25
11 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori Bab ini memuat uraian teori-teori yang mendukung penelitian ini. Teori- teori yang digunakan sebagai acuan dalam memecahkan permasalahan ini adalah Teori Stakeholder, Persistensi Laba, Book Tax Differences, Large Positive Book Tax Differences, Large Negative Book Tax Differences, PSAK 46 tentang Pajak Tangguhan, Koreksi Fiskal dan Corporate Governance. Bab ini juga membahas tentang penelitian sebelumnya untuk membangun rumusan hipotesis. 2.1.1 Teori Stakeholder Berdasarkan teori stakeholder (Guthrie et al, 2002 dalam Pratiwi, 2014), manajemen perusahaan diharapkan untuk dapat melakukan aktivitas sesuai dengan yang diharapkan stakeholder dan melaporkan informasi kepada stakeholder. Stakeholder sendiri adalah orang-orang yang mempunyai kepentingan terhadap suatu perusahaan seperti kreditur, pemerintah, dan badan pembuat regulasi. Teori ini mengharapkan manajemen perusahaan melaporkan aktivitas- aktivitas perusahaan kepada para stakeholder, yang berisi mengenai bagaimana dampak kegiatan atau aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan kepada stakeholder. Jadi stakeholder mempunyai hak untuk mengetahui informasi yang disampaikan baik yang bersifat keuangan maupun non keuangan meskipun nantinya mereka memilih untuk tidak menggunakan informasi tersebut. Informasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 … II.pdf · Contohnya, beban garansi dan beban piutang tak tertagih boleh dikurangkan untuk tujuan perpajakan hanya ketika benar-benar

  • Upload
    vanminh

  • View
    246

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 … II.pdf · Contohnya, beban garansi dan beban piutang tak tertagih boleh dikurangkan untuk tujuan perpajakan hanya ketika benar-benar

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Landasan Teori

Bab ini memuat uraian teori-teori yang mendukung penelitian ini. Teori-

teori yang digunakan sebagai acuan dalam memecahkan permasalahan ini adalah

Teori Stakeholder, Persistensi Laba, Book Tax Differences, Large Positive Book

Tax Differences, Large Negative Book Tax Differences, PSAK 46 tentang Pajak

Tangguhan, Koreksi Fiskal dan Corporate Governance. Bab ini juga membahas

tentang penelitian sebelumnya untuk membangun rumusan hipotesis.

2.1.1 Teori Stakeholder

Berdasarkan teori stakeholder (Guthrie et al, 2002 dalam Pratiwi, 2014),

manajemen perusahaan diharapkan untuk dapat melakukan aktivitas sesuai

dengan yang diharapkan stakeholder dan melaporkan informasi kepada

stakeholder. Stakeholder sendiri adalah orang-orang yang mempunyai

kepentingan terhadap suatu perusahaan seperti kreditur, pemerintah, dan badan

pembuat regulasi.

Teori ini mengharapkan manajemen perusahaan melaporkan aktivitas-

aktivitas perusahaan kepada para stakeholder, yang berisi mengenai bagaimana

dampak kegiatan atau aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan kepada

stakeholder. Jadi stakeholder mempunyai hak untuk mengetahui informasi yang

disampaikan baik yang bersifat keuangan maupun non keuangan meskipun

nantinya mereka memilih untuk tidak menggunakan informasi tersebut. Informasi

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 … II.pdf · Contohnya, beban garansi dan beban piutang tak tertagih boleh dikurangkan untuk tujuan perpajakan hanya ketika benar-benar

12

yang terdapat di dalam book tax differences baik berupa perbedaan temporer

mengenai laba akuntansi sebelum pajak satu periode mendatang boleh digunakan

ataupun tidak digunakan oleh para stakeholder dalam pengambilan keputusan.

Sesuai dengan teori ini yang mengharapkan manajemen melakukan aktivitas

sesuai dengan yang diharapkan stakeholder, maka untuk membantu berjalannya

harapan dari stakeholder terhadap manajemen tersebut maka diterapkanlah tata

kelola perusahaan untuk mengatur dan mengendalikan perusahaan sehingga

manajemen tidak melakukan aktivitas yang menyimpang dari keinginan

stakeholder.

2.1.2 Persistensi Laba

Persistensi laba adalah laba akuntansi yang diharapkan di masa mendatang

(expected future earnings) yang tercermin pada laba tahun berjalan (Penman,

2001). Laba yang berkesinambungan (sustainable) untuk suatu periode yang akan

datang merupakan cerminan laba yang berkualitas (Ikhsan, 2012). Laba yang

tidak terlalu berfluktuatif merupakan ciri dari laba yang persisten. Laba

merupakan salah satu tujuan perusahaan selain untuk dapat bertahan hidup (going

concern). Laba yang berkualitas adalah laba yang dapat mencerminkan kelanjutan

di masa depan. Penyusunan laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan

informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan. Mencapai tujuan tersebut,

Standar Akuntansi Keuangan menetapkan suatu kriteria yang harus dimiliki

informasi akuntansi agar dapat digunakan dalam pengambilan keputusan. Kriteria

utamanya adalah relevan dan reliabel. Persistensi laba merupakan salah satu

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 … II.pdf · Contohnya, beban garansi dan beban piutang tak tertagih boleh dikurangkan untuk tujuan perpajakan hanya ketika benar-benar

13

komponen nilai prediktif laba, oleh karena persistensi merupakan unsur relevansi,

maka persistensi dapat digunakan untuk menilai kualitas laba.

Persistensi laba mengindikasikan laba yang berkualitas karena menunjukkan

bahwa perusahaan dapat mempertahankan laba dari waktu ke waktu, serta melihat

bahwa perusahaan tidak melakukan suatu tindakan yang dapat menyesatkan

pengguna informasi, karena laba perusahaan tidak berfluktuatif tajam. Pihak

eksternal perusahaan seperti investor menginginkan laba yang persisten, hal ini

disebabkan karena investor dapat memprediksi nilai perusahaan yang tercermin

dalam harga saham. Persistensi laba diukur menggunakan koefisien regresi (β1)

antara laba akuntansi sebelum pajak tahun depan (PTBIt+1) dengan laba akuntansi

sebelum pajak periode sekarang (PTBIt) (Hanlon, 2005). Menurut Hanlon (2005)

laba sebelum pajak pada masa depan (PTBIt+1) adalah sebagai proksi laba

akuntansi yang dihitung dari laba perusahaan sebelum pajak (PTBIt) dibagi total

aset.

2.1.3 Book Tax Differences

Perbedaan antara Standar Akuntansi Keuangan dengan ketentuan peraturan

perpajakan (UU Nomor 17 Tahun 2000) mengharuskan perusahaan pada setiap

periodenya untuk menyusun dua laporan laba rugi, yaitu laporan laba rugi

komersial dan laporan laba rugi fiskal. Laporan laba rugi komersial merupakan

pelaporan laba yang disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan dan

menghasilkan laba bersih sebelum pajak (laba akuntansi), sedangkan laporan laba

rugi fiskal disusun berdasarkan ketentuan peraturan perpajakan untuk menentukan

penghasilan kena pajak (taxable income) atau laba fiskal.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 … II.pdf · Contohnya, beban garansi dan beban piutang tak tertagih boleh dikurangkan untuk tujuan perpajakan hanya ketika benar-benar

14

Rekonsiliasi fiskal merupakan penyesuaian-penyesuaian terhadap laporan

keuangan komersial berdasarkan ketentuan peraturan perpajakan di Indonesia.

Rekonsiliasi fiskal tersebut dilakukan pada akhir periode pembukuan yang

menyebabkan terjadi perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal. Perbedaan

tersebut disebabkan oleh ketentuan pengakuan dan pengukuran yang berbeda

antara standar akuntansi keuangan dan peraturan pajak. perbedaan tersebut secara

umum dikelompokkan kedalam perbedaan permanen dan perbedaan temporer

(Martini dan Persada, 2010).

Perbedaan permanen disebabkan oleh pengaturan yang berbeda terkait

dengan pengakuan penghasilan dan biaya antara standar akuntansi keuangan

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Jadi dengan kata

lain berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, ada

beberapa penghasilan yang bukan merupakan objek pajak, sedangkan secara

komersial penghasilan tersebut diakui sebagai penghasilan. Begitu juga

sebaliknya, ada beberapa biaya sesuai ketentuan perundang-undangan perpajakan

termasuk biaya fiskal yang tidak boleh dikurangkan, sedangkan menurut

komersial biaya tersebut diperhitungkan sebagai biaya.

Perbedaan temporer atau waktu disebabkan karena adanya perbedaan waktu

pengakuan penghasilan dan biaya untuk penghitungan laba. Perbedaan ini terjadi

karena berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan terdapat

penghasilan atau biaya yang boleh dikurangkan pada periode akuntansi terdahulu

atau periode akuntansi berikutnya dari periode akuntansi sekarang. Sementara itu,

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 … II.pdf · Contohnya, beban garansi dan beban piutang tak tertagih boleh dikurangkan untuk tujuan perpajakan hanya ketika benar-benar

15

komersial mengakuinya sebagai penghasilan atau biaya pada periode yang

bersangkutan.

Manajer dapat menggunakan kebijakannya ketika memilih salah satu

diantara beberapa metode-metode akuntansi dalam proses akrual, misalnya ketika

menentukan metoda depresiasi, pengestimasian periode depresiasi dan amortisasi,

serta manajer bebas menggunakan pertimbangannya untuk menentukan besarnya

cadangan dana yang dapat mengurangi laba, misalnya penentuan cadangan

piutang tidak tertagih, cadangan kompensasi, cadangan garansi, dan lain-lain

(Mills dan Newberry, 2001 dalam Irfan, 2013).

Menurut Wijayanti (2006) tujuan pajak perusahaan hanya untuk mengakui

pendapatan yang diterima dan biaya yang dikeluarkan pada periode yang

bersangkutan. Artinya, pendapatan dicatat ketika kas diterima, penangguhan

pendapatan (unearned) tidak dimasukkan dalam laba fiskal, dan biaya diakui pada

saat kas dikeluarkan, atau cash basic. Peraturan pajak juga tidak memberikan

banyak kebebasan bagi manajemen untuk memilih prosedur akuntansi dalam

pelaporan pajaknya. Peraturan pajak tidak memperkenankan adanya

pengestimasian dan pencadangan biaya yang dapat mengurangi penghasilan kena

pajak.

Penelitian ini hanya memfokuskan pada perbedaan temporer sesuai dengan

model penelitian Hanlon (2005). Penelitian ini tidak menggunakan perbedaan

permanen, karena perbedaan permanen hanya mempengaruhi periode terjadinya

saja dan tidak mengindikasikan kualitas laba yang dihubungkan dengan proses

akrual, selain itu perbedaan permanen tidak menimbulkan konsekuensi adanya

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 … II.pdf · Contohnya, beban garansi dan beban piutang tak tertagih boleh dikurangkan untuk tujuan perpajakan hanya ketika benar-benar

16

penambahan atau pengurangan jumlah pajak masa depan. Sebaliknya, perbedaan

temporer dapat menimbulkan jumlah pajak yang dapat ditambahkan atau

dikurangkan dimasa depan (future taxable and future deductible amounts), yang

berhubungan dengan proses akrual, sehingga dapat digunakan untuk penilaian

kualitas laba masa depan.

Perbedaan temporer yang dapat menambah jumlah pajak di masa depan akan

diakui sebagai utang pajak tangguhan dan perusahaan harus mengakui adanya

biaya pajak tangguhan (deferred tax expense), sehingga kenaikan utang pajak

tangguhan konsisten dengan perusahaan yang mengakui pendapatan lebih awal

atau menunda biaya untuk pelaporan keuangan dibanding pelaporan pajak.

Sebaliknya, perbedaan temporer yang dapat mengurangi jumlah pajak dimasa

depan akan diakui sebagai aset pajak tangguhan dan perusahaan harus mengakui

adanya keuntungan atau manfaat pajak tangguhan (deferred tax benefit), yang

berarti bahwa kenaikan aset pajak tangguhan konsisten dengan perusahaan yang

mengakui biaya lebih awal atau menangguhkan pendapatannya untuk tujuan

pelaporan keuangan dibanding pelaporan pajak (Phillips et al., 2002). Blaylock et

al. (2010) menyatakan bahwa book tax differences memiliki 3 kelompok, yaitu

Large Positive Book Tax Differences (LPBTD), Large Negative Book Tax

Differences (LNBTD), dan Small Book Tax Differences.

2.1.4 Large Positive Book Tax Differences

Large positive book tax differences atau perbedaan besar positif terjadi

akibat adanya perbedaan temporer dalam pengakuan pendapatan dan beban antara

Standar Akuntansi Keuangan dan ketentuan peraturan perpajakan. Large positive

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 … II.pdf · Contohnya, beban garansi dan beban piutang tak tertagih boleh dikurangkan untuk tujuan perpajakan hanya ketika benar-benar

17

book tax differences merupakan selisih antara laba akuntansi dengan laba fiskal,

dimana laba akuntansi lebih besar dari laba fiskal (Prabowo, 2010 dalam Irfan,

2013).

Soewito (2009) dalam Pratiwi (2014) menyatakan bahwa large positive book

tax differences akan timbul jika perbedaan temporer menyebabkan terjadinya

koreksi fiskal negatif. Koreksi fiskal negatif merupakan penyesuaian terhadap

penghasilan netto komersial (laba akuntansi sebelum pajak penghasilan) untuk

menghitung penghasilan kena pajak berdasarkan ketentuan peraturan pajak

penghasilan dan peraturan pelaksanaannya yang bersifat mengurangi penghasilan

dan atau menambah biaya-biaya komersial tersebut. Koreksi tersebut

menyebabkan beban pajak menurut akuntansi lebih besar daripada beban pajak

menurut ketentuan peraturan perpajakan, sehingga large positive book tax

differences akan menimbulkan biaya pajak tangguhan (deffered tax exspenses) di

laporan laba rugi dan kewajiban pajak tangguhan (deffered tax liabilities) di

neraca. Kewajiban pajak tangguhan adalah jumlah pajak penghasilan terutang

(payable) untuk periode mendatang sebagai akibat adanya perbedaan temporer

kena pajak.

Menurut Prabowo (2010) dalam Irfan (2013) secara garis besar penyebab

timbulnya large positive book tax differences ada dua, yaitu sebagai berikut.

1) Terdapatnya pendapatan atau keuntungan tertentu yang telah diakui dalam

laporan keuangan tahun berjalan. Contohnya, keuntungan yang belum

direalisasikan atas investasi dalam efek yang diperdagangkan pada periode

terjadinya. Kenaikan nilai tersebut diakui dalam laporan laba rugi. Sedangkan

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 … II.pdf · Contohnya, beban garansi dan beban piutang tak tertagih boleh dikurangkan untuk tujuan perpajakan hanya ketika benar-benar

18

dalam penghitungan pajak keuntungan tersebut belum diakui. Pajak baru

mengakui keuntungan tersebut apabila keuntungan tersebut telah terealisasi

yaitu pada saat efek tersebut dijual.

2) Terdapatnya beban atau kerugian tertentu yang dikurangkan untuk

perhitungan pajak tahun berjalan, tetapi baru akan dikurangkan dalam tahun

mendatang untuk tujuan pelaporan keuangan. Contohnya, beban penyusutan

yang timbul akibat perbedaan masa manfaat aset menurut undang-undang

pajak penghasilan, dimana masa manfaat aset lebih pendek dibandingkan

estimasi masa manfaat aset yang dilakukan oleh manajemen, sehingga beban

penyusutan menurut pajak lebih besar dari perhitungan dalam laporan

keuangan komersil. Akibatnya laba komersil sebelum pajak lebih besar dari

laba fiskal.

2.1.5 Large Negative Book Tax Differences

Large negative book tax differences atau perbedaan besar negatif terjadi

akibat adanya perbedaan temporer dalam pengakuan pendapatan dan beban antara

Standar Akuntansi Keuangan dengan ketentuan peraturan perpajakan. Large

negative book tax differences adalah selisih antara laba akuntansi dengan laba

fiskal, dimana laba akuntansi lebih kecil dari laba fiskal (Prabowo, 2010 dalam

Irfan, 2013).

Large negative book tax differences timbul apabila perbedaan temporer atau

perbedaan waktu menyebabkan terjadinya koreksi fiskal positif dalam laporan

rekonsiliasi fiskal. Koreksi fiskal positif terjadi ketika penyesuaian terhadap

penghasilan netto komersial (laba akuntansi sebelum pajak) untuk menghitung

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 … II.pdf · Contohnya, beban garansi dan beban piutang tak tertagih boleh dikurangkan untuk tujuan perpajakan hanya ketika benar-benar

19

penghasilan kena pajak berdasarkan ketentuan peraturan undang-undang pajak

penghasilan beserta peraturan pelaksanaanya, yang bersifat menambah

penghasilan dan atau mengurangi biaya-biaya komersial tersebut, sehingga beban

pajak menurut akuntansi lebih kecil daripada beban pajak menurut peraturan

perpajakan, sehingga large negative book tax differences akan menimbulkan

manfaat pajak tangguhan (deffered tax benefit) di laba rugi dan aset pajak

tangguhan (deffered tax asset) di neraca. Aset pajak tangguhan adalah jumlah

pajak penghasilan terpulihkan (recovable) pada periode mendatang sebagai akibat

adanya perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dan sisa kompensasi

kerugian (Soewito, 2009 dalam Pratiwi, 2014).

Prabowo (2010) dalam Irfan (2013) menyatakan secara garis besar large

negative book tax differences timbul akibat dua hal, yaitu:

1) Terdapatnya penghasilan atau keuntungan kena pajak belum diakui di laporan

keuangan tetapi telah diakui di laporan perpajakan. Contohnya, pendapatan

sewa yang diterima dimuka diakui sebagai pendapatan untuk tujuan

perpajakan namun diakui pada periode-periode di masa depan untuk tujuan

laporan keuangan.

2) Terdapatnya beban atau kerugian tertentu yang dikurangkan untuk perpajakan

pada tahun mendatang, tetapi dikurangkan pada tahun berjalan untuk tujuan

pelaporan keuangan. Contohnya, beban garansi dan beban piutang tak tertagih

boleh dikurangkan untuk tujuan perpajakan hanya ketika benar-benar terjadi

atau kerugian benar-benar terealisasi, tetapi biaya tersebut diperhitungkan

dimuka untuk tujuan pelaporan keuangan.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 … II.pdf · Contohnya, beban garansi dan beban piutang tak tertagih boleh dikurangkan untuk tujuan perpajakan hanya ketika benar-benar

20

2.1.6 Small Book Tax Differences

Small book tax differences atau perbedaan kecil adalah perbedaan antara

laba akuntansi dan laba fiskal, dimana nilai perbedaan antara laba akuntansi dan

laba fiskal tersebut relatif kecil, sehingga mengindikasikan kualitas laba yang

dihasilkan baik (Prabowo, 2010 dalam Irfan, 2013).

2.1.7 PSAK 46 tentang Pajak Tangguhan

Aset pajak tangguhan adalah jumlah pajak penghasilan yang dapat

dipulihkan pada periode masa depan sebagai akibat adanya perbedaan temporer

yang boleh dikurangkan, akumulasi rugi pajak belum dikompensasi, dan

akumulasi kredit pajak belum dimanfaatkan. Beban pajak (Penghasilan pajak)

adalah jumlah agregat pajak kini dan pajak tangguhan yang diperhitungkan dalam

menentukan laba atau rugi pada satu periode. Dasar pengenaan pajak atas aset

atau liabilitas adalah nilai yang terkait dengan aset atau liabilitas untuk tujuan

pajak.

Laba akuntansi adalah laba atau rugi selama satu periode sebelum dikurangi

beban pajak. Laba kena pajak atau laba fiskal (rugi pajak atau rugi fiskal) adalah

laba (rugi) selama satu periode yang dihitung berdasarkan peraturan yang

ditetapkan oleh Otoritas Pajak atas pajak penghasilan yang terutang (dilunasi)

yaitu Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000. Liabilitas pajak tangguhan adalah

jumlah pajak penghasilan terutang pada periode masa depan sebagai akibat

adanya perbedaan temporer kena pajak.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 … II.pdf · Contohnya, beban garansi dan beban piutang tak tertagih boleh dikurangkan untuk tujuan perpajakan hanya ketika benar-benar

21

Pajak penghasilan adalah pajak yang dihitung berdasarkan peraturan

perpajakan dan pajak ini dikenakan atas laba kena pajak entitas. Pajak penghasilan

final adalah pajak penghasilan yang bersifat final, yaitu bahwa setelah

pelunasannya, kewajiban pajak telah selesai dan penghasilan yang dikenakan

pajak penghasilan final tidak digabungkan dengan jenis penghasilan lain yang

terkena pajak penghasilan yang bersifat tidak final. Pajak jenis ini dapat

dikenakan terhadap jenis penghasilan, transaksi, atau usaha tertentu.

Pajak kini adalah jumlah pajak penghasilan yang terutang (dilunasi) atas

laba kena pajak (rugi pajak) untuk satu periode. Perbedaan temporer adalah

perbedaan antara jumlah tercatat aset atau liabilitas pada posisi keuangan dengan

dasar pengenaan pajaknya. Perbedaan temporer dapat berupa:

1) Perbedaan temporer kena pajak adalah perbedaan temporer yang

menimbulkan jumlah kena pajak dalam penghitungan laba kena pajak (rugi

pajak) periode masa depan pada saat jumlah tercatat aset atau liabilitas

dipulihkan atau diselesaikan.

2) Perbedaan temporer dapat dikurangkan adalah perbedaan temporer yang

menimbulkan jumlah yang dapat dikurangkan dalam penghitungan laba kena

pajak (rugi pajak) periode masa depan pada saat jumlah tercatat aset atau

liabilitas dipulihkan atau diselesaikan.

Semua perbedaan temporer kena pajak diakui sebagai liabilitas pajak

tangguhan, kecuali jika timbul perbedaan temporer kena pajak yang berasal dari

pengakuan awal goodwill atau pada saat pengakuan awal aset atau liabilitas dari

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 … II.pdf · Contohnya, beban garansi dan beban piutang tak tertagih boleh dikurangkan untuk tujuan perpajakan hanya ketika benar-benar

22

suatu transaksi yang bukan transaksi kombinasi bisnis dan pada saat transaksi,

tidak mempengaruhi laba akuntansi dan laba kena pajak (rugi pajak).

Aset pajak tangguhan diakui untuk seluruh perbedaan temporer dapat

dikurangkan, sepanjang kemungkinan besar bahwa laba kena pajak akan tersedia

dalam jumlah yang cukup memadai sehingga perbedaan temporer dapat

dikurangkan tersebut dapat dimanfaatkan, kecuali jika aset pajak tangguhan

timbul dari pengakuan awal aset atau pengakuan awal liabilitas dalam transaksi

yang bukan dari transaksi kombinasi bisnis dan pada saat transaksi, tidak

mempengaruhi baik laba akuntansi maupun laba kena pajak (rugi pajak).

Aset dan liabilitas pajak tangguhan harus diukur dengan menggunakan tarif

pajak yang akan berlaku pada saat aset dipulihkan atau liabilitas diselesaikan,

yaitu dengan tarif pajak (dan peraturan pajak) yang telah berlaku atau yang telah

secara substantif berlaku pada periode pelaporan. Pengukuran aset dan liabilitas

pajak tangguhan harus mencerminkan konsekuensi pajak yang sesuai dengan cara

yang diharapkan entitas, pada akhir periode pelaporan, untuk memulihkan atau

menyelesaikan jumlah tercatat aset dan liabilitas.

2.1.8 Koreksi Fiskal

Koreksi fiskal bertujuan untuk menyesuaikan laba komersial (yaitu laba

yang dihitung menurut Standar Akuntansi Keuangan) dengan Undang-Undang

Perpajakan Nomor 17 Tahun 2000 sehingga diperoleh laba fiskal. Laporan

Perhitungan Laba Rugi yang dibuat perusahaan merupakan laporan keuangan

yang disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan. Oleh karena itu agar

dapat menghitung besarnya pajak penghasilan yang terutang, perusahaan harus

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 … II.pdf · Contohnya, beban garansi dan beban piutang tak tertagih boleh dikurangkan untuk tujuan perpajakan hanya ketika benar-benar

23

melakukan penyesuaian laporan perhitungan rugi-labanya tersebut agar sesuai

dengan ketentuan dan peraturan undang-undang perpajakan. Langkah penyesuaian

ini dilakukan dengan cara mencari pos-pos rekening yang berbeda perlakuan

antara prinsip akuntansi berlaku umum dengan ketentuan peraturan undang-

undang perpajakan. Pos-pos rekening ini yang perlu dilakukan koreksi fiskal. Hal-

hal yang menimbulkan perbedaan antara Standar Akuntansi Keuangan dengan UU

Perpajakan Nomor 17 Tahun 2000 antara lain:

1) Perbedaan Konsep Penghasilan

Contoh:

a. Deviden yang diterima oleh PT, Yayasan, Koperasi, BUMN/BUMD,

b. Sisa Cadangan Kerugian Piutang bagi Bank, Leasing dan Asuransi

2) Perbedaan Cara Pengukuran Penghasilan

Contoh : Penjualan diukur sebesar jumlah yang dibebankan kepada pembeli

tidak melihat apakah ada hubungan istimewa atau tidak.

3) Perbedaan konsep biaya pengeluaran yang dapat dibebankan sebagai biaya

adalah semua pengorbanan ekonomis dalam rangka memperoleh barang dan

jasa. Tidak terbatas hanya biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara

penghasilan saja. Singkatnya, biaya menurut pajak adalah pengeluaran-

pengeluaran yang ada kaitan langsung dengan perolehan penghasilan (cash

basic).

4) Perbedaan cara pengukuran biaya sama dengan cara pengukuran penghasilan,

jika ada transaksi yang tidak wajar karena hubungan istimewa maka transaksi

tersebut harus dikoreksi.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 … II.pdf · Contohnya, beban garansi dan beban piutang tak tertagih boleh dikurangkan untuk tujuan perpajakan hanya ketika benar-benar

24

5) Perbedaan Cara Pembebanan atau Alokasi Biaya

Contoh :

a. Penyusutan, hanya metode Garis Lurus dan Saldo Menurun dengan tarif

yang telah ditentukan.

b. Pengakuan Kerugian Piutang hanya menggunakan metode langsung.

c. Penilaian Persediaan hanya menggunakan metode rata-rata dan FIFO.

6) Adanya penghasilan yang kena pajak penghasilan secara final. Penghasilan

yang dikenakan pajak secara final berarti telah diperhitungkan pajak

penghasilannya sehingga tidak perlu diperhitungkan lagi dalam menghitung

pajak penghasilan di akhir tahun maka harus dikeluarkan dari laporan

perhitungan laba-rugi.

Jenis Koreksi Fiskal ada dua yaitu Koreksi Fiskal Positif dan Koreksi Fiskal

Negatif. Koreksi Fiskal Positif (FKP) adalah koreksi fiskal yang menambah

besarnya laba kena pajak. Sedangkan Koreksi Fiskal Negatif (FKN) adalah

koreksi fiskal yang mengurangi laba kena pajak.

Soewito (2009) dalam Pratiwi (2014) menyatakan bahwa large positive book

tax differences akan timbul jika perbedaan temporer menyebabkan terjadinya

koreksi fiskal negatif. Koreksi fiskal negatif merupakan penyesuaian terhadap

penghasilan netto komersial (laba akuntansi sebelum pajak penghasilan) untuk

menghitung penghasilan kena pajak berdasarkan ketentuan peraturan pajak

penghasilan dan peraturan pelaksanaannya yang bersifat mengurangi penghasilan

dan atau menambah biaya-biaya komersial tersebut. Koreksi tersebut

menyebabkan beban pajak menurut akuntansi lebih besar daripada beban pajak

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 … II.pdf · Contohnya, beban garansi dan beban piutang tak tertagih boleh dikurangkan untuk tujuan perpajakan hanya ketika benar-benar

25

menurut ketentuan peraturan perpajakan, sehingga large positive book tax

differences akan menimbulkan biaya pajak tangguhan (deffered tax exspenses) di

laporan laba rugi dan kewajiban pajak tangguhan (deffered tax liabilities) di

neraca. Kewajiban pajak tangguhan adalah jumlah pajak penghasilan terutang

(payable) untuk periode mendatang sebagai akibat adanya perbedaan temporer

kena pajak.

Large negative book tax differences timbul apabila perbedaan temporer atau

perbedaan waktu menyebabkan terjadinya koreksi fiskal positif dalam laporan

rekonsiliasi fiskal. Koreksi fiskal positif terjadi ketika penyesuaian terhadap

penghasilan netto komersial (laba akuntansi sebelum pajak) untuk menghitung

penghasilan kena pajak berdasarkan ketentuan peraturan undang-undang pajak

penghasilan beserta peraturan pelaksanaanya, yang bersifat menambah

penghasilan dan atau mengurangi biaya-biaya komersial tersebut, sehingga beban

pajak menurut akuntansi lebih kecil daripada beban pajak menurut peraturan

perpajakan, sehingga large negative book tax differences akan menimbulkan

manfaat pajak tangguhan (deffered tax benefit) di laba rugi dan aset pajak

tangguhan (deffered tax asset) di neraca. Aset pajak tangguhan adalah jumlah

pajak penghasilan terpulihkan (recovable) pada periode mendatang sebagai akibat

adanya perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dan sisa kompensasi

kerugian (Soewito, 2009 dalam Pratiwi, 2014).

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 … II.pdf · Contohnya, beban garansi dan beban piutang tak tertagih boleh dikurangkan untuk tujuan perpajakan hanya ketika benar-benar

26

2.1.9 Corporate Governance

Corporate governance menurut Forum for Corporate Governance

Indonesian (FCGI, 2001) adalah seperangkat peraturan yang menetapkan

hubungan antara pemegang saham, pengurus, pihak kreditur, pemerintah,

karyawan serta para pemangku kepentingan internal maupun eksternal lainnya

sehubungan dengan hak-hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain sistem

yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan. Dalam konsep good corporate

governance terdapat prinsip-prinsip dasar yang meliputi transparansi,

akuntabilitas, responsibilitas, independensi, kewajaran dan kesetaraan (KNKG,

2006).

Prinsip-prinsip yang terkandung dalam good corporate governance yang

dijabarkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG, 2006) meliputi

lima prinsip sebagai berikut.

1) Transparansi (keterbukaan)

Transparansi artinya perusahaan harus menyediakan informasi yang materiil

dan relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemakai

kepentingan. Dengan kata lain harus adanya keterbukaan informasi

perusahaan dengan tidak hanya mengungkapkan masalah yang disyaratkan

oleh perundang-undangan, tetapi juga hal penting untuk pengambilan

keputusan oleh pemegang saham, kreditur dan pemangku kepentingan.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 … II.pdf · Contohnya, beban garansi dan beban piutang tak tertagih boleh dikurangkan untuk tujuan perpajakan hanya ketika benar-benar

27

2) Accountability (akuntabilitas)

Akuntabilitas adalah kejelasan fungsi, struktur, sistem dan

pertanggungjawaban dalam organ perusahaan, sehingga pengelolaan

perusahaan berjalan dengan efektif.

3) Responsibility (pertanggung jawaban)

Responsibilitas merupakan kepatuhan dalam pengelolahan perusahaan

terhadap prinsip korporasi yang sehat, peraturan perundang-undangan yang

berlaku, dan pemenuhan terhadap tanggungjawab sosial terhadap masyarakat

dan lingkungan sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam

jangka panjang.

4) Independency (independensi)

Independensi merupakan pengelolaan perusahaan harus dilakukan secara

independen dalam hal ini bebas dari kepentingan pihak manapun yang tidak

sesuai dengan prinsip korporasi yang sehat dan peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

5) Fairness (kewajaran)

Fairness adalah perlakuan yang adil dan setara dalam memenuhi kebutuhan

stakeholder dan harus sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku. Perusahaan harus memperhatikan hak-hak para pemangku

kepentingan berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan dalam rangka

meningkatkan kinerja perusahaan kearah yang lebih baik.

Indonesian Institute of Corporate Governance (IICG) merupakan salah satu

lembaga independen yang berfokus pada penilaian penerapan konsep corporate

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 … II.pdf · Contohnya, beban garansi dan beban piutang tak tertagih boleh dikurangkan untuk tujuan perpajakan hanya ketika benar-benar

28

governance di perusahaan yang telah melakukan riset mengenai penerapan

corporate governance di Indonesia. IICG memeringkatkan penerapan corporate

governance di Indonesia melalui riset guna memacu perusahaan di Indonesia

dalam peningkatan kualitas penerapan konsep corporate governance.

Pemeringkatan yang dilakukan oleh IICG berupa indeks, yaitu Corporate

Governance Perception Index (CGPI). CGPI yang dilakukan oleh IICG

bekerjasama dengan majalah SWA yang merupakan program tahunan sebagai

bentuk perhargaan terhadap inisiatif dan hasil upaya perusahaan dalam

mewujudkan bisnis yang etikal dan bermartabat sejak tahun 2001. Penerapan

corporate governance ini diukur dengan menggunakan skala skor yang terdiri dari

3 kategori berdasarkan tingkat kepercayaan, yaitu 55 – 69 cukup terpercaya, 70 –

84 terpercaya, dan 85 – 100 sangat terpercaya.

Penerapan corporate governance memiliki manfaat bagi perusahaan, yaitu

meningkatkan kinerja perusahaa melalui terciptanya proses pengambilan

keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi operasional perusahaan serta

lebih meningkatkan pelayanan kepada stakeholders (FCGI, 2001).

2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya

Tabel 2.2 berikut menyajikan ringkasan penelitian sebelumnya yang dapat

dijadikan referensi dan berhubungan dengan penelitian ini.

Tabel 2.2 Ringkasan Hasil Penelitian Sebelumnya

No. Judul

Penelitian

Peneliti dan

Tahun

Penelitian

Alat Analisis dan

Variabel

Hasil Penelitian

1. Analisis

Pengaruh Book

Tax Differences

Intan Ratna

Pratiwi

(2014)

Regresi Berganda

Variabel Independen:

Perbedaan

permanen

berpengaruh

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 … II.pdf · Contohnya, beban garansi dan beban piutang tak tertagih boleh dikurangkan untuk tujuan perpajakan hanya ketika benar-benar

29

terhadap

Persistensi Laba Perbedaan

permanen

Perbedaan

temporer

Large positive

book tax

differences

Large negative

book tax

differences

Variabel Dependen:

Persistensi laba

Variabel Kontrol:

Komponen arus

kas dan akrual

Ukuran

perusahaan

Return on asset

signifikan

terhadap

persistensi laba

dan perbedaan

temporer tidak

berpengaruh

signifikan

terhadap

persistensi laba,

sedangkan large

positive book tax

differences dan

large negative

book tax

differences tidak

berpengaruh

signifikan

terhadap

persistensi laba.

2. Pengaruh

Kualitas

Penerapan

Corporate

Governance dan

konsentrasi

kepemilikan

terhadap

Persistensi Laba

Taufikul

Ikhsan

(2012)

Regresi Berganda

Variabel Independen:

Kualitas

penerapan

corporate

governance

Konsentrasi

kepemilikan

Variabel Dependen:

Persistensi laba

Kualitas

penerapan

corporate

governance

berpengaruh

terhadap

persistensi laba,

sedangkan

konsentrasi

kepemilikan tidak

signifikan

berpengaruh

terhadap

persistensi laba.

3. Pengaruh

Perbedaan

antara Laba

Akuntansi dan

Laba Fiskal

terhadap

Persistensi Laba

Sheila Nike

Purwanti

(2013)

Regresi Berganda

Variabel Independen:

Large positive

book tax

differences

Large negative

book tax

differences

Variabel Dependen:

Persistensi laba

Perbedaan antara

laba akuntansi dan

laba fiskal

berpengaruh

terhadap

persistensi laba.

4. Pengaruh Book

Tax Differences

terhadap

Persistensi Laba

Mohd.

Zdulhiyanov

(2015)

Regresi Berganda

Variabel Independen:

Large positive

book tax

differences

Large negative

book tax

large positive

book tax

differences dan

large negative

book tax

differences

berpengaruh

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 … II.pdf · Contohnya, beban garansi dan beban piutang tak tertagih boleh dikurangkan untuk tujuan perpajakan hanya ketika benar-benar

30

differences

Variabel Dependen:

Persistensi laba

terhadap

persistensi laba.

5. Pengaruh

Perbedaan Laba

Akuntansi dan

Laba Fiskal

terhadap

Persistensi Laba

dengan

Komponen

Akrual dan

Aliran Kas

sebagai Variabel

Moderasi

Fatkhur Haris

Irfan (2013)

Regresi Berganda

Variabel Independen:

Large positive

book tax

differences

Large negative

book tax

differences

Perubahan

pendapatan

Nilai aset tetap

kotor

Ukuran

perusahaan

Variabel Dependen:

Perbedaan laba

akuntansi dan

laba fiskal

Persistensi laba

Variabel Moderasi:

Komponen

akruan dan aliran

kas

Perubahan

pendapatan dan

nilai aset tetap

kotor berpengaruh

terhadap

perbedaan laba

akuntansi dan laba

fiskal, sedangkan

large positive book

tax differences dan

moderasi

komponen akrual

dan aliran kas

dengan large

negative book tax

differences

berpengaruh

terhadap

persistensi laba.

6. Pengaruh

Kepemilikan

Manajerial dan

Book Tax

Differences

pada Persistensi

Laba

Fitria Jumiati

(2014)

Regresi berganda

Independen:

Kepemilikan

manajerial

Large positive

book tax

differences

Large negative

book tax

differences

Dependen:

Persistensi laba

Kepemilikan

manajerial

berpengaruh

positif pada

persistensi laba.

Large positif

(negatif) book tax

differences tidak

berpengaruh pada

persistensi laba.

7. Pengaruh Tata

Kelola

Perusahaan dan

Struktur

Kepemilikan

terhadap

Persistensi Laba

Mohammad

Khafid

(2012)

Regresi berganda

Independen:

Komposisi dewan

komisaris

Kepemilikan

manajerial

Komite audit

Dependen:

Persistensi laba

Komposisi dewan

komisaris,

kepemilikan

manajerial, komite

audit secara

signifikan

berpengaruh

terhadap

persistensi laba.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 … II.pdf · Contohnya, beban garansi dan beban piutang tak tertagih boleh dikurangkan untuk tujuan perpajakan hanya ketika benar-benar

31

8. Earning

Management:

New Evidence

Based on

Deferred Tax

Expense

Phillips et al.

(2002)

Pooled Regresion

Independen:

Deffered tax

expense, accrual,

cash flow

operation,

characteristic

industry

Dependen:

Earning

Management

Beban pajak

tangguhan berguna

untuk mendeteksi

manajemen laba

yang dilakukan

perusahaan untuk

menghindari

kerugian dan

penurunan laba.

9. The Persistence

and Pricing of

Earnings,

Accrual, and

Cash Flows

When Firms

Have Large

Book Tax

Differences

Hanlon

(2005)

Pooled Regresion

Independen:

Large positive

book tax

differences

Large negative

book tax

differences

Dependen:

Earning

persistence

Large positive

book tax

differences dan

large negative

book tax

differences

mempunyai laba

yang kurang

persisten

dibandingkan

dengan

perusahaan

dengan small

book tax

differences.

10. Analisis

Pengaruh

Perbedaan

antara Laba

Akuntansi dan

Laba Fiskal

terhadap

Persistensi

Laba, Akrual,

dan Arus Kas.

Wijayanti

(2006)

Pooled Regresion

Independen:

Persistensi laba,

akrual, dan arus

kas

Dependen:

Perbedaan antara

laba akuntansi

dengan laba fiskal

Large positive

book tax

differences dan

large negative

book tax

differences

mempunyai

persistensi laba

yang lebih

rendah.

11. Hubungan

Perbedaan Laba

Akuntansi dan

Laba Pajak

dengan Perilaku

Manajemen

Laba dan

Persistensi Laba

Wiryandari

dan Yulianti

(2008)

Regresi linier

berganda

Independen:

Persistensi laba

Perilaku

manajemen laba

Dependen:

Perbedaan antara

laba akuntansi

dengan laba fiskal

Beban pajak

tangguhan dan

akrual tidak

terbukti dapat

digunakan untuk

mendeteksi

manajemen laba

degan tujuan

untuk

menghindari

penurunan laba.

Large positive

book tax

differences

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 … II.pdf · Contohnya, beban garansi dan beban piutang tak tertagih boleh dikurangkan untuk tujuan perpajakan hanya ketika benar-benar

32

memiliki

persistensi laba

yang lebih

rendah.

12. Book-Tax

Differences and

Earning Growth

Jackson

(2009)

Pooled Regresion

Independen:

Permanent

differences

Temporer

differences

Dependen:

Earning growth

Terdapat

hubungan negatif

antara komponen

perbedaan

temporer dengan

perubahan di

masa depan beban

pajak, sedangkan

komponen

sementara

berhubungan

negatif dengan

perubahan dalam

laba sebelum

pajak masa depan.

13. Pengaruh Book

Tax Gap

terhadap

Persistensi Laba

Martani dan

Persada

(2010)

Regresi linier

berganda

Independen:

Book tax gap

Dependen:

Persistensi laba

Perbedaan

permanen

memiliki

hubungan negatif

terhadap

perubahan laba

bersih, sedangkan

perbedaan

temporer

memiliki

hubungan positif

terhadap

perubahan laba

bersih.

2.3 Hipotesis Penelitian

2.3.1 Pengaruh Book Tax Differences pada Persistensi Laba

Book tax differences dapat memberikan informasi mengenai kualitas laba.

Adanya perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal (book tax differences) dapat

digunakan untuk mengetahui adanya rekayasa manajerial dengan menggunakan

kebebasan akrual, yang tentunya berpengaruh terhadap kualitas informasi yang

terkandung dalam laba tersebut. Saat kualitas laba rendah maka tidak

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 … II.pdf · Contohnya, beban garansi dan beban piutang tak tertagih boleh dikurangkan untuk tujuan perpajakan hanya ketika benar-benar

33

mencerminkan keadaan perusahaan yang sebenarnya sehingga para stakeholder

tidak dapat mengambil keputusan dengan baik melalui informasi yang terkandung

dalam laba tersebut. Artinya book tax differences dapat mempengaruhi persistensi

laba sebagai salah satu ukuran dari kualitas laba. Persistensi laba digunakan

sebagai ukuran kualitas laba karena merupakan ciri kualitatif relevansi, yaitu

predictive value. Mengikuti penelitian Purwanti (2013) book tax differences

dilihat dari large positive book tax differences, large negative book tax

differences, dan small book tax differences. Pratiwi (2014), Martani dan Persada

(2010), Wijayanti (2006), Tang (2006), Yulianti (2005), dan Phillips et al. (2002)

membuktikan bahwa perusahaan dengan large positive (negative) book tax

differences berpengaruh signifikan negatif terhadap persistensi laba, artinya

perusahaan dengan large positive (negative) book tax differences mempunyai laba

yang kurang persisten dibandingkan perusahaan dengan small book tax

differences. Perusahaan dengan perbedaan perbedaan laba akuntansi dan laba

fiskal yang besar diperkirakan memiliki persistensi laba yang rendah

dibandingkan perusahaan dengan perbedaan yang kecil.

Large positive book tax differences akan menimbulkan biaya pajak

tangguhan (deffered tax exspenses) di laporan laba rugi dan kewajiban pajak

tangguhan (deffered tax liabilities) di neraca. Large negative book tax differences

akan menimbulkan manfaat pajak tangguhan (deffered tax benefit) di laba rugi dan

aset pajak tangguhan (deffered tax asset) di neraca. Munculnya saldo aset

(kewajiban) pajak tangguhan dalam large positive (negative) book tax differences

diduga mempunyai kualitas yang rendah dan kurang persisten dan harus ditelusuri

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 … II.pdf · Contohnya, beban garansi dan beban piutang tak tertagih boleh dikurangkan untuk tujuan perpajakan hanya ketika benar-benar

34

lebih lanjut, karena perubahan dalam hubungannya dengan akun neraca

memungkinkan digunakan sebagai suatu cara merekayasa (menaikkan atau

menurunkan) laba secara semu dalam kebijakan manajemen, sehingga large

positive (negative) book tax differences secara bersama-sama mengindikasikan

tidak dapat dipertahankan jumlah laba yang diperoleh saat ini sampai masa yang

akan datang (Hanlon, 2005). Semakin besar perbedaan laba akuntansi dan laba

fiskal, diduga manajemen merekayasa laba, sehingga persistensi laba juga akan

menjadi lebih rendah. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang diajukan

adalah:

H1a: Perusahaan dengan large positive book tax differences berpengaruh

negatif pada persistensi laba

H1b: Perusahaan dengan large negative book tax differences berpengaruh

negatif pada persistensi laba

2.3.2 Pengaruh Book Tax Differences pada Persistensi Laba Diperlemah oleh

Corporate Governance

Persistensi laba dapat memprediksi laba di masa depan melalui laba tahun

berjalan. Informasi yang didapat dari adanya perbedaan pengakuan biaya dan

penghasilan menurut Standar Akuntansi Keuangan dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan yang menyebabkan perbedaan antara laba

akuntansi dan laba fiskal (book tax differences) dapat digunakan sebagai indikasi

untuk melihat adanya kebijakan manajemen dalam suatu perusahaan. Ciri dari

persistensi laba itu sendiri adalah laba yang tidak terlalu berfluktuatif. Menurut

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 … II.pdf · Contohnya, beban garansi dan beban piutang tak tertagih boleh dikurangkan untuk tujuan perpajakan hanya ketika benar-benar

35

penelitian Zdulhiyanov (2015), Purwanti (2013), Wiryandari dan Yulianti (2008),

Tang (2006), Yulianti (2005), serta Phillips et al. (2002) dinyatakan bahwa

perusahaan dengan perbedaan antara laba akuntansi dengan laba fiskal yang besar

(large positive (negative) book tax differences) akan menunjukkan bahwa

terdapatnya kecurangan (red flags) bagi pengguna laporan keuangan, sehingga

laporan laba yang dihasilkan kurang informatif bagi para penggunanya (Hanlon,

2005). Menurut Ikhsan (2012), Khafid (2012), Susanti (2010), dan Veronica dan

Siregar (2005) penerapan corporate governance terbukti dapat meningkatkan

kualitas laporan keuangan dan juga mampu mengurangi aktivitas menyimpang

seperti rekayasa isi laporan keuangan yang tidak menggambarkan nilai yang

sebenarnya. Kebijakan-kebijakan dan peraturan-peraturan yang terdapat didalam

corporate governance dapat digunakan untuk mengontrol tindakan manajer atau

pengelola sehingga informasi yang dihasilkan berkualitas. Penerapan corporate

governance yang baik diharapkan mampu mengendalikan perusahaan sehingga

dapat mencegah terjadinya manajemen laba dan mampu memberikan informasi

laba yang lebih berkualitas melalui laba yang persisten bagi para penggunanya.

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang diajukan adalah:

H2a: Corporate governance memperlemah pengaruh large positive book tax

differences pada persistensi laba.

H2b: Corporate governance memperlemah pengaruh large negative book tax

differences pada persistensi laba.