6
VOL.XI No.2 AGUSTUS 2013 rssN 1693-376L KANDUNGAN Rhodamin Bpada KERUPUK ESEK MERAH DI INDUSTRI RUMAH TANGGA DESA TLASIH KECAMATAN TULANGAN KABUPATEN SIDOARJO Dessy Syluiana, Narwati, Umi Rahayu ABSTARCT Rhodamin I is a non-food synthetic dye which is misused on foods since it can endanger public health. The using of Rhodamin I is regulated by virtue of Republic of Indonesia Minister of Health Regulation No. 239/MenKes/Per/V/85, The objective of this study is to find out the content of Rhodamin Bqualitatively in red'eseK chip. This study is a descriptive study that is to describe the existence of Rhodamin B content in red 'esek'chip. The population of this study includes 250 grams red 'eseK chip from 6 producers who produce red 'eseK chip at home industry of Desa Tlasih Kecamatan Tulangan Kabupaten Sidoarjo. Data analysis is performed descriptively namely by means of organoleptic physical examination, chemical examination and the knowledge level of red 'esek' chip producers. The result of red 'esek'chip physical examination indicates that 2 out of 6 samples of red 'esek' chip do not show any characteristic of Rhodamin I usage, while 4 samples of red 'esek' chip show the characteristic of Rhodamin I usage. The evaluation of red 'esek' ship producers' knowledge level indicates that 1 producer is categorized in "Good" criteria (16,670/o) and 5 producers are categorized in "Sufficient" criteria (83,33olo). Most of those chips which show the characteristic of Rhodamin B usage and producers who positively use Rhodamin I have "Sufficient" level of knowledge. It is suggested that those consumers of red 'esek' chip be more careful to observe the characteristic of red 'esek' chip which contains Rhodamin B. A further research is required to be performed on other types of chip in order to find out whether it contains Rhodamin 8or not. Keywords : Rhodamin 8, red 'esek' chip, Desa Tlasih PENDAHULUAN Latar Belakang Rhodamin B merupakan pewarna sintetik non pangan yang banyak dijumpai pada kerupuk (Yuliafti, 2007, hal 83). Penyalahgunaan ini disebabkan oleh ketidaktahuan masyarakat mengenai zat pewarna untuk pangan, dan harga zat pewarna untuk industri jauh lebih murah dibandingkan dengan harga zat pewarna untuk pangan. Hal ini disebabkan bea masuk zat pewarna untuk bahan pangan jauh lebih tinggi daripada zat pewarna bahan nonpangan. Lagipula warna dari zat pewarna tekstil atau pewarna kulit biasanya lebih menarik (Yuliati, 2007, hal 89). Selain itu penyalahgunaan pewarna sintetik disebabkan karena kurangnya pengetahuan produsen tentang penggunaan pewarna yang berbahaya yang ditegaskan oleh penelitian Murtiyanti (2012) bahwa sebanyak 75olo produsen kerupuk di Desa Ngaluran Kecamatan Karanganyar Kabupaten Demak memiliki pengetahuan yang kurang baik terhadap penggunaan zat pewarna yang berbahaya, salah satunya adalah penggunaan Rhodamin B pada kerupuk. Penelitian yang dilakukan Silalahi (2011) di SDN 118371 Sumberjo, Kabupaten Labuhan Batu Selatan, Sumatera Utara, ditemukan 1 sampel kerupuk yang positif mengandung Rhodamin B. Selain itu penelitian yang dilakukan Sumarlin (2010) di sekolah dan pasar wilayah Jakada dan Ciputat ditemukan 1 sampel kerupuk pati ditemukan positif mengandung Rhodamin B. Penelitian yang dilakukan Supraptini (2009) di Pasar Tradisional Kota Sragen, Jawa Tengah dan Kota Gianyar, Bali, ditemukan 2 dari B sampel kerupuk yang positif menggunakan Rhodamin 6. Menurut World Health Organization (WHO) yang dikutip dari artikel BPOM (2012), bahwa Rhodamin B juga mengandung senyawa klorin (Cl, yang merupakan senyawa halogen yang mudah beraksi dan reaktifitasnya tinggi oleh karena itu merupakan senyawa radikal sehingga akan berusaha untuk mencapai ketidakstabilan dalam tubuh, jika Rhodamin I tertelan GEMA KESEHATAN LINGKUNGAN 61

B di Batu yang positif dan - poltekkesdepkes-sby.ac.id

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: B di Batu yang positif dan - poltekkesdepkes-sby.ac.id

VOL.XI No.2 AGUSTUS 2013 rssN 1693-376L

KANDUNGAN Rhodamin Bpada KERUPUK ESEK MERAH DI INDUSTRI RUMAHTANGGA DESA TLASIH KECAMATAN TULANGAN KABUPATEN SIDOARJO

Dessy Syluiana, Narwati, Umi Rahayu

ABSTARCT

Rhodamin I is a non-food synthetic dye which is misused on foods since it canendanger public health. The using of Rhodamin I is regulated by virtue of Republic ofIndonesia Minister of Health Regulation No. 239/MenKes/Per/V/85, The objective of this studyis to find out the content of Rhodamin Bqualitatively in red'eseK chip.

This study is a descriptive study that is to describe the existence of Rhodamin Bcontent in red 'esek'chip. The population of this study includes 250 grams red 'eseK chip from6 producers who produce red 'eseK chip at home industry of Desa Tlasih Kecamatan TulanganKabupaten Sidoarjo. Data analysis is performed descriptively namely by means of organolepticphysical examination, chemical examination and the knowledge level of red 'esek' chipproducers.

The result of red 'esek'chip physical examination indicates that 2 out of 6 samples ofred 'esek' chip do not show any characteristic of Rhodamin I usage, while 4 samples of red'esek' chip show the characteristic of Rhodamin I usage. The evaluation of red 'esek' shipproducers' knowledge level indicates that 1 producer is categorized in "Good" criteria(16,670/o) and 5 producers are categorized in "Sufficient" criteria (83,33olo).

Most of those chips which show the characteristic of Rhodamin B usage and producerswho positively use Rhodamin I have "Sufficient" level of knowledge. It is suggested that thoseconsumers of red 'esek' chip be more careful to observe the characteristic of red 'esek' chipwhich contains Rhodamin B. A further research is required to be performed on other types ofchip in order to find out whether it contains Rhodamin 8or not.

Keywords : Rhodamin 8, red 'esek' chip, Desa Tlasih

PENDAHULUANLatar Belakang

Rhodamin B merupakan pewarnasintetik non pangan yang banyak dijumpaipada kerupuk (Yuliafti, 2007, hal 83).Penyalahgunaan ini disebabkan olehketidaktahuan masyarakat mengenai zatpewarna untuk pangan, dan harga zatpewarna untuk industri jauh lebih murahdibandingkan dengan harga zat pewarnauntuk pangan. Hal ini disebabkan beamasuk zat pewarna untuk bahan panganjauh lebih tinggi daripada zat pewarnabahan nonpangan. Lagipula warna dari zatpewarna tekstil atau pewarna kulitbiasanya lebih menarik (Yuliati, 2007, hal89). Selain itu penyalahgunaan pewarnasintetik disebabkan karena kurangnyapengetahuan produsen tentangpenggunaan pewarna yang berbahayayang ditegaskan oleh penelitian Murtiyanti(2012) bahwa sebanyak 75olo produsenkerupuk di Desa Ngaluran KecamatanKaranganyar Kabupaten Demak memilikipengetahuan yang kurang baik terhadappenggunaan zat pewarna yang berbahaya,

salah satunya adalah penggunaanRhodamin B pada kerupuk.

Penelitian yang dilakukan Silalahi(2011) di SDN 118371 Sumberjo,Kabupaten Labuhan Batu Selatan,Sumatera Utara, ditemukan 1 sampelkerupuk yang positif mengandungRhodamin B. Selain itu penelitian yangdilakukan Sumarlin (2010) di sekolah danpasar wilayah Jakada dan Ciputatditemukan 1 sampel kerupuk patiditemukan positif mengandung RhodaminB. Penelitian yang dilakukan Supraptini(2009) di Pasar Tradisional Kota Sragen,Jawa Tengah dan Kota Gianyar, Bali,ditemukan 2 dari B sampel kerupuk yangpositif menggunakan Rhodamin 6. MenurutWorld Health Organization (WHO) yangdikutip dari artikel BPOM (2012), bahwaRhodamin B juga mengandung senyawaklorin (Cl, yang merupakan senyawahalogen yang mudah beraksi danreaktifitasnya tinggi oleh karena itumerupakan senyawa radikal sehingga akanberusaha untuk mencapai ketidakstabilandalam tubuh, jika Rhodamin I tertelan

GEMA KESEHATAN LINGKUNGAN 61

Page 2: B di Batu yang positif dan - poltekkesdepkes-sby.ac.id

ISSN 1693-3761 VOL. XI No. 2 AGUSTUS 2013

maka senyawa ini akan mengikat senyawalain di dalam tubuh yang dapatmenimbulkan kanker.

Desa Tlasih Kecamatan Tulangantermasuk dalam produk unggulan (DinparKab. Sidoarjo, 2010). Berdasarkan hasilsuruei pendahuluan dan data dari DinasKoperasi UKM, Perindustrian Perdagangan,dan ESDM Kabupaten Sidoarjo bahwaterdapat 60 industri rumah tangga yangada di Desa Tlasih Kecamatan TulanganKabupaten Sidoarjo namun yangmempunyai ijln hanya 2 industri,sedangkan sisanya belum berijin. Produksikerupuk di Desa Tlasih KecamatanTulangan yaitu berkisar 2-4 kuintal setiapharinya. Berdasarkan survei pendahuluanyang dilakukan penulis pada tanggal 22Februari 2013 bahwa 1 dari 2 sampelkerupuk esek merah yang dibuat di industrirumah tangga Desa Tlasih KecamatanTulangan Kabupaten Sidoarjo dinyatakanpositif mengandung Rhodamin Bberdasarkan hasil pemeriksaanlaboratorium di Laboratorium KesehatanDinas Kesehatan Kota Surabaya padatanggal 26 Februari 2013

Tujuan penelitianMengetahui kandungan Rhodamin B

secara kualitatif pada kerupuk esek merahyang dibuat di industri rumah tangga DesaTlasih Kecamatan Tulangan KabupatenSidoarjo

HASIL DAN PEMBAHASANHasil Pemeriksaan Secara Fisik Kandungan Rhodamin BPada Kerupuk Esek Merah

TABEL 1

HASIL PEMERIKSAAN SECARA FISIK KANDUNGAN Rhodamin BPADA KERUPUK ESEKMERAH DI INDUSTRI RUMAH TANGGA DESATLASIH KECAMATAN TULANGAN

KABUPATEN SIDOARJO

Hasil Pemeriksaan secara Fisik berdasarkan kandunganRhodamin B pada Kerupuk Esek Merah

Kode Sampel Berwarna merah Warna tidak pudar Adanya titikmenyala akibat pengeringan warna karena

(matahari) tidak homogen

METODE PENELITIANJenis penelitian bersifat deskriptif

yaitu menggambarkan tentang adatidaknya kandungan Rhodamin B padakerupuk esek merah yang dibuat di industrirumah tangga Desa Tlasih, sedangkanberdasarkan waktunya bersifat crosssectional karena pengumpulan datatentang variabel Rhodamin 6 dan kerupukesek merah dilakukan secara bersama-sama. Populasinya adalah kerupuk esekmerah yang berjumlah masing-masing 2-4kuintal per harinya dari 6 produsen,sedangkan sampelnya yaitu masing-masingsebanyak 250 gram kerupuk esek merahdari 6 produsen yang diambil berdasarkanquota sampling.

Variabel penelitian ini yaitukandungan Rhodamin B, kondisi flsikkerupuk esek merah, dan pengetahuanprodusen. Teknik pengumpulan data yaituwawancara kepada 6 produsen kerupukesek merah, observasi keadaan fisikkerupuk esek merah, dan uji laboratoriumtentang kandungan Rhodamin 8. Analisisdatanya yaitu visualisasi data yangmenggambarkan ada tidaknya kandunganRhodamin B pada kerupuk esek merahberdasarkan hasil pemeriksaanlaboratorium selanjutnya mengacu padaPermenkes RI 239/Men.KeslPerlYlB5,keadaan ciri fisik kerupuk esek merah, danpenilaian tingkat pengetahuan produsen.

negatif negatif negatif

positif negatif positif

positif positif positif

negatif negatif negatif

positif positif positif

62

Sumber : Data Primer 2013

positif

GEMA KESEHATAN LINGKUNGAN

negatif positif

Page 3: B di Batu yang positif dan - poltekkesdepkes-sby.ac.id

VOL. XI No. 2 AGUSTUS 2013 rssN 1693-376L

Berdasarkan Tabel 1 diatas bahwa kodesampel A dan D yang tidak menunjukkanciri kerupuk yang mengandung RhodaminB, sedangkan kode sampel B, C, E, dan F

yang masih menunjukkan ciri penggunaan

Rhodamin B pada kerupuk esek merahseperti bewarna merah menyala, warnatidak pudar akibat pengeringan oleh

matahari dikarenakan Rhodamin I memilikitingkat stabilitas yang lebih bai( sehinggawarnanya tetap cerah meskipun sudahmengalami proses pengolahan danpemanasan (Dwiraswati, 2007). Selain ituadanya titik-titik warna karena tidakhomogen.

Hasil Pemeriksaan Laboratorium Tentang Kandungan Rhodamin B Pada KerupukEsek Merah

TABEL 2

HASIL PEMERIKSMN LABORATORIUM TENTANG KAN DU N GAN RhOdAMiN A PADA

KERUPUK ESEK MEMH DI INDUSTRI RUMAH TANGGA DESA TLASIH KECAMATAN

TULANGANKABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2013

No Kode Sampel Kode Produsen Hasil Pemeril<saan Rhodamin B

P-1 NegatifP-2

P-3

Nejell-Positif

Sumber : Data Primer 2013

Berdasarkan tabel 2 diatas dapat diketahuibahwa 2 sampel (33,33olo) kerupuk esekmerah tidak rnengandung Rhodamin Bsedangkan 4 sampel (66,670/o) kerupukesek merah positif mengandung Rhodamin8. Penggunaan Rhodamin B mendapatkanizin dari Direktur lenderal kecualidigunakan didalam obat dan makananyang tercantum pada BAB II PeraturanMenteri Kesehatan Republik IndonesiaNomor 239lMen.Kes lPerlY lB5 PadaPenetapan Zat Warna Tertentu Sebagai

Bahan Berbahaya pada Pasal 2.

P-6

Penggunaan Rhodamin B hanYa untukpewarna ketas, tekstil, dan sebagai

reagensia untuk pengujian antimon, cobalt,dan bismut (OSHA, 1989). Dampak akutapabila masyarakat mengkonsumsikerupuk esek merah yang mengandungRhodamin B yaitu iritasi pada saluranpencernaan dan mengakibatkan gejala

keracunan dengan air kencing Yangberwarna merah ataupun merah muda.Dampak kronis yang ditimbulkan yaitumengakibatkan gangguan fungsi hatimaupun kanker (Yuliarti, 2007).

GEMA KESEHATAN LINGKUNGAN 63

Positif

6

Page 4: B di Batu yang positif dan - poltekkesdepkes-sby.ac.id

rssN 1693-376L VOL. XI No. 2 AGUSTUS 2013

TABEL 3HASIL TINGKAT PENGETAHUAN PRODUSEN KERUPUK ESEK MERAH DI INDUSTRIRUMAH TANGGA DESA TI.ASIH KECAMATAN TULANGAN KABUPATEN SIDOARJO

TAHUN 2013Sumber : Data Primer 2013

NamaProdusen

Nilai Tingkat PengetahuanNo

B> (s+SD)

CK(#-SD) < (x--SD)

sampai("s+ SD)

,/20P-1

16P-2

P-3

L7

1BP-6

Keterangan :

P

B

cK

Kode nama produsenKriteria pengetahuan produsen "Baik"Kriteria pengetahuan produsen "Cukup"Kriteria pengetahuan produsen "Kurang"

Berdasarkan tabel 3 bahwa hasilpenilaian tingkat pengetahuan produsententang Rhodamin B pada kerupuk esekmerah di Industri Rumah Tangga DesaTlasih Kecamatan Tulangan KabupatenSidoarjo dengan 9 pertanyaan, didapatkanhasil 1 produsen memiliki tingkatpengetahuan yang "Baik" (16,67%) dan 5produsen memiliki pengetahuan "Cukup"(16,670/o) dimanan 4 dari 5 produsenmenggunakan Rhodamin B. Hal ini karenakeempat produsen masih dalam tingkatan"Tahu (Know)" tetapi belum bisa"Memahami (Comprehension)' tentangbahaya penggunaan Rhodamin I di dalammakanan berdasarkan dari tingkatanpengetahuan Notoatmodjo (2003, hal 122-724). Hal ini diperkuat dari penelitianJayanti (2009) tentang analisa kualitatif zatpewarna dalam es sirup, bahwa sebanyak2 pedagang (L6,670/o) dari 12 pedagang essirup di sekolah dasar wilayah kerjaPuskesmas Kenjeran memiliki tingkatpengetahuan "Cukup" namun es sirup yang

dijual positif menggunakan Rhodamin B,inidisebabakan karena pengetahuanpedagang es sirup masih belummemahami tentang zat pewarna yang baikdan aman bagi kesehatan.

Penggunaan Rhodamin I oleh produsenkerupuk esek merah yang memiliki tingkat

pengetahuan "Cukup" dikarenakan hargazat pewarna untuk pangan jauh lebihmahal dibandingkan harga zat pewarnanonpangan sehingga memberatkanprodusen kerupuk esek merah. Hal inidiperkuat dari teori Yuliarti (2007, hal 89)bahwa bea masuk zat pewarna untukbahan pangan jauh lebih tinggi daripadazat pewarna bahan nonpangan.

KESIMPULAN DAN SARANKesimpulan

Pemeriksaan secara flsik kandunganRhodamin B pada kerupuk esek merah diindustri rumah tangga Desa Tlasihdidapatkan 2 sampel (kode sampel A danD) dinyatakan tidak mengandungRhodamin I sedangkan 4 sampel (kodesampel B, C, E, dan F) mengandungRhodamin B. Hasil pemeriksaanlaboratorium bahwa 2 sampel (33,33olo)dinyatakan tidak mengandung Rhodamin Bdan 4 (66,670/o) sampel dinyatakanmengandung Rhodamin B. Penilaiantingkat pengetahuan produsen kerupukesek merah diperoleh hasil sebanyak 1

produsen kerupuk esek merah (76,670/o)memiliki pengetahuan "BaiK dan 5produsen kerupuk esek merah (83,33olo)memiliki pengetahuan "Cukup", dimana 4dari 5 produsen yang memiliki tingkat

GEMA KESEHATAN LINGKUNGAN

Page 5: B di Batu yang positif dan - poltekkesdepkes-sby.ac.id

VOL.XI No.2 AGUSTUS 2013 rssN 1693-376L

pengetahuan cukup menggunakanRhodamin B pada kerupuk esek yangdiproduksinya.Saran

Bagi Dinas Kesehatan yaitu melakukanpeningkatan pengawasan secara rutinterhadap sentra industri kecil yangmenggunakan BTM berbahaya sepeftiRhodamin B, bagi produsen sebaiknyamenggunakan pewarna alami ataupewarna sintetik sesuai Permenkes7 22 I Menkes I Per/IXl 1988, bag i masyarakathendaknya lebih teliti untuk mengetahuiciri fisik kerupuk esek merah yangmengandung Rhodamin B, sedangkan bagipeneliti lain dapat dijadikan penelitianlanjutan.

DAFTAR PUSTAKAAnggraeny, Falya, 2010. Pengaruh

Rhodamin B terhadap Hati EmbrioMencit (Mus Musculus).http://library.um.ac.id (diakses 7Maret 2013 16.07)

Anwar et a/1, 1989. Sanitasi Makanan danMinuman pada Institusi PendidikanTenaga Sanitasi. Jakarta, PusatPendidikan Tenaga KesehatanDepkes RL

BPOM-Badan Pengawas Obat danMakanan, 2012. Bahaya Rhodamin-Bsebagai Pewarna dalam Pangan.

http://ik.pom.go.idlwp-content/uplo ads I 20tLl 7tlba haya-Rhodamin-B-sebagai-Pewarna-pada-Makanan.pdf (diakses 5 Maret 201311.08)

BPOM-Badan Pengawas Obat danMakanan, 2072. WaspadaKeracunan Akibat Logam Berat padaKosmetik.

http://ik. pom.go. idi wp-content/ u plo ads I 20tt I 7U Waspada -

Keracuna n-Aki bat-Loga m-Berat-Pada-Kosmetik.pdf (diakses 14

Maret 2013 77.53)Budijanto et dil, 2005. Metodologi

Penelitian. Surabaya, Unit PenelitianDan Pengabdian MasyarakatPoltekni k Kesehatan Surabaya.

Budiyanto, Moch Agus Krisno, 2002. Dasar-dasar ilmu Gizi. Malang, UniversitasMuhammadiyah Malang.

Cahyadi, Wisnu, 2009. Analisis dan AspekKesehatan Bahan TambahanPangan. Jakafta, Bumi Aksara.

Dinpar-Dinas Pariwisata KabupatenSidoarjo, 2010. Produk UnggulanKabupaten Sidoarjo.http ://pariwisata.sidoarjokab. go. idlindex.php (diakses 14 Maret 201323.34)

Dwiraswati, Oke, 2007. Bahan PewarnaDalam Produk Makanan.http ://id kf , bogor. net/yuesbi/e-DU, KU/ed ukasi. net/Kesehatan/Bahan,Pewarna/team.html (diakses 21Juni 2013 9,06)

Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada,2010. Rhodamin-9.

http ://profeti kfa.wordpre ss.com I 2070 I tZl 7

31215 (diakses 29 Januari 20t320.01)

Hamdani, S, 2011. Bahan PewarnaMakanan.

Jayanti, Indah Punvani Widya, 2009.Analisa Kualitatif Zat Pewarna dalamEs Sirup Pedagang Kakr Lima diSekolah Dasar Wilayah Kerya

Puskesmas Kenjeran SurabayaTahun 2009. Kementerian KesehatanRI Politeknik Kesehatan KemenkesSurabaya.

Kemenkes Rl-Kementerian KesehatanRepublik Indonesia, 2006. BahayaPenggunaan Rhodamine B SebagaiPewarna Makanan.http ://depkes. go. id/i ndex. php/berita/press-release/923-ba haya-pen g g u naa n -olo 20pewa rna-makanan.html (diakses 11 Maret2013 11.s6)

Kementerian Kesehatan RI PoliteknikKesehatan Kemenkes Surabaya.2011. Pedoman Penulisan KaryaTulis llmiah. Surabaya.

Notoatmodjo, Soekidjo, 2003. Pendidikandan Perilaku Kesehatan. Jakarta,Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo, 2010. MetodologiPenelitian Kesehatan. Jakarta,Rineka Cipta.

Muftiyanti, Madya Feni, Irwan Budiono,dan Eko Farida, 2012. IdentifrkasiPenggunaan Zat Pewarna padaPembuatan Kerupuk dan FaktorPerilaku Produsen.

http : //jo u rna L u n n es. a c. i d/ sj u/ i nd ex. p h p/ ujph (diakses 12 Maret 2013 11.16)

OSHA-Occupational Safety and HealthAdministartion, 1989. Rhodamine-9.

GEMA KESEHATAN LINGKUNGAN 65

Page 6: B di Batu yang positif dan - poltekkesdepkes-sby.ac.id

ISSN 1693-376L VOL. XI No.2AGUSTUS 2013

www. osha. g ovldts/sltc/methods/partia l/pv2072/pv2072.html (diakses 27Februari 2013 22.51).

Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, 2010.Informasi Kabupaten Sidoarlb.http://www.sidoarjokab. go. idlmain. php?content=selayang/geografi s. html(diakes 16 Mei 2013 13.59)

Peraturan Menteri Kesehatan RepublikIndonesia Nomor : 033 Tahun 2012Tentang Bahan Tambahan Pangan.

Peraturan Menteri Perindustrian RepublikIndonesia Nomor : 24lM-IND/PER/5/2006 TentangPengawasan Produksi danPenggunaan Bahan Berbahaya untukIndustri.

Peraturan Menteri Kesehatan RepublikIndonesia Nomor :

239/MENKES/PER/V/85 Tentang ZatWarna Tertentu yang dinyatakansebagai Bahan Berbahaya.

Peraturan Menteri Kesehatan RepublikIndonesia Nomor :

T22IMENKESIPER/IXI88 TentangBahan Tambahan Makanan.

Peraturan Kepala Badan Pengawas Obatdan Makanan Republik IndonesiaNomor HK.03.1.23.04.L2.2205Tahun 2012 Tentang PedomanPemberian Sertifikat ProdukiPangan Industri Rumah Tangga.

Pusat Standarisasi Industri DepaftemenPerindustrian, 1992. SNI Cara UjiPewarna Tambahan Makanan 0t-2895-1992.

Pusat Standarisasi Industri DepartemenPerindustrian, 1995. SNI BahanTa m ba ha n Ma ka na n 0 7-0222-7995.

SiKerNas-Sentra Informasi KeracunanNasional BPOM, 2010. Arsenik.http ://ik. pom. go. idlkata logla rsen i k. pdf (diakses 18 Maret 2073 22.43)

Silalahi, Jansen dan Fatur Rahman, 2011.Analisis Rhodamin-B pada JajananAnak Sekolah Dasar di KabupatenLabuhan Batu Selatan, SumateraUtara.

http ://indonesia.di gitaljournals.orglindex. php/idnmed/aticle/.../1011 (diakses26 Februari 2013 14.58)

Subandi, 1999. Penentuan Kadar Arsendan 77mba/ dalam pewarnaRhodamine B dan Auramine secaraSpektrofotometri.

http://journal.um.ac. idlindex.php/mipa/article/view/892 (diakses B Maret 201317.s3)

Sumarlin, La Ode, 2010. IdentifikasiPewarna Sintetis pada ProdukPangan yang Beredar di Jakafta danCiputat.

http://journal.ac.id (diakses 20 Januari2013 9.06)

Supraptini et all, 2009. Kualitas BahanMakanan di Pasar Tradisional diBeberapa Kota Di Indonesia (KotaSragen di Jateng dan Gianyar Ba/).Laporan Hasi/ penelitian. Puslitbangekologi dan status kesehatan, BadanLitbangkes, Kementrian KesehatanRI.

http ://km. ri stek. go, idlassets/fl les/468. pdf(diakses 26 Februari 2013 15.39)

Undang Undang Republik Indonesia Nomor7 Tahun 7996 Tentang Pangan.

Wahyono, Rudy dan Maauki, 2000.Pembuatan Aneka Kerupuk. Jakafta,Trubus Agrisarana.

Winarno, F.G, 1992. Kimia Pangan danGizi. Jakarta, PT Gramedia PustakaUtama.

Yuliarti, Nurheti, 2007. Awas Bahaya diBalik Lezatnya Makanan.Yogyakarta. CV Andi Offset.

66 GEMA KESEHATAN LINGKUNGAN