belt gg

  • Upload
    melati

  • View
    187

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kjhi

Citation preview

  • 5/26/2018 belt gg

    1/28

    Perancangan

    PERANCANGAN BELT PADA MOTOR MIO

    Nama Kelompok :

    Febriyandi Ramadhany (03121405008)

    Robi Yanto (03121405054)

    Benny Adrian Nurmansyah (03121405058)

    KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

    UNIVERSITAS SRIWIJAYA

    FAKULTAS TEKNIK

    JURUSAN TEKNIK MESIN

    Palembang

    2014

  • 5/26/2018 belt gg

    2/28

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar BelakangPerkembangan teknologi pada zaman sekarang sangatlah pesat. Sehingga semakin

    banyaknya alat yang dibuat untuk mempermudah kehidupan dalam masyarakat. Selain itu

    komponen pada alat yang dibuat pun terus berkembang mengikuti kebutuhan dan efisiensi

    kerja alat.

    Sistem transmisi sepeda motor jenis matic atau otomatis berbeda dengan sepeda

    motor jenis manual, terutama pada sistem transmisi ataupun pada penggerak antara mesin

    dengan roda belakang. Pada sepeda motor jenis matic menggunakan penghubung berupa v-

    belt yang bertumpu pada pulley. Sistem pulley hampir sama dengan sproket pada sepeda

    motor manual yang berfungsi mereduksi putaran mesin ke putaran roda belakang.

    Pulley depan atau pulley primer pada sepeda motor jenis matic terdapat alat berupa roller

    yang merupakan pemberat yang mengatur besar kecilnya diameter pulley yang berhubungan

    dengan perbandingan reduksi putaran mesin. Tekanan roller ini membuat pulley menjadi

    mengembang, karena pulley depan yang berisi roller inipada transmisi manual sama

    fungsinya dengan sproket depan, dimana semakin besar sproket depan dan semakin kecil

    sproket belakang akan memperbesar perbandingan reduksi sehingga dapat menambah top

    speed jika dilihat dengan gaya setrifugal yang dihasilkan oleh putaran pulley.

    1.2 Rumusan Masalah1. Berapa besar tegangan yang terjadi pada v-belt saat kecepatan maksimun?2. Berapa jarak sumbu antar poros yang paling effisien untuk mentransmisikan daya?3. Berapa besar beban puntir yang dapat diterima oleh poros belakang?

    1.3 TujuanTujuan dari perancangan ini untuk mengetahui:

    1. Tegangan apa saja yang terjadi pada v-belt2. Memahami pengaruh panjang belt terhadap efisiensi transmisi daya.3.

    Mengetahui beban puntir maksimal yang dapat diterima poros belakang.

  • 5/26/2018 belt gg

    3/28

    2

    1.4 Manfaat PerancanganPenulis dapat berbagi cara perancangan belt yang baik dan benar. Serta dapat

    mengetahui hal-hal yang perlu dipertimbangkan atau diperhatikan dalam perancangan belt.

    1.5 Sistimatika PenulisanPada bab 1, penulis menjelaskan latar belakang pemilihan tema, juga permasalahan

    yang dibahasnya dalam penulisan rancangan ini. Tidak lupa penulis juga menyertakan

    batasan perancangan serta manfaat dalam penulisan ini.

    Pada bab 2, penulis menjelaskan apa yang dikajinya yang berasal dari referensi-

    referensi. Yang nantinya akan digunakan sebagai pedoman perancangan.

    Pada bab 3, penulis menjelasakan tentang jenis perancangan dan prosedur

    perancangan. Tidak lupa juga penulis juga menyertakan alat dan bahan yang di pergunakan

    dalam perancangan serta kemungkinan error yang mungkin terjadi dan teknik pengumpulan

    data.

    Pada bab 4, penulis akan menganalisis hasil perancangan. Kemudian akan membahas

    hasil perancangan dengan menggunakan data analisis.

    Pada bab 5, penulis akan menjelaskan kesimpulan dari hasil perancangan. Tidak lupa

    perancang menyertakan saran.

  • 5/26/2018 belt gg

    4/28

    3

    BAB II

    DASAR TEORI

    2.1 Puli dan Belt

    Puli dan belt merupakan jenis-jenis elemen tranmisi daya fleksibel yang utama.

    Berbeda dengan roda gigi, yang relatif memerlukan jarak antara sumbu yang relatif dekat dan

    teliti. Puli dan belt dapat meneruskan daya antara poros terpisah jauh. Jarak antara sumbunya

    terlebih lagi dapat diatur (adjustable ).

    Pada umumnya belt digunakan dimana kecepatan putar / rotasi relatif tiggi. Seperti pada

    reduksi kecepatan tingkat pertama dari suatu motor atau mesin penggerak. Kecepatan linier

    sabuk biasanya berkisar antara 2500 sampai 7000 rpm (1-20 atau maksimum 25 m/s) dengan

    daya maksimum sampai 500 kw. Pada kecepatan rendah tegangan pada sabuk tertentu. Pada

    kecepatan lebih tinggi, efek-efek dinamik seperti gaya-gaya centrifugal. Cambukan belt dan

    vibrasi mengurangi efektifitas transmisi dan umur belt. Kecepatan sebesar 400 rpm umumnya

    dinyatakan ideal untuk penggunaan belt.

    Transmisi dengan belt dapat dikelompokan atas tiga kelompok yaitu belt rata yang dipasang

    pada puli silinder dan meneruskan momen puntir (torsi) antara dua poros yang jarak

    sumbunya sampai 10 m dengan perbandingan putaran 1/1 6/1. Yang kedua belt dengan

    penampang trapesium yang juga disebut dengan sabuk V yang meneruskan torsi antara dua

    poros dengan jarak sumbu mencapai 5 m dengan perbandingan putaran 1/1 7/1 yang ketiga

    sabuk dengan gigi yang digerakan dengan sproket pada jarak antara sumbu poros dapat

    sampai 2 m dengan penerus putaran secara tepat dengan perbandingan 1/1 6/1. (G.

    Niemann, 1994).

    Simbol / standar puli dan sabuka. Industri : - Konstruksi berat, A, B, C, D, E, 3V,5V, 8V.

    - Konstruksi ringan, 2L, 3L, 4L, 5L.

    b. Pertanian : HA, HB,HC, HE, HD.

    c. Otomotif : 0,38 inchi, 11 / 16 inchi, 1 inchi.

    2.1.1 Puli

    Puli pada mesin berfungsi sebagai penerus putaran dan daya dari motormelalui sabuk ke poros dan sebagai roda gila untuk menyimpan tenaga agar poros

  • 5/26/2018 belt gg

    5/28

    4

    tetap berputar apabila mendapat beban. Konstruksi puli terbuat dari besi tuang atau

    baja dan bisa juga dari kayu, tetapi puli kayu sudah tidak banyak digunakan lagi

    karena tidak efektif. Untuk konstruksi ringan ditetapkan puli dari aluminium. Ada

    beberapa jenis puli diantaranya

    a. Puli datar

    Puli datar biasanya dibuat dari besi tuang dan ada juga yang dari baja.

    b. Puli Mahkota

    Puli ini lebih efektif dari pada puli datar, karena memiliki sudut

    ketirusan yang bermacam-macam dengan batas maksimum 1/8 inchi dalam 1

    feetnya.

    c. Puli Alur V

    Puli jenis alur V ini sering digunakan untuk mesin industri umum

    karena murah dan mudah didapat.

    2.1.2 Belt

    Transmisi dengan elemen mesin yang luwes dapat digolongkan atas transmisi

    sabuk, transmisi rantai dan transmisi kabel atau puli. Transmisi sabuk dibagi atas tiga

    kelompok, yaitu :

    a. Sabuk Rata

    Sabuk ini dipasang pada puli silinder dan meneruskan momen antara

    dua poros. Jaraknya dapat mencapai 10 meter dengan perbandingan putaran

    1:1 sampai 6:1. Sabuk rata biasanya digunakan untuk mesin-mesin

    penggilingan padi, mesin press, mesin tempa dan lain-lain. Bahan yang

    digunakan pada sabuk ini biasanya terbuat dari kulit, kain, plastik atau

    campuran antara plastik dan kain. Sabuk rata ditunjukkan pada Gambar 2.1.

    Gambar 2.1. Sabuk rata

  • 5/26/2018 belt gg

    6/28

    5

    b. Sabuk V

    Sabuk ini mempunyai penampang trapesium sama kaki. Sabuk V

    dipasang pada puli dengan alur dan meneruskan momen antar dua poros yang

    jaraknya dapat mencapai 5 meter dengan perbandingan 1:1 sampai 7:1. Sabuk

    ini biasanya berbahan karet dan permukaannya diperkuat dengan pintalan

    kain, sedang dibagian dalam dari sabuk diberi serat-serat kain. Daya yang

    ditransmisikan dapat mencapai 500 kW.

    Gambar 2.2. cross section of V-belt

    c. Sabuk Bergigi (Sabuk Gilir)

    Sabuk bergigi digerakan dengan sproket pada jarak pusat mencapai 2

    meter dan meneruskan putaran secara tepat dengan perbandingan 1:1 sampai

    6:1. Sabuk ini digunakan secara luas dalam industri mesin jahit, komputer,

    mesin fotokopi dan sebagainya.

    Sebagian besar transmisi sabuk menggunakan sabuk V karena

    kemudahan dalam penanganan dan harganya murah.

    Jarak yang jauh antara dua buah poros sering tidak memungkinkan

    transmisi langsung dengan roda gigi. Dengan demikian, cara transmisi putaran

    atau daya yang lain dapat diterapkan, dimana sebuah sabuk luwes atau rantai

    dibelitkan sekeliling puli atau sproket pada poros. Transmisi sabuk V hanya

    dapat menghubungkan poros-poros dengan arah putaran yang sama. Karena

    sabuk V biasanya dipakai untuk menurunkan putaran. Dalam pemilihan sabuk

    V sangat dipengaruhi oleh putaran (n) dan daya (kW) yang ditransmisikan.

    Pada pasangan puli dan sabuk V, terjadi kontak atau persinggungan antara puli

    dan sabuk. Persinggungan atau kontak yang terjadi antara puli dan sabuk

    membentuk sebuah sudut yang dinamakan sudut kontak seperti ditunjukkan

    pada Gambar 2.3.

  • 5/26/2018 belt gg

    7/28

    6

    Gambar 2.3 Sudut Kontak

    2.2 Sepeda Motor Otomatis

    Sepeda motor full otomatis merupakan fenimena baru dalam industry sepeda motor di

    indoneisa dan berawal sejak pertama kali diluncurkannya Yamaha Nouvo. Cara perpindahan

    gigi sepeda motor jenis ini pun berbeda dengan sepeda motor lainnya. Apabila gigi yang

    terdapat pada sepeda motor lainnya tersebut berbentuk roda gigi pada umumnya, sepeda

    motor full otomatis menggunakan sebuah rangkaian mesin yang dinamakan Continuosly

    Var iable Transmission (CVT). Adapun spesifikasi komplit dari berbagai motor skutik di

    tanah air dapat dilihat pada gambar 2.4. Ide teknologi CVT sdudah berkembang sejak tahun

    1490 yang di cetuskan oleh ilmuwan terkenal, Leonardo da VAinci. Ketika itu da Vinci

    menggambarkan sketsa mekanisme pergerakan sabuk yang menyambungkan mesin dengan

    roda. Konsep da Vinci baru berhasil diwujudkan pada tahun 1886 dengan peluncuran

    teknologi torodial CVT pertama di dunia. Produk otomotif pertama yang memakai teknologi

    CVT adalah Dogde Adiel buatan AS. Penjualan perdana kendaraan berteknologi CVT baru

    dilakukan pada tahun 1958.

    Produk skuter matik yang dijual di Indonesia saat ini, umumnya memakai sisyem

    pulley. Teknoliginya berlandaskan pada tiga komponen utama, yaitu belt dari bahan karet,

    driving pulley, dan driven pulley. Bentuk dari teknologi ini adalah dua benda atau pulley

    yang diletakan dalam jarak tertentu dan di sambungkan oleh belt atau sabuk. Pulley memiliki

    bentuk seperti dua piring yang bagian belakangnya dilekatkan satu sama lain. Belt di pasang

    di tengah pulley. Disebut V-belt karena memiliki bagian dalam yang bergerigi dengan sudut

    V. Tujuannya untuk meningkatkan grip belt terhadap pulley.

  • 5/26/2018 belt gg

    8/28

    7

    Gambar 2.4 Spesifikasi berbagai macam motor matik

    Drive pulley adalah komponen primer yang berhubungan langsung dengan mesin

    sepeda motor. Drive pulley menggerakan driven pulley atau komponen skunder yang

    berhubungan dengan roda belakang. Mekanisme kerja kedua pulley tersebut memakai prinsip

    kopling sentrifugal dengan pegas pembalik yang bias memperbesar diameter masing-masing

    pulley. Piringan berbentuk V ini akan menyempit dan melebar sesuai rendah dan tingginya

    RPM ( putaran per menit) mesin atau secara gradasi (bertahap sesuai percepatan RPM mesin)

    bukaan gas.

    Pada awal penyalaan mesin atau RPM rendah, tenaga dari driven pulley mengalirmasuk ke drive pulley. Tenaga ini akan membuat komponen driving pulley di roda belakang

    membesar. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 2.5 dimana pada gambar tersebut Drive pulley

    mengecil sedangkan Driven pulley membesar.

  • 5/26/2018 belt gg

    9/28

    8

    Gambar 2.5 CVT pada posisi gigi rendah (ref.www.cvt.com.sapo.kt.)

    Ketika putaran tuas gas tinggi mendorong drive pulley membesar dan diameter driven

    pulley mengecil, hal ini dapat dilihat pada gambar 2.3

    Gambar 2.6 CVT pada posisi gigi tinggi (ref.www.cvt.com.sapo.kt.)

    Kedua pulley ini bekerja saling berpasangan. Ketika diameter salah satu pulley

    mengecil, maka diameter pulley yang kedua membesar. Walaupun demikian kondisi belt

    tetap ketat. Pergerakan ini membuat jumlah rasio putaran transmisi yang ada di teknologi

    CVT tidak terbatas. Pada gambar 2.7 menunjukkan perbandingan antara motor dengan

    mekanisme gigi manual dan dengan motor yang mempunyai mekanisme dengan teknologi

    CVT memiliki kemampuan yang konstan dan juga peningkatan performance sekitar 35% di

    bandingkan motor dengan mekanisme gigi manual. Motor dengan mekanismenya

    menggunakan teknologi CVT hanya membutuhkan waktu sekitar 75% daripada motor

    http://www.cvt.com.sapo.kt/http://www.cvt.com.sapo.kt/http://www.cvt.com.sapo.kt/http://www.cvt.com.sapo.kt/http://www.cvt.com.sapo.kt/http://www.cvt.com.sapo.kt/http://www.cvt.com.sapo.kt/http://www.cvt.com.sapo.kt/
  • 5/26/2018 belt gg

    10/28

    9

    dengan mekanisme gigi manual untuk mencapai kecepatan 100 km/h (ref.

    www.cvt.com.sapo.kt.)

    Gambar 2.7 Perbandingan motor manual dengan motor skutik (ref. www.cut.com.sapo.pt)

    Sistem ini memang unik, karena rasio transmisi disesuaikan dengan RPM. Ini bisa

    disebut rasio transmisinya tidak ada batasan seperti gigi motor biasa antara 1 dan 2 atau 2 dan

    3. Dapat dilihat pada gambar 2.8 dimana teknologi CVT digunakan pada kendaraan Mio

    buatan Jepang.

    Sistem CVT ini cocok dipakai di kota yang padat lalu lintas. Alasannya, pengendara

    tak perlu repot-repot memindahkan gigi, karena rasio gigi transmisi terus bekerja sesuai

    RPM. Dilihat dari efisiensi bahan bakar motor ini juga cenderung lebih irit dan gas buangnya

    tidak terlalu merusak terhadap efek kaca yang ditimbulkan akibat penggunaan mesin yang

    optimum. Kecepatannya juga relative sebanding dengan motor yang menggunakan gigi 1

    hingga 4 secara gradaasi dalam setiap penambahan rpm. Kelebihan lain yaitu tak ada

    hentakan mesin seperti pada sepeda motor manual pada saat perpindahan gigi.

    Gambar 2.8 transmisi CVT pada motor Yamaha Mio

    http://www.cvt.com.sapo.kt/http://www.cvt.com.sapo.kt/http://www.cvt.com.sapo.kt/
  • 5/26/2018 belt gg

    11/28

    10

    2.2.1 Cara kerja CVT

    Gambar 2.9 Mekanisme CVT

    (ref.http://anggisuprayogi.blogspot.com/2012/01/cara-kerja-cvt.html)

    1.

    Saat Putaran NormalSaat putaran normal kopling sentrifugal pada pulley sekunder belum

    berhubungan, sehingga putaran dari pulley primer belum dapat diteruskan ke

    roda belakang.

    2. Saat Putaran Mulai JalanSaat mulai berjalan kopling sentrifugal pada pulley sekunder mulai

    terhubung dan memutar roda belakang

    3. Saat Putaran MenengahSaat putaran menengah besar pulley sekunder dan primer relatif sama,

    sehingga membuat perbandingan gigi yang sesuai

    4. Saat Putaran TinggiSaat putaran tinggi, pulley primer membesar, karena putaran mesin

    meninggi, oleh karena pulley primer membesar belt lebih banyak tertarik ke

    depan, sehingga pulley sekunder mengecil. perbandingan putaran akan

    berubah lagi.

    5. Saat Roda Beban Berat / Menanjak

  • 5/26/2018 belt gg

    12/28

    11

    Pada saat menanjak, atau beban berat, roda belakang agak tertahan,

    oleh karena beban sehingga pulley sekunder membesar dan pulley primer

    mengecil.

    2.5.2 Puli Primer dan Puli Sekunder

    Prinsipnya ada dua rangkaian penggerak yaitu pulley primer dan pulley

    sekunder. Pulley primer terletak langsung dengan engine, sedangkan pulley sekunder

    dihubungkan lewat belt.

    1. Puli Primer

    Gambar 2.10 Bagian-Bagian Puli Primer

    (ref. http://xtop-gear.com/general/kontruksi-dan-cara-kerja-cvt/)

    Membuka dan menutupnya cakram pada pulley bergerak berfungsi merubah

    perbandingan transmisi. Prinsip yang digunakan adalah prinsip gaya sentrifugal

    pada pemberat. Saat berputar cepat, penggerak seakan-akan dibuang ke luar, dan

    karena ditahan, maka akan menggeser slider yang akibatnya menggerakkan

    cakram pada pulley bergerak.

    2. Puli Sekunder

    Gambar 2.11 Bagian-Bagian Puli Primer

    (ref. http://xtop-gear.com/general/kontruksi-dan-cara-kerja-cvt/)

  • 5/26/2018 belt gg

    13/28

    12

    Pulley sekunder terletak di belakang yang fungsinya memutarkan roda

    belakang. Pada pulley sekunder terdapat kopling sentrifugal. Kopling sentrifugal

    memiliki prinsip jika kecepatan kurang, penggerak terlepas dari poros roda

    belakang, bila kecepatan sampai harga tertentu, maka kopling masuk.

    2.5.1 Keuntungan dan Kerugian Sistem CVT

    2.5.1.1 Keuntungan sistem CVT

    1. Memberikan perubahan kecepatan dan perubahan torsi dari mesin keroda belakang secara otomatis.

    2. Perbandingan rasio gigi yang sangat tepat tanpa harus memindahangigi.

    3. Tidak akan terjadi hentakan saat perpindahan gigi.4. Perpindahan kecepatan yang sangat lembut.

    2.5.1.2 Kerugian system CVT

    1. Untuk start pertama dibutuhkan putaran yang tinggi2. Pembukaan gas cenderung besar, karena dibutuhkan putaran tinggi

    untuk bisa berjalan dan berpindah rasio

    3. Penggunaan bensin lebih boros4. Karena lebih banyak bekerja pada putaran tinggi dimungkinkan mesin

    lebih cepat rusak jika tidak mendapatkan perawatan yang lebih

    5. Pada saat jalan menurun, engine brake yang terjadi sangat kecil,sehingga cenderung mengerem dan rem akan terbakar

    6. Karena kecilnya engine brake ini akan menimbulkan motor sulitdikendalikan saat jalan menurun. untuk itu tidak disarankan

    menggunakan motor matic di kondisi jalan menanjak dan menurun bagi

    yang belum berpengalaman.

    2.3 Tipe V-belt dan puli

    Menurut Standar India (IS: 2494-1974), V-belt dibuat dalam lima jenis yaitu A, B, C,

    D dan E. Dimensi untuk standar V-belt ditunjukkan pada Tabel 2.1. Puli untuk V-belt

  • 5/26/2018 belt gg

    14/28

    13

    mungkin terbuat dari besi cor atau pressed steel untuk mengurangi berat. Dimensi untuk

    standar V-beralur pulley menurut IS: 2494 - 1974, ditunjukkan pada Tabel 2.2.

    Tabel 2.1 Standar India- Ukuran standar V-belt menurut standar IS: 2494-1974

    Tipe BeltPower ranges

    (kW)

    JarakMinimumDiameter

    Pulli(mm)

    Lebar atas(mm)

    Tebal (mm)

    berat

    per

    meter

    Panjang

    dalam N

    A 0,7 - 3,5 75 13 8 1.06

    B 215 125 17 11 1.89

    C 7,575 200 22 14 3.43

    D 20150 355 32 19 5.96E 30 - 350 500 38 23 -

    (Khurmi, hal 728)

    Tabel 2.2 Faktor Koreksi Gigi

    Tipe

    beltw d a c f e

    Jumlah

    alur

    katrol (n)

    Alur sudut (2)

    dalam derajat

    A 11 12 3,3 8,7 10 15 6 32,34,38

    B 14 15 4,2 10,8 12,5 19 9 32,34,38C 19 20 5,7 14,3 17 25,5 14 34,36,38

    D 27 28 8,1 19,9 24 37 14 34,36,38

    E 32 33 9,6 23,4 29 44,5 20 -

    (Khurmi, hal 728)

    2.4 Standar dari panjang jarak dari V-belt

    Menurut IS: 2494-1974, V-belt yang ditunjuk oleh jenis dan nominal panjang dalam.

    Sebagai contoh, V-belt tipe A dan di dalam panjang 914 mm ditunjuk sebagai A 914-IS: 2494

    Standar panjang dalam V-belt di mm adalah sebagai berikut :

    610, 660, 711, 787, 813, 889, 914, 965, 991, 1016, 1067, 1092, 1168, 1219, 1295, 1372,

    1397, 1422, 1473, 1524, 1600, 1626, 1651, 1727, 1778, 1905, 1981, 2032,2057, 2159, 2286,

    2438, 2464, 2540, 2667, 2845, 3048, 3150, 3251, 3404, 3658, 4013, 4115, 4394, 4572, 4953,

    5334, 6045, 6807, 7569, 8331, 9093, 9885, 10 617, 12 141, 13 665, 15 189, 16 713

    Menurut IS: 2494-1974, panjang jarak itu didefinisikan sebagai panjang keliling

    sabuk di lebar jarak (yaitu lebar pada sumbu netral) dari sabuk. Nilai lebar jarak tetap konstan

    untuk setiap jenis sabuk terlepas dari sudut alur.

  • 5/26/2018 belt gg

    15/28

    14

    Panjang jarak itu diperoleh dengan menambahkan ke dalam panjang: 36 mm untuk

    tipe A, 43 mm untuk tipe B, 56 mm untuk tipe C, 79 mm untuk tipe D dan 92 mm untuk jenis

    E. Tabel berikut menunjukkan standar jarak panjang untuk berbagai jenis belt.

    Tabel 2.3 Standar jarak panjang V-belt menurut IS: 2494-1974

    Tipe belt Standard pitch lengths of V-belts in mm

    A 645, 696, 747, 823, 848, 925, 950, 1001,

    1026, 1051, 1102, 1128, 1204, 1255, 1331,

    1433, 1458, 1509, 1560, 1636, 1661, 1687,

    1763, 1814, 1941, 2017, 2068, 2093, 2195,

    2322, 2474, 2703, 2880, 3084, 3287, 3693.

    B 932, 1008, 1059, 1110, 1212, 1262, 1339,

    1415, 1440, 1466, 1567, 1694, 1770, 1821,

    1948, 2024, 2101, 2202, 2329, 2507, 2583,

    2710, 2888, 3091, 3294, 3701, 4056, 4158,

    4437, 4615, 4996, 5377.

    C 1275, 1351, 1453, 1580, 1681, 1783, 1834,

    1961, 2088, 2113, 2215, 2342, 2494, 2723,

    2901, 3104, 3205, 3307, 3459, 3713, 4069,

    4171, 4450, 4628, 5009, 5390, 6101, 6863,

    7625, 8387, 9149.

    D 3127, 3330, 3736, 4092, 4194, 4473, 4651,

    5032, 5413, 6124, 6886, 7648, 8410, 9172,

    9934, 10 696, 12 220, 13 744, 15 268, 16 92.

    E 5426, 6137, 6899, 7661, 8423, 9185, 9947,

    10 709, 12 233, 13 757, 15 283, 16 805.

    (Khurmi, hal 729)

    2.5 Poros

    Poros adalah suatu bagian stasioner yang beputar, biasanya berpenampang bulat

    dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear), pulley, flywheel, engkol, sprocket

    dan elemen pemindah lainnya. Poros bisa menerima beban lenturan, beban tarikan, beban

    tekan atau beban puntiran yang bekerja sendiri-sendiri atau berupa gabungan satu dengan

    lainnya. (Shigley, 1984)

  • 5/26/2018 belt gg

    16/28

    15

    Poros dalam sebuah mesin berfungsi untuk meneruskan tenaga bersama-sama dengan

    putaran. Setiap elemen mesin yang berputar, seperti cakara tali, puli sabuk mesin, piringan

    kabel, tromol kabel, roda jalan dan roda gigi, dipasang berputar terhadap poros dukung yang

    tetap atau dipasang tetap pada poros dukung yang berputar. Contohnya sebuah poros dukung

    yang berputar , yaitu poros roda keran berputar gerobak.

    2.5.1 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan

    1. Kekuatan poros

    Pada poros transmisi misalnya dapat mengalami beban puntir atau

    lentur atau gabungan antara puntir dan lentur. Juga ada poros

    yangmendapatkan beban tarik atau tekan, seperti poros baling-baling kapal

    atau turbin.

    Kelelahan tumbukan atau pengaruh konsentrasi tegangan bila diameter

    poros diperkecil (poros bertangga) atau bila poros mempunyai alur pasak

    harus diperhatikan. Jadi, sebuah poros harus direncanakan cukup kuat untuk

    menahan beban-beban yang terjadi.

    2. Kekakuan poros

    Walaupun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup, tetapi jika

    lenturan dan defleksi puntirannya terlalu besar, maka hal ini akan

    mengakibatkan ketidaktelitian (pada mesin perkakas) atau getaran dan suara

    (misalnya pada turbin dan kotak roda gigi).

    3. Putaran kritisPutaran kritis terjadi jika putaran mesin dinaikkan pada suatu harga

    putaran tertentu sehingga dapat terjadi getaran yang terlalu besar. Hal ini dapat

    mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagian-bagian yang lainnya. Untuk

    itu, maka poros harus direncanakan sedemikian rupa sehingga putaran

    kerjanya lebih rendah dari putaran kritis.

    4. KorosiBahan-bahan tahan korosi harus dipilih untuk poros propeller dan

    pompa bila terjadi kontak dengan fluida yang korosif. Demikian pula untuk

    poros-poros yang terancam kavitas dan poros mesin yang sering berhenti

    lama.

    5. Bahan poros

  • 5/26/2018 belt gg

    17/28

    16

    Bahan untuk poros mesin umum biasanya terbuat dari baja karbon

    konstruksi mesin, sedangkan untuk pembuatan poros yang dipakai untuk

    meneruskan putaran tinggi dan beban berat umumnya dibuat dari baja paduan

    dengan pengerasan kulit yang sangat tahan terhadap keausan. Beberapa

    diantaranya adalah baja khrom nikel, baja khrom, dan baja khrom

    molybdenum.

    2.5.2 MacamMacam Poros

    Poros sebagai penerus daya diklasifikasikan menurut pembebanannya sebagai

    berikut:

    1. Poros transmisiPoros transmisi atau poros perpindahan mendapat beban puntir murni

    atau puntir dan lentur. Dalam hal ini mendukung elemen mesin hanya suatu

    cara, bukan tujuan. Jadi, poros ini berfungsi untuk memindahkan tenaga

    mekanik salah satu elemen mesin ke elemen mesin yang lain.

    Dalam hal ini elemen mesin menjadi terpuntir (berputar) dan

    dibengkokkan. Daya ditransmisikan kepada poros ini melalui kopling, roda

    gigi, puli sabuk atau sproket rantai, dan lain-lain.

    2. SpindlePoros tranmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin

    perkakas, dimana beban utamanya berupa puntiran, disebut spindle. Syarat

    yang harus dipenuhi poros ini adalah deformasinya yang harus kecil, dan

    bentuk serta ukuranya harus teliti.

    3. GandarGandar adalah poros yang tidak mendapatkan beban puntir,bahkan

    kadang-kadang tidak boleh berputar. Contohnya seperti yang dipasang

    diantara roda-roda kereta barang.

    2.5.3 Bahan Poros

    Bahan pembuatan poros sudah distandarkan seperti yang terlihat (lihat Tabel

    2.4)

    Tabel 2.4 Bahan Poros

  • 5/26/2018 belt gg

    18/28

    17

    Standar dan

    Macam

    Lambang Perlakuan

    Panas

    Kekuatan

    Tarik(kg/mm2)

    Keterangan

    Baja Karbon

    Konstruksi

    Mesin

    S30C Penormalan 48

    S35C - 52

    S40C - 55

    S45C - 58S50C - 62

    S55C - 66

    Batang Baja

    yng diselesaikan

    dingin

    S35C-D - 53 Ditarik dingi,

    digerinda,

    dibubut, atau

    gabungan

    S45C-D - 60

    S55C-D - 72

    (sulaso, Hal 3)

    2.5.4 Faktor Koreksi Daya Transmisi (fc)Biasaya kita mengambil faktor keamanan, sehingga diambilah faktor koreksi

    daya transmisi seperti yang sudah ditetapkan (lihat Tabel 2.5)

    Table 2.5 Koreksi Daya Transmisi (fc)

    Daya yang akan ditransmisikan fc

    Daya rata-rata yang diperlukan 1,2-2

    Daya maksimum yang diperlukan 0,8-1,2

    Daya normal 1-1,5

    (sularso, Hal 7)

    2.6 Keuntungan dan Kerugian V-belt dibandingkan Belt datar

    Berikut adalah keuntungan dari v-belt dibandingkan dengan belt datar :

    1. V-belt drive memberikan efek kekompakan karena jarak kecil antara pusat katrol.2. Drive positif, karena slip antara belt dan alur katrol diabaikan.3. Karena V-belt yang dibuat endlessdan tak terdapat masalah terhadap sambungan,

    oleh karena itu drive menjadi halus.

    4. Daya hidup lebih lama, 3 sampai 5 tahun.5. Hal ini dapat dengan mudah dipasang dan dibuang.6. Operasi sabuk dan katrol halus.7. Sabuk memiliki kemampuan untuk meredamshockketika mesin dimulai.8. Rasio tinggi kecepatan yaitu (maksimum 10) yang dapat diperoleh.9. Tindakan wedgingdari sabuk di alur memberikan nilai yang tinggi membatasi *

    rasio ketegangan. Oleh karena itu daya yang ditransmisikan oleh V-belt lebih dari

  • 5/26/2018 belt gg

    19/28

    18

    sabuk datar untuk koefisien yang sama gesekan, busur kontak dan ketegangan

    yang diijinkan di sabuk.

    10.V-belt dapat dioperasikan dalam dua arah, dengan sisi ketat sabuk di bagian atasatau bawah. Garis tengah bisa horizontal, vertikal atau miring.

    Berikut adalah kerugian dari v-belt dibandingkan dengan belt datar :

    1. V-belt drive tidak dapat digunakan dengan jarak center yang besar, karena beratlebih besar per satuan panjang.

    2. V-belt tidak begitu tahan lama sebagai sabuk datar.3. Pembangunan katrol untuk V-belt lebih rumit dari puli sabuk datar.4. Karena V-belt yang dikenakan sejumlah creep, oleh karena itu ini tidak cocok

    untuk aplikasi kecepatan konstan seperti mesin sinkron dan perangkat waktu.

    5. Kehidupan belt sangat dipengaruhi dengan perubahan suhu, ketegangan belt yangtidak tepat dan ketidakcocokan panjang belt.

    6. Ketegangan sentrifugal mencegah penggunaan V-belt dengan kecepatan di bawah5 m / s dan di atas 50 m / s.

  • 5/26/2018 belt gg

    20/28

    19

    BAB III

    METODE PERANCANGAN

    3.1 Jenis Perancangan

    Perancangan ini merupakan perancangan kualitatif. Perancangan ini dikatakan

    kualitatif karena perancang mengambil data ukuran yang sudah ada kemudian dirancang

    ulang. Sehingga perancang memperoleh hasil berupa kekuatan material yang diperlukan

    dalam rancangan itu dan perancang dapat memutuskan material apa yang cocok digunnakan

    untuk rancangan itu.

    3.2 Data perancanganNomor V-belt : 5TL-E7641-01

    Jumlah mata (gerigi) : 78 mata

    Panjang V-belt : 14 inchi = 35,56 cm = 355,6 mm

    Lebar V-belt (atas) : 18,80 mm

    Lebar V-belt bawah : 13,70 mm

    Tinggi V-belt : 10,02 mm

    Jarak antar puli : 28,5 mm

    Diameter puli depan : 110,15 mm

    Diameter puli belakang : 119,76 mm

    Data tambahan

    Daya maksimum : 6,54 Km (8,9 ps) / 12.000 rpm

    Torsi maksimum : 7,84 Nm (0,88 kgf.m) / 7.000 rpm (Wikipedia,diakses tanggal29 April 2014)

  • 5/26/2018 belt gg

    21/28

    20

    3.3 Kemungkinan Error

    Kemungkinan error pada perancaangan ini adalah human error, dimana perancang

    bisa saja terjadi kesalahan pada saat pengumpulan, pencatatan atau bahkan dalam perhitungan

    rancangan.

    3.4 Teknik Pengumpulan Data

    Data-data yang diperoleh antara lain melalui media elektronik berupa internet dan media

    cetak berupa buku-buku pelajaran yang berhubungan. Data juga diperoleh dari

    membandingkan dengan hasil perancangan yang telah ada. Seperti dari hasil perancangan

    yang telah dilakukan perancang.

  • 5/26/2018 belt gg

    22/28

    21

    BAB IV

    PEMBAHASAN DAN PERHITUNGAN

    3.1 Flow Chart

    START

    Daya yang

    ditransmisikan P (Kw)

    Putaran poros n1 (rpm)

    Diameter putaran i

    jarak sumbu poros C

    (mm)

    faktor koreksif1

    Daya rencana Pd (KW)

    Menghitung daya

    Faktor Beban Pemakaian (Ks)

    Faktor Jumlah Rangkaian

    Faktor Koreksi Gigi

    Momen

    rencanan

    panjang sumbu keduaporos sproket

    pemilihan bahan rantai

    END

  • 5/26/2018 belt gg

    23/28

    22

    3.2 Perancangan Ulang Rantai Motor Supra X 125

    Sepeti yang sudah kita ketahui sebelumnya

    Jumlah gigi sprocket kecil (N1) : 14

    Jumlah gigi sprocket besar (N2) : 35

    Panjang rantai (Lp) : 104 mata

    Pitch (P) : inch = 1,27 cm =12,7 mm

    Jarak kedua pelat dalam : 20/8 inch =6,35 cm =63,5 mm

    Daya maksimum (Pd) : 7,3 ps/8000 rpm = 5,402 kW/8000 rpm

    Torsi maksimum (T) : 0.74kgf m/6000rpm

    3.2.1 Menentukan Diameter Sprocket (D) (sularso, hal 197)

    3.2.2 Menghitung Kecepatan Rantai

    (Sularso, hal 198)

    3.2.3 Menghitung Putaran Sprocket Besar

    (Sularso, hal 198)

  • 5/26/2018 belt gg

    24/28

    23

    3.2.4 Daya Perancangan (H)

    Seperti yang diketahui Sepeda motor menggunakan motor bakar dengan penggerak

    mekanis dan beban kejutan sedang (lihat tabel 2.4)

    (Shigley, Hal 356)

    3.2.5 Menghitung Momen Rencanaan

    (sularso, Hal 7)

    3.2.6 Menghitung Beban

    Sularso, Hal 198

  • 5/26/2018 belt gg

    25/28

    24

    3.2.7 Menentukan Jarak Antara 2 Sumbuh (C)

    {( ) ( )

    Sularso, hal 198

    ( ) ( )

    ( ) ( )

    }

    } * } * +

    *+

  • 5/26/2018 belt gg

    26/28

    25

    BAB V

    KESIMPULAN

    Dari hasil perhitungan bab III

    Diameter sprocket kecil : 22,82940859 cm

    Diameter sprocket besar : 56,67112896 cm

    Kecepatan rantai : 5,08 m/s

    Besar putaran pada sproket besar : 685,71429rpm

    Daya perancangan : 7,5628kW

    Jarak sumbu antara poros : 50,30234 cm

  • 5/26/2018 belt gg

    27/28

    26

    DAFTAR PUSTAKA

    Wikipedia. 2013. Honda Supra X 125. Wikipedia, http://id.wikipedia.org/wiki/Honda_

    Supra_X_125 (diakses tanggal 8 April 2014).

    Ochimkediri. 2012. Ganti Gear Set Supra X 125 Pakai Supra Fit. Wordpress, http://

    ochimkediri.wordpress.com/2012/08/15/ganti-gear-set-supra-x-125-pakai-supra-fit/

    (diakses tanggal 9 April 2014).

    Shigley, J.E dan LD. 1984. Mitchell, Perencanaan Teknik Mesin, Jilid 2, Edisi Keempat.

    Jakarta: Erlangga.

    Sularso, Ir, MSME dan K. Suga. 1997. Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen Mesin,Cetakan Kesembilan. Jakarta: Pradnya Paramita.

    Khurmi, R.S dan J.K Gupta. 2005. Machine Design. New Delhi: Eurasia Publishing House

    (PVT.) LTD.

  • 5/26/2018 belt gg

    28/28

    27