31
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Bittner menyebutkan definisi sederhana komunikasi massa bahwa: “Mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of peopleRiswandi (2009:103) ; Romli (2016:1) ; Vera (2016:4). Jika diterjemahkan secara bebas maka komunikasi massa adalah pesan-pesan yang dikomunikasikan melalui media massa kepada sejumlah orang yang banyak dan luas. Tidak berbeda jauh dengan pendapat yang dikemukakan oleh Defleur dan Dennis McQuail dalam Riswandi (2009:103) yang menambahkan tujuan dari komunikasi massa yaitu proses penyebaran pesan melalui media dengan tujuan menciptakan makna yang dapat mempengaruhi khalayak yang banyak, berbeda- beda disertai berbagai cara. Sejalan dengan beberapa pendapat diatas, Jalaluddin dalam Soyomukti (2012:192) dan Mulyana (2007:83) mendefinisikan komunikasi massa lebih terperinci dengan memberikan penjelasan mengenai komunikan dan waktu penyampaian pesan yaitu komunikasi yang diarahkan kepada masyarakat yang terbagi-bagi, berbeda-beda, dan tidak teridentitaskan melalui media massa sehingga pesan dapat diterima secara bersamaan serta dengan jangka waktu yang singkat. Namun sedikit berbeda dengan pendapat Mulyana (2007:83) yang menjelaskan gambaran komunikasi massa dengan lebih kompleks dan lebih rinci yaitu komunikasi massa merupakan komunikasi dengan menggunakan media

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/63304/3/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Bittner

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/63304/3/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Bittner

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komunikasi Massa

2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa

Bittner menyebutkan definisi sederhana komunikasi massa bahwa: “Mass

communication is messages communicated through a mass medium to a large

number of people” Riswandi (2009:103) ; Romli (2016:1) ; Vera (2016:4). Jika

diterjemahkan secara bebas maka komunikasi massa adalah pesan-pesan yang

dikomunikasikan melalui media massa kepada sejumlah orang yang banyak dan

luas. Tidak berbeda jauh dengan pendapat yang dikemukakan oleh Defleur dan

Dennis McQuail dalam Riswandi (2009:103) yang menambahkan tujuan dari

komunikasi massa yaitu proses penyebaran pesan melalui media dengan tujuan

menciptakan makna yang dapat mempengaruhi khalayak yang banyak, berbeda-

beda disertai berbagai cara.

Sejalan dengan beberapa pendapat diatas, Jalaluddin dalam Soyomukti

(2012:192) dan Mulyana (2007:83) mendefinisikan komunikasi massa lebih

terperinci dengan memberikan penjelasan mengenai komunikan dan waktu

penyampaian pesan yaitu komunikasi yang diarahkan kepada masyarakat yang

terbagi-bagi, berbeda-beda, dan tidak teridentitaskan melalui media massa

sehingga pesan dapat diterima secara bersamaan serta dengan jangka waktu yang

singkat.

Namun sedikit berbeda dengan pendapat Mulyana (2007:83) yang

menjelaskan gambaran komunikasi massa dengan lebih kompleks dan lebih rinci

yaitu komunikasi massa merupakan komunikasi dengan menggunakan media

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/63304/3/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Bittner

7

massa seperti cetak maupun elektronik, biaya relatif mahal, dikelola oleh suatu

lembaga.

Dari beberapa pendapat diatas terdapat perbedaan dari setiap ahli yang

menjelaskan detail dari setiap elemen komunikasi massa seperti bentuk media,

komunikan, serta tujuannya. Sedangkan kesamaan antar definisi dengan lainnya

yaitu pesan disampaikan melalui media massa serta disebarkan secara luas, maka

dapat ditarik benang merah bahwa komunikasi massa adalah proses penyampaian

pesan secara luas dari komunikator melalui media massa baik cetak maupun

elektronik kepada khalayak dalam jumlah yang besar, tidak teridentitaskan dan

berbeda-beda secara bersamaan dan pada saat yang sama.

2.1.2 Fungsi Komunikasi Massa

Nurudin (2011:64-65) mengutip beberapa fungsi komunikasi massa yang

memiliki kesamaan dari pendapat beberapa para ahli, diantaranya menurut Jay

Black dan Frederick C. Whitney, John Vivian, Charles Robert Wright, dan Alexis

S.Tan bahwa fungsi komunikasi massa : (1) memberi informasi, (2) mendidik, (3)

persuasi atau meyakinkan dan (4) menghibur.

Tidak berbeda jauh dengan Vera (2016:17-20) yang merangkum beberapa

fungsi komunikasi massa dari berbagai pendapat para ahli sekaligus, diantaranya:

Dennis McQuail, Harold D.Lasswell, Charles Robert Wright, Jay Black dan

Frederick C.Whitney, Onong Uchjana, Effendy, John Vivian, Joseph R. Dominick

menyebutkan fungsi komunikasi massa diantaranya: (1) informasi, (2) pendidikan,

(3) hiburan, (4) fungsi meyakinkan. Empat fungsi komunikasi massa diatas dapat

dijabarkan sebagai berikut, yaitu :

a. Informasi

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/63304/3/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Bittner

8

Menurut Nurudin (2011:66) fungsi informasi berupa gagasan, berita maupun

peristiwa yang berdasarkan fakta, aktual, bermakna, dan berbobot mengandung

unsur 5W + 1H (What, Where, Who, When, Why + How) atau Apa, Di mana,

Siapa, Kapan, Mengapa dan Bagaimana. (Vera, 2016: 18) menambahkan sumber

informasi dapat berupa buku yang berisi fakta serta informasi yang berisi data

penunjang dari seorang ahli yang dapat dipertanggungjawabkan keilmiahannya.

b. Pendidikan

Menurut Nurudin (2011:74-75) warisan seperti seni, ilmu pengetahuan serta

kebudayaan dalam masyarakat merupakan bentuk akumulasi budaya yang

ditransmisikan sebagai proses pendidikan sebagai pengalaman baru bagi generasi

selanjutnya. Vera (2016:18-19) menambahkan karena pada dasarnya fungsi

pendidikan berupaya dalam memberikan edukasi kepada masyarakat agar berpikir

kritis dan mendapat pengetahuan yang luas dalam bidang ekonomi, politik,

hukum, sosial budaya, pendidikan moral dan budi pekerti.

c. Hiburan

Nurudin (2011:69-71) menjelaskan bahwa masyarakat Indonesia menjadikan

televisi sebagai media eletronik yang menyajikan hiburan serta sarana untuk

berkumpul bersama keluarga. Vera (2016:19) menambahkan tujuannya untuk

relaksasi, menyenangkan, memuaskan, mengalihkan perhatian dari masalah yang

dihadapi, melepas stress maupun kelelahan yang dihadapi.

d. Persuasi

Menurut Nurudin (2011:72-74) fungsi persuasi bertujuan untuk mempengaruhi

dan meyakinkan. Apa yang dilihat, didengar, dibaca oleh khalayak melalui media

dibuat untuk mempengaruhi. Ratusan film dibuat setiap tahun berhubungan

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/63304/3/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Bittner

9

dengan informasi dan khususnya persuasif. Vera (2016:19) menamabahkan

tujuannya untuk menggerakan seseorang atau individu untuk melakukan sesuatu,

mengadopsi nilai, tingkah laku, budaya, kepercayaan serta etika.

2.1.3 Bentuk-Bentuk Komunikasi Massa

Nurudin (2011:5) menyebutkan bentuk dari komunikasi massa antara lain

media elektronik (televisi, radio), media cetak (surat kabar, majalah, tabloid),

buku dan film. Sama halnya dengan pendapat Nurudin, Soyomukti (2012:200-

201) menyebutkan bentuk komunikasi massa terbagi menjadi tiga, yaitu: media

cetak (surat kabar), media audio (radio), dan media audio visual (TV). Berbeda

dengan dua pendapat sebelumnya, Romli (2016:74-101) menyebutkan terdapat

bentuk komunikasi massa, diantaranya: surat kabar, radio, televisi dan film.

Dari beberapa penjelasan diatas dapat diamati bahwa setiap ahli menyatakan

pendapatnya berdasarkan pandangan masing-masing, namun pendapat-pendapat

diatas memiliki persamaan dan secara sederhana bentuk komunikasi massa diatas

terdapat empat, diantaranya:

a. Surat Kabar

Gunadi dalam Romli (2016:74) menyebutkan definisi surat kabar adalah media

komunikasi massa yang memuat serba serbi pemberitaan, meliputi bidang politik,

ekonomi, sosial budaya, maupun pertahanan dan keamanan. Soyomukti

(2012:200) menambahkan bahwa pesan yang disampaikan berupa simbol verbal,

gambar dan warna. Surat kabar berfungsi sebagai ruang publik bagi masyarakat

untuk menyampaikan opini dan gagasan serta perdebatan maupun isu-isu yang

beredar di masyarakat.

b. Radio

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/63304/3/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Bittner

10

Romli (2016:76-77) menjelaskan radio sebagai salah satu bentuk media massa

yang mengedepankan sisi musikalitas serta informasi yang lebih luas untuk

khalayak pada umumnya. Pesan yang disampaikan melalui radio siaran dilakukan

menggunakan bahasa lisan. Soyomukti (2012:201) menambahkan unsur produksi

utamanya adalah suara (audio), pesan yang disampaikan tidak dapat dinikmati

berulang-ulang hanya sekali dengar dan sifatnya serempak atau laporan langsung.

c. Televisi

Romli (2016:87-90) menjelaskan televisi sebagai media informasi untuk

menyampaikan pesan dengan jangkauan yang luas serta dengan waktu bersamaan.

Pesan yang disampaikan seolah-olah berlangsung (live) antara komunikator

dengan komunikan. Soyomukti (2012:201) menambahkan pesan disampaikan

dengan simbol produksi verbal, gambar, warna, suara dan gerakan. Bersifat

serempak dan umpan balik verbal dan nonverbal. Pesan yang disajikan tidak

hanya informatif namun juga berisi hiburan, pendidikan dan persuasi.

d. Film

Romli (2016:97-101) menjelaskan film adalah gambar hidup, hasil seonggok

seluloid yang diputar dengan mempergunakan proyektor dan ditembakkan ke

layar dan dipertunjukkan digedung bioskop. Film berfungsi sebagai media yang

memiliki kapasitas membuat pesan yang sama secara serempak dan mempunyai

sasaran yang beragam dari agama,etnis, status, agama dan tempat tinggal.

2.2 Teori Media

2.2.1 Latar Belakang Teori Media

Littlejohn (2011:403) menyebutkan bahwa konsep dasar teori ini pertama

kali dikemukakan oleh Marshall McLuhan dan Harold Innis 1964. McLuhan

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/63304/3/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Bittner

11

menyatakan bahwa medium is the message atau media adalah pesan. Pernyataan

ini menekankan bagaimana media komunikasi berbeda alam terminologi isi tetapi

juga pada bagaimana mereka dibangun dan disalurkan melalui pikiran dan rasa.

Littlejohn (2018:403) menyebutkan bahwa teori media menitik beratkan

pada karakteristik media itu sendiri lebih dari sekedar apa yang dikirimkan atau

bagaimana suatu informasi diterima. Dalam teori media sebuah media tidaklah

sesederhana hanya seperti surat kabar, internet, kamera digital dan sebagainya

tetapi di sisi lain, media sebagai bagian dari pesan apapun yang dikirimkan,

memiliki dampak bagi setiap individu dan masyarakat.

2.2.2 Asumsi Teori Media

Littlejohn (2018:404) menyebutkan tiga asumsi utama teori media,

diantaranya:

1) Dalam perspektif Mc Luhan media tidak dilihat dalam konsep yang sempit

seperti surat kabar/majalah, radio, televisi, film atau internet namun dalam

konsep yang luas yaitu melihat media sebagai apa saja yang digunakan oleh

manusia. Jadi mungkin saja manusia tidak hanya berkomunikasi dengan media

massa akan tetapi dapat menghidarkan diri dari komunikasi dengan

menggunakan pesan non verbal yang dapat memediasi mereka dalam

menyampaikan pesan. Maknanya media melingkupi setiap tindakan didalam

masyarakat.

2) Media sebagai sesuatu yang langsung mempengaruhi manusia artinya memberi

penilaian, merasa dan bereaksi cenderung dipengaruhi oleh media. Menurut

Mc Luhan media cukup kuat dalam membentuk pandangan manusia atas dunia.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/63304/3/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Bittner

12

Media akan terus berubah seiring dengan pertumbuhan dan dinamisme

masyarakat, kebutuhan masyarakat dan mengikuti perubahan media.

3) Media mempermudah dalam memberikan informasi dari berbagai belahan

bumi. Media seolah-olah mengikat dunia menjadi sebuah kesatuan sistem

politik, ekonomi, sosial dan budaya. Dengan adanya media, manusia

dipermudah dalam segala hal serta memudahkan dalam berinteraksi dengan

siapapun dan dimanapun menggunakan media sosial.

2.2.3 Aplikasi Teori Media

Littlejohn (2018:405) menyebutkan bahwa teori media lebih banyak

digunakan dalam komunikasi massa. Komunikasi massa merupakan proses media

menciptakan dan menyebarkan pesan-pesan pada masyarakat luas dan proses

pesan dicari, digunakan, dipahami dan dipengaruhi oleh audien. Dalam

menggambarkan model komunikasi massa salah satunya adalah model awal yang

digambarkan Harold Lasswell dengan model komunikasi sederhana yaitu siapa,

mengatakan apa, disaluran mana, untuk siapa dan dengan pengaruh apa. Model ini

mampu mengidentifikasi fungsi-fungsi utama media komunikasi termasuk

pengamatan, memberikan informasi, sosialisasi. Hal penting dalam komunikasi

massa adalah media itu sendiri. Media menyebarkan pesan kemudian

mempengaruhi dan menggambarkan budaya masyarakat, serta media memberikan

informasi kepada audiens yang heterogen menjadikan media sebagai bagian dari

kekuatan institusi masyarakat.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/63304/3/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Bittner

13

2.3 Film

2.3.1 Pengertian Film

Javandalasta (2011:1) menyebutkan definisi film secara sederhana adalah

rangkaian gambar bergerak membentuk suatu cerita. Sejalan dengan pendapat

Javandalasta, definisi yang dikemukakan oleh Edwin S.Porter seorang juru

kamera Edison Company dalam Baran (2012:215) menyebutkan film adalah alat

penyampai cerita yang lebih baik disertai penggunaan kamera serta penyuntingan

yang artistik. Tidak berbeda jauh dengan pendapat Javandalasta dan Porter,

definisi yang dikemukakan menurut Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2009

tentang Perfilman pada Bab 1 Pasal 1 dalam Vera (2014:91) menyebutkan bahwa

film merupakan bentuk karya seni budaya yang berperan sebagai pranata sosial

juga media komunikasi massa, dibuat berdasarkan kaidah sinematografi dengan

atau tanpa suara serta dapat dipertunjukkan.

Berbeda dengan pendapat ketiga ahli diatas, definisi film yang dikemukakan

oleh Mc Quail dalam Oktavianus (2015:3) lebih menekankan pada tujuan

dibuatnya sebuah film yaitu untuk menyebarkan hiburan, serta menyajikan cerita,

peristiwa, musik, drama, lawak dan sajian teknis lainnya kepada masyarakat

umum.

Beberapa pandangan definisi film diatas jelas berbeda-beda. Namun setiap

definisi juga memiliki kesamaan antar satu dengan yang lainnya, maka dapat

ditarik benang merah bahwa film adalah media komunikasi massa berbentuk

karya seni terdiri dari rangkaian gambar bergerak dengan atau tanpa suara yang

menyampaikan sebuah cerita atau peristiwa disertai penyuntingan yang artistik,

dan bertujuan untuk menyebarkan hiburan juga untuk dipertunjukkan.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/63304/3/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Bittner

14

2.3.2 Fungsi Film

Imron (2013:3) menyebutkan fungsi film sama dengan fungsi komunikasi

massa, maka utamanya fungsi film ada tiga yaitu memberi informasi, mendidik

dan menghibur. Fungsi film yang disebutkan Imron, merupakan secara

sederhananya namun tidak menjelaskan pengertian dari setiap fungsi. Berbeda

halnya dengan pendapat Vera (2016:87) yang menyebutkan fungsi film bagi

khalayak utamanya adalah untuk hiburan, namun Vera juga menambakan fungsi

informatif, edukatif, dan persuasif. Sejalan dengan pendapat Imron dan Vera

diatas, fungsi film lebih diperjelas oleh Marselli dalam Mudjiono (2011:136-137)

yaitu:

1) Film berfungsi membantu menjaga keterikatan terhadap tanah kelahiran dan

kebudayaannya.

2) Film berfungsi sebagai media hiburan untuk memenuhi kepuasan batin,

meluangkan waktu, mendapatkan nilai-nilai baru dengan melihat hal yang

terjadi di dunia, pelepas ketegangan dari realita nyata serta tempat pelarian dari

beban sehari-hari.

3) Film berfungsi sebagai media pendidikan yang memiliki pesan-pesan moral

yang baik, serta mengajari, memberi tahu dan belajar tentang sesuatu yang baru

seperti bergaul dengan orang lain, bertingkah laku, berpenampilan dan lain

sebagainya.

4) Film berfungsi sebagai media persuasi, dimana terlihat kandungan pesan yang

berusaha untuk mengedalikan sikap atau perilaku penontonnya.

Jika ditinjau ulang dari fungsi-fungsi diatas maka fungsi film sama halnya dengan

fungsi komunikasi massa, yaitu memberi informasi, mendidik dan menghibur.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/63304/3/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Bittner

15

Namun yang perlu dipahami bahwa film menjadi referensi dalam melihat realitas

di masa lalu, masa sekarang bahkan masa mendatang. Tak hanya itu, film

merupakan sebuah karya seni yang dapat ditransmisikan dalam melestarikan

budaya, dan menjaganya agar tetap melekat dalam tanah kelahiran dan menjadi

warisan bagi generasi selanjutnya.

2.3.3 Jenis-Jenis Film

Vera (2014:95) menyebutkan jenis-jenis film ada dua yaitu: film fiksi dan

film nonfiksi. Sejalan dengan pendapat Vera, Javandalasta (2011:2-3)

menyebutkan jenis-jenis film ada tiga, yaitu: film dokumenter, film cerita pendek

dan film cerita panjang. Sejalan dengan dua pendapat diatas, namun yang

dikemukakan oleh Romli (2016:99) lebih menspesifikan pada jenisnya,

diantaranya: film cerita, film berita, film dokumenter, dan film kartun.

Penjabaran dari para ahli diatas merupakan berdasarkan pandangan serta

referensi yang berbeda-beda namun pada intinya seiring perkembangan zaman

semuanya pun ikut berubah, jenis-jenis film yang berawal hanya 2 jenis saja

menjadi berubah karena mengikuti arus perkembangan media. Berdasarkan yang

disebutkan diatas terdapat empat jenis film, diantaranya:

1) Film cerita

Menurut Romli (2016:99) film cerita terbagi menjadi dua berdasarkan

durasinya, yaitu cerita pendek dan cerita panjang. Cerita pendek berdurasi kurang

dari 60 menit sedangkan cerita panjang berdurasi 90-100 menit. Vera (2014:95)

menambahkan film cerita merupakan hasil realita ataupun imajinasi yang sangat

membantu publik untuk melihat peristiwa yang terjadi dimasa lalu atau cerita

rakyat.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/63304/3/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Bittner

16

2) Film berita

Menurut Romli (2016:99) film berita merupakan film mengenai fakta atau

peristiwa yang benar-benar terjadi. Film berita sangat membantu publik untuk

melihat peristiwa yang sedang terjadi.

3) Film dokumenter

Menurut Gatot Prakoso dalam Romli (2016:99) film dokumenter adalah sebuah

film yang menggambarkan kejadian nyata, kehidupan dari seseorang, suatu

periode dalam kurun sejarah, atau mungkin sebuah rekaman dari suatu cara hidup

makhluk, dokumenter rangkuman perekaman fotografi berdasarkan kejadian nyata

dan akurat. Javandalasta (2011:2) menambahkan bahwa film dokumenter

merupakan cara terbaik dalam merepresentasikan realitas dengan berbagai cara

dan dibuat dengan berbagai tujuan yaitu menyebarkan informasi, pendidikan

maupun propaganda.

4) Film kartun

Menurut Romli (2016:99) film kartun adalah film yang menghidupkan gambar-

gambar yang telah dilukis. Terdapat tokoh dalam film kartun. Dalam pembuatan

film kartun yang terpenting adalah seni lukis.

2.3.4 Film Sebagai Penyampai Pesan

Sobur (2013:127) menjelaskan film merupakan salah satu bentuk media

komunikasi massa yang pesannya dapat dikonsumsi oleh masyarakat dalam

jumlah banyak. Kekuatan dan kemampuan film dalam menjangkau banyak

segmen sosial berpotensi untuk memuaskan dan mempengaruhi khalayak. Pesan

yang disampaikan dalam film dapat berupa informatif, menghibur, mendidik,

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/63304/3/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Bittner

17

maupun meyakinkan. Pendapat yang diutarakan Sobur lebih berfokus pada fungsi

film secara umum.

Berbeda halnya dengan pendapat yang dikemukakan oleh McQuail dalam

Oktavianus (2015:6) menyebutkan bahwa pesan yang terkandung dalam film

muncul berdasarkan keinginan untuk merepresentasikan kondisi masyarakat, dari

situlah kebanyakan film mengangkat sebuah tema atau fenomena yang sedang

terjadi ditengah-tengah masyarakat. Film juga digunakan sebagai media

pendidikan sebab film memiliki kemampuan untuk menarik perhatian serta

mengantar pesan secara unik kepada masyarakat. Pendapat ini lebih menekankan

pada dasarnya film tidak dibuat hanya untuk menghibur namun juga memberikan

edukasi dan pengetahuan akan budaya serta membangkitkan imajinasi-imajinasi

yang tidak dapat terbayangkan oleh akal manusia melalui penyuntingan dan

special effect yang diberikan dalam film yang dibuat.

Dari penjelasan diatas dapat dipahami bahwa film sebagai penyampai

pesan merupakan media yang tepat bagi khalayak dalam menyajikan pesan-pesan

yang menarik bagi audience-nya. Pesan yang disampaikan juga tidak hanya

informatif namun juga terdapat pesan pendidikan dalam memberikan gambaran

norma-norma, etika dan budaya yang baik dalam bermasyarakat.

2.4 Pesan

2.4.1 Pengertian Pesan

Effendy (1992:6) mendefinisikan pesan adalah pernyataan sebagai panduan

pikiran dan perasaan, dapat berupa ide, informasi, keluhan, keyakinan, imbauan,

anjuran, dan sebagainya. Pendapat ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh

Orbe dan Bruess dalam Liliweri (2011:40) pesan adalah gagasan, perasaan, atau

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/63304/3/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Bittner

18

pemikiran yang telah diproses oleh komunikator dan diterima oleh komunikan.

Sejalan dengan pendapat diatas menurut Lasswell dalam Riswandi (2009:3) pesan

adalah apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan

merupakan seperangkat simbol verbal dan atau non-verbal yang mewakili

perasaan, nilai atau gagasan. Ketiga pendapat diatas mendefinisikan pesan secara

sederhananya.

Memperkuat pendapat Effendy, Orbe dan Bruess, dan Lasswell pendapat ini

disertai dengan memberikan tujuan dalam defiisinya, dikemukakan oleh

Soyomukti (2012:61-62) dalam mendefinisikan pesan sebagai segala sesuatu yang

disampaikan komunikator kepada komunikan untuk mewujudkan motif

komunikasinya. Pesan bersifat abstrak namun ketika disampaikan menjadi

konkret karena pesan disampaikan dalam bentuk bahasa, suara, gambar, mimik,

gerak-gerik dan lainnya.

Melihat berbagai macam pendapat para ahli tentang definisi pesan diatas,

maka dapat ditarik benang merah bahwa pesan merupakan segala sesuatu yang

disampaikan komunikator kepada komunikan berupa pernyataan, gagasan,

informasi, pemikiran dan disampaikan dengan simbol verbal maupun non verbal

yang berupa bahasa, suara, gambar maupun mimik atau gerak-gerik lainnya

dengan tujuan mewujudkan motif komunikasinya.

2.4.2 Jenis-Jenis Pesan

Mulyana (2007:260) dan Tubbs & Moss (2012: 8-9) senada dalam

menyebutkan bahwa jenis-jenis pesan ada dua, diantaranya:

1) Pesan verbal

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/63304/3/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Bittner

19

Menurut Mulyana (2007:260) pesan verbal adalah jenis komunikasi yang

menggunakan satu kata atau lebih. Kategori pesan verbal adalah usaha-usaha yang

dilakukan secara sadar untuk berhubungan dengan orang lain secara lisan.

Riswandi (2009:61) menambahkan bahwa aspek yang digunakan adalah

pengunaan lambang verbal. Lambang verbal disebut bahasa sebagai sarana utama

dalam merepresentasikan pesan baik memberi informasi serta berinteraksi.

2) Pesan non verbal

Menurut Riswandi (2009:69) pesan non verbal adalah jenis komunikasi yang

menggunakan isyarat bukan kata-kata. Tubbs & Moss (2012:9) menambahkan

pesan ini meliputi seluruh aspek nonverbal dalam perilaku seperti: ekspresi wajah,

sikap tubuh, nada suara, gerakan tangan, cara berpakaian dan lainnya.

2.4.3 Fungsi Pesan

Berdasarkan penjelasan jenis pesan sebelumnya, maka fungsi pesan juga

dua, yaitu:

1) Fungsi Pesan Verbal

Menurut Larry L. Barker dalam Riswandi (2009:60) fungsi pesan verbal

terdapat tiga, yaitu:

a. Fungsi penamaan merupakan usaha untuk meneliti objek, tindakan, ataupun

orang dengan menyebut nama sehingga dapat menjadi acuan dalam

komunikasi.

b. Fungsi interaksi lebih menekankan pada berbagai gagasan dan emosi yang

dapat berhubungan antara orang dengan orang lainnya, atau antara kelompok

dengan kelompok lainnya.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/63304/3/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Bittner

20

c. Fungsi transmisi informasi merupakan penyampaian informasi melalui bahasa

kepada orang lain. Penerimaan informasi yang dilakukan setiap hari contoh

melalui media massa.

2) Fungsi Pesan Non-Verbal

Menurut Mark L. Knapp dalam Rakhmat (2004:287) terdapat lima fungsi

pesan nonverbal, yaitu:

a. Repetisi yaitu mengulang kembali gagasan yang sudah disajikan secara verbal.

b. Substitusi yaitu menggantikan lambang-lambang verbal.

c. Kontradiksi yaitu menolak pesan verbal atau memberikan makna yang lain

terhadap pesan verbal.

d. Komplemen yaitu melengkapi dan memperkaya makna pesan nonverbal.

e. Aksentuasi yaitu menegaskan pesan verbal.

2.5 Persahabatan

2.5.1 Pengertian Persahabatan

Menurut Davis dalam Fauziah (2014:84) mendefinisikan persahabatan

adalah suatu bentuk hubungan dekat yang melibatkan kenikmatan, penerimaan,

kepercayaan, hormat, saling menolong, menceritakan rahasia, mengerti, dan

spontanitas. Pendapat senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh De Vito

dalam Fauziah (2014:84) yang memaknai persahabatan sebagai hubungan

interpersonal diantara dua orang yang saling menghasilkan dan memiliki

karakteristik positif yang saling mneghormati. Sejalan dengan pendapat diatas

menurut De Vries dalam Fauziah (2014:84) bahwa persahabatan adalah kesetiaan,

kepercayaan, dan mempunyai kesenangan yang sama.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/63304/3/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Bittner

21

Memperkuat pendapat Davis, De vito dan De Vries, pendapat ini

dikemukakan oleh Shaffer (2005:164) mengemukakan bahwa persahabatan

diartikan sebagai hubungan yang kuat dan bertahan lama antara dua indvidu yang

dikarakteristikan dengan kesetiaan, kekariban, serta saling menyayangi. Dari

beberapa pendapat para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa persahabatan

merupakan suatu bentuk hubungan dekat yang akan melibatkan kedekatan,

perasaan, kepercayaan dan kesetiaan yang kuat dan bertahan lama.

2.5.2 Fungsi Persahabatan

Menurut Gottman dan Parker dalam Dariyo (2004:130-131) dan Davis dalam

Fauziah (2014:85) menyatakan bahwa ada enam fungsi fungsi persahabatan yaitu

sebagai berikut :

a. Companionship : persahabatan akan memberikan kesempatan kepada

seseorang untuk menjalankan fungsi sebagai teman bagi individu lain ketika

melakukan aktivitas bersama-sama. Sebagai sahabat, berarti seseorang harus

bersedia mengorbankan diri dari segi waktu, tenaga, dan memungkinkan biaya

secara sukarela demi kebaikan bersama.

b. Stimulation : persahabatan akan memberikan rangsangan seseorang untuk

mengembangkan potensi dirinya karena memperoleh kesempatan dalam situasi

sosial. Artinya, melalui persahabatan seseorang memperoleh informasi yang

menarik, penting dan memacu potensi, bakat ataupun minat agar berkembang

dengan baik.

c. Physical Support : kehadiran fisik seseorang dapat menumbuhkan perasaan

yang berharga bagi seseorang yang sedan menghadapi suatu masalah.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/63304/3/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Bittner

22

Kehadiran secara fisik dapat menunjukkan kerelaan akan menyediakan waktu,

tenaga ataupun pertolongan yang dapat membangkitkan semangat hidup.

d. Ego Support : dukungan antara individu yang menjalin hubungan persahabatan

untuk saling menyatu menjadi satu. Dengan dukungan dan perhatian maka

sahabat dapat memiliki kekuatan moral, motivasi dan semangat hidup untuk

segera mengatasi masalah yang sedang dihadapinya

e. Sosial Comparison : persahabatan menyediakan kesempatan secara terbuka

untuk mengungkapkan ekpresi kapasitas, kompetensi, minat, bakat dan

keahlian seseorang. Ketika sahabat membandingkan diri dengan kekurangan

orang lain maka persahabatan dapat memberi stimulasi yang positif bagi

sahabat agar lebih berkembang menjadi pribadi yang lebih baik.

f. Intimacy/ affection : tanda persahabatan sejati adalah adanya ketulusan,

kehangatan dan keakraban antara satu dan yang lain. walaupun ada perbedaan

pemikiran, sikap ataupun perilaku. Perbedaan itulah yang menjadi dasar untuk

merasa saling membutuhkan dukungan emosional dan dukungan sosial supaya

tetap terjalin keakraban, kehangatan, dan keintiman.

2.5.3 Jenis-Jenis Persahabatan

Aristoteles (2016:143-144) dan De Vito (2013:258) senada dalam menyebutkan

jenis persahabatan, diantaranya :

1) Persahabatan sejati

Aristoteles (2016:144) persahabatan sejati adalah persahabatan yang hanya bisa

terjadi diantara dua orang yang memiliki kebaikan. Kebaikan yang dimaksud

adalah keinginan atau harapan akan hal-hal yang baik untuk sahabatnya.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/63304/3/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Bittner

23

De Vito (2013:258) menambahkan persahabatan ini merupakan tipe ideal yang

ditandai dengan kesetiaan, pengorbanan diri, kasih sayang dan kemurahan hati.

2) Persahabatan berdasarkan kesenangan

Aristoteles (2016:143) persahabatan berdasarkan kesenangan adalah ketika dua

orang memiliki kepentingan bersama dalam suatu kegiatan yang dapat mereka

raih bersama-sama. Hubungan timbal balik mereka menghasilkan kesenangan

yang lebih besar daripada melakukannya sendirian. Hubungan persahabatan ini

dapat bertahan selama kesenangan berlangsung terus. De Vito (2013:258)

menambahkan bahwa hubungan jenis ini tidak ada loyalitas yang besar,

kepercayaan yang besar, pemberian yang besar atau penerimaan yang besar.

Persahabatan jenis ini ramah namun tidak intens.

3) Persahabatan berdasarkan manfaat

Aristoteles (2016:143) persahabatan berdasarkan utilitas adalah ketika dua

orang menjalin persahabatan demi manfaat yang bisa diberikan padanya.

Persahabatan jenis ini menawarkan keramahan namun juga sekaligus tuntutan.

Persahabatan seperti ini dapat berakhir dengan cepat jika keperluannya sudah

didapat dan akan menghilang. De Vito (2013:258) menambahkan bahwa tipe

persahabatan ini tidak memiliki keseimbangan dalam memberi dan menerima.

2.6 Toxic Friendship

2.6.1 Pengertian Toxic Friendship

Suzzane seorang konselor psikologi dan penulis buku Toxic Friendship:

Knowing the Rules and Dealing with the Friends Who Breaks Them, menuliskan

dalam Psychologytoday.com bahwa seorang teman yang beracun sering kali

mendatangi seseorang bila sedang membutuhkan sesuatu saja, juga berusaha

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/63304/3/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Bittner

24

mengisolasi sesesorang dari kawan-kawannya yang lain, selalu merasa iri,

memfitnah orang lain demi menjaga eksklusivitas pertemanan, dan hobby

berkompetisi.

Sejalan dengan pendapat Suzzane, (Gilliard, 2016:2) lebih fokus

mendefinisikan toxic friend pada dampak yang diberikan yaitu “If

anything that is done to you by your friend causes stress, hair loss,

weight loss, weight gain, anxiety, depression, anger and other health

issues, it is toxic. If your friend makes you feel like hurting somebody,

then you are in a toxic relationship”

Jika diterjemahkan secara bebas maka toxic friends adalah sesuatu yang

dilakukan oleh teman anda dan menyebabkan anda stress, rambut rontok, berat

badan berkurang, berat badan bertambah, kecemasan yang berlebihan, depresi,

kemarahan dan masalah kesehatan lainnya maka itu disebut beracun. Jika teman

anda membuat anda harus merasa menyakiti orang lain maka anda terjebak dalam

hubungan yang beracun.

Tidak berbeda jauh dengan pendapat Suzzane dan Gilliard, Yager (2006:29-

31) menyebutkan bahwa toxic friendship disebut juga persahabatan semu. Toxic

friendship adalah jenis persahabatan yang merusak dan berbahaya, serta bersifat

satu arah. Persahabatan semu tidak ada saling berbagi, tidak ada kebersamaan,

tidak ada kasih sayang hanya memikirkan diri sendiri, menguntungkan satu pihak

dan selalu berusaha membuat segala hal berakhir dengan buruk.

Beberapa definisi diatas terlihat bahwa terdapat kesamaan dalam setiap

definisi maka, toxic friendship adalah hubungan persahabatan yang beracun dan

tidak sehat serta hanya menguntungkan disatu sisi dan merugikan disatu sisi

lainnya. Tak hanya itu, persahabatan beracun hanya datang ketika membutuhkan

saja dan berusaha mengisolasi dari hubungan sosial lainnya. Persahabatan beracun

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/63304/3/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Bittner

25

dapat menyebabkan trauma, stress, kecemasan yang berlebihan, depresi,

kemarahan, rasa tidak aman dan gangguan kesehatan lainnya.

2.6.2 Ciri-Ciri Toxic Friendship

Yager (2006:88-89) menyebutkan terdapat beberapa ciri-ciri toxic

friendship, diantaranya:

a) Pengkritik, tidak dapat menghargai hasil karya atau prestasi yang dicapai oleh

orang lain, merasa cemburu karena orang lain lebih sukses dan lebih baik

dibandingkan dirinya, serta mencoba merendahkan dengan mengatakan hal

yang buruk tentang kesuksesan yang dicapai orang lain.

b) Tidak Ada Empati, Artinya dalam hubungan tidak adanya sifat memahami dari

sudut pandang seseorang untuk merasakan, menyayangi dan menunjukkan

simpati kepada orang lain.

c) Keras Kepala, Artinya tidak mau mendengar kata orang lain, menganggap

pendiriannya selalu benar, tidak mau mengakui bahwa dirinya salah, tidak mau

mengalah, enggan untuk meminta bantuan orang lain.

d) Selalu Bergantung, Artinya tidak dapat hidup tanpa orang lain, tidak bisa hidup

mandiri, selalu membutuhkan kehadiran orang lain, selalu membutuhkan

bantuan dari orang lain, serta takut akan kehilangan orang lain.

Memperkuat pendapat Yager, White (2015) yang dilansir Psychologytoday.com

menambahkan beberapa ciri-ciri toxic friendship, diantaranya:

a) “Your friend only seems to “like you” or want to spend time with you when

he or she needs something from you” jika diterjemahkan secara bebas artinya

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/63304/3/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Bittner

26

teman anda terlihat menyukai anda atau ingin menghabiskan waktu bersama

anda ketika teman anda membutuhkan sesuatu dari anda.

b) “Your friend tries to isolate you from other relationships in you life, perhaps

by badmouthing romantic partners or other friends” jika diterjemahkan

secara bebas artinya teman anda berusaha untuk memisahkan anda dari

hubungan sosial dalam hidup anda, mungkin mengatakan hal buruk tentang

pasangan atau teman yang lainnya.

c) “You find yourself trying to make excuses for your friend’s behavior or to

defend him or her from other friends who more clearly see their

shortcomings or poor treatment of you” jika diterjemahkan secara bebas

artinya anda sadar mencoba membuat alasan atas perilaku teman anda atau

membela teman anda dari teman-teman lain yang lebih jelas melihat

kekurangan atau perlakuan yang buruk dari teman anda.

d) “Friends who monopolize conversations or only want to discuss their own

lives and experiences, without giving you time to share your perspectives or

feeling” jika diterjemahkan secara bebas artinya teman yang memonopoli

pembicaraan atau hanya ingin membicarakan kehidupan dan pengalaman

mereka, tanpa memberi anda waktu untuk berbagi pemikiran ataupun

perasaan anda.

e) “Friends who view you as “competition” in any activity may be future toxic

friends, depending on how far they push their competitive spirit” jika

diterjemahkan secara bebas artinya teman yang memandang anda sebagai

“saingan” dalam segala aktivitas, tergantung dimasa mendatang seberapa jauh

teman bercun akan mendorong semangat kompetitif mereka.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/63304/3/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Bittner

27

f) “Friends who are not shy about asking to borow money but are slow to return

it should be reminded that friendship and banking are two separate

functions” jika diterjemahkan secara bebas artinya teman yang tidak malu

untuk meminjam uang tetapi terlambat dalam mengembalikannya, ingat

persahabatan dan perbankan adalah dua fungsi yang terpisah.

Berdasarkan ciri-ciri diatas dapat dipahami bahwa terdapat seeorang yang

mengambil keuntungan mengatasnamakan persahabatan bagi dirinya sendiri

namun merugikan bagi orang lain. Pasalnya persahabatan yang dilakukan sudah

dari awal tidak didasari dengan niat yang baik maka akibatnya pun buruk. Hanya

menguntungkan disatu pihak dan merugikan disatu pihak serta dapat

menyebabkan gangguan kesehatan yang serius.

2.6.3 Jenis-Jenis Toxic Friendship

Menurut Barash (2009:72-136) menyebutkan terdapat beberapa jenis toxic

friendship, diantara:

a. Clingy (Bergantung)

Menurut Barash (2009:114) clingy merupakan seseorang yang sangat terobsesi

dengan orang lain. Seorang clingy akan berusaha agar orang terdekatnya tidak

akan pergi dari sisi mereka, serta yang diinginkan hanyalah selalu bersama setiap

kali bertemu dan selalu ingin menghabiskan waktu bersama.

b. Egotistical (Egois)

Menurut Barash (2009:186) egotistical merupakan seseorang yang melakukan

sesuatu dengan cara yang tidak sesuai agar tercapai apa yang diharapkan.

egotistical lebih memprioritaskan kebahagiaan diri mereka sendiri dibanding

temannya, sebab itulah ketika ada yang tidak sesuai dengan kehendaknya maka

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/63304/3/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Bittner

28

mereka akan melakukan apapun agar harapannya tercapai dan tidak kehilangan

kebahagiaannya.

c. Needy (Manja)

Menurut Barash (2009:136) needy merupakan seseorang teman yang sangat

membutuhkan perhatian. Mereka selalu menunjukkan perhatian dan kasih sayang

pada orang terdekatnya sepanjang waktu. Seorang needy mudah bergantung

karena menganggap orang terdekatnya menjadi satu-satunya teman yang dimiliki.

Senada dengan pendapat Barash, Yager (2006:54-75) menyebutkan jenis toxic

friendship, yaitu :

a. The Self-Absorbed (Si-Egois)

Menurut Yager (2006:54) si egois merupakan seseorang yang tidak peduli dan

tidak ingin mendengarkan orang lain namun ingin dirinya selalu didengar. Hal ini

muncul karena ingin menutupi ketidakmampuannya dalam menghadapi sebuah

masalah.

b. The Cheat (Si Curang-Berbohong)

Menurut Yager (2006:55) si curang merupakan seseorang yang gemar

berbohong dan memungkinkan memiliki pola dalam berbohong. Berbohong

merupakan sikap yang membahayakan secara tidak langsung dan harus ditangani

dengan serius.

c. The Blood-Sucker (Si Bergantung)

Menurut Yager (2006:72) si bergantung merupakan seseorang yang sangat

bergantung kepada temannya, dan berharap temannya selalu ada untuknya setiap

waktu. Si penghisap darah memiliki kebutuhan berlebih untuk selalu ditolong dan

dikasihani sampai pada tahap yang menggangu kehidupan pribadi temannya.

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/63304/3/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Bittner

29

d. The Interloper (Si Tukang Ikut Campur)

Menurut Yager (2006:75) si tukang ikut campur merupakan seseorang yang

tertarik dengan kehidupan, ide-ide serta karir temannya. Ketika temannya dalam

masalah maka si tukang ikut campur merasa harus membantu agar masalahnya

dapat terselesaikan dengan cepat. Namun cara membantunya ini terlalu berlebihan

dan bertindak di luar batas.

Senada dengan Barash dan Yager, Gilliard (2016:15-28) menyebutkan jenis-jenis

toxic friendship, yaitu:

a. Friends who are never there for you

Menurut Gilliard (2016:15-16) teman jenis ini merupakan seseorang yang

hanya memikirkan tentang dirinya sendiri, selalu unggul dalam percakapan antar

temannya, hanya dia yang selalu bicara dan tidak ingin mendengarkan temannya

serta meminta agar selalu diperhatikan. Ia juga akan menghindar ketika temannya

meminta bantuan.

b. Friends who always want what you have

Menurut Gilliard (2016:21) teman jenis ini merupakan seseorang yang tidak

suka melihat temannya memiliki kehidupan yang baik, keluarga yang bahagia dan

karir yang bagus dibanding dirinya. Ia akan berusaha merebut kehidupan

temannya sampai habis dan memprovokasi agar kehidupannya hancur.

c. Friends who are jealous and envious of you

Menurut Gilliard (2016:22) Teman jenis ini merupakan seseorang yang iri dan

dengki melihat kesuksesan yang didapat oleh temannya. Seseorang yang iri tidak

akan pernah bahagia ketika melihat temannya dapat meraih apa yang dicapainya

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/63304/3/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Bittner

30

dalam hidupnya. Juga sama dengan seseorang yang dengki, perbedaannya ia tidak

ingin temannya memiliki apa yang ia miliki atau ia capai dalam hidupnya.

d. Friends who are pathologic liars

Menurut Gilliard (2016:25-26) teman jenis ini merupakan seorang penipu.

Teman jenis ini hanya berusaha membuat temannya terkesan, dia akan berbohong

dari awal tentang kehidupannya, pekerjaannya dan segalanya tentang dirinya. Hal

tersebut dilakukan semata-mata untuk membuat ia terlihat baik di mata temannya.

e. Friends who hurt you physically or emotionally

Menurut Gilliard (2016:27-28) teman jenis ini merupakan seseorang yang

secara tidak langsung akan menyakiti perasaan temannya. Ia akan mengajak pada

hal-hal yang buruk, dan memaksa teman untuk melakukannya. Jika tidak menuruti

ajakannya maka ia bisa saja melakukan hal-hal yang mungkin berbahaya seperti

memukul, mencaci maki atau perlakuan buruk lainnya.

Setelah melihat beberapa penjabaran yang dijelaskan, terlihat bahwa terdapat

kesamaan dari para ahli dalam menyebutkan jenis toxic friendship tersebut. Maka

dapat diambil kesimpulan bahwa jenis toxic friendship diantaranya iri (jealous),

egois (the self-absorbed), bergantung (clingy), ikut campur (the interloper), licik

(tricky) dan berbohong (liar). Selain itu dari penjabaran tentang jenis toxic

friendship diatas, terlihat dapat membahayakan orang lain dan hanya

mementingkan diri sendiri. Serta dapat memberikan dampak dan efek yang tidak

baik khususnya masalah kesehatan. Ada baiknya untuk membentengi diri dalam

mengenal orang dengan lebih baik, memahami sifat dan tujuannya untuk datang

kedalam kehidupan sosial.

2.6.4 Penyebab Toxic Friendship

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/63304/3/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Bittner

31

Yager (2006:137-144) menyebutkan ada beberapa penyebab terjadinya toxic

friendship, diantaranya:

a. Rasa Percaya Diri Rendah

Menurut Yager (2006:137) rasa percaya diri rendah adalah sebuah masalah

dimana dirinya merasa tidak pantas menjadi sahabat untuk orang lain, dirinya

merasa sadar diri akan kekurangannya yang terlalu berlebih dan membuat

sahabatnya mendorong untuk menjauhkan diri darinya. Seseorang dengan rasa

percaya diri rendah akan berusaha merendahkan dirinya sendiri, juga akan

merendahkan orang lain yang menjadi sahabatnya. Rasa percaya diri rendah dapat

mengakibatkan seseorang mensabotase persahabatannya maupun menghindari

persahabatan sama sekali.

b. Tantangan Keakraban

Menurut Yager (2006:138) keakraban merupakan memperat suatu hubungan

yang berawal dari kenalan menjadi biasa menjadi dekat hingga menjadi sahabat.

Dalam hubungan terdapat tantangan keakraban dimana seseorang ingin

menghasilkan sebuah persahabatan dari sebuah ikatan. Berbagi perasaan, bertukar

ide maupun pikiran satu sama lain, namun disatu sisi keakraban membuka potensi

timbulnya rasa kehilangan, kecewa dan sakit, sehingga pada akhirnya terasa berat

untuk mengakhiri sebuah persahabatan tersebut.

c. Memahami Isyarat

Menurut Yager (2006:140) dalam komunikasi terdapat pesan nonverbal yaitu

semua isyarat yang bukan kata-kata. Dalam konteks ini hubungan persahabatan

dalam masa-masa harus diakhiri. Maka perlunya memahami sebuah isyarat agar

mulai memudarkan rasa persahabatan sebelum berakhir pada pengkhianatan.

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/63304/3/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Bittner

32

d. Depresi

Menurut Yager (2006:141-142) depresi merupakan kondisi medis yang berupa

suasana hati yang buruk secara berkepanjangan, kehilangan minat terhadap segala

hal dan merasa kekurangan energi. Seseorang yang mengalami depresi dapat

memberikan pengaruh buruk bagi lingkungan sekitar, tidak terkecuali pada

hubungan persahabatan. Penderita depresi dapat bertingkah laku yang berbahaya

meski pada sahabatnya sendiri, contohnya berkhianat, tidak dapat berkata jujur,

pemarah dan lain sebagainya.

e. Kepribadian

Menurut Yager (2006:143-144) kepribadian atau tempramen dapat

menyebabkan seseorang dengan mudah berkhianat atau dikhianati. Penyebabnya

bisa dalam diri sendiri maupun orang lain, bagaimana dia bersikap seolah semua

baik-baik saja, dan beranggapan bahwa tidak selamanya sahabat harus

menghabiskan waktu bersama-sama, perlunya waktu untuk pribadi masing-

masing.

2.6.5 Dampak Toxic Friendship

Barash (2009:12-14) menyebutkan dampak dari toxic friendship,

diantaranya: (1) kompetisi, (2) perbedaan pencapaian, (3) pengkhianatan dan 4)

kekecewaan. Tidak berbeda jauh dengan pendapat Barash, Yager (2006:93-116)

menyebutkan dampak dari toxic friendship, diantaranya: (1) kompetisi berlebih,

(2) kecemburuan, (3) balas dendam, (4) kemarahan, (5) pengkhianatan, (6) depresi

dan (7) insecure (rasa tidak aman). Senada dengan pendapat Yager, Gilliard

(2016:2) menyebutkan dampak dari toxic friendship, yaitu : (1) Anxiety Disorder

(Gangguan Kecemasan), (2) insecurity (rasa tidak aman) dan (3) Stress. Terlihat

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/63304/3/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Bittner

33

bahwa tiga pendapat diatas memiliki kesamaan dalam menyebutkan dampak dari

toxic friendship, maka secara sederhana dampak toxic friendship terdapat delapan,

diantaranya:

a. Kompetisi berlebih

Yager (2006:111-112) menyebutkan bahwa dalam setiap hubungan sedikit sifat

kompetitif merupakan hal normal, selagi tidak meremehkan prestasi dari masing-

masing maka tidak akan berbahaya. Namun berbeda halnya ketika kompetisi

menjadi diluar kendali maka membuka jalan untuk saling menjatuhkan satu sama

lain, tidak menghargai, tidak peduli, bersikap acuh serta mengecilkan arti

kesuksesan sahabat merupakan bentuk dari bertindak buruk.

b. Kecemburuan

Yager (2006:103-107) menyebutkan bahwa kecemburuan adalah faktor utama

di belakang persahabatan yang dilihat sebagai hal negatif. Cemburu adalah

mengenai kesuksesan atau contoh yang diberikan untuk mengusik hati seseorang

yang memunculkan kebutuhan untuk membuat orang lain merasa buruk.

Kecemburuan dapat menyebabkan konfrotasi dan menginspirasi untuk balas

dendam.

c. Balas Dendam

Yager (2006:95-97) menyebutkan bahwa balas dendam merupakan tindakan

terakhir yang disebabkan oleh kompetisi berlebih, kecemburuan, iri maupun

kemarahan yang sudah melewati batas. Balas dendam merupakan reaksi dari

perasaan yang tidak berdaya untuk mempengaruhi orang lain supaya menyukai,

menginginkan, menghargai maupun mengakui diri kita.

d. Kemarahan

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/63304/3/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Bittner

34

Yager (2006:95-97) menyebutkan bahwa balas dendam merupakan tindakan

terakhir yang disebabkan oleh kompetisi berlebih, kecemburuan, iri maupun

kemarahan yang sudah melewati batas. Balas dendam merupakan reaksi dari

perasaan yang tidak berdaya untuk mempengaruhi orang lain supaya menyukai,

menginginkan, menghargai maupun mengakui diri kita.

e. Pengkhianatan

Yager (2006:93-94) menyebutkan bahwa pengkhianatan merupakan tindakan

paling akhir dari balas dendam, dalam konteks ini kecemburuan, kompetisi

berlebihan, serta kemarahan sudah terlalu meluap dan mengakibatkan perasaan

kecewa pada teman sendiri dan menganggap semua ini karena kesalahan teman.

Pengkhianatan terjadi karena ada rasa ketidakmampuan dalam diri untuk

mengakui prestasi teman sendiri serta perasaan kecewa karena prestasi yang

dimiliki tidak sebanding dengan teman sendiri.

f. Anxiety Disorder (Gangguan Kecemasan)

Cavanaugh & Blanchard-Fields (2006:145) mendenifisikan anxiety disorder

adalah “a group of conditions that are based on fear or uneasiness. anxiety

disorder include anxiety states, in which feelings of severe anxiety occur with

no spesific trigger; phobia disorders, characterized by irrational fears of

objects or circumstances” jika diterjemahkan secara bebas anxiety disorder

(gangguan kecemasan) adalah sebuah kondisi yang didasarkan pada ketakutan

atau kegelisahan. Gangguan kecemasan termasuk keadaan dimana kecemasan

yang berlebih terjadi tanpa pemicu yang spesifik; gangguan fobia; ditandai

ketakutan yang tidak rasional terhadap benda atau keadaan.

Tidak berbeda jauh dengan pendapat Cavanaugh & Blanchard-Fields,

Dayakisni dan Hudaniah (2012:125) mendefinisikan anxiety disorder (gangguan

kecemasan) adalah perasaan yang terjadi akibat ketakutan, kegugupan, maupun

ketegangan berlebihan dalam situasi yang mengancam. Gangguan kecemasan

dapat di akibatkan dari depresi, atau lingkungan yang tidak sehat.

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/63304/3/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Bittner

35

Dari dua pendapat diatas, terdapat kesamaan dalam definisi konsep tentang

anxiety disorder (gangguan kecemasan) yaitu gangguan kecemasan yang

disebabkan oleh ketakutan serta kegelisahan yang berlebih akan situasi atau

keadaan yang mengancam.

g. Insecurity (Rasa Tidak Aman)

Menurut Weber & Petriglieri (2018) dalam hbr.org, mendefinisikan insecurity

sebagai perasaan gelisah, takut yang berlebihan. Insecurity disebabkan karena

ambisi untuk tetap dalam zona nyaman, ketidakmampuan untuk jujur pada diri

sendiri, tidak siap untuk kehilangan, serta tidak siap dalam mengatasi

kekecewaan. Pendapat Weber & Petriglieri lebih menekankan pada penyebab dari

insecurity itu sendiri berbeda halnya dengan pendapat yang dikemukakan menurut

Greenberg (2015) dalam Psychologytoday.com mendefinisikan insecurity :

“The kind of childhood you had, past traumas, recent experiences of

failure or rejection, loneliness, social anxiety, negative beliefs about

yourself, perfectionism, or having a critical parent or partner can all

contribute to insecurity” jika diterjemahkan secara bebas maka

insecurity merupakan perasaan dimana dipengaruhi oleh masa kecil

yang dimiliki, trauma masa lalu, pengalaman akan kegagalan dan

penolakan, kesendirian, kecemasan sosial, pandangan negatif akan diri

sendiri, perfeksionis, atau mempunyai orang tua atau pasangan yang

pengkritik.

Terlihat dari pendapat Greenberg bahwa definisi yang dijelaskan

mengambarkan peranan masa lalu juga berpengaruh timbulnya rasa tidak aman

dalam hubungan sosial, yang menyebabkan seseorang untuk berhati-hati dalam

menjalin persahabatan maupun hubungan sosial lainnya agar kejadian saat masa

lalu tidak terulang kembali.

Berdasar pendapat diatas, dapat dilihat bahwa definisi yang diberikan para ahli

merupakan berdasarkan pandangan masing-masing pengalaman maupun referensi

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/63304/3/BAB II.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Bittner

36

yang didapat oleh para ahli. Jika ditarik benang merah dari kedua pendapat ahli

diatas, maka insecurity adalah perasaan tidak aman dalam diri seseorang dalam

menghadapi situasi yang mengancam serta pengaruh masa lalu yang

menyebabkan akan rasa takut untuk kehilangan apa yang diinginkan.

h. Stress

Lucas & Wilson (1989:8) mendefinisikan stress adalah sesuatu yang membuat

seseorang menderita secara fisik dan kejiwaan. Senada dengan pendapat Lucas &

Wilson, Anoraga (2009:108) mendefinisikan stress sebagai suatu bentuk

tanggapan seseorang, baik secara fisik maupun mental, terhadap suatu perubahan

di lingkungannya yang dirasakan menggangu dan mengakibatkan dirinya

terancam.

Memperkuat pendapat Anoraga, Lucas & Wilson diatas, National Safety

Council (1999:2) juga mendefinisikan stress yaitu ketidakmampuan dalam

mengatasi ancaman yang dihadapi oleh mental, fisik, emosional dan spiritual

manusia yang dapat mempengaruhi kesehatan fisik manusia.

Dari definisi-definisi diatas dapat ditarik benang merah bahwa stress adalah

sebuah tekanan psikologis dan fisik yang bereaksi secara alami ketika menghadapi

situasi yang merasa terancam, menghadapi tekanan dan tuntutan. Stress dapat

disebabkan oleh frustasi, rasa isi, bimbang, rasa cemas yang berlebihan,

kewalahan dalam menghadapi situasi, merasa tidak rendah diri, tidak berharga

serta depresi.