5
Informasi T ahun 2018, APRSAF-25 diselenggarakan oleh Singapore Space and Technology Association (SSTA) bekerja sama dengan Ministry of Education, Culture, Sports, Science and Technology of Japan (MEXT) dan Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) di Hotel Sheraton Towers, Singapura. Rangkaian kegiatan berlangsung pada 6-9 November 2018 dengan tema “Innovative Space Technology for Evolving Needs” . APRSAF merupakan forum pertemuan lembaga antariksa di kawasan Asia-Pasifik yang rutin setiap tahunnya. Forum ini sebagai wadah berbagi informasi tentang aktivitas dan rencana ke depan dari masing-masing negara. Pertemuan ini melibatkan lebih dari 40 negara, terdiri dari lembaga antariksa, pemerintah, organisasi internasional, dan lembaga penelitian. Pada pertemuan kali ini, working group dibagi empat, yaitu Space Application, Space Technology, Space Environment Utilization, dan Space Education. APRSAF mendukung pembentukan proyek- proyek internasional sebagai solusi untuk isu-isu umum. Isu yang diangkat antara lain manajemen bencana dan perlindungan lingkungan. Tujuannya agar pihak yang berpartisipasi akan memperoleh manfaat dari kerja sama tersebut. Seperti tahun-tahun sebelumnya, LAPAN aktif berpartisipasi pada APRSAF-25 mulai dari kegiatan inisiatif dan proyek-proyek APRSAF lainnya, biasa disebut Side Events APRSAF. Kegiatan tersebut berlangsung tanggal 2-6 November 2018. Kegiatan diawali pada 2-4 November 2018 dengan penyelenggaraan Water Rocket Event berlokasi di Bunc Hostel, Temasek Junior APRSAF-25, Solusi Peningkatan Wawasan dan Inovasi Teknologi Antariksa 71 www.lapan.go.id

APRSAF-25, Solusi Peningkatan Wawasan dan Inovasi

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: APRSAF-25, Solusi Peningkatan Wawasan dan Inovasi

Informasi

Tahun 2018, APRSAF-25 diselenggarakan oleh Singapore Space and Technology Association (SSTA) bekerja sama dengan

Ministry of Education, Culture, Sports, Science and Technology of Japan (MEXT) dan Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) di Hotel Sheraton Towers, Singapura. Rangkaian kegiatan berlangsung pada 6-9 November 2018 dengan tema “Innovative Space Technology for Evolving Needs”.

APRSAF merupakan forum pertemuan lembaga antariksa di kawasan Asia-Pasifik yang rutin setiap tahunnya. Forum ini sebagai wadah berbagi informasi tentang aktivitas dan rencana ke depan dari masing-masing negara. Pertemuan ini melibatkan lebih dari 40 negara, terdiri dari lembaga antariksa, pemerintah, organisasi internasional, dan lembaga penelitian. Pada pertemuan kali ini, working group dibagi empat, yaitu Space Application,

Space Technology, Space Environment Utilization, dan Space Education. APRSAF mendukung pembentukan proyek-proyek internasional sebagai solusi untuk isu-isu umum. Isu yang diangkat antara lain manajemen bencana dan perlindungan lingkungan. Tujuannya agar pihak yang berpartisipasi akan memperoleh manfaat dari kerja sama tersebut.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, LAPAN aktif berpartisipasi pada APRSAF-25 mulai dari kegiatan inisiatif dan proyek-proyek APRSAF lainnya, biasa disebut Side Events APRSAF. Kegiatan tersebut berlangsung tanggal 2-6 November 2018.

Kegiatan diawali pada 2-4 November 2018 dengan penyelenggaraan Water Rocket Event berlokasi di Bunc Hostel, Temasek Junior

APRSAF-25, Solusi Peningkatan Wawasan dan Inovasi Teknologi Antariksa

71 www.lapan.go.id

Page 2: APRSAF-25, Solusi Peningkatan Wawasan dan Inovasi

College (TJC), dan Bedok South Secondary School (BSSS). Selain didampingi oleh PPIPTEK, Ristekdikti, LAPAN sebagai National Focal Point APRSAF juga menugaskan Kasubbag Publikasi dan Perpustakaan, Andriani Agustina dan Perekayasa Pusat Teknologi Roket, Riki Ramdani untuk mengawal dan mendampingi 6 (enam) orang pelajar perwakilan Indonesia. Para pelajar ini telah lolos seleksi nasional dan mendapatkan pembekalan teknis di Pusat Teknologi Roket LAPAN.

Kemudian pada 3-5 November 2018, Adhimantara Ibnu Nugraha mewakili LAPAN berpartisipasi dalam The 5th Asia-Pacific Space Generation Workshop (APSGW 2018) yang berlokasi di Boeing Flight Services, Changi.

Pada 5 November 2018, SAFE Workshop dilaksanakan di Nanyang Technological University. Dalam pertemuan ini Peneliti Pusfatja, Khalifah Insan Nur Rahmi menyampaikan hasil kajian prototipe yang sudah dilakukan selama dua tahun. Mereka menjelaskan hasil prototipe berupa Mapping and Monitoring Oil Palm Plantation using Optical and SAR Space Borne Data dan Smoke Haze Monitoring in Indonesia. Sesi terakhir dari Side Event di selenggarakan di Hotel Sheraton Towers Singapura pada 6 November 2018

Sesi working group diawali dengan Kibo-ABC Workshop. Peneliti Pusat Sains Antariksa, Fitri Nuraeni menjelaskan program eksperimen Zero Gravity periode 2017-2018, mulai dari seleksi proposal sampai dengan pelaksanaan eksperimen. Kegiatan ilmiah ini bertujuan agar pelajar yang mengajukan eksperimen dapat diuji coba oleh astronot. Fitri menyampaikan tahap penyeleksian yang dilakukan LAPAN, mulai dari kriteria yang ditentukan sampai dengan seleksi untuk mengikuti penyaringan prosedur keselamatan. Satu proposal yang lolos mendapat kesempatan uji coba di ISS Kibo bersama beberapa proposal internasional lainnya. Peserta yang lolos ke tahap selanjutnya diberangkatkan ke Jepang untuk mengikuti eksperimen langsung oleh astronot.

Di sela-sela penyelenggaraan Sesi Working Groups, digelar Pameran dan Poster Contest. Untuk Poster Contest, Indonesia mengirimkan

tiga poster kategori tingkat SD yang sebelumnya telah lolos seleksi nasional. Seleksi diselenggarakan Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PPIPTEK) Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Satu dari tiga poster tersebut yaitu karya Syafinatun Naja (SDS Muhammadiyah 24 Jakarta) berhasil menang juara ke-2 dengan nilai voting sebanyak 168 suara.

Pada Sesi Working Group tanggal 6-7 November 2018, perwakilan LAPAN berpartisipasi di dalam empat Working Group yang ada. Pada Space Applications Working Group (SAWG), LAPAN diwakili oleh Syarif Budhiman. Ia menyampaikan “Kegiatan Pemanfaatan penginderaan jauh di Indonesia” pada sesi SDGs and International Cooperation. Syarif memaparkan data penginderaan jauh resolusi tinggi, sedang, dan rendah di Indonesia yang dimanfaatkan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan di berbagai bidang.

Kemudian pada Space Environment Utilization Working Group (SEUWG), LAPAN diwakili oleh Rasdewita yang melaporkan kegiatan “Space Science Related Activities in Indonesia” selama 2018. Salah satunya adalah Space Week Festival yang secara rutin setiap tahunnya diselenggarakan oleh Pusat Sains Antariksa. Berbagai kegiatan ditujukan bagi para pelajar di Bandung untuk menumbuhkembangkan minat generasi muda pada bidang keantariksaan.

Sementara itu, secara paralel di SEWG, Kepala Biro Kerja Sama, Hubungan Masyarakat, dan Umum, Christianus Ratrias Dewanto menyampaikan laporan tahunan terkait kegiatan edukasi keantariksaan di Indonesia selama 2018. Pada sesi ini setiap member APRSAF berkumpul dan melaporkan kegiatan edukasi keantariksaan yang telah dilaksanakan di negaranya. Selain itu, mereka juga saling berbagi pengetahuan dan bertukar informasi kegiatan baru yang memungkinkan untuk dikembangkan di negara mereka. Dipaparkan pula aktivitas kegiatan edukasi di lokasi pembangunan Observatorium Nasional Timau, Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Sesi Plenary APRSAF-25 dilaksanakan pada 8-9 November 2018. Beberapa agenda acaranya

72Buletin LAPAN Edisi Vol. 5 No. 2 - 2018

Page 3: APRSAF-25, Solusi Peningkatan Wawasan dan Inovasi

antara lain Country Report, Head of Space Agency Session, Space Exploration Session, Space Policy Session, dan Asia-Pacific Space Leader Roundtable. Hampir di setiap sesi tersebut, LAPAN mengambil peranan sebagai pembicara maupun sebagai panelis.

Pada Country Report Session, masing-masing negara anggota diberikan kesempatan untuk melaporkan kegiataan keantariksaan selama 1 tahun terakhir. Termasuk disampaikannya kebijakan-kebijakan untuk mempromosikan atau mendukung industrialisasi dan kontribusi terhadap inovasi yang terus berkembang.

Country Report Indonesia disampaikan Sekretaris Utama LAPAN, Prof. Dr. Erna Sri Adiningsih. Erna menyoroti capaian kinerja LAPAN yang berhasil dilaksanakan selama 2018, termasuk kerja sama dengan mitra luar negeri. Erna juga menjelaskan program-program keantariksaan yang sedang dibangun dan dikembangkan. Pada penutup laporan, ia membuka peluang bagi negara-negara yang ingin bekerja sama dengan LAPAN di bidang sains dan teknologi keantariksaan.

Pada Sesi Head of Space Agency dengan tema “Innovative Space Technology for Solving Societal Issues”, 9 perwakilan badan-badan keantariksaan diundang menjadi panelis. Kepala LAPAN, Prof. Dr. Thomas Djamaluddin mendapat kehormatan diundang sebagai salah satu panelis mewakili Indonesia. Ia memaparkan judul “Innovative Space Technology +UAV for Maritime Surveillance in Indonesia”. Thomas menyampaikan, teknologi antariksa yang inovatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi masyarakat sangat

penting guna mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan. Sejak lama, Indonesia, khususnya LAPAN, sebagai lembaga antariksa telah menggunakan teknologi antariksa untuk pemantauan sumberdaya alam, mitigasi bencana, dan pemantauan lingkungan. Namun, kini, Indonesia sedang menghadapi masalah ketahanan maritim dengan masuknya kapal penangkap ikan yang tidak memiliki ijin.

Ia menceritakan, sejak 2015, LAPAN telah meluncurkan Satelit Mikro LAPAN-A2 dan A3 yang dilengkapi dengan sensor AIS. Sensor ini dapat mendeteksi sebanyak 2 juta pesan secara global dari kapal-kapal yang ada di perairan Indonesia. Untuk mendeteksi kapal-kapal tersebut juga didukung oleh 4 satelit mikro lainnya dari Kanada.

Thomas memaparkan bahwa data Satelit Mikro LAPAN A2 dan A3 bisa dipakai untuk mendeteksi suhu permukaan laut dan konsentrasi klorofil. Informasi ini berguna untuk menentukan zona potensi penangkapan ikan yang informasinya didistribusikan ke pemerintah daerah dan komunitas nelayan, sehingga mereka dapat pergi melaut untuk menangkap ikan dan meningkatkan hasil tangkapannya.

73 www.lapan.go.id

Page 4: APRSAF-25, Solusi Peningkatan Wawasan dan Inovasi

Dalam hal penegakan hukum, LAPAN menggabungkan data satelit zona potensi penangkapan ikan dan data AIS, yang diverifikasi dengan data UAV, untuk mendeteksi masuknya kapal yang tidak memiliki izin. Thomas berharap dengan menggabungkan kedua teknologi antariksa tersebut dan didukung UAV dapat menjaga ketahanan maritim Indonesia, mengingat 2/3 wilayah Indonesia terdiri dari perairan.

Hari terakhir APRSAF-25 terdapat agenda Space Exploration Session dan Space Policy Session. Pada Space Exploration Session dengan tema “Expanding Cooperation in Space Exploration”, Kepala LAPAN menyampaikan kegiatan eksplorasi antariksa yang menarik, menginspirasi, dan menantang bagi murid dan peneliti muda. Salah satu contoh, penelitian awal untuk mengetahui perbedaan kondisi di antariksa dan di bumi dengan menggunakan fasilitas Kibo di stasiun antariksa Internasional (ISS). LAPAN pernah mengusulkan proposal proyek eksplorasi antariksa melalui kegiatan penelitian “Banana Ripening” untuk dibawa ke ISS yang bekerja sama dengan ITB, Osaka University, dan Japan Space Exploration Agency (JAXA). Namun kegiatan ini terkendala biaya.

Thomas juga memaparkan, LAPAN telah meluncurkan Satelit LAPAN-A3 menggunakan roket peluncur India dengan salah satu misinya mengukur geomagnetik pada ketinggian 500 Km. Ini merupakan salah satu uji coba sains di antariksa. Menurutnya, bicara tentang eksplorasi antariksa, artinya kita melakukan sains di bulan, mars, atau planet lainnya. LAPAN cenderung mencoba melakukan mekanisme yang lebih sederhana, menggunakan magnetometer geomatik untuk mengukur antariksa. Ke depan, Thomas berharap, Indonesia dapat berpartisipasi pada eksplorasi antariksa ke bulan, mars, atau asteroid, namun lebih ke diskusi ide, pertukaran data dan informasi/pengetahuan, atau mengirim sistem atau instrument sederhana.

Sedangkan pada Space Policy Session dengan tema “Policy toward creating new players in space”, LAPAN diwakili Kepala Pusat Kajian Kebijakan Penerbangan dan Antariksa, Dr. Robertus Heru Trihardjanto. Ia memaparkan peraturan perundang-undangan terkait kentariksaan yg sudah dimiliki Indonesia sampai dengan saat ini, serta rencana pembentukan regulasi sebagai pelengkap dan pendukung bagi perundang-undangan yang telah ada.

74Buletin LAPAN Edisi Vol. 5 No. 2 - 2018

Page 5: APRSAF-25, Solusi Peningkatan Wawasan dan Inovasi

Robertus menuturkan, Indonesia memandang perlu regulasi untuk mengatur keterlibatan pemain-pemain baru maupun swasta di bidang kegiatan keantariksaan ini.

Agenda ditutup dengan laporan singkat pelaksanaan APRSAF-25, dilanjutkan dengan pengumuman penyelenggaraan APRSAF ke-26 yang akan diselenggarakan di Jepang pada November atau Desember 2019, dan diakhiri dengan Joint Statement.

Di sela-sela kegiatan, Kepala LAPAN juga menerima permintaan Bilateral Meeting dengan beberapa mitra kerja sama luar negeri di bidang penerbangan dan antariksa lainnya, seperti Geo-

Informatics and Space Technology Development Agency (GISTDA)- Thailand, Kongsberg Satellite Services (KSAT)- Norwegia, Space Singapore Space and Technology Association (SSTA)-Singapura, dan Boeing-Amerika. LAPAN sebagai regulator di bidang penerbangan dan antariksa juga mendapat kehormatan untuk menyaksikan penandatanganan naskah Perjanjian Kerja Sama antara Japanese Aerospace Exploration Agency (JAXA) dengan Universitas Surya. Substansi naskah tersebut berisi tentang pengembangan Cubesat pada Modul Eksperimen Jepang, Kibo yang dilakukan melalui Stasiun Ruang Angkasa Jepang, ISS. (Humas/Noer Laela Sari)

75 www.lapan.go.id