Askep Bulimia Rev

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/17/2019 Askep Bulimia Rev

    1/20

    Tugas Mata Kuliah;

    ILMU KEPERAWATAN JIWA

    1

    PROGRAM S-1 KEPERAWATAN NON REGULER

    STIKes PERTAMEDIKA

    (Tahun Ajaran 2016)

    TUGAS MATA KULIAH 

    ILMU KEPERAWATAN JIWA

    Disusun Oleh:

    NURHIDAYATI SYAMSIYAH

    PUPUT NURULITA

    PURWANTI RAHAYU

    RITA PUSPITASARI

    SANDRI YANINGSIH

    SEFTI HASANAH

    SRI HARWANTI

    Pembimbing: Bpk. Ns. Sukisno, S. Pd, S. Kep., M. Kes.

    PROGRAM S-1 KEPERAWATAN NON REGULER

    STIKes PERTAMEDIKA

    Tahun Ajaran 2016

  • 8/17/2019 Askep Bulimia Rev

    2/20

    Tugas Mata Kuliah;

    ILMU KEPERAWATAN JIWA

    2

    PROGRAM S-1 KEPERAWATAN NON REGULER

    STIKes PERTAMEDIKA

    (Tahun Ajaran 2016)

    KATA PENGANTAR

    PUJI SYUKUR ke hadirat Allah SWT. Atas segala Rahmat dan Karunia-Nya

    sehingga, kami semua masih diberikan kesempatan untuk menjalani segala bentuk

     proses pembelajaran dalam kehidupan. Termasuk di dalamnya, yakni proses belajar.

    Tak luput, rasa terima kasih pun kami haturkan kepada Pembimbing Mata Kuliah

    Ilmu Keperawatan Jiwa yakni Bapak Sukisno atas bimbingan dan kesabarannya

    dalam menularkan pengetahuannya kepada kami semua.

    Lantas, makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Keperawatan

     jiwa pada program Strata Satu (S-1) keperawatan non regular STIKes Pertamedika.Kami meyakini, dapat mengambil manfaat serta informasi yang tertulis dalam

    makalah ini. Ya, setidaknya, untuk memperkaya wawasan keilmuan kami. 

    Boleh jadi, acap kita mendengar, “Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina”, begitulah

     pepatah lama mengatakan. Jelas punya arti, bahwa menuntut ilmu meski totalitas.

    Bahkan, jika memang diperlukan belajarlah hingga ke negeri orang. Besar harapan

    kami, semoga semangat belajar ini tak lekang oleh waktu dan senantiasa menjadi

    kekuatan bagi kami dalam meraih cita-cita. Pun kami sadari, bahwa penyusunan makalah ini masih banyak memiliki

    kekurangan. Sehingga saran dan kritik yang membangun, sangatlah berharga bagi

    kami untuk mencapai titik kesempurnaan. 

  • 8/17/2019 Askep Bulimia Rev

    3/20

    Tugas Mata Kuliah;

    ILMU KEPERAWATAN JIWA

    3

    PROGRAM S-1 KEPERAWATAN NON REGULER

    STIKes PERTAMEDIKA

    (Tahun Ajaran 2016)

    DAFTAR ISI

    Kata Pengantar ………………………………………………………………………………….. .2

    Daftar Isi ………………………………………………………………………………………...  ..3BAB I Pendahuluan …………………………………………………………………………….. .4 

    A. Latar Belakang ………………………………………………………………………………. .4 B. Tujuan Penulisan …………………………………………………………………………….. .4 BAB II Tinjauan Teoritis ……………………………………………………………………….. .5 

    A. Definisi ………………………………………………………………………………………. .5

    B. Etiologi ………………………………………………………………………………………. .6C. Klasifikasi …………………………………………………………………………………… .. 6

    D. Manifestasi Klinis ………………………………………………………………………… ..... .6

    E. Patofisiologi …………………………………………………………………………………… 7

    F. Komplikasi ……………………………………………………………………………… . ……7G. Penatalaksanaan …………………………………………………………………………….. . 8

    H. pencegahan dan penanggulangan …………………………………………………………… . 8

    BAB III Konsep Keperawatan ………………………………………………………………… .. 10A. Pengkajian Keperawatan …………………………………………………………………… .. 10B. Diagnosa Keperawatan ……………………………………………………………………… . 12

    C. Intervensi Keperawatan ………………………………………………………………………  12

    BAB IV Penutup ……………………………………………………………………………… . ..19A. Kesimpulan ………………………………………………………………………………….  .19

    B. Saran ……………………………………………………………………………………… ... .19

    Daftar pustaka ………………………………………………………………………………… . ..20

  • 8/17/2019 Askep Bulimia Rev

    4/20

    Tugas Mata Kuliah;

    ILMU KEPERAWATAN JIWA

    4

    PROGRAM S-1 KEPERAWATAN NON REGULER

    STIKes PERTAMEDIKA

    (Tahun Ajaran 2016)

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG

    Korban masalah gangguan pola makan atau yang dalam bahasa Inggris dikenal sebagai eating

    disorder sudah banyak sekali, dari kelompok selebriti sampai orang biasa. Jika tidak diobati secaraserius, gangguan pola makan bisa mengakibatkan korban jiwa. Remaja, terutama remaja putri,

    termasuk kelompok yang rentan terhadap gangguan ini. Mungkin karena remaja berusaha untuk

    “gaul” dan cenderung menjadi korban mode yang menuntut seseorang langsing cenderung kurus.Seseorang dapat dikatakan mengalami gangguan pola makan apabila ia terobsesi dengan

     pengaturan makanan dan berat badannya. Mereka melakukan hal-hal yang ekstrem untuk menjaga

     berat badannya. Ada dua gangguan pola makan, anorexia dan bulimia nervosa.

    Walaupun belum diketahui secara pasti, ada berbagai teori yang menjelaskan penyebab keduagangguan ini. Salah satu teori menyebutkan bahwa penyebabnya adalah karena wanita merasa

    sangat tertekan dengan “kewajiban” untuk tampil langsing seperti yang dimunculkan oleh televisidan majalah. Teori yang menunjuk adanya gangguan pada sebagian fungsi otak yang berkaitandengan body image. Penderita bulimia nervosa makan dalam jumlah sangat berlebihan (menurut

    riset, rata-rata penderita bulimia nervosa mengonsumsi 3.400 kalori setiap satu seperempat jam,

     padahal kebutuhan normal hanya 2.000-3000 kalori per hari). Kemudian berusaha keras

    mengeluarkan kembali apa yang telah dimakannya, dengan cara memuntahkannya kembali ataudengan menggunakan obat pencahar. Di antara kegiatan makan yang berlebihan itu biasanya

    mereka berolahraga secara berlebihan.

    Bulimia lebih sering dialami oleh wanita dibandingkan oleh pria, sama halnya dengan gangguan

    makan pada umumnya. Penelitian memperkirakan terdapat sekitar 8 dari 100 wanita yang

    mengidap kelainan ini. Sebagian besar dialami oleh wanita pada usia 16-40 tahun. Biasanya penderita tidak langsung ketahuan oleh orang lain bahwa dia menderita penyakit ini, karena berat

     badannya normal dan tidak terlalu kurus. Karena tidak ketahuan sehingga tidak ditangani dokter, penyakit yang sering berawal ketika seseorang masih berusia remaja ini dapat berlangsung terussampai dia berusia empat puluhan sebelum dia mencari bantuan.

    B. TUJUAN

    1.  Umum

    Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Keperawatan Jiwa program study S-1

    Keperawatan Non Reguler STIKes Pertamedika2. Khusus

     

    Untuk mengetahui pengertian Bulimia dan dapat membedakannya dengan anorexia  Untuk mengetahui penyebab dan penatalaksanaan klien dengan bulimia

      Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan bulimia

      Mampu melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan bulimia

  • 8/17/2019 Askep Bulimia Rev

    5/20

    Tugas Mata Kuliah;

    ILMU KEPERAWATAN JIWA

    5

    PROGRAM S-1 KEPERAWATAN NON REGULER

    STIKes PERTAMEDIKA

    (Tahun Ajaran 2016)

    BAB II

    TINJAUAN TEORITIS 

    A. DEFINISIBulimia atau bulimia nervosa adalah gangguan makan yang serius dan berpotensi mengancam jiwa. Gangguan mental ini bisa terkait dengan rasa rendah diri tingkat ekstrem, kecanduan

    minuman keras, depresi, serta kecenderungan menyakiti diri sendiri.

    Pengidap bulimia akan melahap makanan dalam jumlah berlebihan, kemudian mengeluarkannya

    dari tubuh secara paksa dengan muntah atau menggunakan obat pencahar. Cara yang tidak sehatini dilakukan oleh pengidap untuk melenyapkan kalori berlebih yang telah dikonsumsi agar berat

     badannya tetap terjaga.

    Penderita bulimia, biasanya akan makan sebanyak mungkin dan dalam jumlah yang besar saat

    mereka sedang stress, karena dengan makan, mereka dapat menurunkan tingkat stress. Namun,

    setelah mereka makan banyak, timbul perasaan bersalah dan takut gemuk. Sebagai penebusan rasa bersalah tersebut, penderita bulimia akan melakukan tindakan menghilangkan kalori yang sudah

    masuk ke dalam tubuh dengan cara dimuntahkan kembali, menggunakan obat pencahar dan

    diuretic ataupun melakukan olah raga yang berlebihan.

    B. ETIOLOGI

    Penyebab pastinya tidak diketahui, tetapi faktor-faktor yang diduga berperan dalam terjadinya

     bulimia nervosa adalah:

    1.  Faktor psikososial

    Berupa perkembangan individu, dinamika keluarga, tekanan sosial untuk berpenampilankurus serta perjuangan untuk mendapatkan identitas diri.

    2.  Faktor genetikAdanya bukti bahwa bulimia banyak didapat pada penderita dengan riwayat keluarga

    gangguan depresi dan kecemasan, serta lebih banyak pada kembar monozigot

    dibandingkan dizigot.

    3.  Faktor biologicPenurunan sintesis, uptake dan turnover serotonin serta penurunan sensitivitas reseptor

    serotonin post sinaptik. Berdasarkan studi ditemukan fakta bahwa genetik, hormon dan

     bahan kimia yang terdapat di otak berpengaruh terhadap efek perkembangan dan

     pemulihan bulimia.4.  Faktor budaya

    Kebanyakan orang menilai bahwa cantik identik dengan kurus dan terkadang kondisi

    tersebut menjadi suatu tuntutan kerja. Anggapan ini pun menjadi budaya yang berkembangdi masyarakat.

    5.  Perasaan pribadi

    Penderita bulimia senantiasa berputus asa terhadap dirinya sendiri, tidak percaya dirisehingga mereka diet dengan cara menggunakan pil diet bahkan memuntahkan makanan.

    Penilaian orang terhadapa dirinya menyebabkan kecemasan dan tekanan yang dapat

    http://www.alodokter.com/depresihttp://www.alodokter.com/depresi

  • 8/17/2019 Askep Bulimia Rev

    6/20

    Tugas Mata Kuliah;

    ILMU KEPERAWATAN JIWA

    6

    PROGRAM S-1 KEPERAWATAN NON REGULER

    STIKes PERTAMEDIKA

    (Tahun Ajaran 2016)

    menyebabkan stress sehingga untuk mengatasinya mereka cenderung ke arah bulimia

    (http://www.emedicine.com).

    Faktor lain yang mendorong timbulnya bulimia nervosa adalah masalah keluarga, pubertas,gangguan adaptasi, lingkungan dan penerimaan teman sebaya, media dan masyarakat serta

    krisis identitas. Bulimia juga sering dihubungkan dengan depresi. Kebanyakan, penderita

     bulimia berasal dari keluarga yang tidak bahagia, umumnya mereka memiliki orang tua yanggemuk, atau mereka sendiri kegemukan pada masa kanak-kanak. Namun hingga kini masih belum jelas apakah gangguan emosional ini sebagai sebab atau akibat dari bulimia (Tyas rara,

    2008)

    C. KLASIFIKASI

    1.  Bulimia Nervosa-Purging TypeTipe yang memuntahkan kembali makanan setelah sangat kenyang (menggunakan purging

    medications). Dilakukan dengan menusukkan jari ke tenggorokan, atau dengan

    menggunakan obat-obatan laksatif, obat pencahar, maupun obat-obatan lain.2.  Bulimia Nervosa-Non Purging Type

    Penderita berolah raga secara berlebihan setelah makan atau berpuasa untuk mengontrol berat badan, namun tidak muncul purging behaviors.

    D. MANIFESTASI KLINIS

    Beberapa tanda dan gejala dari bulimia adalah:

    1. Penurunan berat badan mendadak, tanpa penyebab yang jelas2. Penampilan kurus kering, hilangnya lapisan lemak subkutan

    3. Perubahan kebiasaan makan, waktu makan tidak lazim

    4. Latihan dan aktivitas fisik yang berlebihan5. Amenore

    6. Kulit kering bersisik

    7. Gangguan tidur8. Alam perasaan depresi

    9. Perhatian berlebihan terhadap makanan dan penampilan tubuh

    E. PATOFISOLOGI

    Saat sedang stress atau depresi, penderita bulimia akan melampiaskannya dengan cara makan

    sebanyak-banyaknya. Karena dengan makan, akan menghilangkan perasaan depresi atau stress

    yang dideritanya. Namun setelah makan, timbul perasaan penyesalan dan ketakutan akan gemuk,sehingga penderita bulimia akan berusaha mengeluarkan atau melakukan “pembersihan” makanan

    tersebut dengan berbagai cara seperti memuntahkannya, menggunakan diuretic ataupun pencahar.

    Jika berlangsung dalam waktu yang sangan lama, makan penderita bulimia akan mengalami berbagai organ mengalami kerusakan.

    http://www.emedicine.com/http://www.emedicine.com/

  • 8/17/2019 Askep Bulimia Rev

    7/20

    Tugas Mata Kuliah;

    ILMU KEPERAWATAN JIWA

    7

    PROGRAM S-1 KEPERAWATAN NON REGULER

    STIKes PERTAMEDIKA

    (Tahun Ajaran 2016)

    F. KOMPLIKASI

    Akibat pembersihan yang terlalu ekstrem dapat mengakibatkan gangguan baik secara

    fisik/biologis mapun secara psikologis, yaitu:

    1. Biologis

     

    Pembengkakan kelenjar ludah di pipi  Jaringan parut di buku jari tangan yang digunakan untuk merangsang muntah

      Pengikisan email gigi akibat bulimia yang sering muntah dan mengeluarkan asam lambung

      Kadar kalium yang rendah dalam darah

      Gigi sensitive terhadap panas atau dingin

      Masalah pada kelenjar ludah yang berupa rasa nyeri atau pembengkakan

      Paparan asam lambung berlebih pada kerongkongan bisa menyebabkan borok, pecah atau

     penyempitan

      Terganggunya proses pencernaan akibat pencahar, dapat mengakibatkan disfungsi organ

     pencernaan

      Ketidakseimbangan cairan dalam tubuh akibat stimulus zat diuretic secara berlebihan2. Psikologis

      Perasaan tidak berharga

      Sensitif, mudah tersinggung, mudah marah

      Mudah merasa bersalah

      Kehilangan minat untuk berinteraksi dengan orang lain

      Tidak percaya diri, canggung berhadapan dengan orang banyak

      Cenderung berbohong untuk menutupi perilaku makannya

      Minta perhatian orang lain

      Depresi (sedih terus menerus)

    G. PENATALAKSANAAN

    Terapi bulimia nervosa terdiri dari berbagai intervensi, termasuk Psikotherapi individual dengan

     pandekatan kognitif perilaku, therapi kelompok, therapi keluarga dan farmakotherapi.

    a.  Psikotherapi

    Umumnya dokter melakukan terapi kognitif, yang bertujuan merubah persepsi dan cara

     berpikir pasien mengenai tubuhnya. Dokter mendorong pasien untuk berpikir secara benar

    terhadap dirinya sehingga menjadi lebih obyektif melihat suatu masalah, danmenghilangkan sikap serta reaksi yang salah terhadap makanan (Purwanti, 2008).

     b.  Farmakotherapi.

    Untuk penderita bulimia umumnya diberikan obat-obatan jenis antidepresan bersamadengan pengobatan psikoterapi. Obat yang diberikan umumnya dari jenis trisiklik sepertiimipramine (dengan merek dagang Tofranil) dan desipramine hydrochloride (Norpramin);

    atau jenis selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs) seperti fluoxetine (Antiprestin,

    Courage, Kalxetin, Nopres, dan Prozac), sertraline (Zoloft), dan paroxetine (Seroxat).c.  Terapi psikis

    Terapi bulimia biasanya meliputi konseling dan terapi tingkah laku. Sebagian besar

    gangguan makan permasalahannya bukanlah pada makanan itu sendiri, tetapi pada

  • 8/17/2019 Askep Bulimia Rev

    8/20

    Tugas Mata Kuliah;

    ILMU KEPERAWATAN JIWA

    8

    PROGRAM S-1 KEPERAWATAN NON REGULER

    STIKes PERTAMEDIKA

    (Tahun Ajaran 2016)

    kepercayaan diri dan persepsi diri. Terapi akan efektif jika ditujukan pada penyebabnya,

     bukan pada gangguan makannya. Terapi individu, dikombinasikan dengan terapi

    kelompok dan terapi keluarga seringkali sangat membantu. Terapi kelompok adalah terapidimana penderita penyakit yang sama saling membagi pengalaman mereka. Terapi

    konseling seringkali harus dikombinasikan dengan obat antidepresan. Terapi ini untuk

    membantu pasien yang depresi, terganggu secara emosional, atau adanya faktor sosialsehingga mendorong terjadinya gangguan makan. Terapi dilaksanakan agar pasien mampumengeluarkan perasaan dan permasalahannya sehingga terapis dapat membantu penderita

    menghadapi perubahan hidup dan memperkuat rasa percaya diri.

    d.  Terapi oral yang dapat dilakukan penderita bulimia nervosa :-  Untuk mencegah erosi dan karies pada gigi, pasien dianjurkan tidak menyikat gigi lagi

    setelah muntah, namun berkumur dengan sodium fluorida 0,05%, alkaline mineral

    water, sodium bikarbonat, atau magnesium hidroksida untuk menetralkan asam pada

    rongga mulut.-  Mengurangi konsumsi makanan yang mengandung gula atau karbohidrat, sebab

    meningkatkan terjadinya risiko karies.

    Mengunyah permen karet rendah gula untuk meningkatkan produksi saliva ataumenggunakan saliva sintetik seperti glosodane.

    -  Gunakan pasta gigi, obat kumur, atau gel yang mengandung fluorida untuk mengurangi

    rasa sensitif pada gigi dan sebagai pertahanan terhadap karies.

    -  Menyikat gigi tiga kali sehari dan melakukan flossing untuk mengurangi plak padagigi.

    e.  Terapi nutrisi

    Ahli gizi dapat mengatur jadwal makan, memberikan penjelasan mengenai tujuan terapinutrisi, pentingnya diet sehat dan akibat buruk dari pola makan yang salah terhadap

    kesehatan. Pengaturan diet untuk penderita bulimia nervosa dilakukan secara bertahap

    tergantung tingkat keparahan serta ada tidaknya komplikasi dengan penyakit penyerta.

    Kebutuhan energi disesuaikan dengan umur dan jenis kelamin, dihitung berdasarkan berat badan ideal, bukan berat badan yang sebenarnya. Selain dengan pengaturan makan yang

    sehat dan berimbang diperlukan juga olahraga secara tepat dan teratur. Olahraga yang

    teratur dapat menormalkan kembali kerja kelenjar yang abnormal sehingga akan diperolehkadar serotonin yang sesuai dengan kebutuhan penderita (Angelia, 2009).

    H. PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN 

    Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan yaitu dengan mengamati ada-tidaknya gejala pada

    keluarga maupun orang-orang terdekat. Ketika beberapa gejala ditemui dapat dilakukan

     pendekatan secara interpersonal, berempati dan mendorong untuk makan dan berolahraga secara

    normal, serta memberitahukan dampak negatif bulimia. penderita bulimia tidak dapat sembuhdengan sendirinya oleh karena itu tindakan pertolongan yang harus segera diberikan yaitu

    disarankan untuk berkonsultasi langsung ke para ahli kesehatan.Program pencegahan bulimia terdiri dari:

    a.  Program pencegahan primer

    Pencegahan ini langsung ditujukan pada populasi berisiko tinggi seperti murid wanita SMPuntuk mencegah timbulnya gangguan makan pada mereka yang asimtomatik. Pencegahan

  • 8/17/2019 Askep Bulimia Rev

    9/20

    Tugas Mata Kuliah;

    ILMU KEPERAWATAN JIWA

    9

    PROGRAM S-1 KEPERAWATAN NON REGULER

    STIKes PERTAMEDIKA

    (Tahun Ajaran 2016)

    yang dilakukan dapat berupa program pendidikan mengenai sikap dan prilaku terhadap

    remaja.

     b.  Program pencegahan sekunderPencegahan ini bertujuan untuk deteksi dan intervensi dini, dengan memberikan

     pendidikan pada petugas kesehatan di pusat pelayanan kesehatan primer.

  • 8/17/2019 Askep Bulimia Rev

    10/20

    Tugas Mata Kuliah;

    ILMU KEPERAWATAN JIWA

    10

    PROGRAM S-1 KEPERAWATAN NON REGULER

    STIKes PERTAMEDIKA

    (Tahun Ajaran 2016)

    BAB III

    KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

    A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN

    Identitas klien

    Meliputi nama, umur, jenis kelamin, suku/bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan, tanggal masuk, tanggal

     pengkajian, nomor register, diagnosa medik, alamat, semua data mengenai identitaas klien tersebut untuk

    menentukan tindakan selanjutnya.

    Identitas penanggung jawab

    Identitas penanggung jawab ini sangat perlu untuk memudahkan dan jadi penanggung jawab klien

    selama perawatan, data yang terkumpul meliputi nama, umur, pendidikan, pekerjaan, hubungan

    dengan klien dan alamat.

    Riwayat Kesehatan

    Keluhan utama

    Merupakan keluhan yang paling utama yang dirasakan oleh klien saat pengkajian. Biasanyakeluhan utama yang klien rasakan jarang diungkapkan klien. Klien biasa mengungkapkan bahwa

    dia tidak menderita bulimia nervosa dengan tanda binge dan purge.

    Riwayat kesehatan sekarang

    Merupakan pengembangan diri dari keluhan utama dengan menggunakan metode PQRST meliputi

     paliatif atau profokatif (P) yaitu focus utama pada keluhan klien, quality atau kualitas (Q) yaitu bagaimana binge dan pure dirasakan oleh klien, regional (R) yaitu binge dan purge menjalar

    kemana, safety (S) yaitu posisi yang bagaimana yang dapat mengurangi binge dan purge atau klien

    merasa nyaman, dan time (T) yaitu sejak kapan binge dan purge dirasakan.

    Riwayat kesehatan yang lalu

    Perlu dikaji apakah klien pernah menderita penyakit sama atau pernah di riwayat sebelumnya,kapan waktu terjadinya, dan penangan yang dilakukan sendiri sebelum di rawat. Klien bulimia

    nervosa sering berfokus pada cara menyenangkan orang lain dan menghindari konflik. Klien

    dengan bulimia sering memiliki perilaku impulsif seperti penyalahgunaan zat dan pencurian,

    ansietas, depresi, dan gangguan keperibadian.

    Riwayat kesehatan keluarga

    Mengkaji ada atau tidaknya keluarga klien pernah menderita penyakit bulimia nervosa.

    Pemeriksaan fisik

    Keadaan Umum

    Penampilan Umum

  • 8/17/2019 Askep Bulimia Rev

    11/20

    Tugas Mata Kuliah;

    ILMU KEPERAWATAN JIWA

    11

    PROGRAM S-1 KEPERAWATAN NON REGULER

    STIKes PERTAMEDIKA

    (Tahun Ajaran 2016)

    Mengkaji tentang berat badan dan tinggi badan klien. Catat kehilangan berat badan 15% dibawah

    normal atau lebih. Klien bulimia nervosa dapat kelebihan berat badan atau kekurangan berat

     badan, tetapi biasanya mendekati berat badan yang diharapkan sesuai dengan usia dan ukurantubuhnya. Penampilan umum klien tidak luar biasa, dan klien tampak terbuka dan mau berbicara.

    Kesadaran

    Kesadaran mencakup tentang kualitas dan kuantitas keadaan klien. Klien bulimia malu dengan

     perilaku makan berlebihan dan pengurasan. Klien mengakui bahwa perilaku tersebut abnormal dan

     berusaha keras untuk menyembunyikanya dari orang lain. Klien merasa lepas kendali dan tidak

    mampu merubah perilaku tersebut meskipun klien mengakui perilaku tersebut sebagai hal yang patologis.

    Tanda-tanda Vital

    Mengkaji mengenai tekanan darah, suhu, nadi dan respirasi (TPRS).

    Sistem gastrointestinal

    Mengkaji tentang keadaan gigi, mulut, dan abdomen. Biasanya pada klien bulimia nervosa dapatterlihat karies gigi, lidah kotor, membran mukosa mulut kering dan perut agak cekung atau semua

    ini bisa tidak terlihat karena terjadi dengan dirahasiakan oleh klien.

    Nutrisi

    Dikaji tentang intake dan output nutrisi, porsi makan, nafsu makan, pola makan dan aktifitassetelah makan klien. Klien bulimia makan berlebihan (binge) dan melakukan pengurasan (purge).

    Klien mengakui bahwa perilaku tersebut abnormal dan berusaha keras untuk menyembunyikanya

    dari orang lain.

    Cairan

    Dikaji tentang intake cairan yang berkurang dan output cairan berlebih, keseimbangan cairan danelektrolit (natrium, kalsium, albumin) turgor kulit tidak elastis dan membran mukosa kering.

    Aktivitas

    Dikaji tentang aktivitas sehari-hari, kesulitan mengatur pola makan binge,mencegah terjadinya pengurasan (purge) dan kekuatan otot. Hal ini membuat klien dapat cepat lelah karena kekurangan

    asupan nutrisi dan cairan yang cukup.

    Aspek Psikologis

    Kaji tentang emosi, pengetahuan terhadap penyakit, dan suasana hati klien. Klien yang mengalami

    gangguan makan mempunyai mood yang labil, biasanya berhubungan dengan perilaku makan ataudiet klien. Menghindari makanan yang “buruk” atau makanan yang menggemukkan memberi klien perasaan kuat dan kendali terhadap tubuhnya, sedangkan makan berlebihan atau pengurasan

    menimbulkan ansietas, depresi, dan perasaan lepas kendali. Klien sering tampak sedih, cemas, dan

    khawatir.

    Klien bulimia nervosa pada awalnya senang dan gembira, seolah-olah tidak ada yang salah. Wajahyang menyenangkan biasanya hilang saat klien menunjukan perilaku makan berlebihan dan

     pengurasan, dan klien mungkin menunjukan emosi yang intens tentang perasaan bersalah, malu,

  • 8/17/2019 Askep Bulimia Rev

    12/20

    Tugas Mata Kuliah;

    ILMU KEPERAWATAN JIWA

    12

    PROGRAM S-1 KEPERAWATAN NON REGULER

    STIKes PERTAMEDIKA

    (Tahun Ajaran 2016)

    dan memalukan. Klien merasa lepas kendali dan tidak mampu merubah perilaku tersebut meskipun

    klien mengakui perilaku tersebut sebagai hal yang patologis.

    B. DIAGNOSA KEPERAWATA

      Ketidakefektifan koping individu

      Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan output yang berlebih.

      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan rangsangan muntah

    sendiri, penggunaan laktasif berlebihan.

      Gangguan citra tubuh berhubungan dengan rasa takut kegemukan yang tidak wajar.

      Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gangguan nutrisi/ status metabolik,dehidrasi.

      Kurang pengetahuan tentang kondisi dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan

    kurang mengenal informasi tentang kondisi, keterampilan koping tak adaptif.

    C. INTERVENSI KEPERAWATAN

    No. Dignosa

    keperawatan

    Tujuan &

    Kriteria Hasil

    Intervensi Rasional

    1. Ketidakefektifan

    koping individu

    Setelah dilakukan

    tindakan

    keperwatan 4 x 24

     jam

    ketidakefektifan

    koping individudapat terpenuhi

    dengan kriteria

    hasil:

    -Mengidentifikasi

    metode yang tidak

     berhubungan

    dengn makanan

    dalam menghadapi

    stress atau krisis

    -Mengungkapkan perasaan bersalah,

    ansietas, marah,

    atau kebutuhan

    yang berlebihan

    akan kontrol

    1. Terapkan batasan

    dengan klien tentang

    kebiasaan makan.

    2. Dorong klien makan

    dengan klien lain ataukeluarganya, jika

    ditoleransi.

    3. Dorong klien unruk

    mengungkapkan

     perasaannya (ansiates dan

    rasa bersalah tentang

    makan).

    4. Dorong klien untuk

    membuat catatan harian

    guna menuliskan tipe dan jumlah makanan yang

    dimakan, megidentifikasi

     perasaan yang dialami

    sebelum, sesudah dan

    setelah makan terutama

    tentang perilaku makan

    1. Mencegah perilaku makan

     berlebihan yang mencakup

    makan diam-diam dan

    menelan makanan dengan

    cepat serta menbantu klien

    kembali ke pola makan yangnormal (3 kali sehari).

    2. Mencegah kerahasian

    tentang makan meskipun pada

    awalnya ansietas klien

    mungkin terlalu tinggi untuk

     bergabung makan bersama.

    3. Membantu mengurangi

     perasaan secara verbal dapat

    mengurangi ansietas dan

    mengurani perilaku pengurasan makanan.

    4. Membantu kilen memeriksa

    asupan makanan dan perasaan

    yang dialaminya.

  • 8/17/2019 Askep Bulimia Rev

    13/20

    Tugas Mata Kuliah;

    ILMU KEPERAWATAN JIWA

    13

    PROGRAM S-1 KEPERAWATAN NON REGULER

    STIKes PERTAMEDIKA

    (Tahun Ajaran 2016)

    -Menunjukan

    hubungan

    interpersonal yang

    lebih memuaskan

    -Mengungkapkancitra tubuh yang

    lebih realistis

    -Menujukan

    metode alternatif

    dalam menghadapi

    stres atau krisis

    --Mengungkapkan

     peningkatan harga

    diri dan percaya

    diri

    yang berlebihan dan

     pengurasan.

    5. Diskusiskan makanan

    yang menyenangkan bagi

    klien dan mengurangiansietas.

    6. Bantu klien menggali

    cara mengatasi emosi

    (marah, ansietas, dan

    frustasi).

    7. Berikan umpan balik

     positif terhadap klien.

    8. Ajarkan klien tentang

     penggunaan proses

     penyelesaian masalah.

    9. Eksplorasi bersama klien

    tentang kekuatan

     personalnya.

    10. Diskusikan dengan

    klien tentang ide menerima

     berat badan yang kurang

    “ideal”. 

    11. Dorong klien untuk

    mengungkapkan perasaannya tentang

    anggota keluarga dan orang

    terdekat, peran dan

    hubungan dengan mereka.

    5. Membantu klien melihat

    dengan menggunakan

    makanan untuk mengatasi

     perasaan atau membuat

    nyaman dirinya.

    6. Membantu klien

    memisahkan masalah

    emosional dari makanan dan

     perilaku makan.

    7. Meningkatkan usaha klien

    dalam menghadapi ansietas,

    kemarahan, dan perasaan

    lainnya secara jujur dan

    terbuka.

    8. Membnatu meningkatkanharga diri klien dan percarya

    diri klien.

    9. Membantu klien

    menemukan kekuatannya.

    10. Mengubah persepsi klien

    tentang berat badan yang ideal

    mungkin tidak realistis dan

    tidak sehat.

    11. Membnatu klien

    mengidentifikasi, menerima,dan mengatasi perasaannya

    dengan cara yang tepat.

    2. Kekurangan

    volume cairan

    tubuh

     berhubungan

    dengan output

    yang berlebih

    Setelah dilakukan

    tindakan

    keperawatan

    selama 3x24 jam

    kekurangan

    volume cairantubuh dapat

    terpenuhi dengan

    kriteria hasil:

    -TTV : S: 36-37C,

    TD: 110/70- 120/

    70 mmHg, P: 16-

    Awasi TTV nadi status

    membran mukosa turgor

    kulit

    1. Awasi jumlah masukan

    cairan (intake & output)2. Indentifikasi rencana

    untuk meningkatkan /

    mempertahankan

    keseimbangan cairan

    3. Observasi kulit kering

     berlebihan dan membran

    Indikator keadekuatan volume

    sirkulasi

    1. Untuk masukan kalori yang

     berdampak pada

    keseimbangan elektrolit2. Melibatkan pasien dalam

    rencana untuk memperbaiki

    ketidakseimbangan

    3. Menunjukan kehilangan

    cairan

  • 8/17/2019 Askep Bulimia Rev

    14/20

    Tugas Mata Kuliah;

    ILMU KEPERAWATAN JIWA

    14

    PROGRAM S-1 KEPERAWATAN NON REGULER

    STIKes PERTAMEDIKA

    (Tahun Ajaran 2016)

    20 x/menit, N: 80-

    100 x/menit

    -Intake dan output

    seimbang

    -Abdomen tidakcekung

    -Membran mukosa

    lembab

    -Turgor kulit

    kembali dalam 3

    detik

    -Tidak ada muntah

    -Hasil

    laboratorium :

     Na: 135 -145

    mEq/L, Ca: 4-5

    mEq/L, K : 3.5 –  

    5.3 mEq/L

    mukosa, penurunan turgor

    kulit

    4. Memberikan cairan

    sesuai indikasi

    5. Auskultsi bising usus

    6. Awasi pemeriksaan

    laboratorium tentang

    elektrolit

    7. Menimbang berat badan

    tiap hari

    8. Kaji riwayat pasien atau

    orang terdekat sehubungan

    lamanya dari muntah

    9. Kaji suhu , warna kulit,

    kelembapan kulit

    10. kolaborasi pemberian

    cairan infus

    11. Terapkan batasan

    dengan klien tentang

    kebiasana makan.

    12. Dorong klien makan

    dengan klien lain atau

    keluarganya, jikaditoleransi.

    4. Memperhatikan volume

    sirkulasi dan keseimbangan

    elektrolit

    5. Mencegah terjadinya infeksi

     pada saluran pencernaan6. Memberikan informasi

    tentang volume sirkulasi,

    keseimbangan elektrolit

    7. Mengukur keadekuatan

     pengantian cairan

    8. Membantu dalam

    memperkirakan kekurangan

    volume total

    9. Mengindikasi terjadinyadehidrasi

    10. Agar tidak terjadi

    dehidrasi tubuh

    11. Mencegah perilaku makan

     berlebihan yang mencakup

    makan diam-diam dan

    menelan makanan dengan

    cepat serta menbantu klien

    kembali ke pola makan yang

    normal (3 kali sehari).

    12. Mencegah kerahasian

    tentang makan meskipun pada

    awalnya ansietas klien

    mungkin terlalu tinggi untuk

     bergabung makan bersama.

    3. Perubahan

    nutrisi kurang

    dari kebutuhantubuh

     berhubungan

    dengan

    rangsangan

    muntah sendiri,

     penggunaan

    Setelah dilakukan

    tindakan

    keperawatanselama 3x24 jam

     perubahan nutrisi

    kurang dari

    kebutuhan tubuh

    dapat terpenuhi

    1. Berikan pengawasan

     pasien dengan tetap tingggl

    diruangan tanpa kamarmandi

    2. Hindari pemberian

    laktasif

    1. Mencegah muntah selama /

    setelah makan

    2. Penguanaan berakibat buruk

    karena digunakan sebagai

     pembersih makan / kalori

    tubuh oleh pasien

    3. Perawatan diri memberikan

    kontrol lingkungan di mana

  • 8/17/2019 Askep Bulimia Rev

    15/20

    Tugas Mata Kuliah;

    ILMU KEPERAWATAN JIWA

    15

    PROGRAM S-1 KEPERAWATAN NON REGULER

    STIKes PERTAMEDIKA

    (Tahun Ajaran 2016)

    laktasif

     berlebihan

    dengan kriteria

    hasil:

    -Berat badan

    dalam rentang

    normal dari perhitungan berat

     badan ideal

    -Asupan nutrisi

    seimbang sesuai

     berat badan

    -Bising usus 5 –  30

    x/menit

    -Abdomen tidak

    terdapat nyeri

    tekan

    -Tingkat kesadaran

    kompos mentis

    -Konjungtiva

    merah muda

    3. Berikan terapi nutrisi

    dalam program pengobatan

    4. Libatkan pasien dalam

     penyusunan / melakukan

     program perubahan perilaku

    5. Timbang berat badan

    tiap hari buat jadwal teratur

    6. Rujuk keahlian gizi

    7. Catat berat badan saat

    masuk dan bandingkan

    dengan sebelumnya

    8. Lakukan pengkajian

    nutrisi dengan seksama

    9. Auskultasi bising usus

    10. Berikan tambahan

    makanan / nutrisi

    11. Kaji TTV, membra

    mukosa, turgor kulit

    12. Dorong klien untuk

    makan semua makanan

    13. Awasi pemeriksaan

    laboratorium, antara

    glukosa serum, albumin

    dan total protein

    masuknya makanan, muntah/

    obat dan aktivitas dipantau

    4. Memberikan situasi

    terstuktur untuk

    mengambarkan kearah yanglebih baik

    5. Pengawasan kehilangan dan

    alat pengkaji kebutuhan nutrisi

    6. Perlu bantuan dalam

     perencanaan memenuhi

    kebutuhan nutrisi

    7. Memberikan informasi

    tentang adekuat masukan

    untuk pemenuhan nutrisi

    8. Mengidenfikasi

    kekurangan/ kebutuhan untuk

    membantu memilih intervensi

    9. Menentukan kembalinya

     perstatik

    10. Mungkin perlu untuk

    memenuhi kebutuhan kalori

     bila tanda kekurangan terjadi

    11. Indikator volume sirkulasi/

     perkusi

    12. Untuk menambah nutrisi

    tubuh

    13. Untuk mencegah

    kekurangan nutrisi

    4. Gangguan citra

    tubuh

     berhubungan

    dengan rasatakut kegemukan

    yang tidak wajar

    Setelah dilakukan

    tindakan

    keperawatan

    selama 7x24 jamgangguan citra

    tubuh dapat

    terpenuhi kriteria

    hasil:

    - Klien

    menyatakan

    1. Buat hubungan

    teraupetik perawat/pasien

    2. Tingkatkan konsep diri

    tanpa penilaian moral

    3. Beri kesempatan pasien

    untuk menggambarkan

    dirinya sendiri

    1. Membantu pasien dapat

    memulai untuk mempercayai

    dan mencoba pemikiran dan

     perilaku.

    2. Agar komunikasi pasien dan

     perawat berjalan dengan baik

    3. Memberikan kesempatan

    mendiskusikan persepsi pasien

  • 8/17/2019 Askep Bulimia Rev

    16/20

    Tugas Mata Kuliah;

    ILMU KEPERAWATAN JIWA

    16

    PROGRAM S-1 KEPERAWATAN NON REGULER

    STIKes PERTAMEDIKA

    (Tahun Ajaran 2016)

    Menerima dirinya

    sendiri

    - Klien mampu

     beradaptasi

    terhadap perubahan

    - Klien mulai

    mengembangkan

    rencana untuk

     perubahan pola

    hidup

    - Klien dapat

     berkomunikasi

    dengan orang

    terdekat tentang perubahan peran

    yang telah terjadi

    - Klien dapat

     berpartisipasi

    dalam Tim sebagai

    upaya

    melaksanakan

    rehabilitasi

    4. Sadari reaksi sendiri

    terhadap perilaku pasien.

    5. Dorong pasien untuk

    menghargai hidup sendiri

    dengan cara lebih sehatdengan membuat

    keputusan sendiri dan

    menerima diri sendiri.

    6. Libatkan dalam program

     pengembangan pribadi

    7. Anjurkan konsultasi

     pada konsultan citra diri

    8. Gunakan pendekatan

     psikoterapi, dari pada

    terapi penafsiran.

    tentang/gambaran diri dan

    kenyataan situasi individu.

    4. Mengembalikan

    kepercayaan diri pasien

    5. Untuk menumbuhkan rasa percaya diri

    6. Gambaran positif

    meningkatkan harga diri.

    7. Memperbaiki citra diri

    menjadi baik

    8. Banyak cara membuat

     penampilan lebih baik tetapi

     positif

  • 8/17/2019 Askep Bulimia Rev

    17/20

    Tugas Mata Kuliah;

    ILMU KEPERAWATAN JIWA

    17

    PROGRAM S-1 KEPERAWATAN NON REGULER

    STIKes PERTAMEDIKA

    (Tahun Ajaran 2016)

    5. Risiko

    kerusakan

    integritas kulit

     b.d. gangguan

    nutrisi/ status

    metabolik,dehidrasi.

    Setelah dilakukan

    tindakan

    keperawatan

    selama 4x24 jam

    risiko kerusakan

    integritas dapatterpenuhi dengan

    kriteria hasil:

    -Tidak terlihat

    iritasi pada kulit

    klien

    -Kulit klien

    lembab

    -Warna kulit sawo

    matang (tidakkemerahan)

    -Tidak ada lesi

    1. Observasi kemerahan,

     pucat.

    2. Dorong mandi tiap 2

    hari 1 kali.

    3. Gunakan krim kulit 2kali sehari setelah mandi.

    4. Diskusikan pentingnya

    sering berubah posisi.

    5. Tekankan pentingnya

    masukan nutrisi/ cairan

    adekuat ( rujuk ahli nutrisi)

    1. Area ini meningkatkan

    resiko untuk kerusakan dan

    memerlukan pengobatan lebih

    intensif.

    2. Sering mandi menbuatkekeringan kulit.

    3. Melicinkan kulit dan

    menurunkan gatal.

    4. Meningkatkan sirkulasi dan

     perfusi kulit dengan mencegah

    tekanan lama pada jaringan.

    5. Perbaikan nutrisi dan

    hidrasi akan memperbaiki

    kondisi kulit.

    6. Kurang

     pengetahuan

    tentang kondisi

    dan kebutuhan

     pengobatan b.d.

    kurang

    mengenal

    informasi

    tentang kondisi,

    keterampilan

    koping tak

    adaptif

    Setelah dilakukan

    tindakan

    keperawatan

    selama 7x24 jam

    kurang

     pengetahuan

    tentang kondisi

    dan kebutuhan

     pengobatan dapat

    teratasi dengan

    kriteria hasil:

    -klien mampu

    menentukan

    kebutuhan

    nutrisinya

    1. Tentukan tingkat

     pengetahuan dan kesiapan

     belajar.

    2. Kaji kebutuhan diet.

    3. Dorong konsumsi makan

    tinggi serat dan masukan

    cairan adekuat.

    4. Dorong penggunaan

    teknik relaksasi danmanajemen stres.

    5. Berikan informasi

    tertulis untuk pasien dan

    orang terdekat.

    1. Belajar lebih mudah bila

    mulai dari pengetahuan

     peserta belajar.

    2. Pasien atau keluarga

    memerlukan bantuan dalam

     perencanaan untuk cara makan

     baru.

    3. Pasien atau keluarga

    memerlukan bantuan dalam

     perencanaan untuk cara makan

     baru.

    4. Cara baru koping dengan

     perasaan ansietas dan takut

    akan membantu pasien

  • 8/17/2019 Askep Bulimia Rev

    18/20

    Tugas Mata Kuliah;

    ILMU KEPERAWATAN JIWA

    18

    PROGRAM S-1 KEPERAWATAN NON REGULER

    STIKes PERTAMEDIKA

    (Tahun Ajaran 2016)

    -Klien mampu

    melakukan

    manajemen stres

    mengatasi perasaan ini lebih

    efektif.

    5. Membantu sebagai

     pengingat dan penguat belajar.

  • 8/17/2019 Askep Bulimia Rev

    19/20

    Tugas Mata Kuliah;

    ILMU KEPERAWATAN JIWA

    19

    PROGRAM S-1 KEPERAWATAN NON REGULER

    STIKes PERTAMEDIKA

    (Tahun Ajaran 2016)

    BAB III

    PENUTUP

    A. 

    KESIMPULAN Bulimia merupakan penyakit akibat gangguan psikologis, namun dapat berakibat padagangguan fungsi biologis juga. Penelitian mengatakan 8 dari 100 wanita mengidap penyakit

    ini. Insiden terbanyak terjadi pada kelompok wanita dengan usia 16-40 tahun.

    B. 

    SARAN

    Mengingat langkah pengobatan untuk bulimia umumnya membutuhkan waktu dan tenaga

    yang tidak sedikit. Dukungan penuh dari teman serta keluarga juga berperan penting. Karena

    itu, pengidap serta keluarga dianjurkan untuk bersabar dalam menjalaninya, sehingga pengobatan dapat berlangsung dengan baik sehingga mendapatkan hasil yang diharapkan.

     Namun bukan hanya klien dan keluarga saja yang mempunyai peranan penting, diharapkan

    tenaga kesehatan dalam hal ini dokter, perawat, ahli gizi serta psikiater atau psikolog dapat

     bekerjasama sebagai satu tim sehingga dapat membantu klien dalam mengatasi masalah.

  • 8/17/2019 Askep Bulimia Rev

    20/20

    Tugas Mata Kuliah;

    20

    PROGRAM S-1 KEPERAWATAN NON REGULER

    DAFTAR PUSTAKA

    Cecilly L. Betz. Linda A. Sowden, Buku Saku Keperawatan Pediatrik, Penerbit

    Buku Kedokteran; EGC, Jakarta. 2002.

    Stuart and Sundeen, Buku Saku Keperawatan Jiwa edisi 3, Penerbit Buku

    Kedokteran; EGC, Jakarta. 1998.

    Yasmin Asih, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Penerbit Buku Kedokteran; EGC, Jakarta.

    1998

    Doenges, Marilynn E. 2005. Rencana Asuhan Keperawatan edisi 3. Jakarta: EGC.

    Tucker, Susan Martin, at all. 1998. Standart Perawatan Pasien: Proses Keperawatan, Diagnosis,

    dan Evaluasi. Jakarta: EGC.

    Videbeck, Sheila L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.