Upload
maria-priscillya-pasaribu
View
58
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Group Task of Indonesian Language Lecture
Citation preview
INDONESIAN LANGUAGE
Standard and Non-Standard Indonesian Langage
C
O
M
P
I
L
E
D
By :
GROUP 1
Maria Priscillya Pasaribu ( 4103312018 )
Rully Sulistiowati ( 4103312007 )
Bilingual Mathematics 2010
State University of Medan
FOREWORDS
Praise the author prayed the presence of Almighty God for His grace, so the writer
can complete the preparation of papers entitled “ Standard and Non-standard Indonesian
Language ”. Writing this paper is a task of Indonesian Language course. In writing this
paper, the author feel there are still many shortcomings, lacked both technical writing and
the material, remember the capability of the author. In writing this paper the author would
like to thank to our Indonesian Language lecturer and all my friends in completing this
paper.
Hopefully this paper can provide greater insight to the reader. This has excess and
weakness, advice and criticism is very helpful for author. Thank you.
Medan, February 7th 2013
Author
i
CONTENTS
Forewords......................................................................................................................................i
Contents........................................................................................................................................ii
CHAPTER I PRELIMINARY......................................................................................................1
A. Background............................................................................................................................1
B. Problems................................................................................................................................2
C. Problem Objectives................................................................................................................2
CHAPTER II DISCUSSION........................................................................................................3
1. Standard Language............................................................................................................3
a. Characteristics of Standard Language.........................................................................4
2. Non-standard Language....................................................................................................5
a. Characteristics of Non-standard Language.................................................................5
3. Examples of Standard and Non-standard Language.........................................................6
4. Utilizing of Standard and Non-standard Indonesian Language Correctly........................9
5. The way to civilize Standard Indonesian Language In State University of Medan..........11
CHAPTER III CLOSING.............................................................................................................13
A. Conclusion.............................................................................................................................13
B. Suggestion..............................................................................................................................13
BIBLIOGRAPH............................................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa merupakan salah satu alat untuk mengadakan interaksi terhadap manusia yang lain.
Jadi bahasa tersebut tidak dapat dipisahkan dengan manusia. Dengan adanya bahasa kita kita
dapat berhubungan dengan masyarakat lain yang akhirnya melahirkan komunikasi dalam
masyarakat.
Dalam kedudukannya sebagai bahasa Negara, bahasa Indonesia memiliki empat fungsi,
yaitu sebagai bahasa yang digunakan dalam peristiwa kenegaraan, sebagai bahasa pengantar di
lembaga-lembaga pendidikan, sebagai alat perhubungan tingkat nasional, dan sebagai alat
pengembangan kebudayaan nasional, ilmu pengetahuan dan teknologi. Terkait dengan fungsi
kedua, bahasa Indonesia digunakan oleh guru dan siswa atau pelaku pendidikan lain dalam
lembaga pendidikan, baik untuk berkomunikasi, mentransfer ilmu, berdialog tentang berbagai
persoalan pendidikan dan sebagainya. Selain itu, penggunaannya juga mencakupi seluruh
wilayah yang ada di Indonesia ini, mencakupi semua tingkatan, mulai dari sekolah dasar
sampai perguruan tinggi.
Bahasa Indonesia mempunyai sebuah aturan yang baku dalam pengguanaanya, namun
dalam prakteknya sering terjadi penyimpangan dari aturan yang baku tersebut.
Kata-kata yang menyimpang disebut kata non baku. Hal ini terjadi salah satu penyebabnya
adalah faktor lingkungan. Faktor ini mengakibabkan daerah yang satu berdialek berbeda
dengan dialek didaerah yang lain, walaupun bahasa yang digunakannya terhadap bahasa
Indonesia.
Saat kita mempergunakan bahasa Indonesia perlu diperhatikan dan kesempatan. Misalnya
kapan kita mempunyai ragam bahasa baku dipakai apabila pada situasi resmi, ilmiah. Tetapai
ragam bahasa non baku dipakai pada situasi santai dengan keluarga, teman, dan di pasar, tulisan
pribadi, buku harian.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian bahasa Indonesia baku dan nonbaku?
2. Apakah contoh-contoh dari kata baku dan nonbaku ?
3. Bagaimanakah penggunaan bahasa Indonesia baku dan nonbaku secara baik dan benar?
4. Bagaimanakah cara membudayakan bahasa Indonesia di Universitas Negeri Medan?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian bahasa Indonesia baku dan nonbaku
2. Mengetahui contoh-contoh dari kata baku dan nonbaku
3. Mengetahui penggunaan bahasa Indonesia baku dan nonbaku secara baik dan benar
4. Mengetahui cara membudayakan bahasa Indonesia di Universitas Negeri Medan
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Bahasa Baku
Banyak orang kurang menyetujui pemakaian bahasa “baku” karena mereka kurang
memahami makna istilah itu. Mereka mengira bahasa yang baku selalu bersifat kaku, tidak lazim
digunakan sehari-hari, atau bahasa yang hanya terdapat di buku. Mereka berpendirian bahwa kita
cukup menggunakan bahasa yang komunikatif, maksudnya mudah dipahami. Mereka
beranggapan bahwa penggunaan ragam baku mengakibatkan bahasa yang kurang komunikatif
dan sulit dipahami.
Pemahaman semacam ini harus diluruskan. Keterpautan bahasa baku dengan materi di
media massa ialah bahwa ragam ini yang paling tepat digunakan supaya bahasa Indonesia
berkembang dan dapat menjadi bahasa iptek, bahasa sosial, atau pun bahasa pergaulan yang
moderen.
Bahasa yang baku tidak akan menimbulkan ketaksaan pada pemahaman pembacanya.
Ragam bahasa baku akan menuntun pembacanya ke arah cara berpikir yang bernalar, jernih, dan
masuk akal. Bahasa Inggris, dan bahasa-bahasa lain di Eropa, bisa menjadi bahasa dunia dan
bahasa komunikasi dalam ilmu pengetahuan karena tingginya sifat kebakuan bahasa-bahasa
tersebut.
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, Bahasa baku atau bahasa standar adalah ragam
bahasa yang diterima untuk dipakai dalam situasi resmi, seperti dalam perundang-
undangan, surat-menyurat, dan rapat resmi. Bahasa baku terutama digunakan sebagai bahasa
persatuan dalam masyarakat bahasa yang mempunyai banyakbahasa. Bahasa baku umumnya
ditegakkan melalui kamus (ejaan dan kosakata), tata bahasa, pelafalan,lembaga bahasa, status
hukum, serta penggunaan di masyarakat (pemerintah, sekolah, dll).
Bahasa baku atau bahasa standar adalah ragam bahasa yang diterima untuk dipakai dalam
situasi resmi, seperti dalam perundang-undangan, surat-menyurat, dan rapat resmi.
Kata-kata baku adalah kata-kata yang standar sesuai dengan aturan kebahasaaan yang
berlaku, didasarkan atas kajian berbagai ilmu, termasuk ilmu bahasa dan sesuai dengan
perkembangan zaman. Kebakuan kata amat ditentukan oleh tinjauan disiplin ilmu bahasa dari
3
berbagai segi yang ujungnya menghasilkan satuan bunyi yang amat berarti sesuai dengan konsep
yang disepakati terbentuk.
a. Ciri-ciri Bahasa Baku
Ciri-ciri Bahasa Indonesia Baku sebagai berikut:
1. Pelafalan sebagai bagian fonologi bahasa Indonesia baku adalah pelafalan yang
relatif bebas dari atau sedikit diwarnai bahasa daerah atau dialek.
2. Bentuk kata yang berawalan me- dan ber- dan lain-lain sebagai bahagian morfologi
bahasa Indonesia baku ditulis atau diucapkan secara jelas dan tetap di dalam kata.
Contoh bahasa baku adalah :
Gubernur meninjau daerah kebakaran
Ia tidak tahu bahwa anaknya sering bolos
Dia mengontrak rumah di Kebayoran lama
Mobil paman saya baru
Ada beberapa ciri yang dapat digunakan untuk mempertimbangkan kebakuan kalimat, antara lain:
1. Pelesapan imbuhan, misalnya “Kita harus hati-hati dalam menentukan sample
penelitian ini” (seharusnya “berhati-hati”).
2. Pemborosan kata yang menyebabkan kerancuan atau bahkan kesalahan struktur
kalimat, misalnya “Dalam rapat pimpinan kemarin memutuskan susunan pengurus
baru” (kata dalam dapat dibuang).
3. Penggunaan kata yang tidak baku, termasuk penggunaan kosakata bahasa daerah
yang belum dibakukan. Contoh, “Percobaan yang dilakukan cuma menemukan
sedikit temuan” (Cuma diganti hanya).
4. Penggunaan kata hubung yang tidak tepat, termasuk konjungsi ganda, misalnya
”Meskipun beberapa ruang sedang diperbaiki, tetapi kegiatan sekolah berjalan terus.”
(konjungsi tetapi sebaiknya dihilangkan karena sudah ada konjungsi meskipun).
5. Kesalahan ejaan, termasuk penggunaan tanda baca.
4
6. Pelesapan salah satu unsur kalimat, misalnya ”Setelah dibahas secara mendalam,
peserta rapat menerima usul tersebut” (subjek anak kalimat ‘usul tersebut’ tidak
boleh dilesapkan).
2. Bahasa Nonbaku
Para ahli mengemukakan bahwa bahasa nonbaku adalah bahasa yang digunakan dalam
berbicara dan menulis yang berbeda pelafalan, tatabahasa, dan kosakata dari bahasa baku dari
suatu bahasa.
Suharianto berpengertian bahwa bahasa nonstandar atau bahasa tidak baku adalah salah satu
variasi bahasa yang tetap hidup dan berkembang sesuai dengan fungsinya, yaitu dalam
pemakaian bahasa tidak resmi.
Kesimpulannya, bahasa Indonesia nonbaku adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang
tidak dikodifikasi, tidak diterima dan tidak difungsikan sebagai model masyarakat Indonesia
secara luas, tetapi dipakai oleh masyarakat secara khusus dan digunakan dipakai untuk keperluan
tidak resmi seperti yang dipakai dalam surat menyurat antara orang yang akrab, sapa-menyapa
antara orang tua dan anak-anaknya, tawar-menawar di toko, dan di pasar.
a. Ciri-ciri Bahasa Nonbaku
Bahasa Indonesia mempunyai sebuah aturan yang baku dalam pengguanaanya, namun
dalam prakteknya sering terjadi penyimpangan dari aturan yang baku tersebut. Kata-
kata yang menyimpang disebut kata non baku. Hal ini terjadi salah satu penyebabnya
adalah faktor lingkungan. Faktor ini mengakibabkan daerah yang satu berdialek berbeda
dengan dialek didaerah yang lain, walaupun bahasa yang digunakannya terhadap bahasa
Indonesia. Saat kita mempergunakan bahasa Indonesia perlu diperhatikan situasi dan
kondisinya. kapan kita memakai ragam bahasa baku dan kapan kita memakai bahasa
yang komunikatif. Ragam bahasa baku dipakai apabila pada situasi resmi, ilmiah. Tetapi
ragam bahasa non baku dipakai pada situasi santai dengan keluarga, teman, dan di
pasar, tulisan pribadi, buku harian. Oleh karena itu penting untuk diperhatikan
penggunaan ragam bahasa baku dan bukan baku dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh-contoh bahasa tidak baku adalah :
5
Dia ngontrak rumah di Kebayoran lama
Paman saya mobilnya baru
Gubernur ninjau daerah kebakaran
3. Contoh-contoh Kata Baku dan Nonbaku
Berikut adalah contoh-contoh kata baku dan nonbaku.
No Kata Baku Kata Tidak Baku
1 aktif aktip, aktive
2 Alquran Al-Quran, Al-Qur'an, Al Qur'an
3 amfibi amphibi
4 analisis analisa
5 apotek apotik
6 asas azas
7 asasi azasi
8 atlet atlit
9 atmosfer Atmosfir, atmosphere
10 azan adzan
11 cabai cabe, cabay
12 daftar daptar
13 dekret dekrit
14 detail detil
15 doa do’a
16 efektif efektip, efektive, epektip, epektif
17 efektivitas efektifitas
18 eksem eksim, exim
6
19 ekstrem ekstrim, extrim
20 elite elit
21 e-mail email, imel
22 faksimile faksimili, faksimil
23 Februari Pebruari, February
24 foto photo
25 fotokopi foto copy, photo copy, photo kopi
26 hakikat hakekat
27 hipotesis hipotesa
28 ijazah ijasah, izajah
29 izin ijin
30 jadwal jadual
31 Jumat Jum’at
32 karena karna
33 karisma kharisma
34 karismatik kharismatik
35 kategori katagori
36 khotbah khutbah
37 komplet komplit, kumplit
38 konkret kongkret, kongkrit, konkrit
39 kreatif kreatip, kreative
40 kreativitas kreatifitas
41 kredit kridit
42 kualitas kwalitas, kwalitet
7
43 kuantitas kwantitas
44 kuitansi kwitansi
45 kuota kwota
46 laknat la’nat
47 lembap lembab
48 lubang lobang
49 maaf ma’af
50 makhluk mahluk
51 masyhur mashur
52 muazin muadzin
53 mukjizat mu’jizat
54 napas nafas
55 nasihat nasehat
56 negeri negri
57 nikmat ni’mat
58 november nopember
59 objek obyek
60 pasif pasip, pasive, fasip
61 penasihat penasehat
62 petai pete, petay
63 proklamasi proklamir
64 provinsi propinsi, profinsi
65 proyek projek, project
66 rakaat raka’at
8
67 rezim rejim
68 risiko resiko
69 rizki rezeki, rejeki, riski, rizqi
70 rubuh roboh
71 sintesis sintesa
72 sistem sistim, system
73 stroberi strawberi, strawbery
74 subjek subyek
75 surga syurga, sorga
76 saraf syaraf, sarap
77 takwa taqwa
78 taoge tauge, toge
79 teknik tehnik, tekhnik
80 teknologi tekhnologi, tehnologi
81 teladan tauladan
82 telepon telpon, telfon, telefon, telephone
83 telur telor
84 tobat taubat
85 ubah rubah, robah
86 ustaz ustadz, ustad
4. Penggunaan Bahasa Indonesia Baku dan Nonbaku Secara Baik dan Benar
Kita sering mendengar dan membaca semboyan “Pergunakanlah Bahasa Indonesia dengan
Baik dan Benar”. Makna semboyan itu sering pula diartikan bahwa kita harus berbahasa baku
atau kita harus menghindarkan pemakaian bahasa nonbaku. Bahasa baku sama maknanya dengan
bahasa yang baik dan benar. Hal ini terjadi karena konsep di dalam semboyan itu sangat kabur.
9
Konsep yang benar atau semboyan yang benar adalah “Pergunakanlah Bahasa Indonesia Baku
dengan Baik dan Benar”, “Pergunakanlah Bahasa Nonbaku dengan Baik dan Benar”.
“Pergunakanlah Bahasa Indonesia Baku dan Nonbaku dengan Baik dan Benar”.
Bahasa Indonesia Baku dan Nonbaku mempunyai kode atau ciri bahasa dan fungsi
pemakaian yang berbeda. Kode atau ciri dan fungsi setiap ragam bahasa itu saling berkait.
Bahasa Indonesia baku berciri seragam, sedangkan ciri bahasa Indonesia nonbaku beragam.
Pemakaian bahasa yang mengikuti kaidah bahasa yang dibakukan atau yang dianggap baku
adalah pemakaian bahasa Indonesia baku dengan benar adalah pemakaian bahasa yang
mengikuti kaidah bahasa atau gramatikal bahasa baku. Sebaliknya pemakaian bahasa Indonesia
nonbaku dengan benar adalah pemakaian bahasa yang tidak mengikuti kaidah bahasa atau
gramatikal baku, melainkan kaidah gramatikal nonbaku. Pemakaian bahasa Indonesia baku
dengan baik dan benar adalah pemakaian bahasa yang sesuai dengan fungsi dan ciri kode bahasa
Indonesia baku. Pemakaian bahasa Indonesia nonbaku dengan baik dan benar adalah pemakaian
bahasa yang sesuai dengan fungsi pemakaian dan ciri bahasa Indonesia nonbaku.
Konsep baik dan benar dalam pemakaian bahasa Indonesia baik baku maupun nonbaku
saling mendukung saling berkait. Tidaklah logis ada pemakaian bahasa Indonesia yang baik,
tetapi tidak benar. Atau tidaklah logis ada pemakaian bahasa yang benar tetapi tidak baik. Oleh
karena itu, konsep yang benar adalah pemakaian bahasa yang baik harus juga merupakan
pemakaian bahasa yang benar. Atau sebaliknya.
Harimurti Kridalaksana memperjelas bahwa adanya bahasa baku atau bahasa standar dan
bahasa nonbaku atau bahasa nonstandar bukan berarti bahwa bahasa baku atau bahasa standar
lebih baik, lebih benar atau lebih betul daripada bahasa non baku atau bahasa nonstandar. Bukan
disitu permasalahannya. Kita memakai bahasa secara betul atau baik bila kita menggunakan
bahasa baku sesuai dengan fungsinya. Demikian juga, kita mempergunakan bahasa secara betul
atau baik bila kita mempergunakan bahasa nonbaku atau bahasa nonstandar sesuai dengan
fungsinya. Kita menggunakan bahasa secara salah atau tidak benar bila kita menggunakan
bahasa standar untuk fungsi bahasa nonstandar. Oleh karena itu, memakai bahasa baku tidak
dengan sendirinya berarti memakai bahasa yang baik dan benar. Bahasa baku tidak sama dengan
bahasa yang baik dan benar.
10
5. Cara Membudayakan Bahasa Indonesia di Universitas Negeri Medan
Salah satu penyebab lemahnya kemampuan berbahasa Indonesia yang melanda bangsa ini
adalah kacau dalam “memperlakukan” bahasa Indonesia. Pencampuradukkan bahasa Indonesia
dengan bahasa daerah maupun asing selain juga adanya fenomena bahasa gaul, atau bahasa alay,
yang “dianut” oleh sebagian generasi muda di kota kota besar di Indonesia juga membuat bahasa
Indonesia semakin rusak.
Kondisi penggunaan bahasa Indonesia di Universitas Negeri Medan :
Di Kelas
Pada saat kegiatan perkuliahan digunakan bahasa Indonesia yang diselipi dengan bahasa
jawa atau bahasa ilmiah yang berasal dari bahasa Inggris atau Latin. Pada perkuliahan
bahasa Inggrispun juga sama, bahasa Inggris jadi bahasa utama, dicampur bahasa
Indonesia dan bahasa Batak lagi.
Dosen-Mahasiswa
Digunakan bahasa Indonesia dan bahasa Batak. Mahasiswa menggunakan bahasa
Indonesia sekitar 80-90% dengan dosen, sedangkan dosen sekitar 20% interaksi
dengan mahasiswa memakai bahasa Jawa dan sisanya bahasa Indonesia.
Dosen-Dosen
Bahasa Indonesia bercampur bahasa Batak.
Mahasiswa-Mahasiswa
Bahasanya juga “gado-gado” , bahasa Indonesia dicampur bahasa Batak.
Dosen-Bagian Umum dan Satpam
Lebih banyak menggunakan bahasa Batak dibanding bahasa Indonesia.
Perlu upaya untuk menjadikan bahasa Indonesia bernilai bagi kehidupan. Tentu saja semua
pihak harus meyakinkan kepada anak-anak bangsa bahwa bahasa Indonesia penting sebagai jati
diri bangsa. Penggunaan bahasa seharusnya disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Artinya
menggunakan bahasa daerah, jika berada di tengah keluarga, dengan saudara, atau acara adat
istiadat. Lalu, menggunakan bahasa Indonesia ketika berinteraksi dengan orang di luar atau
dalam situsi formal dengan begitu terjalin persatuan, dan menggunakan bahasa Inggris sebagai
komunikasi dengan dunia internasional. Oleh karena itu, kesadaran berbahasa perlulah untuk
11
ditingkatkan. Tahu dimana harus berbahasa yang baku maupun dimana harus berbahasa
nonbaku.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk membudayakan bahasa Indonesia di
Universitas Negeri Medan adalah :
1. Membutuhkan suatu upaya pembiasaan. Artinya, perlu latihan untuk berbahasa secara
tepat, baik secara lisan maupun tulisan setiap saat setidaknya selama berada di
lingkungan kampus. Pembiasaan ini akan sangat mempengaruhi perkembangan
kemampuan berbahasa. Dapat melalui cara-cara : membiasakan mahasiswa untuk
membaca buku-buku penulis Indonesia, berbicara dengan bahasa Indonesia yang baik
kepada sesama mahasiswa dan dosen, memperkenalkannya dengan karya sastra
sastrawan Indonesia, mengajak mahasiswa sering berlatih menulis dengan bahasa
Indonesia yang baik, dan tidak merasa malu menggunakan bahasa Indonesia.
2. Proses penyadaran dan pembiasaan ini membutuhkan suatu kekuatan atau sanksi yang
mengikat misalnya tugas menuliskan suatu artikel atau karangan dengan bahasa yang
baku. Hal ini akan menimbulkan keinginan untuk mempelajari bahasa Indonesia yang
baik dan benar.
3. Meningkatkan pengajaran bahasa Indonesia di perguruan tinggi. Para mahasiswa dapat
diberikan tugas praktik berbahasa Indonesia dalam bentuk penulisan artikel dan
makalah, dan juga dalam bentuk penulisan sastra seperti cerita pendek dan puisi.
Dengan praktik-praktik berbahasa Indonesia tersebut, dapat mengembangkan kreativitas
berbahasa Indonesia mereka dan juga dapat membiasakan mereka berbahasa Indonesia
secara baik dan benar. Menanamkan semangat persatuan dan kesatuan untuk
memperkukuh bangsa Indonesia dengan penggunaan bahasa Indonesia. Dengan
menanamkan semangat tersebut, akan lebih mengutamakan bahasa Indonesia daripada
menggunakan bahasa gaul.
BAB III
PENUTUP
12
A. Kesimpulan
Bahasa Indonesia baku adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang bentuk bahasanya
telah dikodifikasi, diterima, dan difungsikan atau dipakai sebagai model oleh masyarakat
Indonesia secara luas. Bahasa Indonesia nonbaku adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang
tidak dikodifikasi, tidak diterima dan tidak difungsikan sebagai model masyarakat Indonesia
secara luas, tetapi dipakai oleh masyarakat secara khusus.
Bahasa Indonesia baku dipakai di dalam beberapa konteks. Pertama, dalam komunikasi
resmi, kedua, dalam wacana teknis, ketiga, pembicaraan di depan umum, dan keempat,
pembicaraan dengan orang yang dihormati.
Upaya untuk membudayakan bahasa Indonesia baku dan nonbaku di Universitas Negeri
Medan adalah :
1. Meningkatkan pengajaran bahasa Indonesia di UNIMED berhubungan dengan
bahasa baku dan nonbaku dan penggunaannya
2. Menyadarkan dan memotivasi seluruh warga UNIMED akan fungsi dan
pentingnya bahasa yang baku. Menyadarkan bahwa bahasa Indonesia sebagai
bahasa nasional yang harus kita utamakan penggunaannya
3. Membutuhkan suatu upaya pembiasaan
B. Saran
Sebagai mahasiswa maupun sebagai pelaku pendidikan lainnya di lembaga pendidikan
tinggi Universitas Negeri Medan marilah kita dapat menggunakan bahasa Indonesia baik itu
baku maupun nonbaku secara baik dan benar, yaitu sesuai dengan situasi. Budayakanlah tertib
berbahasa Indonesia sebagai cerminan Universitas konservasi.
DAFTAR PUSTAKA
13
Doyin, mukh dan Wagiran.2009.Bahasa Indonesia Pengantar Penulisan Karya Ilmiah.Semarang :UNNES Press
masita.yaya.nandabila.wordpress.com.”membudayakan bahasa daerah,bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dalam system MBS”.diunduh pada tanggal 14 Juni jam 16.10
http://drs-bandi.blogspot.com/2012/03/bahasa-indonesia-yang-baku-dan-tidak.html diunduh pada tanggal 7 Februari 2013 jam 14.51 WIB
14