 9 (39,13%) tidakpernah dipupuk. Jika diperinci menurut lokasi, diTeluknaga terdapat 50% yang dipupuk, di Citeureup61,11% dan di Pacet 57,14%. Walaupun demikian,pemupukannya tidak terlalu umum. Pemupukan
Tabel 3. Keadaan tingkat dari umur menghasilkan serta masa berproduksi tanaman berperawakan sedang.
Jenis
1. Pisang2. Jambu cincalo3. Jambu batu4. Lamtoro
5. Pepaya6. Jeruk besar7. Siisak
8. Jambu bol9. Cengkch
10. Jeruk keptok
11. ..Kopi12. Petai
13. Avokad14. Pisang batuIS. Belimbing] 6. Ceremai17. Pace
18. Jambu mete19. Pandan tikar
20. Sarikaya21. Waru
22. Jengkol23. Salak24. Delima25. Jeruk manis
Tingkat penghasil menurut% pemilikan
0
C
1-1Q
C
11-25'
c
p
26-50
TC
C
C
TCP
P
CP
p
T
TT
T
T
C
P
> 5 0
TCP
P
TP
TCP
TP
TC
T
P
CP
C
T
T
T
C
P
Umur mulai menghasilkan(tahun)
< 1
*
TCP
TCP
**
**
1-2
T
P
3 - 4
T
TCP
TP
CP
CP
T
C
p
5 - 7
CP
TP
C
TC
CP
P
P
T
T
T
C
8-10
C
c
Masa tanaman mudaakan mulai mengha-silkan (tahun)
< 1
T
TCP
TCP
C
P
*
T
**
* +
P
1-2
T
CP
P
TP
P
CP
CP
C
T
T
C
C
P
3-4 .
CP
T
C
TC
C
C
P
T
T
5 - 6
Panjang masa telah berproduksi
. 1-3
*
C
TCP
TP
TCP
TCP
CP
P
*
T
**
r
P
tanaman dewasa(tahun)
4 - 6
TP
C
TCP
TC
C
P
T
T
T
C
F
7-10
P
C
T
11-15 16-20
Keterangan :
T = Teluknaga ,C = Citeureup ' jiP = Paeet* = tanaman semusim berumpun tahunan
** = tidak diperoleh data
wm2>20
to
o
label 4. Kcadaan tingkat dan umur mcngliasilkan scrla musu herproduksi tanumaii berperiiwukun tlnggl.
Jenis .
1. Kelapa2. Nangka3. Mangga
4. Rambutan
„ 5. Bacang
6. Sukun
7. Melinjo8. Durian9. Kweni
10. Kayu ambon11. Duwet
12. Asam13. Kedondong
14. Kapuk15. Duku16. Kemang17. Manggis18. Kecapi19. Menteng
2U. Kupa21. Gandaria22. jeunjing23. Pala
Tingkat penghasil menurut %pemilikan
0 . 1-10
7
11-25
T P
P
C
C
c
26-50
CP
CP
TCTCT
CP
TTTT
TC
CC
c
c
c
>50
T P
TCT
C
cp
c
< 1
;
Umui mulai menghasilkan(tahun)
. 1-2 .3-4
TC
•5-7
TCP
TCP
T PTC
T PTC
P
TTT
T
CC
C
.8-10 ,
C
PC
CCP
CC
c
cc
Hasil tanaman muda akanmulai menghasilk
< 1
CT "
T
1-2
TT
Q
P
TT
C
C
.3 -4
TCP
CPP
TC
T
CC
T
C
cccc
iii (taliun)
5-6
CP
CP
C
P
c
1-3
P
T PT P
C
*
C
Panjang masa telah berpro-duksi tanaman dewasa
4 - 6
T
CP
T
T
T
T
C
C
(taliun).7-10
P
TCT
CC
CC
CPCP
T
C
C
11-15
C
• i
o
c
16-20
T
Keterangan :
T = Teluknaga
C = CileureupP = Pacet* = tidak diperoleh data.
COm73
5cco
5
o"
48 BERITA BIOLOGI 3 (2) Oktober 1985
yang mencapai 25% jumlah pemilik tanaman adalahkelapa di Citeureup dan bacang di Teluknaga,sedangkan yang mencapai lebih dari 50% hanya paladi Citeureup. Macam pupuk yang dipakai terlihatmengelompok menurut lokasi. Di Teluknaga ham-pii semua menggunakan pupuk sintetis, di Pacetsekitar setengah, sedangkan di Citeureup pupuksintetis tidak digunakan. Pupuk kandang merupa-kan pupuk yang terbanyak digunakan di Citeureup.
Pengendalian hama boleh dikatakan sangat ren-dah. Di Teluknaga hanya dilakukan terhadap 3jenis, yaitu nangka, mangga dan bacang, di Citeureuphanya terhadap rambutan dan di Pacet hanya mang-ga. Cara yang digunakan adaiah dengan insektisida.
Tingkat menghasilkan pada umumnya lebih luasjika diperbandingkan dengan tanaman berperawakansedang (Tabel 4). Rambutan lebih luas menghasil-kan di Citeuieup daripada di kedua lokasi lainnya.Paling sedikit 11 - 25% pemilik tanaman rambutandi Teluknaga dan Pacet, bacang di Pacet serta kupadan jeunjing di Citeureup merasakan hasil tanaman-nya. Di Citeureup rambutan lebih luas lagi sampaimelebihi 50%, begitupun bacang di kedua lokasilainnya meskipun belum melebihi 50%. Di Teluk-naga, sukun dan melinjo mencapai 50%, sedangkankelapa, nangka, mangga, duwet, kedondong, asam,kapuk dan kayu ambon lebih dari 50%. Di Citeu-reup, jenis-jenis lainnya sebagian besar telah meng-hasilkan pada lebih dari 50% pemilikannya, sedang-kan di Pacet hanya kelapa dan durian yang dalamkeadaan demikian.
Pada umumnya tanaman berperawakan tinggimenghasilkan sesudah berumur 5 tahun atau lebih.Akan tetapi melinjo di Teluknaga dan Citeureuppada umur 3 - 4 tahun. Dari yang melebihi 5 tahun,mangga, bacang, kuweni, kemang, duku, manggis,durian, kupa dan gandaria di Citeureup serta ram-butan dan kuwenj di Pacet berbuah sesudah beru-mur 8 tahun atau lebih.
Tanaman muda di ketiga lokasi akan mulaimenghasilkan dalam waktu 6 taliun atau kurang.Melinjo dan kapuk di Teluknaga serta sukun diCiteureup hampir menghasilkan. Nangka, manggadan bacang akan menghasilkan lebih dulu di Teluk-naga daripada di Citeureup dan Pacet, sedangkanrambutan lebih dulu di Teluknaga dan Citeureupdaripada di Pacet. Secara menyeluruh tanaman mu-da di Teluknaga adalah yang paling dulu akan meng-hasilkan,, dan disusul oleh Citeureup,
Masa berproduksi pada umumnya baru berkisardari 4 sampai 10 tahun. Beberapa jenis baru 1 - 3tahun, yaitu nangka di Pacet, rambutan dan bacangdi Teluknaga dan Pacet, serta kecapi dan pala diCiteureup. Kelapa, duku dan manggis di Citeureuptelah menghasilkan sampai 15 tahun, sedangkanmelinjo di Teluknagn sampai 20 tahun.
KESIMPULAN i
Beberapa butir kesimpulan dapat ditarik sebagaiberikut :
1. Keanekaragaman dalam jumlah dan macamtanaman tidak sama untuk ketiga lokasi. Di masing-masing lokasi terdapat jenis-jenis menonjol yangtidak bertaraf sama di lokasi-lokasi lain. Adanyamasing-masing jenis yang menonjol ini ditentukanoleh keadaan lingkungan fisik lokasi dan nilai eko-nomi jenis tanaman. Apabila tanaman di pekarang-an akan dikembangkan, pilihannya sudah dapat di-tentukan. Ancer-ancer tentang daya dukung telahdiperoleh.
2. Perbanyakan tanaman masili belum men-dapat perhatian layak. Apabila mutu tanaman pe-karangan akan ditingkatkan, penyediaan bibit ung-gul yang Cocok untuk masing-masing lokasi merupa-kan langkah utama yang harus dipenuhi.
3. Pemilikan jenis dan keunggulannya harusdikaitkan dengan umur mulai berproduksi dan lama-nya berproduksi. Pada umumnya ketiga lokasi lelahmenunjukkan perhatian terhadap aspek ini. Datayang terungkap ini dapat dijadikan landasan untukpeningkatan efisiensi dan produktivitas pekarangan.
4. Pemeliharaan tanaman dari segi hama danpemupukan masih rendah, akan tetapi dasar penger-tian sudah ada. Penerangan yang terarah akan dapatdengan mudah meningkatkan perhatian pemilikpekarangan terhadap pemeliharaan tanamannya.
DAFTAR PUSTAKA
SASTRAPRADJA, D.S., IMELDA M. & ADISOE-MARTO, S. 1985. Komponen hayati yang seringenjumpai di pekarangan. Kasus Teluknaga, Ci-teureup dan Pacet. Berita Biologi2(3j: 25 -36 .
SUTARNO, H., RUMANTYO H. & SUPARDI-JONO, E.K. 1985. Tanaman berperawakan ren-dah dan membelit di pekarangan Teluknaga, Ci-teureup dan Pacet. Berita Biologi 2(3): 49 -54 .