16
ARTIKEL ILMIAH ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHATANI JAMBU METE DI KECAMATAN BAYAN KABUPATEN LOMBOK UTARA Oleh: MILA LESTARI METTA CITTA C1G 014 143 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MATARAM 2018

ARTIKEL ILMIAH ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN …eprints.unram.ac.id/10791/1/Jurnal Mila Fix.pdfKata Kunci: Kelayakan Usaha (Net Present Value dan Profitability Ratio), Faktor Internal

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ARTIKEL ILMIAH ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN …eprints.unram.ac.id/10791/1/Jurnal Mila Fix.pdfKata Kunci: Kelayakan Usaha (Net Present Value dan Profitability Ratio), Faktor Internal

ARTIKEL ILMIAH

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN

USAHATANI JAMBU METE DI KECAMATAN BAYAN

KABUPATEN LOMBOK UTARA

Oleh:

MILA LESTARI METTA CITTA

C1G 014 143

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MATARAM

2018

Page 2: ARTIKEL ILMIAH ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN …eprints.unram.ac.id/10791/1/Jurnal Mila Fix.pdfKata Kunci: Kelayakan Usaha (Net Present Value dan Profitability Ratio), Faktor Internal

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHATANI JAMBU METE DI

KECAMATAN BAYAN KABUPATEN LOMBOK UTARA

The Analysis Of Cashew Farming Development Strategy In The Bayan District Of

North Lombok Regency

(Year: 2018: 102 Pages)

Mila Lestari Metta Citta*; Halimatus Sa’diyah *; Suparmin*

Fakultas Pertanian Universitas Mataram

RINGKASAN

Mila Lestari Metta Citta. 2018. Analisis Strategi Pengembangan Usahatani

Jambu Mete di Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara. Skripsi. Jurusan Sosial

Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Mataram. Dosen Pembimbing

Utama Dr. Ir. Halimatus Sa’diyah, M. Sc., Dosen Pembimbing Pendamping Dr. Ir.

Suparmin MP.

Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mengetahui tingkat kelayakan usahatani

jambu mete; (2) Mengidentifikasi dan menganalisis faktor internal dan eksternal yang

menjadi kekuatan dan kelemahan, serta peluang dan ancaman bagi usahatani jambu

mete di Kecamatan Bayan, Lombok Utara; (3) Merumuskan strategi yang tepat untuk

pengembangan usahatani jambu mete di Kecamatan Bayan, Lombok Utara.

Metode yang digunakan dalam penelitan ini adalah metode deskriptif.

Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive sampling, sedangkan

penentuan responden dilakukan secara quota sampling. Data yang digunakan berupa

data primer dan data sekunder. Pengolahan data dilakukan baik secara kuantitatif

maupun kualitatif. Metode kuantitatif dilakukan untuk menghitung kelayakan

usahatani jambu mete di lokasi penelitian. Metode kualitatif deskriptif digunakan

untuk menganalisis dan menyusun strategi pengembangan usahatani. Data dianalisis

menggunakan analisis kelayakan (Net Present Value dan Profitability Ratio), Analisis

SWOT, dan Analytical Hierarchy Process (AHP).

Hasil analisis menunjukkan bahwa: 1) usahatani jambu mete memiliki

prospek yang baik dari segi finansial, yang dilihat dari nilai Net Present Value (NPV)

sebesar Rp.1.025.740.551,05/LLG dan Rp.616.304.455,15/ha (lebih besar dari 0

berarti layak). Nilai Profitability Ratio (PR) sebesar 8,98, sehingga berdasarkan

kriteria dari PR, jika lebih besar dari 1 maka proyek dikatakan layak untuk

dikembangkan; 2) Faktor Internal (Kekuatan : Keuntungan Usahatani Yang Tinggi,

Pengalaman Usahatani Tinggi, Tumbuh Baik Pada Lahan Marginal, Kualitas Produk

Baik, dan Umur Tanaman Masih Produktf. Kelemahan : Teknis Budidaya Rendah,

Penggunaan Tenaga Kerja Banyak, Memerlukan Lahan Yang Luas). Faktor Eksternal

(Peluang : Permintaan Produk Tinggi, Dukungan Pemerintah Tinggi, Ketersediaan

Tenaga Kerja, dan Mudahnnya Akses Permodalan. Ancaman: Ketidakpastian Cuaca

dan Iklim, Hewan Pengganggu, dan Penyakit Tanaman); 3) Strategi pengembangan

Page 3: ARTIKEL ILMIAH ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN …eprints.unram.ac.id/10791/1/Jurnal Mila Fix.pdfKata Kunci: Kelayakan Usaha (Net Present Value dan Profitability Ratio), Faktor Internal

yang dapat dapat digunakan oleh petani jambu mete agar usahatani hanya dapat

bertahan dalam jangka panjang berdasarkan strategi terbaik antara lain : 1)

Mengoptimalkan SDA dan SDM Petani/Pelaku Usahatani untuk meraih Pasar, 2)

Menggunakan Bibit Unggul , 3) Pelatihan Manajemen Usahatani, 4) Petani lebih

Intensif mengikuti kegiatan Pembinaan yang diadakan pemerintah. ______________________________________

Kata Kunci: Kelayakan Usaha (Net Present Value dan Profitability Ratio), Faktor Internal

dan Faktor Eksternal (Analisis SWOT), Analytical Hierarchy Process (AHP), Strategi

Pengembangan.

SUMMARY

The purpose of this research are: (1) to know the level of feasibility of cashew

farming; (2) to identify and analyze internal and external factors that are strength and

weaknesses as well as opportunities and threats for cashew farming in Bayan District, North

Lombok;(3) to formulate the right strategy for developing cashew farming in Bayan District,

North Lombok.

The method used in this research is descriptive method. Data source in this study

are primary and secondary data. This research was conducted in the Bayan District. From

nine village in the Bayan District, one village was determined by purposive sampling namely

Sambik Elen village, with consideration that the Sambik Elen village had a cashew nut crop

that varied and represented all the ages needed by the author, and had the most farmers

among other villages. The amount of respondets was taken by 40 people using quota

sampling method. The analysis in thid study includes : 1)Feasibility analysis using Net

Present Value and Profitability Ratio; 2) Analysis of Internal and External factors using

SWOT analysis; 3) Analysis of priority strategies using Analytical Hierarchy Process.

The result showed that: 1)Cashew farming in the Bayan District has good financial

prospect, which can be seen from the Net Present Value of Rp.1.025.740.551,05/LLG and

Rp.616.304.455,15/ha (greater than 0 means feasible), is profit received by farmers

for 20 years, if calculated per year received by farmers is Rp. 51.287.027,55/LLG

and Rp. 30.815.222,76/ha, and the value received per month is Rp.4.273.918,96/LLG

and Rp. 2.567.935,23/ha. The Value of Profitability Ratio is 8,98, so based on the

criteria of the Profitability Ratio if it is greater than 1 the project is said to be

feasible to be developed; 2) Internal Factors(Strenghts: High Farming Profits, High

Farming Experience, Growing Both in Marginal Land, Good Product Quality, and

Plant Age Still Productive; Weaknesess; low Cultivation Technique, Use of a lo oft

Labor, Requires Large Area). External Factors (Opportunitie: High Product

Demand, High Government Support, Availability of Labor,and Easy Access to

Capital; Threats: Weather and Climate Uncertainty, Discruptive Animals, and Plant

Diseases); 3)The development strategy that can be used by cashew farmers so that

farming can only survive in the long term based on the best strategies include: 1)

Page 4: ARTIKEL ILMIAH ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN …eprints.unram.ac.id/10791/1/Jurnal Mila Fix.pdfKata Kunci: Kelayakan Usaha (Net Present Value dan Profitability Ratio), Faktor Internal

Optimizing Natural Resources and Farmer/ Acting HR to reach the Market; 2) Using

Superior Seeds; 3) Farming Management Training; 4)More Intensive Farmers

participate in Coaching activities held by the Government. ______________________________________

Key Words: Feasibility (Net Present Value dan Profitability Ratio), Internal and External

Factors (SWOT Analysis), Analytical Hierarchy Process (AHP), Development Strategy.

PENDAHULUAN

Berdasarkan data Kementerian Pertanian (2015), bahwa proyeksi permintaan

dari komoditas jambu mete dari tahun 2015-2019 mengalami peningkatan yaitu

sebesar 0,63%/thn, hal ini berarti sangat menguntungkan bagi para petani yang

mengusahakan komoditas jambu mete tersebut.

Kabupaten Lombok Utara merupakan salah satu sentra penghasil jambu mete

yang cukup potensial di Nusa Tenggara Barat. Produksi jambu mete di Kabupaten

Lombok Utara mengalami fluktuasi. Sebagai contoh produksi tahun 2012 mencapai

2.000,63 ton meningkat menjadi 2.727,24 ton pada tahun 2013 dan tahun 2014

produksi meningkat menjadi 118.803,19 ton, selanjutnya tahun 2015 produksi jambu

mete menurun menjadi 1.414,85 ton dan tahun 2016 produksi jambu mete menurun

menjadi 1.022,19.

Produksi yang berfluktuasi disebabkan karena ada beberapa permasalahan

yang dihadapi dalam usahatani jambu mete yaitu : (1) Teknis Budidaya yang kurang

optimal, (2) Pengaruh iklim dan cuaca, dan (3) Hewan Pengganggu serta penyakit

tanaman yang belum bisa ditangani oleh petani jambu mete.

Berdasarkan uraian permasalahan di atas maka perlu dilakukan suatu

penelitian yang berjudul “ Analisis Strategi Pengembangan Usahatani Jambu Mete di

Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara”.

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui tingkat kelayakan usahatani

jambu mete; (2) Mengidentifikasi dan menganalisis faktor internal dan eksternal yang

menjadi kekuatan dan kelemahan, serta peluang dan ancaman bagi usahatani jambu

mete di Kecamatan Bayan, Lombok Utara; (3) Merumuskan strategi yang tepat untuk

pengembangan usahatani jambu mete di Kecamatan Bayan, Lombok Utara.

METODOLOGI PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

Sumber data dalam penelitian ini yaitu: data primer dan data sekunder. Penelitian

dilakukan di Kecamatan Bayan. Dari Sembilan desa di Kecamatan Bayan ditentukan

satu desa secara purposive sampling yaitu Desa Sambik Elen, atas pertimbangan

bahwa desa Sambik Elen memiliki umur tanaman jambu mete yang bervariasi dan

mewakili semua umur yang dibutuhkan oleh penulis, serta memiliki petani pekebun

terbanyak diantara desa yang lain (Lampiran 4). Jumlah respoden ditentukan

sebanyak 40 orang dengan menggunakan metode Quota Sampling. Analisis yang

Page 5: ARTIKEL ILMIAH ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN …eprints.unram.ac.id/10791/1/Jurnal Mila Fix.pdfKata Kunci: Kelayakan Usaha (Net Present Value dan Profitability Ratio), Faktor Internal

digunakan dalam peneltian ini meliputi : (1) Analisis Kelayakan menggunakan Net

Present Value dan Profitability Ratio, (2) Analisis Faktor Internal dan Eksternal

menggunakan Analisis SWOT, (3) Analisis Prioritas Strategi menggunakan Aalytical

Hierarchy Process (AHP).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden

Karakateristik responden dalam penelitian ini adalah umur, tingkat pendidikan,

jumlah tanggungan keluarga, pengalaman berusahatani, luas lahan dan penguasaan

lahan, serta umur tanaman jambu mete.

Tabel 1. Karakteristik Responden

No Uraian Keterangan

1 Jumlah Sampel (n) 40 orang

2 Umur (Tahun)

a. Rata-rata 46

b. Kisaran 21-63

3 Pendidikan

a. Tidak Pernah Sekolah 10 (25%)

b. Tamat SD 16 (40%)

C.Tamat SMP 10 (25%)

d. Tamat SMA 3 (7,5%)

e. Perguruan Tinggi 1 (2,5%)

4 Jumlah Anggota Keluarga (Orang)

a. Rata-rata 3

b. Kisaran 0-6

5 Pengalaman Berusahatani (Tahun)

a. < 10 1 (2,5)

b. 10-20 26 (65%)

c. >20 13 (32,5)

6 Luas Lahan garapan (Ha)

a. Rata-rata 1,76

b. Kisaran 0,8-3

7 Status Lahan Garapan

a. Milik Sendiri 37 (92,5%)

b. Penyakap 3 (7,5%)

c. Sewa 0

8 Umur Tanaman

a. 1-10 18 (45%)

b. 11-20 22 (55%)

Page 6: ARTIKEL ILMIAH ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN …eprints.unram.ac.id/10791/1/Jurnal Mila Fix.pdfKata Kunci: Kelayakan Usaha (Net Present Value dan Profitability Ratio), Faktor Internal

Analisis Kelayakan

Studi kelayakan yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui apakah usahatani jambu mete yang ada di Kecamatan Bayan layak untuk

dikembangkan atau tidak.

Analisis Biaya Produksi Usahatani Jambu Mete Biaya Produksi Usahatani Jambu Mete merupakan semua biaya yang

dikeluarkan dalam melaksanakan kegiatan usahatani, seperti untuk pembelian lahan,

sarana produksi, pengadaan peralatan usahatani, biaya tenaga kerja, biaya pajak,

biaya penyusutan, pembeliaan bibit. Harga yang digunakan dalam penelitian ini

adalah harga yang berlaku pada saat ini.

Biaya Investasi

Biaya investasi adalah biaya yang dikeluarkan oleh petani responden jambu

mete pada awal pelaksanaan usahatani tersebut. Biaya investasi dalam penelitian ini

meliputi biaya pembelian lahan, pembelian peralatan usahatani, pembelian bibit, dan

biaya tenaga kerja.

Tabel 2. Rata-rata Biaya Investasi Usahatani Jambu Mete di Kecamatan Bayan Tahun

2017

No Uraian Jumlah Satuan Nilai (Rp/LLG) Nilai (Rp/Ha)

1 Biaya Investasi

Pembelian Lahan 1,76 Ha 88.237.500,00 50.000.000,00

Peralatan

690.041,66 387.977,84

Pembelian Benih

333.340,62 188.888,29

Biaya TK

18.358.187,50 10.402.712,85

Jumlah Biaya Investasi 108.627.153,12 61.553.847,92

Sumber : Data Primer Diolah pada Lampiran 14 (2018)

Berdasarkan Tabel 2 rata-rata biaya investasi yang dikeluarkan oleh petani

responden pada awal pelaksanaan usahatani jambu mete sebesar

Rp.108.627.153,12/LLG, sedangkan untuk rata-rata perhektarnya sebesar

Rp.61.553.847,92/ha.

Biaya Operasional

Biaya Operasional merupakan biaya yang dikeluarkan oleh petani responden

setiap tahunnya selama kegiatan usahatani berlangsung. Dalam penelitian ini biaya

operasional meliputi biaya tetap dan biaya vaiabel.

Page 7: ARTIKEL ILMIAH ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN …eprints.unram.ac.id/10791/1/Jurnal Mila Fix.pdfKata Kunci: Kelayakan Usaha (Net Present Value dan Profitability Ratio), Faktor Internal

Tabel 3. Rata-rata Biaya Operasional Usahatani Jambu Mete di Kecamatan Bayan

Tahun 2017

No Biaya Operasional Nilai (Rp/LLG) Nilai (Rp/Ha)

1 Biaya Tetap 706.734,17 400.472,68

2 Biaya Variabel 5.136.625,00 2.910.681,40

Total Biaya Opersasional 5.843.359,17 3.311.154,08

Sumber : Data Primer Diolah pada Lampiran 24 (2018)

Biaya Tetap

Biaya tetap yang dikeluarkan sebesar Rp. 706.734,17/LLG dan untuk biaya

tetap per hektarnya sebesar Rp. 400.472,68/ha , yang terdiri atas biaya penyusutan

sebesar Rp. 653.791,67/LLG dan Rp. 370.472,68/ha, serta biaya pembayaran pajak

Rp. 52.942,50/LLG dan Rp. 30.000/ha.

Biaya Variabel

Biaya variabel dalam penelitian ini terdiri atas biaya tenaga kerja dalam dan

luar keluarga dan biaya saprodi.

Tabel. 4. Rata-rata Biaya Operasional Usahatani Jambu Mete Berdasarkan Umur

Proyek Dari Tahun 1 sampai Tahun 20 Usahatani Jambu Mete di

Kecamatan Bayan Tahun 2017

Thn Luas Lahan (Ha) Biaya Operasional/LLG Biaya Operasional/Ha

1 1.63 1.915.833,33 1.178.974,36

2 2.8 2.906.500,00 1.038.035,71

3 1 2.856.250,00 2.856.250,00

4 1.85 2.823.625,00 1.526.283,78

5 1 2.751.250,00 2.751.250,00

6 1.16 3.008.550,00 2.593.577,59

7 2 4.395.416,67 2,.197.708,33

8 1.9 5.482.000,00 2.885.263,16

9 1.25 3.901.354,17 3.121.083,33

10 1.67 5.224.305,56 3.134.583,33

11 1.75 6.044.444,44 3.453.968,25

12 1.8 5.502.333,33 3.056.851,85

13 1 4.091.250,00 4.091.250,00

14 2.4 9.367.000.,00 3.902.916,67

15 2 6.956.041,67 3.478.020,83

16 1 5.881.250,00 5.881.250,00

17 2 8.355.000,00 4.177.500,00

18 1.79 7.000.575,00 3.910.935,75

19 2.2 10.369.316,67 4.729.448,88

20 2.25 7.526.666,67 3345.185,19

N 34,43 106.358.962,50 63.310.337,03

Sumber : Data Primer Diolah pada Lampiran 25 (2018)

Page 8: ARTIKEL ILMIAH ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN …eprints.unram.ac.id/10791/1/Jurnal Mila Fix.pdfKata Kunci: Kelayakan Usaha (Net Present Value dan Profitability Ratio), Faktor Internal

Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa rata-rata biaya operasional/LLG

tertinggi terdapat pada saat usahatani berumur 19 tahun dengan biaya sebesar Rp.

10.369.316,67/LLG, sedangkan untuk rata-rata biaya operasional/Ha tertinggi pada

saat usahatani berumur 16 tahun dengan biaya sebesar Rp. 5.881.250,00/Ha.

Analisis Nilai Produksi

Nilai Produksi merupakan hasil yang didapatkan dengan cara jumlah produksi

jambu mete dikalikan dengan harga dari tanaman jambu mete tersebut. Tanaman

jambu mete sudah bisa memberikan hasil produk pada saat tanaman ini berumur 3-4

tahun. Harga yang diterima petani berkisar antara 20.000/kg sampai 28.000/kg.

Tabel. 5. Rata-rata Nilai Produksi Usahatani Jambu Mete Berdasarkan umur Proyek

di Kecamatan Bayan, KLU Tahun 2017

Thn

Luas

Lahan

(Ha)

Jumlah

Produksi/

LLG

Jumlah

Produksi/

Ha

Nilai Produksi/

LLG

Nilai

Produksi/Ha

1 1.63 0 0 0 0

2 2.8 0 0 0 0

3 1 0 0 0 0

4 1.85 740 400 16.280.000,00 8.800,000.00

5 1 720 720 15.840.000,00 15.840,000.00

6 1.16 1120 965.5 24,.640.000.,00 21.241,379.31

7 2 1440 720 31.680.000.00 15.840,000.00

8 1.9 2020 1063.2 44.440.000.00 23.389,473.68

9 1.25 1570 1256 34.540.000,00 27.632,000.00

10 1.67 1960 1173.7 43.120.000,00 25.872,000.00

11 1.75 2280 1302.9 50.160.000,00 28,.662,857.14

12 1.8 2560 1422.2 56.320.000,00 31.288,888.89

13 1 1560 1560 34.320.000,00 34.320,000.00

14 2.4 2960 1233.3 65.120.000.00 27.133,333.33

15 2 2160 1080 47.520.000.00 23.760,000.00

16 1 1720 1720 37.840.000,00 37.840,000.00

17 2 2600 1300 57.200.000,00 28.600,000.00

18 1.79 2300 1284.9 50.600.00000 28.268,156.42

19 2.2 2700 1227.3 59.400.000,00 27.092,360.32

20 2.25 2860 1271.1 62.920.000,00 27.964,444.44

Total 34,43 33.270 19.700,1 731.940.000,00 433.544.893,55

Sumber :Diolah pada Lampiran 26 (2018).

Berdasarkan dari Tabel 5 nilai produksi usahtani jambu mete dapat dilihat

bahwa jumlah produksi per LLG tertinggi berada pada saat tanaman berumur 20,

sedangkan untuk jumlah produksi per hektar tertinggi pada saat tanaman berumur 16

Page 9: ARTIKEL ILMIAH ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN …eprints.unram.ac.id/10791/1/Jurnal Mila Fix.pdfKata Kunci: Kelayakan Usaha (Net Present Value dan Profitability Ratio), Faktor Internal

tahun dengan jumlah produksi sebesar 1720.0/kg dengan nilai produksi sebesar Rp.

37,840,000.00/ha.

Analisis Biaya Produksi (Investasi dan Biaya Operasional), Nilai Produksi dan

Pendapatan/Keuntungan (Net Benefit) Usahatani Jambu Mete di Kecamatan

Bayan

Hasil penelitian telah menunjukan data yang terkait dengan biaya produksi

yang terdiri dari biaya investasi dan biaya operasional, nilai produksi (penerimaan)

yaitu didapatkan dari jumlah produksi dikalikan dengan harga produk, dimana harga

produk tanaman jambu mete yang digunakan yaitu dengan harga Rp.22.000/kg.

Tabel 6. Analisis Pendapatan (Net Benefit) Usahtani Jambu Mete di Kecamatan

Bayan, KLU 2017

Thn Biaya

Investasi(Rp)

Biaya

Operasional(Rp)

Jumlah

Produksi(Kg)

Nilai Produksi

(Rp)

Net Benefit

(Rp) 0 61.553.847,92 - - - (61.553.847,92)

1 - 1.178.974.36 - - (1.178.974,36)

2 - 1.038.035,71 - - (1.038.035,71)

3 - 2.856.250,00 - - (2.856,.50,00)

4 - 1.526.283,78 400,00 8.800.000,00 7.273.716,22

5 - 2.751.250,00 720,00 15.840.000,00 13.088.750,00

6 - 2.593.577,59 965,52 21.241.379,31 18.647.801,72

7 - 2.197.708,33 720,00 15.840.000,00 13.642.291,67

8 - 2.885.263,16 1.063,16 23.389.473,68 20.504.210,53

9 - 3.121.083,33 1.256,00 27.632.000,00 24.510.916,67

10 - 3.134.583,33 1.176,00 25.872.000,00 22.737.416,67

11 - 3.453.968,25 1.302,86 28.662.857,14 25.208.888,89

12 - 3.056.851,85 1.422,22 31.288.888,89 28.232.037,04

13 - 4.091.250,00 1.560,00 34.320.000,00 30.228.750,00

14 - 3.902.916,67 1.233,33 27.133.333,33 23.230.416,67

15 - 3.478.020,83 1.080,00 23.760.000,00 20.281.979,17

16 - 5.881.250,00 1.720,00 37.840.000,00 31.958.750,00

17 - 4.177.500,00 1.300,00 28.600.000,00 24.422.500,00

18 - 3.910.935,75 1.284,92 28.268.156,42 24.357.220,67

19 - 4.729.448,88 1.231,47 27.092.360,32 22.362.911,44

20 - 3.345.185,19 1.271,11 27.964.444,44 24.619.259,26

N 61.553.847,92 63.171.051,31 19.706,59 433.544.893,55 308.680.708,60

Sumber : Data Primer Diolah pada Lampiran 27 (2018)

Berdasarkan dari Tabel 6 dapat diketahui bahwa pendapatan petani pada umur

0-3 masih mengalami kerugian, sedangkan dari tahun ke 4 sampai tahun ke 20 petani

sudah bisa menikmati hasil panen, keuntungan tertinggi yang didapatkan petani pada

saat tanaman jambu mete berumur ke 16 tahun yaitu sebesar Rp.

31.958.750,00/tahun.

Page 10: ARTIKEL ILMIAH ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN …eprints.unram.ac.id/10791/1/Jurnal Mila Fix.pdfKata Kunci: Kelayakan Usaha (Net Present Value dan Profitability Ratio), Faktor Internal

Analisi Net Present Value (NPV) dan Profitability Ratio (PR)

Dalam penelitian ini analisis kelayakan yang digunakan adalah NPV dan PR.

Pada usahatani yang sedang atau sudah berjalan, analisis ini penting dilakukan untuk

memberikan rekomendasi kepada petani apakah usahatani tersebut layak atau tidak

untuk dilaksanakan.

NPV = 𝑁𝐵𝑖(1 + 𝑖)−𝑛𝑛𝑖=1

𝑃𝑅 = 𝐵−𝑛𝑖=1 𝐵𝑂𝑛

𝑖=1

𝐼𝑛𝑖=1

Tabel 7. Hasil Analisis Kriteria Investasi Periode 20 Tahun Usahatani Jambu Mete di

Kecamatan Bayan, KLU 2017

Uraiain Usahatani Jambu Mete

Hasil Analisis 20 Tahun Kriteria

NPV 616.304.455,15 >0, Layak

PR 8,98 >1, Layak

Sumber : Data Primer Diolah pada Lampiran 27 dan 28 (2018)

Dari Tabel 7 dapat diperoleh bahwa :

1. NPV

Berdasarkan Tabel 4.16 diketahui bahwa usahatani jambu mete di Kecamatan

Bayan layak untuk diusahakan karena NPV>0 yaitu 616,304,455.15.

2. PR

Nilai PR usahatani jambu mete adalah 8.98, jika mengacu pada syarat

kelayakan usahatani, PR lebih dari 1, maka usahatani jambu mete layak untuk

diusahakan.

Analisis Hirarki Proses (AHP) Penentuan Prioritas Faktor-faktor Internal dan

Eksternal Dalam Pengembangan Usahatani Jambu Mete

Tabel 8 Hasil Analisis AHP (Paired Comparison) Faktor Internal

Kategory Priority Rank

1 Keuntungan Usahatani 32,8% 1

2 Pengalaman Usahatani 16,4% 2

3 Tumbuh Baik Pada Lahan Marginal 14,4% 3

4 Kualitas Produksi 13,7% 4

5 Umur Tanaman 4,0% 7

6 Teknis Budidaya 10,8% 5

7 Penggunaan Tenaga Kerja 4,5% 6

8 Memerlukan Lahan Yang Luas 3,8% 8

Consistency Ratio 6,4 %

Page 11: ARTIKEL ILMIAH ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN …eprints.unram.ac.id/10791/1/Jurnal Mila Fix.pdfKata Kunci: Kelayakan Usaha (Net Present Value dan Profitability Ratio), Faktor Internal

Tabel 9 Hasil Analisis AHP (Paired Comparison) Faktor Eksternal Kategory Priority Rank

1 Permintaan Produk 26,3% 1

2 Dukungan Pemerinrtah 19,6% 2

3 Ketersediaan Tenaga Kerja 5,9% 6

4 Kemudahan Akses Permodalan 11,0% 5

5 Ketidakpastian Cuaca dan Iklim 4,1% 7

6 Hewan Pengganggu 14,3% 4

7 Penyakit Tanaman 18,7% 3

Consistency Ratio 5,8

Faktor internal yang terdiri dari 8 kriteria, prioritas kriterianya adalah

Keuntungan Usahatani dan Pengalaman Usahatani, criteria ini merupakan kekuatan

petani dalam mengembangkan usahatani jambu mete untuk waktu yang lama.

Selanjutnya faktor eksternal, untuk faktor eksternal prioritas criteria yang didapatkan

dari hasil program AHP ini adalah Permintaan Produk dan Dukungan Pemerintah.

Tabel 10. Matriks IFAS Usahatani Jambu Mete di Kecamatan Bayan Tahun 2018

Faktor-faktor Strategi

Internal Bobot Rating Skor

KEKUATAN:

1. Keuntungan Usahatani 0.35 4.00 1.39

2. Pengalaman Usahatani 0.23 3.33 0.76

3. Tumbuh Baik Pada

Lahan Marginal 0.15 2.67 0.41

4. Kualitas Produk 0.07 2.33 0.17

5. Umur Tanaman 0.04 1.67 0.07

Jumlah (A) 0.84

2.80

KELEMAHAN:

1.Teknis Budidaya 0.04 1.33 0.05

2. Penggunaan Tenaga

Kerja 0.04 2.33 0.09

3. Memerlukan Lahan

Yang Luas 0.08 2.67 0.21

Jumlah (B) 0.16

0.35

Jumlah A-B 1.00

2,45

Sumber : Data Primer Diolah Pada Lampiran 33 (2018)

Page 12: ARTIKEL ILMIAH ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN …eprints.unram.ac.id/10791/1/Jurnal Mila Fix.pdfKata Kunci: Kelayakan Usaha (Net Present Value dan Profitability Ratio), Faktor Internal

Tabel 11. Matriks EFAS Usahatani Jambu Mete di Kecamatan Bayan Tahun 2018

Faktor-faktor Strategi

Eksternal Bobot Rating Skor

PELUANG:

1. Permintaan Produk 0.26 4.00 1.04

2. Dukungan Pemerintah 0.19 3.33 0.64

3. Ketersediaan Tenaga Kerja 0.05 2.00 0.10

4. Kemudahan Akses

Permodalan 0.06 2.67 0.16

Jumlah (A) 0.56

1.94

ANCAMAN:

1. Ketidakpastian Cuaca dan

Iklim 0.08 1.33 0.10

2. Hewan Pengganggu 0.18 1.33 0.24

3. Penyakit Tanaman 0.18 2 0.37

Jumlah (B) 0.44

0.71

Jumlah A-B 1.00

1,23

Sumber : Data Primer Diolah Pada Lampiran 33 (2018)

Setelah diketahui titik koordinat dari matriks IFAS dan matriks EFAS, maka

untuk selanjutnya kita akan melihat titik perpotongan tersebut pada analisis SWOT,

dimana dari hal tersebut kita bisa mengetahui kondisi atau keadaan usahatani jambu

mete di Kecamatan Bayan saat ini. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada Gambar 4.1

tentang analisis SWOT.

Memerlukan Investasi Untuk

Mengembangkan Usahatani dan

Melakukan Ekspansi

1,23

2,45

Gambar 4.1. Analisis SWOT Usahatani Jambu Mete

PELUANG INTERNAL

KELEMAHAN INTERNAL

KEKUATAN

INTERNAL

ANCAMAN EKSTERNAL

Page 13: ARTIKEL ILMIAH ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN …eprints.unram.ac.id/10791/1/Jurnal Mila Fix.pdfKata Kunci: Kelayakan Usaha (Net Present Value dan Profitability Ratio), Faktor Internal

Berdasarkan hasil analisis pada gambar 4.1 bahwa posisi perusahaan berada

pada kuadran 1 yang dimana hal tersebut merupakan situasi yang menguntungkan

bagi perusahaan karena pada posisi ini perusahaan memiliki pertumbuhan yang

agresif.

Faktor-faktor

Internal

Faktor-faktor

Eksternal

Kekuatan(Strengths = S)

1. Keuntungan Usahatani

2. Pengalaman Usahatani

3. Tumbuh Baik Pada Lahan

Marginal

4. Kualitas Produk

5. Umur Tanaman

Kelemahan (Weaknesses =

W)

1. Teknis Budidaya

2. Penggunaan Tenaga Kerja

3. Memerlukan Lahan Yang

Luas

Peluang

(Opportunities = O)

1. Permintaan Produk

2. Dukungan

Pemerintah

3. Ketersediaan

Tenaga Kerja

4. Kemudahan Akses

Permodalan

Strategi S-O

1. Promosi Produk (S1, S4, O1, O2)

2. Mengoptimalkan SDA dan SDM

petani/pelaku usaha untuk meraih

pasar (S1, S2, S3,S5. O1, O3)

3. Mempertahankan Kualitas

Produk dan Meningkatkan

kuantitas produksi (S1, S4, O1,

O4)

4. Inovasi Produk (S1, S2, S3, O1,

O2)

Strategi W-O

1. Pelatihan Manajemen UT

(W1, W2, O1, O2, O4)

2. Perbaikan Teknis Budidaya

(W1, W3, O1,O2)

3. Meningkatkan peran dan

dukungan pemerintah dalam

penyediaan SAPRODI (W1,

W2, O2, O3)

Ancaman

(Threaths = T)

1. Ketidakpastian

Cuaca dan Iklim

2. Hewan

Pengganggu

3. Penyakit Tanaman

Strategi S-T

1. Menggunakan Bibit Unggul

(S1, S3, S4, S5, T1, T2, T3)

2. Pengendalian Hama Terpadu

(S4, S5, T2, T3)

3. Pelatihan Program Adaptasi

Perubahan Iklim dan

Ketangguhan (APIK) (S2,

T1, T2, T3)

Strategi W-T

1. Investasi Teknologi Produksi

Modern (W1, W2, W3, T2,

T3)

2. Petani lebih Intensif mengikuti

kegiatan pembinaan yang

diadakan pemerintah (W1,

W2, W3, T1, T2, T3)

3. Meningkatkan kemampuan

petani dalam penggunaan

teknologi budidaya jambu

mete (W1, W2, T2, T3)

Gambar 4.2. Matriks SWOT

Page 14: ARTIKEL ILMIAH ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN …eprints.unram.ac.id/10791/1/Jurnal Mila Fix.pdfKata Kunci: Kelayakan Usaha (Net Present Value dan Profitability Ratio), Faktor Internal

Tabel 12 Alternatif Pilihan Strategi Pengembangan Usahatani Jambu Mete di

Kecamtan Bayan Tahun 2018

Alternatif Pilihan Strategi Pengembangan

No Strategi S - O (Strengths - Opportunities) Skor Prioritas

1 Promosi Produk 3.24 3

2

Mengoptimalkan SDA dan SDM Petani/Pelaku usaha

untuk meraih Pasar 3.77 1

3

Mempertahankan Kualitas dan Meningkatkan Kuantitas

Produk 1.72 4

4 Inovasi Produk 3.70 2

Strategi S - T (Strengths - Threats)

1 Menggunakan Bibit Unggul 2.74 1

2 Pengendalian Hama Terpadu 0.84 3

3

Pelatihan Program Adaptasi Perubahan Iklim dan

Ketangguhan 1.63 2

Strategi W - O (Weaknesses - Opportunities)

1 Pelatihan Manajemen Usahatani 1.98 1

2 Perbaikan Teknis Budidaya 1.94 2

3

Meningkatkan Peran dan Dukungan Pemerintah dalam

Penyediaan SAPRODI 1.82 3

Strategi W - T (Weaknesses - Threats)

1 Inovasi Teknologi Produksi Modern 0.95 2

2

Petani Lebih Intensif mengikuti Kegiatan Pembinaan

yang diadakan Pemerintah 1.05 1

3 Meningkatkan Kemampuan Petani dalam Penggunaan

Teknologi Budidaya Jambu Mete 0.74 3

Data Primer (diolah) pada Lampiran 34 (2018)

Berdasarkan tabel 4. dengan metode Bayes, maka strategi yang harus

dilakukan dalam upaya pengembangan usahatani jambu mete di Kecamatan Bayan

antara lain : 1) Mengoptimalkan SDA dan SDM Petani/Pelaku Usahatani untuk

meraih Pasar, 2) Menggunakan Bibit Unggul , 3) Pelatihan Manajemen Usahatani, 4)

Petani lebih Intensif mengikuti kegiatan Pembinaan yang diadakan pemerintah.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada hasil dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

a. Usahatani Jambu Mete di Kecamatan Bayan memiliki prospek yang baik dari

segi finansial, yang dilihat dari nilai Net Present Value (NPV) sebesar

Page 15: ARTIKEL ILMIAH ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN …eprints.unram.ac.id/10791/1/Jurnal Mila Fix.pdfKata Kunci: Kelayakan Usaha (Net Present Value dan Profitability Ratio), Faktor Internal

Rp.1.025.740.551,05/LLG dan Rp.616.304.455,15/ha (lebih besar dari 1 berarti

layak), merupakan keuntungan yang diterima petani selama 20 tahun, jika

dihitung per tahun yang diterima petani sebesar dan Rp.51.287.027,55/LLG dan

Rp. 30.815.222,76/ha, dan nilai yang diterima perbulannya sebesar

Rp.4.273.918,96/LLG dan Rp. 2.567.935,23/ha. Nilai Profitability Ratio (PR)

sebesar 8,98 ,sehingga berdasarkan criteria dari PR , jika >1 maka proyek

dikatakan layak untuk kembangkan.

b. Faktor Internal (Kekuatan : Keuntungan Usahatani, Pengalaman Usahatani,

Tumbuh Baik Pada Lahan Marginal, Kualitas Produk, dan Umur Tanaman.

Kelemahan : Teknis Budidaya, Penggunaan Tenaga Kerja, Memerlukan Lahan

Yang Luas). Faktor Eksternal (Peluang : Permintaan Produk, Dukungan

Pemerintah, Ketersediaan Tenaga Kerja, dan Kemudahan Akses Permodalan.

Ancaman: Ketidakpastian Cuaca dan Iklim, Hewan Pengganggu, dan Penyakit

Tanaman).

c. Strategi pengembangan yang dapat dapat digunakan oleh petani jambu mete agar

usahatani hanya dapat bertahan dalam jangka panjang berdasarkan strategi

terbaik antara lain : 1) Mengoptimalkan SDA dan SDM Petani/Pelaku Usahatani

untuk meraih Pasar, 2) Menggunakan Bibit Unggul , 3) Pelatihan Manajemen

Usahatani, 4) Petani lebih Intensif mengikuti kegiatan Pembinaan yang diadakan

pemerintah.

Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan pada usahatani Jambu Mete di

Kecamatan Bayan, maka dapat disarankan bahwa :

1. Pemerintah harus lebih gencar melakukan pelatihan-pelatihan terhadap petani

terutama terkait budidaya dari tanaman perkebunan karena masih banyak petani

responden yang memiliki kelemahan dalam melakukan teknis budidaya

tanamana, khususnya untuk tanaman tahunan yaitu jambu mete. Selain itu juga,

bantuan modal juga harus diperhatikan oleh pemerintah, sehingga petani yang

ingin melakukan pengolahan produk tidak terhambat oleh masalah modal .

2. Petani jambu mete harus lebih bisa memperhatikan sistem manajemen

usahataninya, baik dari segi teknis budiddaya (pemakaian pupuk, operasional

atau pemeliharaan tanaman), dan dari segi keuangan yang menyangkut

pengeluaran dan pemasukan petani. Selain itu juga pengolahan lebih lanjut untuk

tanaman jambu mete.

Page 16: ARTIKEL ILMIAH ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN …eprints.unram.ac.id/10791/1/Jurnal Mila Fix.pdfKata Kunci: Kelayakan Usaha (Net Present Value dan Profitability Ratio), Faktor Internal

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik, 2016. Kabupaten Lombok Utara Dalam Angka. Badan Pusat

Statistik NTB.

Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, 2015. Data Luas Areal dan Produksi Jambu

Mete Serta Jumlah Petani Pekebun. Dinas Ketahanan Pangan Dan Pertanian

Kabupupaten Lombok Utara.

Dobel, S.T. 2017. Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kelapa Sawit Di

Kabupaten Sukamara (Skripsi). Fakultas Pertanian Universitas Mataram.

Falatehan F, 2016. Analytical Hierarchy Process (AHP) Teknik Pengambilan

Keputusan Untuk Pembangunan Daerah. Indomedia Pustaka. Yogyakarta.

Kementrian Pertanian, 2015. Outlook Jambu Mete Komoditas Pertanian Subsektor

Perkebunan.http://epublikasi.setjen.pertanian.go.id/epublikasi/outlook/2015

/perkebunanjambumete. [Diakses 06 November 2015]

Nurhidayati, 2016. Analisis Biaya dan Pendapatan Agroindustri Kripik Nangka Di

Kabupaten Lombok Barat. (Skripsi). Fakultas Pertanian Universitas

Mataram. Mataram

Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Alfabet, cv.

Bandung.