15
Vol 3, No. 001 (2017) Astiara Sriwati Taufiq Hasan 65 ANALISIS PENETAPAN HARGA JUAL BERDASARKAN TARGET COSTING PADA PT BUMI SARANA BETON MAKASSAR Oleh : Astiara Sriwati Taufiq Hasan Email : [email protected] Pembimbing I : Firman Menne Email : [email protected] Pembimbing II : Thanwain Email : [email protected] Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Bosowa ABSTRACT Astiara Sriwati Taufiq Hasan, 2016. List Pricing Analysis Based On Target Costing PT Bumi Sarana Beton Makassar. (Guided by the Firman Menne, SE., M.Sc., AK., CA as a supervisor I and Thanwain., SE., M.Si as Supervisor II). This study aims to: (1) To determine the determination of the cost of production so as to improve the achievement of profit targets at PT Bumi Sarana Beton in Makassar. (2 To analyze and identify the costs that became the basis for setting the selling price as well as how the projections for the company. In collecting data the author uses the method of writing such as research literature in order to obtain literature-literature books that support for scientific writing. Research Field authors direct observation Beton to PT Bumi Sarana Makassar. Technical analysis is a method that I use Target Costing. Based on the results of the discussions that the authors have described, the author concludes that in PT Bumi Sarana Beton Makassar Based on the analysis of the implementation of target costing, which indicates that the application of target costing in PT Bumi Sarana Beton much more efficient when compared to that done by the company over the years. -------------------- Keywords : Determination of the sale price based Target Costing.

Astiara Sriwati Taufiq Hasan Email : astiara.tiara@gmail

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Astiara Sriwati Taufiq Hasan Email : astiara.tiara@gmail

Vol 3, No. 001 (2017) Astiara Sriwati Taufiq Hasan 65

ANALISIS PENETAPAN HARGA JUAL BERDASARKAN TARGET

COSTING PADA PT BUMI SARANA BETON MAKASSAR

Oleh :

Astiara Sriwati Taufiq Hasan Email : [email protected]

Pembimbing I :

Firman Menne

Email : [email protected]

Pembimbing II :

Thanwain

Email : [email protected]

Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Bosowa

ABSTRACT

Astiara Sriwati Taufiq Hasan, 2016. List Pricing Analysis Based On Target Costing PT

Bumi Sarana Beton Makassar. (Guided by the Firman Menne, SE., M.Sc., AK., CA as a

supervisor I and Thanwain., SE., M.Si as Supervisor II). This study aims to: (1) To

determine the determination of the cost of production so as to improve the achievement of

profit targets at PT Bumi Sarana Beton in Makassar. (2 To analyze and identify the costs

that became the basis for setting the selling price as well as how the projections for the

company. In collecting data the author uses the method of writing such as research

literature in order to obtain literature-literature books that support for scientific writing.

Research Field authors direct observation Beton to PT Bumi Sarana Makassar.

Technical analysis is a method that I use Target Costing.

Based on the results of the discussions that the authors have described, the author

concludes that in PT Bumi Sarana Beton Makassar Based on the analysis of the

implementation of target costing, which indicates that the application of target costing in

PT Bumi Sarana Beton much more efficient when compared to that done by the company

over the years.

--------------------

Keywords : Determination of the sale price based Target Costing.

Page 2: Astiara Sriwati Taufiq Hasan Email : astiara.tiara@gmail

Vol 3, No. 001 (2017) Astiara Sriwati Taufiq Hasan 66

PENDAHULUAN

Pendekatan perhitungan baiay target (target costing) ini dikembangkan oleh

Garrison, (1998;542) “ yaitu dan biaya. Pertama adalah bahwa perusahaan tidak dapat

mengendalikan harga,pasarlah ( penawaran dan permintaan ) yang menetukan harga.

Oleh karena itu , harga pasar yang di antisipasi ditentukan sebagai sesuatu yang

diberikan. Kedua adalah bahwa sebagian besar biaya produk ditentukan pada tahap

desain. Sebagian besar kesempatan untuk mengurangi biaya ada pada tahap desain seperti

menggunakan bahan yang murah tetapi dapat diterima oleh pelanggan. Jika pengendalian

perusahaan kecil atas harga pasar dan atas biaya setelah produk dimasukkan ke dalam

produksi,maka kesempatan besar untuk mempengaruhi laba datang dari tahap desain,

tahap dimana spesifikasi yang pembeli bersedia membayarnya dapat ditambahkan dan

dimana sebagian besar biaya benar-benar ditentukan. Meskipun tujuan langsung dalam

biaya target (target costing) adalah biaya, namun biaya target (target costing) tetap

dihubungkan dalam perencanaan perusahaan yaitu untuk meperoleh laba yang maksimal.

PT Bumi Sarana Beton merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam

jasa kontruksi yang memperdagangkan Beton siap pakai ( Ready mix ). Perusahaan

tersebut mengeluarkan sejumlah biaya produksi untuk menghasilkan Beton siap pakai.

Dalam penetapan harga jual yang dilakukan oleh perusahaan adalah menghitung besarnya

biaya bahan baku yang digunakan,biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.

Elemen-elemen biaya produksi tersebut merupakan dasar bagi perusahaan dalam

menetapkan besarnya biaya produksi dan sebagian dasar dalam menetukan Harga Jual

produksi. Biaya bahan baku,biaya tenaga kerja langsung,biaya overhead pabrik tersebut

merupakan unsur-unsur dari biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut.

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Biaya

Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga

perolehan yang identik dengan cost dalam literatur akuntansi berbahasa inggris. Harga

perolehan biasanya digunakan untuk pengorbanan manfaat ekonomis yang dilakukan

untuk mendapatkan suatu aktiva. Termasuk dalam kelompok harga perolehan adalah

harga beli dan pengorbanan lainnya yang dilakukan untuk mempersiapkan aktiva yang

bersangkutan sampai siap digunakan. Istilah biaya umumnya digunakan untuk

pengorbanan manfaat ekonomis untuk memperoleh jasa yang tidak dikapitalisir nilainya.

Beban merupakan biaya yang tidak dapat memberikan manfaat di masa yang akan datang

Page 3: Astiara Sriwati Taufiq Hasan Email : astiara.tiara@gmail

Vol 3, No. 001 (2017) Astiara Sriwati Taufiq Hasan 67

atau identik dengan biaya atau harga perolehan yang sudah habis masa manfaatnya.

Berkenan dengan batasan yang terakhir ini dimana terdapat biaya yang

konvensional,maka istilah biaya sering digunakan secara bergantian dengan istilah beban.

Hansen dan Mowen (1999;38) mengemukakan bahwa :” Biaya adalah kas atau

nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan membawa

keuntungan masa ini dengan masa datang untuk organisasi”.

Biaya dikeluarkan untuk menghasilkan manfaat di masa depan. Dalam

perusahaan penghasilan laba,manfaat di masa depan biasanya berarti pendapatan. Karena

biaya digunakan untuk kadaluarsa. Biaya yang kadaluarsa disebut beban.

Klasifikasi Biaya

Dalam teori akuntansi dijelaskan mengenai pengklasifikasian biaya berdasarkan

unsur produksi, kaitannya dengan produksi, hubungan dengan volume, depertamen, yang

dibebani,bidang fungsi, periode pembebanan terhadap pendapatan, kemampuan untuk

ditelusuri, hubungannya dengan perencanaan, pengawasan dan pengambilan keputusan.

Pengkasifikasiaan biaya berdasarkan unsur produk dilakukan dengan melihat

unsur biaya suatu produk, dimana unsur biaya suatu produk terdiri dari

1. Biaya bahan atau material, unsur biaya bahan atau material merupakan unsur penting

yang digukana dalam proses produksi untuk diproses menjadi barang jadi dengan

penambahan biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Harga pokok

dari bahan baku ialah digunakan terdiri dari bahan baku dan bahan penolong. Bahan

baku ialah bahan yang dapat dilah menjadi produk akhir dan dapat di telusuri ke

produk tersebut. Sedangkan bahan penolong adalah bahan yang melekat pada produk

selain dari bahan baku.

2. Biaya tenaga kerja langsung,dalam teori akuntansi biaya mejelaskan bahwa tenaga

kerja langsung merupakan salah satu unsur dari biaya produksi. Biaya tenaga kerja

langsung merupakan semua biaya tenaga kerja yang secara langsung berhubungan

dengan produksi barang jadi, yang dapat dengan kerja utama didalam memproduksi

suatu produk. Sedangkan biaya tenaga kerja tidak langsung adalah biaya tenaga kerja

yang tidak terlibat dalam memproduksi suatu produk,tidak dapat diindentifikasi

secara langsung biaya yang dikeluarkan untuk satu produk.

Pengertian Biaya Produksi

Sebagaimana diketahui bahwa biaya adalah merupakan bagian dari pada harga

pokok produksi yang di korbankan dalam usaha untuk memperoleh penghasilan,

Page 4: Astiara Sriwati Taufiq Hasan Email : astiara.tiara@gmail

Vol 3, No. 001 (2017) Astiara Sriwati Taufiq Hasan 68

sedangkan harga pokok dapat pula disebut dengan bagian dari pada harga pokok

perolehan atau harga beli aktiva yang ditunda pembebanannya. Sehingga dapat dikatakan

bahwa biaya produksi adalah biaya yang terjadi dalam hubungannya dengan proses

pengolahan bahan baku menjadi produk jadi.

Dengan demikian dapat disarankan bahwa dalam proses produksi dikorbankn

sejumlah nilai. Bersadarkan penjabarannya ini dapat di tarik sebuah definisi tentang

biaya. Yaitu satuan nili yang dikorbankan dalam suatu proses produksi untuk mencapai

suatu hasil produksi.

Dalam kaitan dengan produksi dan biaya ada tiga hal penting yang perlu

diperhatikan :

1. Kata produksi tidak hanya diartikan memproduksi barang dalam industri,

melainkan lebih luas dari itu. Pengertian produksi mencakup produksi barang

maupun memberikan jasa. Dengan begitu, perusahaan dagang juga melakukan

proses produksi, yang terdiri pembelian,penyimpanan barang dagangannya.

2. Dalam definisi di atas pengertian biaya tidak terbatas pada pengorbanan yang

dinyatakan dalam rupiah (RP), yang perlu dan tidak dapat dihindarkan.Kalau kita

membatasnya pada pengertian ini saja,kita akan menyimpang dari gambaran

umum yang berlaku didunia usaha.

3. Kita harus membedakan dengan tajam antara biaya dan uang yang dikeluarkan.

Kita berbincang mengenai biaya untuk alat-alat produksi yang dikorbankan

dalam proses produksi. Sedangkan pengeluaran uang terjadi saat harga beli dari

alat-alat produksi itu dibayarkan, walaupun masih belum dipakai dalam proses

produksi.

Pengertian Pengurangan Biaya Produksi

Dalam situasi persaingan yang ketat menurut perusahaan agar dapat mengirim

barang sesuai kehendak konsumen, tepat waktu dn biaya serendah mungkin. Hal ini

berarti bahwa perusahaan secara terus menerus harus dilakukan penurunan biaya.

Menurut Hariadi (2002:356) “Analisa aktivitas merupakan kunci untuk mencapai tujuan

penurunan biaya”. Aktivitas dapat mengurangi biaya dalam empat cara sebagaimana yang

dikemukakan oleh Hariadi (2002:356)

1.Pengurangan aktivitas (Activity Elimination), Pemilihan Aktivitas(Activity

Selection), Pengurangan waktu dan sumber daya aktivitas, Pembagian Aktivitas

(Activity Sharing)

Page 5: Astiara Sriwati Taufiq Hasan Email : astiara.tiara@gmail

Vol 3, No. 001 (2017) Astiara Sriwati Taufiq Hasan 69

Pengertian Laba

Ikatan Akuntan Indonesia (2007:686) mendefinisikan laba adalah:

1. Perbedaan positif sebagai hasil penjualan produk-produk dan jasa-jasa dengan

harga yang lebih tinggi dari pada biaya untuk menghasilkan barang tersebut.

2. Perbedaan antara harga jual dengan harga beli dari satu komodis/surat berharga

apabila harga jualnya lebih tinggi.

Karakteristik Target Costing

Beberapa karakteristik Target costing adalah sebagai berikut.

1. proses pengurangan biaya menggunakan target cost dimulai dari riset pasar yang

memiliki dua tujuan yaitu memahami kebutuhan konsumen dan melakukan riset

harga kompetitif produk yang ada di pasar (berapa harga yang mau dibayar oleh

konsumen atau harga produk yang sama milik kompetitor).

2. penentuan awal target profit margin selama perencanaan produk produk masa depan

dan target profit total untuk produk di masa depan dapatberasal dari rencana laba

jangka menengah dan data tersebut dapat diperoleh dari data bisnis strategi selama 3-

5 tahun.

3. target costing adalah bahwa target biaya diatur pada awal proses pengembangan

produk baru, sebelum desain dan pengembangan benar-benar mulai

4. target cost untuk fungsi-fungsi, perakitan, bagian, supplier dan desainer.

5. implementasi target cost membutuhkan kerjasama lintas departemen/fungsi.

6. informasi biaya yang rinci untuk mendukung proses pengurangan biaya.

Process Target Costing

Berdasarkan kualitasnya klasifikasi produk dibagi dua kelompok, yaitu produk

yang fungsionalitasnya relative mudah ditambah/dikurangi dan produk yang

fungsionalitasnya relative stabil.

Produk yang fungsionalnya relative mudah ditambah/dikurangi merupakan

kelompok produk yang sering berubah model (dapat dikatakan mengikuti trend dan

sangat digemari oleh konsumen), contoh mobil, asesoris, elektronik, handphone. Karena

cepat sekali berubah maka life cycle produk ini pendek sehingga produsen dituntut untuk

dapat memiliki inovasi dan kreativitas. Value engineering yang dibutuhkan untuk produk

ini adalah analisis fungsional yaitu melalui pengkajian kinerja dan biaya dari masing-

masing fungsi produk. Proses benchmarking dapat dijalankan dalam proses ini.

Page 6: Astiara Sriwati Taufiq Hasan Email : astiara.tiara@gmail

Vol 3, No. 001 (2017) Astiara Sriwati Taufiq Hasan 70

Kelompok produk yang fungsionalitasnya relatif stabil contohnya adalah alat-alat

kedokteran, peralatan pabrik, konstruksi. Jika perusahaan bergerak dalam industri ini

maka mereka harus menghasilkan produk yang memiliki fungsional sebaik mungkin.

Value engineering yang digunakan adalah analisis desain.

Asumsi/kelemahan/kelebihan Target Costing

Menurut Atkinson (2007) target costing memiliki beberapa kelemahan yaitu:

“1.Kurangnya pemahaman konsep target costing, 2.Implementasi yang kurang

dalam konsep teamwork , 3.Penyebab karyawan terlalu lelah, 4.Waktu

pengembangan yang terlalu lama.”

Asumsi Dasar Target Costing

Target costing sangat mungkin sesuai bagi perusahaan yang Price Taker dalam

suatu pasar yang heterogen, dimana kompetisi menetukan harga jual produk barang/jasa,

yang ditandai dengan kharakteristik antara lain :

1. Umumnya tidak layak atau tidak ada kehendak untuk menawarkan produk

dengan harga yang tak terjangkau oleh para kompetitor. Bila perusahaan

menawarkan produk yang tak tersaingi maka persaingan (potongan leher)

oligopolistik akan muncul.

2. Keunggulan spesifik suatu perusahaan akan menentukan arah dalam melakukan

deferensial produk baru dari yang telah ada di pasaran, Misalnya:

a. Cost Advantage produk yang sama/serupa namun dengan harga yang

lebih murah

b. Penambahan fungsi,misalnya dengan tambahan fitur baru dengan harga

yang kompetitif.

Pengertian Full Costing

Menurut Hariadi (2002:445) mengemukakan bahwa: “Full costing merupakan metode

yang memperhitungkan seluruh biaya proyek baik tetap maupun variable dalam

menetukan nilai persediaan yang akan dijual perusahaan”.

Full costing merupakan metode penetuan harga pokok proyek yang

memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok proyek, yang terdiri

dari biaya material proyek,biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik,baik

yang berperilaku variabel maupun yang tetap.

Page 7: Astiara Sriwati Taufiq Hasan Email : astiara.tiara@gmail

Vol 3, No. 001 (2017) Astiara Sriwati Taufiq Hasan 71

Kendala Menetapkan Taget Costing

Dari uraian di atas dapat dibayangkan bahwa penerapan target costing ternyata

tidak mudah. Berikut ini adalah kendala yang kerap dikeluhkan oleh perusahaan yang

mencoba menerapkan target costing.

1.Konflik antar kelompok dan atau antar anggota kelompok, 2.Kenyataan yang

mengalami burnout karena tuntutan target penyelesaian pekerjaan, 3.Target tepat

waktu penyelesaian yang terpaksa ditambahkan, 4.Sulitnya melakukan

pengaturan atas berbagai faktor penentu keberhasilan target costing

Variable Costing

Penelitian prestasi manajer seringkali dikaitkan dengan kemampuannya dalam

meningkatkan laba perusahaan atau suatu devisi yang dibawah kendalinya. Perubahaan

laba dari satu periode ke periode berikutnya dan perbedaan antara budget laba dengan

realisasi merupakan indikasi kemampuan manajemen. Secara umum,secara manajer

mempunyai asumsi bahwa :

1. Jika penjulan meningkat disbanding periode sebelumnya, sedangkan biaya tidak

berubah, maka laba seharunya ikut naik

2. Jika penjualan menurun disbanding periode sebelumnya,sedangkan biaya tidak

mengalami perubahan ,maka laba seharusnya ikut turun.

3. Jika penjualan tidak berubah disbanding periode sebelumnya sedangkan biaya

tidak mengalami perubahaan,maka laba seharusnya tetap.

Menurut Samrym (1999:64) Pendekatan variable costing juga dikenal sebagai

contribution approach adalah “ Variable costing merupakan suatu format laporan laba

rugi yang mengelompokkan biaya berdasarkan perilaku biaya di mana biaya-biaya

dipisahkan biaya menurut kategori biaya variable dan biaya tetap dan tidak dipisahkan

menurut fungsi-fungsi produksi atau administrasi dan penjualan.

Page 8: Astiara Sriwati Taufiq Hasan Email : astiara.tiara@gmail

Vol 3, No. 001 (2017) Astiara Sriwati Taufiq Hasan 72

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Penetapan Harga Jual Berdasarkan Target Costing dari Hasil

Penjualan pada PT Bumi Sarana Beton.

Langkah-langkah yang ditempuh perusahaan dalam melakukan pencatatan atau

penjualan adalah sebagai berikut :

1. Prosedur Penjualan :

PT Bumi Sarana Beton dalam aktivitasnya sebagai perusahaan yang menjual /

memperdagangkan beton siap pakai (Ready Mix) menggunakan penjualan secara

tunai dan kredit. Prosedur penjualan beton siap pakai yang dilakukan PT Bumi

Sarana Beton, yaitu :

a. Bagian pemasaran adalah bagian yang melakukan penjualan dengan

menggunakan dokumen faktur penjualan berisikan jumlah produk dan harga

satuan

b. Bagian pencatatan piutang adalah bagian yang mencatat faktur penjualan ke

dalam kartu piutang.

c. Bagian penagihan adalah bagian yang melakukan tagihan kepada pelanggan

berdasarkan faktur penjualan.

d. Bagian akuntansi adalah bagian yang membuat jurnal, buku besar dan

laporan pencatatan pendapatan penjualan ke dalam jurnal penjualan.

Agar pelaksanaan kegiatan penjualan berjalan dengan baik, maka perusahaan

memfungsikan struktur pengendalian intern dengan maksud tidak terjadi fungsi ganda

dari masing-masing bagian yang terlibat. Adapun struktur pengendalian intern terhadap

pelaksaan penjualan adalah sebagai berikut :

1. Bagian pemasaran hanya bertugas memasarkan atau mengirim produk kepada

pelanggan setelah ada persetujuan dari bagian akuntansi yang berwenang

dalam menetapkan persetujuan penjualan kredit

2. Bagian pencatatan piutang hanya bertugas mencatat piutang berdasarkan faktur

penjualan.

3. Bagian penagihan hanya bertugas menagih pembayaran piutang dari pelanggan

dan menyetor kepada bendahara perusahaan.

4. Bagian akuntansi bertugas dan bertanggung jawab dalam pembuatan jurnal

penjualan.

Page 9: Astiara Sriwati Taufiq Hasan Email : astiara.tiara@gmail

Vol 3, No. 001 (2017) Astiara Sriwati Taufiq Hasan 73

2. Prosedur Pencatatan

Pencatatan merupakan kegiatan awal dari Akuntansi yang dilakukan

setelah terjadi transaksi penjualan. Pencatatan dijadikan yang telah dicapai

perusahaan dan sekaligus mengetahui pendapatan yang diakui perusahaan.

Dalam kegiatan pencatatan penjualan,instrumen yang digunakan adalah

faktur penjualan, yaitu dokumen yang berisi tentang tanggal penjualan, jumlah

penjualan dan total biaya harga penjualan. Kemudian dilakukan pencatatan ke

dalam buku daftar penjualan untuk mengetahui total keseluruhan penjualan kredit

yang terjadi, sehingga memudahkan dilakukan pembuatan jurnal.

Adapun daftar penjualan berlangsung pada PT Bumi Sarana Beton dapat

dilihat pada tabel berikut ini :

TABEL 1

Daftar Penjualan PT Bumi Sarana Beton

No Bulan (2011) PENJUALAN NILAI PENJUALAN

(RP)

1 Januari Tunai

Kredit

11.150.000

1.850.000

2 Februari Kredit

Tunai

9.800.000

10.120.000

3 Maret Tunai 8.450.000

4 April Kredit 13.000.000

5 Mei Tunai 12.000.000

6 Juni Kredit 12.980.000

7 Juli Tunai 13.475.000

8 Agustus Tunai 12.980.000

9 September Kredit 13.110.000

10 Oktober Kredit 13.115.000

11 November Tunai 8.475.000

12 Desember Kredit 9.590.000

Total 150.095.500

Page 10: Astiara Sriwati Taufiq Hasan Email : astiara.tiara@gmail

Vol 3, No. 001 (2017) Astiara Sriwati Taufiq Hasan 74

Tabel daftar penjualan PT Bumi Srana Beton di atas memperlihatkan bahwa total

penjualan sebesar Rp.150.095.500 yang terjadi periode 2011 yang terdiri dari penjualan

tunai dan kredit. Pencatatan penjualan dilakukan penyerahan barang atas produk

diserahkan kepada pembeli (Cash Basis) dan selesainya aktivitas produksi untuk Accrual

basis.

TABEL 2

JURNAL PENJUALAN PT BUMI SARANA BETON

Jurnal Penjualan

Tgl Keterangan No.

Bukti

No.

Rek

Debit Kredit

Jurnal penjualan adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi

penjualan baik kredit maupun penjualan tunai yang terjadi dalam perusahaan. Kolom

tanggal diisi dengan tanggal terjadinya transaksi secara berurutan sesuai dengan

kronologis terjadi transaksi. Sedangkan kolom keterangan diisi dengan keterangan

lengkap mengenai transaksi yang terjadi, seperti nama rekening yang didebit dan kredit

serta penjelasan ringkasan mengenai transaksi yang bersangkutan. Bersangkutan daftar

penjualan PT Bumi Sarana Beton (Tabel 4.1) perusahaan membuat jurnal untuk penjualan

tunai dan kredit sebagai berikut :

Pada tanggal 1 Januari 2011 terjadi penjualan tunai kredit

Kas Rp. 11.150.000

Pendapatan Rp.11.150.000

Piutang Rp.1.850.000

Pendapatan Rp.1.850.000

Pada tanggal 2 Februari 2011 terjadi penjualan tunai dan kredit

Piutang Rp.9.800.000

Pendapatan Rp.9.800.000

Kas Rp.10.120.000

Pendapatan Rp.10.120.000

Pada tanggal 3 Maret 2011 terjadi penjualan tunai

Kas Rp.8.450.000

Pendapatan Rp.8.450.000

Pada tanggal 5 Mei 2011 terjadi penjualan tunai

Page 11: Astiara Sriwati Taufiq Hasan Email : astiara.tiara@gmail

Vol 3, No. 001 (2017) Astiara Sriwati Taufiq Hasan 75

Kas Rp.8.450.000

Pendapatan Rp.8.450.000

Pada tanggal 7 Juli 2011

Kas Rp. 13.475.000

Pendapatan Rp. 13.475.000

Pada tanggal 8 Agustus 2011 terjadi penjualan tunai

Kas Rp. 8.475.000

Pendapatan Rp.8.475.000

Tidak dilakukannya pembuatan jurnal untuk transaksi penjualan kredit, berarti

akan memperkecil pendapatan diperoleh perusahaan, karena yang dimasukkan kedalam

laporan perusahaan hanya hasil dari penjualan tunai.

Analisis Klasifikasi Biaya Produksi dan Non Produksi PT Bumi Sarana Beton

Suatu perusahaan yang bergerak di bidang industri, termasuk industri, termasuk

industri Beton, memiliki tujuan dan sasaran yang sama, yaitu meningkatkan laba guna

mempertahankan kontinuitas usaha yang telah dikelola. Kegiatan produksi yang

aktivitasnya mengubah bahan baku menjadi produk jadi merupakan salah satu cara yang

digunakan perusahaan industri untuk memperoleh laba.

Agar perusahaan dapat mendatangkan laba, perusahaan tersebut harus dikelola

secara efektif dan efesien. Dalam pengelolaannya, perusahaan ini tidak terlepas dari biaya

produksi yang meliput: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya

overhead pabrik. Masalah biaya produksi ini berkaitan dengan sejumlah biaya

dikeluarkan oleh perusahaan dalam kegiatan produksi. Pengguna biaya produksi

dimaksudkan untuk dapat menunjang kelancaran produksi

3. Biaya produksi

Sebelum masuk dalam perhitungan target costing, maka terlebih dahulu

disajikan data biaya produksi PT Bumi Sarana Beton pada tahun 2015.

4. Biaya Non Produksi

Biaya non produksi merupakan biaya yang dikelarkan oleh perusahaan untuk

memperlancar aktivitas dalam mengolah perusahaan. Pada PT Bumi Sarana

Beton Makassar, biaya non produksi terdiri dari atas biaya penjualan dan biaya

administrasi. Besarnya biaya produksi untuk tahun 2011 dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Page 12: Astiara Sriwati Taufiq Hasan Email : astiara.tiara@gmail

Vol 3, No. 001 (2017) Astiara Sriwati Taufiq Hasan 76

TABEL 3

Alokasi Biaya Non Produksi

2011

No Jenis Biaya Non Produksi Besarnya Biaya Non

Produksi (Rp)

1 Biaya Penjualan 1.617.011.172

2 Biaya Administrasi/Umum 839.637.053,98

Total 2.456.648.225,98

Berdasarkan tabel di atas, terlebih dahulu di sajikan rata-rata volume penjualan

beton yang diperoleh dari PT Bumi Sarana Beton Makassar yang dapat dilihat tabel 5.6

yaitu sebagai berikut:

TABEL 4

Data Perincian Penjualan Beton

Tahun 2011

Bulan Penjualan Beton (Ready mix)

Januari 2600

Februari 3800

Maret 72600

April 121800

Mei 2800

Juni 121600

Juli 48258

Agustus 120880

September 127550

Oktober 109793

November 52966

Desember 98647

Total 883.294

Tabel 5

Data Produksi Tahun 2015

Tahun Total Produksi

2015 1.841.934

Page 13: Astiara Sriwati Taufiq Hasan Email : astiara.tiara@gmail

Vol 3, No. 001 (2017) Astiara Sriwati Taufiq Hasan 77

Analisis Penerapan Target Costing

Pelaksanaan kegiatan produksi diarahkan untuk dapat meningkatkan laba guna

menunjang kelangsungan hidup suatu perusahaan. Oleh sebab itu, dalam kegiatan

produksi bagi setiap perusahaan diperlukan adanya efisiensi dalam penggunaan biaya

produksi dimana dengan adanya efisiensi dalam penggunaan biaya produksi maka akan

mempengaruhi pencapaian laba yang optimal dalam produksi Beton (Ready Mix).

Salah satu cara yang digunakan oleh perusahaan dalam mengoptimalkan laba

adalah penerapan target costing, dimana target costing dapat ditetapkan sebagai alat

penentuan harga pokok produksi dan dapat dijadikan sebagai dasar penetapan harga

sehingga target laba yang diinginkan bisa tercapai.

Perlu ditambahkan bahwa dari kalkulasi biaya yang dilakukan oleh PT Bumi

Sarana Beton ternyata margin laba yang diperoleh tidak sesuai dengan margin laba yang

diharapkan yaitu sebesar 30%. Oleh karena itu dilakukan perhitungan target costing.

Yang dapat disajikan pada tabel berikut :

TABEL 6

PERHITUNGAN TARGET COSTING DALAM PEJUALAN BETON (READY MIX) PT

BUMI SARANA BETON TAHUN 2011

Uraian Jumlah

Penjualan 7.364.658.920

Laba yang diharapkan 30% dari

penjualan

2.209.397.676

Total Biaya (Biaya produksi dan biaya

non produksi)

5.155.261.244

Sumber: hasil olahan data

Berdasarkan tabel 5.10 di atas maka berdasarkan target costing dalam penjualan

Beton (Ready mix) per liter untuk tahun 2011 sebesar Rp.5.155.261.244. dengan

demikian maka target costing per liter dapat dihitung sebagai berikut:

Target costing (liter)=

= Rp.5.836.40

Page 14: Astiara Sriwati Taufiq Hasan Email : astiara.tiara@gmail

Vol 3, No. 001 (2017) Astiara Sriwati Taufiq Hasan 78

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat ditarik beberapa

kesimpulan yaitu :

1. Hasil analisis perbandingan antara total biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan

dengan menurut target costing, menunjukkan bahwa biaya per blok yang

dikeluarkan oleh perusahaan untuk tahun 2011 sebesar Rp.6.182,46, sedangkan

menurut target costing sebesar Rp. 5.836.40

2. Berdasarkan hasil analisi mengenai penerapan target costing, yang menunjukkan

bahwa penerapan target costing pada PT Bumi Sarana Beton jauh lebih efisien

jika dibandingkan dengan yang dilakukan oleh perusahaan selama ini, dimana

dengan penerapan target costing maka perusahaan dapat memperoleh

penghematan biaya sebesar Rp. 3.565.090.307,52

Page 15: Astiara Sriwati Taufiq Hasan Email : astiara.tiara@gmail

Vol 3, No. 001 (2017) Astiara Sriwati Taufiq Hasan 79

DAFTAR PUSAKA

Atkinson 2007, Akuntansi Biaya, Jilid 2. Wijaya Kusuma. Jakarta

Garrison,Ray H 1998,Akuntansi Manajemen: konsep untuk perencanaan,

Pengendalian dan pengembalian keputusan.ITB Bandung:Bandung.

Hansen,Don R,Sb Maryanne M women, 1999. Akuntansi Manajemen.

Terjemahan: Ancella, A Hermawan. Cetakan pertama, erlangga, Jakarta.

Hariadi, Bambang, 2002. Akuntansi manajemen. BPFE: Yogyakarta

Samrym,Hendri 1999, Akuntansi Manajerial Suatu Pengantar, Jakarta.