2
Aplikasi browning Browning pada bahan pangan sering terjadi, baik yang diinginkan dan tidak diinginkan. Pencoklatan enzimatis dapat terjadi karena adanya jaringan tanaman yang terluka, misalnya pemotongan, penyikatan, dan perlakuan lain yang dapat mengakibatkan kerusakan integritas jaringan tanaman (Cheng & Crisosto !!"#. Adanya kerusakan jaringan seringkali mengakibatkan enzim kontak dengan substrat. $nzim yang bertanggung jawab dalam reaksi pencoklatan enzimatis adalah oksidase yang disebut %enolase, %enoloksidase, tirosinase, poli%enolase, atau katekolase. alam tanaman, enzim ini lebih sering dikenal dengan poli%enol oksidase (PP'#. ubstrat untuk PP' dalam tanaman biasanya asam amino tirosin dan komponen poli%enolik seperti katekin, asam ka%eat, pirokatekol)katekol dan asam klorogenat Pencoklatan ini disebabkan oleh pengaruh akti*itas enzim Polypenol '+idase (PP'#, yang dengan bantuan oksigen akan mengubah gugus monophenol menjadi 'hidroksi phenol, yang selanjutnya diubah lagi menjadi ' kuinon. -ugus 'kuinon inilah yang membentuk warna coklat. eaksi awal yang melibatkan berlangsungnya kon*ersi senyawa %enol menjadi /uinon tergantung pada keberadaan enzim %enolase, gugus prostetik Cu01 dan oksigen. Contoh browning enzimatis yang tidak diinginkan adalah pada buah apel karena terjadi oksidasi dengan udara sehingga terjadi browning non enzimatis sedangkan non enzimatis adalah reaksi yang bukan diakibatkan oleh akti*itas enzim melainkan selama pemasakan terjadi pembentukan warna coklat. ampak dari reaksi browning non enzimatis adalah memberi pengaruh yang tidak dikehendaki, seperti penurunan mutu bahan pangan, penurunan asam amino esensial dan terbentuknya komponen mutagenik pada bahan pangan. Aplikasi browning yang diterapkan di bidang industri pada perusahaan pengolahan pisang Banana 2ueen. Pada industri ini digunakan reaksi maillard untuk mengatur agar tidak ter jadi reaksi browning yang berlebihan, karena jika berlebihan maka akan merusak mutu dari bahan pangan tersebut. Pada industri tersebut yang dikontrol untuk mengatur reaksi browningnya adalah pemanasan atau penggorengannya yaitu dengan suhu 34 5 C dengan menggunakan alat *acum %rying. Pengorengan dengan suhu 34 5 C sangat e%ekti% untuk menggoreng pisang dan menghasilkan pisang dengan cita rasa yang manis dan warnanya cokelat emas, bila suhu yang digunakan melebihi 34 5 C maka akan menyebabkan warna dari pisang tersebut berubah menjadi cokelat kehitaman dan rasanya akan pahit. -a%tar alir  Packaging 6i+ing Bumbu Penirisan ( spiner, 0 + " Penggorengan  34 5 C Pemotongan Pengupasan Pisang

Aplikasi Browning

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Aplikasi Browning

8/16/2019 Aplikasi Browning

http://slidepdf.com/reader/full/aplikasi-browning 1/1

Aplikasi browning

Browning pada bahan pangan sering terjadi, baik yang diinginkan dan tidakdiinginkan. Pencoklatan enzimatis dapat terjadi karena adanya jaringan tanamanyang terluka, misalnya pemotongan, penyikatan, dan perlakuan lain yang dapat

mengakibatkan kerusakan integritas jaringan tanaman (Cheng & Crisosto !!"#.Adanya kerusakan jaringan seringkali mengakibatkan enzim kontak dengansubstrat. $nzim yang bertanggung jawab dalam reaksi pencoklatan enzimatisadalah oksidase yang disebut %enolase, %enoloksidase, tirosinase, poli%enolase,atau katekolase. alam tanaman, enzim ini lebih sering dikenal dengan poli%enoloksidase (PP'#. ubstrat untuk PP' dalam tanaman biasanya asam amino tirosindan komponen poli%enolik seperti katekin, asam ka%eat, pirokatekol)katekol danasam klorogenat Pencoklatan ini disebabkan oleh pengaruh akti*itas enzimPolypenol '+idase (PP'#, yang dengan bantuan oksigen akan mengubah gugusmonophenol menjadi ' hidroksi phenol, yang selanjutnya diubah lagi menjadi '

kuinon. -ugus ' kuinon inilah yang membentuk warna coklat. eaksi awal yangmelibatkan berlangsungnya kon*ersi senyawa %enol menjadi /uinon tergantungpada keberadaan enzim %enolase, gugus prostetik Cu01 dan oksigen. Contohbrowning enzimatis yang tidak diinginkan adalah pada buah apel karena terjadioksidasi dengan udara sehingga terjadi browning non enzimatis sedangkan nonenzimatis adalah reaksi yang bukan diakibatkan oleh akti*itas enzim melainkanselama pemasakan terjadi pembentukan warna coklat. ampak dari reaksibrowning non enzimatis adalah memberi pengaruh yang tidak dikehendaki,seperti penurunan mutu bahan pangan, penurunan asam amino esensial danterbentuknya komponen mutagenik pada bahan pangan.

Aplikasi browning yang diterapkan di bidang industri pada perusahaanpengolahan pisang Banana 2ueen. Pada industri ini digunakan reaksi maillarduntuk mengatur agar tidak terjadi reaksi browning yang berlebihan, karena jikaberlebihan maka akan merusak mutu dari bahan pangan tersebut. Pada industritersebut yang dikontrol untuk mengatur reaksi browningnya adalah pemanasanatau penggorengannya yaitu dengan suhu 34 5C dengan menggunakan alat*acum %rying. Pengorengan dengan suhu 34 5C sangat e%ekti% untuk menggorengpisang dan menghasilkan pisang dengan cita rasa yang manis dan warnanyacokelat emas, bila suhu yang digunakan melebihi 34 5 C maka akanmenyebabkan warna dari pisang tersebut berubah menjadi cokelat kehitamandan rasanya akan pahit.

-a%tar alir

Packaging6i+ing BumbuPenirisan

( spiner, 0 + "

Penggorengan

34 5 CPemotongan

Pengupasan

Pisang