Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
24
BAB II
PENELUSURAN PERSOALAN PERANCANGAN DAN PEMECAHANNYA
2.1 Analisis Variable Perancangan
Analisis variable perancangan berisi tentang indikator-indikator yang dapat
mempengaruhi dalam mendesain Fun Dance Studio and Art Centre for Children , indikator
berupa studi literatur yang memiliki korelasi dan preseden yang dapat menjadi acuan dalam
mendesain.
2.1.1 Lokasi Proyek Wirogunan, Mergangsang , Yogyakarta
Wirogunan merupakan salah satu kawasan pendidikan yang berada di Yogyakarta.
Terdapat beberapa universitas dan sekolah yang berada di daerah Wirgounan. Adanya
perguruan tinggi, sekolah dan fasilitas lainnya menjadi kawasan Wirogunan menjadi
kawasan yang padat. Selain itu padatnya permukiman tidak sebanding dengan ruang publik
yang disediakan untuk anak-anak. Sehingga anak-anak bermain di gang-gang yang padat
oleh permukiman warga.
Daerah Wirogunan terdiri dari 4.029 jumlah laki-laki dan 4.368 perempuan dengan
pekerjaan dominan adalah wiraswasta dan PNS.
Batas wilayah Wirogunan Mergangsang adalah sebagai berikut :
Utara : Kelurahan Purwokinentil dan Kelurahan Gunungketur
Timur : Kelurahan Tahunan, Kelurahan Pandeyan dan Kelurahan Sorosutan
Selatan : Kelurahan Sorosutan dan Kelurahan Brontokusuman
Barat : Kelurahan Keparakan dan Kelurahan Prawirodirjan
a. Latar Belakang Kawasan
Terdapat hal yang menarik di daerah Wirogunan tepatnya di Jalan Taman Siswa
terutama pada pendopo Perguruan Taman Siswa, dengan latar depan patung Ki Hajar
Dewantara. Salah satunya adalah yang melatar belakangi nama jalan yang berada di
kawasan Wirogunan sebagai bentuk apresiasi atas usaha perjuangan kemerdekaan dan
pengembangan dengan menggunakan pendidikan secara luas.
25
Perguruan Taman Siswa merupakan sekolah tertua di Indonesia yang hingga kini
masih eksis. Perguruan ini didirikan pada tanggal 3 juali 1922 dengan nama National
Onderwijs Instituut Tamansiswa atau Perguruan Nasional Taman Siswa atas prakarsa Raden
Mas Soewardi Soeryaningrat atau yang lebih dikenal dengan sebutan Ki Hajar Dewantara
dengan semboyannya “ Ing Ngarsa Sung Tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri
handayani “.
Dengan ditawarkannya fasilitas seperti perguruan tinggi di daeah Wirogunan dan
sekitarnya, namun fasilitas untuk anak sendiripun belum terpenuhi terutama juga ruang
publik untuk masyarakat. Ruang terbuka di Jogja saat ini mencakup 18.76% , jumlah
tersebut belum memenuhi standar ketentuan yang sudah ada yang seharusnya 30% dari
luas wilayah kota berfungsi sebagai ruang publik.
b. Analisa Kawasan
Gambar 2.1 Kawasan Wirogunan
Sumber: Data Penulis
26
Kawasan Wirogunan dibagi menjadi 10 area yang akan mempermudah untuk analisa
setiap kawasan. Kawasan yang akan dirancang sebagai Fun Dance Studio and Crafting Art
for Children adalah pada kawasan “e” .
Pemilihan lokasi pada kawasan “e” adalah karena pada data Perda RDTR No. 1
Tahun 2015 kawasan “e dan g” terdapat ruang terbuka kosong yang dapat difungsikan
sebagai ruang publik anak, masyarakat dan ruang terbuka hijau, sehingga lebih bermanfaat
untuk sekitar.
Gambar 2.2 Ruang Terbuka pada kawasan Wirogunan
Sumber : Perda RDTR No 1 tahun 2015
27
Luasan lahan yang akan di gunakan sebagai Fun Dance Studio and Art for Children
adalah 10.000 meterpersegi yang ditunjukkan pada kotak berwarna biru.
Batasan lokasi perancangan :
Utara : RTH
Timur : Permukiman warga
Selatan : RTH
Barat : Sungai Code
28
Tabel 1.1 Analisa Kawasan bag. 1
Sumber: analisis penulis
Pada kawasan a,b dan, c memiliki kecenderungan masalah negative mengenai tidak
tersedia ruang publik untuk masyarakat, pedestrian yang kurang terawat dan sirkulasi pejalan
kaki yang kurang. Hal ini menjadi perhatian karena menunjukan bahwa ruang untuk akses
anak-anak sangat kurang untuk mencapai suatu tujuan, karena anak-anak lebih memiliki
29
kecenderungan untuk berjalan atau menggunakan alat transportasi seperti sepeda dengan
kemampuan seusianya.
Tabel 1.2 Analisis bag. 2
Sumber : Analisis Penulis
Analisa bagian kedua tidak jauh berbeda dengan bagian pertama namun di bagian
kedua terlihat di beberapa titik kawasan memiliki kekurangan dengan sedikitnya terjalin
30
sosialisasi antar tetangga atau antar masyarakat karena tidak terdapatnya ruang publik yang
mewadahi.
Tabel 1.3 Analisa bag. 3
Sumber: Analisa Pribadi
31
Masalah mengenai ruang publik yang kurang dan sampah yang kurang terorganisir
terlihat pada pengamatan kawasan g, h dan i. Dari analisa ketiga kawasan terlihat bahwa
akses untuk berjalan kaki, ruang publik dan ruang bersosialisasi diperlukan bagi masyarakat
terutama anak-anak untuk kenyamanan dan keamanan.
c. Tinjauan Sosialisasi Anak-anak dan Masyarakat Kelurahan Wirogunan
Kelurahan Wirogunan merupakan kelurahan yang berada di pusat kota. Dengan
lokasi yang strategis dan berada di pusat kota terlihat bangunan-bangunan komersil ,
sekolah dan perguruan tinggi di kelurahan Wirogunan, tepatnya di jalan utama yaitu jalan
Taman Siswa. Bagian jalan utama merupakan kawasan komersil dan pendidikan ,
sedangkan di bagian belakang bangunan-bangunan komersil merupakan permukiman warga
Gambar 2.3 Pembagian Wilayah Kelurahan Wirogunan
Sumber : Analisa Peneliti
32
Di kawasan jalan utama terlihat sosialisasi masyarakat berupa sosialisasi antar
pembeli dan penjual atau antar rekan namun belum tentu tinggal di kelurahan Wirogunan
karena terdapat toko, restaurant dan pusat pendidikan di jalan Taman Siswa. Pada
permukiman warga terlihat lebih sepi dan hanya terlihat orang yang berjalan kaki saja, anak-
anak terlihat jarang bermain di dalam kawasan permukiman, namun pada hari-hari libur
anak-anak dari RW lain seperti RW 15, RW 17, RW 19, RW 20 senang bermain ke ruang
terbuka hijau di kawasan RW 16 dan RW 22 untuk bermain atau sekedar berkumpul. Anak-
anak di kelurahan Wirogunan yang berdekatan dengan RW 16 dan RW 22 memyukai
bermain di ruang terbuka yang berupa sawah milik warga pada siang hari atau sore hari,
karena kawasan tidak padat oleh kendaraan dan lingkungannya lebih hijau . Namun jika
cuaca sedang tidak baik seperti terjadi hujan anak-anak bermain dirumah masing-masing.
Gambar 2.4 Anak Bermain di Ruang Terbuka RW 16
Sumber : Data Peneliti
Tidak tersedianya lahan yang untuk bermain hijau dan edukasi anak di kawasan
kelurahan membuat anak-anak bermain di area persawahan. Ketika anak-anak ingin bermain
yang berkaitan dengan olahraga atau membutuhkan ruang yang luas dan lapang ,lahan yang
disediakan jauh dari kawasan mereka.
33
Gambar 2.5 Lapangan Badminton kawasan perumahan
Sumber : Data Pribadi
Pada kelurahan Wirogunan terdapat area lapang yang berbentuk lapangan tenis
(gambar kanan) dan bulu tangkis namun area tersebut merupakan area milik perumahan
sehingga anak-anak yang tidak tinggal di perumahan tersebut tidak bermain di lapangan
tersebut . Area tersebut menjadi kumuh dan tidak terawatt (kiri).
2.1.2 Sanggar Sebagai Sarana Bermain Multifungsi
Sebutan sanggar adalah tempat untuk kegiatan suatu komunitas ata orang untuk
melakukan sebuah aktivitas . Kegiatan yang dilakukan biasanya adalah kegiatan sesuai
dengan topik tertentu yang fasilitasnya bersifat non-formal.
2.1.3 Seni Sebagai Sarana Pengenalan dan Pendidikan Budaya Pada Anak
a. Seni Tari
Seni tari mempunyai beberapa peranan yang menguntungkan bagi anak-anak dan
orang dewasa seperti :
1. Sebagai sarana untuk mengasah bakat yang dimiliki orang seseorang
2. Tari sebagai perantara komunikasi. Hal ini terjadi pada tarian-tarian tradisional yang
berfungsi sebagai komunikasi dengan tuhan atau manusia melalui gerakan tangan,
kaki dan tubuh.
34
3. Sebagai pengasah kreatifitas yang dapat meningkatkan ingatan berpikir dan
kecerdasaran sehingga memunculkan kreatifitas seni yang baru.
4. Sebagai media ekspresi yang dapat mengungkapkan emosi seseorang , hati dan
perasaan lainnya.
Tari memiliki beberapa fungsi yaitu :
1. Tari sebagai upacara
Tari digunakan untuk sarana upacara. Seperti upacara adat tradisional, baik
pernikahan , bersih desa, atau upacara adat yang lainnya.
2. Seni tari sebagai hiburan
Tari selain memunculkan gerakan-gerakan indah, tari juga sebagai hiburan sehingga
tidak menimbulkan kebosanan. Seni tari sebagai hiburan tidak selalu dengan hal
yang formal namun hanya di iringi dengan alunan musik tanpa membutuhkan
kostum seni tari sudah dapat menjadi hiburan bagi penikmatnya.
3. Seni tari sebagai terapi
Tari sebagai terapi biasanya disasarkan bagi penyandang disabilitas atau cacat
mental. Seni tari dapat menghasilkan dampak langsung pada penderita tuna rungu,
tuna wicara dan cacat tubuh. Namun, dapat dirasakan secara tidak langsung bagi
penyandang cacat mental. Seni tari bagi penyandang disabilitas terkadang
digunakan untuk menambah percaya diri kepada penyandang disabilitas dan
menjadi pengembangan bakat.
4. Seni tari sebagai edukasi
Nilai-nilai estetika pada dari dapat digunakan sebagai media edukasi seperti
mendidik anak untuk bersikap dewasa dan menghindari sikap yang tidak baik.
Menari dapat menambah percaya diri dan kepekaan terhadap budaya terutama tari.
5. Seni tari sebagai pergaulan
Tari dapat sebagai sarana pergaulan karena seni tari aktivitasnya melibatkan
beberapa orang.
35
b. Kesimpulan
Seni tari memiliki berbagai manfaat yang dapat dirasakan oleh berbagai macam
masyarakat, anak-anak maupun orang dewasa. Selain sebagai hiburan secara tidak
langsung juga seni tari menjadi sarana edukasi untuk mencintai budaya dalam konteks seni
tari tradisional, sarana belajar untuk lebih bersabar karena memerluka proses dan aturan di
setiap geraka, sarana untuk bersosialisasi dan berbagai manfaat lainnya.
2.1.4 Ruang Publik
Ruang publik menurut Kevin Lynch adalah nodes dan landmark yang menjadi
petunjuk suatu kota (Lynch, 1960) . Usulan tentang ruang publik semakin berkembang
seiring dengan munculnya kekuatan civil society . Seorang filsuf Jerman bernama
Jurgen Habermes yang di anggap menjadi orang pertama penggagas munculnya ide
ruang publik melalui buku yang berjudul The Structural Transformation of the Public
Sphere: an Inquire Into a Catogory of Bourjuis Society yang diterbitkan pada tahun 1989
.
2.1.5 Pergerakan Manusia
Berdasarkan Kevin Lynch, path adalah ruang gerak yang berupa akses dimana
pengamat bisa bergerak . bentuk dari path bisa berupa jalan, jalur, gang dan lain-lain. Orang
yang mengamati sebuah area atau kawasan bisa bergerak untuk menyusurinya.
Path memiliki definisi yang cenderung luas. Path dalam skala perkotaan dapat
disebut jalan, sedangkan dalam skala yang lebih kecil path bisa di artikan sebagai pedestrian,
jalur setapak, ruang jalan dan lain-lain.
Manusia seharusnya bergerak pada jalur yang sudah di sediakan, pergerakan
pengunjung/pejalan kaki sangatlah penting dalam merancanga sebuah landscape. Sebagai
arsitek di perlukan startegi untuk data mengatur pergerakan manusia disebuah ruang, apakah
melalui jalan yang memutar, berbelok-belok, atau lurus. Dalam keadaan tergesa-gesa orang
cenderung mengambil jalan terpendek. Hal ini harus di perhatikan realitanya sehingga tidak
terjadi kesalahan.
36
Dilihar dari segi fungsi ruang, secara sederhana bisa di katakana bahwa jalur
merupakan daya Tarik yang kuat sehingga harus di buat lebar, luas, dan memudahakan
dalam ruang geraknya. Misalnya akses antara pintu masuk ke wahana taman bermain. Dari
akses tersebut terdapat dua titik yang memiliki daya Tarik yang kuat sebaiknya di buat path
yang sesuai dengan aksinya.
Akses adalah jarak terdekat antara dua buah titik. Sedangkan path adalah jakur yang
ada untuk menempuh dari titik awal ke tujuan akhir. Fungsi sirkulasi adalah untuk
pergerakan, yang bisa berupa pergerakan perlahan, berjalan jalan, perhentian, santai dan
lain-lain. Elemen ruang luar dan dalam juga mempengaruhi dalam kualitas ruang yang di
butuhkan.
Gambar 2.6 Kemungkinan Pembentukan Path
Sumber : Pengantar pada Arsitektur Pertamanan, hal: 83
a. Arsitektur, Ruang , dan Pengguna
Arsitektur, menurut kamus besar bahasa indonesia adalah seni dan ilmu merancang
serta membuat konstruksi bangunan, jembatan dan lain-lain. Kini arsitektur tidak sebatas
bangunan saja , segala sesuatu yang berkaitan dengan merancangan dan menciptakan
ruang/lingkungan buatan merupakan arsitektur.
37
Hal-hal yang di bangun maupun peninggalan hasil rancangan merupakan pilihan
yang ditemukan dalam proses rancangan, lingkungan menjadi salah satu hal yang di pikirkan
manusia saat merancang. Menata ruang, waktu, kegiatan, topik perancangan meruapakan
hal-hal yang menjadi topik perancangan. Fungsi dalam arsitektur mengacu pada hal yag
bersifat dimensional seperti tinggi, lebar, luas, dsb. Kajian lingkungan dan pemaikainnya ini
lebih dari sekedar fungsi. Tetapi jauh pada faktor perilaku dan psikologi si pemakai. Manusia
sebagai pengguna karya arsitektur, terbagi dalam beberapa kelompok usia. Kelompok usia
yang berbeda memiliki kebutuhan yang berbeda pula. Kelompok usia yang akan di bahas
dalam karya tulis ilmiah ini adalah anak-anak.
Jean Piaget, seorang psikolog perkembangan dari Swiss, membuktikan (dari
penelitian yang dilakukannya) bahwa anak-anak berkembang dari suatu interaksi antara
dirinya dan kondisi lingkungan luar. Piaget juga menambahkan bahwa pekembangan
merupakan hasil dari hubungan sosial anak dengan lingkungannya. Dari sini kita ketahui
betapa pentingnya lingkungan bagi anak-anak akan menjadi tempat perkembangan bagi
dirinya.
Berikut ini merupakan beberapa penemuan yang berhubungan dengan pengaruh
lingkungan bagi anak-anak :
1. Di bandingkan dengan anak-anak lain, dengan variabel lain yang
di nyatakan konstan, anak-anak berusia tujuh tahun dari
lingkungan rumah yang bersesakan ternyata sembilan bulan
terbelakang dari usia membaca, dan perbedaan pendengaran
dan kemampuan membaca ternyata lebih rencah untuk anak-
anak yang tinggal di lantai-lantai dekat kegaduhan jalan raya lalu
lintar cepat.
2. Bila keluarga pindah dari perumahan yang bersesakan ke
perumahan umum yang tidak begitu bersesakan , anak-anak
dan orang tua mengalami kekurangan dalam tingkat stress,
jumlah penyakit berkurang dan anak-anak lebih teratur datang
ke sekolah.
38
3. Dalam studi tentang rancangan dan perumahan, tercatat banyak
keluhan tentang tidak memadainya ruang luar bagi anak-anak
4. Mengenai perumahan tingkat tinggi dan tingkat rendah dengan
kepadatan yang sama, banyak telah di beberapa negara
menemukan bahwa jauh lebih sedikit anak-anak dari perumahan
tingkat tinggi yang bermain di luar bahkan bermain di gang dan
balkon. Di bangunan-bangunan tingkat tinggi, para pemakai
ruang luar-rumah yang paling sering adalah anak-anak yang
tinggal di tingkat-tingkat lebih tinggi tidak di izinkan pergi keluar
rumah kecuali dengan pengawasan ketat.
5. Walaupun telah di perhitungkan bahwa anak-anak merupakan
pemakai terbanyak dari ruang umum luar rumah , tempat
bermain, dan taman tidak memenuhi sebagian besar kebutuhan
mereka. Sebuah telaah menemukan bahwa anak-anak
menggunakan kurang dari rata-rata 15 meni di suatu tempat
dbermain selama masa beberapa jam yang digunakan di luar. Di
pihak lain, anak-anak lebih banyak menggunakan halaman, kaki
lima, balkon, serambi, jalan kecil, jalan raya , dan ruang-ruang
sisa antaraangunan karena kurangnya tempat bermain yang di
buat dengan kelengkapan .
Dari contoh kasus tersebut dapat disimpulkan bahwa lingkungan sangat
berpngaruh pada perkembangan anak.
2.1.6 Flexibilitas Ruang dan Massa sebagai Respon Keberagaman Aktivitas Anak
Flexibilitas penggunaan ruang adalah ciri dari kemungkinan yang digunakan dalam
ruang untuk bermaca-macam kegiatan dan dapat dilakukan perubahan susunan ruang
sesuai dengan keinginan dan kebutuhan dan beberapa pertimbangan yaitu :
39
Segi Teknik : suatu kepraktisan yang memenuhi persayaratan
ruang seperti dari sisi resiko kerusakan , kecepatan perubahan
penyususan ruang dan keflexibilitas .
Segi ekonomis : dalam pemeliharaan dan dari biaya yang dapat
ramah.
Terdapat tiga konsep dalam flexibilitas yaitu ekspanbilitas , konvertibilitas, dan
versabilitas. Ekspanbilitas yaitu sebuah konsep ide dari flexibilitas yang penerapannya pada
ruang atau bangunan jika ruang dan banguan yang di rancang dapat menampung
pertumbuhan melalui perluasan. Konverbilitas dapat memungkinakan adanya perubahan
dalam sebuah ruang. Dan konsep versabilitas adalah ruang yang dapat bersifat multifungsi.
(Rahadi, 2008)
2.1.7 Child Friendly Space
a. Konsep City Child Friendly Space
Konsep Lynch dalam Widiyanto (2012:211) konsep Child-Friendly Space atau yang
selanjutnya disebut dengan kota layak anak adalah berawal dari proyek UNESCO dengan
program Growing Up City yang bertujuan untuk mendokumentasikan presepsi dan prioritas
anak, sebagai basis program dan peran perbaikan kota dan untuk mengetahui sekelompok
anak-anak usia belasan tahun menggunakan dan menilai lingkungan sekitar.. Kegiatan
growing up city di ujicobakan di beberapa kota di berbagai negara, yaitu Argentina, Australia,
Mexico dan Polandia.
Konsep Child Friendly Space diharapkan mampu memberikan hak-hak yang
seharusnya di dapatkan oleh anak seperti kesehatan , perlindungan anak, perawatan,
pendidikan , tidak menjadi korban diskriminasi , memiliki kebebasan dalam bermain dan
merasa aman dari lingkungan yang bebas dari polusi (Widiyanto, 2012:214)
Ani dalam Widiyanto (2012: 215) berbicara bahwa tujuan dari suatu kota layak anak
bagi anak adalah :
1. Mampu berkontribusi dalam keputusan mengenai perkotaan tempat dimana dia tinggal
2. Mengekspresikan pendapat
40
3. Berpartisipasi di dalam keluarga, komunitas di kehidupan bermasyarakat
4. Memperoleh akses terhadap pelayanan publik seperti taman bermain anak, kesehatan ,
pendidikan dan tempat tinggal
5. Memperoleh akses nutrisi kesehatan bagi tubuh yang layak untuk anak-anak
6. Merasa tidak terancam akan kejahatan eksploitasi , kekerasan dan pelecehan anak
7. Merasa aman terhadap apa yang di jumpainya
8. Memiliki ruang yang layak untuk bermain dengan peliharaan atau tanaman
9. Memperoleh akses untuk mendapatkan fasilitas publik tanpa memandang ras, suku ,
agama, jenis kelamin dan keterbatasan.
Di Indonesia, mengenai konsep layak anak sudah terwadahi dalam satu Peraturan
Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Nomor 02 Tahun 2009 mengenai Kebijakan
Kabupaten/ Kota Layak anak. Di dalam Peraturan Menteri tersebut diketahui bahwa terdapat
indicator kota layak anak di Indonesia, antara lain kesehatan, pendidikan, perlindungan,
infrastruktur, lingkungan hidup, dan pariwisata. Indikator tersebut menurut peraturan Menteri
Negara Pemberdayaan Perempuan di atas merupakan indikator umum, sedangkan kebijakan
mengenai kota layak anak merupakan indikator khusus.
Gambar 2.7 Anak-anak sedang bermain dengan teman-teman
Sumber : Building spaces and places for children and young people
41
Konsep Kota Layak Anak mengacu pada tumbuh kembang anak. Di Yogyakarta,
terbentuknya Ruang terbuka memiliki harapan agar terdapat keseimbangan untuk kehidupan
sosial termasuk pendidikan, kesehatan dan hak perlindungan. Tujuan ini memiliki hal yang
berkesinambungan dengan Visi Pembangunan Kota Yogyakarta sebagaimana tercantum
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Yogyakarta 2007-2011 yang
berbunyi “ Kota Yogyakarta Sebagai Kota Pendidikan yang Berkualitas, Pariwisata Berbasis
Budaya dan Pusat Pelayanan Jasa Yang Berwawasan Lingkungan”.
b. Child Friendly Space
Child Friendly Space merupakan pendekatan yang memiliki program untuk hak hak
anak yang mendukung kesejahteraan anak di tengah keadaan darurart (unicef.org,2009).
Child Friendly Space dari tahun 1999 digunakan untuk melindungi anak-anak dengan
menyediakan ruang yang aman dan pengawasan terhadap kegiatan, dengan cara menaikkan
kesadaran risiko terhadap anak-anak dan memobilisasi masyarakat untuk memulai proses
lingkungan pelindung.
Child friendly space di rancang dan di laksanakan secara partisipatif, dimana lokasi
anak-anak berada dapat diberikan lingkungan yang aman, program terpadu(termasuk
bermain, rekreasi,pendidikan, kesehatan) dan dukungan psikososial.
Terdapat enam prinsip utama yang di gunakan dalam child friendly space didalam
buku A Practical Guide to Developing Child Friendly Space.
1. Child Friendly Space merupakan tempat yang aman dan terlindungi untuk anak-anak
2. Child Friendly Space menyediakan lingkungan yang mendukung dan merangsang
pertumbungan anak
3. Child Friendly Space dibangun didalam masyarakat
4. Child Friendly Space menggunakan pendeketan partisipatif sepenuhnya untuk desain
dan implementasi
5. Menyediakan layanan dukungan dan program terpadu
6. Tempat terbuka dan tidak diskriminatif
42
Ruang terbuka yang berupa taman bermain merupakan lingkungan yang penting
bagi anak-anak untuk bertemu dengan teman sebaya. Aktivitas bermain anak dilengkapi
dengan tempat yang nyaman dan aman sehingga menjadi lebih hidup. Meskipun aman dan
nyaman, tetapi juga harus berada di bawah pengawasan orang tua.
Dampak Pendekatan Child Friendly Space
Pendekatan child friendly space datang dari United Nation Convention On the
Right of The Children (UNCRC).
Setiap anak memiliki sifat yang berbeda-beda, disituasi darurat anak memiliki
karateristik umum yang mempengaruhi struktur dan untuk memperkuat ketahanan
psikososialnya seperti :
1. Menyimpang rasa kasih sayang untuk merawat orang tua
2. Memiliki kemampuan untuk mencari hal positif dan role model yang baik
3. Memiliki interaksi yang baik dengan orang dewasa dan dengan teman
sebayanya
4. Memiliki kemandirian dan kemampuan untuk membantu jika diperlukan
5. Memiliki kemampuan untuk beradaptasi
6. Memiliki kecenderungan untuk berpikir sebelum bertindak.
Melibatkan Anak-anak dan Remaja Dalam Membangun Lingkungan Binaan
Membangun lingkungan mengacu pada hal-hal di sekitar yang dibangun
berdasarkan adaptasi manusia termasuk dari bangunan, taman, ruang belajar, ruang
untuk orang bekerja dan melanjutkan hidupnya. Fasilitas komersial dan non
komersial seperti sekolah , tempat parkir, pertokoan , transportasi publik , rumah
merupakan bagian dari lingkungan.
Membangun lingkungan berdampak langsung pada anak anak dan remaja
yang sedang tumbuh di lingkungan tersebut. Lingkungan fisik sekitar anak-anak dan
remaja tumbuh mempengaruhi bagaimana mereka berinteraksi, bentuk karakter
kepribadian dan pengalaman hidup pada masa dewasa.
43
Ruang untuk anak-anak dan remaja berdampak pada kebiasaan yang akan
mempengaruhi tingkat kesenangan dan cara menikmati hidup di lingkungan sekitar.
Lingkungan memiliki kemampuan untuk menghidupkan inspirasi , imajinasi dan
eksplorasi anak. Selain itu juga dapat sebagai antar koneksi untuk setiap masyarakat
luas,keluarga dan komunitas.
Gambar 2.8 Anak Mengajak Peliharannya untuk Berjalan-jalan
Sumber : Building spaces and places for children and young people
Hal-hal yang dibutuhkan dalam lingkungan bagi anak adalah lingkungan
yang menyenangkan dan penuh aktivitas, merasa aman , terdapat ruang untuk
menyendiri, dan ruang yang flexible untuk orang lain. Fasilitas seperti taman, tempat
bermain dan lingkungan yang bersih perlu di sediakan untuk anak-anak untuk
mengembangkan kenyamanan anak-anak didalam lingkungan .
Merasa aman adalah salah satu kondisi yang menunjukkan bahawa
lingkungan tersebut ramah bagi anak dan terlindungi. Lingkungan yang aman dan
terlindungi memberikan “safe spaces” untuk anak berpartisipasi dengan beberapa
aktivitas dengan bebas. Merasa aman didalam ruang publik juga terkonsenkan pada
sirkulasi publik untuk anak-anak dan remaja. Berdasarkan penelitian dari
commissioner children and young people, anak-anak merasa tidak aman ketika
ruang terkesan gelap dan kotor. Lingkungan di katakan baik ketika anak mampu
mengeksplorasi lingkungan tanpa khawatir dan dampingan oleh orang tua, dan
orang tua tidak merasa khawatir akan lingkungannya.
44
Kota/kawasan yang melibatkan anak dan remaja akan memberikan kualitas
dan karakter. Memunculkan sesuatu yang unik mengenai kawasan setempat dan
budaya.
Faktor yang diperlukan untuk menumbuhkan design ruang yang ramah bagi
anak adalah :
1. Memungkinkan untuk anak-anak aktif dan memiliki lifestyle yang sehat.
2. Mendesign ruang publik yang hijau dan ruang yang ramah
3. Menyediakan anak-anak dan remaja pilihan transport/akses yang aman
4. Di design aman bagi anak-anak secara fisik dan psikologis.
5. Di design aksesibel dan multifungsi
Gaya Hidup Lingkungan yang Sehat Bagi Anak
Lingkungan yang memungkinkan anak-anak untuk aktif dan memiliki gaya
hidup yang sehat memiliki keuntungan untuk fisik anak-anak. Dari segi kesehatan
akan mereduksi kualitas kesehatan yang buruk. Ruang yang baik akan menimbulkan
sosialisasi yang baik untuk anak-anak dan remaja sehingga dapat mengembangkan
kapasitas belajar, fungsi kognitif, konsentrasi dan akademik.
Lingkungan yang ramah bagi anak dan remaja untuk aktif dan memiliki
lifestyle yang sehat terdiri dari :
1. Terkoneksikan dengan baik antara rute untuk berjalan dan transportasi yang aman
untuk anak seeprti design rute jalan yang membuat mobil berjalan secara lebih
perlahan dan design jalan setapak yang mudah.
2. Penunjuk arah yang jelas, atraktif , pintu masuk yang menyambut dan jalur yang
mudah dipahami oleh anak-anak.
3. Tujuan destinasi seperti fasilitas komersial yang dekat dari rumah
4. Jalan dan jalansetapak yang alami dan mudah dalam pengawasan/pengelihatan
mata ketika berjalan untuk anak-anak dan remaja
45
Design Kawasan Hijau dan Ruang Publik yang Ramah
Kawasan yang ramah anak memerlukan design yang inovatif, adaptif dan
kreatif untuk menumbuhkan imajinasi anak, termasuk menyediakan ruang hijau yang
alami untuk menambahkan anak-anak untuk merasakan lingkungan, belajar
mengenai lingkungan. Anak-anak yang kurang bermian dengan lingkungan alami
dapat memiliki masalah tingkahlaku yang bernama “nature deficit disorder” .
Pemilihan Transportasi Ramah bagi Anak
Gambar 2.9 Remaja menggunakan sepeda untuk menuju ke sebuah tujuan
Sumber : Buku Building spaces and places for children and young people
Mendesign lingkungan dengan jalan dan gang yang aman bagi anak dan
terkoneksi dengan akses dan jalur yang jelas untuk berjalan, bersepeda sehingga
memberikan kebebasan bagi pengguna jalan dan anak-anak yang menggunakan alat
transportasi seperti sepeda.
Mendesain Ruang yang Aman
Anak-anak dapat menjadi korban dari serangan orang-orang yang berada di
sekitar lingkungannya . Tingkat ketakutan dan kecemasan anak menandakan bahwa
ruang tersebut tidak ramah ketika anak berada di sebuah kawasan publik.
Strategi untuk membangun lingkungan yang aman terdiri dari beberapa hal yaitu:
1. Melakukan perbaikan jalan,taman dan ruang terbuka
2. Menghapus dan menutupi vandalism
3. Membuat komunitas dari sebuah ruang publik
46
4. Mempromosikan design rumah untuk lebih waspada terhadap pengawasan
5. Meningkatkan lingkungan yang lebih mengutamakan pejalan kaki melalui
konektivitas jalan dan tata letaknya
6. Menumbuhkan rasa komunitas/bersama.
Crime Prevention Enviromental Design (CPTED) sudah di gunakan di
Australia dan design internasional untuk pengawasan dan ruang yang ramah
pengguna dan ruang. CPTED berdasarkan dari teori keefektifan bangunan dapat
mengurangi ketatukan dan insiden dari kekerasan untuk memperbaiki kualitas hidup.
Pengaplikasian design termasuk dari pengaturan lingkungan perumahan, stasiun
kereta, pusat perbelanjaan, akses, fasilitas umum dan pusat kota.
Membangun lingkungan berdasarkan prespektif anak dan remaja dapat
membantu memabangun lingkungan yang aman dan ramah bagi semua orang.
Mendesain Ruang yang Multifungsi dan Mudah di Akses.
Anak-anak dan remaja selalu merasa ingin dianggap menjadi bagian dari
sebuah komunitas didalam sebuah lingkungan. Bangunan, fasilitas terkadang
didesain bukan untuk cakupan anak-anak dan remaja. Desain sebuah lingkungan
seharusnya di buat agar anak-anak dan remaja juga dapat mengakses sebuah
kawasan dengan mudah.
c. Kesimpulan Child Friendly Space
Child Friendly Space pada kesejahteraan anak-anak dan remaja untuk mendapatkan
hak-hak sesuai dengan seusianya seperti hak untuk mendapatkan ruang untuk bermain,
terhindar dari rasa terancam atau takut ,dan terhindar dari diskriminasi . Dalam konteks
ruang untuk memperlihatkan konsep pendekatan Child Friendly Space terdapat beberapa
konteks yang dapat di tekankan yaitu :
1. Memungkinkan untuk anak-anak aktif dan memiliki lifestyle yang sehat.
47
2. Mendesign ruang publik yang hijau dan ruang yang ramah
3. Menyediakan anak-anak dan remaja pilihan transport/akses yang aman
4. Di design aman bagi anak-anak secara fisik dan psikologis.
5. Di design aksesibel dan multifungsi
Jika di lihat dari analisa kawasan bahwa pada rancangan Fun Dance Studio and
Crafting Art for Children memerlukan konsep CFS sebagai salah satu cara untuk
memperoleh tujuan memberikan hak-hak anak, membantu proses pertumbuhan dan
perkembangan anak yang lebih baik, edukasi masyarakat dan anak-anak dan sebagai sarana
untuk bersosialisasi. Karena pada kawasan Wirogunan masih sedikit perhatian mengenai
hak-hak anak untuk mendapatkan tempat yang layak untuk bermain dan mendapatkan ilmu
selain di sekolah yang lebih interaktif dan menyenangkan.
2.1.8 Lingkungan Sebagai Sumber Belajar
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI) lingkungan diartikan sebagai
lingkaran yang melingkupi . Pengertian lainnya lingkungan cukup bervariasi artinya seperti
circle, area, surrounding, sphere, domain, range dan environment , memiliki makna yang
lebih berhubungan dengan situasi atau hal-hal yang terdapat di sekeliling. Dalam sumber
lain di sebutkan bahwa lingkungan merupakan kesatuan ruang dengan benda dan keadaan
mahluk hidup yang termasuk manusia dan perilakunya. Lingkungan berasal dari bermaca-
macam komposisi yang hidup dan yang mati (biotik abiotik) dan budaya manusia.
Lingkungan yang berada disekitar anak-anak merupakan salah satu sumber belajar yang
dapat di tambah lagi untuk mencapai proses dan pendidikan yang lebih baik dan berkualitas.
Sumber belajar yang berasal dari lingkungan sekitar akan memperkaya wawasan
da pengetahuan anak karena belajar dalam lingkungan tidak dibatasi oleh dinding pembatas
selain itu hasilnya lebih nyata karena anak merasakan sendiri dan dapat mengambil
kesimpulan dari apa yang dirasakannya, apakah suka atau tidak suka, apakah baik atau tidak
baik dan lain-lain. Kegiatan/aktivitas yang dilakukan di luar lebih menarik karena
menyediakan kegiatan yang lebih bervariasi atau beragam. Lingkungan merupakan
48
pembelajaran mengenai kehidupan yang terus berlangsung, begitu banyak manfaat dan nilai
yang didapat dari lingkungan yang baik. (Tiara, 2014)
2.1.9 Konsep Crime Prevention through Enviromental Design (CPTED)
a. Sejarah
Telah terjadi kejadian/realita dimana lingkungan telah banyak dirubah untuk
memenuhi kebutuhan keamanan sebuah kawasan. CPTED tumbuh sebagai disiplin ilmu
yang berkembang dari berbagai teori yang berkontribusi mengenai hubungan lingkungan
dan perilaku manusia. Dalam bidang arsitektur CPTED memperhatikan hal mengenai
bagaimana sebuah desain diciptakan untuk mengurangi sebuah kejahatan di lingkungan
sekitar. Analisa secara psikologi diperlukan untuk mengetahui sikap seseorang dalam
merespon sebuah lingkungan mereka.
Pada tahun 1920 Universitas Chicago mempublikasikan sebuah kejahatan yang
terkait dengan lingkungan. Peneliti menemukan kejahatan di kota Chicago yang paling
riskan didalam kota ,dan kejahatan menurun ketika berada di kawasan yang jauh dari
perkotaan. Sejak penelitian ini dilakukan terlihat bahwa terdapat korelasi antara kejahatan
dan perilaku pertumbuhan penduduk. Jane Jacob menemukan bahwa adanya korelasi
terhadap keamanan, konsep mix-use dan kawasan yang remain untuk mengamati kegiatan
yang terjadi di lingkungan. Dari pengamatan yang dilakukan munculah prinsip CPTED.
b. Strategi CPTED
Strategi Crime Prevention Enviromental Design (CPTED) terbagi menjadi empat yaitu
:
1. Pengawasan Alami
Desain ditujukan agar setiap orang dapat mengamati setiap sudut pandang
kawasan. Hal ini dapat di aplikasikan pada ruang parkir, pintu masuk ruang
publik dan kawasan. Pedestrian yang terbuka, pencahayaan yang cukup baik
dikawasan , desain pavin blokyang jelas dapat menjadi sebuah pengawasan
dari lingkungan.
49
2. Pengawasan Kawasan
Desain sebuah kawasan dapat berpengaruh terhadap orang yang berada
didalamnya. Dari kawasan yang dibangun seseorang dapat menumbuhkan
kepekaan dan kepedulian terhadap zona kawasannya. Aplikasi dari
pengawasan kawasan dapat terlihat dari penggunaan pagar yang membatasi
kawasan satu dengan yang lain , elemen-elemen struktural, penanda,
tumbuhan dan sistem di sebuah lingkungan yang dibangun.
3. Kendali Akses Alami
Desain dapat mengurangi sebuah kemungkinan kejahatan dengan sebuah
akses. Konsep ini muncul di jalan raya, pintu masuk, pintu samping yang dapat
mengindikasi perbedaan kawasan umum dan privat. Desain dapat membuat
presepsi orang melihat bahwa sebuah kawasan terasa bebas pengguna atau
sebuah kawasan merupakan sebuah kawasan privat.
4. Penekanan Target
Membuat hambatan pada setiap pintu masuk seperti jendela, celah-celah,
detil sebuah pagar yang tidak bisa di bongkar sehingga cukup membantu
mencegah terjadinya kejahatan dan mengurangi rasa takut terhadap
penghuni/pengunjung.
c. Pengaplikasian CPTED
Dalam lingkungan
1. Meminimkan pintu masuk sebuah kawasan
2. Mendesain sebuah jalan yang membuat presepsi orang bahwa jalan
tersebut adalah jalan privat
3. Membuat desain yang lapang sehingga akses pandangan menjadi luas
4. Penerangan yang baik di kawasan
Tempat Parkir
1. Desain tempat parkir yang terbuka , hindari lokasi parkir di bawah tanah
atau bertingkat banyak
2. Pencahayaan yang baik
50
3. Menggunakan warna cerah untuk meningkatkan kualitas ruang/kawasan
yang terang
4. Hindari kolom dan cekungan sebagai tempat persembunyian
Ruang Publik
1. Ruang publik di gunakan oleh masyarakat setempat dan dekat dengan
masyarakat.
2. Menghindari tempat yang gelap dan tersembunyi atau jauh dari aktivitas
masyarakat
3. Menciptakan tata cahaya yang baik pada siang dan malam hari
d. Kesimpulan Konsep CPTED
CPTED merupakan salah satu bagian dari pendekatan Child Friendly Space yang
memiliki fungsi untuk mengontrol perilaku manusia di lingkungan sekitar dan sebagai sarana
keaman sehingga menghindari kejahatan yang mungkin terjadi di ruang publik.
CPTED perlu di terapkan pada ruang publik karena suatu space akan di katakan baik
jika orang tua tidak merasa khawatir anaknya bermain di sebuah lokasi/kawasan tanpa
pengawasan dari orang tua secara langsung, karena pengawasan secara tidak langsung
akan di bentuk pada rancangan dan akan memberikan dampak pada prespektif masyarakat
untuk lebih mudah dan aware dalam pengawasan lingkungan.
2.1.10 Psikologi Anak
Anak adalah aset penerus bangsa yang jika dari kecil di didik dan di
perhatikan dengan baik maka akan berkembang dan tumbuh dengan baik, namun
apabila tidak di didik dan di perhatikan dengan baik maka tidak akan menjadi sesuatu
yang di harapkan .
a. Masa Kecil Anak : Personal dan Pengembangan Sosial
Sarana utama untuk membangun hubungan anak dengan teman sebaya
adalah dengan bermain . Hubungan bermain dengan teman sebaya terjadi setelah
umur 2 tahun , sebelum umur 2 tahun interaksi terjadi secara symbol-simbol
51
yang dilakukan oleh anak seperti mendorong mobil-mobilan atau bermain
boneka.
Gambar 2.10 Anak Prasekolah Bermain
Sumber:http://www.huffingtonpost.ca/craig-and-marc-kielburger/diverse-toys-
children_b_14283280.html
Saat anak bermain pra sekolah , mereka bermain saling bersanding namun
tanpa interaksi satu sama lain. Bermain sendiri muncul secara bertahap dan akan
tergantikan dengan bermain secara grup/kelompok selama prasekolah.
Pada umur 2-5 tahun interaksi anak-anak sangatlah tinggi frekuensinya
karena anak menjadi sangat aktif dan memiliki rasa ingin tahu yang kuat. Seiring
bertambahnya usia anak, anak menjadi dewasa dan dalam bermain memiliki
konstruksi bermain yang lebih umum seperti membuat sesuatu ,membayangkan
sesuatu imajinasi .
b. Kemajuan Emosional Anak
1. Pengertian dan Jenis Warna
Warna dapat mendatangkan berbagai manfaat seperti manfaat spiritual,
emosional, mental dan fisik. Warna terdiri dari dua kelompok secara
52
psikologis yaitu kelompok warna positif (yang meningkatkan kesenangan
dan kegembiraan seperti warna merah , jingga, kuning) dan kelompok warna
negative (yang menyebabkan emosi tidak stabil) seperti warna hijau. Biru
dan ungu. Warna terdiri dari warna primer dan sekunder.
Warna primer adalah warna yang tidak dapat di buat melalui
percampuran warna lain. Zat warna primer adalah merah, biru dan kuning.
Percampuran keseluruhan warna dengan porsi yang sama akan
menghasilkan warna putih.
Gambar 2.11 Kombinasi dalam warna primer
Sumber : Olds, 1999 Child Care Design Guide.
Warna sekunder berasal dari mencampur dua zat warna primer
dalam porsi yang sama, contohnya adalah warna merah dan kunging
akan menghasilkan warna jingga. Warna kuning dan biru akan
menghasilkan warna hijau, serta warna biru dan merah akan
menghasilkan warna ungu. (Rui,Anita. 2001)
53
Gambar 2.12 Kombinasi Warna Sekunder
Sumber : Olds, 1999. Child Care Design Guide
2. Pengaruh Jenis Warna
Warna yang dipakai dalam kehidupan manusia sehari-hari
mampu mempengaruhi manusia dari unsur warna tersbut.
Contohnya untuk meningkatkan nafsu makan, maka rumah makan
akan lebih baik jika menggunakan warna hijau atau orange yang
mampu menaikkan nafsu makan . warna tidak hanya di terapkan
pada cat dinding namun juga peralatan yang lain.
Salah satu table yang menunjukan hubungan warna dan
efek psikologis adalah :
Warna Efek yang ditimbulkan
Merah Energik, panas, agresif , membangkitkan, warna optimis dan
penuh dengan inisiatif
Orange Ceria , meluap percaya diri, digunakan pada ruang makan atau
untuk interaksi sosial
Kuning Penuh inspirasi, baik untuk konsentrasi, cocok untuk digunakan
pada dinding.
54
Hijau
Tenang, warna yang natural dan penuh dengan keseimbangan,
sesuai unuk ruang istirahat
Biru Membangkitkan semangat, menimbulkan perasaan damai,
sesuai digunakan untuk lantai atau dinding plafon
Ungu Lembut, anggun, tenang
Putih Memberikan kesan sejuk, dan cocok untuk di padukan dengan
warna apapun .
Hitam Warna yang kuat, penuh misteri, introvert, sebaiknya ruang
untuk anak tidak banyak menggunakan warna hitam
Coklt Menimbulkan kesan seimbang, cocok untuk lantai, dinding dan
furniture dan kayu atau menyerupai kayu
Abu-abu Secara umum bukan warna yang bagus untuk anak-anak
Emas Hangat
Perak Dingin, penuh dengan rasa damai
Tabel 1.4 Pengaruh Warna Terhadap Ruang
Sumber : Skripsi Rohana Veramyha , Perpustakaan Sebagai Sarana Tumbuh Kembang Anak di
Yogyakara hal 101
3. Jenis Emosional Anak
Pada periode awal anak memiliki emosi yang sulit di
kendalikan, emosinya terus muncul hingga usia enam tahun di
picu karena sifat anak yang selalu ceria , penasaran dan
antusias. Emosi bisa timbul secara berlebihan pada beberapa
individu anak.
Emosi anak bisa muncul karena kurang jam tidur atau terlalu
lama bermain dan kurang beristirahat, masalah psikologis dilihat
saat orang tua memberikan batasan tertentu pada anak, merasa
terancam atau tidak aman.
55
Emosi yang biasanya terjadi pada anak-anak adalah
a. Amarah
Marah terjadi biasanya mengenai pertengkaran dalam
permainan, pertengakaran dapat di picu karena saling ingin
berebut dengan anak lain atau bersaing. Amarah di tandai
dengan adanya ledakan tangisan, menendang, menggertak
atau memukul.
b. Takut
Takut pada anak bisa di sebabkan karena berbagai sebab
seperti pembiasaan, peniruan, pengingat mengenai hal buruk,
merasa terancam dan tidak aman, atau kurang kurang
menyenangkan media gambar yang memiliki unsur
menakutkan. Dalam kondisi takut, maka anak akan merikan
diri dengan cara berlari atau sembunyi.
b. Cemburu
Sikap anak yang cemburu karena merasa perhatian orang lain
yang ada di sekiliingnya berpindah arah menjadi lebih
perhatian terhadap orang lain. Sikap cemburuan anak dapat
dilihat dari anak menjadi jago ber-akting.
c. Ingin tahu
Anak memiliki rasa ingin tahu yang besar tanpa peduli lingkungan dan
dengan siapa ia berbincang (PAUD Jateng, 2015)
4. Psikologi Masa Awal Anak-Anak
Perkembangan dibagi menjadi dua yaitu masa anak-anak
dan akhir dan akhir masa anak-anak . Ciri awal masa perkembagan anak
dapat dilihat dari cerminan lingkungan, seperti orang tua terhadap anak,
56
orang tua kerap kali menganggap masa awal kanak-kanak sebagai usia
mainan, kareana pada usia tersebut anak akan lebih banyak bermain-
main. Puncak masa bermain adalah pada masa kanak-kanak, kemudian
sedikit menurun intensitasnya pada saat memasuki sekolah. Intensitas
yang berkurang ini karena anak-anak memiliki kegiatan sendiri di luar
jam sekolah seperti ekstrakulikuler dan kegiatan lain. Masa sekolah
merupakan awal tahun masa kanak-anak , psikolog menyebutnya anak
usia kelompok. Anak usia kelompk merupakan anak-anak yang belajar
mengenai dasar-dasar perilaku sosial sebagai persiapan dalam
berkehidupan.
Bermain pada usia awal kanak-kanak merupakan kegiatan
yang serius yang merupakan bagian penting dalam perkembangan
tahun-tahun pertama masa anak-anak. Kegiatan bermain menjadi
sebuah kegiatan serius karena kegiatan bermain pada masa awal
merupakan kegiatan pokok yang dilakukan oleh anak-anak pada usia
awal kanak-kanak. Minat bermain anak-anak di pengaruhi oleh bentuk
permainan tertentu, anak-anak telah mengerti jenis permainan yang
cocok sesuai dengan jenis kelamin , contohnya adalah anak laki-laki
paham bahwa bermain pedang-pedangan atau bermain mobil mobilan
lebih menarik.
b. Kesimpulan Psikologi Anak
Anak-anak memiliki emosi yang masih labil dan sedikit susah untuk di kendalikan
karena terjadi secara spontan. Pada masa kanak-anak seharusnya anak bermain dan
bersosialisasi dengan teman sebayanya dengan baik. Ketika anak bermain terkadang anak
masih belum mengerti dengan maksud dan arti lingkungan disekitarnya sehingga secara
tidak langsung anak-anak dapat memunculkan segala emosi atau rasa yang terjadi pada
ruangan/kawasan. Hal yang dirasakan seperti takut, resah,senang, dan gembira. Ketika anak
gembira dan senang pada suatu kawasan/rancangan bangunan yang berada di lingkungan
anak-anak hidup dan tinggal, maka anak tersebut dapat bertumbuh kembang secara baik
57
dan tidak memiliki perasaan was-was untuk mengekplorasi dunianya. Salah satunya adalah
dengan pengendalian warna yang terdapat pada sebuah rancangan sehingga anak dapat
lebih nyaman untuk bermain dan tidak memiliki perasaan takut untuk beraktivitas
didalamnya.
2.1.11Preseden
a. Dance School in Oleiros
Sekolah tari/sanggar tari di Oleiros terdiri dari bangunan satu lantai yang di bangun dengan
konfigurasi volumetric yang sederhana untuk merespon kebutuhan program ruang yang di
perlukan. Program ruang terorganisir dari perbedaan volume massa yang berbeda di setiap
area dan mengoptimalkan permukaan dan sirkulasi.
Gambar 2.13 Gedung Dance School Oleiros
58
Sumber : https://www.archdaily.com/419211/dance-school-in-oleiros-naos-
arquitectura/50fd9ad1b3fc4b068c00020b-dance-school-in-oleiros-naos-arquitectura-
photo
Bangunan ini memiliki luas sebesar 1.035 meter persegi dengan total luas tanah
sebesar 3.711 meter persegi. Terdapat elevasi yang berbeda dalam membedakan volume
ruang, bentuk dan tinggi dalam material. Fungsi internal di buat sejelas mungkin untuk
kebutuhan ruang, sirkulasi dan jalur. Pengembangan program ini menumbuhkan kebutuhan
yang memuaskan untuk pengguna sekolah tari ini dengan berbagai aktifitas di dalam 1
fasilitas.
Di desain dengan efisiensi energy, bangunan memiliki karateristik memaksimalkan
sumber energy dan penggunaan material yang tahan lama dan sedikit perawatan yang akan
memberikan keuntungan pada investasi.
Gambar. 2.14 Ruang Tari Dance School Oleiros
Sumber : https://www.archdaily.com/419211/dance-school-in-oleiros-
naos-arquitectura/50fd9b39b3fc4b068c00021c-dance-school-in-oleiros-
naos-arquitectura-photo
59
Setting ploting cenderung kea rah selatan dengan menampung fasilitas bangunan
dan area penyimpanan. Tata letak interior bangunan di buat agar tidak bercampur antara
sirkulasi internal dengan pengguna sehingga memudahkan operasi.
Gambar 2.15 Pencahayaan Lobby Dance School Oleiros
Sumber : https://www.archdaily.com/419211/dance-school-in-oleiros-
naos-arquitectura/50fd9b39b3fc4b068c00021c-dance-school-in-oleiros-
naos-arquitectura-photo
Terdapat 2 akses dari lobby untuk mempersilahkan masuk orang tua yang datang
dan akses langsung masuk kedalam area menari. Terdapat ruang ganti, ruang music dan
perpustakaan didalam bangunan sebagai fasilitas penunjang.
b. Y Ballet School
60
Gambar 2.16 Y Ballet School
Sumber:https://www.archdaily.com/772533/y-ballet-school-y-plus-
m/55dd3f0be58ece6d4100011b-y-ballet-school-y-plus-m-photo
Y Ballet School berada di tengah permukiman residen di area kota Tokushima.
Memiliki ukuran yang tidak jauh beda dengan lingkungan sekitar memiliki luas 192 meter
persegi dengan luas area lahan 204 meter persegi.
Dirancang dengan atap menyesuaikan dengan lingkungan sekitar dengan
transformasi dan memperhatikan ketinggian studio sesuai dengan gerakan latihan balet
seperti gerakan angkat. Untuk control penghawaan yang dihasilkan oleh penari balet setelah
latihan dibuat jendela di atas langit-langit dan kipas angin sensor.
Gambar 2.17 Studio Ballet Y School
Sumber:https://www.archdaily.com/772533/y-ballet-school-y-plus-
m/55dd4078e58ece13bd000125-y-ballet-school-y-plus-m-photo
61
Kesinambungan antara pintu masuk dibuat untuk memberikan muka yang harmoni
dengan kehidupan sekitar dan sekolah ballet yang klasik. Terdapat beberapa fasilitas yang
terdapat di dalam Y Ballet school seperti kantor, ruang ganti, loker, ruang shower, ruang
penyimpanan , lounge, ballet studio dan parking area.
Studio mendapatkan penerangan yang baik dan terdapat ventilasi sehingga
memberikan sinar alami dan angina sejuk di setiap musim.
c. Children Recreation Center
Pusat rekreasi anak berada di daerah pedesaan dengan luas 1.500 meter persegi
dan luas asrea 5.250 meter persegi. Struktur utama dari bangunan ini adalah pola-pola dan
warna yang dirancang terbuka untuk anak-anak.
Gambar 2.18 Children Recreation Center
Sumber: https://www.archdaily.com/40323/children%25e2%2580%2599s-recreation-
centre-air-architecture/5011e57728ba0d5f4c000295-children%E2%80%99s-recreation-
centre-air-architecture-photo
Memiliki ruang terbuka yang luas memungkinkan anak-anak untuk bermain di luar
ruangan sehingga anak lebih bebas untuk berekspresi dan bersosialisasi .
d. Kesimpulan Preseden
Ruang publik untuk anak-anak terutama pada aktivitas dengan konteks bermain,
menari adalah dengan memperhatikan proporsi konfigurasi kebutuhan ruang bagi anak dan
62
fasilitas pendukung lainnya untuk membentuk sebuah rancangan bangunan. Untuk mengatur
volume kebutuhan ruang yang terdapat pada dance and art studio dapat dilihat dari jumlah
manusia didalamnya, perilaku anak , perilaku kegiatan, dan kesan yang ingin di timbulkan
pada ruang. Perhatian kesinambungan antara kebutuhan ruang dan dampak dari sebuah
perilaku kegiatan diperlukan untuk merespon design yang ramah bagi anak dan lingkungan
sesuai dengan konteks aktivitas yang dilakukan. Seperti ruang tari cenderung dengan
perilaku manusia yang memiliki banyak gerakan didalam ruangan sehingga butuh
penghawaaan yang baik . salah satunya dengan memberikan jendela di atas alap-alap atau
dinding lebih banyak, selain menghemat energy juga memberikan penerangan secara alami
pada ruangan.
63
2.2 Sintetis Penyelesaian Persoalan Desain
Sintetis penyelesaian persoalan desain berisikan tentang analisa jenis kegiatan,
analisa-analisa yang terjadi di lapangan, alternatif pemilihan kawasan , analisa kawasan dan
analisa perilaku pengguna ruang.
2.2.1 Analisa Kegiatan
a. Seni Tari
64
65
b. Membatik
66
c. Melukis
67
d. Wayang
68
2.2.1 Lokasi Eksisting Kawasan
Lokasi kawasan berada di kecamatan Mergangsang , kelurahan Wirogunan .
pemilihan area di kawasan kelurahan Wirogunan dikarenakan berada di pusat kota namun
juga memiliki jumlah anak yang besar di antara tiga kelurahan yang terdapat di kecamatan
Mergangsang.
No Jenis Kelamin Kecamatan Mergangsang
Kel. Wirogunan Kel. Keparakan Kel.
Brontokusuman
1 Laki-laki 2435 2307 2260
Perempuan 2600 2558 2515
Jumlah 5035 4865 4775
Tabel 1.5 Jumlah anak di Kecamatan Mergangsang 2017
Sumber : Biro Tata Pemerintah D.I Yogyakarta
Terlihat kelurahan Wirogunan memiliki jumlah anak terbanyak dengan angka 5035,
dengan status pendidikan hingga ke jenjang Sekolah Menengah Pertama.
a. Tinjauan Lokasi Kawasan
Gambar 2.19 Kecamatan Mergangsang
Sumber : Buku Kecamatan Mergangsang dalam Angka 2017.
69
Kecamatan Mergangsang adalah salah satu kecamatan di Yogyakarta yang memiliki
letak di bagian selatan kota Yogyakarta. Luas kawasan kecamatan mergangsang adalah 2.31
km2 . Kawasan kecamatan Mergangsang merupakan daerah yang memiliki permukiman
yang padat, sebagian wilayahnya digunakan untuk kegiatan perkantoran, usaha dan
pariwisata. Sehingga tanah persawahan tetap ada namun dengan jumlah yang sedikit.
Kecamatan Mergangsang memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :
Utara : Kecamatan Pakualaman
Selatan : Kabupaten Bantul
Timur : Kecamatan Umbulharjo
Barat : Kecamatan Mantrijeron
Kecamatan Kraton
Kecamatan Gondomanan
b. Tinjauan Lokasi Alternatif
Terdapat 2 alternatif pemilihan lokasi yang berada di dalam satu kecamatan yang
sama yaitu dan terletak pada kelurahan Wirogunan. Pada Alternatif 1 terletak pada Kelurahan
Wirogunan RW 16 dan Kelurahan Wirogunan RW 02. Pemilihan alternatif 1 dan alternatif 2
memperhatikan aspek sebagai berikut :
1. Berada di kawasan masyarakat
2. Aksesbilitas
3. Alam sekitar
4. Kedekatan dengan fasilitas
5. Fungsi site
70
Gambar 2.20 Kawasan Alternatif di Kelurahan Wirogunan
Sumber : Data Pribadi
Pada lokasi alternatif 1 terletak pada sisi selatan Kelurahan Wirogunan dan berada
di dalam perkampungan warga RW 16 kampung Mergangsang. Terdapat gedung
pemerintahan seperti kelurahan Wirogunan dan Puskesmas yang terdapat didalam satu RW.
Sedangkan pada lokasi alternatif 2 terletak pada sisi utara Kelurahan Wirogunan yang berada
di pinggir jalan dan perkantoran. Terdapat perbedaan kondisi lingkungan antara lokasi
alternatif 1 dan lokasi alternatif 2 , antara lain :
1. Lokasi Alternatif 1 (RW 16 Kampung Mergangsang)
Alternatif 1 terletak pada di kampung Mergangsang RW 16 dengan letak
yang berdekatan dengan permukiman, perumahan , kantor Kelurahan Wirogunan
dan Puskesmas terpadu. Kondisi permukaan relative datar dan ditumbuhi oleh
tanaman padi yang di garap oleh warga RW 16 dan sekitarnya.
71
Gambar 2.21 Lokasi Site Alternatif 1
Sumber : Data Pribadi
Kondisi Site :
a. Luas Site : 11.002m2
b. Tidak terdapat bangunan di dalam site
c. Didepan site terdapat jalan selebar 4.5 meter
d. Site merupakan lahan kosong yang dikerjakan warga untuk bercocok tanam padi
Batasan Site :
a. Utara : Lapangan Tenis, Kolam Renang Perumahan Taman Siswa
b. Timur : Gedung Kelurahan Wirogunan,puskesmas Wirogunan, permukiman warga
c. Selatan : Area Persawahan
d. Barat : Kali Code
2. Lokasi Alternatif 2 ( RW 02 Kelurahan Wirogunan , jalan Bintaran
Alternatif 2 terletak di jalan Bintaran RW 02 Kelurahan Wirogunan. Berada di
tikungan jalan Bintaran dan dikawasan perkantoran. Jalan bintaran merupakan jalan
72
lingkungan yang memiliki lebar 6 meter. Kondisi lahan area rumah warga yang telah
di ratakan dan sebagian merupakan permukiman warga serta hotel.
Gambar 2.22 Lokasi Site Alternatif 2
Sumber : Data Pribadi
Kondisi Site :
a. Luas Site : 10.382m2
b. Terdapat lahan yang telah di ratakan dan permukiman warga
c. Didepan site merupakan jalan lingkungan (jalan Bintaran) dengan lebar 6 m
d. Kendaraan yang berlalu-lalang ramai pada siang hari menjelang sore.
Batasan Site :
a. Utara : jalan Bintaran
b. Timur : Hotel Atria, Permukiman warga
c. Selatan : Kali Code
d. Barat : Permukiman Warga
73
c. Penentuan Lokasi Site
Sesuai dengan tujuan fungsi sebagai pusat sanggar tari dan seni untuk anak, harus
mempertimbangkan faktor-faktor yang akan mendukung rancangan bangunan dengan
menggunakan pendekatan Child Friendly Space .
Sebagai pertimbangan lanjutan dalam pemilihan site yaitu dengan melihat
perbandingan yang berhubungan dengan segi akses yang aman untuk anak, potensi site,
kondisi kawasan setempat, keadaan tapak,guna lahan dan keamanan pencapaian.
Alternatif 1 Alternatif 2
G
U
N
A
L
A
H
A
N
1. Berada di kawasan permukiman
sehingga secara tidak langsung
warga dapat mengawasi
lingkungan
2. Lokasi site berupa area
persawahan
3. Mobil dan motor dapat
memasuki site dan lalu lalang
kendaraan tidak terlalu ramai
4. Dekat dengan fasilitas publik
seperti kantor kelurahan dan
puskesmas
5. Terdapat banyak anak-anak di
kampung terlihat dari anak yang
1. Berada di kawasan nonhomogen
(terdapat sekolah,asrama,
fasilitas publik berupa masjid,
gereja)
2. Kawasan kurang dapat diawasi
oleh masyarakat karena berada
di kawasan ruang publik,
asrama.
3. Mobil dan motor dapat
memasuki area namun jalan
cukup ramai.
4. Terlihat anak-anak bermain
didepan rumah karena tidak
terdapat lahan kosong.
74
bermain di lingkungan terutama
di daerah persawahan.
A
L
A
M
S
E
K
I
T
A
R
1. Terdapat beberapa vegetasi di
sekitar site yang membuat
daerah lebih alami.
2. Site berada di pinggir jalan
lingkungan namun polusi udara
cenderung lebih sedikit karena
tidak banyak kendaraan yang
berlalu lalang
1. Terdapat vegetasi di luar site.
2. Site berada di pinggir jalan
lingkungan , dengan polusi yang
lebih banyak karena kendaraan
yang berlalu lalang.
A
K
S
E
S
Keterangan:
Keterangan :
75
1. Gang Brojopermono merupakan
akses utama menuju ke site
dengan jarak 200meter dari jalan
utama(jalan taman siswa)
2. Akses di Gang Brojopermono
dapat memuat mobil dan motor,
dengan pedestrian di sisi utara
jalan.
3. Dekat dengan jalan utama ,jalan
Taman Siswa, pengunjung yang
datang dari luar daerah dapat
menggunakan transportasi
umum seperti transjogja yang
dapat ditempuh 15menit dari
lokasi.
1. Jalan yang lebar untuk
mempermudah akses
pengendara motor dan mobil
2. Lokasi site berada di tikungan
namun tidak terdapat pedestrian
sehingga sedikit membahayakan
pejalan kaki.
3. Dekat dengan jalan utama yaitu
jalan Taman Siswa namun untuk
menuju ke halte cukup jauh.
F
U
N
G
S
I
Fungsi site sebagai pertanian yang
dikerjakan oleh penduduk sekitar.
Fungsi lahan terdapat beberapa konteks,
yaitu sebagai permukiman, lahan kosong
dan hotel yang sedang di bangun.
76
S
A
F
E
T
Y
1. Pengawasan secara tidak langsung
dapat dilakukan oleh warga karena
berdekatan dengan permukiman.
2. Keamanan yang di rancang dari
lingkungan bisa terlihat dari adanya
polisi tidur yang berjarak tidak terlalu
jauh sehingga pengendara jauh lebih
berhati-hati karena terdapat anak-
anak yang melintas di jalan.
1. Pengawasan secara tidak langsung
dilakukan oleh warga dengan lokasi
lahan yang berdekatan dengan
permukiman yaitu sisi timur.
2. Berada di pinggir jalan yang cukup
ramai dan berada di tikungan
sehingga perlu pengawasan lebih
untuk anak-anak yang melintas
karena tidak terdapat pedestrian.
d. Analisa Pemilihan Site
1) Guna Lahan
No Kriteria Alternatif 1 Alternatif 2
1 Guna
Lahan
3 2
Alasan -berada di tengah permukiman
warga sehingga dapat diawasi
secara langsung
-berada di lahan kosong sehingga
tidak menggusur warga
-berada di kawasan percampuran
komersial dan penduduk
sehingga pengawasan tidak
dapat maksimal dilakukan oleh
warga
-berada di 40% lahan yang sudah
diratakan dan 60% lahan pribadi
warga
Tabel 1.6 Guna Lahan
Sumber : Analisa Penulis 2018
Keterangan pemilihan bobot :
77
Tata guna lahan sebagai Fun Dance and Art Studio Center for Children terletak di kawasan
permukiman warga , kawasan komersil seperti restoran, toko, kawasan pendidikan dan
sejarah dengan kriteria bobot:
Nilai 1 : tidak mendukung
Nilai 2 : kurang mendukung
Nilai 3 : mendukung
2) Akses
No Kriteria Alternatif 1 Alternatif 2
1 Akses 2 3
Alasan - dekat dengan jalan utama namun
jalan lingkungan menuju ke lokasi
site hanya selebar 1 mobil dan
motor.
-akses yang tidak lebar membuat
orang-orang menjadi lebih berhati
hati. Di tunjukkan dengan tulisan
untuk menurunkan kecepatan
karena terdapat banyak anak-anak
di kawasan tersebut
-lokasi lahan yang berada di
tikungan dan jalan lingkungan
yang cukup ramai membuat
perlunya keamanan lebih
terutama untuk anak-anak
Tabel 2.7 Akses
Sumber : Analisa Penulis 2018
Keterangan pemilihan bobot:
Kemudahan akses dan keamanan akses menjadi salah satu pertimbangan perancangan Fun
Dance and Art Studio Center for Children untuk dapat menjamin keselamatan anak dengan
nilai sebagai berikut:
Nilai 1 : tidak memiliki akses yang baik dan keamanan akses yang cukup
78
Nilai 2 : cukup memiliki akses yang baik dan keamanan yang baik
Nilai : memiliki akses yang mudah, keamanan yang baik dan jalur yang mudah
3) Infrastruktur Jalan
No Kriteria Alternatif 1 Alternatif 2
1 Infrastruktur
Jalan
3 3
Alasan - memiliki jalur yang dapat
memuat mobil dan motor yang
akan mendukung keberadaan
bangunan
-dekat dengan jalan utama yaitu
jalan Taman Siswa yang berkisar
200meter
-memiliki jalur yang memuat
mobil dan motor yang akan
mendukung keberadaan
bangunan
-memiliki jarak yang cukup jauh
dengan jalan utama ,jalan Taman
Siswa
Tabel 2.8 Infrastruktur jalan
Sumber : Analisa Penulis
Keterangan pemilihan bobot:
Ketersediaan infrastruktur jalan berupa jalan lingkungan dan jalan utama menjadi salah satu
faktor untuk mempermudah pengunjunga datang ke Fun Dance and Art Studio Center for
Children dengan penilaian:
Nilai 1 : Tidak mendukung
Nilai 2 : cukup mendukung
Nilai 3 : sangat mendukung
4) Fasilitas Publik
No Kriteria Alternatif 1 Alternatif 2
79
1 Fasilitas
Publik
3 2
Alasan - dekat dengan halte,
pertokoan,tempat beribadah,
kantor kelurahan, puskesmas dan
restaurant
-dekat dengan hotel, asrama ,
toko kecll dan warung kecil
Tabel 2.9 Fasilitas Publik
Sumber: Analisa Penulis
Keterangan pemilihan bobot:
Fasilitas publik seperti tempat beribadah , toko, restaurant, halted an fasilitas publik lainnya
dibutuhkan untuk mempermudah akses dan mendukung lingkungan sekitar, dengan
penilaian sebagai berikut:
Nilai 1 : Tidak mendukung
Nilai 2 : cukup mendukung
Nilai 3 : sangat mendukung
5) Ketersediaan lahan
No Kriteria Alternatif 1 Alternatif 2
1 Ketersediaan
lahan
3 1
Alasan - lahan luas dengan lahan awal
berupa persawahan
-lahan menggunakan lahan
kosong dan permukiman
Tabel 2.10 Ketersediaan lahan
Sumber : Analisa Pribadi
Keterangan pemilihan bobot:
80
Ketersediaan lahan diperlukan sehingga dapat menunjang perancangan , dengan penilaian
sebagai berikut:
Nilai 1 : tidak memenuhi
Nilai 2 : cukup memenuhi
Nilai 3 : memenuhi
e. Kesimpulan Pemilihan Site
Dengan hasil analisa ketersediaan nilai-nilai yang mendukung perancangan Fun
Dance and Art Studio Center for Children dapat disimpulkan bahwa :
No Kriteria Alternatif 1 Alternatif 2
1 Guna Lahan 3 2
2 Akses 2 3
3 Infrastruktur Jalan 3 3
4 Fasilitas Publik 3 2
5 Ketersediaan Lahan 3 1
Jumlah 14 11
Tabel 2.11 Kesimpulan Pemilihan Site
Sumber: Analisa Penulis
Berdasarkan analisa yang akan mendukung Fun Dance Studio and Art Center for
Children , site alternatif 1 menjadi pilhan yang terbaik . alternatif 1 berada di RW 16 kampung
Mergangsang. Site berada di tengah-tengah kelurahan Wirogunan dengan akses jalan yang
cukup baik dan fasilitas yang tersebar di area site terdekat. Dengan adanya Fun Dance Studio
and Art Center for Children diharapkan dapat memberikan hak kepada anak untuk
mendaparkan tempat yang layak untuk bersosialisasi, mengembangkan bakat dan minat
serta mempertahankan budaya yang ada di Yogyakarta.
81
2.2.2 Lokasi Eksisting Site
Lokasi berada di kawasan kelurahan Wirogunan kecamatan Mergangsang. Kawasan yang
akan di kembangkan adalah kawasan lahan terbuka yang pada kondisi eksisting adalah
persawahan hijau . Kawasan ini berada di kawasan padat dengan jalan besar terdekat
adalah jalan Taman Siswa, dan untuk kantor pemerintahan berada di belakang kantor
kelurahan Wirogunan.
Gambar 2.23 Kawasan Eksisting Fun Dance Studio and Art Centre
Sumber : Data Pribadi
A
C
B
82
Gambar 2.24 Lingkungan Sekitar Kawasan
Sumber. Dokumentasi Pribadi.
Area ruang terbuka hijau digunakan sebagai area bercocok tanam oleh warga
sekitar, warga menggunakan area lahan dengan sistem bukan kepemilikan pribadi (sumber
: wawancara dengan petani)
a. Detail Kawasan Eksisting
Gambar 2.25 Dimensi Kawasan
Sumber : Data Pribadi
83
1. Kondisi Site
a. Luasan Site 11.002 m2
b. Tidak terdapat bangunan di dalam site
c. Didepan site terdapat jalan selebar 4.5 meter
d. Site merupakan lahan kosong yang dikerjakan warga untuk bercocok tanam padi
e. Koefisien dasar bangunan (KDB) :
f. RTH : min 10%
g. Sempadan Sungai kedalaman 8m : 15 meter
2. Batas Site
a. Utara : Lapangan Tenis, Kolam Renang Perumahan Taman Siswa
b. Timur : Gedung Kelurahan Wirogunan,puskesmas Wirogunan,
permukiman warga
c. Selatan : Area Persawahan
d. Barat : Kali Code
2.2.3 Analisis Site
a. Analisa Peraturan
D
A
T
A
84
A
N
A
L
I
S
A
Tabel. Analisis Peraturan
Sumber : Analisis Penulis
b. Analisa View Dalam
D
A
T
A
40%
85
A
N
A
L
I
S
A
G
U
I
D
E
L
I
N
E
Tabel. Analisa View Dalam
Sumber : Analisa Penulis
86
c. Analisa Keluar Site
D
A
T
A
A
N
A
L
I
S
A
87
G
U
I
D
E
L
I
N
E
Tabel. Analisa Keluar Site
Sumber : Analisa Penulis 2018
d. Analisa Kebisingan
D
A
T
A
88
A
N
A
L
I
S
A
G
U
I
D
E
L
I
N
E
89
e. Analisa Akses
D
A
T
A
90
A
N
A
L
I
S
A
G
U
I
D
E
L
I
N
E
Tabel. Analisa Akses
Sumber : Analisa Pribadi
91
f. Analisa Permukiman
D
A
T
A
A
N
A
L
I
S
A
GUIDELI
NE
Massa bangunan yang tersebar dengan berbagai ukuran dimensi ruang .
Desain ruang flexible yang dapat digunakan untuk semua orang.
92
2.2.4 Analisis Perancangan
a. Dasar Pendekatan
Pendekatan program merupakan dasar dari membuat sebuah rancangan Fun Dance
Studio and Art Center for Children menggunakan pendekatan Child Friendly Space yang
berkesinambungan dengan lingkungan sekitar. Dasar yang akan di bahas mengenai konteks
ini adalah aspek jenis kegiatan.
b. Analisa Bussines Plan
Gambar 2.25 Alur Busines Plan
93
Sumber : Analisa Penulis
c. Analisa Jenis Kegiatan
Analisa jenis kegiatan yang mendukung perancangan Fun Dance Studio and Art
Center for Children adalah sebagai berikut :
1) Kegiatan Pribadi
Kegiatan pribadi dilakukan oleh pekerja/pengelola yang membutuhkan ruang
istirahat, penyimpanan.
2) Kegiatan Edukatif
Kegiatan utama dari Fun Dance and Art Center for Children adalah kegiatan
edukasi yang merupakan pembelajaran tari dan seni untuk anak. Selain
mengembangkan bakat anak dapat juga membuat anak menjadi lebih kreatif.
Tari Seni
Tari Tradisional / Tari Klasik Melukis
Membatik
Pewayang
Tabel 2.12
3) Kegiatan Komunikatif
Kegiatan yang dilakukan oleh anak-anak ,dan masyarakat untuk menjalin
sebuah komunikasi . Komunikasi menjadi hal yang penting untuk daerah
permukiman yang mulai kehilangan sosialisasi antar warga sehingga tidak terlalu
mengenal antar tetangga.
4) Kegiatan Rekreatif/Bermain.
Kegiatan yang dilakukan oleh anak-anak untuk bersosialisasi dan bermain
yang dapat memiliki manfaat selain membentuk sebuah sosialisasi juga
mengembangkan kreatifitas anak. Kegiatan bermain dapat di wadahi dengan ruang
landscape yang luas sehingga anak lebih flexible untuk memainkan sesuatu.
5) Kegiatan Penunjang
94
Kegiatan yang dapat menunjang sebuah aktivitas yang ada didalam Fun
Dance Studio and Art Center for Children seperti adanya foodcourt, dan small
market.
d. Analisa Kebutuhan Ruang Berdasarkan Kegiatan
Analisa kebutuhan ruang berdasarkan kegiatan aktifitas yang akan di wadahi didalam
Fun Dance Studio and Art Center for Children adalah sebagai berikut :
No Nama
Kegiatan
Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang
1 Kegiatan
Pribadi
Pekerja/Pengelola Melayani
Istirahat
BAK/BAB
Menyimpan
barang
Mengawasi
Ruang
Resepsionis
Ruang
Istirahat
Toilet
Loker
Ruang
keamanan
Ruang
CCTV
2 Kegiatan
Edukatif
Anak Belajar Menari
Belajar melukis
Belajar
membatik
Belajar
mengukir
Istirahat
Mengganti
baju tari
Studio tari
dan seni
Loker
Ruang ganti
Toilet
Common
room
95
Menyimpan
barang
Pekerja/Pengelola Mengajari
menari
Mengajari
melukis,
membatik,
mengukir
Mengganti
baju tari
Studio
Loker
Ruang Ganti
3 Kegiatan
Komunikatif
Masyarakat dan
anak anak
Bersosialisasi
Berkumpul
Menikmati
suasana
Bermain
Ruang
publik
Lounge
4 Kegiatan
bermain
Anak Berlari
Bermain
Bersosialiasai
Ruang
terbuka
Ruang
flexible
5 Kegiatan
penunjang
Anak
Masyarakat
Pekerja
Makan
Minum
Memarkir
kendaraan
Foodcourt
Small shop
Parking
area
Tabel 2.13 Analisa Kebutuhan Ruang Berdasarkan Kegiatan
Sumber : Analisa Penulis
96
e. Analisa Pelaku Kegiatan
Analisa pelaku kegiatan untuk memperoleh struktur kegiatan yang dilakukan oleh
setiap pelaku kegiatan di Fun Dance Studio and Art Center for Children . analisa pelaku
kegiatan dilakukan untuk mengetahui perbedaaan antara subjek pelaku anak-anak ,
pengunjung biasa dan karyawan(pekerja).
1. Pelaku anak-anak kegiatan menari
Tabel 2,14 Analisa kegiatan menari anak
Sumber : Analisa Penulis
97
2. Pelaku anak kegiatan membatik
Tabel 2.15 membatik
Sumber : Penulis
3. Pelaku anak kegiatan melukis
Tabel 2.16 Kegiatan anak melukis
98
Sumber : Analisa Penulis
4. Pelaku anak kegiatan belajar wayang
Tabel 2.17 Kegiatan anak mempelajari wayang
Sumber : Analisa Penulis
5. Pelaku Pengunjung
Tabel 2.18 Pelaku pengunjung
Sumber : Analisa Pribadi
99
6. Pelaku Karyawan
Tabel 2.19 Kegiatan karyawan
Sumber : Analisa Penulis
f. Analisa Pengelompokan Ruang
Analisa pengelompokan ruang di gunakan untuk memperoleh kualitas ruang dalam
dan ruang luar dalam penggunaannya. Pengelompokkan ruang Fun Dance Studio and Art
Center for Children di bagi atas 4 kelompok dan dibagi berdasarkan sifat kegiatannya yaitu
:
No Pengelompokan Ruang Jenis Ruang
1 Publik Ruang Resepsionis
Common Room
Lounge
Foodcourt
Small Shop
Parking Area
Ruang terbuka
2 Semi Publik Studio tari dan seni
Loker
3 Privat Ruang pekerja
Toilet
100
Gudang
Ruang Ganti
Ruang Keamanan
Ruang CCTV
Tabel 2.19 Pengelompokan Ruang
Sumber : Penulis
101
g. Analisa Kualitas Ruang
No Macam Ruang Pencahayaan View Termal Akustik Akses
1 Ruang
Resepsionis
***** Perlu *** Tidak tenang Banyak
2 Common Room ***** Perlu *** Tidak tenang Banyak
3 Lounge **** Perlu *** Tidak tenang Banyak
4 Foodcourt **** Perlu *** Sedang Banyak
5 Small Shop **** Tidak ** Sedang Cukup
6 Parking Area ** Tidak * Tidak tenang Banyak
7 Ruang Terbuka ** Perlu * Tidak tenang Banyak
8 Studio Tari ***** Tidak *** Tenang Cukup
9 Studio Lukis ***** Perlu *** Tenang Cukup
10 Studio Membatik ***** Perlu *** Tenang Cukup
11 Studio Mengukir ***** Perlu *** Sedang Cukup
12 Loker ** Tidak ** Tidak tenang Sedikit
13 Ruang Pekerja ** Tidak ** Sedang Sedikit
14 Toilet * Tidak ** Agak tenang Sedikit
15 Gudang * Tidak * Agak tenang Cukup
16 Ruang Ganti * Tidak * agak tenang Sedikit
17 Ruang
Keamanan
** Tidak ** Agak tenang Sedikit
18 Ruang CCTV * Tidak ** Agak tenang Sedikit
19 Panggung ***** perlu ** Perlu Banyak
Tabel 2.20 Analisa Kualitas Ruang
Sumber : Penulis
102
h. Program Ruang
103
104
105
106
Tabel 2.21 Program Ruang
Sumber : Analisa Penulis
Luas standar untuk memenuhi kebutuhan ruang di Fun Dance Studio and Art Center for Children
adalah 1.736,78m2 .
Ruang sirkulasi 20 % = 1.736,78 x 20%
= 350m2
Total standar program ruang yang dapat digunakan adalah
L= 1.739 m2 + 350 m2
= 2.089 m2